ANALISIS KEMAMPUAN JALUR HIJAU JALAN SEBAGAI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PUBLIK UNTUK MENYERAP EMISI KARBON MONOKSIDA (CO) DARI KENDARAAN BERMOTOR DI KECAMATAN SUKOLILO SURABAYA GREEN LINE STREET CAPABILITY ANALYSIS AS GREEN OPEN SPACE (RTH) TO ABSORB CARBON MONOXIDE (CO) EMISSIONS FROM MOTOR VEHICLES IN SUKOLILO DISTRICT SURABAYA Muhimmatul Khoiroh1), dan Alia Damayanti
2)
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia 2) Email: 1)
[email protected];
[email protected]
Abstrak: Peningkatan jumlah penduduk disuatu wilayah akan berdampak pada pertumbuhan sektor transportasi yang cepat, terutama jumlah kendaraan bermotor. Hal ini menyebabkan jumlah total emisi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Sehingga perlu dilakukan analisis kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi karbon monoksida (CO) yang ada di Kecamatan Sukolilo, khususnya vegetasi pada jalur hijau Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah.. Dalam penelitian ini, dilakukan analisa kemampuan vegetasi dalam menyerap emisi CO. Data jumlah total emisi CO diperoleh dari survei kendaraan bermotor dengan metode traffic counting dan daya serap RTH diperoleh dari survei vegetasi eksisting dengan metode observasi di kecamatan Sukolilo. Waktu survey kendaraan bermotor dilakukan pada jam puncak yaitu pada pukul 06.00-08.00; 11.0013.00; 16.00-18.00; 19.00-21.00. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa daya serap vegetasi Jl. Arif Rahman Hakim adalah 3.400,43 ton/tahun, Jl. Nginden Semolo 144,71 ton/tahun dan Jl. Kertajaya Indah 123,15 ton/tahun. Sedangkan beban emisi dari ketiga jalan tersebut adalah 3.428,83 ton/tahun, 1.709,41 ton/tahun dan 4.077,25 ton/tahun. Dari ketiga jalan tersebut RTH eksisting belum mampu menyerap emisi CO yang ada. Kata kunci: Emisi Karbon, Daya serap vegetasi, dan Ruang Terbuka Hijau. Abstract: Increasing the number of population in a region will causes a rapid growth of transportation sector, especially on the number of motor vehicle. It also causes in line increase of the amount of emissions produced. So it is necessary to analyze the ability of vegetation to absorb carbon monoxide (CO) emission in Sukolilo district, especially vegetation that in Arif Rahman Hakim street, Nginden Semolo street and Kertajaya Indah Street. In this study will be conducted the analysis of the ability of vegetation to absorb carbon monoxide (CO) emissions. The total amount of CO emissions data was obtained from a survey of motor vehicle with traffic counting method and the absorbency of green open space was obtained from existing vegetation survey with observation method in Sukolilo district. A motor vehicles survey were conducted at the peak hour at 06.00-08.00; 11.00-13.00; 16.0018.00; 19.00-21.00. The results of data processing showed that the absorptive capacity of vegetation in Arif Rahman Hakim street was 3.400,43 ton/year, Nginden Semolo street was 144,71 ton/year and Kertajaya Indah Street was 123,15 ton/year. While the issuance of the third street was 3.428,83 ton/year 1.709,41 ton/year and 4.077,25 ton/year. From this study resulted that the exsisting green line street can not to absorb the CO emissions. Keywords: Carbon Emission, Absorptive Capacity of Vegetation, and Open Green Space.
PENDAHULUAN Daerah perkotaan merupakan daerah yang mempunyai peran dan fungsi utama sebagai pusat pemukiman penduduk, pusat pelayanan dan distribusi jasa pemerintahan, pusat pendidikan serta pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Seiring meningkatnya permintaan akan pemanfaatan lahan kota, mengakibatkan perubahan konfigurasi alami lahan perkotaan dan berbagai bentuk ruang terbukanya. Kedua hal ini umumnya merugikan keberadaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) yang sering dianggap sebagai lahan cadangan non ekonomis. Di lain sisi, kemajuan alat dan pertambahan jalur transportasi serta sistem utilitas, sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan warga kota, juga telah menambah jumlah bahan pencemar dan menimbulkan berbagai ketidaknyamanan di lingkungan perkotaan. Untuk mengatasi kondisi lingkungan kota seperti ini sangat diperlukan RTH karena dapat berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan dan menjaga kelangsungan kehidupan yang relatif lebih murah, aman, sehat dan nyaman (BAPPEKO Surabaya, 2008). Dengan volume kendaraan bermotor yang besar, emisi CO yang dihasilkan akibat dari kendaraan bermotor juga akan semakin besar seiring dengan terus meningkatnya volume kendaraan bermotor setiap tahunnya. Jumlah total emisi CO dari sektor transportasi di Kota Surabaya mencapai 5.269.460 ton CO/tahun (BLH Surabaya, 2012). Untuk menjaga kondisi lingkungan Kota Surabaya tetap seimbang maka diperlukan adanya RTH, khususnya RTH jalur hijau jalan. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan jalur hijau jalan dalam menyerap emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor di Kecamatan Sukolilo, khususnya jalur hijau Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo, dan Jl. Kertajaya Indah.
METODE Data yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang beroperasi di Kecamatan Sukolilo khususnya pada jalur hijau Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah. Pada pengambilan data jumlah kendaraan bermotor ini dilakukan dengan metode survei traffic counting. Counting adalah pengukuran jumlah kendaraan pada setiap ruas jalan. Pada penelitian ini dilakukan secara manual counts. Lokasi dipilih pada ruas jalan yang tidak memiliki hambatan (belokan, persimpangan ,dll) sehingga kecepatan kendaraan yang melewatinya stabil. Pemilihan lokasi sampling dilakukan di Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah, masing-masing diambil 2 titik sampling pada tiap jalan. Periode waktu dan jadwal perhitungan kendaraan di lokasi dilakukan pukul 06.00–08.00, 11.00-13.00, 16.00-18.00, dan 19.00-21.00. Pengamatan di lapangan dilakukan pada masing-masing bahu jalan dan dihitung sendiri-sendiri untuk setiap arah. Jenis kendaraan bermotor yang dihitung pada saat survey adalah Bis Kecil, Bis Sedang, Bis Besar, Angkot, Taksi, Mobil, Truk Kecil, Truk Sedang, Truk Besar dan Sepeda Motor. Pengumpulan data primer vegetasi dilaksanakan dengan observasi langsung RTH jalur hijau sepanjang Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Raya Kertajaya Indah yang selanjutnya akan di klasifikasikan berdasarkan jenis vegetasi, manfaat dan daya serapnya. Data hasil survei kendaraan pada setiap ruas jalan yang akan dianalisa adalah total jumlah kendaraan yang yang melintasi setiap jalan, baik dari arah masuk maupun keluar jalan. Perhitungan beban emisi akan dihitung berdasarkan persamaan berikut: (1) Keterangan : Q = Jumlah emisi (gr/jam) Ni = Jumlah kendaraan bermotor tipe-i (kendaraan/jam) FEi = Faktor emisi kendaraan bermotor tipe-i (gr/liter) Ki = Konsumsi bahan bakar kendaraan bermotor tipe-i (liter/100 km) L = Panjang jalan (km)
Nilai faktor emisi dengan tipe bahan bakar dan jenis kendaraan yang digunakan untuk menghitung emisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar yang telah disesuaikan dengan jenis kendaraannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1. Faktor emisi kendaraan bermotor berdasarkan tipe bahan bakar No. Tipe kendaraan/ bahan bakar Faktor Emisi CO (gr/liter) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bensin : Kendaraan penumpang Kendaraan niaga kecil Kendaraan niaga besar Sepeda motor Diesel : Kendaraan penumpang Kendaraan niaga kecil Kendaraan niaga besar Lokomotif
462.63 295.37 281.14 427.05 11.86 15.81 35.57 24.11
Sumber: Jinca dkk. 2009
No. 1.
2.
3. 4.
5. 6.
7. 8. 9.
10.
Tabel 2. Konsumsi energi spesifik kendaraan bermotor Jenis kendaraan Konsumsi energi spesifik (liter/100km) Mobil penumpang: a. Bensin 11,79 b. Diesel / solar 11,36 Bus besar a. Bensin 23,15 b. Diesel / solar 16,89 Bus sedang 13,04 Bus kecil a. Bensin 11,35 b. Diesel / solar 11,83 Bemo, Bajaj 10,99 Taksi a. Bensin 10,88 b. Diesel / solar 06,25 Truck besar 15,82 Truck sedang 15,15 Truck kecil a. Bensin 08,11 b. Diesel / solar 10,64 Sepeda motor 2,66
Sumber : Jinca dkk. 2009 Emisi karbon total merupakan penjumlahan dari nilai emisi karbon tiap jenis kendaraan di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Dengan melakukan pendekatan matematis, secara sederhana debit emisi yang dapat direduksi oleh RTH di kawasan jalur hijau Jalan di Kecamatan Sukolilo Surabaya adalah:
S
(2)
Keterangan : A = Total emisi CO B = Total daya serap CO oleh tumbuhan (Velayati, 2012) Tumbuhan memerlukan CO2 dalam proses fotosintesis sebagai sumber energi. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan konversi dari CO menjadi CO2 untuk mempermudah perhitungan daya serap karbon pada tumbuhan. Gas CO melalui proses alamiah di atmosfer dapat teroksidasi menjadi CO2. CO2 merupakan salah satu dari gas-gas pembentuk gas rumah kaca (GRK) oleh karena itu keberadaan CO secara tidak langsung dapat menyebabkan efek rumah kaca. Konversi dari CO ke CO2 menggunakan persamaan : (3) Keterangan : K = Emisi CO2 M = Massa CO (kg/tahun) Mr = CO sebesar 28; CO2 sebesar 44 Perhitungan kemampuan daya serap vegetasi adalah dengan mengkalikan jumlah pohon jenis tertentu dengan daya serapnya. Emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor akan teroksidasi menjadi CO2. Berdasarkan penelitian Kusminingrum (1997) terdapat beberapa jenis tanaman yang dapat menyerap CO. Namun jenis yang ditelitinya sangat sedikit. Dibandingkan dengan penelitian Dahlan (2007) yang menemukan 31 jenis vegetasi yang mampu menyerap CO2. Dalam penelitian ini digunakan data penelitian terdahulu dari Dahlan. Penelitian yang dilakukan pada 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman) terbukti sebagai vegetasi yang menyerap paling banyak CO2. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg CO2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Emisi Perhitungan jumlah kendaraan bermotor dilaksanakan selama tiga hari yaitu selasa 15 April 2014, Rabu 17 April 2014 dan Kamis 17 April 2014 dengan tujuan untuk mengetahui jumlah kendaraan rata-rata yang dapat mewakili dari jumlah kendaraan setiap harinya. Hasil survei rata-rata jumlah kendaraan pada masing-masing ruas jalan dapat dilihat pada Tabel 3.
Waktu/ Jenis Kendaraan
Tabel 3. Hasil survei traffic counting Rata-Rata per jam Jl. Arif Rahman Hakim
Jl. Nginden Semolo
Jl. Kertajaya Indah
Bus Kecil
1
2
1
Bus Sedang
0
0
1
Bus Besar
2
1
1
Angkot
11
2
14
Taksi
20
0
70
Waktu/ Jenis Kendaraan
Rata-Rata per jam Jl. Arif Rahman Hakim
Jl. Nginden Semolo
Jl. Kertajaya Indah
1.069
1.017
1.983
Truk Kecil
11
7
28
Truk Sedang
10
0
16
4
10
4
2.663
5.187
3.322
Mobil
Truk Besar Sepeda Motor
Pada Tabel 3 diperoleh bahwa kendaraan bermotor yang paling dominan melintasi ketiga ruas jalan tersebut adalah sepeda motor dan mobil. Panjang jalan yang digunakan pada penelitian ini adalah Jl. Arif Rahman Hakim sebesar 2,8 km, Jl. Nginden Semolo sebesar 1,1 km, dan Jl. Kertajaya Indah sebesar 2 km. Perhitungan beban emisi CO pada tiap jenis jalan dihitung dengan persamaan (1). Data yang dibutuhkan adalah data jumlah kendaraan ratarata (kendaraan/jam), faktor emisi (g/liter), konsumsi bahan bakar (liter/100 km) dan panjang jalan. Nilai faktor emisi CO dan konsumsi energi kendaraan dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Setelah dilakukan perhitungan dengan persamaan (1), didapatkan hasil total emisi dari masing-masing jalan adalah sebagai berikut: Jenis Kendaraan Bus Kecil
Tabel 4. Beban emisi karbon monoksida Beban Emisi CO rata-rata (ton/tahun) Jl. Arif Rahman Hakim 0,02
Jl. Nginden Semolo 0,03
Jl. Kertajaya Indah 0,01
Bus Sedang
0,01
-
0,04
Bus besar
0,11
0,02
0,02
Angkot
13,27
0,79
11,90
Taksi
24,86
0,02
60,45
Mobil
1.410,96
527,11
1.868,82
Truk Kecil
1,03
0,27
1,86
Truk Sedang
1,31
-
1,47
Truk Besar
0,48
0,55
0,35
731,91
560,01
652,06
2.183,97
1.088,80
2.596,98
Sepeda Motor Total
Setelah didapatkan jumlah emisi CO, dilakukan konversi dari CO ke CO 2 dengan menggunakan persamaan (3) yang bertujuan untuk mempermudah tumbuhan dalam menyerap karbon untuk selanjutnya dilakukan proses fotosintesis. Berikut adalah perhitungan dari konversi CO ke CO 2 Konsentrasi Emisi CO2 (K)
= [(2.183,97 ton/tahun)/28) x 44] = 3.428,83 ton/tahun
Perhitungan Daya Serap Tanaman Keberadaan vegetasi yang ada pada sepanjang jalur hijau jalan diharapkan mampu memberikan fungsi yang sesuai dengan kegiatan transportasi yang ada. Jumlah jenis dan jumlah total individu vegetasi didapatkan dengan melakukan survei langsung pada ketiga jalur hijau jalan. Hasil survei jenis dan jumlah vegetassi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil survei vegetasi eksisting
Nama Jalan
Jl. Arif Rahman Hakim Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah
Jumlah Jenis Vegetasi 20 10 9
Jumlah Daya serap Vegetasi pohon (ton/tahun) 632 3.400,415 459 278
144,700 123,144
Daya serap semak (ton/tahun) 0,010759 0,012720 0,081058
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa daya serap terbesar terdapat pada Jl. Arif Rahman Hakim, karena terdapat jumlah jenis vegetasi terbanyak dibandingkan dengan Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah serta didominasi oleh pohon trembesi dan pohon angsana. Analisa Beban Emisi Karbon dan Daya Serap RTH Setelah diperoleh total beban emisi CO2 dan daya serap CO2, maka untuk mengetahui kemampuan jalur hijau jalan dalam menyerap emisi yang dihasilkan adalah dengan menghitung sisa emisi. Perhitungan sisa emisi Jl. Arif Rahman Hakim, Jl. Nginden Semolo dan Jl. Kertajaya Indah menggunakan persamaan (2). Total daya serap CO2 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Total daya serap karbon dioksida kecamatan sukolilo tahun 2014
No 1 2 3
Jalan Jl. Arif Rahman Hakim
Jl. Nginden Semolo Jl. Kertajaya Indah
Daya Serap CO2 Beban Emisi CO2 Sisa Emisi (ton/tahun) (ton/tahun) (ton/tahun) 3.400,43 3.428,83 28,41 144,71 1.709,41 1.564,70 123,15 4.077,25 3.954,10
Berdasarkan Tabel 6, dapat disimpulkan bahwa dari ketiga jalur hijau jalan belum mampu menyerap emisi CO yang dihasilkan dari kendaraan bermotor secara maksimal karena masih terdapat sisa emisi pada masing-masing jalan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa daya serap vegetasi Jl. Arif Rahman Hakim adalah 3.400,43 ton/tahun, Jl. Nginden Semolo 144,71 ton/tahun dan Jl. Kertajaya Indah 123,15 ton/tahun. Dari ketiga jalan tersebut RTH eksisting belum mampu menyerap emisi CO yang ada karena masih terdapat sisa emisi dari emisi yang dihasilkan.
SARAN Pada penelitian selanjutnya, untuk pengambilan data primer kendaraan bermotor sebaiknya menggunakan
sistem duplo agar data yang didapatkan lebih akurat dibandingkan dengan sistem single. Perhitungan emisi CO sebaiknya lebih spesifik lagi, karena emisi CO tidak hanya dihasilkan dari kegiatan transportasi saja.
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Badan Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang telah memberikan data dan informasi tentang kualitas udara dan jenis vegetasi di Kota Surabaya, Khususnya Kecamatan Sukolilo serta semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini baik langsung di lapangan maupun secara tidak langsung.
DAFTAR PUSTAKA BAPPEKO Surabaya. “Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Unit Pengembangan Satelit : Laporan Pendataan dan Identifikasi Tahun 2008”. Surabaya, 2008. Jinca, M.Y. “Pencemaran Udara Karbon monoksida dan Nitrogenoksida akibat kendaraan bermotor pada ruas jalan padat lalu lintas di Kota Makassar.”Simposium. Surabaya. (2009) Kusminingrum, Nanny. “Pengaruh Tanaman Jalan Terhadap Baku Mutu Lingkungan Jalan”. Pusat Penelitian Bangunan Jalan dan Jembatan. Jakarta, 1997. Velayati, L.H. “Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Berdasarkan Serapan Gas CO 2 di Kota Pontianak. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura”. Pontianak, 2012.