UPAYA MENUMBUHKAN DAYA INGAT JURUS SATU REGU PENCAK SILAT DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DI KELAS X SMA MUHAMMADIYAH NANGA PINOH
1
Damayanti1, Rif’at Hamdy2, Ari Fauzi Hakim3 Mahasiswa Lulusan Program Studi Penjaskesrek Tahun 2015 2 Dosen Universitas Tanjungpura Pontianak 3 Dosen STKIP Melawi
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menumbuhkan daya ingat jurus satu pencak silat dalam pembelajaran Penjasorkes dengan menggunakan media audio visual di kelas X SMA Muhammadiyah Nanga Pinoh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah Nanga Pinoh semester I tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 24 siswa, diantaranya 15 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Hasil penelitian daya ingat jurus satu pencak silat dalam pembelajaran penjasorkes siswa semakin meningkat dengan kriteria ketuntasan 54,17 % menjadi 79,17%. Kata Kunci: Daya ingat, jurus satu regu pencak silat, Pembelajaran Penjasorkes dan metode audio visual
Media audio visual dalam proses belajar
mengajar
dapat
Menurut (2009),
R.
ingatan
Teti
Rostikawati
merupakan
suatu
membangkitkan keinginan dan minat
proses biologi, yaitu pemberian kode-
yang baru, membangkitkan motivasi
kode
dan rangsangan kegiatan belajar, dan
pemanggilan informasi kembali ketika
bahkan membawa pengaruh-pengaruh
informasi tersebut dibutuhkan. Jadi,
psikologis terhadap siswa. Penggunaan
daya
media
sangat
mengingat
proses
pengalaman yang telah lampau.
audio
membantu
visual
akan
keefektifan
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
terhadap
ingat
informasi
adalah
dan
kemampuan
kembali
dipikiran
PB IPSI berserta BAKIN (dalam Mulyana
2013:86)
mendefinisikan
sebagai berikut: Pencak silat adalah 88 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148
hasil budaya manusia Indonesia untuk
interaksi Siswa dengan pendidik dan
membela, mempertahankan eksistensi
sumber belajar pada suatu lingkungan
(kemandiriannya), dan integritasnya
belajar. Pendidikan Jasmani Olahraga
(manunggal)
dan
terhadap
lingkungan
Kesehatan
hidup/alam sekitarnya untuk mencapai
integral
dari
keselarasan hidup guna meningkatkan
keseluruhan,
iman dan takwa kepada Tuhan Yang
mengembangkan
Maha Es
jasmani,
merupakan
bagian
pendidikan
secara
bertujuan
untuk
aspek
kebugaran
keterampilan
gerak,
berpikir
kritis,
Jurus regu atau jurus wiraloka
keterampilan
adalah jurus yang menampilkan satu
keterampilan
regu pesilat (3 orang) dari kubu yang
stabilitas emosional, tindakan moral,
sama, memperagakan rangkaian teknik
aspek pola hidup sehat dan pengenalan
jurus
lingkungan bersih melalui aktivitas
wajib
mengenakan
tangan
pakaian
kosong,
pencak
silat
jasmani,
sosial,
olahraga
dan
kesehatan
warna hitam dengan sabuk putih tanpa
terpilih
musik secara etis, efektif, estetis dan
sistematis dalam rangka mencapai
kesatria sesuai dengan peraturan yang
tujuan pendidikan nasional.
berlaku.
yang
penalaran,
direncanakan
secara
Menurut Wina Sanjaya (2006:
Jurus regu ini terdiri dari 12 jurus,tetapi
ini
media yang selain mengandung unsur
peneliti hanya menyampaikan jurus
suara juga mengandung unsur gambar
satu yang sesuai dengan audio visual
yang bisa dilihat, misalnya rekaman
yang telah peneliti sediakan. Adapun
video, film, slide suara, dan lain
gerakan jurus satu dalam kategori regu
sebagainya. Kemampuan media ini
ini meliputi: sikap awal,
dianggap lebih baik dan menarik.
tengah,
dalam
tangkisan
penelitian
172) media audio visual yaitu jenis
gedig,
kuda-kuda pukulan
samping, sikap pasang 8, tangkisan siku
bawah,
tendangan
T
atau
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
menggunakan
penelitian tindakan kelas (Classsroom
tendangan samping dan sikutan.
action research), karena penelitian
Undang-Undang No.
dilakukan untuk memecahkan masalah
2003
20 Tahun
Tentang Sistem Pendidikan
pembelajaran
dikelas.
Penelitian
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan
tindakan kelas ini dilaksanakan di
bahwa
SMA Muhammadiyah Nanga Pinoh
Pembelajaran adalah proses
89 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148
pada siswa kelas X semester I tahun pelajaran
2014/2015. Pelaksanaan
Prosedur
penelitian
adalah
langkah-langkah operasional baik yang
penelitian ini terbagi menjadi dua
terkait
siklus yang terdiri dari perencanaan
pelaksanaan,
tindakan,
maupun refleksi. Pengambilan data
pelaksanaan
tindakan,
observasi dan refleksi. Subjek
dengan
dalam
penelitian
ini
perencanaan, observasi/evaluasi,
penelitian
ini
dilakukan
hanya
menggunakan teknik observasi dan
dilakukan pada siswa kelas X SMA
penilaian hasil tes pembelajaran siswa
Muhammadiyah
sebagai data kuantitatif dan kualitatif.
Nanga
Pinoh
Kabupaten Melawi semester ganjil
Untuk
tahun
yang
kuantitatif dan kualitatif diperoleh dari
berjumlah 24 orang terdiri dari 18 laki-
hasil tes daya ingat siswa dalam proses
laki dan 9 perempuan.
pembelajaran yang dilakukan dua kali
ajaran
Objek
2014/2015
penelitian
menggunakan
media
keperluan
analisis
data
ini
adalah
penilaian terhadap materi olahraga
audio
visual
(pencak silat). Prosedur penelitian
untuk menumbuhkan daya ingat jurus
yang
satu
dalam
Muhammadiyah Nanga Pinoh kelas X
Penjasorkes.
ini menggunakan rancangan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada
Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
semester I tahun pelajaran 2014/2015
dari
yang dilaksanakan dari tanggal 19
Pelaksanaan
Agustus 2014 dan berakhir
Refleksi
regu
pencak
pembelajaran
silat
pada
dilaksanakan
:
di
SMA
Perencanaan
tindakan,
tindakan,
Observasi,
tanggal 9 September 2014. Melalui media
audio
pembelajaran olahraga
dan
visual
dalam
pendidikan
jasmani
kesehatan
penulis
berupaya dapat menumbukan daya ingat jurus satu regu pencak silat siswa dan
dapat
keberhasilan
mengetahui yang
penulis
tingkat capai
dengan menggunakan media audio visual ini.
PEMBAHASAN Hasil
pengamatan
siklus
penilaian sikap menunjukkan bahwa dari 24 siswa terdapat 22 siswa yang tuntas dan 2 siswa yang tidak tuntas. Pada siklus I skor siswa tertinggi adalah 9 dan yang terendah adalah 6. Jadi nilai yang tertinggi 90 dan yang terendah 60. Jumlah semua nilai
90 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148
I
adalah
1760,
rata–rata
73,33,
ketuntasan siswa adalah 91,67%. Hasil
pengamatan
rata 70,83, persentase ketuntasan siswa adalah 54,17%.
I
Hasil
pengamatan
penilaian pengetahuan terdapat 21
penilaian
keterampilan
siswa yang tuntas dan 3 siswa yang
terdapat 19 siswa yang tuntas dan 5
tidak tuntas. Skor siswa tertinggi
siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II
adalah 9 dan yang terendah 6. Jadi
skor siswa tertinggi adalah 8 dan yang
nilai siswa yang tertinggi adalah 90
terendah adalah 5. Jadi nilai yang
dan yang terendah 60. Jumlah semua
tertinggi 100 dan yang terendah 62,5.
nilai adalah 1780 dan rata–rata 74,17
Jumlah semua nilai adalah 2000, rata–
maka ketuntasan siswa adalah 87,5%.
rata 83,33 yang didapat dari nilai
Berdasarkan analisis data tersebut
semua siswa dibagi dengan jumlah
dapat disimpulkan bahwa perolehan
siswa
nilai
telah
dihitung dari jumlah siswa yang tuntas
mencapai Krietria Ketuntasan Minimal
dikali seratus dibagi dengan jumlah
(KKM) yaitu >70. Jadi pada siklus
siswa, maka ketuntasan siswa pada
selanjutnya tidak perlu diadakan tes
Siklus II ini adalah 79,17%.
Pengetahuan
siklus
siswa
pengetahuan lagi Hasil
dan
siklus
I
24
persentase
Kesimpulannya
pengamatan
siklus
II
siswa
ketuntasan
menggunakan
audio visual, daya ingat jurus satu regu
penilaian keterampilan dari 24 siswa
pencak
silat
pada
pembelajaran
terdapat 13 siswa yang tuntas dan 11
penjasorkes perolehan belajar siswa
siswa yang tidak tuntas. Pada siklus I
semakin meningkat. Hasil pengamatan
skor siswa tertinggi adalah 7 dan yang
terhadap proses pembelajaran mulai
terendah adalah 4. Jadi nilai yang
dari Siklus I dan Siklus II ini adalah
tertinggi 87,5 dan yang terendah 50.
sebagai berikut:
Jumlah semua nilai adalah 1700, rata– Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Peningkatan Siklus I dan Siklus II N Tindakan o 1
Jumlah Siswa
Siklus I
Siswa Siswa Tidak Jumlah Rata –Rata Ketuntasan Tuntas Tuntas Keseluruhan (%) 13
11
1700
70,83
54,17%
19
5
2000
83,33
79,17%
24 2
Siklus II
Tabel tersebut diketahui jumlah seluruh nilai pada Siklus I adalah 1700
dan Siklus II adalah 2000. Dengan demikian
diketahui
jumlah
91 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148
nilai
keseluruhan meningkat sebesar 300.
25%.
Rata-rata pada Siklus I adalah 70,83
dibawah ini adalah grafik peningkatan
dan Siklus II adalah 80,33 sehingga
siklus dari Siklus I ke Siklus II
nilai siswa meningkat sebesar 9,5
terhadap daya ingat jurus satu regu
sedangkan
pencak silat siswa kelas X SMA
persentase
ketuntasan
Siklus I adalah 54,17% dan Siklus II
Untuk lebih jelas berikut
Muhammadiyah Nanga Pinoh.
adalah 79, 17% meningkat sebesar
350
300
300 250 200 150 100 50
9,5
25%
0 Jumlah Rata-rata Ketuntasan Grafik 3. Hasil Peningkatan Siklus
Grafik tersebut menunjukkan
Berdasarkan analisis terhadap data
kondisi siswa pada pembelajaran jurus
hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
satu regu pencak silat memenuhi
bahwa penerapan media audio visual
kriteria yang telah ditetapkan. Dengan
dapat menumbuhkan daya ingat jurus 1
demikian dapat disimpulkan bahwa
regu pencak silat dalam pembelajaran
penggunaan media audio visual dalam
penjasorkes
upaya menumbuhkan daya ingat jurus
media
satu
dalam
SMAMuhammadiyah Nanga Pinoh.
pembelajaraan Penjasorkes siswa kelas
Analisis data yang diperoleh adalah
X SMA Muhammadiyah Nanga Pinoh
sebagai berikut: Peneliti mendapatkan
dinyatakan berhasil.
hasil dalam pengamatan pada siswa X
regu
pencak
silat
dengan
audio
visual
menggunakan di
kelas
X
SMA Muhammadiyah Nanga Pinoh SIMPULAN
dalam
proses
pembelajaran
penjasorkes yaitu daya ingat jurus 1 92 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148
regu
pencak silat, maka peneliti
penelitian
mendapatkan
hasil
mendapatkan hasil sebagai berikut:
peningkatan pada siklus I ke siklus II
Pada Siklus I data hasil yang diperoleh
dengan
adalah dengan jumlah seluruh nilai
jumlah seluruh nilai siswa 300, rata–
siswa 1700, nilai rata–rata 70,83 dan
rata 9,5 dan ketuntasan meningkat 25
ketuntasan 54,17%. Pada siklus II data
sehingga terdapat peningkatan disetiap
hasil yang diperoleh adalah dengan
siklusnya,
jumlah seluruh nilai siswa 2000, nilai
dinyatakan berhasil.
rata–rata
83,33
dan
memperoleh
maka
hasil
penelitian
ketuntasan
79,17%. Peneliti setelah melakukan DAFTAR PUSTAKA Gafur, Abdul. 1983. Unsur Pembinaan Bangsa dan Negara. Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. JS. Husdarta dan Yudha M. Saputra, 2013. Belajar dan Pembelajaran Penjasorkes, Bandung: Alfabeta. Mulyana, 2013. Pendidikan Pencak Silat. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nixon, J.E. dan Jewet, A. E. 1980. An Inrodcion to Physical Educaion. Philadelphia: Saunders Collage Rostikawati, T. R. 2009. Mind Map dalam metode quantum learning pengaruhnya terhadap prestasi belajar dan kreativitas siswa. (online) tersedia: http://fkipunpak.org/teti.html. (tanggal buka 24 Juni 2014).
93 | J u r n a l P e n d i d i k a n J a s m a n i K e s e h a t a n d a n R e k r e a s i I S S N : 2252-8148
dengan
ini