ANALISIS PENGARUH MERCHANDISE, PROMOSI, ATMOSFIR DALAM GERAI, PELAYANAN RITEL, DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus pada Toko Buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang) Muhammad Ikhwanuddin Muslim Drs. H. Mudiantono, M.Sc.
ABSTRACT The development of retail business in Indonesia is increasingly rapidly, describing the purchasing power of consumers is quite high. Existing retail types of retailing is increasingly varied and diverse. Gramedia Bookstore as one of the biggest retailer network that sells book and stationery in indonesia presence in Semarang. Gramedia Bookstore Pandanaran in Semarang, become one of the choice of books and stationery shop in Semarang. Various resasons for consumers to purchase at Gramedia Bookstore. It is important to indentified consumer behaviour in making puchasing decisions. An effort to encourage consumer purchasing decisions, Gramedia Pandanaran Bookstore in Semarang make marketing strategy through merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price. Based on research results of 100 respondents consumers at Gramedia Bookstore Pandanaran Semarang. data obtained for the test conducted to meet the test of validity, reliability, and test the classical assumptionThen the data is processed so as to produce a regression equation as follows: Y = 0,258 X1 + 0,237 X4 + 0,197 X5 + 0,182 X3 + 0,175 X2 The results show that, independent variables are simultaneously are merchandise (X1), promotion (X2), store atmosphere (X3), retail services (X4), and price (X5) influential positive impact on purchase decisions dependent variable (Y). Adjusted R Square value = 0.529, meaning 52,9% purchase decision factors can be explained by the Independent variable (merchandise, promotions, store atmosphere, retail service, and price) while remaining 47.1% is explained by factors the other is not examined. Key words: Merchandise, Promotions, The atmosphere in the front, Retail Services, and Price, Purchase Decision, Regression Analysis.
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Toko buku Gramedia yang merupakan salah satu jaringan retail toko
buku terbesar di Indonesia dengan lebih dari 98 cabang di 30 kota besar di Indonesia dan 3 outlet di Negeri Jiran Malaysia. Toko Buku Gramedia didirikan 2 Februari 1970 oleh P.K. Ojong, yang juga merupakan pendiri KKG (Kelompok Kompas Gramedia), dengan misi turut serta menyebarkan produk pendidikan dan informasi, demi tercapainya cita-cita bersama mencerdaskan kehidupan bangsa, menuju masyarakat baru Indonesia yang berkehidupan Pancasila Pasar buku secara umum terbagi ke dalam dua kelompok besar. Pertama adalah pasar yang berlaku umum di mana penerbit harus memasarkan bukunya secara bebas untuk dapat menjangkau konsumen. Hal ini biasanya dilakukan melalui pemasaran yang agresif, baik melalui toko buku maupun penjualan langsung ke konsumen. Menarik untuk dianalisis dari besaran pasar buku di Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan. Mengutip dari rangkuman data yang telah diperoleh oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) tentang industri buku nasional bahwa: Tidak ada besaran pasar yang pasti untuk industri buku Indonesia, tetapi sebagai gambaran berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan: 1. Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI) menyatakan bahwa omset buku/tahun sekitar Rp 6-7 Triliun, dengan Rp 5-6 Triliun khusus untuk buku pelajaran. 2. Sementara Swa Sembada memperkirakan omset sekitar Rp 5 Triliun. 3. Angka fantastis oleh pusat perbukuan nasional, dengan ausmsi satu orang siswa satu buku umtuk setiap mata pelajaran, maka besar pasar buku diperkirakan sekitar Rp 15 Triliun.
Tabel 1 Data Jumlah Pengunjung dan Data Jumlah Transaksi Toko Gramedia Pandanaran Kota Semarang Januari - Agustus 2011 Persentasi Rata-rata jumlah jumlah Bulan transaksi/jumlah pengujung pengunjung perhari (Orang) (Orang) Januari 83.280 48.711 58.49% 2.686 Februari 73.432 37.243 50.72% 2.623 Maret 92.305 53.213 57.65% 2.978 April 76.282 47.423 62.17% 2.543 Mei 77.029 38.307 49.73% 2.485 Juni 65.259 33.503 51.34% 2.175 Juli 86.468 42.773 49.47% 2.789 Agustus 52.770 21.451 40.65% 1.702 Sumber: Toko Gramedia Pandanaran Semarang 2011 (data diolah) Jumlah Pengunjung (Orang)
B.
Jumlah Transkasi (orang)
Rata-rata jumlah (Orang) transaksi perhari 1.571 1.330 1.717 1.581 1.236 1.117 1.380 692
Perumusan Masalah Adapun masalah dalam penelitian ini dengan melihat jumlah transaksi
penjualan tiap bulannya dari periode bulan Januari hingga Agustus tahun 2011 seperti yang ditunjukan dalam tabel 1.3 diatas. Ada trend penjualan yang terus menurunan dari periode bulan Juni hingga Agustus, bahkan penjualan bulan Agustus menjadi penjualan terendah jika dibandingkan dengan penjualan bulan sebelumnya. Pengunjung yang datang dan melakukan pembelian pada bulan Agustus hanya mencapai 40,65% dari jumlah semua pengunjung yang datang pada bulan Agustus yang mencapai 52.770 orang pengunjung. berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini, akan dibahas tentang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada usaha ritel, antara lain merchandise, promosi, atmosfer dalam gerai, pelayanan ritel, dan harga. Oleh karena itu perlu diketahui bagaimana pengusaha ritel dalam hal ini toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang sebagai objek penelitian menerapkan faktor-faktor tersebut dalam rangka mendorong keputusan pembelian konsumen toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang.
II.
TELAAH PUSTAKA
A.
Keputusan Pembelian Dalam membeli sutu barang atau jasa, seorang konsumen harus melewati
beberapa tahapan atau proses dalam keputusan pembelian. Menurut Mowen dan Minor (2002), keputusan konsumen merupakan semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih di antara pilihan-pilihan pembelian mereka. Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut Kotler (2005) ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian. Yaitu; (1) pengenaklan masalah, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pasca pembelian. Gambar 1 Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap Mengenali masalah
1.
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
Pengenalan Masalah Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan. Pengenalan kebutuhan terpicu ketika konsumen diekspos pada stimulasi internal (rasa haus) atau stimulasi eksternal (promosi, harga, saluran distribusi/tempat dan promosi).
2.
Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhanya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membagi nya kedalam dua level rangsangan. (1) Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. mungkin mulai aktif
(2) Pada level selanjutnya, orang itu
mencari informasi. Sumber informasi konsumen
digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini. a.
Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b.
Sumber Komersial: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.
c.
Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
d.
Sumber pengalaman: penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
3.
Evaluas Alternatif Setelah
mendapatkan
informasi
dan
merancang
sejumlah
pertimbangan dari produk altenatif yang tersedia, konsumen siap untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan informasi yang tersimpan dalam ingatan, ditambah dengan informasi yang diperoleh dari luar
untuk
membangun
suatu
kriteria
tertentu.evaluasi
sering
mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengauhi perilaku pembelian mereka. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. (1) konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. (2) konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. (3) konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4.
Keputusan Pembelian Sejalan dengan evaluasi atas berbagai macam alternatif, konsumen dapat memutuskan produk mana yang akan dikonsumsi dan dapat memuaskan kebutuhannya. Kepuasan akan produk yang diputuskan untuk di konsumsi akan tercapai jika suatu produk sesuai dengan keinginan dan harapan dengan pertimbangan berbagai macam alternatif.
5.
Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian dan mengkonsumsi produk yang di konsumsi. Konsumen akan mengalami kesesuaian dan ketidaksesuian dengan fiturfitur tertentu pada produk. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan
kinerja, semakin
besar ketidakpuasan konsumen. kepuasan dan
ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika puas, konsumen akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga cenderung menceritakan hal-hal yang baik tentang merek-merek tersebut kepada orang lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan
produk tersebut bahkan memberikan komentar yang
buruk kepada khalayak luas. B.
Keputusan Pembelian Konsumen Ritel Menurut peter dan olson (dalam Simamora, 2003) khusus dalam
pembelian ritel terdapat pola perilaku tertentu dan alternatif berbeda. pola perilaku ini terbagi menjadi tujuh kategori, dimana masing-masing kategori dapat berubah urutanya. Karena pada dasarnya setiap manusia berbeda maka perilkunya pun berbeda walaupun perilaku tersebut relatif sama. Gambar 2 Pola Perilaku Konsumen dalam Ritel
C.
Merchandise Kegiatan pedagang eceran atau peritel meliputi perdagangan yang menjual
produk dan jasa langsung kepada konsumen. Merchandise adalah produk-produk yang dijual peritel kepada konsumen dalam gerainya kepada konsumen, sedangkan merchandising dapat diartikan sebagai upaya pengadaan dan penanganan barang (Sujana, 2005). Selanjutnya Davidson (dikutip oleh Sujana, 2005) menjelaskan bahwa terminologi The 5 Right of merchandising sebagai berikut: 1. Right Merchandise: berarti jenis, model, merek, warna, ukuran, dan lainya yang ingin dibeli oleh konsumen. 2. Right Place: merujuk bukan hanya pada lokasi toko, melainkan barang apa yang selayaknya ada di suatu toko dan tempat pemajangan di toko dan tempat pemajangan di dalam toko itu sendiri. 3. Right Quantities: berarti bahwa keberadaan barang dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. 4. Right Time: berarti bahwa keberadaan barang di toko pada saat mana konsumen membutuhkanya. 5. Right price: adalah tingkat harga barang yang pantas dan bersaing pada timgkat mana masih memberikan keuntungan bagi retailer. Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji kebenaranya sebagai berikut: H1: Merchandising berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. D.
Promosi Bisnis ritel berkenaan dengan pemasaran barang-barang (atau jasa) yang
dibutuhkan oleh masyarakat baik itu perorangan maupun rumah tangga. Penting dalam setiap kegiatan usaha dan melakukan proses pemasaran adalah menginformasikan keberadaan usaha kita kepada masyarakat dan konsumen potensial. Pembahasan mengenai mengenai orang banyak berarti berbicara tentang
pikiran dan emosi mereka. Ditekankan oleh pendapat dari Kotler dan Keller (2007) bahwa: Pemasaran modern memerlukan lebih daripada sekadar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat terjangkau. Perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihakpihak yang berkepentingan sekarang dan yang akan datang, dan masyarakat umum. Promosi dilakukan dengan mengkombinasikan beberapa elemen promosi yang dikenal dengan promotion mix. Promotion mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal selling, dan publisitas. a) Advertising (periklanan) Iklan dijalankan melalui media cetak seperti koran dan majalah, media elektronik seperti televisi, radio, bioskop dan internet (Ma’ruf, 2005). b) Sales Promotion (promosi penjualan) Sales promotion adalah program promosi peritel dalam rangka mendorong terjadinya penjualan atau untuk meningkatkan penjualan atau dalam rangka mempertahankan minat pelanggan untuk tetap berbelanja padanya (Ma’ruf, 2005). c) Public Relations (hubungan masyarakat) Publik bagi peritel adalah pemilik atau pemegang saham, pelanggan, pemerintah, masyarakat luas di kota, penduduk sekitar, media massa, para opinion leader khususnya tokoh masyarakat baik yang skala nasional maupun skala lokal, para karyawan dan keluarga mereka, serikat pekerja dan para pemasok. (Ma’ruf, 2005). d) Personal selling Personal selling adalah upaya penjualan yang dilakukan oleh para karyawan di gerai ritel kepada calon pembeli (Ma’ruf, 2005). Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji kebenaranya sebagai berikut: H2: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan Pembelian
E.
Atmosfer dalam gerai Desain gerai akan menghasilkan suasana yang nyaman dan menarik bagi
setiap kunjungan konsumen dalam berbelanja: menurut pendapat Levy and Weitz (2001) atmosfer dalam gerai adalah: Atmospheric refers to the design of an environment via visual communications, lighting, colors, music, and scent to stimulate customers perceptual and emotional responses and ultimately to affect their purchase behavior. Menurut Berman and Evans (2001) mendefinisikan store atmosphere bahwa “Atmosphere refers to the store’s physical characteristics that are used to develop an image and draw customers”. Yang paling penting dalam desain toko menurut Ma’ruf (2005) adalah “pada initinya, desain toko bertujuan memenuhi syarat
fungsional
sambil
menyediakan
pengalaman
berbelanja
yang
menyenangkan sehingga mendukung terjadinya transaksi”. Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji kebenaranya sebagai berikut: H3: Atmosfer dalam gerai
berpengaruh positif terhadap keputusan
pembeian.
F.
Pelayanan ritel Kepuasan dalam mengkonsumsi suatu produk (barang dan jasa)
merupakan keseluruhan dari rangkaian transaksi antara penjual dan pembeli hingga ketika mengonsumsi produk. Kegiatan pelayanan dalam ritel bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di gerai (Simamora, 2005). Menurut Simamora (2001) berpendapat bahwa: layanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan dengan produk fisik maupun tidak.
Tingkat pelayanan yang diberikan erat kaitannya dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan ritel untuk mendukung usaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Retail Service bersama unsur-usnur bauran pemasaran ritel lainya mempunyai fungsi yang sama strategis nya dalam memenuhi kebutuhan pembeli dalam berbelanja dan dalam mendukung kesuksesan penjualan di bisnis ritel. Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji kebenaranya sebagai berikut: H4: Pelayanan ritel berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
G.
Harga Penetapan harga merupakan hal yang sulit untuk diputuskan ketika
menjual produk kepada konsumen. Harga harus mampu mewakili nilai dan tolak ukur dari produk (barang dan jasa) yang akan di konsumsi. Seperti yang dikatakan Raymond Corey (dikutip oleh Kertajaya, 2006) bahwa harga “merupakan ekspresi nilai, yang mana nilai menyangkut kegunaan dan kualitas produk, citra yang terbentuk
melalui iklan dan promosi, ketersediaan produk melalui jaringan
distribusi, dan layanan yang menyertainya”. Dalam bisnis pedagang eceran atau ritel harga sebagai salah satu alat persaingan yang dapat ditawarkan oleh masingmasing peritel. Swastha dan Irawan (2000) menyatakan bahwa “harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001) menyatakan bahwa “harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau sejumlah nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa tersebut”. Tjiptono (2002) mengemukakan bahwa “harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau hak penggunaan suatu barang dan jasa”. Dari uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesa yang akan diuji kebenaranya sebagai berikut:
H5: Harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembeian konsumen
H.
Kerangka Penelitian Gambar 3 Kerangka Pemikiran
III.
METODE PENELITIAN
A.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Tabel 2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
No 1
Variabel Penelitian Merchandising (X1)
2
Promosi (X2 )
3
Atmosfer dalam gerai (X3)
4
Pelayanan Ritel (X4 )
1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.
Indikator Variasi produk yang dijual Ketersedian produk lengkap Kualitas produk yang dijual Kecepatan dalam distribusi produk baru Kuantitas kegiatan promosi Penetapan harga diskon kupon berhadiah dan potongan harga Tampilan lay-out menarik Penataan (display) produk Suasana internal toko Lay-out toko yang memudahkan pergerakan Tersedianya fasilitas customer service Pramuniaga yang terampil Papan petunjuk kategori produk
5
Harga (X5 )
6
Keputusan Pembelian (Y)
B.
4. 5. B. C. D. 1. 2. 3.
Praminiaga yang cepat tanggap Tersedia katalog dan database produk Harga sesuai kualitas Harga bersaing Harga terjangkau Kemantapan untuk membeli produk Ketertarikan untuk membeli ulang Rekomendasi
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Berupa responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Populasi dan Sampel
C.
Popilasi dan Sampel Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah masyarakat yang pernah
berkunjung dan melakukan pembelian di toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu penulis menggunakan pertimbangan sendiri dengan cara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh penulis (Sugiyono, 2001). Kriteria sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang dapat memenuhi kebutuhan penilitian yang dapat memberikan jawaban yang objektif sesuai dengan pengalaman ketika berbelanja dan konsumen diposisikan sebagai pengambil keputusan (decider) pembelian produk (buku, perlengakapan alat tulis dan kantor, aksesoris, dan lain-lain) di toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang. Karena jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak diketahui, Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan beberapa metode antara lain dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Widiyanto, 2008) : =
4(
)
=
1,98 4(0,1)
= 98,01 ≈ 98 (atau dibulatkan 100) Dimana : : Jumlah sampel : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%. Pada penentuan ini pada α = 0,5 adalah 1,98. : Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat ditoreransi, ditentukan sebesar 10%. D.
Metode Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara acak untuk
memperoleh sampel dari populasi yang dimaksud, agar diperoleh data yang baik maka dipilih dengan menggunakan metode: 1.
Wawancara Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang
bersangkutan, yaitu para pekerja/karyawan yang terpilih sebagai responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan. 2.
Kuesioner Khusus untuk penelitian ini peneliti memberi daftar pertanyaan tertutup
dan terbuka kepada objek penelitian (responden) dimana selanjutnya responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tertutup dan terbuka tersebut. Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5 dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawanban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari positif sampai negatif. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang ditunjukkan tabel berikut:
Tabel 3 Skala Likert pada Pertanyaan Tertutup Pilihan Jawaban Skor Sangat Setuju 5 Setuju 4 Netral 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 3.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca
dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang penelitian ini.
I.
Metode Analisis Data Agar suatu data yang dikumpulkan dapat menghasilkan data yang
bermanfaat bagi penelitian ini, maka harus diolah dan diananlisis terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.
1.
Uji Validitas Menurut Ghozali (2005), mengatakan bahwa Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau tidaknya satu kuesioner. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai hitung r (correlation item total correlation) dengan nilai tabel r dengan ketentuan untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Kriteria penilaian uji validitas adalah : rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut valid rhitung < rtabel, maka pernyataan tersebut tidak valid
2.
Uji Reliabilitas Hasil pengukuran dapat dipercaya atau reliabel hanya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama,
selama aspek yang diukur dalam dari subjek memang belum berubah. Uji reliabelitas penelitian ini menggunakan program SPSS 16.0. Kuesioner dikatakan reliabel apabila hasil uji statistik α a > 0,60 (Ghozali, 2002). 3.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang
dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh model ananlisis yang tepat. Model analisis regresi ini mensyaratkan uji asumsi terhadap data. A.
Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis
regresi berganda, yaitu variabel-variabel independen dan dependen harus berdistribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2007).
Untuk melihat
normalitas residual dilakukan dengan melihat histogram maupun normal probalbility plot. B.
Uji Asumsi Multikolineritas Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas di dalam regresi dapat dilihat dari tolerance dan Variance Inflaction Factor (VIF), jika nilai tolerance <0,10 atau nilai VIF>10 berarti terdapat Multikolineritas. C.
Uji Asumsi Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya problem heteroskedastisitas adalah dengan media grafik,
apabila
grafik
membentuk pola
khusus maka
model terdapat
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusan : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
D.
Uji Regeresi Linier Berganda Model regresi adalah model yang digunakan untuk menganalisis pengaruh
dari berbagai variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinand, 2006). untuk memeperkirakan/meramalkan nilai variabel Y, akan lebih baik kita ikut memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi Y. dengan demikian kita mempunyai hubungan antara satu variabel tidak bebas (dependent variable) Y dengna beberapa variabel lain yang bebas (independent variable) X1, X2,….,Xk (Supranto, 2009). Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = a+b1X1+ b2X2+ b 3X3+ b4X4+ b5X5+e Di mana: Y
= Keputusan pembelian
X1
= Merchandise
X2
= Promosi
X3
= Atmosfer dalam gerai
X4
= Pelayan ritel
X5
= Harga
a
= Konstanta
b1,….,b5= Koefisien regresi e E.
= Error
Uji Godness of Fit
Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai dengan goodness of fitnya. 1.
Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model (Merchandise, Promosi, Atmosfer dalam gerai, Pelayanan ritel, Harga) dalam menerangkan variasi variabel dependen/tidak bebas (Keputusan pembelian). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen (bebas)
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 2.
Uji Statistik F Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
secara bersama-sama variabel independen, yaitu variabel bebas (merchandise, promosi, atmosfer dalam gerai, pelayanan ritel, harga) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian).
3.
Uji Statistik T Uji t dilakukan untuk menunjukan apakah variabel-variabel bebas
(independent variables) berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat (dependent variabel) (Ghozali, 2005)
IV.
HASIL PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Responden Tabel 4 Gambaran Umum Responden
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah
Jumlah 54 46 100
Persentase (%) 54 46 100
Responden Berdasarkan Usia Usia Responden
Jumlah
15 – 20 th 21 – 30 th 31 – 40 th 41 – 50 th Jumlah
31 37 21 11 100
Persentase (%) 31 37 21 11 100
Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Perkawinan Menikah Belum Menikah Jumlah
Jumlah 32 68 100
Persentase (%) 32 68 100
Responden Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Mahasiswa Pelajar Lainnya Jumlah
Jumlah 11 23 14 24 22 6 100
Persentase (%) 11 23 14 24 22 6 100
Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan
Jumlah
SD SMP SMA PT Jumlah
22 42 36 100
Persentase (%) 22 42 36 100,00
B.
Analisis Hasil Penelitian
1.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Responden Berdasarkan Pendapatan Jumlah Persentase Pendapatan < 1 juta per bulan 1 – 2,5 juta per bulan 2,6 – 5 juta per bulan 5,1 juta per bulan < Jumlah
47 15 24 14
(%) 47 15 24 14
100
100
Tabel 5 Hasil Pengujian Validitas No 1
2
3
4
5
6
Indikator Merchandising Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Promosi Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Atmosfir dalam Gerai Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Pelayanan Ritel Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Harga Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Keputusan Pembelian Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
R
r tabel
Keterangan
0,725 0,774 0,575 0,694
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
0,855 0,826 0,570
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
0,825 0,796 0,625 0,631
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
0,796 0,537 0,720 0,828 0,734
0,197 0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid Valid
0,871 0,879 0,887
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
0,848 0,841 0,862
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
Dari tabel 4.7 dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini
mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtable = 0,197 (nilai r tabel untuk n=100). Sehingga semua indikator tersebut adalah valid. Tabel 6 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Merchandising Promosi Atmosfir dalam gerai Pelayanan ritel Harga Keputusan Pembelian Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Alpha 0,638 0,614 0,680 0,768 0,853 0,806
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur. 2.
Uji Asumsi Klasik
A.
Uji Normalitas Gambar 4 Pengujian Normalitas
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal. B.
Uji Normalitas Tabel 7 Pengujian Multikolinieritas Variabel VIF Merchandising 1.452 Promosi 1.588 Atmosfir dalam Gerai 1.473 Pelayanan Ritel 1.399 Harga 1.196 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2011
Keterangan Tidak Multikoliner Tidak Multikoliner Tidak Multikoliner Tidak Multikoliner Tidak Multikoliner
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas memiliki nilai yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi. C.
Pengujian Heteroskedastisitas Gambar 5 Pengujian Heterokedastisitas
3.
Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 8 Model Regresi dan Pengujian Hipotesis Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
1 (Constant)
-5.068
1.517
-3.341 .001
Merchandising
.253
.082
.258 3.104 .003
Promosi
.271
.135
.175 2.012 .047
Atmosfir dalam gerai
.181
.083
.182 2.179 .032
Pelayanan ritel
.213
.073
.237 2.905 .005
Harga
.210
.080
.197 2.607 .011
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut : Y = 0,258 X1 + 0,175 X2 + 0,182 X3 + 0,237 X4 + 0,197 X5 Dari model tersebut diperoleh bahwa koefisien regresi untuk semua variabel adalah positif. Berdasarkan nilai koefisien standardized dari model regresi diperoleh bahwa variabel merchadising memiliki nilai koefisien regresi yang paling besar. Hal ini berarti bahwa variabel merchandising merupakan variabel yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap keputusan pembelian.
4.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan pengujian secara simultan dan pengujian secara parsial. Masingmasing pengujian disajikan berikut ini. A.
Uji Statistik F Pengujian model penelitian berupa pengaruh variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F.
Tabel 9 Uji F b
ANOVA Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
167.854
5
33.571
Residual
135.536
94
1.442
Total
303.390
99
F 23.283
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2011 Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai F sebesar 23,283 dengan tingkat signifikansi 0,000. Jika dilihat dari nilai signifikansi F tersebut diperoleh bahwa nilai sig F lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa variable Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian. B.
Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi digunakan adjusted R square. Tabel 10 Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary
Model 1
R
R Square .744a
.553
Adjusted R Square .529
Std. Error of the Estimate 1.201
a. Predictors: (Constant), Harga, Pelayanan ritel, Atmosfir dalam gerai, Merchandising, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,529. Hal ini berarti 52,9% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel merchandising, Promosi, atmosfir dalam gerai, pelayanan ritel dan harga, sedangkan 47,1% keputusan pembelian dapat dijelaskan dari variabel lain selain kelima variabel tersebut. V.
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
1.
Kesimpulan Dari hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dari
penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel merchandise berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa merchandsing yang semakin baik akan meningkatkan keputusan pembelian. 2. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa promosi yang semakin baik akan meningkatkan keputusan pembelian. 3. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel atmostif dalam gerai berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa atmostif dalam gerai yang semakin baik akan meningkatkan keputusan pembelian. 4. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel pelayanan ritel berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa pelayanan ritel yang semakin baik akan meningkatkan keputusan pembelian. 5. Hasil analisis regresi linier diperoleh bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa harga yang semakin sesuai akan meningkatkan keputusan pembelian. 2.
Saran Toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang perlu mempertimbangkan hal-hal yang
menjadi harapan pelanggan yang dirasa belum terpenuhi oleh implikasi strategis perusahaan, guna
lebih memaksimalkan pelanggan. Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban dari responden sebagaimana yang telah diuraikan pada bab IV, maka beberapa saran yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Tabel 11 Saran No
1
2
Variabel/ Indikator Merchandise 1. Variasi produk yang dijual
Kebutuhan dan keinginan konsumen
Saran Kebijakan
Semua ada Berberapa merek cat minyak Kanvas lukis Buku Impor
Beberapa hal masih harus dibenahi dari segi variasi produk, menilai berbagai kebutuhan dari konsumen yang berbeda, meski hanya sebagian kecil yang membutuhkan tetapi besar manfaatnya untuk mendukung upaya Gramedia Pandanaran sebagai ritel yang mampu menawarkan produk yang beragam. masih ada beberapa konsumen yang beralih untuk berbelanja di tepat lain. Menjadi perhatian khusus, karna memang selama ini Gramedia kurang mempertimbangkan kebutuhan konsumen dan mahasiswa yang memang sulit menemukahn kebutuhan pendukung kuliah.
2. Ketersediaan Buku pelajaran produk lengkap sekolah / kuliah Novel terbaru Buku resep Masakan Buku dari penerbit kecil 3. Kualitas Kualitas produk yang cetakan buku dijual Kondisi buku baik tidak ada cacat. Buku-buku baru dilihat dari tahun cetakan terakhir 4. Kecepatan 1 hari dalam Sesuai tanggal distribusi terbit launching produk buku secara nasional Pelayanan Ritel 1. Tersedianya Mencari buku customer Menanyakan service center ada tidaknya produk Lokasi produk yang dicari 2. Pramuniaga yang terampil
Mengerti letak semua produk Memberikan jawaban yang pasti mengenai produk
Peletakan produk di display agar penataan yang baik, tidak merusak buku. Rotasi perputaran produk di Gramedia Pandanaran untuk selalu diperbaharui untuk selalu menawarkan produk yang benar baru baik edisi maupun tahun terbitnya.
Kebutuhan konsumen untuk mendapatkan informasi yang di dapat dari produk yang dijual Gramedia Pandanaran terutama produk buku dan beberapa tabloid maupun majalah secara cepat sesuai dengan tanggal terbit (launching) nasional. Benahi customer service center untuk lebih mampu menangani berbagai keluhan dan pertanyaan pelanggan dengan meyediakan tempat tersediri, dan karyawan yang terlatih besar manfaatnya untuk bisa melakukan penanganan dengan cepat dan menjadikan konsumen lebih dekat peritel. Mempersiapkan para pramuniaga dengan pelatihan yang memadai untuk bisa menampilkan performa terbaik ketika mereka melayani konsumen yang berbelanja. Pengetahuan tentang produk dan tahu tata cara melayani dengan baik menjadi pendorong tercipta nya kesan positif di masyarakat.
Bersikap sopan dan ramah 3. Papan petunjuk Pada rak produk kategori Pada pintu produk masuk Pada setiap lorong
3
4. Pramuniaga yang cepat dan tanggap
Pencarian produk Pembayaran produk Produk alternative
5. Tersedia katalog dan database produk
Nama pengarang Judul buku Kategori produk Harga Denah lay-out
Harga 1. Harga sesuai kualitas
2. Harga bersaing
3. Harga terjangkau
4
Atmosfir dalam Gerai 1. Tampilan layout menarik
Pemasangan papan petunjuk informasi tentang kategori produk dapat dilihat oleh konsumen dari segala penjuru gerai dan dapat terlihat dari pintu masuk sehingga konsumen tahu akan kemana ketika mereka berada di dalam gerai dan kemana mereka harus mulai mencari produk yang diinginkan. Kebutuhan seorang konsumen dalam membutuhkan bantuan harus mampu ditaanggapi dengan cepat oleh pramuniaga, dan mereka mampu melihat kapan konsumen ketika sedang membutuhkan bantuan. Jumlah pramuniaga yang memadai untuk ditempatkan dibeberapa titik memudahkan pramuniaga dalam memantau aktifitas belanja para konsumen. Terus memperbaharui database secara terusmenerus untuk memberikan informasi terkini terkait beberapa hal yang menjadi kebutujan konsumen tentang produk yang mereka cari dan akan mereka beli.
Harga tidak masalah asalkan kualitas isi dan cetakannya bagus Produk yang baik cenderung memiliki harga yang mahal Harga lebih mahal Harga lebih mahal pada produk yang sama di lokasi lain Lebih dari Rp. 100 ribu – Rp. 200 ribu
harga yang murah dan mampu memberikan produk dengan kualitas terbaik tetap akan selalu menjadi keinginan setiap konsumen. untuk kualitas produk di toko buku Gramedia memang cukup baik tetapi sebaiknya untuk beberapa prduk lama dengan kualitas yang cukup baik lagi dan sisa stok lama mampu ditawarkan dengan harga yang lebih murah kepada konsumen.
Banyak item yang hampir sejenis diletakkan berdekatan Variasi warna tatanan yang
Selain memberi kemudahan, pengaturan desain tata letak di gerai juga memberikan kesan bagi konsumen. Upaya untuk terus menghadirkan susasna yang baru dan berbeda harus dilakukan secara berkala untuk menghindarkan konsumen dari kebosanan.
Harga di toko buku Gramedia Pandanaran dibandingkan toko buku lain di Kota Semarang memang masih relatif lebih mahal.
Kemampuan dari mayoritas pembeli di Gramedia Pandanaran memang masih relatif rendah. Ritel sebaiknya mampu memfasilitasi kondisi konsumen yang beragam dan menawarkan harga produk dengan lebih variatif dan terjangkau.
2. Penataan display produk
3. Suasana internal toko
4. Lay-out toko yang memudahkan pergerakan
5
Promosi 1. Kuantitas kegiatan promosi
2. Penetapan harga diskon
menarik Penataan dan penyusunan display yang mudah dilihat Mudah mencari buku yang diinginkan Mudah mendapatkan kategori produk Terlihat bersih dan ringkas AC yang sejuk Ruang yang luas untuk membaca Musik yang sesuai
Kepraktisan haruslah menjadi hal utama ketika mendesain display produk yang dijajakan mudah dijangkau oleh konsumen. meski penataan display sudah baik tetapi masih ada beberapa hal yang dirasakan kurang oleh konsumen.
Suasa berbelanja harus diperhatikan oleh Gramedia Pandanaran agar konsumen betah berada digerai. Masih tidak adanya tempat untuk membaca buku bagi konsumen ketika mereka memilih sebelum mereka membeli membuat konsumen harus membaca di depan dimana buku diletakan dapat menggangu konsumen lain yang sedang mencari di display produk yang sama. Pergerakan konsumen harus diperhatikan karena Ruangan terlihat tidak mobilisasi konsumen berpindah dari satu tempat ketempat lain harus didukung oleh penempatan sesak Mudah mencari display yang teratur, dapat menghindarkan konsumen dari kesulitan mengitari gerai. produk Tidak banyak berdesakan dengan pengunjung lain Event Iklan di media elektornik dan cetak Iklan online (jejaring sosial)
Promosi belakangan ini yang cukup gencar lewan dunia online seperti memanfaatkan situs jejaring sosial semakin marak tetapi melakukan promosi lewat offlinepun masih cukup bisa menarik animo masyarakat seperti penyelenggaraan book fair yang selalu dinanti oleh para pecinta buku.
Diatas 50%
Harapan konsumen terhadap Besaran diskon yang dapat menarik perhatian konsumen untuk datang dan membeli produk di toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang diatas 50% menggambarkan ketertarikan masyarakat akan diskon, masih menjadi daya tarik utama kegiatan promosi untuk menarik perhatian dan animo masyarakat. Beragam macam potongan harga dan program kupon berhadiah yang dilakukan toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang cukup memberikan gambaran tentang masih antusiasnya konsumen akan kegiatan promosi ini. Ketertarikan akan kegiatan potongan harga minimum pembelian menjadi kegiatan yang paling menarik dibandingkan voucher dan kupon berhadiah.
3. kupon Potongan harga berhadiah dan minimum potongan harga pembelian Voucher Kupon undian
3.
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan peneltian studi kasus, oleh karena itu dalam
pelaksanaannya di lapangan terkendala oleh berbagai macam. Pertama, penelitian ini tidak didukung oleh data yang lengkap, terkait data yang di terima berupa data jumlah pengunjung dan data transaksi penjualan yang didapat hanya periode tahun 2011 (Januari – Agustus) dan tidak dapat dibandingkan dengan jumlah pengunjung dan jumlah transaksi pada bulan yang sama di tahun-tahun sebelum nya untuk melihat apakah ada trend penjualan musiman (seasonal) di toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang. Kedua, penelitian ini hanya berfokus pada perbandingan toko buku Gramedia Pandanaran Kota Semarang dan seluruh toko buku di Kota Semarang secara umum dan tidak berfokus terhadap bisnis ritel toko buku yang memiliki kriteria dan kemapanan yang sejenis dengan toko buku Gramedia Pandaran Kota Semarang dalam pengelolalaan ritel toko buku, yang dapat menilai keunggulan komparatif yang lebih menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan. Ketiga, hasil penelitian yang menghasilkan koefisien determinasi (adjusted 2
R ) sebesar 0,529. Hal ini berarti 52,9% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel merchandising, Promosi, atmosfir dalam gerai, pelayanan ritel dan harga, sedangkan 47,1% diluar 5 variabel independen yang digunakan dalam penelitian yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian tidak dapat diidentifikasi dengan jelas. Akhirnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada pada penelitian ini, penelitian yang akan datang diharapkan dapat memperoleh data yang lebih lengkap tentang jumlah pengunjung dan data transaksi yang dapat diidentifikasi ada atau tidak nya pembelian musiman untuk lebih menggambarkan keadaan suatu ritel. Mampu membandingkan kondisi pengelolaan ritel yang dijadikan objek penelitian dengan kompetitor di bisnis ritel yang sama, agar penelitian akan dapat menghasilkan data yang dapat menjawab permasalahan secara ojektif dan implikasi manajerial nya dapat benar-benar di aplikasikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2011. Data Strategis BPS. Jakarta Berman, B., & Evans, J. 2001. Retail management: a strategic approach (8th ed.). Upper Saddle River: Pretice Hall International, Inc. Bilson, Simamora (2005) Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Ferdinand, Augusty. 2000. Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Huriyati Ratih. (2005), Bauran Pemasaran dan Loyalitas Pelanggan, Bandung, Alfabeta Karmela, Lili dan Junaedi, Jujun. 2009. "Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada Toserba Griya Kuningan". Equilibrium, Vol.5, No.9, Januari -Juni 2009: 94-106. Kembaran, A.M. 2010. "Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Mahasiswa Politeknik Negeri Medan pada Toko Buku Gramedia Gajah Mada Medan". Skripsi Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatra Utara. Kesombua, Sopida. 2010. "The Demographic Factors and Elements of the Retail Marketing Mix that Most Influence Consumers to Shop at Mom and Pop Shops or 7-Eleven Outlets in the Radburana Districts of Bangkok. Tesis tidak dipublikasikan. Master of Art in Business English for International Communication, Srinakharinwirot University. Komisi Penagawas Persaingan Usaha Republik Indonesia. 2008. Position Paper KPPU: Terhadap Kebijakan Perbukuan Nasional. Jakarta. Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. Manajemen Pemasaran, Ed12. Jilid 1. Jakarta: Indeks Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium, Jakarta: Prehallindo.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan,Implementasi dan Kontrol Edisi 9, Jilid 1 . Jakarta: Prehallindo. Kotler, Philip. 2003. Marketing Insights from A-Z . New Jersey: John Wiley & Sons, inc. Lamb, chrles W., Hair, Joseph F., and McDaniel, Carl. 2001. Pemasaran, Buku pertama. Jakarta: Salemba Empat. Levy, M. and Weitz, B.A. Retailing Management, 4th Ed. McGraw-Hill, New York, 2005. Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori dan Praktik.Jakarta: Salemba Empat. Ma’ruf, Henri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia. Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis Jilid I.Jakarta: Salemba Empat. Mamuaya, Nova C. I. 2008. "Pengaruh Variabel-variabel Retail Mix Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Supermarket Kota Manado". Jurnal Formas, Vol.2, No.1, Desember 2008: 29-40. Mowen, John C. Michael Minor, 2002. Perilaku Konsumen, Jilid 1, Edisi Kelima. Jakarta:Penerbit Erlangga. Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie Lazar. (2007). Perilaku konsumen (edisi 7). Jakarta : Indeks. Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel, Edisi Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Simamora, Bilson. 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2008. Metode penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta. Sujana, Asep ST. 2005. Paradigma Baru Dalam Manajemen Ritel Modern. Yogyakarta : Graha Ilmu. Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi ketujuh Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Susanto dan Latief. 2011. "Vivanews: 2012, PDB Indonesia Kalahkan Belanda" http://fokus.vivanews.com/news/read/198684-2012--pdb-indonesiakalahkan-mantan-penjajah, Diakses 13 Juni 2011.
Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset. Utami, Christina Whidya. 2006. Manajemen Retail: Stretegi dan Implementasi Retail Modern. Jakarta: Salemba Empat. Widyanto, Ibnu. 2008. Pointers: Metodologi Penelitian. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.