Mudji Rapontur
tentang cinta yang tak mampu aku selamatkan
tentang cinta yang tak mampu aku selamatkan Oleh: Mudji Rapontur Copyright © 2014 by Mudji Rapontur Penerbit Mapemdapustaka Desain Sampul: Edo dan Ryan Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
2
Daftar Isi Persembahan Pengantar tentang cinta yang tak mampu aku selamatkan jemput aku cawan plasti rumus cinta tasbih menangislah bersamaku suatu saat kau kan mengerti tanya cinta rahasia di ujung subuh di bukit pulau sebelah hembus pelukmu masih hembus pelukmu siang malam aku kamu kepada hujan kutitip doa aku ingin merindumu dengan sederhana hanya janji kamu bayang hitam ketika cinta dipertanyakan kala hujan kala hujan bagian dua jahanam luka lama kita percaya aku cinta angka-angka
6 7 9 12 13 15 16 18 20 21 23 24 25 26 27 28 30 31 32 33 34 36 38 39 40 41 42 43 3
hanya mimpi cerita kita tak terasa manis senja dalam doa tak sama sinetron tusuk satu kali lagi mahkota berkarat arjuna bukan sekedar cinta dalam drama rindu datang terlalu pagi kedatanganku yang ke tujuh hari setelah kepergianmu telepon darimu catatan pinggir lautan madu menemanimu menulis puisi embun pagiku bosan bayangmu dia kekasihku setahun yang lalu janji pertemuan yang kau ingkari fajar yang luka pohon tua masa kecil kita doa menjadi sarjana kau tak datang malam ini mahar membaca kamu mengapa keluarlah dari bayang-bayangku kau bukan pilihan hatiku kenangan seperti apa wujud cinta 4
45 46 47 48 50 51 52 53 54 55 57 59 61 63 64 65 66 67 68 70 71 72 73 74 75 77 79 80 81 82
cinta tak ada ujungnya di panggung jalanan kita membagi cinta lubang jarum balada sumur kering aku tak lagi sabar menunggu pena tak berdusta aku mendua cinta harus berakhir di halte kunyatakan cinta cerita cinta belia yang terakhir kesakitanmu cawan berkarat ku biarkan ia cawan kurma tanah jawi cinta seumpama janji nan rahasia tidurlah sebelum pagi cinta lagi di bawah jembatan kita bercinta siang di hari jumat lupa januari namamu kau cantik cinta pembangkangan mengalahkan rindu luka pena ketika cinta tak terbalas tentang penulis
83 84 85 86 88 89 90 91 92 93 95 97 99 100 102 103 104 105 106 107 108 109 111 113 114 115 116 117 118
5
Pengantar Menulis, bagian yang tak mampu dipisahkan dari perkembangan peradaban manusia. Lahirnya tulisan sangat berharga, sebab dengan adanya sebuah tulisan segala yang tercipta dan yang ada dalam bentuk ide dan imajinasi mampu tertuang dan tergambarkan serta berwujud yaitu berwujud tulisan itu sendiri. Menulis puisi adalah salah satu hal yang sangat sulit bagi saya, namun membaca karya-karya dalam bentuk puisi adalah hal yang sangat menarik perhatian saya. Saya percaya kekuatan membaca, saya paham betul bagaimana membaca mampu mengerakan hidup saya. Setelah menghabiskan beberapa buku kumpulan puisi di tahun 2014, sayapun berkeinginan untuk kembali menulis puisi dan mengumpulkan puisi-puisi yang pernah saya tulis sebelumnya. Bagi saya menulis dan membaca tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Membaca digunakan oleh manusia untuk menggali ilmu pengetahuan dan informasi dari apa yang pernah ditulis sebelumnya. Menulis dan membaca mempunyai fungsi intelektual, sosial, dan emosional. Selain itu, dengan menulis dan membaca akan membuat manusia mampu menggunakan kemampuan analisis, imajinatif serta memberi stimulus untuk selalu obyektif dalam menilai segala hal yang bertumpu pada pemikiran para ilmuwan. Salah satu keberhasilan dari menulis dan membaca adalah melahirkan individu yang mampu belajar secara mandiri. Dalam hal ini, individu mampu menggambarkan 6
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap apa yang ditulis dan dibacanya. Tentu saja apa yang saya tuang dalam buku kumpulan puisi ini masih sangat jauh untuk mencapai hal tersebut. Namun sebagai wujud syukur saya akan apa yang saya baca dan kemampuan manusia menemukan tulisan, saya memberanikan diri untuk menerbitkan kumpulan puisi ini. Dalam kumpulan puisi tentang cinta yang tak mampu aku selamatkan. Saya ingin berbagi tentang apa yang saya rasakan dan upaya saya mengartikan kata cinta itu sendiri. Buku ini berisi kumpulan rindu, janji, mimpi, penghianatan dan ingatan masa kecil saya. Tentang kawan, sahabat yang pernah bersama mengarungi kata cinta saat dewasa. Tidak pernah ada kata terlambat, tidak pernah ada kata salah. Saat kita terus berkemauan untuk memperbaiki apa yang kita lahirkan. Begitu juga atas kelahiran kumpulan puisi tentang cinta yang tak mampu aku selamatkan. Tentu saja ada kekurangan di baris dan bait kata, namun demikianlah yang mampu tertuang dari apa yang dirasa dalam sebuah kata-kata. Selamat menikmati, anak pertama saya. Yogyakarta, 05 Desember 2014 Mudji Rapontur
7
1. jemput aku jemput aku di beranda rumahku ku kan menyambutmu dengan senyum bawakan aku puisi tadi malam agar aku tahu makna dari bait terakhir yang kau bacakan jemput aku di beranda rumahku kalaupun turun hujan ku kan berikan teh nenekku untuk menghangatkan bawakan aku novel tadi malam agar aku tahu akhir dari sebuah pencarian cinta satu malam jemput aku di beranda rumahku pagi ini ku kan mengajakmu segera pergi jangan bawakan aku puisi atau novel cukup hadirmu aku bisa membaca semua yang indah dari puisi dan novelmu jemput aku pagi ini sebab aku tak ingin melewati pagi tanpa kau di beranda rumahku.
8
2. tasbih doa di malam gersang kian menua harap-harap cemas akan pertemuan yang tak kunjung padam doa di malam gersang kian deras air mata tanya-tanya paksa lirih mengalir bangunkan bunyi tasbih jauh menerawang langit masa kecil yang tak kenal lelah ketika doa diajarkan dalam mimbar ilmu dini hari jauh waktu telah kita telanjangi ketika hati kita tak mampu menahan diri berucap dusta
kau tahu Tuhan berkata jangan aku demikian paham sama seperti mu tapi manusia itulah kita alfa membara dalam setiap detik menggoda ikrar janji sehidup semati kau sepakati bersama tasbih di atas sajadah yang kian lusuh di tengah malam ia meminta doa ketika sadarmu perintahkanku jalani hidup seorang diri
9
apa kita masih meminta pertemuan apa kita masih mengharap tunai perjanjian sedang Tuhan perintahkan jangan dan tasbih menangis lirih akan cinta manusia yang begitu perih
kau aku tasbih dan sajadah lusuhmu manusia yang hanya mampu meminta dalam doa sedang rencana Tuhan yang maha mengatur segalanya
10
3. di ujung subuh peluk aku biar bebas dingin berkelana sebelum sang surya menemukan persembunyian kita belai aku biar segala kerinduan lunas terbaca sebelum sang jantan berkokok kabarkan pertemuan kita
kini di ujung subuh yang sama tak ada lagi pertemuan-pertemuan rahasia kini di ujung subuh yang sama tak ada janji-janji kita ucap lagi
waktu jualah yang memaksa kita berubah ketika cinta menua dan keramas pagi menjadikan malas bagaimana lagi aku ingin memulainya ketika kita memang benar menua
di ujung subuh tak ada lagi janji pertemuan rahasia di ujung subuh tak ada lagi merdu bisik manja cinta di ujung subuh aku ingin kembali pada sang pencipta
11
4. jahanam jahanam ucapmu tanpa ragu dan aku terdiam menahan merah malu beraninya kau memadu asmara di belakang kamarku bergulat setan dengan sahabat lahirku jahanam ucapmu tanpa ragu
12
5. senja dalam doa tak sama senja tanda pulang sang surya berpamitan begitu mesra aku masih menunggumu di depan Gereja sedang kumandang adzan memaksaku mengambil air wudu aku pergi ke Masjid depan Gerejamu menunaikan kewajiban perintah tuhanku kau berganti menungguku menunggu aku memanjatkan doa-doamu aku keluar dan kau siap untuk pulang ku kayuh sepeda tua kau membonceng begitu mesra tetangga kita selalu memandang penuh tanya kau selalu acuh begitu juga denganku sebab kita sepakat tak ada yang berbeda untuk menjawabnya
13
6. lautan madu senja menguning di ujung pantai remang cahayanya mengintip kita memadu kasih kau teriakkan gelisahmu lari menerjang ombak aku ingin mengikuti caramu, namun suaraku tak sekuat dugaanmu kita berjalan pelan di pasir putih nun dingin matahari berlahan turun tenggelam di ujung pandang samudra kita membasahi telapak kaki dan senja berganti malam kau ingin membasahi tubuhku tapi aku menolak kehendakmu kau kata bulan sedang merindu dan kita bisa menuang cinta di lautan madu aku tak mampu lagi menolak alasanmu kupasrahkan tubuhku basah bermandi madu cintamu
14
7. pohon tua masa kecil kita pohon tua tempat kita dulu mengukir nama baru saja tumbang aku menyaksikan masa kecil kita penuh tawa riang walau kau selalu menangis saat anjing tetangga tiba-tiba datang dan bodohnya aku lari tinggalkan kau seorang diri pohon tua yang tumbang hamburkan segala kenangan masa kecil yang tak pernah ada perang itu lima belas tahun yang lalu kini kita mulai dewasa tapi benih-benih cinta tumbuh sejak kita kelas lima aku ingin kembali di masa kecil kita dulu kau dan aku tak pernah lama untuk berseteru tak seperti hari ini saat kau menjadi kekasihku
15