Pondok Pesantren Al-Fattah Pacitan
Penggubah Mars ‘Ayo Mondok’ MTs Negeri Turen Membentuk Karakter Melalui MoU dengan Qiraati
ISSN : 0215-3289
NO. 362 / MUHARRAM - SHAFAR 1438 H / NOVEMBER 2016 / TH. XXXI
Membiasakan Siswa MI Menulis Paper Bahasa Inggris
MPA 362 / November 2016
1
H. Mahfudh Shodar Resmi menyerahkan piala bergilir Pospenas kepada Ketua Panitia Pospenas di hadapan Presiden dalam Upacara Pembukaan Pospenas VII.
Kakanwil H.Mahfudh Shodar bersama Kadispora Prov. Jawa Timur H. Supratomo ketika melepas Kontingen Pospenas Jatim di Halaman Kanwil.
Didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin, Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) VII Tahun 2016 di Kota Serang, Banten.
Kakanwil Kemenag Prov Jatim saat menghadiri Pembukaan Pospenas VII di Serang Banten pada 22 Oktober 2016.
Menag RI Lukman Hakim Saifuddin Menyerahkan Mushaf Santri Kepada Presiden Joko Widodo dalam Pebukaan Pospenas VII 2016 di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Banten.
2
MPA 362 / November 2016
MPA 362 /NOVEMBER 2016
MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR PEMIMPIN UMUM: H. Mahfudh Shodar WAKIL PEMIMPIN UMUM/ PEMIMPIN REDAKSI: H. Musta’in WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: H. Ramin Abd. Wahid STAF AHLI: H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi, H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur, H. M. Fachrur Rozi DEWAN REDAKSI: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR SEKRETARIS REDAKSI: Machsun Zain, Syaikhul Hadi BENDAHARA: Ahmad Hidayatullah Staf: Khusnul Khotimah DISTRIBUSI/TATA USAHA: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito LITBANG: Hj. Hikmah Rahman STAF REDAKSI Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi Design-Layout: Muhammad Munib Ilustrator: M. Tajudin Nurcholis Korektor: Rasmanna Rahiem Khoththot: M. Midzhar KORESPONDEN: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. ALAMAT REDAKSI: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] DITERBITKAN OLEH: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. DICETAK OLEH: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
A
lat utama yang digunakan Bung Tomo untuk menggelorakan semangat ArekArek Suroboyo, adalah radio. Studio Pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RPPRI) itu terletak di Jl. Mawar 10 Tegalsari Surabaya. Sayangnya, kini “Radio Perjuangan” tersebut bernasib naas. Bahkan area stasiun pemancar itu dibatasi dengan ‘garis kuning’ Satpol PP Pemkot Surabaya. Pasalnya, area seluas 2.000 meter itu kini telah rata dengan tanah yang ditunbuhi rerumputan liar. Sebab pemilik tempat tersebut membongkarnya dengan alasan melakukan renovasi. Meski sesungguhnya, itu tak sesuai dengan aturan renovasi sebagaimana diatur oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya. Tak ayal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menghentikan aktivitas tersebut. Pembaca setia, ulasan tentang ‘Radio Perjuangan’ tersebut bisa Anda baca dalam rubrik Lensa Utama. Sementara untuk menguak nilai-nilai perjuangan 10 Nopember, kami mewawancarai H. Hartoyik (Ketua LVRI Surabaya) dan DR. HM. Fadjar Budianto, SH, MH (Sekretaris Umum DHD Angkatan 1945 Jawa Timur). Kami rangkum pula dengan hasil wawancara bersama Dr. HM. Sudjak, M.Ag (Ketua MUI Jawa Timur Bidang Tarbiyah dan Kepesantrenan), Prof. Akh. Muzakki, M.Ag, Grad. Dip. SEA, M. Phil, Ph.D (Sekretaris PWNU Jawa Timur) dan H. Najib Hamid, M.Si (Wakil Ketua PWM Jawa Timur). Pada rubrik Bilik Santri, ada kabar yang cukup menarik. Mungkin Anda sering melihat lantunan gelora mars ‘Ayo Mondok’ di televisi, Pembaca. Nah, ternyata lirik dan aransemennya merupakan produk pesantren sendiri. Tepatnya, jingle tersebut digubah oleh Pondok Pesantren Al-Fattah Pacitan; yakni oleh ‘Jamaah Pengajian Seni Sanggar Jubah’. Sementara dari rubrik Serambi Madrasah, sengaja kami usung dari MTs Negeri Turen, Malang. Sebab meski 85 persen siswa MTs Negeri Turen berasal dari SD, tapi soal mengaji al-Qur’an bisa dipertandingkan dengan madrasah lainnya. Pasalnya, madrasah ini sejak tahun 2013 telah membikin notakesepahaman (MoU) dengan Pusat Qiraati yang ada di Semarang. Yang menawan lagi, rubrik Inspirasi menyuguhkan terobosan baru madrasah. MI Ma’arif NU Pucang Sidoarjo, kini menghapus hafalan teks bagi para siswa. Sebagai gantinya, mereka diwajibkan menulis paper dengan bahasa Inggris. Meski tak setebal tugas mahasiswa, namun mereka juga diharuskan mendiskripsikan apa yang telah dipelajari. Tentu saja, sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Kami merasa tulisan-tulisan semacam di atas akan dapat menggugah Pembaca untuk melahirkan inovasi-inovasi baru. Untuk mengembangkan ide-ide tersebut, tentu bisa “ditambalsulam” dengan membaca rubrik-rubrik kesayangan Anda lainnya. Dengan begitu, dari apa yang kita baca dapat kita praktekkan ke dalam amal nyata. Semoga bermanfaat!
Teropong -------------------------------- 5 Lensa Utama ---------------------------- 6 Lensa Khusus---------------------------- 12 Inovasi ----------------------------------- 17 Inspirasi---------------------------------- 18 Agama----------------------------------- 20 Tafsir Maudlu’i ------------------------- 24 Bilik Santri ------------------------------ 27 Keluarga --------------------------------- 32 In Memoriam --------------------------- 34
Edukasi---------------------------------- 36 Serambi Madrasah---------------------- 42 Khotbah --------------------------------- 44 Syifa ------------------------------------- 46 Lintas Peristiwa------------------------- 50 Kuliner ---------------------------------- 58 LAA Remaja----------------------------- 59 Cerpen----------------------------------- 60 Sahabat ---------------------------------- 64 Dunia Islam----------------------------- 66
MPA 362 / November 2016
3
INNALILLAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN SEGENAP PIMPINAN DAN KARYAWAN/KARYAWATI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SITUBONDO
TURUT BERBELASUNGKAWA SEDALAM DALAMNYA ATAS WAFATNYA:
“Dra. Kadarwati”
(PENYULUH AGAMA ISLAM KAB. SITUBONDO) Wafat pada hari kamis, 29 September 2016 Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Dan Segala Khilafnya diampuni oleh Allah SWT. Amin... Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Magetan Kepala Drs. H. M. Nur Sjamsudin AM, M.Si
INNALILLAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN SEGENAP PIMPINAN DAN KARYAWAN/KARYAWATI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN LAMONGAN
TURUT BERBELASUNGKAWA SEDALAM DALAMNYA ATAS WAFATNYA:
“Drs. Cipto Budoyo”
(GURU MTSN MODEL BABAT LAMONGAN) Wafat pada hari kamis, 8 Oktober 2016 Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT. Dan Segala Khilafnya diampuni oleh Allah SWT. Amin... Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Lamongan Kepala Drs. H. Leksono, M.Pd.I
4
MPA 362 / November 2016
TEROPONG
Pahlawanku
“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya” (Al-Hajj [22] : 78) (Al-Hujuraat : 13)
K
elaparan dan keseng saraan senan tiasa akan menjadi teman abadi bagi rakyat Indo nesia, andai kata bangsa kita hidup tanpa kemerdekaan. Kita tidak bisa membayangkan jika para pejuang pembela kemerdekaan gagal dalam menghalau dan melawan tentara sekutu yang ingin merebut kembali tanah air Indonesia. AFNEI, tentara Sekutu pimpinan Inggris dan NICA (Netherlands Indies Civil Adminstration), memasuki wilayah Indonesia, untuk melucuti tentara Jepang. Jika Jenderal Soedirman bersama pasukan Barisan Keamanan Rakyat berhasil menghalau tentara Sekutu dari Ambarawa, di Surabaya tampil seorang pemuda bernama Soetomo. Bung Tomo, panggilan akrab Soetomo meragukan maksud tentara Sekutu tersebut. Seorang jurnalis, yang kemudian menjadi pimpinan pemberontak arek-arek Suroboyo itu mencurigai adanya tujuan terselubung dari pasukan Sekutu pimpinan Inggris. Kolonel P.J.G. Huijer, perwira tentara Sekutu berkebangsaan Belanda datang ke Indonesia pada tanggal 23 September 1945. Huijer membawa misi rahasia dari pimpinan tertinggi Angkatan Laut Belanda. Ia terang-terangan menentang revolusi rakyat Indonesia yang menolak kehadiran tentara Sekutu. Huijer ditangkap oleh aparat keamanan Indonesia dan ditawan di penjara Kalisosok Surabaya. Pasukan Inggris mengkhianati perundingan dengan Menteri Pertahanan Indonesia drg. Mestopo dan para pejuang Indonesia lainnya termasuk Bung Tomo. Pasukan Sekutu menyerang penjara Kalisosok, tempat Huijer ditawan. Jenderal Mallaby juga mengultimatum rakyat Indonesia. Jika penduduk Surabaya tidak mau menyerahkan senjata yang diperoleh dari pampasan tentara Jepang yang kalah perang, Surabaya akan diserang. Bung Tomo bersuara keras melalui radio perjuangan agar rakyat Indonesia terutama penduduk Surabaya supaya merapatkan barisan melakukan perlawanan bersenjata terhadap pasukan Sekutu. Seruan dan ajakan Bung Tomo disambut oleh penduduk Surabaya, bahkan oleh seluruh rakyat Indonesia. Tanggal 22 Oktober 1945 perang dimulai. Gedung-gedung tempat tentara Sekutu tinggal, dikepung oleh rakyat dan pejuang Indonesia. Brigjen Mallaby tewas ketika melewati Jembatan Merah Surabaya pada tanhggal 30 Oktober 1945. Tewasnya pimpinan tentara Sekutu ini memicu peperangan antara rakyat Indonesia dengan tentara Sekutu makin panas dan dahsyat. Letjen Christinson, pimpinan AFNEI, komandan pasukan Sekutu Hindia Belanda akan mengirimkan 15.000 tentara Sekutu dengan pimpinan Mayjen Mansergh dengan peralatan Tank dan persenjataan lengkap. Pasukan Sekutu ini akan menyerang Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Para pemimpin Jawa Timur meminta pertimbangan ke Pemerintah Pusat. Kali ini Jakarta diam. Soekarno (Presiden RI) dan Soebardjo (Menteri Luar Negeri) menye rahkan sepenuhnya kepada rakyat, khususnhya penduduk Surabaya. Bung Tomo pimpinan BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia) membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk mela
wan tentara Sekutu.. Bung Tomo mengajak semua elemen pejuang di Surabay menyatukan tekad berjuang untuk bela negara. Mereka adalah Tentara Keamanan Rakyat, Barisan Pemberontakan Rakyat Indo nesia serta komponen pejuang lainnya dari Surabaya, Sidoarjo, Mojo kerto, Jombang dan sekitarnya. Mereka menandatangani “Soempah Keboe latan Tekad” yang isinya mempertahankan kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia. Satu semboyan dikumandangkan, “Merdeka atau Mati”. Kebulatan tekad para pejuang di Surabaya ini, disambut dan ditindak lanjuti oleh Gubernur Soerjo. Melalui siaran radio Gubermur menyerukan agar penduduk Surabaya siap melawan tentara Sekutu yang menyerang Indonesia, hingga titik darah penghabisan. Bung Tomo terus mrembakar semangat arek-arek Suroboyo melalui radio perjuangan untuk melawan Sekutu, pimpinan Inggris dan Belanda. Ia katakan, rakyat Indonesia cinta damai. Tetapi mereka lebih cinta kemerdekaan, maka tidak akan merelakan bila ada yang merebutnya. Inilah jiwa nasionalisme dan patriotisme arek-arek Suroboyo. Pekik takbir Bung Tomo terus menggelegar. Dalam pidato radionya ia berteriak, “Maju terus, pantang mundur. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”. Bung Tomo yang lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 itu memiliki jiwa yang selalu ingin bebas. Karakter ini ditunjukkan sejak masih remaja. Semangat untuk keluar dari kondisi sulit itu didukung oleh keluarganya. Ayahnya membawa multi talenta, seba bisa, ulet dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sifat-sifat ini terwariskan kepada diri Bung Tomo. Adapun jiwa kebangsaan ia dapatkan dari kakeknya. Ia sering bertanya kepada kakeknya tentang nasib rakyat yang tertindas oleh penjajah. Bung Tomo sejak anak-anak berbeda dengan teman-teman sebayanya. Bung Tomo tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter tegas dan lugas serta bersemangat pantang menyerah dalam mrembela dan memperjuangkan bangsanya. Jiwa kebangsaan dan patriotisme inilah yang mrndorongnya menajdi pelopor perjuang pembela kemerdekaan. Usianya baru 25 tahun, ketika proklamasi kemerdekaan diumumkan, Tapi ia mampu memberikan motivasi dan semangat perjuangan kepada rakyat Indonesia, ketika ancaman dan tantangan datang. Bung Tomo menggunakan kata jihad dalam perjuangannya. Karena berperang melawan penjajah, mempertahanklan kemerdekaan dan tanah air yang akan direbut kembali oleh tentara Sekutu dan Belanda, merupakan jihad fi sabilillah. Sehingga para ulama pun menyambut baik seruan dan ajakan Bung Tomo ini. Dari Pondok Pesantren Tebuireng pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari keluar Resolusi Jihad yang mendukung perjuangan rakyat Indonesia melawan agresi Belanda. Perjuangan arek-arek Suroboyo pimpinan Bung Tomo ini berlangsung sejak tahun 1945 hingga 1949. Perjuangan yang dilakukan rakyat Indonesia dengan niat yang tulus dan ikhlas hanya mencari ridha Allah ini akhirnya berhasil. Semata-mata atas rahmat Allah dan pertolongan-Nya jua kemerdekaan Indonesia dapat dipertahankan. •RAW MPA 362 / November 2016
5
Eksistensi Kepahlawanan
‘Pertempuran Surabaya’ Neraka bagi Inggris Predikat Surabaya sebagai Kota Pahlawan bukanlah sebutan yang berlebihan. Sebab di kota inilah pernah terjadi pertempuran amat dahsyat. Bangsa Indonesia bertempur melawan tentara sekutu pimpinan Inggris pada 10 Nopember 1945 demi mempertahankan harkat kemerdekan. “Sejarahwan Inggris David Wehl menulis dalam sebuah artikelnya, bahwa pertempuran Surabaya merupakan neraka bagi Inggris,” tutur H. Hartoyik sambil menyodorkan sebuah artikel lawas.
P
ertempurnan Inggris menghadapi Arek-arek Suroboyo, lanjut Ketua LVRI Surabaya ini, merupakan perang paling dahsyat yang pernah dialami tentara negari Ratu Elizabeth II tersebut. “Kala meletus pertempuan Padang-Pasir menghadapi pasu kan Jerman di bawah pimpinan Jenderal Erwin Rommel yang dimenangkan Inggris, itupun masih kalah gawat dibandingkan pertempuran Surabaya,” tukasnya menyitir artikel David Wehl. Terbukti, Divisi ke-23 Inggris yang mayoritas berasal dari India (Gurkha) menderita kekalahan dengan jumlah korban sangat besar. Mereka harus rela dengan tewasnya tentara sebanyak 620 orang, 1.477 orang mengalami luka-luka dan 327 orang dinyatakan hilang. “Jumlah ini jauh lebih besar dari korban saat Inggris menghadapi Jepang di Burma selama 4 tahun,” tandas mantan Sekretaris Laskar Hizbullah pimpi nan (alm.) KH. Yusuf Hasyim ini. Menurutnya, itulah bukti semangat juang yang menjiwai para pejuang kala itu meski dengan persenjataan tak memadai. Para pejuang dari segala penjuru datang ke Surabaya. Mereka bertekad bulat menghadapi 6
MPA 362 / November 2016
H. Hartoyik Ketua LVRI Surabaya
tentara sekutu yang diboncengi Belanda demi keinginan menjajah Indonesia kembali. “Jadi.. resiko apapun yang akan timbul, kita siap meskipun Surabaya harus menjadi lautan
api,” tandas mantan Letnan Satu Infanteri AD ini berapi-api. Semangat pantang menyerah dan ikhlas berkobran tersebut, tentu saja didasari oleh jiwa patriotisme dan nasionalisme. Ini demi mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah ratusan tahun diimpikan. Selain itu, bagi ayah tujuh anak ini, pahlawan adalah manusia yang tetap konsisten pada misi dan nurani kemanusiannya. “Seorang pahlawan bukanlah sekedar sosok manusia yang mati secara terhormat. Tapi dia adalah tipe manusia yang berani hidup secara jujur,” ulasnya. “Dia tidak pernah goyah oleh situasi dan tak akan runtuh oleh sanjungan dan pujian,” beber pejuang Kemerdekaan ini menambahkan. Namun sebagai orang yang pernah hidup dan berjuang di masa-masa awal kemerdekaan, dirinya diliputi kegalauan. Sebab semakin hari kian banyak para pejuang yang meninggal. Yang dikhawatirkannya, adalah makin hilangnya generasi pembebas dari panggung perjuangan dalam mengisi kemerdekaan. “Di sinilah pentingnya mempersiapkan generasi penerus yang dalam darahnya mengalir jiwa patriotisme dan
nasionalisme untuk menerima tanggung jawab membangun bangsa ini ke depan,” ujarnya mengingatkan. Menelusuri sejarah kebangkitan bangsa Indonesia sejak dekade 1908, 1928 dan 1945, telah memberikan petunjuk bahwa setiap periode perjuangan berhasil membentuk generasi yang tangguh pada zamannya. Di sanalah lahir dan tampil pemimpin dan tokoh pemikir bangsa yang dicetak dalam kancah perjuangan. Menuurt lelaki kelahiran Jombang 15 Maret 1929 ini, sudah selayaknya kekuatan moral yang mewarnai perjuangan di masa itu kita jadikan dasar dalam proses alih generasi untuk membentuk suatu generasi yang paripurna. Regenerasi nilai tidak harus diwujudkan dalam bentuk yang sama. Jadi, nilai-nilai luhur perjuangan generasi terdahulu harus ditangkap sebagai upaya kesinambungan semangat perjuangan bangsa yang ditam pilkan secara kontekstual. “Inilah yang harus dilakukan generasi saat ini agar jiwa patriotisme dan nasionalisme tidak kian luntur,” harapnya. DR. HM. Fadjar Budianto, SH, MH mengatakan, di balik hirukpikuk pem bangunan nasional, di tengah masyarakat justru sedang terjadi penggerusan eksistensi kepahlawanan. Sikap rela berkorban untuk kepentingan yang lebih besar, pengabdian, kegigihan dan keberanian semakin punah dari elemen anak bangsa. Hal ini disinyalir merupakan dampak langsung dari globalisasi. Di mana semua wacana yang mengemuka bersifat universal sehingga nasionalisme seakan terpental. Itulah pasalnya, meski globalisasi memiliki dampak positif tapi dampak negatifnya juga harus diwaspadai. “Sebagai sebuah keniscayaan zaman, memang kita tidak bisa mengelak. Dan justru dengan menolak globalisasi menjadikan negara kita terisolir dari dunia,” tutur Sekretaris Umum Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 1945 Jawa Timur ini mengingatkan. Diakuinya, memang globalisasi telah membuka kran bagi berkembangnya lalu lintas informasi secara global. Berbagai kemudahan didapat dari perkembangan teknologi yang ada. Baginya, ini merupakan dampak positif yang jika mampu dimanfaatkan bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi kemajuan sebuah bangsa. “Tapi sayangnya, masih saja dijumpai ketidakcerdasan dalam memanfaatkannya,” tukasnya heran. Ketua Pemuda Panca Marga Surabaya ini mengungkapkan, bahwa salah satu dampak dari perkembangan teknologi adalah timbulnya “áutisme sosial”. Di mana orang lebih sibuk dengan dirinya sendiri tanpa merasa perlu memikirkan lingkungan sosial hingga persoalan bangsa. Jika ini dibiarkan bisa jadi akan mengancam integrasi yang sudah lama terjalin kuat. “Sebab
salah satu dampak dari perkembangan teknologi adalah timbulnya “áutisme sosial”. Di mana orang lebih sibuk dengan dirinya sendiri tanpa merasa perlu memikirkan lingkungan sosial hingga persoalan bangsa. Jika ini dibiarkan bisa jadi akan mengancam integrasi yang sudah lama terjalin kuat. “Sebab nilai persatuan itu sangat ditentukan oleh intensitas
DR. HM. Fadjar Budianto, SH, MH
hubungan antar manusia.
Sekretaris Umum DHD Angkatan 1945 Jawa Timur
DR. HM. Fadjar Budianto, SH, MH
nilai persatuan itu sangat ditentukan oleh intensitas hubungan antar manusia,” ucapnya menggarisbawahi. Melihat fenomena tersebut, Ketua Yayasan Pendidikan 45 Surabaya ini menghimbau agar seluruh elemen bangsa ini belajar dari sejarah. Bagaimana para pejuang dengan gigih merebut dan mempertahankan kemerdekaan seperti pertempuan 10 Nopember 1945 di Surabaya. Dalam peristiwa tersebut para pejuang dari berbagai pelosok negeri tumplekblek di Surabaya untuk menghadapai Agresi Militer Belanda. “Mereka dengan gigih dan rela mati demi terbebasnya negeri ini dari cengkraman penjajah,” ucapnya serius.
Semangat itulah yang menurut hemat suami Dra. Rini Artuti ini harus diambil inspirasi bagi generasi saat ini dalam membangun negeri. Dirinya sangat menya yangkan jika melihat kondisi pendidikan nasional. Dirinya merasakan bahwa nilainilai sejarah perjuangan bangsa ternyata dilemahkan dalam model pendidikan seka rang. Bahkan penanaman nilai-nilai wawasan kebangsaanpun seakan dibonsai. Hal ini tentu tidak boleh dibiarkan terus belanjut. Ayah dua anak ini berharap, agar wawasan kebangsaan digelorakan kembali. Ideologi Pancasila harus ditanamkan. Pena na man ini tidak hanya dilakukan pada jenjang pendidikan SD/MI, tapi juga harus dimulai sejak pendidikan usia dini. “Tidak harus melalui indoktrinasi model orde baru. Tapi bagaimana materi tersebut bisa diinte grasikan dalam tiap pembelajaran,” usulnya. Meski demikian, dia cukup bersyukur dengan digalakannya program Bela Negara. Bahkan muncul inisiasi pula dari MPR tentang Empat Pilar Kebangsaan. Lagi-lagi dia mengingatkan, agar program yang ada ini tidak sekedar menjadi wacana tanpa aksi nyata secara massif. Sebab tumbuhnya patriotisme dan nasionalisme sudah menjadi kebutuhan mendesak bangsa ini, agar tidak mudah tercabik-cabik oleh beragam isu transnasional yang mengglobal. •Laporan: Suprianto, Muhammad Hisyam (Surabaya). MPA 362 / November 2016
7
Merawat Indonesia
Spirit Keagamaan Mengisi Kemerdekaan Bangsa Indonesia lahir sebagai negara yang merdeka dengan cara yang heroik dengan merebut kemerdekaan dari para penjajah. Para pejuang rela berkorban apa saja demi membebaskan negeri ini dari kekuasaan penjajah. Namun seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme dan patriotisme kian memudar.
P
adahal menurut Dr. HM. Sudjak, M.Ag, nasionalisme sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab ia merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Selan itu, patriotisme juga sangat penting, karena ia adalah sikap rela mengorbankan tenaga, harta benda dan yang lainnya demi bangsa Indo nesia. “Dengan sikap patriotisme, bangsa Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan tidak mudah untuk ditaklukan,” tukas Ketua MUI Jawa Timur Bidang Tarbiyah dan Kepesantrenan ini. “Dan itu sudah dibuktikan pada masa-masa per juangan kemerdekaan,” tandasnya. Dalam konteks ini, tentu saja wajib bagi seluruh warga Indonesia – apapun agamanya – untuk senantiasa mencintai negaranya. Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 126 dikisahkan tentang permintaan Nabi Ibarahim akan negeri yang aman dan sejahtera. Bahkan Rasulullah sendiri dengan Piagam Madinah memberikan teladan pentingnya bagi seluruh penduduk menjaga dan mempertahankan negerinya. “Ketika itu penduduk Madinah selain Muslim juga ada pemeluk Nasrani dan Yahudi. Tentu ini menegasikan pendapat bahwa bela negara 8
MPA 362 / November 2016
Dr. HM. Sudjak, M.Ag Ketua MUI Jawa Timur Bidang Tarbiyah dan Kepesantrenan.
tidak ada tuntunannya,” ungkap mantan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini menegaskan. Menurutnya, banyak dalil-dalil senada yang menekankan kewajiban bagi setiap penduduk untuk membela negara. Salah
satunya adalah hubbul wathan minal iman (mencintai Tanah Air merupakan bentuk keimanan). Meski Hadits ini oleh sebagian ulama dikategorikan maudlu’. Tapi atas dasar inilah, para ulama mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang mewajibkan setiap Muslim berjuang menghadapi Agresi Militer Sekutu pasca Proklamasi Kemerdekaan. “Tak heran kini peristiwa tersebut diperingati sebagai Hari Santri Nasional,” paparnya. Semangat patriotisme dan nasionalisme ketika masa-masa kemerdekaan senantiasa diimplementasikan dalam perjuangan fisik. Lantaran yang dihadapi memang kaum agresor Barat. Lantaran saat ini penjajahan fisik sudah tidak ada lagi, tentu ranah perjuang harus diaktualisasikan dalam bentuk lain. “Kini bentuk penjajahan itu dalam bentuk non fisik seperti penjajahan ideologi komunisme, liberalisme, radikalisme dan terorisme,” ungkap mantan Kepala Biro AKKU (Administrasi Keuangan, Kepega waian dan Umum) UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengingatkan. Untuk menghadapi hal tersebut, tentu saja berbagai upaya harus dilakukan semisal melalui jalur pendidikan. Menurutnya, sudah
seharusnya penguatan ideologi Pancasila, patriotisme dan nasionalisme ditanamkan dalam duni pendidikan baik sekolah, madrasah maupun pesantren. Dan melalui pendekatan pendidikan agama, faham cinta Tanah Air akan sangat efektif dilakukan. Selain itu, momentum hari besar nasional seperti Hari Pahlawan saat ini harus dimaksimalkan untuk memompakan semangat juang para pahlawan. Lantaran itulah, sangat penting pada tiap peringatan hari besar nasional dilakukan muhasabah diri. Artinya, sejauh mana bangsa ini mampu meneladani para pahlawan yang telah menyuguhkan kemerdekaan. “Segala upaya mereka lakukan dengan penuh keikhlasan. Jadi berjuang itu tak sekedar seikhlasnya,” tukasnya sembari melepas senyum. Pelajaran lain yang bisa diambil dari para pahlawan, tutur mantan Direktur Imarah dan Ijtima’iyah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya ini, adalah komitmen dan kesungguhan dalam berjuang atau mujahadah. Sebagai warga negara Indonesia, maka harus ada kesadaran bersama untuk senantiasa mencintai negara. Bisa dalam bentuk mempertahankan, memelihara dan memakmurkan negeri ini. “Komitmen ini yang harus diteguhkan bagi siapa saja. Apapun agamanya, apapun partainya dan apapun organisasinya. Kita adalah warga negara Indonesia yang harus mencintai dan merawat negara ini,” himbaunya. Dalam merawat dan menjaga eksistensi negara, tentu semangat kebersamaan harus diutamakan. Dengan berbekal kebersa maan inilah, para pahlawan yang telah gugur merebut dan memepertahankan kemer dekaan. “Dalam mengisi kemerdekaan ini, kita harus mengembangkan pula sikap tawakkal dan senantiasa menyandarkan segala upaya kepada Allah SWT. Sebab tiada perjuangan tanpa spirit Ilahiyah,” tandas lelaki kelahiran Kediri 1 Februari 1954 ini. Bagi Prof. Akh. Muzakki, M.Ag, Grad. Dip. SEA, M. Phil, Ph.D, eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) takkan pernah ada tanpa pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Inilah yang menjadikan peristiwa tersebut begitu penting dalam sejarah Indoensia. “Tapi tanpa adanya Resolusi Jihad NU tanggal 22 Oktober 1945, pertempuran di Kota Pahlawan juga tidak akan pernah ada,” tandasnya. Resolusi Jihad, lanjut Sekretaris PWNU Jatim ini, merupakan fatwa tentang kewajiban berjihad melawan penjajah bagi seluruh umat Islam. Fatwa ini dikeluarkan KH. Hasyim Asy’ari setelah melakukan musyawarah dengan seluruh Kiai NU di Jawa dan Madura. Inilah yang mendorong seluruh umat Islam dari berbagai penjuru datang ke Surabaya untuk melawan sekutu. “Inilah bukti bahwa momentum Hari Pahlawan tidak bisa dilepaskan dari peranan Kiai dan santri,” tandas mantan Ketua PW Maarif NU Jatim ini.
Dirinya menekankan, dalam momentum peringatan Hari Pahlawan bangsa ini harus diingatkan bahwa eksistensi Indonesia pasca Proklamasi Kemerdekaan tidak akan pernah ada tanpa adanya peristiwa pertempuran melawan sekutu di Surabaya. Pertempuran dahsyat itu tak akan terjadi tanpa adanya Resolusi Jihad yang menggugah nasionalisme seluruh elemen bangsa. Dan Resolusi Jihad tak akan pernah lahir tanpa kepemimpinan ulama. Kepemimpinan ulamapun tidak pernah ada tanpa keberadaan pesantren. Adapun eksistensi pesantren tidak akan pernah ada tanpa Kiai dan santri di dalamnya. Apa yang dilakukan para ulama dengan Resolusi Jihad ini menujukkan, bahwa ajaran Islam tidak bertolak belakang dengan nasionalisme. Justru Islam dan nasionalisme bisa berjalan beriringan. Menurut Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini, rool model tentang relasi Islam dan nasionalisme di Indonesia telah berjalan sejak lama. Keduanya bergerak dalam satu tarikan yang sama. Dan hal ini tidak dijumpai di negara lain. “Jadi diskursus tentang Islam dan nasionalisme, Indonesia membuktikan tidak pernah memiliki problem,” tukasnya. Tentu konsep Islam dan nasionalisme di Indonesia tidak akan terjadi di negara lain. Sebab semua komponen bangsa memiliki saham atas negeri ini. Berbicara mengenai nasionalisme, tentu berbeda konteksnya dengan negara-negara di Timur Tengah dan Indonesia. Apalagi pasca Arab Spring di mana negara-negara tersebut tercabik-cabik tanpa mampu bangkit kembali dengan cepat.
Prof. Akh. Muzakki, M.Ag, Grad. Dip. SEA, M. Phil, Ph.D Sekretaris PWNU Jawa Timur
Sejarah Indonesia mengajarkan bahwa dalam tiap perjuangan, spiritualitas keagamaan menjadi basis yang sangat penting. Berkaca pada sejarah perjuangan kemerdekaan, maka sudah seharusnya
MPA 362 / November 2016
9
generasi saat ini jangan sampai meninggalkan ideologi keagamaan. “Sebab jika spiritualitas agama kuat, otomatis berekses pada menguatnya nasionalisme sebagai pengikat energi bangsa,” ucap lelaki kelahiran Sidoarjo 9 Pebruari 1974 ini menggaransi. Lulusan Program Doktoral bidang Sosiologi Media dan Islam di University of Queensland Australia ini melanjutkan, bahwa tidak ada yang mampu mengikat energi bangsa ini selain ideologi agama. Ini merupakan modal besar. Namun lagi-lagi hal tersebut tidak bisa disamakan dengan negara lain dimana spiritualitas dilepas dari agama. Bahkan seakan-akan spiritualitas sudah menjadi agama tersendiri. Pasalnya, adalah pendefinisian spiritulitas tak seperti spiritualitas dalam bentuk agama, tapi lebih pada ketenagan batin semata. Tentu saja, pemaknaan spiritualitas model ini pasti tidak bisa dijadikan energi penggerak bangkitnya sebuah ideologi besar dalam membangun negeri. Namun demikian, di era globalisasi nasionalisme mengalami ujian berat. Sebab dalam dunia yang serba terbuka, tak menutup kemungkinan masuknya ideologi transnational religion dan trans-national culture. Dalam trans-national religion, orang tidak lagi berbicara agama dalam lingkup lokal tapi lebih universal. Inilah yang kemudian memunculkan fenomena banyaknya kelom pok sosial hingga menjadikan beberapa negara sebagai referensi identifikasi keislaman. Nah, di situ terjadi kekosongnan basis perjuangan karena tidak berpijak pada akar tradisi yang kuat. Perjuangan yang dibangun di atas akar yang lemah, pasti akan mudah tercerabut dari akarnya. Jika akar ini tercabut, maka problem berikutnya adalah nasionalisme menjadi rapuh. Sebab pada saat yang sama nasionalisme dihadapkan pada gerakan trans-national religion. “Inilah tantangan nasionalisme saat ini. Padahal itu baru dari sisi trans-national religion belum dari sisi tans-national culture,” tukas ayah dua anak ini mengingatkan. Menurut H. Najib Hamid, M.Si, spirit pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya adalah jihad. Yakni jihad melawan kezaliman bangsa penjajah. Setiap pribadi Muslim pasti terinspirasi untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Menurut Wakil Ketua Pengurus Wilayah 10
MPA 362 / November 2016
H. Najib Hamid, M.Si Wakil Ketua PWM Jawa Timur.
Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini, spirit keagamaan sangat melandasi para perjuang kemerdekaan dulu. Tak heran jika gema takbir kala itu menjadi daya magis yang luar biasa untuk membangkitkan semangat para perjuang. “Di tengah akses pendidikan yang sulit, panggilan agama untuk jihad mengusir penjajah menjadi magnet
Spirit pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya adalah jihad. Yakni jihad melawan kezaliman bangsa penjajah. Setiap pribadi Muslim pasti terinspirasi untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar.
H. Najib Hamid, M.Si
tersendiri,” tukasnya. Tak heran jika pada waktu itu tertanam kuat prinsip hubbul wathan minal iman. Artinya mencintai dan membela Tanah Air merupakan cerminan keimanan seseorang. Apalagi dalam maqashidussyari’ah dengan sangat jelas disebutkan, bahwa tujuan syariah ditegakkan adalah demi melindungi agama (hifdz ad-din), melindungi jiwa (hifdz annafs), dan melindungi akal (hifdz al-‘aql). Selain itu, maqashidussyariah juga bertujuan untuk melindungi keturuan (hifdz an-nasl) dan memelihara harta (hifdz al-mal). Kelima hal inilah yang menjadi salah satu pembakar para pahlawan terutama dari kalangan Muslim untuk berjuang sekuat tenaga mengusir penjajah. Sebab di bawah penjajah tentu kelima prinsip tadi tidak bisa ditegakkan. “Dalam situasi yang tertindas itulah spirit keagaman makin mengkristal pada diri para pahlawan kemerdekaan,” tukas mantan Sekretaris PWM Jatim ini. Jika menengok perjuangan saat ini, tentu tidak harus berjihad secara fisik menghadapi kaum penjajah seperti para pahlawan dulu. Sebab menurut mantan Komisioner KPUD Jawa Timur ini, dengan menjadi pribadi yang mampu memberikan kemanfaatan bagi orang lain (anfauhum linnas) juga tak kalah hebatnya dengan yang dilakukan para pahlawan kemerdekaan. Hadiah kemerdekaan dari para pendiri negara ini bukan kata akhir. Kewajiban kitalah untuk mengisi dan merawatnya. Dan medannya terbentang luas mulai dari bidang politik, ekonomi, sosial hingga budaya. Suami Luluk Humaidah inipun mengungkapkan, bahwa masih banyak per soalan bangsa ini yang belum selesai meski telah memasuki usia kemerdekaannya yang ke-71 tahun. Semisal masalah korupsi yang kian menggurita, akses pendidikan yang belum merata, minimnya kesempatan kerja, hingga masalah produktifitas. “Saya kira masih banyak persoalan yang belum dirampungkan bangsa ini. Dan itu menjadi tanggung jawab seluruh elemen bangsa,” tandas anggota FKUB Jawa Timur ini mengingatkan. Agar bisa mengentaskan segala perma salahan tersebut, tentu dibutuhkan figur pemimpin yang mumpuni. Jadi jangan berharap banyak adanya perubahan yang signifikan tanpa ditopang kepemimpinan yang kuat. Dan perjuangan merebut kemerdekaan dulu mengajarkan itu. Bagaimana muncul pemimpin-pemimpin teladan yang mampu menginspirasi dan menggerakkan masyarakat. “Kalau ingin maju ya butuh pemimpin yang menggerakan. Dan saya belum merasakannya saat ini,” ucap Wakil Ketua BAZNAS Jatim ini dengan nada kecewa. Laporan: Muhammad Hisyam, Suprianto, M. Tajuddin Nurcholis (Surabaya).
Robohnya “Radio Perjuangan” Bung Tomo Dari luar, bangunan bersejarah itu tampak teduh. Seteduh pepohonan perdu yang berjejer di depannya. Namun yang menarik perhatian adalah garis kuning dari Satpol PP Pemkot Surabaya. Inipun dilengkapi dengan dua poster berwarna dasar putih dengan tanda silang berwarna merah bertuliskan “Pelanggaran Perda Kota Surabaya, nomor 5 tahun 2005, tentang Pelestarian Bangunan/Lingkungan Cagar Budaya” yang tertempel pada seng hijau penutupnya.
M
elongok ke dalam area seluas 2.000 meter yang kini tertutup bagi umum ini, seluruh bangunan rata dengan tanah. Hanya ada puing-puing dan kayu sisa bangunan yang tertumpuk di beberapa sudut. Dan selebihnya adalah tumbuhan liar dan rerumputan. Inilah nasib eks Studio Pemancar Radio Barisan Pemberontakan Republik Indonesia (RPPRI) Bung Tomo di Jl. Mawar 10 Tegalsari Surabaya kini. Sejak 3 Mei lalu, sang pemilik rumah membongkarnya dengan alasan melakukan renovasi. Tapi karena tidak sesuai dengan aturan renovasi cagar budaya, akhirnya Pemkot Surabaya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menghentikan aktivitas tersebut. Pemkotpun berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan untuk membangun kembali bangunan bersejarah ini seperti aslinya. Hal ini cukup beralasan. Sebab di salah satu ruang di rumah itu, Bung Tomo mendirikan studio Radio Pemberontakan Republik Indonesia dengan pemancar portable. Radio ini berdasarkan restu dari Presiden Soekarno dan Menteri Penerangan Amir Sjarifuddin di Jakarta. Dari ruang itulah, Resolusi Jihad didengungkan hingga perang 10 November 1945 kemudian berkobar. Dari radio yang didirikan ini didirikan pada 12 Oktober 1945 itu pula ratusan ribu pejuang dari berbagai kalangan dan penjuru tersulut emosinya untuk mengangkat senjata berperang mela wan tentara sekulu pimpinan Inggris. Radio Pemberontakan ini mengudara setiap Rabu malam dan Minggu malam. Siarannya bukan hanya dalam bahasa Indonesia, tapi juga bahasa daerah dan bahasa asing terutama Inggris. Atas prakarsa dr. Sugiri, seorang Amerika yang bersimpati
Drs. AH. Thony, MSi Ketua Paguyuban Bambu Runcing Surabaya
pada perjuangan Indonesia, Miss Deventery atau lebih dikenal dengan nama Ktut Tantri menyediakan diri menjadi penyiar bahasa Inggris. Target utamanya adalah pendengar di luar negeri untuk mengumpulkan dukungan terhadap Kemerdekaan Indonesia. Melihat peran strategis radio, maka tak heran banyak pihak yang sangat menyayangkan pembongkaran radio Bung Tomo ini. Salah satunya disuarakan oleh Paguyuban Bambu Runcing Surabaya. “Kami sangat kecewa perobohan tersebut. Kami menduga pihak yang membongkarnya sebagai pihak yang tidak menghormati sejarah,” tandas Drs. AH. Thony, MSi dengan nada marah. Menurut Ketua Paguyuban Bambu Runcing Surabaya ini, orang yang mengerti nilai sejarah tidak mungkin dengan seenaknya membongkar bangunan cagar
budaya. Apalagi ini merupakan bangunan dengan nilai sejarah tinggi. Sebab di rumah itulah sesungguhnya kemerdekaan yang akan direbut kembali oleh tentara sekutu dipertahankan pejuang Republik Indonesia. Di situ pula puluhan ribu nyawa melayang dalam perang. Dari situ pula udara kemerdekaan bisa dihirup hingga sekarang. Melihat fakta ini, sangat beralasan jika kemarahan Ketua Paguyuban Masyarakat Surabaya Penghayat Nilai Kejuangan dan Kepahlawanan Nasional ini membuncah. “Kami mengecam dengan keras semua pihak yang sengaja terlibat dalam proses penghancuran itu. Dan menyatakan orang yang menghancurkan bangunan tersebut tidak pantas mengaku sebagai warga negara Indonesia,” tandas alumnus FISIP UGM Yogyakarta ini serius. Sementara itu, kini Paguyuban Bambu Runcing Surabayapun melayangkan bebe rapa tuntutan kepada pemerintah. Pertama, penindakan hukum secara tegas bagi para perusak bangunan cagar budaya. Kedua mendesak Pemkot Surabaya untuk membeli areal tanah di Jl. Mawar 10 tersebut yang kini dikuasai pihak swasta. Yang ketiga, meminta Rumah Studio Radio Pemberontakan Bung Tomo dibangun kembali seperti bangunan aslinya. Dan keempat, paguyuban ini meminta Pemkot agar memaksimalkan pengelolaan dan pemanfaatan situs sejarah sebagai modal untuk membangkitkan rasa nasionalisme yang kuat. “Dengan itu, semangat mem bangun kota dan bangsa yang lebih hebat untuk kepentingan pembangunan di masa sekarang. Juga sekaligus untuk menghadapi tantangan invansi dan intervensi luar di masa datang,” ucap suami Hesti Wulandari, S.Sos ini mengingatkan. •Pri MPA 362 / November 2016
11
LENSA KHUSUS
Ketua DWP Kanwil Kemenag NTT menyerahkan souvenir kain alor sebagai kenang-kenangan pada Khusnul Khotimah, Plt Ketua DWP Kanwil Kemenag Jatim.
Tamu Istimewa DWP Kanwil Kemenag Prov. Jatim Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur mendapatkan tamu istimewa pada tanggal 11 Oktober lalu. Pengurus DWP Kanwil Kemenag Nusa Tenggara Timur mengadakan studi banding ke Kanwil Kemenag Provinsi Jatim.
S
ambutan hangat pun diberikan kepada rombongan dari NTT yang berjumlah 25 orang tersebut di Aula Al Ikhlas II Kanwil Kemenag Jatim. Tak ayal, sambutan itupun membuat sang tamu berdecak kagum. “Dua hari yang lalu jamaah haji asal NTT pulang ke tanah air bergabung dengan Embarkasi Surabaya. Pelayanannya ramah, fasilitasnya setara dengan hotel bintang lima dan sekarang kami disambut dengan hangat,” ujar Desi Sorma. “Kami pun makin merasa tersanjung dengan pemutaran video klip kami. Sungguh kami tak menyangka sebelumnya,” imbuh Ketua DWP Kemenag Prov. NTT ini takjub. Dr. H. Mustai’in, M.Ag selaku Plt. Kepala Kanwil Kememenag Prov. Jatim merasa bangga atas kunjungan DWP Kanwil Kemenag NTT. Apalagi hingga saat ini, jamaah haji asal NTT masih dipercayakan pada Embarkasi Surabaya. “Selamat datang dan semoga betah di Jatim dengan segala kekhasannya,” ujarnya dengan penuh keramahan. Dengan penjelasan Kasubbag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, tampak mimik 12
MPA 362 / November 2016
sumringah seluruh rombongan. Mereka antusias mendengar penjelasan tentnag kekayaan dan potensi-potensi masya rakat Jawa Timur. “Ibu-ibu sekalin bisa menemukan makanan unik dan khas seperti rawon setan, bebek sinjay, tahu kuning, rawon pecel,” paparnya. “Kerajinan ber kualitas dan murah seperti tas kulit, batik Madura, songket Banyuwangi bahkan wisatawisata yang setara dengan Luar Negeri misal Simpang Lima Gumul, Jembatan Suramadu, Museum Satwa Malang bisa ibu kunjungi,” tambahnya menguraikan. Demi menambah keakraban, dalam kesempatan ini, juga diperkenalkan pengurus DWP. Yang tampak hadir adalah istri Kabag TU selaku Plt Ketua DWP, Kabid PHU, Kabid PendMa, Kabid Penais, Kabid PD Pontren, Kabid Urais, Kepala UPT AHES, kepala BDK Surabaya serta pengurus lainnya. “Mohon maaf Kakanwil dan istri belum bisa hadir di tengah-tengah kita karena baru saja pulang menjalankan ibadah haji di tanah suci,” katanya.
Sementara itu, Khusnul Khotimah mem brikan paparan tentang aktivitas DWP Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Menurut Plt. Ketua DWP tersebut, selama ini pengurus DWP cukup aktif dalam beragam kegiatan. Seperti berparisipasi dalam pertemuan-pertemuan di lingkungan Kemenag Prov. Jatim, menjadi Pembina RA Perwanida Kabupaten/ Kota dan bekerjasama dengan Paguyuban Darma Wanita bidang Pendma se-Kabupaten/ Kota. Selain di bidang Penais, DWP Kanwil Kemenag Jatim juga berpartisipasi melestari kan kesenian islami seperti Qasidah, Hadrah dan Rebana. Tak hanay itu, di bidang sosial budaya mereka juga turut serta memberikan santunan kepada PNS golongan rendah di bawah naungan Kemenag, mengunjungi mantan staf-staf yang pensiun menjelang Hari Amal Bakti. “Ini sudah berjalan 4 tahun. Adapun dalam bidang ekonomi, Darma Wanita Kanwil Kemenag Jatim juga berpartisipasi dalam pembukaan pameran bazar saat kegiatan,” pungkas istri Kabag TU tersebut dengan gamblang. •Isna/Ima
LENSA KHUSUS
Foto bersama Rombongan Kanwil Kemenag Prov. Jatim dan Pejabat di lingkungan Kanwil Kemenag Prov. NTT
Catatan Perjalanan
Konsultasi dan Koordinasi KUB Ke Provinsi NTT Tidak salah memang, bila Balitbang Kementerian Agama RI menganugerai Provinsi Nusa Tenggara Timur Harmony Award dengan nilai Indeks KUB tertinggi 83,3 persen. Penyerahan penghargaan sendiri dilakukan oleh Menteri Agama RI Lukman Hakim Syaifuddin di Auditorium HM. Rasjidi Kementerian Agama Pusat pada tanggal 30 Desember 2015. Lantaran itulah, Kementerian Agama provinsi Jawa Timur melakukan Konsultasi dan Koordinasi terkait Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada atanggal 13 dan 14 Oktober 2016.
M
emang secara history, social dan budaya provinsi Nusa Tenggara Timur tidaklah sama dengan provinsi Jawa Timur. Tapi tentu saja ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari Provinsi penerima penghargaan tertinggi bidang KUB di penghujung tahun lalu itu. Rombongan dari Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini yang berjumlah 20 orang yang diketuai oleh Kepala Bagian Tata Usaha, Dr. Musta’in, M.Ag. Rombongan ini tiba di Bandara El Tari Kupang pukul 10.30 WITA dan disambut oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kementerian Agama provinsi Nusa Tenggara Timur, Hasan Manuk, S.Pd., M.Pd. beserta beberapa jajarannya. Menariknya, penyambutan dilakukan secara adat. Kepala Kanwil Kemenag Prov NTT, Drs. Sarman Marselinus memberikan ayam dan minuman serta selendang tenun ikat dan ti’ilangga – topi khas pulau Rote – kepada ketua Rombongan dari Jatim. Nuansa kerukunan dan kedamaian begitu terasa walaupun dengan cuaca yang panas menyengat. MPA 362 / November 2016
13
LENSA KHUSUS
Pengalungan Tenun Ikat dari ketua FKUB Dr. Maria Theresia Geme, SH., MH. Kepada Kabag TU Kanwil Kemenag prov. Jatim Dr. Musta'in, M.Ag.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan perkenalan dan diskusi seputar Kerukunan Umat Beragama di provinsi Nusa Tenggara Timur. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan untuk menambah wawasan dan keilmuan tentang KUB. Pertama, kerukunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah terjalin sejak nenek moyang mereka. Terbukti kedatangan suku Bugis yang juga salah satu penyebar agama Islam kala itu dapat diterima. Seiring laju zaman, kerukunan terus terjalin. Factor lain turut mendukung kerukunan seperti faktor hereditas (kekerabatan). “Ketika sumbu konflik sudah mulai terasa menyala atau sudah menyala, maka pihak yang berseberangan biasanya diingatkan akan keterikatan keluarga. Karena dari silsilah dan silaturahmi di NTT sampai beberapa turunan masih terjalin dengan semboyan ‘kita satu saudara’. Ini mungkin yang tidak terdapat di daerah lain”, tutur Drs. Sarman Marselinus. Kedua, peran para tokoh adat dan tokoh agama sebagai tauladan dengan sikap saling menghormati antar umat beragama menjadikan masyarakat di tingkat grassroot ikut pula mencontoh para sesepuh dan tokohnya dalam kehidupan mereka seharihari. Bahkan bentuk kerukunan itu dapat dilihat seperti komunitas kerukunan peda gang pasar lintas agama dan tukang ojek lintas agama. Ketiga, adalah peran Pemerintah yang tak kalah besar dalam menciptakan Kerukunan Umat Beragama di provinsi Nusa Tenggara Timur. Beberapa tempat ibadah minoritas seperti masjid, vihara dan, pura tidak dipersulit untuk mendirikannya. “Bahkan 14
MPA 362 / November 2016
di pulau Rote ada Gereja dan Masjid yang letaknya bersebelahan. Dan masyarakat di sana hidup dengan rukun dan damai,” ungkapnya bangga. Sementara itu, dari paparan para pejabat Kanwil Kemenag Prov. NTT, khususnya para Pembimas, terungkap bahwa betapa kondisi di provinsi ini sungguh damai. Seperti misalkan kesempatan memimpin doa secara agama Hindu, meski di sana jelasjelas mayoritas pemeluknya adalah agama Katholik dan Kristen. Selain itu, ritual Ekumene (Perayaan Bersama), berlaku di provinsi eksotik ini. Misalnya ketika merayakan hari Raya Idul Adha, daging kurban dibagikan kepada semua pemeluk agama. Jadi, tidak hanya untuk kaum muslim saja. Begitu juga ketika dalam suatu acara lain, maka alat masak dan yang orang memasak untuk agama Islam akan dipisahkan. Kerukunan di provinsi Nusa Tenggara Timur adalah kerukunan yang genetic, keru kunan yang generik, kerukunan yang retorik dan kerukunan yang eksotik. Kerukunan di provinsi ini merupakan manifestasi dari Pancasila. Tak heran jika ada yang mengar tikan NTT sebagai kependekan dari ‘nusa terindah toleransi’. Setelah mendapatkan paparan yang cukup menarik, rombongan pun meninggal kan area Kanwil Kemenag Prov. NTT dengan didahului pemberian cindera mata berupa alat musik Sasando dan foto bersama. Selanjutnya, rombongan menuju kantor FKUB Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di sini rombongan disambut oleh Dr. Maria Theresia Geme, SH., MH. selaku Ketua FKUB NTT,
ketua MUI NTT, H. Makarim. Selain itu ada pula pengurus organisasi keagamaan lain yang turut menyambut langsung kedatangan rombongan Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Rombongan pun dibuat kagum saat melihat kondisi gedung FKUB yang megah berlantai 3. Hal ini tentu saja membuat minder FKUB Prov. Jawa Timur yang hingga saat ini masih belum mempunyai gedung tersendiri. Kesempatan ini pun tidak disia-siakan oleh H. Hamid Syarif, selaku Wakil Ketua I FKUB provinsi Jawa Timur untuk bertanya dan menggali lebih banyak informasi dan pengalaman di FKUB NTT. Eksistensi FKUB di NTT ternyata men dapat dukungan dari Pemprov setempat. Terbukti bahwa Gubernur memberikan anggaran setiap tahunnya selain anggaran dari Pusat melalui Kementerian Agama. dari sinilah berhasil dibangun gedung FKUB yang cukup megah itu. adapaun dalam melaksanakan perannya, FKUB dikendalikan oleh Bakesbangpol. Dari penejelasan pengurus FKUB NTT terungkap bahwa komposisi susunan pengurus sangat proporsional. Terdapat 10 orang pengurus dari agama Katholik melalui rekomendasi Pastur, 6 pengurus dari agama Kristen melalui ketua Sinode Kristen NTT, 3 pengurus dari agama Islam, 1 pengurus dari agama Hindu dan 1 pengurus dari agama Buddha. Komposisi apik ini tercipta berkat Pergub maupun Perda yang mendukung terciptanya iklim rukun dan damai di Provinsi NTT. Dan sudah menjadi kewajiban bagi FKUB NTT untuk selalu berkomitmen melayani masyarakat dari semua suku, agama, maupun ras. Salah satu yang perlu dicatat, bahwa di Provinsi NTT sendiri berstatus ‘Quo’. Artinya masing-masing tahu diri dan mengendalikan diri. Tidak ada mayoritas dan tidak ada minoritas. Kegemaran masyarakat berdialog menjadikan rumah sebagai tempat dialog di akar rumput (Umama Pro). Dialog keluarga, biasanya membahas banyak hal serta penyelesaian masalah. Menurut Dr. Maria Theresia Geme, SH., MH, di tingkat elit para pimpinan stakeholder bukan sebagai pemadam kebakaran. Tetapi mencegah sebelum terjadinya kebakaran. Misalnya saat di luar provinsi sedang ber gejolak konflik SARA, maka para masingmasing tokoh segera berkolaborasi terhadap pencegahan konflik agar psikologis masya rakat tidak tersulut. Itulah provinsi Nusa Tenggara Timur dengan presentasi agama Katholik 55,85%, agama Kristen 34,29%, agama Islam 9,64%, agama Hindu 0,21%, agama Buddha 0,11% serta Khonghucu 4 orang. Provinsi sebagai miniatur Indonesia dan Cahaya Kerukunan dari Timur yang berpegang kepada 4 pilar, yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. •Anni
LENSA KHUSUS
Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat MTsN dan MAN Se-Jawa Timur Kitab kuning sebagai sumber khazanah keilmuan ulama’-ulama’ salaf dan identik dengan pondok pesantren, kini melalui Bidang Pendidikan Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur lebih didekatkan lagi kepada siswa-siswi madrasah. Hal ini terwujud dalam Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat MTsN dan MAN se-Jawa Timur yang digelar untuk pertama kalinya di hotel Mercure Surabaya pada tanggal 24 Oktober 2016.
Para juara Lomba Baca Kitab Kuning Tingkat MTsN dan MAN foto bersama seusai menjuarai event yang baru pertama kali dilaksanakan.
Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur memukul gong sebagai tanda dibukanya lomba baca kitab kuning.
S
ebanyak 456 siswa perwakilan dari MTsN dan MAN se-Jawa Timur hadir untuk berkompetisi menjadi yang terbaik. Lomba ini juga dihadiri Kabag TU, para Kasi pada Bidang Pendidikan Madrasah (Pendma) Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Kasi Pendma dari Kabupaten/ Kota se-Jawa Timur dan Kepala MTsN maupun MAN se-Jawa Timur yang turut serta mendampingi para siswanya. Pada pembukaan lomba yang dimeriah kan oleh group banjari dari MAN Sidoarjo ini, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. H. Supandi, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa salah satu yang mendasari lomba ini diadakan adalah karena lomba-lomba yang selama ini dipertandingkan di madrasah masih berkisar di keilmuan umum dan sains. Sedangkan keilmuan yang bernuansa keilmuan pondok pesantren belum banyak yang menyentuhnya. Oleh karenanya, lomba ini juga dimaksudkan untuk menggairahkan siswa-siswi madrasah untuk mengkaji dan mencintai kitab klasik ini. Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag. pada saat menyam paikan sambutannya sekaligus membuka acara menyatakan rasa syukurnya. Karena di tengah-tengah era global ini ternyata anak-anak masih mau belajar kitab kuning. Kitab kuning ini bukan langka kitabnya, tetapi langka pembacanya. “Semoga
Salah seorang peserta kategori MAN Putra sedang mengikuti tahap ujian lisan di hadapan 3 dewan hakim yang berkompeten di bidang kitab kuning.
dengan dimulai dari siswa-siswi MTsN dan MAN yang mengikuti lomba kali ini, nantinya akan menggairahkan anak-anak yang ada di Jawa Timur untuk benar-benar mau mempelajari kitab kuning,” ungkapnya diamini para hadirin. Menurut mantan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini, kitab kuning telah memberikan arahan bagaimana pendidikan karakter dijalankan. Bagaimana seharusnya menjadi siswa, menjadi guru atau bagaimana yang muda menghormati yang tua. Semuanya itu telah dijelaskan dalam kitab kuning. “Semua itu ada di kitab Ta’limul muta’allim,” ujarnya. Seusai sambutan, Kepala Kantor Kemen terian Agama didampingi Kabag TU, Kabid Pendidikan Madrasah pada Kantor
Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur memukul gong sebanyak tiga kali sebagai tanda dibukanya acara perlombaan ini. “Semoga pendidikan di Jawa Timur lebih baik dan lebih baik lagi,” harapnya. Pada perlombaan ini peserta melalui dua tahap penilaian. Pada tahap pertama, seluruh siswa mengikuti tes tulis berupa teks yang disiapkan oleh panitia untuk dieksplorasi dari sisi tarjamah, nahwu shorof atau tafsirnya. Peserta diberi ruang yang seluasluasnya untuk menuangkan ide-idenya terkait teks yang diberikan. Pada tahap kedua berupa tes lisan. Sebanyak 24 siswa-siswi yang telah lulus seleksi tahap awal, berhak mengikuti tes ini. Mereka diuji untuk membaca kitab kuning di hadapan tiga dewan hakim dari UIN Sunan Ampel Surabaya, pengasuh pondok pesantren, dan dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur yang mengajukan pertanyaan terkait bacaan, baik dari sisi terjemah maupun dari sisi ilmu nahwu shorofnya. Dan dari perlombaan yang berlangsung dari pagi hingga menjelang Maghrib ini, dewan hakim menetapkan juara I hingga harapan III pada 4 kategori, yaitu MTsN (Pa/ Pi), MAN (Pa/Pi). Mereka mendapatkan piala, piagam penghargaan dan uang pembinaan. Pada kategori MTsN – baik putra maupun putri – juara pertama diraih oleh MTsN Bangil Pasuruan. Sedangkan pada kategori MAN, MAN 3 Kota Malang berjaya di kategori putra maupun putri. •Hisyam MPA 362 / November 2016
15
LENSA KHUSUS
Santri Jatim berpartisipasi dalam penulisan mushaf al-Qur'an.
Ratusan Santri Jatim Berpartisipasi dalam Penulisan “Mushaf Santri”
S
Memperingati Hari Santri Nasional (HSN), ratusan santri Jawa Timur berpartisipasi dalam penulisan mushaf al-Qur’an. Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 12 Oktober lalu ini berkat inisiasi dari Kementerian Agama dalam tajuk Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf al-Quran. Para santri ini tergabung bersama 42.840 santri seluruh di Indonesia di 34 Provinsi seluruh Indonesia.
ementara itu, santri asal Jatim terkon sentrasi di dua tempat. Sebanyak 608 santri di Pondok Pesantren al-Fitrah Kedinding Surabaya. Sedangkan 100 santi di Aula al-Ikhlas Kanwil Kemenag Prov. Jatim sambil melakukan video conference dengan Menag RI. “Dan mereka juga bisa menyaksikan langsung kegiatan penulisan mushaf Al-Quran yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia itu,” ujar Drs. H. Husnul Maram, M.H.I. Dalam kegiatan ini masing-masing santri menulis dua halaman dalam durasi satu jam. Dan dari sana dihasilan dua buah mushaf. Satu untuk disimpan di Kanwil dan satunay dikirim ke Kemenag Pusat. “Mushaf inilah yang dianugerahkan kepada Presiden saat Pembukaan Pospenas VII di Serang Provinsi Banten pada 22 Oktober lalu,” ucap Kabid PD. Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini. Dalam sambutannya melalui video conference, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan pentingnya interna lisasi kandungan al-Qur’an dalam diri generasi muda Indonesia melalui pembudayaan tra disi penulisan mushaf al-Qur’an. “Dengan menulis, anak-anak akan membaca dan mengingat ayat yang ditulisnya,” ucapnya. Menag juga menjelaskan bahwa pihaknya ingin membudayakan menulis Alquran. Sebab qiro’ah sudah cukup. Apalagi di Indonesia selama ini sudah dikenal memiliki para qari’ yang bagus. “Harapan ke depan siswa madrasah dan santri punya program 16
MPA 362 / November 2016
Para santri dan Pejabat Kanwil Kemenag Prov. Jatims edang melakukan video conference dengan Menag RI.
menulis al-Qur’an. Kalau tidak jadi kurikulum karena kurikulum perubahannya rumit, ini bisa jadi kegiatan tambahan. Waktunya juga tidak panjang,” tuturnya menghimbau. Selain itu, Menag juga memberikan nama Mushaf Santri. Alasan penamaan tersebut dilatar belakangi oleh dua sebab. Pertama, karena keberadaan santri merupakan hajat Kementrian Agama dan pondok pesantren. Terlebih dengan adanya Hari Santri sebagai wujud pengakuan pemerintah akan kiprah ulama pondok pesantren dalam memperjuang kan NKRI. Dan kedua, dikarenakan komitmen pemerintah akan kompetensi dan kuali fikasi santri secara serius dan tanggung jawab. Pada kesempatan dialog secara live Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Jawa Timur Dr. H. Musta’in, M.Ag didampingi Kepala Bidang PD Pontren menjelaskan beberapa kegiatan yang dilakukan oleh 38 Kabupaten/ Kota di Jawa Timur demi memeriahkan HSN 2016. Diantaranya adalah misalnya Karnaval Santri, Kirab Santri, dan Gerak Jalan. Selain itu, dengan adanya pembatasan peserta kuota santri dalam penulisan mushaf secara serentak membuat sebagian pondok pesantren tidak bisa bergabung. Untuk menghilangkan kekecewaan ini, Kanwil Kemenag Prov. Jatim menggelar kembali penulisan mushaf secara serentak bagi santri seluruh Jawa Timur. Hal ini sekaligus menjadi kegiatan menarik dalam memeriahkan HSN. •Pri/Nuris
LENSA KHUSUS
Para juara Guru dan Pengawas Berprestasi tingkat Jatim berpose bersama Kabid PAIS.
Penganugerahan 36 Guru dan Pengawas PAI Berprestasi
K
Bidang PAIS Kanwil Kemenag Prov. Jatim telah menetapkan 36 Guru dan Pengawas PAI berprestasi tahun 2016. Penetapan ini sendiri berdasarkan tes, wawancara dan presentasi Karya Tulis Ilmiah yang dilakukan di Hotel Utami Sidoarjo pada 12-14 Oktober lalu. “Ini merupakan seleksi Tahap kedua setelah sebelumnya penilaian portofolio,” ujar H. Mas’ud, S.Ag, M.Pd.I
abid PAIS ini mengungang kapkan bahwa dalam se leksi tahap pertam diikuti sejumlah 144 orang guru. Setelah penilaian potofolio yang dikirimkan, yang lolos ke seleksi kedua sebanyak 82 orang. “Inilah yang kemudian kita tetapkan sebagai nominasi dan berhak mengikuti tahap kedua untuk menentukan juaranya,” katanya menjelaskan. Adapun guru prestasi tingkat PAUD dan TK adalah Diana Racmawati, S.Pd dari Kota Malang ditetapkan sebagai Juara 1. Di posisi kedua ada Ninik Hirawati, S.Pd.I, M.Pd.I (Magetan). Lalu Nur Faridah, S.S dari Kota madiun sebagai juara 3. Adapun sebagai juara harapan dikatagori ini adalah Siti Mahmudah, S.Pd. AUD, M.Pd (Kota Blitar), Ike Tussolichah, S.Pd.I (Gresik) dan Miftahul Jannah, S.Pd.I. Pada jenjang SD/SDLB, delegasi Lamongan bernama Suhadaq, S.PdI berhasil menyabet sebagai juara pertama. Juara kedua dan ketiga secara berurutandiraih oleh Ma’rifatul Hidayah, M.Pd.I (Tulungagung) dan A’an Faizzatur Rohma, S.Pd.I (Surabaya). Sementara itu, Karmuji, S.Pd.I, M.Pd (Tuban), Sugeng Setiyo Budi, S.Th.I dan Khusna Abidah Azzakiyah yang sama-sama berasal dari Surabaya harus puas sebagai juara harapan. Juara 1 Guru PAI Berprestasi tingat SMP/ SMPLB dianugerahkan kepada Samsul Farit
dari Situbodo, M.Pd.I. Dan Juara 2 diraih oleh wakil Kota Probolinggo, Sumriye, S.Ag. Sementara utusan Pacitan, Ririn hasbianti, S.Pd.I mendapatkan juara ketiga. Pada juara harapan ditempati oleh Ani Nur Ainul Muthohiroh, S.Ag (Magetan), Wahyudi, M.Pd.I (Kabupaten Kediri) dan Sayihol Amin, S.Pd.I (Sampang). Di jenjang SMA/SMALB ada Izzatul Laila, M.Pd.I asal Jombang yang dikukuhkan sebagai juara pertama. Menempati juara kedua adalah Fathur Rahman, S.Ag, MA dari Kabupaten Mojokerto. Sedangkan Dra. Dien Rahma Suryani, M.Pd.I dari Kota Surabaya ditetapkan sebagai Juara 3. Disusul sebagai juara harapan adalah Asroji, S.Ag, M.Pd.I (Ponorogo), Rohmatul Ummah, M.Pd.I (Kabupaten Malang) dan Wiwik Eriyani, S.Ag, MA (Tuban). Sementara itu, Akhmad Farid, S.Pd.I dari Kabupaten Malang didaulat sebagai
Guru PAI berprestasi tingkat SMK. Disusul kemudian Suwari, S.Pd.I, M.Pd.I (Lumajang) sebagai terbaik kedua. Dan terbaik ketiga diraih oleh Muh. Edy Wiyono, S.Pd.I (Kota Madiun). Juara harapan diisi oleh Miftahul Huda, S.Ag (Lamongan), Muchammad Sofyah Hadi, M.Pd.I (Surabaya) dan Mualip, S.Ag, M.Pd.I (Trenggalek). Sedangkan Pengawas Prestasi tahun 2016 adalah Anis Nurlaili, S.Ag, M.Pd.I (Juara 1), Muhammad Zainullah, M.Pd.I (Juara 2) dan Siti Elhamah, M.Pd.I (Juara 3). Selain itu ada pula Moh. Fanany, M.Fil.I (Juara Harapan 1), Muridlo, M.Pd.I (Juara Harapan 2) dan Drs. Madyowidodo, M.Ag (Juara Harapan 3). Dengan ditetapkannya para juara ini, diharapkan mampu mempertahankan Jatim sebagai Juara Umum di level nasional. “Sebab sudah menjadi tradisi, selama ini Jatim selalu mendominasi dalam Pentas PAI mau pun Apresiai Guru dan Pengawas PAI tingkat Nasional,” ujar Dr. H. Musta’in, M.Ag berpesan. Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini juga mengingatkan agar prestasi yang didapat ini bisa menciptakan siswa yang berprestasi pula. “Sebab tiada siswa prestasi tanpa adanya guru yang berprestasi. Dengan ini tentu kualitas pengajaran PAI di sekolah kian meningkat,” tandasnya. “Dan ending dari ini semua adalah terciptanya siswa yang benar-benar berakhlakul karimah,” imbuhnya. •pri MPA 362 / November 2016
17
INSPIRASI
Membiasakan Siswa MI Menulis Paper Bahasa Inggris Selama ini siswa dituntut untuk menghafalkan teks, tapi hal ini tidak berlaku di MI Ma’arif NU Pucang Sidoarjo. “Itu sudah tidak berlaku di sini. Justru kami wajibkan tiap siswa menulis paper layaknya mahasiswa,” ujar M. Hamim Thohari, S.Pd, MM bangga.
T
entu saja paper yang dibuat siswa madra sah yang beralamat di Jl. Jenggolo 53 Sidoarjo ini tak setebal milik mahasiswa. Kepala MI Ma’arif NU Pucang ini mengungangkapkan, bagi kelas kecil atau kelas 1-3, cukup menulis satu hingga dua halaman saja. Dan ada kertas khusus yang sengaja disediakan madrasah bagi peserta didik. Adapun sistematika penulisan, lagi-lagi tak seperti mahasiswa. Jika paper mahasiswa umunya terstruktur mulai pendahuluan, rumusan masalah, pembahasan dan kesim pulan, paper siswa madrasah ini tak seperti itu. Sebab dalam paper tersebut, siswa hanya diwajibkan mendiskripsikan apa yang telah dipelajari sesuai kemampuan masing-masing. Namun yang menarik, penulisan paper ini wajib ditulis menggunakan bahasa Inggris. Ini tentu tidak terlalu merisaukan siswa. Sebab sejak kelas 1, bahasa pengantar seluruh mata pelajaran yang dipakai adalah bahasa negeri Ratu Elisabeth II. Tidak ada diskriminasi antar mapel. Bahkan pelajaran agama seperti al-Qur’an-Hadis dan Aqidah Akhlak juga menggunakan bahasa Inggris. Hal ini sangatlah wajar. Sebab selain menerapkan kurikulum nasional, madrasah ini juga menggunakan kurikulum internasional. Salah satunya adalah kurikulum Cambridge Univercity. Paper-paper siswa madrasah yang memiliki 35 rombongan belajar ini, dibuat secara berkala. Ada yang harian, mingguan dan bulanan. Selain itu, masing-masing siswa juga diharuskan mempresentasikan karya tulisnya di depan kelas. “Tak jarang, kelas menjadi gaduh karena suasana diskusi pasca penyampaian paper,” ungkapnya. Bahkan adu debatpun seringkali seakan memanas kala siswa beradu argumen tentang temuan sebuah teori pasca adanya praktikum. Apalagi jika terjadi ketidaksesuain antara konsep yang ditemukan dengan hasil akhir sebuah pengujian. “Memang pembelajaran di sini lebih banyak di ruang praktikum karena 18
MPA 362 / November 2016
M. Hamim Thohari, S.Pd, MM
Erna Yulita, S.Si, M.Pd.I
Kepala MI Ma’arif NU Pucang.
Koordinator IB MI Ma’arif NU Pucang.
siswa bisa langsung mengaplikasikan sebuah teori,” ucap Erna Yulita, S.Si, M.Pd.I. Inilah model pembelajaran International Baccalaureate (IB) yang saat ini tengah diadaptasi oleh madrasah dengan 1.158 siswa ini. Pembuatan paper inilah, sehingga menjadikannya sebagai satu-satunya madrasah di Indonesia yang menerapkan kurikulum IB. Ini merupakan organisasi nirlaba yang awalnya berbasis di Jenewa Swiss yang kini berkantor pusat di Singapura. Adapaun tujuan dari kurikulum IB, adalah menciptakan sebuah kurikulum yang menjanjikan, relevan dengan perkembangan zaman, menantang dan signifikan. Hal ini diperoleh melalui struktur dan pengem bangan dari kelima elemen dasar pendidikan; yaitu pengetahuan, konsep, ketrampilan, etika dan tindakan. Kurikulum ini lebih menekankan pada proses pembelajaran di setiap unit temanya. Metode pembelajaran dikemas lebih menarik, dinamis dan komprehensif. Sebab di setiap unit pembelajaran meng haruskan adanya pendalaman materi dari lintas disiplin ilmu. “Artinya, satu unit tema diwajibkan adanya pembahasan menggu nakan minimal 3 mata pelajaran,” tutur
Koordinator IB MI Ma’arif NU Pucang ini. Ada lima elemen utama dalam kurikulum program Primary Years Programme (PYP) yang khusus kelompok usia 3-10 tahun. Yakni konsep, pengetahuan, keahlian, sikap dan tindakan. Elemen-elememen tersebut dikembangkan melalui enam cara transdisipliner: siapa kita; di mana kita hidup; bagaimana kita berkembang; bagaiman dunia berjalan; bagaimana kita terlibat di dalamnya; dan bagaimana hidup berdampingan. “Di dalamnya sudah mencakup bahasa, ilmu sosial, matematika, seni, sains, pendidikan personal, sosial dan fisikal,” tuturnya detil. Dalam Program IB khusus kelas 5, pada akhir pembelajaran ada tugas akhir berupa penelitian. Penelitian ini sendiri dibuat secara berkelompok. Dalam satu kelompok terdapat 5 siswa dengan didampingi seorang guru pembimbing. Adapun hasil penelitan tersebut lantas dipresntaskan secara terbuka dalam exhibition atau pameran. Pameran ini dihadiri oleh seluruh jaringan sekolah IB se-Indonesia. “Jadi suasananya benar-benar seperti ujian terbuka,” tukasnya. “Di sini juga dipamerkan seluruh hasil penelitian siswa. Baik yang berupa alat peraga atau temuan lainnya,” imbuh wanita murah senyum ini. •pri
CAHAYA HATI
Jangan Lupakan Janda dan Anak Pejuang yang Gugur di Medan Tempur Suatu hari seorang perempuan yang sedang memanggul air, dengan napas tersengal pulang kerumahnya. Di tengah jalan seorang pria yang tak dikenalnya menawarkan jasa baiknya untuk membawakan air di gentongan itu ke rumahnya. Pada saat yang sama, anak-anak pencari air yang masih kecil-kecil itu tengah menunggu kedatangan sang ibu di rumah. Anak-anak yang tak berdosa itu, melihat ibundanya pulang bersama seorang pria yang tak mereka kenal.
S
elepas gentong yang berisi air itu diletakkan di rumah perempuan itu, pria itu bertanya, ”Tampaknya ibu tidak mempunyai suami, sehingga ibu harus mengambil air sendiri. Bagaimana ceritanya hingga ibu menjadi janda?”. ”Suamiku dulu adalah seorang prajurit (pejuang)”, jawab ibu itu. ”Lalu, Ali bin Abu Thalib mengirimnya ke suatu (pertempuran) diperbatasan dan dia (tewas) terbunuh disana. Kini, yang tinggal hanyalah aku dan beberapa anakku yang masih kecil”, tambahnya. Mendengar jawaban demikian, pria itu tidak banyak bicara. Dia hanya menundukkan kepala dan kemudian mohon diri. Selepas meninggalkan rumah perempuan itu, hari itu pikirannya terus menerus dibayangi hal ihwal perempuan tadi dan anak-anaknya. Malamnya dia tidak bisa tidur. Pagi-pagi sekali dia mengambil sebuah karung dan mengisinya dengan berbagai makanan, daging, gandum, dan kurma. Kemudian dia pergi kerumah perempuan itu. ”Siapa?” tanya perempuan (dari dalam rumah), selepas mendengar ketukan pintu. ”Hamba Allah yang kemarin datang kesini, Saya membawakan makanan sekadarnya untuk anak-anakmu”, jawab pria itu. ”Semoga Allah meridhaimu dan menghukum Ali bin Abu Thalib karena keteledorannya atas kami”, ucap perempuan itu. Selepas pintu dibuka, pria itu masuk seraya berkata, ”Saya ingin mendapat pa hala sekadarnya. Izinkan saya menumbuk gan dum ini dan membuatkan roti untuk kalian”. ”Baiklah”, jawab perempuan itu. ”Tapi, aku lebih terbiasa menumbuk gandum dan membuat roti (sendiri). Tolong engkau jagakan anak-anakku saja agar aku leluasa memasaknya”, tambahnya. Perempuan itupun pergi ke dapur, sedangkan pria itu segera mengambil sedikit daging yang dibawanya, lalu mencincangnya dan menyampurnya dengan kurma, dan
menyuapi anak-anak yatim itu dengan tangannya sendiri. Setiap kali dia menyuapkan makanan, dia selalu berkata, ”Anak-anakku! Relakanlah Ali bin Abu Thalib kalau dia bersalah terhadap kalian”. Selepas gandum siap, perempuan itu memanggil, ”Wahai hamba Allah! Tolong nyalakan api periuk ini”. Pria itupun pergi ke dapur untuk menyalakan api. Silapan api yang menyala terasa panas. Lalu pria itu mendekatkan mukanya ke api dan berkata kepada dirinya sendiri, ”Rasakanlah panasnya api ini. Inilah balasan orang yang tidak memperhatikan urusan anak yatim dan para janda (pejuang)!”. Pada saat itu, kebetulan seorang perem puan tetangga datang kerumah (janda) itu, dan ternyata ia mengenali pria asing tersebut. Ia pun berkata kepada perem puan si empunya rumah, ”Celaka engkau! Apakah engkau tidak mengenal pria yang membantumu itu? Dia-lah Amirul Muk minin Ali bin Abu Thalib !”. Perempuan (janda) itu pun serta merta mendatangai Ali bin Abu Thalib seraya berkata, ”Dimana hendak kuletakkan mukaku ini. Sungguh, aku minta maaf, wahai Amirul Mukminin !”. ” Tidak !”, jawab Ali bin Abu Thalib. ”Seharusnya sayalah yang meminta maaf kepadamu karena kesalahanku ini”. (nukilan kisah ini dituangkan dalam ’Pesan Indah dari Makkah & Madinah” oleh Ustadz Ahmad Rofi’ Usmani , 2008). Kisah diatas mengisyaratkan adanya kelemahan seseorang disamping kelebi hannya, utamanya para pemimpin. Seka ligus, disamping posisi dan otoritas yang dimilikinya juga dituntut kewajiban dan tanggung jawabnya, yang akan ditagih tidak hanya di dunia ini tetapi sampai di hari akhir pengadilan nanti. ”Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan [yang megah di dunia ini termasuk jabatan dan kepemimpinan yang terkait dengan itu”, (QS.102 : 8)].
Bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November, marilah sejenak kita bersama menengok dan mengenang kembali jasa para pejuang, dan pahlawan itu. Semangat juangnya, nasionalismenya, patriotismenya, dan segala pengorbanannya; yang telah mereka wakafkan sekaligus melandasi bangunan negeri kita ini. Sehingga kita bisa seperti sekarang ini. Lantas bagaimana dengan perhatian dan penghargaan kita teru tama pihak pemerintah terhadap mereka semua itu. Kepada janda-janda dan anakanak keturunan mereka. Sandang, pangan, dan papan mereka. Pendidikan, kese hatan, dan kesejahteraan serta masa depan keluarga besarnya. Jawabannya, sudah ada perhatian itu. Tetapi masih amat sangat kurang dibanding dengan pengobabnan mereka. Barangkali itulah PR kita bersama, khususnya pihak pemrintah. Selamat hari pahlawan, semoga Allah SWT berkenan menerima amalnya dan menempatkan disisi terbaiknaya.. Amienn •AHAR
MPA 362 / November 2016
19
Pahlawan Masa Kini Sembilan November adalah hari Pahlawan. setiap bulan November tiba di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) segenap warga memperingati hari pahlwan dengan segala bentuk maupun kegiatan untuk merayakannya. Pada tahun 2016 ini, negara kita tercinta yang sudah merdeka dan berdaulat ini perlu terus dijaga demi keberlangsungannya.
D
alam konteks historis, dapat disebutkan bahwa peringatan hari pahlawan dengan segala bentuk kegiatan untuk merayakan -sesungguhnya merupakan bagian dari rangkaian sejarah. Paling tidak, kita sebagai generasi muda diajak untuk memahami perjalanan panjang bangsa Indonesia dari masa ke masa. Sebelum merdeka yang penuh dengan liku-liku heroik para pahlawan berjuang melawan dan mengusir penjajah dari bumi nusantara hingga akhirnya Indonesia Merdeka. Apabila dicermati secara mendalam, sejarah perjuangan bangsa telah banyak ditorehkan oleh beliau-beliau yang layak kita sebut sebagai pahlawan bangsa. Berjuang tanpa pamrih, bekerja bersamasama, bergotong-royong, rela berkorban waktu, tenaga, biaya bahkan bertaruh nyawa untuk mencapai tujuan yang sama yaitu melawan penjajah demi kemerdekaan. Hal ini sesuai dengan semangat firman Allah di dalam surah Al-Furqan ayatr 52:
20
MPA 362 / November 2016
Maka janganlah kamu mengikuti orangorang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar (QS. Al Furqan: 52) Berdirinya organisasi yang bernama Boedi Oetomo (1908) dapat dikatakan sebagai tonggak awal mula kebangkitan bangsa Indonesia untuk menggapai kemerdekaan. Organisasi ini yang kemudian menginspirasi para pemuda di pejuru tanah air untuk membangun pergerakan dalam wadah organisasi-organisasinya, seperti: Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Batak, Pemuda Betawi, Sekar Rukun dan Pemuda Timor. Dengan segala dinamikanya, pergerakan pemuda yang akhirnya mencapai titik kulminasinya terjadi dalam Kongres Sumpah Pemuda tahun 1928. Kemudin menyatu dalam sebuah nama Indonesia Moeda. Sungguh luar biasa terbangunnya kehendak yang sama waktu itu, seluruh komponen pemuda yang terdiri dari berbagai pulau, suku, budaya yang berbeda-beda ternyata bisa menyatu dalam sebuah angan atau cita-cita yang sama, yaitu sama-sama ingin menjadi bangsa Indonesia yang terlepas dari penjajahan, terlepas dari penindasan oleh bangsa lain. Itu merupakan salah satu hal yang sangat menarik dicermati dan dihayati dalam sejarah perjuangan para pahlawan bangsa yaitu ditandai adanya kesamaan kehendak, kesamaan rasa untuk bersatu-padu walaupun berbeda tempat asal. Hal ini turut menggambarkan bahwa Indonesia yang terdiri dari berbagai kepulauan besar dan kecil yang tersebar di wilayah nusantara, dengan beraneka suku, agama dan kebudayaan daerahnya ternyata bisa menyatu dalam sebuah ikatan kepentingan bersama yaitu melawan penindasan yang dilakukan oleh bangsa lain demi satu tujuan: MERDEKA !! Sudah tentu kita patut bersyukur dan menghargai jasa-jasa para pejuang/pahlawan kemerdekaan. Terbentuknya negara persatuan dan kesatuan yang dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika ini adalah berkat kegigihan para pejuang, pahlawan untuk melepaskan diri sebagai bangsa terjajah, terkekang dan tertindas. Puncaknya terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bahwa kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamasikan, dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Kini setelah Indonesia merdeka, apa yang patut dan perlu kita lakukan? Sebagai generasi muda penerus cita-cita bangsa pastinya terpanggil untuk mengisi
Terbentuknya negara persatuan dan kesatuan yang dilandasi semangat Bhineka Tunggal Ika ini adalah berkat kegigihan para pejuang, pahlawan untuk melepaskan diri sebagai bangsa terjajah, terkekang dan tertindas. Puncaknya terjadi pada tanggal 17 Agustus 1945 bahwa kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamasikan, dikumandangkan ke seluruh penjuru dunia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
kemerdekaan. Kalau di zaman dulu para pahlawan baik tua maupun muda selalu gigih berjuang untuk meraih kemerdekaan -melawan penjajah, maka setelah merdeka seperti sekarang sudah sepatutnya para pemuda juga berjuang dan bersatu padu tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan dalam satu ikatan persatuan dan kesatuan Indonesia untuk memperkuat ketahanan dalam berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Banyak langkah dan upaya untuk mengisi kemerdekaan di negeri tercinta ini. Seiring dinamika kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, hankam yang berlangsung selama ini maka kita sebagai generasi muda janganlah selalu terlena dan dimanja oleh tersedianya fasilitas-fasilitas yang serba ada. Apalagi di tengah era globalisasi yang ditandai berlakunya era pasar bebas semakin gencar dan membanjirnya produk-produk teknologi terkini berasal dari negara luar
merambah ke Indonesia dengan segenap nilai yang dibawanya. Dampak-dampak atas kehadiran produk asing belum tentu membawa efek positif, karenanya perlu dipikirkan secara seksama jangan sampai penetrasi nilainilai luar membawa akibat yang akhirnya dapat melemahkan kita. Sehingga generasinya menjadi lemah. Allah Swt tidak menghendaki orang tua meninggalkan generasi yang lemah. Sebagaimana firmaNya di dalam surat An Nisaa’ ayat 9:
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS. An NIsaa’: 9) Berjuang untuk mengisi kemerdekaan sama halnya dengan berjuang untuk mempertahankan sekaligus memupuk kebersamaan anak bangsa dalam bingkai persatuan dan kesatuan. Indonesia sebagai bangsa yang modern dan terbuka, akan mampu bergaul dengan negara lain di dunia. Baik dalam percaturan ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya dan lainnya. Kita sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, pastinya semakin cermat dalam mengisi kemerdekaan, kewaspadaan demi ketahanan berbangsa dan bernegara menjadikan hal penting untuk mendapat perhatian bersama. Kalau di jaman dulu dapat dikatakan bahwa penjajahan lebih bersifat fisik, tetapi penjajahan di zaman sekarang nampaknya lebih tidak kentara atau terselubung melalui penetrasi nilai di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Nah sebagai pemuda penerus citacita, penerus generasi pimpinan bangsa sudah saatnya kita harus semakin cerdas dalam mengisi kemerdekaan. Itu sebabnya penjajahan dalam segala bentuknya perlu diantisipasi dan disikapi secara arif dan bijak. Sebagaimana maqalah dari Syaikh Mustafa Al Ghalayaini: Subbaan al yaum rijaal al ghaad, pemuda masa kini adalah generasi yang akan datang. Di tengah kehidupan yang sudah mengglobal ini, kewaspadaan masih perlu dipunyai dalam diri masing-masing anak bangsa, dengan harapan meminimalisir dampak-dampak negatif yang kemungkinan muncul dan mengoptimalkan dampakdampak postifnya. Ini merupakan salah satu langkah berjuang mengisi kemerdekaan demi katahanan dan keutuhan kita bersama sebagai bangsa yang merdeka. Semoga. •AS MPA 362 / November 2016
21
7 Muslimah Penting dalam Sejarah Oleh Suharsono, A.Q *)
Menarik untuk kita perkenalkan beberapa wanita penting dalam sejarah Islam yang mungkin tidak diketahui sebelum ini. Walaupun nama-nama tokoh seperti Empress Theodora, Eleanor of Aquitaine, Joan of Arc, Anne Boleyn, Caterina Sforza dan Elizabeth I sudahpun dikenali, tetapi wanitawanita dunia Islam dari zaman pertengahan dan awal zaman modern kurang diketahui.
22
MPA 362 / November 2016
W
anita memainkan peranan penting dalam dunia pra-modern Islam sebagai sarjana, penyair, sufi, pemerintah, dan srikandi. Ini secara ringkas beberapa tokoh wanita tersebut:
1. Khadijah b. Khuwaylid (m. 620) Malah sebelum pernikahannya dengan Nabi Muhammad, beliau sudah menjadi tokoh penting dengan sendirinya. Dia sebagai pedagang yang berjaya dan bangsawan di Mekah. Beliau memainkan peranan penting dalam menyokong dan menyebarkan agama Islam yang baru ketika itu dan diiktiraf sebagai Muslim pertama. Dipercayai bahawa Nabi Muhammad sendiri bersabda, menurut hadith Sahih Muslim: “Tuhan Yang Maha Esa tidak pernah mengurniakanku seorang yang lebih baik dalam hidup ini daripada dia. Rasulullah Saw menerangkan: Khadijah menerimaku disaat orang menolak aku; dia mempercayaiku ketika orang meragukan aku; dia berkongsi harta denganku pada saat orang mengurangiku;
dan Tuhan mengurniakan dzuriatku hanya dengan dia.” Malah, seorang lagi wanita terpenting di waktu awal Islam, Fatima al-Zahra, merupakan anak perempuan Nabi bersama Khadijah. Hanya melalui Fatima (dan terutamanya dari kedua anak lelaki beliau, al-Hasan dan al-Husain) keturunan Nabi Muhammad dipelihara. Karena ini menjadikan Fatima dan ibundanya Khadijah antara tokoh wanita yang paling dihormati dalam sejarah Islam. 2. Nusayba binti Ka’b al-Ansariyya (m. 634) Juga dikenali sebagai Ummu ‘Ammara. Beliau dari suku Bani Najjar dan merupakan antara penganut Islam terawal di Madinah. Sebagai sahabat Nabi Muhammad Saw, terdapat banyak nilai-nilai murni yang dimiliki beliau. Namun, beliau paling diingat kerana perjuangannya di Perang Uhud (625 M), di mana beliau bersenjatakan pedang dan perisai
menentang tentera Mekah. Beliau melindungi Nabi Muhammad Saw dari serangan musuh semasa pertempuran. Bahkan menanggung beberapa cedera tombak dan panah disaat beliau menggunakan tubuhnya sebagai peng hadang kepada Rasulullah Saw. Diriwayatkan bahawa beliau rebah ping san setelah mengalami cedera yang kedua belas, dan apabila sedar (keesokan harinya di Madinah) persoalan pertama yang terpacul dari mulutnya ialah “adakah Nabi masih hidup?” 3. Khawla b. al-Azwar (m. 639) Seorang lagi sahabat Nabi Muhammad Saw. Beliau terkenal kerana perjuangannya dalam peperangan Yarmuk (636 M) menen tang Byzantine. Menurut riwayat penaklukan Islam yang terkemudian, beliau memiliki tahap kema hiran dan kepahlawanan yang setaraf dengan panglima Islam termasyhur, Khalid bin al-Walid. Namun, terdapat banyak keterangan kurang jelas dari sumber tersebut, yang menimbulkan keraguan di kalangan sarjana menge tahui eksistesni beliau sebenarnya pernah wujud ataupun tidak! Walau bagaimanapun, perlu diiktiraf bahwa kepahlawanan wanita diberi pene ka nan oleh sarjana seperti al-Waqidi dan al-Azdi, yang menulis pada abad kelapan dan kesembilan. Malah, walaupun sekiranya beliau tidak pernah wujud, ia hanya mem buatkan legenda beliau bertambah menarik. 4. Aisyah b. Abu Bakr (m. 678) Seorang yang hampir tidak perlu diper kenalkan lagi. Aisyah merupakan isteri Nabi Muhammad, Saw yang barangkali mem punyai pengaruh terbesar bagi umat Islam selepas kewafatan baginda. Beliau memainkan peranan penting dalam penentangan politik terhadap khalifah ketiga dan keempat, iaitu Uthman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Talib. Bahkan memimpin tentera menentang ‘Ali di Basra pada tahun 656 M. Walaupun beliau menarik diri dari politik setelah kekalahannya, beliau terus memainkan peranan penting sebagai penyampai ajaran Islam. Beliau merupakan salah seorang perawi utama hadis dalam tradisi Ahl Sunnah wal Jamaah. Dari pelbagai segi, beliau merupakan tokoh yang paling kontroversi di zaman permulaan Islam. Lebih lagi kerana implikasi kehi dupan beliau kepada penyertaan wanita dalam kesarjanaan, politik, dan lingkungan masyarakat bertentangan dengan pemahaman konservatif tentang peranan wanita yang muncul kemudiannya. Untuk pengetahuan lebih lanjut tentang Aisyah dan kehidupannya, rujuklah buku Denise Spellberg yang bertajuk “Politics, Gender and the Islamic Past: The Legacy of ‘Ā’isha bint Abī Bakr” (1996).
5. Zainab binti ‘Ali (m. 681) Beliau adalah cucu perempuan Nabi Muhammad melalui anak perempuannya Fatimah (m. 633) dan suaminya ‘Ali bin Abi Talib (m. 661). Beliau adalah tokoh yang paling terkenal dan disanjungi dari Ahl al-Bayt (Keluarga Nabi) dan memainkan peranan penting semasa dan selepas Pertempuran Karbala (680), di mana abangnya al-Husain bin Ali, dan 72 anak saudara serta adikberadiknya dibunuh oleh Bani Umayyah. Pada waktu itu, beliau menjadi pemimpin Ahl al-Bayt dan pembela utama perjuangan abangnya, al-Husain. Di Kufa, beliau mem pertahankan anak saudaranya – ‘Ali bin alHusain – daripada dibunuh oleh penguasa kota tersebut. Saat berhadapan dengan Yazid bin Muawiyah di Damsyik, beliau mem berikan ucapan yang begitu hebat di mah kamah kerajaan yang memaksa khalifah tersebut untuk membebaskan beliau. Kekuatan, kesabaran, dan kebijak sanaan beliau menjadikannya salah seo rang wanita yang paling penting di zaman permulaan Islam. Makam beliau di Damsyik masih meru pakan kawasan lawatan utama oleh kedua-dua pengikut Sunni dan Syiah, yang membuktikan kepentingan legasi beliau di kalangan umat Islam. 6. Rabi’ah al-‘Adawayya (m. 801) Salah seorang mistik (atau Sufi) terpenting dalam tradisi Islam. Rabi’ah al-‘Adawīyya menghabiskan zaman mudanya sebagai seorang hamba di selatan Iraq sebelum men capai kemerdekaannya. Beliau dianggap sebagai salah seorang penulis kumpulan Sufi “Cinta Ilahi,” yang menekankan kasih kepada Tuhan demi kasih itu sendiri, dan bukan
kerana takutkan hukuman atau inginkan bala san. Beliau mengungkapkannya dalam sebuah puisi: “Ya Tuhan! Jika aku menyembah-Mu kerana takut kepada neraka, bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembahMu dengan harapan syurga, halangi aku daripadanya. Tetapi jika aku menyembahMu kerana Kamu, relakan kepadaku Keindahan Abadi-Mu. ” Apabila ditanyakan mengapa kisah Rabi’ah diterangkan secara panjang lebar dalam kamus biografi mistik (yaitu Tadhkirat al-Awliya’) beliau, Fariduddin Attar (m. 1220), seorang sarjana abad ke-13 menjelaskan: “Nabi (saw) sendiri bersabda, “Allah tidak memandang dhahir kamu. Essensi suatu perkara itu bukanlah dari bentuknya, tetapi niatnya. Manusia akan dibangkitkan mengikut niat mereka.” 7. Lubna dari Cordoba (m. 984) Asalnya seorang hamba dari Sepanyol, Lubna akhirnya menjadi seorang tokoh istana terpenting pada zaman Umayyah di Cordoba. Beliau ialah setiausaha istana kepada khalifah ‘Abd al-Rahman III (m. 961) dan anaknya alHakam bin ‘Abd al-Rahman (m. 976). Beliau juga seorang ahli matematik yang mahir dan mengerusi perpustakaan diraja, yang memiliki lebih daripada 500,000 buku. Menurut sarjana Andalusia tersohor, Ibnu Bashkuwāl: “Beliau cemerlang dalam penu lisan, tatabahasa, dan puisi. Pengetahuannya tentang matematik juga amat luas dan beliau mahir dalam ilmu-ilmu lain. Tiada yang lebih mulia di istana Umayyah tersebut daripada dia.” [Ibnu Bashkuwal, Kitab al-Silla (Kaherah, 2008), Jil. 2: 324]. dinukil dari Ballandalus’, •AS
MPA 362 / November 2016
23
Maudlu’i Kontemporer Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
01
Sama Rasa Sama Rata Al-Quran S 6 An-Nahl 71
16:71. Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah? (S16 An-Nahl 71) Tema dan sari tilawah # Allah menciptakan manusia ada yang kaya dan ada yang miskin. # Namun banyak mereka yang diberi kelebihan rejeki itu tidak mau memberi sedekah dan infak kepada orang lain dan kaum dhu’afa`. # Manusia banyak yang tidak mensyukuri nikmat Allah harusnya membagi nikmat itu kepada orang lain dan kaum lemah, sehingga menumbuhkan nuansa sama rasa sama rata dalam menikmati rejeki dari Allah itu.
menang dengan nilai yang bagus akan memperoleh kelebihan dalam bidangnya, siapa yang kalah akan tertinggal dan menanggung derita dari kekurangannya. (3) Bagaimana logikanya orang yang menang dan nilainya bagus itu bahagia?Jawaban hipotetis: Seluruh perlombaan itu pasti lomba dalam kebaikan, maka orang yang menang dalam kebaikan itu ialah mereka yang nilainya paling bagus, maka bagus atau baik itu ialah sesuatu yang menye nangkan dan ditambah dengan keba hagiaan tersendiri.
Masalah dan analisa jawaban (1) Apa sebab timbul perbedaan kondisi dan kepribadian masing-masing manusia hidup di dunia ini?Jawaban hipotetis: Dalam Ilmu Jiwa ada teori Tabularasa. bahwa : Asalnya jiwa manusia itu bagai kan kertas putih lalu terserah akan ditulisi apa atasnya; Kemudian jiwa berkembang senada dengan pengaruh lingkungannya, sehingga manusia itu dibesarkan dan sangat dipengaruhi oleh alam lingkungannya. Sedangkan lingkungan itu sangat bervariasi situasi dan kondisinya, sehingga hasil atau dampaknya ialah manusia itu sangat beragam. (2) Apa dampak akibat dari lemahnya kondisi seseorang dan kekurangan daya kemampuan dirinya? Jawaban hipotetis: Hidup ini bagaikan suatu perlombaan; Maka dalam perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang kalah, maka yang
Pendalaman dan penelitian BAB SATU Antara bakat dan pengaruh lingkungan
24
MPA 362 / November 2016
Apa sebab timbul perbedaan kondisi dan kepribadian masing-masing manusia hidup di dunia ini? Jawaban hipotetis: Dalam Ilmu Jiwa ada teori Tabularasa. bahwa: Asalnya jiwa manusia itu bagaikan kertas putih lalu terserah akan ditulisi apa atasnya; Kemudian jiwa berkembang senada dengan pengaruh lingkungannya, sehingga manusia itu dibe sarkan dan sangat dipengaruhi oleh alam lingkungannya. Sedangkan lingkungan itu sangat bervariasi situasi dan kondisinya, maka hasil atau dampaknya ialah manusia itu sangat beragam, dan berbeda-beda. Al-Quran menyatakan bahwa kepada setiap jiwa manusia sudah diberi ilham pengetahuan sebelum lahir bahwa ada dua jalan,yaitu: jalan yang baik jalan ke surga dan
jalan jahat jalan ke neraka, maka terserah kepada manusia akan memilih jalan yang mana, yaitu:
(7) dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), (8) maka Allah mengil ham kan kepada jiwa itu (jalan) kekefasikan dan ketakwaannya, (9) sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, (10) dan sesungguhnya merugi lah orang yang mengotorinya” (S9 Asy-Syamsi 7-10). Dalam ayat lain Allah menerangkan bahwa setiap jiwa manusia sebelum lahir sudah mengucapkan ikrar untuk bertuhan kepada Allah yang Maha Esa, tetapi kemudian manusia terjebak oleh godaan dunia:
172.Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu menge luarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", 173.atau agar kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak ketu runan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?" (s A-A’raf 172-173).
30:30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (s30 Ar-Rum 30) Rasulullah Saw juga sudah bersabda bahwa sebelum lahir jiwa manusia itu merupakan FITRAH yang suci, bagaikan modal awal atau bahan mentah yang dapat dibentuk atau dibuat menurut siapa yang paling dekat kepadanya yaitu:
"Sungguh Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Nabi Saw. bersabda: "Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya?". Kemudian Abu Hurairah r.a. berkata (mengutip firman Allah QS Ar-Ruum: 30 yang artinya: Sebagai fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu")HR. Bukhari no. 1270 dan Muslim no. 4803). Karena besarnya pengaruh lingkungan kepada jiwa manusia ini sampai sebagian ahli pikir membayangkan bahwa seolaholah watak manusia tersebut diciptakan oleh dunia yang mengelilingi dia sejak sebelum lahir sampai detik-detik terakhir hidupnya manusia; bahwa jiwa manusia yang awalnya seperti kertas putih kemudian terserah kepada lingkungan sekitarnyalah yang memberi isi dan warna jiwa manusia atau orang tuanya ingin menulis dan membuat gambar semaunya pada kertas putih itu dengan tulisan atau gambar menurut sesuka hatinya sehingga jiwa seolah-olah terbentuk oleh dia atau alam sekitar. Pakar Ilmu Jiwa yang lain menyatakan bahwa manusia itu mempunyai bakat tertentu hanya saja bakat itu bertarung melawan pengaruh alam sekitar.
Maka orang beriman harus membentuk dan menciptakan alam lingkungan melalui program perencanaan pendidikan Islam yang paling ideal; Dan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan hadis perencanaan itu harus dimulai dari kedua orang tua calon bayi, artinya sejak memilih jodoh, memilih nama, memilih lembaga pendidikan yang paling rendah sampai yang didambakan PGTK, SD, SMP, SMA, S1-2-3. Bahkan kita wajib membentuk ling kungan yang Islami yang sangat ideal mulai dari Dhoso Wismo, RT, RW, Dukuhan, Kelu ra han, Kecamatan, Kabupaten, Pro pinsi, Nasional, Internasional se jagad raya. Semuanya untuk memberi pengaruh kepada jiwa manusia yang yang baik yang sangat ideal-Islami Baldatun Tbhayyibatun wa Rabbun Ghafur, mulai dari rumah tangga sampai wilayah seluas-luasnya sedunia; semoga Allah mengabulkan. BAB DUA Perlombaan hidup Apa dampak akibat dari lemahnya kon disi seseorang dan kekurangan daya kemam puan dirinya? Jawaban hipotetis : Hidup ini bagaikan suatu perlombaan; Maka dalam perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang kalah, maka yang menang dengan nilai yang bagus akan memperoleh kelebihan dalam bidangnya, siapa yang kalah akan tertinggal dan menanggung derita dari kelemahannya. Gambaran yang sangat ekstrem ialah faham pemikiran Darwin dengan filsafat Evolusinya. Darwin berpendapat bahwa di alam ini terjadi pergulatan lahan hidup, maka siapa yang lebih kuat akan meneruskan sejarahnya, sebaliknya siapa yang lemah dan kalah maka akan terlindas jalannya sejarah akhirnya lenyap. Ayat Al-Quran menyebut secara samar-samar sedikit teori tentang evolusi dari hewan yang sederhana dengan hewan yang lebih maju, yaitu apa yang tercatat dalam uraian berikut:
Artinya: “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perut nya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”(S.24 An-nur 45). Pada pertengahan abad ke-19 berkem bang meluas faham Evolusi, yaitu:
# Bahwa seluruh makhluk hidup sekarang ini termasuk manusia semua itu berasal dari makhluk hidup yang paling sederhana lalu meningkat terus. # Semua makhluk hidup itu mempunyai rangkaian peningkatan bentuk dari yang jenis anggotanya yang sangat sederhana atau belum ada apa-apanya tumbuh berkembang ke bentuk yang beranggota tubuh yang lebih sempurna. Ini dibuktikan oleh Ilmu Geologi dan sejarah Paleo-ontologi. Yang penting dampak dari teori Evolusi Darwin ini ialah bahwa dalam perlombaan hidup ini maka jenis makhluk yang sederhana akhirnya lenyap kalah bersaing dengan makhluk yang serba lebih, sebagaimana tercatat bahwa banyak binatang binatang purba dinosaurus dan sebangsanya sekarang sudah lenyap. Dan jika diperluas maknanya maka manusia primitive dikalahkan akhirnya mereka terpinggirkan oleh manusia yang lebih cerdas dan sangat kuat, dengan kata lain mereka yang kalah berlomba akan ditinggalkan dan tidak mendapat bagian apaapa bahkan lenyap ditinggal oleh manusia yang berkemajuan, berkebudayaan tinggi. BAB TIGA Sama rasa sama rata semua bahagia Bagaimana logikanya orang yang menang dan nilainya bagus itu bahagia?Jawaban hipotetis: Seluruh perlombaan itu pasti lomba dalam kebaikan, maka orang yang menang itu ialah mereka yang nilainya paling bagus, maka bagus atau baik itu ialah sesuatu yang menyenangkan ditanbah dengan keba hagiaan hidup. i) Perlombaan Seluruh perlombaan itu pasti perlombaan dalam kebaikan, tidak ada perlombaan dalam kejahatan dan jalan ke kesengsaraan, tidak ada perlombaan korupsi, perlombaan menipu, perlombaan berzina, perlombaan mabuk narkoba. Al-Quran S5 Al-Maidah 48 menyebutnyebut perlombaan, tetapi perlombaan dalam berbuat amal soleh (kebajikan).
Bersambung...
MPA 362 / November 2016
25
FIGUR
Drs. Sartono, M,Si
Mendorong Siswa Jujur dengan Aplikasi Ujian Online
P
restasi bisa berawal dari mana saja. Berbekal keprihatian perilaku mencontek siswa, Drs. Sartono, M,Si dianugerahi sebagai Juara 2 Guru Mandrasah Aliyah Berprestasi tingkat Nasional Kemenag RI tahun 2016. “Dalam seleksi guru berprestasi ini, saya mengangkat tentang Penggunaan Evaluasi Daring dengan Google Form Untuk Membangun Integritas dan Prestasi Siswa Madrasah,” ujarnya. Model evaluasi model daring memang bukan sesuatu yang asing bagi Juara 1 Lomba Pembuatan Media Pembelajaran ICT Kemenag RI tahun 2009 ini. Sebab sudah terbiasa dirinya mempraktekkan ujian online kepada para siswanya. Bahkan jauh hari sebelum ujian online ini marak, Guru Mapel Bahasa Indonesia MAN Sidoarjo ini sudah akrab dengan sistem pembelajaran berbasis Blog. Terbukti, pada 2008 silam dirinya dirinya dinobatkan sebagai Juara 1 tingkat Nasional Lomba Pembuatan Webblog Kebahasaan Balai Bahasa Bandung. Lelaki kelahiran Mojokerto 10 April 1965 ini mengaku diuntungkan dengan perkembangan teknologi informasi saat ini. Menurutnya, banyak kemudahan yang bisa dimanfaatkan dalam proses pembelajaran siswa. “Untuk membuat aplikasi ujian onlie, kini tidak dibutuhkan ahi programmer handal
yang harus kuliah beberapa semester sebelumnya. Sebab sudah banyak pilihan aplikasi yang secara mudah bisa diakses secara gratis seperti google form,” beber Top Teacher Champion Quipper School Pusat Jakarta tahun 2015 ini. Saat pertama kali mencoba, mantan Dosen FKIP
Universitas Dr. Soetomo Surabaya ini dibuat terperanga. Sebab ternyata siswa cukup antusias. Apalagi saat ini Ujinan Nasional memakai sistem Computer Basic Test (CBT). Bagi mereka, semakin banyak melakukan ujian online, membuat mereka lebih siap menghadapi CBT. Memang awalnya mereka diliputi ketakutan karena tidak bisa bebas lagi saling mencontek. Sebab setiap siswa memiliki model soal yang berbeda. Inilah yang kemudian mendorong kemandirian siswa untuk serius belajar. “Dengan aplikasi ujian online ini, akan mampu mendorong siswa makin jujur mengerjakan soal,” tukas Finalis Guru Teladan Nasional LP3I Pusat Jakarta tahun 2012 ini. Yang lebih menarik lagi, siswapun bisa mengerjakan ujian online dengan menggunakan gadget atau handphone mereka. Guru juga bisa memonitor hasil evaluasi secara langsung. Dan bila ada siswa yang belum mencapai nilai minimal, otomatis bisa langsung mengulang dengan model soal yang berbeda-beda. “Dengan ujian online turut pula membantu guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran secara tuntas,” tandas penulis buku ‘Serat Ngabdul Jalil’ yang menjadi referensi Perpustakaan Leiden Belanda dan National Univercity Australia ini meyakinkan. •Pri
Izzatul Laila, M.Pd.I
24 Jam Berikan Excellent Service bagi Siswa
A
da rona bahagia tampak pada wajah Izzatul Laila, M.Pd.I. Sebab baru saja dirinya ditetapkan sebagai Guru Prestasi dalam ajang Apresiasi Guru dan Pengawas PAI Berprestasi tingkat Jawa Timur. Inilah yang mengantarkannya berhak melaju di level nasional. Keberhasilan ini tentu saja melengkapi prestasi yang sebelumnya direngkuh oleh Guru PAI SMAN 2 Jombang ini. Memang, tahun 2016 seakan menjadi tahun prestasi bagi wanita kelahiran Jombang 16 Februari 1983 ini. Sebelum melenggang ke level Provinsi, dirinya dinobatkan sebagai Juara 1 Guru Sekolah Berprestasi bidang Inovasi pembelajaran Jenjang SMA Tingkat Kabupaten Jombang yang dihelat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. Tak cukup itu, rupanya Dewi Fortuna masih berpihak pada Wisudawan dengan nilai tertinggi pertama UIN Sunan Kalijaga 2006 ini. Terbukti, dirinya juga dikukuhkan sebagai Juara 1 Guru PAI Berpestasi bidang Inovasi Pembelajara Jenjang SMA Tingkat Kabupaten yang digelar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Jombang. Tentu bukan ujug-ujug penghargaan demi penghargaan didapat wanita yang juga merupakan hafizhah ini. Dibutuhkan perjuangan yang panjang. Apalagi menjadi guru PAI di lingkungan sekolah.
26
MPA 362 / November 2016
“Waktu 24 jam sehari semalam saya manfaatkan untuk memberikan excellent service bagi peserta didik. Baik dengan cara konvensional, tatap muka maupun e-learning,” tuturnya bersemangat.
Ustadzah Izza – panggilan karibnya – sadar bahwa tantangan pendidik saat ini tak gampang. Apalagi dihadapkan dengan para siswa usia remaja era perkembangan teknologi informasi ini. “Agar mereka tidak terlena dengan dampak globalisasi, kita harus mengarahkannya dengan kegiatan produktif,” ucap peraih program Beasiswa S2 Kemenag RI ini. Salah satu yang dicanagkannya, adalah program Tahfidz al-Qur’an. Di luar dugaannya, ternyata peserta didiknya banyak yang antusias. Bahkan ada beberapa yang berhasil merampungkan hafalan 30 juz. “Padahal mereka adalah siswa sekolah bukan madrasah lho,” tukasnya bangga. Bahkan beberapa siswa juga telah berhasil menyuguhkan prestasi yang membanggakan sekolah. Diantaranya adalah Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Quran MTQ Siswa Tingkat Nasional Universitas Brawijaya Malang Tahun 2016 dan Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Al-Quran (LKTA) Tingkat Nasional FKM Universitas Airlangga. Meski demikian, bagi Instruktur Nasional Workshop Kurikulum 2013 Tahun 2016 ini, ada doa-doa yang senantiasa dirapalnya setiap malam. Dalam keheningan, dia senantiasa berharap anak didiknya menjadi hamilil qur’an lafdzan ma’nan wa ‘amalan. •Pri
Gedung Pesantren al-Fattah Kikil yang dominan warna hijau.
Pondok Pesantren Al-Fattah Pacitan
Penggubah Mars ‘Ayo Mondok’ Tak banyak yang tahu kalau mars ‘Ayo Mondok’ hasil gubahan pesantren Al-Fattah Pacitan. Ceritanya, KH. Lukman Harits Dimyathi (pesantren Tremas) ditunjuk PBNU sebagai koordinator Gerakan Nasional Ayo Mondok. Untuk membakar semangat para santri, terlebih setelah Presiden mengeluarkan Kepres Nomor 22 tentang Hari Santri Nasional, dibutuhkan sebuah Mars. Setidaknya, lagu itu akan dapat menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi para santri.
M
engingat di pondok pesantren yang terletak di desa Kikil, Arjosari, Pacitan ini memiliki ‘Jamaah Pengajian Seni Sanggar Jubah’, lalu diserahkanlah jingle ‘Ayo Mondok’ ke pesantren Al-Fattah. “Lirik dan arransemennya kami garap sendiri. Hanya dalam tempo dua hari kami bisa menyelesaikannya,” ujar Gus Hammam Fathulloh menyimpan rasa bangga. “Setelah diserahkan Kiai Lukman ke forum RMI, nyatanya disetujui. Dan pada Silatnas di Pasuruan Mei lalu mars Ayo Mondok dilaunching,” terangnya. Pondok asuhan KH. Moch. Burha nuddin ini, memang dikenal sangat serius dalam menangani seni budaya. Pasalnya, almaghfurlah KH. Bakri Hasbulloh selaku pendiri pondok al-Fattah memang gemar dengan seni budaya. “Di era 90-an, di sini sering diadakan pertunjukan Liong dan Barongsai. Bahkan setiap akhir tahun pela jaran, para santri diberikan tanggung jawab untuk melakukan dakwah di luar pesantren melalui kegiatan gebyar seni,” paparnya. Menurut putra KH. Moch. Burhanuddin ini, apresiasi pesantren terhadap beragam kesenian yang ada dimaksudkan untuk melestarikan seni budaya Nusantara. Di sisi
KH. Moch. Burhanuddin Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil Pacitan.
lain, adalah untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang ‘Gerakan Nasional Ayo Mondok’. “Di sini.. kegiatan ekstrakulikuler, utamanya bidang seni, benar-benar sangat aktif. Kami memberikan waktu hari Jum’at hingga Ahad untuk kegiatan tersebut,” tukasnya.
Semua kegiatan seni budaya yang ada di pesantren, dipusatkan dalam wadah ‘Jamaah Penga jian Seni Sanggar Jubah’. Dibawa asuhan Gus Hammam, terbukti “Sanggar Jubah” berhasil mengantongi 20 tropi. Baik skala kabupaten, propinsi, ataupun Nasional. “Ta hun lalu kami berhasil melaunching satu album. Tahun depan insya Allah kami akan melaunching album ke-2,” katanya bernada janji. Bagi santri yang bergabung ke “Sanggar Jubah”, tutur pria kelahiran Pacitan 7 Nopember 1989 ini, mereka terlebih dahulu dikenalkan beragam seni budaya Nusantara. Setelah itu baru diberi kesempatan memilih bergabung kelompok seni sesuai minat dan bakatnya. “Ada yang masuk kelompok hadrah, rebana, musik kontemporer, tari Aceh, tari Malulo, tari Papua, pantomim, elektone Islami atau belajar jadi MC,” ulasnya. “Disamping pembimbing dari alumni sendiri, kami juga mendatangkan tutor dari Dinas kebuyaan dan pariwisata, serta sanggar seni di luar pesantren,” tambahnya. Suami Wihda Herloza Hammam ini merasa bersyukur, karena para santri jauh lebih kerasan di pondok dengan adanya kegiatan seni budaya tersebut. Sebab disamping bekal ilmu pengetahuan, MPA 362 / November 2016
27
Seni musik kontemporer milik pesantren.
Seni Sinematografi yang saat ini digandrungi para santri Pesantren al-Fattah.
pengalaman dan keterampilan, pihak pesantren ingin pula membekalinya dengan kekuatan bakat, kreativitas dan skill seni budaya. “Yaa.. ini merupakan ikhtiar pesantrean agar mereka tidak merasa jenuh dan membuatnya betah di sini,” ujar ayah satu anak ini menimpali. Apalagi sejak semula pendiri pondok ini memang menginginkan lulusannya menjadi santri-santri yang kreatif. Jadi disamping mumpuni ilmu keagamaannya, mereka juga ahli dalam bidang lainnya ternasuk seni budaya. “Kami selalu menanamkan kepada para santri, agar mereka turut melestarikan dan membudidayakan kesenian Nusantara. Melalui kegiatan berkesenian inilah, akan tumbuh di jiwa mereka kecintaan terhadap NKRI,” simpulnya. Menariknya, lanjut pria yang sembilan tahun nyantri di pondok Krapyak Yogjakarta ini, apresiasi masyarakat cukup besar. Tanggapan mereka sangat positif. Terbukti, tak sedikit wali santri yang menitipkan anaknya karena termotivasi dan tertarik dengan kesenian yang ada di pesantren. Bahkan dalam acara hajatan masyarakat, 28
MPA 362 / November 2016
kerapkali mereka mengundang ‘Jamaah Pengajian Seni Sanggar Jubah’ untuk mengisi kegiatan tersebut. Tak jarang pula para alumni pondok pesantren Al-Fattah diminta masyarakat untuk melatih kegiatan seni budaya yang ada di kampung-kampung mereka. “Tentu ini merupakan sebuah keberhasilan dan pemcapaian yang luar biasa bagi kami,” kata Gus Hammam merasa gembira. “Sering pula kami dimintai untuk menjadi dewan juri pada even pagelaran atau festival seni budaya. Khususnya terkait dengan perlombaan di bidang musik rebana dan hadrah,” paparnya menambahkan. Meski kegiatan seni budaya di pondok begitu semarak, kata lelaki yang tengah menyelesaikan program Magister di IAI Sunan Giri Ponorogo ini, pihak pesantren menekankan bahwa porsi ngaji yang tetap diutamakan. Sebab bagaimanapun juga, sebagai santri mereka harus mahir dalam ilmu keagamaan. “Jadi, sesibuk apapun mereka yang harus dinomorsatukan adalah mengaji,” tegasnya. Dengan bekal ilmu agama, keterampilan,
pengalaman dan kreasi seni budaya yang dikuasainya, pihak pesantren sangat yakin lulusannya kelak akan berguna bagi masyarakat. Apalagi kesenian yang digembleng di pesantren tak melulu seni musik saja. Namun ada juga seni qira’ah, kaligrafi, seni peran atau teater, sinematografi dan lainnya. Khusus untuk seni teater, tak hanya memakai bahasa Indonesia semata. Para santri sering pula menampilkan teater berbahasa Arab atau Inggris. Yang membuat para santri benar-benar merasa refresh, ketika mereka pentas di luar area pondok pesantren. Tercatat ada 12 kecamatan yang kerap dijadikan tempat pentas kegiatan Gebyar Seni pesantren. Pagelaran seni pesantren ini rata-rata memakan waktu dua jam. “Kalau masyarakat tak siap dengan fasilitas, kami biasanya membawa panggung dan alat musik sendiri,” ujar Gus Hammam. “Pada acara keliling ini tak jarang ratusan santri turut menghadiri pagelaran tersebut,” tambahnya. Dengan kegiatan semacam itu, sam bungnya, pihak pondok ingin membiasakan agar para santri berani tampil di atas panggung. Dengan begitu ketika para santri pulang kembali ke daerahnya masingmasing, mereka tak jadi orang asing di kampungnya sendiri. “Apalagi tak semua santri harus jadi Kiai. Ketika masyarakat rebutan memakai kreativitas santri pada pagelaran seni, tentu itu juga membuat kami sangat merasa bangga,” ujarnya jujur. Pihak pesantren memang kerap mendapat undangan untuk pentas pada kegiatan yang telah dirancang masyarakat. Para santripun merasa sangat gembira bila ada pentas di masyarakat. “Mereka gemar sekali karena merasa refresh. Mereka juga senang karena memperoleh makanan gratis,” ungkapnya bernada kelakar. “Asal tidak mengganggu kegiatan belajar santri, undangan semacam itu kami terima,” tambanya. Tak takut para santri terbuai dunia seni hiburan, Gus? Menurutnya, hal semacam itu insyaAllah akan dapat ditepis. Sebab para santri senior selalu diingatkan, bahwa mereka harus rela akan terjadinya regenerasi dengan masuknya santri-santri baru. “Ini merupakan salah satu cara agar mereka tidak terbuai dunia seni hiburan,” ulasnya. Yang lebih penting dari itu semua, kata Gus Hammam, setiap santri harus sanggup menjadi teladan bagi masyarakatnya. Apalagi kini zaman sangat membutuhkan orangorang yang bisa dijadikan teladan. Pondok pesantren harus dapat melahirkan tokohtokoh panutan. “Sekarang ini banyak yang bisa memberikan mauidhoh hasanah. Namun sangat sedikit yang bisa menjadi qudwah hasanah,” tandasnya serius. •Makhrus, Imam
LENSA KHUSUS
dari ‘International Conference on Islamic Education’ 2016
Pendidikan Qur’ani pada Tataran Operasional Departemen Pendidikan Umum dan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) UPI dan Asosiasi Dosen Pendidikan Islam Indonesia (ADPISI) sukses menggelar acara International Conference On Islamic Education (ICIE) 2016. Kegiatan yang diikuti seluruh dosen Pendidikan Agama Islam, peneliti, mahasiswa PAI S1 dan Pascasarjana, serta guruguru PAI tersebut bertempat di Auditorium Gedung Nu’man Somantri (FPIPS) UPI Bandung (26/09/2016).
H
adir sebagai narasumber pada konferensi yang bertajuk ‘Islamic Education Faces Global Challenges’ ini, adalah Dr. Fahad bin Matar Alshahrani (Islamic Scholar from Saudi Arabia) dan Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Islamic Scholar from Indonesia). Fahad bin Matar menyampaikan makalah tentang bagaimana menjaga pemikiran dan budaya masyarakat Islam dan praktiknya dalam kehidupan nyata di era globalisasi dan tantangannya. Sedangkan Azyumardi berbicara menge nai sistem pendidikan Islam di Indonesia dan prospeknya ke depan. Menurutnya, sistem pendidikan Islam di Indonesia memiliki keunikan yang tak dimiliki oleh negaranegara lain. Dalam menghadapi tantangan ke depan, secara substantif pendidikan Islam harus mengintegrasikan ilmu-ilmu yang ada dalam Islam. Sebab kita yakin, bahwa semua ilmu itu bersumber dari Allah SWT. “Kita diberi sedikit dari ilmu Allah yang bersifat Ilahiah itu. Oleh karenanya, dari yang sedikit itu harus kita kembangkan dan kita integrasikan,” ujar mantan Rektor UIN Syarif Hidayatullah ini menegaskan. Sebagai keynote speaker Prof. H. Furqon, MA, Ph.D menyoroti pentingnya menggali prinsip-prinsip, nilai-nilai islamiyah dari alQur’an dan Hadits Rasulullah SAW tentang pendidikan. “Kita perlu duduk bersama merumuskan prinsip-prinsip pedagogik spiritual atau pedagogik profetik,” tuturnya. “Yang lebih penting lagi, bagaimana kita bisa menghasilkan body of knowledge dalam pedagogik alternatif yang bisa memberikan solusi terhadap berbagai persoalan umat di muka bumi,” tandasnya. Dalam makalahnya yang berjudul ‘Pedagogi Spiritual (Reafirmasi Model Pendi
dikan Islam untuk Mengatasi Krisis Moral Bangsa)’, Rektor UPI Bandung ini menjelaskan bagaimana merumuskan pendidikan Qur’ani ke dalam bentuk operasional sehingga bisa diuji secara eksperimental. “Kita sepakat bahwa al-Qur’an merupakan pedoman yang tidak ada bandingannya. Ada nilai-nilai, prinsip-prinsip yang sangat mulia untuk semua manusia di segala zaman,” ulasnya. “Persoalannya, kita belum mampu menggalinya dengan baik dan sampai pada tataran operasional. Kemudian kedepannya bisa kita uji secara eksperimental di lapangan,” paparnya bernada harap. Dari tebaran ide-ide para pemakalah di atas, lantas dilanjutkan dengan presentasi makalah secara paralel yang disebar di beberapa ruangan dengan bahasan yang berbeda. Dengan model demikian diharapkan agar dalam pertemuan tersebut dapat membahas beragam informasi yang terkait dengan Pendidikan Islam. Sebab melalui proses dialogis semacam inilah, akan terumuskan solusi dari berbagai masalah
yang menyangkut seputar pendidikan Islam dan tantangannya ke depan. Di sisi lain, dengan pertemuan semacam ini tentu akan memperkaya khazanah keilmuan pendidikan Islam. Juga bagaimana memecahkan berbagai problem yang terdapat di dalamnya. Dengan begitu, Pendidikan Islam akan menjadi solusi bagi permasalahan umat yang begitu kompleks baik di Indonesia maupun belahan dunia lainnya. Setidaknya, penyelenggaraan Konferensi Internasional Pendidikan Islam ini menjadi awalan yang baik dan bisa menjadi forum komunikasi dalam membahas permasalahan pendidikan islamiyah. Ke depan diharapkan ada konferensi semacam ini yang lebih besar lagi. Dengan kata lain, kegiatan semacam ini dapat melebarkan sayapnya menjadi makin menginternasional. Tak hanya menjangkau peserta yang lebih luas semata, namun juga menghadirkan pembicara yang kompeten dari berbagai negara dan juga peserta yang juga dari berbagai negara. •Il/berbagai sumber MPA 362 / November 2016
29
LIPUTAN KHUSUS
70 Persen Daerah Jatim Berisiko Bencana Mendidik anak adalah masalah yang sangat penting dalam Islam. Baik Al Quran maupun al Hadis telah banyak menerangkan pentingnya hal itu. LaranBerdasarnya Surat Nomor 188/585/KPTS/013/2016 tentang status siaga darurat bencana, banjir, tanah longsor, puting beliung dan rob di Jatim, Gubernur Jawa Timur Soekarwo telah menetapkan 35 dari 38 kota/kabupaten siaga darurat bencana. Keputusan tersebut dikeluarkan Gubernur Soekarwo pada 12 Oktober 2016. Dan bagi orang tua meninggalkan generasi yang lemah telah dijelaskan dalam firman Allah surah An-Nisaa’ ayat 9.
K
abupaten dan kota yang menghadapi siaga bencana itu adalah Kabupaten Madiun, Pacitan, Ponorogo, Kota Pasuruan, Lamongan dan Banyuwangi. Selanjutnya adalah Trenggalek, Blitar, Tulungagung, Bojonegoro, Kabupaten Mojo kerto, Jombang, Kota Kediri, Kota Malang, dan Kota Batu. Kemudian, Kota Probo linggo, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Bondowoso, Pamekasan, Sumenep, Sampang, Kabupaten Pasuruan, Bangkalan, Sidoarjo, Nganjuk dan Kabupaten Kediri. Memasuki musim penghujan, sejumlah daerah yang ada di Jawa Timur harus lebih waspada terhadap terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor dan gempa bumi. Sebab jika lengah, dikhawatirkan akan menimbulkan korban. “Bulan September hingga Nopember 2016, umumnya anomali suhu permukaan laut perairan Indonesia bagian utara dan selatan diprediksi lebih hangat dibanding sekitarnya,” ujar Rofiq Isa Mansur, S.Si. “Ini diakibatkan fenomena la nina,” tambahnya. Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Juanda inipun menjelaskan, bahwa pada bulan Desember 2016 – Pebruari 2017 akan terjadi peluruhan suhu permukaan laut. Ini dimulai dari perairan bagian barat Sumatera bagian utara sampai perairan Maluku hingga mendekati normalnya. Pada medio ini, suhu permukaan laut diprediksi mendingin dengan anomali negatif. Dimulai dari perairan Laut Cina Selatan, kemudian memasuki Selat Malaka dan semakin meluas sampai perairan bagian barat Papua pada Pebruari 2017. Yang harus diwaspadai, adalah tingginya curah hujan yang akan terjadi. Menurutnya, yang harus ditingkatkan kewaspadaan terhadap daerah elevasi tinggi dengan vegetasi minim seperti daerah Trenggalek, Ponorogo, Pacitan dan Ngawi. Sebab dengan curah hujan tinggi bisa menimbulkan bencana banjir dan longsor. Meski demikian, tak berarti daerah elevasi rendah seperti Surabaya dan sekitarnya 30
MPA 362 / November 2016
Rofiq Isa Mansur, S.Si. Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Juanda.
Abdul Hamid, SH, MSi. Supervisor Pusdalop BPBD Jatim
tak wajib diwaspadai. Sebab berdasarkan info dari BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, akan terjadi puncak pasang air laut maksimum mencapai 140 cm sekitar tanggal
14-16 Nopember ini. Sementara puncak pasang maksimum pada bulan Desember terjadi pada tanggal 13-14 pukul 22.00. “Jika saat itu berbarengan dengan curah hujan tinggi, bisa dipastikan akan menimbulkan banyak genangan lantaaran terhambatnya air ke muara,” tukasnya mengingatkan. Sementara itu, berdasarkan indeks risiko bencana yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sekitas 70 persen dari 38 kabupaten/kota di Jatim berisiko tinggi terjadi bencana alam. Sedangkan secara nasional, sebanyak 323 daerah berisiko terjadi bencana alam. Adapun jenis bencana yang mengancam wilayah Jawa Timur ada 6 jenis. Hal ini seperti diutarakan Abdul Hamid, SH, MSi. Jenis bencana yang pertama adalah bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami dan gunung meletus. Jenis kedua, hidrometeorologi yang sangat berhubungan dengan faktor cuaca di antaanya adalah banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor dan rob atau air laut pasang. Selanjutnya adalah bencana biologi seperti epidemi dan wabah penyakit. Semen tara itu, jenis bencana teknlogi adalah kecelakaan transportasi dan kegagalan industri. Adapun jenis bencana lingkungan adalah kebakaran, pencemaran lingkungan dan abrasi. Sedangkan konflik sosial dan terorisme masuk kelompok bencana sosial. Menurut mantan Kepala Bidang Opera sional Linmas Satpol PP Jatim ini, dari keenam jenis bencana tersebut hanya bencana hidro-meteorologi yang bisa diprediksi 2-3 bulan sebelumnya. Sebab cuaca bisa dianalisa dengan teknologi yang ada. Dari hasil analisa tersebut, setiap waktu kita infokan ke stakeholder terkait. Bahkan masyarakat bisa mengksesnya di situs maupun media sosial BPBD Jatim. “Paling tidak dengan ini masayarakat bisa menyelelamatkan minimal dirinya sendiri sebelum bencana datang,” imbuh pria asal Surabaya ini. •Pri
PIMPINAN, SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUAN SERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA (MPA) KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Mengucapkan
SELAMAT DAN BANGGA atas Prestasi Guru, Kepala dan Pengawas Madrasah Jawa Timur DALAM KOMPETISI GURU, KEPALA DAN PENGAWAS MADRASAH BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL 2016 yang diselenggarakan Kementerian Agama RI pada 12-14 Oktober 2016 di Hotel Whiz Prime Bogor Jawa Barat
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Drs. Nur Salim, M.Pd.I Akhmad Sruji Bahtiar Muhammad As’adi, S.Pd Drs. Sartono, M.Pd Moch Zaenuri, S.Pd, M.Pd Sholichati, S.Pd Ida Maimuna, S.Ag
Juara 1 Kepala MTs Berprestasi tingkat Nasional 2016 Juara 2 Kepala MA Berprestasi tingkat Nasional 2016 Juara 2 Kepala MI Berprestasi tingkat Nasional 2016 Juara 2 Guru MA Berprestasi tingkat Nasional 2016 Juara 2 Guru MTsN Berprestasi tingkat Nasional 2016 Juara 2 Guru MI Berprestasi tingkat Nasional 2016 Juara Harapan 2 Guru RA Berprestasi tingkat Nasional 2016
Kepala MTsN 2 Kota Kediri Kepala MAN Pajarakan Probolinggo MIN Brani Kulon Kabupaten Probolinggo MAN Sidoarjo MTsN Mojokerto MI Ma’arif NU Pucang Sidoarjo RA Dewi Masyithoh Kabupaten Probolinggo
Kakanwil Kemenag Prov. Jatim
Pemimpin Redaksi Majalah MPA
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag
Dr. H. Musta’in, M.Ag MPA 362 / November 2016
31
JENDELA KELUARGA
Anak Matahari Keluarga Anak adalah amanah yang dianugerahkan Sang Pencipta ke hambanya. Sebagaiamana anak merupakan tali cinta kasih keluarga yang akan mampu mengikat lembut jalinan suami istri. Kehadiran anak sangat dinanti dan diharapkan sebuah keluarga yang telah menjalin kalimat pernikahan suci. Oleh : Ajeng Arofah
T
erkadang, karena ingin mendapatkan anak segala cara ditempuhnya. Baik secara logis dan tidak logis, halal dan tidak halal. Bahkan lantaran ingin memiliki anak semua dihalalkan. Sebab tidak setiap keluarga dianugerahi amanah oleh Sang Pencipta. Kehadiran anak adalah anugerah ter penting dalam menjalani kewajiban hidup ini. Keluarga memberikan pendidikan per tama bagi anak. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orangtuanya. Dengan kata lain, sifat dan kepribadian anak merupakan cerminan perilaku atau didikan orangtuanya. Namun terkadang, orangtua tidak mengetahui apa peranan mereka selaku keluarga dalam mendidik anak sebagai lembaga pendidikan pertama. Pendidikan pertama untuk mengetahui bagaimana peran dan mamfaat keluarga dalam mendidik anak sebagai lembaga pendidikan dasar. Dari keluargalah anak bisa memahami bahasa hati, bahasa komunikasi dan bahasa rasa. Sebab di dalam keluarga bahasa ibu disampaikan dengan penuh rasa kasih saying. Apapun gagalnya hidup orangtua, tidak akan mengajari anaknya yang tidak baik. Lingkungan keluarga merupakan tempat seseorang memulai kehidupannya. Keluarga membentuk suatu hubungan yang sangat erat antara ayah, ibu dan anak. Hubungan tersebut terjadi karena anggota keluarga saling berinteraksi. Lingkungan adalah lahan untuk mengalami proses pendidikan dan sosialisass awal.
32
MPA 362 / November 2016
Anak akan menjadi jauh lebih baik, jauh lebih mandiri, jauh lebih percaya diri dan jauh akan bertolerasi serta nyaman dan damai dimana keluarga bisa menjadikan tempat nyaman bagi sang anak. Terutama ibu atau bapak bisa menjadi teman, orang tua, sahabat, bahkan bisa bersaing demi mencapai cita-cita. Karena muara semua kegiatan anak didalam kehidupan keluarga, ketika keluar mampu memberikan kenyamanan tanpa menuntut diluar kemampuan anak, bisa dipastikan anak tidak akan mencari sesuatu yang lebih diluar keluarga. Keluarga dan lingkungan terutama ayah dan ibu adalah pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak. Termasuk peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sebab anak akan pertamakali melihat mentari itu indah dan mampu mersakan segarnya tiupan angin juga didalam kehidupan keluarga.
Faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan dalam belajar anak. Sebab tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar kecil penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orangtua, rukun atau tidaknya kedua orangtua, akrab tidaknya hubungan orangtua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak. Indahnya keberhasilan anak akan menja dikan keluarga tersenyum tatkala melihat dan menyaksikan anak tumbuh dewasa sukses lahir bathin dan sukses dunia akherat. Sebuah pekerjaan yang jauh lebih sulit dari pekerjaan apapun. Maka, jadikan anak mataharinya keluarga dan jadilah tongkat yang kokoh buat anak dari sebuah keluarga. *) Guru MTs Negeri Goranggareng, Magetan.
TSAQOFAH
Oleh : Nur Aziz Asmuni Murid Kelas 3 Madrasah Aliyah Negeri di Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang
MERENTANG RANTING di tengah gelap yang rangkap gemuruhmu menjadi lampu kapal-kapal merajut laut menyaksikanmu menggemakan kemenangan tak henti-henti merentang ranting
SEANDAINYA SUNGAI seandainya sungai tak mengalirkan air mataku ke laut mimpimu tentu air mataku akan menjadi sungai sendiri menggemuruh di kelopak matamu selalu
RANTING-RANTING MENCARI DENTING ranting-ranting mencari denting dalam bilik-bilik sunyi mengapung antara diam dan dendam
SAMPAIKAH PADAMU airmata yang kukirimkan ketika kemarau kian meronta menampar sepiku di pucuk debu
PADA LIMBUNG LAMBUNG “mengapa kau biarkan kabut-kabut semakin merebut pesonamu dan kau hanya mampu diam? Jari-jemariku tiba-tiba melepuh sayatan sembilu melukai langkahku mengirimkan sejumlah air mata keruh “apakah kau telah lama tidak merawat keanggunanmu di musim-musim basah warna sampai kau terapung pada limbung lambung ?” tatapankupun mulai rabun ketika melihast bulan menari di awan sepanjang malam terhimpun sepi membunyikan pintu-pintu sunyi pun bersorai kau dan aku saling menatap; Senyap.
kabarmu tak sampai padaku mengering sudah air mataku musimpun berganti akupun masih menanti sepiku terapung di ujung buih
LAGU SEPI Ingin kusapa awan Dengan airmataku Namun banjir telah sampai kaki Menyanyikan lagu sepi MENGAPA RINDU mengapa rindumu memintaku menyembunyikan gelombang yang selalu menggemuruh disetiap curam batu? Apakah diam telah membingkai makna setia pada telaga-telaga yang memesona purnama? Bagaimana kau dan aku menyelaraskan gema impian menjadi senandung suka cita dalam kesetiaan? SEKIAN WAKTU Di manakah kau simpan sepimu Sekian waktu hari-hari kelabu Mendendangkan perih dan pedih Mengawalku dalam diam Mengapa kau sembunyi dibalik mimpi? Sekian waktu aku menantimu Hanya kelam menghiasi hamparan Menautkan sejumlah harapan
MELUKISMU DI TENGH KEMARAU Melukismu di tengah kemarau Sehasta kenangan menanti hujan Deburmu telah mengail sepiku Dalam potret buram kerinduan MENANTI GERIMIS MENJELMA API Mendesir angin sepi Membelai di antara batu batu Ada sehelai mimpi Tak kunjung menepi Aku meluap Ombak menderu Kisah yang mengapung Menyerimpung kakiku sendiri Menanti gerimis menjelma api NGERI DI NEGERI SENDIRI ngeri di negeri sendiri ketika asap meletup ke pucuk-pucuk daun “ke mana kita hirup udara segar?” kabut dan asap membumbung tinggi “mengapa hutan-hutan terbakar?” muram wajah cuaca mengepung mimpi-mimpi kita “kapankah tabir menyingkir berganti musim semi?” sampai tak lagi ngeri di negeri sendiri. KETIKA EMBUN MENYEMAI RINDU sesayup angin menerpa kau tingkap mimpi-mimpimu menyapa bulan ketika embun menyemai hari-hari yang gaduh menjadi rindu sesepi daun gurun kilaumu menyembunyikan rontaku dalam kelam diam-diam membunyian gelombang MPA 362 / November 2016
33
IN MEMORIAM
KH. Muhammad Maftuh Basyuni
Teladan dari Pembelajar Rendah Hati Pada 20 September 2016, KH. Muhammad Maftuh Basyuni telah berpulang kerahmatullah. Namun Menteri Agama di era Presiden SBY ini meninggalkan beribu tapak jejak yang patut diteladani. “Dia tokoh yang memiliki integritas tinggi. Beliau dikenal jujur, gesit, serta memiliki ketegasan dalam mengambil kebijakan,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin pada saat pemakaman. “Beliau salah satu putra terbaik bangsa. Tokoh panutan yang karir, komitmen, integritas, pengabdian dan dedikasinya kepada negara, bangsa dan agama patut diteladani,” tambahnya.
P
antas jika Pak Maftuh dipercaya banyak Presiden RI. Tak tanggungtanggung, karirnya berkiprah mulai dari kepemimpinan Presiden Soeharto sampai pada era kepemimpinan Presiden SBY. Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, dia mengawali pengabdiannya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi pada 1976-1979. Lalu dipercaya Pak Harto sebagai pejabat istana; mulai dari Kepala Biro Protokol Kepresidenan hingga Kepala Rumah Tangga Kepresidenan. Sedangkan di era Presiden BJ Habibie, pria bersahaja kelahiran Rembang 4 Nopember 1939 itu diamanahi menjadi Duta Besar RI di Kuwait dan Oman. Sementara Presiden Abdurrahman Wahid 34
MPA 362 / November 2016
mengangkatnya sebagai Menteri Sekretaris Negara. Di era kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri, dia ditugaskan menjadi Duta Besar di Arab Saudi. Dan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dirinya diangkat menjadi Menteri Agama RI yang ke-20. Banyak sekali buah pemikiran, kebijakan dan gebrakan yang dilakukan demi perubahan dan perbaikan Kementerian Agama. Diantaranya; menciptakan pemerintahan yang bersih, penyelenggaraan Ibadah Haji yang baik, mengatasi katering di Arafah dan Mina, pemanfaatan Dana Abadi Umat, kebijakan pembangunan rumah ibadah dan pembinaan kerukunan antar umat beragama.
Terbukti, di era kepemimpinan Pak Maftuh kondisi kerukunan antar umat beragama di Tanah Air kebilang sangat kondusif. Berkat lahirnya Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9/2006 dan Nomor 8/2006 tanggal 21 Maret 2006, konflik terkait pendirian tempat ibadah sudah jarang bermunculan. Sebab dalam peraturan bersama tersebut, tertera pedoman pelaksanaan tugas kepala daerah/ wakil kepala daerah dalam pemeliharaan kerukunan umat beragama dan pendirian rumah ibadat. Anak kedua dari pasangan KH. Basyuni Masykur dan Hj. Siti Mardiyah ini, memang bekerja dan berkarya untuk kepentingan semua umat beragama. Oleh karenanya,
IN MEMORIAM segera setelah dilantik pada Oktober 2004 dirinya mengadakan kunjungan ke majelismajelis agama. Sebab dirinya ingin memupuk dan mengembangkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Pun demikian dengan penyelenggaraan ibadah haji yang kala itu mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Pak Maftuh langsung menjadikan hal itu sebagai program prioritas. Segera serangkaian kebijakan setrategis dilakukan. Beragam terobosanpun dicanangkan demi mengutamakan pelayanan jamaah haji. Tak berselang lama isu tersebut sanggup dibenahinya secara menyeluruh. Mulai dari proses pendaftaran calon jamaah haji hingga kepulangan dari Tanah Suci. Alhasil, Kementerian Agama dinilai berhasil dalam mengembangkan paradima baru menuju pelaksanaan ibadah haji yang profesional, transparan, akuntabel dan berorientasi pada kepentingan jamaah haji. “Pak Maftuh telah memberikan teladan pada jajaran Kemenag karena beliau bekerja penuh integritas, berani dan bertanggung jawab,” puji Lukman Hakim Saifuddin. Niatan Pak Maftuh untuk menjadikan Kementerian Agama sebagai teladan Kementerian lainnya memang cukup besar. Sebab baginya, Kemenag itu melekat katakata agama yang berarti mengajak orang untuk berbuat kebaikan. “Untuk membenahi Kemenag secara menyeluruh, saya pernah kumpulkan para mantan Menteri Agama. Sebab dalam mengambil kebijakan saya tidak boleh gegabah.” ujarnya. Satu kebijakan yang dilakukan dan mengejutkan sebagian pihak, adalah dihapus kannya pemberian fasilitas haji bagi para menteri, pejabat dan anggota DPR. ‘’Cukup besar penghematan dana yang kita peroleh de ngan mengurangi fasilitas bagi para pejabat,’’ katanya dalam sebuah wawancara. “Saya putuskan Menag dan jajarannya tidak boleh lagi ikut naik haji. Pejabat negara silakan ke sana tapi kami tidak memberikan fasilitas,” tegasnya. Gebrakan lainnya yang cukup menge jutkan, adalah mengenai ONH-Plus. Selama ini hal itu memang kurang terkontrol. Lalu dikumpulkannya seluruh operator yang jumlahnya waktu itu mencapai 400. Lantas ditetapkanlah standar biaya ONH-Plus. Sebagai Menag, dirinya ingin memastikan agar pelaksanaan haji betul-betul diteliti dengan baik. Intinya, Pak Maftuh berhasil melakukan penataan manajemen haji dan umrah, sehingga sistem pelaksanaannya lebih tertata, lebih rapi dan lebih baik lagi. Banyak kalangan yang turut memberikan apresiasi positif terhadap penyelenggaraan ibadah haji. Mulai dari Presiden, kalangan DPR/MPR, hingga pemerhati masalah haji. Mereka menyebut sebagai penyelenggaraan haji terbaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan pihak otoritas haji Arab Saudi
Muhammad Maftuh Basyuni menyerahkan cinderamata kepada Mufti Besar Suriah Syekh Dr Ahmad Badruddin Hassoun.
Muhammad Maftuh Basyuni menghadiri seminar "Peta Jalan Mewujudkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Muhammad Maftuh Basyuni menunggu giliran Tahallul usai melakukan Lempar Jumrah.
menggunakan kata mumtaz jiddan untuk menggambarkan betapa penyelenggaraan haji Indonesia pada masa itu sudah sangat baik. Meski karirnya di birokrasi melambung, namun Pak Maftuh senantiasa meniti perjalanan hidupnya sebagai seorang pem belajar yang rendah hati. Sebab masa remajanya memang dihabiskan di pondok pesantren. Setelah lulus SMP 1 Rembang, dia melanjutkan ke Pondok ModernGontor. Kemudian nyantri di Ponpes Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta. Usai dari pesantren, Maftuh hijrah ke Jakarta. Setelah tujuh bulantercatat sebagai mahasiswa Fakultas Sastra UI, dia melanjutkan pendidikan kesarjanaannya di Madinah Saudi Arabia. Sesungguhnya, dia pernah bekerja sebagai guru di Departeman Agama sejak 1960. Setelah dua tahun mengajar memperoleh beasiswa untuk belajar di Universitas Madinah tersebut dengan status cuti di luar tanggungan. Setelah lulus dari Madinah di tahun 1968, dirinya menjadi staf Kedutaan Besar di KBRI Arab Saudi. Sempat pula bekerja di KBRI Jordania dan KBRI Maroko. Karir diplomatiknya mulai terlihat saat dipercaya sebagai Wakil Komandan Garuda VIII pada 1969. Saat itu dia terkena program wajib militer dengan pangkat letnan satu dan baru kembali ke Jakarta pada 1972. Sekembalinya ke Tanah Air, Pak Maftuh merasa kaget. Sebab nama dan NIPnya di
Kementerian Agama sudah tidak ada lagi. Karena kepiawaiannya berbahasa Arab dan Inggris, akhirnya mendaftar ke Departemen Luar Negeri dan diterima. Lantas dia ditempatkan di Saudi sebagai Sekretaris Pribadi Duta Besar. “Jadi saya di Deplu itu setelah gagal di Depag. Padahal surat-surat saya lengkap semua,” kelakarnya pada saat sambutan menjadi Menteri Agama RI. Ketika tak menjabat lagi sebagai Menteri Agama, waktunya lebih dihabiskan untuk mengurusi umat di Masjid Agung At-Tin Jakarta Timur. Namun di tahun 2011, dirinya kembali mendapat amanah dari Presiden SBY menjadi Ketua Satgas Perlindungan WNI di luar negeri yang terancam hukuman mati. Bersama tim dia bertandang ke empat negara; yakni Arab Saudi, Malaysia, Singa pura, dan China. Tujuannya untuk mengecek kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang terancam hukuman mati di empat negara tersebut. Selain 27 TKI yang akan dipancung di Arab Saudi, masih ada 201 WNI yang terancam hukuman mati di Malaysia, China dan Singapura. Waktu itu jumlah totalnya mencapai 230 WNI. Setelah enam bulan bekerja, dirinya banyak memperoleh pujian karena pres tasinya membebaskan WNI dari masalah hukum di luar negeri. Banyak kalangan yang menganggap Pak Maftuh sebagai diplomat ulung dan ahli lobi. •Il/berbagai sumber MPA 362 / November 2016
35
EDUKASI
Suplemen Pendidikan Bahaya Narkoba Genderang perang melawan narkoba sudah berada pada tingkat super darurat. Dunia pendidikan, sebagai salah satu busur antisipasi dampak narkoba, harus turut berjibaku mengibarkan sayap perlawanannya secara kongkret. Lembaga edukasi pencetak generasi bangsa ini, haruslah merumuskan strategi dan langkah-langkah antisipatif yang brilian guna membersihkan narkoba dari ruang-ruang pendidikan secara total.
H Oleh : Lilik Huriyah Dosen Pascasarjana dan Sekretaris Program Doktor UIN Sunan Ampel Surabaya.
36
MPA 362 / November 2016
asil survey BNN pada 2014 mengekspos pengguna narkoba telah mencapai 4,1 juta orang. Sedangkan 22 persen pemakai barang haram tersebut, adalah kaum pelajar. Ini menandakan bahwa pelajar Indonesia benar-benar tengah dike pung narkoba. Berita tentang nyasarnya “vitamin setan” ini di beberapa pesantren, juga menambah lengkapnya rasa miris dunia pendidikan. Saat menduduki jabatan Mendikbud, Muhammad Nuh telah menggelindingkan ‘Pendidikan Anti Narkoba’ menjadi pendi dikan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013. Namun sayangnya, hingga kini baru segelintir sekolah yang mengeterapkan ekskul pendidikan anti narkoba tersebut. Yang memprihatinkan, niat suci cegah merasuknya barang ilegal (UU No.22 Tahun 1997) ke anak didik kurang memperoleh dukungan regulatif. Permendikbud nomor 57, 58, 59 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA belum memiliki daya dukung secara penuh. Sedangkan budaya keagamaan (religious culture) siswa yang diharapkan tumbuh subur dan berkembang baik lewat Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti kurang mendapatkan penanganan secara komprehensif. Materi bahaya narkoba yang seharusnya ada, justru bertepuk sebelah tangan antara keinginan Kemedikbud dengan Kurikulum 2013. Pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti tingkat SD, sama sekali belum menyinggung soal narkoba. Padahal merujuk hasil survey BNN tahun 2014, rata-rata pengguna narkoba berusia 10-51 tahun. Anak usia 10 tahun adalah siswa kelas 5 Sekolah Dasar.
Yang agak sedikit melegakan, pendidikan anti narkoba tertuang dalam materi PAI dan Budi Pekerti kelas VIII SMP. Secara eksplisit dinyatakan, Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) tentang kemampuan mengenal bahaya dan larang serta sikap menjauhi narkoba. Lengkap dengan dalil alQur’an dan Haditsnya. Namun ironisnya, di tingkat SMA materi bahaya narkoba tidak muncul. Di kelas IX SMA hanya disinggung kontrol diri, pergaulan bebas dan zina. Padahal 4,7 persen pengguna barang menyesatkan itu adalah siswa SMA (survey BNN 2011). Apalagi di perguruan tinggi, justru sama sekali tidak ada materi atau mata kuliah bahaya narkoba. Padahal mahasiswa adalah user dengan rating tertinggi: 7,7 persen. Kurikulum 2013 telah selesai digodok, ditetapkan, disosialisasikan dan dicetak hingga didiseminasikan bukunya di seluruh Indonesia. Untuk dapat masuk kedalam “kurikulum resmi”, materi bahaya narkoba akan kesulitan memperoleh tempat. Sebab kurikulum yang ada sudah terasa padat dan penuh sesak. Oleh karenanya, materi tersebut bisa berada
diluar kurikulum wajib dan lokal. Dengan kata lain, warning bahaya narkoba dapat dijadikan sebagai ‘Suplemen Pendidikan’ bagi pelajar. Suplemen pendidikan bahaya narkoba bukanlah hal yang absurd. Lembaga pendi dikan dapat merancangbangun struktur kurikulum suplemen pendidikan bahaya narkoba bersama BNN dan pihak kepolisian. Kurikulum bisa dikomposisikan dalam tiga hal; yaitu pengetahuan bahaya narkoba, peningkatan harga diri, hingga pembentukan asertasi. Saat pembentukan asertasi, dilaku kan prosedur pemeriksaan keterkaitan pelajar dengan narkoba. Di sini BNN dan pihak kepolisian dapat bersanding dengan guru agama, kiai dan ustadz, atau motivator yang inspirator. Mereka tidak cukup hanya sekali dalam setahun mendatangi sekolah – sebagaimana selama ini kerap terlihat. BNN dkk harus berulangkali hadir di sekolah, madrasah, perguruan tinggi dan bahkan pesantren. Tentu saja itu sesuai dengan ritme periodisasi kurikulum yang telah dicanangkan. Di sinilah start pencegahan dapat dioperasikan. Dengan modal pengetahuan
bahaya narkoba, peserta didik dituntut untuk sadar, peduli, waspada dan berperilaku hidup sehat dan terbebas dari narkoba. Sei ring dengan hal tersebut pameo “lebih baik men cegah daripada mengobati” laiknya kerap dikobarkan. Bersamaan dengan itu peserta didik dimotivasi dan diberikan kesempatan guna mema parkan tujuan hidup mereka. Baik melalui berbagai kegiatan yang positif, pro duktif dan kreatif, atau dengan melakukan kegiatan-kegiatan rekreatif yang konstruktif. Disela-sela kegiatan tersebut, asertasi bisa dilakukan dengan pemeriksaan secara ber kala oleh BNN dan kepolisian terhadap kemungkinan pengguna narkoba di kalangan pelajar. Alhasil, suplemen pendidikan bahaya narkoba dapat menjadi salah satu ujung tombak guna mengatasi Indonesia Darurat Narkoba. Tanpa sama sekali bermaksud copy-paste, Amerika punya DARE (Drug Abuse Resisstance Education Program) untuk menangkal kekerasan akibat penyalahgunaan narkoba. Dan kita, Indonesia juga punya SPBN (Suplemen Pendidikan Bahaya Narkoba).
MPA 362 / November 2016
37
EDUKASI
Kurikulum Integrasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Ancaman bahaya penyalahgunaan narkoba semakin meningkat. Sasarannya adalah generasi muda yang merupakaan tulang punggung pembangunan bangsa. Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN), diperoleh data bahwa rata-rata usia pertamaa kali menggunakan narkoba terjadi pada usia 12–15 tahun. Penyalagunaan narkotika di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Oleh : Sugito, S.Pd Kepala MA Raden Paku Wringinanom Gresik.
M
eningkatnya penyalahgunaan nar koba dikalangan pelajar dapat dikatakan tanggung jawab bersama. Sebab penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan. Seperti pemerintah, aparat, masyarakat, media massa, keluarga, remaja itu sendiri dan pihak pihak lain. Maraknya kasus narkoba belakangan ini, terutama yang mengincar anak-anak di lingkungan sekolah tak urung membuat masyarakat resah, khususnya orang tua. Penyalagunaan narkoba terjadi karena korban kurang atau tidak memahami apa narkoba itu, sehingga dapat dibohongi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Keluarga dan orangtua kurang memahami hal-hal yang berhubungan dengan narkoba, sehigga tidak dapat memberikan informasi atau pendidikan yang jelas kepada anak-anak akan bahaya narkoba. Juga kurangnya penyuluhan dan informasi di masyarakat mengenai bahaya penyalagunaan narkoba. Untuk itu 38
MPA 362 / November 2016
penyuluhan dan tindakan edukatif harus direncanakan, diadakan dan dilaksanakan secara efektif, dan intensif kepada masyarat yang disampaikan dengan sarana atau media yang tepat untuk masyarakat. Penyalahgunaan narkoba dapat menimbulkan dampak kerugian terhadap kondisi kesehatan jasmani seseorang. Begitu juga kondisi psikis pemakainya. Peru bahan psikis sering menimbulkan kendala hubungan sosial bagi pengguna narkoba dalam keluarga maupun masyarakat umum di sekitarnya. Seorang penyalahguna nar koba tidak akan hidup normal layaknya anggota masyarakat lainya. Mereka biasanya
mempunyai tingkah laku yang aneh dan menciptakan ketergantungan fisik dan psikologis pada tingkatan yang berbeda. Ketergantungan tersebut menyebabkan timbulnya rasa sakit jika ada upaya mengu rangi penggunaan narkoba atau bahkan menghentikannya. Sedang ketergantungan secara psikologis dapat menimbulkan tingkah laku yang kompulsif untuk mem peroleh barang-barang haram ter sebut. Bahkan sering kali penyalahguna akan melakukan tindakan kriminal untuk mem peroleh uang yang kemudian digunakan buat membeli narkoba. Keadaan lebih parah lainnya yang sering
terjadi pada korban saat tubuh seorang kebal akan narkoba. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya akan narkoba menjadi meningkat supaya mencapai efek yang sama. Akibat yang fatal yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba dengan dosis tinggi dan dilakukan secara sering dapat menyebabkan kematian. Salah satu langkah yang efektif dalam mengerem laju penyalahgunaan narkoba adalah dengan pendidikan. Pada Tahun 2013, pemerintah memasukkan pendidikan anti narkoba dalam materi pembelajaran di kurikulum 2013. Pendidikan anti narkoba dimasukkan dalam pendidikan ekstrakurikuler. Dimasukkannya pendidikan anti narkoba dalam kurikulum dimaksudkan untuk mengantisipasi penyalahgunaan narkoba sejak dini. Keputusan pemerintah memasukkan pendidikan anti narkoba merupakan respons atas berbagai kritik terhadap dunia pendidikan selama ini. Pendidikan dianggap tidak mampu melahirkan lulusan yang berkualitas; manusia Indonesia seutuhnya seperti cita-cita luhur bangsa dan yang diamanatkan oleh Undangundang Pendidikan. Lembaga pendidikan seharusnya sanggup mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam sikap. Juga perilaku dan mental spiritual kehidupan yang diimplementasikan dalam keterampilan peserta didik. Lebih-lebih bagi pendidikan agama Islam sebagai imbas dari pola pendidikan selama ini yang dipandang lebih mengutamakan kemampuan berpikir (kognitif) daripada afektif dan psikomotorik peserta didik. Dalam Kurikulum 2013 terjadi perubahan istilah Standar Kompetensi (SK) setiap aspek matapelajaran menjadi Kompetensi Inti (KI), yaitu Sikap Spiritual (KI 1), Sikap Sosial (Afektif KI 2), Pengetahuan (Kognitif [KI 3]), dan Ketermpilan (Psikomotorik [KI 4]). Perubahan ini merupakan harapan mulia dari pemerintah yang menginginkan PAI tidak hanya memuat teori-teori, akan tetapi mendorong siswa agar memiliki keterampilan (skill) dan juga berakhlak mulia. Hal ini terlihat dari adanya penambahan kata budi pekerti dalam setiap mata pelajaran sudah menjelaskan dan mengajarkan bagaimana setiap orang berbudi pekerti atau berakhlak mulia karimah. Standar Isi Kurikulum PAI 2013 dijabarkan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) serta Tujuan Pembelajaran yang terdiri dari empat kompetensi utama yaitu: Kompetensi Inti Satu/ KI-1 (Sikap Spiritual): Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, Kompetensi Inti dua/KI-2 (Sikap Sosial): Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
Keputusan pemerintah memasukkan pendidikan anti narkoba merupakan respons atas berbagai kritik terhadap dunia pendidikan selama ini. Pendidikan dianggap tidak mampu melahirkan lulusan yang berkualitas; manusia Indonesia seutuhnya seperti cita-cita luhur bangsa dan yang diamanatkan oleh Undang-undang Pendidikan.
sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Inti Tiga/KI-3 (Pengetahuan): Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Inti Empat/KI-4 (Keterampilan): mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori yang kemudian dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
Pada kurikulum intergrasi P4GN disisipi materi tentang narkoba baik dalam kompetensi dasar (KD) yang ada di silabus maupun Rencana perangkat pembelajaran (RPP). Mata pelajaraan agama memuat kompetensi dasar tentang narkoba diantara; menunjukkan perilaku menghindarkan diri pergaulan bebas dan perbuatan zina sebagai implementasi dari pemahaman Q.S. AlIsra’ (17): 32, dan Q.S. An-Nur (24): 2, serta Hadits terkait; makna taat kepada aturan termasuk aturan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba, kompetisi dalam kebaikan dan bekerja keras. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia harus disisipi anti narkoba pada silabus dan RPP diantaranya pengenalan struktur isi teks anekdot, pengenalan ciri bahasa teks anekdot, pemahaman isi teks anekdot, makna kata, istilah, ungkapan dalam teks anekdot dan pemahaman isi teks anekdot tentang penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Integrasi pendidikan antinarkoba dalam kurikulum 2013 mata pelajaran dan Budi Pekerti. Degan menggunakan analisis isi pertanyaan yang akan dijawab dalam artikel ini adalah bagaimana materi pendidikan antinarkoba dan integrasi pendidikan anti narkoba pada kurikulum mata pelajaran dan Budi Pekerti Tahun 2013. Pendidikan antinarkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Sedangkan pendidikan Antinarkoba adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, menghindari, menolak, melawan, dan mengampanyekan anti narkoba sehingga bahaya narkoba tidak meluas ke segenap masyarakat. Pendidikan antinarkoba dilakukan secara terpadu dengan melibatkan setiap unsur masyarakat yang terkait dan peduli terhadap usaha preventif bahaya narkoba. Terdapat tiga prinsip yang melandasi pendidikan antinarkoba. Pertama, terpadu yaitu kerjasama erat antara pihak sekolah dengan masyarakat. Tujuannya agar semua pihak memahami akan bahaya narkoba dan memperkuat tekad agar orang yang belum terkena jangan sampai tertular oleh kecanduan narkoba. Kedua, profesional artinya harus disusun progarm-program pendidikan antinarkoba yang sistematis dan sesuai perkembangan peserta didik. Ketiga, kebutuhan artinya program pendidikan antinarkoba hendaknya berdasarkan kebutuhan masyarakat, terutama generasi muda dan keluarga. MPA 362 / November 2016
39
EDUKASI Sekolah sebagai institusi dan lembaga pendidikan memiliki empat komponen penting. Pertama, sekolah menyediakan kerangka kerja bagi perencanaan, pengim plementasian dan pengevaluasian dalam upaya pencegahan dan pengurangan penyalahgunaan drug (termasuk alkohol dan rokok). Kedua, sekolah menyediakan lingkungan fisik dan sosial bagi pengembangan kesehatan siswa berkaitan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai sesuai dengan jenjang pendidikan. Ketiga, membantu siswa berperilaku (skills-based drug education) dan mencip takan kondisi yang sehat bagi siswa. Keempat, sekolah berperan dalam membentuk penge tahuan, sikap dan keterampilan yang diper lukan remaja nantinya dalam memilih dan mengambil keputusan untuk tidak menggu nakan drug. Salah satu indikasi suatu sekolah telah tumbuh religiusitas peserta didiknya antara lain adalah terdapatnya perilaku dan tindakan yang mencerminkan pada anti narkoba. Keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar. Sedangkan Djahiri mendefinisikan anti narkoba sebagai harga yang diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu (materialimmaterial, personal, kondisional) atau harga yang dibawakan/tersirat atau menjadi jati diri dari sesuatu. Pencegahan berbasis sekolah (school based prevention) lebih mudah dilaksanakan karena sekolah terstruktur,
40
MPA 362 / November 2016
sehingga dapat diadakan pengawasan secara komprehensif dan terpadu. Pelaksanaan pendidikan pencegahan di sekolah dimasukkan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri ataupun disisipkan pada pelajaran agama dan budi pekerti yang bertujuan untuk mensosialisasikan kebijakan penanggulangan dan bahaya penyalahgunaan narkoba. Dalam mengimplementasikan konsep integrasi pendidikan anti narkoba dalam pembelajaran di madrasah. Kurikulum integrasi dengan kegiatan anti narkoba dapat dilakukan dengan Kegiatan BK, UKS dan OSIS. Dalam kegiatan UKS yang terkait dengan kurikulum integrasi P4GN sering disebut Trias UKS diantaranya; 1. Pendidikan kesehatan yang meliputi penataran kader, penataran guru, penyuluhan dan informasi bahaya narkoba serta HIV AIDS, pengukuran ketajaman mata, pemeriksaaan rutin, lomba kebersihan kelas dan jumat bersih. 2. Pelayanan kesehatan diantaranya; pemeriksaan THT, pelayanan kesehatan, P3K, imunisasi, konsultasi kesehatan, pemeriksaan berkala/tes urine, pemberian tablet vitamin A dan pemberantasan kecacinga. 3. Pembinaan lingkungan sehat diantaranya; kerja bhakti, warung sehat, pemeliharaan WC/KM dan kegiatan 3M. Dalam kegiatan bimbingan kon seling terkait dengan kurikulum integrasi P4GN meliputi bidang pribadi dianta ranya; menerima keadaan diri dan menggu
nakannya secara efektif, memiliki sikap positif terhadap perkawinan dan hidup berkeluarga. Dibidang Sosial diantaranya mengembangkan hubungan sosial dengan teman sebaya, baik dengan priamaupun wanita. Juga memiliki sikap dan perilaku sosial yang bertanggungjawab, memilih teman yang sesuai, mencegah terjadinya konflik dan mengatasi kesulitan bergaul, mengenalkan dan mencegah bahaya narkoba dan ketergantungan obat dan mengenal dan mencegah perilaku sex bebas. Dalam kegiatan OSIS terkait dengan kurikulum integrasi P4GN meliputi bidang ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, diantaranya; kegiatan PHBI dan PHBN, melaksanakan pesantren Ramadhan, kegiatan istighasah, membaca al-Qur’an dan kajian kitab. Kegiatan OSIS di bidang pendidikan penda huluan bela negara diantaranya; mengkoordinir peilihan kader anti narkoba, layanan orientasi siswa, mengadakan kegiatan pendidikan bela negara, latihan dasaar kepe mim pinan dan manajemen siswa dan mengawasi pelaksanaan kegiatan kepramukaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang sangat terkait dengan kurikulum intergrasi P4GN diantaranya; peningkatan pemahaman serta menganalisa dampak penggunaan narkoba, pengembangan potensi diri, serta meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan sehari-hari. Remaja adalah agen pencegahan dan pemahaman tentang UU Nomor 35Tahun 2009 tentang narkoba.
MOTIVASI
Berubah atau Mati!
Sebuah Refleksi Hari Pahlawan Bagi bangsa Indonesia, sejarah telah melahirkan banyak pahlawan. Meski begitu, tidak semua orang pintar dan hebat bisa jadi pahlawan. Hanya tokoh-tokoh terpilihlah yang berhak menyandang gelar pahlawan; sebuah gelar penghargaan tertinggi di Tanah Air. Tercatat ada 163 tokoh telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Oleh : Roudlon, S.Ag*)
D
iantaranya masuk kategori sebagai pahlawan nasional paling inspiratif bagi bangsa Indonesia. Seperti Bung Karno, R.A. Kartini, Jenderal Besar Soedirman, Pangeran Diponegoro, Ki Hajar Dewantara, Bung Tomo, Imam Bonjol, Tjut Njak Dhien dan Moh. Hatta. Kehebatan mereka tak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga dunia Internasional. Seseorang yang hebat bak para pahlawan, lebih dikarenakan faktor integritas dalam menegakkan nilai-nilai melawan kezaliman. Para pahlawan nasional juga telah menga jarkan nilai perjuangan. Nilai inilah yang mengantarkan nama mereka menjadi harum dan dikenang anak cucu sepanjang masa. Mereka mengajarkan untuk terus mela kukan perubahan. Mengubah hidup melawan penjajahan agar tidak terus ditindas, berubah melawan kemiskinan, penindasan dan seterusnya. Bila tidak mau berubah, itu sama artinya dengan rela ‘mati’ dan terus dijajah. Seolah mereka memegang erat sebuah motto: ‘Berubah atau Mati’! Sejumlah fakta telah membuktikan prinsip yang diajarkan para pahlawan itu. Gara-gara tidak mau berubah, banyak orang hebat di negeri ini yang terlempar dan ambruk oleh derasnya perubahan yang terjadi. Di dunia bisnis, banyak perusahaan yang dulunya besar dan gulung tikar hanya gara-gara tidak mau berubah. Ambil misal perusahaan ponsel Nokia. Pada eranya, perusahaan ini tidak tertandingi. Bahkan menyebut Android yang muncul sebagai pesaing waktu itu sebagai semut kecil merah yang mudah digencet dan mati. Jadi, Nokia merasa tidak perlu melakukan inovasi menghadapi android. Arogansi dan rasa percaya diri berlebihan mem buat Nokia terjebak dalam inovator dilemma. Lantas Nokia justru mengalami kematian dan tergeletak kaku dalam kesunyian yang perih. Nokia kolaps dihantam iPhone yang terus melakukan perubahan. Pada hal produsen iPhone bukanlah peru sahaan telekomunikasi, namun dari industri komputer. Begitu juga Kodak. Di eranya, Kodak memang menjadi penguasa kamera. Bahkan menyebut kamera digital hanyalah trend
sesaat. Kodak terjebak halusinasi dan inovator dilemma yang akut. Akibatnya, ruangan ICU yang pengap menanti raga mereka yang merintih kesakitan. Kini tak ada yang melirik Kodak karena tidak lagi menarik. Intel dan Micorosoft juga tidak mela kukan inovasi sama sekali dalam merespon pasar. Mereka terlalu menikmati kekuasannya dalam dunia PC dan Laptop. Lalu pelan-pelan terjebak inovator dilemma. Mereka terbuai kekuasaannya dan lengah betapa dramatis kecepatan kemajuan era mobile computing. Kini era PC dan Laptop sudah hampir berakhir dan diganti era mobile smartphone. Dan hegemoni microsoft serta Intel kian menjadi tidak relevan dalam era smartphone. Ancaman serupa juga menghantui televisi. Mereka terancam kolaps bukan karena persaingan sesama pemain di industri yang sama. Namun justru dari makhluk alien bernama Youtube yang terus mengikuti trend. Di Amerika, jumlah pemirsa televisi di kalangan anak muda dan remaja menurun drastis. Semua lari ke Youtube. Kelak juga diprediksi akan terjadi
di Tanah Air. Jika perusahaan media tak terus melakukan perubahan, maka tak menutup kemungkinan mereka akan terlindas oleh perubahan itu sendiri. Fenomena di atas patut jadi renungan bersama. Dan para pahlawan nasional jauhjauh hari telah memberi contoh melakukan perubahan. Termasuk juga mereview kemapanan bila tidak ingin dilindas oleh perubahan itu sendiri. Secara kodrati, manusia memang dituntut untuk terus beradaptasi dan berubah. Hanya mereka yang dapat beradaptasi yang bisa tetap survive. Jika tidak, maka cepat atau lambat pasti akan tersingkir dari lingkungannya. Memang banyak di antara kita tidak siap dengan perubahan. Toh pada akhirnya, perubahan akan tetap terjadi dan menggilas mereka yang tak siap. Sebab perubahan itu pasti terjadi. Maka di sinilah pentingnya penyadaran mengenai sejarah masa lalu. Sebab berubah tanpa melihat sejarah masa lalu, itu sama artinya mengubah tanpa arah dan sangat rentan untuk terperosok pada jurang kehancuran. Negara Turki telah nekad melakukan perubahan dengan meninggalkan sejarah. Dan akhirnya, Turki jatuh dan terpuruk ber kepanjangan. Sementara Jepang, dalam setiap melakukan perubahannya, selalu menengok sejarah masa lalunya. Negera inipun tetap berdiri kokoh dan bangkit demikian cepat. Kemajuan Jepang mengalahkan negaranegara sekutu yang dulu ikut menghancurkan negeri sakura ini. Bangsa Indonesia mestinya bisa mengam bil pelajaran dari Jepang. Apalagi kini kita memperingati Hari Pahlawan yang ke-71. Ini bukanlah angka sedikit untuk proses pembelajaran. Sehingga bangsa Indo nesia tak hanya melihat sejarah sebagai kegiatan seremonial peringatan semata yang digelar setiap tahun. Kita harus menjadikan sejarah sebagai tonggak untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik. Ya.. tentunya, perubahan sebagaimana warisan semangat dari para pahlawan dan tidak meninggalkan akar sejarah, sehingga nasib Indonesia tidak seperti Turki. *) Guru MAN Lamongan. MPA 362 / November 2016
41
MADRASAH
MTs Negeri Turen
Membentuk Karakter Melalui MoU dengan Qiraati Meski 85 persen siswa MTs Negeri Turen berasal dari SD, tapi soal mengaji al-Qur’an boleh tanding dengan madrasah tsanawiyah lainnya. Pasalnya, madrasah ini mengeterapkan metode Qiraati. Tak tanggung-tanggung, pihak madrasah membikin notakesepahaman (MoU) dengan Pusat Qiraati yang ada di Semarang pada tahun 2013 silam.
B
agai gayung bersambut, pihak Qiraati juga tak mau tanggung pula. Pusat Qiraati meminta persyaratan waktu emas yakni jam pertama. Sehingga pada pukul 6.45 Wib sudah dimulai kegiatan Qiraati. Ini khusus siswa-siswi kelas 7 dan 8. Dalam sehari, pembelajaran Qiraati memakai 2 jam pelajaran dan itu selama 5 hari. Jadi total ada 10 jam dalam seminggu. “Itu semua merupakan bagian dari persyaratan yang mereka minta. Karena wali murid mendukung, ya akhirnya kami teruskan,” tukas H. Nur Salim, S.Pd. Ide itu bermula, ketika melihat hasil tes pemetaan. Dari seluruh jumlah siswa yang diterima, ternyata 85 persennya adalah lulusan SD. Hanya 15 persen yang bisa membaca al-Qur’an. “Yang 15 persen itu dari madrasah. Apalagi yang dari MIN, hanya dua siswa saja,” tuturnya sambil mnghela nafas. “Dari situlah lalu diambil sebuah leputusan, bahwa kami harus fokus dengan kegiatan baca al-Qur’an,” ujarnya. Dipilihnya sistem Qiraati, lanjut Koor42
MPA 362 / November 2016
Siti Hamidah, M.Ag Kepala Sekolah MTs Negeri Turen
dinator bidang Keagamaan dan Kemasjidan ini, karena metode tersebut sudah banyak teruji di masyarakat. Metode ini masuk
kategori praktis dalam membantu anak cepat belajar al-Qur’an. Di dalamnya juga ada pelajaran tentang cara menulis. “Jadi disamping membaca, sekaligus siswa dapat menuliskannya,” katanya memberikan alasan. Metode Qiraati juga terkenal sebagai metode yang disiplin dan paling ketat. Baik dari sisi bacaan, juga makharijul huruf dan tajwidnya benar-benar fasih. Bahkan bukubukunya tidak ada yang dijual di pasaran secara bebas sebagaimana metode-metode lain pada umumnya. “Nah, inilah salah satu faktor mengapa kami memilih metode Qiraati. Jika kita tidak siap guru, mereka juga sanggup mendatangkan guru yang berkompeten,” jelasnya. Sebab seluruh para pengajar Qiraati harus memiliki ‘Syahadah Qiraati’. “Sehingga 30 guru al-Qur’an yang ada di sini, semuanya droping dari luar,” terangnya. “Kegiatan mengaji ini ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Disamping bersekolah, para siswa sekaligus bisa mengaji,” tambanya dengan bangga.
Rapat evaluasi dwi mingguan tim qiraati MTsN Turen.
Semula, pihak madrasah memang menar getkan setahun khatam. Namun melihat hasilnya kurang memuaskan, akhir nya diper panjang menjadi dua tahun. Mereka diwajibkan belajar jilid 1–6. Lalu dilanjutkan dengan tajwid, gharaib dan al-Qur’an. “Bagi mereka yang sudah khatam, dilanjutkan dengan program tahfidh. Ini dimaksudkan agar mereka yang khatam tak berhenti untuk belajar al-Qur’an,” terangnya. “Jadi tak bisa siswa tiba-tiba masuk program tahfidh sebe lum khatam Qiraati terlebih dahulu,” tegasnya. Ibarat orang marathon, kata Ketua Ma’had al-Hikmah ini memisalkan, begitu masuk di madrasah semua siswa discraning sejauhmana kemampuan baca al-Qur’annya. Mereka semua “dinolkan” terlebih dahulu, baru kemudian lari sesuai dengan kemampuannya masingmasing. Bagi yang sudah menyelesaikan Qiraati diluar, mereka bisa langsung masuk program tahfidh. Begitupun bagi mereka yang ternyata sudah sampai pada juz tertentu, bisa mengejar juz berikutnya. “Jadi bagi siswa yang telah menyelesaikan salah satu juz, mereka bisa langsung ke ustad lain sesuai juz Qiraatinya,” ulasnya. Program tahfidh, lanjutnya, bukan hanya dari siswa yang kelas 7 saja. Intinya, asal mereka bisa menuntaskan Qiraati bisa masuk ke program tahfidh. Mereka tak hanya belajar pada seorang ustadz saja, melainkan bisa berpindah ustadz sesuai dengan jenjang yang dipelajarinya. “Di sini, setiap ustadz bisa menangani 15 hingga 17 siswa,” tukasnya. Bagi setiap ustadz, ada kewajiban setiap hari Rabu untuk melakukan evaluasi program. Sebab mereka akan mengurai segala permasalahan yang ada untuk kemudian diberikan solusi. Itulah pasalnya, ujian kenaikan jilid bisa terjadi sewaktuwaktu. Sebab siswa baru bisa naik jilid, setelah mereka dinyatakan lulus ujian sebelumnya. “Masing-masing siswa memiliki Kartu Kendali Prestasi yang berwarna hijau. Dengan ini perkembaganan siswa senantiasa dipantau,” ulas guru bidang studi SKI ini.
Suasana Qiroati di MTsN Turen.
H. Nur Salim, S.Pd. Ketua Ma’had al-Hikmah
Setelah para siswa mengkhatamkan seluruh program, lantas dilakukan acara wisuda. Pada wisuda pertama berhasil mewisuda 24 siswa. Sedangkan pada wisuda ke-2 ada 57 anak. Untuk wisuda ketiga nanti, diperkirakan ada 90 siswa. Mereka semua memiliki kompetensi; pertama, makharijul huruf. Kedua, fashahah. Ketiqa, gharib. Keempat tajwid. Kelima, tartil. Dalam acara wisuda tersebut, disamping para penguji para wali murid juga diminta untuk mengujinya secara langsung. Ujiannya pun juga cukup detil. Ketika siswa disuruh membaca sebuah surat pendek, misalnya. Disamping dari sisi tajwid, mereka juga disuruh untuk menguraikan ayat tersebut. Semisal diminta untuk menyebutkan surat apa, ayat ke berapa, dan terdapat di juz berapa? “Memang dalam gharaib siswa berkewajiban menghafal detil bacaan ayat, surat dan juz,” tukasya. “Melihat hasil tes semacam itu, ratarata walimurid merasa kagum dan puas,” ujarnya menambahkan. Mengenai ujian Qiraati, lanjut pria kelahiran Malang 27 Mei 1972 ini, ada tiga tahap yang harus dilalui oleh para siswa.
Disamping ada ujian pra tashih dan tashih, juga ada ujian pasca tashih. Pada saat ujian tashih siswa dihadapan pada 8 guru penguji. Para guru penguji tersebut, ada yang khusus menguji bidang makharijul huruf, tajwid, gharaib dan seterusnya. “Ujian inilah yang menentukan lulus tidaknya siswa. Dan semua penilaian itu murni, tidak ada katrolan,” tandasnya. “Jadi benar-benar objektif. Nggak ada istilahnya ngaji alias ngarang biji di sini,” tambahnya berkelakar. Itulah yang membedakan pembelajaran al-Qur’an di MTsN Turen dengan madrasahmadrasah lain. Disamping kurikulumnya yang terstruktur dan baku, juga dipantau langsung oleh Qiraati Pusat. Terbukti, setiap ada ujian senantiasa dihadiri langsung utusan resmi dari Qiraati Pusat. “Kerjasama madrasah dengan Qiraati Pusat ini, barang kali merupakan yang pertamakali di daerah Malang,” paparnya. Yang menawan, ketika pada jam pembelajaran awal otak siswa yang masih fresh diisi al-Qur’an, itu akan berimbas pada moralitas dan spiritualitas siswa. Kalimat-kalimat thayyibah tersebut akan mengisi relung-relung kejiwaan para siswa. Dengan pengaruh itulah, diharapkan bisa memberikan perubahan sikap dan akhlak mereka. “Karena setiap pagi diisi dengan alQur’an dan kalimat thayyibah, perubahan karakter siswa benar-benar sangat menyolok. Bahkan itu sangat membantu pada mapelmapel lain,” katanya menyimpulkan. Saban pagi, siswa-siswi MTs Negeri Turen memang dibiasakan dengan melakukan shalat Dhuha terlebih dahulu. Lalu secara bersama-sama membaca Asmaul Husna. Lantas membaca doa-doa berbarengan. Kemudian menghafal surat-surat pendek al-Qur’an. Lantas disambung dengan belajar al-Qur’an dengan metode Qiraati. “Saya yakin, ini semua akan membentuk karakter, moralitas, spiritual dan akhlak siswa untun berubah menjadi ke arah yang lebih baik,” pungkasnya. •Suprianto, Saifuddin Ma’arif MPA 362 / November 2016
43
Meraih Keberkahan Hidup Oleh : DR. H. AW Evendi Anwar, M.Ag Kasi Penerangan dan Penyuluhan Bidang Penais Zawa Kemenag Kanwil Prop. Jatim
Ma’asyiral Muslimin Wa Zumrotal Mu’minin Rahimakumullah ! Marilah dalam kesempatan ini kita senantiasa mewasiyatkan diri kita masing-masing untuk tetap berusaha meningkatkan taqwa, dalam artian senantiasa melaksanakan segala perintah Allah SWT dan meninggalkan segala larangan-Nya apa pun bentuknya dan di mana pun kita berada, karena hanya dengan taqwa itu lah jiwa raga kita akan selamat dan diselamatkan Allah baik di dunia maupun di akhirat. Dan bersamaan dengan banyaknya musibah, balak serta bencana saat ini, maka dalam kesempatan Jum’at hari ini, kita akan mengangkat topik khutbah kita tentang “Meraih Keberkahan Hidup dengan Memelihara Kebersihan Lingkungan” Kaum Muslimin jama’ah Jum’ah Rahimakumullah! ”Kata ”berkah”” di dalam kitab Munjid berarti. ”yang artinya” bertambahnya ketenangan dan kebahagiaan”, dan di dalam kitab Lisan al-’Arab berarti ”. artinya bertambahnya kebaikan dan kebajikan dalam setiap tempat dan waktu. Berbicara menganai ketenangan dan kebahagiaan atau pun kebaikan dan kebajikan adalah merupakan sesuatu yang dicari dan dirindukan setiap manusia. dan tidak seorang pun yang tidak menginginkannya. Berkaitan dengan berkah dan keberkahan itu, Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A’raf: 96, yaitu:
Artinya: ”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”
44
MPA 362 / November 2016
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan mencurahkan keberkahan yang diturunkan dari langit berupa hujan dan sejenisnya, dan keberkahan yang dikeluarkan dari bumi berupa berbagai macam tumbuhan, tambang, mineral dan lainnya, jika penduduk suatu negeri telah beriman dan bertaqwa. Namun jika mereka mendustakan kebenaran agama Alla, maka Allah SWT akan menimpakan siksa kepada mereka yang sebenarnya karena perbuatannya sendiri. Jikalau diteliti lebih seksama, munculnya berbagai musibah dan bencana termasuk di dalamnya menyebarnya berbagai penyakit yang menimpa suatu negeri, adalah karena ulah manusia sendiri. Banyak tambak yang gagal panen karena air yang dipergunakan untuk mengaliri tambak sudah tercemar polusi dan tidak tersaring oleh tumbuh-tumbuhan air, mewabahnya demam berdarah, diare, disentri karena kebersihan lingkungan tidak dijaga, selokan yang mampet menjadikan sarang nyamuk dan penyakit lainnya, dan sebagainya. Itu berarti sebagian dari hidup dan kehidupan manusia nilai keberkahannya telah dicabut oleh Allah diganti dengan siksa. Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia! Allah menimpakan musibah, balak, bencana serta berbagai macam penyakit tentu ada sebab dan hikmahnya. Semua itu untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya. Kita baru menyadari kalau keberkahan hidup berupa kesehatan jasmani rohani itu adalah merupakan karunia Allah SWT yang tak ternilai harganya, jika kita telah jatuh sakit. Dan Allah SWT menurunkan penyakit untuk menunjukkan betapa besar rahmat yang telah Allah karuniakan kepada setiap hamba-Nya. Kita semua sadar bahwa lebih mudah dan lebih baik kita menjauhi timbulnya penyakit daripada kita mengobatinya. Sungguh beruntung kita kaum muslimin, karena Islam memberi tuntunan agar kita memelihara kebersihan dan kesucian, yang dalam istilah syara’ disebut thoharoh. Setiap muslim wajib melakukan thoharoh sebelum melakukan ibadah-ibadah yang ditentukan. Bahkan Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim menyatakan bahwa:
Artinya: “Suci itu sebagian dari iman” (HR. Muslim) Rasulullah SAW juga bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Imam al-Bazzar:
Artinya: “Sesungguhnya Allah itu baik/ indah, mencintai kebaikan/ keindahan, sesungguhnya Allah itu bersih, menyukai kebersihan.” Bahkan Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surat al-A’la ayat 14:
Hadits dan ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya kita menjaga kebersihan dan kesucian, dan kita bersama-sama mempelopori dan mengkampanyekan pentingnya budaya bersih dalam diri dan lingkungan kita, termasuk juga menjaga diri dan menolak sesuatu penyakit terlebih dahulu sebelum datang penyakit. Dan itu harus diikhtiyarkan kebersihan secukupnya dalam segala hal. Bukan hanya kebersihan badan atau kulit saja, tetapi juga rumah dan pekarangan pun harus dibersihkan. Dalam ajaran Islam kebersihan dan kesucian dapat berarti dalam lima hal, yaitu : 1. Membersihkan diri dari kotoran dan kecemaran najis, yaitu menghilangkannya dari badan, pakaian atau tempat yang terkena najis dengan alat-alat bersesuci. 2. Membersihkan diri dari hadats kecil dengan berwudlu dan hadats besar dengan mandi atau tayamum. 3. Menyikat gigi, Syiwak atau membersihkannya dari segala kotoran-kotorannya. 4. Membuang segala kotoran yang memperburukkan pemandangan dan lingkungan sekitar kita. 5. Membersihkan diri dengan taubat dari dosa-dosa dan kesalahan dan membersihkan jiwa dari segala rupa perangai yang keji. Lima hal di atas menegaskan bahwa setiap muslim diperintahkan untuk menjauhi segala kotoran dan barang najis seperti kencing, nanah, dan sebagainya, yang semata digunakan berbagai penyakit untuk berkembangbiak, anak beranak dengan subur. Termasuk juga tempat-tempat yang memungkinkan dapat dipergunakan untuk perkembangbiakan nyamuk dan bibit penyakit lainnya yang nyatanyata membawa bencana itu. Selokan mampet, sungai yang kotor atau dipenuhi sampah, semak belukar di sekitar tempat tinggal, benda-benda bekas yang menjadi kantong air kotor, bak air yang tidak pernah dikuras, dan lain sebagainya, adalah suatu hal yang wajib a’in bagi setiap muslim untuk membersihkannya sebelum Allah mencabut keberkahan hidup kita berupa penyakit. Saudara-Saudara Kaum M uslimin yang berbahagia! Allah SWT telah menunjukkan rohmat dan kebesaran-Nya kepada kita semua. Karena itu marilah kita patuhi segala perintah-Nya dan kita jauhi segala larangan-Nya dengan membudayakan hidup bersih dalam segala hal di lingkungan hidup dan kehidupan kita, dengan harapan semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan keberkahanNya kepada kita semua baik dari langit maupun dari bumi sehingga terhindarlah kita dari segala bencana, musibah, balak serta penyakit yang membahayakan kita baik bagi jasmnani maupun rohani. Akhirnya, marilah kita berdo’a kepada Allah SWT dengan do’a: “Ya Allah, indahkan lah hidup kami dengan kesehatan dan keselamatan, nyatakan lah kami dengan taqwa dan istiqomah, lindungi lah kami dari hal-hal yang memaksa kami menyesal, serta tolong lah, bimbing lah kami untuk dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik, sedang engkau meridloi kami”
Artinya: “Sesungguhnya, berbahagialah orang yang mensucikan dirinya”.
MPA 362 / November 2016
45
Pengasuh : dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
HIV Stop di Sini Secara nasional Jawa Timur merupakan "tempat" pengidap HIV/AIDS yang ketiga jika ditinjau dari persentase penduduknya, tetapi merupakan tempat terbanyak pengidap HIV/AIDS karena jumlah penduduknya banyak. Ini merupakan suatu ironi jika diperhatikan bahwa mayoritas penduduknya adalah Muslim. Klinik. Di sekitar kita ada orang yang baru saja ketahuan “HIV-positif” atau terinfeksi HIV, ada juga yang sejak lama tahu dirinya mengidap HIV, atau kenal dekat dengan seseorang yang “kebiasaannya” memug kinkan sekali terinfeksi HIV ataupun bahkan sudah pengidap AIDS. Ini berarti bahwa kita sebenarnya hidup dengan lingkungan berHIV. Harus bagaimana kita sekarang? Perlu kita tahu tentang HIV dan masalah terkait dengannya agar mampu hidup di lingkungan ber-HIV/AIDS; para pengidap HIV/AIDS dan keluarganya perlu bantuan. Diharapkan dengan pemahaman masalahnya kita dapat bertindak lebih positif, termasuk bagaimana kita dapat menjaga kesehatan diri dan masyarakat luas sebaik-baiknya, mengingat bahwa beaya perawatan seorang pengidap HIV/AIDS sampai akhir hayatnya dapat mencapai sekitar Rp. 5.000.000.000,Jika dari pemeriksaan laboratorium seseorang dinyatakan atau didiagnosa terin feksi HIV, ini berarti di dalam tubuhnya terdapat virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Orang yang terinfeksi HIV bukan selalu berarti orang itu telah mengidap “sakit” AIDS; AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan “tahap akhir” perjalanan hidup seorang pengidap HIV. Beberapa orang yang mengidap HIV di dalam tubuhnya dapat hidup sampai 10-25 tahun tanpa menjadi AIDS, dan selama itu dia dapat menulari orang lain!!! Penularan. HIV terdapat dalam cairan tubuh, yaitu: darah, air mani, getah vagina, air susu ibu (ASI). Oleh karena itu HIV dapat tertularkan dengan hubungan suami-isteri. Penularan juga banyak terjadi karena pemakaian jarum suntik secara bergantian dengan orang pengidap HIV. Ada yang tertulari karena menerima transfusi darah dari donor yang ber- HIV. Ibu terinfeksi HIV dapat menulari bayinya. Sebenarnya HIV tidaklah mudah menularnya; HIV tidak tertularkan melalui 46
MPA 362 / November 2016
bersalaman, berpelukan, batuk, bersin. HIV tidak tertularkan melalui udara. Begitu jugalah, HIV tidak tertularkan dengan memakai peralatan yang bersih, seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar tidur; tak perlu takut bekerja bersama, bersekolah, berkendaraan bersama. Oleh karena itu, hidup bersama dengan orang yang “HIV-positif” bukanlah hal yang perlu ditakuti; virus ini mudah “mati” oleh cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin atau Chlorox, ataupun dengan sabun biasa dan air. Bagaimana Virus Merusak? Di dalam tubuh terdapat sel-sel darah putih yang bernama lymphocyte, yang merupakan salah satu dari berbagai macam sel pertahanan tubuh; salah satunya adalah sel CD4 (T-lymphocyte, T-helper). Virus HIV yang masuk ke dalam tubuh memasuki sel-
sel ini, ‘membajak’ sel tersebut, dan kemudian menjadikannya ‘pabrik’ yang membuat miliaran “anak” virus. Jika sel ini rusak atau kemudian mati, “anak” HIV itu masuk ke sel CD4 yang lain. Jika banyak sel-sel CD4 yang hancur, maka sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Setelah seseorang terinfeksi HIV, dia tidak langsung sakit; dia awalnya akan menjalani masa tanpa gejala khusus, meskipun dia mungkin merasa tak enak seperti awal terserang flu. Di tahap pertama ini mungkin saja adanya virus HIV belum terdeteksi pada pemeriksaan laboratorium; ini dapat berlangsung sekitar setengah tahun. Pada tahap ke dua pengidap HIV sudah menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan laboratorium. Namun orang ini dapat tidak menampakkan masalah kesehatan akibat
dari infeksi itu; dia merasa baik-baik saja. Masa tanpa gejala ini bisa kuang dari setahun, ataupun sampai 10-25 tahun. Sebagian besar Odha (orang dengan HIV/AIDS) tidak tahu kalau ada virus HIV di dalam tubuhnya padahal dia dapat menulari orang lain. Pada tahap ke tiga muncullah berbagai macam gejala AIDS, yaitu ketika virus HIV sudah “berhasil melumpuhkan” sebagian besar sistem kekebalan tubuh; berbagai penyakit akan muncul “ringan” ataupun parah. Keadaan ini menjadikan tubuh mudah terserang berbagai penyakit baru, ataupun beberapa penyakit lama dapat menjadi lebih berat daripada biasanya. Ini merupakan infeksi opportunistik, yaitu serangan kuman yang biasa ada di tubuh orang, yang biasanya tidak menimbulkan penyakit. Yang dapat menyerang adalah berbagai macam virus, jamur, bakteri, ataupun parasit, sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Penyakit yang muncul ini dapat menyerang berbagai bagian tubuh kita, termasuk kulit (bercakbercak biru-menghitam), paru (batuk yang “tak mau” sembuh), usus (mencret-mencret berkepanjangan dan berulang), gatal-gatal di seputar mata , ataupun otak yang melemah; penderita akan tampak kurus kering, lemah memilukan, dengan pandangan kosong. Bahkan beberapa jenis kanker juga dapat muncul dengan ataupun tanpa dipicu oleh infeksi oportunistik itu. Berketurunan Hubungan suami-isteri boleh saja dilakukan meskipun salah satunya sudah terinfeksi HIV, asalkan dilakukan dengan “cara aman” yaitu dengan memakai kondom secara benar; cara ini untuk menghindarkan penularan ke pasangannya. Menjadi terinfeksi HIV tidaklah sama sekali menghilangkan hak orang untuk mendapatkan keturunan; namun harus dengan penuh pertimbangan orang tua terkait dengan masa depan si anak. Rawan bagi bayi untuk menjadi terinfeksi HIV sejak dalam kandungan, ketika dilahirkan, ataupun dari susu ibu yang mengidap HIV. Diagnosa. Sebenarnya cukup banyak macam tes untuk mengenali HIV maupun untuk menilai derajat kesehatan pengidapnya, sayangnya tidak ada yang murah. Bagi yang belum positif pemeriksaannya perlu konseling dulu untuk “menguji” kesiapannya kalau-kalau ternyata nanti hasilnya positif. Tes-tes ini mencari tanda adanya antibodi pelawan virus, mencari bagian virus, ataupun juga menilai daya kekebalan tubuh. Tergantung pada teknologi yang digunakan, tes dapat dilakukan terhadap darah ataupun usapan selaput lendir mulut. Kini sudah banyak macam tes HIV yang dapat digunakan; tergantung pada dana beaya yang tersedia. Dari sekian banyak macam tes yang ada, yang dianggap cukup penting adalah tes CD4, TLC, p24 antigen.
Hindari tergesa-gesa mengambil kepu tusan atau bertindak apa saja terhadap hasil diagnosis HIV itu, terutama yang positif; minum obat pilihan sendiri seenaknya berarti mempersulit pengobatan lanjutnya. Bagi yang negatif jangan juga sudah merasa aman; hasil tes kadang-kadang masih negatif meskipun HIV sudah setengah tahun merasuki tubuhnya, ulangilah tes jika hasilnya negatif padahal pernah salah tingkah (zina). Pengobatan. AIDS masih pantas disebut sebagai “penyakit yang tidak ada obatnya” karena nyatanya belum ada obat yang dapat diandalkan untuk mematikan virus HIV. Obat yang ada sekarang barulah bersifat “memperlambat memburuknya penyakit” atau “memperpanjang umur aktif penderita”. Dokter mengupayakan sistem kekebalan tubuh penderita tetap dalam keadaan “sehat” dengan cara memberinya obat anti-retro-viral (ARV). Obat antiretroviral (ARV) dapat memperlambat kegiatan HIV dalam menyerang sel tubuh yang masih sehat. Obat untuk HIV tidak boleh tunggal, hanya dengan satu jenis obat; harus dipakai kombinasi tiga macam obat ARV yang berbeda, supaya terapi dapat tetap efektif untuk pengobatan yang perlu waktu yang lama itu. Obatobat dalam program anti-retroviral therapy (ART) memang sangat mahal, tetapi dengan bantuan dunia dan subsidi pemerintah kini dapat tersedia gratis. Pengobatan ART ini masih hanya dila kukan melalui sejumlah rumah sakit tertentu yang ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan, terutama RS kabupaten maupun kota. Program ART hanya berhasil jika penderita minum obat secara patuh, sesuai dengan jadwal, setiap hari. Kalau obat terlupakan, keefektivan terapi akan cepat hilang, padahal tidak jarang obat tidak tersedia karena kekeliruan prosedur administratif. Adapun infeksi oportunistik yang menyertai munculnya AIDS sebagian besar dapat diobati, bahkan dicegah, dengan menggunakan obat yang tidak terlalu mahal dan tersedia luas. Karena ada beberapa orang mengalami efek samping ketika menjalani ART, terutama pada minggu-minggu pertama penggu naannya, maka penting sekali penggunaan ART diawasi oleh dokter yang berpengalaman dengan terapi ini. Terapi Penunjang. Dalam keterbatasan ataupun kurangnya kepercayaan terhadap obat yang diberikan oleh dokter, muncullah terapi penunjang atau sering disebut terapi tradisional, yaitu terapi “tanpa obat-obatan kimiawi”. Terapi ini secara umum dapat untuk memberi semangat, meningkatkan mutu kehidupan, ataupun menjaga diri agar tetap sehat. Terapi ini juga dapat dianggap melengkapi terapi antiretroviral, apalagi jika sulit ataupun tidak
dapat memperoleh obat program ART. Yang termasuk terapi penunjang dapat berupa penggunaan ramuan tradisional (tumbuhtumbuhan, jamu), pengaturan gizi makanan, dan penggunaan suplemen vitamin dan mineral. Yang juga termasuk dalam terapi ini adalah yoga, akupunktur (awas penularan!), pijat refleksi, olahraga, dan musik. Terapi penunjang juga meliputi terapi psikologis, spiritual atau agama, dan emosional, serta konseling, dan meditasi. Dalam memilih langkah perawatan lanjut, termasuk pemeriksakan diri secara teratur, menuntut tanggung jawab pribadi. Dokter hanya dapat memberi saran tentang perawatannya yang “terbaik”. Dalam hal ini penderita perlu menjadi orang yang mau bekerja sama dengan dokternya untuk masa depan dirinya maupun keluarga dan masyarakat, termasuk bahwa dia sedikitnya setiap enam bulan memeriksakan darahnya. Pencegahan. Dalam menghadapi HIV/AIDS pen ting sekali peran masyarakat secara menye luruh. Untuk yang sudah terinfeksi HIV, dukungan ini dapat berupa dukungan yang didapat dari atau diberikan oleh orang yang pernah atau juga sedang bermasalah dengan HIV/AIDS. Mereka itu dapat berada bersama dalam “kelompok dukungan sebaya” (KDS). Dalam lingkungan ini terasakan adanya suasana yang saling menjaga kerahasiaan, tidak saling menyalahkan, mau pun tidak menghakimi. Masing-masing peserta kelompok dapat berbincang-bincang, berbagi perasaan, pikiran, dan pengalaman, ataupun bertu kar informasi yang ada hubunganya dengan HIV/AIDS. Diharapkan para mubaligh banyak ber peran untuk membangkitkan dorongan untuk berbenah diri (baca: bertaubat), termasuk kesadaran untuk “menyelamatkan” orang lain dengan tidak menularkan HIV-nya ataupun justru untuk mau membantu pengidap HIV/ AIDS selagi dirinya masih mampu berbuat banyak dengan potensi diri yang ada, sebelum parahnya sakit yang dideritanya . Karena untuk HIV/AIDS belum ada imunisasinya, maka upaya yang dianggap berhasil menurunkan ancaman HIV/AIDS adalah dengan pen dekatan berpola: “ABCDE” (Abstinence, Be faithful, Condoms, Drugs avoidance, Education; Puasa seks, Setia pasangan, Amankan dengan kondom, Hindari Narkoba suntik, Didik agama “PuSANA”). Penutup. Tidak ada seorangpun “yang waras” yang ingin agar pasangannya juga tertulari HIV untuk mengalami nasib yang sama. Oleh karena itu, perlu didukung adanya prakarsa ‘HIV Stop di Sini’ didasarkan pada upaya pemahaman tentang HIV/AIDS untuk dapat memotong rantai penularan HIV. Semoga MPA 362 / November 2016
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. READING (WACANA)
M
THE PROMISE AT ZAMZAM (2)
any of the Quraisy leaders were present and they became very angry because “Abd Allah” was very young and much loved by everyone. They tried to think of a way to sace his life. Someone suggested that the advice of a wise old woman who lived in Yathrib should be sought, and so ‘Abd al Muttalib’ took his son and went to see if she could decide what to do. Some of the Meccans went with them and when they got there the woman asked,” What is the price of a man’s life? “. They told her,” Ten camels “. For at that time if one man killed another, his family would have to give ten camels to the dead man’s family in order to keep the peace among them. So the woman told them to go back to the Ka’bah and draw lots between Abd Allah and ten camels. If the camels were chosen they were to be killed and the meat given to the poor. If Abd Allah was picked then ten move camels were to be added and the lots drawn again and again until they finally fell on the camels. Abd al-Muttalib returned to the Ka’bah with his son and the people of Mecca. There they started to draw lots between Abd Allah and the camels, starting with ten camels. Abd al-Muttalib prayed to Allah to spare his son and everyone waited in silence for the result. The choice fell on Abd Allah, so his father added ten more camels. Again the choice fell on Abd Allah, so they said the same thing again and again, adding ten camels each time. Finally they reached one hundred camels, and only then did the lot fall on the camels. Abd Allah was saved and everyone was very happy. Abd al-Muttalib, however, wanted to make sure that this was the true result so he repeated the draw three times and each time it fell on the camels. He then gave thanks to Allah that He had spared Abd Allah’s life. The camels were scarificed and there was enough food for the entire city, even the animals and birds. Abd Allah grew up to be a handsome young man and his father eventually chose Aminah, the daughter of Wahab, as a wife for him. It was a good match, for she was the finest of Quraisy women and Abd Allah the best of the men. He spent several months with his wife but then he had to leave her and travel with one of the caravans to trade with Syria. On his way back to Mecca from Syria Abd Allah became ill and had to stop off in Yathrib to recover. The caravan however, continued on its way and arrived back in Mecca without him. On hearing of Abd Allah’s illness, Abd al-Muttalib sent another son, al Harith, to bring Abd Allah back to Mecca, but he was too late. When he arrived in Yathrib Abd Allah was dead.
B. VOCABULARY (KOSAKATA) Advice = nasihat Wise = bijaksana Sought-seek = dicari Price = harga Spare = mengganti Silence = sunyi, diam C. DIALOGUE HOLIDAY AT THE BEACH Rani and SInta are talking about holiday at the beach. Rani : Good morning, Sinta. Sinta : Good morning, Rani. R : Do you have idea or plan about our holiday next week? I have no idea about our holiday. S : Yes, I do. R : What is it? S : How about if we go to Bali of Lombok? R : Interesting, but what will we do at Bali or Lombok? S : There are many beautiful places there, for example Kuta Beach, Senggigi beach, Bedugul, Alas Kedaton Monkey Forest and many more. But I suggest we go to the beach.. R : What beach will we visit? Which one is the best. S : I think we should go to Kuta Beach, it is the best and most beautiful beach at Bali. R : Hmm. That’s sound good. How about Senggigi beach? Is it a beautiful beach also? S : Yes, it is. But I think we should go to Kuta Beach first, then
48
MPA 362 / November 2016
Result Feil-fail Saved Make sure Entire Spent
R S R S R S R S R S R S
= hasil = jatuh = selamat = memastikan = seluruh = menghasilkan
we can go to Senggigi beach. What do you think? : Okey.. by the way what can we do at the Kuta beach? What kind activities we can do there? : There are lot activities that we can do at the Kuta beach. For example we can swim at the sea or we can just do sunbathing. : How about surfing or snorkelling? : Yes, we can do that. We can learn surfing at Kuta beach, there are several people that can teach surfing. You can also snorkelling and there are many beautiful views in the sea. : Okey. I agree with your plan and idea. : I can’t wait to see Kuta beach. : How about Senggigi beach? : We can go to Senggigi beach after we visit Kuta beach. The Senggigi beach is also beautiful. : How about ticket, hotel and accommodation there? : Don’t worry, everything si under control. We just go to Bali and enjoy our holiday. : Okey. Next week we go to Bali. : Okay.
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata 1. Gelar sebelum diangkat menjadi Nabi/Rasul yang artinya terpercaya 2. Buta huruf 3. Turun secar teratur 4. Lebih dekat kepada hafalan 5-6. Lebih mudah untuk dicek kebenarannya 7. Jauh/terhindar dari lupa 8. Memakan waktu/selama 9. 20 tahun lebih 10-11. Agar hatimu mantab 12. Kami bacakan dengan bacaan tartil 13. menekankan agar... 14. Bentuk suara ----> dibaca dan didengarkan 15. Bentuk tulisan ----> ditulis dengan baik/mudah 16. Mengangkat/menugaskan
MPA 362 / November 2016
49
LINTAS PERISTIWA
Pembinaan Pegawai oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Jatim
Dr. Musta’in menekankan perhatian terhadap maraknya pugli saat memberikan pembinaan kepada pejabat di lingkungan Kemenag Kabupaten Banyuwangi.
BANYUWANGI – Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim DR. Mustain, memberikan pembinaan kepada pejabat di lingkungan Kemenag Kab.
Banyuwangi, (15/10). Acara yang digelar di MAN Genteng tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat Kemenag, pengawas, kepala madrasah, dan kepala KUA se-Kab. Banyuwangi. Dr. Mustain memberi perhatian pada beberapa hal terkait maraknya pungutan liar (pungli), termasuk operasi tangkap tangan (OTT) yang terjadi di salah satu Kementerian baru-baru ini. Beliau berharap agar kasus pungli tersebut hendaknya menjadi pelajaran di jajaran Kemenag, khususnya di Banyuwangi. Saat ini OTT yang disentuh hanya pada level pejabatnya – tambahnya – ke depannya Operasi Pembebasan Pungli (OPP) akan merambah juga ke seluruh aparatur sipil negara. Kementerian Agama kata dia, tahun ini mendapatkan nilai 76,49 dalam hal pelayanan publik. Untuk membuktikan nilai tersebut, tim dari KemenPAN RB akan turun langsung mengecek kebenaran skor tersebut. Oleh karena itu, dirinya mengajak kepada seluruh pejabat dan ASN di Kemenag Banyuwangi terutama di KUA dan madrasah bersamasama menjaga nama baik Kemenag, untuk tidak main-main dalam melayani masyarakat. •Yasin
Dirjen Pendis Berikan Kuliah Umum di Wisuda Mahasiswa IAI al-Khoziny
SURABAYA - Suasan semarak mengiringi Rapat Senat Institut Agama Islam (IAI) al-Khoziny Buduran Sidoarjo pada 16 Oktober lalu. Sebanyak dua ribu pasang mata pun turut menyaksikan wisuda ke-20 tersebut yang dipusatkan di Gedung DBL Arena Surabaya. “Total mahasiswa yang diwisuda kali ini sebanyak 530 orang,” ujar Wahyu Parihin, M.Pd.I. Ketua Panitia Wisuda ini pun merinci, dari total jumlah wisudawan, terdapat 172 mahasiswa Program S2. Sedangkan wisudawan dari program S1 sebanyak 358 orang yang terdiri dari 17 mahasiswa Prodi Akhwalusyakhshiyah dan 341 mahasiswa Prodi PAI. “Ikut pula di dalamnya 160 mahasiswa Program Beasiswa Persatuan Guru NU (Pergunu) kali ini,” tukas Kaprodi PAI ini bangga. Yang menarik lagi, wisuda ini dihadiri langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag RI, Prof. Dr. Phil H. Kamaruddin Amin. Turut pula hadir di tenagh-tengah wisudawan, Subdit Kelembagaan Diktis, Dr. Muhammad Zein serta seluruh rektor se-Sidoarjo dan pimpinan ormas. Dalam kuliah umumnya, Prof. Dr. Phil H. Kamaruddin Amin mengingatkan bahwa Perguruan Tinggi Agama Islam mempunyai mandat dari negara untuk meningkatkan daya saing bangsa. “Di tengah keberadaan pergrua tinggi di Indoensia yang kualitasnya masih di bawah Malaysia, Thailand dan Filipina, 75 persen anak Indonesia belum mempunyai kesempatan belajar di perguruan tinggi,” ucap Kamarudin miris. “Padahal merekalah yang akan menentukan Indonesia ke depan,” imbuhnya menandaskan. Sementara itu, Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA mewanti-wanti 50
MPA 362 / November 2016
mahasiswanya agar tidak mudah merasa puas. Rektor Institut Agama Islam (IAI) al-Khoziny ini pun berpesan bagi wisudawan program S1 untuk melanjutkan studi di jenjang S2. “Seorang pemuda harus mempunyai cita-cita yang tinggi. Bagi mereka yang menuntut ilmu akan ditempatkan di tempat yang paling mulia dan mudah-mudahan syafaat itu diberikan kepada mahasiswa yang wisuda tahun ini,” tutur Ketua Pergunu Pusat ini seraya memanjatkan doa. •pri
LINTAS PERISTIWA
Wakil Bupati Mojokerto Memimpin Upacara Hari Santri Nasional (HSN)
Suasana upacara Hari Santri Nasional yang ke-2 dilaksanakan di halaman Pemkab Mojokerto berlangsung semarak dengan tampilan pencak silat dari 3 ponpes.
KAB. MOJOKERTO – Kankemenag Mojokerto menggelar upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) ke-2 di halaman Pemkab
Mojokerto dengan inspektur upacara adalah Wakil Bupati Mojokerto, H. Pungkasiadi, (22/10). Upacara ini dimeriahkan dengan tampilan pencak silat dari 3 pondok pesantren besar di Kabupaten Mojokerto. Adapun peserta upacara HSN ini adalah Korpri dari Kemenag Mojokerto, santri-santri di Kabupaten Mojokerto, siswa MA, GP Ansor, Fatayat dan beberapa ormas lain. Sedangkan tamu undangan adalah seluruh pejabat Kemenag Mojokerto baik Pgs. Kakankemenag Kab. Mojokerto H. Sahid yang bertindak sebagai perwira upacara, segenap Kasi dan Penyelenggara Syariah, Forkopimda Kabupaten Mojokerto, PD Muhammadiyah dan Aisyiyah serta tamu undangan lainnya. Dalam sambutannya, Wabup Mojokerto, H. Pungkasiadi mengucapkan selamat memperingati HSN. Semoga semangat HSN memberi inspirasi untuk mengisi kemerdekaan dan membangun negeri. Dalam gelaran ini seluruh petugas upacara merupakan warga Kemenag Mojokerto mulai perwira, komandan upacara Sumartono (Kepala MI), grup paduan suara dan korsik dari MAN Mojokerto serta 3 orang pembaca dari siswa MAN Mojokerto. •Echo
Peserta Diklat Calon Penghulu Lakukan Observasi Lapangan di KUA Loceret NGANJUK – Sebanyak 28 peserta Diklat Calon Penghulu angkatan IV dari BDK Surabaya melakukan Observasi Lapangan (OL) di KUA Kecamatan Loceret didampingi 2 Widya Iswara dan 4 orang dari BDK Surabaya, (28/9). Rombongan disambut Kepala KUA beserta jajarannya di ruang balai nikah. Sementara Kasi Bimas Islam Kankemenag Kabupaten Nganjuk beserta staf Bimas Islam juga turut hadir. H. Habibunnajar Kasi Bimas Islam berterima kasih karena KUA Kecamatan Loceret mendapatkan kepercayaan. “Peserta dipersilahkan menanyakan sepuasnya berkaitan dengan administrasi maupun pencatatan nikah rujuk dan proses pelayanan nikah,” tambahnya. Sementara itu, Kasi Diklat Teknis Keagamaan Surabaya Machzudi, S.Ag.M.SI mengemukaan bahwa BDK Surabaya sengaja ke KUA Kec. Loceret karena telah dinobatkan sebagai juara 1 Tingkat Nasional tahun ini. H. Afif Fauzi Kepala KUA Kecamatan Loceret menjelaskan bahwa salah satu prioritas pelayanan prima KUA ini adalah adanya pelayanan pra nikah, nikah dan pasca nikah. KUA Loceret juga membuat website
Jajaran Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk sedang memberikan penjelasan bagaimana KUA ini menjadi teladan tingkat nasional.
yang memudahkan masyarakat mendapatkan informasi KUA sehingga mereka tidak perlu datang ke kantor. •Nur
Kementerian Agama Kabupaten Tuban Adakan Lomba Musabaqoh Qiro’atul Kutub
Semarak pelaksanaan Musabaqah Qiroatil Kutub (MQK) yang diadakan di Pendopo Krido Manunggal Tuban guna menumbuhkan kecintaan terhadap kitab kuning.
TUBAN – Bertempat di Pendopo Krido Manunggal Tuban, Kankemenag Kab. Tuban bekerjasama dengan Pemda Tuban
meyelenggarakan MQK, (12/10). Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan para santri untuk mempelajari kitab kuning, serta untuk menguatkan peran ponpes sebagai lembaga pendidikan Islam dalam mencetak kader ulama dan tokoh masyarakat di masa depan. Selain itu juga sebagai pembinaan yang dilakukan oleh Pemkab Tuban. Hal tersebut disampaikan oleh Kakankemenag Kab. Tuban H. Abd. Wahib saat membuka acara. Saat membuka acara MQK, Sekda Tuban Budi Wiyana dalam sambutannya berjanji bahwa Pemkab akan memfasilitasi juara MQK untuk diikutkan lomba tingkat Provinsi. Sekda pun berharap agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Pada ajang perlombaan antar santri ini melombakan beberapa cabang. Di antaranya fiqh, nahwu, tafsir, hadits, ushul fiqh, akhlaq, tarkh, balaghah, debat bahasa Arab dan Inggris. Lomba ini juga dibagi dalam tingkatan usia, yakni tingkat ula, wustho dan tingkat ulya. Sedangkan pada ajang bahasa Arab dan Inggris, usia maksimal peserta adalah 18 tahun. Kegiatan selama sehari ini ditutup oleh Kakankemenag Kab. Tuban. •Kat MPA 362 / November 2016
51
LINTAS PERISTIWA
KASUBDIT KEMITRAAN UMAT ISLAM KEMENAG RI KUNJUNGI KANKEMENAG KAB. SIDOARJO KAB. SIDOARJO – Drs. H. Khoiruddin, MM (Kasubdit Kemitraan Umat Islam pada Kankemenag RI) berkunjung ke Kankemenag Kabupaten Sidoarjo diteruskan menyambangi pengungsi Sampang di Rusunawa Jemundo Kec. Taman, (13/10). Tiba di Kankemenag Kab Sidoarjo, Kasubdit dan timnya disambut oleh Kasubbag TU Drs. H. Misbakhul Munir, M.Ag. Kasubdit mengatakan bahwa pengungsi Sampang hingga saat ini masih menjadi perhatian dunia internasional. Kementerian Agama mempunyai tugas membina keru kunan hidup intern dan eksternal umat beragama di Indonesia. Diupayakan, jangan lagi meletus konflik bernuansa SARA. “Kemenag RI perlu untuk memonitor terus perkembangan terbaru, sebab sudah tiga tahun ini mereka menghuni rusunawa Jemundo, dan belum bisa dipulangkan ke kampung halamannya,” ujarnya. Dari pertemuannya dengan Kasubbag TU dan para penyuluh agama Islam, Kasubdit memperoleh banyak informasi terkait masalah di atas. Setelah itu, Drs. H. Khoiruddin, MM dan timnya diantarkan oleh Pokjaluh ke rusunawa Jemundo. Di sana, Kasubdit bertemu dengan Kepala KUA Kecamatan Taman, staf pengelola rusunawa, warga Sampang serta berdialog dengan mereka. •MS
LOWONGAN PENYULUH AGAMA ISLAM NON PNS SAMPANG – Kankemenag Kabupaten Sampang membuka lowongan bagi masya rakat yang memiliki KTP Kabupaten Sampang untuk diangkat sebagai Penyuluh Agama Islam Non PNS. Penyuluh Agama Islam Non PNS adalah pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat, ditetapkan dan diberi tugas, tanggung jawab serta wewenang penuh untuk melakukan kegiatan bimbingan, penyuluhan melalui bahasa agama dan pembangunan pada masyarakat melalui SK Kakankemenag Kabupaten/Kota. Di antara syarat umumnya adalah memiliki kompetensi penyuluh yang dibuktikan dengan mampu baca tulis al-Qur’an dan memiliki pengalaman penyuluhan dibuktikan dengan surat keterangan dari majelis taklim, masjid atau musholla. Sedangkan syarat khususnya antara lain minimal berusia 22 tahun dan maksimal 57 tahun. Kasi Bimas Islam Kemenag Sampang Achmad Makky, mengatakan peserta akan melalui 3 tahapan seleksi yaitu seleksi administrasi, tes tulis dan tes wawancara. “Proses seleksi berkas akan dilakukan tanggal 7 sampai 18 November dan tes tulis serta wawancara akan dilaksanakan pada minggu keempat bulan November, dan hasil seleksi akan diumumkan pada minggu pertama bulan Desember,” papar Makky. •Fr
SOSIALISASI KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN WAWASAN MULTIKULTURAL SITUBONDO – Akhir-akhir ini, kerukunan antar umat beragama seakan terkoyak koyak, baik karena kepentingan ideologi, politik, ekonomi, sosial hingga kepentingan budaya. Dan untuk meminimalisirnya, bertempat di Rumah Makan Asri Panarukan, Bakesbangpol Kab. Situbondo menyelenggarakan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama dan Wawasan Multikultural, (17/10). Acara ini dibuka oleh Bupati Situbondo H. Dadang Wigiarto, SH dengan menghadirkan tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus ormas Islam, Kemenag, Badan Musyawarah Antar Gereja, Paroki, Persatuan Hindu Dharma Indonesia, FKUB, perwakilan keca matan dan forum pembaharuan kebangsaan. Bupati berharap agar semua elemen terus menjaga dan memelihara kerukunan. “Karena dengan cara itu, kerukunan tidak akan meleleh karena panasnya suhu politik, atau lapuk karena terpaan badai moral dan budaya yang bertentangan dengan agama,” ujarnya. Di akhir sambutannya Bupati berpen dapat, selain tokoh agama dan tokoh ma syarakat, peran generasi muda sangat dibu tuhkan. Sebab merekalah pelanjut estafet tongkat kepemimpinan, dan menjadi pen dorong dan pelopor terciptanya kerukunan antar umat beragama. •Nur
CERAMAH KELUARGA NGGENAH TINGKATKAN KUALITAS DWP KEMENAG GRESIK GRESIK – Falsafah Keluarga Nggenah jika “Ayah ing ngarso sung taladha, ibu ing Madya Mangun Karsa dan Anak Tut Wuri Handayani”. Hal itu disampaikan oleh pakar pendidikan Bagoes Sonyoto. M.Psi, pada saat menyampaikan ceramah pendidikan di aula Kemenag Gresik dengan Tema “Mendidik Anak dengan Hati Nurani” di hadapan 200 orang termasuk bapak-bapak pejabat Kemenag Gresik, (11/10). Istilah keluarga nggenah yaitu keluarga ideal, keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Antara ayah, ibu dan anak bisa dijadikan contoh. Orang tua hendaknya selalu menjaga amanah, membimbing anak dengan sabar hingga anak bisa meraih sukses. Menurut Bagoes Sonyoto, zaman seka rang membutuhkan orang tua yang cerdas dalam mendidik. Yaitu orang tua yang berkata bicara jelas dan ringkas, paham pribadi anak, punya cara-rumus ’smart’, kreatif ajaribimbing anak, memaklumi kelemahan anak, efektif manfaatkan situasi, berpengetahuan luas, ‘smart’ di mata anak-anak, dan siap membantu anything-anytime. “Mari bertekad menjadi orang tua yang terbaik bagi anakanak dan menjadi orang tua yang terampil demi masa depan anak-anak kita,” ujarnya mengajak. •Fudlla
BIMAS ISLAM KOTA KEDIRI, SOSIALISASIKAN PRODAK HALAL KOTA KEDIRI – Bertempat di aula KUA Mojoroto, Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Kediri menggelar sosialisasi produk halal yang diikuti 40 peserta, (24/10). Acara ini digelar sebagai bentuk sosialisasi produk halal kepada masyarakat, pengusaha dan industri. Selain juga untuk menunjukkan potensi produk halal di bidang jasa maupun perdagangan. Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Kediri AR Faruq mengatakan bahwa umat muslim di Kota Kediri sangat banyak jumlahnya. Sehingga halal dan haram menjadi sangat penting. “Memakan sesuatu yang halal meru pakan tuntunan agama,” tekannya. Lebih lanjut AR Faruq berharap agar produk halal menjadi perhatian produsen dan konsumen. Peserta yang diundang juga mampu ikut serta mengkampanyekan kepada pihak-pihak terkait. Dr. Munifah yang hadir sebagai nara sumber dari MUI Kota Kediri juga menyampaikan betapa pentingnya produk halal. “Masyarakat kita masih memahami bahwa prodak halal hanya sebatas pada sesuatu yang kita konsumsi,” paparnya. Hal senada juga disampaikan oleh Penyu luh Agama Islam Kota Kediri, Syamsudduha yang mengatakan bahwa kesa daran masyarakat kita akan pen tingnya mengkonsumsi prodak halal masih rendah. •Basith
PENYANTUNAN 50 ORANG ANAK YATIM KEMENAG SUMENEP SUMENEP – Sebagai bentuk kepedulian terhadap anak yatim, DWP Kankemenag Kabupaten Sumenep menyelenggarakan acara Gebyar Asyura Penyantunan Anak Yatim. Acara ini dilaksanakan di aula AlIkhlas atas bekerja sama dengan panitia HAB Ke – 71, (10/10). Hadir dalam acara tersebut seluruh istri KUA, seluruh istri pengawas dasar dan lanjutan, dan seluruh anggota DWP Kankemenag sumenep. Dalam acara tersebut Kakankemenag Kabupaten Sumenep, Drs. Ec. H. Moh. Shodiq, M.Pd.I meyampaikan bahwa bulan Muharram adalah syahrullah (bulan Allah) bulan yang sangat istimewa. Maka dari itu, sebagai orang Kemenag harus memberi contoh yang baik bagi instansi-instansi lain seperti penyantunan anak yatim pada saat ini dilaksanakan. “Semoga kegiatan seperti ini akan terlaksana terus dan akan lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DWP Kankemenag Kab. Sumenep H. Innani Mukarromah Shodiq, SH.MM menyampaikan bahwa penyantunan ini diberikan persis pada tanggal 10 Asyuro, karena pada tanggal tersebut banyak keajaiban yang luar biasa. Pada tanggal ini juga disunnahkan untuk puasa yang fadhilahnya adalah dosa selama satu tahun diampuni Allah SWT. •Zarkasyi
52
MPA 362 / November 2016
LINTAS PERISTIWA
Pembinaan ASN Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Layanan Prima
Dr. Musta’in memberikan paparan bahwa kiprah Kementerian Agama dengan pelayanan primanya telah mendapatkan apresiasi yang baik dari masyarakat.
KOTA PASURUAN – Sebanyak 205 ASN di lingkungan Kankemenag Kota Pasuruan mengikuti pembinaan karir profesi dan mental, dalam
rangka peningkatan kualitas layanan prima yang bertempat di Rumah Makan Kebonpring (20/10). Nara sumber binkarsital kali ini adalah Kakankemenag Kota Pasuruan H. Ma’mur Salim dan Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim Dr. H. Musta’in. Dalam sambutannya, H. Ma’mur Salim berterima kasih kepada undangan yang hadir khususnya kepada Kabag TU Kanwil Kemenag Jatim. Menurutnya, pembinaan ini di Kankemenag Kota Pasuruan dalam tahun 2016 ini sudah dua kali dilaksanakan. “Tidah lain tujuannya adalah untuk menamba wawasan dan ilmu pengetahuan bagi ASN di lingkungan Kantor Kemenag Kota Pasuruan,” ujarnya. Sedangkan Dr. Musta’in dalam paparannya mengatakan bahwa kemajuan Kemenag semakin diakui masyarakat. Dalam bidang pendidikan, lembaga pendidikan Kemenag mulai dari RA hingga perguruan tingginya sudah bisa bersaing. Di pelayanan KUA, jika dulu masih ada pungli maka sekarang sudah bebas dari pungli. Begitu juga dalam pelaksanaan ibadah haji. “Ini semua berkat kecerdasan dan leader yang ada di Kementerian Agama,” ungkapnya. •Mdk
Kepala Sekolah dan Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Mendapatkan Apresiasi PONOROGO – Apel KORPRI yang bertempat di halaman Kanke menag Kab. Ponorogo kali ini agak berbeda dari biasanya, (17/10). H. Syaikhudin Nasir selaku Kasubag. TU Kankemenag Kab. Ponorogo bertindak sebagai pembina apel. Suasana agak lain karena disamping kegiatan rutin, pada apel kali ini diliputi rasa gembira sebab ada penghargaan yang diterimakan kepada kepala sekolah dan guru berprestasi. Penghargaan tersebut adalah tropy kejuaraan dari Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur bidang pendidikan yang beberapa waktu lalu mengadakan lomba kompetisi kepala dan pengawas berprestasi tingkat Jawa Timur. Dan dari Kabupaten Probolinggo yang membawa tropy kemenangan adalah Drs. Alminiati selaku Kepala MIN Bangunrejo (Juara II), Nurun Nahdliyah, M.Pd.I selaku Kepala MTs. N Jetis (Juara II), Drs. Ahmad Fauzi, M.Pd. selaku PPAI Kecamatan Sawoo (Juara III), dan Agus Damanhuri, S. Pd. (Juara III). Dalam sambutannya, Kasubag TU menyampaikan apresiasi kepada para peraih kejuaraan tersebut dan ikut merasa bangga atas prestasi yang sudah diraihnya. “Semoga dengan
Kasubag TU Kankemenag Kab. Ponorogo H. Syaikhuddin Nasir memberikan selamat kepada kepala sekolah dan guru yang telah mengharumkan Kabupaten Ponorogo.
prestasi yang diraih tersebut mampu menjadikan cambuk semangat bagi semuanya agar kedepan bisa mencontohnya,” ujarnya berharap. •NH
Pesta Siaga Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Wilayah Kecamatan Krejengan
Pembukaan Pesta Siaga tingkat MI yang dilaksanakan di halaman PP Subulul Ma’arif Desa Kamal Kuning diramaikan berbagai lomba khusus siaga umur 7 hingga 10 tahun.
KAB. PROBOLINGGO – Bertempat di halaman PP Subulul Ma’arif Desa Kamal Kuning dilaksanakan upacara Pembukaan Pesta Siaga MI
se Wilayah Kecamatan Krejengan, (12/10). Hadir dalam acara ini Ketua Pusdiklat Cabang Kab. Probolinggo, Kasi PendMa Kemenag, PPAI serta pembina pramuka 25 gugus depan MI di kecamatan tersebut. Ketua Pusdiklat Cab. Kab. Probolinggo selaku pembina upacara menyambut gembira kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini disamping bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda MI menuju pribadi yang berwatak berkepribadian dan berbudi pekerti luhur, sekaligus juga melatih ketahanan mental, jasmani dan rohani. Sementara Kasi PendMa Kemenag, H. Taufik menambahkan, bahwa dalam pembinaan ini, seorang pembina pramuka harus memberikan contoh dan tauladan yang baik. Karena seorang pembina pramuka merupakan tumpuan dalam suatu kegiatan. “Karena pramuka akan melahirkan insan berkarakter, kita bisa learning to do, learning to gather dan learning to be,” tegasnya. Dalam kegiatan ini dilaksanakan lomba khusus siaga umur 7-10 tahun seperti lomba membaca doa harian, lagu-lagu kebangsaan, mewarnai, KIM, origami dan ketangkasan. •Ansori MPA 362 / November 2016
53
LINTAS PERISTIWA
KEMENAG SAMBUT KEDATANGAN JAMAAH HAJI KOTA MOJOKERTO KOTA MOJOKERTO - Tepat pukul 13.00 WIB (4/10), jamaah haji kloter 40 asal Kota Mojokerto tiba di Masjid Agung Al Fattah Mojokerto disambut dengan acara seremonial yang sederhana namun khidmah diiringi suasana haru dan isak tangis dari keluarga jamaah haji. Penyambutan ini dihadiri Kakankankemenag, Asisten I, Kabag Kesra, Kasi, MUI, IPHI, ta’mir masjid dan keluarga jamaah. KH. Shodiqin Marzuqon selaku Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) dalam sambutanya merasa bersyukur karena seluruh jamaah haji bisa menjalankan syarat dan rukun ibadah haji dengan sempurna. Walaupun sempat tertunda sehari semalam keberangkatannya, tetapi banyak hikmahnya. Secara keseluruhan fasilitas jamaah haji sangat sempurna. “Pemondokan jamaah haji Kota Mojokerto berada di hotel berbintang dan tidak terlalu jauh dengan Masjidil Haram,” kenangnya. Syamsuri Arif, Kakankemenag selaku Kepala Staf Penyelenggara Ibadah Haji Daerah juga berucap syukur karena jamaah haji kota Mojokerto telah tiba dengan selamat dan berharap semoga hajinya mabrur dan tetap istiqomah ibadahnya. “Terima kasih kepada semua pihak atas suksesnya pelaksana ibadah haji tahun 2016”, imbuhnya. •FM
RAKOR ZAKAT ANTAR INSTANSI DI KANKEMENAG KOTA SURABAYA SURABAYA – Penyatuan visi dan persepsi organisasi sangat dibutuhkan untuk menjalin kebersamaan setiap langkah dan gerak untuk mencapai tujuan yang sama. Dan bertempat di aula Kankemenag Kota Surabaya diselenggarakan Rapat Koordinasi antar Instansi Pemerintah/Lembaga/Organisasi/LSM, (18/10). Rakor ini diikuti 50 peserta dari unsur Penyuluh Agama Islam, Muspika, NU, Muhammadiyah, MUI, dan DMI di Kota Surabaya. Dalam kata sambutannya, Kakan kemenag Kota Surabaya yang diwakili Penyelenggara Syari’ah Drs. H. Husni, M.Si menuturkan, bahwa tujuan kegiatan ini adalah tersosialisasinya lembaga pengelola zakat yang berkualitas disamping untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan peserta tentang management dan administrasi organisasi zakat. Selain itu juga untuk memecahkan permasalahan bersama terkait respon masyarakat terhadap zakat, serta meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar instansi terkait dalam masalah zakat. Nara sumber kegiatan rakor ini adalah Drs. H. Moch. Fachrurrozi,M.HI (Kabid Penais Zawa pada Kanwil Kemenag Prov. Jatim), dan Dra. Hj. Hanum (Kasi Zakat pada Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag Prov. Jatim). •Dori
TASYAKURAN HAJI 2016 DI PENDOPO KABUPATEN KAB. BLITAR – Jama’ah haji Kabupaten Blitar mengadakan tasyakuran haji di pendapa Kabupaten Blitar, (13/10). Dalam kegiatan ini, Plt. Kakankemenag Kab. Blitar menyampaikan bahwa 677 jama’ah haji Kabupaten Blitar tergabung dalam kloter 20, kloter 21 dan kloter 22. Kloter 20 dan kloter 21 berangkat dari Blitar ke Asrama Haji Sukolilo pada hari Selasa 16 Agustus 2016 dan terbang menuju Madinah pada hari Rabu, 17 Agustus 2016. Sedangkan kloter 22 terbang hari Kamis tanggal 18 Agustus 2016. Dari 677 jama’ah haji Kab. Blitar yang berangkat, 1 orang meninggal di Madinah dan 3 jama’ah meninggal di Makkah. “Semoga jama’ah yang wafat diterima semua amal baiknya dan diampuni segala dosanya,” ujarnya. Beliau berpesan agar para jama’ah haji menjadi haji yang mabrur yang senantiasa bersemangat untuk lebih meningkatkan ibadah dan pengabdiannya kepada agama, nusa dan bangsa. Seseorang yang telah menunaikan ibadah haji sejatinya telah berada pada tahap spiritual yang sempurna. “Semoga senantiasa bertambah bagus akhlaqnya, bertambah arif dan bijak dalam tutur katanya, bertambah semangat hidupnya, semakin rela berkorban dan dermawan terhadap sesama”, harapnya. •Hanik
SISWA RA SE-KABUPATEN NGANJUK IKUTI PELATIHAN BIMBINGAN MANASIK HAJI NGANJUK – Bertempat di GOR Bung Karno Begadung Kabupaten Nganjuk, siswasiswi RA mengikuti pelatihan bimbingan manasik haji yang diselenggarakan oleh PD IGRA Kabupaten Nganjuk, (27/9). Hadir dalam kegiatan ini Kakankemenag Kab. Nganjuk, Ketua DWP, Pengawas TK/RA, Kepala RA seKabupaten Nganjuk, dan 3.650 siswa RA seKab. Nganjuk. Siti Aminah sebagai Ketua IGRA Kabupaten Nganjuk sekaligus Ketua Penyelenggara melaporkan bahwa kegiatan yang bekerjasama dengan Stimuno Vitamin Anak ini bertujuan memperkenalkan rukun Islam yang ke-5 kepada siswa RA sehingga anak tidak menghafal doa saja, tetapi mereka juga mengetahui rangkaian ibadah yang harus dikerjakan. Sementara itu, H. Barozi Kakankemenag Kab. Nganjuk saat membuka acara berterima kasih kepada pengurus IGRA karena mampu menyelenggarakan kegiatan ini. “Semoga kegiatan ini dapat diteruskan,” ujarnya. H. Barozi menambahkan, bahwa bimbingan manasik haji bagi siswa-siswi RA sangatlah penting untuk dilakukan sebagai cara untuk menanamkan sejak dini nilainilai ketaatannya kepada Allah SWT sehingga dalam hati anak sudah tertanam sejak kecil untuk dapat menunaikan ibadah haji. •Nur
KEMERIAHAN DALAM PEMBUKAAN MTQ TINGKAT KABUPATEN KAB. PASURUAN – Bertempat di Pendopo Ngawiji Ning Ngesti Kabupaten Pasuruan telah dilaksanakan pembukaan Musabaqoh Tilawati Al-Qur’an (MTQ) Tingkat Daerah yang diikuti oleh 400 orang peserta. Kakankemenag Kab. Pasuruan Dr. H. Barnoto, M.Pd.I menuturkan bahwa MTQ ini dilaksanakan atas kerjasama Kemenag dan Kesra Pemkab. Pasuruan berlangsung di 8 tempat dengan sentralnya Kantor NU Kab. Pasuruan. “Sukses tidaknya penyelenggaraan bergantung kepada semangat dan kerja sama dari panitia penyelenggara, keikutsertaan kafilah-kafilah MTQ se-Kabupaten Pasuruan dan dukungan masyarakat,” ujarnya. Teknis pelaksanaan MTQ disesuaikan dengan cabang dan golongan yang dimusabaqahkan. Peserta yang terbaik (juara I, II, III) akan memperoleh uang pembinaan, trofi dan sertifikat. Peserta terbaik akan dibina secara intensif guna memperoleh peserta terbaik yang akan dijadikan sebagai kafilah Kabupaten Pasuruan pada event MTQ Tingkat Provinsi di Kabupaten Pasuruan. Pembinaan akan dilaksanakan segera dan ini merupakan pekerjaan rumah yang sangat besar. Sebab disampinbg jadi tuan rumah, Bupati Pasuruan menginginkan kafilah Kabupaten Pasuruan masuk dalam 5 terbaik. •Fin
WORKSHOP PENINGKATAN WAWASAN MULTIKULTURAL DAN DIALOG LINTAS AGAMA KAB. MADIUN – Dengan semangat membangun paradigma toleransi yang bersinergi dalam suasana damai, perlu dilakukan pembinaan peningkatan kerukunan hidup umat beragama. Oleh karenanya, Kankemenag Kab. Madiun menyelenggarakan Workshop Peningkatan Wawasan Multikultural dan Dialog Lintas Agama yang bertempat di aula Arafah kantor setempat, (6/10). Kegiatan ini menghadirkan Prof. Masdar Hilmy, MA., Ph.D (Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya) dan Abdul Rahman, SH dari Sub Bagian Hukum dan KUB Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur. Sebanyak 40 peserta dari tokoh agama dan masyarakat, pengurus organisasi keagamaan, pengurus FKUB, MUI, dan pejabat di lingkungan Kankemenag Kabupaten Madiun hadir dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan pemahaman konsep multikultural dalam konteks kehidupan beragama, bermasyarakat dan berbangsa dan juga menjalin komunikasi antar tokoh agama dengan pemerintah serta meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Madiun yang diwakili Kasi PHU Tawwabin berharap agar dengan kegiatan ini umat beragama di Kabupaten Madiun semakin guyup-rukun dan saling hormat-menghormati. •Arf
54
MPA 362 / November 2016
LINTAS PERISTIWA
PERHELATAN MTQ TINGKAT KABUPATEN MERIAH PAMEKASAN – Pembukaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an tahun 2016 tingkat Kabupaten Pamekasan yang berlangsung di Pendopo Bupati Ronggosukowati Pamekasan berlangsung meriah, (26/9). Diselingi tabuhan alat musik dan nyanyian mars MTQ, ribuan warga tampak antusias mengikuti rangkaian acara hingga akhir. Bupati Pamekasan Drs. H.M. Syafi’i, M.Si., mendapat kehormatan membuka MTQ yang ditandai dengan pemukulan bedug disaksikan anggota Muspida dan pejabat Pemkab. Dalam sambutannya, bupati berharap agar kegiatan MTQ ini dapat terlaksana dengan sukses sehingga hasil yang diperoleh mampu meningkatkan prestasi di tingkat regional maupun nasional. Bupati menambahkan bahwa MTQ ini memiliki makna penting bagi umat Islam agar dapat memahami, menghayati, dan menimbulkan kecintaan terhadap Al-Qur’an. ”MTQ memiliki nilai spirit untuk menghayati dan mengamalkan AlQur’an,” jelasnya Delapan cabang diperlombakan yaitu tartil, tilawah, hifhz, khath, syarh, fahm, tafsir baik Bahasa Arab, Inggris maupun Indonesia serta makalah ilmiah al-Quran. Pelaksanaan MTQ selama 3 hari dipusatkan di Kankemenag Kab. Pamekasan dan diikuti 517 peserta utusan dari 13 kecamatan. •Sri Mukti
PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM PAI 2016 JOMBANG – Seksi PAIS Kankemenag Kab. Jombang adakan pelatihan implementasi K-13 PAI tentang metodologi pembelajaran PAI dengan pendekatan budaya Islam Indonesia. Kegiatan ini diikuti 100 peserta dari unsur guru PAI TK, SD, SMP, SMA dan SMK seKabupaten Jombang yang berlangsung di BLK Kabupaten Jombang selama 3 hari, (26/9) Dalam sambutannya, ketua panitia selaku Kasi PAIS Kankemenag Kab. Jombang H. Moh Salim menjelaskan bahwa K-13 ini menekankan praktek lapangan. Pola ini berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya yang titik tekannya pada sosial. Dengan metode ini, K-13 bisa dihayati oleh setiap anak didik sehingga pada PAI bukan hanya nalar tapi juga penghayatan dan pelaksanaan. Sementara itu, Plt. Kankemenag Kab. Jombang dalam sambutannya menjelaskan kebijakan Kementerian Agama tentang Implementasi K13 PAI pada sekolah. Beliau mohon kepada peserta Guru PAI untuk mengikuti pelatihan dengan sebaik-baiknya sehingga mutu pendidikan Agama Islam di Kabupaten Jombang bisa meningkat. Dalam pelatihan ini menghadirkan 5 narasumber yang membahas secara tuntas K-13, mulai dari pengembangan budi pekerti pada sekolah hingga metodologi pembelajaran PAI. •tts
KAKANKEMENAG KOTA BLITAR BUKA DAN ISI SOSIALISASI SEKSI PHU KOTA BLITAR – Kankemenag Kota Blitar melalui Seksi PHU menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler dan Khusus, (13/10). Acara dimaksud dilaksanakan di Rumah Makan Bengawan Solo dan diikuti oleh 80 peserta. Dimana para peserta ini terdiri dari unsur Penyuluh Agama Islam, Pimpinan Pondok Pesantren, Lembaga Amil Zakat, Kepala Madrasah Diniyah, Ketua Ormas Islam serta Tokoh Agama dan Masyarakat se-Kota Blitar. Dalam kegiatan sosialisasi terkait pendaftaran dan pembatasan haji rugelur dan khusus ini ada tiga narasumber yang memberikan materi. Materi pertama oleh H. Ngudiono selaku Kepala Kemenag, kemudian dilanjutkan oleh H. Samsul Irfandi Direktur PT. Armina Mabrur Kota Blitar serta H. Masrur Kasi PHU. Pembukaan acara dilakukan oleh H. Ngudiono yang dilanjutkan dengan menyam paikan materi tentang Kebijakan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Ibadah Haji di Indonesia. Kemudian Direktur PT. Armina Mabrur Kota Blitar menyampaikan Prosedur Pelaksanaan Ibadah Haji Khusus dan Umroh, dan H. Masrur menyampaikan materi tentang Kebijakan Penyederhanaan Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler. •Moza
SISWA-SISWI MTS NEGERI REJOSO PEROLEH 4 MEDALI KESEHATAN LINGKUNGAN KAB. PASURUAN – Bertempat di Taman Wisata Kebonraya Purwodadi siswa-siswi MTsN Rejoso mengikuti lomba Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh Dinkes Kabupaten Pasuruan dalam rangka hari jadi Kabupaten Pasuruan yang ke-1087. Dra. Herlina Sulistiani, M.Pd selaku Kepala MTsN Rejoso menjelaskan dalam rangka menumbuhkan minat dan bakat siswa-siswi, diperlukan beberapa kegiatan penunjang demi menambah wawasan khazanah pengetahuan bagi peserta didik. Oleh karena ini kami mengirimkan delegasi untuk mengikuti kegiatan tersebut dan “Alhamdulillah siswi kami dapat prestasi yang membanggakan,” ujarnya. Perlombaan ini – lanjutnya – juga sebagai upaya menambah pengalaman peserta didik untuk dapat berkiprah mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan selain keilmuan yang diperoleh di bangku sekolah. Terutama dalam hal ilmu kesehatan. Adapun siswa siswi yang menjadi pemenang adalah Naimah Juara I lomba membuat alat ukur tinggi badan, Nisaul Jannah Juara I lomba membuat poster tentang kesehatan, Nur Atika Aprilia Juara II lomba penyuluhan kesehatan remaja, dan Ahmad Qusyairi dan Jannatul Firdausi Juara II lomba cerdas cermat kesehatan. •Fin
SEMARAK SAMBUT TAHUN BARU HIJRIAH LAMONGAN – Momen pergantian tahun baru Islam, 1 Muharam 1438 hijriyah di Kab. Lamongan semarak. Berbagai kegiatan diadakan mulai dari lomba mewarna, kaligrafi, pawai ta’aruf, pentas musik islami, pagelaran wayang kulit, serta kegiatan inti berupa makna detik-detik pergantian tahun baru hijriyah. Kegiatan yang dipusatkan di alun-alun kota Lamongan diawali pada tanggal 30 September 2016 dengan lomba mewarna bagi siswa RA/TK dan lomba kaligrafi untuk siswa MI/SD hingga MA/SMA/K. Seluruh hasil karya lomba mewarna dan kaligrafi peserta dipamerkan mengelilingi alun-alun kota Lamongan. Sorenya diisi peringatan detikdetik pergantian tahun dihadiri wakil bupati, ketua DPRD, Sekda, jararan Forpimda dan instansi lainnya, ditandai dengan pemukulan bedug dan sirine. Pada malamnya pentas musik islami. Sementara pada hari Minggu pagi (1/10), diadakan pawai ta’aruf oleh siswa dari MI/SD hingga MA/SMA/K, TPQ, ponpes, dan madin mengelilingi kota Lamongan. Pada pawai ini, Bupati Lamongan H. Fadeli, SH, MM memberangkatkan 51 kafilah dengan dimeriahkan penampilan barongsai. “Kami bangga anak-anak dapat berkiprah pada momen pergantian tahun baru islam ini,” ujarnya. •Nsr
BINKARSITAL DAN SOSIALISASI KETASPENAN BERSAMA PT TASPEN PERSERO DAN BANK MANTAP KOTA MADIUN – Bertempat di aula Kan kemenag Kota Madiun, 100 ASN di lingkungan Kankemenag Kota Madiun mengikuti Pembinaan Karier Profesi dan Mental dilanjutkan Sosialisasi Ketaspenan, (17/10/16). Dr. HM. Amir Sholehuddin, M. PdI Kakankemenag Kota Madiun dalam sam butanya menyampaikan bahwa infor masi dari PT Taspen dan Bank Mantab ini penting, meskipun belum akan pensiun, karena sesuatu yang baru dan harus diketahui oleh semua pegawai. Lebih jauh beliau mengingatkan akan jurnal yang harus senantiasa dibuat tepat waktu dan mengumumkan keluarga Kemenag yang akan pensiun sebanyak 5 orang yakni Zainudin (Pejabat Administrasi Pensyar), Munawirul Hadi (Kasi Bimas Islam), Moh Dasun (Perencana), Heri Wydayati (Penyuluh Agama Islam) dan H. Masruhin (Kepala MAN 1), serta Padi (Panunggul Pengawas). Sementara PT Taspen Madiun yang diwakili Amin Nur Rohim menyampaikan hak-hak, fasilitas-fasilitas dan kemudahankemudahan pelayanan PT Taspen bagi pensiunan, seperti pelayanan proaktif yaitu Taspen menjemput bola. “Sebelum nasabah datang ke Taspen, petugas Taspen akan datang terlebih dahulu untuk memberikan layanan,” ungkapnya. •Aj MPA 362 / November 2016
55
LINTAS PERISTIWA
Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Jember Bhaksos ke Panti Jompo
Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kab. Jember sedang mempersiapkan bingkisan untuk didistribukan ke panti jompo.
KAB. JEMBER – DWP Kemenag Kab. Jember menggelar baksos ke panti jompo di Desa Kasiyan Kecamatan Puger dalam rangka
mendekatkan diri kepada masyarakat, (19/10). Baksos yang dikemas dalam bentuk pemberian santunan tersebut berlangsung mengharukan serta mendapat sambutan positif dari penghuni maupun pengelola panti jompo. Ketua DWP Kemenag Kab. Jember Umi Mahmudah Rosyadi dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan rutin. Kegiatan biasanya dilakukan kepada anak yatim dan fakir miskin, tapi khusus untuk saat ini difokuskan ke panti jompo. Pada kegiatan ini, Dharma Wanita memberikan santunan 140 amplop dan kotak makanan ringan. “Mudah-mudahan tahun depan dapat memberikan yang lebih banyak,” ujarnya. Usai memberikan santunan Umi Mahmudah memberikan tausyiah kepada pengurus DWP bahwa apa yang dilaksanakan hari ini harus dijadikan pelajaran penting tentang kewajiban anak terhadap orang tua. “Senyampang kita masih punya kesempatan, mari kita didik anakanak kita semua. Dikhawatirkan seperti kejadian yang tadi kita lihat, ada orang tua yang mempunyai anak lima tapi anaknya tidak ada yang mau merumatnya,” kata Umi Mahmudah. •Ratna
Tahun Baru Islam 1438 H, IGRA Kec. Lumajang Menyelenggarakan Pawai Ta’a ruf LUMAJANG – Ikatan Guru Raudlotul Atfal (IGRA) Kec. Lumajang menggelar pawai ta’aruf di sepanjang jalan kota sekitar Kec. Lumajang, (17/10. Kegiatan ini digelar dalam rangka memeriahkan tahun baru Islam dan diikuti murid-murid RA se-Kec. Lumajang dari 15 lembaga dengan meggunakan pasukan becak berhias sebayak 600 becak. Pengawas Kec. Lumajang Ach. Tho’if, S.Pd.I. memberangkatkan peserta dari garis start. Adapun rute yang ditempuh oleh peserta pawai kurang lebih sejauh 5 km dimulai dari lapangan Suko dan finish di perempatan Adipura Lumajang. Kegiatan tersebut berlangsung meriah dan semarak dengan mendapatkan sambutan dari masyarakat Kota Lumajang. Saat melepas pawai ta’aruf tersebut, Ach. Tho’if menyampaikan bahwa pawai ta’aruf ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan partisipasi dalam merayakan 1 Muharram atau tahun baru Islam. Selain itu, diharapkan dengan pawai ini dapat menyemangati para anak didik agar lebih mengenal dan memahami peristiwa Muharam. “Hal lain yang lebih penting dari kegiatan ini
Iring-iringan pawai ta’aruf menyambut Tahun Baru Islam tahun 1438 H sedang melewati salah ruas jalan yang ramai oleh masyarakat yang telah menunggu.
adalah untuk meningkatkan ukhwah Islamiyah dan sarana untuk mensyiarkan budaya Islam”, tegasnya. •Ziza
Pembinaan Pengelolaan Keuangan dan BMN yang Akurat dan Berkualitas
Dilip Darmanto dari dari Renkeu Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur sedang memberikan paparannya di hadapan Ka TU dan Operator se-Kab. Magetan.
MAGETAN – Dalam rangka meningkatkan pengelolaan keuangan dan barang milik negara yang akurat serta berkualitas, bertempat 56
MPA 362 / November 2016
di aula utama Kankemenag Kab. Magetan diselenggarakan kegiatan Pembinaan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2016 dalam rangka Penyusunan Laporan Keuangan Basis Akrual yang berkualitas menuju opini WTP, (11/10). Kegiatan ini dibuka oleh Kasubag TU Kankemenag Kab. Magetan Muttakin yang dalam sambutannya antara lain mengatakan bahwa dalam kesempatan ini akan disampaikan informasi terkait pengelolaan keuangan di lingkungan Kemenag Magetan. Informasi ini harus bisa dimengerti oleh KPA yaitu Kepala Madrasah dan KTU selaku pejabat penanda tangan SPM dan juga operator. Ketiga unsur ini harus bisa sambung, sehingga tidak timbul permasalahan. Mutakin berharap dari kegiatan ini pelaksanaan pengelolaan keuangan di lingkungan Kankemenag Magetan dapat berjalan secara profesional dan proporsional sesuai aturan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini diikuti 71 peserta dari 29 satker se-Kab Magetan, KTU dan juga operator. Adapun sebagai narasumber adalah Dilip Darmanto dari Kanwil Kemenag Prov. Jatim. •Mkd
LINTAS PERISTIWA
SOSIALISASI PMA NO . 29/2015 TENTANG HAJI PONOROGO – Dalam bulan Oktober – November ini di wilayah Kecamatana se Kabupaten Ponorogo tengah diadakan sosia lisasi PMA No 28 – 29 tahun 2015 tentang perhajian secara serentak. Kegiatan yang diadakan di 21 KUA Kecamatan ini mengundang tokoh masyarakat, pimpinan ormas keagamaan, P3N dan Penyuluh Non PNS. Narasumber sosialisasi ini adalah para praktisi haji yang telah mempunyai sertifikasi sebagai pembimbing haji, sehingga dedikasi dan profesionalitasnya telah teruji. Berdasar penjelasan Kasi PHU H. Suntoro, M.Pd.I dalam PMA ini diatur tentang tata cara dan sistem pendaftaran, pembatalan haji dan aturan terbaru lainnya yang lebih mempermudah sistem pendaftaran maupun pembatalan haji. Sosialisasi ini dipandang penting karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana tata cara pendaftaran haji yang benar. “Dengan mengetahui informasi haji dengan benar diharapkan mengurangi kesalah fahaman informasi yang diterima masyarakat,” ujar menegaskan. Lebih lanjut Kasi PHU menyampaikan bahwa para peserta yang notabene adalah tokoh lingkungan masing-masing diharapkan mampu memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang aturan-aturan ini. •Ifroh
PEMBINAAN ROHIS SMA/SMK SE KAB. TRENGGALEK TRENGGALEK – Untuk membantu mewu judkan keberhasilan pembinaan moral siswa, bertempat di aula Kankemenag Kabupaten Trenggalek, Seksi PAIS mengundang 50 siswa perwakilan ROHIS SMA/SMK se-Kabupaten Trenggalek untuk diberi pembinaan, (28/9). Acara ini dihadiri Kasubag TU dan seluruh Kasi Kankemenag Kab. Trenggalek. Kakankemenag Kab. Trenggalek Drs. H. Mustofa Al Chamdani M.SI dalam sam butannya mengatakan bahwa ROHIS sangat lah penting. Karena saat ini telah terjadi degradasi moral akibat pengaruh budaya asing yang tidak sesuai syariat Islam. Degradasi moral itu tidak hanya melibatkan anak remaja usia SMA/SMK, namun sudah merambah anak usia SMP, bahkan SD. Lebih lanjut diutarakan bahwa saat ini negara sudah menyandang status darurat narkoba, kekerasan seksual anak, dan perbuatan kriminal lainnya. “Seluruh peserta diharapkan betul-betul menerapkan materi-materi yang akan disampaiakan dan mengaplikasikan di sekolah masingmasing,” ujarnya. Dalam kesempatan ini Kakankemenagn juga mengingatkan agar anggota ROHIS selalu memperkuat keimanan dan ketaqwaan, meningkatkan kerja, dan mengajak teman dengan cara yang baik, hikmah, santun, sabar, dan ulet. •SM
FESTIVAL ANAK SHOLEH DAN SHOLEHAH IGRA KABUPATEN MALANG KAB. MALANG – Jalanan desa yang biasanya lengang, pada hari itu tidak terlihat lagi. Sebab sejak pagi, ribuan siswa dan guru IGRA se-Kab. Malang berkumpul di halaman Balai Desa Ngabab Kecamatan Pujon Kabupaten Malang tengah menggelar kegiatan Festival Anak Sholeh dan Sholihah dan Guru RA, (4/10). Dalam sambutannya Kakankemenag Kab. Malang, Drs. H. Mohammad As’adul Anam, M.Ag mengapresiasi semangat dan peran guru-guru RA dalam dunia pendidikan. Dari ujung ke ujung bukanlah halangan untuk berprestasi dan berkreasi bagi seorang guru untuk mencerdaskan anak didik. Nilai-nilai kedisiplinan dan keteladan yang selama ini melekat hendaknya jangan sampai hilang, sebab itu yang menjadi ruh pendidikan karakter. Terbukti torehan prestasi baik di bidang akademik maupun ketrampilan banyak diraih oleh Kabupaten Malang. “Pen didikan merupakan tonggak penting dalam mewujudkan bangsa yang bermartabat dan berakhlaqul karimah,” ujarnya. Festival ini mempertandingkan lomba tahfidz, menggambar batik, senam anak Indonesia dan lomba APE dari tutup botol. Dan para juara festival ini nantinya akan dipersiapkan mengikuti kegiatan serupa di tingkat provinsi. •Arif
KAKANKEMENAG DAMPINGI WALIKOTA LEPAS PESERTA JALAN SEHAT KUB KOTA PROBOLINGGO – Untuk me mupuk kesadaran pemeluk agama dalam melaksanakan ajaran agamanya, dikem bangkan sikap toleransi antar umat beragama. Karena itu sebagai motor kerukunan umat beragama dan dalam rangkaian HAB Ke menag ke-71, keluarga besar Kankemenag Kota Probolinggo melaksanakan “Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama”, (14/10). Jalan sehat ini diikuti 11.000 peserta dari keluarga besar Kankemenag Kota Probolinggo juga dari unsur Muspida dan instansi terkait juga tokoh agama baik muslim maupun non muslim. Peserta dilepas oleh Walikota Probolinggo Hj. Rukmini didampingi Kakankemenag Kota Probolinggo, dengan mengambil rute start di depan stasiun Kota Probolinggo dan finish di alun-alun Kota Probolinggo. Kakankemenag Kota Probolinggo, H. Muhammad berharap agar kegiatan ini dapat terjalin kebersamaan antar umat beragama serta keharmonisan kerukunan antar umat beragama di Kota Probolinggo. Sementara Walikota Probolinggo Hj. Rukmini mengatakan, upaya peningkatan toleransi ini juga sangat sejalan dengan semangat Revolusi Mental yang dige rakkan Pemerintah untuk membentuk bangsa yang sehat, yang berkaratkter dan bermartabat. •Arb
KETUA PPKA JATIM: SILATURAHMI AKAN MEMBAWA KEBERKAHAN LUAR BIASA KAB. TULUNGAGUNG – Silaturahmi akan membawa keberkahan luar biasa. Demi kian petikan apa yang disampaikan Ketua Per saudaraan Pensiunan Kementerian Agama (PPKA) Jawa Timur H. Roziqi dalam sambutan pembukaan Musyawarah Cabang PPKA Kab. Tulungagung di aula Kankemenag setempat, (11/10). Mantan Kakanwil Kemenag Provinsi Jatim ini mengajak untuk bersyukur, karena masih ada kumpulan organisasi pensiunan seperti ini. Dengan organisasi ini para pensiunan bisa sering bersilaturahmi dengan cabang dan ranting. Beliau juga berpesan agar para pensiunan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Sementara itu, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Tulungagung H. Imam Saerozi yang mem bacakan sambutan Kakankemenag menyam paikan selamat datang kepada para peserta Musyawarah Cabang (Muscab) dan berharap agar PPKA bisa menjadi wadah yang nyaman bagi para pensiunan melalui program-program yang langsung menyentuh sasaran. Menu rutnya, PPKA ini bisa mengatasi post power syndrome bagi para pejabat yang pensiun. Muscab PPKA Tulungagung kali ini diikuti oleh 50 peserta dan 15 pengurus ranting yang bertujuan untuk memilih pengurus baru masa bhakti 2016-2021. •Fat
BERBAUR DENGAN MASYARAKAT, DENGAN MELAKUKAN SAFARI JUMAT NGAWI – KUA merupakan ujung tombak dan garda terdepan Kemenag. Menjalin kerjasama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat merupakan langkah yang realistis, sebab merekalah yang menjadi panu tan masyarakat. Untuk itu pegawai KUA diharapkan bisa menjalin hubungan dengan tokoh-tokoh lintas sektoral dan juga instansi yang ada. Guna mewujudkan hal tersebut, H. Mustofa Kepala KUA Kecamatan Kedunggalar dengan mengandeng Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAF) bersama jajaran Muspika mengadakan safari Jumat. Dalam safari ini, H Mustofa menghimbau kepada masyarakat agar berhati hati dalam mensikapi perkembangan zaman, ajakanajakan pendangkalan iman, radikalisme, juga faham-faham sesat. Lebih lanjut beliau juga menyampaikan bahwa selain urusan nikah, KUA juga membina kegiatan-kegiatan keagamaan, penyuluhan, haji, wakaf dan juga kegiatan-keagamaan yang lain. Safari jum’at kali ini bertempat di masjid Syaikhul Ishaq Dusun Piji Desa Begal Kec Kedunggalar, (7/10). Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada tri wulan terakhir tahun 2016 yang menjangkau 8 desa yang ada di Kecamatan Kedunggalar. •Prie MPA 362 / November 2016
57
ANNISA
Mencerahkan Wajah dan Kulit Tubuh Dengan Minyak Zaitun Banyak wanita terjerumus persepsi kebanyakan iklan yang mengatakan “cantik itu putih”. Sebenarnya semua warna kulit itu cantik. Kita harus bersyukur dengan warna kulit yang diberikan Allah dan berfungsi untuk melindungi kita. Yang terpenting adalah bagaimana ia terlihat segar, bersih, bersinar dan tampak sehat. Untuk itu, memang perlu perawatan yang teratur tetapi tidak harus mahal. Oleh : Nihla Farida’*)
S
aat ini banyak krim pemutih yang beredar baik yang dijual online maupun di klinik kecantikan. Kebanyakan krim pemutih berbahan kimia mengandung bahan berbahaya seperti merkuri, steroid dan hidrokuinon. Zat-zat tersebut dapat mematikan pigmen melanin yang berfungsi melindungi kulit dari bahaya sinar matahari langsung. Untuk pemakaian jangka panjang, pasti menimbulkan efek samping seperti flek hitam, jerawat, dan pada ibu hamil bisa berefek buruk bagi janin. Bahan dari alam adalah alternative yang aman untuk mencerahkan kulit. Minyak zaitun atau biasa di sebut olive oil adalah bahan alami yang sangat bermanfaat yang disebut Allah dalam Al Qur’an. Selain bagus dijadikan minyak goreng penurun kolesterol juga berguna untuk memutihkan kulit baik itu di wajah maupun di sekujur tubuh. Berikut langkah-langkah merawat diri bagi wanita dengan minyak zaitun :
l Perawatan Bibir Oleskan minyak zaitun jenis extra virgin atau unrefined kebagian bibir kita setiap malam menjelang tidur agar bibir lembut dan tidak pecah-pecah.
l Mencegah Kerutan dan Mencerahkan wajah Untuk kulit wajah normal, kita bisa mengoleskan minyak zaitun secara langsung.
l Melembutkan kulit. Campurkan 2-3 tetes minyak zaitun kepada lotion pelembab yang biasa
58
MPA 362 / November 2016
Namun untuk kulit wajah yang berminyak, pengolesan minyak zaitun secara langsung bisa memancing timbulnya jerawat. Akan jauh lebih aman jika kita mencampurkan minyak zaitun kepada srub kita. Campur 2 sdm minyak zaitun dengan 1 sdm cuka apel dan 1 sdm air, aduk secara merata dan oleskan ke wajah kita setiap menjelang tidur.
l Mempertahankan keremajaan kulit dan pengangkatan sel-sel mati Campurkan 1 sdm minyak zaitun dengan ½ sdt gula pasir. Basahi kulit wajah lalu ulaskan campuran tersebut. Gosok searah jarum jam perlahan, jangan ditekan atau digosokkan terlalu kasar. Bilas dengan air hangat lalu keringkan dengan handuk.
kita gunakan. Kemudian kita oleskan campuran tersebut ke kulit kaki dan tangan. Kita juga bisa mencampurkan 5 tetes minyak zaitun kedalam bak mandi kita. Berendamlah selama 15 menit dan usahakan setelah selesai berendam tidak langsung memakai sabun. l Untuk memutihkan siku dan ketiak yang terlihat hitam Caranya adalah dengan megoleskan minyak zaitun kepada buah mentimun yang sudah dipotong. Bagian yang telah diolesi minyak zaitun tersebut ditempelkan ke bagian-bagian tubuh yang terlihat hitam. Usaha maksimal kita mencerahkan kulit dengan wajar adalah bila warna wajah atau bagian-bagian tubuh kita yang lain sama dengan kulit di bagian dada (bagian tercerah tubuh, warna asli kulit). Perlu juga kita ketahui penting juga menjaga kecantikan kulit dari dalam. Yaitu dengan mengandung gizi eimbang, sayur dan buah-buahan, dan minum air putih yang cukup. Jangan lupa memakai pelembab dan tabir surya saat beraktivitas di luar.
Semoga bermanfaat.
COVER LAA
Fairus Tsuroya
Harumkan Madrasah di Pentas Seni Rupa
D
iam adalah emas. Pepatah ini layak disematkan kepada Fairus Tsuroya. Sebagai sosok pendiam ini ternyata memiliki talenta dan prestasi menawan. Ini dibuktikan dengan torehan prestasi siswi MAN Bangil ini sebagai Juara 1 Kompetisi Nasional Seni Lukis Remaja (KNSLR) 2016 kategori on the spot. Dalam lukisannya, sulung dari 2 bersaudara ini memberikan judul “Bermasyarakat dan Beragama”. Judul ini dipilih lantaran diangapnya sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia dimana keberagaman budaya dan agama tidak menghalangi persatuan dan keutuhan Negara. Hal ini senada dengan tema KNSLR 2016 bertajuk “Berbeda itu Indah.” Meski demikian, perlombaan seni rupa yang diikutinya bukan berarti tanpa adanya kesulitan. Salah satunay adalah masalah waktu. Sebab, pihak panitia hanya memberikan durasi lima jam untuk penye lesaian lukisan. Padahal teknik yang digunakan putri pasangan Anwar Widodo dan Darmisih adalah arsiran drawing. “Untuk melukis dengan teknik ini lebih lama dengan teknik biasa,” tukasnya. “Pendeknya durasi waktu yang disediakan, menjadi beban tersendiri bagi saya,” tambahnya Namun sempitnya waktu yang disediakan, ternyata tidak lantas mematahkan semangatnya. Apalagi hingga membuatnya pesimistis. Dia
senantiasa optimis bisa menyelesaikan tepat waktu. Dan terbukti remaja murah senyum ini pun bisa merampungkan goresan tangannya di atas kanvas tepat waktu. Meski demikian, ada insiden kecil menjelang menit-menit akhir lomba yang dihelat Yayasan Seni Rupa Indoesia ini. Entah ulah siapa, tiba-tiba cat lukis Tsuroya – panggilan karibnya – tumpah ke lantai. Tak ayal seketika itu, lantai berubah warna. “Tak pikir panjang, saya pun mengambil tumpahan tersebut dengan tangan dan mengoleskannya pada sisi samping bingkai kanvas,” katanya sambil melepas tawa. Yang membuatnya sedikit geli, ternyata banyak peserta yang juga meniru langkahnya. Mereka ramai-ramai memberikan warna
pada sisi kanvas masing-masing yang sebelumnya berwarna asli kayu. “Saya sendiri tidak menyangka ulah saya mewarnai sisi samping bingkai ditiru teman-teman peserta lain. Padahal apa yang saya lakukan itu, reflek saja melihat tumpahan cat,” ujarnya dengan senyum mengembang. Setelah, menyelesaikan lukisan, Tsuroya pun meletakkan lukisan dan pergi begitu saja. Dan cepat-cepat pergi menjauh dari arena penjurian. Tanpa disadarinya, ternyata saat penilaian, karya alumni MTsN Bangil ini diambil pertama kali oleh tim juri dan dinobatkan sebagai jawara. Awalnya, Tsuroya tidak menyangka jika hasil karyanya dinilai terbaik oleh tim juri. Sebab jika dibandingkan dengan karya peserta lain, dia merasa lukisannya terkesan sangat sederhana. Dirinya menilai banyak karya peserta lain yang jauh lebih bagus. “Saya baru sadar, ternyata penilaian juri tak tidak sekedar disandarkan pada karya yang bagus. Tapi juga mempertimbangkan kesesuaian tema,” ungkapnya mafhum. Kini, Juara 1 Lomba Menggambar Tupperware Children Helping Children 2014 ini pun bisa bernafas lega. Sebab, dirinya bisa mengharumkan nama madrasah di pentas seni rupa tingkat nasional. Hal ini tentu makin mengukuhkan bahwa prestasi siwa madrasah bidang seni juga tak kalah dengan siswa lain. •pri MPA 362 / November 2016
59
Muadzin Keliling Kang Bilal, begitulah orang-orang memanggilnya di kampungku. Lelaki paruh baya dengan sepeda tua penuh asesoris itu entah datang dari mana. Berbekal makanan dan baju secukupnya ia menapaki senja sore itu. Peci hitam, kaca mata minus, sarung tenun, serta jas hitam selalu menemani kemanapun ia pergi. Dalam Setiap perjalanannya tak lupa ia mengucapkam salam kepada siapa saja yang ia temui. Dari orang tua sampai anak-anak kecil tak lepas dari kasih sayangnya. Oleh : Suharsono, A.Q *)
S
etahun yang lalu istrinya Fatimah, telah meninggal akibat warung kopi miliknya terbakar hebat. Tabung gas yang bocor itulah yang menjadi pemicunya. Kemudian disusul anaknya yang tertua Aisyah sebulan sesudahnya, karena luka bakar yang serius di sekujur tubuhnya. Seminggu setelah itu, Ali anak lelaki satu-satunya menyusul dengan kepasrahan diri kepada Tuhan. Tak heran jika hati kang Bilal mudah tersentuh setiap melihat anak-anak kecil itu berlarian di persimpangan jalan seraya memanggil namanya. Ia teringat betul wajah Aisyah dan Ali anak-anaknya yang ia sayangi yang seakan-akan hadir dipelupuk matanya. Ia tak mampu membendung kesedihan itu. Hanya sabar dan tawakalah ia mampu menjalani hidup saat ini. ****** Di seberang jalan mata Kang Bilal nanar memandang warung kopi yang bersebelahan dengan Surau kami. Hatinya terasa mendidih melihat kebiasaan pengunjung setia warung yang semakin hari semakin menggila. Betapa tidak, ketika adzan Maghrib telah di kumandangkannya, telinga mereka seakan tersumbat dinding beton yang teramat tebal. Sedikit pun mereka tak bergeming dari tempat duduknya untuk memenuhi panggilan Tuhan. Warung kopi itu sudah berdiri sejak lama, tetapi semenjak adanya Free Wifi yang terpasang, mereka tambah betah berlama-lama di sana. “Berhala baru”, gumam Kang Bilal sambil meletakkan mikrofon di atas paku yang menempel di dinding Surau. Sejurus kemudian jamaah tenggelam dalam kekhu sukan sholat. Begitu pun Kang Bilal. Ia bermu najat kepada Tuhanya agar orang-orang kampung tersebut segera mendapat hidayah. Setelah menyelesaikan sholat maghrib kang Bilal tiba-tiba sudah hilang di hadapan kami.Tampak dari kejauhan kunang-kunang berlari ke arah utara menerobos tanggul yang memisahkan desa kami dengan desa sebelah. Kang Bilal ditemani kunang-kunang melanjutkan perjalananya ke dusun Klampis. Sorot lampu sepeda kang Bilal membelah malam, melanjutkan perjalananya ke Surau 60
MPA 362 / November 2016
untuk mengumandangkan adzan Isya’. Dengan langkah agak tergopoh-gopoh kang Bilal mengambil air wudlu. Membasuh wajahnya rata dengan air dan mengakhiri wudlunya dengan membasuh kedua kakinya seraya berdoa setelah wudlu. Adzan Isya’ ia kumandangkan dari corong Surau. Siapa pun yang mendengarnya pastilah gemetar hatinya. Adzan bagi kang Bilal adalah bagian dari penghambaan diri kepada Tuhannya. Baginya setiap orang harus berbuat amar makruf nahi mungkar yakni menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran. Tak lama kemudian jamaah tenggelam dalam kekhusukan sholat. Seusai sholat kang Bilal berwasiat kepada kami agar tidak menuhankan hawa nafsu. Sebab hawa nafsu, kata Kang Bilal menyeret manusia kepada perbuatan keji dan munkar. Tak lama setelah nasihat itu diberikan kepada kami, Kang Bilal sudah hilang ditelan malam. Malam semakin larut. Desah angin memeluk pohon pisang yang berjajar rapi di sepanjang tepian bengawan Solo. Kang Bilal mengayuh geteknya agar ia bisa mengumandangkan adzan subuh di desa Watang Panjang. Hanya terdengar suarasuara binatang malam yang mengiringi geteknya samapai ke tepi. Di bibir bengawan Kang Bilal merebahkan tubuhnya. Dari
kejauhan terlihat sosok bayangan saling berkejaran. Saling melambaikan tanganya ke arah sosok tubuh yang berbaring di pinggir bengawan itu. Dalam bendar air bengawan Solo itu, kang Bilal melihat wajah istrinya, wajah anak-anaknya yang tersenyum memanggil-manggil namanya. Kedua telapak tangan kang Bilal diusap-usapkan di pelupuk matanya. “Abi.. ikutlah bersama kami, kami rindu dengan Abi…” kata istrinya dengan wajah memelas. “Abi…, ke sinilah Abi.. aku rindu sekali dengan Abi,” kata anakanaknya bersahutan. Tak terasa kaki kang Bilal masuk di pusaran air bengawan Solo. “Sebentar, aku akan segera menyusul kalian…!” dengan wajah berbinar-binar kang Bilal menjumpai anak dan istrinya di dasar air bengawan Solo. Tak lama kemudian tubuh kang Bilal terseret dalam arus yang sangat deras berputar-putar semakin dalam dan semakin dalam, kemudian sosoknya menghilang. Dengan suara lembut, kang Bilal mengumandangkan adzan Subuh di dasar air bengawan Solo. Sejurus kemudian anak lakilakinya mengumandangkan iqomah tanda dimulainya sholat subuh. Mereka tenggelam dalam kekhusukkan pagi ditemani kecipak ikan yang berenang tenang. *) Guru MAN Lamongan
CUPLIKAN TARIKH
Umar Memang Luar Biasa Oleh : Ahmad Hartoyo Bimbingan yang diberikan Rasulullah SAW telah diterapkan dengan begitu indah oleh para sahabat. Satu di antaranya adalah Umar bin Khattab RA. Semasa kekhalifahan Umar, ia minta orang-orang memanggilnya “amirul Mukminin” (pimpinan orang-orang yang beriman)
M
eskipun Umar sudah menjadi pemimpin dari jutaan manusia, sebagai seorang “raja” yang amat dihormati para kaisar di zamannya, ia tetap hidup seperti rakyat jelata, makan secara sederhana, menggunakan onta secara bergantian dengan bawahannya. Rasa keadilannya amat kuat, dan Umar menganjurkan persamaan yang sempurna bagi semua orang dalam lingkup kepercayaan Islam. Karena memang dalam Islam, seorang raja dan seorang budak mempunyai derajat kemanusiaan yang sama. Pada masa kekhalifahan Umar ada seorang pangeran Suriah yang baru memeluk agama Islam. Pangeran itu menganiaya seorang Muslim biasa hanya disebabkan karena tidak sengaja menginjak bajunya yang
amat indah. Orang yang dianiaya kemudian mengadukan kepada Amirul Mukminin tentang hal itu. Umar memutuskan bahwa si penyerang orang Muslim biasa itu yang bersalah, lalu dengan keras memerintahkan agar pangeran dihukum cambuk di muka umum. Syahdan dengan penuh keheranan akan pengertian keadilan, pangeran itu bertanya: “Apakah rakyat jelata sama kedudukannya dengan seorang bangsawan?” Dalam pandangan pangeran tidak mungkin terjadi sebuah keadilan akan menguntungkan kepentingan orang kecil, dan merugikan orang besar atau para bangsawan. Kemudian dengan tegas Umar menjawab: “Dalam pandangan Islam, tidak ada perbedaan antara orang kaya dan miskin,
tidak ada perbedaan antara bangsawan dan orang kebanyakan” Maka malam itu juga pangeran tadi meninggalkan agama barunya (Islam) dan kembali kepada rakyatnya dan kepercayaan lamanya. Amirul mukminin tidak ambil pusing. Umar memang pernah memecat Khalid bin Walid RA (semoga Allah meridhai keduanya), itu juga dilakukan dengan rasa sesal dan tetap tawadhu seraya memohon perlindungan kepada Allah dari sifat-sifat tercela. Sama sekali tidak ada tindakan tirani atau ketidakadilan dalam perbuatannya itu. Dalam beberapa keterangan, perselisihan itu timbul karena perlakuan Khalid yang kurang baik terhadap musuh-musuh yang telah ditaklukkannya. Wallahu a’lam. MPA 362 / November 2016
61
BUMBU KHAS DARI DIA
Dahaganya menarik golonganku tidak ‘tak acuh’ Konsistensinya merasa rindu, mendorong golonganku berani selangkah lebih maju… Tapi tunggu dulu ! Lihat maharaninya? Kian hari, kian terpatri Kian menit, kian memahit Sadisnya, kian detik, kian mendelik Meluruh sudah gaya kaumku, wahai penghasut ! Panggilah pengecut, dan kami tetap tak terhasut Di ujung sana ada kaum lain yang mampu membangun gaya kaumku, Lagi. Karena apapun dan bagaimanapun, dia, gaya kami. Indonesia . Rahma Khoirun Nisa’ K. Pon. Pes Putri Al-Lathifiyyah 1 Jl. KH Wahab Chasbullah, Jombang, Jawa Timur.
PERMATA KESABARAN
Indahnya kesabaran Beraneka warna preobel kehidupan Suka-duka, bahagia-derita, Senyum-tangis silih berganti Silih berganti menghampiri segenap insan Hakikat hidup di dunia adalah ujian Siapa yang sabar menjalani Menjadi hamba pilihan Bersabarlah bukan berarti menyerah Pada situasi dan keadaan Tapi, bergerak aktif penuh ikhtiar Merubah hidup yang membahagiakan Berdo’a dan Tawakal Pada Yang Maha Rahman Tangisan Menjadi Pelita kesejukan hati yang dalam Dalam Qolbu yang tersayang, Dalam butiran Mahabah yang terdepan Untuk Menjadi Hamba yang Menegakkan Kebenaran. Syukron Aziz Zu’ama MTsN Rejosari Kab Madiun. 63173. Jawa Timur
Setetes sari pati terpancar Asal begitu menghinakan Menjelma segumpal darah Menjadi daging Hingga dibentuk karya sempurna Pantaskah sombong hiasi hati? Dengki kuasai diri? Apakah tak kau ketahui Sesungguhnya Dia melihat segala apa yang kau perbuat Hentikan tindakan atau Dia benar-benar merenggut kepalamu Dia dengan mudah memanggil Zabaniyah Yang akan menyiksa sampai ke relung sukma Bacalah dengan asma Tuhanmu Yang menjadikan mata sepuas memandang Mulut semau berucap Telinga segala mendengar Tangan terserah bertindak Kaki berdiri tegap Bacalah dan penciptamu Maha Pemurah Mengajar manusia dari kejahiliahan Sujudlah bersimpuh bertaqarub Maka tak akan direnggut kepala pendusta Lailatul izza MAN 1 JEMBER, Jalan Imam Bonjol 50, Jember
ANDAI
Andai aku dapat menghitung setiap deru nafas ku Aku pasti akan menangis tersedu Andai.... aku dapat menghitung titik-titik hujan yang kau kirim kan ke bumi Pastilah... air mataku seperti titik-titik hujan itu Tapi ....hanya andai andai dan andai yang ku bisa Sungguh besar nikmat dan karuniamu ya rabb... Sungguhlah hina bagi hamb yang tak pernah syukur atas nikmat mu Naimatul Rosyidah MAN Pesanggaran Jl. H.Ichsan Kesilir Siliragung, Banyuwangi
SAJADAH KEHIDUPAN
Titik-titik air mengalir Dari hulu hingga ke hilir Udara segar mengarak menyambut Pada bumi pertiwi mengalun lembut Lembaran kehidupan beterbaran Bersujud bersembah kepada Tuhan Bumi pertiwi menjadi saksi Air suci menjadi bukti Akan apa yang kita perbuat Baik itu dosa maupun taat Ya Robbi Inilah hamba-Mu Sembah syukur kepada-Mu Bumi pertiwi ini Adalah sajadah kehidupan Sujudku pada-Mu Serahku pada-Mu Pada ranah ini Aku kan kembali pada-Mu Ahmad Radhitya Alam MTsN Jambewangi Kasim, RT 02/RW 09 Ploso Kec. Selopuro Kab. Blitar
BERCERMIN PETAKA SANG KEPALA PENDUSTA Menapaki jalan kebahagiaan Berlari arungi aral terjal Jumpa hitam putih kehidupan Terluka terhempas berdosa
Fana penggoda insan mulia Kemewahan kemegahan terbuai ayunan Kenakan baju kebesaran Melekat tangan di pinggang seraya menantang Terdongak sedikitpun tak menunduk Petunjuk dibiarkan berjalan Tersesat hilang berbelok arah Hey! Sang kepala pendusta Pernahkah terpikir dari apa kau diciptakan?
62
MPA 362 / November 2016
Bercermin Kulihat cerminanku menunduk pilu Dalam bingkai ukiran rindu Dalam rasa kelabunya kalbu Aku pun berbalik Memandang langit yang seakan menelisik Merasakan angin yang lirih berbisik Melukiskan pada bibirku senyum tercantik Aku melangkah dengan kepastian janji Membawa setangkup cita dan cinta yang kumiliki Mewujudkan setiap pengharapan hati Semakin jauh dari cerminanku yang terpuruk sendiri Aku kembali Fuadati Mushaffa XII IPA 2 MAN 3 Kediri
TTM EDISI 362
BULAN NOVEMBER 2016
TTM EDISI 362
MPA JAWABAN TTM NO. 361
MENDATAR : 1.SABTU 4.KUALI 7.TUA 8.SEDIA 9.MARUT 12.KAISAR 16.BELATI 20.KANAL 23.AJAIB 24.PUN 25.UMARA 26.GAMIS
DAFTAR PERTANYAAN : MENDATAR : 1. Baju laki-laki berkerah, berkancing 4. Pisau runcing & agak tebal 7. Teguran untuk membayar 8. Kesopanan, kehalusan, kebaikan 9. Hewan unggas 12. Tulang pipih & melengkung di bagian dada 14. Udara yang bergerak 15. Perempuan yang merwat, menyusui 17. Anak buah kapal 19. Saudara muda 22. Tidak berbeda 24. Cidera, lecet pada kulit 25. Perumpamaan 26. Sejenis hewan laut 27. Tanggungan, Jaminan MENURUN : 1. Lawan kanan 2. Setelah hari ini 3. Diulang sejenis rumput 4. Lawan buruk 5. Gelar Bangsawan suku Bugis 6. Tidak kurang, tidak lebih, sama 7. Bernyanyi (bhs Inggris) 11. Batu perhiasan khas Indonesia 12. Isi yang paling poko, penting 13. Akademi Bahasa Asing 14. Budi Pekerti, kelakuan 16. Aturan yang lazim ditaati sejak zaman dulu kala 18. Rumah tempat para pertapa 19. Rukun, kompak 21. Raja (bhs Inggris) 22. Salah satu makanan pokok 23. Bebas dari bahaya
KUPON
NO : 362
MENURUN : 1.SESAK 2.BADAI 3.UTARA 4.KAUM 5.AMAR 6.IRIT 10.AMAL 11.URUT 13.ASIA 14.SABA 15.ROB 17.ELANG 18.ALARM 19.IMBAS 20.KARU 21.NASA 22.LUPA
PERAIH HADIAH TTM NO. 361 1. M. HAKIM MUMTAZUL WAFA KELAS X AKSEL MA UNGGULAN AMANATUL UMMAH JL. KH. ABD. HALIM NO.1 KEMBANG BELOR PACET KAB. MOJOKERTO 2. ISDA FIRTANNISA SYARIFAH RUNGKUT ASRI UTARA III/24 SURABAYA 3. H. ZAINAL ARIFIN MTSN JEMBER I JL. IMAM BONJOL NO.1 TEGALBESAR JEMBER (68131) 4. ALAIN NAVILA ZAHASFANA RA PERWANIDA 7 JL. KYAI ARIFIN GARAHAN SILO, JEMBER (68184) 5. AYDA NUR ITSNAINI JL. LETNAN SUDIONO I/4 RT 22 RW 05 KEL DABASAH BONDOWOSO (68211) KETENTUAN : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir November 2016 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 363.
MPA 362 / November 2016
63
SAHABAT
Cendikia Iqbal Alfarizy
Muhammad Jatmiko Ahyar
Panggilan : Iqbal
Panggilan : Kaka dan Yaya
Alamat : Modo Lamongan
TTL : Magetan, 13 April 2015
Hobi-hobi : Mewarnai dan menulis
Alamat : Janggan Poncol Magetan
Cita-cita : Polisi yang sholeh Orangtua : Suhartono dan Dani Prastiawati
Cita-cita : Menjadi Atelit Olahraga Nasional Hobi : Olahraga Orangtua : Mursalin dan Nurjanah
Avril Magali Pratama Putra
A.Panji Hidayat Nur
Panggilan : Avril
Panggilan : Panji
TTL : Sumenep. 26 April 2007
TTL : Sumenep, 01 November 2008
Alamat : Desa Kertasada Kec.
Alamat : Jalan Kalimas Pocang,
Kalianget Sumenep
Cangkreng, Lenteng, Sumenep
Hobi : Membaca
Hobi : Main Sepak Bola, Nonton Kartun,
Cita-cita : TNI
Cita-cita : Ingin Jadi Polisi
Orangtua : Heru Gunawan dan Dewi kartika
Orangtua : Romzi Usman, S.Pd.
Chichi Callysta Anwar
M. Raihan Ardhani Mu’adz
Pangglan : Chichi
Panggilan : Raihan
TTL : Kediri 06 Februari2009
TTL : Nganjuk, 20 Mei 2011
Alamat : Jl. Kapten Tendean No. 53 Kediri
Alamat : Sambikenceng,
Cita-cita : Menjadi Muslimah Super Hobi : Mewarnai Orangtua : Gatot Anwar dan Alfiatus Sholihah
64
MPA 362 / November 2016
Katerban Baron Nganjuk Orangtua : M. Mu’ad dan Anita Kurnia Dewi
ENTREPRENEURSHIP
MaisMilch: Karya Inovatif Studentpreneur UIN Maliki Malang Oleh : Abdul Haris*) MaisMilch atau minuman jagung susu, merupakan karya inovatif minuman ringan. Produk inovatif ini tergolong baru dan kreatif. Logo, brand dan slogan serta kemasannya pun juga lebih kreatif. Soal rasa jangan ditanya. Rasanya lezat, unik dan tentunya halal.
J
aminan kelezatan dan kehalalan ini karena diproses menggunakan teknologi yang natural, genuine, dan higienis. Artinya tanpa campuran kimiawi dan bahan pengawet. Warna kuning dari minuman ini adalah cerminan keaslian dari bahan baku jagung manis. Bukan hanya itu, segmen pasar yang dibidik pun, diedukasi untuk mencintai produk halal. Semuanya ini meunjukkan identitas dari produk dan produ sennya. Produsen minuman ringan dengan brand MaisMilch ini adalah Elsha Robbi Mighfari, mahasiswa UIN Malik Ibrahim (Maliki) Malang semester 5 Fakultas Ekonomi Jurusan perbankan Syariah. Dia mencoba memberanikan diri mempraktekkan ilmu studentpreneur di bangku kuliahnya dalam kehidupan bisnis. Sejatinya, usaha ini sudah ditekuni sejak semester 3. Saat ini telah memiliki 2 karyawan yang membantu. Tidak banyak mahasiswa yang berani memutuskan untuk menggeluti dunia bisnis sambil kuliah. Namun yang sering ditemui malah dilarang dengan alasan agar konsentrasi pada kuliahnya. Memang bisnis minuman ringan tergolong sederhana dan mudah mengope rasikannya (home industry). Selain itu, waktunya juga yang fleksibel. Apalagi bahan bakunya mudah diperoleh. Bahkan modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Artinya, segala elemen masyarakat sanggup menjalankan bisnis ini. inilah yang emnyebabkan competitor bisnis ini sangat banyak dan ketat. Walaupun mampu memproduksi sebuah minuman yang delicious, tidak ada jaminan bisnis ini bisa meraup kesuksesan. Selama ini, pertumbuhan bisnis minuman ringan termasuk stabil, bahkan cenderung emerging dan increase. Indikatornya jelas bahwa banyaknya resto-resto yang muncul dengan berbagai konsep. Arah pergerakan bisnis ini sanggup menembus secara horizontal – hingga pedagang kaki lima yang
menyebar pada seluruh penjuruh kota – dan secara vertical menjangkau mulai pedagang pinggiran hingga restoran berbintang. Tidak mengherankan jika jumlah produsen minuman ringan berkembang dengan pesat. MaisMilch sendiri sudah masuk ke sejumlah gerai di Kota Malang. Beberapa pameran pun sudah diikuti. Bahkan direct selling juga sering dilakukan. Hasilnya cukup meyakinkan, pasar merespon positif. Tka heran jika dalam sehari mampu memproduksi 20 botol. Semua itu habis terjual laris manis dalam sehari. Diawali dari kawan dekatnya di kelas yang memesan, kemudian beberapa kawan kam pusnya menjadi pelanggan setia. Dosen pengajarnya juga tak luput memesan produknya. Sementara itu, masyarakat umum (Malang, Gresik dan Sidoarjo) pernah
merasakan produk ini. Customer bisa mendapatkan dengan cara memesan langsung atau beli di outlet bisnis centre kampus UIN Malang. Delievery order pun sanggup dijalankan agar tercipta customer satisfaction. MaisMilch dikemas dalam botol jernih berukuran 600ml bertulskan feel the first drink, you will addicted. Main menarik lagi dalamkemasan botol mini ini juga ada ajakan untuk mencintai produk dalam negeri. Dengan harga relative terjangkau dan cara mendapatkannya mudah, membuat produk ini cepat laku di pasar. Respon positif pasar tak berarti menggangu kesibukan kuliah wajib Elsha – panggilan karibnya. Manajemen waktu dijalankan dengan disiplin. Seperti mahasiswa yang lain, pagi hingga sore kuliah. Lalu waktu istirahatnya dimanfaatkan untuk mema sarkan dan mengontrol serta merawat pasar. Bahkan, kegiatan lain seperti aktivitas organisasi kema hasiswaan juga dilakoni. Pendeknya, tidak ada waktu yang terbuang. Bahkan setibanya di rumah (pulang dari kampus) dan selesai mengerakan tugas-tugas kuliah, langsung mempro duksi MaisMilch hingga tuntas sekitar pukul 24.00 WIB. Lalu disimpan di almari es. Selanjutnya pagi harinya, sambil brangkat kulai Elsha sambil memasarkannya di outlet-outlet yang ditentukan. Begitulah kesehariannya dijalani. Agaknya dia berpegang teguh pada nasehat bijak bahwa jangan pernah malu dalam membangun sebuah usaha dari bawah. Berikanlah yang terbaik untuk para konsumen, keuntungan akan datang dengan sendirinya. Danyang menawan, meski sibuk berbisnis, Indek Prestasi Kumulatif Elsah tercatat 3,80. Selain itu, di samping masih bisa menyisihkan tabungan dari keuntungan yang ada, kewajiban infaq dan sedekah juga dilaksanakan termasuk menyiapkan menu takjil berbuka bagi kawan dan sahabatnya yang berpuasa Senin-Kamis. Inilah cerminan sukses studi dan bisnis berkah *)Widyaiswara BDK Surabaya MPA 362 / November 2016
65
DUNIA ISLAM
Perkembangan Dunia Islam yang Menggembirakan
W
alaupun di beberapa negara Barat (Eropa dan Amerika) Islamophobia semakin mening kat baik berupa tekanan, penistaan, pembatasan, larangan, bahkan sampai kepada penyerangan kepada komunitas Muslim dan rumah-rumah ibadat ; Tetapi disejumlah negara Barat yang lain ternyata perkembangan terkait Islam juga semakin menggembirakan, seperti ; penggu naan jilbab, penyediaan makanan halal, upaya kerukunan umat beragama, dst. Gambaran demikian antara lain tampak terjadi di ; Kanada ; Kepolisian Kanada atau Royal Candian Mounted Police (RCMP), menge luarkan kebi jakan baru tentang diper bolehkannya bagi polisi perempuan menggu nakan jilbab. Juru bicara Menteri Keamanan Kanada, Scott Bardsley, megatakan bahwa Komi saris Kepolisian Kanada Bob Paulson baru-batu ini menyetujui penambahan kebijakan seragam yang memungkinkan perem puan menge nakan penutup kepala jika perempuan tersebut menginginkannya. ”RCMP pregresif, inclusif, dan menghormati orang dari semua latar belakang budaya dan agama”, ujar Bardsley seperi dilansir, cbc.ca, (250816). Kebijakan baru ini dimaksudkan untuk lebih mencerminkan keragaman di tubuh kepolisian Kanada. Selain itu, guna mendorong Muslimah untuk mempertimbangkan RCMP sebagai pilihan karier. Peraturan baru ini, akan menjadi (tambahan) kekuatan bagi kepolisian Kanada. RCMP dapat mengadopsi kebijakan seragam ini dari kepolisian Toronto, Inggris, Swedia, Norwegia, dan beberapa negara bagian AS yang memiliki kebijakan serupa. Julie Gagnon pejabat RCMP, menambahkan bahwa pembuatan seragam baru bagi polisi Muslimah ini, melalui tes yang ketat dan desain seragam harus dipastikan memenuhi standar tertinggi dari petugas keamanan. Ada 3 jenis jilbab yang akan diuji. Sementara itu, Dewan Nasional Muslim Kanada, memuji kebijakan baru ini. Karena peraturan baru ini merupakan perubahan positif yang ada di kepolisian Kanada. Selandia Baru ; Kementerian Pariwisata Selandia Baru bekerjasama dengan Direktori Muslim Kiwi, membuat sebuah panduan makanan halal. Sebagai upaya untuk menarik lebih banyak wisatawan Muslim. Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru (FIANZ), akan mengidentifikasi restoran bersertifikat halal dan restoran milik Muslim di seluruh negeri. 66
MPA 362 / November 2016
Manajer Wisata Selandia Baru Regional Asia Selatan dan Tenggara Steven Dixon mengatakan, tujuan dari panduan ini adalah memberikan pengalaman yang mengesankan untuk wisatawan Muslim yang mengunjungi Selandia Baru. ”Selain juga memastikan mereka akan mendapatkan pengalaman terbaik saat menikmati makanan berkualitas di negara ini”, ujarnya seperti dilansir stuff.co.nz, (250816). Panduan penyajian makanan halal akan disesuaikan dengan hukum yang berlaku dalam Islam. Peratu ran yang dibuat ini juga akan mengatur bagaimana cara pengolahan makanan serta menu yang tergolong halal. Termasuk, cara penyembelihan hewan ataupun hukum mengkonsumsi hewan yang sudah mati. Dixon menambahkan, makanan khas Selandia Baru tidak hanya ikan dan kentang goreng. Di kota terbesar negara itu, Auckland, wisatawan diharap dapat mencoba masakan India dan berbagai pilihan kebab. Sementara, di Chrischurch, dikondisikan sebagai rumah bagi wisatawan Timur Tengah dengan menu Timteng dan makanan Vegetarian China. Italia dan Perancis ; Imam Sami Salem menyampaikan pesannya dalam seuah misa di Gereja Santa Maria di Trastevere, Italia, Ahad (310716). Para Imam dan Muslim menghadiri misa di seantero Italia, mulai dari Palermo di selatan hingga Milan di utara. Aksi solidaritas ini digalang setelah terjadi serangan di sebuah gereja, Perancis, yang menewaskan Pastor Jacques Hamel yang sedang menyelenggarakan misa pekan lalu (oleh sebagian kalangan serangan itu dituduhkan kepada kelompok radikalisme, fundamentalisme, dari kalangan Islam. Tentu paradigma itu merugikan Islam dan kaum Muslimin disana. Mungkin karena itulah sebagian Muslim Moderat melakukan
upaya semacam ini, antara dengan ikut menghadiri misa). Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni manyampaikan terima kasihnya kepada Muslim yang berpartisipasi. Menurutnya, Muslim “Menunjukkan kepada masyarakat mereka cara yang berani untuk melawan fundamentalisme”. Aksi solidaritas serupa juga dilakukan Muslim di Perancis. Di Rouen, misalnya pemimpin Masjid Paris menyampaikan sambutan dalam bahasa Latin, sementara para pengun jung yang akan beribadah disambut Muslim yang sudah menanti di dalam gereja. “Lihat, kan masyarakat Muslim (juga) yang menghadiri misa ini”, ujar Jacqueline Prevot, seorang pengunjung. “Semua ini menghangat kan kita”, tambahnya. Sementara televisi Perancis yang menayangkan acara solidaritas antar umat beragama dari seluruh penjuru Perancis. Wanita berhijab dan pria Yahudi yang mengenakan topi kippot tampak memadati barisan depan di Gereja Katedral, Lille, Calais. Uni Emirat Arab (UEA) ; UEA, giat mendekati ambisinya menjadi pusat akreditasi halal global. Pasar halal global sendiri diprediksi akan men capai 2,6 triliun dolar AS pada 2020. Dimunculkannya Kantor Sekretariat Jenderal Forum Akreditasi Internasional (IHAF) di Dubai, makin men dekatkan UEA untuk menciptakan jejaring akreditasi halal internasional pertama. IHAF, sekarang ini tengah dalam tahap finalisasi draf aturan hukum pembentukannya sebagai organisasi melalui sidang umum pada November mendatang. Usai pengesahan legal, IHAF akan memperluas kerjasama multilateralnya dengan negara-negara utama pengekspor pangan halal. IHAF dibentuk oleh 10 anggota, termasuk Pusat Akreditasi Dubai, Otoritas Standar disasi dan Metrologi Emirat, Asosiasi Akreditasi Labo ratorium Amerika, Dewan Akreditasi Nasional Pakistan, Badan Akreditasi Nasional Spanyol, Pusat Akreditasi GCC, Komite Akreditasi Saudi, Badan Akreditasi Inggris, Sistem Akreditasi Bersama Australia dan Selandia Baru, serta Dewan Akreditasi Nasional Mesir. “Tingkat pertum buhan industri halal mengindikasikan bahwa pada 2030 industri ini bisa jadi industri terbesar dunia”, kata Sekretaris Jenderal IHAF, Mohammed Saleh Badri, seperti dikutip the National, baru-baru ini. Berdasarkan hasil riset Reuters, belanja Muslim global untuk pangan saja mencapai 1,2 triliun dólar AS pada 2014. diolah dari islam digest rep agst - sept 2016) •AHAR
Kakanwil Kemenag Jatim H. Mahfudh Shodar beserta ibu memanjatkan doa bersama seusai menjalankan ibadah haji di Aula Zaitun Asrama Haji Debarkasi Surabaya (10 Oktober 2016).
Para Santri Mendengarkan Sambutan Menag RI Melalui Video Conference di Aula al Ikhlas Kanwil Kemenag Prov Jatim Pada Louncing Pencanangan Budaya Nasional Menulis Mushaf Al Quran pada 12 Oktober 2016
Rombongan Kanwil Kemenag Prov. Jatim berfoto bersama di depan Kantor FKUB NTT.
Para Guru dan Kepala Madrasah asal Jatim yang berhasil mendapatkan juara dalam Pemilihan Guru, Kepala dan Pengawas Berprestasi tingkat Nasional yang digelar Kemenag RI pada 12-14 Oktober 2016 di Bogor Jawa Barat.
Susana dialog dalam kunjungan Rombongan Kanwil Kemenag Prov. Jatim di kantor FKUB NTT.
Upacara Penyambutan saat kunjungan Rombongan Kanwil Kemenag Prov. Jatim oleh Kakanwil Kemenag NTT.
MPA 362 / November 2016
67
( Al-Furqon 52 )
68
MPA 362 / November 2016
Masjid “Muhammad Cheng Ho” - Jember
PADA MAJALAH INI TERDAPAT KUTIPAN AYAT-AYAT AL QUR’AN. UNTUK ITU JAGA DAN SIMPAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar.