MEMBENTUK KARAKTER “BERSAHABAT” ANAK USIA DINI MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR
OLEH ABDUL RAHMAN LUBIS S.HI
PAUD ALFIA KIDS JL LANGGAM II KM 07 PKL KERINCI PELALAWAN RIAU TAHUN 2016
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, kerena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulisan karya nyata ini dapat diselesaikan dengan baik,. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia dini yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan aspek kecerdasan anak, dengan menggunakan strategis belajar sambil bermain, berpusat pada anak dan kebermaknaan. Pembelajaran PAUD dengan kegiatan mendongeng melalui media gambar merupakan salah satu cara metode / pendekatan pembelajaran bagi anak usia dini. Mendongeng dengan media gambar dapat menjadi salah satu cara dalam pembentukan moral anak ke arah yang lebih baik. Saya menyadari bahwa penyusunan karya dengan judul “Membentuk moral anak melalui dongeng dengan media gambar” ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan-masukan sangat saya harapkan demi pebaikan dan kesempurnaan karya nyata ini. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya ini penulis ucapkan terimakasih.
Pangkalan Kerinci, November 2016
Penulis
PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Usia dini merupakan masa emas perkembangan (golden age) yang keberhasilannya sangat menentukan kualitas anak di masa dewasanya. Artinya, jika tahap ini mampu dioptimalkan dengan memberikan berbagai stimulasi yang positif, maka perkembangan anak di masa dewasa, juga akan berlangsung secara positif. Selain itu masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Sehubungan dengan masa emas perkembangan yang disebutkan diatas, moral merupakan salah satu aspek penting yang harus dibina. Sebagai pendidik hendaknya mampu menjadi fasilitator yang dapat mengoptimalkan masa perkembangan tersebut. Pendidik diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan anak didik. Pembelajaran yang menarik dapat tercipta dengan adanya media dan metode yang menarik juga. Mendongeng merupakan kegiatan yang menarik bagi anak. Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Terkadang bahkan sering kali kita mendongeng tanpa menggunakan media. Baik media gambar maupun media lainnya. Dari hasil pengalaman penulis, anak-anak usia dini kurang mampu memahami isi dongeng dan kurang tertarik dengan dongeng yang kita sampaikan tanpa adanya bantuan media. Selain itu tanpa bantuan media pendidik juga kurang bebas dan kurang aktif dalam menyampaikan dongeng. Untuk itulah media sangat berperan penting dalam penyampain dongeng. Mendongeng akan lebih menarik apabila didukung oleh media yang menarik juga. Salah satu media mendongeng yang dapat membuat anak usia dini tertarik adalah media gambar. Media gambar merupakan media visual
dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Selain itu media gambar dapat juga diartikan berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-ganbar, garis, kata-kata, simbol-simbol, maupun gambaran. Dongeng yang disampaikan dengan media gambar akan membuat anak lebih mudah memahami isi dongeng. Gambar-gambar yang ada pada dongeng mampu membuat anak antusias untuk mengikuti jalan cerita dari dongeng tersebut. Selain itu, gambar juga dapat membantu anak mengingat rentetan cerita secara berkesinambungan. Jika anak sudah memahami isi dongeng maka pendidik dapat dengan mudah menyampaikan amanat dari dongeng sehingga pembentukan moral anak ke arah yang lebih baik dapat dicapai. Pada karya ini, Penulis mengambil salah satu dongeng yang berjudul “SI BELANG YANG TAK MAU BERTEMAN”. Dalam kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan dongeng ini mampu menarik minat anak-anak untuk lebih giat belajar dan memotivasi pembentukan moral anak ke arah yang lebih baik. Nilai moral yang diharapkan dapat terwujud dengan menyampaikan dongeng ini antara lain anak tidak sombong, tidak pilih-pilih teman dan menghargai perbedaan. B. TUJUAN PENULISAN Tujuan Penulisan dari karya ini yaitu : 1. Dapat membentuk nilai moral anak melalui kegiatan mendongeng dengan media gambar. 2. Dapat mengembangkan kretifitas pendidik dalam menyampaikan dongeng kepada anak.
TEORI DAN PEMBAHASAN A. KONSEP DASAR ANAK USIA DINI 1. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang syistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 2. PENTINGNYA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Usia 0-6 tahun kita ketahui sebagai usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kecerdasan seorang anak, pada usia ini merupakan masa terpenting atau masa ke emasan / golden age bagi pengembangan intelegensi permanen diri anak. Masa ini merupakan masa
yang
tepat
untuk meletakkan
dasar-dasar
pengenbangan
kemampuan fisik, bahasa, sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Sehingga upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Hal sesuai dengan hak anak, sebagaimana diatur
dalam
Undang-Undang
Nomor
23
tahun
2002
tentang
perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan partisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Jadi tidak ada salahnya pendidikan diberikan kepada anak mulai dari usia dini. 3. PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Dalam memberikan pembelajaran terhadap anak usia dini harus mengacu pada standar tingkat pencapaian perkembangan. Tingkat perkembangan yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua
perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya,
bukan
merupakan
suatu
tingkat
pencapaian
kecakapan akademik. Standar pencapaian perkembangan ini dapat kita lihat pada permen standar pendidikan anak usia dini nomor 58 tahun 2009.
B. MEMBENTUK MORAL MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR 1. DONGENG a. Pengertian dongeng Kata dongeng berarti cerita rekaan / tidak nyata / fiksi, legenda (asal / usul), mythe (dewa-dewi, peri, roh halus), ephos (cerita besar, mahabrata dll). Jadi dongeng adalah cerita, namun cerita belum tentu dongeng. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan
secara
turun-temurun
dari
generasi
ke
generasi.
Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut kedalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. 2. JENIS-JENIS DONGENG Anti Aarne dan Stith Thompson ( Danandjaja, 2007 : 86 ) telah membagi jenis-jenis dongeng ke dalam empat golongan besar. Keempat golongan tersebut adalah sebagai berikut : a. Dongeng binatang (animal tales) Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar. Binatang-binatang tersebut dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. b. Dongeng biasa (ordinary tales)
Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang. c. Lelucon dan anekdot (jokes and anecdotes) Lelucon
dan
anekdot
adalah
dongeng
yang
dapat
menimbulkan rasa menggelikan hati. Ada sedikit perbedaan antara lelucon dan anekdot. Lelucon menyangkut kisah fiktif lucu anggota suatu kolektif, seperti suku bangsa, golongan, bangsa atau ras. Sedangkan anekdot menyangkut kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada. d. Dongeng Berumus Dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongeng-dongeng berumus mempunyai beberapa sub bentuk, yakni : dongeng bertimbun banyak, dongeng untuk mempermainkan orang, dongeng yang tidak mempunyai akhir (Bruvand dalam Danandjaja, 2007 : 139). C. MANFAAT DONGENG Manfaat dari kegiatan mendongeng adalah : 1. Merangsang perkembangan bahasa anak Melalui kegiatan mendongeng, kosa kata dan wawasan yang dimiliki anak pun akan berkembang. Anak pun menjadi lebih memahami dunia sekitarnya, mengenal beragam konsep, warna, bentuk, melalui tema yang menarik anak, seperti dunia binatang, kendaraan dan sebagainya. 2. Mengasah kreativitas anak Kegiatan mendongeng dapat menstimulasi perkembangan otak anak. Daya imajinasi dan kreatifitas pun akan semakin terasah, melalui cerita yang diberikan. Dengan memberikan pendapat di akhir cerita akan dapat meningkatkan kreatifitas anak. 3. Sebagai media untuk menanamkan moral Pendidik maupun orang tua dapat menanamkan norma perilaku kepada anak, melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan didalam dongeng. Dengan pesan yang disampaikan, kita dapat menunjukkan pola
perilaku yang positif, misalnya murah hati / berbagi dengan teman, sikap sayang terhadap adik, dan sebagainya. Bila pesan moral yang disampaikan dengan cara yang menarik, anak akan mudah merekam dengan baik, sehingga akan membantu anak untuk menampilkan perilaku positif yang dapat diterima lingkungan. 4. Mempererat kedekatan guru, orangtua dengan anak Kegiatan mendongeng merupakan salah satu sarana hiburan bagi anak, sehingga anak menjadi gembira, hubungan anak dengan pendongeng pun baik pendidik maupun orangtua menjadi semakin dekat karena anak merasa semakin nyaman. 5. Merangsang minat untuk membaca Melalui media buku cerita yang menarik, anak akan tertarik untuk selalu melihat buku serta menumbuh kembangkan minat anak untuk belajar membaca.
D. MEDIA GAMBAR 1. Pengertian media gambar Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harafiah berarti “perantara atau penyalur” . Menurut Yusuf Hadi Miarso seperti dikutip Dwi Rianarwati (2006 : 8). Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan menurut Gagne (Arief S. Sadiman, 2007 : 6), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkunan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan guna merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan
siswa untuk belajar. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya, salah satunya adalah media visual yaitu media gambar. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:329) “Gambar adalah tiruan barang, binatang, tunbuhan dan sebagainya.” Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29) : Media grafis visual sebagaimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan
disampaikan
dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya. Media grafis didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar Arsyad (1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah sebagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata-kata, simbol-simbol, maupun gambaran. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar adalah segala sesuatu yang dapat merangsang anak untuk belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran yang lebih menarik.
2. Manfaat pengembangan media gambar Menurut
Azhar
Arsyad
(2009:
25-27),
manfaat
praktis
pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2. Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 3. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu,
3. MORAL DALAM DONGENG Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia yang satu dengan yang lain akan saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat antar manusia, mereka akan saling membutuhkan, mengisi dan melengkapi. Ketika mereka berinteraksi, baik secara langsung atau tidak, setiap tindakan akan dinilai oleh manusia atau individu yang lain. Dengan adanya penilaian tersebut, setiap perbuatan manusia dapat dibedakan antara benar-salah dan baik-buruk. Pada hakikatnya moral merupakan pencerminan akhlak atau budi pekerti. Secara keseluruhan ajaran moral merupakan kaidah dan pengertian yang menentukan hal-hal yang dianggap baik atau buruk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 754) moral diartikan sebagai ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan sikap, kewajiban dan sebagainya; akhlak, budi pekerti; susila. Moral yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, buruk, juga didefinisikan sebagai ajaran kesusilaan dan dapat ditarik dari suatu cerita.
Moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak dan pendapat. Dalam kehidupan bermasyarakat akan senantiasa terikat oleh aturan hidup yang dipatuhi dan dijunjung tinggi oleh setiap individu yang hidup di lingkungan tersebut. Dalam dongeng terdapat sesuatu yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Sesuatu yang disampaikan itu dapat berupa moral, amanat, atau message yang selalu berkaitan dengan hal yang berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik. Seperti halnya moral dalam dongeng yang dapat dipahami sebagai sarana untuk mengajarkan dan mendidik melalui cara-cara cerita fiksi. Ajaran moral itu disampaikan lewat sikap dan perilaku konkret sebagaimana yang ditampilkan oleh para tokoh cerita. Tokoh-tokoh cerita tersebut dapat dipandang sebagai model untuk menunjuk dan mendialogkan kehidupan sebagaimana yang diidealkan oleh penulis cerita (Nurgiantoro, 2005:265). Dan melalui sikap dan tingkah laku para tokoh yang ada dalam dongeng itu, moral ditampilkan oleh pengarang sengaja digunakan sebagai petunjuk mengenai baik buruk dalam menjalani kehidupan, mana yang boleh dilakukan mana yang tidak boleh dilakukan, seperti tingkah laku dan sopan santun dalam pergaulan. E. PEMBAHASAN 1. Kondisi Awal Anak didik pada PAUD ALFIA KIDS sebagian ada yang berteman berkelompok-kelompok. Ini terlihat dari aktifita mereka disekolah. Selain itu sering kali anak-anank mengucapkan kata-kata : aku tidak mau teman dengan si X(contoh), aku mau teman dengan si Y”. Anak merasa lebih pintar dan hebat sehingga merasa tidak perlu berteman. 2. Proses pelaksanaan kegiatan mendongeng dengan media gambar
Kegiatan mendongeng dilakuakn dengan mengumpulkan anak terlebih dahulu, melakukan
apersepsi dan memulai kegiatan
mendongeng, dapat diurutkan sebagai berikut : a. Pengelolaan kelas b. Apersepsi Dengan
memberikan
cerita?”kemudian
pertanyaan
memulai
“siapa
menunjukkan
yang
suka
gambar-gambar
dongeng c. Memulai kegiatan mendongeng dengan media gambar d. Proses kegiatan mendongeng e. Menutup kegiatan mendongeng dengan menyimpulkan dongeng (penyampaian amanat) f. Feedback terhadap anak seperti dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang amanat dalam dongeng, contoh “ sipapa yang tidak mau berteman ?” bagaimana jika kita tidak mau berteman ?” 3. Kondisi akhir Pendidik meminta anak bersalaman. Anak mau berteman dnegan sesamam tanpa ada ejekan.
KESIMPULAN DAN HARAPAN
A. KESIMPULAN Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dongeng adalah cerita namun cerita belum tentu dongeng. Dongeng merupkan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi denagn makhluk lainnya. Media gambar adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, kata0kata, simbol-simbol, maupun gambaran. Manfaat praktis pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran antara lain dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar, sein itu media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Mendongeng dengan media gambar dapat menarik minat anak-anak usia dini untuk lebih giat belajar dan dapat lebih mudah memahami isi dan tujuan dari suatu dongeng, yang berhubungan dengan sikap dan prilaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Yang lebih utama sekali dongeng dengan media gambar dapat menjadi wadah pembentukan moral anak kearah yang lebih baik.
B. HARAPAN Dari paparan diatas penulis mengaharapkan : 1. Dalam mendongeng hendaknya kita dapat menciptakan suasana mendongeng yang aktif, kreatif, dan menarik 2. Dongeng dapat disampaiakn dengan media gambar selain itu dongeng juga dapat disampaikan dengan media lain diharapkan pendidik dapat menggali sarana yang lain yang dapat menunjang kegiatan mendongeng 3. Dalam menyampaiakn dongeng terhadap anak perlu diperhatikan tujuan dari suatu dongeng, hendaklah dipilih dongeng yang mengandung amanat dan pesan moral yang baik untuk perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhari.(2009). Media pembelajaran. Jakarta : PT raja grafindo Danandjaja, James.(1997). Ilmu Gosip, Dongeng dan lain-lain. Jakarta : PT pustaka Utami Grafiti Departemen Pendidikan Nasional.(2003). Undang-undang No 20 tahun 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas Kamus besar bahasa Indonesia. (2012). defenisi kata moral. Tersedia di : http://kbbi. Web.id/analogi (10 November 2016) Sadiman,Arif. (2007). Media pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo