Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011
7
MOTIVASI REMAJA PUTRI DALAM PENGGUNAAN ANALGESIK UNTUK MENGATASI DISMENORE (Studi di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro) MOTIVATION WOMAN USE TO ANALGESIC FOR DISMENORHEA (Study at MTs-Al Istiqomah Kepohbaru Bojonegoro) Diyan Sopiya*, Harnanik Nawangsari**, Petrina Dwi Mardikawati*** * Mahasiswa D III Kebidanan ** Dosen D III Kebidanan *** Dosen D III Kebidanan
ABSTRAK Setiap bulan secara periodik seorang wanita normal akan mengalami menstruasi, namun pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah, diantaranya adalah dismenore. Berdasarkan Studi Pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 7 April 2014, 10 siswi di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro, diperoleh data 70% (7 siswi) mengalami dismenore dan hanya 30% (3 siswi) yang mengerti tentang cara penanganan dismenore. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Desain penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif, dengan populasi remaja putri kelas VIII MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro sebanyak 30 responden. Tehnik sampling menggunakan Total Sampling. Dalam Instrument penelitian menggunakan kuesioner, kemudian diolah dengan Editing, Coding, Scoring dan Tabulating. Hasil penelitian diperoleh dari 30 responden, responden yang memiliki motivasi kuat sebanyak 5 responden (16,6%), motivasi sedang sebanyak 25 responden (83,4%) dan yang memiliki motivasi lemah 0 responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro yaitu motivasi sedang. Perlu adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore. Kata kunci : Motivasi, Remaja Putri, Dismenore. ABSTRACT Each month periodic, normal women would menstruate, but in reality many women who have problems, such as dysmenorrhea. Based on the preliminary study conducted to 10 girls student in Mts Al-Istiqomah district of Kepohbaru Bojonegoro regency, obtained data 70% (7 girls students) got dysmenorrheal and only 30% (3 girls students) who understood about the way to handle of dysmenorrheal. The purpose of this research was to determine the motivation of girl adolescent for use analgesic to handle dysmenorrhea in Mts Al-Istiqomah district of Kepohbaru Bojonegoro regency. The research design was descriptive, with population of girl adolescent classs VIII Mts Al-Istiqomah district of Kepohbaru Bojonegoro regency as many as 30 respondents. The sampling used total sampling technique. In the instrument research used a questionnaire, then processed by Editing, Coding and Tabulating. The result obtained from 30 respondents, respondents who had strong motivation as many as 5 respondents (16,6%), normal motivation were 25 respondents (83,4%) and who had week motivation was o respondent. Based on the result can be concluded that the girls’ motivation for use analgesic to handle dysmenorrhea in Mts Al-Istiqomah district of Kepohbaru Bojonegoro regency was normal motivation, that meant tendency of girl adolescent for use analgesics was usual and not too strong and not too weak so someone npt to show the behavior of the motivation. Keywords : Motivation, girls, dysmennorhea.
Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011
8
PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahterah fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi (Azwar,2001). Setiap bulan secara periodik seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu, namun pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah dismenore (Widjajanto, 2005). Dismenore merupakan keluhan yang paling sering di temukan oleh ahli ginekologi, pemeriksaanya harus di laksanakan secara sistematis. Riwayat medis dan pemeriksaan yang menyeluruh merupakan cara diagnostik yang berhubungan dengan asal dismenore. Dalam hal ini banyak keluhan yang menunjukkan bahwa minimnya pengetahuan para remaja tentang penanganan disminore dengan analgesik, sehingga perlu di kembangkan atau di berikan motivasi tentang penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore tersebut. Berdasarkan beberapa laporan internasional prevalensi dismenore sangat tinggi dan setidaknya 50% remaja putri mengalami dismenore sepanjang tahun reproduktif. Di Amerika Serikat di perkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore dan 10% di antaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Info Sehat, 2008). Tidak ada angka yang pasti mengenai penderita nyeri haid di Indonesia, namun di Surabaya di dapatkan 1,07% sampai 1,31% dari jumlah penderita datang ke bagian kebidanan (Harunriyanto, 2009). Pelayanan kesehatan remaja yang tercatat di Dinkes Jawa Timur adalah sebesar 38,25%, sedangkan target pelayanan kesehatan remaja Bojonegoro Jawa Timur sebesar 50%, namun yang berhasil dicakup sebesar 26,11%. Hasil studi terbaru menunjukkan bahwa hampir 10% remaja yang dismenore mengalami absence rate 1-3 hari per bulan atau ketidakmampuan remaja dalam
melakukan tugasnya sehari – hari akibat nyeri hebat (Poureslami, dkk dalam Sulastri 2006). Angka kejadian dismenore di Jawa Timur telah mencapai 40 ribu kejadian. Guna menekan peningkatannya, BKKBN Jatim bergiat mensosialisasikan program kesehatan reproduksi dan memberi edukasi siswa dari 1.500 SMP di wilayah itu, termasuk wilayah Surabaya, Bojonegoro dan Pacitan. Berdasarkan data BKKBN 2013 kabupaten Bojonegoro dari 27 kecamatan yang mempunyai motivasi terendah mengenai cara penanganan dismenore dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah kecamatan kepohbaru. Berdasarkan studi pendahuluan 4 MTs dan 2 SMP yang ada di kepohbaru peneliti memperoleh hasil bahwa siswi di MTs Al-Istiqomah kepohbaru belum memahami cara penanganan dismenore. Menurut Maulana (2008) mengatakan bahwa gejala dan tanda dari dismenore adalah nyeri pada bagian bawah yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit, diare dan sering berkemih. Kadang terjadi sampai muntah. Hal yang kerap disebut sebagai penyebab dismenore adalah faktor keturunan dan faktor psikis. Nyeri haid bisa menjadi semakin bertambah karena konsumsi kafein maupun nikotin, disamping stress, kurang olahraga, dan gizi yang tidak seimbang, penyebab lain timbulnya nyeri luar biasa adalah penyakit seperti endometriosis dan tumor pada rahim. Cara instan untuk mengatasi nyeri yang bisa mengganggu kegiatan ini adalah mengonsumsi obat pereda nyeri haid. Umumnya jenis obat ini mengandung analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (pereda demam) dengan dosis ratarata, dan dibuat sesuai izin Departemen Kesehatan RI. Jenis obat ini memiliki khasiat 2 – 4 jam setelah dikonsumsi, dan tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari 8 pil per hari. Jika dikonsumsi sesuai aturan, tidak akan mengganggu kesehatan (Esty, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 7 April 2014 di VIII MTs Al-Istiqomah
Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011
Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro di peroleh data dari 10 Siswi kelas VIII, 70% (7 siswi) mengalami nyeri haid dan hanya 30% (3 siswi) yang mengerti tentang cara penanganan nyeri haid. Siswi mengatakan pada saat haid sering terjadi pingsan saat upacara dan tidak konsen saat pelajaran berlangsung akibat minimnya pengetahuan tentang cara penanganan nyeri saat haid. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas penulis ingin melakukan penelitian tentang “Motivasi Remaja Putri dalam penggunaan Analgesik untuk Mengatasi Dismenore “. Rumusan Masalah Bagaimana motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dimenore (nyeri haid) Siswi kelas VIII MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro? Tujuan Penelitian Mengetahui motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore (nyeri haid) Siswi kelas VIII MTs AlIstiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Manfaat Penelitian Manfaat secara teoritis Dapat digunakan sebagai salah satu sumber pengetahuan dalam menentukan motivasi remaja khususnya remaja putri. Manfaat secara praktis Bagi remaja untuk meningkatkan motivasi dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore (nyeri haid). Bagi peneliti dapat digunakan sebagai bahan penelitian dalam lingkup yang lebih luas, serta dapat menambah wawasan baru dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu kebidanan. Bagi institusi penelitiian dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian dan data dasar untuk memotivasi di lakukannya penelitian lebih lanjut tentang cara mengatasi dismenore (nyeri haid) ataupun gangguan kesehatan reproduksi lainnya. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro.
9
Desain Penelitian Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Rancangan juga dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perancangan dan pelaksanaan peneliti untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaan penelitian (Nursalam, 2008). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriftif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan atau area populasi tertentu yang bersifat aktual secara objektif, sistematis dan akurat (sulistyaningsih, 2011). Populasi Penelitian dan Sampling Populasi Populasi adalah keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Saryono, 2010). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua ibu pre menopause dalam menghadapi menopause di di MTs AlIstiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro sebanyak 30 anak. Sampling Sampling adalah proses penyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi yang ada. (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini tehnik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan metode total sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Aziz, 2010). Definisi Operasional Variabel Variabel merupakan sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapat oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. (Notoatmodjo, 2008). Variabel dalam pen-elitian ini adalah motivasi remaja putri dalam penggunaan anlgesik untuk mengatasi dismenore. Definisi operasional adalah variabel kunci atau penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan referensi harus jelas (Saryono, 2010). Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011
lebih baik (cermat lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2010). Dalam penilitian ini instrumen yang digunakan adalah berupa kuesioner, dengan tujuan mengumpulkan data mengenai motivasi remaja putri dalam penggunaan anlgesik untuk mengatasi dismenore. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan Editing, Coding, Scoring, Tabulating. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. (Aziz, 2010). Coding Coding adalah kegiatan peberian kode pada data yang beskala nominal dan orginal. Kode berbentuk angka/numerik/nomor bukan simbol karena hanya angka yang dapat diolah secara statik.(sulistyaningsih, 2011). Scoring Scoring Adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden untuk mengukur sikap wanita pre menopause tentang gangguan psikologi, dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Tabulating Tabulasi adalah kegiatan merumuskan data yang di-kumpulkan kedalam master tabel atau data base komputer. Kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi. (aziz, 2010). Analisa Data Untuk mengetahui presentase motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore dengan mengggunakan rumus :
P
f x100% N
Keterangan : P : Presentase f : Jumlah score yang di peroleh N : Jumlah score maksimal Setelah di ketahui hasil presentase dari perhitungan kemudian di tafsirkan dengan criteria sebagai berikut : 1. Motivasi kuat : 67 – 100%
10
2. Motivasi sedang 3. Motivasi lemah
: 34 – 66% : 0 – 33%
Dari hasil analisis tersebut yang akan diperoleh kesimpulan penelitian tentang motivasi remaja putri tentang penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Kemudian hasil presentase analisis data dengan cara pemberian skor berdasarkan masing-masing jawaban untuk setiap hubungan variabel diinterpretasikan dengan cara menggunakan penulisan presentase (Arikunto, 2006) sebagai berikut : 0% : Tidak Satupun 1 – 25% : Sebagian Kecil 26 – 49% : Hampir Setengahnya 50% : Setengahnya 51 – 75% : Sebagian Besar 76 – 99% : Hampir Seluruhnya 100% : Seluruhnya HASIL Data Khusus Karakteristik responden berdasarkan motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore di bedakan menjadi 3 kelompok, dapat dilihat pada tabel 1 Tabel 1 Distribusi frekuensi motivasi responden dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro
No Kriteria 1. 2. 3.
Kuat Sedang Lemah Total
Frekuensi 5 25 0 30
Prosentase % 16,6 83,4 0 100
Sumber : Data primer tahun 2014.
Berdasarkan tabel 1 Dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya responden mempunyai motivasi sedang dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore yaitu sebanyak 25 responden (83,4%) yang artinya motivasi dalam diri remaja putri tersebut masih kurang. PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian tentang Motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore yang dipengaruhi beberapa hal, diantaranya meliputi informasi kesehatan, sumber informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Al-Istiqomah Kecamatan Kepohbaru
Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011
Kabupaten Bojonegoro motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore sebagian besar mempunyai motivasi sedang, hal ini bisa dilihat pada tabel 1 yaitu responden yang memiliki motivasi sedang berjumlah 25 responden (83,4%). Pada parameter intrinsik menunjukkan sebagian besar motivasi responden sedang dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore yaitu motivasi sedang sebanyak 17 responden (56,7%) yang artinya motivasi intrinsik remaja putri tersebut kurang. Pada parameter ekstrinsik menunjukkan sebagian besar responden mempunyai motivasi sedang dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore yaitu sebanyak 20 responden (66,7%) yang artinya motivasi ekstrinsik yang didapat remaja putri tersebut masih kurang. Sedangkan pada parameter terdesak menunjukkan sebagian besar responden juga mempunyai motivasi sedang dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore yaitu sebanyak 22 responden (70%) yang artinya motivasi terdesak remaja putri tersebut sangat kurang. Menurut peneliti, kecenderungan remaja putri dalam penggunaan analgesik biasa-biasa saja tidak terlalu kuat dan juga tidak terlalu lemah sehingga seseorang tidak terlalu memperlihatkan perilaku terhadap motivasi tersebut, hal ini disebabkan oleh faktor terdesak yang timbul dalam situasi yang mendesak seseorang itu untuk melakukan tindakan untuk mencapai keinginannya. Menurut Irwanto (2007), Motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi namun memiliki keyakinan yang rendah untuk berhasil dalam mencapai tujuan. Kurangnya dorongan ini bisa dari faktor motivasi diri sendiri dan pengaruh motivasi dari luar serta pengaruh motivasi yang mendesak. Berdasarkan hasil penelitian motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik dipengaruhi oleh umur. Usia remaja tengah yang sudah mulai mengembangkan kematangan tingkah laku dan membuat keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai namun dalam hal ini tingkat pola pikir remaja putri tentang penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore masih kurang sehingga motivasi remaja putri tersebut menjadi sedang. Arikunto (2006), menyatakan bahwa semakin cukup umur, motivasi seseorang akan lebih kuat dalam pencapaian sesuatu yang dia inginkan.
11
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Menurut Suryabudhi (2003), seseorang yang menjalani hidupnya secara normal dapat diasumsikan bahwa semakin lama hidup maka pengalaman semakin banyak, motivasi dalam pengambilan keputusan tindakannya semakin kuat, begitu pula remaja putri, semakin lama hidup, maka akan semakin baik pula dalam melakukan tindakan perawatan kesehatan. Motivasi remaja putri juga dipengaruhi oleh faktor informasi kesehatan. Menurut peneliti, pemberian informasi tersebut untuk menggugah kesadaran remaja terhadap suatu motivasi yang berpengaruh terhadap terbentuknya sikap. Informasi kesehatan juga akan memberikan pengetahuan mengenai suatu masalah, faktor penyebab dan dampak bagi kesehatan. Informasi kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan bisa didapatkan dari tenaga kesehatan namun dalam hal ini karakteristik dan pola pikir remaja putri tentang pentingnya informasi kesehatan dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore masih kurang sehingga motivasi remaja tersebut menjadi sedang. Sesuai dengan teori bahwa informasi merupakan pemberitahuan baru bagi penambahan pengetahuan dan meningkatkan motivasi dalam pencapaian suatu keinginan. Informasi dapat diperoleh dari tenaga kesehatan, media cetak, atau media elektronik (Azwar, 2007). Pemahaman remaja akan kesehatan reproduksi menjadi bekal remaja dalam hidup sehat dan bertangggung jawab, namun dalam hal ini tidak semua remaja memperoleh informasi yang cukup dan benar tentang kesehatan reproduksi termasuk tentang penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore sehinggga motivasi remaja tersebut menjadi sedang. Keterbatasan pengetahuan dan pemahaman ini dapat membawa remaja kearah yang beresiko, dalam hal inilah perlu adanya pengertian, bimbingan, dan motivasi dari lingkungan dan petugas kesehatan. Informasi yang diterima dari tenaga kesehatan merupakan sumber informasi yang dapat di percaya dan merupakan sarana memperoleh informasi yang paling mudah, sehingga sumber pengetahuan yang dimiliki remaja putri tentang penggunaan analgesik baik. Menurut Safi’i (2010), tenaga kesehatan termasuk salah satu tempat berkonsultasi mengenai kesehatan termasuk
Jurnal Kebidanan, Vol.1 No.1, Januari 2011
kesehatan remaja serta cara pengobatannya. Melalui konsultasi dan pemeriksaan, remaja memperoleh pengetahuan tentang kesehatan serta motivasi dalam penangananannya. Kesehatan reproduksi berdampak panjang, keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi mempunyai konsekuensi atau akibat jangka panjang dalam perkembangan dan kehidupan sosial remaja. Semakin banyak umur remaja, dan pernah mendapatkan informasi kesehatan dari sumber yang dapat di percaya akan membuat seseorang mempunyai kecenderungan secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang menyebabkan seseorang tersebut bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki termasuk memotivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore. Dalam teori faktor yang mempengaruhi motivasi adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, faktor emosional dan pengetahuan (Azwar, 2010). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore di MTs AlIstiqomah Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro adalah motivasi sedang. Saran Diharapkan bagi tenaga kesehatan memberikan motivasi penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore dengan memberikan penyuluhan, penyebaran leaflet kepada para remaja putri. Sehingga remaja putri termotivasi dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore. Bagi institusi pendidikan terutama kepala sekolah dan guru agar berperan dan lebih memberikan perhatian terhadap motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik, misalnya dengan peer education, sehingga remaja putri mampu menangani dismenore dengan benar. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut, misal tentang faktor – faktor lain yang mempengaruhi motivasi remaja putri dalam penggunaan analgesik untuk mengatasi dismenore.
12
KEPUSTAKAAN Abd. Nasir. (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, Aziz Alimul. (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. (2013). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Julia. (2013). Komunikasi Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika. Mochtar, Rustam. (2013). Sinopsis Obsetri: Obsetri Operatif; Obsetri Sosial, Ed. 3, Jilid 2. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Reproduksi Ed. 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Prawiroharjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Tridasa Printer. Jakarta Poerwodarminto. (2007). Ilmu Kebidanan I. Yogjakarta : Pelajar Offset. Priyanto, Agus. (2009). Konsep Motivasi. Jakarta: Salemba Medika T. Wood, Setiawan, Ari. (2011). Metodologi Penelitian Kebidanan D III, D IV, SI, dan S2.Yogyakarta: Nuha Medika. Wulandari, Diah. (2009). Motivasi Hidup Sehat. Yogyakarta: Nuha Medika.