PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang Dilabeli Bispak: Sebuah Studi Kasus SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Ivander Harlison Tjahjo 119114185
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“SUMURUP LAN URUP GAWE URIP NDER! OJO KENDO!”
Prof. Dr. A. W. S. Nugraha,
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan karya ilmiah ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, perlindungan serta kesempatan yang senantiasa diberikan kepada saya.
Untuk Ayah, yang dengan sabar dan semangat agar dapat melihat anaknya yang nakal bertoga.
Untuk Ibu yang senatiasa memberikan nasihat, semangat dan mendengarkan keluh kesah penulis.
Untuk aplikasi Tinder yang telah membatu penulisan dalam penelitianini untuk penulis.
Untuk semua orang-orang baik yang ada di sekitar penulis.
Dan untuk orang-orang yang sering memandang sebelah mata mahasiswamahasiswa yang membutuhkan waktu lebih untuk menyelesaikan tugas akhir. Hargailah setiap orang yang sedang berproses. v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motivasi Menjalin Relasi Romantis pada Perempuan yang Dilabeli Bispak: Sebuah Studi Kasus
Ivander Harlison Tjahjo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola motivasi relasi romantis yang dilakukan oleh seorang wanita (Sm) yang dilabeli sebagai seorang bispak. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan metode studi kasus, yang memungkinkan peneliti untuk melihat kasus dari berbagai pandangan. Dari hasil penelitian, terdapat 3 hal yang ditemukan dalam penelitian ini. Pertama ,dalam memperoleh kenyamanan Sm berganti-ganti pasangan untuk mencapai rasa nyaman. Yang menunjukkan bahwa dalam relasi-romantisnya, terdapat sebuah komitmen, bukan terhadap pasangannya, akan tetapi pada dirinya akan pemenuhan rasa nyaman tersebut. Kedua, dalam pencariannya dalam kenyamanan ini yang menciptakan kondisi frustrasi-regresi. Frustrasi terjadi saat adanya ketidakmampuan Sm memperoleh rasa nyaman yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam hubungannya dengan orang baru. Ketiga, kebutuhan akan seks memang muncul, akan tetapi bukan sebagai tema utama dalam kebutuhan. Kebutuhan akan seks menjadi kebutuhan primer yang muncul saat kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan untuk merasa aman telah dipenuhi oleh pasangannya. Bila dilihat dari hasil yang telah ditemukan, informan memiliki 4 jenis kebutuhan yang muncul jika dihubungkan dengan perilakunya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks.
Kata kunci : motivasi, bispak, kebutuhan, studi kasus, frustasi-regresi
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A Motivation on A Girl Whose Labeled As “Bispak” in Romantic Relations : A Study Case
Ivander Harlison Tjahjo
ABSTRACT This research aimed to identify the motivation patterns on romantic relation from a girl (Sm) whose labeled as “bispak” (bisa diapakai). This research’s a qualitative, with case study as the method, thus let the researcher can obtained data from other angles. There’re 3 things that found at this research. First, on fulfilling the needs of comfort, Sm shows that she’ll keep changing in order to fulfill her needs of comfort. This showed that the commitment are exist, but it’s not for the sake of the relation, instead it’s for herself to keep maintaining the needs of comfort from the partners. Second, there’s a frustration-regression pattern in every relation, which happened because there was a frustation in unfulfilled needs of comfort that will led at regression on the relationship with the new partner. Third, there was need of sex, but it’s stand after the needs of comfort, affiliation, and safe are fulfilled. There are 4 motives that led by her needs, those are needs of comfort, needs of affiliation, needs of feeling safe, and needs of sex.
Keyword : motivation, bispak, needs, case study, frustration-regression
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini. Pada proses penulisan skripsi ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si Selaku Kepala Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. C. Siswa Widyatmoko, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing selama proses penyusunan skripsi. Terimakasih atas semua bantuan, bimbingan, waktu, saran, serta kesabaran yang telah diberikan. 4. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M. Si, selaku dosen pembimbing akademik 2011 yang selalu memberikan saran, dukungan dan bantuan selama penulis menempuh studi. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah berbagi ilmu dan memberikan semangat. 6. Seluruh subjek penelitian saya yang sudah mau direpotkan dan mendoakan keberhasilan saya. 7. Bapak, Ibu dan Adik saya yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dan menunggu dengan sabar sampai skripsi ini selesai. Terima kasih atas pikiran, tenaga dan biaya yang sudah banyak
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dicurahkan untuk saya, selalu bersyukur bisa berada ditengahtengah kalian. 8. Terima kasih pada aplikasi Tinder yang telah menyediakan subjek bagi penelitian ini. 9. Terima kasih pada Ym Dneirflrig yang telah memberikan semangat, dan memberi pelajaran apa itu hubungan yang sehat. Love you! 10. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Mas Ucil, yang sudah mau meluangkan waktunya disela-sela kesibukannya. 11. Keluarga besar UKF Futsal. Terima kasih sudah mengijinkan saya berkarya bersama kalian. 12. Teman-teman UK PAT, Arga, Bram, Mas Windra, Boni, Gandring, PakDhe, Sucek, dll. Terima kasih sudah mengijinkan saya berkeringat bersama kalian. 13. Teman-teman kontrakan, Maccabe, Bram, Rio, Kiplek, terima kasih karena saya bisa menjadi bagian dari kalian. 14. Kepada teman-teman angkatan 2011, yang satu persatu dari kita sudah meninggalkan kampus ini. Sukses untuk kalian semua. Senang bisa saling mengenal. Tuhan memberkati. 15. Saudaraku Scooterist 9114. Yuda, Bayu, Aji, Anoy, Tole, Daniel, Haha, Widek, Bendot, Vico, Boncel, Grego, Gencet, Gempol, Boni, Kunto, Made, Kiplek, Gunam, Pandu, Awang, Pak Pid. Terimakasih untuk kebersamaan dan permainannya selama ini. Terima kasih atas pengalaman berkendara Jogja-Lombok yang sangat luar biasa.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terimakasih untuk canda tawa yang kalian ciptakan. Terimakasih juga untuk dukungan, bantuan, perhatian dan kasih sayang kalian. Selalu sukses dan tetap bersahabat. Tuhan memberkati kalian lur!!. 16. Terima kasih Kepada seluruh pihak yang belum dapat peneliti ucapkan satu persatu. Semoga Tuhan memberikan segala yang terbaik untuk kalian. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis sangat terbuka untuk menerima saran dan kritik yang dapat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Tuhan memberkati kita semua. Amin. Yogyakarta, Penulis,
Ivander Harlison Tjahjo
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... vi ASBTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... ix KATA PENGANTAR .......................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah....................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian...................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 9 A. Motivasi...................................................................................................... 9 B. Relasi Romantis dan Hubungan Seksual................................................... 14 C. Dinamika Motivasi Pada Perempuan yang Menjalin Relasi Romantis dan Melakukan Hubungan Seksual.................................................................. 18
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 21 A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 21 B. Fokus Penelitian........................................................................................ 22 C. Metode Pengambilan Data........................................................................ 23 D. Informan Penelitian................................................................................... 29 E. Analisis Data............................................................................................ 29 F. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian............................................... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 39 A. Hasil Penelitian..........................................................................................39 B. Pembahasan............................................................................................... 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 64 A. Kesimpulan............................................................................................... 64 B. Keterbatasan Penelitian............................................................................ 65 C. Saran......................................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 67
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Verbatim Informan .............................................................. 72 Lampiran 2. Tes SSCT ............................................................................. 95 Lampiran 3. Tes BFI ............................................................................... 101
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada 2016 lalu, penulis berkesempatan untuk bertemu dengan Sm (24 tahun) yang merupakan seorang mahasiswi dari salah satu universitas swasta di daerah Yogyakarta. Dalam sebuah perbincangan yang konfidensial, Sm mengaku melakukan hubungan seksual dengan pasangan-pasangannya. Ia bercerita ada sebanyak enam orang pada tahun 2015-2016 yang menjalin hubungan dengannya. Ia menjalin hubungan dengan tujuan memperoleh rasa aman dan nyaman. Dalam rangka pemerolehannya tersebut, hubungan seksual menjadi “bumbu” yang ia gunakan dalam memperpanjang usia hubungannya. Meskipun layaknya “bumbu”, hubungan seksual yang ia lakukan justru mendatangkan beberapa permasalahan baginya. Sm pernah diancam untuk dibunuh dan disakiti secara fisik oleh pasangannya saat ia menolak untuk berhubungan seks dengan pria tersebut. Walaupun begitu, Sm selalu melakukan hubungan seksual setelah kejadian tersebut dengan pasanganpasangan lain setelahnya walau tanpa ada komitmen berpacaran terlebih dahulu. Cerita-cerita soal Sm ini kemudian juga mengalir ke jejaring pertemanannya. Ia kemudian diberi label “bispak” oleh teman-teman pergaulannya. Meskipun demikian, label tersebut
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
menjadi identitas yang ia tampik. Sm merasa jengkel, sedih dan berusaha untuk melawan stigma dari lingkungan sosialnya tersebut. Sm merupakan salah satu dari sekian banyak orang muda Indonesia yang mengalami tekanan terkait seks. Dalam alam pikir orang Indonesia, seorang seperti Sm disebut sebagai remaja yang memiliki asosiasi dengan ketidakstabilan diri. Para remaja inilah yang dalam masyarakat mendapat sorotan, sebab belum cukup umur menjadi orang yang dewasa, atau mampu menyesuaikan dengan norma sosial. Para remaja dianggap sering melakukan aktivitas yang tidak produktif, seperti kenakalan dan seks pra-nikah (Kartono, 2009). Apabila Anda memasukkan kata kunci “bispak” lewat Google, Anda akan menemukan sekitar 31.400.000 hasil. Jumlah ini menunjukkan bahwa percakapan yang mencakup kata “bispak” sangat populer di Indonesia. Sampai saat ini, tidak jelas siapa yang mempopulerkan istilah yang merupakan singkatan dari “Bisa Dipakai” (atau bisa ditiduri). Namun, istilah ini muncul sejak pertengahan 90an dan menjadi prokem di kalangan Ekekutif Muda Jakarta yang kala itu tengah menjadi profesi favorit para sarjana di Indonesia. Berbeda dengan kata PSK (Pekerja Seks Komersial), yang seringkali digunakan dengan bayaran (komersial). Istilah bispak diasosiasikan dengan “seks sebagai suatu kesenangan semata” (just for fun). Gagasan soal “seks sebagai kesenangan” ini juga senada dengan perkataan Lehmiller dalam bukunya yang berjudul The Psychology of
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
Human Sexuality (2014). Lehmiller (2014) mengatakan bahwa seks, selain sebagai fungsi reproduksi, dapat pula dilihat sebagai bentuk rekreasi, cara untuk mengekspresikan cinta atau menjadi lebih intim dengan pasangannya, cara untuk merayakan peristiwa yang menyenangkan dan bagi beberapa orang menjadi cara untuk memperoleh uang. Banyaknya alasan untuk melakukan hubungan seksual menjadikan pemahaman soal motivasi melakukan hubungan seksual menjadi lebih kompleks. Mc Adams & Dubin (1992), mengatakan bahwa motivasi tidak terlepas dari adanya kebutuhan yang dimiliki individu. Motivasi adalah cermin dari perilaku individu. Perilaku individu itu sendiri merupakan gabungan sejumlah kebutuhan dasar, kebiasaan-kebiasaan pribadi, pengalaman, bakat, dan kemampuan pribadi, serta pengaruh dari lingkungan (Maslow dalam Goble, 1987). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada seseorang berkaitan erat dengan sistem kebutuhannya. Perbedaan kebutuhan dari masing-masing individu inilah yang menyebabkan perbedaan motivasi yang dimiliki, meski wujud perilakunya sama. Dalam teks klasiknya, Maslow (1943) menyatakan setidaknya ada lima rangkaian tujuan yang disebutnya sebagai kebutuhan dasar. Pertama adalah kebutuhan fisiologis dalam rangka untuk mempertahankan keberadaan fisiknya seperti makan, minum, seks atau tidur. Apabila kebutuhan kedua ini terlegakan, maka akan muncul rangkaian kebutuhan yang baru, yakni kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan kedua ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
mensyaratkan rasa aman dari segala macam ancaman dan kecemasan di sekitarnya. Kebutuhan kedua ini tidak akan mungkin terpenuhi sebab rasa tidak aman akan hadir lewat sesuatu yang tidak bisa dikontrol individu, misalnya bencana alam dan perang. Kebutuhan ketiga adalah kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang yang berupa afiliasi terhadap orang lain. Wujud kebutuhan ini tampak dalam persahabatan, percintaan, atau pembentukan keluarga. Apabila terpenuhi, kebutuhan keempat yang muncul adalah kebutuhan akan penghargaan. Kebutuhan ini meliputi sikap untuk menghormati orang lain dan memiliki harga diri. Dengan dipenuhinya penghargaan ini, maka individu akan siap untuk mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri ini menunjukkan bahwa individu musti mengembangkan potensi, individu harus menjadi seseorang yang dapat ia capai, seorang penyair musti membuat puisi atau seorang musisi musti membuat lagu. Teori motivasi yang dijabarkan oleh Maslow ini menunjukkan beberapa kelemahan ketika digunakan sebagai alat bedah motivasi seseorang yang dilabeli bispak dalam melakukan pergantian pasangan. Hal ini juga dipengaruhi dengan pandangan soal hubungan seks yang tidak dengan mudah dapat dikategorikan ke dalam kebutuhan fisiologis semata. Apabila seks menjadi sarana untuk rekreasi, maka seks menjadi kebutuhan akan rasa aman. Meskipun demikian, alur pikir ini tidak memuaskan, sebab dalam kasus Sm kebutuhan akan rasa memiliki dan kasih sayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
juga muncul. Dengan demikian, hirarki kebutuhan yang disampaikan Maslow tidak begitu cocok untuk menggali motivasi yang dimiliki Sm. Guna mengisi kekurangan yang dimiliki Maslow, gagasan Clayton Alderfer (1969/1972) dalam ERG Theory (Existence, Relatedness and Growth Theory) soal frustrasi-regresi akan menjawab bagaimana seseorang tidak perlu menunggu sampai kebutuhan masing-masing hirarki dalam Maslow terpenuhi. Teori yang digagas Alderfer ini menempatkan kebutuhan seseorang dalam konteks organisasi, misalnya dalam tempat kerja ataupun dalam jejaring masyarakat. Apabila kebutuhan yang lebih tinggi bermasalah dan tidak terpenuhi, maka seseorang akan kembali ke kebutuhan yang lebih rendah. Misalnya, apabila seseorang mengalami kegagalan dalam pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri maupun lingkungan (seorang musisi karir bermusiknya mandek) maka ia akan cenderung kembali ke kebutuhan yang lebih rendah (musisi menjadi model iklan). Dalam hal ini, frustrasi mengakibatkan regresi ke kebutuhan yang lebih rendah. Atau dengan kata lain ada tegangan yang muncul dalam pemenuhan kebutuhan dengan hasrat manusia (Yang, Hwang & Chen, 2011). Pembentukan pola frustrasi-agresi ini tampak dalam diri Sm yang cenderung akan berganti-ganti pasangan apabila tidak menemukan seseorang yang mampu mengisi kediriannya. Meskipun demikian, penguraian motivasi dalam diri Sm ini menjadi contoh yang penting sebab kompleksitas dan pola relasi yang terbangun pun sangat kotemporer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Selain itu, jika berbicara dengan kebutuhan-kebutuhan manusia, maka tidak dapat lepas dari teori kebutuhan miliki Murray (1954). Murray mengatakan bahwa terdapat 20 kebutuhan manusia yang mendorong manusia dalam memunculkan perilaku-perilaku di kesehariannya. Ketiadaan komitmen dalam kasus Sm ini menarik sebab akan menantang tesis Sternberg & Barnes (1988) mengenai teori segitiga cinta dengan tiga komponennya; hasrat, intimasi dan komitmen. Komitmen yang dimiliki Sm dan pasangannya tidak semata-mata sebagaimana dipahami Sternberg sebagai keputusan sadar untuk terikat satu sama lain, komitmen pada Sm tampak dalam keterikatannya pada hasrat terhadap rasa nyaman. Perlu dicatat bahwa sedari awal penyebutan “bispak” mengalami sebuah konstruksi dari dunia yang sifatnya maskulin dan melihat wanita semata-mata sebagai objek seksual. Namun, yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah soal pengalaman para kaum muda ini soal menjalin hubungan yang melibatkan penetrasi alat kelamin, secara khusus pola psikologis seperti apa yang terbangun pada seorang wanita yang melibatkan diri dalam dunia yang berganti-ganti pasangan seksual. Karenanya, kesadaran bahwa sebutan “bispak” dalam penelitian ini mengandung adanya ketimpangan dalam dunia yang didominasi oleh pandangan maskulin perlu dipahami sedari awal. Dengan melihat motivasi yang dimiliki Sm, maka dapat pula dilihat wujud relasi seperti apa yang berlangsung di antara pasangan muda saat ini. Tentunya, model hubungan pasangan muda sekarang juga amat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
kompleks, karenanya kasus Sm ini akan mengisi satu dari sekian banyak pola yang terbentuk. Oleh karenanya, peneliti mencoba untuk menghindari pelabelan terhadap orang-orang yang disebut “bispak”, sebab bispak sendiri bisa memojokkan seseorang dengan berubah-rubah dalam istilahistilah lain; ciblek, lonte, cabe-cabean, atau kimcil.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini, adalah bagaimana pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis?
C. Tujuan Penelitian Mengetahui pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan contoh gambaran model hubungan lawan jenis dalam perkembangan masyarakat urban.
2. Manfaat Praktis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
a. Memberikan gambaran kritis bagaimana pelabelan terhadap seseorang dapat membuat perubahan mengenai identitas dirinya. b. Memberikan alternatif pengetahuan bagaimana seseorang menghadapi pelabelan terhadap dirinya. c. Memberikan pengetahuan bagaimana ketimpangan hadir dalam keseharian masyarakat lewat cara bertutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Steers & Porter (1983) mengungkapkan bahwa kata “motivasi”, atau dalam bahasa Inggris biasa disebut “motivation”, berasal dari bahasa Latin movere yang berarti “menggerakan” atau “daya penggerak”. Pengertian motivasi dinyatakan secara lebih komprehensif oleh Berry dan Houston (dalam Marpaung, 2000) sebagai suatu dorongan, arah, dan persistensi dari perilaku manusia. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Kanfer (Hughes, 1999) bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang memberikan arah, intensitas dan persistensi dari perilaku. Menurut Azwar (2000) motivasi tidak lain adalah sebuah rangsangan, dorongan, maupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang dalam berbuat sesuatu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan Lawler (dalam Wijono, 2010) yang mendefinisikan motivasi sebagai perilaku yang diatur oleh pusat pengontrolan pada manusia yang mengarahkan individu untuk mencapai suatu tujuan. Penjelasan mengenai motivasi tidak dapat dilepaskan dari peran kebutuhan. Sunaryo (dalam Ratnasari, 2012) menyatakan bahwa motivasi berasal dari adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu, sehingga memotivasi individu tersebut untuk memenuhinya. Keterkaitan antara kebutuhan dalam lingkup motivasi terlihat dalam teori kebutuhan Murray
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
(dalam Schultz, 2009). Dalam teori ini, Murray mengatakan, bahwa keputusan-keputusan
manusia
dalam
berperilaku
didasari
oleh
kebutuhannya, kebutuhan ini yang membentuk kepribadian individu tersebut. Kemudian, kebutuhan tersebut memunculkan tegangan dan manusia akan berusaha untuk mencari cara untuk menghilangkan atau menguranginya dengan cara bertindak untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Sehingga, kebutuhan akan memberikan kekuatan dan mengarahkan perilaku untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan miliknya. Murray dalam Schultz (2009), menyebutkan setidaknya terdapat 20 kebutuhan manusia yang terbagi menjadi 4 kelompok. Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan
yang
disebutkan
Murray.
Pertama
adalah
kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai power, kekayaan, prestis, pengetahuan atau prestasi kreatif: achievement, aggression,
counter-action,
dominance,
exhibition,
order,
dan
understanding. Kedua, kebutuhan ynag dimotivasi oleh afeksi, kekaguman, simpati, cinta, dan ketergantungan: affiliation, deference, nurturance, succorance, dan sex. Kemudian, ketiga, kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan akan kebebasan, perubahan, perangsangan, dan permainan: autonomy, play/playmirth, dan sentience. Terakhir, adalah kebutuhan
lain-lain:
abasement,
defendance,
harmavoidance,
inavoidance, dan rejection. Meskipun demikian, teori kebutuhan yang digagas Murray ini terlalu luas dan subyektif. Dalam beberapa kesempatan, hasil reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
dan validitas pada Thematic Apperception Test (TAT) yang berdasar pada teori Murray menunjukkan nilai yang rendah (Flett, 2008). Melengkapi bagaimana kebutuhan ini berdinamika dalam alam psikologis seseorang, teori motivasi berbasis kebutuhan bereksistensi, terhubung dan bertumbuh dikembangkan Clayton Alderfer pada tahun 1969, atau sering disebut sebagai ERG Theory. Teori ERG mencoba memberikan pandangan baru dan mengkritik teori hierarki milik Maslow (1954). Sebenarnya kategori kebutuhan dalam teori ERG dan Maslow hampir sama, akan tetapi, Maslow tidak dapat memberikan bukti secara empiris dan beberapa studi yang pernah dilakukan pun tidak dapat memvalidasi teori Maslow (Hall & Nougaim, 1968; Korman dkk., 1997; Lawler & Suttle, 1972; Rauschenberger dkk., 1980). Teori milik Maslow, berisi 5 tingkatan kebutuhan (dari bawah keatas): kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Dalam tiap kebutuhan terdapat batasan yang tidak begitu tegas. Maslow (1954), mengelompokkan penyakit fisik, rasa sakit, dan kekerasan sebagai kebutuhan fisiologis, sedangkan luapan amarah orang tua, name calling (kekerasan verbal terhadap seseorang atau kelompok), dan penggunaan kata-kata kasar dikelompokkan dalam kebutuhan akan rasa aman. Maslow mengatakan bahwa ancaman yang bersifat fisik, masuk ke dalam kebutuhan fisiologis, sedangkan kebutuhan akan rasa aman termasuk di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dalamnya adalah interaksi dengan orang lain. Selain itu, konsep kebutuhan akan kasih sayang dan penghargaan pun memiliki ambiguitas dalam batasannya. Maslow menyebutkan bahwa kebutuhan akan penghargaan berisi tentang memperhatikan dan menghormati seseorang. Hal tersebut sama dengan kebutuhan akan rasa kasih sayang, yang membutuhkan seseorang untuk memperhatikan dan menghormati pasangannya. Berbeda dengan teori Maslow, teori ERG berasumsi bahwa manusia memiliki 3 bentuk kebutuhan. Ketiga bentuk kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk eksistensi (E), yang bersifat material dan fisiologis; kebutuhan untuk berelasi (R), yang berisi tentang hubungan antara satu sama lain; dan yang terakhir adalah kebutuhan untuk berkembang (G), yang berisi tentang kebutuhan seseorang untuk menjadi produktif
atau
kreatif
dalam
lingkungannya.
Alderfer
(1969),
menambahkan bahwa manusia memiliki tujuan-tujuan yang kompleks, dan hal itu dapat terjadi karena ada campuran ketiga kebutuhan tersebut dalam kehidupan manusia. Telah diketahui bahwa kebutuhan untuk eksistensi (E), memiliki sifat yang bentuknya material dan fisiologis. Kebutuhan ini secara tidak langsung
berhubungan
dengan
kelangsungan
hidup
seseorang.
Karakteristik dari kebutuhan eksistensi terdapat pada “satu menang, dan satu kalah.” Kebutuhan untuk eksistensi ini berisi dari berbagai bentuk rasa aman, fisiologis, dan kebutuhan material. Singkatnya, seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
tidak peduli dengan jatah atau berapa banyak yang didapatkan oleh orang lain, selain yang didapat oleh individu tersebut. Bentuk kedua dari ERG adalah kebutuhan untuk berelasi (R), yang berisi tentang hubungan satu orang dengan lainnya. Karakteristik dari kebutuhan berelasi ini terdapat pada kepuasan atas proses dalam berbagi atau bersifat mutualisme. Manusia mendapatkan kepuasan ini dengan cara berbagi pikiran dan perasaan dengan satu dan yang lainnya. Kebutuhan berelasi dapat berwujud rasa kepercayaan satu sama lain, rasa saling memiliki, dan mendapat penghargaan dari lingkungannya. Bentuk kebutuhan yang terakhir adalah kebutuhan untuk berkembang (G), yang berisi tentang harga diri dan aktualisasi diri seseorang. Kebutuhan untuk harga diri tersebut merujuk pada produktivitas seseorang dalam mengejar impian, mencari ilmu pengetahuan,
mendapatkan
sesuatu,
mengkontrol,
membangun
kepercayaan diri, dan bersifat mandiri. Aktualisasi diri dapat terbentuk saat
seseorang
telah
mencapai
tujuan
hidupnya
dan
dapat
mengembangkan dirinya. Singkatnya, kebutuhan ini dapat tercapai saat seseorang dapat memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri dan mendapatkan sesuatu yang baru darinya. Kebutuhan ini bergantung pada kemampuan seseorang dalam menemukan kesempatan untuk memaksimalkan dirinya dan menjadi apa yang ia inginkan. Dalam teori hierarki Maslow, menyebutkan bahwa untuk mencapai tingkatan paling atas (aktualisasi diri), manusia harus mampu memenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
kebutuhan-kebutuhan sebelumnya secara bertahap. Akan tetapi, Alderfer mengemukakan bahwa teori ERG memungkinkan untuk melihat kebutuhan manusia berdasarkan kumpulan tiga kebutuhan pokok manusia. Hubungan E, R, dan G tidaklah berbentuk hierarkis, seperti yang dikemukakan oleh Maslow. Dalam teori ERG, memungkinkan manusia untuk memunculkan frustasi-regresi, yang berarti seseorang yang telah memenuhi suatu kebutuhan dan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, akan tetapi gagal dalam proses pemenuhannya tersebut, maka seseorang akan kembali lagi untuk mendapat kepuasan dari tingkatan yang sebelumnya pernah ia capai. Dalam hal ini, frustasi menyebabkan regresi pada kebutuhan yang lebih rendah. Atau dengan kata lain, ada tegangan yang muncul saat pemenuhan kebutuhan dengan hasrat manusia (Yang, Hwang & Chen, 2011).
B. Relasi Romantis dan Hubungan Seksual 1. Pengertian Relasi Romantis Relasi romantis diartikan sebagai ketertarikan fisik seseorang dan terjalinnya secara emosional terhadap pasangannya (Sternberg, 1986). Sternberg (1986) menyatakan bahwa cinta romantis yang mana merupakan gabungan dari keintiman dan passion (gairah atau nafsu). Sternberg melihat cinta romantis tidak memiliki komitmen di dalamnya karena seseorang terikat karena hanya terdapat ketertarikan fisik dan keterikatan emosi saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Dalam prakteknya, relasi romantis memiliki dua bentuk, yaitu dengan komitmen atau tanpa komitmen (Manning, Giordano, dan Longmore 2006). Relasi romantis yang berjalan dengan komitmen diasosiasikan dengan kestabilan kehidupan seseorang (Shulman & Connolly, 2013). Kehadiran komitmen dalam relasi romantis merupakan bentuk dari pemenuhan kebutuhan kelekatan manusia, yang dapat membantu seseorang menjaga hubungannya tersebut (Rodrigues, Hall, & Fincham, 2006). Artinya, hubungan romantis yang memiliki komitmen memiliki durasi yang lebih panjang, bahkan dapat berujung pada pernikahan, daripada relasi romantis ynag tidak memiliki komitmen. Selain itu, relasi romantis dengan komitmen juga diasosiasikan dengan proses kedewasaan seorang remaja dalam kehidupannya (Regnerus & Uecker, 2011). Dalam kategori Indonesia, relasi romantis yang melibatkan komitmen disebut sebagai pacaran. Sementara, relasi romantis dapat pula berbentuk kasual atau tanpa ikatan, misalnya saja “Teman Tapi Mesra”. Berbeda dengan pacaran yang diikuti dengan komitmen, relasi kasual ini tidak memerlukan komitmen. Bagian selanjutnya akan berfokus pada relasi romantis yang berbentuk kasual. 2. Relasi Romantis Kasual dan Hubungan Seksual Vener & Stewart (dalam Nophira, 2010) mengatakan bahwa perilaku relasi romantis pada remaja dapat dimulai dari saling menaksir, berpegangan tangan & berpelukan, kissing, necking (ciuman pada leher),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
touching (menggerayangi), stimulasi oral-genital, petting (menggesekgesekkan bagian tubuh yang sensitif, dan akhirnya hubungan seksual (L’ Enge et.al., 2005; Nevid & Rathus 2008). Hubungan seksual yang terjadi dalam relasi romantis tanpa komitmen atau relasi yang bersifat kasual memiliki bentuk yang dikenal dengan CSR (Casual Sex Relationship). CSR sendiri memiliki 4 bentuk di dalamnya, keempat bentuk tersebut adalah one night stand (ONS), booty call (BC), fuck buddy (FB), dan friend with benefits (FWB) (Wentland, 2014). CSR merupakan bentuk modern dan populer dalam kehidupan relasi remaja (Lehmiller, VanderDrift, & Kelly, 2011). Keempat bentuk dari CSR di atas juga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah CSR yang terjadi karena sudah kenal terlebih dahulu (BC, FB, dan FWB), sedangkan kelompok yang kedua adalah CSR yang terjadi antara orang asing atau yang belum pernah kenal bahkan bertemu sebelumnya (ONS). Didalam prakteknya, FWB, FB, dan BC pun memiliki perbedaan didalamnya. Perbedaan mendasar antara FWB dan FB dengan BC (Wentland, 2014) adalah terjalinnya hubungan pertemanan diantara pelakunya. Selain itu, dalam FWB sendiri dapat terjadi hubungan seksual atau bahkan tidak saat mereka bertemu satu sama lain, atau yang dikenal di Indonesia sebagai teman tapi mesra. FWB dan FB memiliki bentuk yang hampir sama karena ada proses pertemanan didalamnya, akan tetapi kedua bentuk tersebut dipisahkan. Perbedaan tersebut terdapat pada kata-kata yang dipakai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
didalamnya. Kata “buddy”, memiliki arti sobat, yang mencirikan awal dari sebuah pertemanan. Sedangkan kata “friend”, memiliki arti sahabat. Sahabat merupakan tingkatan lanjutan dari sobat, karena didalam sahabat, terdapat afeksi didalmnya, selain itu sahabat pun saling memberikan support satu sama lain. Di dalam bentuk BC, hubungan seks yang terjadi memang karena sebelumnya keduanya telah kenal satu sama lain, akan tetapi hal yang membedakan adalah media dalam menjalani BC. Wentland (2014), menambahkan bahwa hubungan BC dapat terjadi karena salah satu atau keduanya sedang dibawah pengaruh alkohol atau bahkan obat-obatan, yang akhirnya mendorong pelakunya untuk menghubungi pasangannya tersebut untuk melakukan hubungan seksual. Dalam BC, hubungan seksual yang terjadi pun tidak sesering dalam FWB dan FB. Bentuk terakhir dalam CSR adalah ONS. ONS menurut penelitian Wentland (2014) adalah hubungan seks yang terjadi pada orang-orang yang belum kenal, bahkan bertemu sebelumnya. Awal mula ONS biasanya terjadi karena mereka bertemu dalam sebuah bar atau pesta. Wentland menambahkan bahwa pelaku ONS biasanya dibawah pengaruh pengaruh alcohol atau bahkan obat-obatan. Dalam ONS, setelah hubungan seksual terjadi, tidak ada kelanjutan yang terjadi setelahnya, walaupun ada kemungkinan untuk pelakunya saling bertukar informasi satu sama lain. CSR sendiri memiliki pro-kontra tersendiri didalamnya. Selain melawan norma sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
monogami (satu pasanagan), individu yang menjalani satu atau lebih dari bentuk-bentuk CSR akan lebih cenderung terkena berbagai penyakit kelamin atau bahkan HIV-AIDS. Akan tetapi, disisi lain remaja yang melakukan CSR memiliki pengalaman seks yang memadai sebelum akhirnya siap untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Hal ini menjadi bagian penting karena kepuasan seksual adalah salah satu faktor pentingnya dalam menjalani kehidupan berumah tangga (Farley & Davis, 1980; Przybyla & Byrne, 1981; Frederick, Lever, Gillespie & Garcia, 2017).
C. Dinamika Motivasi pada Perempuan yang Menjalin Relasi Romantis dan Melakukan Hubungan Seksual secara Berulang Untuk
memahami
perilaku,
perlu
untuk
mengetahui
apa
yang
melatarbelakangi seseorang melakukan perilaku tersebut. Dalam diri individu terdapat motivasi yang didefinisikan sebagai energi dari diri individu untuk membangun atau mempertahankan keadaan tertentu dalam diri individu dengan cara mencari informasi mengenai dirinya, menginterpretasikan ketepatannya, dan bermaksud untuk merubah perilakunya (Anseel, Lievens,& Levy, 2007; Cast & Burke, 2002; Leary, 2006). Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan, motif,
dorongan,
dan
tekanan.
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut
akan
memunculkan tegangan dan individu berusaha untuk menghilangkan atau menguranginya dengan cara bertindak untuk memuaskan kebutuhan tersebut (Murray, dalam Schultz 2009). Sehingga, kebutuhan akan memberikan kekuatan dan mengarahkan perilaku untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
miliknya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan berubah menjadi motif. Motif sendiri akan menjadi penyebab seseorang dalam melakukan segala sesuatu (Handoko, 1992). Keadaan ketidakseimbangan dalam diri individu akan mendorong individu untuk bereaksi dalam rangka untuk mencapai keseimbangannya. Dorongan merupakan kecenderungan bereaksi dalam rangka pemenuhan kekurangan dan memotivasi untuk mengembalikan keseimbangan (Matsumoto, 2009). Dengan adanya tuntutan menuju keseimbangan ini, maka tidak terpenuhinya kebutuhan (frustrasi) mendorong individu kembali pada kebutuhan yang belum terpenuhi ini (regresi) (Aldeyfer, 1969). Pada perempuan yang menjalin relasi dengan pergantian pasangan yang cukup sering, dasar yang mendorong untuk membentuk pola perilaku ini masih menjadi pertanyaan. Apalagi, dalam kasus yang terjadi, pergantian pasangan disertai hubungan seksual ini berakibat perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa (Sarwono, 2003). Akibat yang sering dirasakan pihak perempuan ini berdasarkan pada keadaan masyarakat bahwa isu soal kemurnian perempuan yang didasarkan pada keadaan kelaminnya sendiri. Kondisi ini tidak menguntungkan perempuan apabila melakukan hubungan seksual. Tak pelak lagi, istilah sexist seperti “bispak” hadir dalam dunia gaya maskulin ini. Pengalaman tidak menguntungkan dari para perempuan yang terlibat dalam hubungan seksual ini berimplikasi pada cara mereka menghadapi lingkungan yang demikian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Namun, batasan moral soal hubungan seksual ini pada kenyataannya tidak mampu menjadi patokan kaum perempuan untuk tidak terlibat dalam hubungan seksual. Kenyataan di lapangan yang melabeli perempuan yang sering berganti pasangan sebagai “bispak” mendatangkan pengalaman unik terkait dengan ketersingkirannya. Apa yang mereka lakukan bertentangan dengan norma sosial, budaya, dan agama yang berkembang di dalam masyarakat Indonesia, yang memegang kepercayaan bahwa seks hanya boleh dilakukan setelah adanya pernikahan. Dengan keberadaan norma sosial yang secara psikologis menekan (press), motivasi untuk melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan tertentu yang perlu dilegakan, sekalipun perlu melanggar norma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Secara umum, penelitian kualitatif bersifat eksploratif, atau lebih mengandalkan data berupa ungkapan yang diberikan oleh informan penelitian untuk mengeksplorasi fenomena atau permasalahan pokok yang terdapat dalam sebuah penelitian (Supratiknya, 2015). Penelitian ini ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi ataupun peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi (Denzin & Lincoln, dalam Herdiansyah, 2010). Menurut Creswell (2014), penelitian kualitatif merupakan penelitian ilmiah untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dan budaya dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks. Menurut Moleong (2005) yang dicoba untuk dipahami dari informan penelitian kualitatif misalnya adalah perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, yang secara holistik dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks khusus yang alamiah dengan berbagai metode alamiah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (Case Study). Studi kasus adalah pemahaman sebuah kejadian khusus yang hadir dalam konteks yang terbatasi (Poerwandari, 2005). Keistimewaan dari
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
studi kasus adalah keterikatan kasus yang diangkat untuk menjadi bahan penelitian memiliki kekhususan terkait waktu, tempat kejadian dan informan penelitian. Keterikatan ini oleh Smith (Merriam, 1998; Asmadi, 2004) disebut sebagai faktor istimewa yang membedakan studi kasus dengan penelitian kualitatif lainnya. Dengan pendekatan studi kasus seorang peneliti memungkinkan untuk mendapat pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai hubungan berbagai fakta terkait (Poerwandari, 2005). Metode studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila digunakan pada pokok pertanyaan yang berkenaan dengan How atau Why, bila peneliti hanya mampu sedikit mengontrol serta konteks penelitiannya berada pada situasi nyata (Yin, 2002). Dalam penelitian ini, studi kasus yang digunakan adalah studi kasus dengan single level analysis. Menurut Mooney (2008), studi kasus tunggal, single level analysis, adalah studi kasus yang menyoroti perilaku individu dengan satu masalah utama. Bentuk studi kasus ini yang dipakai dalam penelitian ini karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah pola motivasi perempuan yang dilabeli bispak dalam menjalin relasi romantis.
B. Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada menemukan serta memaparkan motivasi yang mendorong seorang wanita yang dicap sebagai bispak (bisa dipakai) dalam melakukan hubungan seksual-emosional. Motivasi diteliti dengan melihat dinamika antara kebutuhan, dorongan, motif yang ada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
wanita sehingga mengarahkan mereka atau melatarbelakangi mereka untuk menjadi bispak.
C. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data yang dilakukan oleh penelitian ini antara lain adalah: 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari responden dengan menguak kesadaran responden terhadap sesuatu (Downs et al, 1980). Hal ini dikarenakan adanya interaksi dua arah yang digunakan peneliti memberikan pertanyaan dan responden menjawab pertanyaan. Teknik wawancara yang dipakai adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur ini digunakan karena memungkinkan peneliti untuk bebas menanyakan informan. Wawancara tidak terstruktur ini merupakan pengembangan dari hasil tes BFI dan SSCT yang dirasa mengganjal dan butuh pertanyaan lebih lanjut. Dengan begitu, hasil tes tersebut menjadi kerangka atau ramburambu dalam melakukan wawancara. Dalam prosesnya, peneliti melakukan probing. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak dibacakan secara urut karena pertanyaan yang diajukan dapat dikembangkan menjadi lebih luas. Dalam proses wawancara, partisipan diminta untuk menceritakan pengalaman menjalin hubungan romantis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Selama proses wawancara, peneliti memiliki kebebasan untuk menanyakan lebih jauh apabila ada hal-hal menarik yang muncul. Wawancara dengan partisipan dilakukan di tempat dan waktu yang terpisah sesuai dengan kesepakatan yang dibuat kedua belah pihak. Hasil wawancara kemudian direkam agar selanjutnya bisa dianalisis secara verbatim agar peneliti menjadi lebih mudah dalam mencari tematema yang muncul. Informasi yang akan digali terhadap informan dilakukan dengan menggunakan panduan sebagai berikut : a) Wawancara mengenai latar belakang informan Berisi tentang pertanyaan yang bermaksud untuk menggali latar belakang informan, perlakuan pasangan yang sedang, dan yang sudah pernah dialami oleh informan. Dalam wawancara ini juga akan digali lebih mendalam tentang motivasi informan dalam berhubungan seksual dengan pasangan-pasangannya. b) Wawancara mengenai keadaan informan saat ini Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui akibat secara psikologis dari perlakuan pasangan terhadap informan di masa lalu dan masa kini.
2. Tes Psikologi a. Tes SSCT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
SSCT (Saks Sentence Completion Test) adalah suatu teknik proyeksi yang dikembangkan oleh Joseph M. Sacks, Sidney Levy dan beberapa psikolog lainnya dari New York Veterans Administration Mental Hygiene Service. SSCT sendiri berbentuk kalimat-kalimat tidak sempurna yang harus dilengkapi oleh testee sehingga menjadi sebuah kalimat yang utuh (Completion task). Dalam penelitian ini, SSCT digunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap lingkungan. Dalam kaca mata klinis, tes ini dapat menampakkan suatu gangguan sehingga tes ini bermanfaat untuk terapi. SSCT juga dapat digunakan sebagai bahan awal untuk suatu wawancara eksploratif lebih dalam, karena jika waktunya cukup kita dapat menanyakan tiap aitem yang terdapat pada tes ini (Hutagalung, 2012). Tes ini berisi 60 item pertanyaan, yang didalamnya terdapat 15 tema yang berbeda. Kelima belas tema tersebut adalah : 1. Sikap terhadap Ibu (14, 29, 44, 59) 2. Sikap terhadap Ayah (1, 16, 31, 46) 3. Sikap terhadap kehidupan keluarga (12, 27, 42, 57) 4. Sikap terhadap wanita (10, 25, 40, 55) 5. Sikap terhadap hubungan heteroseksual (11, 26, 41, 56)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
6. Sikap terhadap teman-teman dan kenakalan (8, 23, 38, 53) 7. Sikap terhadap pimpinan di sekolah/pekerjaan (6, 21, 36, 51) 8. Sikap terhadap bawahan (4, 19, 34, 48) 9. Sikap terhadap teman sekerja (13, 28, 43, 58) 10. Sikap terhadap ketakutan-ketakutan (7, 22, 37, 52) 11. Sikap terhadap rasa bersalah (15, 30, 45, 60) 12. Sikap terhadap kemampuan diri sendiri (2, 17, 32, 47) 13. Sikap terhadap masa lalu (9, 24, 39, 54) 14. Sikap terhadap masa depan (5, 20, 35, 50) 15. Sikap terhadap cita-cita (3, 18, 33, 49)
b. Tes Big Five Inventory Big Five adalah taksonomi kepribadian yang disusun berdasarkan pendekatan lexical, yaitu mengelompokkan kata-kata atau bahasa yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari, untuk menggambarkan ciri-ciri individu yang membeda-kannya dengan individu lain. Allport dan Odbert (dalam John, et al., 2008) mengumpulkan 18.000 istilah yang digunakan untuk membedakan perilaku seseorang. Dari 18.000 ciri sifat tersebut, Cattell mengelompokkannya kedalam 4.500 ciri sifat, kemudian melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
analisis faktor sehingga diperoleh 12 faktor kepribadian (Ramdhani, 2012). Karya Cattell tersebut merupakan pemicu bagi penelitipeneliti kepribadian lainnya. Dari sinilah diperoleh lima faktor yang sangat menonjol, yang kemudian diberi nama oleh Goldberg dengan Big Five (Goldberg, 1981; Tupes & Christal, 1992).
Kelima dimensi tersebut adalah (1) Extraversion, ditandai oleh adanya semangat dan keantusiasan. Individu ekstraver bersemangat di dalam membangun hubungan dengan orang lain. Mereka tidak pernah sungkan berkenalan dan secara aktif mencari teman baru. Keantusiasan mereka ini tercermin di dalam pancaran emosi positif. Mereka tegas dan asertif dalam bersikap. Bila tak setuju, mereka akan menyatakan tidak, sehingga mereka mampu menjadi pimpinan sebuah organiasi Dimensi kedua adalah Agreeableness, mempunyai ciri-ciri ketulusan dalam berbagi, kehalusan perasaan, fokus pada hal-hal positif pada orang lain. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka tampil sebagai individu yang baik hati, dapat kerjasama, dan dapat dipercaya. Dimensi
ketiga,Conscientiousness,
dengan
kata
lain
sungguh-sungguh dalam melakukan tugas, bertanggung jawab, dapat diandalkan, dan menyukai keteraturan dan kedisiplinan. Di dalam kehidupan sehari-hari mereka tampil sebagai seorang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
hadir tepat waktu, berprestasi, teliti, dan suka melakukan pekerjaan hingga tuntas. Dimensi
keempat,
Neuroticism
sebagai
lawan
dari
Emotional stability. Neuroticism sering disebut juga dengan ’sifat pencemas’ sedangkan emotional stability disebut dengan kestabilan emosi. Sifat neuroticism ini identik dengan kehadiran emosi negatif seperti rasa khawatir, tegang, dan takut. Seseorang yang dominan sifat pencemasnya mudah gugup dalam menghadapi masalahmasalah yang menurut orang kebanyakan hanya sepele. Mereka mudah menjadi marah bila berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai dengan yang diinginkannya. Secara umum, mereka kurang mempunyai toleransi terhadap kekecewaan dan konflik. Dimensi terakhir yang kelima adalah Openness atau openness to experience, untuk selanjutnya disebut secara bergantian dengan ’keterbukaan’. Dimensi ini erat kaitannya dengan keterbukaan wawasan dan orisinalitas ide. Mereka yang terbuka siap menerima berbagai stimulus yang ada dengan sudut pandang yang terbuka karena wawasan mereka tidak hanya luas namun juga mendalam. Mereka senang dengan berbagai informasi baru, suka belajar sesuatu yang baru, dan pandai menciptakan aktivitas yang di luar kebiasaan. Tes ini berisi 44 aitem-aitem pertanyaan. Cara pengisian alat tes ini adalah mengisi setiap pertanyaan dengan skala 1 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
menunjukkan “Sangat Tidak Setuju” hingga 5 yang menunjukkan “Sangat Setuju”, sesuai dengan karakteristik yang cocok menurut informan.
D. Informan Penelitian Informan penelitian adalah 1 (satu) wanita yang dikriteriakan menjadi bispak atau bisa dipakai. Kriteria responden adalah wanita yang sering berganti pasangan, akan tetapi tidak mau dibayar untuk berhubungan seks. Penelitian ini hanya melibatkan satu orang informan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan informan yang dipengaruhi oleh ketidak bersediaannya untuk diwawancara yang melihat bahwa menjadi bispak adalah aib untuk di umbar ke khalayak umum.
E. Analisis Data Marshall dan Rossman (dalam Poerwandari, 2005) menyampaikan bahwa data dari berbagai sumber berbeda dapat digunakan untuk mengelaborasi dan memperkaya hasil penelitian. Data dari sumber berbeda, dengan teknik pengumpulan yang berbeda akan menguatkan derajat manfaat studi pada setting yang berbeda. Sumber data penelitian ini terdiri dari 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara kepada informan. Data sekunder diperoleh dari tes psikologi yaitu tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) dan tes BFI (Big Five Inventory).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
1. Wawancara Data-data diperoleh dari penelitian diorganisasikan secara rapi, lengkap dan sistematis. Organisasi data yang sistematis memungkinkan penelitian
untuk
memperoleh
kualitas
data
yang
baik,
mendokumentasikan analisis yang dilakukan, menyimpan data dan analisis yang berkaitan dengan penyelesaian penelitian (Highlen dan Finley dalam Peorwandari, 1998). Data-data yang akan diorganisasikan dalam penelitian ini meliputi : a. Data-data mentah (kaset atau hasil wawancara dan hasil catatan lapangan) b. Data yang sudah diproses (transkip wawancara dan catatan refleksi penulisan) c. Data yang sudah ditandai/dibubuhi kode-kode spesifik d. Penjabaran kode-kode dan kategori-kategori secara luas
Setelah wawancara selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah Koding. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasikan data secara lengkap dan mendetil sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari (Poerwandari, 1998).
Teknik
koding
pada
penelitian
ini
digunakan
mengidentifikasi kondisi psikologis yang dialami informan.
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
2. Tes Psikologi
a. Tes SSCT (Saks Sentence Completion Test) Interpretasi tes SSCT dengan menggunakan norma yang telah distandarkan. Untuk mengetahui derajat permasalahan, digunakan penilaian kuantitatif : 2 :
sangat terganggu (membutuhkan pertolongan untuk mengolah konflik
1 :
agak terganggu (masih dapat menyelesaikan konflik tanpa bantuan pihak luar)
0 :
tidak ada tanda-tanda gangguan dalam dimensi sikap tersebut
x :
tidak diketahui atau kurang cukup bukti adanya gangguan dalam dimensi sikap tersebut
b. Tes BFI (Big Five Inventory) Skala ini mengukur lima faktor kepribadian antara lain ekstraversi (extraversion), keramahan (agreeableness), keuletan (conscentiousness), neurotisisme (neuroticism) dan keterbukaan (openess). Big Five Inventory merupakan tes yang terdiri dari empat puluh empat aitem. Kelima dimensi tersebut adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
1. Neuroticism (N) Neuroticism
menggambarkan
seseorang
yang
memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan.
Skor tinggi : Cemas, gugup, marah, depresi, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik
Skor rendah: Tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah, riang.
2. Extraversion (E) Extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominanpatuh
(dominance-submissiveness).
Faktor
ini
merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Kecenderungan untuk mengalami emosi yang positif dan “good mood”, serta merasakan hal baik tentang orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Skor tinggi : mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate, ramah, bersahabat
Skor rendah: Cenderung tidak menyukai interaksi sosial dan kurang mempunyai harapan/pandangan yang positif, tidak ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.
3. Openness (O) Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.
Skor tinggi : Memiliki nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif, broadmindedness, berani mengambil resiko, inovatif dalam membuat rencana dan mengambil keputusan. Skor rendah: Memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
juga
menggambarkan
pribadi
yang
mempunyai
pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan serta kurang berani mengambil resiko.
4. Agreeableness (A) Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain.
Skor tinggi : menyenangkan, lembut, dapat dipercaya, penurut, suka membantu, pemaaf, cenderung penuh kasih sayang, peduli kepada orang lain.
Skor rendah: sulit percaya pada orang lain, agresif, sinis, kasar, curiga, pendendam, manipulatif, tidak simpati, tidak kooperatif, dan sewaktu-waktu bermusuhan.
5. Conscientiousness (C) Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse
control,
menggambarkan
dan
will
perbedaan
to
achieve,
keteraturan
dan
yang self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius. Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya
trait
kepribadian
ini
menjadi
sangat
perfeksionis, kompulsif, workaholic, dan membosankan.
Skor tinggi : teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, hati-hati.
Skor rendah: kadang-kadang tampak kehilangan arah dan kedisiplinan, tanpa tujuan, tidak dapat diandalkan, malas, sembrono, lalai, mudah menyerah, hedonistic. F. Kredibilitas dan Dependabilitas Penelitian 1. Kredibilitas Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Menurut Poerwandari, agar dapat memotret kompleksitas tersebut penelitian harus menjamin bahwa subyek diidentifikasikan dan dideskripsikan dengan akurat. Deskripsi mendalam yang menjelaskan kemajemukan (kompleksitas) aspek-aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek menjadi salah satu ukuran kredibilitas penelitian kualitatif. Beberapa cara yang dilakukan untuk meminimalisir bias dan menjaga
kredibilitas
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
mengumpulkan data sebanyak mungkin dengan menggunakan wawancara dan dengan menggunakan tes psikologi, yaitu tes SSCT dan tes BFI. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dapat digunakan antara lain dengan mengunakan teknik triangulasi data yang mengacu pada pengambilan sumber-sumber data yang berbeda untuk menjelaskan suatu hal tertentu (Poerwandari, 2005). Moleong (2007) menyatakan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini, hasil dari wawancara dibuat triangulasi dan digabungkan dengan hasil triangulasi dari tes psikologi sehingga mendapatkan deskripsi dampak psikologis informan yang mendalam. Cara lain yang digunakan untuk menjaga kredibilitas data adalah dengan menggunakan jasa interater. Interater merupakan seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
yang dianggap berkompeten untuk menganalisa hasil tes psikologi sehingga dengan adanya pemeriksaan hasil analisa tes psikologi oleh interater diharapkan keabsahan data dari tes psikologi dapat terjaga. Interater tes SSCT dan BFI adalah Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko M.Psi. Stangle dan Sarantoks (dalam Poerwandari, 1998) menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, validitas dicapai tidak melalui manipulasi variabel, melainkan melalui orientasinya dan upayanya mendalami dunia empiris, dengan menggunakan metode paling cocok untuk pengambilan dan analisis data. Konsep yang dipakai antara lain validitas kumulatif, validitas komunikatif, validitas argumentatif dan validitas ekologis. Kredibilitas penelitian ini dicapai melalui : a. Eksplorasi kondisi informan b. Konfirmasi data dan analisisnya pada responden penelitian (validitas komunikatif). Hasil temuan setelah melakukan analisa juga dikomunikasikan oleh peneliti pada nara sumber. c. Data mentah dapat menjadi bukti pada hasil temuan dan kesimpulan (validitas argumentative). Hasil temuan dan kesimpulan
yang
didapat
dalam
penelitian
ini
dapat
dipertanggungjawabkan dan dibuktikan melalui data mentah, yaitu verbatim wawancara, tes SSCT dan tes BFI.
2. Dependabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Dalam penelitian kualitatif, realibilitas penelitian disebut juga dengan dependabilitas. Dalam penelitian ini, dependabilitas dicapai melalui koherensi dengan pengumpulan data memakai alat perekam. Alat perekam tersebut berupa handphone, yang digunakan untuk merekam data wawancara yang telah dilakukan. Sehingga, data yang dihasilkan mendapatkan uraian data yang baik. Selain itu, peneliti juga melakukan diskursus dengan dosen pembimbing. Dependability
memperhitungkan
perubahan-perubahan
yang
mungkin terjadi menyangkut fenomena yang diteliti. Peneliti menyadari kompleksitas konteks yang dihadapi dengan strategi dan desain penelitian yang luwes. Hal yang dapat dilakukan adalah mencatat secara terperinci terhadap fenomena yang diteliti, termasuk interaksi aspek-aspek yang terkait (Marshall & Rossman, dalam Poerwandari, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identitas Informan Nama
: Sm
Umur
: 24 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Padang, 24 Agutus 1992
Urutan Kelahiran
: 1 (pertama) dari 2 (dua) bersaudara
2. Latar Belakang Informan berumur 24 tahun dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara, dengan adiknya berjenis kelamin laki-laki. Informan berasal dari daerah Sumatera Utara. Informan pindah ke Yogyakarta semenjak SMA. Saat ini informan merupakan mahasiswi semester akhir di suatu Universitas swasta di Yogyakarta. Pada saat kuliah ini, informan mengaku belum pernah kembali lagi ke rumahnya di Sumatera Utara. Akan tetapi informan tetap berhubungan dengan kedua orang tuanya lewat telepon dan beberapa kali melakukan Video Call. Semenjak tahun 2015 hingga 2016 akhir, Sm menjadi SPG (Sales Promotion Girl) untuk suatu produk rokok di Yogyakarta. Selama hampir setahun pengabdiannya sebagai SPG, Sm kini diangkat menjadi bagian administrasi untuk kota Yogyakarta dan Magelang.
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Informan sebenarnya tidak ingin menjadi SPG pada awalnya. Sm menjadi SPG karena ada latar belakang ekonomi di belakangnya. Ayah informan jatuh sakit dan tidak bisa bekerja lagi. Sedangkan ibunya hanya bekerja sebagai pegawai serabutan. Informan memiliki keinginan untuk membiayai kehidupan kuliahnya dan pengobatan ayahnya dengan gajinya sebagai SPG. Sm sebenarnya memiliki latar belakang keluarga yang religius dan disiplin. Pada awalnya, Sm kucing-kucingan dengan orang tuanya karena takut ketahuan jika dirinya menjadi SPG. Informan takut orang tuanya mencap dirinya sebagai anak nakal dan menjadi seorang wanita yang menjual dirinya (PSK). Seiring berjalannya waktu, informan mulai terbuka dengan orang tuanya karena telah ketahuan oleh adiknya yang juga kuliah di universitas yang sama dengan Sm. Pada saat menjadi SPG, Sm sempat berhubungan dengan beberapa pria. Hubungan tersebut Sm jalani tanpa status, akan tetapi ada hubungan seksual si dalamnya. Dalam beberapa hubungan tersebut, informan mengaku
selalu
merasakan
kekecewaan
dan
sakit
hati
dalam
menjalankannya. Akan tetapi, informan menanggapinya dengan santai dan mencari pria lain untuk menggantikan pasangan-pasangan sebelumnya. Kehidupan percintaan Sm pernah sampai membuat Sm trauma untuk menjalin hubungan dengan pria. Pada saat itu, Sm bertemu seorang pria yang kasar pada dirinya. Sm mengaku pernah diancam untuk dibunuh dan
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
disakiti secara fisik oleh pria terssebut, seperti dicekik, dilempar rokok, dan perlakuan kasar lainnya.
3. Pengambilan Data Penelitian ini, menggunakan 3 (tiga) metode dalam pengambilan data. Ketiga metode tersebut adalah wawancara, sebagai data utama; sedangkan kedua metode yang lainnya adalah tes psikologis berupa tes SSCT dan tes BFI. Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan rappor terhadap informan. Rappor dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih seminggu sebelum penelitian dilakukan. Jangka waktu yang dekat tersebut dikarenakan peneliti sudah kenal dengan informan selama beberapa tahun yang lalu. Rappor dilakukan untuk menjaga kedekatan antara peneliti dan informan, agar terjadi keterbukaan dan rasa percaya informan terhadap peneliti. Wawancara pertama kali dilaksanakan oleh peneliti untuk menanyakan beberapa hal berkaitan dengan hubungan informan dengan pasangan-pasangannya, kriteria pria idaman informan, dan berkaitan dengan syarat-syarat apa saja yag harus dipenuhi agar bisa berhubungan seksual dengan informan. Wawancara kedua dilaksanakan untuk menanyakan hal-hal yang berfokus dengan apa arti seks bagi informan. Sebagai data pendukung dari wawancara yang diberikan oleh informan, peneliti memberikan 2 (dua) tes psikologi untuk informan. Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
tes psikologi tersebut adalah tes SSCT dan tes BFI. Tes SSCTdigunakan untuk mengungkap dinamika kepribadian, yang dapat menampakkan diri individu dalam hubungan interpersonal dan dalam interpretasi terhadap lingkungan. Sedangkan Tes BFI, digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri individu yang membedakannya dengan individu lain. Berikut jadwal pengumpuln data yang diakukan oleh peneliti : No
1
Waktu Pelaksanaan
Rabu, 10 Agustus 2016
Tempat
Keterangan
Kos
Tes SSCT dan Tes BFI
Informan 2
3
Jumat, 9 Desember 2016
Senin, 12 Desember 2016
Kos
Wawancara 1 pada
Informan
informan
Kos
Wawancara 2 pada
Informan
informan
Tabel 01. Jadwal pengumpulan data
Analisa data yang digunakan dalam tes wawancara yaitu menggunakan analisis isi dengan cara memberi koding pada kalimat yang menunjukkan indikasi topik masalah kemudian dibuat suatu kesimpulan. Dalam interpretasi tes psikologi, peneliti menggunakan 1 orang interater untuk mendapatkan keabsahan data. Kedua tes psikologi yang diberikan pada informan merupakan tes yang bersifat kuantitatif. Untuk tes SSCT, rating diberikan pada tiap-tiap kelima belas tema yang ada, lalu diberikan kesimpulan pada tiap temanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Sedangkan untuk tes BFI, skor diberikan pada tiap 44 soal pertanyaan, yang mengandung 5 dimensi BFI didalamnya. Informan diminta untuk menjawab 44 pertanyaan, dengan skala 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Lalu, jumlah tiap dimensi dijumlahkan dan diurutkan berdasarkan skor mana yang tinggi dan yang rendah. Hasil analisa data dari wawancara dan tes psikologi digabungkan untuk mendapatkan gambaran mengenai informan. Hasil tersebut di dinamikakan dengan latar belakang informan sehingga didapatkan suatu kesimpulan mengenai motivasi informan dalam melakukan hubungan seksual.
a. Tes Big Five Inventory Tes BFI berisi 44 soal pertanyaan. Setiap pertanyaan diisi dengan skor yang paling menggambarkan diri informan. Terdapat 5 dimensi didalamnya. Kelima dimensi tersebut adalah O (Openess to Experience),
C
(Conscientiousness),
E
(Extraversion),
A
(Agreeableness), dan N (Neuroticism). Berdasarkan data informan, pada dimensi A (Agreeableness), informan mendapatkan skor 34 poin. Kemudian, pada dimensi O (Openess to Experience), informan mendapatkan hasil sebesar 32 poin. Pada dimensi E (Extraversion), informan mendapatkan poin sebesar 31 poin. Selanjutnya, pada dimensi C (Conscientiousness), informan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
mendapatkan poin sebesar 30 poin. Sedangkan pada dimensi N (Neuroticism), informan mendapatkan skor 22 poin. Berdasarkan hasil data BFI, informan mendapatkan skor yang hampir sama antara dimensi O, A, C, dan E, yang termasuk dalam kategori tinggi. Sedangakan untuk dimensi N, subjek mendapatkan skor yang terdapat dalam kategori rendah. Dalam dimensi O (Openess to Experience), informan memiliki kecenderungan nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif, broadmindedness, berani mengambil resiko, dan inovatif dalam membuat rencana dan mengambil keputusan. Pada dimensi A (Agreebleness), informan cenderung memiliki sifat yang menyenangkan, lembut, dapat dipercaya, penurut, suka membantu, pemaaf, cenderung penuh kasih sayang, dan peduli kepada orang lain. Selanjutnya, pada dimensi C (Conscientiousness), informan cenderung teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, dan hati-hati. Pada dimensi E (Extraversion), informan cenderung mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate, ramah, dan bersahabat. Akan tetapi pada dimensi N, informan mendapatkan skor yang paling rendah diantara kelima dimensi tersebut, yaitu 22 poin. Hal ini menunjukkkan bahwa informan memiliki kecenderungan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
bersikap tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah, dan riang.
b. Tes SSCT Dalam SSCT, terdapat 15 tema didalamnya. Tema yang pertama adalah sikap terhadap ibu. Pada tema ini, informan mendapat rating 1, yang menunjukkan bahwa informan memiliki masalah terhadap ibunya, akan tetapi masih bisa menyelesaikan konfliknya. Informan melihat sosok ibunya sebagai sosok yang banyak menuntut dan sering berlawanan pada dirinya. Akan tetapi, informan melihat ada nilai positif di dalamnya. Tema yang selanjutnya adalah sikap terhadap ayah. Pada tema ini, informan mendapat rating 1. Informan memiliki masalah pada pandangannya terhadap ayahnya. Informan melihat sosok ayahnya sebagai sosok yang sangat menyayanginya, akan tetapi saat ayahnya jatuh sakit, informan merasa kehilangan sosok ayahnya tersebut. Tema berikutnya adalah sikap terhadap kehidupan keluarga. Informan memiliki rating 1. Informan memiliki masalah terhadap kehidupan keluarganya. Informan merasa diberikan tuntutan sebagai anak pertama. Informan juga merasa bahwa keluarganya tidak sebahagia saat dirinya masih anak-anak. Tema selanjutnya adalah sikap terhadap wanita. Informan mendapat rating 1, karena informan melihat sosok wanita sebagai sosok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
manja dan tidak mau berusaha. Informan memiliki pandangan negatif terhadap sosok wanita dan berusaha untuk menjadi sosok yang mandiri. Tema berikutnya adalah sikap terhadap ketakutan-ketakutan. Pada tema ini, informan mendapat rating 1. Informan tidak menyukai hal-hal bersifat tidak pasti dalam kehidupannya. Informan juga memiliki fobia pada serangga. Dalam mengatasi rasa takut, informan dapat melakukan hal-hal konyol. Selanjutnya, pada sikap pada rasa bersalah, informan mendapat rating sebesar 1. Informan merasa memiliki kesalahan pada masa lalunya, terkait dengan keterbukaan terhadap keluarganya. Informan merasa sangat bersalah saat dirinya memutuskan untuk merokok. Pada tema berikutnya, sikap terhadap hubungan heteroseksual, informan memiliki rating 0. Informan memiliki kehidupan seksual yang cenderung biasa-biasa saja. Akan tetapi, informan memiliki relasi seksual pada pria yang tidak memiliki status hubungan dengannya. Sikap terhadap teman-teman dan kenakalan, informan mendapatkan rating 0. Informan memiliki kriteria teman sejati adalah orang yang mendukung dirinya, humoris, dan dapat dipercaya. Pada sikap terhadap atasan, informan mendapatkan rating 0. Informan memiliki pandangan bahwa informan melihat atasannya sebagai keluarga sendiri. Informan memiliki harapan bahwa atasannya harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
Selanjutnya pada sikap terhadap bawahan, informan mendapatkan rating 0. Informan memperlakukan bawahannya sebagai teman atau partner yang bisa dipercaya dan diandalkan. Informan juga dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan disiplin. Pada tema lingkungan kerja, informan mendapatkan rating 0. Informan senang bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau kerja ekstra, dan pernah bekerja dengan informan sebelumnya. Tema selanjutnya adalah sikap terhadap kemampuan diri sendiri. Informan mendapatkan rating sebesar 0. Informan melihat suatu hal positif dibalik masalah-masalah yang dihadapinya. Informan juga dirasa tabah dalam melewati masalah. Pada sikap terhadap masa lalu, informan mendapat rating sebesar 0. Informan memiliki cita-cita yang belum tercapai saat ini dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama agar cita-citanya tercapai. Pada sikap terhadap masa depan, informan mendapat rating 0. Informan memiliki harapan untuk sukses dan mandiri di masa depan, setelah melakukan beberapa pengorbanan. Tema yang terakhir adalah sikap terhadap cita-cita. Informan mendapat rating 0. Informan akan merasa bahagia bila mimpinya tercapai. Informan berharap dapat membahagiakan keluarga dan mendapatkan seorang pasangan.
c. Analisis Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Berdasarkan tema-tema yang telah diketahui dalam analisis terhadap informan, terdapat 4 tema besar.
1. Sakit Hati Terhadap Pasangan Informan merasakan beberapa perasaan negatif yang membuat informan dapat berganti-ganti pasangan.
“Ke mental sebenernya. Jadi kaya apa yah.. misalnya gini misalnya dia ngajak “ayo yoo main ke kos aja, nginep!”. Gue males kan, kan awalnya kan iseng doang tu loh. Cuman karena ya iseng dan ga pengen serius tu loh yaudah, terus dia ngomong kaya “ahh dasar perek!” (no 616)
Informan merasakan sakit hati pada saat menjadi bispak. Informan merasa telah direndahkan oleh pasangannya tersebut.
“Ya itu, kaya dia pernah bilang “udah, disini aja sama aku!”, gue kan ga suka yang posesif, terus gue jawab “ga deh, aku pengen me time. Gue pengen nyantai sama tementemen gue.” Ga boleh tuh udah. Jadi tuh, ini kan ga ada status kan tapi ngatur banget, posesif tapi kasar. Maksudnya emang mungkin baik, cuman kasarnya itu sama emosian.” (no 521)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Selain perasaan sakit hati, informan juga merasakan kekecewaan terhadap pasangan-pasangannya.
“Ohh ga iklas sih. “kok enak aja lu udah gitu sama gue (berhubungan seksual), tapi kok gitu?”. Cuma lama-lama kan emosian, maki-maki gitu.”(no 408)
Informan juga pernah merasakan tidak ikhlas pada pasangannya. Hal ini dikarenakan informan tidak mendapatkan hal yang ia inginkan setelah si pria berhubungan seksual dengan informan.
“Trauma iya, tapi bukan gue udah males ketemu cowo yah. Males yang berhubungan sama cowo. Kaya yang ada hubungannya personal gitu.” (no 581)
Informan juga pernah merasakan trauma akan menjalin hubungan dengan pria karena telah merasa disakiti berulangulang.
“Biasa sih, cuman maksa. Gue ga tau sih itu itungannya hyper apa gimana. Jadi, pas gue dulu nih pulang kerja pas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
jamannya SPGan, pulang jam 2 pagi, capek dong. Nah, tu orang saking posesifnya, nungguin gue pulang kerja di kantor. Pulang tuh dipaksa tidur di kosnya dia.” (no 537)
Informan juga kerap kali merasakkan ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual dengan pasangan-pasangannya.
“Aku sebenernya masuk ke dunianya dia, dia kuajak keduniaku cuman ga masuk hehe. Ga terlalu nyambung tu loh, jadi obrolan sama candaannya tu ya cuman basa basi. Gak yang akrab gitu.” (no 834)
Informan juga beberapa kali sempat terlibat dalam sebuah hubungan yang membuat dirinya tidak nyaman dalam menjalani hubungan tersebut.
2. Harapan Terhadap Relasi Didalam kehidupannya, informan juga memiliki harapanharapan yang terkait dengan kehidupan berelasinya.
“Ya kan siapa sih yang ga pengen punya someone yang bisa diajak bareng-bareng.” (no 392)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Informan memiliki harapan atau impian agar informan mendapat seorang pasangan agar bisa diajak melakukan beberapa kegiatan bersama-sama.
“Yaa balik lagi, gue kan pernah ngalamin tuh sama pacar gue sama yang bukan pacar. Maksudnya ketika kamu ada komitmen, bakalan ada komunikasi mendalam, terus lebih kaya yang bisa terbuka, bisa kaya yang bisa mendalam garagara ada visi kedepannya, ga ngambang.” (no 235)
Informan juga mengharapkan bahwa ia mendapatkan seorang pacar dengan ada komitmen didalamnya dan mendapatkan kepastian.
“Cowo, tinggi tapi conditional karena fisik bisa ditoleransi, lebih ke ngertiin gue, nyaman, udah.” (no 283)
Informan memiliki tipe pria idaman menurutnya. Informan tidak melihat dari sisi fisik dari seorang pria. Akan tetapi, lebih kepada pria yang bisa mengerti dan membuat informan nyaman.
3. Kebutuhan Untuk Berelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Berikut adalah kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam hasil wawancara informan, yang mencerminkan motivasi yang informan miliki dalam menjadi bispak.
“Ya mungkin karena gue terlalu narik diri, bener-bener ga nggagas sama sekali, dan udah jadi kebutuhan tu loh, sepi. Jadi pas dideketin tu ya bales, nanggepin. Ya faktor kebutuhan jatohnya.” (no 755)
Informan melihat seks sebagai alat dari pemenuhan kebutuhan perasaan yang dimiliki informan.
“Kasih sayang hehehe. Cuy, gue butuh affection hehehe” (no 890)
Motivasi lain yang membuat informan menjadi seorang bispak adalah butuhnya perasaan untuk disayang oleh pasangan.
“gue masih bisa maintain kebutuhan seksual gue, karena gue ga umm fokusnya ga disitu. Lebih ke fulfill rasa nyaman itu sih.” (no 898)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Berdasarkan hasil wawancara yang telah diketahui, dalam berhubungan seksual, informan membutuhkan rasa nyaman terlebih dahulu dari pasangan. Lalu, setelah itu, informan akan menggunakan seks untuk menjaga rasa nyaman tersebut (no 885).
“Tapi jatohnya itu ke kebutuhan. Guenya juga butuh, si cowo juga butuh.” (no 173).
Informan juga menggunakan seks sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan seksual yang informan miliki.
4. Penerimaan Resiko “Kalo gue tau orang sih, banyak tau. Cuman, ga jadi patokan. Karena kan balik lagi, kan atas dasarku sendiri” (no 197)
Informan menerima resikonya sebagai seorang bispak. Informan menjadi bispak atas kemauannya sendiri, tanpa ada role model atau panutan dari lingkungannya.
“..ketika belum ada komitmen, cuma gue mau, berarti gue tahu tuh resiko ke depanya. Yaa udah deh. Yaa “ahh anjrit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
si kampret si kampret”. Cuma yaudah lah emang resikonya gue gitu. Ngerti lah resikonya gimana” (no 99)
Informan berani menerima resikonya dalam menjadi seorang bispak. Sebenarnya informan sudah mengerti apa resikonya, akan tetapi informan tetap menjalani pilihannya menjadi seorang bispak.
“Bukan lebih ke malu sih, lebih ke “ahh kalo ga ngerti diem aja!”. Gue kan cuek ya orangnya, ga malu sih. Yaa biarin sih urusan-urusan gue.” (no 142)”
Informan dapat menegenali lingkungannya. Informan juga dapat mengendalikan lingkungannya agar tidak terjadi masalah lebih lanjut. B. Pembahasan Motivasi secara gambaran umum dapat diartikan sebagai pendorong atau landasan seseorang dalam melakukan segala sesuatunya. Motivasi tidak dapat terlepas dari adanya kebutuhan, dorongan, motif, dan tekanan yang asalnya dari luar. Dalam menganalisis kebuthan-kebutuhan, penulis menggunakan teori 20 kebutuhan milik Murray dan teori ERG milik Alderfer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Pengalaman dan motivasi yang dialami oleh Sm ini, setidaknya menunjukkan beberapa hal mengenai relasi romantis kasual kontemporer. Pertama adalah soal kenyamanan. Sm berganti-ganti pasangan untuk mencapai rasa nyaman. Karena itu, bukan berarti komitmen tidak ada. Komitmen ada, akan tetapi bukan terhadap pasangan, melainkan terhadap rasa nyaman tersebut. Kedua, pencarian rasa nyaman ini yang kemudian menciptakan kondisi frustrasi-regresi sebagaimana pernah digagas oleh Alderfer (1969). Frustrasi muncul dalam ketidakmampuan Sm memperoleh rasa nyaman yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam keterhubungan dengan orang baru. Ketiga, kebutuhan akan seks muncul bukan sebagai tema utama dalam kebutuhan, melainkan menjadi kebutuhan dominan yang muncul setelah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman. Bila dilihat dari hasil yang telah ditemukan, informan memiliki 4 jenis kebutuhan yang muncul jika dihubungkan dengan perilakunya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks. Dalam teori yang telah disampaikan oleh Alderfer dalam teori ERG miliknya, Alderfer mengatakan bahwa saat manusia telah menyanggupi kebutuhan-kebuthan pada tingkat yang lebih rendah, maka individu akan memiliki hasrat untuk memnuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi. Teori ERG memang bersifat hierarkis, akan tetapi tidak sekaku yang disebutkan oleh Maslow.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Bila disilangkan, maka dapat dikatakan bahwa Sm memiliki kebutuhan-kebutuhan yang bersifat untuk menjalin relasi, dan memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya yang selalu menemui masalah. Hal ini sejalan dengan hasil tes BFI, yang menunjukkan bahwa Sm adalah individu dengan oerientasi sosial, yang memungkinkan banyaknya muncul kebutuhan-kebuthan yang bersifat “keluar” atau berhubungan dengan orang lain. Dalam
teori
ERG,
dikenal
dengan
frustasi-regresi,
yang
memungkinan individu untuk kembali ke kebutuhan yang levelnya lebih rendah saat ia tidak dapat memenuhi hasrat yang dimilikinya. Hal ini memungkinkan seseorang membuat pola dalam perilakunya. Bila dilihat dari keempat kebutuhan yang dimiliki informan, maka terdapat pola yang terbentuk saat informan membentuk sebuah relasi. Seperti yang telah Alderfer katakan, existence
merupakan
kebutuhan mendasar manusia. Informan dalam hasil wawancara mengatakan bahwa ia sudah tidak bermasalah soal keuangan. Apa yang ia sampaikan menunjukkan bahwa hal-hal mendasar yang bersifat material telah ia penuhi. Dalam memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut, informan mengaku menjadi SPG di sebuah perusahaan rokok. Alasannya tersebut juga menjadi dasar informan dalam menjalin relasi dengan pria. Informan merasa tidak ada masalah dalam hal ekonomi saat mejalin relasi dengan seorang pria. Ia menekankan bahwa kenyamanan dan rasa senang bersama seorang pria lebih menjadi konsennya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Alderfer (1969) mengatakan bahwa kebutuhan akan relatedness akan muncul setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi. Setelah mencapai kepuasan dalam kebutuhan dasarnya, informan mulai mencari kepuasan dalam berelasi dengan seseorang. Informan dalam kebutuhannya berelasi merupakan sebuah sebab-akibat. Hal ini terlihat dari hasil SSCT yang mencerminkan bahwa informan merasa kehilangan sosok ayah yang membuatnya nyaman. Informan mengaku bahwa saat informan pindah ke Yogyakarta, ia tidak pernah bertemu dengan ayahnya, selain lewat komunikasi handphone. Kebutuhan-kebutuhan untuk merasa nyaman dan aman merupakan bentuk dari hal tersebut. Informan mulai memasuki proses seleksi dalam pemilihan pasangan. Informan mencari sosok pria yang dapat memberikan kepuasan dalam dahaga akan sosok ayahnya yang hilang tersebut. Ia merasa bahwa dengan mendapatkan kenyamanan, maka ia akan merasa hubungan menjadi berharga. Melihat pola pemilihan yang dilakukan informan, maka dapat terlihat bahwa kedua kebutuhan telah terpenuhi. Setelah kebutuhankebutuhan akan relatedness tersebut terpenuhi, maka jika berdasarkan Alderfer, informan akan beranjak ke kebutuhan G (growth), yang berhubungan dengan bertumbuh-kembang secara kreatif dan produktif. Kebutuhan akan tumbuh-kembang tersebut muncul saat individu dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul. Dalam bagian ini, Sm gagal memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam teori fight or flight yang dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
oleh Cannon (1929), saat seseorang dihadapkan pada suatu masalah (stressor), maka terdapat dua kemungkinan perilaku yang muncul, yaitu fight, melawan; atau flight, kabur dari masalah. Dalam cerita ynag dipaparkan oleh subjek, subjek memiliki harapan untuk memiliki relasi dengan komitmen didalamnya. Akan tetapi, hal tersebut selalu membentur masalah dalam pemenuhannya. Saat menemui masalah tersebut, informan lebih memilih untuk kabur dari masalah tersebut dan mencoba peruntungannya dengan relasi baru lainnya. Hal ini ditunjukkan dari bergantinya pasangan yang dimiliki informan, sebanyak enam relasi berbeda yang telah ia alami dalam kurun waktu satu tahun. Pola tersebut memiliki bentuk yang sama pada tiap hubungan yang informan jalani. Pada relasinya pada pria no. 1, kebutuhan akan materi telah terpenuhi, lalu lanjut dengan kebutuhan untuk relasi yang dipuaskan juga dengan adanya sosok pria yang menemani dan berada disampingnya, yang membuatnya merasa aman dan nyaman. Akan tetapi, pada hubungannya tersebut, Sm menemukan masalah. Pasangan pertamanya tersebut menunjukkan perilaku kasar secara verbal yang akhirnya membuat Sm memilih untuk meninggalkan pria tersebut. Cerita pertama ini menunjukkan bahwa Sm telah baerhasil memenuhi kebutuhan E dan R, akan tetapi gagal dalam memenuhi kebutuhan G. Dari cerita tersebut, terjadi frustasi-regresi, yang membuat Sm kembali mencari kepuasan yang lebih dalam hal relasi. Sm dalam ceritanya tentang hubungannya yang kedua, Sm mengaku bahwa ia mencari sosok pria yang tidak kasar terhadap dirinya. Ia mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
perlakuan kasar dari pria kedua yang menjalani hubungan dengannya. Pencarian sosok lain ini sejalan dengan teori yang dikatakan Alderfer. Alderfer (1969), mengatakan bahwa saat kebutuhan untuk berkembang tidak terpuaskan, maka kebutuhan akan relasi yang sebelumnya telah terpenuhi akan bertambah. Sm mencari pria untuk mengisi kekosongan dalam kebutuhan akan berelasi tersebut. Dalam pencariannya tersebut, Sm pun menjalani hubungan dengan pria yang kedua yang seturut dengan kebutuhannya tersebut. Dalam relasinya kedua tersebut, Sm mendapatkan masalah lagi dalam pemenuhan untuk tumbuh-kembangnya. Sm merasa bahwa pria yang kedua tersebut bukan sosok pria yang ideal menurutnya, karena dirasa kurang tegas dan Sm pun tidak mendapat kepuasan secara seksual. Frustasi-regresi pun kembali terjadi. Sm meninggalkan pria kedua itu, dengan rasa ketidakpuasan dalam kebutuhannya untuk bertumbuh-kembang. Telah diketahui bahwa saat kebutuhan untuk berkembang tidak terpuaskan, maka kebutuhan akan relasi yang sebelumnya telah terpenuhi akan bertambah. Sm akhirnya menjalani relasi dengan pria ketiga yang menurutnya sosok tersebut adalah sosok yang paling ideal menurutnya. Sm mengaku mendapat kenyamanan yang dapat mengisi kebutuhan untuk berelasi yang semakin bertambah. Ia juga memandang bahwa sikapnya yang manutan punya pengaruh dengan rasa nyaman yang ia peroleh. Karena manutan, ia mengalami perlakuan kasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Sm memang mengaku mendapatkan “titik cerah” pada pria ketiga tersebut, akan tetapi, hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk timbulnya masalah. Sm merasa tidak diperhatikan oleh sosok pria yang ketiga ini. Sm merasa bahwa pria yang ketiga tersebut terlalu cuek. Peristiwa ini membuat Sm kembali mengalami frustasi-regresi, yang membuat kebutuhan akan berelasinya kembali dalam keadaan tidak stabil dan harus dipuaskan. Sm mengambil langkah untuk meninggalkan pria ketiga dan mencari pria berikutnya untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Perilaku flight kembali dilakukan oleh Sm saat mendapat masalah, yang akhirnya menjalin relasi dengan pria keempat, dengan alasan haus akan rasa kasih sayang dan perhatian yang harus dipenuhi. Setelah kepuasan tersebut terpenuhi, Sm menemukan masalah saat Sm mengalami kekerasan fisik yang membuatnya rehat dan rasa trauma dalam membentuk relasi romantis dengan pria. Hubungan terakhirnya dengan pria keempat meninggalkan kebutuhan akan pria yang bisa membuatnya memenuhi gairahnya dalam bertumbuh-kembang dirinya. Hal tersebut juga otomatis membuat diri Sm memiliki kebutuhan akan berelasi yang harus dipuaskan kembali. Sebelum kembali kedalam pencariannya untuk pemuas kebutuhanya tersebut, Sm mendapat kesimpulan bahwa Sm terlalu menerima keadaan dan tidak berusaha melawan masalah yang terjadi, akan tetapi lebih memilih mencari sosok-sosok lain untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Bracha (2004), yang mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
saat individu dihadapkan dengan situasi fight or flight, dan stressor terus menumpuk, maka dapat terjadi trauma terhadap suatu kejadian. Seiring berjalannya trauma tersebut, maka semakin kuat juga kebutuhan yang muncul pada diri Sm. Dalam teori milik Murray, Murray mengatakan bahwa dalam motivasi terlibat sisi ekstrinsik. Sisi ekstrinsik tersebut merupakan tekanan dari luar diri individu yang dapat merubah perilaku seseorang. Tekanan dari luar tersebut ikut ambil bagian dalam perilaku yang dimunculkan Sm. Selain itu, Sm yang telah diketahui membutuhkan sosok pria yang dapat menggantikan sosok ayahnya dalam kehidupannya. Maka, setelah rehat dan berusaha membenahi pikirannya, Sm akhirnya membuka dirinya terhadap pria untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lama tidak terpenuhi. Sm memiliki niatan untuk mengisi kebutuhan berelasi yang telah ditinggalkannya kosong setelah sekian lama. Kebutuhan tersebut terpenuhi dengan hadirnya sosok pria kelima. Bila sebelumnya, Sm mencari sosok pria dengan niatan menjalin relasi dengan komitmen untuk kelanjutannya, pada pria yang kelima ini Sm murni hanya untuk memenuhi kebutuhankebutuhan yang telah mengering dan mendorong dirinya untuk mengisinya kembali. Dalam prosesnya tersebut, Sm terbentur dengan masalah lagi. Frustasi-regresi pun kembali terjadi. Dari masalahnya dengan pria kelima tersebut, Sm akhirnya memutuskan kembali menjalin relasi dengan pria ketiga yang disebut sebagai “titik cerah”. Proses regresi yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Sm dengan menjalin relasi dengan pria ketiga tersebut menunjukkan bahwa relasi romantis yang selama ia lakukan adalah bentuk dari pemenuhan rasa nyaman yang dapat ia penuhi secara maksimal dengan pria ketiga tersebut. Dalam proses menjalani relasi romantis yang dijalani oleh Sm, dapat terlihat bahwa Sm mencari sosok yang sempurna sebagai pemenuhannya sebagai wanita. Dengan berbagai kebutuhan-kebutuhan yang dimilikinya, Sm menggunakan relasi romantis didalamnya untuk proses seleksi dan memungkinkan dirinya untuk mendapat kepuasan seksual. Sedari awal sudah dijelaskan bahwa kebutuhan akan eksistensi milik Sm tidak ada masalah sama sekali. Permasalahan selalu muncul saat Sm ingin memuaskan dahaga akan berkembang. Sm selalu memilih untuk mencari sosok lain saat terdapat masalah pada relasi romantis yang ia jalani. Dari cerita Sm, terdapat hal yang menarik bila melihat label “bispak” tersebut. Bispak merupakan akronim dari “bisa dipakai”. Imbuhan “di-“ menunjukkan bahwa sosok tersebut adalah sosok yang pasif, atau sebagai korban. Akan tetapi, dalam cerita milik Sm, dapat terlihat bahwa Sm bukanlah sosok pasif yang menunggu datangnya seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Ceritanya tersebut menunjukkan ada aktivitas yang menunjukkan Sm mencari dan mencoba untuk memenuhi kebutuhankebutuhan miliknya. Sm bahkan berontak pada saat ada masalah dalam relasinya, walaupun hal tersebut ditunjukkan dengan caranya meninggalkan relasi tersebut dan memulainya lagi dengan proses seleksi. Dengan demikian, logika penyebutan “bispak” tersebut terlalu memaksakan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Sm sebagai representasi perempuan. Apalagi Sm dalam kasus ini justru menjadi pihak yang seakan-akan “ambil untung” dengan hubungannya. Lewat berganti-ganti pasangan, ia memperoleh apa yang dikehendakinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Dalam hasil wawancara Sm, diketahui bahwa terdapat empat kebutuhan utama dalam dirinya. Keempat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, kebutuhan untuk merasa aman, dan kebutuhan seks. Dari gabungan keempat motivasi dan perilaku tersebut , terlihat bahwa Sm menjalani relasi romantis dengan bentuk kasual kontemporer. Di dalam relasi romantisnya, Sm lebih menekankan pada pemenuhan rasa nyaman. Sm berganti-ganti pasangan untuk mencapai rasa nyaman. Hal itu menunjukkan bahwa Sm memiliki komitmen, akan tetapi bukan terhadap pasangan, melainkan terhadap rasa nyaman tersebut. Selain itu, dalam pencarian rasa nyaman tersebut, tercipta kondisi frustrasi-regresi yang muncul saat Sm tidak mampu untuk memperoleh rasa nyaman, yang kemudian diwujudkan dalam regresi ke dalam relasinya yang baru. Munculnya kebutuhan akan seks pada Sm bukanlah kebutuhan utama dalam perilakunya. Sm memang memiliki kebutuhan akan seks, akan tetapi kebutuhan tersebut muncul dan menjadi dominan setelah kebutuhan untuk merasa nyaman, kebutuhan berafiliasi, dan kebutuhan untuk merasa aman dirasa telah terpenuhi.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
B. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa peneltian ini memiliki keterbatasan. Keterbatsan dalam penelitian ini adalah hanya terdapat 1 informan yang terlibat dalam penelitian ini. Jumlah informan ini menyebabkan tidak ada data pembanding yang bisa digunakan untuk melihat pengalaman dengan kriteria informan yang serupa.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, informan menjadi bispak karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh informan. Oleh karena itu, peneliti dapat memberi saran sebagi berikut :
1) Masyarakat Seorang menjadi bispak hanya karena dilabeli “bispak”. Julukan ini sebenarnya tidak diinginkan oleh ia yang disebut bispak sebab mengandung nada menghina. Karenanya, akan lebih membangun apabila masyarakat lebih terbuka dan tidak menkotakkan bispak sebagai wanita nakal yang bisa seenaknya bisa diajak berhubungan seksual. Setiap perilaku merupakan sebab-akibat dari sesuatu yang belum tentu kita tahu mengapa hal tersebut terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
2) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan seperti yang diungkap oleh peneliti dalam sub bab keterbatasan penelitian. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk menggunakan lebih dari 2 informan agar data yang ditemukan dapat lebih beragam. Selain itu, melihat bagaiman sejarah kemunculan istilah “bispak” ini akan memperkuat konteks budaya di mana istilah ini muncul. Dengan mengetahui konteks budayanya, maka bagaimana dan mengapa suatu fenomena bisa muncul akan mungkin lebih bisa dijelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
DAFTAR PUSTAKA
Alderfer, P. . (1969). An Empirical Test of a New Theory of Human Needs. Organizational Behavior and Human Performance, 4, 142-175 Azwar, Saifuddin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saiffudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bartholomew, D.,&Horowitz, L.M. (1991). Attachment Styles Among Young Adults: A test of a four-category model. Journal of Personalityand Social Psychology, 61, 226-244. Basson, R. (2000). The Female Sexual Response: A different model. Journal of Sexand Marital Therapy, 26, 51–65. Bell, R.L. 1996 Marriage and family interaction The Dorsey Press Illinois. Berscheid, E., & Walster, E. (1974). A little bit about love. In T. Huston (Ed.), Foundations of interpersonal attraction (pp. 355-381). New York: Academic Press. Buss, D. M., & Shackelford, T. K. (1997). From vigilance to violence: Mate retention tactics in married couples. Journal of Personality and Social Psychology, 72, 346–361. Buss, D. M. (2003). The evolution of desire: Strategies of human mating (rev. ed.). New York: Basic Book. Buss, D. M. (2005). The murderer next door: Why the mind is designed to kill. New York: Penguin. Carroll, J. L., Volk, K. D., & Hyde, J. S. (1985). Differences between males and females in motives for engaging in sexual intercourse. Archives of Sexual Behavior, 14, 131–139.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Chaplin, J.P. (Penterjemah : Dr. Kartini Kartono). 2002. Kamus Lengkap Psikologi. Raja Grafindo Persada : Jakarta Davis, D. et al. (2004). Attachment Style and Subjective Motivations for Sex. Society for Personality and Social Psychology, Inc. Vol. 30 No. 8, 10761090. Djaali, H. (2000). Psikologi pendidikan. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta Djamarah. (2002). Teori Motivasi, edisi 2 (ed-2), Jakarta : PT. Bumi Aksara Downs, C.W, dkk. (1980). Professional Interviewing. New York: Harper & Row Publisher. Edelstein, R. S.,&Shaver, P. R. (2004). Avoidant attachment: Explorationn of an oxymoron. In D. Mashek & A. Aron (Eds.), Handbook ofcloseness and intimacy (pp. 397-412). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. Feeney, B. C.,&Collins, N. L. (2001). Predictors of caregiving in adult intimate relationships: An attachment theoretical perspective. Journal of Personality and Social Psychology, 80, 972-994. Flett, G. (2008). Personality Theory and Research- An InternationalPerspective. Feist, J. And Feist, G. (2009). Theories of Personality. Seventh Ed. Boston: Mc.Graw Hill. Fraley, R. C., & Shaver, P. R. (2000). Adult romantic attachment: Theoretical developments, emerging controversies, and unanswered questions. Review of General Psychology, 4, 132-154. Franken, R. (2002). Human Motivation. United State America: Wadsworth, Thomson Learning. Gatyo, D.P. (2013). Dinamika Kebutuhan Dan Kecemasan Penderita Latah. Skripsi Strata 1. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Goldberg, L.T. (1981). Language and indi-vidual differences: The search for universal in personality lexicons. In L. Wheeler (ed.). Review of Personality and Social Psychology, 2, 141-165. Beverly hills, CA.: Sage Pub. Graham, S & Weiner, B. (1996). Theories And Principles Of Motivation. National Science Foundation No. DBS-9211982 Greiling, H., & Buss, D. M. (2000). Women’s sexual strategies: The hidden dimension of extra-pair mating. Personality and Individual Differences, 28, 929–963. Gunarsa, S.D. (1985)Dasar dan teori perkembangan anak. BPK Gunung Mulia Jakarta. Handoko, Martin. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah laku (cetakan pertama). Yogyakarta: Kanisius. Hazan, C., &Shaver, P. R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511-524. Hutagalung, R. A. S., (2012). Pusat Bahan Ajar dan Elearning : Psikodiagnostik I. http://www.mercubuana.ac.id. Diakses pada 23 Juni 2016. Hurlock, Elizabeth B. 1998. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed. 5). Jakarta : Penerbit Erlangga John, O. P., Donahue, E. M., & Kentle, R. (1991). The Big Five Inventory. Technical report, University of California, Berkeley. John, O. P., Naumann, L. P., & Soto, C. J. (2008). Paradigm shift to the integra-tive Big Five trait taxonomy: History, measurement, and conceptual issues. In O. P. John, R. W. Robins, & L. A. Pervin (Eds.), Handbook of personality: Theory and research (pp. 114-158). New York, NY: Guilford Press. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 4 Maret 2016, dari kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/motif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. Diakses pada 5 Mei 2017, dari kbbi.web.id: http://kbbi.web.id/motivasi Lehmiller, J. J. (2014). The Psychology of Human Sexuality. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd Maslow, A. H. (1962). A theory of human motivation. Psychological review Matsumoto, D. & Juang, L. (2008). Cultural & Psychology. Belmont: Wadsworth Cenage Learning. McCrae, R. R., & Costa. P. T. Jr. (1999). A five-factor theory of personality. In L. A. Pervin, & O. P. John (Eds.),Handbook of personality: Theory and research. New York: Guilford Press. Mikulincer, M.,&Shaver, P. R. (2003). The attachment behavioral systemin adulthood: Activation, psychodynamics, and interpersonal processes. In M. P. Zanna (Ed.), Advances in experimental social psychology (Vol. 35, pp. 53-152). San Diego, CA: Academic Press. Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Rosdakarya Poerwandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta :Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Poerwandari, K.(2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Jakarta: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Ramdhani, N. (2012). Adaptasi Bahasa dan Budaya Inventori Big Five. Jurnal Psikologi, Vol. 39, no 2, Desmber 2012: 189-207. Santrock, J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Schachner, D. A., &Shaver, P. R. (2002). Attachment style and human mate poaching. New Review of Social Psychology, 1, 122-129. Schultz, D.P. (2009). Theories of Personality 9th edition. Sydney: Wardsworth, Engage Learning. Sprecher, S. & McKinney, K. (1993). Sage Series On Close Relationships. International Educational and Professional Publisher. London. Yin, Robert K. (2008), Studi Kasus : Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1 Verbatim Informan
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 No.
Judul Tema
Verbatim
Komentar
1
Seks sebagai
2
kebutuhan
nih, pas SPGan, ada orag yang bispak bukan karena
3
pemenuhan perasaan
nawar kamu berapa juta buat masalah ekonomi, “main”, kenapa ga kamu terima? akan tetapi hal yang
4 5 6 7
Kan dulu kamu pernah cerita gini Subjek menjadi
Ga mau
Alesannya?
Kalo gue nih, kaya gitu tuh, bukan
berkaitan dengan perasaan dan kebutuhan
maksudnya bukan need of money gitu
8
yah. Terus juga banyak yang ngeliat
9
temen-temen yang lain tuh kalo udah
10
sekali kaya gitu tu nyemplung pasti
11
udah. Duit gampang kan ibaratnya itu.
12
Cuma balik lagi ke gue, nyari duit
13
bener, Cuma buat gue hal kaya gitu
14
tuh bukan buat dijual. Bukan atas
15
dasar uang.
16
Berarti atas dasar?
17
Yaa macem-macem
Kalo menurutmu atas dasar apa?
Feeling, kebutuhan
Kebutuhan tuh, mkasudnya butuh Subjek dapat
18 19 20
dari 2 orang, si cowok butuh melakukan hubungan
21
kamunya ga butuh, atau kamunya seksual pada butuh si cowonya ga butuh? seseorang yang dirasa
22 23 24
Cowok mah butuh terus coy
Terus, pernah ga kamu yang minta duluan?
25 26 27
Ga
Ga pernah? Kenapa?
Ga pernah kepikiran “ahh gue pengen
28
jatah”
29 30
Pemenuhan
31
kebutuhan seksual
Kan tadi kamu bilang kebutuhan?
Ya kebutuhan. Ya kalo dihadapin di situasi kaya gitu baru “oh iya ding,
32
udah lama ga gitu”. Gitu loh.
33
Oke, berarti, yang kamu cari dari
34
cowo tadi tu apa? Kebutuhan, sama
35
feeling. Kebutuhan tuh maksudnya
36
Kebutuhan untuk
37
merasa disayang oleh
38
pasangan
39 40
kebutuhan apa aja?
Ya kaya lu ngerasa disayang, gitugitu loh
Gitu-gitunya apa maksudnya?
nyaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 41
Kenyamanan sebagai
42
syarat utama
Kaya lu ngerasa apa yah, kadang kan kerasa tuh orang cuma pengen main-
43
main doang apa gimana gitu loh.
44
Sayangkah? Gitu loh. Sama yang kebutuhan apa si tadi. Ya kebutuhan
45
kaya ketika udah, maksudnya kaya
46
aku kan emang ga pernah “ahh aku
47
pengen, ngebet banget.” Ga, ga
48
pernah. Karena kan emang ga pernah
49
kepikiran kesana, focus orientedku ga
50
kesana. “yaa boleh deh sekali-kali”
51
gitu. Dengan catatan, gue baru sekali
52
kenal nih, “udah ayo”, ya ga mau lah.
53
Gue kenal dia apa deket dulu kek apa gimana, apa mungkin ngerti orangnya gimana
54
Kenyamanan sebagai
55
syarat utama
Minimal berpaa lama? Maksudnya merasakan arti deket disini itu gimana sih?
56 57 58 59
62
berhubungan badan.
Berarti, umm kalo total deh total,
berapa?
Bentar, lima
Dari kelima itu, kesamaan si cowo
63
apa sih? Kenapa mau? Itungannya
64
kenapa kamu mau “dipake”?
65
Kesamaan gue ke cowonya apa?
66
Yaa lunya apa gitu? Maksudnya
67
syarat apa sih yang ada di keliama
68
cowo itu?
69
Yaa ngerasa ada nyaman, ada feeling
70
gitu loh pokoknya. Bukan yang kaya
71
“ahh dugem, bungkus, pulang.” Ga
72 73 74
kenyamanan terlebih
Entah nyaman, entah ada perasaan dahulu agar bisa gitu loh
cowo yang udah tidur sama kamu
60 61
Deketnya tuh maksudnya gimana? Subjek harus
mau kalo aku loh ya. Ya balik lagi ke prisip, soalnya, nek buat aku nih, hal kaya gitu bukan yang kaya “ahh yaudah deh, have fun.”, udah selesai.
75
Ga yang as easy as that, ga yang “ahh
76
udahlah baru kenal, bodo amat.” Kan
77
banyak yang kaya gitu, aku ga mau ah
78
kaya gitu. Ngapain. Gila juga, baru
79
kenal, pulang, bungkus, yaa kalo sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
80
Berarti masih ada syarat-syarat ke
81
feelingnya itu ya? Berarti harus
82
deket dulu ya?
83
Iya kalo gue lebih ke nyaman kah, yaa orang
84
nyaman
otomatis
ada
feelingnya gitu, ga mungkin ga. Kalo
85
ga nyaman ga mungkin
86
87
Berarti masih ada kemungkinan, kalo misalnya, kamu nyaman sama
88
si cowo nih, tapi kamu ga ada
89
hubungan nih, pacaran gitu. Tapi
90
bisa berhubungan?
91
Ya tergantung.
Terus, anggep nih kamu seneng Subjek merasakan
92 93
Rasa sakit hati saat
94
menjadi bispak
sama si cowo, terus si cowo juga sakit hati sebagai itungannya make kamu. Cuman resiko dalam menjadi kamu ga dijadiin pacar, Cuma seorang bispak.
95 96
dijadiin temen atau dijadiin apa
97
gitu. Perasaan kamu apa sih
98 99
Menerima resiko
sebenernya?
100
Gerus
coy,
tapi
ya
resiko.
Maksudnya, ya ketika belum ada
101
komitmen, cuma gue mau, berarti gue
102
tahu tuh resiko ke depanya. Yaa udah
103
deh. Yaa “ahh anjrit, kampret si
104
kampret”. Cuma yaudah lah emang
105
resikonya
106
resikonya gimana
107
109 110
Ngerti
lah
Contohnya, resikonya lebih ke sakit
Iya berarti jatohnya
Tapi, itu itungannya kamu udah nganalisis dulu atau sebelumnya
111
113
gitu.
hati ya sebenernya?
108
112
gue
kamu ga bakaln tahu nih bakalan
Menerima resiko
kaya gini?
Ya kaya resiko aja. Kaya lu jalan lu
114
tau positifnya apa, negatifnya apa.
115
Kira-kira kalo gue kaya gini berarti
116
gini, okee jalan. Kalo ga, yaudah gitu.
117
Jadi kira-kira nih kan, bisa apa yah,
118
prediksi orang gitu loh
119 120
Nah, maksudku kamu udah pernah memprediksi itu belum sih?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
121
Ya bayangnku dia kaya lu “ni orang
122
bisa ga ya?” coba dulu aja deh. Kira-
123
kira bayangin kurang lebih kaya gini, Cuma ga tau juga. Kan ga ada yang tau
124
Harapan subjek
Sebenernya kamu punya harapan Harapan awal subjek
125
ga
126
sebenernya gitu, “ahh kenapa si, pasangannya. kok Cuma gini doang, ga jadi
127
Harapan
misalnya, terhadap
pacar?” gitu
128
129 130
sih?
Kalo awalnya ada. Cuma misalnya nih, apa yah, kaya lagi jalan, tapi kaya
Menerima resiko
ahh ga deh. Yaudah selesai. Ya balik
131
lagi ke resikonya. Kalo orang berani
132
ngambil resiko kan, berarti ada
134
tujuannya.
135
tujuannya ga nyampe yaudah gitu.
136
Emang resiko gue.
137
Awal menjadi bispak
Cuma
ketika
139 140
menerima resiko saat akan menjalani hubungan dengan
jalan pasangan.
Kamu jadi gini semenjak kapan Awal saat subjek sih?
138
Subjek berani
menjadi seorang
Hahaha semenjak sama si orang bispak. ketiga lah. Kalo dulu gue bener, statusnya pacar, abis itu udah, ga
141
pacar, ga pacar, ga pacar. Hahaha
142
Tanggapan subjek
143
terhadap lingkungan
orang yang tahu kalo kamu itu bisa terhadap pandangan
144
terkait bispak
dipakai?
145
146
Kamu malu ga sih, anggep kalo ada Subjek tidak peduli
lingkungan pada
Bukan lebih ke malu sih, lebih ke dirinya. “ahh kalo ga ngerti diem aja!”. Gue kan cuek ya orangnya, ga malu sih.
147
Yaa biarin sih urusan-urusan gue.
148
Maksudnya kalo lo ngerti dasarnya
149
apa,
150
yaa
gak
apa-apa.
Kecuali
dasarnya uang, aib lah itu berarti,
151
“yaa ampun, demi duit doang, kaya
152
gitu lo?”
153
Tadi kan, kamu bilang, syaratnya Subjek tidak
154
itu nyaman sama ada need. Level mementingkan
155
nyamannya kamu seperti apa sih? masalah uang, akan Apakah, misalnya nih, si cowo tetapi harus
156 157 158 159 160
harus bayarin terus atau kamu bayarin terus, itu masuk level nyaman, yang penting si cowo itu selalu ada? Yaa bayarin makan, main.
mendapatkan kenyamanan terlebih dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 161
Kenyamanan sebagai
162
syarat utama
Kalo gue sih ga pernah masalahin duit. Selama gue masih ada sih ga
163
apa-apa. Gak perhitungan lah. Kalo
164
buat gue happy dan worth it yaa gak apa-apa, bukan masalah duit. Asal
165
bisa nyaman apa nyambung gitu.
166
167
Nah kan tadi cerita 3 orang terakhir itu gak pacaran, cuman
168
bisa dipake kan? Nahh kok bisa
169
Seks sebagai
170
kebutuhan
171
pemenuhan perasaan
sampai dipake?
Kenapa yaa? Hahaha. Yaa mungkin cowonya juga butuh, ya namanya
172
orang udah pernah kaya begitu kan!
173
Maksudnya walaupun, ada orang
174
yang kudu rutin kah, ada yang
175
orientasinya ga kesana. Tapi jatohnya
176
itu ke kebutuhan. Guenya juga butuh,
177
Kenyamanan sebagai
178
syarat utama
si cowo juga butuh. Gue juga bingung ihh. Kok bisa yaa? Kalo gue nih, atas dasar butuh, kalo urusan duit mah
179
udah sugih gue! Yaa balik-balik lagi,
180 181
feeling lo gimana, terus need. Yaudah
Menerima resiko
gitu loh, mau urusan kedepannya gimana ya resiko.
182
Rasa sakit hati saat
183
menjadi bispak
Hamilkah? Atau apa penyakit sakit hati sebagai kelamin?
resiko menjadi
Kalo penyakit kelamin sih gak ada.
bispak.
Sakit ati?
Iyee!! Heeh bener!
Ini mulainya kapan sih ini?
Hahahaha 1 tahun yang lalu lah, gue banyak teman yang
184 185 186 187 188 189
Awal menjadi bispak
lupa. Yaa setahun setengah lah ya
190 191
192
Subjek memiliki
menjadi bispak juga,
Ada role modelnya gak sih, kenapa akan tetapi tidak kamu bisa jadi kaya gini? menjadikannya Misalanya kamu mungkin lihat
193
sebagai role model.
temenmu. Misal si ini nih, gampang
194
dapet pacar gara-gara dia bisa
195
dipake atau dia tenar nih, gara-
196 197
Resiko yang pernah didapetin apa? Subjek merasakan
gara bisa dipake
Kalo gue tau orang sih, banyak tau.
Subjek menjadi bispak atas
198
Cuman, ga jadi patokan. Karena kan keinginannya sendiri.
199
balik lagi, kan atas dasarku sendiri.
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 Kalo
201
ngikut-ngikut
orang
mah
gampang banget cari pacar. Selesai.
202
Tanggapan subjek
203
terhadap lingkungan
204
terkait bispak
Tadi kalo masalah malu itu, cuek Subjek tidak peduli yah?
205
terhadap pandangan
Yaa karena gue ngerasa ga salah. Yaa lingkungan pada atas dasarnya selingkuh, bukan atas dirinya. dasar duit atau dugem bungkus
206
dugem bungkus. Yaa mngkin kalo
207
kata orang atas dasar duit bener, kan
208
beda-beda orang.
209
Lebih memilih sisi
210
kepribadian daripada
211
fisik
Nyamanmu itu, lebih kearah fisik Subjek mencari atau…
212
kenyaman dari seorag
Ga ga ga ga pernah fisik, karakter pria, bukan dari jatohnya. Lebih ke karakter sama fisiknya. sifat.
213
kamu
214
bispak
nih,
215
orgasme ga sih?
sebagai pemuas
Pernah!
perasan.
Itu di semua cowo, setiap kali main
216 217
menjadi
cewek Subjek melakukan
Selama
pernah
ngerasain hubungan seksual
atau gak?
218 219 220
Ga.
Sebenernya,
mengharapkan
orgasme ga sih setiap kali main?
221
Gue? Nggak. Maksudnya, nyampe
222
Seks sebagai
223
kebutuhan
Karena ya atas dasar feeling, balik
224
pemenuhan perasaan
lagi ke perasaan. Jadi ya nerima aja,
yaudah kalo ga nyampe yaudah.
225
nggak yang harus banget, lebih ke pemuasan perasaan.
226
Pendekatan secara
227
langsung
untuk hal ini? Misal nih, ada orang menyukai kenalan
Kenalan, penedekatan secara kenalan, nyaman, bisa main ga langsung daripada
228 229
232
lewat media sosial.
Belum pernah ketemu malah, face to face. Yaa ketemuan, orangnya easy
233
going ga. Soalnya males nggagas dari
234
sosmed.
Harapan subjek
Kalo dari kamu sendiri, sebenernya Subjek tidak pengen ga sih kaya gini? Kenapa?
236
238
BBM.
awalnya?
231
237
dari
kira-kira? Kalo dari sosial media
230
235
Kamu bisa ditemuin dimana sih Subjek lebih
mengharapkan
Ga! Yaa balik lagi, gue kan pernah dirinya menjadi ngalamin tuh sama pacar gue sama seorang bispak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 239
yang bukan pacar. Maksudnya ketika
240
kamu ada komitmen, bakalan ada
241
komunikasi mendalam, terus lebih Subjek menerima kaya yang bisa terbuka, bisa kaya
242
dirinya sebagai
yang bisa mendalam gara-gara ada
243
sorang bispak.
visi kedepannya, ga ngambang. Aku
244
sih orangnya mikir kedepan, tapi
245
ketika itu ngambang, yaudah let it
246
flow aja. Ya namanya juga cewe.
247
Maksudnya?
248
Cewe kan sesantai-santainya orang,
249
ngeliat orang pacaran tuh “si kampret,
250
orang pacaran.”
251
Menurut gue nih ya, siapapun pasti
252
pengen ada someone yang “ini lho,
253
gue udah komit sama dia, kita ada
Ada komitmen.
tujuan kedepan bareng.”
254
Menurut kamu, angka itu penting Subjek tidak melihat
255
ga sih? Jadi gini, aku pernah baca keslahan dalam
256
jurnal, kalo orang-orang eropa itu, menjadi bispak misalnya udah bisa nikah kalo karena pemenuhan
257
misalnya udah pernah nidurin 5
258
perasaan.
cowo
259 260 261
Ga
Berarti, anggep aja pahit-pahitnya, 3 tahun kedepan, masih belum
262
punya pacar, tapi Cuma cowo yang
263
lewat-lewat doang, tapi pada make,
264
masalah ga buat kamu?
265
Seks sebagai
266
kebutuhan
itu ga yang ga salah. Karena gimana
267
pemenuhan perasaan
pun alesannya ya feeling, kalo duit
Ga. Karena kan maksudnya basicnya
268
mah jualan. Yaa ga salah kalo
269
pasangan lo bisa nerima oke oke aja.
270
Cara subjek
271
menampilkan dirinya
gosip-gosip yang nyampe telinga menampilkan dirinya
272
pada umum.
kamu “itu tuh bisa dipake tuh”?
273 274 275 276 277 278
Pernah ada omongan ga sih atau Subjek akan
Belum. Ga tau apa ga nyampe ke dengan cara kuping gue
senyaman subjek.
Apa kamu punya cara-cara sendiri untuk nutupin?
pada lingkungan
Yaa ga usah ember ke orang lain kan. Selesai kan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
279
Penampilan ngefek ga sih menurut kamu?
280
281
Kalo menurut gue sih ga, karena kan penampilan sePDnya lo, senyaman lo,
282
sepengennya lo mau pake apa.
283
Pasangan ideal
284
menurut subjek
kamu kaya apa sih sebenernya?
285
Kalo buat cowo ideal, cowo ideal Subjek memiliki
286
Cowo, tinggi tapi conditional karena ideal menurutnya. fisik bisa ditoleransi, lebih ke ngertiin gue, nyaman, udah.
287
288
Pasangan ideal
Kalau untuk ukuran si “otong” nih, ngaruh ga?
289 290
Ngaruh coyy
Lebih suka yang besarkah, yang panjangkah, atau lebih yang tahan
292
menurut subjek lebih ke arah
291
pandangan pasangan
kepribadiannya bukan fisiknya.
lama? Coba deh bandingin mana
293
yang buat kamu nyaman dan ga
294
nyaman
295
Ukuran sama tahan lama tuh saling
296
bersangkutan coy. Percuma aja dia
297
gede, cuma 3 menit, yaa mati. Apa dia
298
nih misalnya tahan 2 jam, tapi cuma
299
ya seuprit, ya kaliii.
300
Berarti, yang kamu suka tuh yang seperti apa?
301
302
Lebih ke ukuran, kalo waktu tuh conditional lah.
303
Kekecewaan subjek
Pernah ngerasain kesel ga sih, kaya Subjek lebih memilih
304
misalnya nih lagi di tengah-tengah menyibukkan diri
305
tapi si cowo keluar duluan gitu?
306 307
Penyelesaikan
308
masalah
daripada memaksa
Ohh yaa kentang (kena tanggung) tapi oragasme. yaudah lah ahhaha
Terus cara ngelawan kentangnya itu gimana? Masturbasi?
309
310
Menyibukkan diri kalo gue. Belum pernah masturbasi gue!
311
Seks sebagai
312
kebutuhan
si
313
pemenuhan perasaan
ngehubungin dan ngomong “ehh secara langsung, bila gue ngaceng”, itu gimana? sudah pernah
314 315 316 317 318
Misalnya kamu ada perasaan sama Subjek dapat diajak cowo,
terus
tiba-tiba berhubungan seksual
Kalo yang belum pernah main sebelumnya sih, illfeel jadinya, kaya yang ngarep. Beda sama yang udah beberapa kali sebelumnya, itu kan
melakukan sebelumnya beberapa kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 319
kaya gue ngerti lo ngerti lah, lagi
320
pengen.
321
Kan tadi kamu bilang kamu nyaman sama si cowo, cuma si cowo
322
pengen, tapi kok malah ill feel
323
jadinya?
324
325
Ya tapi kan ga langsung juga, “ehh pengen nih”
326
327
Berarti bisa kejadian kaya gitu, kalo udah pernah main dulu
328
sebelum-sebelumnya?
329
Iyaa heeh, udah sama-sama ngerti.
330
Kalau untuk tempat, biasanya
331
dilakukan dimana?
332
Di kost si cowo lah, di kost gue susah, tapi tidak menutup kemungkinan
333
Kenyamanan dalam
334
berhubungan seksual
pacaran sama yang ga pacaran, pas resikonya sebagai lagi “main”?
335
336 337
subjek, walaupun
Yang pacaran lah, karena kan kalo subjek berharap untuk amit-amit nih yee, kebobolan, yaa
mendapat pacar.
kalo ada pacar kan emang pacar gue
338
kok, pasti tanggung jawab lah kalo
339
ada cowo. Kalo ga pacaran ga kan
340
bisa aja ngelak “emang lo sapanya
341 342
Lebih enjoy mana antara yang Subjek menerima
gue?”.
Menerima resiko
Kan pacaran juga bisa angkat
343
tangan juga, ga ada hitam diatas
345
putih.
346
Tapi kan tetap ada komitmen bareng deh. Lebih ngerasa secure jatohnya.
347
348
Anggep nih, kebobolan tapi bukan
349
sama pacar, yang kamu lakuin
350
apa?
351
Balikin dulu ke cowonya, kalo cowonya ga tanggung jawab… Kalo
352
sekarang sih yaa gue gugurin, karena
353
gue belum mapan nih idupnya. Kalo kedepannya
sih
bisa
berubah,
conditional.
354
Kenyamanan dalam
355
berhubungan seksual
Selama ini, kamu main sama cowo Subjek merasa lebih itu, pakai pengaman atau ga?
nyaman melakukan hubungan seksual
356
Ada yang pake ada yang ga
357
Lebih nyaamn mana?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
358
Yang ga. Soalnya deg-degan juga tanpa memakai dua-duanya.
359
kondom.
360
Berarti nyari deg-degannya itu ya?
361
Bukan, bau plastik coy, ga enak..
362
Terus kenapa lebih milih ga pake menanggung kondom?
363 364 365
367
resikonya selama
Yaa lebih ngerasa enjoy.
Ga nyaman pas si cowo pake
menjadi bispak.
kondom tu, kenapa emang?
366 Menerima resiko
Jatuhnya risih gitu. Kaya eeee risih.
Pernah kepikiran ga sih, kaya “kok
368
gue dari kemaren dipake terus, tapi
369
kok ga dipacarin?”
370
Kalo kepikiran sih ada. Cuman, ya balik lagi, resiko gue. Walaupun itu
371
posisi mabok ataupun pengen. Ya
372
berani
373
nerima
manisnya,
berani
nerima pahitnya.
374
375
Kan tadi kamu bilang, untuk menghilangkan nafsu tuh, kamu
376
leih milih nyari kegiatan. Pernah ga
377
sih, kaya kamu mancing-mancing si
378
cowo, apa dateng ke kosan pake
379
baju seksi gitu.
380
Ga. Selama dia bukan pacar gue. Kalo
381
pacar gue kan bisa “yok pengen yok”.
382
Karena juga kan maksudnya gimana ya gue ga ngerti orangnya 100 persen,
383
jadi ya masa gue yang ngajak, ya
384
nggaklah.
385
386
Kalo gini nih, kamu dipanggil si cowo suruh main ke kosan dia terus
387
dan cuma buat seks aja. Keberatan
388
ga sih?
389
Kalo jangka panjang iya.
390
Kalo sekali dua kali berarti masih
391 392
oke ya?
Harapan subjek
Iya,
cuman
gitu
doang
cuman
393
kedepannya ga ada juga ngapain juga
394
gitu loh. Ya kan siapa sih yang ga
395
pengen punya someone yang bisa
396
Subjek berani
diajak bareng-bareng. Karena yaaa ga jelas kedepannya gimana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
397
cowok yang pertama
398
399
Perasaan sakit hati
402
pertama,
temperamen, hubungannya dengan
pacar pertama.
Pisahnya gara-gara?
Kasar, aku ga kuat, tak tinggalin. Dia kasar banget.
403 404 405 406 407 408
Yang
sakit hati dari hasil
pemaksa, bossy, kasar.
400 401
Ceritakan tentang karakteristik Subjek merasakan
Perasaan tidak ikhlas
Berhubungannya berapa lama?
7 bulanan lebih
Kok bisa tahan sampe 7 bulan?
Biasa, sayang ibaratnya dulu.
Alesan lainnya?
Ohh ga iklas sih. “kok enak aja lu
409
udah gitu sama gue (berhubungan
410
seksual), tapi kok gitu?”. Cuma lama-
411
lama kan emosian, maki-maki gitu.
412 413
Selang sama cowo yang kedua, dari Subjek memiliki cowo kestu ke yang kedua?
harapan bahwa pasangannya bisa
414
1 apa 2 bulanan deh
415
Kalo
cowo
yang menuntun subjek.
kedua gimana?
416 417
karakteristik
Harapan subjek
Manutan. Cuma terlalu manut buat ukuran cowo. Jadi, tipe yang disetir tu
418
loh, bukan yang bisa nuntun
419 420
Putusnya gara-gara?
Anak mami.
421
Selain itu?
422
Terlalu posesif
423
Kalo yang menyangkut seksual,
424
misalnya apa. Yang pertama juga
425
ada
426
menyangkut seksual? Terlalu cepat
427
keluar kah.
428
ga
alasan-alasan
yang
Kalo yang pertama itu kasar, kasar
429
banget orangnya. Yang kedua hahaha
430
satu lagu abis, kelar!
431 432 433 434 435 436 437
Ketidaknyamanan dalam berhubungna seksual
Dan disitu ga ngerasain kepuasan?
Ga ngerasain apa-apa
Itu jalannya berapa lama sama
kepuasan seksua
yang kedua?
disamping status berpacaran.
2 bulanan
Kenapa bisa nyari yang berbeda, kan yang tadi kesatu itu marahan, itungannya
Subjek membutuhkan
kasar. Terus
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 kedua
438 439
Kebutuhan untuk
440
merasa disayang oleh
441
pasangan
bisa
dapet
yang
dikasar-kasarin
gitu.
manutan?
Yaa
abis
Kasarnya bukan cuma fisik, tapi omongan. Yang omongannya itu yang
442
gak kuat, karena kan kalo fisik kan
443
bisa aja gak ketemu. Jadi abis itu ya
444 445
kok
gue nyarinya yang ga kasar gitu loh.
Kekecewaan subjek
446
Dari cowo yang kedua tuh, kamu merasakan kekecewaan ga sih?
447
Kecewa sih ga begitu, ya dikit sih.
448
Kaya dia manutan sama lembek, ga
449
bisa apa-apa tu loh. Pasif deh ibaratnya. Apa-apa aja manut tu loh.
450
Berarti setelah 2 bualn putus, Subjek menemukan
451
lanjut
452
Ketemunya selang berapa lama?
pada orang yang
2 minggu
ketiga ini.
Kalo
453 454
ke
cowo
cowo
yang
yang
ketiga. pasangan yang pas
ketiga
itu
karakteristiknya gimana?
455 456 457
Kenyamanan sebagai
458
syarat utama
Easy going, selo.
Kan kamu bilang, cowo 1 sama 2 itu pacaran, yang ketiga itu ga. Kenapa kok mau sama cowo yang
459
kekecewaan karena
ketiga ini?
460
Ga tau ahahaha. Nyaman, yaaa easy orang ketiga ini cuek.
461
going aja, santai. Gue nemu titik
462
nyaman.
463
sebelumnya gue terlalu dikasarin,
464
yang terlalu manutan.
465
Karena
kan
sebelum-
Berarti cowo yang ketiga ni, dapet
466
yang tengahnya lah ya. Itu berjalan
467
berapa lama sama yang ketiga?
468 469
1 bulanan
Kalo kekesalan nih, apa yang kamu keselin sama si cowo yang ketiga?
470
Kenapa dari cowo yang ketiga, kan
471
berarti kmau udah dapet nyaman
472 473 474 475 476 477
nih, kenapa nanti ada cowo ynag
Kekecewaan subjek
keempat?
Subjek merasakan
Nahh itu salah dia disana. Orangnya terlalu cuek!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
478 479
Terus kalo orangnya terlalu cuek, kamu berusaha mengejar kah atau
Menerima resiko
berusaha buat apaa gitu?
480
481
Belum sih. Kan gue juga ga terlalu seneng dirubah karakternya. Yaa gue
482
memperlakukan orang juga sama lah.
483
484
Terus kenapa sama cowo yang ketiga, kamu masih mau dipake?
485 486 487
Kenyamanan sebagai
488
syarat utama
Yaa nyaman aja.
Kalo dibandingin antara nomor 1 sama 2, menangan yang nomer 3 apa?
489
Dari
segi
seksual
sama
kepribadian.
490
Kalo kepribadian, ya ituu nyaman.
491
Maksudnya gue ga perlu jadi orang
492
lain gitu , ya emang gue kaya gini, ya
493
kaya gini. Kalo dari sisi seksual, yaaa
494
itu ga 3 menit.
495 496
Yang pertama emang 3 menit?
Ga sih, yang kedua aja. Yang pertama tuh lebih ga nikmatin. Karena kan,
497 498
kaya lu dikasarin gitu loh. Secara
Perasaan sakit hati
499
kepaksa
Kalo diantara 1, 2, 3, lebih sakit hati sama yang mana?
Sakit ati 1 sama 3. Ehh kalo paling sih yang yang pertama.
500 501
Berarti alesan cuek itukah, yang Subjek mendapatkan kamu jadi nyari cowo ke empat?
kekerasan secara fisik, yang berujung
502
Iya
503
Cowo keempat itu karakteristiknya pada berkahirnya gimana? hubungan pada
Lebih care sih orangnya. Kasar sih
504 505
ga, cuman balik lagi dapetnya yang
506
posesif. Ngebatasin apa-apa gitu loh.
507 508 509
Jalannya berapa lama?
2 mingguan
Kenapa bisa
510
tahan sampai 2
minggu?
511
Kebutuhan untuk
512
merasa disayang oleh
care banget. Cuman, ketika posesif
513
pasangan
dan emosian, beuh kelar! Jadi bukan
514 515
Sebenernya kalo masalah care tuh,
ke kasar tapi ke ga bisa ngontrol
pasangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 516
emosi. Jadi, kaya lu bikin tu orang
517
kesel, dia bisa ngebanting-banting.
518
fisik ke kamu?
519
520 521
Dia pernah melakukan kekerasan
Kekecewaan subjek
523
Pernah! Rokok nyala tuh, dilempar ke gue, ditampar, dicekik.
Itu gara-gara apa, kok bisa sampe gitu?
524
525
Ya itu, kaya dia pernah bilang “udah, disini aja sama aku!”, gue kan ga suka
526
yang posesif, terus gue jawab “ga deh,
527
aku pengen me time. Gue pengen
528
nyantai sama temen-temen gue.” Ga
529
boleh tuh udah. Jadi tuh, ini kan ga
530
ada status kan tapi ngatur banget,
531
posesif tapi kasar. Maksudnya emang
532
mungkin baik, cuman kasarnya itu
533
Lebih memilih sisi
534
kepribadian daripada
535
fisik
536 537
Ketidaknyamanan
538
dalam berhubungna
539
seksual
sama emosian.
Kamu sebenernya pas nyari cowo tuh,
lebih
ke
fisik
apa
ke
kepribadiannya?
Ya kepribadian.
Itu kalo yang nomer 4, secara seksualnya gimana?
Biasa sih, cuman maksa. Gue ga tau
540
sih itu itungannya hyper apa gimana.
541
Jadi, pas gue dulu nih pulang kerja pas
542
jamannya SPGan, pulang jam 2 pagi,
543
capek dong. Nah, tu orang saking
544
posesifnya, nungguin gue pulang
545
kerja di kantor. Pulang tuh dipaksa
546
Keterpaksaan dalam
547
melakukan hubungan
548
seksual
549
tidur di kosnya dia.
Terus
kenapa
kamu
masih
ngelakuin?
Lebih ke dipaksa dan ya kaya apa sih cewe dipaksa, disentak-sentak gtiu.
550
Kata-katany ga kasar, cuman tuh kaya
551
yang tempramen gitu loh, kaya yang
552
lagi marah.
Subjek melakukan hubungan seksual karena sebuah paksaan.
553
Cara menangani
Ga minta bantuan sama siapa gitu?
554
masalah
Awalnya sih gue coba kaya ngeliat Subjek berusaha
555
orangnya nih kan, ngadepinnya kaya mencari solusi dari
556
gini kyaa gini, kurang lebih bisa lah permasalahna yang
557
dikit-dikit. Awalnya sih nyoba handle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 558
sendiri,
559
Cuman ketika langkah itu yang seorang diri. kuambil, itu orang ngamuknya malah
560
sampai
pean-pelan
bye. dihadapinya secara
tambah sadis. Ngeri banget.
561
562
Berarti kalo ditambah nomer 4, lebih sakit hati mana nih?
563
564
Ga sakit hati sih. Masalahnya masih tahap
565
perkenalan,
belum
begitu
nyemplung. Rada tertarik, cuman
567
langsung
kelihatan
aslinya
nah,
568
proses yang lama itu ya yang pas
569
narik diri itu.
570
Perasaan disakiti
571
secara fisik
572
Berarti lebih ke sakit fisik atau mental?
Fisik jatohnya kalo dia.
Terus ketemu sama cowo yang Subjek merasakan
573
kelima?
trauma terhadap pria, karena hubungan
574
2 bulan.. 3 bulanan.
575
Kan tadi, ntar kan tadi dari cowo 1 sebelum-sebelumnya ke 2 itu dua bulan yah? 2 ke 3 itu 2 tidak berjalan dengan
576
minggu, 3 ke 4 itu sebulanan. Nah,
577
baik.
kenapa dari 4 ke 5 itu butuh waktu
578
lama?
579 580 581
Perasaan trauma dari
582
subjek
Males berurusan sama cowo.
Berarti kaya ada rasa trauma gitu?
Trauma iya, tapi bukan gue udah males ketemu cowo yah. Males yang
583
berhubungan sama cowo. Kaya yang
584
ada hubungannya personal gitu.
585
Traumanya itu gara-gara si cowo
586
nomer 4, atau setelah kamu rekap
587
1,2,3,4?
589
Pengevaluasian diri
590
subjek
Akumulasi, rekapannya. Iya. Jadi, kaya “kok ancur terus?” gagal semua, evaluasi diri, males juga iya. Ahh
591
entar deh, mendingan evaluasi dulu,
592
mikir “gue kenapa sih?”. “Apa
593
mungkin gue ada salah?” jadi ya
594
mending ntar aja deh cowo-cowoan. Gue evaluasi diri dulu deh.
595
Pengevaluasian diri
596
subjek
597 598
Terus dari evaluasi itu apa yang Subjek melakukan didapetin?
evaluasi diri saat
Terlalu menerima apa adanya. Jadi didalam masa rehab kaya, ni orang kasar, yaudah gue mencari pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 599
diemin. Ni orang terlalu lembek,
600
yaudah gue diemin. Ni orang terlalu
601
cuek, yaudah gue diemin. Ni orang
602
terlalu temperamen, biarin aja gitu. Kaya emang orangnya begitu, gue
603
terima
604
apa
adanya.
Kaya
no
complaint gitu. Terlalu pengen nyoba
605
mahamin orang, ga pengen rubah
606
orang, tapi ya ujung-ujungya salahnya ya disana.
607
Nah terus, cowo kelima, kok bisa Subjek mencari
608
ketemu si cowo kelima, alesannya pasagan karena alasan
609
apa
membuka kesepian. hubungan sama yang kelima?
610 611 612 613
Kebutuhan untuk merasa disayang oleh pasangan
kok
bisa
Sepi coyy! Kesepian.
Karakteristiknya gimana emang?
Care sih sebenernya, baik, emosian
Subjek merasakan kekerasan secara mental.
juga ga, kasar. Balik lagi kaya yang
614
pertama.
615 616
sih
Perasaan sakit hati
617
Contoh
kasarnya
gimana?
Mukulkah?
Ke mental sebenernya. Jadi kaya apa
618
yah.. misalnya gini misalnya dia
619
ngajak “ayo yoo main ke kos aja,
620
nginep!”.
621
awalnya kan iseng doang tu loh.
622
Cuman karena ya iseng dan ga pengen
623
serius tu loh yaudah, terus dia
Gue
males
kan,
kan
ngomong kaya “ahh dasar perek!”
624 625 626 627
Itu berjalan berapa lama?
Ga nyampe 2 minggu
Tapi misalnya kalo secara seksual, gimana si orang kelima?
628
Biasa-biasa aja.
Dari
629 630
Pemenuhan
631
kebutuhan seksual
menurut
634 635 636 637 638
orang
kamu
cowo
yang
ini, Subjek merasakan
paling kepuasan seksual
memenuhi kepuasan seksualmu?
pada orang yang
Yaa si 3 sama 5.
dirasa nyaman dan
Karena?
orang yang
Yaa ga maksa gitu.
Tadi katanya yang kelima maksa?
Maksa. Tapi pas yang awal dan kedua
632 633
kelima
tuh ga ada paksaan tu loh. Ketika ada paksaan kan, mungin karena aku juga
ditemunya setelah rehab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 639
trauma gitu loh, kaya “duh, kok balik
640
kaya kemaren sih?”. Coba kutolak
641
sekali,
ditolak
sekali
keliatan
langsung kata-kata “indah”.
642
643 644
Terus sekarang, ada orang yang Subjek kembali dekat lagi kamu deket ga?
dengan orang nomor
645
Ada sih
3 karena subjek
646
Siapa tuh?
merasa nyaman.
647
Yaa itu yang kedua sama yang ketiga. Cuman yang kedua itu, lebih kaya
648
yang “kamu apa kabar?” gitu. Bukan
649
deket balikan juga sih sebenernya.
650
Silaturahmi deh.
651
652
Berarti lebih deket sama yang ketiga?
653
i…ya
654
Kenapa balik lagi ke yang ketiga?
655
Kenyamanan sebagai
656
syarat utama
657
Sepikah, karena kesepian itu tadi?
Sepi iya, cuman kaga juga sih.
Kamu dapet nyamannya sama
658
nomer 3 ini?
659 660
Penerimaan diri
661
subjek
Iya
Dari kelima cowo ini, sebenernya Subjek belum bisa kamu klop sama yang ketiga?
662 663
Yang kaya gue ga perlu jadi orang nomor 3. lain tu loh sebenernya sama nomer 3 ini.
664
665
Kan tadi, itungannya kamu rehab dari cowo keempat sampai kelima,
666
3 bualn gitu. Sekarang, dengan
667
kamu balik lagi ke cowo yang
668
ketiga, itu itungannya nih nomer 5
669
gagal nih, balik lagi ketiga dan ga
700
paacaran juga, masih berhubungan
701
seksual dengan yang ketiga?
702 703
Pengevaluasian diri
Masihh coyy
Berarti hasil dari refleksi kamu adalah?
704 705 706 707 708 709
move on dari orang
Kalah dengan hahaha. Jadi logika gue kalah dengan perasaan hehehe. Mikir tuh sebenernya “sek bentar, harusnya gak kaya gini nih!”. Cuman kalah logikanya.
Hasil refleksi diri subjek juga dirasa tidak berguna, karena masih menemukan hasil yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
710
Perasaan, maksud perasaannya itu gimana?
711
712
Iyaa maksudnya gue tuh ngerti ga boleh gini, gini, gini. Ga boleh
713
berhubungan, sampe berhubungan
714
seks. Cuman ya “lu seneng nih sama
715
ni orang, ahh yaudah deh bodo amat”
716
gitu loh.
717
Kenyamanan sebagai
Kenapa kok bodo amat?
718
syarat utama
Mungkin karena lu nyaman, nyantai,
719 720
terus nikmatin aja gitu loh.
Ada tambahan lain ga kira-kira?
721
Apakah merasakan.. itungannya
722
kekecewaanmu berlanjut nih sama
723
yang ketiga, gak pacaran, cuman
724
masih berhubungan seksual.
725
lagi. Bingung! Ini orang sebenernya
726
gimana, cuman ya balik lagi itu,
727
logikanya
728
jalan.
Kepikiran
kalah.
731 732
ga
sebenernya, cuman ya logikanya
729 730
Heeh, jatohnya sih bukan kecewa
Kenapa ga kamu lakuin sesuai logika kamu?
Karena sebenernya aku nih orangnya
733
susah impress sama orang tu loh. Jadi
734
ketika nyantol satu tuh, ibaratnya
735
orang ngomongnya gagal move on.
736
Susah bukan gagal sih. Jadi kalo gue
737
udah nyaman sama itu satu, susah
738
sebenernya keluarnya. Harus benerbener effort yang gede. Apa bener-
739
bener ga ketemu kah, apa gitu loh.
740
Jadi ketika ada orang yang bisa bikin
741
gue klop, jadi tu ya yang bener-bener susah tu loh.
742
743
Kalo dari orang yang nomer 1, ada Subjek merasakan yang kamu kangenin?
kesepian dan butuh akan pemenuhan
744
Ga
745
Kalo dari orang yang nomer 2, ada seksual, yang yang kamu kangenin? membuat dirinya
Komitmennya
746 747 748 749
dekat dengan orang nomor 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
750
Kalo
yang
751
berhubungan,
752
keempat?
ketiga
kan
kalo
masih orang
753
Kebutuhan untuk
Care
754
merasa disayang oleh
Yang kelima?
755
pasangan
Ga, abisnya kan biasa aja.
Nah, kok bisa kamu itungannya
756 757
Pemenuhan
758
kebutuhan seksual
tidur sama dia, padahal itungannya ga nyampe 2 minggu?
759
Ya mungkin karena gue terlalu narik diri, bener-bener ga nggagas sama
760
sekali, dan udah jadi kebutuhan tu
761
loh, sepi. Jadi pas dideketin tu ya
762
bales,
nanggepin.
Ya
faktor
kebutuhan jatohnya. Yaa kaya gue ngerasa udah lama ga berhubungan seksual juga, tapi kaya lebih gara-gara sepi sama kebutuhan seksualnya.
763 764
Dari kelima itu ada yang barengan Subjek merasa bahwa ga? Selingkuh maksudnya.
dirinya ukan dirinya pada saat
765
Yang dari dua ke tiga.
766
Putusnya juga karena si ketiga juga berhubungan dengan berarti? orang nomor 2, dan
Sebenernya kalo dibilang gara-gara
767 768 769
Ketidaknyamanan
juga nggak. Masalahnya emang udah
dalam berhubungan
hubungan.
kepikiran tu loh, udah ada niatan.
770
Cuman apa yaa, udah cape, cuman
771
masalah keluarga itu tadi, belum ada
772
reason yang kuat itu tadi, ummm
773
belum ada pemicunya tu loh.
774
Pemicunya apa?
775
Ya ituu kaya dari guenya faking jadi
776
versi dia, terus masuk yang ketiga
777
yang bodo amat gitu loh, kaya “ada
778
kok yang nerima gue apa adanya,
779
walaupun bukan si ketiga ini, cuman pasti ada kok!”.
780 781
akhirnya mengakhiri
Pernah ngerasain oragasme kan? Subjek merasakan
782
Nah, diantara lima cowok, mana orgasme saat
783
aja yang bisa buat kamu orgasme?
melakukan hubungan
3, 4, 5.
seksual dengan
Berarti, nomer 4 itu kan terpaksa pasangannya yang kamu bilang, kok bisa sampe
784 785 786
dirasa nyaman.
orgasme?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
787
Awal-awalnya, pas masa PDKT tu loh. Seminggu pertama.
788
789
Berarti pas PDKT itu, kamu udah berhubungan badan yah sama dia?
790
791
Iya pas awal-awalnya
itu. Jadi
ibaratnya, udah kenal gitu loh.
793
794
Setelah dikasarin, kamu pernah berhubungan seksual juga sama
795
dia?
796
Ada, pernah!
797
Ketidaknyamanan
Orgasme juga?
798
dalam berhubungna
Ga, lebih yang takut tu loh. Jatohnya
799
seksual
800
Keterpaksaan dalam
Nikmatin ga?
801
melakukan hubungan
Ga, orang ga ada rasa enjoy-enjoynya
802
seksual
803
Ketidaknyamanan
804
dalam berhubungna
805
seksual
806
tu kaya lagi diperkosa tu loh.
tu loh.
Kalo yang nomor 1, ga enjoy dan ga Subjek merasakan orgasmenya karena?
kekecewaan karena
Kasar.
tidak dianggap
Berarti
807
pas
lagi
berhubungan sebagai pacar oleh seksual itu juga ngomong kata-kata pasanganny yang kasar? Contohnya?
808 809
Keterpaksaan dalam
810
melakukan hubungan
811
seksual
pertama.
“Bitch bitch come on!” kan disitu posisi gue pacaran, lohh kok gitu? Aku sama dia itu dulu emang bukan yang
tipe
jarang
ketemu
dan
812
berhubungan.
813
disayag-sayang
814
bitchin. Jadi ngerasanya tu buakn
Buakn
jatohnya
malah
dibitch-
815
Kebutuhan untuk
disayang, cuman ngerasa dipake
816
merasa disayang oleh
doang tu loh. Kaya misalnya abis ML
817
pasangan
tuh, dia ngomong “aku pergi dulu yah” udah, abis itu pergi tu orang. Ya
818
emang sih malem kan kita mainnya.
819
Cuma abis berhubungan tu ya dia
820
kaya ngomong “udah ya aku pergi
821
dulu”, “lho mau kemana?” “udah ada
822 823
janji
Perasaan sakit hati
sama
temen.”.Padahal
sebelumnya tu ga ngomong kalo ada
824
janji, dan baliknya juga pagi gitu.
825
Kalau
826
seenggaknya lu ngajak gue gitu loh,
827
karena kan gue cewenya. Ya emang
828
sih gue pernah protes, masa iya gue
pun
beneran
ada
janji,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 829
pacar dipake abis itu ditinggal sama
830
temen-temennya?
831
Diajak
dong
harusnya. Jadi tu ruang lingkupnya
Harapan subjek
cuma berdua aja, dia sama temen-
832
temennya, ya gue sama temen-temen
833
gue. Jadi yaudah berdua ya berdua aja gitu. Ketemu tuh bisa 2 minggu sekali, yaa texting sering lah.
834
Ketidaknyamanan
Kalo yag kedua gimana?
835
dalam berhubngan
Posesif brayy, dibawa kemana-mana, ketidaknyamanan
Subjek merasakan
digeret kemana-mana. Ya bagus sih, pada pasangannya jadi ngerti gitu loh. Aku sebenernya yang kedua karena
836 837
masuk ke dunianya dia, dia kuajak
838
keduniaku cuman ga masuk hehe. Ga
839
terlalu nyambung tu loh, jadi obrolan
840
sama candaannya tu ya cuman basa
841
harus menjdai orang lain saat dengan pasangannya.
basi. Gak yang akrab gitu. Kan emang
842
temen-temenku juga jarang yang
843
anak-anak introvert gitu loh, jarang
844
yang anak-anak rumah. Jadi yaa ga
845
ngerti apakah range usiakah atau
846
sifatnya kah, jadi ya ga nyambung
847
gitu. Kalo aku sama dia tu ya, kaya
848
aku ga jadi diri aku. Kalo sama temen gue tu ya gue bisa ketawa cekakakan,
849
tapi pas lagi sama dia tu ya jadi kalem,
850
diem, kaya yang bukan aku.
851
Pengevaluasian diri
852
subjek
853
dari kelima cowo ini?
856
evaluasi diri dan
Ga ada sih. Balik-baliknya ke aku subjek sendiri lebih sendiri. memilih menyalahkan
Maksudnya?
Mungkin apa guenya yang ga tegas,
854 855
Ada yang pengen kamu tambahin Subjek melakukan
dirinya sendiri atas kejadian terebut.
apa guenya yang terlalu bisa terima.
857
Yaa kaya salahnya aku sendiri.
858
sih?
859 860
861
beda-beda. Ada ynag dasarnya suka
863
sama suka, ada yang kepaksa, ada
864
866
yang kebutuhan mungkin.
arti seks bagi dirinya
Umm seks.. Itu hubungan intim ynag dan memberikan dilakukan sama dua orang, tapi atas faktor-faktor apa saja dasarny beda-beda, jadi motifnya
862
865
Kalo menurut kamu, seks itu apa Subjek memberikan
Kalo buat kamu sendiri? Seks itu apa? Kan tadi yang menurut umum
yang bisa membuat dirinya bisa berbuhubungan seksual dengan sosok pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
867
Seks sebagai
868
kebutuhan
biologis too, abis itu semacam ikatan
869
pemenuhan perasaan
ke pasangan.
870
Kebutuhan ada, karena ada kebuthan
Nah, itu pasangan maksudnya berstatus atau ga?
871
872
Ga,
berarti
masuknya
cuman
kebutuhan kalau ga berstatus.
873
874
Nah, kan kamu bilang, kamu bisa berhubungan seksual sama cowo
875
tuh kalo kamu dapet rasa nyaman.
876
Apakah
kamu,
878
hubungan
seksual
879
memaintain rasa nyaman itu atau
880
mendapat sebuah status?
881
melakukan itu,
untuk
Dua duanya. Tapi ketika lu liat
882
orangnya nih, kira-kira si cowonya ga
883
bias dibawa kearah pacaran nih.
884
Yaudah, ga bisa dipaksain juga too.
885 886
Kenyamanan sebagai
887
syarat utama
888
Berarti hanya untuk memaintain rasa nyaman itu?
Iya bisa dibilang gitu sih.
Selain dari rasa nyaman, kira-kira apa yang dibutuhin?
889
890
Kebutuhan untuk
891
merasa disayang oleh
892
pasangan
Kasih sayang hehehe. Cuy, gue butuh affection hehehe.
Nah, kan kalo kasih saying tuh kan lebih
kearah
perasaan.
Tapi,
893
kenapa kamu mau berhubungan
894
seks sama orang yang ga brstatus?
895
Yaa jatohnya yaa kebutuhan lagi.
896
Karena mau ga mau itu udah jadi
897
kebutuhan biologis gue. Tapi gue
898
masih
890 891 892
bisa
maintain
kebutuhan
seksual gue, karena gue ga umm fokusnya ga disitu. Lebih ke fulfill rasa nyaman itu sih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2 Tes SSCT
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 Item 14 29 44 59 Rating Interpretatif Summary
Item 1 16 31 46 Rating Interpretatif Summary
Item 12 27 42 57 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Ibuku banyak menuntut, tapi pasti ada hasilnya kedepan Ibuku dan aku kdang berantem, kadang akur Menurutku kebanyakan para ibu selalu nunut anaknya buat kebaikian si anak juga pda akhirnya Aku senang pada ibuku, tapi sering berantem 1 subjek melihat sosok ibunya sebagai sosok yang banyak menuntut dan sering berlawanan pada dirinya. Akan tetapi, subjek melihat ada nilai positif di dalamnya
Pernyataan Aku merasa ayahku jarang marah Seandainya saja ayahku tetep sehat Aku berharap ayahku tetap sehat Aku merasa ayahku yang paling ngerti aku 0 Subjek merasa diriya cocok pada ayahnya. Subjek memiliki harapan pada ayahnya agar sembuh dari penyakitnya.
Pernyataan Dibandingkan dengan keluarga lain, keluargaku kompak Keluargaku memperlakukanku seperti anak pertama pada umumnya, banyak tuntutan dan ekspektasi Kebanyakan keluarga yang aku kenal baik dan perhatian Ketika aku masih anak-anak, keluargaku bahagia 1 Subjek merasa diberikan tuntutan sebagai anak pertama. Subjek juga merasa bahwa keluarganya tidak sebahagia saat dirinya masih anak-anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Item 10 25 40 55 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Menurutku, wanita yang ideal adalah wanita yang mandiri dan tidak tergantung pada apapun Menurutku, kebanyakan gadis manja dan tidak mau berusaha mandiri Aku yakin kebanyakan wanita itu manja Hal yang paling kurang kusukai pada wanita manja 1 Subjek melihat sosok wanita sebagai sosok yang manja dan tidak mau berusaha. Subjek memiliki pandangan negtif terhadap sosok wanita dan berusaha untuk menjadi mandiri
Item 11 26 41 56 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Ketika aku melihat pria dan wanita sedang bersama-sama, berpikir maybe mereka couple Perasaanku terhadap kehidupan perkawinan adalah komitmen for eternity dan harus bisa menjaga komitmen itu Jika saya mempunyai relasi seksual, mostly he is not my bf Kehidupan seksualku biasa aja 0 Subjek memiliki kehidupan seksual yang cenderung biasa-biasa saja. Akan tetapi, subjek memiliki relasi seksual pada pria yang tidak memiliki status hubunan dengannya.
Item 8 23 38 53 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Aku merasa teman sejati tahu the worst part of me, tapi tetep by my side dan support Aku tidak suka orang yang suka ngejudge orang Orang yang paling aku sukai adalah orang orang yg bisa aku ketawa dan bisa dipercaya Ketika aku sedang pergi, teman-temanku ku ajak 0 Subjek memiliki kriteria teman sejati adalah orang yang mendukung dirinya, humoris, dan dapat dipercaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Item 6 21 36 51 Rating Interpretatif Summary
Item 4 19 34 48 Rating Interpretatif Summary
Item 13 28 43 58 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Atasan atau orang yang membawahiku udah kayak keluarga Di sekolah, guruku biasa aja Ketika aku melihat atasanku datang, ak bersikap biasa aja Orang yang kuanggap mempunyai kedudukan lebih tinggi dari aku, harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab 0 Subjek melihat atasannya sebagai keluarga sendiri. Subjek memiliki harapan bahwa atasannya harusnya lebih profesional dan lebih bertanggung jawab
Pernyataan Jika saya diberi tanggung jawab cepet cepet nyelesein Jika seseorang bekerja untukku, maka orang itu harus di anggap sebagai teman dan patner Orang-orang yang bekerja untukku bisa dipercaya dan diandelin Saat memberi perintah pada orang lain, aku menggunakan kalimat tolong,boleh ga, mau ga 0 Subjek memperlakukan bawahannya sebagai teman atau partner yang bisa dipercaya dan diandalkan. Subjek juga dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan disiplin.
Pernyataan Dalam urusan pekerjaan, paling baik aku bekerja sama dengan orang yang sudah aku ketahui kemampuannya Orang-orang yang bekerja denganku adalah sahabat sahabatku yang bisa diandalkan Aku suka bekerja dengan orang yang bisa dipercaya dan mau kerja extra Orang-orang bekerja denganku biasanya bisa dipercaya 0 Subjek senang bekerja dengan orang yang dapat dipercaya, mau kerja extra, dan pernah bekerja dengan subjek sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Item 7 22 37 52 Rating Interpretatif Summary
Item 15 30 45 60 Rating Interpretatif Summary
Item 2 17 32 47 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Aku tahu ini terlihat tidak masuk akal, tapi sebenarnya saya takut pada ketidak pastian Hampir semua temanku tidak tahu bahwa aku takut pada sesutu yang ga pasti Aku berharap aku dapat menghilangkan rasa takut pada serangga Rasa takut kadang-kadang memaksaku untuk lakuin hal-hal konyol dan aneh 1 Subjek tidak menyukai hal-hal bersifat tidak pasti dalam kehidupannya. Subjek juga memiliki fobia pada serangga. Dalam mengatasi rasa takut, subjek dapat melakukan hal-hal konyol
Pernyataan Aku mau melakukan apa pun untuk melupakan kesalahan masa lalu Kesalahan terbesarku ga dengerin kata kata ortu dan ga pernah mau share problem ke keluarga, jadi mereka ga tau apa yang lagi aku hadepin Di masa lalu, aku merasa bersalah tentang rebel sama ortu Hal terburuk yang pernah aku lakukan ngerokok 1 Subjek merasa memiliki kesalahan pada masa lalunya, terkait dengan keterbukaan terhadap keluarganya. Subjek merasa sangat bersalah saat dirinya memutuskan untuk merokok.
Pernyataan Ketika hal yang aneh menimpaku biasanya protes dan ngomel tapi pasti ada sesuatu yang bagus after that Aku yakin aku memiliki kemampuan untuk lewatin semua cobaan Kelemahan terbesarku ga bisa bangun pagi dan ga bisa tegas Ketika keberuntungan menjauh dariku, doa 0 Subjek melihat suatu hal positif dibalik masalah-masalah yang dihadapinya. Subjek juga dirasa tabah dalam melewati masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Item 9 24 39 54 Rating Interpretatif Summary
Item 5 20 35 50 Rating Interpretatif Summary
Item 3 18 33 49 Rating Interpretatif Summary
Pernyataan Ketika aku masih anak-anak, aku punya banyak cita cita Di masa lalu, aku banyak melakukan hal bodoh Jika aku bisa kembali ke masa lalu, ga bakal ngulangin kesalahan yang sama Ingatan yang paling jelas tentang masa laluku nakal dan rebel 0 Subjek memiliki cita-cita ynag belum tercapai saat ini dan berusaha untuk tidak mengulang kesalahan yang sama
Pernyataan Bagiku, masa depan tampak jelas dan butuh pengorbanan Aku berharap di masa mendatang bisa sukses dan mandiri Suatu hari nanti aku bakal minggat dari jogja Ketika umurku semakin bertambah karir harus makin bagus 0 Subjek memiliki harapan untuk sukses dan mandiri di masa depan, setelah melakukan beberapa pengorbanan.
Pernyataan Aku selalu ingin jalan jalan keliling dunia Aku akan sangat bahagia jika goals ku kecapai Ambisi yang kurahasiakan adalah pengen karir bangus Hal yang paling kuinginkan dalam hidup itu bahagiain keluarga dan nemunin orang yang bisa komit dan nerima kekurangan dan masa lalu 0 Subjek akan merasa bahagia bila mimpinya tercapai. Subjek berharap dapat membahagiakan keluarga dan mendapatkan seorang pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3 Tes BFI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102