[Morra Quatro] ✓ What If [romance. Book] PDF ? Read Online eBook or Kindle ePUB 1. Kamila. Si Anal. Pengagum Sigmund Freud. Asisten dosen ilmu sosial yang sangat detail, yang selalu menjawab tiap pertanyaan di kelas. Menurut Kamila, orang-orang, terutama pada usia muda mereka, sesungguhnya punya kehausan alami akan ilmu. Baginya, hubungannya dengan Jupiter kemarin terasa seperti mimpi, sisanya tak benarbenar nyata. Jupiter. Mahasiswa tingkat dua. Penyuka basket, pemain gitar, perayu ulung. Ia telah menghadirkan Kamila di dalam hatinya sejak kali pertama pertemuan mereka di bawah langit siang. Baginya, ada sekelumit cerita yang harus ia ungkap. Tentang gadis yang ingin selalu ia antar pulang; tentang kisah yang datang bersamanya. Namun, ketika mereka tak lagi berjarak, ia menyadari ada sesuatu yang membuat segala hal di bawah langit siang itu terasa tak sama.
2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
18.
WHAT IF, tentang harapan yang terhalang. Tentang kenyataan yang tak mungkin dimungkiri. Tentang hidup yang tak selalu berpihak—hingga memaksa Jupiter dan Kamila menjadi lebih kuat daripada yang mereka sadari. Morra Quatro Orang mencintai dengan cara mereka masing masing Sebagian tak tahu bagaimana cara mencintai, tetapi bila mereka gagal melakukannya, bila cinta mereka gagal memperlihatkan diri, tak berarti mereka tak punya Sesuatu yang tak tampak bukan berarti tak ada. Teka-Teki Terakhir Priceless Moment Last Forever Apa Pun selain Hujan Happily Ever After Sunset Holiday Catatan Musim Bangkok: The Journal L Rhapsody Versus: Selalu Ada Harapan di Antara Perbedaan Runaway Ran Always, Laila: Hanya Cinta Yang Bisa Sulis Peri Hutan review lengkap ya, bikin endingnya yg paling ak g suka akhirnya ada cerita ttg perbedaan agama, sangat menanti nantikan jenis cerita cinta seperti ini, khas mbak Morra ceritanya, tokoh yg jenius, kali ini dipadupadankan dg unsur politik di kampuswalau sebel dg endingnya, ak akan setia menunggu cerita lain yg endingnya sesuai cangkir kopiku, entah kapan itu terjadi Rizky Sejak awal, mereka perlu berbeda Mereka memang seharusnya berbeda Sebab ada kalanya itulah yang dibutuhkan manusia untuk menyadari seluas apa hati mereka Itulah yang mereka butuhkan untuk tahu sebesar apa hati sanggup mencintai Dibuka dengan sebuah prolog di sebuah rumah sakit yang cukup menyesakkan cerita ini bermula Kak Morra kembali hadir dengan karya terbarunya yang kembali membuatku penasaran sejak awal Sejak membaca Forgiven, aku sudah tahu bahwa Kak Morra sungguh piawai mengolah k Sejak awal, mereka perlu berbeda Mereka memang seharusnya berbeda Sebab ada kalanya itulah yang dibutuhkan manusia untuk menyadari seluas apa hati mereka Itulah yang mereka butuhkan untuk tahu sebesar apa hati sanggup mencintai Dibuka dengan sebuah prolog di sebuah rumah sakit yang cukup menyesakkan cerita ini bermula Kak Morra kembali hadir dengan karya terbarunya yang kembali membuatku penasaran sejak awal Sejak membaca Forgiven, aku sudah tahu bahwa Kak Morra sungguh piawai mengolah kata dan merangkai sebuah kisah dengan elemen berbeda tetapi tetap bisa dinikmati oleh pembaca Seperti dalam What If, Kak Morra menghadirkan kisah Kamila dan Jupiter, dua orang yang berbeda yang kemudian akhirnya jatuh cinta dan memutuskan untuk bersama Perbedaan yang ada tidak main main, bahkan cukup sensitif sekali dalam kehidupan sehari hari Tetapi, bukankah
perbedaan itu yang menjadikan kehidupan menjadi lebih berwarna Kamila, seorang asisten dosen, yang terkenal dengan Si 19. Fakhrisina Amalia Dear Kak Morra,Sebelumnya aku mau ucap terima kasih dulu karena sudah menulis buku ini, dan masih menulis, dan tetap menulis Mungkin kalau Kak Morra jadi penulis lagu, aku nggak segan segan membeli albumnya, nggak peduli siapa yang nyanyi Pokoknya kalau itu tulisan Kakak, aku tetap akan jadi penggemar nomor satu.Membaca What If ini seperti sedang ditampar bolak balik, ditonjok, dan sampai akhir disadarkan bahwa hidup memang begitu, sakit Tinggal bagaimana kita mau menyikapinya Mau balik mara Dear Kak Morra,Sebelumnya aku mau ucap terima kasih dulu karena sudah menulis buku ini, dan masih menulis, dan tetap menulis Mungkin kalau Kak Morra jadi penulis lagu, aku nggak segan segan membeli albumnya, nggak peduli siapa yang nyanyi Pokoknya kalau itu tulisan Kakak, aku tetap akan jadi penggemar nomor satu.Membaca What If ini seperti sedang ditampar bolak balik, ditonjok, dan sampai akhir disadarkan bahwa hidup memang begitu, sakit Tinggal bagaimana kita mau menyikapinya Mau balik marah, atau memaafkan dan terus menjalani kehidupan dengan sebaik baiknya Meski itu nggak sesuai harapan.Membaca What If membuat kita sadar kalau segala sesuatu itu tentatif, kecuali perasaan Perasaan juga tentatif, sih Tapi tentatif nya perasaan tergantung kita, tergantung manusianya Sedangkan hal hal lain dalam alam semesta ini tentatif aturan Yang Maha Kuasa Aku pernah berkata pada seseorang, Tuhan memang Maha segalanya, termasuk Maha Membolak balik hati manusia Tapi tetap kitalah yang memilih dan mengusahakan, mau terus mencintai, atau meninggalkan.Nah, di What If ini pilihan kita tetap mencintai atau meninggalkan itu aku temukan berdampingan dengan aturan aturan alam semesta yang nggak bisa diganggu gugat Bahwa mungkin ada perbedaan yang membuat kita harus memilih untuk meninggalkan, atau persamaan yang membuat kita bertahan untuk mencintai dan terus memperjuangkan Alam semesta mengajari sampai sejauh mana kita bisa mencintai di tengah perbedaan, dan juga mengajari kapan harus berhenti, kapan harus melanjutkan Membaca What If nggak cuma sekedar memahami bahwa Piter dan Kamila harus memilih, tapi juga bahwa segala sesuatu di dunia ini ya begitu Benturan benturan antara pilihan kita dan kenyataan Benturan benturan antara keinginan kita dengan apa yang sudah ditetapkan Tuhan Dan kembali, cara kita merasakan dan menyikapinya tergantung kita Apakah marah akan mengubah kenyataan Atau kita justru menyadari bahwa perbedaan diciptakan untuk membuat kita belajar dan menerima kenyataan Dear Kak Morra,Maaf, mungkin review ini akhirnya ngelantur ke mana mana Bacanya sambil baper, soalnya Tapi seperti biasa Dengan membaca kita belajar Dengan membaca What If, aku juga belajar Berbahagia atau tidak, dalam kondisi apa pun adalah pilihan kita Apakah kita mau tetap mencintai meski tahu tidak bisa memiliki atau tidak, juga pilihan kita Mungkin kita tidak bisa melawan aturan alam semesta dan ketetapan ketetapan Nya Tapi kita bisa melakukan apa yang kita bisa untuk terus mencintai, dan melihat seluas apa hati kita diciptakan untuk semua perasaan dan perbedaan itu.Kak Morra,What If, seandainya Ah, manusia memang kerapkali berandai andai Tapi Kamila takkan menyesal, Piter juga, Finn juga Sebab mereka telah berusaha, menghapus pengandaian bagaimana jika mereka tidak berusaha bagaimana jika tidak melakukannya dan barangkali itu yang kita semua perlukan Berusaha Jika tidak berhasil pun tidak apa apa, kan I still love you and your writings, Kak.Jangan pernah berhenti menulis 20. Iklima Bhakti Tuhan Memang Satu, Kita yang BerbedaIsu cinta beda agama itu bukan hal baru Ada beberapa kisah yang berputar di sekitarku Tentang seorang teman perempuanku yang seorang muslim dan pacarnya yang Katolik Atau yang baru baru ini, keduanya temanku, perempuan itu seorang Protestan dan laki laki itu muslim sepertiku Perbedaan perbedaan yang ada di setiap selubung kehidupan manusia itu memang tidak sebatas kaya miskin, cantik jelek, pintar bodoh, rajin malas, dan banyak hal bersifat adjective lainn Tuhan Memang Satu, Kita yang BerbedaIsu cinta beda agama itu bukan hal baru Ada beberapa kisah yang berputar di sekitarku Tentang seorang teman perempuanku yang seorang muslim dan pacarnya yang Katolik Atau yang baru baru ini, keduanya temanku, perempuan itu seorang Protestan dan laki laki itu muslim sepertiku Perbedaan perbedaan yang ada di setiap selubung kehidupan manusia itu memang tidak sebatas kaya miskin, cantik jelek, pintar bodoh, rajin malas, dan banyak hal bersifat adjective lainnya Kita mahkluk sosial, sama sama ciptaan sang Khalik Punya insting untuk saling mengenal satu sama lain, saling berbagi apapun yang sepantasnya bisa dibagi Punya rasa ketertarikan, bahkan rasa benci dan permusuhan Kita semua manusia hidup berdampingan Sesadar apapun kita dengan banyak sekali perbedaan yang membentang di dalam hidup manusia Jauh sebelum manusia sebanyak sekarang Bahkan saat akhirnya Tuhan memutuskan menciptakan Adam.Dalam novel ini, What If , aku kembali disadarkan bahwa segalanya pasti ada sebab dan ada solusi Tapi, terkadang sebab dan solusi akan menciptakan sebuah dilematis tersendiri yang mengakibatkan orang yang bersangkutan di antaranya merasakan perasaan yang mungkin hanya mereka atau beberapa yang punya posisi yang sama seperti mereka.Selama menyelesaikan kisah Kamila Jupiter, aku tidak menyalahkan mereka, baik Kamila maupun Jupiter Banyak pertanyaan yang berseliweran di dalam
sumsum kelabuku Bahkan aku sempat melontarkan pertanyaan kepada ibuku Kenapa hidup manusia itu rumit Maksudku hubungan antar manusia itu rumit ada jeda sejenak, ketika sepasang anak manusia saling jatuh cinta, saling mengasihi Apa yang salah dari mereka Kenapa perbedaan yang mereka miliki harus selalu mengunggulkan logika daripada apa yang mereka saat ini rasakan Kenapa stigma masyarakat begitu kuat melempar mereka ke sudut dan bolak balik membenturkan mereka agar sadar bahwa mereka berbeda Lantas kalau memang Tuhan menuliskan jalan mereka demikian, siapa yang patuh dipersalahkan Mereka tidak sedang merancang bom bunuh diri Mereka hanya sedang jatuh dalam kubangan bernama cinta Kemudian ibuku mendebat, Itulah ujian Tuhan yang bersifat inmaterial Tidak melibatkan apa apa Hanya hati, perasaan, dan juga imanmu Seberapa kuat iman yang saat ini kamu teguhkan dalam hati Seberapa yakinkah kamu dengan kitab sucimu, yang bicara tentang ayat ayat dan perihal apa yang dilarang dan apa yang diperintahkan Tuhan tidak serta merta mencipta manusia dalam perbedaan Itulah kenapa logika harus selalu bermain dalam setiap keputusan yang dibuat manusia Sekalipun hati nurani dan perasaan beriringan menyertai Yah, pembicaraan ini pasti sangat panjang Dan selama dekade dekade di masa depan pasti akan masih ada kisah Kamila Jupiter yang lain Mbak Morra kembali sukses membuatku berpikir hanya dengan membaca novel setebal 279 halaman saja Percintaan yang tidak melulu soal cinta segitiga Tidak dengan drama dan tidak dengan kata kata indah penuh rekayasa.Penuturan yang gamblang dan yakin bahwa di luar sana memang demikian Semakin dibuat rindu dengan ulasan Teori Teori Sosial Buku Das Kapitalis, milik Karl Max kalau tidak salah sempat mencuri perhatian di awal aku mengunjungi Kafe Pustaka, bulan bulan yang lalu Karena kavernya lebih tepatnya Lalu seorang yang aku ikuti di Wattpad memasangnya sebagai gambar sampul berandanya Kemudian Kamila dan Helena membahasnya Aku tertarik ingin membacanya Mereka semua mata kuliah semester satu atau dua Dulu sekali, sekarang aku semester delapan Skripsi Aku hampir lupa soal itu.Satu rahasia kubuka, bulan bulan lalu aku hampir merasa nyaman dengan seseorang yang berseberangan denganku Tapi, kuberitahu bahwa itu adalah nyala lilin yang sebentar kemudian terhembus angin dan mati Aku sadar dan kembali menatapnya dengan tatapan seperti sebelumnya Hanya teman, tidak lebih Dan semua hilang begitu saja tak bersisa Ini hanya sekadar sementara Aku bersyukur soal itu 21. Maggie Chen Ini adalah kali pertama aku membaca karya Kak Morra Quatro Saat baru terbit, aku sempat sedikit penasaran karena cover nya yang cantik Walau pada akhirnya yang benar benar membuatku membeli buku ini adalah karena diadakannya What If review contest Melihat cover What If, aku jadi teringat ucapan temanku Ia mengatakan bahwa cover Gagas itu bukan hanya cantik, tapi juga fotogenik Cover Gagas Media itu berseni Aku yang sebenarnya lebih suka cover novel ala kartun pun tidak mengerti ucapan tema Ini adalah kali pertama aku membaca karya Kak Morra Quatro Saat baru terbit, aku sempat sedikit penasaran karena cover nya yang cantik Walau pada akhirnya yang benar benar membuatku membeli buku ini adalah karena diadakannya What If review contest Melihat cover What If, aku jadi teringat ucapan temanku Ia mengatakan bahwa cover Gagas itu bukan hanya cantik, tapi juga fotogenik Cover Gagas Media itu berseni Aku yang sebenarnya lebih suka cover novel ala kartun pun tidak mengerti ucapan temanku itu Tapi untuk kali ini, aku mengerti Cover What If menurutku sangat cantik dan fotogenik Walau tetap, satu hal yang aku tidak begitu suka dari cover novel novel Gagas adalah bagaimana terkadang foto yang dijadikan cover sama sekali tidak berhubungan dengan isi cerita Termasuk What If, aku tidak dapat menemukan hubungan antara cover dengan isi cerita What If bercerita mengenai perbedaan antara dua insan yang saling mencintai Tepatnya, perbedaan dalam hal agama Topik yang diangkat sebenarnya sangat berat dan juga menarik Ketika sudah mencapai pertengahan dan tahu mengenai topik yang diangkat, aku tidak dapat berhenti membaca barang sedetikpun Aku sangat kagum akan keberanian Kak Morra dalam mengangkat topik tersebut Diperlukan ketelitian dan perhatian ekstra dalam menulis novel dengan topik agama Apalagi agama yang diangkat sebenarnya memang cukup sering berseteru Di dalam What If, kita diajak untuk mengikuti kisah antara Jupiter, seorang pria Kristen bermata indah Dan juga Kamila, seorang wanita Islam yang sangat pintar Aku berani bersumpah, ada sesuatu yang salah dengan tokoh novel bernama Peter atau Piter Setelah keberhasilan Peter di novel To All the Boys I ve Loved Before dalam mencuri hatiku, sekarang PITER di What If yang tak henti hentinya membuat jantungku berdebar sangat keras Aku benar benar menyukai hubungan antara Kamila dan Piter Perjuangan Piter dalam mendapatkan nomor HP Kamila benar benar patut dinominasikan sebagai salah satu adegan ter aww yang pernah kubaca dalam novel Aku benar benar menyukai betapa tengil seorang Piter Dan juga, matanya Kumohon, adakah yang dapat memberitahuku seseorang dengan mata seperti Piter Mata Piter tidak hitam, tetapi lebih cerah Tidak juga cokelat, tetapi lebih kelam Warnanya dideskripsikan seperti kopi, dan anak matanya berwarna keemasan Kurasa mata Piter bahkan lebih indah dari mata Edward Cullen Hahaha Tidak aneh Kamila tidak dapat berhenti memandang Piter dengan mata semacam ituRead Full Review Nocturnal Catfish BOOK REVIEW What If by Morra Quatro
22. Natasha Mungkin di antara para pembaca buku ini, hanya saya yang benar benar puas dengan ending nya Masalah yang diangkat di buku ini menarik, sangat menarik malah, di tengah tengah pluralisme Indonesia Perbedaan agama Dan cinta Kak Morra juga melontarkan banyak analisis dan teori mengenai tema ini dengan cerdas dan khas Kak Morra.Karakter karakter Kak Morra selalu terasa hidup, termasuk tokoh tokoh di What If Sedikit banyak terdapat kesamaan antara karakter yang perempuan entah mengapa heroine Mungkin di antara para pembaca buku ini, hanya saya yang benar benar puas dengan ending nya Masalah yang diangkat di buku ini menarik, sangat menarik malah, di tengah tengah pluralisme Indonesia Perbedaan agama Dan cinta Kak Morra juga melontarkan banyak analisis dan teori mengenai tema ini dengan cerdas dan khas Kak Morra.Karakter karakter Kak Morra selalu terasa hidup, termasuk tokoh tokoh di What If Sedikit banyak terdapat kesamaan antara karakter yang perempuan entah mengapa heroine di cerita Kak Morra meninggalkan kesan yang mirip , tetapi karakter laki lakinya lebih beragam Penokohannya dilakukan dengan sangat baik karakternya diceritakan dengan jujur dan apa adanya, dilengkapi juga oleh latar belakang.Mengenai ceritanya Pilinan kata kata Kak Morra sangat mengesankan Ceritanya dibuat sangat mengalir Novel ini juga menunjukkan bahwa ada keindahan dalam setiap relasi, dalam cinta, bahkan kalau akhirnya harus berpisah pun Walaupun ending nya mungkin akan menarik banyak komplen, saya rasa tidak ada yang lebih cocok dari akhir yang seperti ini sebuah akhir yang sangat pas bahkan lebih pas daripada buku buku Kak Morra lain yang sama sama memiliki bittersweet ending Buku ini ditutup dengan sangat indah Karakter karakternya bertumbuh dewasa, dan di akhir buku ini terdapat sebuah kesimpulan yang terus terang dan indah, in a sense , yang menutup cerita mengenai pergumulan dan masalah yang tokoh tokoh ini hadapi Buku ini tidak hanya memberikan pandangan pandangan mengenai isu perbedaan agama di dalam ceritanya, tapi juga memberikan rangkuman dari apa yang telah para karakter pelajari atau rasakan Penutup buku ini benar benar memberikan closure kepada baik para tokoh maupun para pembaca Entah mengapa saya merasa ini sebuah cerita yang cocok dengan ungkapan all s well that ends well 23. Nisaul Lauziah Sudah beberapa bulan sejak Mbak Morra mengumumkan comeback nya Dan, akhirnya saya bisa lega dari rasa berdebar penasaran setelah menutup 279 halaman novel baru lahir ini insya Allah tanpa terlewat satu kata pun Dan, lagi lagi, lagi lagi, ending yang senuansa dengan Forgiven Senuansa dengan Notasi Nyesek nyesek gimana gitu Apalagi Jupiter dan Kamila sungguh manis Yah, tapi realistis, sih Dan, itu yang menyebalkan Tapi saya tidak kecewa 4 bintang sudah bisa menggambarkannya Cukup terke Sudah beberapa bulan sejak Mbak Morra mengumumkan comeback nya Dan, akhirnya saya bisa lega dari rasa berdebar penasaran setelah menutup 279 halaman novel baru lahir ini insya Allah tanpa terlewat satu kata pun Dan, lagi lagi, lagi lagi, ending yang senuansa dengan Forgiven Senuansa dengan Notasi Nyesek nyesek gimana gitu Apalagi Jupiter dan Kamila sungguh manis Yah, tapi realistis, sih Dan, itu yang menyebalkan Tapi saya tidak kecewa 4 bintang sudah bisa menggambarkannya Cukup terkejut juga jika ternyata tema besarnya adalah isu itu Pelik, sih, memang masalah seperti itu Tapi, Alhamdulillah eksekusinya nggak bikin mencak mencak, hhahaha Tema pendampingnya juga cukup berat Politik, sorotannya lebih ke politik masuk kampus BEM Pemilihan presiden Orde baru juga masih disebut sebut Jadi, saya bisa bilang ini hampir senuansa dengan Notasi Dan, oh, ya Ada sesutu yang kurang menurut saya, yang seharusnya bisa lebih dieksplor lagi sehingga What If tidak perlu setipis ini Hubungan Kamila dengan ayahnya Masih terlalu buram, bagi saya Namun, Mbak Morra tetap tidak kehilangan gayanya Masih tuturnya yang biasa Yang membuat pembaca mengenali, ini tulisan Morra Quatro Jangan terlalu lama untuk yang selanjutnya, ya, Mbak Morra 24. nrgitha Terima kasih kak Morra sudah menulis kisah yang menghangatkan hati pembacanya.Setiap baca karya Morra Quatro, tidak hanya kisah pemerannya saja yang membuat pembaca terlarut Kisah kisah latar belakangnya pun membuat pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai tema yang diangkat.Ah, aku pikir Jupiter mampu membuatku melupakan William Hakim sejenak saja ya kak Jupiter tipe bad boy yang ternyata memiliki kejutan kejutan manis Kamila tipe tokoh utama perempuan yang aku suka, berpendirian teguh, Terima kasih kak Morra sudah menulis kisah yang menghangatkan hati pembacanya.Setiap baca karya Morra Quatro, tidak hanya kisah pemerannya saja yang membuat pembaca terlarut Kisah kisah latar belakangnya pun membuat pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai tema yang diangkat.Ah, aku pikir Jupiter mampu membuatku melupakan William Hakim sejenak saja ya kak Jupiter tipe bad boy yang ternyata memiliki kejutan kejutan manis Kamila tipe tokoh utama perempuan yang aku suka, berpendirian teguh, pintar, dan berani berkorban untuk hal yang patut diperjuangkan Menjadi saksi kisah mereka melalui rangkaian kata ala Kak Morra, membuat aku seolah hadir di dekat mereka Kisah yang jujur menggambarkan cinta yang sulit ditemukan titik temu yang tepat.Bagiku ending yang diberikan kak Morra sangat memuaskan Walaupun berharap ending yang lain, namun aku tahu hidup tak selalu berjalan seperti yang kita inginkan Begitu pula kisah Jupiter dan Kamila.Ditunggu ya kak karya selanjutnya 25. Dinur Aisha indah bgt gangerti lg saya
26. Afifah Mazaya Orang orang ngewanti wanti soal ending Udah siap siap dong, buat ending yang bikin guling guling kayak 2 buku yang udah aku baca lainnya Dan, akhirnya, nggak paham kenapa orang pada ngewanti wanti Kayaknya, ini malah ending yang paling bikin nggak guling guling Adil dan nggak akan ada tuduhan penistaan agama Lol. 27. Abigail DAMN DAMN DAMN.Saya nggak tahu kata apa yang tepat buat menggambarkan novel What If ini Tapi satu hal yang saya yakini, novel ini brilian.Saya sudah pernah membaca Forgiven dan Notasi Dan keduanya bagus Sangat bagus, padat, dan saya menyukainya Tak berbeda dengan What If ini Hanya saja, di novel ini, saya bisa merasakan perkembangan Morra dalam menulis Yang, tentu saja, menjadi semakin baik dan rapi , bila dibandingkan dengan dua novelnya yang lain yang sudah saya baca.Isu di dalam nove DAMN DAMN DAMN.Saya nggak tahu kata apa yang tepat buat menggambarkan novel What If ini Tapi satu hal yang saya yakini, novel ini brilian.Saya sudah pernah membaca Forgiven dan Notasi Dan keduanya bagus Sangat bagus, padat, dan saya menyukainya Tak berbeda dengan What If ini Hanya saja, di novel ini, saya bisa merasakan perkembangan Morra dalam menulis Yang, tentu saja, menjadi semakin baik dan rapi , bila dibandingkan dengan dua novelnya yang lain yang sudah saya baca.Isu di dalam novel ini lebih kuat, khususnya dalam cara penceritaannya Dan itu nggak berhenti membuat saya salut terhadap Morra, terhadap caranya mengangkat suatu isu tertentu di dalam novelnya Fisika, seperti di dalam novel Forgiven politik historis, seperti dalam novel Notasi dan kali ini, isu keberagaman Ya, suatu isu yang sangat lekat dalam kehidupan kita sehari hari, terlebih di negara Indonesia ini, yang masih saja memunculkan kontroversi.Bukan berarti belum ada penulis lain yang membawa isu yang sama seperti di dalam novel ini, tapi somehow, pembawaan Morra tidak terasa picisan Atau berat sebelah Atau terlalu menggurui Saya seperti diajak berpikir, atau lebih tepatnya mengkritisi pikiran pikiran yang selama ini, sadar tidak sadar, memang sudah melayang layang di pikiran saya Hanya saja saya mungkin tidak mengungkapkannya terus terang, entah karena pengaruh lingkungan atau simply because rasa peduli saya tidak sebesar itu Entahlah Tapi thanks to Morra, ia berhasil membuat saya berpikir kritis Tak peduli isu yang dibahas di sini termasuk suatu isu yang sensitif, yang tidak menutup kemungkinan bisa memunculkan ketersingguan pihak pihak tertentu Tapi toh, bukannya kita punya hak untuk berpendapat dan bahkan mengemukakan pendapat kita sendiri Tak peduli seberapa kontroversial itu dengan apa yang ada di se 28. Desty Kamila Si Anal Pengagum Sigmund Freud Asisten dosen ilmu sosial yang sangat detail, yang selalu menjawab tiap pertanyaan di kelas Jupiter Mahasiswa tingkat dua Penyuka basket, pemain gitar, perayu ulung Ia telah menghadirkan Kamila di dalam hatinya sejak kali pertama pertemuan mereka di bawah langit siang Saya sengaja mengutip bagian perkenalan kedua tokoh yang ada di halaman belakang sampul novel ini Kalimat kalimat itu sudah menjelaskan karakter Kamila dan Jupiter, tokoh utama dalam Kamila Si Anal Pengagum Sigmund Freud Asisten dosen ilmu sosial yang sangat detail, yang selalu menjawab tiap pertanyaan di kelas Jupiter Mahasiswa tingkat dua Penyuka basket, pemain gitar, perayu ulung Ia telah menghadirkan Kamila di dalam hatinya sejak kali pertama pertemuan mereka di bawah langit siang Saya sengaja mengutip bagian perkenalan kedua tokoh yang ada di halaman belakang sampul novel ini Kalimat kalimat itu sudah menjelaskan karakter Kamila dan Jupiter, tokoh utama dalam novel ini Tapi masih ada fakta lain yang penting dan menjadi inti dari novel ini Kamila seorang muslim Jupiter seorang Nasrani.Finnigan, sahabat Jupiter sebenarnya ingin menjodohkan Kamila dengan Steven, sahabatnya yang isi otaknya bisa disetarakan dengan Kamila Tapi Steven menolak, dia tahu mereka tidak akan bisa bersama Di luar dugaan Finn, justru Piter, yang kuliahnya saja sering bolos, berusaha mendekati Kamila Dan usaha pendekatan Piter bersambut, meski diikuti pertentangan batin di dalam diri Kamila Apa yg berbeda itu memang tidak pantas bersama Bukan hanya kata hati Kamila yang melarang hubungannya dengan Piter Ibunya Peter dan Ayahnya Kamila juga tidak memberikan restu atas hubungan itu Meski keduanya menyadari bahwa anak anak mereka saling mencintai Cinta Kamila semakin besar, ketika dia melihat Piter terbaring tak berdaya di rumah sakit karena ada yang salah dengan paru parunya Saya berkenalan dengan tulisan Morra Quatro lewat novelnya yang berjudul Notasi dengan setting kampus UGM dan politik mahasiswa di masa reformasi Kali ini Morra kembali lagi dengan background serupa, meski dengan fokus yang berbeda cinta beda agama Carefully written Topik ini memang sangat rawan dan berpotensi menimbulkan pro dan kontra Namun di dalam novel ini semuanya tersaji dengan seimbang Mungkin karena penulis katanya pernah mengalami hal yang sama Penulis juga mengungkapkan lewat tulisan ini bahwa dalam hubungan cinta beda agama, biasanya ada satu pihak yang berusaha berjuang mempertahankan, namun ada satu pihak yang juga selalu mempertanyakan apakah bisa terus bersama Dan apakah cinta itu bisa bertahan jika hanya satu orang saja yang berusaha Bukan hanya Kamila dan Piter yang mengalami hal itu Finnigan dan pacarnya, Anjani juga sudah lebih dahulu mengalami segala pertentangan itu Dan uniknya dalam novel ini, Kamila menemukan jawabannya bukan dari seorang Piter Tapi dari Finnigan.Selain topik perbedaan
agama itu, ada nuansa politik kampus dalam hal ini pemilihan presiden mahasiswa yang juga dibahas masih ada kaitannya dengan agama juga sih Ada juga joke joke renyah ala mahasiswa Bagian favorit saya adalah ketika Finnigan oh btw Finnigan juga tokoh favorit saya di novel ini yang berusaha menghibur Kamila yang sedang kalut di rumah sakit.Pilihan diksi Morra Quatro memang layak diacungi jempol Hanya saja, karena dituliskan dengan hati hati, ada bagian bagian yang sulit dicerna oleh saya, sehingga saya seperti meraba raba apa maksud dari kalimat yang dituliskan itu Kemudian ada bagian dimana Piter menyebutkan simbol Trinitas sebagai God Father, Jesus and Mother Mary Tadinya saya berpikir ini typo, tapi disebutkan dua kali dalam novel ini Yang saya tahu itu ketika membuat tanda salib, yang diucapkan adalah In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit Dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus Semoga bisa dikoreksi untuk cetak ulang berikutnya 29. Kurnia Membubuhkan novel ini dengan empat bintang, walaupun sebenarnya sedikit ragu ragu Barangkali ekspektasi yang cukup tinggi membuat saya agak kecewa Bayang bayang Notasi dan Forgiven masih dalam benak Saya sangat menyukai dua buku Mbak Morra sebelumnya.Walau harus saya akui, saya tetap menikmati What If Diperkenalkan dengan Kamila si mahasiswi perfeksionis dengan sebutan si Anal yang terlalu detil dan Jupiter mahasiswa adik tingkat satu tahun di bawah Kamila yang sangat tidak tahu aturan dan t Membubuhkan novel ini dengan empat bintang, walaupun sebenarnya sedikit ragu ragu Barangkali ekspektasi yang cukup tinggi membuat saya agak kecewa Bayang bayang Notasi dan Forgiven masih dalam benak Saya sangat menyukai dua buku Mbak Morra sebelumnya.Walau harus saya akui, saya tetap menikmati What If Diperkenalkan dengan Kamila si mahasiswi perfeksionis dengan sebutan si Anal yang terlalu detil dan Jupiter mahasiswa adik tingkat satu tahun di bawah Kamila yang sangat tidak tahu aturan dan tidak peduli pada kelas perkuliahan.Mereka dipertemukan dalam keadaan saling berbeda Saling namun berbeda memang terdengar menyedihkan Tetapi begitulah kehidupan Tuhan menciptakan kita berbangsa bangsa dan bersuku suku agar di antara kita saling mengenal Barangkali begitulah Kamila dan Jupiter Untuk Saling mengenal Dan sayangnya juga saling mencintai dalam perbedaan mereka.Banyak hal hal yang membuat saya ikut merenungi kisah ini Tentang perbedaan, tentang isu cinta beda agama Tentang masyarakat secara luas dan perbedaan di dalamnya Dan pada akhirnya membuat saya ingin menelisik lebih jauh ilmu antropologi walau saya tidak tahu akankah keinginan mempelajarinya suatu saat akan tereksekusi atau hanya dalam angan saya XDDari segi plot, saya menyayangkan ada beberapa yang membuat saya berasa tak puas Beberapa deskripsi seperti kurang Dan membuat kisah Kamila dan Jupiter sedikit terburu buru Entahlah itu hanya perasaan saya saja atau memang begitu Kabar baiknya, eksekusi dalam buku ini cukup membuat saya puas.Saya cukup tercengang Mbak Morra menyebut nyebut Ibnu Kaldun, seorang sejarawan Islam di dalam esai yang dibuat Jupiter, bukan Tiara, apalagi Ali Akbar Ah tokoh ini di akhir membuat saya sedikit tidak suka karena sikap ambisiusnya, tetapi saya merasa familiar dengan keambisiusannya, membuat saya sedikit bernostalgia beberapa semester lalu, wkwk Angin segarnya, saya naksir Finnigan, tokoh pendukung lain yang memiliki kisahnya sendiri walau masih sangat beririsan dengan kisah Mila Piter Dia seperti guardian angel di sini Hehehe Dan saya sangat menyukai beberapa penggalan kisah Rasul dan para sahabat yang tersisip dalam novel ini Seperti kisah Ali bin Abi Thalib, dan ahli ibadah yang dihalangi iblis ketika akan salat Subuh, juga pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing Dan semua itu dibawa oleh seorang Jupiter Piter yang sangat berbeda dengan Kamila Sangat menarik menurut saya.Barangkali itu dulu ulasan dari saya Semoga novel selanjutnya akan lebih membuat saya tercengang lagi Sukses untuk Mbak Morra 30. Lovila Arina Manasikana This review has been hidden because it contains spoilers To view it, click here spoiler alert spoiler alert spoiler alert spoiler detected and a lil bit my story.aku pikir sakitnya piter bakal dibahas panjang disini ternyata nggak seperti itu harusnya aku bisa menebak sih, khas kak morra.tulisan kak morra memang selalu membahas masalah masalah yang kalau dilihat wajar terjadi tapi namanya masalah, tetap bagaimanapun juga tidak seharusnya terjadi aku sudah pernah membacaca dua novel kak morra yang lain, forgiven dan notasi novel kali sama seperti kedua novel t spoiler alert spoiler alert spoiler alert spoiler detected and a lil bit my story.aku pikir sakitnya piter bakal dibahas panjang disini ternyata nggak seperti itu harusnya aku bisa menebak sih, khas kak morra.tulisan kak morra memang selalu membahas masalah masalah yang kalau dilihat wajar terjadi tapi namanya masalah, tetap bagaimanapun juga tidak seharusnya terjadi aku sudah pernah membacaca dua novel kak morra yang lain, forgiven dan notasi novel kali sama seperti kedua novel tersebut, bedanya tema yang diangkat kak morra pada what if.kak morra mengangkat tema cinta beda agama simple but, yaah, menyakitkan, setidaknya bagiku karena aku mengalaminya, sedang mengalaminya malah curhat.aku tak menangis ketika larangan larangan ibu piter kepada kamila begitupun larangan ayah kamila aku juga tak menangis saat membaca piter sakit mungkin kalau seandainya piter meninggal seperti will novel forgiven , mungkin aku tak sesedih itu.aku justru menangis karena cinta beda agama bagaimana kamila face perbedaan itu bagaimana konflik batin yang dialami kamila karena aku
juga merasakannya bedanya aku tak menjalin hubungan seperti kamila, aku tau aku tak bisa bersamanya tapi biarkan aku mencintanya, biarkan aku pergi saja dengan menanggung perasaan ini karena aku tak tau jawaban atas pertanyaan mengapa sekarang bersamanya, kalau sudah jelas nanti tak mungkin bersama seperti kamila sebenarnya, tapi kamila tetap bersama piter hingga janjinya karena, yah, kita memang selalu ingin bersama dengan orang yang kita sayang, kita selalu ingin berada di dekatnya aku tau karena itulah kamila masih bersama piter.aku juga ingin seperti kamila, tapi aku tak sanggup apabila mengingat kenyataan akan jurang yang menghadang dan itulah mengapa ketika kamila mengingat jurang itu, aku ikut merasa sedih aku malah beneran curhat, haahaa sorry balik ke awal.awal aku membeli buku ini agak kecewa karena tipis tapi setelah selesai membaca, aku merasa porsinya sudah pas apabila lebih panjang lagi akan menjadi memuakkan.akhir buku piter dan kamila tak bersama yaah, sudah diduga sama seperti finn dan anjani mereka memang masih saling mencintai, tapi sejak awal memang sudah berbeda jalan jadi yah, harus berpisah karena memang tak sanggup dan tak bisa kalau dipaksakan harus sejalan memang harus sadar sih dan harus rela dan mungkin dengan hati yang sedikit berdarah, ralat banyak.tiba tiba lupa mau nulis apa lagi haahaa nanti deh kalau sudah mengingatnya akan dilanjut lagi 31. Red Awalnya sebenarnya saya agak ragu untuk membaca karya Mba Morra yang terakhir ini, dengan alasan PASTI AKU BAKALAN BAPER lagiDan ternyata alasan aku terbukti TERPAMPANG DENGAN NYATA DI LUAS CAKRAWALA INI..Mba Morra selalu menamatkan bukunya dengan menggantungan ceritanya di langit malam halaaahhopo tho iki dan Saya harus ikhlas merelakan Jupiter danKamila berakhir Entah akhir yang bahagia ataupun sedih, sepertinya Mba Morra ingin menyerahkan itu semua kepada pembacanya.WHAT IF adalah ce Awalnya sebenarnya saya agak ragu untuk membaca karya Mba Morra yang terakhir ini, dengan alasan PASTI AKU BAKALAN BAPER lagiDan ternyata alasan aku terbukti TERPAMPANG DENGAN NYATA DI LUAS CAKRAWALA INI..Mba Morra selalu menamatkan bukunya dengan menggantungan ceritanya di langit malam halaaahhopo tho iki dan Saya harus ikhlas merelakan Jupiter danKamila berakhir Entah akhir yang bahagia ataupun sedih, sepertinya Mba Morra ingin menyerahkan itu semua kepada pembacanya.WHAT IF adalah cerita yang ada di sebelah kanan kiri kita, dimana kita hidup di negara dengan kekayaan berupa keanekaragaman adat, budaya dan bahkan agama Sudah barang tentu antara yang satu dengan yang lainnya akan bersinggungan Tapi bukan persinggungan yang diangkat melainkan ketertarikan akan perbedaan yang sangat pula mungkin terjadi di negara ini, dan salah satunya diangkat dalam cerita ini.Kamila, seorang anal yang tidak bisa tidak menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan meski bukan untuk dirinya , karena keyakinannya bahwa sesungguhnya sebagai pemuda itu pasti haus akan pengetahuan Namun tidak dengan keyakinannya terhadap lelaki yang secara tidak sadar sudah dicintainya diam diam, yang akhirnya dia lepaskan dengan satu tetes air mata dan kebisuan.Jupiter, seorang visual dan kinestetik dengan mata cokelat indah, yang rajin tidak menyentuh bangku di ruang kuliah yang seharusnya didatanginya Ia lihai menempatkan diri dan perasaannya saat berhadapan dengan perempuan selama ini Sampai suatu hari Ia yakin telah melihat satu tetes air mata jatuh dari mata seorang wanita dan merubah isi hatinya selama ini.Kamila dan Jupiter bertemu siang hari di lapangan basket kampus Fisipol salah satu universitas di Jakarta Kisah mereka dimulai setelah saling memberitahu nama satu sama lain dan berlanjut sampai kinerja Printer Canon yang lambat untuk mencetak hasil pemikiran Jupiter, demi rangkaian nomor handphone milik Kamila.Mba Morra, aku ngga sanggup nerusin review ini, karena ketulusan hati dan cinta yang dirangkai di sini terlalu indah Terimakasih Mba Morra telah menyuguhkan Jupiter dan Kamila untuk jagad raya ini. 32. Suzayana Yah, pada akhirnya akan sampai juga di halaman terakhir Dan yup, well done Kesan pertama wah Terlalu banyak kata pujian untuk novel ini sampai sampai sulit untuk ngungkapin semuanya Intinya, good very good nice jiah ujungnya banyak juga Hampir semuanya saya suka, ide cerita, tema, nama tokoh, karakter tokoh, latar cerita, dan yang paling menarik adalah cara Kak Morra untuk menjelaskan detail latar waktu, suasana, dan tempatnya yg sangat menarik , cantik , genius , ah pokoknya saya jatu Yah, pada akhirnya akan sampai juga di halaman terakhir Dan yup, well done Kesan pertama wah Terlalu banyak kata pujian untuk novel ini sampai sampai sulit untuk ngungkapin semuanya Intinya, good very good nice jiah ujungnya banyak juga Hampir semuanya saya suka, ide cerita, tema, nama tokoh, karakter tokoh, latar cerita, dan yang paling menarik adalah cara Kak Morra untuk menjelaskan detail latar waktu, suasana, dan tempatnya yg sangat menarik , cantik , genius , ah pokoknya saya jatuh cintaaa Mungkin di buku lain oleh pengarang lain saya pernah menyuarakan keberatan untuk menyentil tema agama Tapi di novel ini, karena memang fokus utamanya itu, saya justru sangat suka Kak Morra menampilkan masalah yg memang kita hadapi sekarang di masyarakat kita Namun bagusnya, Kak Morra berhasil membuat cerita ini jauh dari kata berat sebelah atau memihak salah satu Bahkan masing masing agama disuguhkan dengan kondisinya masing masing yg sederhana, apa adanya, jujur, tapi indah Bahkan saya sangat menyukai part cerita tentang malaikat Mikail yg mengekang matahari Ah, betapa cantiknya cerita ini Dan yg terpenting, eksekusi
33.
34. 35. 36. 37.
38. 39.
ceritanya lagi lagi memuaskan dan pas Saya baru menyadari ini, dari semua buku Kak Morra, semua tokoh utamanya ternyata tidak digariskan untuk bertemu di ujung cerita maaf saya agak lupa dengan Believe tapi anehnya, saya justru lebih menyukai eksekusi itu, sejauh ini saya justru mendukung setiap ending yg diberikan Kak Morra pada tiap tokohnya Semuanya terasa pas dan adil.Soooo, saya tunggu buku berikutnya ya Kak Good job Really beautiful story Heryani Udah excited banget sejak Kak Morra ngumumin soal novel terbarunya ini, langsung dilahap selama 3 4 jam perjalanan Bandung Jakarta Idul Adha kemarin D Dan tulisan Kak Morra memang nggak pernah ngecewain Suka suka sukaa ceritanya..Awalnya sama sekali nggak kepikiran tema besarnya ternyata seperti itu Pas baca prolog sama bab 1 di blog Kak Morra juga belum kepikiran, makanya kejutan sekali Ini pertama kalinya baca novel dengan tema seperti ini, dan aku suka Suka cara pengeksekusian ala Kak Mo Udah excited banget sejak Kak Morra ngumumin soal novel terbarunya ini, langsung dilahap selama 3 4 jam perjalanan Bandung Jakarta Idul Adha kemarin D Dan tulisan Kak Morra memang nggak pernah ngecewain Suka suka sukaa ceritanya..Awalnya sama sekali nggak kepikiran tema besarnya ternyata seperti itu Pas baca prolog sama bab 1 di blog Kak Morra juga belum kepikiran, makanya kejutan sekali Ini pertama kalinya baca novel dengan tema seperti ini, dan aku suka Suka cara pengeksekusian ala Kak Morra, dengan tutur kata yang indah dan bikin terhanyut Suka karakter karakter yang diciptakan Kak Morra Kamila Si Anal, asisten dosen yang jenius, Jupiter si bad boy yang rela menyeberang jauh demi cewek yang dia cintai, dan terutama, aku suka Finn yang santun tapi kadang bisa lucu tanpa diduga2 Disini juga kerasa sedikit nuansa Notasi, dengan isu isu politiknya di kampus, dan pemilihan ketua BEM Btw agak gimanaa gitu sama si Ali Akbar PMakasih Kak Morra udah nulis cerita yang indah ini Semoga yang berikutnya nggak terlalu lama ya Kak P Oiya suka banget sama nama panjangnya Piter, Jupiter Europa p full review Just_denok Waow Endingnya Aku nggak suka endingnya Tapi aku suka ceritanya I love it Tapi kurasa itu memang akhir yg terbaik untuk mereka Oh My God I hate it Kak Morraaaa, please bikin ending yg bahagia sekali2 Wulan Kenanga setelah membaca tiga karya sebelumnya, saya sudah menebak endingnya ending yang tidak diharapkan pembaca tapi saya suka ceritanya tulisan Kak Morra selalu berani, lugas, dan cerdas. miaaa Somehow reading Morra s book is my Christmas tradition, or well Year End tradition As usual her writing had me at the awe, interesting topic and strong characters I adore strong characters. Dion Sagirang Sempat menunda nunda menyelesaikan buku ini, karena bagian pertama sampai tengah terasa membosankan Bagian tengah sampai selesai telah menyelamatkan buku ini, buku pertama Morra Quatro yang saya tamatkan.Membaca novel ini sekarang, atau mungkin dua atau tiga tahun kebelakang itu juga tetap sulit membayangkan bahwa setting ceritanya di masa sekarang Ambience yang penulis ciptakan di sini mengingatkan saya pada novel sebelumnya yang belum saya tamatin , sehingga saya menganggap, Ah ini palinga Sempat menunda nunda menyelesaikan buku ini, karena bagian pertama sampai tengah terasa membosankan Bagian tengah sampai selesai telah menyelamatkan buku ini, buku pertama Morra Quatro yang saya tamatkan.Membaca novel ini sekarang, atau mungkin dua atau tiga tahun kebelakang itu juga tetap sulit membayangkan bahwa setting ceritanya di masa sekarang Ambience yang penulis ciptakan di sini mengingatkan saya pada novel sebelumnya yang belum saya tamatin , sehingga saya menganggap, Ah ini palingan tahun 90 an atau 2000 an awal Bukan cuma lewat suasana, narasi pun, seperti ada beberapa joke yang oh sangat lawas sekali Toilet tempat jin buang anak itu apa masih in di zaman sekarang Seingat saya, itu joking yang kalau teman saya yang lontarin bakal saya ejek habis habisan karena udah jadul banget Dan itu diulang ulang, seolah penulis ingin memastikan, suasananya harus kuliah banget Ya, sebagian berhasil Sebagiannya lagi tidak.Usaha mati matian si Jupiter membuat esai yang mungkin bisa membuat Kamila terkagum kagum, sampai dia memasukan referensi dari penemu muslim, yang memang saya pelajari di kampus, tapi, well, come on, mungkin ada literatur yang dia percayai juga yang datang dari agamanya Ini yang saya maksud beberapa hal yang sedikit agak dipaksakan.Lalu, ada bagian bagian yang dipertanyakan Kehadiran Ayah Kamila yang, Mil, segitu aja ya nerima bokap yang udah ninggalin lo bertahun tahun Lalu, cerita Helena tentang temannya, saya kira ada kaitannya dengan ayah Piter yang ternyata tidak diceritakan muncul.Sekali lagi, ending yang realistis ini menyelamatkan Saya nggak akan pernah nggak suka dengan akhir semacam ini Heityy Rajuwi Sad Ending Story. Fabiola Izdihar Kamila Rasyid, seorang mahasiswa Antropologi tingkat akhir Kamila Rasyid, si gadis mungil yang berani memotong rambutnya menjadi pendek sekali agar mendapat perhatian pada Pekan Raya BEM Kamila Rasyid, si mahasiswa yang terkenal sebagai si anal, super kritis What if berkisah tentangnya juga Jupiter Europa, mahasiswa Administrasi Publik tingkat dua, si pemalas itu, suka terlambat datang kelas, yang tubuhnya penuh harum sabun mandi saat baru duduk di kursinya yang seperti sudah ditakdirkan untu Kamila Rasyid, seorang mahasiswa Antropologi tingkat akhir Kamila Rasyid, si gadis mungil yang berani memotong rambutnya menjadi
pendek sekali agar mendapat perhatian pada Pekan Raya BEM Kamila Rasyid, si mahasiswa yang terkenal sebagai si anal, super kritis What if berkisah tentangnya juga Jupiter Europa, mahasiswa Administrasi Publik tingkat dua, si pemalas itu, suka terlambat datang kelas, yang tubuhnya penuh harum sabun mandi saat baru duduk di kursinya yang seperti sudah ditakdirkan untuknya duduk berjajar dengan Finnigan dan Steven Mereka berdua dipertemukan oleh semesta di tengah lapangan basket pada siang hari Piter yang playboy, bergerak cepat meminta nomor ponsel Kamila setelah terpesona oleh gadis itu, diawali dengan pembicaraan tentang ak 40. Putri Review Actual Score 3,6 from 5 starsBaca lebih lengkap review novel ini di blog Putri Review Tarik Ulur Antara Agama dan Cinta dalam novel What If by Morra Quatro Berdoalah dulu kepada Tuhan mu Aku akan menunggu di sini Aku tak tahu apa aku diizinkan masuk Jadi, aku akan menunggu Di sini What If by Morra Quatro, cetakan ke 1, halaman 86 Awalnya saya bosan dengan karakter demi karakter yang muncul hampir bersamaan di chapter satu, membuat saya sedikit kesulitan mengingat dan menebak kepa Actual Score 3,6 from 5 starsBaca lebih lengkap review novel ini di blog Putri Review Tarik Ulur Antara Agama dan Cinta dalam novel What If by Morra Quatro Berdoalah dulu kepada Tuhan mu Aku akan menunggu di sini Aku tak tahu apa aku diizinkan masuk Jadi, aku akan menunggu Di sini What If by Morra Quatro, cetakan ke 1, halaman 86 Awalnya saya bosan dengan karakter demi karakter yang muncul hampir bersamaan di chapter satu, membuat saya sedikit kesulitan mengingat dan menebak kepada siapa fokus saya harus berarah Belum lagi nama2 yang sedikit di luar kebiasaan nama tokoh2 pada novel, saya harus jujur, awalnya saya sedikit bingung Namun seiring cerita berjalan, saya mulai menikmati interaksi di antara Jupiter dan Kamila Saya tergila gila dengan dialog di antara mereka, terutama proses pendekatan mereka yang jauh dari gombal, justru menurut saya pintar.Saya juga penasaran dengan konflik yang sedianya berusaha diangkat penulis dalam kisah ini Saya menyukai cara Morra menjabarkan cinta yang dilatari perbedaan agama Hal hal mendetail dari keduany 41. Febrianti Pratiwi saya termasuk yang tidak pernah berpikir 2 kali untuk membaca karya morra quatro, sejak membaca Notasi 2013 lalu kemudian membaca Forgiven, dan semakin mengidolakan perempuan itu.What If membuat saya kembali jatuh cinta dengan tokoh dan cerita yang ditulis morra quatro tentang kehidupan kampus, tentang persahabatan, tentang keluarga, dan tentang ketulusan oh iya, sepertinya setelah ini, saya akan menilik warna mata lawan bicara, siapa tahu ada warna yang unik juga.saya mencintai piter seperti saya termasuk yang tidak pernah berpikir 2 kali untuk membaca karya morra quatro, sejak membaca Notasi 2013 lalu kemudian membaca Forgiven, dan semakin mengidolakan perempuan itu.What If membuat saya kembali jatuh cinta dengan tokoh dan cerita yang ditulis morra quatro tentang kehidupan kampus, tentang persahabatan, tentang keluarga, dan tentang ketulusan oh iya, sepertinya setelah ini, saya akan menilik warna mata lawan bicara, siapa tahu ada warna yang unik juga.saya mencintai piter seperti cara kamila, juga mengidolakan kamila yang kuat dan anal saya pribadi, menyukai cerita dengan setting kampus setelah membaca Notasi, dan What If kembali memaparkannya dengan detail tanpa menuliskan nama kampus tersebut seluruh tokohnya memiliki karakter kuat, bahkan sosok Noah Ibrahim yang kasar dan Juliet yang ramah walau hanya disebut beberapa kali finn, ali akbar, tante helena, dan tokoh lain adalah orang orang yang sebenarnya nyata di sekeliling kita, dan diramu dengan baik sekali oleh morra quatro.awalnya agak janggal, mendapati bagaimana perjuangan piter besar sekali untuk mendapatkan nomor telepon kamila hanya setelah tak sengaja bertemu di lapangan basket tapi, mungkin memang ada beberapa orang yang setertarik itu pada lawan jenis pada kali pertama melihatnya, seakan yakin dia memang satu satunya, dan itu terbukti di pertengahan cerita.terus agak tidak mengerti sama konflik ali akbar yang ngotot mau jadi presiden BEM, juga usaha kamila dan finn yang masuk diam diam ke kampus menjelang subuh untuk paper piter serius jadi, maafkan saya, mbak morra.selebihnya, saya suka sekali novel ini saya sukses dibuat kegeian oleh lawakan piter dan finn yang mungkin bagi beberapa pembaca hanya sekadar celetukan yang ringan, saya dibuat jatuh cinta oleh warna mata piter yang bahkan tidak saya lihat secara langsung, saya iri pada kamila yang dicintai sedemikian dalam oleh laki laki perayu ulung tapi tulus seperti piter, dan pada hubungan mereka yang HARUS berhenti tapi tidak pada rasa di dalam hati.What If membuat saya ikut berdoa bersama kamila, agar piter tidak senasib dengan will di Forgiven What If juga membuat saya membuka skripsi untuk memandangi sebuah nama di halaman persembahan saya Bukan piter, memang kami tidak berbeda, tetapi saya tidak tahu ia setulus piter atau belum di fase itu.cerita ini ditutup dengan manis, menurut saya.seperti di akhir review saya pada novel morra quatro yang lain ditunggu karya selanjutnya, mbak morra 42. Sri Mulyati Senang rasanya membaca karya panjang dari Morra lagi Sudah lama sekali rasanya sejak Notasi, yang bagi saya kurang begitu memuaskan itu Meskipun selang setahun itu Morra tak henti hentinya menelurkan cerita cerita pendek lewat tumblr nya, yang tak kalah memesona sebenarnya Namun, beberapa bulan terakhir ini sepertinya blog Morra sepi sekali Hingga akhirnya, bulan Agustus kemarin Morra membuka pengumuman pre
order untuk buku barunya dan saya langsung berjingkrak kesenangan Akhirnya rindu say Senang rasanya membaca karya panjang dari Morra lagi Sudah lama sekali rasanya sejak Notasi, yang bagi saya kurang begitu memuaskan itu Meskipun selang setahun itu Morra tak henti hentinya menelurkan cerita cerita pendek lewat tumblr nya, yang tak kalah memesona sebenarnya Namun, beberapa bulan terakhir ini sepertinya blog Morra sepi sekali Hingga akhirnya, bulan Agustus kemarin Morra membuka pengumuman pre order untuk buku barunya dan saya langsung berjingkrak kesenangan Akhirnya rindu saya akan terobati juga Saya sudah jatuh cinta pada karya Morra sejak iseng iseng membaca Forgiven salah satu buku paling bikin hangover Cara bertutur Morra amatlah runut, karakter karakternya sangat lovable, dan tak lupa beberapa fakta mengenai kejadian sejarah nyata atau ilmu pengetahuan yang ia riset betul sehingga tak terasa seperti tempelen semata Mereka berpadu dengan jalinan plot yang sangat rapi Hal hal di atas masih saya temukan di What If ini, yang sayangnya juga membuat saya merasakan book hangover sekali lagi Entahlah, bersimpati terhadap karakter karakter yang diciptakan Morra sangat mudah sekali buat saya Meskipun saya sebenarnya kurang menyukai bagaimana Piter dan Kamila di sini sudah khawatir dini terhadap hubungan yang mereka mulai Saya berfikir, kedua orang ini harusnya diberi kesempatan untuk menikmati Honeymoon Phase mereka lebih lama Kekhawatiran yang dimunculkan terlalu dini membuat kedua pasangan ini seperti dua orang pengecut yang terlalu berhati hati dalam melangkah Sehingga terkadang, saya gemas sendiri mengapa mereka tak terlihat berjuang mati matian Akan tetapi, setelah saya merenung cukup lama, akhirnya saya sedikit mengerti keputusan ini Sudah naluri manusia untuk mengantisipasi, untuk membuat sebuah pertahanan bagi diri mereka sendiri agar tak saling tersakiti Akhirnya, Morra pun mengakhirinya dengan realistis daripada memang sengaja untuk membuat pembacanya sakit hati 43. Tias Kemarin, diajakin Mbak ke toko buku Sempat lupa sebenernya kalo buku ini udah terbit Waktu lagi keliling keliling, tau tau ketemu Tanpa pikir panjang langsung saya ambil.Ini adalah buku keempat Mbak Morra, setelah 3 buku sebelumnya berhasil membuat saya jatuh hati Ekspektasi saya cukup tinggi terlebih karena saya mengharapkan akan ada William William yang lain Benar saja Dalam satu malam saya mampu melahap buku ini.Kali ini berkisah tentang sebuah perbedaan yang tidak seorang pun mampu men Kemarin, diajakin Mbak ke toko buku Sempat lupa sebenernya kalo buku ini udah terbit Waktu lagi keliling keliling, tau tau ketemu Tanpa pikir panjang langsung saya ambil.Ini adalah buku keempat Mbak Morra, setelah 3 buku sebelumnya berhasil membuat saya jatuh hati Ekspektasi saya cukup tinggi terlebih karena saya mengharapkan akan ada William William yang lain Benar saja Dalam satu malam saya mampu melahap buku ini.Kali ini berkisah tentang sebuah perbedaan yang tidak seorang pun mampu mengatasi tanpa harus berkorban Tentang Kamila, perempuan Muslim, seorang Anal yang terbiasa hidup secara sistematis Tentang Jupiter, lelaki Nasrani, tidak pernah serius dengan perkuliahannya, kecuali satu, saat Kamila datang sebagai asisten dosen Ilmu Sosial Cerita yang diberikan turut didukung dengan pemaparan tentang dunia politik di negara dengan beragam kepercayaan seperti Indonesia.Haduh, saya lemah sama tokoh tokoh yang kayak Jupiter ini Ia bahkan mempelajari tentang Islam dan membuat esai yang menyinggug perbedaan mereka, demi membuat Kamila terkesan And the way he called her name Aaaak.Ntah kenapa saya tidak kecewa dengan endingnya Mungkin karena saya merasa memang itu yang terbaik Dan berhubung ini cetakan pertama, saya merasa ada sedikit kesalahan di beberapa paragaraf, tapi tidak terlalu mengganggu Tentang sampulnya, saya sendiri tidak yakin apakah saling berhubungan dengan kisah di dalamnya, atau mungkin Mbak Morra menyampaikannya secara tersirat yang saya belum paham apa maksudnya Di samping itu, saya menyukai masalah yang dipilih kali ini Awesome as always, Mbak Morra 44. Dian Putu What If, satu lagi karya Morra Quatro yang tidak sekedar bertutur tentang cinta Dia selalu menuliskan kisah yang agak berbeda dari novel roman pada umumnya Kali ini, Morra Quatro mencampurkan unsur agama dan sosial politik yang sangat kental dalam ceritanya.Kamila, cewek bertubuh mungil, yang punya otak encer, kritis, dan sangat detail Dia tak banyak punya teman karena kebiasaannya yang disebut anal Bukan anal dalam dunia seks, ini istilah lain dari psikoanalisis Freud, artinya orang yang What If, satu lagi karya Morra Quatro yang tidak sekedar bertutur tentang cinta Dia selalu menuliskan kisah yang agak berbeda dari novel roman pada umumnya Kali ini, Morra Quatro mencampurkan unsur agama dan sosial politik yang sangat kental dalam ceritanya.Kamila, cewek bertubuh mungil, yang punya otak encer, kritis, dan sangat detail Dia tak banyak punya teman karena kebiasaannya yang disebut anal Bukan anal dalam dunia seks, ini istilah lain dari psikoanalisis Freud, artinya orang yang sangat detail.Sedangkan Jupiter, dia hadir sebagai cowok penuh pesona namun tak pernah serius dengan hidupnya Bisa dibilang, Jupiter ini bad boy Mengenal orang itu seperti mengupas bawang Selapis demi selapis, dan kadang kadang membuat kita menangis Saat itu mungkin akan tiba, bagi Piter tak mengapa hlm 101Bagian yang paling aku suka adalah saat pertemuan pertama kali Jupiter dan Kamila di lapangan basket siang itu Kamila berseru, Oh, God Kemudian Jupiter menimpali dengan cueknya, Father, Son, and the Holy Ghost Jupiter
menyambung kata kata Kamila menjadi sebuah lirik lagu berjudul American Pie yang dinyanyikan Don McLean Percakapan ringan mereka mengalir begitu saja Sampai pada akhirnya, Jupiter memancing Kamila dengan meminta nomor teleponnya.Satu lagi bagian yang aku suka, saat Jupiter mengantar Kamila ke rumahnya Kamila memilih menggeser kursi ke samping, hanya karena dia tak ingin bertatapan langsung dengan Jupiter Baca selengkapnya 45. Gevin Elantra Sesaat setelah menyelesaikan lembar terakhir novel ini yang kurasakan adalah sakit, dan aku menangis Ya, mungkin berlebihan, biarlah.Baca What If serasa benar benar merasakan, lelahnya, penatnya, bahagianya, kalutnya, sakitnya Bener bener salut sama kak Morra, cara dia menulis dan bagaimana cara dia agar pembaca benar benar larut dalam emosi yang ada di cerita Sampai detik ini, waktu nulis review ini masih ngerasa sakit.Aku sudah baca semua novelnya kak Morra, ini yang menurut aku kata katany Sesaat setelah menyelesaikan lembar terakhir novel ini yang kurasakan adalah sakit, dan aku menangis Ya, mungkin berlebihan, biarlah.Baca What If serasa benar benar merasakan, lelahnya, penatnya, bahagianya, kalutnya, sakitnya Bener bener salut sama kak Morra, cara dia menulis dan bagaimana cara dia agar pembaca benar benar larut dalam emosi yang ada di cerita Sampai detik ini, waktu nulis review ini masih ngerasa sakit.Aku sudah baca semua novelnya kak Morra, ini yang menurut aku kata katanya lebih sulit dimengerti, aku harus bener bener fokus dan konsentrasi ke novel ini waktu baca agar tak terlewat satu informasipun.Banyak hal hal yang tersirat, yang tidak dituliskan dengan tersurat namun hal hal itu justru membuat aku mengerti bahwa hal hal menyakitkan memang tidak harus dijabarkan berlebihan, karena akan kehilangan feel nya Apa yang ditulis dalam novel ini terasa pas, tidak berlebihan, tapi emosinya bener bener terasa Awal aku beli novel ini sebenarnya agak kecewa juga, karena hanya dapat novel tipis, tapi sekarang aku paham, memang tidak ada yang perlu dijelaskan secara berlebihan Semuanya sudah paham, meskipun tidak ingin Piter, Kamila, Finn, bahkan pembaca, mereka mengerti bahwa perbedaan memang indah namun tetap tidak bisa mengubah hal hal yang berkaitan dengan aturan Yang Maha Kuasa Terimakasih kak Morra, atas novel indah ini, atas rasa sakit namun memahami yang hadir setelah membaca novel ini 46. Hidya Nuralfi Mentari Apa yang berbeda itu memang tidak pantas bersama Jupiter bertemu Kamila pertama kali di antara langit siang yang terik dan lapangan basket yang lapang Si Anal Senior satu tingkat Asisten dosen kelas semester pendeknya yang selalu berkeras diri bahwa ia bisa membawa tumpukkan lembar kertas mahasiswa dengan tangan kecilnya.Sejak pertemuan pertama mereka, perbedaan itu sudah jelas terlihat Tapi, ada sesuatu tentang Jupiter yang membuat Kamila dengan begitu saja menyerahkan nomor teleponnya di Apa yang berbeda itu memang tidak pantas bersama Jupiter bertemu Kamila pertama kali di antara langit siang yang terik dan lapangan basket yang lapang Si Anal Senior satu tingkat Asisten dosen kelas semester pendeknya yang selalu berkeras diri bahwa ia bisa membawa tumpukkan lembar kertas mahasiswa dengan tangan kecilnya.Sejak pertemuan pertama mereka, perbedaan itu sudah jelas terlihat Tapi, ada sesuatu tentang Jupiter yang membuat Kamila dengan begitu saja menyerahkan nomor teleponnya di antara sunyi senyap perpustakaan yang menyesakkan Sejak saat itu, mereka percaya, bahwa tak apa jika berbeda Tidak apa apa selama mereka bersama dan dapat mengatasinya.Tapi, takdir tak berbicara begitu Sebab ada beberapa hal yang memang tak bisa disatukan, meski sekuat apa pun dikonvergensikan Perbedaan itu akan mencari jalan divergennya sendiri This is not going to happen, Jupiter We re not going to make it In the end, only kindness matters.only kindness matters selengkapnya di