MENINGKATKAN KEMAMPUAN SMASH BACK HAND PADA PERMAINAN TENIS MEJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 SUWAWA KECAMATAN BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO
MOHAMAD RINALDY DUKALANG PROGRAM STUDI S-I PENJASKESREK JURUSAN PENDIDIKAN KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013 ABSTRAK Mohamad Rinaldy Dukalang. NIM. 831 409 078. 2013. Meningkatkan Kemampuan Smash Back Hand Pada Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Metode Discovery Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. S1 Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan. Pembimbing I: Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd, M.Pd, Pembimbing II : Ruslan,S.Pd, M.Pd Permasalahan dalam penelitian ini adalah; apakah Kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja siswa kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode discovery? Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja siswa kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode discovery dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hipotesis penelitian telah terbukti yang dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja pada observasi awal hanya 30% yang dapat melakukan Smash back hand dengan kategori kurang sedangkan 70% berada pada kategori tidak baik. Pada siklus I kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja mengalami peningkatan menjadi 65% siswa dengan ketogori cukup dan 35% siswa dengan
i
kategori kurang baik. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80% dengan kategori baik, bahkan terdapat 20 % siswa dengan kategori cukup. Terkait hasil penelitian tersebut maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Metode discovery dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam membelajarkan siswa tentang smash back hand pada permainan tenis meja, 2) perlu dilakukan latihan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melalukan smash back hand pada permainan tenis meja. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kegiatan olahraga di sekolah-sekolah berfungsi sebagai alat pendidikan karena angka atau nilai mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, menentukan bagi siswa untuk dapat naik kelas atau lulus ketingkat yang lebih tinggi, oleh karena itu pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian dari sistem pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Di samping itu, untuk menemukan bibit-bibit baru atau atlet-atlet muda berbakat dan berpotensi ke arah pencapaian prestasi puncak dalam bidang olahraga, maka hal itu tidak lepas dari olahraga pendidikan melalui jalur pendidikan jasmani dan kesehatan tersebut. Salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam kurikulum di SMK Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango adalah tenis meja. Olahraga tenis meja sangat digemari oleh para siswa. Hal itu dapat dilihat dari tingginya semangat ketika mereka bermain tenis meja. Ini dapat dipahami karena tenis meja merupakan cabang olahraga yang sangat dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Oleh karenanya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat menuntut kemampuan guru untuk menguasai, serta mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam proses belajar dan mengajar. Guru sebagai pendidik dan pelatih dituntut untuk mampu menentukan metode pembelajaran yang tepat, dengan demikian akan dapat menarik minat siswa yang pada akhirnya melibatkan siswa secara aktif mengikuti dan memahami serta mempraktekkan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat meningkatkan hasil dan prestasi itu sendiri. Namun bila dicermati secara seksama, bahwa masih banyak siswa yang masih kurang menguasai teknik-teknik dasar dalam olah raga baik dalam atletik, senam maupun permainan. Ketidak mampuan1 siswa dalam menguasai teknik-teknik dasar dalam olahraga menyebabkan siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal dalam pembelajaran Penjas. Oleh karenanya guru sangat dituntut untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran penjas sehingga berimplikasi pada peningkatan hasil belajar siswa. Salah satu masalah yang dirasakan kurang dikuasai siswa terutama dalam permainan tenis meja adalah kemampuan smash back hand. Kurangnya penguasaan kemampuan smash back hand disebabkan karena siswa pada umumnya kurang mampu memahami teknik dasar dalam melakukan smash back hand. Kurangnya pemahaman siswa tersebut terlihat pada saat melakukan smash back hand bola tidak
ii
dapat melewati net. Kondisi lainnya menunjukkan bahwa pada saat melakukan smash back hand bola tidak jatuh di meja atau selalu keluar. Meskipun para guru telah berusaha dengan optimal untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam smash back hand ini namun tingkat kemampuan siswa dalam smash back hand belum mencapai hasil yang diharapkan. Terkait dengan hal ini maka akan digunakan metode discovery untuk mengatisipasinya. Penggunaan metode discovery karena metode ini diduga dapat mengatasi kemampuan siswa yang kurang menguasai kemampuan smash back hand dalam permainan tenis meja. Dalam konteks ini penggunaan metode discovery sangat tepat untuk diterapkan, karena siswa lebih dapat berkonsentrasi pada suatu aspek atau teknik. Terlebih pada teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi seperti untuk melakukan smash back hand pada permainan Tenis meja. Melalui penggunaan metode discovery setiap gerakan yang ada pada kemampuan smash back hand dipelajari satu persatu atau bagian perbagian, seperti cara memegang bets, posisi kaki, gerakan badan, cara memukul bola, serta menentukan arah bola sehingga siswa akan lebih mudah dan lebih cepat untuk mempelajari teknik-teknik dalam smash back hand dan jika semua teknik-teknik telah dikuasai oleh siswa, maka dengan sendirinya rasa kepercayaan diri pun akan timbul dalam diri siswa. Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan khususnya pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango menunjukkan bahwa kemampuan siswa melakukan smash back hand dalam permainan tenis meja belum optimal. Dalam konteks ini tingkat penguasaan siswa terhadap teknik dasar smash back hand dalam permainan tenis meja belum optimal. Data hasil observasi awal menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand sangat rendah. Dari 20 siswa hanya 6 siswa (30%) yang kurang dapat melakukan gerakan smash back hand sedangkan 14 siswa (70%) lainnya tidak baik dalam melakukan smash back hand dengan tepat. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kurang menguasai teknik dalam melakukan smash back hand. Kurangnya penguasaan siswa dalam smash back hand karena siswa kurang menguasai teknik dasar dalam smash back hand. Dalam konteks ini siswa smash back hand belum dilakukan dengan baik sehingga hasil yang dicapai dalam smash kurang baik. Terkait dengan permasalahan maka digunakan metode discovery sebagai usaha untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang cara smash back hand. Aktualisasi penggunaan metode discovery dalam permainan tenis meja pada siswa akan dikaji melalui penelitian yang diformulasikan dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Smash Back Hand Pada Permainan Tenis Meja Dengan Menggunakan Metode Discovery Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango.” Identifikasi Masalah
iii
1. Siswa pada umumnya kurangnya menguasai cara melakukan smash back hand disebabkan karena siswa pada umumnya kurang mampu memahami teknik dasar dalam melakukan smash back hand. 2. Kurangnya pemahaman siswa tersebut terlihat pada saat melakukan smash back hand bola tidak dapat melewati net. 3. Pada saat melakukan smash back hand bola tidak jatuh di meja atau selalu keluar. 4. Dari 20 siswa hanya 6 siswa (30%) yang kurang dapat melakukan gerakan smash back hand sedangkan 14 siswa (70%) lainnya tidak baik dalam melakukan smash back hand dengan tepat. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “apakah kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja siswa kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode discovery?” Cara Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan belum optimalnya kemampuan siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango dalam menguasai teknik dasar smash back hand pada permainan tenis meja, maka penulis berinisiatif menggunakan metode discovery dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.3.1 Tahap pertama, guru menjelaskan dengan lisan disertai peragaan pada setiap unsur gerak. 1.3.2 Setiap unsur gerak kemampuan smash back hand yang diperagakan oleh guru berdasarkan metode yang digunakan yakni metode discovery, dilakukan oleh siswa. 1.3.3 Gerakan smash back hand yang dilakukan oleh siswa diamati dan diberikan koreksi apabila ditemukan gerakan yang salah. 1.3.4 Guru memberikan penguatan terhadap gerakan-gerakan yang dilakukan oleh siswa berdasarkan instruksi yang diberikan agar siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk lebih memahami dan menguasai teknik dasar smash back hand. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja dengan menggunakan metode discovery siswa kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kecamatan Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Manfaat Penelitian
iv
Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.3.4.1 Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan wawasan siswa tentang teknik dasar smash back hand pada permainan tenis meja. 1.3.4.2 Bagi guru, sebagai bahan analisis dan kajian tentang penguasaan teknik dasar smash back hand pada permainan tenis meja. 1.3.4.3 Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kebijakan untuk dikembangkan dalam teknik dasar smash back hand pada permainan tenis meja. 1.3.4.4 Bagi penelitian lanjutan, diharapkan hasil penelitian ini dijadikan sebagai rujukan dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut pada populasi yang lebih besar. Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.3.4.5 Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai teknik dasar smash back hand pada permainan tenis meja. 1.3.4.6 Bagi guru, hasil penelitian ini akan menjadi bahan informasi tentang pembinaan, dan penguasaan teknik dasar smash back hand pada permainan tenis meja sehingga guru akan lebih termotivasi dan kreatif dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran penjas. 1.3.4.7 Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif bagi sekolah dan pengajaran di tempat penelitian berlangsung dalam upaya pengembangan minat dan bakat serta penggunaan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. 1.3.4.8 Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dalam menganalisis masalah pembelajaran pada mata pelajaran Penjas. KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS Kajian Teoretis Hakikat Permainan Tenis meja Pengertian Tenis Meja Hidayat dkk (2010:14) mengemukakan bahwa tenis meja atau pingpong adalah suatu olahraga raket yang dimainkan secara perorangan (untuk tunggal) atau beregu (untuk ganda). Di Tiongkok, nama resmi olahraga ini ialah "bola ping pong" (Tionghoa: Pinyin: pīngpāng qiú). Permainan tenis meja bermula pada tahun 1880-an di Inggris. Saat itu, masyarakat kelas atas Victoria menganggap permainan ini sebagai hiburan seusai santap malam. Untuk pertama kalinya pertandingan tenis meja
v
dipertandingkan pada Olimpiade Seoul tahun 1988. Perkembangan permainan tenis meja menjadi sumber inspirasi bagi PONG, sebuah video game terkenal yang dirilis pada tahun 1972. Awal 1970-an, para pemain tenis meja Amerika Serikat diundang turut serta dalam sebuah turnamen di Tiongkok. Peristiwa tersebut mencairkan ketegangan hubungan antara kedua negara. Istilah "Diplomasi Ping Pong" muncul ketika Presiden AS Richard Nixon tak lama kemudian berkunjung ke Tiongkok. Talulesi, (2008:1) mengemukakan bahwa tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tapi juga anak-anak dan orang tua, pria dan wanita cukup besar peminatnya, hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak terlalu rumit untuk diteliti.. Syarifudin (:2) Pada mulanya tenis meja dianggap sebagai permainan yang lucu dan kurang menarik, karena mulanya seorang gadis dan seorang pemuda memukul bola plastik kecil melintas di atas net (yang selanjutnya disebut pingpong). Pada perkembangan selanjutnya dari hasil latihan sampai terampil dalam bermain bola pingpong itu dapatlah ditentukan bahwa tubuh merupakan subjek yang harus 8 melewati latihan khusus dan intensif, serta harus mampu memukul bola lebih dari 100 mph dan harus dapat menguasai bola itu sendiri. Pada saat tenis meja merupakan ukuran olahraga prestasi internasional, selebih bertahun selama 30 tahun menjadi ukuran prestasi nasional. Pertandingan tenis meja diselenggarakan di London tahun 1926, yang semata-mata merupakan kompetisi antara 7 negara dan selanjutnya diikuti oleh 34 negara. Tahun 1930 Inggris mampu mendapat unggulan, yakni Fred Derry yang memenangkan kejuaran tunggal Wimbolden pada tahun 1928 – 1929. Sukses yang diperoleh Eropa Timur, membuat nama Viktor Barna dari Richard Bergmann menjadi tokoh legendaris. Barna sendiri menjadi raja tenis meja selama 16 tahun dalam nomor tunggal dan ganda.Setelah Perang Dunia II, tenis meja mengundang simpati dan mempesonakan setengah dari benua Eropa. Hungaria dan Cekoslawakia menghasilkan pemain–pemain kaliber dunia serta memperkenalkan teknik permainan yang maju dan lebih maju. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika digunakan metode discovery maka kemampuan smash back hand pada siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango meningkat.” Indikator Kinerja Adapun yang menjadi indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) ini adalah bila minimal 75% siswa yang menjadi objek penelitian sudah mampu melakukan kemampuan smash back hand dengan kriteria penilaian 76 – 100 (Baik)
vi
METODE PENELITIAN Latar karakteristik Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan sesuai dengan dikeluarkannya SK penelitian, yang mencakup semua langkah-langkah penelitian mulai dari persiapan sampai dengan akhir pelaksanaan penelitian, yang dilakukan dalam tahapan siklus. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan yaitu dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013. Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa Kelas XI SMK Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2012 / 2013 yang terdiri dari siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan jumlah 20 siswa. Siswa yang diteliti berusia sekitar 16 s.d 17 tahun. Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini adalah 3.1.1 Variabel Input Variabel input dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi subjek penelitian dengan segala karakteristiknya, guru sebagai fasilitator pembelajaran, fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran, metode discovery yang digunakan dalam pembelajaran, serta fasilitas lainnya yang digunakan dalam pembelajaran. 3.1.2 Variabel Proses Variabel proses dalam penelitian ini adalah proses untuk meningkatkan meningkatkan kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja dengan menggunakan metode discovery siswa Kelas XI SMK 1 Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango. 3.1.3 Variabel Output Variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan kemampuan smash back hand sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhajir 2007:38) yang ditunjukkan dengan beberapa indikator sebagai berikut: a) Posisi kaki: kaki kanan di depan kaki kiri di belakang. b) Posisi badan: badan miring ke kiri hingga pundak kanan menghadap meja c) Posisi lengan: Lengan bawah di tarik ke kiri ke belakang lebih tinggi dari meja. Setelah bola mental mencapai titik teratas, lengan bawah diayun ke depan arah kanan memukul bola. Pada saat itu pergelangan tangan membantu menekan bola dan mengatur arah, berat badan pindah dari kaki kiri ke kaki kanan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian
vii
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa Kelas XI SMK Negeri Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Peneliti dalam kegiatan penelitian didampingi oleh guru penjas dan Kepala Sekolah. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap pelaksanaan siklus dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi ditetapkan langkah kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil penelitian. Deskripsi Hasil Tindakan Observasi Awal Kegiatan obervasi awal dilaksanakan tanggal 8 Maret 2013. Kegiatan ini difokuskan pada meningkatkan kemampuan smash back hand pada permainan tenis meja. Kegiatan yang telah dilaksanakan selama observasi awal di paparkan sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Persiapan 2) Presensi 3) Straching 4) Pemanasan a. Kegiatan Inti 1) Melatih siswa melakukan 40 gerakan smash back hand pada permainan tenis meja b. Kegiatan Penutup 1) Pelemasan 2) Menyimpulkan cara melakukan smash back hand pada permainan tenis meja Berdasarkan hasil observasi awal ditemukan hasil belajar siswa baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja disajikan sebagai berikut: Tabel 1 Hasil Observasi Awal Kemampuan Siswa Melakukan Smash Back Hand Aspek Yang Diamati No
Nama Anak
Posisi Kaki
1 1 2 3 4 5 6 7 8
Arkam Udoki Arman Jufri Abd Rahman Cuplis Taingo David Dango Dahlan Lasihi Firman Djano Frangky Ahmad
2 √
√ √ √ √ √ √ √
Posisi Badan
3 4 1 2 √ √ √ √ √ √ √ √
Posisi Lengan
3 4 1 2 √ √ √ √ √ √ √ √
viii
3
4
Jumlah Skor
Nilai
Kategori
6 3 4 4 5 3 3 6
50 25 33.33 33.33 41.67 25 25 50
KB TB TB TB KB TB TB KB
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Moh. Taufiq Rizki Palada Anggraini Ham Delavika Abuka Hasna Gani Larasati Lestari Meylan Samani Novianti Diko Susanti Utiarah Virawati Hamal Yulandasari Asd Yulifanasari Igiri
√ √ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √
3 3 5 5 3 3 5 4 3 3 4 4
25 25 41.67 41.67 25 25 41.67 33.33 25 25 33.33 33.33
TB TB KB KB TB TB KB TB TB TB TB TB
Keterangan: Jumlah Skor x 100 = Jumlah Nilai 12 1. Nilai 76 – 100. kategori Baik ( B ). 2. Nilai 56 – 75. kategori Cukup ( C ). 3. Nilai 40 – 55. kategori Kurang Baik ( KB ). 4. Nilai < dari 40. kategori Tidak Baik ( TB ). Hasil observasi awal menunjukkan bahwa terdapat 30% siswa atau 6 siswa yang memiliki kategori kurang dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja, dan sisanya 70% siswa atau 14 siswa yang memiliki kategori tidak baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hasil observasi awal ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 2 Hasil Observasi Awal No
Rentang Nilai
Kriteria Aspek
1 2 3 4
Baik Cukup Kurang Tidak Baik Jumlah
76 – 100 56 – 75 40 – 55 < dari 40 -
Aspek Penilaian Jumlah Persentase 0 0 0 0 6 30 14 70 20 100
Hasil observasi awal yang dilakukan tersebut jelas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang ada di Kelas XI SMK 1 Negeri Suwawa belum memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Tingkat capaian rata-rata kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja sangat rendah. Dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut berada pada angka yang kurang memuaskan. Indikator tersebut adalah a) posisi kaki: kaki kanan di depan kaki kiri di belakang, b) posisi badan: badan miring ke kiri hingga pundak
ix
kanan menghadap meja, dan c) posisi lengan: Lengan bawah di tarik ke kiri ke belakang lebih tinggi dari meja. Setelah bola mental mencapai titik teratas, lengan bawah diayun ke depan arah kanan memukul bola. Pada saat itu pergelangan tangan membantu menekan bola dan mengatur arah, berat badan pindah dari kaki kiri ke kaki kanan. Dari tiga indikator tersebut menunjukkan bahwa ketiga indikator itu berada pada posisi yang kurang optimal. Terkait dengan hal ini maka dilakukan kegiatan pembelajaran melalui siklus I untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan anak dalam smash back hand pada permainan tenis meja. Dari kegiatan refleksi yang dilakukan secara bersama-sama pada observasi awal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Sebagian besar siswa belum mampu melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja. b. Siswa belum dapat memahami teknik gerakan smash back hand pada permainan tenis meja yang dilatihkan guru. c. Siswa kurang memperhatikan posisi kaki dalam melakukan gerakan smash. Dalam konteks ini posisi kaki kanan dan kaki kiri kurang sesuai dengan yang diharapkan d. Siswa kurang memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan gerakan smash back hand pada permainan tenis meja. e. Penempatan posisi badan siswa salah, dalam konteks ini posisi badan tidak miring ke kiri sehingga poisis pundak kanan tidak menghadap meja secara utuh. f. Posisi lengan siswa juga kurang tepat sehingga ketika melakukan pukulan smash back hand tidak dapat dilakukan dengan tepat. Hasil analisis yang diperoleh pada observasi awal tersebut menjadi bahan masukan untuk dilaksanakan pada siklus I. Pembahasan Smash back hand pada permainan tenis meja merupakan salah satu teknik yang sangat diperlukan dalam permainan tenis meja.Untuk memberikan pemahaman yang memadai tentang Smash back handdapat dilakukan dengan menggunaan metode discovery. Penggunaan metode discovery didasaran pada pertimbangan bahwa metode discovery sangat efektif dilakukan, ketika siswa diperhadapkan dengan melakukan atau memperaktekkan teknik-teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi, sehingga dengan penerapan metode ini siswa dapat dengan mudah memahami strategi smash back hand pada permainan tenis meja serta mempraktekkannya dengan baik. Dalam konteks yang bersamaan metode discovery merupakan salah satu cara yang tepat untuk diterapkan, karena siswa lebih dapat berkonsentrasi pada suatu aspek (teknik) terlebih pada teknik dasar yang mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi seperti untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja
x
Dalam implementasinya penggunaan metode discovery dilakukan dengan memberikan tugas-tugas belajar secara sistematis yang terdiri dari seperangkat tindakan guru, penyediaan kondisi belajar yang efektif serta bimbingan yang difokuskan pada penguasaan isi dari pengalaman belajar yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui strategi ini maka siswa akan memiliki pemahaman yang memadai tentang cara melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan dengan menggunakan teknik metode discovery. Dari kegiatan observasi awal jelas menunjukkan bahwa dari 20 siswa di Kelas XI SMK Negeri 1 Suwawa hanya 6 siswa (30%) yang kurang dapat melakukan smash back hand pada permainan tenis meja . Sedangkan 14 siswa lainnya (70%) siswa yang tidak baik melakukan smash back hand pada permainan tenis meja . Hasil observasi awal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja sangat rendah. Dari hasil refleksi jelas ditemukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu melakukan smash back hand pada permainan tenis meja . Hal tersebut dapat dilihat dari posisi badan siswa yang cenderung sangat kaku dan smash back hand pada permainan tenis meja yang belum optimal. Pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja . Realitas pada siklus I menunjukkan bahwa 13 siswa (65%) telah dapat melakukan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori cukup, bahkan 7 siswa lainnya (35%) telah melakukan smash back hand pada permainan tenis meja dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan dengan menggunakan metode discovery. Namun demikian hasil yang dicapai dalam siklus I ini belum optimal karena tingkat capaian kemampuan siswa dalam kategori baik belum mencapai standar atau indikator kinerja yang diharapkan. Oleh karenanya penelitian dilanjutkan ke siklus II Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja . Kondisi yang ada menunjukkan bahwa tingkat capaian kemampuan siswa untuk melakukan smash back hand pada permainan tenis meja yang berada pada kategori baik sebanyak 16 siswa atau 80%, bahkan terdapat 20% atau 4 siswa yang memiliki kemampuan cukup dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. Temuan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja setelah dikenai tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery telah meningkat secara optimal. Indikator kinerja yang telah ditetapkanpun telah tercapai. Hasil penelitian ini sekaligus menunjukkan bahwa metode discovery sangat tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk melakukan smash back hand pada permainan
xi
tenis meja. Terkait dengan temuan ini maka metode discovery dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan metode karena secara empiris mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan belajar terutama dalam permainan tenis meja. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat dikemukakan beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Metode discovery dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja. 2. Hipotesis penelitian telah terbukti yang dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja pada observasi awal hanya 30% yang dapat melakukan Smash back hand dengan kategori kurang sedangkan 70% berada pada kategori tidak baik. Pada siklus I kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja mengalami peningkatan menjadi 65% siswa dengan ketogori cukup dan 35% siswa dengan kategori kurang . Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 80% dengan kategori baik, bahkan terdapat 20 % siswa dengan kategori cukup. Saran Berdasarkan simpulan penelitian di atas maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Metode discovery dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam membelajarkan siswa tentang smash back hand pada permainan tenis meja . 2. Perlu dilakukan latihan secara kontinu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melalukan smash back hand pada permainan tenis meja. 3. Penyediaan fasilitas yang memadai merupakan salah satu prasyarat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan smash back hand pada permainan tenis meja baik. DAFTAR PUSTAKA Hidayat dkk. 2010. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan Jakarta:Pusat Kurikulum dan Perbukuan Illahi. 2012. Pembelajaran Discovery Strategi dan Mental Vocational Skill. Jogyakarta: Diva Press Isnaini dan Suranto. 2010. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti PPTK Jakarta
xii
Isnaini dan Sabarini,. 2010. Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan. Depdikbud. Jakarta Joni Lech, 2007. Bimbingan Bermain Tenis Meja, Mutiara Jakarta. Gramedia Mashar dan Dinarhayu, 2010 . Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan, Jakarta: kemdiknas, Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Erlangga. Napitupulu, 2009. Permainan Tenis Meja, Jakarta, Gramedia Rohani. 2011. Seri Pendidikan Jasmani dan Olah Raga. Tenis meja. Bandung: PT Widya Duta Grafika Rudiniagara . 2009. Tenis meja. Jakarta: PT Indahjaya Adipratama. Simpson. 2008. Teknik Bermain Pingpong.Bandung: Pioneer Jaya Soedhamono. 2012. Jenis dan Teknik Pukulan Push Dalam Tenis Meja. (Online) tersedia di http://www.soedarmono.com/2012/09/jenis-dan-teknikpukulan-push-dalam.html Sutrisno dan Kafadi. 2010.Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan II. Jakarta: CV Putra Nugraha Wishati dan Santosa. 2012. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta. Jakarta Talulesi. 2008. Diktat Bermain Tenis Meja, Penerbit Ujung Pandang, 1980. Wikipedia. 2009. Tenis meja. www.//id.wikipedia.org/ wiki/Tenis meja
xiii
(Online)
Tersedi
di
http