Pemaparan Visi-Misi Bakal Calon Presiden KM-ITB 2012/2013 Mohamad Ashyari Sastrosubroto 15008028
I.
VISI-MISI KM-ITB yang partisipatif dalam membangun empati anggotanya untuk menuju cita-cita Indonesia Mandiri. 1. Meningkatkan partisipasi setiap elemen KM-ITB sesuai tanggung jawab masing-masing 2. Mewadahi pembangunan karakter anggota KM-ITB 3. Membangun kepekaan sosial dalam memahami realita masyarakat Indonesia 4. Membagun hubungan baik dengan elemen eksternal KM-ITB 5. Menjadi bagian dalam Gerakan Kemandirian Nasional
II.
PENJELASAN VISI-MISI VISI KM-ITB yang partisipatif dalam membangun empati anggotanya untuk menuju cita-cita Indonesia Mandiri. Partisipatif: meningkatkan partisipasi elemen KM-ITB untuk melaksanakan tujuan KM-ITB secara menyeluruh. Menurut KBBI, partisipasi adalah: “par·ti·si·pa·sin perihal turut berperan serta dl suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta;-observasi kegiatan dl riset, berupa pengamatan yg aktif dan turut serta dl kehidupan lapangan atau objek yg diamati;” Jadi, partisipasi yang dimaksud di sini adalah dicapainya tujuan KM-ITB dengan partisipasi seluruh elemen KM-ITB. Empati: meningkatkan kepekaan anggota KM-ITB terhadap realita masyarakat Indonesia “em·pa·ti /émpati/ n Psi keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dl keadaan perasaan atau pikiran yg sama dng orang atau kelompok lain;” Jadi, mahasiswa nantinya diharapkan akan merasa gelisah dengan ditanamkannya empati terhadap realita bangsa Indonesia. Mandiri: Indonesia yang dicita-citakan yang dapat hidup sendiri tanpa harus berpegangan kepada negara lain. Masyarakat di Indonesia yang dapat hidup sendiri tanpa harus meminta bantuan dari orang lain. “man·di·ria dl keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pd orang lain: sejak kecil ia sudah biasa -- sehingga bebas dr ketergantungan pd orang lain;” Jadi, gerakan KM-ITB akan memfokuskan diri pada anggotanya untuk melihat Indonesia lebih jauh, bahwa dalam banyak aspek, Indonesia masih membutuhkan bantuan mahasiswanya.
MISI 1. Meningkatkan partisipasi setiap elemen KM-ITB sesuai tanggung jawab masing-masing Mengajak seluruh elemen KM-ITB untuk melakuakn gerakan satu KM-ITB sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam berKM-ITB.
2. Mewadahi pembangunan karakter anggota KM-ITB Menjadikan alumni KM-ITB yang sesuai dengan profil mahasiswa pada RUK dan membuatnya menjadi memiliki karakter yang diinginkan. 3. Membangun kepekaan sosial dalam memahami realita masyarakat Indonesia Membuat anggota KM-ITB menjadi gelisah ketika mehami realita masyarakat Indonesia dan berpikir untuk bertidak untuk memperbaiki bangsanya. Keluar dari comfort zoneyang membuat dirinya melihat Indonesia ‘baik-baik saja’. 4. Membagun hubungan baik dengan elemen eksternal KM-ITB Memastikan tujuan KM-ITB tercapai dengan adanya bantuan dari pihak lain dan membangun hubungan yang sinergi. 5. Menjadi bagian dalam Gerakan Kemandirian Nasional Karena yang diusung adalah membuat Indonesia mandiri, dan sebelumnya sudah ada gerakan serupa, maka akan dilanjutkan kembali dengan eksplisit bahwa ITB sedang mencanangnkan Gerakan Kemandirian Nasional menuju Indonesia yang mandiri.
III. ALUR BERPIKIR Dalam menyusun visi-misi di atas, digunakan alur berpikir seperti pada gambar 3.1.. Berikut akan penjelasan mengenai setiap elemen pada alur berpikir tersebut.
1. Koridor Koridor adalah aturan-aturan yang merupakan rujukan utama dalam menentukan konten visi-misi. Visi-misi merupakan cara untuk mencapai tujuan KM-ITB yang dalam perjalanannya diperlukan untuk memahami kondisi eksisting. Untuk itu, dalam mengkaji koridor, akan didapatkan tujuan KM-ITB beserta pemahamannya yang lebih mendalam dan ‘aturan main’ yang tertera dalam koridor itu sendiri. 1. Tujuan RI Metode: kajian literatur Sumber: Pembukaan UUD 1945
Menurut Pembukaan UUD 1945, tujuan negara Indonesia dapat dibagi menjadi seperti berikut: 1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan kesejahteraan umum 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa 4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial Karena pada hakikatnya kedaulatan berada di tangan rakyat (pasal 1 ayat 2), maka secara tidak langsung, kita, sebagai mahasiswa yang merupakan bagian dari rakyat Indonesia, harus turut serta menyukseskan tujuan RI. 2. Tujuan pendidikan Metode: kajian literatur Sumber: Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Berdasarkan UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab.” Karena ITB adalah suatu institusi pendidikan, makan ITB harus turus serta menyukseskan tujuan pendidikan. 3. Tujuan perguruan tinggi dan Tri Dharma perguruan tinggi Metode: kajian literatur Sumber: Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 2009 tentang Badang Hukum Pendidikan, dan Undang-undang nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
Juga masih menurut UU no. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 20 ayat 2, yaitu: “Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, danpengabdian kepada masyarakat.” Karena mahasiswa merupakan bagian dari perguruan tinggi, maka perlu tujuan perguruan tinggi tersebut juga harus disukseskan oleh mahasiswa. Menurut pasal 2 ayat 1 UU no. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, “Tujuan pendidikan tinggi adalah : a. menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilikikemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian; b. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.” Sehingga setiap aktivitas yang terdapat dalam kehidupan di kampus haruslah membangun kepribadian peserta didik dan masyarakat sekitar kampus. Sedangkan dalam pasal 3 tertulis bahwa, “(1) Perguruan tinggi menyelenggarakan pendidikan tinggi dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. (2) Pendidikan tinggi merupakan kegiatan dalam upaya menghasilkan manusia terdidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1). (3) Penelitian merupakan kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian. (4) Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.” Hal-hal diatas, yang lebih kita kenal dengan tridharma perguruan tinggi merupakan kewajiban perguruan tinggi menurut amanat undang-undang tersebut. Pendidikan yang diselenggarakan tidak terbatas pada pengajaran di kursi perkuliahan secara akademik, tapi juga segala bentuk kehidupan di kampus yang bertujuan untuk melahirkan manusia terdidik.
Penelitian yang dilakukan dalam ranah perguruan tinggi merupakan aplikasi dari keilmuan untuk menemukan kebenaran ilmiah, yang karenanya harus menggunakan metode ilmiah yang sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku. Pengabdian masyarakat sebagai ujung tombak aplikasi keilmuan yang diperoleh peserta seharusnya merupakan suuatu kegiatan terpadu yang seharusnya dilaksanakan secara kontinu dan progresif oleh perguruan tinggi. 4. Visi-Misi ITB dan RIP ITB 2025 Metode: kajian literatur Sumber:RIP ITB 2025, Renstra ITB 2011-2015, ART ITB
Menurut RIP ITB 2025, visi ITB adalah: “ITB menjadi lembaga pendidikan tinggi dan pusat pengembangan sains, teknologi, dan seni yang unggul, handal, dan bermartabat di dunia, yang bersama dengan lembaha terkemuka bangsa menghantarkan masyarakat Indonesia menjadi bangsau yang bersatu, berdaulat, dan sejahtera.” Tujuan ITB menurut ART ITB (pasal 7) ditetapkan oleh MWA. Sehingga dapat dikatakan, Visi ITB di atas adalah benar visi ITB, bukan visi ITB dalam suatu jangka waktu tertentu. Dalam menjalankan visi tersebut, pencapaiannya disesuaikan dengan Renstra ITB. Renstra yang berlaku saat ini adalah Rencana Strategis ITB 2011-2015. Berikut tujuan ITB dalam Renstra 2011-2015: “Terwujudnya ITB sebagaiinovator dan inkubatoruntuk kemandirianteknologi bagi industristrategis bangsa Indonesia.” Intidaritujuan ITB 2011-2015 adalahmembentuk Indonesia mandiridalamaspekteknologi.Ide besardari RIP ITB 2025 adalahmenujuWorld Class University yang focus padarisetdanpengembangan, memilikijaringan yang luasdanterintegrasi, memilikimultikampus, danmencerminkansosokkeilmuan ITB (sains, teknologi, seni, entrepreneurship, ilmu social &kemanusiaan). Renstra ITB dibuat setial lima tahun. Berikut adalah evaluasi keberjalanan Renstra ITB 2006-2010: Strength Weakness Kualitas input mahasiswa masih Kurang memberikan pembelajaran terbaik dalam soft skill Reputasi ITB di tingkat nasional Lama studi rata-rata masih tinggi Promosi dan informasi tentang ITB untuk program pendidikan masih rendah Belum ada kebijakan dan program penelitian Promosi penelitian dan pengabdian masih kurang Rendahnya komitmen SDM Asrama masih kurang Lahan masih kurang Sistem karir yang belum berorientasi
riset Alokasi SDM untuk pengmas belum mempertimbangkan kegiatan penelitian dan pendidikan secara komprehensif Keterbatasan dana
Opportunity Threat Peminat mahasiswa asing Penetrasi dari PTN lain dengan tawaran beasiswa Mendapatkan dana riset dan pendidikan melalui PKM Kepastian dana sumber beasiswa Kerjasama dan kolaborasi dengan industri, luar negeri dan institusi luar negeri Alumni
Bila meninjau lebih jauh, apa yang dituju oleh KM-ITB sudah sejalan dengan cita-cita ITB secara institusi, yang akan dibahas pada subbab berikutnya. 5. AD/ART KM-ITB, Konsepsi KM-ITB, dan RUK KM-ITB Metode: kajian literatur Sumber:AD/ART KM-ITB 2010, Konsepsi KM-ITB 2011, RUK KM-ITB 2010
Menurut AD/ART KM-ITB 2010 pasal 6, tujuan KM-ITB adalah sebagai berikut: “Tujuan: 1. Ikut serta mengusahakan tujuan pendidikan untuk membentuk sarjana yang berbudi pekerti, cakap, mandiri, berwawasan luas, demokratis, dan bertanggung jawab. 2. Memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk menjadi pemimpin dan penggerak dalam kehidupan berbangsa. 3. Ikut serta menyumbangkan karya dan pikiran dalam penataan kehidupan bangsa. 4. Memupuk dan membina rasa persaudaraan dan kekeluargaan di lingkungan civitas akademika. 5. Mengusahakan kesejahteraan material dan spiritual serta memperjuangkan kepentingan mahasiswa di lingkungan kampus.” Tiga poin pertama dalam tujuan KM-ITB sangat erat kaitannya dengan tujuan ITB, tujuan perguruan tinggi, dan tujuan ITB. Poin keempat dan kelima lebih fokus pada pelayanan kebutuhan mahasiswa (prasyarat agar tiga tujuan pertama tercapai). Juga merujuk pada Konsepsi KM-ITB 2011, tugas perguruan tinggi pada hakikatnya adalah: “Membentuk manusia susila dan demokrat yang : 1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya. 2.Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan. 3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan dalam masyarakat.” Hal tersebut dikutip dari kalimat yang diucapkan Mohamad Hatta. Dalam Konsepsi KM-ITB 2011, disimpulkan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan
akademis. Insan akademis adalah insan yang memiliki dua peran, pertama yaitu peran untuk selalu mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Kedua, peran yang akan muncul dengan sendirinya apabila mengikuti watak ilmu itu sendiri. Watak ilmu adalah selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah. Dengan selalu mengikuti watak ilmu ini maka insan akademis mengemban peran untuk selalu mengkritisi kondisi kehidupan masyarakatnya di masa kini dan selalu berupaya membentuk tatanan masyarakat masa depan yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah. Dengan pemaparan ini maka secara teknis, keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi ditujukan untuk membantu atau memberi alat pada mahasiswa untuk menjawab tantangan masa kini dan masa depan. Juga merujuk pada RUK KM-ITB 2010, tujuan besar dari pembentukan RUK tercantuk dalam pembukaan RUK KM-ITB 2010, yaitu: “Tujuan: 1. Mewujudkan Alumni KM ITB sebagai generasi yang memiliki karakter, mampu berpikir radikal sekaligus bertindak dan menyampaikan secara pragmatis, memiliki visi dan menjunjung tinggi kode etik keprofesian masing-masing. 2. Memastikan regenerasi dan keberlangsungan nilai kemahasiswaan dan tercapainya tujuan pendidikan. 3. Perlunya capaian partisipan KM ITB dalam mengiringi demokratisasi kehidupan kampus. 4. Mewujudkan dinamisasi kehidupan kampus yang terintegrasi dan partisipatif. 5. Mewujudkan potensi tertinggi yang mungkin dicapai mahasiswa dan KM ITB secara keseluruhan.” Intisari dari tujuan RUK tersebut tercantum dalam tujuan yang pertama, yaitu mewujudkan karakter yang spesifik dari alumni KM-ITB. Dalam RUK KM-ITB 2010, tercantum profil alumni KM-ITB yaitu: “Sebagai lulusan sebuah institusi pendidikan tinggi yang berke-Tuhan-an Yang Maha Esa, seorang alumni mahasiswa ITB diharapkan mencapai kondisi: 1. Sadar dengan sifat alumni perguruan tinggi. 2. Sadar kewajiban sebagai seorang sarjana program stui tertentu. 3. Sadar akan kewajiban memahami realitas bangsa. 4. Sadar akan kewajiban menempatkan kesarjanaan di tengah realitas bangsa. 5. Sadar akan peran pendidikan Indonesia.” Dapat dilihat bawah profil alumni KM-ITB hanya berupa berkembangnya karakter alumni KM-ITB. Hal ini berarti Maka kesimpulannya, tujuan KM-ITB adalah membentuk anggotanya. Segala yang dilakukan KM-ITB harus memberikan nilai tambah pendidikan kepada anggotanya. Kegiatan yang dilakukan haruslah berusaha memberikan nilai tambah kepada Indonesia. 6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis di atas, kami menyimpulkan bahwa: 1. Seluruh kegiatan KM-ITB harus memberikan nilai tambah (pendidikan) kepada anggotanya. Bila selama proses pendidikan anggota KM-ITB memberikan nilai
tambah bagi masyarakat, itu adalah suatu bonus. Namun, tidak selayaknya mahasiswa merugikan masyarakat demi melaksanakan pendidikan. 2. KM-ITB harus memenuhi tujuan KM-ITB sebagaimana tercantum dalam AD/ART KM-ITB 2010. 3. Landasan KM-ITB adalah Pancasila dan kebenaran ilmiah. Tidak boleh ada kepentingan golongan ataupun kepentingan pihak lain dalam mengusahakan seluruh kegiatan KM-ITB.
2. Kondisi Dalam menuju KM-ITB sebagaimana tercantum dalam analisis koridor yang sudah dijabarkan di atas, tentu perlu diperhatikan kondisi aktual elemen-elemen KM-ITB (internal maupun eksternal) untuk mengetahui sejauh apa perlu diusahakannya tujuan KM-ITB. Berikut ulasannya. 1. Kondisi internal KM-ITB Metode: wawancara, data sekunder, kajian literatur Sumber: data psikologis mahasiswa ITB, wawancara badan pengurus himpunan, wawancara presiden kabinet berjalan dan periode-periode sebelumnya, platform presiden 2008-2012, sejarah kemahasiswaan ITB dari Buku Sakti 2009, wawancara LK
Yang dimaksud dengan kondisi internal KM-ITB adalah kondisi secara umum yang dirasakan oleh elemen KM-ITB yang tertulis secara jelas pada AD/ART KM-ITB 2010. Secara bagan, dapat dilihat pada gambar 3.2..
Gambar 3. 2. Bagan Organisasi KM-ITB
Karena basis utama KM-ITB adalah Himpunan Mahasiswa Jurusan, maka dilakukan wawancara kepada badan pengurus berjalan yang diperkuat dengan data psikologi mahasiswa dari Biro Psikologi. Berdasarkan hasil wawancara dengan badan pengurus himpunan, berikut hasil yang didapat tentang kondisi himpunan terkait KM-ITB: Potensi 1. SDM banyak dan dapat digerakkan. 2. Input SDM berkualitas. 3. Keprofesian beberapa dekat dengan masyarakat dan mudah diaplikasikan, namun beberapa tidak. 4. Kaderisasi himpunan berjalan dengan baik. 5. Banyak kegiatan yang berfokus pada pengabdian masyarakat (biasanya bagi yang keprofesainnya mudah diaplikasikan) dan kegiatan yang berbentuk event biasanya (bagi yang keprofesiannya sulit diaplikasikan). 6. Anggota heterogen, beerasal dari berbagai daerah dan latar belakang. 7. Kebutuhan finansial sejauh ini dapat dipenuhi melalui dana sponsor atau hibah. Himpunan kebanyakan tidak mandiri secara finansial. Tantangan 1. Banyak SDM yang belum optimal diberdayakan. 2. Beberapa himpunan masih belum mengoptimalkan fungsi senator. 3. Tuntutan akademik yang tinggi membuat kegiatan himpunan kadang terhambat. 4. Tidak ada blueprint kaderisasi. 5. SDM mulai terlihat individualis. Fokus Berdasarkan visi-misi yang yang sedang diperjuangkan kepengurusan yang sedang berjalan, kebanyakan himpunan mulai mengedepankan keprofesian dan pengabdian masyarakat berbasiskan keprofesian sebagai fokus gerakan. Kebutuhan akan KM-ITB 1. Advokasi ke rektorat. 2. Perwakilan ke pihak eksternal. 3. Kaderisasi tingkat 1. 4. Mengkoordinir kegiatan (e.g. jadwal acara besar dan wisuda). 5. Mengatasi masalah akademik (e.g. sidang di Annex). Harapan kepada KM-ITB 1. Ingin KM-ITB lebih satu, memiliki satu tujuan yang jelas. 2. Meningkatkan kaderisasi tingkat 1 dengan dikoordinir kabinet. Secara umum, data dari Biro Psikologi menekankan bawah mahasiswa ITB memiliki karakter individualis, pintar (lebih dari 50% memiliki IQ>120), etos kerja keras terbilang baik, kepekaan kurang baik, pengendalian emosi kurang baik, dan memiliki produktivitas yang baik. Menilik platform presiden-presiden sebelumnya, dan beberapa sempat diwawancara langsung, kebutuhan KM-ITB dalam beberapa tahun belakangan adalah membentuk Indonesia yang mandiri. Hal ini dilihat dari cita-cita atau visi-misi presiden yang selalu menyentuh sektor publik dan mengusahakan peningkatan mutu (baik dalam lingkup
teknis maupun regulasi) untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat Indonesia secara umum. Secara eksplisit, visi-misi ini pernah dijabarkan dalam Gerakan Kebangkitan Nasional (GKN) yang diusung Shana Fatina (presiden KM-ITB 2008/2009) yang kemudian gerakan tersebut diteruskan oleh Ridwansyah Yusuf Ahmad (presiden KM-ITB 2009/2010). Namun ketika diteruskan, singkatan GKN dirubah menjadi Gerakan Kemandirian Nasional. Selanjutnya, GKN tidak pernah digunakan lagi secara eksplisit. Kemandirian Indonesia yang dicita-citakan seringkali tidak menyentuh suatu aspek yang spesifik dengan metode yang spesifik pula. Kemandirian Indonesia juga selalu disentuh di berbagi aspek sehingga muncul ketidakfokusan Apa yang diusung oleh calon-calon presiden sebelumnya memiliki satu kesamaan, yaitu mengusahakan Indonesia yang mandiri. Menilik pada fokus gerakan HMJ, dapat digeneralisasikan bahwa seluruh elemen KM-ITB sedang mencoba membangun Indonesia yang mandiri dengan caranya masing-masing. Bila menilik seajarah kemahasiswaan ITB yang dapat dibaca secara komprehensif dan singkat pada Buku Sakti yang biasa dibagikan kepada mahasiswa baru ketika OSKM, dapat dilihat bahwa sudah sejak dulu kala mahasiswa ITB merasaperlu untuk bersatu dan membuat suatu badan organisasi formal, dimulai dari DM ITB, FKHJ, dan KM-ITB. Juga merujuk pada harapan banyak HMJ yang berharap agar seluruh KM-ITB ini kembali bersatu secara kultural, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ITB merasa perlu untuk membuat kesatuan KM-ITB dan mengejar suatu tujuan dengan baik. Juga berdasarkan wawancara dengan pihak rektorat yang paling berkaitan langsung dengan KM-ITB yaitu Lembaga Kemahasiswaan, KM-ITB memiliki potensi besar untuk melakukan suatu gerakan – memiliki infrastruktur yang lengkap, adanya izin dan lembaga yang mengurusi langsung kegiatan kemahasiswaan, dan lain sebagainya – namun secara tidak langsung, kegiatan kemahasiswaan masih dirasa ‘dianaktirikan’ dengan melihat minimnya alokasi dana untuk kegiatan kemahasiswaan dan disatukannya Wakil Rektor Bidang Akademik dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menjadi Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan. Hal ini membuat kegiatan kemahasiswaan menjadi ‘dinomorduakan’ karena dirasa akademik harus diprioritaskan. Kesimpulan mengenai kondisi KM-ITB akan dibahas di akhir subbab ini. 2. Kondisi eksternal KM-ITB Metode: wawancara, data sekunder, kajian literatur Sumber: hasil campus meeting 26/1/2012, wawancara satpam ITB, wawancara pedagang gelap nyawang, hasil wawancara pedagang sekitar Jalan Ganeca oleh panitia ITB Fair 2012, brainstorming timmengenai kondisi Indonesia, MP3EI
Yang dimaksud dengan kondisi eksternal KM-ITB adalah kondisi stakeholders yang memiliki peran secara langsung terhadap kegiatan KM-ITB dan masyarakat yang ada di sekitar KM-ITB. Berikut adalah skema elemen eksternal KM-ITB seperti pada gambar 3.3..
MASYARA KAT SEKITAR
REKTO RAT
KMITB
PEMERI NTAH
KAMPUS LAIN
Gambar 3. 3. Elemen eksternal KM-ITB
Merunut pada hasil campus meeting, dikatakan beberapa hal mengenai kondisi KMITB dari sudut pandang rektorat. ITB pada tahun ajaran 2012/2013 belum akan menerapkan sistem multikampus pada mahasiswa program studi sarjana. Selain itu, diketahui bawah dalam satu tahun, mahasiswa ITB dapat mengkonsumsi hinggal 40 juta untuk biaya kuliah, namun diketahui pula bahwa biaya masuk kuliah yang besar serta bantuan dari pihak pemerintah dan pihak lainnya akan difokuskan untuk dana beasiswa. Menurut satpam di ITB, mahasiswa ITB sekarang lebih jarang menyapa. Pada tahuntahun sebelumnya (tidak disebutkan sebelum tahun berapa) dikatakan mahasiswa ITB lebih sering menyapa staf dan karyawan yang terlibat langsung dalam proses kuliah di ITB. Namun, seperti paradoks dari pernyataan di atas, mahasiswa ITB diakatakan masih dekat dengan pedagang gelap nyawang. Pedagang-pedagang di gelap nyawang merasa mahasiswa ITB sering menyapa dan tidak tertutup. Berdasarkan hasil kajian literatur dari data sekunder mengenai keadaan pedagang di Jl. Ganeca, pedagang di Jl. Ganeca akan ditertibkan dalam waktu dekat. Banyak isu yang muncul mengenai penertiban ini, misalnya akan dipindahkannya Dalam melihat kondisi Indonesia di mana KM-ITB merupakan bagian dari Indonesia, tidak seluruh kondisi Indonesia dapat dianalisis. Karena itu, kondisi yang dianalisis hanya merupakan isu-isu yang muncul secara nasional. Isu-isu yang dipertimbangkan adalah akan naiknya harga BBM, akan adanya pemilihan walikota Bandung, keadaan hukum dan politik yang tidak menentu, dan lain sebagainya. Melihat juga MP3EI, Indonesia hari ini – bila benar-benar merujuk MP3EI, - Indonesia akan mengembangkan berbagai sektor, terutama industri. Hal ini berarti dibutuhkannya pemberian nilai tambah untuk memastikan peningkatan PDB Indonesia. PDB perkapita Indonesia hari ini mencapai lebih dari US$ 3000 per tahun. Dikalikan dengan jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 240 juta orang, kekuatan ekonomi Indonesia berada di peringkat 17 dunia, membuatnya bagian dari G-20. Hal
ini namun seperti suatu paradoks ketika melihat realita bangsa ini di kehidupa seharihari. Jenjang ekonomi yang masih bergitu jauh membuat kekayaan Indonesia hanya dinikmati golongan tertentu. Bila sedikit mengkaitkan analisis kondisi internal KM-ITB dengan kondisi eksternal, maka dapat dikatakan Indonesia hari ini belum mandiri dalam berbagai aspek. Namun, KM-ITB selalu mencoba membuat Indonesia Mandiri sejak tahun ke tahun. Namun Kemandirian nasional ini selalu dibangun dari aspek-aspek yang berbeda. 3. Kesimpulan Berdasarkan analisis kondisi internal dan eksternal KM-ITB di atas, dapat dikatakan berikut adalah analisis kondisi untuk mencapai koridor yang ada pada KM-ITB: 1. Elemen KM-ITB hari ini belum memiliki satu kesepahaman yang jelas mengenai mengapa harus berKM-ITB 2. Elemen KM-ITB masih ingin bersatu dan memiliki satu wadah formal dalam berkemahasiswaan 3. Seluruh kegiatan elemen KM-ITB, disadari atau tidak, notabene memperjuangkan Indonesia Mandiri 4. Gerakan Kemandirian Nasional sudah pernah diusung, namun tidak pernah diteruskan secara eksplisit
3. Kebutuhan Berdasarkan analisis kondisi dan koridor di atas, berikut adalah kebutuhan KM-ITB setahun ke depan yang akan diajukan sebagai basis visi-misi: 1. Peningkatan rasa kepemilikan akan KM-ITB melalui kesepahaman tujuan yang ingin dituju beserta metodenya. 2. Meningkatkan empati anggota KM-ITB untuk melihat kondisi Indonesia lebih luas di luar ruang lingkup keprofesiannya. 3. Menyukseskan Gerakan Kemandirian Nasional yang sebelumnya sudah pernah diusung untuk membuat pergerakan yang berkesinambungan. 4. Tetap membangun hubungan baik KM-ITB dengan elemen eksternal KM-ITB. 5. Mengutamakan pengembangan karakter dan kaderisasi KM-ITB.
4. SOLUSI Untuk membuat kebutuhan di atas terpenuhi, maka diusulkan solusi-solusi berikut untuk sebagai dasar penurunan visi-misi: 1. Meningkatkan rasa kepemilikan akan KM-ITB melalui pendekatan secara formal (proker) maupun informal (kultural). 2. Meningkatkan propaganda setiap kegiatan-kegiatan KM-ITB untuk meningkatkan kepekaan anggota KM-ITB terhadap realita masyarakat Indonesia untuk meningkatkan empati. 3. Melanjutkan platform gerakan sebelumnya yang masih sesuai dengan kondisi eksisting KM-ITB hari ini, yakni Gerakan Kemandirian Nasional (GKN). Fokus GKN disesuaikan dengan kondisi masyarakat KM-ITB.
4. Membangun hubungan baik dengan elemen eksternal KM-ITB demi menjamin ketercapaiannya tujuan KM-ITB. 5. Meningkatkan kaderisasi Satu KM-ITB pada mahasiswa saat satu dan pasca tingkat satu.
5. USULAN PROGRAM KERJA Saya belum dapat memberikan usulan program kerja, karena program kerja yang diusulkan haruslah diusulkan kepada Kongres dengan sebelumnya disesuaikan dengan GBHP. Karena GBHP belum diberikan oleh Kongres kepada calon Kabinet mendatang, maka program kerja di bawah ini hanya berupa usulan, ada kemungkinan untuk tidak disetujui dan/atau diganti dengan program kerja lain. 1. Olimpiade KM-ITB 2013 2. IEC 2013 3. OSKM 2012 4. Diklat Orientasi Kabinet 2013 5. Kaderisasi Wilayah (untuk mahasiswa tingkat 1) 6. Campus Meeting 7. Duduk Bareng KM-ITB (membahas isu-isu yang berkembang di KM-ITB) 8. KM-ITB Summit 2 (membahas orientasi arah gerak KM-ITB selama setahun ke depan) Seluruh program kerja di atas akan dicoba dilaksanan dengan – sekali lagi saya tekankan – penambahan usaha propaganda agar suatu kegiatan tidak hanya menjadi suatu event, namun memberikan pencerdasan kepada massa kampus.
6. PROGRAM KERJA KHUSUS UNTUK PERANGKULAN HMJ & UNIT Program kerja yang dikhususkan untuk merangkul HMJ & Unit adalah sebagai berikut: 1. KM-ITB Summit 2 Program kerja ini bertujuan mengsosialisasikan pergerakan kabinet selama setahun ke depan kepada massa himpunan dan unit. 2. Peningkatan propaganda dalam setiap agenda kegiatan KM-ITB Bertujuan untuk mencerdaskan setiap anggota KM-ITB terhadap isu-isu yang berkembang. Saya melihat perangkulan HMJ & Unit tidak harus melalui program kerja yang tersistemkan. Perangkulan elemen KM-ITB dapat pula dilakukan melalui pendekatan kultural.
7. PENUTUP Saya menyadari dengan baik bahwa visi-misi ini tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya eksekusi yang baik. Semua visi-misi ini hanya berupa omong kosong bila tidak dilaksanakan. Semua visi-misi ini juga tidak akan berakhir baik bila tidak dibantu oleh orangorang di sekitar bakal calon presiden. Akhir kata, semoga KM-ITB dapat terus menjadi lebih baik dan semoga visi-misi ini dapat membuatnya ke arah sana.
Bakal Calon Presiden KM-ITB 2012/2013,
Mohamad Ashyari Sastrosubroto 15008028
MWA
UNIT
TIM BEASIS WA
HMJ TUJUAN RI
TRI DHARMA PT
INTERN AL KMITB KONGRE S
TUJUAN PENDIDIK AN
MAHASIS WA (UMUM)
PEDAGANG JALAN GANECA
WARGA
PEDAGANG GANYANG
TUJUAN PT
AD/ART KM-ITB
VISIMISI ITB
MASYAR AKAT SEKITAR
KABINET
KONSEP SI KMITB
INDONE SIA RUK KM-ITB
EKSTER NAL KMITB REKTOR AT
KORIDOR
KONDISI KAMPUS LAIN
KEBUTUHAN RIP ITB 2025
VISI-MISI