MODUL PERKULIAHAN
Kesehatan Mental Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
03
Kode MK
Disusun Oleh
MK61112
Aulia Kirana, M.Psi., Psikolog
Abstract
Kompetensi
Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan ruang lingkup kesehatan mental yang berkaitan dengan kesejahteraan psikologis.
Mampu menguraikan Mampu menjelaskan perubahan sosial yang terjadi dan mekanisme penyesuaian diri yang sehat dalam individu.
Pengantar Penyesuaian Diri Konsep Penyesuaian Diri Penyesuaian mengacu pada seberapa jauhnya kepribadian individu berfungsi secara efisien dalam masyarakat (Hurlock, 2005). Penyesuaian adalah usaha menusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya (Sunarto dan Hartono, 2008). Penyesuaian merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri sendiri dan tuntutan lingkungan (Mu’tadin, 2005).
Pengertian Penyesuaian Diri Penyesuaian diri merupakan
proses dimana individu mampu menyeimbangkan
kesehatan mentalnya dan mampu berinteraksi dengan orang lain atau relasi sosial. Dalam hal ini terkait Kemampuan individu dalam menyeimbangkan diri sendiri dengan situasi yg dihadapi di lingkungan sekitar. Penyesuaian diri juga meliputi proses individu mampu berinteraksi dgn orang lain dan mampu mengatasi konflik, kecemasan, tuntutan, frustasi yang dihadapi. Penyesuaian diri terkait konstruksi psikologi yang luas yang melibatkan semua reaksi individu terhadap lingkungan, tuntutan baik dari lingkungan luar maupun dari dalam diri individu itu sendiri (Yustinus, 2006). Individu tidak dilahirkan dalam keadaan sudah mampumenyesuaikan diri atau tidak mampu menyesuaikan diri. Penyesuaian diri berlangsung secara terus menerus antara memuaskan kebutuhan diri sendiri dan tuntutan lingkungan, termasuk tuntutan orang lain secara kelompok ataupun masyarakat. Hal ini yang menjadikan penyesuaian diri sebagai komponen penting agar tercapai individu yang sehat secara fisik dan mental (Mu’tadin, 2002). Penyesuaian diri adalah reaksi individu terhadap tuntutan yang dihadapkan kepada individu tersebut. Tuntutan psikologis yang dimaksud dapat diklasifikasikan menjadi tuntutan eksternal dan tuntutan internal (Vembriarto, 1993). Selanjutnya Vembriarto (1993) juga menjelaskan bahwa penyesuaian diri yang dilakukan individu dapat dipahami sebagai hasil (achievement) dan atau sebagai proses. Penyesuaian diri sebagai hasil berhubungan dengan kualitas atau efisiensi penyesuaian diri yang dilakukan individu. Penyesuaian diri individu dapat dievaluasi menjadi baik atau buruk dan secara praktis dapat dibandingkan dengan penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu lain dengan meninjau kualitas atau efesiensinya.
2016
2
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Konsep kedua, yaitu penyesuaian diri sebagai proses menekankan pada cara atau pola yang dilakukan individu untuk menghadapi tuntutan yang dihadapkan kepadanya. Runyon dan Haber (1984) mengemukakan bahwa penyesuaian diri dapat dipandang sebagai keadaan (state) atau sebagai proses. Penyesuaian diri sebagai keadaan berarti bahwa penyesuaian diri merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Menurut
Runyon
dan
Haber,
konsep
penyesuaian
diri
sebagai
keadaan
mengimplikasikan bahwa individu merupakan keseluruhan yang bisa bersifat well adjusted dan maladjusted. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik terkadang tidak dapat meraih tujuan yang ditetapkannya, membuat dirinya atau orang lain kecewa, merasa bersalah, dan tidak dapat lepas dari perasaan takut dan kuatir. Penyesuaian diri sebagai tujuan atau kondisi ideal yang diharapkan tidak mungkin dicapai oleh individu dengan sempurna. Tidak ada individu yang berhasil menyesuaikan diri dalam segala situasi sepanjang waktu karena situasi senantiasa berubah. Runyon dan Haber (1984) menjelaskan bahwa penyesuaian dirimerupakan proses yang terus berlangsung dalam kehidupan individu. Situasi dalam kehidupan selalu berubah. Individu mengubah tujuan dalam hidupnya seiring dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya. Berdasarkan konsep penyesuaian diri sebagai proses, penyesuaian diri yang efektif dapat diukur dengan mengetahui bagaimana kemampuan individu menghadapi lingkungan yang senantiasa berubah. Penyesuaian diri diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya (Hurlock, 2006). Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis dengan orang lain, baik teman maupun orang yang tidak dikenal sehingga sikap orang lain terhadap mereka menyenangkan. Schneiders (1991) mendefenisikan penyesuaian diri sebagai suatu kemampuan untuk berinteraksi secara efektif dan bermanfaat terhadap realitas, situasi dan relasi sosial sehingga kriteria yang harus dipenuhi dalam kehidupan sosialnya dapat terpenuhi dengan cara-cara yang dapat diterima dan memuaskan. Menurut Agustina (2006), penyesuaian diri merupakan penyesuaian yang dilakukan individu terhadap lingkungan yang berada di luar dirinya seperti lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, untuk mempertemukan tuntutan diri dan lingkungan agar tercapai keadaan atau tujuan yang diharapkan oleh diri sendiri dan lingkungannya.
2016
3
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Kriteria Penyesuaian Diri Penyesuaian diri berlangsung secara terus-menerus dalam diri individu dan lingkungan. Schneiders (1991) memberikan kriteria individu dengan penyesuaian diri yang baik, yaitu sebagai berikut : a) Pengetahuan tentang kekurangan dan kelebihan dirinya. b) Objektivitas diri dan penerimaan diri c) Kontrol dan perkembangan diri d) Integrasi pribadi yang baik e) Adanya tujuan dan arah yang jelas dari perbuatannya f) Adanya perspektif, skala nilai, filsafat hidup yang adekuat g) Mempunyai rasa humor h) Mempunyai rasa tanggung jawab i) Menunjukkan kematangan respon j) Adanya perkembangan kebiasaan yang baik k) Adanya adaptabilitas l) Bebas dari respon-respon yang simtomatis atau cacat m) Memiliki kemampuan bekerjasama dan menaruh minat terhadap orang lain n) Memiliki minat yang besar dalam bekerja dan bermain o) Adanya kepuasan dalam bekerja dan bermain p) Memiliki orientasi yang adekuat terhadap realita
Penyesuaian Diri yang Baik Lazarus (1961) menyatakan bahwa penyesuaian diri yang baik mencakup empat ciri sebagai berikut : a) Kesehatan fisik yang baik Kesehatan fisik yang baik berarti individu bebas dari gangguan kesehatan seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan masalah selera makan ataupun masalah fisik yang disebabkan faktor psikologis. b) Kenyamanan psikologis Individu yang merasakan kenyamanan psikologis berarti terbebas dari gejala psikologis seperti obsesif-kompulsif, kecemasan dan depresi. c) Efisiensi kerja Efisiensi kerja dapat dicapai bila individu mampu memanfaatkan kapasitas kerja maupun sosialnya.
2016
4
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
d. Penerimaan sosial Penerimaan sosial terjadi bila individu diterima dan dapat berinteraksi dengan individu lain. Individu dapat diterima dan berinteraksi dengan individu lain jika individu mematuhi norma dan nilai yang berlaku. Dalam Yustinus (2006), menyatakan konsep penyesuaian diri yang sehat melibatkan beberapa aspek yang matang, sebagai contoh Individu memiliki penyesuaian diri yang sehat ketika adanya kematangan secara emosional, sebagai contoh individu memiliki kematangan emosional yang baik, memiliki kebahagiaan bersama orang lain (pasangan), bersikap santai dan senang, mampu menerima kenyataan dalam hidupnya. Individu juga matang secara intelektual, sebagai contoh memiliki wawasan yang luas, mampu mengambil keputusan, mampu memahami orang lain, dan keterbukaan dalam mengenal lingkungan. Individu juga matang secara sosial, sebagai contoh memiliki sikap toleransi, ikut serta dalam kegiatan sosial, bersedia dalam bekerja sama, dan mudah berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu,individu juga matang dalam hal tanggung jawab. Dalam hal ini individu harus produktif dalam mengembangkan diri, memiliki perencanaan dan melaksanakannya, kemampuan bertindak independent, kesadaran akan etika dan hidup jujur.
Penyesuaian Diri yang Negatif Ada beberapa kriteria penyesuaian diri yang negatif, sebagai contoh adalah Defense Reaction, dalam hal ini individu sedang berusaha bahwa dirinya tidak terlihat mengalami kegagalan. Bentuk-bentuk reaksi yaitu rasionalisasi, represi, proyeksi. Aggresive Reaction,
individu dengan penyesuaian diri yang salah.Individu dapat
menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang. Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi yang muncul yaitu: menggertak dengan ucapan, balas dendam, mengancam, keras kepala. Escape Reaction, berupa penyesuaian diri yang salah dapat melarikan diri melalui dari situasi yang menimbulkan kegagalan. Cth:Minum-minuman keras, narkotika.
Aspek-aspek Penyesuaian Diri Hurlock (2006) mengemukakan aspek-aspek dalam penyesuaian diri, antara lain : a) Penampilan nyata
2016
5
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Overperformance yang diperlihatkan individu sesuai norma yang berlaku di dalam kelompoknya, berarti individu dapat memenuhi harapan kelompok dan dapat diterima menjadi anggota kelompok tersebut. b) Penyesuaian diri terhadap kelompok Hal ini berarti bahwa individu tersebut mampu menyesuaikan diri secara baik dengan kelompok yang dimasukinya, baik teman sebaya maupun orang dewasa. c) Sikap sosial Individu mampu menunjukkan sikap yang menyenangkan terhadap orang lain, ikut berpartisipasi dan dapat menjalankan perannya dengan baik dalam kegiatan sosial. d) Kepuasan pribadi Hal ini ditandai dengan adanya rasa puas dan perasaan bahagia karena dapat ikut ambil bagian dalam aktifitas kelompoknya dan mampu menerima diri sendiri apa adanya dalam situasi sosial. Runyon dan Haber (dikutip dalam Dewi, 2012), menyebutkan bahwa penyesuaian diri yang dilakukan individu memiliki 5 (lima) aspek sebagai berikut : a) Persepsi terhadap realitas Individu mengubah persepsinya tentang kenyataan hidup dan menginterpretasikannya, sehingga mampu menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya serta mampu mengenali konsekuensi dan tindakannya agar dapat menuntun pada perilaku yang sesuai. b) Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan Mempunyai kemampuan mengatasi stres dan kecemasan berarti individu mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam hidup dan mampu menerima kegagalan yang dialami. c) Gambaran diri yang positif Gambaran diri yang positif berkaitan dengan penilaian individu tentang dirinya sendiri. Individu mempunyai gambaran diri yang positif baik melalui penilaian pribadi maupun melalui penilaian orang lain, sehingga individu dapat merasakan kenyamanan psikologis. d) Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik berarti individu memiliki ekspresi emosi dan kontrol emosi yang baik. e) Hubungan interpersonal yang baik Memiliki hubungan interpersonal yang baik berkaitan dengan hakekat individu sebagai makhluk sosial, yang sejak lahir tergantung pada orang lain.Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik mampu membentuk hubungan dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat.
2016
6
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri Menurut Schneiders (1991) faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah : a) Keadaan fisik Kondisi fisik individu merupakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri, sebab keadaan sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi terciptanya penyesuaian diri yang baik. Adanya cacat fisik dan penyakit kronis akan melatarbelakangi adanya hambatan pada individu dalam melaksanakan penyesuaian diri. b) Perkembangan dan kematangan Bentuk-bentuk penyesuaian diri individu berbeda pada setiap tahap perkembangan. Sejalan dengan perkembangannya, individu meninggalkan tingkah laku infantil dalam merespon lingkungan. Hal tersebut bukan karena proses pembelajaran semata, melainkan karena individu menjadi lebih matang. Kematangan individu dalam segi intelektual, sosial, moral, dan emosi mempengaruhi bagaimana individu melakukan penyesuaian diri. c) Keadaan psikologis Keadaan mental yang sehat merupakan syarat bagi tercapainya penyesuaian diri yang baik, sehingga dapat dikatakan bahwa adanya frustrasi, kecemasan dan cacat mental akan dapat melatarbelakangi adanya hambatan dalam penyesuaian diri. Keadaan mental yang baik akan mendorong individu untuk memberikan respon yang selaras dengan dorongan internal maupun tuntutan lingkungannya. Variabel yang termasuk dalam keadaan psikologis di antaranya adalah pengalaman, pendidikan, konsep diri, dan keyakinan diri. d) Keadaan lingkungan Keadaan lingkungan yang baik, damai, tentram, aman, penuh penerimaan dan pengertian,
serta
mampu
memberikan
perlindungan
kepada
anggota-anggotanya
merupakan lingkungan yang akan memperlancar proses penyesuaian diri. Sebaliknya apabila individu tinggal di lingkungan yang tidak tentram, tidak damai, dan tidak aman, maka individu tersebut akan mengalami gangguan dalam melakukan proses penyesuaian diri. Keadaan lingkungan yang dimaksud meliputi sekolah, rumah, dan keluarga. Sekolah bukan hanya memberikan pendidikan bagi individu dalam segi kecerdasan tetapi juga dalam aspek sosial dan moral yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah juga berpengaruh dalam pembentukan minat, keyakinan, sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar penyesuaian diri yang baik (Schneiders, 1991). Keadaan keluarga memegang peranan penting pada individu dalam melakukan penyesuaian diri. Susunan individu dalam keluarga, banyaknya anggota keluarga, peran sosial individu serta pola hubungan orang tua dan anak dapat mempengaruhi individu dalam melakukan penyesuaian diri. Keluarga dengan jumlah anggota yang banyak mengharuskan anggota untuk menyesuaikan perilakunya. dengan harapan dan hak anggota keluarga yang lain. Situasi
2016
7
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
tersebut dapat mempermudah penyesuaian diri, proses belajar, dan sosialisasi atau justru memunculkan persaingan, kecemburuan, dan agresi. Setiap individu dalam keluarga memainkan peran sosial sesuai dengan harapan dan sikap anggota keluarga yang lain. Orang tua memiliki sikap dan harapan supaya anak berperan sesuai dengan jenis kelamin dan usianya. Sikap dan harapan orang tua yang realistik dapat membantu remaja mencapai kedewasaannya sehingga remaja dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan tanggung jawab. Sikap orang tua yang overprotektif atau kurang peduli akan menghasilkan remaja yang kurang mampu menyesuaikan diri. Hubungan anak dengan orang tua dapat mempengaruhi penyesuaian diri. Penerimaan orangtua terhadap remaja memberikan penghargaan, rasa aman, kepercayaan diri, afeksi pada remaja yang mendukung penyesuaian diri dan stabilitas mental. Sebaliknya, penolakan orang tua menimbulkan permusuhan dan kenakalan remaja. Identifikasi anak pada orang tua juga mempengaruhi penyesuaian diri. Apabila orang tua merupakan model yang baik, identifikasi akan menghasilkan pengaruh yang baik terhadap penyesuaian diri. e) Tingkat religiusitas dan kebudayaan Religiusitas merupakan faktor yang memberikan suasana psikologis yang dapat digunakan untuk mengurangi konflik, frustrasi dan ketegangan psikis lain. Religiusitas memberi nilai dan keyakinan, sehingga individu memiliki arti, tujuan, dan stabilitas hidup yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam hidupnya (Schneiders, 1991). Kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan suatu faktor yang membentuk watak dan tingkah laku individu untuk menyesuaikan diri dengan baik atau justru membentuk individu yang sulit menyesuaikan diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri meliputi keadaan fisik individu, perkembangan dan kematangan psikologis, lingkungan, serta religiusitas dan kebudayaan.
Penyesuaian Diri Sifatnya Relatif Penyesuaian diri memiliki sifat yang relatif, karena penyesuaian diri dinilai berdasarkan kapasitas individu untuk mengubah dan menanggulangi tuntutan yang dihadapi. Dalam kapasitas
ini
berbeda-beda
menurut
kepribadian
dan
tingkat
perkembangannya.
Penyesuaian diri yang baik didefinisikan sebagagai penanganan masalah yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Individu mampu menyesuaikan diri dengan baik pada usia tertentu, mungkin di usia lain kurang mampu menyesuaikan diri.
2016
8
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Kalau dilihat dari segi ini, pertumbuhan adalah suatu proses dalam mengadapi setres dan tekanan berturut-turut dan dengan demikian membangun kapasitas untuk menghadapi masalah-masalah pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi.
Penyesuaian diri VS Moralitas Tidak ada keterkaitan antara penyesuaian diri denggan moralitas seseorang. Kita tidak melihat bahwa tingkah laku yang kurang mampu menyesuaikan diri sebagai moral yang buruk. Namun sebaliknya atau orang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik adalah teladan kebajikan yang sempurna.
2016
9
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Dewi, S. K. (2012). Kesehatan Mental. Semarang: UPT Undip Press. Yustinus, S. (2006). Kesehatan mental 1:Pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori terkait. Kanisius : Yogyakarta.
2016
10
Kesehatan Mental Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id