MODUL PERKULIAHAN
Kewirausahaan II Entrepreneur dan Entrepreneurship (Mengembangkan Bisnis sesuai dengan Keunggulan bersaing)
Fakultas
Program Studi
Tatap Muka
Fakultas Ilmu Komunikasi
Advertising and Marketing Communication
02
Kode MK
Disusun Oleh Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Abstract
Kompetensi
Entrepreneur dan Entrepreneurship mengkaji beberapa bagian, antara lain :
Entrepreneur dan Entrepreneurship
a. Pengertian Entrepreneur dan Entrepreneurship. b. Model Proses Entrepreneurship. .
Kreativitas dalam Entrepreneurship 2.1
Definisi Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam membuat sesuatu menjadi baru dalam keberadaannya. Kreativitas juga berhubungan dengan adanya perubahan ide. Beberapa contoh orang yang memiliki kreativitas dalam bidangnya yaitu Pablo Picasso maestro dalam seni lukis mengatakan bahwa dampak dari kreasi adalah dampak pertama dari suatu pengrusakan.
2.2
Atribut dari Kreativitas Karakteristik orang yang kreatif terdiri dari beberapa atribut seperti: a.
Terbuka dengan pengalaman.
b. Observasi – melihat sesuatu hal dengan sudut pandang lain. c.
Memiliki rasa penasaran tinggi.
d. Mau menerima dan mempertimbangkan pendapat berbeda. e.
Indepen dalam mengambil keputusan, pikiran dan tindakan.
f.
Percaya diri.
g. Mau mengambil resiko terhitung. h. Sensitif terhadap masalah. i.
Fleksibel
j.
Responsif pada pemikiran.
k. Motivasi tinggi. l.
Kemampuan untuk konsentrasi.
m. Selektif 2013
2
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
n. Bebas dari rasa takut dan gagal. o. Memiliki daya pikir imajinasi yang baik.
2.3
Proses Kreativitas Berdasarkan fungsi otak dibedakan atas fungsi otak kiri yang menangani berpikir logika, rasional, dan analitik sedangkan fungsi otak kanan mengatur tingkat emosional dan pengalaman intuisi. Kreativitas memerlukan kedua fungsi otak tersebut. Berikut ini proses dari kreativitas : TAHAP
AKTIVITAS
GAYA PSIKOLOGI
KREATIVITAS Ketertarikan
Penelitian lingkungan
Intuisi / emosi
Persiapan
Persiapan perjalanan
Detail / perencanaan
Pengendapan
“mulling things over”
Intuisi
Penerangan
Pengalaman yg ada
Intuisi
Verifikasi
Riset pasar
Detail / rational
Eksplorasi
Captain of industri
Detail / rational
2.4
Hubungan Kreativitas dengan Kewirausahaan Hubungan kreativitas dengan kewirausahaan sangat erat dan terkadang overlap walaupun tidak sama diantara keduanya. Berikut ini bentuk hubungan antara kreativitas dengan kewirausahaan :
2013
3
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
3. Persh
Creative
1. Mgt
High 4.
5. Birokras i
Capacity Low High
Low
Entrepreneur Capacity Berdasarkan atas gambar diatas maka hubungan antara kreativitas dengan kewirausahaan dibedakan atas 4 kategori : 1.
Kategori 1 Perusahaan dengan kreativitas tinggi tetapi sedikit dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti Manajemen artis yang harus menampilkan artis berbeda dengan sebelumnya dalam beberapa hal seperti penampilan tetapi hanya bergerak dalam bidang hiburan dimana artis tersebut terlibat.
2.
Kategori 2 Perusahaan dengan kreativitas rendah tetapi memakai banyak konsep kewirausahaan
yaitu
perusahaan
franchising
fast
food
seperti
McDonald’s dimana kreativitas rendah karena perusahaan ini harus mengikuti peraturan dari pemberi franchising (franchisor) sedangkan berdasarkan kewirausahaan konsep franchising merupakan konsep usaha yang baik 3.
2013
4
Kategori 3
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Perusahaan dengan kreativitas tinggi dan tinggi dalam penggunaan konsep kewirausahaan seperti Perusahaan Film dimana memerlukan kreativitas tinggi dalam menciptakan film-film bermutu dan diterima masyarakat.
Mereka mengembangkan berbagai jenis film dengan
berbagai lapisan penonton atau melakukan diversifikasi produk sesuai konsep kewirausahaan. 4.
Kategori 4 Perusahaan yang tidak menggunakan kreativitas dan kewirausahaan dalam melaksanakan kegiatannya seperti pada birokrasi pemerintah (bersifat
birokrasi
penuh)
yang
hanya
menjalankan
kegiatannya
berdasarkan masa lalu saja.
2.5
Manajemen Kreativitas Kreativitas merupakan nilai penting dalam kompetisi dalam segala bidang. Untuk
itu
kreativitas
harus
dipelihara
dan
dikembangkan
dengan
mengaturnya melalui manajemen kreativitas yang baik. Kreativitas dapat dibentuk atau dikembangkan dengan beberapa cara seperti berikut ini :
2013
1.
Menciptakan keterbukaan dengan struktur organisasi desentralisasi.
2.
Mendukung iklim terciptanya eksperimen-eksperimen kreativitas.
3.
Mendorong sikap eksperimental.
4.
Mengedarkan cerita-cerita sukses.
5.
Menekankan peran dari seorang pemenang.
6.
Menitikberatkan komunikasi pada semua level manajemen.
5
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
7.
Ketersediaan sumber daya untuk inisiatif baru.
8.
Memastikan bahwa ide-ide baru tidak mudah dimusnahkan.
9.
Mengurangi birokrasi dari proses alokasi sumber daya.
10. Menyediakan penghargaan financial dan non financial bagi suatu kesuksesan yang didapat. 11. Memastikan budaya organisasi yang mendukung pengambilan resiko dan ketidakraguan. 12. Meminimalisasikan campur tangan administrasi. 13. Memberikan kebebasan dari pengawasan dan pengevaluasian. 14. Menghilangkan deadline. 15. Mendelegasikan tanggungjawab untuk aktivitas baru.
2.6 Mengenali dan Memilih Peluang Usaha Ada kalanya pengusaha memuali usahanya dalam situasi yang serba sulit, menghadapi kondisi yang tidak pasti atau bahkan sering menemukan jalan buntu, dan akhirnya frustasi atau hanya menunggu saja dan tidak melakukan apapun. Meskipun memiliki uang yang cukup banyak sebagai modal awal usaha atau modal kerja, belum tentu bisa memberikan jaminan akan suksesnya usaha. Terlebih jika modal yang dimiliki pas-pasan, bahkan mungkin tidak punya modal samasekali. Hal ini tentu akan membuat kondisi semakin sulit. Dengan kondisi di atas, bagaimana mewujudkan impian menjadi orang sukses tanmpa persiapan yang matang. Dengan kondisi demikian, tentu hasilnya menjadi tidak jelas, bahkan rugi.
2013
6
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Kerugian besar yang dapat menghabiskan modal yang dimiliki, sebenarnya dapat dihindari atau paling tidak dapat ditekan sekecil mungkin jika kita dapat memilih usaha yang bener-benar tepat, sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, yaitu jusaha yang disukai atau yang sesuai dengan kompetensi calon wirausaha dengan bidang usaha yang akan dipilihnya. Usha dapat dipilih juga berdasarkan kesesuaian kondisi dengan lingkungan, seperti lingkungan sekolah, kantor, pemukiman, tempat kita berada. Usaha yang dipilih tidaklah harus yang terlalu muluk-muluk.
Cukup
sederhana saja, tetapi prospeknya bagus. Caranya adalah dengan mengevaluasi lingkungan yang ada di sekeliling kita. Salah satu alat untuk mengukur semua hal yang mungkin dan tidak mungkin dilakukan oleh usahawan sebagai penilaian awal dan pemberian informasi penting, yaitu menggunakan analisis terhadap kelemahan (weaknesses), kekuatan (strengths), peluang (opportunities), dan ancaman (threats). Analisis ini dikenal dengan analisis SWOT. Berikut ini adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT.: a. Melalui kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang mudah didapat, mudah dijangkau konsumen atau pelanggan, dan kekuatan lainnya yang dapat dimanfaatkan. Contoh: lokasi di dekat daerah pertokoan atau sekolahan dapat dimanfaatkan – dikembangkan sewa kamar kos-kosan, warnet, rental komputer, dll. b. Melihat kelemahan yang dimiliki agar tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kekurangan-kelemahan tersebut. 2013
7
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Contohnya: jangan membuka usaha rental komputer, jika memah lemah dalam pengetahuan atau keterampilan mengoperasikan komputer. c. Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. Misalynya: membuka usha fotokopi di lingkungan dekat kampus, membuka usaha kantin di dekat perkantoran, dll. d. Melihat ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing memiliki kemampuan yang lebig unggul.
Contoh: investasi saham, dimana tidak
cukup ilmu tentang bermain saham atau bermain di pasar yang pelakunya sudah sangat banyak.
Setiap peluang yang muncul dari lingkungan di sekitar, haruslah diperhatikan dengan jeli, karena ide atau gagasan ada di manapun dan karenanya tidak usah bingung mencari peluang. Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang nyata, maka wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau gagasan disebut sebagai screening, yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi barang dan jasa riil. Banyak cara untuk melihat peluang yang terjadi di sekitar lingkungan. Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang yang dapat dimanfaqatkan, misal:
2013
8
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
a. Mengenali kebutuhan pasar. Usaha berkembang karena ada permintaan, dan banyak bisnis baru muncul karena ada kebutuhan pasar yang belum terpenuhi. Seperti pulsa murah, factory outlet, b. Mengembangkan produk yang telah ada di pasar. Mengembangkan produk yang sudah dikenal tetapi masih bisa di up-grade kualitasnya, dengan sarat permintaannya masih belum jenuh. c. Memadukan bisnis-bisnis yang ada.
Usaha ini merupakan bisnis yang
terintegrasi, seperti usaha kos-kosan yang dipadukan dengan usaha penatu dan katering; usaha pemasaran terpadu yang meliputi media cetak, televisi dan radio, dan sebagainya. d. Mengenali kecenderungan (tren) yang terjadi. Produk-produk seperti kamera digital, telepon genggam, komputer, serta produk-produk fesyen dan tatarias model rambut funky, di mana produk-produk itu berkembang sangat pesat di pasar, baik karena didorong oleh perkembangan teknologi maupun selera pelanggan yang selalu berubah. e. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, ternya setelah ditekuni dapat menjadi bisnis yang luar biasa.
Contoh: produk
inovatif dari Sony yang dikembangkan dari ide gula-gula yang terbuat dari agar-agar, yang dipandang bukan hanya sekedar makanan manis kegemaran anak-anak, tetapi justru menjadi sebuah inspirasi dalam mendisain pemutar (player) musik digital Walkman Network. f. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru (tidak baku). tempat-tempat
2013
9
seperti
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
hotel
atau
restoran
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
yang
Contoh: banyak sebelumnya
tidak
menyediakan playgroud, tetapi apabila kemudian disediakan, pengunjung menjadi lebih banyak, karena pengunjung bukan hanya dari kaum tua atau muda saja tetapi juga anak-anak balita.
Melihat sumber ide bisnis sangat banyak, dan sumberdaya yang dimiliki atau dikuasai terbatas, maka usah mewujudkan keseluruhan ide tersesebut tidaklah mungkin. Dengan demikian harus dipilih ide atau gagasan yang cukup layak untuk dikerjakan. Beberapa langkah untuk mengenali dan memilih peluang bisnis yang tepat antara lain: 1. Tentukan tujuan dan arah yang hendak dicapai. 2. Buat daftar ide usaha 3. Nilai kemampuan pribadi 4. Buatlah tabel kriteria bisnis yang diperlukan, nilai dan pilih menurut tingkat kepentingannya. 5. Membandingkan dan dapatkan saran dari pengusaha, konsultan, atau mentor. 6. Nilai keadaan bisnis saat ini dan masa mendatang melalui riset. 7. Tetapkan pilihan: pilih salah satu dari ide yang memiliki kemungkinan tingkat keberhasilannya tebesar dan berisiko kecil.
2013
10
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
2.7 Cara Memulai Bisnis Banyak cara untuk mencapai tujuan, demikian pula dengan cara seseorang menjadi wirausahawan, dapat dimulai dari mana saja, kapan saja, baik dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain maupun bekerja sama dengan orang lain. Dapat juga dilakukan dengan kerjasama usaha dengan pihak lain, baik individu maupun kelompok. Cara-cara yang dapat dilakukan seseorang untuk memuali bisnis (usaha), baik itu dilakukannya sendiri maupun bersama rekan-rekannya, adalah sebagai berikut: 1). Memulai Bisnis Baru Memulai suatu bisnis baru seringkali merupakan pilihan yang paling menarik bagi para pemula. Modal awal tidak terlalu besar dan terdapat kepuasan memulai suatu usaha sendiri.
Tapi harus dipahami bahwa
mengelola bisnis baru memerlukan alokasi waktu, tenaga, dan pikiran sepenuhnya, disamping membutuhkan keakhlian khusus, risiko tinggi yang dihadapi, dan kerugian atau pendapatan yang rendah pada tahap-tahap awal. Merintis usaha baru atau bisnis baru yaitu membentuk dan mendirikan usaha dengan menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga bentuk usaha yang dapat dirintis oleg seseorang :
2013
11
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
(1)
perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang
dimiliki dan dikelola sendiri. (2) Persekutuan (partnership), yaitu kerjasama antara dua orang atau lebih. (3) Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan usaha dengan modal berupa saham. 2). Membeli Bisnis yang Sudah Ada Alternatif lain yang dapat dipilih adalah dengan membeli usaha yang sudah ada. Haal ini menawarkan keuntungan dari pelanggan yang sudahnada tanpa menambah kompetisi.
Penghasilan diperoleh lebih cepat dan
pemniayaan lebih mudah, tetaspi harus membayar lebih untuk membeli usaha yang sudah ada. Cara ini berarti membeli perusahaan yanmg telah didirikan dan dikelola orang lain dengan nama ”goodwill” dan organisasi usaha yang sudah ada. Keputusan untuk membeli untuk membeli suatu bisnis merupakan suatu penilaian yang paling kritis. Diperlukan waktu yang cukup untuk memperoleh
sebanyak
mungkin
informasi
tentang
bisnis
tersebut.
Seringkali seorang pembeli tergoda untuk membuat penawaran cepat berdasarkan emosi semata, dan bukan berdasarkan alasan obyektif. Perlu diingat bahwa usaha yang dijalankan bertujuan untuk mengembalikan uang yang ditanamakan beserta keuntungan yang diinginkan dan peru disadari pula jika bisnis tersebut gagal.
2013
12
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Menyelidiki alasan pemilik menjual usahanya adalah penting. Penjual bisa memberikan alasan penjualan yang tidak sehat sehingga peruysahaan dijual, tetapi alasan sebenarnya mungkin bisnis menurun karena adanya persaingan baru, kurangnya permintaan dari pelanggan, atau alasan lainnya. Meskipun dengan keyakinan bahwa manajen yang baru, setelah perusahan beralih milik, bisnisnys akan lebih baik, dalam banyak kasus ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tentukanlah jenis dan ukuran bisnis yang setelah dipikir sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, dan modal yang ada. Yakinlah bahwa persoalan membiayai bisnis yang dibeli tersebut dapat dibiayai dan memiliki modal cukup untuk mengoperasikannya. Metoda yang paling akurat untuk menilai kesehatan suatu bisnis adalah
memperkirakan suatu potensi keuntungan jangka panjang.
Bagaimana potensi produk atau jasa yang dihasik\lkannya. Bukan masalah bere\apa banyak waktu atau uang yang sudah ditanamkan oleh pemilik lama pada bisnis tersebut. Tetapi haruslah dipastikan bahwa modal yang ditanamkan bisa diperoleh kembali.. Jangan lupa meneliti dan memverifikasi berbagai hal yang berkaitan dengan aspek-aspek legal yang dimiliki perusahaan, dan kondisi keuangan perusahaan yang akan dijual, jangan sampai meninggalkan beban pekerjaan dan biaya tak terduga di kemuadian hari.
2013
13
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
3).
Mengembangkan Bisnis Yang Sudah Ada Pilihan ini terjadi karena pengusaha atau wirausahawan tersebut
melakukan pengembangan usaha yang sudah ada sebelumnya, baik berupa unit baru atau berupa cabang maupun penambahan kapasitas usaha yang lebih besar. Biasanya pilihan ini terjadi pada perusahaan-perusahaan milik keluarga. Nilai-nilai yang tertanam pada keluarga dapat pula membantu atau memengaruhi operasi suatu bisnis, biasanya cenderung berusaha menjaga rasa kemanusiaan, berorientasi jangka panjang, dan lebih menekankan kualitas. 4). Memilih Usaha Frnchise (Waralaba) Waralaba adalah suatu bentuk usaha kerjasama atara pemilik waralaba atau pewaralaba (franchisor) dengan penerima waralaba atau terwaralaba (francisee) dalam mengadakan persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha-waralaba. Kerja sama ini biasanya dengan dukungan awal sepertti pemilihan tempat, , rencana bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, pembukuan, pencatatan akuntansi, konsultasi, standardisasi, promosi, pengendalian kualitas, riset, nasihat hukum, dan sumber-sumber permodalan. Apabikla kita tidak memiliki pengalaman dalam usaha, membeli bisnis waralaba adalah cara yang paling mudah untuk memiliki dan menjalankan usaha. Saat ini bisnis waralaba sedang tumbuh dengan pesat. 2013
14
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Banyak investor yang membeli bisnis waralaba dari luar negeri maupun lokal.
Usha waralaba sangat beragam, mulai dari bisnis salon (Rudy
Hadisuwarno), lembaga pendidikan (LIA,, ILP., Primagama), makanan (KFC., Es Teler 77), Laundry, mini market (Alfamart, Indomart), dan sebagainya. Bisnis waralaba berkembang pesat karena hakekatnya bisnis ini dapat dimiliki banyak orang dengan standar mutu produk dan layanan yang sama, serta terbukti berhasil menarik minat para pelanggan.
Beberapa
keunggulan bisnis waralaba yang paling menyolok dibanding dengan memiliki atau memulai usaha sendiri adalah proses belajar yang lebih singkat, menggunakan nama usaha yang terkenal, mendapat bantuan unutk memulai usaha, jaminan pasokan, dukungan usaha lain, serta kekuatan dalam usaha promosi yang efisien. Sistem pembayaran yang ditawarkan oleh para pewaralaba kepada peminat waralaba bermcam-macam. Ada yang menggunakan sistem fee, baik dari setoran awal, royaliti, manajemen atau teknikal, dan bagi hasil dari omzet penjualan. Namun demikian dengan semakin ketatnya bisnis waralaba, saat ini banyak bisnis waralaba lokal yang ditawarkan dengan persyaratan yang sederhana. Hal tersebut dilakukan dengan sistem paket pembelian peralatan standar dan mambeli bahan baku produk dari pewaralaba.
2013
15
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Pada umumnya, waralaba yang cukup mahal bagi calon investor adalah jenis waralaba yang telah memiliki jaringan yang sangat luas dan terbukti sukses di mana-mana. Hal ini wajar karena secara matematis risiko kegagalan akan lebih kecil. Ini karena bantuan pewaralaba hampir di semua aspek, mulai dari studi kelayakan, lay-out restoran, standar pelayanan, jaminan bahan baku, promosi, dan iklan di media masa, dll. Pewaralaba (franchisor) juga akan turun tangan secara langsung dan menerjukan orang terbaiknya untuk membentu penerima usaha waralaba. Sehingga outlet waralaba tersebut berjalan dengan baik dan sukses. Pewaralaba akan merasa tercoreng namanya apabila gerainya ternyata mengalami kegagalan dan harus menutup gerai tersebut. Di Bawah ini beberapa kiat memilih bisnis waralaba: (1) Kumpulkan seluruh informasi mengenai bisnis waralaba yang ada saat ini. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui majalah ekonomi dan bisnis, buku direktori khusus waralaba, dan asdosiasi-asosiasi yang ada seperti AFI (Asosiasi Franchise Indonesia), WALI ( Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia). (2) Pilihlah jenis waralaba yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan terbukti sukses di mana-mana. beberapa majalah ekonomi.
Informasi ini dapat diperolaeh dari
Jika perlu tanyakan langsung kepada
asosiasi atau konsultan khusus waralaba.
2013
16
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
(3) Sebaliknya memilih bisnis waralaba disesuaikan dengan kemampuan keuangan, minat, dan bakat. Bila seseorang manyukai usaha tersebut, ia akan bekerja dengan riang dan senang. Jangan memilih usaha bisnis waralaba yang tidak disukai dan dipahami dengan baik. (4) Pastikan proses usaha waralaba tersebut dapat dialihkan dengan baik kepada terwaralaba. Perhatikan dengan baik bagaimana standardisasi yang dilakukan, sehingga kualitas produk maupun pelayanan dapat seragam di semua tempat. pewaralaba sesungguhnya
Hal mini penting karena yang dijual adalah hal tersebut.
Konsumen atau
pelanggan juga membeli produk karena adanya persamaan standar mutu dan pelayanan yang diberikan. (5) Jangan cepat percaya pada angka-angka keuangan yang disodorkan oleh pewaralaba. tersebut,
Perhatikan asumsi-asumsi yang mendasari perhitungan khususnya mengenai asumsi jumlah pelanggan dan
pertumbuhan penjualan. dikeluarkan.
Perhatikan juga modal awal yang harus
Semakin besar modal awal yang dibutuhkan, semakin
menuntut penjualan dan keuntungan yang tinggi sehingga risiko akan semakin besar. Tanyakan juga mengenai berapa lama investasi akan kembali. Semakin cepat investasi dijanjikan akan kembali, haruslah kita semakin ragu dan kritis.
Pertanyaan penting lainnya adlag: adakah
yang pernah gagal dalam membeli usaha waralaba ini ?. Berapa banyak ?, Berapa persen tingkat kesuksesannya ? Jadi harus bersikap kritis dan tanyakanlah jika ada hal yang meragukan kepada pewaralaba. Jangan
2013
17
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
membayar dan menandatangani kontrak sebelum semua pertanyaan dijawab dengan meyakinkan. (6) Lakukanlah pengamatan dan penyelidikan di lapangan terhadap geraigerai yang akan menjadi pilihan kita. Tanyakan kepada pelanggan, pelayan di gerai
tersebut,
dan
jika
mungkin
bertemu
langsung
dengan
terwaralabanhya. Bandingkan angka-angka riil tersebut dengan yang tersaji dalam proposal yang kita tersima dari pewaralaba. (7) Bagi para peminat waralaba yang bermodal terbatas, kini banya waralaba
lokal yang masih berskala kecil atau bahkan belum
menerapkan sistem waralaba. Dalam hal ini, biasanya persyartan masih ringan.
Mereka biasanya hanya meminta calon terwaralaba untuk
berbagi hasil penjualan dalam persentase tertentu.
Kalaupun ada
setoran awal (initial fee) paling hanya dalam bilangan jutaan ruapiah. Tentunya tempat usaha dan seluruh peralatannya menjadi tnggungng jawab terwaralaba. (8) Bagi yang jeli memiliki naluri bisnis tajam, sebenarnya banyak potensi usaha yang dapat dikembangkan secara waralaba. Wirausahawan yang sudah berhasil dan mempunyai prospek cerah dapat dibujuk bahkan mungkin dapat menjadi penggagas dan menjadi tim pemasaran waralaba baru tersebut. Paling tidak, gerai atau cabang usaha tersebut dapat dibuka dengan persyaratan yang relatif ringan.
2013
18
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Pustaka: Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz. 2004. Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Pemasaran YKPN. Pemerhati Masalah Usaha serta Asisten Pemberdayaan Ekonomi. 2000. ”Manfaat Buah Pisang”. www.hanyawanita.com. Tim Penyususn Buku Kewirausahaan UNESA. 2000. Kewirausahaan. Surabaya: Unesa University Press.
2013
19
Kewirausahaan II Ardhariksa Z., M.Med.Kom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id