MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, sumber daya manusia merupakan salah satu aspek terpenting dalam jalannya sistem. Namun seringkali banyak ditemui halangan keberhasilan dikarenakan produktivitas operator yang menurun, dan menyebabkan kerugian. Menurunnya produktivitas pekerja dapat disebabkan kondisi kerja yang buruk, dari hal pencahayaan, kebisingan, temperatuur, kelembaban, yang dapat berpotensi menjadi penyebab karyawan mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya produktivitas kerja. Oleh karena salah satu hal penting untuk mencapai keberhasilan adalah dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kurang nyamannya operator di lingkungan kerja. Faktor-faktor lingkungan kerja fisik tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah kondisi lingkungan kerja, yaitu semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja, seperti pencahyaan, kebisingan, temperatur, kelembaban udara, sirkulasi udara, getaran mekanis, baubauan, warna, dan lain-lain, yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja dari manusia tersebut. Dengan mempertimbangkan seluruh aspek lingkungan kerja fisik kerja yang memiliki potensi bahaya pada saat proses perancangan sistem kerja beserta sistem pengendalian maka kondisi-kondisi bahaya tersebut dapat diantisipasi dan diberi tindakan-tindakan preventif lainnya. Dalam praktikum ini dilakukan analisis dari lingkungan kerja fisik operator yang nantinya akan memberikan output hubungan pengaruh cahaya dan kebisingan terhadap performansi kerja dan upaya yang dapat dilakukan agar tenaga kerja mampu mencegah dan mengendalikan berbagai dampak negatif yang timbul akibat proses produksi, sehingga tercipta lingkungan kerja yang sehat, nyaman, aman dan produktif. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1.
Mampu memahami faktor-faktor lingkungan kerja fisik yang dapat mempengaruhi perfomansi operator.
2.
Meneliti pengaruh kebisingan dan pencahayaan terhadap performansi kerja operator.
3.
Mampu melakukan analisa pengaruh lingkungan kerja terhadap performansi operator.
1.3 Batasan Berikut adalah batasan yang dapat diberikan: 1. Hal yang ditinjau hanya dari segi kebisingan normal dengan 2 faktor pencahayaan atau pencahayaan normal dengan 2 faktor kebisingan.
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK 1.4 Diagram Alir Praktikum Berikut ini adalah diagram alir praktikum. Start
Identifikasi Masalah
Tahap Pendahuluan Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Tahap Pengumpulan Data
Data Bising Intermittent, Cahaya Gelap
Data Bising Continue, Cahaya Gelap
Data Bising Intermittent, Cahaya Terang
Analisis Grafik Tahap Pengolahan Data dan Analisis
Uji Two Way ANOVA
Analisa dan Interpretasi Data
Tahap Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 2.1 Diagram Alir Praktikum
1.5 Alat dan Bahan Praktikum Alat dan bahan praktikum yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.
Alat tulis.
2.
Audio System.
Data Bising Continue, Cahaya Terang
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK 3.
CD dan audio kebisingan.
4.
Audio untuk aktivitas operator
5.
Dimmer Lamp.
6.
Air Conditioner (AC).
7.
Ruang Iklim (Climatic Chamber)
8.
Stopwatch
9.
Kertas
10. Kalkulator 1.6 Prosedur Pelaksanaan Praktikum Prosedur pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut : 1.
Menyiapkan lembar isian jawaban.
2.
Menyiapkan kondisi lingkungan kerja sesuai lembar pengamatan, dengan rincian sebagai berikut : 1 = cahaya gelap, bising sunyi 2 = cahaya gelap, bising continue 3 = cahaya terang, bising sunyi. 4 = cahaya terang, bising continue. Dengan rincian parameter kondisi adalah sebagai berikut: - Suhu normal : 25° Celcius - Bising normal untuk 8 jam : 85 dB - Pencahayaan :
3.
1)
Gelap : 0 Lux
2)
Terang
Operator akan melaksanakan tugas dengan prosedur berikut ini: a. Operator akan mendengarkan audio berisi rekaman perintah untuk menghitung dengan kalkulator, Terdapat 10 soal perhitungan yang harus dijawab. b. Apabila dalam menghitung terdapat ketidaksesuaian hasil maka akan dihitung sebagai error. Begitu juga dengan hitungan yang tidak selesai dalam waktu yang ditentukan akan dihitung sebagai error.
4.
Mencatat hasil pengamatan dan waktu penyelesaian pada lembar pengamatan.
5.
Melakukan analisa data dengan menggunakan metode two way annova.
6.
Membuat tabel two way annova dan melakukan analisis pengolahan data.
7.
Mengambil kesimpulan.
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan uji perlakuan terhadap performansi operator menggunakan 4 kombinasi faktor perlakuan terhadap kondisi lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja yang menjadi variabel adalah temperatur, tingkat pencahayaan, dan tingkat kebisingan. Dari ketiga faktor tersebut dikombinasikan kedalam beberapa perlakuan. Adapun data yang dibutuhkan adalah data error dan data kecepatan dalam menyusun game mencari kata dalam beberapa kondisi, diantaranya: 1
= cahaya gelap, bising sunyi
2
= cahaya gelap, bising continue
3
= cahaya terang, bising sunyi.
4
= cahaya terang, bising continue.
2.1.1 Pengumpulan Data Jumlah Error Operator Berikut adalah Tabel 2.1 yang menunjukkan data pengamatan jumlah error operator dengan berbagai perlakuan lingkungan kerja. Tabel 2.1 Data Jumlah Error Operator Operator
1
Jumlah Error pada tiap Perlakuan 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2.2 Pengolahan dan Analisis Data Dalam pengolahan data dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara faktor kebisingan dan faktor pencahayaan terhadap jumlah error dan dengan menggunakan software SPSS dengan metode two way annova
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK 2.2.1
Analisis Grafik Faktor Kebisingan dan Pencahayaan terhadap Jumlah Error Analisis grafik faktor kebisingan dan pencahayaan terhadap suatu error terdiri dari pengaruh cahaya
terhadap tingkat error, pengaruh kebisingan terhadap tingkat error, dan pengaruh interaksi cahaya dan kebisingan terhadap tingkat error. 1.
Pengaruh cahaya terhadap tingkat error
Gambar 2.2 Grafik pengaruh faktor cahaya terhadap tingkat error
Berdasarkan grafik pengaruh cahaya terhadap tingkat error operator, diketahui bahwa cahaya gelap memberikan jumlah error operator jauh lebih tinggi daripada cahaya terang. Hal ini disebabkan karena saat diberi cahaya gelap, operator tidak dapat berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas. Selain itu dalam kondisi cahaya gelap memaksa mata operator berakomodasi maksimum, sehingga dapat menimbulkan rasa lelah yang dapat menimbulkan error. 2.
Pengaruh kebisingan terhadap tingkat error
sunyi Gambar 2.3 Grafik pengaruh faktor kebisingan terhadap tingkat error
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK Berdasarkan grafik pengaruh kebisingan terhadap tingkat error, diketahui bahwa bising continue menghasilkan jumlah error yang juga jauh lebih tinggi daripada bising sunyi. Hal ini disebabkan karena adanya bising yang menutupi, dimana kemampuan operator dalam mendengarkan instruksi hitungan dari audio menjadi tertutupi oleh suara bising. 3. Pengaruh interaksi cahaya dan kebisingan terhadap tingkat error
Gambar 2.4 Grafik pengaruh faktor kebisingan dan pencahayaan terhadap tingkat error
Pada grafik pengaruh interaksi cahaya dan bising terhadap tingkat error, diketahui bahwa kombinasi perlakuan yang memberikan jumlah error tertinggi adalah perlakuan cahaya gelap, bising continue. Sesuai dengan grafik sebelumnya, didapatkan bahwa cahaya gelap dan bising continue menyebabkan tingginya jumlah error operator, sedangkan jumlah error yang paling rendah adalah ketika cahaya terang, bising sunyi. Kondisi ini merupakan kondisi optimal bagi operator dalam beraktivitas. 2.2.2 Analisis Data Jumlah Error Operator dengan Two Way ANOVA Pengujian two way ANOVA merupakan pengujian beda tiga rata-rata atau lebih dengan dua faktor yang berpengaruh dan pengaruh interaksi antara kedua faktor tersebut diperhitungkan. Sebelum dilakukan perhitungan two way ANOVA, dilakukan terlebih dahulu uji kenormalan data dan uji homogenitas varians. 2.2.2.1 Uji Kenormalan Data Sebelum melakukan pengujian two way ANOVA, perlu melakukan uji kenormalan sebagai salah satu syarat. Berikut ini merupakan hasil uji kenormalan pada data residual jumlah error operator.
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK Tabel 2.2 Output Uji Kenormalan Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Residual for Jumlah_Error
Df
Shapiro-Wilk
Sig.
.260
8
Statistic
.118
df
.883
Sig. 8
.201
a. Lilliefors Significance Correction
Ho : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Ho diterima jika nilai sig Kolmogorov Smirnov ≥ 0.05 Ho ditolak jika nilai sig Kolmogorov Smirnov < 0.05 2.2.2.2 Uji Homogenitas Varians Selain menguji kenormalan, uji keseragaman data atau uji homogenitas varians juga merupakan syarat dalam melakukan uji two way ANOVA. Berikut ini merupakan hasil uji keseragaman data jumlah error operator. Tabel 2.5 Output Uji Homogenitas Varians Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Jumlah_Error F
df1 .
df2 3
Sig. 4
.
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kebisingan + Cahaya + Kebisingan * Cahaya
Ho :Variansi Data Homogen H1: Variansi Data tidak Homogen Ho diterima jika nilai sig ≥ 0.05 Ho ditolak jika nilai sig < 0.05 2.2.2.3 Two Way ANOVA Berikut ini merupakan hasil pengujian dengan metode two way ANOVA, dimana terdapat 3 hipotesis seperti berikut ini.
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK Tabel 2.8 Output Test of Between-Subjects Effects Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Jumlah_Error Source
Type III Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
114.000a
3
38.000
10.857
.022
450.000
1
450.000
128.571
.000
Kebisingan
50.000
1
50.000
14.286
.019
Cahaya
32.000
1
32.000
9.143
.039
Kebisingan * Cahaya
32.000
1
32.000
9.143
.039
Error
14.000
4
3.500
Total
578.000
8
Corrected Total
128.000
7
Corrected Model Intercept
a. R Squared = ,891 (Adjusted R Squared = ,809)
Hipotesis : a. Hipotesis untuk faktor kebisingan Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata faktor kebisingan dengan jumlah error operator H1 : Ada perbedaan antara rata – rata faktor kebisingan dengan jumlah error operator Ho diterima jika nilai sig lebih besar dari nilai taraf nyata (0.05) Ho ditolak jika nilai sig lebih kecil dari nilai taraf nyata (jika H1 diterima berarti ada pengaruh) b. Hipotesis untuk faktor pencahayaan Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata faktor pencahayaan dengan jumlah error operator H1 : Ada perbedaan antara rata – rata faktor pencahayaan dengan jumlah error operator Ho diterima jika nilai sig lebih besar dari nilai taraf nyata (0.05) Ho ditolak jika nilai sig lebih kecil dari nilai taraf nyata (jika H1 diterima berarti ada pengaruh) c. Hipotesis untuk faktor interaksi antara kebisingan dan pencahayaan Ho : Tidak ada perbedaan antara rata-rata faktor interaksi antara kebisingan dan pencahayaan dengan jumlah error operator H1 : Ada perbedaan antara rata-rata faktor interaksi antara kebisingan dan pencahayaan dengan jumlah error operator Ho diterima jika nilai sig lebih besar dari nilai taraf nyata (0.05) Ho ditolak jika nilai sig lebih kecil dari nilai taraf nyata (jika H1 diterima berarti ada pengaruh)
MODUL III LINGKUNGAN KERJA FISIK BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini antara lain: 1.
Dalam lingkungan kerja fisik terdapat faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi aktivitas kerja operator. Fasktor eksternal seperti, kebisingan, pencahayaan, bau-bauan, getaran, warna. Sedangkan faktor internalnya yaitu motivasi kerja, pengalaman kerja, kelelahan kerja, dll.
2.
Analisis dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan grafik hubungan faktor kebisingan dan faktor pencahayaan. Selain itu, pengolahan data yang dilakukan menggunakan software SPSS dengan metode two way ANOVA two way ANOVA
3.
Dari analisis grafik yang dilakukan, didapatkan bahwa faktor pencahayaan gelap dan faktor kebisingan intermittent menjadi perlakuan yang menimbulkan jumlah error yang paling besar. Hal ini disebabkan karena pada pencahayaan gelap, operator mengalami kesulitan dalam melihat benda kerja. Untuk faktor kebisingan intermittent, menyebabkan jumlah error operator cukup besar karena operator tidak dapat memprediksi kebisingan yang ada. Sedangkan pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan two way ANOVA pada SPSS dapat dilihat bahwa faktor kebisingan dan pencahayaan memiliki pengaruh terhadap performansi operator. Dimana operator dapat bekerja secara optimal dalam kondisi lingkungan kerja dengan kebisingan sunyi dan pencahayaan normal.
3.2 Saran Saran diperuntukkan bagi asisten, laboratorium, dan atau praktikum agar laporan bisa menjadi lebih baik.