MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9 STATISTIK PROSES KONTROL STANDARD KOMPETENSI : Setelah
mempelajarai
modul
9,
mahasiswa
dapat
memahami statistik Proses Kontrol dengan metode Diagram kontrol (control chart) dan Diagram Pareto (pareto chart ) INDIKATOR 1.
Mahasiswa dapat mendeskripsikan statistik Proses Kontrol
2.
Mahasiswa dapat membuat Diagram Kontrol (control chart)
3.
Mahasiswa dapat membuat Diagram Pareto (pareto chart)
MATERI POKOK : 1.
Statistik Dan Proses Kontrol
2.
Konsep Kualitas
3.
Konsep Dasar Pengendalian Kualitas
4.
Tujuan pengendalian kualitas
5.
Diagram Kendali
6.
Diagram Nilai Individu
7.
Diagram X dan Diagram R
8.
Diagram P dan Diagram C
9.
Diagram Pareto (Pareto Chart)
Modul Ajar Statistik
171 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1711
Agus Sukoco171 Santirianingrum 1711
URAIAN MATERI STATISTIK PROSES KONTROL PENDAHULUAN Dalam era modern, faktor kualitas adalah merupakan unsur yang mutlak pada setiap produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. diterapkan
Peran
statistik dalam mengukur kualitas banyak
didalam dunia bisnis dan industri. Dengan metode
statistik, pengukuran kualitas dapat dilakukan secara kuantitatif sehingga dapat digunakan sebagai bahan yang representatif dalam pengambilan keputusan. Penggunaan berkembang
luas
statistik dengan
dalam
proses
kontrol
dikembangkannya
semakin
software
untuk
statistik seperti SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) yang mana sudah terdapat fasilitas menu khusus yaitu menu quality control dengan sub menu control chart dan pareto chart. Dalam pembahasan materi dan soal pada modul ini dilengkapi dengan penggunaan SPSS dalam perhitungan dan analisa contoh soal, sehingga para pengguna modul dapat meyakini
bahwa
perhitungan
serupa
dengan
dengan
perhitungan
manual dan
dan
hasil
persamaan ketika
adalah
menggunakan
SPSS,
karena kemungkinan besar para pelaku bisnis akan menggunakan SPSS untuk analisa atas berbagai aplikasi di segmen bisnis masingmasing. . Statistik proses kontrol adalah Ilmu yang mempelajari tentang teknik/metode pengendalian kualitas berdasarkan prinsip prinsip dan konsep statistik
Gambar 9.1. Rangakaian Proses Produksi Gambar diagram 9.1 proses
adalah gambar rangkaian suatu
produksi, dimana salah satu fungsi dari proses produksi
adalah Pengendalian Proses. Pengendalian dengan
metode
Pengendalian
Kualitas
dengan istilah Statistik proses kontrol Statistik proses kontrol
Proses
dilakukan
Statistik yang dikenal .
dalam proses produksi diterapkan
dalam proses quality control (QC). Tujuan dari
diadakannya
quality control dalam suatu proses adalah sebagai berikut: a.
Evaluasi produk
b.
Membandingkan dengan
tujuan c.
Perbaikan
Tujuan yang akan diharapkan dengan adanya quality control dalam suatu proses adalah menjaga dan meningkatan kualitas yang
mempunyai efek pada penurunan
biaya,
berkurangnya
pekerjaan berulang, penurunan keterlambatan dan peningkatan penggunaan
mesin.
produktivitas
meningkat, pangsa pasar meningkat karena faktor
kualitas,
Dengan
demikian
akan
berefek
pada
harga yang rendah dan jumlah barang yang meningkat.
Dan pada akhirnya
akan memberikan efek pada keberlanjutan
usaha dan perkembangan perusahaan. Beberapa teknik statistik yang
banyak digunakan dalam
statistik proses kontrol adalah Diagram Kendali
-
Diagram Nilai Individu
-
Diagram X
-
Diagram R
-
Diagram P
-
Diagram C
-
Diagram Pareto (Pareto Chart)
Dalam modul ini akan membahas
konsep kualitas
dan
teknik- teknik statistik dalam proses kontrol dengan menggunakan diagram kontrol dan diagram pareto. KONSEP KUALITAS Kualitas pada dasarnya adalah ukuran tingkat kesesuaian barang/
jasa
ditetapkan.
dg
standar/spesifikasi
yang
telah
ditentukan/
Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang
kualitas, sebagai berikut: 1. (Ariani, 2004: 3) Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu, kualitas rancangan barang
dan
dan
jasa
kualitas
kecocokan.
Semua
dihasilkan dalam berbagai tingkat
kualitas. 2. Crosby (1979) Kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, realibility, maintainability dan cost efectivenes. 3.
Elliot (1993)
Kualitas
adalah
sesuatu
yang
berbeda
untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat
atau
disengaja,
dikatakan
maka
dari
sesuai itu
dengan
tujuan
istilah teknik
yang
yang sesuai
adalah kualitas rancangan. 4.
Feigenbaum (1991) Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa engineering,
manufacture,
yang
meliputi
marketing,
dan maintenance, dalam
mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaianya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
5.
Garvin (dalam Bounds, et.al., 1994 : 46-84; Lovelock, 1944 : 101-107), Membagi pendekatan modern terhadap kualitas ke dalam empat era kualitas, yaitu inspeksi, pengendalian kualitas secara statistik, jaminan kualitas, dan manajemen kualitas strategik.
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
KONSEP DASAR PENGENDALIAN KUALITAS Konsep dasar penggunaan statistik untuk pengendalian kualitas, bermula dari berbagai kajian dan eksperimen beberapa ahli statistika. Dr. Waiter Shewhart ilmuwan pada Laboratonum Bell, yang dipublikasikan tahun 1924. prinsip-prinsip pengendalian mutu secara statistik mulai dikenal. Dr. Shewhar dan rekanrekannya mengembangkan diagram-diagram pengendalian selama 1920-1930. Dr. Waiter Shewhart menggunakan hukum-hukum probabilitas dan statistik untuk menggambarkan bagaimana suatu variasi mempengaruhi ukuran-ukuran sampel bagi produk- produk manufaktur, yaitu: 1. Bila suatu barang atau jasa yang diproduksi outputnya akan serupa (similar) tetapi tidak sama (identical). 2. Adanya variasi adalah merupakan hal yang normal dan wajar. 3.
Tidak Namun
ada
dua
benda
yang
benar-benar
sama.
Shewhart menganggap terdapat dua variabilitas
yaitu variabilitas
yang berada dalam batas-batas yang
ditentukan dan variabilitas yang berada di Iuar batas-batas. 4. Dia mengamati bahwa data tidak selalu memberikan kepastian mengenai pola yang "normal". Sehingga dari ketidak konsistenan yang ditunjukkan data, dia menyimpulkan bahwa meskipun dalam setiap proses selalu dihasilkan variasi pada proses yang menghasilkan variasi terkendali (controlled variation) dan ada proses yang menghasilkan variasi tak terkendali (uncontrolled variation). VARIASI TERKENDALI (CONTROLLED VARIATION) Adalah suatu variasi variasi karena sebab-sebab biasa (common-cause) yaitu
varasi yang terjadi secara alamiah dan
MODUL 9: Statistik Proses
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol kontrol dalam setiap merupakan suatu hal yang inheren dan terkirakan
proses yang stabil yang menghasilkan barang produksi atau jasa. Variasi yang dapat diterima dan diizinkan seperti itu dapat dikaitkan Modul Ajar Statistik Bisnis : Analisis terhadap Kasus-Kasus
175 Jum’at.. ?
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
dengan sebab-sebab yang Perhatikan gambar 8.2 di
acak atau "kebetulan".
bawah ini:
Kami s Rabu Selas a Seni n Gambar 9.2. Gambar pola variasi Terkendali Gambar 9.2. menunjukkan proses stabil dan terkendali meskipun ada variasi di sekitar ukuran pemusatan yang terjadi setiap hari. Terlihat kecenderungan bahwa pola variasi yang sama yang telah terjadi sebelumnya akan muncul di hari Jum’at. Hal-hal yang dapat digolongkan sebagai penyebab biasa (common-cause) yang dapat mengakibatkan terjadinya variasi dalam suatu proses manufaktur adalah : 1.
Kualitas dari material yang digunakan.
2.
Tingkat penguasaan/ keterampilan operator mesin.
3.
Desain dari mesin-mesin.
VARIASI TAK VARIATION)
TERKENDALI
(UNCONTROLLED
Variasi tak terkendali (uncontrolled variation) adalah variasi karena sebab- sebab khusus (special-cause). variasi yang terjadi bila suatu kejadian tidak normal masuk ke dalam suatu proses dan menghasilkan
perubahan
Modul Ajar Statistik
176 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1761
yang
tidak
diharapkan
dan
tidak
Agus Sukoco176 Santirianingrum 1761
MODUL 9: Statistik Proses
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol kontrol lagi dikaitkan diperkirakan sebelumnya. Variasi ini tidak dapat
dengan sebab-sebab yang acak atau 9.3 di bawah ini:
"kebetulan". Perhatikan gambar
Jum’at.. ?
Modul Ajar Statistik
177 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1771
Agus Sukoco177 Santirianingrum 1771
Kami s Rabu Selas a Senin Gambar 9.3. Gambar pola variasi tak Terkendali
Gambar 9.3 menunjukkan proses tidak terkontrol dan variasinya tidak dapat diperkirakan. Variasi pada hari Jumat tidak dapat diantisipasi sebelumnva. Hal-hal yang dapat dimasukan sebagai penyebab khusus misalnya adalah: 1.
Putusnya aliran listrik,
2.
Mesin yang sudah tidak tersetel dengan haik.
3.
Bidang keterampilan pekerja yang berlain-lainan Menurut Maleyef (1994), pengendalian kualitas statistik
mempunyai cakupan yang lebih luas karena didalamya terdapat pengendalian proses statistik, pengendalian produk (acceptance sampling), dan analisis kemampuan proses. (Ariani, 2004: 54). TUJUAN PENGENDALIAN KUALITAS Tujuan dari pengendalian kualitas adalah menyidik dengan cepat sebab- sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses pembetulan
dapat
dilakukan
sebelum
itu terlalu
dan
tindakan
banyak produk
yang tidak sesuai dengan standar produk yang diinginkan. Tujuan akhir dari pengendalian kualitas adalah menyingkirkan
variabilitas
dalam
Zanzawi, 1990:120).
suatu
proses.
(Montgomery,
alih
bahasa
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
STATISTICAL PROSES CONTROL DAN ACCEPTANCE SAMPLING Pengendalian kualitas statistik (statistical quality control ) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yaitu 1.
Pengendalian proses statistik (statistical proses control) atau yang sering disebut dengan control chart
2. Rencana penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal dengan acceptance sampling. dalam modul ini yang akan dibahas adalah untuk point 1 yaitu Pengendalian proses statistik (statistical proses control)
Pengendali an Kualitas Statistik
Pengendalian Kualitas Proses Statistik (control Chart)
Data Variabel Data Atribut
Rencana Penerimaan Sampel Produk
Data Variabel Atribut
Data
Gambar 9.4. Diagram Pengendalian kualitas secara Statistik
Dari gambar 9.4. diatas tampak bahwa pengendalian kualitas proses dan produk juga dapat dibagi dua golongan menurut jenis datanya, yaitu data variabel dan data atribut. Data variabel memberikan lebih banyak informasi dari pada data atribut.
Namum
demikian,
data
variabel
digunakanuntuk mengetahui karakteristik
tidak
kualitas
dapat seperti
banyaknya kesalahan atau persentase kesalahan suatu proses.
MODUL 9: Statistik Proses
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol variabel dapat menunjukan seberapa jauh kontrol penyimpangan Data
dari standar
proses,
sementara
data
atribut
menunjukan informasi tersebut (Ariani, 2004: 58)
tidak
dapat
DIAGRAM KENDALI (CONTROL CHART) Diagram proses
atau
kendali
juga
disebut
diagram kendali mutu.
diagram
kendali
Diagram kendali pada
dewasa ini digunakan dengan sangat luas yaitu untuk mendeteksi variasi yang terkendali dan variasi yang tidak terkendali. Sehingga sekaligus dapat memonitor suatu proses. Diagram kendali adalah suatu tampilan grafik (graphic display) yang membandingkan data yang dihasilkan oleh proses yang sedang berlangsung saat ini terhadap suatu batas-batas kendali yang stabil yang telah ditentukan dari data- data unjukkerja (performance data) sebelumnya. Diagram
kendali
mengkomunikasikan
berfungsi
informasi
sebagai
mengenai
suatu
unjuk
alat
kerja
untuk sebuah
proses antara kelompok produksi antara supplier atau antara operator mesin. JENIS-JENIS DIAGRAM KENDALI Beberapa jenis diagram kendali antara lain adalah: 1. Diagram kendali untuk nilai atau pengamatan individual 2. Diagram kendali rata-rata (mean) dari sub kelompok (subgroups) 3.
Diagram kendali kisaran (range) dari sub kelompok
4.
Diagram kendali proporsi cacat (proportion of defects) dalam sub-sub kelompok
UNSUR-UNSUR DIAGRAM KENDALI Unsur-unsur yang dimiliki dalam diagram
Diagram Kendali
adalah sebagai berikut: 1.
Batas Kendali Atas (Upper Control Limit/UCL)
2.
Garis Tengah (Center Line/CL)
3.
Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit/LCL)
Berikut ini adalah contoh sebuah diagram kendali dalam suatu proses produksi.
Gambar 9.5. Contoh diagram kendali Garis tengah (Center Line/CL) bersesuaian dengan mean populasi yang diperkirakan dari nilai yang diamati dalam proses. Daerah antara batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL)
menunjukkan
variasi
yang
terkontrol.
Namun
jika
pengamatan berada di luar daerah lersebut (di atas UCL atau di bawah LCL)
hal ini menunjukkan terdapatnya suatu variasi
yang tak terkontrol atau variasi karena sebab khusus. LANGKAH-LANGKAH PENGGUNAAN DIAGRAM KENDALI Beberapa langkah-langkah berikut adalah bisa dilaksanakan untuk memper-mudah dalam menggunakan diagram kendali yaitu: 1.
Nyatakan hipotesis nol (H0,) dan hipotesis altematif (H1): H0
: Proses terkendali secara Statistik
H1
: Proses tidak terkendali secara statistik
2. Tentukan Tingkat Kepentingan (Level of Significance?),alfa (α) Dalam hal ini harus ditentukan resiko kesalahan menolak H0 yang disimbolkan alfa (α). Untuk prakteknya yang sering digunakan adalah nilai alfa, α = 0,025
Modul Ajar Statistik
180 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1801
Agus Sukoco180 Santirianingrum 1801
3. Tentukan diagram kontrol dan distribusi pengujian (test distribution).
Modul Ajar Statistik
181 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1811
Agus Sukoco181 Santirianingrum 1811
Dalam prakteknya yang sering digunakan adalah distribusi normal atau distribusi binomial 4.
Defnisikan daerah penolakan (atau daerah kritis): Ini dilakukan dengan menentukan Batas Kendali Atas (Upper Control limit/UCL) dan Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit/LCL)
5.
Nyatakan aturan pengambilan keputusan. Aturannya adalah tolak H0 dan terima H1 jika terdapat satu atau lebih data-data yang berada di luar batasbatas kendali.
6.
Masukan data pada diagram kendali.
7.
PengambiIan keputusan secara statistik
DIAGRAM KONTROL INDIVIDUAL Diagram Nilai Individu adalah diagram yang digunakan memonitor setiap nilai yang diamati dalam sebuah proses. Sebuah diagram yang mengontrol nilai- nilai individu didasarkan pada probabilitas dengan distribusi normal. Unsur-unsur pada diagraminnya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3.
Batas Kendali Atas (Upper Control Limit/UCL) UCL = µ + 3σ Garis Tengah (Center Line/CL) CL = µ Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit/LCL) LCL = µ - 3σ
di mana: µ = rata-rata (mean) populasi σ = standard deviasi populasi
Contoh Kasus: Dilakukan sebuah observasi terhadap proses pembuatan poros pada sebuah pabrik Logam Karya Jaya, obeservasi dilakukan terhadap 30 sampel dan didapatkan hasil observasi adalah sebagai berikut:
OBSERVAS I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
DIAMETER 55.49 54.83 53.91 54.87 54.69 53.77 55.34 55.67 53.83 54.82 53.85 53.22 54.11 54.49 52.95
OBSERVAS I 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
DIAMETER 54.9 4 54.9 4 56.9 7 55. 4 55.4 1 54.6 9 54. 5 56.4 4 53.3
Buatkanlah diagram kontrol untuk hasil observasi tersebut. Penyelesaian : Langkah ke 1: Menghitung rata-rata dan standard deviasi. Untuk
memudahkan
dibuatkan
perhitungan
standard
deviasi,
tabel pembantu, sebagaimana pada tabel 9.1.
Berdasarkan perhitungan terhadap hasil observasi maka diketahui jumlah nilai diameter (∑ maka: Rata –rata =
)= 642,8 dan jumlah observasi (n) = 30,
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
Standard deviasi = √ OBSERVA SI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 JUMLAH
̅̅
∑
DIAMETE R 55,49 54,83 53,91 54,87 54,69 53,77 55,34 55,67 53,83 54,82 53,85 53,22 54,11 54,49 52,95 54,94 55,94 56,97 55, 4 53,41 54,69 54, 5 56,44 53,38 55,05 55,19 55,43 55,06 55,53 54,03 1641,80
√ ̅ 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727 54,727
√ ̅ 0,76 3 0,10 3 -0,817 0,14 3 -0,037 -0,957 0,61 3 0,94 3 -0,897 0,09 3 -0,877 -1,507 -0,617 -0,237 -1,777 0,21 3 1,21 3 2,24 3 0,67 3 -1,317 -0,037 -0,227 1,71 3 -1,347 0,32 3 0,46 3 0,70 3 0,33 3 0,80 3 -0,697
̅ 0,582169 0,010609 0,667489 0,020449 0,001369 0,915849 0,375769 0,889249 0,804609 0,008649 0,769129 2,271049 0,380689 0,056169 3,157729 0,045369 1,471369 5,031049 0,452929 1,734489 0,001369 0,051529 2,934369 1,814409 0,104329 0,214369 0,494209 0,110889 0,644809 0,485809 26,5023
Tabel 9.2. Tabel pembantu perhitungan standard deviasi Berikut adalah hasil perhitungan deskriptif data observasi jika menggunakan SPSS versi 18: Descriptive Statistics DIAMETER Valid N (listwise)
N
30 30
Minimum 52,95
Maximum 56,97
Mean 54,7267
Std. Deviation ,95597
MODUL 9: Statistik Proses kontrol Tabel 9.3. Tabel
SPSS
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol data dengan hasil perhitungan deskriptif
Langkah ke 2, menghitung UCL, CL dan LCL a. Menghitung CL CL = rata-rata = 54,727 b. Menghitung UCL = 57,59 UCL = UCL = µ + 3σ = 54,76 + 3 .
c.
= 54,76+2,7164= 57,59
Menghitung UCL= 51.86 LCL = LCL = µ - 3σ = = 54,76-2,7164= 54,76 - 3 . 51.86 Langkah ke 3 Membuat Gambar Diagram Kendali : Gambar menggambarkan
kendali setiap
dapat
dibuat
dengan
titik observasi ke dalam diagram X-Y
dan menggambarkan garis UCL, CL, dan LCL seperti gambar dibawah ini.
Gambar 9.6. Diagram kontrol individu proses pembuatan poros Pembuatan
diagram
dengan menggnakan spss adalah
dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Input data ke data viewer SPSS , bisa juga dengan copy dari data excell 2.
klik analize, klik quality control, klik control chart
3.
maka didapatkan tampilan seperti gambar 9.7.
4. pilih individual, moving range, pilih defne. tampil sebagaimana gambar 9.8. 5.
Inputkan data ke process measurement
6.
Abaikan yang lain dan kilk Ok, maka ditampilkan output diagram kontrol nya.
klik
Gambar 9.7. Tampilan SPSS untuk pembatan diagram kontrol
klik
Gambar 9.8. Tampilan SPSS untuk input variabel pada pembuatan diagram kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
Output gambar diagram kontrol adalah sebagaimana pada gambar 9.6 diatas. PENGAMBILAN KEPUTUSAN : Berdasarkan gambar 6.9 , diagram kontrol individual sampel pembuatan data
observasi
poros,
maka
didapatkan
bahwa
pada seluruh
terletak diantara batas LCL dan batas UCL ,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variasi diameter poros dalam batas –batas yang
wajar, sehingga Ho yang menyatakan
Proses pembuatan poros pada PT karya Logam terkendali secara Statistik
diterima dan Ha yang menyatakan
Proses tidak
terkendali secara statistik, ditolak. DIAGRAM X DAN DIAGRAM R Diagram kontinu adalah diagram untuk suatu proses yang diukur dengan nilai-nilai yang bersifat kontinu seperti panjang, berat, diameter dll. Diagram X dan R digunakan pada data yang bersifat kontinu. Diagram
X
melengkapi karena
dan
Diagram
R
keduanya
saling
sampel harus menunjukkan nilai rata-rata
yang dapat diterima dan jarak pengukuran yang dipertanggung jawabkan sebelum proses dapat dinyatakan dalam keadaan "under control”. Dalam kegiatan pengendalian mutu diagram X dan R sering digunakan dengan tujuan: -
Melihat sejauh mana suatu proses produksi sudah sesuai dengan standard proses atau belum.
-
Mengetahui
sejauh
masih
perlu
diadakan
penyesuaian-penyesuaian (adjustment) pada mesin- mesin, alat/ metode kerja yang dipakai dalam suatu proses produksi.
MODUL 9: Statistik Proses kontrol - Mengetahui penyimpangan
suatu
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol kualitas atau hasil produki dan
proses produksi. Yang kemudian disusul dengan
dilaksanakannya tindakan- tindakan tertentu dengan tujuan agar
tidak
terjadi
penyimpangan-
kualitas pada proses berikutnya.
penyimpangan
atas
DIAGRAM X Diagram
X
adalah
diagram
yang
mana
data
yang
dianalisis adalah nilai rata-rata sub kelompok data. Diagram X digunakan untuk memonitor, mengendalikan dan menganalisis nilai rata-rata (mean) dari kuantitas yang diamati dalam sebuah proses yang menggunakan nilai kontinu seperti panjang, berat, diameter dll. Simbol X adalah simbul atas suatu besaran yang dapat diukur. Pembuatan Diagram X: Diagram X dibuat dengan unsur-unsur sebagai berikut: Batas Kendali atas (UCL) ̿̿
Garis Tengah (CL) ̿
Batas Kendali Bawah (LCL) : ̿̿
Dimana : ̿= Rata-rata sub kelompok ̿= Rata-rata dari kisaran sub kelompok.
= kontanta yang nilainya tergantung pada ukuran sampel subkelompok
(tabel terlampir) Catatan : = nilai perkiraan 3 ̿
dimana ,
standard proses dari populasi
adalah deviasi
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
DIAGRA MR Diagram R adalah diagram yang memonitor penyebaran (dispersion) kuantitas yang diamati dalam sebuah proses. Pada pembahasan sebelumnya telah kita lihat bahwa jika yang menjadi perhatian utama adalah rata-rata variabel hasil proses, digunakan
diagram
kontrol
x
untuk
maka
melakukan
pengontrolan kualitas. Tetapi, dalam suatu proses sering pula berubah bukan saja dalam rata- ratanya, melainkan juga dalam dispersi atau variasinya. Untuk pengontrolan kualitas biasanya digunakan kontrol terhadap dispersi atau variasi, meskipun diagram kontrol simpangan baku dapat pula digunakan. Diagram kontrol R lebih banyak dipakai bila dibandingkan dengan diagram sim- pangan baku,
hal
ini
disebabkan
mudah
dihitung,
mudah
dimengerti, cepat dibuat, menghemat waktu dan biaya. Penggunaan diagram kontrol X dan diagram kontrol R dapat
dilakukan secara bersama dalam suatu proses, yang
dimaksudkan untuk melakukan pengontrolan kualitas mengenai rata-rata dan dispersi proses. Hal ini biasanya dilakukan pada permulaan
proses
penggantian
mesin,
penggantian
operator/pegawai yang melakukan pekerjaan dan perubahan susunan bahan baku. Sebagaimana halnya untuk diagram kontrol X, maka untuk diagram kontrol R juga diperlukan CL, UCL dan LCL. Jika populasinya berdistribusi normal
dengan
parameter
rata-rata
dan
simpangan
baku
diketahui, maka diagram kontrol R di- bentuk oleh ketiga buah garis: 1. 2. 3.
Batas kendali atas: UCL = DA ̅ Garis tengah: CL = ̅ Batas kendali bawah: LCL = D/ ̅
MODUL 9: Statistik Proses diman kontrol a :
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
D2- D3 = konstanta yang nilainya tergantung pada ukuran sampel sub kelompok seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
n
A2
D3
D4
2
1,88
0
3,27
3
1,02
0
2,57
4
0,73
0
2,58
5
0,56
0
2,11
6
0,48
0
2
7
0,42
0,08
1,92
8
0,37
0,14
1,86
9
0,34
0,18
1,82
10
0,31
0,22
1,76
11
0,29
0,22
1,74
12
0,27
0,28
1,72
13
0,25
0,31
1,69
14
0,24
0,33
1,67
15
0,22
0,35
1,65
16
0,21
0,36
1,64
17
0,2
0,38
1,62
18
0,19
0,39
1,61
19
0,19
0,4
1,6
20
0,18
0,41
1,59
Tabel 9.4. Tabel A2, D3 dan D4 Catatan : Apabila terdapat angka perhitungan LCL yang negatif maka digambarkan pada garis 0.
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
CONTOH KASUS : Sebuah perusahaan melakukan pengecekan dan pengukuran berat suatu produk. Jumlah data sampel yang diperiksa adalah 125 unit. Sampel itu dibagi menjadi 25 subkelompok yang masing-masing lerdiri dari 5 unit. Setelah dilakukan pengukuran diperoleh data sebagaimana dalam tabel berikut. Berdasarkan data tersebut, Jelaskan apakah proses pembuatan produk tersebut masih berada dalam batas-batas kendali atau tidak. SUB KELOMPO K 1
X1
X2
X3
X4
X5
JUMLAH
39
32
38
35
37
181
2
32
37
31
25
34
159
3
31
32
35
29
37
164
4
35
37
42
47
38
199
5
28
31
37
36
25
157
6
40
35
33
38
33
179
7
35
30
37
33
26
161
8
35
39
32
37
38
181
9
27
37
36
33
35
168
10
32
33
31
37
32
165
11
35
39
35
31
33
173
12
31
25
24
32
22
134
13
22
37
31
37
28
14
37
32
33
38
15
31
37
33
16
27
31
17
38
35
18
35
19
RATARATA 36, 2 31, 8 32, 8 39, 8 31, 4 35, 8 32, 2 36, 2 33, 6 33
R (RANG E) 7 12 8 12 12 7 11 7 10 6 10
155
34, 6 26, 8 31
30
170
34
8
38
31
170
34
7
23
27
32
140
28
9
37
26
37
173
12
31
29
39
35
169
31
29
35
29
35
159
20
29
27
32
38
31
157
21
40
39
41
32
29
181
22
20
31
27
29
28
135
34, 6 33, 8 31, 8 31, 4 36, 2 27
23
30
37
29
32
31
159
8
24
28
35
22
32
37
154
25
39
34
31
29
29
162
31, 8 30, 8 32, 4 821
TOTAL RATA-RATA Modul Ajar Statistik 190 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1901
4105
32,840
8 15
10 6 11 12 11 15 10 244 9,760
Agus Sukoco190 Santirianingrum 1901
MODUL 9: Statistik Proses kontrol Tabel 9.5.
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol Hasil pengecekan dan pengukuran berat
sampel
Modul Ajar Statistik
191 Bisnis : Analisis terhadap Kasus1911
Agus Sukoco191 Santirianingrum 1911
PENYELESAIAN : Dengan menggunakan tabel di atas maka didapatkan hasil sebagai berikut: = Rata-rata sub kelompok ̿
̿ ̿= Rata-rata dari kisaran sub kelompok ̅
MEMBUAT DIAGRAM – X Menghitung UCL, CL dan LCL
̿̿
Garis Tengah (CL) = 32,84 ̿
Batas Kendali Bawah (LCL) : ̿̅
Gambar 9.9. Gambar Diagram Kontrol X pengukuran berat sampel
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
MEMBUAT DIAGRAM – R Menghitung UCL, CL dan LCL
̿
Garis Tengah (CL) = 9,76 ̿
Batas Kendali Bawah (LCL) : ̿
UCL=
; CL = 9,76 ; LCL = 0
UCL=
; CL = 9,76 ; LCL = 0
Gambar 9.10. Gambar Diagram Kontrol R pengukuran berat sampel
Diagram P dan Diagram C Diagram Atribut Produk dalah adalah diagram yang berkaitan dengan persyaratan kepada
suatu produk
yang
kualitas
ditetapkan
menunjukkan apakah
tersebut dapat diterima (acceptable) karena cacat (defective).
yang
produk
atau ditolak (rejected)
Diagram ini biasanya digunakan
untuk menganalisis suatu hasil pengamatan yang bersifal diskrit. Seperti
banyaknya kelingan
yang rusak pada sayap pesawat,
gelembung-gelembung aliran yang terjebak pada gelas. goresan pada lempengan plat, dan sebagainya. Untuk keperluan ini terdapat dua jenis diagram yaitu Diagram P dan Diagram C.
Diagram P Pada Diagram P yang dianalisis adalah persentase atau proporsi dari produk yang cacat (defective) per sampel untuk menilai masing-masing produk dapat Sebuah
diagram
P
didasarkan
diterima pada
atau
ditolak.
probability dengan
distribusi binomial. unsur-unsur pada diagramnya ditentukan scbagai berikut: 1.
Batas kendali atas: UCL
2.
Garis tengah: CL
3.
Batas kendali bav.ah: LCL
Dimana: =
perkiraan proporsi output yang cacai pada populasi
= = Perkiraan error standard proporsi pada populasi
√̿ ̿ jika p dinyatakan dalam fraksi
√̿
̿
jika p dinyatakan dalam persentase
n
= Ukuran sampel
CONTOH SOAL: Dalam memproduksi
"Wiring Board" yang digunakan dalam
produksi assembling produk-produk tertentu diambil sampel 50 buah per hari Wiring Board ini
diuji
dan jika
lampu menyala
bahan diterima. Hasil tabulasi dan data yang dicatat selama fase permulaan produksi adalah sebagai berikut: TANGGA TOLAK PROSENTA L11-Sep SE 6% 3 12-Sep 2 4% 13-Sep 5 10 % 14-Sep 2 4% 15-Sep 2 4% 16-Sep 1 2% 17-Sep 3 6% 18-Sep 2 4% 19-Sep 1 2% 20-Sep 3 6% JML 24 TOTAL 38+24 = 62 Tabel 9.6. Hasil pengecekan cacat Wiring Board TANGGA TOLAK PROSENTA L01-Sep SE 8% 4 02-Sep 3 6% 03-Sep 2 4% 04-Sep 6 12 % 05-Sep 3 6% 06-Sep 1 2% 07-Sep 3 6% 08-Sep 2 4% 09-Sep 9 18 % 10-Sep 5 10 % JML 38
Membuat Diagram P Menghitung perkiraan proporsi output yang cacat pada populasi:
Perkiraan error standard
√̿ ̿
√
Menghitung UCL, CL dan LCL 1.
Batas kendali atas: UCL
2.
Garis tengah: CL ̅
3.
Batas kendali bawah: LCL
SPchart
Gambar 9.11. Gambar Diagram Kontrol P produksi "Wiring
Board"
PENYELESAIAN DENGAN SPSS: Pertama : Inputkan data observasi ke datasheet SPSS seperti tampilan di bawah Kedua
: Menu pilih : 1. Analyze 2. Quality Control 3. Contol
Chart tampil sub menu sbb:
Pilih menu ini SPSS
INPUT DATA
Inputkan data/varia bel
Gambar 9.12. Gambar menu SPSS untuk membuat diagram P
Setelah itu
klik
“ok” maka didapatkan output gambar grafik
diagram p seperti gambar 9.11.
DIAGRAM C Diagram C adalah dipergunakan dalam cacat dalam
analisis banyaknya
unit produk yang tetap. Banyak parameter yang
harus dikendalikan tidak dapat dinyatakan sebagai proporsi atau persentase sepeti dalam diagram P.
Misalnya dalam proses 2
tenun, banyaknya cacat setiap 10 m mungkin merupakan
parameter
yang
bahan yang diproduksi harus
dikendalikan.
Dalam kasus ini satu cacat mungkin artinya kecil. Tetapi jika banyaknya cacat per unit besar mungkin harus memperhatikannya secara serius. Untuk diagram C distribusi probabilitas yang digunakan adalah distribusi poisson.
di mana terjadi cacat
secara acak. Unsur- unsur pada diagramnya ditentukan sebagai berikut: 1.
Batas kendali atas: UCL ̅
2.
Garis tengah: CL ̅
3.
Batas kendali bawah: LCL ̅
Dimana : ̅: Perkiraan jumlah cacat per satuan unit pada populasi : Jumlah cacat per satuan unit yang diobservasi = Perkiraan error standard jumlah cacat per satuan unit pada populasi √̅
Contoh Soal : Suatu diagram c digunakan untuk menilai proses otomatis dalam memproduksi bahan tenun yang dipakai pada musim dingin. Inspeksi dilakukan terus-menerus pada setiap
panjang 10 m.
Kedua belah bagian diinspeksi lewat sinar berintensitas tinggi.
Cacat
dapat
terjadi
karena
tenunan
tidak
baik
dan
tidak
terlapisnya dengan bahan tenentu secara baik. Cacat ini kecil dan dideteksi per ± 2
:
cm atau kurang. Dari produksi terbaru tercatat data menurut sampel no. 1 s/d 20 sebagai berikut: No Samp el 1
Caca t per 10 33
No Samp el 11
Caca t TOTAL per 10 RATA35 RATA
2
16
12
28
3
19
13
24
4
26
14
31
5
36
15
34
6
32
16
40
7
37
17
30
8
41
18
31
9
32
19
22
605 30,25
20 28 produksi bahan tenun 10 30 Hasil pengecekan Tabel 9.6. cacat
Maka : ̿: Rata-rata jumlah cacat per satuan unit yang diobservasi = 30,25
√̅
√
CL = 30,25
Gambar 9.13. Gambar diagram C , produksi bahan tenun
DIAGRAM PARETO (Pareto Chart) Diagram Pareto dikembangkan oleh seorang ahli ekonomi Italia yang bernama Vilredo Pareto pada abad ke 19. Diagram Pareto dibuat untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya, dari yang paling besar disebelah kiri ke yang paling kecil disebelah kanan. Diagram
Pareto
memberikan
gambaran
atau
tingkat
pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebabsebab kejadian yang dikaji. Dengan bantuan Diagram Pareto tersebut
kegiatan
akan
lebih
efektif
dengan
memusatkan
perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak yang paling besar terhadap kejadian
daripada
meninjau
berbagai
sebab
suatu waktu. Dengan kata lain, Diagram Pareto adalah grafik batang
yang
menunjukkan
masalah
berdasarkan
urutan
banyaknya kejadian. Diagram
Pareto
merupakan
metode
standar
pengendalian mutu untuk mendapatkan hasil maksimal
dalam dengan
memilih masalah-masalah utama dan sebagai suatu pendekatan sederhana terdidik,
yang
serta
dapat
dipahami
oleh
pekerja
tidak terlalu
sebagai
perangkat
pemecahan dalam
bidang
yang cukup kompleks. Diagram Pareto klasifkasi data diurutkan dari kiri ke kanan
menurut ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat
membantu menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking terendah).
Diagram Pareto
juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses, misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelah diambil tindakan perbaikan terhadap proses. Prinsip Pareto juga dikenal sebagai aturan 80/20 dengan melakukan 20% dari pekerjaan bisa menghasilkan 80% manfaat
dari pekerjaan itu. Aturan 80/20 dapat diterapkan pada hampir semua hal, seperti: 80% dari keluhan pelanggan timbul 20% dari produk atau jasa.
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
-
MODUL 9: Statistik Proses kontrol
80% dari keterlambatan jadwal timbul 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
20% dari produk atau account untuk layanan, 80% dari keuntungan Anda. -
20%
dari-tenaga
dari
pendapatan perusahaan Anda.
menghasilkan
80%
20% dari cacat sistem penyebab 80% masalah nya
Prinsip manajer untuk
penjualan
Pareto
untuk
seorang
proyek adalah mengingatkan
fokus
pada
20%
hal-hal
yang
materi, tetapi tidak mengabaikan 80% masalah.
Berikut
Hukum
Pareto
dalam bentuk visual: Diagram Pareto berikut ini menggambarkan suatu keadaan berdasarkan data observasi dengan model pareto. Misalnya dalam suatu permasalahan untuk mengetahui bagaimana komposisi karyawan berdasarkan level pendidikan. Hasil observasi terhadap 474 karyawan didapatkan data sebagai berikut: LEVE L Pendidika 8
JUMLAH
12
190
53
14
6
15
116
16
59
17
11
18
9
19
27
20
2
21
1
JUMLAH
474
Diagram
pareto
untuk
data
tersebut
adalah
sebagaimana
ditunjukan pada gambar tersebut diatas. Dalam gambar pareto Modul Ajar Statistik
200 Bisnis : Analisis terhadap Kasus2002
Agus Sukoco200 Santirianingrum 2002
MODUL 9: Statistik Proses
MODUL 9: Statistik Proses
kontrol kontrol ditunjukan jumlah data masing-masing level pendidikan yang
diurutkan mulai dari yang besar menuju yang paling kecil dari kiri ke kanan. Garis keatas menunjukan lengkung hingga ke nilai 100%.
Modul Ajar Statistik
201 Bisnis : Analisis terhadap Kasus2012
Agus Sukoco201 Santirianingrum 2012
Dalam kasus lainnya diagram pareto dipergunakan untuk mengetahui permasalahan dalam suatu berdasarkan
Lembar
Periksa
(Check
proses. Pembuatannya Sheet)
dan
dapat
diselesaikan melalui diagram Pareto untuk mengetahui sebab utama yang menyebabkan terjadinya cacat produk. Misalnya akan diteliti penyebab terjadinya kerusakan pada produksi pembuatan Beton. Dari observasi didapatkan data sebagai berikut: Retak
: 58
Tumpul
: 22
Tergores Lain-lain
: 12 :8
Diagram pareto untuk kasus diatas adalah sebagaiman berikut:
Soal Latihan: 1.
Uraikanlah dengan singkat apakah yang dimaksud dengan statistik quality control?
2.
Jelaskan apakah yang dimaksud dengan: a. Suatu proses yang dalam kontrol b. Suatu proses yang di luar kontrol c. diagram kontrol Shewhart d. BKB (Batas kontrol bawah) e. BKA (batas kontrol atas) f. Garis sentral diagram kontrol 3. Dalam statistik kontrol dikenal istilah Diagram X, diagram R, diagram P, diagram
C,
dan
diagram
Pareto.
Berikanlah penjelasan singkat maksud dan penggunaan dari ketiga diagram tersebut?
4.
Kalau terjadi pergeseran/perubahan dalam rata-rata populasi, diagram kontrol mana-kah yang akan dipengaruhi atau yang akan memperlihatkan ciri keluar dari kontrol?
5.
Jika rata-rata dan dispersi populasi kedua-duanya bergeser, dalam
diagram
kontrol
manakah
yang
akan
memperlihatkan tanc'a-tanda keluar dari kontrol? 6. 7.
Buatlah penggamatan di lingkungan tempat kerja saudara/teman saudara dan sebutkanlah masing-masing 2 buah contoh pengunaan dari
Diagram X, diagram R,
diagram P, diagram C, dan diagram Pareto 8.
Dilakukan poros
pengamatan
dalam
pengamatan
terhadap
suatu pabrik sebagai
proses
pembuatan
menghasilkan
berikut,
data
Buatkanlah diagram
kontrol individu, dan jika dipergunakan α= 5%, tentukan apakah proses tersebut dalam batas kendali? OBSERVA SI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15
DIAMETE R
70
72 73 76 73 73
75
74 77 75 76 78 73 72 75
OBSERVA SI DIAMETER
16
17 18 19 20 21
22
23 24 25 26 27 28 29 30
71
72 75 76 73 74
75
74 76 75 77 78 79 72 75
9.
Sebuah
perusahaan
melakukan
produksi
kalen
makanan
pengecekan ukuran berat kaleng tersebut.
Terdapat 20 sub kelompok dan
masing- masing terdiri 5
unit. Dengan menggunakan
α 5% dan dengan diagram
X&R,
proses
Jelaskanlah
apakah
pembuatan
produk
tersebut masih dalam batas-batas kendali? SUB KELOMPOK 1
X1
X2
X3
X4
X5
390
384
418
350
444
2
320
444
341
250
408
3
310
384
385
290
444
4
350
444
462
470
456
5
280
372
407
360
300
6
400
420
363
380
396
7
350
360
407
330
312
8
350
468
352
370
456
9
270
444
396
330
420
10
320
396
341
370
384
11
350
468
385
310
396
12
310
300
264
320
264
13
220
444
341
370
336
14
370
384
363
380
360
15
310
444
363
380
372
16
270
372
253
270
384
17
380
420
407
260
444
18
350
372
319
390
420
19
310
348
385
290
420
20
290
324
352
380
372
10. Sebuah perusahaan memproduksi lampu, dilakukan observasi sebanyak 150 sampel setiap hari selama 20 hari, data seperti tabel dibawah ini. Dengan menggunakan diagram P dan α 5%, apakah masih dalam batas- batas kendali? TGL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DITOLA K
12
9
6
18
9
3
9
6
27 15
10
TGL
11
12 13 14
15
16 17 18 19 20
DITOLA K
9
6
6
3
15
6
9
6
3
9
11. Sebuah program studi Manajemen Universitas swasta meneliti, faktor- faktor yang menyebabkan menurunya prestasi
mahasiswa, dilakukan
observasi terhadap 100 mahasiswa didapakan hasil sebagai berikut: Malas Kurang berminat Kurang efektif Pembagian Waktu Perlengkapan pribadi Jarak JUMLAH
25 20 28 17 10 100
Buatkanlah diagram pareto untuk permasalahan diatas?
1.
Sumber pembelajaran 1. Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito bandung 1992 2. Arikunto, Suharsimi. 1996. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 3. Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik. Cetakan Ke-16, Jakarta: LP3ES. 4. Heryanto, N. 2003. Statistik. Bandung: Pustaka Setia. 5. Levin, dkk. 1991. Statistics for Managemen. New Jersey: Prentice Hall, 1991 6. Murdan. 2003. Statistik Pendidikan. Jakarta: Global Pustaka. 7. Rasyid, Harun A. 2000. Statistik. UNIVERSITAS PADJAJARAN, BANDUNG. 8. Sugiarto. 2002. Metode Statistik. Jakarta: Gramedia. 9. Walpole, Ronald E. 1992. PengantarStatistik. edisi terjemahan. Jakata: PT Gramedia. 10. Media Pembelajaran dalam bentuk Power Point dan handout. 11. LKM : Statistik dan Bisnis. 12. LP : Kognitif 13. LP : Psikomotorik 14. LP : Keterampilan Sosial 15. LP : Perilaku berkarakter
DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, Suharsimi. 1996. Statistik Untuk Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2. Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik. Cetakan Ke-16, Jakarta: LP3ES. 3. Heryanto, N. 2003. Statistik. Bandung: Pustaka Setia. 4. Levin, dkk. 1991. Statistics for Management. New Jersey: Prentice Hall, 1991 5. Murdan. 2003. Statistik Pendidikan. Jakarta: Global Pustaka. 6. Rasyid, Harun A. 2000. Statistik. Bandung: Universitas Padjajaran. 7. Sugiarto. 2002. Metode Statistik. Jakarta: Gramedia. 8. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistik. edisi terjemahan. Jakata: PT Gramedia. 9. Sudjana, Metoda Statistika, Tarsito bandung 1992 10. http://www.scribd.com/doc/39191568/10/B-PengertianPengendalian- Kualitas-Statistik 11. Hari Lumbono, tugas akhir Gunadarma, “Pengendalian kualitas produksi garment di pt. Asrindo indty raya dengan menggunakan diagram kontrol p” 12. 2004, M. Achfyar Afendi, Universitas Muhammadiyah Malang, “Pengendalian kualitas dengan metode statistical process control guna menurunkan biaya kualitas total” 13. Helmy Darjanto, 2012, “Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC)” 14. Ari S A, Aman S, Helmy D, 2003, “Evaluasi Mutu Beton Dengan Metode SPC Produksi PT Multi Borneo Abadi,” Tesis Program Magister Teknik Sipil, Untag Surabaya. 15. Endang B R, Nurul R, Helmy D, 2003, “Studi Analisa Pemantauan Mutu Beton Dengan Menggunakan Prinsip-prinsip SPC,” Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil FT, Untag Surabaya
Bibliography
Atmajaya, P. L. (2009). Statistika untuk bisnis dan ekonomi. Yogyakarta: ANDI.
Martono, N. (2010). Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Martono, N. (2010). Statistik Sosial Teori dan Aplikasi Program SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Pandia, F. (2012). Manajemen Dana dan KesehatanBank. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanto S.K., S. (2011). Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Supranto, J. L. (2010). Statistika Ekonomi & Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media.