Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan
Peserta memahami prasyarat dan ciri program Sosial berkelanjutan
1. Brainstorming Prasyarat dan Ciri Program Sosial Berkelanjutan 2. Diskusi Kelompok Lembar Kerja Si Hijau Membawa Berkah
2 JPL (90 ‘ )
Lembar Kerja Si Hijau Membawa Berkah
Kertas plano Kartu-kartu (kertas A4 dibagi 8) Lem tackol kecil 5 tabung kecil Kuda-kuda untuk flip chart Papan tulis dengan perlengkapannya Supidol, selotip kertas dan jepitan besar
Panduan Pemandu | Pelatihan Askot/Fasilitator Sosial
1
Kegiatan Sosial Berkelanjutan (Pelatihan Fasilitator Sosial) 1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai mendiskusikan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. 2) Ingatkan kepada peserta bahwa sesuai POB Sosial, kegiatan sosial tetap diprioritaskan untuk peningkatan kapasitas. Kalaupun ada yang ditujukan kepada para penerima manfaat kurang produktif (lansia, balita, jompo dan penderita sakit) tetap harus dijaga keberlanjutannya. 3) Review Kembali pemahaman peserta mengenai apa yang dimaksud dengan Kegiatan Sosial Berkelanjutan. Apakah kegiatan charity dapat dilaksanakan secara berkelanjutan? 4) Kegiatan charity dapat dilakukan oleh siapa saja karena esensinya adalah berderma melalui bantuan langsung. Namun merancang kegiatan sosial berkelanjutan harus penuh perhitungan, karena kegiatan sosial berkelanjutan adalah bagian dari misi penting untuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga kelangsungan BKM. 5) Bagi peserta ke dalam 4 kelompok. Ajaklah untuk mendiskusikan Lembar Kasus Si Hijau Membawa Berkah. Dua Kelompok mendiskusikan point a-d ; a. Apakah Kegiatan Sosial dalam LK tersebut : i. Sudah tepat sasaran? ii. Memperkuat modal sosial? iii. Terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar? iv. Terkait dengan peningkatan pendapatan? Jelaskan b. Apakah kegiatan dalam LK tersebut termasuk kegiatan sosial? c. Apa saja sumberdaya internal yang mendukung? d. Bagaimana menjamin kegiatan sosial tetap berkelanjutan ? sedangkan 2 Kelompok yang lain mendiskusikan point e-i berikut ini : e. Bekerjasama dan berjaringan dengan institusi mana saja agar kegiatan sosial berkesinambungan? f. Apakah dalam kegiatan tersebut, para anggota KSM meningkat kapasitasnya? g. Upaya apa saja yang diperlukan untuk meningkatkan kapasitas? h. Apakah melepas alumni pelatihan ke pasar kerja menjawab keberlanjutan? i. Bagaimana merawat agar KSM Sosial tetap solid dan bermodal sosial kuat? 6) Seusai diskusi, masing-masing kelompok dipersilakan untuk mempresentasikan hasil diskusinya melalui jurubicara kelompoknya masing-masing dalam diskusi kelas 7) Catat beberapa kata kunci selama diskusi berlangsung dan fokuskan pada hal-hal strategis untuk diperdalam dan dieksplorasi
2
Panduan Pemandu | Pelatihan Askot/Fasilitator Sosial
Kata kunci Kegiatan Sosial Tujuan dan Output Kegiatan social KSM Sosial adalah kepanitiaan yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan social agar tercapai sesuai dengan tujuan dan keluaran yang diharapkan. Anggota KSM Sosial belum tentu mejadi penerima manfaat. Namun demikian semua anggotanya memiliki peran untuk mencapai tujuan dan hasil yang optimal agar kegiatan social tepat sasaran.
Tujuan Kegiatan Sosial sebagaimana termuat dalam POB Sosial antara lain: 1. Menguatkan solidaritas sosial komunitas dan masyarakat 2. Menguatkan jaringan kerjasama relawan sector 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan dengan potensi yang dimiliki 4. Meningkatkan keswadayaan masyarakat 5. Meningkatkan kualitas hidup si miskin dengan meningkatkan angka harapan hidup, daya beli dan pendidikan. 6. Meningkatkan kesempatan kerja 7. Meningkatkan keberlanjutan pelaksanaan kegiatan sosial 8. Meningkatkan kemitraan dengan Pemda dan Dunia Usaha dalam mengorganisir kegiatan social Output Kegiatan Sosial 1. Solidaritas sosial menguat, keswadayaan meningkat 2. Jaringan kerjasama relawan-relawan sector (pendidikan, kesehatan, dsb) semakin menguat 3. Masyarakat semakin mandiri dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan dengan potensi yang dimiliki 4. Masyarakat miskin semakin terlayani kebutuhan infrastruktur, ekonomi, peningkatan pendapatan, daya beli, angka harapan hidup, kesehatan, serta pendidikan 5. Kesempatan kerja warga PS2 semakin terbuka 6. Kegiatan Sosial makin berkelanjutan karena bermitra dengan Pemda dan Dunia Usaha 7. Kegiatan Sosial yang disupport secara teknis oleh PNPM Mandiri Perkotaan makin relevan dengan IPM dan MDGs
Panduan Pemandu | Pelatihan Askot/Fasilitator Sosial
3
A. Kegiatan Sosial Untuk Membangun Kepedulian Beragam corak dan jenis kegiatan sosial yang terkait dengan penanggulangan kemiskinan hampir melekat pada rutinitas masyarakat di berbagai wilayah. Kebiasaan ini didukung oleh kegiatan ibadah sosial yang diprakarsai kelompok-kelompok keagamaan untuk berbagi kepada yang miskin, yang lemah, yang kurang beruntung, dst. Modal sosial ini telah berlangsung sekian lama dan tentu sangat mahal harganya bagi proses pembangunan masyarakat. Pengelolaan kegiatan sosial bermaksud untuk menggalang dan memperkokoh kepedulian warga dalam penanggulangan kemiskinan. Kepedulian warga sudah tumbuh dan berkembang di masyarakat jauh hari sebelum datangnya PNPM Mandiri perkotaan, potensi yang demikian harus didentifikasi, dirangkul, dan dimanfaatkan secara optimal sehingga keberlanjutan penanggulangan kemiskinan akan semakin potensial untuk mencapai tujuannya. B. Meningkatkan Keswadayaan Pengelolaan kegiatan sosial dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif diharapkan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan. Masyarakat berlandaskan pada potensi yang dimiliki dan meraih peluang yang ada, selama ini bergerak secara mandiri untuk membantu sesama yang sedang mengalami kesusahan, miskin, dan belum sejahtera. Keswadayaan masyarakat ditandai dengan upaya penggalangan swadaya dalam bentuk uang, material, konsumsi, tenaga, dll. Berbagai pengalaman menunjukkan bahwa hampir tidak pernah terjadi kegagalan dalam mendapatkan swadaya in kind maupun in cash. Hal ini berarti bahwa jika kegiatan berjalan tanpa swadaya maka bisa dipastikan belum diupayakan penggalangannya secara optimal. Oleh sebab itu dalam KSM sosial harus berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : • Terdapat rencana (bentuk kegiatan, jadwal, target, penanggung jawab) untuk penggalangan swadaya masyarakat (uang, material, dll). • Melibatkan partisipasi pihak lain (individu, keluarga, lembaga) diluar anggota KSM dan peserta dalam pelaksanaan kegiatan C. Membuka Peluang kerjasama dan kemitraan Pengelolaan kegiatan sosial juga membuka ruang seluas-luasnya bagi partisipasi dari pihak-pihak lain dalam penanggulangan kemiskinan. Untuk memperkuat dampak, memperluas jangkauan, dan menjamin keberlanjutan maka salah satu pilihan pengelolaan kegiatan sosial adalah melakukan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak. Kerjasama tersebut mesti difasilitasi LKM/BKM atau relawan masyarakat yang telah terlebih dahulu menangkap peluangnya sejak awal. Kegiatan sosial dapat dikerjasamakan dengan lembaga sekitar (setelah dipetakan) misalnya: panti asuhan, panti jompo, Ormas, LSM/Ornop, sekolah dan perguruan tinggi, lembaga pengelola zakat, dll. Disamping itu bisa memanfaatkan peluang program dari kementrian PU atau instansi kementrian, Lembaga lainnya. Indikator pelaksanaan prinsip ini dalam pelaksanaan kegiatan KSM/panitia: • Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama dengan panti asuhan, panti jompo, Ormas, LSM/Ornop, sekolah dan perguruan tinggi, lembaga pengelola zakat, dll. • Ada rencana kerja untuk menjalin kerjasama/kemitraan dengan program SKPD (Pemda), perusahaan swasta, dll.
4
Panduan Pemandu | Pelatihan Askot/Fasilitator Sosial
D. Memperkuat Pranata Sosial Kerjasama diatas juga diperkuat dengan upaya proaktif BKM/LKM atau relawan masyarakat (KBK) untuk mencari partner kemitraan SKPD-SKPD sebagaimana telah dijalankan melalui Program PAKET, bahkan dengan pihak swasta melalui skema CSR (corporate social responsibility) atau Tanggung jawab sosial Perusahaan. Lembaga partner kemitraan ini diharapkan semakin memperkuat pranata sosial diwilayah setempat sehingga modal sosial (social capital) ikut tumbuh dan berkembang pula. Pelaksanaan kegiatan sosial dengan menu yang sudah ada dalam PJM Pronangkis tidak hanya menghabiskan alokasi dana untuk kegiatan tertentu dan selesai. Namun sebuah kegiatan sebelum dilaksanakan harus dioptimalkan untuk dicarikan pihak yang bisa diajak kerjasama, sehingga resonansi kegiatan akan lebih bagus dan berdampak lebih luas lagi. Upaya yang demikian adalah bagian dari pembangunan pranata sosial penanggulangan kemiskinan
Panduan Pemandu | Pelatihan Askot/Fasilitator Sosial
5