MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara jaringan IP dengan jaringan MPLS. B. DASAR TEORI Multi Protocol Label Switching (MPLS) merupakan sebuah teknik yang menggabungkan kemampuan manajemen switching yang ada dalam teknologi ATM dengan fleksibilitas network layer yang dimiliki teknologi IP. Fungsi label pada MPLS adalah sebagai proses penyambungan dan pencarian jalur dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan teknologi routing di layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam menyelesaikan masalah kecepatan, scalability, QOS (Quality of Service), dan rekayasa trafik. Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Header MPLS dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Header MPLS
Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap paket hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan untuk pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut dengan Label Switching Router (LSR). Ide dasar teknik MPLS ini ialah mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router yang dilewati setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat dioperasikan dengan efisien dan jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. Jadi MPLS akan menghasilkan high-speed routing dari data yang melewati suatu jaringan yang berbasis parameter quality of service (QoS). Berikut ini perbandingan dari label switching dan routing pada IP konvensional.
Tabel 1 Label Switching vs. konvensional IP routing
Dilakukan pada tiap-tiap hop lintasan paket dari suatu jaringan
Dilakukan hanya sekali pada saat paket memasuki lintasan dari suatu jaringan
Support Unicast dan Multicast Data
Memerlukan algoritma forwarding dan routing multicast yang khusus
Memerlukan hanya sebuah algoritma forwarding
Penentuan Routing
Berdasarkan pada alamat tujuan yang terdapat pada header IP
Berdasarkan pada jumlah parameter, juga termasuk alamat tujuan pada header IP, seperti quality of service (QoS), type data (suara, gambar) dll.
Label Switching
Analisis Header IP
Konvensional Routing
Komponen MPLS : 1. Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain. 2. Label Switching Router: sebuah router dalam jaringan MPLS yang berperan dalam menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label swapping dengan kecepatan yang telah ditetapkan. Dalam fungsi pengaturan trafik, LSR dapat dibagi dua, yaitu : a. Ingress LSR berfungsi mengatur trafik saat paket memasuki jaringan MPLS. b. Egress LSR berfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan jaringan MPLS menuju ke LER. Sedangkan, LER (Label Edge Router) adalah suatu router yang menghubungkan jaringan MPLS dengan jaringan lainnya seperti Frame Relay, ATM dan Ethernet. 3. Forward Equivalence Class (FEC): representasi dari beberapa paket data yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan resource yang sama di dalam proses pertukaran data.
4. Label: deretan bit informasi yang ditambahkan pada header suatu paket data dalam jaringan MPLS. Label MPLS atau yang disebut juga MPLS header ini terletak diantara header layer 2 dan header layer3. Dalam proses pembuatan label ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu : a. Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan protocol IProuting seperti OSPF dan BGP. b. Metode berdasarkan kebutuhan resource suatu paket data, yaitu dengan menggunakan protocol yang dapat mengontrol trafik suatu jaringan seperti RSVP (Resource Reservation Protocol). c. Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan menggunakan metode penerimaan paket dalam menentukan tugas dan distribusi sebuah label. 5. Label Distribution Protocol (LDP): protocol baru yang berfungsi untuk mendistribusikan informasi yang adalah pada label ke setiap LSR pada jaringan MPLS. Protocol ini digunakan untuk memetakan FEC ke dalam label, untuk selanjutnya akan dipakai untuk menentukan LSP. LDP message dapat dikelompokkan menjadi : a. Discovery Messages, yaitu pesan yang memberitahukan dan memelihara hubungan dengan LSR yang baru tersambung ke jaringan MPLS. b. Session Messages, yaitu pesan untuk membangun, memelihara dan mengakhiri sesi antara titik LDP. c. Advertisement Messages, yaitu pesan untuk membuat, mengubah dan menghapus pemetaan label pada jaringan MPLS. d. Notification Messages, yaitu pesan yang menyediakan informasi bantuan dan sinyal informasi jika terjadi error. C. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan prinsip kerja dari jaringan MPLS. 2. Sebutkan langkah-langkah dari operasi MPLS. 3. Jelaskan yang dimaksud dengan teknik Differentiated services (Diffserv) dan Integrated Service (IntServ).
D. PERALATAN 6 buah mikrotik sebagai router 2 buah computer sebagai host A dan host B 2 buah Ethernet Card Kabel UTP secukupnya E. PERCOBAAN E.1. Topologi Jaringan MPLS Sebelum melakukan konfigurasi MPLS diharapkan menyusun topologi jaringan dasar MPLS sebagai berikut.
E.2 Konfigurasi Router Mikrotik Tahapan dalam mensetting MPLS di Mikrotik router : a. Setting interface loopback b. Membuat IP Address loopback c. Setting IP Address pada masing-masing interface d. Setting Dynamic Routing e. Setting MPLS dengan mengaktifkan LDP 1. Setting untuk masuk ke mikrotik lewat Winbox a. Hubungkan PC ke mikrotik router menggunakan kabel UTP untuk konfigurasinya. b. Buka aplikasi Winbox
c. Lakukan koneksi ke Mikrotik Router melalui MAC Address‐nya
2. Setting Loopback IP Address Pada RouterOS Mikrotik Loopback IP Address dapat dikonfigurasi dengan membuat interface bridge tanpa menambahkan alamat port. Tujuan membuat Loopback IP Address adalah: a. Hanya ada satu sesi LDP antara 2 router, tidak peduli berapa banyak link menghubungkan mereka, loopback IP address memastikan bahwa sesi LDP tidak terpengaruh oleh perubahan interface atau IP Address. b. Penggunaan loopback IP address sebagai alamat LDP transportasi memastikan kedua hop bekerja dengan baik ketika beberapa label melewatkan paket-paket data.
Berikut adalah cara setting Router PE2 lewat winbox. 2.a. Membuat Interface Loopback
2.b. Membuat IP Address Loopback
3. Setting IP Address Kemudian setting core router dan core‐edge router seperti pada topologi jaringan.
Berikut adalah cara setting Router P2 lewat winbox. 3.a. Membuat IP Address
4. Setting Dinamic Routing Selanjutnya dilakukan setting OSPF pada setiap router untuk mendistribusikan rute secara dinamis. Berikut adalah cara setting Router P2 lewat winbox. 4.a. Membuat OSPF Instance
4.b. Membuat OSPF Network
5. Setting MPLS Langkah selanjutnya adalah menambahkan dan mengonfigurasi sistem MPLS. Dalam rangka untuk mendistribusikan label untuk rute, LDP harus diaktifkan. Kemudian semua interface yang digunakan di MPLS perlu ditambahkan.
Berikut adalah cara setting Router P3 lewat winbox. 5.a. LDP Setting
5.b. Membuat Interface LDP MPLS
E.3 Cek dan Tes Konfigurasi MPLS, catat dan amati hasilnya. 1. Dengan traceroute, dari perintah : Tools | Traceroute
2. Cek table routing, dari perintah : IP | Routes
3. Cek konfigurasi MPLS, dari perintah : MPLS | MPLS | Local Bindings
4. Untuk mereset konfigurasi: Dari perintah : Files | Reset‐configuration.backup
LAPORAN RESMI Daftar Pertanyaan 1. Berikan kesimpulan hasil praktikum yang anda lakukan. 2. Tugas akan diberikan pada waktu praktikum.