MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016 Website : http://e-journal.stain-pekalongan.ac.id/index.php/Muwazah
MODERATISME FIKIH PEREMPUAN YUSUF AL-QARDHAWI Jamal Ma’mur Pusat Studi Pesantren dan Fiqh Sosial Institut Pesantren Mathali’ul Falah Pati Jawa Tengah Email:
[email protected]
Abstract: This paper examines the thought Yusuf al-Qardhawi about women fiqh. The theory used is maqasidus Shari'ah. The analysis used was content analysis. This research, including qualitative research because examines the idea of a character in response to public issues are very real. The results showed that, women in the time of Prophet Muhammad followed the prayer jamaah, Jum'ah prayer, the prayer of Eid fithri and Eid al-Adha.They also attended the majlis of science and even in the battlefield. Women are also allowed to work outside the home with requirements pertaining to religion and are not prohibited, consistently maintaining the ethics of Islam, and not leave its core responsibilities to her husband and children. in the context of the public, women should be leaders; and others. Keywords: Yusuf al-Qardhawi, The fiqh of women, moderate, gender Abstrak: paper ini mengkaji pemikiran Yusuf al-Qardhawi tentang fiqh perempuan. Teori yang digunakan adalah maqasidus syari’ah (tujuan aplikasi hukum syariat). Analisis menggunakan content analysis. Penelitian termasuk penelitian kualitatif karena mengkaji gagasan seorang tokoh dalam merespons isu-isu publik yang aktual. Hasil penelitian menunjukan, bahwa perempuan masa Nabi mengikuti shalat jama’ah, shalat jum’ah, shalat idul fithri dan idul adha. Mereka juga, menghadiri majlis ilmu dan berada di medan perang. Perempuan juga boleh bekerja di luar rumah dengan syarat profesinya dibolehkan agama dan tidak diharamkan, konsisten menjaga etika Islam, dan tidak meninggalkan kewajiban utamanya kepada suami dan anak-anak; dalam konteks publik, perempuan boleh menjadi pemimpin; dan lain-lain. Kata kunci: Yusuf al-Qardhawi, fiqh perempuan, moderat, gender pemikiran dan pendekatan ini menarik untuk
1. PENDAHULUAN Gender menjadi kajian yang selalu
dikaji dan dikembangkan untuk menemukan
aktual sepanjang masa, karena selalu ada
pemikiran terbaik sebagai format agenda
ketidakadilan gender dalam pemikiran dan
gender di masa depan.
tindakan manusia di belahan dunia ini.
Gender menurut Mansour Fakih adalah
Kesetaraan gender sebagai goals dari gerakan
suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki
gender mendapat respons kalangan muslim,
maupun perempuan yang dikonstruksi secara
baik
moderat
sosial maupun kultural. Misalnya, bahwa
kontekstual, maupun liberal-kapital. Masing-
perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik,
masing
kebenaran
emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki
pendapatnya. Semuanya bersumber pada al-
dianggap kuat, rasional, jantan, dan perkasa.
Qur’an dan hadis dengan perspektif dan
Ciri dari sifat itu sendiri bisa dipertukarkan,
metodologi berpikir yang tidak sama. Variasi
artinya ada laki-laki yang emosional, lemah
yang
konservatif-ortodoks,
saling
mengklaim
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
|1
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
lembut,
keibuan,
sementara
juga
dalam agama, praktik-praktik eksklusioner
perempuan yang kuat, rasional, dan perkasa
yang melegitimasi superioritas laki-laki dalam
(Fakih, 2008, h. 8-9.). Struktur sosial yang
setiap bidang sosial. Aspek transformatif
membagi tugas antara laki-laki dan perempuan
meletakkan kembali simbol-simbol sentral,
merugikan
teks, dan ritual-ritual tradisi keagamaan secara
perempuan,
ada
misalnya,
wanita
mengurus pekerjaan rumah tangga, meskipun
lebih
sudah bekerja di luar, sementara laki-laki
mengokohkan pengalaman perempuan yang
bekerja di luar rumah. Perempuan menjadi
diabaikan.
kurang bisa mengembangkan diri dengan dua
tepat
untuk
Strategi
memasukkan
gerakan
feminisme
dan
ini
tugas ini, sedangkan sulit mengharapkan laki-
berkembang dari dekonstruksi, rekonstruksi,
laki berperan ganda, bekerja di luar rumah dan
dan konstruksi sistem gender yang lebih
mengurus rumah tangga (Yuarsi, 2006, h. 244).
inklusif (Morgan, 2002, h.100). Gerakan
Melihat ketimpangan inilah lahirlah gerakan
feminisme beragam coraknya. Ada yang
feminisme
liberal, radikal, marxis, sosialis, psikoanalisis,
yang
ingin
memperjuangkan
kesetaraan peran perempuan dalam ranah
gender,
sosial secara luas.
kultural dan global, dan ekofeminisme (Tong,
Feminisme berasal dari bahasa latin,
2008).
eksistensialis, Dalam
postmodern,
konteks
Indonesia,
multiada
yaitu ‘femina’ yang dalam bahasa Inggris
pemikiran yang dekonstruktif, seperti Masdar
diterjemahkan menjadi ‘feminine’, artinya
Farid Mas’udi dan Siti Musdah Mulia, ada
memiliki sifat-sifat kesempurnaan. Kemudian
yang tradisional seperti M. Hidayat Nur
kata itu ditambah ‘ism’ menjadi ‘feminism’,
Wahid, ada yang moderat, seperti Huzaemah
artinya paham keperempuanan yang ingin
Tahido Yanggo dan Ratna Megawangi.
mengusung isu-isu gender berkaitan dengan
Mengingat gerakan keadilan gender
nasib perempuan yang belum mendapatkan
semakin massif sekarang ini, maka penelitian
perlakuan secara adil di berbagai sektor
tentang pemikiran gender menjadi sangat
kehidupan, baik sektor domestik, politik,
urgens. Pendekatan sosial agama menjadi salah
sosial,
satu pilihan terbaik untuk menjawab masalah
ekonomi,
maupun
pendidikan
(Mustaqim, t.t., h. 83). Tujuan utama dari tugas
stagnasi
feminis
menghadapi
adalah
sejauhmana
melakukan
terdapat
identifikasi
kesesuaian
antara
gerakan
keadilan
tembok
besar
gender
yang
konservatisme
agama dan budaya dan juga liberalisme
pandangan feminis dan pandangan kedirian,
absolut.
dan bagaimana menjalin interaksi yang paling
berkaliber
menguntungkan
lainnya.
mengarahkan gerakan keadilan gender ini
Pendekatan kaum feminis dalam studi agama
supaya sesuai dengan cita keadilan gender
adalah transformasi kritis yang meniscayakan
dalam Islam. Disinilah relevansi penelitian
dua
menentang
pemikiran Yusuf al-Qardhawi tentang fiqh
pelanggengan historis terhadap ketidakadilan
perempuan. Penelitian ini akan memberikan
2|
aspek.
satu
Dimensi
dengan
kritis
Pemikiran dunia
tokoh
menjadi
agama
yang
penting
untuk
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
kontribusi signifikan bagi kajian dan gerakan
dapat
keadilan gender kontemporer, khususnya untuk
kemaslahatan hakiki adalah kemaslahatan yang
mengkombinasikan pemikiran radikal dan
membawa manfaat dan kebaikan yang dapat
liberal dalam satu sinergi yang positif di
dirasakan oleh kelompok elit dan umum secara
Indonesia.
bersamaan.
Teori
yang
menganalisis
adalah
digunakan maqasid
untuk
al-syari’ah.
diambil
kesimpulan,
Ketujuh,
ketika
bahwa
terjadinya
kemaslahatan satu dengan kemaslahatan yang lain
saling
bertentangan,
maka
harus
Maqasid syari’ah adalah tujuan-tujuan umum
diletakkan
syari’ah yang terdiri dari : menjaga agama
kemudian dianalisis dari segala sudut pandang
(hifdz al-din), menjaga jiwa (hifdz al-nafs),
yang telah disebutkan. Lalu kelihatan mana
menjaga akal (hifdz al-aql), menjaga harta
kemaslahatan yang lebih baik didahulukan dan
(hifdz al-mal), dan menjaga keturunan (hifdz
diakhirkan. Ini demi menemukan kemaslahatan
al-nasl). Kajian maqasith al-syari’ah masuk
secara benar (Al-Raysuni dan Barut, 2002,
dalam terminologi maslahah. Menurut Ahmad
pp.19-22). Lima hak dasar ini menjadi
al-Raisuni, maslahah dibagi dalam beberapa
keniscayaan dalam syariat Islam di semua
aspek.
bidang. Pemikiran moderat progresif Yusuf al-
Pertama,
maslahah
adalah
segala
pada
porsinya
masing-masing,
sesuatu yang mengandung kebaikan dan
Qardhawi
manfaat bagi sekelompok manusia dan juga
dengan teori maqasith al-syari’ah atau tidak,
individu. Kedua, maslahah adalah mencegah
sehingga produk pemikirannya tetap dalam
mafsadah. Oleh sebab itu, dalam mencapai
koridor kemaslahatan umat yang menjadi
kemaslahatan
tujuan syariat Islam.
harus
dihidnarkan
segala
akan
dianalisis
apakah
sesuai
kerusakan baik sebelum dan sesudahnya, atau mengikuti dan menyertainya. Ketiga, bentuk maslahah sangat beragam, yaitu kemaslahatan agama,
kemaslahatan
Penelitian
ini
adalah
penelitian
kemaslahatan
budaya-kualitatif. Data diambil dari library
reproduksi dan berkeluarga, kemaslahatan
research (penelitian pustaka) dengan model
terhadap akal, dan kemaslahatan terhadap harta
historis faktual, yaitu meneliti substansi teks
benda. Keempat, maslahah dan mafsadah
berupa pemikiran maupun gagasan tokoh
mempunyai tingkatan yang berbeda secara
sebagai karya filsafat atau memiliki muatan
kualitas
ulama
kefilsafatan (Suprayogo dan Tobroni, 2001,
membaginya menjadi dhoruriyah (primer),
h.109-110). Dokumen yang terdapat dalam
hajjiyah
tahsiniyat
kitab karya Yusuf al-Qardhawi, khusususnya
(komplementer). Kelima, kemaslahatan karena
Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah, Markaz al-
perkembangan zaman dapat menjadi sesuatu
Mar’ah fi al-Hayah al-Islamiyyah, dan Fatawa
yang merusaknya atau sebaliknya. Keenam,
Mu’ashirah, dijadikan sebagai sumber data
belajar dari kasus kontroversi kebiajakan Umar
primer. Sedangkan kitab-kitab Yusuf al-
dalam pembagian tanah rampasan perang,
Qardhawi yang lain dan buku-buku yang
dan
jiwa,
2. METODE PENELITIAN
kuantitas.
(sekunder),
Para dan
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
|3
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
terkait
dijadikan
sebagai
data
sekunder.
pemikirannya yang progresif dan moderat
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
membuatnya
teologis dan antropologis untuk memahami
kalangan Islam di berbagai dunia. Pemikiran-
secara holistik pemikiran fiqh perempuan al-
pemikiran Yusuf al-Qardhawi meliputi hampir
Qardhawi.
semua bidang, al-Qur’an, hadis, fikih, ushul
Pendekatan
teologis
dengan
melacak secara mendalam doktrin dari aldikaji
tafsirnya,
kaidah-kaidah
primadona
baru
fikih, ekonomi, dan lain-lain.
Qur’an dan hadis yang digunakan Yusuf alQardhawi,
menjadi
Salah satu buah pemikirannya yang menghentakkan dunia Islam adalah persoalan
ulumul qur’an, hadis, dan lain-lain. Pendekatan
perempuan
sosiologis
Pemikiran-pemikirannya tentang perempuan
digunakan
untuk
melihat
yang
progresif
dan
moderat.
perkembangan sosial yang terjadi secara
sangat
dinamis dan interaksi sosial dinamis yang
mainstream
dilakukan Yusuf al-Qardhawi dalam berbagai
Dengan kemampuan mengartikulasikan dalil
bidang. Sedangkan pendekatan antropologis
secara mendalam, berani melakukan ijtihad
digunakan untuk melihat nilai-nilai yang
yang mantap, mengapresiasi pemikiran ulama
mendasari perilaku Yusuf al-Qardhawi dalam
salaf
merespons problem-problem perempuan yang
sembari menganalisis konteks sosial-budaya
mengitarinya. Analisis data menggunakan
yang holistik, Yusuf al-Qardhawi mampu
analisis isi (content analysis), yaitu analisis
keluar dari hegemoni wacana klasik untuk
yang berhubungan dengan komunikasi dan isi
membangun paradigma baru yang berkeadilan
komunikasi
gender.
dengan
melihat
konteksnya
(Bungin, 2008, h.155). Analisis data digunakan
berani,
berbeda
yang
(tradisional)
Daya
tarik
dengan
kalangan
tradisional-konservatif.
dan
(modern),
khalaf
pemikiran
Yusuf
al-
untuk mengkaji pesan utama pemikiran Yusuf
Qardhawi
adalah
al-Qardhawi, khususnya idealismenya dalam
mengkaji
al-Qur’an
membumikan Islam moderat di muka bumi.
perspektif yang bisa dipertanggung-jawabkan.
orisinalitasnya dan
hadis
dalam dengan
Ia berani membuat kesimpulan hukum yang 3. PEMBAHASAN
benar-benar
3.1. Pemikiran Fiqh Perempuan Yusuf al-
terdahulu dengan pemahaman yang mantap,
dengan
para
ulama
sebagai bukti ijtihadnya dalam memahami al-
Qardhawi Yusuf
berbeda
sosok
Qur’an dan hadis. Ia tidak terpaku dengan
pemikir, aktivis, dan pemimpin dunia Islam
produk pemikiran dari siapapun, termasuk dari
yang sangat berpengaruh saat ini. Pemikiran-
para imam madzhab, baik yang populer
pemikirannya menembus dunia Islam, baik di
(madzhab empat) atau yang tidak. Dalam
Timur Tengah, Barat, Afrika, maupun di Asia,
kitabnya Fatawa Mu’ashirah Juz 2, Yusuf al-
termasuk
Karya-karyanya
Qardhawi menegaskan bahwa pendapat yang
diterjemahkan di berbagai bahasa, termasuk
benar adalah benar yang sesuai dengan dalil
Indonesia yang kebanyakan best seller. Corak
yang jelas (sharih) dalam al-Qur’an dan hadis,
4|
al-Qardhawi
Indonesia.
adalah
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
bukan pendapat yang populer atau pendapat
Qardhawi (2007. h.1) meneguhkan pandangan
yang
dan
ini, bahwa profesi perempuan sebagai direktur,
RasulNya menyuruh umat Islam hanya untuk
dekan fakultas, ketua yayasan, anggota DPR,
taat kepada Allah dan RasulNya, bukan kepada
menteri, dan lain-lain tidak ada masalah jika
selainnya yang statusnya tidak ma’shum
mengandung maslahat. Hal ini dipertegas
(terjaga
dalam
banyak
dari
diikuti, karena
kesalahan)
(
Allah
Al-Qardhawi,
kitabnya
yang
lain
‘Fatawa
Fatawa Mu’ashirah, Kuwait : Dar al-Qalam,
Mu’ashirah’, bahwa tidak ada alasan melarang
1993, cet. 2, Juz 2, hlm. 111-121 Kemampuan
perempuan berkarir di luar rumah, karena
rasionalitasnya yang kuat mengantar-kannya
tugas amar ma’ruf nahyi munkar dan berijtihad
sebagai sosok pemikir baru yang orisinal dan
adalah medan yang terbuka bagi laki-laki dan
kontekstual, karena bisa memuaskan dahaga
perempuan. Dalil, baik al-Qur’an maupun
kaum tekstualis, rasionalis, dan kontekstualis.
hadis, atau kaidah ulama yang melarang
Misalnya, dalam kitab ‘Fatawa al-
perempuan berkarir di luar rumah tidak pasti
al-Qardhawi
(dzanni), sedangkan sejarah membuktikan
Mar’ah
al-Muslimah’,
menjelaskan
salah
satu
persoalan
pelik
bahwa Aisyah, istri Nabi adalah sosok aktivis
perempuan, yaitu perempuan karir. Tidak
yang
seperti ulama pada umumnya yang melarang
mujtahid yang disegani, dan berpartisipasi aktif
perempuan berkiprah dalam ruang publik,
dalam medan politik, seperti berperang dalam
Yusuf al-Qardhawi membolehkannya. Namun,
momentum perang jamal (Al-Qordhawi, 1993,
pembolehan ini tidak bersifat liberal absolut,
h. 372-389). Produk-produk pemikiran al-
tanpa batas yang lepas dari esensi agama.
Qardhawi ini memang unik, inspiratif, dan
Pembolehan
moderat.
ini
disyaratkan
profesinya
diperbolehkan
profesinya
tidak
:
agama,
artinya,
kebenaran,
Yusuf al-Qardhawi ( 1985,h.10-12) memang sosok yang mandiri, tidak terpaku
mendorong orang menuju perbuatan haram,
dengan pandangan Barat dan ulama. Ia tidak
seperti
belum
ingin Islam mengekor Barat dengan segala
menikah, menjadi sekretaris pribadi bagi
peradabannya yang mentuhankan rasionalisme,
seorang direktur yang mengharuskan dirinya
matrealisme,
berdua-duaan dengannya, dan lain-lain. Kedua,
mengkultuskan pendapat-pendapat para ulama
menjaga etika agama, baik dalam pakaian,
sebelumnya. Ia mengoptimalkan fungsi akal
berjalan, berbicara, menjaga pandangan, dan
yang berpijak kepada etika agama yang sesuai
aktivitas yang lain. Ketiga, tidak meninggalkan
dengan kemaslahatan zaman. Moderatisme
kewajiban lain, seperti kepada suami dan anak-
progresif adalah trade mark pemikiran Yusuf
anak yang merupakan kewajibannya yang
al-Qardhawi. Moderat adalah poros yang
pertama dan mendasar (al-Qardhawi, 1996, h.
menjadi tempat kembali dari ekstrim kanan
101-107). Dalam kitabnya yang lain ‘Markaz
dan kiri. Ia adalah jalan yang lurus. Hadis yang
al-Mar’ah fi al-Hayah al-Islamiyyah’, al-
diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibn Mas’ud
laki-laki
agama
memperjuangkan
atau
melayani
dilarang
Pertama,
getol
yang
dan
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
hedonisme,
juga
tidak
|5
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
menjelaskan bahwa Rasulullah membuat garis
tidak
dengan tangannya, kemudian bersabda : ini
dilakukan, maka produk pemikiran hukum
adalah jalan Allah yang lurus. Lalu Nabi
dapat menjadi pegangan (Mahfudz, 2010, h.
menggaris lagi dari arah kanan dan kiri,
245-246).
kemudian bersabda : ini adalah jalan-jalan,
dipengaruhi
kepentingan
emosional
Pandangan moderat adalah pandangan
kecuali
setan
yang ideal. Menurut Yusuf al-Qardhawi (1999,
kemudian
Nabi
h.115-143), pandangan moderat didasarkan
membaca “dan sesungguhnya ini adalah
berbagai faktor. Pertama, moderat lebih layak
jalanku yang lurus, maka ikutilah dan jangan
sebagai
mengikuti jalan-jalan yang lain”. Jalan yang
mengedepankan
lurus adalah garis tengah di antara garis-garis
kebaikan, memberikan rasa aman, petunjuk
yang lain, baik dari arah kanan dan kiri (al-
kekuatan, dan pusatnya persatuan. Kedua,
Qaradlawi, 2001, h. 66). Dengan langkah ini,
moderat ada dalam ajaran Islam, baik dalam
Yusuf
menampilkan
keyakinan, karena tidak hanya mengandalkan
pemikiran-pemikiran cemerlang yang moderat
akal dan wahyu, tapi menggunakan keduanya
yang mampu memayungi dua kutub pemikiran
untuk mencapai derajat kemantapan dalam
yang sedang bersebrangan.
akidah; atau dalam ibadah dan syiar, karena
tidak
ada
mendorong
jalan
darinya
kepadanya,
al-Qardhawi
mampu
misi
yang
abadi,
keadilan,
karena
konsistensi,
Islam mengajarkan aspek akhlak, ibadah, dan 3.2. Moderasi Fiqh Perempuan Yusuf al-
dunia sekaligus. Ketiga, moderat dalam akhlak yang dapat dilihat dari tiga aspek, a), Manusia
Qardhawi Moderat
yang
dalam pandangan Islam adalah makhluk rohani
masyarakat
dan jasmani, karena memandang manusia
dengan kajian teoritis yang mengacu kepada
sebagai makhluk yang suci, berbeda dengan
produk pemikiran ulama salaf dengan kajian
pandangan yang menyatakan manusia sebagai
literalis yang rigid. Hukum dikaji dengan
komoditas
mempertimbangkan
ijtihad,
manusia adalah sosok yang tercipta dari tanah,
ketentuan-
namun diberi tiupan ruh dari Allah. Ini berbeda
ketentuan nash dengan perspektif dinamika
dengan pandangan matrealis atau ruhani saja;
sosial atau zaman di mana para ulama tersebut
c) kehidupan dibagi dua, duniawi dan ukhrawi.
hidup. Dalam menetapkan hukum, pendapat
Ini berbeda pandangan profanis (menganggap
ulama salaf yang paling benar dan relevan
dunia segala-galanya dan mengingkari akhirat)
dengan tuntutan dinamika sosial dijadikan
dan transendentalis (bergulat dengan akhirat
sebagai
dengan
berijtihad
adalah
tanpa
kepentingan
mempersulit
kaidah-kaidah
maslahah,
rujukan
kelompok
utama.
dan
Masalah-masalah
atau
yang
melupakan
mendekatinya;
duniawi).
b)
Keempat,
sosial direspons secara aktif. Pendekatan
keseimbangan antara ruh dan materi sehingga
semacam ini mempermudah proses ijtihad
ajaran-ajarannya mendorong manusia untuk
dengan tetap menghargai warisan ulama masa
aktif menggapai prestasi dunia dan kemuliaan
lalu. Jika ijtihad dengan penuh integritas dan
akhirat. Rasulullah SAW. mendorong umatnya
6|
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
untuk membagi waktu dalam urusan agama,
lain-lain yang menjadi realitas perang dunia
dunia,
kontemporer sekarang ini. Dalam konteks
hak-hak
keluarganya,
dan
dirinya,
Tuhannya,
masyarakatnya.
Kelima,
perempuan,
secara
tidak
langsung,
al-
moderat dalam syari’at. Misalnya dalam hal
Qardhawi (1993, h. 372-389), juga mendorong
membolehkan hal-hal makanan-makanan yang
perempuan untuk aktif dalam berbagai bidang,
halal
dan
baik pendidikan, ekonomi, maupun politik
mengharamkan makanan yang dilarang. Ini
sebagai bentuk kontribusi besar perempuan
berbeda dengan Yahudi yang berlebihan dalam
dalam kehidupan.
dan
bergizi
pengharaman berlebihan
dan
dalam
(thayyibat)
orang
Nashrani
pembolehan.
yang
Pemikiran
Yusuf
al-Qardhawi
ini
Moderasi
menarik diteliti agar bisa mengeksplorasi
dalam syariat juga kelihatan dalam hukum
secara dinamis, khususnya dalam masalah
cerai (thalaq) dan antara paham liberalis dan
perempuan.
Penelitian
fundamentalis. Keenam, keseimbangan antara
memahami
produk
hak-hak individu dan sosial.
konteks perempuan dan metodologi yang
Moderatisme pemikiran Yusuf al-
ini
dalam
rangka
pemikirannya
dalam
dipakai. Dari sini diharapkan akan lahir modal
Qardhawi (2011, h. xIix)-1), bercorak progresif
berharga
karena responsif terhadap perubahan zaman
perempuan moderat-progresif yang mampu
dan berusaha mendorong umat Islam untuk
membangun peradaban dunia yang moralis,
aktif sebagai pemain global dalam bidang
berkeadilan, dan berkemanusiaan.
pemikiran, ekonomi, peradaban, militer, dan
dalam
Untuk
mengembangkan
memotret
lebih
fikih
mendalam
politik. Ini bisa dilihat dari kitabnya yang
moderasi fiqh perempuan Yusuf al-Qardhawi,
terkenal Fikih Jihad, dimana dia memaknai
dibawah
jihad tidak hanya perang fisik, tapi juga
pemikirannya.
ini
akan
dijelaskan
sebagian
pemikiran, ekonomi, militer, informasi, dan Bias Gender 1.
Pemikiran Yusuf al-Qardhawi
Perempuan menjadi sumber Islam memuliakan perempuan sama dengan laki-laki. fitnah
Kejatuhan Adam dari surga justru kesalahan pertama ada pada Nabi Adam, bukan Hawa
2.
Suara perempuan termasuk Suara perempuan tidak termasuk aurat, seperti dalam aurat
sejarah Nabi dan istri-istri beliau yang aktif berinteraksi dalam hal positif (keilmuan, dan lain-lain) dengan tetap menjaga etika
3.
Larangan
Laki-laki Perempuan dan laki-laki tidak bisa diisolasi, karena
memandang perempuan dan keduanya saling membutuhkan dalam kehidupan. Maka, sebaliknya
memandang lawan jenis asal tidak pada aurat, seperti pada
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
|7
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
wajah dan kedua telapak tangan, dan tidak punya motivasi syahwat, tidak apa-apa 4.
Larangan
mengucapkan Tidak ada dalil yang shahih dan jelas yang melarang, hanya
salam kepada perempuan
pendapat para ulama, karena khawatir terjadinya fitnah. Yang benar adalah boleh, namun tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif
5
Larangan
bercampurnya Perempuan masa Nabi mengikuti shalat jama’ah, shalat
laki-laki dengan perempuan jum’ah, shalat idul fithri dan idul adha, menghadiri majlis (ikhtilath)
ilmu dengan bertanya kepada Nabi secara aktif, bahkan dalam medan perang. Jadi, bercampurnya laki-laki dan perempuan tidak apa-apa, tapi tetap menjaga etika, seperti menjaga pandangan, berpakaian sopan, berbicara, berjalan, dan bergerak yang sopan, dan sesuai kebutuhan. Tidak dijadikan sarana untuk melakukan dosa.
6.
Larangan menjenguk laki- Perempuan boleh menjenguk laki-laki dengan tetap menjaga laki
yang
sakit
dan etika agama. Lebih utama secara bersama-sama, tidak
sebaliknya
sendirian, sehingga tidak menimbulkan fitnah. Begitu juga laki-laki boleh menjenguk perempuan dengan tetap dalam koridor ajaran Islam
7.
Larangan bersalaman dengan Boleh bersalaman jika tidak ada syahwat dan aman dari perempuan
8
fitnah dan sesuai kebutuhan
Larangan bekerja di luar Boleh bekerja di luar rumah dengan syarat : profesinya rumah
dibolehkan agama dan tidak menjurus kepada hal-hal yang diharamkan; konsisten menjaga etika Islam; dan tidak meninggalkan kewajiban utamanya kepada suami dan anak-anak.
9
Saksi
perempuan
dengan Perbedaan itu karena perempuan tidak mengelola kekayaan
laki-laki adalah : 2 banding 1
dan bidang usaha seperti laki-laki. Tapi pada hal-hal spesifik, seperti menyusui, kegadisan, kejandaan, haid, kelahiran, dan lainnya, kesaksian perempuan 1 cukup. Bahkan menurut Imam Itha (ulama tabi’in) membolehkan kesaksian di luar yang spesifik. Menurut Mahmud Syaltut Q.S. al-Baqarah 282 : menjelaskan bahwa kesaksian perempuan 2: 1 adalah tidak dalam konteks kesaksian yang ditetapkan hakim, tapi untuk meyakinkan hak dalam mu’malah. Jadi, jika perempuan mendominasi mu’amalah,
8|
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
maka boleh dijadikan saksi seperti laki-laki dengan catatan mereka percaya dengan daya ingat perempuan atau perempuannya tidak pelupa. 10 Warisan perempuan dengan Perbedaan tersebut sesuai beban hidup. Namun, pada bagian laki-laki adalah 1:2
tertentu sama seperti bagian ibu dan bapak dari harta kematian anak mereka. Bahkan satu waktu lebih banyak perempuan, seperti jika yang meninggal itu seorang perempuan meninggalkan suami, ibu, dua saudara kandung laki-laki, satu saudara perempuan seibu, maka saudara perempuan
seibu
mendapatkan
seperenam
penuh,
sedangkan dua orang saudara kandung laki-laki mendapat seperenam untuk mereka berdua, yakni masing-masing menerima separuh dari seperenam itu 11 Diyat perempuan separuh Tidak ada nash dari al-Qur’an dan hadis sahih yang dari diyat laki-laki
disepakati ulama yang menyatakan ini
12 Kepemimpinan laki-laki atas Q.S. An-Nisa’ 4:34 hanya dalam kepemimpinan laki-laki perempuan
atas perempuan dalam konteks keluarga, karena anugrah yang diberikan Allah dan infak yang diberikan suami kepada perempuan. Dalam konteks publik, perempuan boleh menjadi pemimpin laki-laki
13 Perempuan berperan
tidak dalam
hukum dan politik
boleh Menurut Imam Abu Hanifah membolehkan perempuan bidang mengurusi
hukum,
dalam
hal
yang
diperbolehkan
kesaksiannya, yakni yang bukan urusan pidana. Sedangkan Imam
al-Thabari
dan
Ibnu
Hazm
membolehkannya
mengurusi hukum dalam hal keuangan (harta benda), pidana, dan lain-lain. Menurut al-Qardhawi, perempuan boleh berkarir politik, seperti menjadi anggota dewan. Yang dilarang dalam hadis bagi perempuan adalah ‘wilayah ammah’ (kekuasaan umum) bagi semua umat. 14 Thalak (perceraian) mutlak Thalak menjadi milik suami karena suami adalah penilik, milik suami
pengurus, dan penanggungjawab keluarga yang pertama. Ia telah memberi mahar, segala sesuatu setelah mahar, hingga membina keluarga dengan jerih payahnya. Walaupun demikian, istri yang ingin berpisah dengan suaminya diberikan jalan, misalnya mengajukan syarat ketika akad nikah agar talak berada di tangan istri, khulu’ (talak yang
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
|9
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
diminta pihak istri dengan membayar tebusan kepada suaminya), mempertemukan kedua hakam (utusan yang mengetahui hukum dan bijaksana), mempermasalahkan kecacatan
fisik
suami,
dan
bercerai
karena
suami
menyakitinya 15 Islam
membolehkan Poligami dibolehkan dengan syarat adil kepada istri-istri
poligami sampai 4
dalam makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, tidur, dan nafkah. Bagi yang tidak yakin mampu memenuhi hakhak secara adil, haram beristri lebih dari satu. Pra Islam, laki-laki mempunyai istri hingga sepuluh, seratus, bahkan tanpa syarat dan aturan apapun.
16 Jilbab
adalah
kewajiban Jilbab (niqab) adalah mubah, tidak wajib dan tidak sunnah,
perempuan
karena wajah dan kedua telapak tidak termasuk aurat, sehingga tidak wajib ditutupi. Larangan memakai jilbab adalah perbuatan mungkar, justru yang harus dilarang adalah pakaian yang memperlihatkan aurat sebagai sumber fitnah
Pemikiran
Yusuf
al-Qardhawi
ini
sebagai manifestasi dari tugas manusia sebagai
diambil dari kitabnya Fatawa al-Mar’ah al-
abdullah dan khalifatullah di bumi yang harus
Muslimah, Markaz al-Mar’ah fi al-Hayah al-
dikerjakan bersama, tanpa mengorbankan salah
Islamiyyah, dan Fatawa Mu’ashirah. Dari sini
satunya.
kelihatan bahwa dalil menjadi pusat pemikiran Yusuf al-Qardhawi, sehingga setiap masalah harus didekati dengan dalil, namun dengan
3.3. Fiqh Perempuan Yang Meneguhkan Maqasidus Syari’ah.
perspektif yang orisinil, karena dalil harus
Fiqh perempuan Yusuf al-Qardhawi
mampu merespons perkembangan zaman yang
sebagaimana di atas menunjukkan manifestasi
terus berubah. Dalam konteks gerakan keadilan
hukum Islam yang lebih mendekatkan diri
gender, dalil harus mampu dimaknai secara
kepada tujuan aplikasi syariat (maqasidus
moderat dan progresif, sehingga mampu
syariat), yaitu konsisten menjaga prinsip
mendorong perempuan untuk berpartisipasi
agama, jiwa, akal, harta, dan keturunan atau
aktif di tengah proses transformasi dunia di
harga diri. Perempuan adalah makhluk Allah
segala aspek kehidupan tanpa kehilangan
yang diciptakan dalam bentuk terbaik (ahsan
identitasnya
at-taqwim)
sebagai
seorang
perempuan
dengan
segala
potensi
yang
muslimah yang konsisten menjaga norma
dimiliki
agama. Dalil tidak boleh digunakan untuk
demikian, aktualisasi potensi perempuan tidak
memasung
boleh
10 |
aktualisasi
potensi
perempuan
sebagaimana melanggar
laki-laki.
ketentuan
Meskipun Allah
dan
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
RasulNya
karena
bisa
menyebabkan
(causa) hukum, sesuai dengan kaidah al-
kemadharatan dunia dan akhirat. Koridor inilah
hukumu yaduru ma’a al-‘illah wujudan wa
yang harus dipatuhi oleh kaum perempuan
‘adaman, ada dan tidaknya hukum disesuaikan
supaya tidak menyebabkan degradasi moral
dengan ‘illat. Kebolehan hukum salaman,
seperti budaya pop (pop culture) yang liberal
memandang, dan menjenguk perempuan tetap
dan hedonis, bahkan permissif yang ada di
berpijak
Barat.
menimbulkan kerusakan, khususnya moral.
pada
‘illat,
yaitu
jika
tidak
Pemikiran fiqh perempuan Yusuf al-
Oleh karena itu, kebolehan hal di atas diiringi
Qardhawi menunjukkan ciri moderasi yang
dengan syarat, yaitu ada syahwat dan tetap
sangat kuat. Kebolehan perempuan berkarir di
menjaga norma agama. Pemikiran-pemikiran
luar rumah dengan syarat-syarat tertentu
moderat semacam ini sangat dibutuhkan oleh
menunjukkan menunjukkan inklusifitas dan
dunia modern sekarang supaya pemikiran
moderasitas pemikiran fiqh Yusuf al-Qardhawi
Islam tidak terjebak kepada ekstrim kanan
dengan tetap berpegang kepada nilai etik yang
(radikal) dan ekstrim kiri (liberal). Hal ini
menjadi visi utama Islam. Begitu juga dengan
sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S.
kebolehan
al-Baqarah 2: 143:
perempuan
menjadi
seorang
pemimpin adalah bukti progresivitas pemikiran
“Dan demikian (pula) Kami telah
Yusuf
menjadikan
al-Qardhawi,
namun
harus
tetap
kamu
(ummat
Islam),
menjaga norma-norma agama. Dalam hal-hal
ummat yang adil dan pilihan agar
yang sifatnya qath’iyyat (hukum pasti yang
kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
ditunjukkan oleh nash qath’i), Yusuf al-
manusia dan agar Rasul (Muhammad)
Qardhawi tetap berpegang teguh kepada nash
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu”.
dengan memberikan analisis yang mendalam,
Ayat ini menjadi tanggungjawab besar
misalnya dalam kasus warisan dan poligami.
umat Islam bagaimana menampilkan sebagai
Analisis tersebut membuktikan bahwa bagian
agama yang mampu melahirkan generasi-
perempuan yang setengah bagian laki-laki
generasi pilihan yang mampu menempatkan
dalam prosesnya menjadi sama, karena ketika
Islam
menikah perempuan mendapatkan mahar dan
percaturan peradaban global, tidak hanya
tidak menanggung nafkah, sedangkan laki-laki
menjadi kekuatan marginal dan inferior yang
berkewajiban
dan
didekte oleh kekuatan lain. Mendorong umat
dalam
Islam untuk melahirkan pemikiran-pemikiran
konteks poligami yang diperbolehkan dengan
besar sebagaimana yang ditunjukkan oleh
syarat mampu menegakkan keadilan dalam arti
Yusuf al-Qardhawi harus terus dikembangkan
yang sebenar-benarnya, sehingga hak-hak
terus-menerus, sehingga pemikiran-pemikiran
perempuan tetap terjaga dengan baik.
Islam mampu mewarnai dunia dan secara
menanggung
memberikan nafkah.
Begitu
mahar juga
Maqasidus syariah ditegakkan Yusuf al-Qardhawi dengan konsisten menjaga ‘illat
dalam
posisi
mainstream
dalam
bertahap mampu masuk dalam mainstream peradaban global yang diperhitungkan dunia.
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
| 11
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
menggapai era keemasan hanya dibebankan
4. KESIMPULAN Gerakan
kesetaraan
dan
keadilan
kepada
laki-laki,
karena
laki-laki
dan
gender yang liberal, khususnya yang terjadi di
perempuan adalah sama-sama makhluk Allah
Barat yang lepas dari norma agama, direspons
yang dikaruniai anugrah besar, yaitu akal dan
oleh kaum radikal yang melarang gerakan
hati sebagai senjata maha dahsyat yang harus
kesetaraan
karena
diasah untuk menggapai cita-cita tinggi yang
dianggap bertentangan dengan doktrin al-
bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan sosial
Qur’an dan hadis. Dua kutub pemikiran yang
secara keseluruhan. Dengan inilah Islam
bertentangan
mampu tampil sebagai solusi dunia.
dan
keadilan
ini
gender
dibutuhkan
kehadiran
pemikiran yang mampu memadukan dua kutub pemikiran di atas dan sesuai dengan cita
REFERENSI
pemikiran Islam yang mampu mewujudkan
Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif,
kemaslahatan publik dan mencegah kerusakan.
Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008, cet. 2
Dalam
Fakih,
konteks
perempuan
inilah,
Yusuf
pemikiran
al-Qardhawi
fiqh
mampu
perempuan
Yusuf
al-Qardhawi
Analisis
Gender
&
Transformasi Sosial, Yogyakarta :
mengisi lubang yang kosong ini. Pemikiran fiqh
Mansour,
Pustaka Pelajar, 2008, cet. 12 --------
&
kawan-kawan,
Membincang
mengapresiasi nash sebagai pijakan hukum dan
Feminisme,
realitas sosial budaya yang dinamis. Nash tidak
Perspektif Islam, Surabaya : Risalah
boleh dimaknai secara tekstual dan rigid,
Gusti, 1996, cet. 1
Diskursus
Gender
begitu juga realitas tidak boleh diikuti tanpa
Gellner, David N., Pendekatan Antropologis,
koridor karena agama Islam lahir dalam rangka
dalam Peter Connolly (ed.), Aneka
membimbing realitas budaya agar sesuai
Pendekatan Agama, Yogyakarta :
dengan cita kemaslahatan substansial yang
LKiS, 2002, cet. 1
penuh dengan norma-norma ideal. Inilah
Mahfudz, Asmawi, Pembaruan Hukum Islam,
moderasi pemikiran fiqh perempuan Yusuf al-
Telaah Manhaj Ijtihad Shah Wali
Qardhawi yang sesuai dengan pesan Allah
Allah Al-Dihlawi, Yogyakarta: Teras,
Swt. dalam Q.S. al-Baqarah 2:143.
2010
Dunia
membutuhkan
aktor-aktor
Morgan, Sue, Pendekatan Feminis, dalam
kreatif dan produktif untuk mencapai era
Peter
keemasan dalam panggung sejarah peradaban
Pendekatan
umat manusia dalam segala aspek kehidupan,
Yogyakarta : LKiS, 2002, cet. 1
baik pendidikan, peradaban, ilmu pengetahuan
Connolly
(ed.), Studi
Aneka Agama,
Mudzhar, M. Atho, Pendekatan Studi Islam
dan teknologi, ekonomi, sosial, dan politik.
dalam
Laki-laki dan perempuan harus bekerjasama
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998
Teori
dan
Praktik,
secara sinergis untuk mencapai era keemasan
Mustaqim, Abdul, Paradigma Tafsir Feminis,
yang dicita-citakan. Tidak boleh kesempatan
Membaca Al-Qur’an Dengan Optik
12 |
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
MUWAZAH ISSN 2502-5368 (Paper) ISSN 2085-8353 (Online) Vol. 8, No.1, Juni 2016
Perempuan, Studi Pemikiran Riffan
-----------------,, al-Khashaish al-Ammah li al-
Hasan Tentang Isu Gender Dalam
Islam, Kairo : Maktabah Wahbah,
Islam, Yogyakarta : Logung Pustaka,
1999, cet. 5
t.t.
-----------------,, Fikih Jihad, Bandung : Mizan,
Northcott, Michael S., Pendekatan Teologis, dalam Peter Connolly (ed.), Aneka Pendekatan Agama, Yogyakarta : LKiS, 2002, cet. 1 al-Qardhawi,
Yusuf,
2011, cet. 1 -----------------,, Fatawa Mu’ashirah, Kuwait : Dar al-Qalam, 1993, cet. 2, Juz 2 Al-Raysuni, Ahmad dan Muhammad Jamal
Mu’ashirah,
Barut, Ijtihad, antara teks, realitas
Kuwait : Dar al-Qalam, 1993, cet. 2,
dan kemaslahatan sosial, Jakarta :
Juz 2
Erlangga, 2002, cet. 1
Fatawa
-----------------, Yusuf, Fatawa Mu’ashirah,
Sugiyono,
Metode
Penelitian
Kuantitatif
Kuwait : Dar al-Qalam, 1993, cet. 2,
Kualitatif Dan R&D, Bandung :
Juz 1
Alfabeta, 2010, cet. 11
-----------------, Fatawa al-Marah al-Muslimah,
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metodologi
Mesir : Maktabah Wahbah, 1996, cet.
penelitian Sosial-Agama, Bandung :
1
Rosda Karya, 2001
-----------------, Perempuan dalam Pandangan
Tong, Putnam, Feminist Thought, Pengantar
Islam, Mengungkap Persoalan Kaum
Paling Konfrehensif Kepada Arus
Perempuan di Zaman Modern dari
Utama
Sudut Pandang Syari’ah, terjemah
Yogyakarta : Jalasutra, 2008, cet. 4
dari kitab asli Markaz al-Mar’ah fi
Pemikiran
Feminis,
Whaling, Frank, Pendekatan Teologis, dalam
al-Hayah al-Islamiyyah, Penerjemah
Peter
: Dadang Sobar Ali, Bandung :
Pendekatan Agama, Yogyakarta :
Pustaka Setia, 2007, cet. 1
LKiS, 2002, cet. 1
-----------------, al-Halal wa al-Haram fi alIslam, Dar al-Ma’rifah, 1985, t.t. -----------------,,
Connolly
(ed.),
Aneka
Yuarsi, Susi Eja, Wanita dan Akar Kultural Ketimpangan
Gender,
dalam
al-Islamiyyah
Sangkan Paran Gender, Editor :
baina al-Ikhtilaf al-Masyru’ wa al-
Irvan Abdullah, Yogyakarta : Pustaka
Tafarruq al-Mazdmum, Kairo : Dar
Pelajar
al-Syuruq, 2001, cet. 1
Kependudukan (PPK) UGM, 2006,
al-Shahwah
&
Pusat
Penelitian
cet. 3.
Moderatisme Fiqih Perempuan Yusuf al-Qardhawi (Jamal Ma’mur)
| 13