MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DAN FIND SOMEONE WHO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF, AFEKTIF DAN PSIKOMOTOR Niki Kurnia, I Nyoman Sudana Degeng, Budi Eko Soetjipto Program Pendidikan Dasar – Pascasarjana Universitas Negeri Malang e-mail:
[email protected]
Abstrak: Dalam proses pembelajaran, hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor merupakan sebuah tuntutan proses yang harus dipenuhi oleh guru. Untuk mencapainya guru harus selektif dalam menentukan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang tepat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara konseptual dan penerapan dari model kooperatif two stay two stray dan find someone who dari beberapa penelitian terdahulu. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahwa kedua model ini dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil refleksi menyimpulkan bahwa model two stay two stray dan find someone who diyakini dapat meningkatkan hasil belajar baik di ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kata Kunci : two stay two stray, find someone who, hasil belajar
Abstract: In the process of learning , the cognitive achievement, affective and psychomotor is a process that demands to be done by teachers . To reach this case the teacher must be selective in determining the appropriate learning models . Appropriate learning models used is a model of cooperative learning. This article aims to review the conceptually and application of the cooperative model two stay two stray and find someone who from several previous research . Results of some research that have examined it was found that both models can improve learning achievement. Results of reflection concluded that the model two stay two stray and find someone who is believed can improve learning achievement in both the cognitive, affective , and psychomotor . Keyword : two stay two stray, find someone who, achievemen
Pendidikan merupakan salah satu
pembelajaran
masih
banyak
yang
indikator yang dapat menentukan kemajuan
menggunakan cara-cara konvensional, cara
suatu negara. Pendidikan yang berkualitas
konvensional ini masih menitikberatkan
dapat menjadikan suatu negara menjadi
pembelajaran yang berpusat pada guru dan
lebih maju, untuk menjadikan pendidikan
masih kurang mendorong siswa untuk
menjadi
terlibat secara aktif dalam pembelajaran di
berkualitas
dapat
dilakukan
dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memperbaiki motede pembelajaran yang
digunakan.
Sejauh
ini
metode
dalam kelas. Sementara itu kurikulum baru yang berlaku sekarang adalah kurikulum 2013.
Pada kurikulum ini pembelajaran lebih
teori pembelajaran. Teori pembelajaran
menitikberatkan
mengungkapkan hubungan antara kegiatan
pembelajaran
yang
berpusat pada siswa. Siswa dituntut untuk
pembelajaran
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
psikologis dalam diri si belajar, sedangkan
Untuk membuat siswa menjadi lebih aktif
teori belajar mengungkapkan hubungan
banyak metode yang dapat digunakan
antara kegiatan si belajar dengan proses-
dalam pembelajaran. Model pembelajaran
proses psikologis dalam diri si belajar.
merupakan landasan praktik pembelajaran
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa
hasil penurunan teori psikologi pendidikan
kegiatan pembelajaran sangat tergantung
dan
dirancang
dari proses psikologis si belajar atau siswa,
berdasarkan analisis terhadap implementasi
jika proses psikologis si belajar baik maka
kurikulum dan implikasinya pada tingkat
akan berdampak pada hasil belajar yang
operasional di kelas. Model pembelajaran
baik pula.
teori
dapat
belajar
diartikan
yang
sebagai
proses-proses
yang
Joyce dan Weill (dalam Huda,M,
digunakan untuk penyusunan kurikulum,
2013; 73) mendeskripsikan bahwa model
mengatur materi, dan memberi petunjuk
pengajaran sebagai rencana atau pola yang
kepada guru di kelas.
dapat
Teori-teori perkembangan
pola
dengan
pembelajaran sangat
dan
berpengaruh
digunakan
kurikulum,
untuk
mendesain
instruksional,
dan
membentuk materi-materi
memandu
proses
terhadap pengajaran di ruang kelas. Ada
pengajaran di ruang kelas. Sebagian model
beberapa
dapat
berpusat pada guru artinya guru yang lebih
diterapkan dalam pengajaran akan tetapi
banyak menyampaikan materi kepada
terkadang teori yang digunakan tidak sesuai
siswa, sementara sebagian lainnya lebih
dengan
fokus
macam
kondisi
teori
dan
yang
keadaan
siswa,
terhadap
respon
siswa
dalam
sehingga model tersebut tidak dapat
mengerjakan tugas dan membantu siswa
memaksimalkan
Teori
bekerja sama secara aktif dengan siswa
pengajaran harus mampu memberikan cara
lainnya. Tujuan pembelajaran tidak hanya
terbaik
di tekankan pada aspek kognitifnya saja
pembelajaran.
dalam
pembelajaran
memaksimalkan terhadap
siswa
(Huda,M,2013;71).
afektif
Degeng (2013:26) mengemukakan bahwa
teori
memasukkan
akan tetapi perlu juga diperhatikan aspek
pembelajaran variabel
dan
psikomotiknya,
sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif.
harus
Model pembelajaran yang dapat
metode
mendorong siswa menjadi lebih aktif
pembelajaran, bila tidak teori itu bukanlah
sehingga
aspek
kognitif,
afektif
dan
psikomotoriknya dapat berkembang adalah
mencoba untuk menemukan seseorang
model pembelajaran dengan pendekatan
yang tahu jawaban, maka mereka menjadi
kolaboratif. Pada pendekatan ini siswa
seseorang yang tahu.
didorong
untuk
menenerima
Dari beberapa teori dan pendapat
pendapat orang lain, membantu orang lain,
dari para ahli diatas maka peneliti merasa
menghadapi tantangan dan mampu bekerja
tertarik untuk mengetahui efektifitas dari
sama dalam tim (Huda,M,2013:196 )
kedua model ini berdasarkan dari penelitian
Model
mampu
dalam
terdahulu baik yang dilakukan di dalam
pendekatan kolaborasi adalah two stay two
negeri ataupun di luar negeri. Hal ini
stray dan find someone who. Kedua model
dilakukan untuk membuktikan
tersebut lebih menekankan pada keatifan
kedua model tersebut dapat meningkatkan
siswa dalam bekerja sama dengan siswa
hasil
lainnya serta dapat menerima pendapat
psikomotor. Artikel ini hanya membahas
orang lain. Two stay two stray dan find
tentang kajian teoritik dan hasil-hasil
someone who dikembangkan oleh Spencer
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
Kagan. Two stay two tray dikembangkan
model two stay two stray dan find someone
pada tahun 1990, sedangkan find sameone
who. Tujuan penulisan ini adalah untuk
who juga dikembangkan pada tahun 2009.
mengetahui paparan secara konseptual dari
Two stay two stray merupakan
kedua model tersebut mengenai dampaknya
model
yang
termasuk
pembelajaran
kognitif,
afektif
dan
dilakukan
terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan
dengan berkelompok, yang bertujuan antara
psikomotor siswa dari penelitian-penelitian
lain agar dapat bekerja sama dalam tim,
terdahulu.
bertanggung
jawab,
menyelesaikan mendorong
yang
belajar
bahwa
saling
masalah
satu
membantu dan
saling
lain
untuk
sama
HASIL KAJIAN Penelitian Nurhaniyah (2015) yang
berprestasi. Model ini juga dapat membantu
berjudul
siswa bersosialisasi dengan baik antar siswa
Kolaboratif Model Find Someone Who dan
lainnya (Huda,M, 2013; 207 ).
Flashcard Game untuk meningkatkan
Model find someone who “ atau menemukan
seseorang”
yang
Penerapan
Pembelajaran
motivasi belajar siswa kelas V. Penelitian
juga
ini berbentuk PTK yang dilakukan di SD
dikembangkan oleh Miguel dan Spencer
Klanderan dengan subjek penelitian 32
Kagan (2009). Langkah-langkah model fine
orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan
some one who adalah siswa mengelilingi
bahwa pembelajaran kosakata dengan
kelas, membentuk mencari pasangan, dan
model
kolaborasi
ini
membuat
pembelajaran
lebih
menarik,
Penelitian
Yusuf
(2012)
yang
menyenangkan, memberikan motivasi dan
berjudul Penerapan Model Pembelajaran
meningkatkan kosakata dan kerja sama
Kooperatif Two Stay Two Stray untuk
siswa didalam kelas.
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Penelitian Marlina (2016) yang
Mata Diklat Kewirausahaan. Penelitian ini
berjudul Penerapan Model Rally Coach dan
berbentuk PTK yang dilakukan di SMK
Find Someone Who untuk Meningkatkan
Ardjuna 2 Malang dengan subjek penelitian
Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar IPS.
siswa kelas X yang berjumlah 34 orang.
Penelitian
yang
Hasil penelitian menunjukkan bahawa
SDN Jalantir Batujajar
penerapan model pembelajaran kooperatif
ini
dilakukan di
berbentuk
PTK
Bandung dengan subjek penelitian siswa
two
kelas IV yang berjumlah 24 orang. Subjek
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat
penelitian terdiri dari 10 orang siswa
membangun
perempuan dan 14 orang siswa laki-laki.
bekerja sama dalam kelompok.
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
stay
two
stray
terbukti
komitmen
Penelitian
siswa
Dewi
(2016)
dapat
dalam
yang
penerapan model rally coach dan find
berjudul Penerapan Model Two Stay Two
someone who pada pembelajaran IPS pada
Stray
kelas IV SD dapat memperbaiki hasil
Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
belajar siswa.
dan Hasil Belajar IPS siswa kelas IV SD.
Penelitian Mariyam (2012) yang
dan
Penelitian
ini
Round
Robin
berbentuk
PTK
untuk
yang
bejudul Penerapan Model Pembelajaran
dilakukan di SDN Kupang 1 Jabon dengan
Kooperatif Two Stay Two Stray untuk
subjek penelitian siswa kelas IV yang
Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata
bejumlah
Pelajaran IPA. Penelitian ini berbentuk
menunjukkan bahwa penerapan kedua
PTK yang dilakukan di SD Babakan Asem
model ini dapat memperbaiki keterampilan
dengan subjek penelitian siswa kelas IV
komunikasi dan hasil belajar siswa.
26
orang.
Hasil
penelitian
yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari
Penelitian Ismawati dan Hindarto
14 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.
(2011) yang berjudul Penerapan Model
Hasil
Pembelajaran
penelitian
menunjukkan
bahwa
Kooperatif
dengan
penerapan model ini dapat meningkatkan
Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray
hasil belajar pada mata pelajran IPA dan
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
juga
Kelas X SMA. Penelitian ini berbentuk
dapat
pembelajaran.
meningkatkan
kualitas
PTK dengan subjek penelitian siswa kelas X yang berjumlah
40 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan
Menurut Huda (2013) sintak model
model pembelajaran kooperatif dengan
two stay two stray adalah sebagai berikut :
pendekatan struktural two stay two stray
1. Guru membagi siswa dalam beberapa
dapat meningkatkan hasil belajar fisika dan
kelompok yang setiap kelompok terdiri
penelitian ini merekomendasikan model ini
dari empat siswa yang heterogen.
dapat
dijadikan
alternatif
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas
Penelitian Effendi (2016) yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray dan
bersama-sama
dengan
kelompok masing-masing. 3. Setelah selesai berdiskusi, dua orang
Carousel Feedback untuk Meningkatkan
dari
Motivasi dan Hasil Belajar IPS. Penelitian
meninggalkan
ini berbentuk PTK dengan subjek penelitian
bertamu ke kelompok lain.
siswa kelas VIII yang berjumlah 20 orang. Hasil
penelitian
penerapan
kedua
menunjukkan model
ini
anggota
4. Dua
masing-masing
kelompok
kelompoknya
orang
yang
untuk
tinggal
dalam
bahwa
kelompok bertugas membagikan hasil
dapat
kerja dan informasi mereka kepada
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
tamu kelompok lain. 5. Setelah
mendapat
informasi
dari
kelompok lain, dua tamu kembali ke kelompok
PEMBAHASAN Two stay two stray dan find someone
who
pembelajaran
merupakan kooperatif
model yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan. Two stay two stray atau dua tinggal dua berkunjung merupakan salah satu tipe
asal
untuk
melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain. 6. Kelompok
mencocokkan
dan
membahas hasil-hasil kerja mereka. 7. Masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil kerja mereka. Kagan
dan
menguraikan
kesempatan kepada kelompok membagikan
someone who adalah sebagai berikut :
hasil dan informasi kepada kelompok lain.
1. Siswa dicampur dalam kelas,kemudian
Sedangkan find someone who adalah
mengangkat tangan sampai mereka
strategi pembelajaran untuk menemukan
menemukan pasangan yang bukan
seorang pasangan yang dapat bekerja sama
kelompok mereka. 2. Secara
dari
(2009)
pembelajaran kooperatif yang memberikan
dalam memecahkan permasalahan.
sintak
Kagan
berpasangan,
model
parter
find
A
menayakan pertanyaan yang terdapat
pada lembar kerja, dan partner B
Adapun kelebihan dari model Two Stay
merespon
menjawab
Two Stray adalah sebagai berikut: (a)
pertanyaan yang diajukan. Selanjutnya
memberikan kesempatan terhadap siswa
partner A mencatat jawaban yang
untuk menentukan konsep sendiri dengan
diberikan oleh partner B pada lembar
cara memecahkan masalah dan dapat
kerjanyadan
diterapkan pada semua kelas/tingkatan; (b)
dengan
memberikan
apresiasi
pada parter A.
memberikan kesempatan kepada siswa
3. Partner B memeriksa dan menilai jawaban.
untuk
menciptakan
melakukan
4. Selanjutnya
kegiatan
kreatifitas
komunikasi
dalam
dengan
tema
bertanya
sekelompoknya; (c) kecenderungan belajar
dilakukan oleh partner B dan partner A
siswa menjadi lebih bermakna; (d) lebih
memberikan
berorientasi pada keaktifan siswa; (e)
jawaban
dengan
melakukan aktivitas yang sama seperti
diharapkan
sintak 2 dan 3.
mengungkapkan dan menyampaikan ide
5. Selanjutnya pasangan saling berjabat tangan
dan
kembali
atau
siswa
akan
pendapatnya;
(f)
berani
siswa
dapat
mengangkat
meningkatkan kemapuan berpikir kritis; (g)
tangannya untuk mencari pasangan
menambah kekompakan dan rasa percaya
yang baru.
diri siswa; (h) kemampuan berbicara siswa
6. Setiap siswa saling mengulangi langkah 1 sampai 5 hingga pertanyaan yang
dapat
(i)
membantu
meningkatkan minat dan prestasi belajar.
terdapat pada lembar kerjanya selesai. 7. Setelah lembar kerjanya selesai siswa
ditingkatkan;
Sedangkan kekurangan dari model Two
Stay
Two
Stray
adalah:
(a)
kembali duduk dibangkunya. Dan siswa
membutuhkan waktu yang lama; (b) siswa
yang duduk boleh didekati oleh siswa
yang tidak terbiasa belajar kelompok
lainnya yang masih ingin mencari
merasa asing dan sulit untuk bekerjasama
jawaban.
sehingga siswa cenderung tidak mau belajar
8. Setelah kembali ke kelompoknya setiap
dalam
kelompok;
(c)
bagi
guru,
siswa membandingkan jawaban yang
membutuhkan banyak persiap-an (materi,
mereka dapat, jika terdapat jawaban
dana dan tenaga); (d) guru cenderung
yang masih diragukan, mereka dapat
kesulitan
mengangkat tangannya untuk bertanya
(Winataputra, 2001).
kepada kelompok lain lagi.
Untuk
Suatu model pembelajaran pasti memiliki
kekurangan
dan
dalam
kelebihan.
pengelolaan
mengatasi
kelas
kekurangan
pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray, maka sebelum pembelajaran
guru terlebih dahulu mempersiapkan dan
pembelajaran
membentuk kelompok-kelompok belajar
menyengkan dan tidak membosankan; (b)
yang heterogen ditinjau dari segi jenis
dapat memotivasi siswa menjadi lebih aktif;
kelamin
akademis.
(c) dapat meningkatkan kerjasama siswa
Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu
didalam kelas; (d) siswa menjadi berani
kelompk harus ada siswa laki-laki dan
mengemukakan pendapatnya.
dan
kemampuan
perempuannya.
Jika
menjadi
lebih
menarik,
berdasarkan
Dengan memperhatikan sintak yang
kemampuan akademis maka dalam satu
ada maka dapat diprediksikan bahwa
kelompok
orang
kekurangannya model find someone who
berkemampuan akademis tinggi, dua orang
antara lain adalah : (a) kelas menjadi riuh;
dengan kemampuan sedang dan satu
(b)
lainnya
kemampuan
mengontrol kelas; (c) diskusi kelompok
akademis kurang. Pembentukan kelompok
kurang maksimal; (d) untuk siswa yang
heterogen memberikan kesempatan untuk
kurang aktif bisa menjadi kurang percaya
saling belajar dan saling mendukung
diri ketika menjawab pertanyaan dalam
sehingga memudahkan pengelolaan kelas
berpasangan.
terdiri
dari
dari
kelompok
satu
untuk
karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan diharapkan
akademis
bisa
tinggi
membantu
guru
pemula
akan
sulit
Dalam model find someone who
yang
pengelompokkannya secara esensial sama
anggota
dengan cara pengelompokkan dengan two
kelompok lainnya.
stay two stray. Hanya bedanya pada find
Model two stay two stray ini cocok
someone
who
selain
bekerja
dalam
direkomendasikan untuk membangun kelas
kelompok, siswa juga melakukan kegiatan
(classbuilding),
secara
membangun
tim(teambuilding),
keterampilan
sosial
(social skill), membangun pengetahuan (knowledgebuilding),
berpasangan
dengan
anggota
kelompok lain yang dipilih secara acak. Model find someone who ini cocok
prosedur
di rekomendasikan untuk membangun
learning),
kelas (classbuilding), keterampilan sosial
mengolah informasi (processing info),
(social skills), membangun pengetahuan
keterampilan berpikir (thinking skills), serta
(knowledgebuilding),
menyajikan informasi (presenting info).
pembelajaran (procedure learning), dan
pembelajaran
(procedure
Model find someone who juga memiliki
kelebihan
dan
keterampilan berfikir (thinkinf skills).
kekurangan.
Kelebihan dari model find someone who adalah sebagai berikut : (a) membuat
prosedur
PENUTUP
Secara konseptual berdasarkan dari penelitian terdahulu dan teori-teori dari para ahli yang telah dibahas diatas, maka dapat
disimpulan
bahwa
model
pembelajaran two stay two stray dan find someone who diyakini dapat meningkatkan hasil belajar di ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Two stay two stray yang merupakan model dengan mengusung konsep team building dan find someone who yang mengusung konsep class building dapat
direkomendasikan
penerapannya
didalam kelas. Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dikaji dan
hasil refleksi
membuktikan bahwa model two stay two stray dan
find someone who
dapat
digunakan di berbagai jenjang kelas dan dinilai sesuai digunakan dalam berbagai karakter mata pelajaran dan kelas.
DAFTAR RUJUKAN Degeng, I.N.S. 2013. Ilmu Pembelajaran Klasifikasi Variabel untuk Pengembangan Teori dan Penelitian. Bandung: Aras Media. Huda, M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (cetakan ke-2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kagan, Spencer & Miguel. 2009. Kagan Cooperative Learning. Kagan Publishing. Winataputra, U.S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Depdiknas. Effendi,A., Soetjipto,B,E., Widiati,U. 2016. The Implementation of Cooperative Learning Model Tsts and Carousel Feedback to Enhance Motivation and Learning Outcome for Social Studies.
Journal of Reseach & Method in Education (IOSR-JRME), Volume 6,Issue 3Ver I, PP 131-136. Dewi, F,D,R., Soetjipto,B,E., Utaya, S. 2016. The Implementation of TSTS and Round Robin Learning Models to Enhance Communication Skill and Social Studies learning Outcome For the Fourth Grade Students. Journal of Reseach & Method in Education (IOSR-JRME), Volume 6,Issue 3Ver I, PP 93-100. Ismawati,N., Hindarto,N. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siuswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 38-41. Mariyam,S., Sumardi, Sukmanasa,E. 2012.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperati Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Pakuan. November. ejournal.unpak.ac.id/download.php ?file=mahasiswa&id di akses tanggal 3 Agustus 2016. Marlina ,L., Soetjipto,B,E., Hadi,S. 2016. The Implemantation of Rally Coach and Find Someone Who Model To Enchance Social Skills and Social Studies Learning Outcomes. Journal of Reseach & Method in Education (IOSR-JRME), Volume 6,Issue 3Ver I, PP 86-92. Nurhaniyah, B., Soetjipto,B,E., Hanurawan,F. 2015. The Implementation of Collaborative Learning Model Find Someone who and Flash Card game to enhance Social Studies Learning Motivation for the Fifth Grade Students, Journal of Education and Practice, Vol 6, No.17. Yusuf., Soetjipto,B,E., Bukhori,I. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Kewirausahaan. Journal. September.
www.academia.edu. Di tanggal 3 Agustus 2016.
akses