Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) Sebagai Alternatif Memulihkan Kerugian Negara Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi
Aliyth Prakarsa dan Rena Yulia*
Abstrak
Aset negara yang dikorupsi tidak saja merugikan negara secara sempit, tetapi juga merugikan negara beserta rakyatnya. Pendekatan formal prosedural melalui hukum acara pidana yang berlaku sekarang ternyata belum mampu untuk mengembalikan kerugian negara. Padahal kerugian negara yang diakibatkan oleh korupsi merupakan aset negara yang harus diselamatkan. Oleh karenanya, diperlukan cara lain untuk menyelamatkan aset negara tersebut. Yaitu dengan pengembalian aset pelaku tindak pidana korupsi (asset recovery). Ketika melihat negara dari perspektif korban, maka negara harus memperoleh perlindungan, dalam hal ini pemulihan dari kerugian yang diderita akibat tindak pidana korupsi. Tulisan ini mengkaji model pengembalian aset hasil kejahatan korupsi dalam proses penegakan hukum baik melalui jalur pidana yang memaksimalkan peran jaksa sebagai jaksa penuntut umum dalam membuktikan kesalahan terdakwa dan penerapan pidana uang pengganti sebagai pidana tambahan maupun melalui gugatan perdata dengan mengoptimalkan peran jaksa pengacara negara. Kata kunci: korupsi, pemulihan aset, kerugian Negara.
menjadikan Negara sebagai korban (victim
A. Pendahuluan Kejahatan korupsi secara langsung
state).1
maupun tidak langsung merugikan keuangan
Aset negara yang dikorupsi tersebut
Negara atau perekonomian Negara, yang
tidak saja merugikan negara secara sempit,
pada saat yang sama merugikan rakyat.
tetapi
Korban (victim) dari kejahatan korupsi
rakyatnya.
juga
merugikan Beberapa
negara
koruptor
beserta dijatuhi
adalah Negara dan rakyat, karena dengan adanya kejahatan korupsi maka keuangan dan
perekonomian
negara
menjadi
berkurang dan terganggu. Para koruptor
31
* Dosen Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 1 Artidjo Alkostar, Kerugian Keuangan Negara dalam Perspektif Tindak Pidana Korupsi, Varia Peradilan No. 275 Oktober 2008, hlm 34-35.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
pidana
denda,
tetapi
kemudian
lebih
tidak sedikit pelaku korupsi yang siap
memilih diganti dengan pidana kurungan.
masuk penjara apabila ia memperkirakan
Hal itu berarti kerugian negara tidak
bahwa selama menjalani masa hukuman,
dipulihkan. Belakangan ini muncul ide
keluarganya masih akan dapat tetap hidup
pemiskinan buat koruptor, yaitu dengan
makmur dari hasil korupsi yang dilakukan.2
dipidana kewajiban untuk mengembalikan sejumlah kerugian negara. Akan
tetapi
Oleh
karena
itulah
maka
pemberantasan korupsi tidak cukup dengan
pendekatan
formal
menghukum para pelakunya, namun harus
prosedural melalui hukum acara pidana yang
diimbangi dengan upaya untuk memotong
berlaku sekarang ternyata belum mampu
aliran hasil kejahatan. Dengan merampas
untuk mengembalikan kerugian negara.
harta benda yang dihasilkan dari kejahatan
Padahal kerugian negara yang diakibatkan
korupsi, maka diharapkan pelaku akan
oleh korupsi merupakan aset negara yang
hilang motivasinya untuk melakukan atau
harus
karenanya,
meneruskan perbuatannya, karena tujuan
diperlukan cara lain untuk menyelamatkan
untuk menikmati hasil-hasil kejahatannya
aset
akan terhalangi atau menjadi sia-sia.3
diselamatkan.
negara
Oleh
tersebut.
Yaitu
dengan
pengembalian aset pelaku tindak pidana korupsi.
Jika ada instrument perampasan aset, maka sangat dimungkinkan, pertama, sedikit
Penegakan hukum dan pemulihan
mungkin
pelaku
akan
berpikir
untuk
aset kejahatan merupakan dua sisi mata
melakukan tindak pidana karena tidak akan
uang yang tidak dapat dipisahkan dalam
menguntungkan atau keuntungannya akan
pemberantasan tindak pidana khususnya
dirampas untuk Negara. Kedua, pidana
tindak pidana korupsi. Sebagai kejahatan
hilang kemerdekaan (penjara) tidak akan
yang didasari kalkulasi atau perhitungan
mampu
(crime of calculation), maka pengelolaan
pidana karena pelaku masih bisa menikmati
dan pengamanan hasil kejahatan merupakan
hasil/keuntungan tindak pidananya. Ketiga,
kebutuhan mendasar bagi pelaku kejahatan
perampasan aset dapat menambah dukungan
kerah
putih.
Seseorang
akan
dilakukannya
tindak
berani
melakukan korupsi jika hasil yang didapat dari korupsi akan lebih tinggi dari resiko hukuman (penalty) yang dihadapi, bahkan
32
mencegah
2
Basrief Arief, Pemulihan Aset Hasil Kejahatan dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Workshop Pemulihan Aset Tindak Pidana, Mahupiki, Jakarta, 28-29 Agustus 2014, hlm 1. 3 Ibid, hlm 2.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
masyarakat dan menjadi pesan penting
sistem peradilan pidana saat ini. Juga
bahwa
bersungguh-sungguh
mengkaji penerapan model pemulihan aset
pidana.
Keempat,
dalam mengembalikan kerugian negara.
perampasan aset merupakan cerminan dalam
Perlu diingat, dalam kasus korupsi, negara
mendukung dilakukannya perang terhadap
merupakan korban kejahatan yang harus
tindak pidana tertentu. Kelima, pidana denda
direstorasi kerugiannya.
yang selama ini dijatuhkan kepada pelaku,
B. Pembahasan
dinilai tidak cukup untuk menjerakan pelaku
1. Peran
pemerintah
memerangi
tindak
Jaksa
ketika
Negara
tindak pidana. Keenam, perampasan aset
Sebagai Korban Tindak Pidana
berperan
Korupsi
untuk
memperingatkan
bagi
mereka yang hendak melakukan kejahatan.4
Selain mewakili dan memberikan
Pemberian hukuman adalah tidak
perlindungan terhadap korban individu,
cukup, untuk itu, dengan atau disertai
jaksa penuntut umum juga harus mewakili
perampasan aset melalui penyitaan hasil
negara, ketika negara menjadi korban
tindak pidana akan memberikan dampak dan
kejahatan. Ada beberapa perbuatan warga
pengaruh yang signifikan terhadap calon
negara
pelaku tindak pidana. Mereka akan takut
Semisal korupsi, kejahatan pajak, dan lain-
jika semua keuntungan hasil tindak pidana
lain. Perbuatan tersebut dapat merugikan
akan disita oleh Negara, tanpa harus melalui
negara sekian rupiah maka jaksa dapat
peradilan pidana.5
mewakili negara untuk melakukan gugatan,
Oleh karena itu tujuan dari tulisan ini adalah
mengkaji
penerapan
model
dalam
yang dapat
hal
ini
merugikan
jaksa
disebut
negara.
sebagai
pengacara negara.
pemulihan aset sebagai alternatif penegakan
Sebutan jaksa pengacara negara
hukum yang dapat dilakukan dalam kasus
(JPN) secara eksplisit tidak tercantum dalam
tindak pidana korupsi. Termasuk mengkaji
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004
prosedur
yang
tentang Kejaksaan RI dan UU sebelumnya,
dalam
yaitu UU 5/1991, serta Keppres 55/1991
dan
memungkinkan
mekanisme untuk
dilakukan
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja 4
Suhariyono AR, Rancangan Undang-undang tentang Perampasan Aset Tindak Pidana, Workshop Pemulihan Aset Tindak Pidana, Mahupiki, Jakarta, 28-29 Agustus 2014, hlm 3. 5 Ibid, hlm 3.
33
Kejaksaan RI. Namun, makna “kuasa khusus” dalam bidang keperdataan dengan sendirinya identik dengan “pengacara”.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
Berdasarkan
asumsi
tersebut,
istilah
1. Bantuan hukum mewakili negara,
pengacara negara, yang adalah terjemahan
instansi perintah di pusat maupun
dari landsadvocaten versi Staatblad 1922
daerah,
Nomor 522 (pasal 3), telah dikenal secara
berdasarkan Surat Kuasa Khusus-
luas oleh masyarakat dan pemerintah.6
SKK
Lebih jelas penjabaran tugas jaksa sebagai JPN dalam Keppres 55/1991 tentang Susunan
Organisasi
sebagai
penggugat
maupun tergugat). 2. Pertimbangan hukum (memberikan pendapat hukum/legal opinion dan
Kejaksaan RI dalam pasal 24 dan pasal 25
atau pendampingan/legal asistance
huruf e, disebutkan, JAM Datun mempunyai
atas dasar permintaan dari lembaga
tugas dan wewenang memberikan bantuan,
maupun
pertimbangan, dan pelayanan hukum kepada
pusat/daerah
instansi pemerintah dan negara di bidang
berdasarkan
perdata dan tata usaha negara untuk
JAMDATUN
menyelamatkan
Kejari).
melakukan maupun
di
kekayaan
Tata
baik
BUMD
Kerja
menegakkan
dan
BUMN,
negara
kewibawaan tindakan luar
dan
pemerintah,
hukum
di
pengadilan,
dalam
mewakili
kepentingan keperdataan negara, pemerintah dan masyarakat, baik berdasarkan jabatan
instasi
3. Pelayanan
yg
pemerintah pelaksanaannya
Surat atau
hukum
Perintah Kejati
atau
(memberikan
penjelasan tentang masalah perdata dan
TUN
kepada
anggota
masyarakat yang meminta). 4. Penegakan
hukum
(mengajukan
atau kuasa khusus di dalam atau di luar
gugatan atau permohonan kepada
negeri.
Pengadilan Adapun Tugas dan wewenang Jaksa
Pengacara Peraturan
Negara Jaksa
No.040/A/JA/12/2010,
(JPN)
berdasarkan
Agung adalah
RI sebagai
berikut:
sebagaimana peraturan dalam
http://persatuan-jaksaindonesia.org/view.php?do=pji_jpn&w=inc#.UjeqKa wsvMw [diakses pada 17/09/ 2013].
bidang ditetapkan
perdata oleh
perundang-undangan rangka
memelihara
ketertiban hukum, dan melindungi kepentingan negara dan pemerintah serta
6
di
hak-hak
keperdataan
masyarakat, antara lain: - Pengajuan pembatalan perkawinan (UU No.1 Tahun 1974).
34
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
- Permohonan
perwalian
anak
dibawah umur (pasal 360 BW)
Gugatan
perdata
terkait
dengan
pengembalian kerugian keuangan negara
- Permohonan pembubaran PT (UU No.40 Tahun 2007)
akibat tindak pidana korupsi dapat dilakukan ketika dalam kondisi sebagai berikut: ketika
- Permohonan kepailitan (UU No. 37 Tahun 2004)
tindak pidana tidak cukup unsur bukti akan tetapi
- Gugatan uang pengganti (UU No.31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun
kerugian
terdakwa
Negara
divonis
bebas
nyata
terjadi,
atau
karena
tersangka atau terdakwa meninggal dunia.
2001)
Kondisi di atas memungkinkan Jaksa
- Permohonan
untuk
pemeriksaan
Pengacara
Negara
untuk
mengajukan
Yayasan atau membubarkan suatu
gugatan meskipun harus mengajukan bukti-
Yayasan (UU No.18 Tahun 2001 jo
bukti formil yang belum diajukan dalam
UU No. 28 Tahun 2004)
perkara pidana. Dengan demikian jaksa
- Permohonan Jabatan Notaris (UU No. 30 Tahun 2004)
pengacara negara harus menemukan buktibukti baru yang secara faktual mempunyai
- Pelaporan Notaris yang melanggar
nilai pembuktian sehingga dapat mendukung
hukum dan keluhuran martabat
kebenaran gugatannya. Ini semua dengan
notaris (pasal 50 UU No.30 Tahun
tujuan
2004).
kerugian Negara.
dapat
berhasilnya
pengembalian
Dengan demikian, jaksa memiliki
Pemulihan
aset
adalah
peran untuk melakukan penegakan hukum
penanganan aset
hasil
kejahatan
(mengajukan gugatan atau permohonan
dilakukan secara terintegrasi di setiap tahap
kepada
penegakan hukum, sehingga nilai aset
Pengadilan
sebagaimana
di
bidang
ditetapkan
perundang-undangan
oleh
peraturan
dalam
rangka
memelihara
ketertiban
melindungi
kepentingan
pemerintah masyarakat).
serta
tersebut
dapat
dipertahankan
dan
kejahatan,
termasuk
kepada
negara
dan
Pemulihan
aset
meliputi
keperdataan
dalam
yang
dan
dikembalikan seutuhnya kepada korban
hukum,
hak-hak
Termasuk
perdata
proses
juga
negara. segala
tindakan yang bersifat preventif untuk
gugatan
keperdataan kerugian Negara sebagai akibat tindak pidana korupsi.
35
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
menjaga agar nilai aset tersebut tidak berkurang.
7
berbagai Negara, kejaksaan RI mengemban tugas sebagai pelaksana putusan pengadilan.
Perlunya rumusan kebijakan dan
Dengan tanggungjawab yang diembannya
langkah aksi yang kongkrit, dikarenakan
tersebut, kejaksaan sangat berkepentingan
prosedural
meliputi
akan terjalinnya kerjasama internasional
penyitaan,
yang efektif baik dalam menyita dan
perampasan, pemeliharaan/pengelolaan dan
membekukan aset khususnya yang diduga
pengembalian
dicuri/hasil
berasal dari tindak pidana korupsi dan
kejahatan kepada korban kejahatan/negara.
pencucian uang, dan memulihkan aset yang
Dalam
hilang akibat kejahatan.9
pelacakan,
hal
pengembalian
asset
recovery
pembekuan,
aset
yang
kejahatan aset
korupsi, hasil
maka
kejahatan
Kejaksaan
RI
mengantisipasi
merupakan hak negara yang dipandang
fenomena tersebut dengan membentuk Pusat
sebagai korban kejahatan.8
Pemulihan Aset yang disebut PPA, sebagai
Peran jaksa pengacara Negara dalam memulihkan
kerugian
menjadi
yang khusus menangani Pemulihan Aset
penting untuk dimaksimalkan mengingat
tindak pidana berdasarkan PERJA Nomor
kerugian Negara sebagai akibat dari tindak
PER
pidana korupsi menjadi bagian yang penting
diundangkan di lembaran Negara tahun
dalam
2014 no. 453.10
penegakan
Negara
satuan kerja dibawah struktur Kejaksaan RI
hukum
006/A/JA/3/2014
dan
telah
saat
ini.
Pemidanaan berupa penjara bagi
para
PPA merupakan implementasi dari
koruptor tidak cukup menjerakan dan tidak
cetak biru terhadap perlunya unit kerja yang
memberikan efek yang signifikan dalam
didedikasikan untuk menangani aset di
mengembalikan kerugian Negara.
Kejaksaan Agung, yang berfungsi sebagai
Kejaksaan memiliki posisi yang strategis dalam upaya pemulihan aset hasil
sentral manajemen, kontrol dan taktis operasional.
Tugas
utamanya
adalah
kejahatan. Seperti halnya penuntut umum di 9 7
Widyopramono, “Peran Kejaksaan Terhadap Aset Revocery Dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi”, Pelatihan Hukum Pidana dan Kriminologi “Asasasas Hukum Pidana dan Kriminologi serta Perkembangannya Dewasa ini”, Kerjasama MAHUPIKI dan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 23-27 Februari 2014, hlm 4. 8 Widyopramono, ibid, hlm 4.
36
Basrief Arief, Sambutan Jaksa Agung pada Pembukaan Pertemuan Umum Tahunan Ke 1 Asset Recovery Interagency Network For Asia And The Pasific Countries (ARIN-AP), Yogyakarta, 25 Agustus 2014. 10 Chuck Suryosumpeno, Pemulihan Aset Sistem yang Terintegrasi, Workshop Pemulihan Aset Tindak Pidana, Mahupiki, Jakarta, 28-29 Agustus 2014, hlm 1.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
melakukan
pelacakan,
pemeliharaan
dan
penguasaan,
pengembalian
aset
Dengan demikian peran kejaksaan dalam menggunakan instrumen hukum perdata
kejahatan dan hasil kejahatan di dalam
terkait
dengan
pengembalian/pemulihan
maupun di luar negeri.11
keuangan negara akibat tindak pidana
2. Pemulihan Aset sebagai Upaya
korupsi harus diartikan secara luas termasuk
Pengembalian Kerugian Negara
juga melakukan gugatan di luar negeri
Esensi pemberantasan tindak pidana
dalam
rangka
penyelamatan
dan
korupsi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) hal
pengembalian/pemulihan aset negara akibat
yaitu melalui tindakan preventif, tindakan
tindak pidana korupsi.13
represif dan restoratif. Tindakan preventif
Setelah ratifikasi Konvensi Anti
terkait adanya pengaturan pemberantasan
Korupsi, tahun 2003, berdasarkan Undang-
tindak pidana korupsi dengan harapannya
undang Nomor 7 Tahun 2006, Pemerintah
masyarakat tidak melakukan tindak pidana
Indonesia
korupsi. Tindakan restoratif dimana salah
perubahan penting yaitu langkah pertama
satunya adalah pengembalian aset pelaku
menyusun
tindak pidana korupsi berupa tindakan
mencantumkan kriminalisasi atas perbuatan
hukum pidana dan gugatan perdata.12
(baru) tertentu ke dalam lingkup tindak
Dalam era globalisasi dimana upaya mengembalikan/memulihkan
telah
melakukan
RUU
perubahan-
Tipikor
yang
pidana korupsi yaitu antara lain, perbuatan
kekayaan
memperkaya diri sendiri secara ilegal (illicit
negara yang dicuri (stolen asset recovery)
enrichment); suap terhadap pejabat publik
melalui tindak pidana korupsi cenderung
asing atau pejabat organisasi internasional
tidak mudah untuk dilakukan. Para pelaku
(bribery of foreign public officials and
tindak pidana korupsi memiliki akses yang
officials
luar biasa dan sulit dijangkau dalam
organization), dan suap di kalangan sektor
menyembunyikan
swasta (bribery in the private sector);
maupun
melakukan
of
publik
international
pencucian uang hasil tindak pidana korupsi. 11
Widyopramono, opcit, hlm 7. Bernadeta Maria Erna, Peranan Jaksa dalam Pengembalian Aset Negara, Seminar Nasional Optimalisasi Kewenangan Kejaksaan dalam pengembalian Aset hasil Korupsi melalui Instrumen Hukum Perdata, Paguyuban Pasundan, FH Universitas Pasundan, Bandung 26 Oktober 2013, hlm 2. 12
37
13
ST. Burhanuddin, MM. Optimalisasi Kewenangan Kejaksaan dalam Pengembalian Aset Hasil Korupsi Melalui Instrumen Hukum Perdata, Seminar Nasional Optimalisasi Kewenangan Kejaksaan dalam pengembalian Aset hasil Korupsi melalui Instrumen Hukum Perdata, Paguyuban Pasundan, FH Universitas Pasundan, Bandung 26 Oktober 2013, hlm 6.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
penyalahgunaan function).
wewenang
(abuse
of
14
penyusunan naskah RUU Perampasan Aset Tindak Pidana Tahun 2008.16
Langkah
pasca
ratifikasi
Korupsi
adalah
merupakan proses penanganan aset hasil
pemberlakuan Undang-undang Nomor 8
kejahatan yang dilakukan secara terintegrasi
Tahun
dan
di setiap tahap penegakan hukum, sehingga
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
nilai aset tersebut dapat dipertahankan dan
Uang
dikembalikan seutuhnya kepada korban
Konvensi
kedua,
Anti
2010
yang
tentang
Pencegahan
mencabut
pemberlakuan
Pemulihan aset
(asset
recovery)
Undang-undang Tindak Pidana Pencucian
kejahatan,
termasuk
kepada
Uang (tahun 2002/2003). Di dalam undang-
Pemulihan
aset
meliputi
undang
dicantumkan
tindakan yang bersifat prefentif untuk
ketentuan pembuktian terbalik dalam dua
menjaga agar nilai aset tersebut tidak
pasal yaitu Pasal 77 dan 78 dan Pasal 81).15
berkurang.17
tersebut
telah
juga
negara. segala
Langkah ketiga, yang sangat penting
Pengembalian aset-aset negara yang
dalam hal perampasan aset, terdapat pada
dicuri (stolen asset recovery) sangat penting
RUU Tipikor (2009). Dalam RUU Tipikor
bagi
telah dianut cara perampasan aset melalui
berkembang karena pengembalian aset-aset
keperdataan (in rem forfeiture) akan tetapi
yang dicuri tidak semata-mata merestorasi
ketentuan yang diatur dalam Bab III di
aset-aset negara tetapi juga bertujuan untuk
bawah judul Perampasan Aset (Pasal 23 s.d
menegakan supremasi hukum dimana tidak
Pasal 25) masih mengandung kelemahan-
satu orang pun kebal terhadap hukum.18
pembangunan
negara-negara
kelemahan yang berarti dilihat dari sudut
Prinsip asset recovery diatur secara
perlindungan hak asasi terdakwa dan dari
eksplisit dalam Konvensi Anti Korupsi.
sudut penggunaan wewenang oleh jaksa.
Ketentuan Pasal 51 (article 51) Konvensi
Kebijakan legislasi tersebut telah diperkuat
Anti Korupsi secara teknis memungkinkan
pemerintah
tuntutan, baik secara perdata (melalui
dengan
diselesaikannya
gugatan) 14
Romli Atmasasmita, Asset Recovery dan Mutual Assistance In Criminal Matters, Pelatihan Hukum Pidana dan Kriminologi Asas-asas Hukum Pidana dan Kriminologi serta perkembangannya Dewasa Ini, Mahupiki dan FH Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 23-27 Februari 2014, hlm 5. 15 Romli Atmasasmita, ibid, hlm 6.
38
maupun
pengembalian
aset
secara negara
yang
pidana telah
16
Romli Atmasasmita, ibid, hlm 6. Widyopramono, opcit, hlm 4. 18 Bernadeta Maria, opcit, hlm. 2. 17
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
diperoleh oleh seseorang melalui perbuatan
sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Ayat (1)
korupsi.
huruf a undang-undang tersebut.19
Konvensi Anti Korupsi ini pun memungkinkan
dilakukannya
UU PTPK memberikan dua jalan
tindakan-
atau dua cara berkenaan dengan perampasan
tindakan perampasan atas kekayaan tanpa
aset hasil tindak pidana yang menimbulkan
pemidanaan dalam hal pelaku tidak dapat
kerugian
dituntut dengan alasan meninggal dunia, lari
Negara.
(kabur) atau tidak hadir dalam kasus-kasus
perampasan
lain yang sama.
perampasan melalui gugatan perdata.20
Undang-Undang Nomor 31 Tahun
keuangan Kedua
atau
jalan
melalui
Pertama,
perekonomian
dimaksud jalur
perampasan
yaitu
pidana
aset
dan
hasil
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
korupsi melalui jalur tuntutan pidana dapat
Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
dilakukan dengan catatan penuntut umum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
harus
(UU PTPK) memberikan ancaman kepada
terdakwa dalam melakukan tindak pidana
pelaku tindak pidana korupsi berupa pidana
korupsi tersebut. Aset-aset yang disita pun
penjara, pidana denda dan pembayaran uang
harus merupakan asset yang dihasilkan dari
pengganti. Khusus untuk uang pengganti
perbuatan korupsi.
jika
terpidana
pengganti
tidak
tersebut,
perampasan
harta
membayar maka
membuktikan
kesalahan
uang
Untuk membuktikan hal tersebut,
dilakukan
tentu memerlukan jaksa penuntut umum
aset
yang memiliki pengetahuan yang cukup dan
terpidana tersebut. Sedangkan pidana denda
ketelatenan dalam membuktikan semua aset
yang
terpidana
yang dirampas adalah hasil dari tindak
tersebut, maka akan dikenakan hukuman
pidana korupsi. Hal itu karena perampasan
kurungan sebagai pengganti denda. Selain
aset
memuat ketiga jenis sanksi tersebut UU
bergantung pada pembuktian yang diberikan
PTPK
tentang
oleh jaksa penuntut umum di peradilan.
dilakukan
Jaksa penuntut umum dapat membuktikan
perampasan asset yang merupakan asset atau
kesalahan terdakwa dan juga membuktikan
tidak
kekayaan
dapat
dibayarkan
juga
mengatur
dimungkinkannya
hasil
dari
oleh
tindak
untuk
pidana
atau
tindak
pidana
korupsi
sangat
korupsi 19
Muhammad Yusuf, Merampas Aset Koruptor (Solusi Pemberantasan Korupsi di Indonesia), Kompas, Jakarta, 2013, hlm 161-162. 20 Muhammad Yusuf, Ibid, hlm 162.
39
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
bahwa asset asset yang akan dirampas
kepastiannya
merupakan asset
pengembalian kerugian keuangan Negara
yang dihasilkan dari
perbuatan korupsi yang didakwakan. Konsep
yang
terdakwa
demikian
(Conviction
berkorelasi
dengan
melalui perampasan aset. Perampasan aset ini
tersebut dapat berupa:22
dinamakan perampasan aset berdasarkan kesalahan
yang
a) Perampasan barang bergerak yang
Based
berwujud atau tidak berwujud atau
Assets Forfeiture), artinya perampasan suatu
barang yang tidak bergerak yang
aset hasil tindak pidana korupsi sangat
digunakan untuk atau yang diperoleh
tergantung pada keberhasilan penyidikan
dari tindak pidana korupsi, termasuk
dan penuntutan kasus pidana tersebut.21
perusahaan milik terpidana di mana
Konsep tersebut terdapat dalam Pasal 39 dan
tindak
Pasal 46 ayat (2) KUHAP.
begitu pula harga dari barang yang
Pasal 38B Ayat (2) UU PTPK menyatakan
dilakukan,
menggantikan barang-barang tersebut. (Pasal 18 Ayat (1) huruf a UU PTPK).
merupakan hasil tindak pidana korupsi juga
b) Pembayaran uang pengganti yang
termasuk jika terdakwa tersebut tidak dapat
jumlahnya sebanyak-banyaknya sama
membuktikan
dengan harta benda yang diperoleh
bahwa
harta
benda
yang
diperoleh
pidana
korupsi,
terpidana
tidak
sehingga harta benda tersebut dianggap
pengganti
sebagaimana
diperoleh juga dari tindak pidana korupsi
dalam ayat (1) huruf b paling lama
dan hakim berwenang memutuskan seluruh
dalam waktu satu bulan sesudah
atau sebagian harta benda tersebut dirampas
putusan
untuk Negara.
kekuatan hukum tetap, maka harta
bukan
karena
dimaksud
aset
korupsi
yang
sebagaimana
perampasan
pidana
tindak
dari
Apabila dirinci perampasan aset dari
tindak
pidana
yang
korupsi.
membayar
telah
Jika uang
dimaksud
memperoleh
bendanya dapat disita oleh jaksa dan
jalur tuntutan pidana ini dilakukan melalui
dilelang
proses persidangan di mana hakim di
pengganti
samping menjatuhkan pidana pokok juga
terpidana tidak mempunyai harta yang
dapat menjatuhkan pidana tambahan. Pidana
mencukupi untuk membayar uang
tambahan dapat dijatuhkan hakim dalam
pengganti
21
Muhammad Yusuf, Ibid, hlm 162.
40
22
untuk
menutupi
tersebut.
uang
Dalam
sebagaimana
hal
dimaksud
Muhammad Yusuf, Ibid, hlm 163-164.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
dalam ayat (1) huruf b, maka dipidana
Dengan demikian perampasan aset
dengan pidana penjara yang lamanya
melalui
tidak melebihi ancaman maksimum
dilakukan dengan memaksimalkan peran
dari pidana pokoknya sesuai dengan
jaksa
ketentuan dalam undang-undang ini
penegakan hukum tindak pidana korupsi.
lamanya
sudah
Mulai dari pembuktian kesalahan terdakwa
ditentukan dalam putusan pengadilan.
dan pembuktian aset hasil tindak pidana
(Pasal 18 ayat (2), (3) UU PTPK).
korupsi
pidana
tersebut
c) Masih berkenaan dengan perampasan aset melalui jalur tuntutan pidana UU
jalur
tuntutan
penuntut
umum
hingga
pidana
dalam
daapt
proses
penuntutan
pidana
pembayaran uang pengganti bagi pelaku korupsi.
PTPK juga memberikan jalan keluar
Persoalan selanjutnya adalah pada
terhadap perampasan terhadap harta
tahap eksekusi pidana uang pengganti yang
benda hasil tindak pidana korupsi
sering
yang perkara pidananya tidak dapat
diakibatkan
dilanjutkan proses hukumnya karena
selalu disubsiderkan dengan penjara sekian
sang
dunia
bulan. Sehingga para terpidana korupsi lebih
setelah proses pembuktian dan dari
memilih untuk menjalani masa penjara
pemeriksaan alat bukti di persidangan
daripada membayar pidana uang pengganti.
terdakwa
meninggal
mengalami
kesulitan.
penjatuhan
Hal
pidana
ini
tersebut
terdapat bukti yang cukup kuat bahwa
Pelaksanaan perampasan asset dan
yang bersangkutan telah melakukan
eksekusi pidana uang pengganti baru dapat
tindak pidana korupsi, maka hakim
dilakukan jika terdakwa sudah terbukti
atas
bersalah. Mekanisme tersebut seringkali
tuntutan
menetapkan
penuntut
perampasan
umum barang-
sulit
diterapkan
karena
kemungkinan
perampasan sebagaimana dimaksud
beralih tangan sehingga pada saatnya tidak
dalam
dapat ditemukan bukti untuk diajukan
dimohonkan
(5) upaya
tidak
dapat banding.
Ketentuan dimaksud ada dalam Pasal 38 ayat (5) dan (6).
tersebut
tertutup
barang yang telah disita dan penetapan
ayat
asset-aset
tidak
sudah
tuntutan perampasan aset. Kedua, perampasan aset hasil tindak pidana korupsi melalui gugatan perdata. Melihat
beberapa
kelemahan
dalam
penerapan perampasan aset melalui jalur
41
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
pidana, maka diperlukan jalur lain yang
ganti rugi terhadap kerugian keuangan
dapat dijadikan alternatif dalam merampas
Negara
asset koruptor. Yaitu melalui jalur gugatan
tersebut.24
akibat
perbuatan
tersangka
perdata. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan
Ketentuan lain yang memungkinkan
Pasal 31 UU PTPK yang pada pokoknya
dilakukannya perampasan aset hasil tindak
menyebutkan bahwa dalam hal penyidik
pidana korupsi melalui jalur gugatan perdata
menemukan dan berpendapat bahwa satu
dapat dilihat dalam Pasal 34 UU PTPK yang
atau lebih unsur tindak pidana korupsi tidak
mengatur
bahwa
dalam
terdapat cukup bukti, sedangkan secara
meninggal
dunia
pada
nyata telah ada kerugian keuangan Negara,
pemeriksaan
maka penyidik segera menyerahkan berkas
sedangkan secara nyata telah ada kerugian
perkara hasil penyidikan tersebut kepada
Negara,
Jaksa Pengacara Negara untuk dilakukan
menyerahkan salinan berkas acara sidang
gugatan perdata atau diserahkan kepada
tersebut kepada Jaksa Pengacara Negara
instansi yang dirugikan untuk mengajukan
atau
gugatan. Sedangkan Pasal 31 ayat (2)
dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata
memberikan
diajukannya
terhadap ahli warisnya. Ketentuan-ketentuan
gugatan perdata terhadap perkara tindak
tersebut pada pokoknya mengatur tata cara
alasan
untuk
pidana korupsi yang diputus bebas.
23
dasar
hukum
jalur
dilakukan
sidang
penuntut
kepada
pengadilan,
umum
instansi
segera
yang
tentang
proses hukumnya. Ketentuan dalam Pasal 38C UU
perdata
yang
PTPK mengatur tentang dimungkinkannya
dunia
saat
diajukan gugatan terhadap aset hasil tindak
perkaranya sedang disidik dan dari penyidik
pidana korupsi yang perkara pidananya
tersebut telah ditemukan adanya kerugian
dapat diproses dan diputus oleh pengadilan
keuangan Negara. Gugatan perdata tersebut
dengan kekuatan hukum tetap, namun
akan diajukan terhadap ahli warisnya,
ternyata masih terdapat aset atau harta benda
tentunya gugatan tersebut dapat ditujukan
milik terpidana yang diduga atau patut
terhadap aset hasil korupsi atau gugatan
diduga juga berasal dari tindak pidana
23
24
tersangkanya
gugatan
diserahkan
saat
perkara pidananya tidak dapat dilanjutkan
perampasan aset hasil tindak pidana korupsi melalui
maka
terdakwa
perampasan aset dan hasil korupsi yang
Selanjutnya Pasal 33 UU PTPK juga memberikan
di
hal
meninggal
Muhammad Yusuf, Ibid, hlm 165.
42
Muhammad Yusuf, Ibid, hlm 165.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
korupsi yang belum dikenakan perampasan
diasumsikan sebagai ihwal yang bersifat
untuk Negara sebagaimana dimaksud Pasal
imperatif.
38C Ayat (2) UU PTPK, maka Negara dapat
tuntutan pembayaran uang pengganti atau
melakukan
gugatan perdata pengembalian kerugian
gugatan
perdata
terhadap
terpidana dan atau ahli warisnya.25
Bahkan
apabila
dilakukan
keuangan Negara, jaminan keberhasilannya
Ketentuan – ketentuan sebagaimana
masih sangat bergantung pada adanya harta
tersebut memberikan kewenangan kepada
kekayaan terdakwa/terpidana yang berhasil
Jaksa Pengacara Negara atau instansi yang
dirampas atau disita atau setidak-tidaknya
dirugikan
diketahui sebagai milik terpidana yang
untuk
mengajukan
gugatan
perdata kepada terpidana dan atau ahli
kemudian dapat dituntut.26
warisnya pada waktu yang sesuai dengan ketentuan
sebagaimana
dimaksud
pada
masing-masing pasal tersebut. Dengan
demikian,
Baik melalui jalur pidana maupun perdata, keduanya memerlukan peran dan fungsi jaksa sebagai penuntut umum dalam
melalui
jalur
jalur pidana dan jaksa sebagai pengacara
gugatan perdata, jaksa pengacara Negara
Negara
dapat tetap mengajukan gugatan akibat
memiliki pengetahuan yang cukup dengan
tindak pidana korupsi jika terdapat keadaan-
kinerja yang optimal dengan cara pandang
keadaan pelaku meninggal, diputus bebas,
pengembalian
tidak ditemukan unsure tindak pidana tetapi
kerangka memulihkan kerugian Negara
nyata terdapat kerugian Negara. Hal ini akan
sebagai korban tindak pidana korupsi.
dapat
mengembalikan
kerugian
Negara
dalam
gugatan
kerugian
perdata,
Negara
yang
dalam
Penutup
tanpa harus melalui proses pidana terlebih
1. Kesimpulan
dahulu.
Penerapan Model Pemulihan Aset Meskipun
secara
prinsip,
dalam tindak pidana dapat dilakukan untuk
pengembalian kerugian keuangan Negara
pengembalian kerugian Negara melalui dua
bersifat fundamental, namun secara normatif
jalur hukum pidana dan perdata dengan
dan teknis bersifat sangat bergantung pada
memfungsikan Jaksa Penuntut Umum dalam
inisiasi atau putusan jaksa penuntut umum. 26
Optimalisasi keuangan 25
pengembalian
Negara,
pertama-tama
Muhammad Yusuf, Ibid, hlm 166.
43
kerugian harus
Hadi Purwadi, Optimalisasi Pemulihan Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi Melalui Gugatan Perdata, Seminar Nasional Otimalisasi Kewenangan Kejaksaan dalam Pengembalian Aset hasil Korupsi Melalui Instrumen Hukum Perdata, Bandung, 26 Oktober 2013, hlm 9.
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
proses penegakan hukum pidana dan Jaksa
memiliki kewenangan sebagai Pengacara
Pengacara Negara dalam gugatan perdata.
Negara. Oleh karena itu dalam kasus
Dalam proses penegakan hukum pidana
korupsi, tidak saja fungsi penuntutan yang
ternyata memiliki kelemahan ketika proses
dilakukan tetapi juga fungsi jaksa sebagai
pembuktian
Pengacara Negara. Optimalisasi peran jaksa
kesalahan
terdakwa
dan
perampasan aset terdakwa harus dinyatakan
baik sebagai
bersalah, sementara dalam proses tersebut
pengacara negara harus dilakukan secara
bisa saja terjadi aset berpindah tangan
optimal agar pemulihan kerugian negara
sehingga
oleh
dapat dilakukan secara maksimal.
Negara. Selain itu juga dalam hal pidana
DAFTAR PUSTAKA
tindak
dapat
dirampas
uang pengganti, adanya ketentuan pidana
Artidjo
penuntut
Alkostar,
umum
Kerugian
maupun
Keuangan
subsider justru menyulitkan proses asset
Negara dalam Perspektif Tindak
recovery ketika terdakwa lebih memilih
Pidana Korupsi, Varia Peradilan No.
untuk menjalankan pidana penjara pengganti
275 Oktober 2008.
sehingga tujuan pengembalian kerugian Negara tidak tercapai. Upaya pengembalian aset kerugian
Basrief
Arief,
Pemulihan
Kejahatan
dalam
Aset
Hasil
Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Workshop
Negara justru lebih dapat diwujudkan
Pemulihan
melalui jalur hukum perdata karena dalam
Mahupiki, Jakarta, 28-29 Agustus
proses ini Jaksa Pengacara Negara dapat
2014.
melakukan
gugatan
menyelamatkan
aset
kondisi
terbukti
tidak
Aset
Tindak
perdata
untuk
sekalipun
dalam
Pembukaan
unsure
tindak
Tahunan Ke 1 Asset
Pidana,
___________, Sambutan Jaksa Agung pada Pertemuan
Umum Recovery
pidananya, terdakwa sudah meninggal atau
Interagency Network For Asia And
terdakwa sudah divonis bebas. Sehingga
The Pasific Countries (ARIN-AP),
ketika Negara menjadi korban tindak pidana
Yogyakarta, 25 Agustus 2014.
korupsi tetap dapat dipulihkan kerugiannya.
Bernadeta Maria Erna, Peranan Jaksa dalam Pengembalian Aset Negara,
2. Saran Jaksa
Seminar tidak
saja
memiliki
kewenangan sebagai penuntut umum juga
44
Nasional
Kewenangan
Optimalisasi
Kejaksaan
dalam
pengembalian Aset hasil Korupsi
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017
Model Pengembalian Aset (Asset Recovery) sebagai Alternatif ...... -Aliyth Prakarsa & Rena Yulia
melalui Instrumen Hukum Perdata, Paguyuban
Chuck
Hadi
Pasundan,
FH
ST.
Burhanuddin,
MM.
Optimalisasi
Kewenangan
Kejaksaan
dalam
Universitas Pasundan, Bandung 26
Pengembalian Aset Hasil Korupsi
Oktober 2013.
Melalui Instrumen Hukum Perdata,
Suryosumpeno,
Pemulihan
Aset
Seminar
Nasional
Optimalisasi
Sistem yang Terintegrasi, Workshop
Kewenangan
Pemulihan
Pidana,
pengembalian Aset hasil Korupsi
Mahupiki, Jakarta, 28-29 Agustus
melalui Instrumen Hukum Perdata,
2014.
Paguyuban
Purwadi,
Aset
Tindak
Optimalisasi
Pemulihan
Kerugian Keuangan Negara Akibat Tindak Pidana Korupsi
Melalui
Kejaksaan
dalam
Pasundan,
FH
Universitas Pasundan, Bandung 26 Oktober 2013. Suhariyono
AR,
Rancangan
Undang-
Gugatan Perdata, Seminar Nasional
undang tentang Perampasan Aset
Otimalisasi Kewenangan Kejaksaan
Tindak
Pidana,
dalam
Pemulihan
Aset
Pengembalian
Aset
hasil
Workshop
Tindak
Pidana,
Korupsi Melalui Instrumen Hukum
Mahupiki, Jakarta, 28-29 Agustus
Perdata, Bandung, 26 Oktober 2013.
2014.
Muhammad
Yusuf,
Koruptor
Merampas
(Solusi
Aset
Pemberantasan
Widyopramono, “Peran Kejaksaan Terhadap Aset
Revocery
Dalam
Perkara
Korupsi di Indonesia), Kompas,
Tindak Pidana Korupsi”, Pelatihan
Jakarta, 2013.
Hukum Pidana dan Kriminologi
Romli Atmasasmita, Asset Recovery dan Mutual
Assistance
In
Criminal
“Asas-asas
Hukum
Pidana
dan
Kriminologi serta Perkembangannya
Matters, Pelatihan Hukum Pidana
Dewasa
dan Kriminologi Asas-asas Hukum
MAHUPIKI dan Universitas Gadjah
Pidana
Mada, Yogyakarta, 23-27 Februari
dan
Kriminologi
perkembangannya Mahupiki
dan
Dewasa FH
serta Ini,
ini”,
Kerjasama
2014.
Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, 23-27 Februari 2014.
45
Jurnal Hukum PRIORIS Vol. 6 No. 1 Tahun 2017