MODEL PEMBUATAN KEPUTUSAN ENTREPRENEURSHIP CALON SARJANA EKONOMI Kun Ismawati 1) dan Dewi Pujiani 2) 1)
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta (email:
[email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta (email:
[email protected])
ABSTRACT Unemployment is one of the most crucial problem to be solved in Indonesia toward AEC 2015, the global economy market. Society enforce must be done by improving the understanding of candidate bachelor of economics about the importantance of entrepreneurship. This research aimed to analyze entrepreneurship chance of candidate bachelor of economics in all colleges/ universities in Eks Karesidenan Surakarta. This research done by digging the trigger factors of entrepreneurship. This research based on case study, with predictor variable and outcome variable. Interval measurement scale used to measure predictor variable. Outcome variable measured with nominal scale in 2 categories of answer. Questionnaires have been spread to students in 2 state universities and 20 private universities/ colleges in Eks Karesidenan Surakarta, and there were 217 questionaires could be processed. Answers of the questionnaires analysed with binary logistic regression. Result of this research showed that 3 (three) factors affected entrepreneurship decision making of candidate for bachelor of economics were interesting in business, family/friends’s support, and working capital. The model was: PK = -14,757 + 0,340 Minat + 0,405 Dorong + 0,205 Modal. Keywords: entrepreneurship, entrepreneurship decision making model, binary logistic regression.
ABSTRAK Pengangguran merupakan salah satu masalah penting yang harus diatasi di Indonesia menuju AEC 2015, pasar ekonomi global. Pemberdayaan masyarakat harus dilakukan dengan cara meningkatkan pemahaman para calon sarjana ekonomi mengenai pentingnya kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peluang wirausaha para calon sarjana ekonomi di seluruh perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta. Basis penelitian ini adalah studi kasus, dengan variabel prediktor dan variabel hasil. Skala pengukuran interval digunakan untuk mengukur variabel prediktor. Variabel hasil diukur dengan skala nominal dalam 2 kategori jawaban. Kuesioner telah disebar kepada para mahasiswa di 2 perguruan tinggi negeri dan 20 perguruan tinggi swasta se-Eks Karesidenan Surakarta, dan terdapat 217 kuesioner yang berhasil diolah. Jawaban kuesioner dianalisa dengan regresi logistik binari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan wirausaha para calon sarjana ekonomi adalah minat bisnis, dorongan keluarga/ teman, dan modal usaha. Model pembuatan keputusan wirausaha yaitu PK = -14,757 + 0,340 Minat + 0,405 Dorong + 0,205 Modal. Kata kunci: kewirausahaan, model pembuatan keputusan wirausaha, regresi logistik binari.
PENDAHULUAN ILO (International Labour Organization) dalam data statistiknya menyebutkan bahwa tingkat pengangguran Indonesia mencapai 69 persen. Salah satu cara pemberdayaan masyarakat yang dianggap mampu untuk mengatasi masalah pengangguran ini adalah dengan
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
191
meningkatkan kewirausahaan/ entrepreneurship (Hendro 2011). Bidang pendidikan diharapkan dapat membentuk pola pikir para lulusannya dari orientasi mencari kerja (job seeker) menjadi pencetak lapangan kerja (job maker). Zimmerer, dkk (2009) menyatakan hasil penelitian Global Entrepreneurship Monitor (GEM) bahwa negara-negara di benua Amerika merupakan negara-negara paling maju dalam kewirausahaan dan sekaligus mampu mengatasi masalah pengangguran, sedangkan Negara-negara di Asia merupakan Negaranegara yang paling rendah tingkat kewirausahaannya. Hasil penelitian tersebut juga mengindikasikan perbedaan tingkat pertumbuhan ekonominya. Budaya kewirausahaan telah dianggap mampu mendukung berbagai pihak mengembangkan kreatifitas kerja (Davis 2007). Kewirausahaan (entrepreneurship) penting karena merupakan proses penggunaan keterampilan bisnis dengan pendekatan inovatif dalam mengatasi berbagai masalah sosial (Robinson 2007). Kewirausahaan dapat meningkatkan peluang luas, termasuk bagi profesional muda dalam menciptakan nilai ekonomi dan sosial berkelanjutan (Shukla 2007); bahkan Charron dkk (2012: 6) menyatakan kewirausahaan sudah merupakan “bahan bakar” terpenting pertumbuhan ekonomi. Jumlah wirausahawan Indonesia masih belum begitu pesat perkembangannya, padahal wirausahawan sukses bisa menjadi lokomotif ekonomi Indonesia (Hendro 2011). Banyak hal dapat mempengaruhi pengambilan keputusan calon sarjana ekonomi untuk menjadikan wirausaha sebagai alternatif utama peluang kerja. Peneliti telah menggali faktorfaktor pengaruh/ pemicu tersebut. Regresi logistik binari (binary logistic regression) menempatkan variabel hasil (outcome) yang merupakan probabilitas dan mendapatkan dua kategori nilai berdasarkan fungsi non linier dari kombinasi linier sejumlah variabel prediktor, yakni keputusan menjadi wirausaha dan bukan wirausaha. Penelitian terdahulu menemukan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan berwirausaha para calon sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Surakarta adalah faktor kesempatan kerja, minat bisnis, dorongan keluarga, pengalaman bisnis, faktor usia, dan modal usaha (Ismawati 2012). Penelitian ini merupakan perluasan dari penelitian sebelumnya oleh penulis yang sama dengan menambah responden, yakni pada seluruh program studi fakultas ekonomi di seluruh perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan faktor-faktor yang memicu pengambilan keputusan berwirausaha para calon sarjana ekonomi di seluruh perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta serta mengembangkan modelnya.
192
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
RUMUSAN MASALAH Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pembuatan keputusan wirausaha calon sarjana ekonomi di perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta? 2. Bagaimanakah model pembuatan keputusan wirausaha calon sarjana ekonomi di perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta? MANFAAT PENELITIAN Kontribusi keilmuan menjadi target dalam penelitian ini. Faktor-faktor penentu dan model pengambilan keputusan berwirausaha para calon sarjana ekonomi di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta se-Eks Karesidenan Surakarta dapat menjadi acuan bagi sektor pendidikan terutama bagi perguruan tinggi agar mata kuliah kewirausahaan dapat mengubah mindset mahasiswa untuk menjadi job maker dan tidak sekedar menjadi job seeker. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah dalam penentuan kebijakan bidang pendidikan tinggi, bidang ekonomi, dan sektor-sektor lain yang lebih luas demi kesejahteraan masyarakat. Luaran penelitian ini berupa artikel yang mengulas tentang faktor penentu pengambilan keputusan berwirausaha para calon sarjana ekonomi di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta se-Eks Karesidenan Surakarta.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Kewirausahaan (entrepreneurship) Kewirausahaan merupakan kemampuan merangkai dan memberdayakan semua yang dimiliki (Hendro 2011). Hisrich dkk (2008) menganggap sebagai proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai, menggunakan waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung resiko keuangan, fisik, serta resiko sosial, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, kepuasan dan kebebasan pribadi. Definisi wirausahawan menurut Mas’ud dan Mahmud (2004) adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola dan mengukur risiko bisnis, memiliki sifat kreatif dan inovatif, selalu mengembangkan diri dengan penemuan baru. Pengertian Potensi Wirausaha Davis (2002: 2) menyatakan bahwa pada abad ke-21 ini, para wirausahawan dengan perusahaan-perusahaan besarnya berperan penting dan berpotensi besar dalam membentuk proses globalisasi.
Potensi kewirausahaan menurut Hendro (2011) adalah kemampuan
menciptakan kerja bagi orang lain; mendirikan, mengembangkan dan melembagakan perusahaan sendiri; mengambil resiko pribadi; kreatif menggunakan potensi diri, mampu
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
193
mengenali produk, mengelola proses produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan, serta mengatur permodalannya. Faktor-faktor pemicu wirausaha Zimmerer dan Scarborough (2009) mengemukakan faktor pemicu menjadi wirausahawan antara lain: pendidikan kewirausahaan, ekonomi dan kependudukan, ekonomi jasa, kemajuan teknologi, gaya hidup, dan peluang internasional. Faktor pendukung menjadi wirausahawan menurut Hendro (2011) yakni: faktor individual, suasana kerja, tingkat pendidikan, personality, prestasi pendidikan, dorongan keluarga, lingkungan dan pergaulan, self-esteem, dan keterpaksaan atau keadaan. Definisi Konsep Variabel/ Studi Terdahulu a. Kreativitas Wirausahawan adalah orang kreatif dan inovatif yang selalu mengembangkan diri untuk penemuan baru ( Mas’ud dan Mahmud 2004). Edward (2003: 1) berpendapat bahwa orang-orang berbakat akan mampu menjadi wirausahawan sukses karena memiliki skill yang dibutuhkan untuk aktivitas yang “kreatif”. Plotkin (1991) dalam Meng & Liang (1996) menyebutkan bahwa wirausahawan yang berhasil adalah yang memiliki sifat kreatif dan ingin tahu. Manimala (2011) berpendapat ada hubungan erat antara kreatifitas dan kewirausahaan. Kewirausahaan tidak akan sukses tanpa kreatifitas, dan kreatifitas membutuhkan implementasi nyata dalam pengembangannya. b. Menyempitnya kesempatan kerja Tingkat pengangguran terbuka cenderung meningkat dari keadaan sebelum krisis. Kesempatan kerja yang makin sempit bisa dijadikan faktor pemicu untuk memilih wirausaha sebagai peluang kerja (Ikhsan 2004). c. Pendidikan Kewirausahaan Smilor (dalam Arvin 2004) menyatakan terdapat lebih dari 1.400 Perguruan Tinggi Amerika Serikat menawarkan berbagai kursus dan magang dalam kewirausahaan. Mereka memiliki pusat kewirausahaan, konsentrasi gelar dalam kewirausahaan dan penawaran kurikulum baru dalam bidang e-commerce. d. Gaya hidup Zimmerer & Scarborough (2009) menyatakan bahwa salah satu pemicu menjadi wirausahawan adalah gaya hidup. Orang dengan gaya hidup mandiri dan suka kebebasan cenderung menyukai usaha sendiri; gaya hidup masa kini dimana teknologi informasi semakin canggih akan memudahkan individu menjalin dan mempererat koneksi dalam menjalin usaha; seperti riset Woodward (2012) yang menyatakan bahwa sistem dan 194
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
jaringan kerja memainkan peran penting dalam meningkatkna perkembangan peluang kewirausahaan. e. Berani menanggung resiko Wirausahawan tidak takut menjalani pekerjaan yang beresiko. Mereka menyadari bahwa prestasi yang lebih besar hanya mungkin dicapai jika berani menerima resiko sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan (Mas’ud dan Mahmud, 2004). f. Minat yang tinggi terhadap bisnis Wirausaha sukses selalu melakukan sesuatu dengan penuh tanggungjawab dan tidak takut rugi. Hal ini erat hubungannya dengan mempertahankan internal locus of control yaitu minat kewirausahaan dalam dirinya (Zimmerer & Scarborough 1996). g. Dorongan keluarga Keluarga sangat berperan dalam menumbuhkan dan mempercepat seseorang untuk mengambil keputusan berkarier sebagai entrepreneur, karena orangtua berfungsi sebagai konsultan pribadi, coach, dan mentornya (Hendro 2011). h. Pengalaman mengelola bisnis. Riyanti (2003) dalam penelitiannya menemukan bahwa 32,92 persen wirausahawan termasuk baru mulai menjalankan bisnis, dan berhasil. Hal ini membuktikan bahwa seorang wirausaha dapat berhasil melalui belajar sendiri dari pengalaman, tidak harus memiliki leluhur yang berkecimpung dalam dunia bisnis. i. Pergeseran ke ekonomi jasa Riset Woodward (2012: 5) menyatakan fakta bahwa sektor jasa dan perdagangan menjadi bidang wirausaha yang sangat besar diminati oleh masyarakat Eropa. Zimmerer dan Scarborough (1994: 1) beranggapan bahwa meledaknya sektor jasa telah memperluas peluang bisnis. Hal ini menjadi pemicu bagi banyak orang untuk membuka usaha sendiri, karena bisnis sektor jasa tidak membutuhkan modal terlalu besar. j. Faktor Usia Ronstandt (dalam Staw 1991) menyatakan bahwa kebanyakan wirausaha memulai usaha antara usia 25 tahun sampai 30 tahun. Staw (1991) menyatakan bahwa umumnya pria memulai usaha umur 30 tahun dan wanita 35 tahun. Survei Annual National Gallup pada siswa Sekolah Menengah Amerika Serikat menunjukkan 7 dari 10 siswa ingin memiliki bisnis setelah dewasa (Smilor dalam Arvin 2004). k. Modal usaha Hendro (2011) berpendapat bahwa modal banyak ragamnya. Modal uang hanya salah satu dari sekian modal yang diperlukan. Lazear (2003: 36) menyatakan bahwa SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
195
modal utama wirausahawan adalah ketrampilan yang cukup dalam berbagai bidang. Hal ini menjadi kunci kesuksesan bisnis. l. Keinginan berprestasi Zimmerer & Scarborough (1996), menyatakan bahwa seorang wirausaha mempunyai obsesi mencapai prestasi tinggi dan bisa menciptakannya, sehingga keinginan berprestasi dapat mendorong seseorang terjun menjadi wirausahawan. m. Fasilitas pemerintah. Pemerintah telah mencanangkan berbagai program permodalan nasional, baik kredit usaha kecil, asuransi kredit, maupun lembaga penjaminan (Hardono 2004). Penelitian Charron dkk (2012: 2) juga menunjukkan bahwa kualitas pemerintahan akan menentukan persebaran wirausahawan di suatu daerah. Berdasarkan data kualitas pemerintahan dari 172 daerah di 18 negara Eropa, daerah yang pemerintahannya kurang baik, rata-rata akan memiliki perusahaan-perusahaan yang secara signifikan lebih kecil hingga sedang saja ukurannya. Kerangka Pemikiran Kreativitas (Kreativ) Kesempatan kerja (Kerja) Pend kewirausahaan (Pdkwira) Gaya hidup (Gaya) Resiko (Resiko) Berwirausaha (Y1)
Minat bisnis (Minat) Dorongan keluarga(Dorong)
Pengambilan keputusan
Peng.mengelola bisnis(Kelola) Pergeseran ek.jasa (Geser) Usia (Usia)
Tidak berwirausaha (Y2)
Modal usaha (Modal) Keinginan berprestasi (Ingin) Fasilitas pemerintah (Fasil) Gambar Skema Kerangka Pemikiran
196
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
Hipotesis “Diduga faktor-faktor kreativitas, kesempatan kerja, pendidikan kewirausahaan, gaya hidup, resiko, minat bisnis, dorongan keluarga, pengalaman mengelola bisnis, pergeseran ke ekonomi jasa, faktor usia, modal usaha, keinginan berprestasi dan fasilitas pemerintah, berpengaruh secara signifikan dalam pengambilan keputusan untuk berwirausaha setelah lulus, para calon sarjana ekonomi di perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta”. METODA PENELITIAN Obyek/Populasi Penelitian Obyek/populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi di perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta yang telah dan sedang menempuh mata kuliah kewirausahaan. Sampel dan Teknik Sampling Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Setiap perguruan tinggi telah diambil sampelnya minimal 5 persen dari jumlah mahasiswanya. Kriteria sampel adalah mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Kewirausahaan. Sampel penelitian yang berhasil diolah dalam penelitian ini adalah sejumlah 217 sampel dari mahasiswa fakultas ekonomi seluruh program studi di perguruan tinggi se-Eks Karesidenan Surakarta. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Data primer dari isian questionare responden; sedangkan data sekunder dari berbagai literatur, jurnal dan data pendukung lain. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik survei intersep (intercept study). Instrumen Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Predictor Variable terdiri dari: a) Kreativitas, b) Kesempatan kerja, Pendidikan kewirausahaan, d) Gaya hidup, e) Resiko, f) Minat bisnis, Dorongan keluarga, h) Pengalaman bisnis, i) Pergeseran ke ekonomi jasa,
c) g) j) Usia,
k) Modal usaha, l) Keinginan berprestasi, m) Fasilitas pemerintah. b. Outcome Variable adalah pengambilan keputusan berwirausaha. Skala pengukuran interval digunakan untuk mengukur predictor variable, dimana skala ini memiliki jarak yang sama antara satu dengan yang lain, tetapi tidak mempunyai nilai nol (0) absolute atau tidak ada nilainya. Skala likert untuk menentukan skor dibagi dalam 5 kategori jawaban. Variabel outcome diukur menggunakan skala nominal dengan 2 kategori jawaban yaitu berwirausaha dan tidak berwirausaha. SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
197
Uji Hipotesis Alat analisa ekonometrika menggunakan model regresi logistik karena variabelvariabel prediktor merupakan campuran variabel diskrit dan kontinyu dan distribusi data yang digunakan tidak normal. Variabel dummy digunakan untuk mempermudah analisis. Pengolahan data menggunakan model regresi logistik binari program SPSS. Persamaan umum regresi logistik dengan dua pilihan hasil sebagai berikut: eu Ŷi = 1
+ eu
Ŷi adalah probabilitas yang diestimasi dengan kasus sebanyak i (i = 1, 2,..., n) dan u adalah persamaan regresi biasa, yaitu: u = A + b1x1 + b2x2 + ... + bkxk + u dengan konstanta A, koefisien b1 dan variabel bebas x1 , jumlah k (j =1,2,., k). Persamaan regresi logistik binari diatas jika diaplikasikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: PK = β0 + β1kreativ + β2kerja + β3pdkwira + β4gaya + β5resiko + + β7dorong + β8kelola + β9geser + β
10usia
β 6minat
+ β11modal + β12 ingin +
β13fasil + ui Keterangan: PK = pengambilan keputusan berwirausaha atau bukan wirausaha PK = 0 adalah bila bukan wirausaha PK = 1 adalah bila berwirausaha kreativ=kreativitas; kerja=kesempatan kerja; pdkwira=pendidikan kewirausahaan; gaya= gaya hidup; resiko=resiko bisnis; minat=minat bisnis; dorong=dorongan keluarga/teman; kelola=pengalaman mengelola bisnis; geser=pergeseran ke ekonomi jasa;
usia=faktor
usia;
modal=modal
fasil=fasilitas pemerintah; β0=intersep;
usaha;
ingin=keinginan
berprestasi;
β1-13= koefisien regresi variabel
independen; ui = variabel gangguan.
198
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian sebanyak 217 orang yang terdiri dari pria sebanyak 82 orang ( 37,8% ) dan wanita sebayak 135 orang ( 62,2% ).
Dari 217 responden mahasiswa, sebanyak 75 orang (34,6%) menempuh jenjang pendidikan D3 dan sebanyak 142 orang (65,4%) menempuh jenjang pendidikan S1. Pendidikan tersebut ditempuh di Perguruan Tinggi Negeri sebanyak 41 mahasiswa (18,9%) dan Perguruan Tinggi Swasta sebanyak 176 mahasiswa (81,1%). Mahasiswa tersebut duduk pada semester 2 sebanyak 85 orang (39,2%), semester 4 sebanyak 79 orang (36,4%), semester 6 sebanyak 51 orang (23,5%), dan semester 8 sebanyak 2 orang (9%).
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
199
Umur responden paling muda adalah 18 tahun dan paling tua adalah 46 tahun, serta rata-rata umur responden 20,15 tahun dengan standar deviasi 2,7 tahun. Logistic Regression
Tabel Case Processing Summary di atas menunjukkan bahwa tidak ada data yang hilang.
Tabel Dependent Variable Encoding di atas menunjukkan bahwa responden yang tidak berkeinginan berwirausaha diberi kode 0, sedangkan yang berkeinginan berwirausaha diberi kode 1. Menilai Kelayakan Model Regresi
Tabel Hosmer and Lemeshow Test di atas digunakan untuk menguji kelayakan model regresi. Dari tabel tersebut, diperoleh nilai statistik Hosmer and Lemeshow test adalah sebesar 7,874 dengan nilai sig sebesar 0,446. Apabila menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05, ternyata nilai sig lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima (model layak).
200
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
Menilai Keseluruhan Model
Penilaian keseluruhan model dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood Block 0 dengan nilai -2 Log Likelihood Block 1. Nilai initial -2 Log Likelihood pada Block 0 sebesar 150,930, sedang pada Block 1 adalah 92,021. Penurunan nilai menunjukkan bahwa model regresi yang dibangun adalah baik. Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditentukan dengan nilai Nagelkerke R Square. Berdasarkan perhitungan, nilainya sebesar 0,474. Hal ini menunjukkan variabilitas variabel keinginan berwirausaha (variabel dependen) dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 47,4 %, sedangkan sisanya sebesar 52,6 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi yang telah dibuat. Tabel Klasifikasi
Tabel klasifikasi di atas menunjukkan kekuatan prediksi model regresi untuk memprediksi kemungkinan keinginan berwirausaha responden adalah sebesar 93,5 %. SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
201
Persamaan Regresi Logistik Binari
Terdapat 3 (tiga) variabel independen yang signifikan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan berwirausaha atau bukan wirausaha (PK), yakni variabel minat bisnis dengan nilai Wald sebesar 5,906 signifikansi sebesar 0,015 atau signifikan pada level 5 persen; variabel dorongan keluarga/ teman dengan nilai Wald sebesar 13,878 signifikansi sebesar 0,000 atau signifikan pada level 1 persen; dan variabel modal usaha dengan nilai Wald sebesar 3,548 signifikansi sebesar 0,060 atau signifikan pada level 10 persen. Hal ini berarti bahwa faktor minat bisnis, dorongan keluarga/teman, dan faktor modal usaha yang mempengaruhi responden (calon Sarjana Ekonomi) untuk membuat keputusan berwirausaha. Koefisien regresi variabel minat bisnis sebesar 0,340 menunjukkan minat bisnis berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan berwirausaha. Artinya semakin besar minat bisnisnya maka semakin besar kemungkinan untuk berwirausaha. Koefisien regresi variabel dorongan keluarga/teman sebesar 0,405 yang menunjukkan bahwa dorongan keluarga/teman berpengaruh positif terhadap pembuatan keputusan berwirausaha. Artinya semakin besar dorongan keluarga/teman maka semakin besar kemungkinan untuk berwirausaha. Koefisien regresi variabel modal usaha sebesar 0,205 menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif terhadap pembuatan keputusan wirausaha. Artinya semakin mudah responden mendapatkan modal usaha atau semakin besar modal usaha yang dimiliki, makin besar kemungkinan melakukan wirausaha. Apabila dilihat `nilai koefisien regresinya yang terbesar, maka nilai koefisien regresi dorongan keluarga/teman adalah yang terbesar. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan
202
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
keluarga/teman merupakan faktor yang dominan dalam mempengaruhi pembuatan keputusan berwirausaha.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa: 1. Hipotesis yang menduga bahwa variabel minat bisnis, dorongan keluarga/ teman, dan modal usaha berpengaruh secara signifikan dalam pengambilan keputusan untuk berwirausaha setelah lulus pada calon sarjana ekonomi terbukti kebenarannya; sedangkan variabel kreativitas, kesempatan kerja, pendidikan kewirausahaan, gaya hidup, resiko, pengalaman mengelola bisnis, pergeseran ke ekonomi jasa, faktor usia, keinginan berprestasi, dan fasilitas pemerintah tidak terbukti. 2. Faktor yang paling dominan mempengaruhi pengambilan keputusan berwirausaha para calon sarjana ekonomi adalah dorongan keluarga/ teman. 3. Hasil output SPSS dengan nilai Hosmer-Lemeshow sebesar 7,874 dan nilai sig sebesar 0,446 menunjukkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau bisa dikatakan bahwa model dapat diterima (model layak). Model tersebut yakni: PK = 14,757 + 0,340 Minat + 0,405 Dorong + 0,205 Modal. 4. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Ismawati (2012) dalam 3 (tiga) faktor yang berpengaruh signifikan mendukung pengambilan keputusan wirausaha, sedangkan 3 (tiga) faktor lain dalam penelitian tersebut tidak didukung oleh hasil penelitian terbaru. 5. KETERBATASAN PENELITIAN Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibatasi pada mahasiswa yang masih aktif kuliah di fakultas ekonomi pada perguruan tinggi negeri dan swasta seEks Karesidenan Surakarta dan sudah menempuh mata kuliah kewirausahaan. Mereka rata-rata memiliki jenjang pendidikan yang sama yakni D3 dan S1, dan faktor jenjang pendidikan ini tidak diikutkan sebagai variabel independen. SARAN Faktor kreativitas, gaya hidup, kesempatan kerja, pengalaman bisnis, pendidikan kewirausahaan, pergeseran ke ekonomi jasa, resiko, usia, keinginan berprestasi, dan fasilitas
pemerintah
tidak
mampu
memprediksi calon sarjana
ekonomi untuk
berwirausaha. Hal ini menuntut peran akademis dan pemerintah dalam pembuatan kebijakan kurikulum mata kuliah kewirausahaan agar dapat menumbuhkan jiwa
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
203
entrepreneurship calon sarjana ekonomi, sehingga mereka mampu menggairahkan iklim wirausaha ditengah persaingan global berbagai bidang termasuk bidang jasa. Mahasiswa perlu dilatih kreativitasnya agar dapat menciptakan lapangan kerja dan berani mengambil resiko melalui dukungan pemerintah misalnya berupa peningkatan penyaluran bantuan pelatihan dalam program penelitian dan pengabdian masyarakat; selain itu perlu adanya penciptaan iklim usaha melalui peningkatan sarana prasarana dan kemudahan penyaluran kredit.
DAFTAR PUSTAKA Arvin Saputro. 2004. Daring Visionaries (Visionari Berani). Karisma Press, Batam Centre. Charron, Nicholas; Victor Lapuente; Marina Nistotskaya. 2012. The Wealth of Regions: Government Quality and Entrepreneurship in Europe. European Quality of Government Index Working Paper Series. Davis, Susan. 2002. Social Entrepreneurship: Towards an Entrepreneurial Culture for Social and Economic Development. Youth Employment Summit. Working Paper Series. Hendro. 2011. Dasar-dasar kewirausahaan: Panduan Bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Penerbit Erlangga. Hisrich, R.D, Peters, Michael P., dan Sheperd, Dean A. 2008. Kewirausahaan. New York: McGraw-Hill, Penerbit Salemba Empat. Ikhsan, Mohamad. 2004. Mengembalikan Laju Pertumbuhan Ekonomi dalam Jangka Menengah: Peran Usaha Kecil dan Menengah. Jurnal Analisis Sosial Vol 9 No. 2 Agustus 2004. Lazear, Edward P. 2003. Entrepreneurship. Discussion Paper Series No. 760. Manimala. 2011. Creativity and Entrepreneurship. JEL Classification. Meng, L.A, Liang, T.W. 1996. Intrepreneurs, Intrepreneurship and Entreprising Culture. Paris: Addison-Wisley Publishing Company. Mas' ud Machfoedz
dan Mahfud Machfoedz. 2004.
Kewirausahaan,
Suatu
Pendekatan Kontemporer. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Riyanti, Benedicta P.D. 2003. Kewirausahaan, Dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian. Penerbit PT.Grasindo, Jakarta. Sukhla, Madhukar. 2007. Intro to Social Entrepreneurship. Working Paper Series.
204
Good Governance Menuju Kesejahteraan dan Kemandirian
Staw, B.M. 1991. Psychological Dimensions of Organizational Behavior. Sidney: MacMillan Publishing Company. Zimmerer, T.W. & Scarborough. N. M. 1996. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Second Ed. Prentice Hall. -----------------------------------------. 2009. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management. Prentice Hall. Woodward, Richard. 2012. Innovation Systems and Knowledge-Intensive Entrepreneurship: a Country Case Study of Poland. CASE Network Studies & Analyses No. 446.
SEMINAR NASIONAL DAN CALL FOR PAPERS UNIBA 2014
205