Metode Fasilitasi Pengambilan Keputusan Partisipasif
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
i
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF Edisi Revisi Penyusun: Ilham Cendekia Kontributor: Sad Dian Utomo, Dini Mentari, Anwar Holid, Yusriani Manurung, Ambar Dwi Cahyani, Maya Rostanty, Rohidin Sudarno, Saifullah Cetakan II, Desember 2010 ISBN Buku diterbitkan atas kerjasama: PATTIRO dan The Ford Foundation PATTIRO (Pusat Telaah dan Informasi Regional) Jl. Tebet Timur Dalam VIII No. 39, Jakarta Selatan, Telp./Faks.: 62-21 8297954 Email:
[email protected];
[email protected] www.pattiro.org
ii
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Perkenalan
M
etode yang digunakan dalam buku ini adalah Technology of Participation (TOP), dalam buku ini diterjemahkan menjadi Teknologi Parsipasi. ToP merupakan metode fasilitasi kelompok yang hak ciptanya dimiliki oleh Institute of Cultural Affairs (ICA). Kemudian ICA member izin pada Associates ini Rural Development/Governance and Local Democracy (ARD/ GOLD) Project, suatu proyek yang didanai USAID di Filipina, untuk menerbitkan suatu manual tentang ToP yang bertitel Technology of Partipation (TOP) : basic Group Facilitation Method Manual. Berdasarkan aturan USAID, semua material yang dihasilkan oleh proyek yang didanai USAID adalah milik publik, maka ToP dapat digunakan untuk keperluan public. Dari buku manual tersebut metode ToP diperoleh dan dipergunakan dalam buku ini. Buku ini diterbitkan oleh Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) dalam usaha untuk memperkaya bahan-bahan penguatan masyarakat sipil di Indonesia. Dana untuk penerbitan buku ini hasil kerjasama PATTIRO, dan The Ford Foundation.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
iii
iv
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Daftar Isi
PERKENALAN
iii
DAFTAR ISI
v
TENTANG BUKU INI
ix
SEBUAH AWAL
xi
BAB 1. TEKNOLOGI PARTISIPASI
1
•
Sekilas tentang Teknologi Partisipasi
1
•
Kepemimpinan Fasilitatif
2
•
Nilai Dasar dalam Kepemimpinan Fasilitatif
3
•
Metode Dasar Teknologi Partisipasi
7
BAB 2. METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN ORID
9
•
Diagram Alur Proses Diskusi ORID
11
•
Alur Proses Diskusi ORID
12
a. Mendefinisikan Tujuan
12
b. Pembukaan/Penjelasan Konteks Masalah
12
c. Tahap Obyektif
13
d. Tahap Reflektif
13
e. Tahap Interpretatif
15
f. Tahap Decisional
16
g. Konfirmasi dan Penutupan
17
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
v
•
Contoh Diskusi ORID
18
a. Tujuan Obyektif
18
b. Tujuan Eksprimental
19
c. Pembukaan/Penjelasan Konteks Masalah
19
d. Tahap Reflektif
20
e. Tahap Obyektif
20
f. Tahap Interpretatif
20
g. Konfirmasi dan Penutupan
20
BAB 3. METODE WORKSHOP
23
•
Langkah-langkah Workshop
23
•
Alur Metode Workshop
28
a. Menentukan Tujuan
28
b. Tahap konteks
29
c. Tahap Brainstorming
31
d. Tahap Kategorisasi
33
e. Tahap Penamaan
34
f. Tahap Refleksi
36
Contoh Workshop
37
a. Menentukan Tujuan
37
b. Tujuan Eksprimental
37
c. Tahap Konteks
38
d. Tahap Brainstorming
38
e. Tahap Kategorisasi
39
f. Tahap Penamaan
41
g. Tahap Refleksi
42
•
vi
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
BAB 4. METODE PERENCANAAN TINDAKAN
43
•
Menentukan Tujuan Kelompok
45
•
Melakukan Identifikasi Kondisi Obyektif
46
•
Menentukan Rencana Tindakan
46
•
Overview Perencanaan Tindakan
47
•
Alur Metode Perencanaan Tindakan
49
a. Tahap Konteks
49
b. Tahap Lingkaran Sukses
50
c. Tahap Kondisi Obyektif
53
d. Tahap Komitmen
54
e. Tahap Workshop
55
f. Tahap Penjadwalan dan Penugasan
60
g. Tahap Refleksi
61
Contoh Perencanaan Tindakan
61
a. Tahap Konteks
61
b. Tahap Lingkaran Sukses
62
c. Tahap Kondisi Obyektif
63
d. Tahap Komitmen
63
e. Tahap Workshop
64
•
• Workshop Konteks
64
• Workshop Brainstorming
64
• Workshop Kategorisasi
65
• Workshop Penamaan
66
• Workshop Diskusi Tim Kecil
67
f. Tahap Penjadwalan dan Penugasan
68
g. Tahap Refleksi
76
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
vii
BAB 5. CONTOH-CONTOH PRAKTIS PENGGUNAAN TEKNOLOGI PARTISIPASI
77
BAB 6. PENTUTUP
133
REFERENSI
135
viii
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tentang Buku Ini
Overview Buku ini terdiri dari 4 (empat) bab yang meliputi:
Bab 1 Teknologi Parsipipasi Mengulas secara garis besar latar belakang terminolgi teknik partisipasi, hubungannya dengan kepemimpinan fasiltatif, sifat-sifat kepemimpinan fasilitatif, kegunaan teknologi partisipasi, dan sekilas metode-metode dalam teknologi partisipasi.
Bab 2 Metode Diskusi ORID Membahas bagaimana cara menyelenggarakan diskusi secara sistematis dengan metode ORID (Objective Reflektif Intermediative Decisional). Paparan mengenai metode, contoh penggunaan dan beberapa tips untuk diskusi ORID akan dibahas dalam Bab 2.
Bab 3 Metode Workshop Membahas bagaimana cara menyelenggarakan workshop dengan pendekatan Teknologi Partisipasi. Paparan mengenai metode, contoh penggunaan dan beberapa tips untuk workshop akan dibahas dalam Bab 3.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
ix
Bab 4. Metode Perencanaan Tindakan Membahas bagaimana merencanakan kegiata-kegiatan atas suatu agenda. Dalam bab ini akan dipaparkan metode Perencanaan Partisipasi beserta beberapa tips yang relevan dan dibahas pula contoh penerapannya.
Bab 5 . Beberapa Contoh Praktis Penggunaan Teknologi Partisipasi Menyajikan contoh penggunaaan metode Teknologi Partisipasi untuk secara lebih praktis. Misalnya, penerapan teknologi partisipasi pada beberapa keperluan praktis, seperti diskusi dengan komunitas, merencanakan program bersama, penyusunan strategic organisasi dan sebagainya.
Sumber Acuan Acuan dasar buku ini merupakan metode Teknologi Partisipasi dalam buku Technology of Participation (ToP) : Basic Group Facilitation Methods Manual yang dipublikasikan oleh Associate in Rural Development, Inc. Governance and Local Democracy Project (ARD/GOLD).
x
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Sebuah Awal
T
erminologi partisipasi di Indonesia walau sejak tahun 70-an sudah sering terdengar, tetapi sebenarnya pola kehidupan kenegaraan yang partisipatif belum banyak diterapkan. Sampai saat ini, termasuk setelah Reformasi 98, proses pengambilan keputusan publik sebagian besar masih berjalan searah : atas yang menentukan, bawah yang tanggung-jawab. Ini bukan suatu sistem yang baik dan adil. Ketiadaan partisipasi berperan pada hancurnya berbagai tatanan politik, jatuhnya berbagai kebanggaan, merosotnya taraf kehidupan dan martabat bangsa ini. Tanpa partisipasi akan banyak pengambilan keputusan publik yang mendatangkan konflik dan penentangan (meskipun dalam bentuk laten). Keputusan yang diambil tanpa melibatkan pikiran, persepsi dan suara dari orang-orang yang bakal terkena dampak, sering tidak sensitif, tidak akuntabel dan kalau susah dikontrol publik. Saat ini pemahaman bahwa keputusan adalah urusan dan wewenang pimpinan atau selingkaran kecil penguasa sudah tidak lagi relevan. Juga tidak lagi relevan keputusan hanya dimiliki oleh “para pakar”, “jago forum” atau “ahli
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
xi
lobi”. Paradigma partisipasi menuntut dilibatkannya orang sebanyak mungkin dalam pengambilan keputusan, terutama orang yang akan terkena langsung dampak dari keputusan tersebut. Paradigma partisipasi menuntut pelibatan tersebut baik pada level organisasi maupun pada level publik. Dengan itu, maka akan lebih mungkin diperoleh keputusan memuaskan bagi banyak orang. Sehingga akan semakin banyak orang yang merasa bertanggung-jawab atas suatu keputusan. Keinginan untuk mengimplementasikan proses-proses partisipatif pada tingkat praktis memerlukan metode, sementara pada tingkat kebijakan publik memerlukan pengakuan formal (legal). Buku ini hanya akan membahas mengenai satu metode yang dibutuhkan untuk fasilitasi pembuatan keputusan secara partisipatif. Sementara itu, kami juga sedang menyusun buku mengenai bagaimana pengakuan formal terhadap partisipasi bisa dilakukan. Saat ini sebenarnya telah cukup banyak metode untuk memfasilitasi pengambilan keputusan secara partisipatif. Buku ini ingin melengkapi khasanah metode tersebut dan berusaha menjadi satu alternatif bagi metode fasilitasi pengambilan keputusan secara partisipatif. Buku ini adalah panduan bagi fasilitator dalam suatu organisasi atau forum. Secara khusus, buku ini diharapkan dapat membantu organisasi non-pemerintah (Ornop), baik untuk memfasilitasi perencanaan kegiatan internal organisasi itu sendiri, program-program pendampingan masyarakat, jaringan / koalisi antar ornop, maupun untuk digunakan pada perencanaan kegiatan basis dampingannya. Metode
xii
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
dalam buku ini dapat juga digunakan untuk lembagalembaga pemerintah, lembaga profit, koperasi, organisasi mahasiswa yang hendak melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Buku ini disusun dari berbagai sumber. Salah satu sumber yang sangat penting dalam penyusunan buku ini adalah Technology of Participation (ToP) : Basic Group Facilitation Methods Manual, terbitan dari Associates in Rural Development, Inc. Governance and Local Democracy Project (GOLD). Dari sumber tersebut Technology of Participation (ToP) diadopsi untuk proses-proses fasilitatif dalam buku ini, yang kemudian disebut Teknologi Partisipasi. Teknologi Partisipasi sebenarnya telah digunakan secara luas di berbagai negara (misalnya : Filipina, Afrika Selatan, Inggris, dsb) oleh para promotor demokrasi (misalnya : IDS / Institute for Development Studies). Sementara di Indonesia, Teknologi Partisipasi mulai diperkenalkan oleh beberapa lembaga internasional promotor demokrasi (The Ford Foundation, The Asia Foundation dan Institute for Development Studies) serta oleh beberapa NGO lokal. Dengan metode Teknologi Partisipasi, kami telah melakukan fasilitasi pada berbagai forum, baik forumforum diskusi maupun pertemuan untuk pengambilan keputusan-keputusan strategis. Buku ini adalah merupakan perpaduan antara panduan metode Teknologi Partisipasi yang diambil dari referensi dengan catatan-catatan dari beberapa pengalaman praktis kami dalam memfasilitasi dengan menggunakan metode tersebut.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
xiii
Pengambilan keputusan secara partisipatif seringkali terhambat karena sebagian besar masyarakat di Indonesia belum memiliki budaya dan skill partisipasi. Ketika sekelompok warga biasa didudukan satu meja dengan pejabat, yang seringkali terjadi adalah warga tersebut tetap pada posisi diam dan mendengar segala petuah dari sang pejabat tanpa memiliki keberanian dan kesempatan berbicara. Baru setelah pertemuan selesai, segala protes dan kritik dari warga terhadap sang pejabat muncul. Keberanian dan sikap kritis yang muncul terlambat! Teknologi Partisipasi berusaha mengatasi berbagai hambatan dan kerumitan dalam diskusi dan pertemuan untuk pengambilan keputusan. Pembicaran bertele-tele, adanya sekelompok orang tertentu yang sangat ingin mendominasi forum, atau tidak dapat bersuaranya sebagian orang dalam forum adalah fenomena umum yang sering menghambat diskusi/pertemuan. Sehingga diskusi/ pertemuan tidak mudah menghasilkan kesepahaman atau keputusan. Karena itu, seringkali diskusi/pertemuan hanya membawa kita pada keputusan-keputusan normatif (tidak operasional) dan kesepahaman-kesepahaman semu. Seringkali pula terjadi, dalam diskusi /pertemuan hanya sekelompok orang yang dapat berbicara, sementara yang lain hanya mengiyakan. Ini sering terjadi, misalnya, dalam diskusi yang diadakan oleh kantor-kantor pemerintah karena ada budaya birokrasi yang mencegah orang untuk menyuarakan pendapatnya secara terbuka. Masalah-masalah tersebut terjadi di berbagai diskusi/ pertemuan, mulai dari diskusi/pertemuan di organisasi-
xiv
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
organisasi besar sampai diskusi informal di masyarakat bawah (tingkat akar rumput). Tanpa mengatasi kerumitankerumitan tersebut partisipasi anggota kelompok dalam pembuatan keputusan akan banyak mengalami hambatan. Suatu diskusi /pertemuan yang didominasi beberapa orang saja dari kelompok tersebut, pasti hanya akan menghasilkan keputusan atau pemahaman sepihak. Teknologi Partisipasi berusaha mengatasi masalahmasalah tersebut. Keputusan mengikat semua, dan karena itu harus diambil secara bersama-sama adalah filosofi dasar dari Teknologi Partisipasi. Untuk itu Teknologi Partisipasi mengembangkan suatu pendekatan yang membuat seluruh anggota kelompok (peserta diskusi/pertemuan) memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan ide dan menolong setiap orang untuk mampu mengapresiasi ide dari orang lain. Teknologi Partisipasi pada dasarnya adalah sistematisasi, strukturisasi dan visualisasi proses pengambilan keputusan untuk menyeimbangkan kesempatan bagi semua orang untuk terlibat aktif. Pendekatan tersebut memungkinkan orang tidak harus “pintar bicara” untuk dapat berperan dalam pembuatan keputusan. Karena itu, Teknologi Partisipasi akan sangat berguna untuk memfasilitasi pertemuan-pertemuan antar orang –orang yang memiliki “kemampuan berbicara” tidak sama. Dengan itu, Teknologi Partisipasi baik untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan. Pada diskusi-diskusi wacana untuk menghasilkan kesepahaman teknik Diskusi ORID (Objective-Reflective-Interpretative-Decisional) cocok
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
xv
digunakan. Sedangkan pada pertemuan yang mengharapkan terjadinya konsensus teknik Workshop akan sangat membantu. Sementara itu, metode Teknologi Partisipasi juga menyediakan teknik Perencanaan Aksi yang dapat membantu forum untuk menghasilkan rancangan kegiatan operasional. Salam, Penyusun
xvi
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 1.
Teknologi Partisipasi
Sekilas Teknologi Partisipasi Teknologi Partisipasi atau lebih dikenal dengan Technology of Particiption merupakan metode fasilitasi untuk membantu kelompok dalam pengambilan keputusan secara partisipasif. Dalam melakukan fasilitasi pada kelompok, Teknologi Partisipasi mengeksplorasi munculnya inisiatif-inisiatif, sikap kepemimpinan, keputusan dan tanggung jawab dari seluruh anggota kelompok. Sekali lagi ditekankan, dari seluruh anggota kelompok! Untuk itu, Teknologi Partisipasi merupakan metode yang berusaha: •
Melakukan resolusi atas perbedaan, tetapi bukan meniadakannya;
•
Mengeksplorasi perbedaan, tetapi tidak mengeksploitasi;
•
Membuat masalah semudah mungkin dipahami;
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
1
•
Menjadikan berharga semua pendapat/opini yang muncul dari setiap anggota;
•
Menjadikan semua angota kelompok sebagai pengambil keputusan.
Dari itu semua dapat dikatakan Teknologi Partisipasi merupakan alat untuk mencapai kepemimpinan yang fasilitatif.
Kepemimpinan Fasilitatif (Facilitative Leadership) Kepemimpinan fasilitatif merupakan satu model kepemimpinan untuk mengembangkan dan mendorong munculnya partisipasi dari setiap anggota kelompok maupun organisasi. Pengembangan partisipasi ini dilakukan tanpa meninggalkan tujuan kelompok maupun organisasi. Konsep Kepemimpinan Fasilitasi berbeda dengan konsep kepemimpinan konvensional. Secara konvensional, pemimpin memiliki persepsi yang harus digunakan sebagai acuan, dianggap mengetahui segala masalah dan solusinya, serta selalu mencari keputusan (yang dianggapnya) benar. Dalam hal ini, kemampuan individual seorang pemimpin adalah mutlak menentukan keberhasilan kelompok maupun organisasi. Sementara, pada konsep kepemimpinan fasilitatif, pemimpin harus dapat mengapresiasi berbagai persepsi yang beragam. Pemimpin tidak dianggap mengetahui segala permasalahan dan solusinya, tetapi dapat memberikan metode untuk bersama-sama menyampaikan dan mengurai permasalahan untuk mencari solusinya. Pemimpin tidak sekedar memutuskan yang menurutnya benar, 2
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
tetapi secara bersama-sama membuat keputusan yang diterima sekuruh anggota kelompok. Dalam kepemimpinan fasilitatif, kemampuan kelompok adalah fondasi dasar kelompok maupun organisasi. Secara garis besar, perbedaan antara kedua tipe kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut: Konvensional
Fasilitatif
Perspektif
Perspektif mengenai masalah mutlak ditentukan oleh Pemimpin
Pemimpin mengapresiasi berbagai perspektif mengenai masalah yang datang dari anggota
Pengetahuan
Pemimpin mengetahui seluruh masalah dan solusinya
Pemimpin mengetahui metode untuk menggali masalah dan merumuskan solusi secara bersamasama
Solusi yang diinginkan
Solusi yang benar menurut pemimpin
Solusi yang dibuat dari dimiliki secara bersama
Bergantung pada
Kemampuan individual pemimpin
Kemampuan kelompok secara bersama
Nilai Dasar dalam Kepemimpinan Fasilitatif Nilai Dasar dalam Kepemimpinan Fasilitatif adalah: •
Partisipasi Setiap anggota kelompok memeiliki kesempatan yang sama dalam memberikan kontribusi penting pada proses-proses keputusan;
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
3
•
Kerjasama Kelompok Kerjasama kelompok akan membantu terjadinya proses yang efektif, efisien dan ekonomis, di samping untuk menumbuhkan perasaan kepemilikan ide dalam kelompok;
•
Kreatifitas Proses fasilitasi membutuhkan adanya kemampuan rasional dan intuitif dalam kelompok. Setiap anggota dari kelompok didorong untuk melakukan improvisasi situasi kelompok dengan menggunakan otak dan hatinya;
•
Konsensus Consensus adalah cara agar berbagai persepsi dan usulan dapat diterima bersama dan dengan itu dapat dilakukan langkah-langkah yang lebih konkrit;
•
Refleksi Refleksi dalam kepemimpinan partisipasi diperlukan agar setiap keputusan yang akan diambil dipahami dan dihayati benar oleh setiap anggota kelompok, sehingga keputusan tersebut dapat benar-benar dimiliki bersama.
•
Dekat dengan Aksi Kepemimpinan fasilitatif bertujuan membantu kelompok untuk dapat keputusan yang dekat pada aksi. Karena itu dalam proses kepemimpinan fasilitatif perlu selalu ditekankan kepada anggota kelompok bahwa proses pengambilan keputusan adalah untuk aksi!
4
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
AWAS BEBERAPA MITOS TENTANG FASILITASI! •
Fasilitasi bukan kegiatan karikatif pemberian fasilitas! Fasilitasi merupakan media yang diciptakan agar semua orang dapat berperanserta dalam pengambilan keputusan, bukan sekedar menerima fasilitas.
•
Fasilitasi bukan pelatihan! Pelatihan membawakan informasi dari Pelatih ke Peserta, sedangkan Fasilitator menggali informasi dari Peserta dengan menggunakan metode maupun teknik yang tepat.
•
Fasilitasi bukan sekedar membiarkan mengalir! Menggali pendapat dari anggota kelompok dan mendiskusikan perbedaan-perbedaan persepsi adalah pekerjaan serius, dan membutuhkan metode yang tepat. Fasilitasi meletakkan kreatifitas dan inisiatif dalam kerangka metode, tidak membiarkannya berkembang liar.
•
Fasilitasi tidak membiarkan orang tersesat di hutan ide! Membiarkan segala ide dan pendapat mengalir tak terkendali akan menyebabkan peserta terjebak dalam ketidakpastian. Fasilitator harus menjaga agar segala ide mengarah pada solusi bagi kelompok.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
5
•
Fasilitasi bukan kuis tanya-jawab! Fasilitator tidak dapat membiarkan terjadinya tanya jawab tanpa arah yang jelas antar peserta. Fasilitasi harus memiliki metode yang jelas agar interaksi antar peserta menghasilkan output yang solutif.
•
Fasilitasi bukan sulap! Membawa satu kelompok secara bersama-sama mengambil keputusan, tidak dapat dilakukan tanpa melakukan asistensi. Fasilitator adalah pemimpin dalam proses tersebut, tetapi sekaligus sebagai pelayan metodologi.
6
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Metode Dasar Teknologi Partisipasi Terdapat 3 (tiga) metode dasar dalam Teknologi Partisipasi, yaitu (1) Metode Diskusi; (2) Metode Workshop; dan (3) Metode Perencanaan Tindakan (Action Plan).
Metode Diskusi
• • • • •
Digunakan untuk diskusi dengan topic yang umum; Untuk berbagi pengalaman; Untuk berbagi perspektif yang tidak rawan konfrontasi; Untuk memperdalam wawasan peserta atas suatu masalah; Dapat digunakan untuk peninjauan ulang consensus-consensus sebelumnya yang dianggap tidak relevan lagi.
Metode Workshop
• • •
Berfokus pada keputusan dan tindakan; Untuk membangun consensus kelompok; Menghasilkan rencana tindakan atau kesepahaman mengenai akar masalah (secara global).
Metode Perencanaan
•
Hanya dapat dilakukan jika telah ada kesepakatan;
Tindakan
•
Menghasilkan rencana tindakan konkrit (rinci); Mengandung mekanisme untuk akuntabilitas; Menghasilkan system manajemen untuk
• •
tindakan.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
7
8
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 2.
Metode Diskusi dengan Pendekatan ORID
Diskusi dalam Teknologi Partisipasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan ORID (Objective Reflektif Interpretatif Decisonal). Sesuai namanya, pendekatan ini menitikberatkan pada diskusi dalam proses mengalir dari pembahasa pada tahap obyektif hingga tahap Decision. Metode diskusi ORID digunakan untuk mempermudah komunikasi dalam suatu kelompok. Metode ini akan memungkinkan: •
Setiap anggota kelompok memberikan kontribusi (ide, masalah, usulan, dan sebagainya);
•
Terjadinya proses diskusi yang terfokus dan bermakna;
•
Hadirnya berbagai perspektif mengenai topic dalam dialog yang tidak konfrontatif;
•
Terjadinya kedalaman pemahaman secara bersamasama dalam kelompok;
•
Dihasilkannya solusi dan rencana aksi spesifik, realistis dan logis.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
9
Metode ini juga sekaligus menghindari: •
Terjadinya dominasi satu atau beberapa anggota kelompok dalam forum;
•
Terjadinya pembicaraan yang berlarut-larut, tak terfokus dan membosankan;
•
Adanya anggota kelompok yang tidak dapat menyampaikan pendapat, misalnya karena kemampuan verbal yang minim;
•
Terjadinya kesulitan untuk menemukan kata sepakat dalam forum.
10
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Diagram Alir Proses Diskusi ORID
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
11
Alur Proses Diskusi ORID A. Mendefinisikan Tujuan Sebelum proses diskusi berlangsung, terlebih dahulu definisikan (1) tujuan obyektif dan (2) tujuan eksperimental diskusi. Tujuan obyektif meliputi apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau diputuskan dalam diskusi; sementara tujuan eksperimental meliputi bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta selama proses diskusi; atau isu atau pengalaman apa yang ingin dialami oleh kelompok? Pada prinsipnya, butir-butir pertanyaan dari kedua tujuan tersebut ditetapkan bersama-sama oleh seluruh kelompok. Tetapi seringkali, fasilitator harus mengambil inisiatif awal sebagai pemantik. Fasilitator juga dapat menuliskan terlebih dahulu “pertanyaan kunci” di papan tulis maupun media lain yang mudah dilihat dan dibaca semua peserta di forum. Sebelum tujuan diskusi benar-benar ditetapkan, hendaknya tujuan tersebut dikonfirmasikan dahalu ke setiap peserta forum. Apakah peserta keberatan dengan tujuan tersebut atau tidak? Jika sudah tidak ada lagi keberatan dari peserta, maka ditetapkanlah tujuan obyektif dan eksperimental yang kemudian ditempel di papan tulis atau media lain untuk dijadikan acuan bersama. B. Pembukaan dan Penjelasan Konteks Masalah Pastikan bahwa semua peserta terlibat (involve) dalam proses diskusi. Sedapat mungkin semua orang dapat melihat peserta yang lain. 12
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Jelaskan kepada peserta konteks maslah maupun topic yang akan didiskusikan. Cukup global saja dan jangan terlalu detail. Penjelasan yang terlalu detail dapat mengakibatkan kerangka berfikir peserta terbatasi dan cepat bosan. Lakukan diskusi pemanasan dengan pancinganpancingan diskusi ringan, jauhkan dari hal-hal yang mengganggu proses diskusi, misalnya telepon genggam, atau pekerjaan-pekerjaan yang belum selesai. Ciptakan dan selingan suasana humor di forum, dan yang terpenting adalah pelibatan peserta, baik secara fisik, pikiran dan emosi. C. Tahap Obyektif Pertanyaan yang diajukan fasilitator dalam tahap obyektif adalah: •
Apa yang diketahui, dilihat, didengar, dibaca atau diingat oleh peserta mengenai topic yang dibahas (berupa fakta dan data);
•
Pengalaman apa yang pernah dialami oleh peserta dan relevan dengan topic yang dibahas (kapan, kejadian apa, di mana);
Fasilitator meminta pada peserta untuk memberikan jawaban secara spesifik, detail, tidak menimbulkan interpretasi ganda tetapi harus pendek dan tidak berteletele. Selain itu, penting untuk tahap ini mengajak semua orang menyampaikan ide dalam proses ini, meskipun dalam satu dua kata. Diskusi dalam tahap obyektif bertujuan untuk mendapat fakta dan data secara jelas dari setiap peserta. Klarifikasi atas fakta dan data yang diberikan peserta penting! Tetapi METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
13
hindari terjadinya adu argumentasi dalam tahap ini. Jika itu terjadi, mintalah peserta untuk menunda perdebatannya pada tahap berikutnya.
PENTING! Bagaimana Memfasilitasi Ide di Forum Pada setiap tahap, fasilitator bertugas membantu peserta dalam menyampaikan ide atau jawaban. Seringkali peserta menyampaikan ide secara berbelit-belit, tidak spesifik dan tidak jelas apa maksudnya. Dalam keadaan demikian, fasilitator harus mendengar dan menganalisis kalimat yang disampaikan peserta. Buatlah ide tersebut menjadi kalimat pendek (maksimal 7 tujuh kata), spesifik dan tidak menimbulkan interpretasi ganda. Kecerdasan fasilitator memilih dan mengolah kata (kalimat) yang dibuat pendek dan tidak menimbulkan interpretasi, diperlukan dalam proses ini. Menulis itu Penting Menulis setiap ide dari peserta merupakan hal esensial dari Teknologi Partisipasi. Tulisan tersebut di temple atau ditulis di tempat yang dapat dilihat peserta, sebagai acuan atas apa saja yang telah tercapai dalam proses diskusi. Dengan itu, dapat dihindari terjadinya pengulangan-pengulangan tema. Pertanyaan dari Peserta Adanya pertanyaan dari peserta merupakan indikasi yang baik, bahwa forum berjalan dialogis (dua arah). Pada tahap obyektif, fasilitator dapat melakukan hal [1] Menjawab langsung pertanyaan tersebut (jika pertanyaan itu dapat membuat diskusi bertele-tele; [2] Mengajukan pertanyaan ke forum (jika pertanyaan tersebut sesuai dengan tahapan diskusi yang sedang berlangsung).
14
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
D. Tahap Reflektif Pada tahap reflektif, pertanyaan yang diajukan adalah mengenai respon emosional peserta atas fakta dan data yang telah didapat pada tahap obyektif. Pada tahap ini, sikap peserta terhadap topic diskusi yang berkembang akan mulai terlihat. Pertanyaan-pertanyaan berasosiasi dengan pengalaman peserta sangat baik untuk menerangkan respon emosional dengan pengalaman peserta terhadap topic diskusi. Ajukan terlebih dahulu pertanyaan, dimulai dengan yang paling mudah, bersifat spontan dan menimbulkan antusiasme positif. Setelah itu baru diajukan pertanyaanpertanyaan sulit dan membutuhkan konsentrasi. Indikator dari tahap ini adalah peserta memiliki konsentrasi emosional pada topic yang dibahas. Dalam hal ini, peserta telah memiliki sikap, jika hal ini tercapai, diskusi dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya. E. Tahap Interpretatif Tujuan dari Tahap Interpretatif adalah mengetahui esensi topic yang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan dalam tahap ini, misalnya apakah inti masalahnya? Apakah dampak dari masalah itu? Apakah signifikansi maslah itu bagi kita? Dan sebagainya. Pada tahap ini, pertanyaan-pertanyaan untuk menumbuhkan pemikiran kritis peserta mulai diajukan. Kelompok mulai harus difokuskan untu secara serus dan krtis menelaah fakta dan data yang diperoleh dari tahaptahap sebelumnya. Peserta diharapkan bias memberikan METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
15
jawaban yang mengisi kekosongan atas fakta dan data yang diberikan. Misalnya, Bagaimana hubungan sebab akibat stu fakta dengan fakta lainnya? Fasilitator dalam hal ini mulai membumikan diskusi dengan mengaitkan pembicaraan pada permasalahan konkrit di lapangan. Pembicaraan sebaiknya mulai mengarah pada pembuatan keputusan-keputusan (bukan sekedar kesimpulan), persiapan untuk aksi dan penguatan komitmen kelompok atas suatu topic maupun isu yang berkembang. Perbedaan pendapat dan perdebatan sangat mungkin terjadi dalam tahap ini. Sebaiknya fasilitator tidak terjebak menghabiskan energi dan waktu untuk mendamaikan perbedaan. Fungsi fasilitator dalam hal ini adalah mengapresiasi pentingnya berbagai perspektif berkembang dalam diskusi. Serahkan pada kelompok perbedaan dan perdebatan itu untuk diselesaikan sendiri. Fasilitator harus menjada kelompok agar tetap terfokus pada isu maupun topic diskusi yang sedang dibahas. Harus dihindari terjadinya perdebatan abstrak normative maupun debat kusir yang berkepanjangan, perdebatan yang difasilitasi adalah mengarah pada solusi dan rencana aksi.
F. Tahap Decisional Review poin-poin penting dari diskusi dan ingatkan peserta pada tujuan obyektif yang harus dicapai. Dalam tahap ini, fasilitator mengajak dan memotivasi kelompok untuk membuat keputusan berdasar hasil diskusi pada tahap-tahap sebelumnya. 16
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Fasilitator hendaknya memberi pertanyaan-pertanyaan yang memberi inspirasi pada peserta untuk membuat keputusan. Misalnya, Apa yang harus kita lakukan? Bagaimana komitmen kita terhadap masalah ini? Dan sebagainya.
Hindari Dominasi Fasilitator! Dalam tahap decisional, seringkali fasilitator tergoda untuk mengajukan inisiatifnya sendiri. Terutama jika dari peserta tidak segera muncul inisiatif. Hal itu harus sebisa mungkin dihindari, kecuali sangat terpaksa. Yang harus dilakukan adalah memancing peserta dengan pertanyaaanpertanyaan kreatif. Perhatikan: jika inisiatif dari peserta sendiri, akan muncul rasa tanggungjawab atas apa yang diusulkan.
G. Konfirmasi dan Penutupan Lakukan review sekali lagi pada setiap poin-poin penting yang disepakati maupun diterima dalam diskusi. Tuliskan kembali poin-poin tersebut di kertas plano besarbesar. Telusuri sejarahnya, mulai dari bagaimana poin tersebut diusulkan, dibahas dan disepakati. Tanyakan pada forum apakah ada yang salah atau kurang memuaskan dalam proses diskusi? Catat setiap keberatan.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
17
CONTOH DISKUSI DENGAN METODE ORID Contoh 1 Topik: Diskusi mengenai Peran Warga dan Pencegahan Kemiskinan Umpamakan kita tengah melakukan diskusi pada sekelompok Community Center (Pusat Komunitas) yang memiliki perhatian dan kepedulian terhadap transparansi anggaran dan upaya pencegahan kemiskinan. Peserta terdiri dari beberapa kelompok warga miskin (perempuan dan lakilaki). Sebagian peserta lebih tertarik pada isu atas akses pendidikan, sebagian lainnya lebih tertarik pada isu-isu transparansi anggaran. Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama beberapa kelompok warga miskin yang menjadi sasaran program PNPM. Catatan: Community Center merupakan forum yang didirikan oleh dan atas inisiatif warga (dalam suatu komunitas tertentu) yang memiliki perhatian dan kepedulian khusus pada upaya perbaikan pelayanan publik pada sektor tertentu yang berkembang di lingkungan mereka. A. Tujuan Obyektif •
Memahami kondisi nyata peran warga dalam proses penganggaran sekolah;
•
Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai kondisi ideal peran komunitas dalam proses penganggaran di sekolah;
18
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
•
Menyusun agenda untuk meningkatkan peran komunitas .
B. Tujuan Eksperimental •
Memahami pentingnya peran warga dalam mendorong akses pendidikan dan transparansi anggaran sekolah;
•
Menumbuhkan motivasi dan perhatian warga, khususnya orang tua murid dalam partisipasi penganggaran sekolah.
C. Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi misalnya dengan: “Selamat datang Bapak Ibu, senang kita bisa berjumpa dalam diskusi ini. Sekarang kita akan membahas Peran warga dalam pencegahan kemiskinan. Santai saja, mari kita mulai diskusi kita! D. Tahap Obyektif Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan: •
Apa saja permasalahan yang terdapat dalam akses pendidikan dan transparansi anggaran?
•
Apa saja permasalahan yang menghambat pengembangan community center?
•
Apa saja yang sudah dilakukan community center dalam mendorong akses siswa miskin di lingkungan Anda?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
19
E. Tahap Reflektif Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan: •
Bagaimana menurut Anda, apakah situasi tersebut sudah cukup baik? Bagaimana seharusnya?
•
Bagaimana yang Anda rasakan mengenai anak-anak yang putus sekolah? Apakah Anda cukup puas dengan kondisi sekarang?
F. Tahap Interpretatif Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan: •
Bagaimana cara mengkoordinasi segala sumber yang dimiliki community center dalam menyikapi transparansi anggaran di lingkungan Anda
•
Apa saja langkah-langkah yang seharusnya dilakukan untuk mencapai kondisi ideal di aas, kapan dilakukan, mana saja isu yang harus diprioritaskan?
•
Apa perlu ada pertemuan lanjutan? Kapan? Di mana?
G.
Refleksi/ Penutupan
Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Diskusi yang hebat! Terima kasih atas segala ide, masukan maupun argumentasi yang Anda sampaikan. Sekarang kita telah mencapai poin-poin penting seperti ini” (lalu ajak peserta mengecek kembali poin-poin yang ditulis di kertas plano/papan tulis). Apakah ada yang 20
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
perlu direvisi dari catatan-catatan ini? (Jika ada tulis revisi-revisi dari peserta sebagai catatan). Yang terpenting dari diskusi ini adalah menindaklanjuti isuisu yang telah diskusikan tadi. Sekali lagi terima kasih, dan mari kita lanjutkan perjuangan ini!)
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
21
22
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 3.
Metode Workshop
Metode workshop digunakan untuk pembuatan keputusan dalam kelompok. Dalam hal itu dibutuhkan keputusan mengenai langkah-langkah apa saja apa yang harus dilakukan, bagaimana mengorganisasi langkahlangkah tersebut, dan bagaimana mengevaluasi langkahlangkah tersebut secara bersama dalam kelompok. Metode workshop terutama digunakan bila: •
Kelompok menginginkan adanya keputusan yang mengikat untuk suatu masalah atau rencana tindakan;
•
Dalam kelompok terdapat beberapa kepentingan (stakeholdership) yang ingin terakomodasi dalam keputusan;
•
Dibutuhkan diskusi yang sangat terarah, produktif dan menghasilkan konsensus;
•
Dibutuhkan proses pembuatan keputusan yang dapat mengakomodasi kepentingan orang yang “tidak pandai berbicara”;
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
23
Metode workshop digunakan untuk: •
Memberi ruang bagi setiap anggota kelompok untuk berkontribusi dalam proses pembuatan keputusan;
•
Merangsang kreatifitas dan energi dalam waktu yang singkat;
•
Membangun konsensus praktis dalam kelompok;
•
Menyatukan dan mensistematisasi ide-ide menjadi suatu pemikiran integral;
•
Memfasilitasi formulasi dari berbagai inisiatif menjadi solusi bagi masalah dan isu yang dihadapi;
•
Memberi kesadaran responsibiltiy (tanggung jawab) dan stakeholdership (multi kepentingan).
Langkah-Langkah Workshop Proses Workshop pada dasarnya adalah mengajak seluruh anggota kelompok untuk mencurahkan ide, dimulai dari setiap individu, kemudian per kelompok kecil dan pada akhirnya bersama-sama seluruh peserta. Setiap individu, kelompok kecil dan juga seluruh peserta bertanggung jawab terhadap ide-ide yang berkembang. Karena itu pada akhirnya, ide-ide yang disepakati bersama akan menjadi konsensus kelompok. Terdapat lima langkah/tahap dalam melaksanakan workshop, yaitu: 1.
Tahap CONTEXT: membawa peserta pada konteks masalah, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan fokus.
24
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
2. Tahap BRAINSTORMING (CURAH IDE): mengajak peserta menjawab peserta fokus tersebut dalam tiga tingkatan: a. Tingkat I (individual): peserta menuliskan beberapa ide kedalam beberapa kartu kecil (kertas metaplan). b. Tingkat II (kelompok kecil): peserta membawa kartu kecil yang berisi ide-ide individual untuk didiskusikan di kelompok kecil, satu kelompok kecil berdiskusi dan menghasilkan beberapa ide yang dipilih dari kartu-kartu ide individual (Perhatikan: ide yang dihasilkan oleh suatu kelompok kecil adalah konsensus dalam kelompok kecil tersebut, fasilitator harus rajin mengingatkan ini pada setiap anggota kelompok kecil). c.
Tingkat III (pleno/kelompok besar): setiap kelompok kecil membawa beberapa kartu kecil yang berisi ide dan ditempel di papan tulis (perhatikan: seperti pada kelompok kecil, ide yang dihasilkan oleh pleno adalah konsensus bersama antar peserta, fasilitator harus rajin mengingatkan ini pada peserta).
3. Tahap KATEGORISASI (CLUSTERING): mengelompokan setiap ide ke dalam beberapa kelompok kategori, sesuai kemiripan masing-masing jawaban; 4. Tahap PENAMAAN (TITLE): memberi judul pada setiap kelompok kategori sesuai maksud dominan yang dikandung oleh setiap ide dalam setiap kategori.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
25
5. Tahap REFLEKSI: mengingatkan bahwa apa yang telah tertulis adalah konsensus kelompok, mengajak peserta melihat implikasi dari setiap konsensus, jika perlu meninjau kembali, dan akhirnya menguatkan sebagai konsensus yang dipahami bersama.
Bangun Situasi Situasi sangat menentukan keberhasilan / kegagalan Workshop. Situasi yang menyenangkan, akrab, tidak terlalu formal, dan menantang ide-ide baru akan membantu peserta untuk berpikir kreatif, saling membantu antar peserta untuk menemukan solusi yang inovatif.
Overview Metode Workshop Tahap KONTEKS
Ajak peserta untuk masuk dalam konteks masalah; • Buat PERTANYAAN FOKUS; • Minta peserta mulai diskusi dengan memikirkan PERTANYAAN FOKUS yang diajukan; • Terangkan seluruh (overview) proses Workshop yang akan dilakukan; • Mintalah setiap peserta untuk berpartisipasi aktif dalam Workshop.
Tahap BRAINSTORMING
Bangkitkan IDE dan bagi diskusi kedalam tahap individual, tahap kelompok kecil dan tahap pleno. • Mintalah setiap peserta, secara individual, menuliskan list jawaban (ide) atas PERTANYAAN FOKUS pada kartu-kartu kecil; • Buatlah diskusi dalam beberapa kelompok kecil, diskusikan setiap ide individual dalam kelompok kecil tersebut. Pada setiap kelompok kecil tentukan 5-6 ide yang disepakati oleh kelompok kecil, tuliskan ke dalam kartu-kartu. (ingat ide ini adalah konsensus dari kerlompok kecil); • Ambil setiap kartu dari setiap kelompok kecil dan tempelkan di papan tulis. Pastikan tiap anggota kelompok jelas dengan ide-ide dari kelompok kecil lain.
26
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Lanjutan Overview Metode Workshop
Tahap KATEGORISASI
Buatlah HUBUNGAN baru, seluruh anggota kelompok bersama-sama mencurahkan ide. • Minta seluruh anggota kelompok mengkategorikan ide-ide yang tertulis di kartu ke dalam beberapa kelompok kategori secara intuitif; • Berilah judul sementara pada setiap kategori; • Amati lagi setiap kelompok kategori, tanyakan pada seluruh anggota kelompok apakah susunan ide-ide dalam kelompok kategori tersebut telah logis, mintalah komentar dari forum. Adakah ide "aneh" dalam kelompok kategori tersebut, jika ada apakah perlu dikeluarkan dan dibuatkan kelompok kategori khusus atau dikirim ke kelompok kategori yang lain.
Tahap PENAMAAN
Amati IDE KOLEKTIF yang terbangun. Nyatakan telah terjadi KONSENSUS KELOMPOK. • Pada setiap cluster, tanyakan pada forum: Apa yang dimaksud oleh ide-ide di kelompok kategori ini? Apa IDE KOLEKTIF yang terkandung di kelompok kategori ini? • Pada setiap kelompok kategori, beri judul yang sesuai dengan maksud (ide kolektif) yang dikandungnya.
Tahap REFLEKSI
Tanyakan kembali / konfirmasikan kepada peserta keputusan kelompok. • Diskusikan arti penting dari proses yang dilakukan; • Bantulah kelompok dalam membuat KONSENSUS KELOMPOK; • Buatlah diskusi singkat untuk membahas rencana tindak lanjut.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
27
Perhatikan: Satu Kartu Satu Jawaban Singkat Jawaban pada setiap kartu kecil hanya terdiri dari satu kalimat singkat (5-7 kata) yang mengandung makna jelas dan ditulis besar-besar (agar kelihatan waktu ditempel di papan tulis). Peserta dalam menulis jawaban di kartu hendaknya hanya menuliskan garis besar dari ide-idenya, jangan terlalu detail. Jika peserta memiliki beberapa jawaban, berilah beberapa lembar kartu kecil, mintalah hanya satu jawaban per kartu (satu kartu-satu ide).
Alur Metode Workshop A. Menentukan Tujuan Seperti halnya pada metode diskusi ORID, pada metode Workshop ditentukan Tujuan Obyektif dan Tujuan Eksperimental. 1.
Tujuan Obyektif meliputi:
•
Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau diputuskan dalam workshop;
2. Tujuan Eksperimental meliputi: •
Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta selama proses workshop.
•
Isu apa atau pengalaman apa yang ingin didalami oleh kelompok.
28
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
B. Tahap Konteks Buka workshop dengan menjelaskan konteks dari masalah yang akan dibahas dalam Workshop, bagaimana alur proses Workshop, dan hasil apa yang mungkin dicapai. Untuk mencapai itu, fasilitator perlu mengajak peserta berdiskusi mengenai: perlunya peran-aktif setiap peserta, bagaimana peran fasilitator, dan aturan-aturan yang disepakati bersama. Pada tahap ini, fasilitator mulai membuka PERTANYAAN FOKUS yang ditulis di papan tulis / kertas plano. Fasilitator mengajak peserta untuk memikirkan pertanyaan tersebut.
PERTANYAAN FOKUS Harus Pertanyaan Terbuka dan Kreatif Pertanyaan fokus tujuannya untuk memancing kreatifitas dan tumbuhnya ide dari peserta. Karena itu jangan ajukan pertanyaan fokus yang bersifat: benar-salah, ya-tidak, setuju-tidak setuju, menguji, atau multi-interpretasi. Sebaiknya pertanyaan fokus bersifat: menantang, investigatif dan kreatif. Jika fasilitator mengerti benar latar belakang peserta buatlah pertanyaan fokus yang membangkitkan ingatan dan pengalaman peserta (mengenai tema yang didiskusikan).
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
29
CONTOH PERTANYAAN FOKUS YA!
JANGAN!
Mengapa warga perlu memiliki organisasi independen?
Apakah warga perlu memiliki organisasi independen?
Apa saja tindakan yang perlu kita lakukan untuk dapat berperan aktif dalam pengawasan kebijakan?
Apa kita masih perlu berperan aktif dalam pengawasan kebijakan?
Komitmen apa saja yang dibutuhkan untuk memperkuat organisasi kita?
Bagaimana komitmen anda untuk memperkuat organisasi kita?
Orientasi Workshop Terkandung dalam Pertanyaan Fokus •
Jika workshop berorientasi pada menemukan akar masalah, buatlah pertanyaan fokus yang investigatif untuk menggali fakta dari peserta. Pertanyaanpertanyaan yang mengandung frasa tanya seperti: apa sebab atau mengapa adalah cocok untuk ini.
•
Jika workshop berorientasi menghasilkan rekomendasi tindakan, buatlah pertanyaan fokus yang lebih praksis dan memancing jawaban aksi. Pertanyaan-pertanyaan yang mengandung frasa: “Bagaimana atau apa yang harus dilakukan agar cocok untuk ini?”
30
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
C. Tahap Brainstorming Fasilitator memulai tahap brainstorming dengan mengajak peserta membaca PERTANYAAN FOKUS. Beri beberapa contoh ide (jawaban) atas PERTANYAAN FOKUS untuk memancing kreatifitas peserta. Mintalah pada peserta untuk memikirkan ide (jawaban) atas PERTANYAAN FOKUS tersebut. Mintalah peserta mengasosiasikan dan memikirkan kembali pengalamannya yang relevan dengan PERTANYAAN FOKUS.
Perhatikan Tidak Ada Jawaban yang Salah Jawaban (ide) atas PERTANYAAN FOKUS bukan merupakan jawaban yang benar-salah, melainkan jawaban (ide) terbuka yang merupakan gambaran dari pemahaman/ persepsi peserta atas realita / wacana yang dipahaminya.
Mintalah peserta secara individual mencurahkan jawaban/idenya pada beberapa lembar kartu yang telah disediakan. Beri waktu yang cukup (jangan terlalu cepat dan terlalu lama) untuk setiap perserta untuk berpikir. Setiap orang minimal memberi satu jawaban/ide dan maksimal 5 buah ide. Fasilitator membagi peserta secara acak menjadi beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok kecil sebaiknya tidak lebih dari 10 orang. Di kelompok kecil dilakukan brainstorming kolektif, yaitu membahas kembali mengenai PERTANYAAN FOKUS secara kolektif dengan diskusi. METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
31
Berilah waktu yang cukup bagi kelompok kecil untuk melakukan diskusi. Diskusi dalam kelompok kecil dilakukan dengan membahas setiap jawaban / ide individual dari setiap orang (yang telah dituliskan dalam kartu). Selanjutnya kelompok kecil akan memilih 5 – 7 jawaban / ide, yang dianggap terbaik, sebagai jawaban / ide dari kelompok kecil. Mintalah setiap kelompok kecil mengkonfirmasikan kembali pilihan 5 – 7 jawaban tersebut kepada setiap anggotanya. (Perhatikan: ketika kelompok kecil memilih 5 – 7 jawaban / ide, maka sebenarnya telah terjadi konsensus dalam kelompok kecil. Jelaskan ini kepada peserta.) Tempelkan secara acak kartu jawaban / ide dari setiap kelompok kecil di papan tulis di muka kelas. Bacakan pada seluruh peserta, berilah apresiasi pada setiap jawaban / ide dengan komentar sederhana (ingat: jangan sekali-kali menyatakakan suatu jawaban / ide salah!!!). Jika ada jawaban / ide yang kurang jelas bagi fasilitator atau peserta tanyakakanlah kepada kelompok kecil dimana jawaban / ide tersebut berasal. Jangan biarkan Anda, sebagai fasilitator, dan peserta lain memberi interpretasi sendiri atas suatu jawaban / ide. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan konfirmatif, bukan pertanyaan yang memaksa orang untuk bersikap defensif. Tahap brainstorming selesai ketika semua jawaban / ide yang tertempel di papan tulis dipahami oleh setiap peserta. Selanjutnya kita akan masuk pada tahap kategorisasi. 32
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
D. Tahap Kategorisasi Tujuan dari tahap kategorisasi adalah mengorganisasikan jawaban / ide kolektif yang terserak di papan tulis menjadi kelompok-kelompok kategori ide yang memiliki makna. Mintalah kepada setiap peserta untuk melihat kembali pada PERTANYAAN FOKUS. Review setiap kartu ide yang tertempel di papan tulis dengan mengacu pada PERTANYAAN FOKUS. Lakukan langkah-langkah ini: 1.
Pilihlah salah satu kartu ide secara acak. Tempatkan pada satu tempat tersendiri di papan tulis.
2. Mintalah pada semua peserta untuk mencari kartukartu ide lain yang kandungan jawaban / ide mirip dengan yang terkandung pada kartu ide yang dipilih pada nomor 1 tersebut. 3. Tanyakan pada peserta, mengapa kartu ide tersebut masuk dalam suatu kelompok kategori, tinjaulah secara selintas kemiripan kartu ide tersebut dengan kartu-kartu ide lain dalam kelompok kategori yang sama. 4. Susunlah kartu-kartu yang mirip pada satu kelompok. 5. Lakukan langkah (2), (3) dan (4) sampai tidak ada lagi kartu yang mengandung jawaban / ide mirip. 6. Berilah judul sementara pada setiap kelompok kategori. 7. Lakukan lagi seluruh langkah mulai langkah (1) dengan membuat kelompok kategori baru sampai seluruh kartu ide masuk. Perhatikan kelompok-kelompok kategori yang tersusun dari kartu-kartu ide. Setiap kelompok kategori menyatakan satu ide kolektif dari peserta. METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
33
Sangat mungkin terjadi pada satu kelompok memiliki jumlah kartu ide yang sangat banyak. Hal ini berarti ada banyak ide yang sama, atau terjadi suatu konsensus luas atas suatu ide. Sebaiknya, untuk mempermudah pada tahap-tahap selanjutnya, kelompk tersebut dipecah menjadi 2 – 3 kelompok. Bagilah kartu-kartu ide ke dalam beberapa kelompok yang baru, masukan sesuai kemiripan ide dari setiap kartu. Sekali lagi mintalah peserta memperhatikan setiap kelompok kategori yang tersusun. Konfirmasikan pada peserta apakah setiap kartu ide telah menempati kelompok kategori yang benar. Pindahkan ke kelompok kategori lain jika perlu, atau buat kelompok kategori baru jika ide dalam kartu tersebut benar-benar berbeda. Sampai disini kita telah melewati proses kategorisasi. Tahap berikutnya adalah memberi makna pada setiap kelompok kategori dan mencari konsensus lebih luas lagi.
E. Tahap Penamaan Tujuan dari tahap penamaan adalah mengajak peserta lebih mendalami konsensus yang telah dihasilkan. Dalam hal ini, konsensus kelompok termuat menjadi judul dari setiap kelompok kategori. Pada tahap ini, peserta diberi kesempatan melakukan kritisi terhadap konsensuskonsensus sebelumnya yang dicapai pada tahap-tahap sebelumnya. Pada akhir dari tahap ini, diharapkan telah didapat konsensus yang kuat dan dipahami bersama oleh kelompok. Peserta memberi NAMA pada setiap kelompok kategori
34
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
sesuai makna yang dikandung dari ide-ide di dalamnya. NAMA yang diberikan pada setiap kelompok kategori berbentuk satu kalimat lengkap. Untuk mempermudah visualisasi dari kategorisasi, tempatkan setiap kelompok kategori menjdai satu kolom. Tempatkan NAMA kelompok kategori tersebut pada bagian atas kolom. Langkah-langkah: 1.
Mulailah tahap ini dengan melihat kelompok kategori yang memiliki kartu paling banyak. Kelompok kategori ini mengandung ide yang paling disepakati oleh seluruh peserta.
2. Baca seluruh kartu ide dalam kelompok kategori tersebut dan ingatkan peserta kepada PERTANYAAN FOKUS. Ingatkan pula pada peserta mengenai realita lapangan yang diamati. 3. Berdasar hal di atas, minta peserta memahami atau menangkap maksud/ makna / ide kolektif dari kelompok kategori tersebut. Minta peserta mengungkapkan hal ini. 4. Selanjutnya beri NAMA pada setiap kelompok kategori berdasar maksud / makna / ide kolektif yang terkandung dari setiap kelompok kategori yang diajukan peserta. NAMA tersebut sekaligus menggantikan judul sementara yang diberikan pada tahap kategorisasi. 5. Lakukan langkah yang sama untuk kelompok kategorisasi lainnya. Selesai tahap ini telah diperoleh hasil dari proses workshop ini. METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
35
Perhatikan hasil dari workshop adalah: •
NAMA dari setiap kelompok kategori menyatakan inti/ akar masalah atau rekomendasi tindakan dari tema workshop.
•
IDE-IDE yang terkandung dari suatu kelompok kategori menyatakan detail penjelasan akar masalah atau rekomendasi tindakan dari tema workshop.
Jawaban / Ide yang Terbaik Jawaban / Ide yang terbaik dilihat berdasar bagaimana responnya terhadap PERTANYAAN FOKUS. Semakin menjawab pada PERTANYAAN FOKUS, semakin baik jawaban / ide tersebut.
F. Tahap Refleksi Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjelaskan poinpoin (hasil) yang dicapai dari workshop dan mengingatkan kembali pada peserta bahwa yang telah dicapai adalah konsensus kelompok agar setiap orang memahami makna dari konsensus yang dihasilkan. Akhiri workshop dengan REFLEKSI pada beberapa poin yang telah menjadi KONSENSUS. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam tahap ini adalah: •
Minta seluruh anggota kelompok untuk menentukan prioritas dari poin-poin yang dihasilkan; mana yang harus diatasi / ditindak-lanjuti lebih dahulu;
•
Minta seluruh anggota kelompok untuk mencari relasi antar poin-poin yang dihasilkan;
36
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
•
Minta seluruh anggota mencari hubungan antar poinpoin tersebut, apakah ada hubungan sebab-akibat antar poin-poin tersebut.
Catat respon dari peserta di suatu kertas besar di depan. Pada akhir dari proses ini lakukan diskusi ORID secara singkat. Tanyakan pada peserta langkah tindak lanjuat apa lagi yang diperlukan?
Contoh Workshop Topik: Peran Petani dalam Peningkatan Hasil Panen melalui Pemanfaatan Pupuk Subsidi A. Tujuan Obyektif •
Memahami kondisi nyata peran petani dan penyebab gagal panen.
•
Mendapatkan gagasan dan pandangan mengenai kondisi ideal peran petani untuk mengantisipasi gagal panen.
•
Menyusun agenda untuk peningkatan hasil panen melalui pemanfaatan pupuk subsidi.
B. Tujuan Eksprimental •
Memahami pentingnya peran petani dalam peningkatan hasil Panen melalui pemanfaatan pupuk subsidi.
•
Menumbuhkan motivasi antar petani untuk berusaha memperbaiki peningkatan hasil panen.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
37
C. Tahap Konteks Pertanyaan fokus perencanaan aksi – workshop: Mengapa petani di desa kita selalu gagal panen? Catatan: workshop ini adalah untuk mencari akar masalah dari tema, bukan mencari rekomendasi tindakan. Jika ingin menghasilkan rekomendasi tindakan, pertanyaan fokus bisa diubah, misalnya menjadi: Bagaimana agar petani mendapatkan hasil panen yang berlimpah? Atau bagaimana agar pupuk subsidi dapat dibeli dengan murah? D. • • • • • • • • • • • • • • • • 38
Tahap Brainstorming petani tidak memiliki modal cukup untuk menggarap ladang petani sulit mendapatkan pupuk berkualita dengan harga murah petani banyak yang kerja serabutan ladang yang digarap tidak milik sendiri pengelolaan bergantung perintah majikan petani tak punya akses ke agen/distributor pupuk hasil panen untuk membayar hutang pembelian pupuk (ganti modal) bibit yang bagus harganya mahal air tercemar limbah industri tanah garapan sudah tidak produktif banyak aupan zat kimia yang merusak ladang/tanah hasil panen dijual dengan harga murah biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen harga hasil panen sedang jatuh perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian kelompok petani kurang bersatu METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
• • • • • • • • • • •
prosedur pinjaman ke bank berbelit pengelolaan lahan masih tradisional pengadaan pupuk masih dikuasai oknum agen kurangnya pembinaan dari pemerintah kapasitas orang pertanian sangat rendah pola pembibitan antar ladang yang satu mempengaruhi ladang lainnya penggunaan alat modern mahal pemerintah tidak memberikan modal ke petani petani banyak yang terjerat hutang ke renteiner kualitas pupuk subsidi tidak bagus tingginya kebutuhan pupuk selain pupuk yang disubsidi
E. Tahap Kategorisasi HAMBATAN AKSES dan PERMODALAN • petani tidak memiliki modal cukup untuk menggarap ladang • ladang yang digarap tidak milik sendiri • biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen • pemerintah tidak memberikan modal ke petani • petani sulit mendapatkan pupuk berkualitas dengan harga murah • petani tak punya akses ke agen/distributor pupuk • petani banyak yang terjerat hutang ke pada rentenir HAMBATAN KAPASITAS dan TEKNOLOGI • penggunaan alat modern mahal • hasil panen untuk membayar hutang pembelian pupuk (ganti modal) • kualitas pupuk subsidi tidak bagus
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
39
• bibit yang bagus harganya mahal MASALAH MANAJEMEN DAN PERILAKU PETANI • petani banyak yang kerja serabutan •
pengelolaan bergantung perintah majikan
•
kapasitas orang pertanian sangat rendah
•
pengelolaan lahan masih tradisional
•
kelompok petani kurang bersatu
•
tanah garapan sudah tidak produktif
•
banyak asupan zat kimia yang merusak ladang/tanah
•
pola pembibitan antar ladang yang satu mempengaruhi ladang lainnya
•
prosedur pinjaman ke bank berbelit
•
kurangnya pembinaan dari pemerintah
TANTANGAN PANGSA PASAR • pengadaan pupuk masih dikuasai oknum agen •
tingginya kebutuhan pupuk selain pupuk yang disubsidi
•
hasil panen dijual dengan harga murah
•
harga hasil panen sedang jatuh
ANCAMAN LINGKUNGAN • perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian • air tercemar limbah industri Setelah melakukan kategorisasi, kartu-kartu ide dalam satu kelompok kategori dapat ditempel menjadi bentuk kolom-kolom. Satu kolom untuk satu kelompok kategori!
40
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
F. Tahap Penamaan Budaya dan Perilaku Petani Menghambat Produktifitas Kerja
Keterbatasan Relasi dan Kapasitas Petani Menyulitkan Pembiayaan dan Pangsa Pasar
Perubahan Musim dan Keberadaan Industri Mengganggu Pertanian
Kurangnya Pembinaan Pemerintah terhadap Sektor Pertanian
petani banyak yang terjerat hutang ke renteiner
petani tidak memiliki modal cukup untuk menggarap ladang
perubahan musim mengganggu produktifitas pertanian
kurangnya pembinaan dari pemerintah
petani banyak yang kerja serabutan
petani tak punya akses ke agen/distributor pupuk
pengelolaan lahan masih tradisional kelompok petani kurang bersatu pengelolaan bergantung perintah majikan
petani sulit mendapatkan pupuk berkualitas dengan harga murah penggunaan alat modern mahal hasil panen untuk membayar hutang pembelian pupuk (ganti modal) ladang yang digarap tidak milik sendiri
air tercemar limbah industri
kualitas pupuk subsidi tidak bagus
banyak asupan zat kimia yang merusak ladang/ tanah
pola pembibitan antar ladang yang satu mempengaruhi ladang lainnya
tanah garapan sudah tidak produktif
kapasitas orang pertanian sangat rendah pemerintah tidak memberikan modal ke petani
biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen bibit yang bagus harganya mahal hasil panen dijual dengan harga murah prosedur pinjaman ke bank berbelit pengadaan pupuk masih dikuasai oknum agen tingginya kebutuhan pupuk selain pupuk yang disubsidi harga hasil panen sedang jatuh
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
41
Sampai tahap ini kita teridentifikasi AKAR MASALAH dari topic yang dibahas. Akar masalah tersebut terdapat pada NAMA (judul) dari setiap kolom. Sementara kartukartu ide di bawah NAMA menyatakan penjelasan dari akar masalah tersebut. G. Tahap Refleksi Fasilitator dapat menyatakan kepada peserta refleksi dari workshop ini sebagai berikut: Pada akhirnya, setelah melalui proses yang melelahkan, kita telah mendapatkan akar permasalahan dari Peran Petani dalam Pemanfaatan Subsidi Pupuk. Mari kita samasamamasalah yang menghambat Peran Petani dalam Pemanfaatan Subsidi Pupuk yaitu: 1) Budaya dan perilaku petani menghambat produktifitas kerja; 2) Keterbatasan relasi dan kapasitas petani menyulitkan pembiayaan dan pangsa pasar; 3) Perubahan musim dan keberadaan industri mengganggu pertanian; 4) Kurangnya pembinaan pemerintah terhadap sektor pertanian. Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silahkan diperiksa apakah ada keberatan dengan apa yang kita capai hari ini? Apakah Anda melihat, di antara poin-poin tersebut mana yang menjadi akar masalah, silahkan ini menjadi pekerjaan rumah kita.
42
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 4.
Metode Perencanaan Tindakan
M
etode perencanaan tindakan digunakan untuk membuat rencana rinci tindakan yang akan dilakukan oleh kelompok. Prasyarat untuk melakukan metode ini adalah, telah diperolehnya consensus kelompok untuk melakukan kegiatan. Selain untuk mem-breakdown kegiatan, hal penting dari metode Perencanaan Kegiatan adalah: memastikan siapa yang bertanggung-jawab melaksanakan tugas / pekerjaan dan memastikan bahwa orang yang diserahi tugas mampu melaksanakannya (tidak sedang overload pekerjaan yang lain). Metode Perencanaan Tindakan memanfaatkan metode workshop seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dalam metode ini, hasil yang dicapai dengan metode workshop akan lebih distrukturkan, sehingga dapat aplikatif (operasional). Metode perencanaan tindakan memungkinkan untuk:
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
43
1.
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dan berkontribusi.
2. Dihasilkannya rencana yang realistis dan dapat dilaksanakan. 3. Dapat dihasilkannya buah pemikiran yang integratif melalui proses rasional dan intuitif. 4. Terbangunnya konsensus praksis dalam kelompok. 5. Terbangunnya kesadaran multi-pihak / multikepentingan (stakeholderships) pada anggota kelompok. 6. Teridentifikasinya mekanisme pertanggung-jawaban tugas dalam kelompok. 7. Teridentifikasinya informasi ketersediaan sumber daya dalam kelompok sehingga memudahkan pengalokasiannya. 8. Adanya mekanisme monitoring. Metode Perencanaan Tindakan menekankan agar proses tidak berhenti hanya pada perencanaan. Tetapi, yang lebih penting, adalah rencana yang dihasilkan dijamin dapat diimplementasikan. Filosofi dari metode ini adalah mengajak peserta untuk menjawab 3 (tiga) pertanyaan sebagai berikut:
Kemana kita akan menuju? Berada di mana kita saat ini? Bagaimana kita mencapai tujuan?
44
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut mengandung makna sebagai berikut: PERTANYAAN
HASIL YANG INGIN DIPEROLEH
HAL YANG DIPERHATIKAN
Kemana kita menuju?
Tujuan kelompok
Apa yang diinginkan oleh setiap orang, apa makna / persepsi tentang sukses / keberhasilan, apa visi dan misi dari setiap orang, apa kepuasan yang diharapkan.
Berada di mana kita saat ini?
Kondisi obyektif kelompok
Kondisi saat ini, keterbatasan setiap orang dan sumber daya lain, beban kerja saat ini, tanggung jawab dari setiap orang terhadap pekerjaan lain, kapasitas (kemampuan, skill, spesialisasi) setiap orang, dsb.
Bagaimana kita mencapai tujuan?
Rencana Tindakan
Kegiatan-kegiatan yang diperlukan, jadwal, penugasan (siapa melakukan apa).
Menentukan Tujuan Kelompok Pada awal dari proses Perencanaan Tindakan sangat penting menentukan tujuan kelompok. Ingat: tujuan kelompok bukan tujuan fasilitator. Tujuan tersebut harus diperoleh secara partisipatif. Pertanyaan “kemana kita menuju” adalah dalam rangka untuk mendapat klarifikasi dari seluruh anggota kelompok mengenai: apa yang diinginkan dan diharapkan oleh setiap orang, apa yang menjadi konsep “keberhasilan” (pada keadaan apa pekerjaan dianggap “berhasil”), kepuasan apa yang diharapkan (ketika pekerjaan dianggap berhasil) oleh METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
45
kelompok, dan sebagainya. Tujuan kelompok ditentukan berdasar tujuan dari setiap anggota kelompok. Klarifikasi mengenai tujuan ini penting, agar setiap orang merasa terlibat (involved) dalam kelompok, dan dengan itu setiap orang akan bertanggungjawab untuk mencapai tujuan kelompok.
Melakukan Identifikasi Kondisi Obyektif Tujuan dari penentuan kondisi obyektif ini adalah agar proses Rencana Tindakan yang dihasilkan dapat diimplementasikan. Kondisi obyektif yang diidentifikasi adalah: ketersediaan sumber-daya, beban kerja dari setiap anggota kelompok, ketersediaan orang untuk melakukan tugas, kapasitas (kemampuan, skill dan spesialisasi) dari setiap orang untuk melakukan pekerjaan dan sebagainya. Dengan telah teridentifikasinya kondisi obyektif tersebut, maka Rencana Tindakan yang akan dibuat memiliki pedoman. Rencana Tindakan yang akan dibuat hendaknya tidak melebihi ketersediaan sumber-daya. Juga jangan sampai orang yang sedang punya banyak pekerjaan atau tanggung-jawab di tempat lain, dikenai tugas berat dalam rencana yang akan disusun.
Menentukan Rencana Tindakan Rencana atas suatu tindakan perlu disusun sehingga akan ada langkah-langkah panduan yang dapat diimplementasikan. Dalam hal ini, terjadinya proses bertujuan untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana kita mencapai tujuan?“
46
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Keluaran (output) dari proses ini berupa: •
Rekomendasi tindakan-tindakan yang harus dilakukan;
•
Klasifikasi dari tindakan-tindakan tersebut;
•
Siapa yang bertanggung jawab atas apa?
•
Kapan dilakukan tindakan-tindakan tersebut
Untuk menentukan rencana tindakan, metode Workshop akan sangat membantu. Karena dalam metode tersebut digali inisiatif-inisiatif tindakan dari peserta.
Overview Perencanaan Tindakan Metode Perencanaan Tindakan dalam metode ini meliputi 7 (tujuh) langkah, yang meliputi:
Tahap KONTEKS
• • • •
Jelaskan event atau aktivitas yang direncanakan; Jelaskan proses yang akan dilakukan dan hasil yang diharapkan; Jelaskan rentang waktu untuk aktivitas yang akan dijalankan; Pancing partisipasi peserta.
Tahap LINGKARAN SUKSES
Definisikan apa arti SUKSES. • Tanyakan pada kelompok: • Kondisi apa yang ingin dicapai ketika suatu aktivitas selesai; • Apa yang ingin dirasakan, dilihat atau didengar dari orang lain ketika aktivitas selesai; • Buat daftar respon yang di dapat dari diskusi. Sebut ini LINGKARAN SUKSES.
Tahap KONDISI OBYEKTIF
Bawa peserta pada REALITAS saat ini. • Tanyakan pada kelompok: • Kekuatan dan kelemahan dari kelompok pada saat ini; • Potensi / kemungkinan keuntungan dan kerugian yang akan dialami kelompok sebagai akibat dari rencana yang akan dijalankan; • Buat daftar respon yang di dapat dari diskusi, sebut KONDISI OBYEKTIF.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
47
Tahap KOMITMEN
Tahap WORKSHOP
Tahap PENJADWALAN DAN PENUGASAN
Tahap REFLEKSI
48
Bangun MISI dari kegiatan, dan PERNYATAAN keterlibatan dari peserta: • Minta peserta membaca kembali KONDISI OBYEKTIF yang telah dibuat, pikirkan implikasi dari hal tersebut pada Rencana Tindakan yang akan dibuat; • Minta peserta membuat KOMITMEN untuk berperan dalam mencapai tujuan kegiatan; • Catat komitmen tersebut dalam KERTAS KOMITMEN; • Formulasikan suatu statemen / pernyataan (satu atau beberapa kalimat) mengenai RUANG LINGKUP dan HASIL yang akan dicapai. Lakukan pengidentifikasian AGENDA TINDAKAN: • Lakukan workshop untuk mengidentifikasi semua AGENDA TINDAKAN (seperti metode workshop yang dilakukan sebelumnya); • Bentuk beberapa KELOMPOK KECIL sesuai Agenda Tindakan yang diperoleh • Minta setiap kelompok kecil untuk melakukan pengecekan ulang atas ide-ide kegiatan yang dihasilkan workshop; • Minta setiap kelompok kecil memperbaiki atau menseleksi ide-ide kegiatan tesebut sehingga setiap ide kegiatan menjadi masuk akal untuk dikerjakan; • Minta kelompok kecil menyusun rencana tindakan berdasar ide-ide kegiatan menjadi rencana kegiatan yang tersusun secara logis dan kronologis; • Minta kelompok kecil mengklasifikasikan rencana tindakan tersebut dalam kategori-kategori: Agenda Tindakan, Aktivitas per Periode dan tentukan pula Indikator Keberhasilan (lihat di tabel kalender kegiatan); • Hasil dari kerja kelompok kecil adalah RINCIAN TUGAS. Lakukan diskusi pleno: • Buat Tabel Kalender Kegiatan (lihat di tabel kalender kegiatan); • Minta peserta menyusun kartu-kartu ide tersebut dalam tabel kalender kegiatan. • Minta seorang perwakilan dari setiap kelompok kecil menjelaskan setiap kegiatan (yang ditempelkan di kalendar); • Minta kepada forum untuk menilai secara kritis: kegiatan apa yang diperlukan tetapi belum di-cover, tambahkan kegiatan yang diperlukan tersebut pada tabel kalender kegiatan; Konfirmasikan hasil yang dicapai: • Tanyakan kepada seluruh peserta: apakah diskusi telah berjalan sesuai metode ORID (Objective - Reflective Interpretative - Decisioanal); • Diskusikan secara singkat langkah-langkah lanjutan yang diperlukan.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
ALUR METODE PERENCANAAN TINDAKAN A. Tahap KONTEKS Seperti halnya pada metode diskusi ORID dan Workshop, pada metode Perencanaan Tindakan ditentukan Tujuan Rasional dan Tujuan Eksperimental. 1. Tujuan Obyektif meliputi: •
Apa saja yang hendak diketahui, dipahami atau diputuskan dalam proses Perencanaan Tindakan; • Isu apa atau pengalaman apa yang ingin didalami oleh kelompok. 2. Tujuan Eksperimental meliputi: • Bagaimana situasi dan interaksi antar peserta yang ingin dialami oleh peserta selama proses Perencanaan Tindakan. Pada tahap ini juga harus disepakati Deskripsi Aktivitas. Deskripsi aktivitas tersebut ditentukan dengan menjawab pertanyaan 5W+1H (What, When, Where, Why, Whom, dan Who). What (Apa)
Nama kegiatan / aksi yang menjadi direncanakan (deskripsi singkat)
When (Kapan)
Durasi rencana yang dihasilkan akan dilakukan.
Where (Dimana)
Di mana rencana akan direalisasikan / Kelompok sasaran mana yang dipilih
Why (Mengapa)
Alasan-alasan mengapa kegiatan tersebut diselenggarakan.
How (Bagaimana)
Gambaran besar mengenai apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Whom (Oleh Siapa)
Siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
49
Buatlah kondisi yang menyenangkan bagi peserta untuk memulai proses. Adanya keterbukaan, humor dan adanya tantangan bagi peserta untuk berproses, akan memudahkan proses ini. Ciptakan situasi di mana peserta yakin bahwa apa yang akan dilakukan adalah penting. Jelaskan mengenai: bagaimana proses akan berlangsung, apa yang akan dihasilkan, bagimana peserta berpartisipasi dan peran fasilitator dalam proses. Tetapkan pula waktu yang akan digunakan untuk proses ini. Tips: Jangan Tulis Berkali-kali Satu Hal yang Sama Seringkali peserta berkali-kali mengajukan pendapat yang sama. Dalam hal ini, fasilitator jangan menuliskan semua itu dalam kertas. Cukup tulis satu pendapat satu kali saja. Jika ada peserta yang mengajukan pendapat yang sama (mirip) dengan yang telah ada, mintalah klarifikasi: "Apakah yang anda maksud seperti ini?"
B. Tahap LINGKARAN SUKSES Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan pengertian mengenai SUKSES dari aktivitas yang akan direncanakan. Pertanyaan esensial yang harus dijawab adalah: ke mana kita menuju? Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi: 1.
Menggali asumsi / kesepakatan awal dari kelompok mengenai aktivitas yang akan dijalankan. Dalam hal ini, pertanyaan yang dapat diajukan, misalnya: apa
50
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
pendapat Anda mengenai aktivitas ini, Bagaimana Anda memandang aktivitas ini, dan sebagainya. 2. Menanyakan kepada kelompok apa yang dibayangkan ketika kegiatan-kegiatan yang direncanakan telah selesai dilakukan. Meliputi: apa yang dilihat, apa yang dirasakan, apa yang dipikirkan atau apa didengar. Apa pula yang dibayangkan mengenai orang-orang yang diharapkan mendapat manfaat dari kegiatan (kelompok sasaran kegiatan), apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pikirkan, dan apa yang mereka nikmati. 3. Mencatat semua pendapat dari peserta dalam suatu kertas, namai LINGKARAN SUKSES. Dalam tahap Lingkaran Sukses ini yang harus dicapai adalah tergalinya tujuan-tujuan individual dari setiap peserta, dan formulasi tujuan-tujuan itu menjadi tujuan kelompok. Pada akhir dari tahap ini, kelompok telah memiliki motivasi yang tinggi untuk meneruskan proses, untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Salah satu cara untuk memeriksa kualitas dari tujuan yang ditetapkan adalah menggunakan kriteria SMART (Specific - Measureable - Achievable - Realistic - Timebond). Dalam metode ini kelompok memeriksa apakah tujuannya telah memenuhi kriteria SMART.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
51
SMART = Specific - Measureable Achievable - Timebond Specific
Tujuan tersebut harus jelas, tidak mengambang, tidak menimbulkan persepsi ganda.
Measureable
Tujuan tersebut harus dapat diukur dengan suatu indikator. Tujuan seperti "tumbuhnya kesadaran" sebaiknya dihindari, karena seringkali tidak ada indikator untuk mengukur "tumbuhnya kesadaran".
Achievable
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan sumber-daya (manusia, dana, daya dukungan lingkungan, dsb) yang ada. Jangan menetapkan tujuan yang terlalu revolusioner jika sumber-daya tidak mencukupi. Seringkali orang menentukan "tujuan yang tidak pernah" tercapai, karena dengan itu selalu ada maaf untuk kegagalan.
Realistic
Tujuan tersebut masuk akal, dapat diterima semua orang dalam forum.
Timebond
Tujuan tersebut dapat dicapai dalam batas waktu yang ditetapkan.
Tip: Menulis Besar-Besar dan Singkat Semua pendapat dari peserta ditulis besar-besar dan menggunakan kalimat singkat. Ini penting, karena kertas LINGKARAN SUKSES digunakan untuk klarifikasi tujuan bersama. Karena itu harus mudah dilihat dan dipahami.
52
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
C. Tahap KONDISI OBYEKTIF Tahap ini adalah tahap untuk mengidentifikasi kenyataan yang ada saat rencana dibuat. Pengetahuan mengenai hal itu penting agar seluruh peserta memahami akan ketersediaan dan keterbatasan sumber daya (SDM, dana, dan sumber-sumber pendukung lain). Pada tahap ini pertanyaan yang harus dijawab adalah: "berada di mana kita saat ini?" Langkah-langkah: 1.
Buat dalam kertas kosong KONDISI OBYEKTIF. Dalam KONDISI OBYEKTIF terdapat empat kategori realitas, yaitu: KEKUATAN, KELEMAHAN, MANFAAT dan BAHAYA. (lihat gambar di bawah).
2. Tanyakan pada kelompok apa saja kekuatan dan kelemahan kelompok, khususnya yang dianggap akan mempengaruhi rencana yang akan dibuat. 3. Tanyakan pada kelompok potensi manfaat dan potensi kerugian (bahaya) apa saja yang akan didapat, jika rencana direalisasikan. 4. Tulis respon peserta, masukan ke dalam KONDISI OBYEKTIF. Jika terdapat pendapat yang sama dari peserta, klarifikasikan dan tanyakan ke peserta apakah pendapat tersebut sama dengan yang telah ada sebelumnya. Pada akhir dari tahap ini, ajak peserta meninjau implikasi dari setiap kategori realitas terhadap rencana yang akan dibuat. Ingatkan pada kelompok apakah kelompok telah menjawab pertanyaan "di mana kita berada saat ini?" dan apakah semua kelompok telah dapat mengidentifikasi: METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
53
ketersediaan dan keterbatasan sumber daya untuk melakukan tindakan? Minta pula kelompok untuk selalu mengacu pada kertas KONDISI OBYEKTIF dalam membuat Rencana Tindakan selanjutnya.
D. Tahap KOMITMEN Tujuan dari tahap komitmen adalah untuk memastikan bahwa kelompok benar-benar ingin dan dapat melaksanakan rencana yang akan disusun. Sekali komitmen dilahirkan, kelompok harus bertanggung jawab atas rencana yang akan dibuat. Langkah-langkah: 1.
Minta seluruh anggota kelompok membaca kembali kertas KONDISI OBYEKTIF. Ingatkan bahwa yang tertulis disana adalah kenyataan yang ada pada kelompok saat ini.
2. Minta pula kelompok membaca kembali kertas LINGKARAN SUKSES. Ingatkan bahwa kesuksesan tidak dapat dicapai tanpa ada yang bertanggung jawab 54
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
melaksanakan rencana. 3. Tantang seluruh anggota kelompok untuk menyatakan KOMITMEN, yaitu komitmen untuk bertanggungjawab pada rencana yang akan disusun. 4. Tulis kedalam kertas di depan kelas semua respon yang muncul dari anggota kelompok. 5. Klasifikasikan mana di antara semua respon tersebut yang dapat membentuk komitmen kelompok. 6. Secara bersama-sama susun satu atau beberapa kalimat yang menyatakan komitmen kelompok terhadap kegiatan. Komitmen kelompok telah tercapai. Tuangkan ini ke dalam kertas KOMITMEN. Ketika komitmen telah tercapai, suatu kontrak kelompok telah dihasilkan. Langkah ini dapat dilanjutkan dengan meminta anggota kelompok membubuhkan tanda tangan dalam kertas KOMITMEN. Fasilitator sebaiknya selalu membantu untuk memperkuat komitmen tersebut, misalnya dengan menyatakan pentingnya komitmen itu, dsb.
E. Tahap WORKSHOP Tujuan dari workshop ini adalah untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Proses workshop ini menggunakan METODE WORKSHOP yang telah dijelaskan sebelumnya. Langkah-langkah: 1.
Mulai workshop dengan mengajak peserta menjawab Pertanyaan Fokus: "TINDAKAN apa saja yang harus dilakukan untuk merealisasikan KEGIATAN [detail
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
55
kegiatan] dalam JANGKA WAKTU [jadwal dari kegiatan]?" Catatan: dalam perencanaan-tindakan pertanyaan fokus harus memencing peserta untuk mengemukakan usulan tindakan. 2. Lakukan workshop seperti yang diterangkan pada METODE WORKSHOP sebelumnya: a. Pada tahap BRAINSTORMING dari METODE WORKSHOP tersebut, minta peserta untuk menggunakan KALIMAT KERJA dalam mengemukakan pendapatnya / ide. Dalam hal ini ide-ide berupa usulan-usulan kegiatan. Catatan: penggunaan kata kerja pada tahap BRAINSTORMING dalam metode WORKSHOP mengindikasikan bahwa yang ingin dicapai dari workshop adalah serangkaian Agenda Tindakan, bukan sedang mencari akar masalah (seperti yang diberikan pada contoh sebelumnya). a. Pada tahap KATEGORISASI yang dilakukan adalah mengelompokan berbagai ide kegiatan menjadi beberapa kelompok kategori ide kegiatan. b. Pada tahap PENAMAAN, lakukanlah diskusi pendalaman mengenai tindakan yang dibutuhkan. Tanyakan pada kelompok: apakah seluruh ide kegiatan telah mencakup semua kebutuhan atas tindakan? apakah ada ide kegiatan yang belum cukup operasional atau masih mengambang? c.
56
Tahap REFLEKSI, jangan dulu dilakukan di sini, karena masih ada beberapa kegiatan dalam proses ini. Lakukan pada akhir proses.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tip: Minta pada peserta untuk tidak merekomendasikan tindakan seperti "Membentuk Tim Baru", ini tidak akan menjadi tindakan yang terdefinisi jelas. Jika ada kebutuhan seperti pembentukan "tim baru", yang harus dilakukan dalam workshop adalah meminta peserta memberikan pendapat mengenai rekomedasi tindakan apa saja yang menjadi tugas "tim baru" tersebut.
3. Workshop yang telah dilakukan menghasilkan beberapa Agenda Tindakan. Minta setiap anggota kelompok untuk memilih salah satu Agenda Tindakan, untuk di tindak-lanjuti. Biarkan peserta memilih sendiri sesuai minat dan kemampuannya, jangan ditunjuk! Tip: Agar setiap orang dapat memilih kelompok tanpa terpengaruh oleh pilihan orang lain, bagikan kartu-kartu kecil ke seluruh peserta. Buatlah kolom-kolom kelompok di dapan kelas. Minta mereka menuliskan namanya di kartu dan menempelkan di depan ke dalam kolom kelompok yang dipilihnya.
4. Bentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan Agenda Tindakan. Pastikan bahwa minimal ada 2 orang berada dalam satu kelompok kecil. 5. Minta setiap kelompok memeriksa ide-ide kegiatan (yang tertulis dalam kartu-kartu ide) yang termasuk dalam kelompoknya. Bawa kartu-kartu ide kegiatan tersebut ke dalam kelompok kecil, sebagai bahan diskusi. Dalam diskusi ini, setiap kelompok memeriksa kembali setiap kartu-kartu ide kegiatan, memeriksa pada kertas METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
57
LINGKARAN SUKSES dan kertas DAFTAR REALITA. Kemudian pertanyakan kembali dalam kelompok kecil: a. apakah ide-ide kegiatan tersebut dapat mendukung tercapainya tujuan; b. apakah sumber-daya yang tersedia memungkinkan untuk melakukan kegiatan tersebut; c.
apakah ide kegiatan tersebut dapat dilaksanakan pada kerangka waktu yang ditetapkan;
d. dan apakah ide kegiatan tersebut sudah cukup jelas/ operasional. Tugas Kelompok Kecil: 1) Memperbaiki ide-ide kegiatan tersebut sehingga setiap tindakan yang akan dilakukan: mendukung tercapainya tujuan, menggunakan sumber daya yang ada, dapat dilakukan pada waktu yang ditetapkan dan jelas / operasional. 2) Memeriksa apakah ada ide-ide kegiatan yang double, berulang atau mirip, jika ada ide-ide tersebut dijadikan satu. 3) Menambahkan kegiatan-kegiatan yang relevan, sehingga tugas yang akan disusun dapat memenuhi Agenda Tindakan.
6. Minta kelompok kecil menyusun RINCIAN TUGAS agar dapat dilakukan tindakan yang dibutuhkan. Rincian tugas tersebut adalah item-item tugas yang perlu dilakukan agar suatu Agenda Tindakan dapat 58
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
dipenuhi. Rincian tugas tersebut disusun berdasar ideide kegiatan dan batas-batas yang ada (waktu, SDM, biaya, dan sebagainya). Minta kelompok kecil menyusun rincian tugas dengan mendefinisikan Agenda Tindakan, Aktivitas per Periode (beberapa), dan Indikator Keberhasilan.
Rincian Tugas •
Agenda Tindakan: kebutuhan-kebutuhan tindakan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan fokus dari workshop.
•
Aktivitas per Periode: merupakan rincian tindakan dari Agenda Tindakan yang harus dilakukan per periode. Antar aktivitas dari satu periode ke periode selanjutnya harus tersusun dalam suatu urutan logis kegiatan.
•
Indikator Keberhasilan: apa saja yang akan terjadi ketika keberhasilan dicapai.
Tuliskan Agenda Tindakan, Aktivitas per Periode dan Indikator Keberhasilan ke dalam kartu-kartu kecil (seperti yang digunakan sebelumnya).
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
59
F. Tahap PENJADWALAN DAN PENUGASAN Tujuan dari tahap ini adalah menentukan apa saja tugas yang harus dilaksanakan, kapan pelaksanaan tugas-tugas itu dilaksanakan dan oleh siapa. Langkah-langkah: 1.
Isikan kartu-kartu Rincian Tugas yang telah dibuat oleh setiap kelompok kecil ke dalam Tabel Kalender Kegiatan.
2. Letakkan susunan kartu-kartu Rincian Kegiatan sesuai judul kolom dalam Tabel Rencana Kegiatan. Tabel Kalender Kegiatan
Anggota
Agenda Tindakan
Aktivitas per Periode Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Indikator Keberhasilan
Tim Kerja I Tim Kerja II Tim Kerja III Tim Kerja IV
3. Minta perwakilan dari setiap kelompok kecil (dalam tahap ini berganti nama menjadi Tim Kerja) untuk mempresentasikan Rincian Tugas yang telah disusun. 4. Minta kepada forum untuk memberi tanggapan atas presentasi tersebut. Mulai dari: apakah tugas-tugas tersebut telah disusun secara benar, kemudian mintalah tanggapan mengenai jadwal dari pelaksanaan tindakantindakan tersebut.
60
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
G. Tahap REFLEKSI Pada akhir dari proses Perencanaan Tindakan, ajak peserta untuk merefleksikan segala yang telah dilakukan. Tanyakanlah kepada semua anggota kelompok: • Apa pendapat Anda mengenai Tabel Kalender Kegiatan yang telah disusun? • Apakah agenda yang disusun dalam Tabel Kalender Kegiatan tersebut dirasa memberatkan? Atau memudahkan? • Apa tindak lanjut setelah ini?
CONTOH PERENCANAAN AKSI Topik: Peran warga miskin dalam mempromosikan Model Tata Kelola Program Pupuk Subsidi di Kabupaten Melankolis yang Pro poor Contoh Perencanaan Aksi Tahap I: KONTEKS What
Promosi model tata kelola program pupuk subsidi di Kabupaten Melankolis yang pro poor.
When
Januari s.d. Desember 2011
Where
Beberapa desa di Kabupaten Melankolis (ditentukan kemudian)
Why
(1) Selama ini penentuan sasaran program pupuk subsidi tidak berpihak pada warga miskin; (2) Warga miskin tidak mendapatkan manfaat langsung dari adanya program-program pupuk subsidi di daerah.
How
Melakukan proses-proses penguatan kapasitas dan penyadaran para petani miskin mengenai hak-hak tersebut, mempengaruhi kebijakan dan melakukan tindakan-tindakan pendukung lainnya.
By Whom
Beberapa LSM dan warga miskin.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
61
Tujuan Obyektif Menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam satu tahun ini untuk mempromosikan model tata kelola program pupuk subsidi di Kabupaten Melankolis yang pro poor.
Tujuan Eksperimental Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme peserta terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan. Contoh Perencanaan Aksi Tahap II: LINGKARAN SUKSES Warga miskin kritis menyikapi penyalahgunaan program pengentasan kemiskinan di daerah Konsep yang jelas untuk partisipasi warga miskin dalam perumusan teknis pelaksanaan program pupuk subsidi
Adanya kemauan dari pemerintah daerah untuk melibatkan warga miskin dalam penentuan sasaran program
Adanya informasi terbuka mengenai perumusan mekanisme distribusi dan penentuan sasaran program
62
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi Tahap III: KONDISI OBYEKTIF Kekuatan: • NGO (peserta) telah memiliki pengalaman dalam pelaksanaan program kemiskinan. • NGO memiliki kemauan untuk pencegahan terjadinya tindakan korupsi di daerah. • Ada jaringan/contact person di birokrasi daerah. • Memiliki akses ke media massa, DPRD dan local goverment.
Kelemahan • Komitmen peserta sering tidak konsisten terhadap rencana yang akan disusun. • Kordinasi antar NGO masih lemah. • Kesibukan NGO tinggi. • Dana terbatas.
Manfaat: • Masyarakat sebagai penerima manfaat langsung, juga dapat mengusulkan sasaran dan monitoring program pupuk subsidi. • Mencegah tindakan penyalahgunaan wewenang pihak manajemen.
Bahaya: • Proses pengusulan sasaran program dapat menimbulkan konflik kepentingan antar berbagai pihak; • Belum ada aturan operasional yang secara khusus mengatur hak warga miskin dalam penentuan sasaran program pupuk bersubsidi
Contoh Perencanaan Aksi Tahap IV: KOMITMEN Kami dalam waktu satu tahun ini akan melaksanakan rencana kegiatan yang disepakati untuk mengintegrasikan peran warga dalam mempromosikan tata kelola program pupuk subsidi yang propoor dan mendorong pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabel.
(tanda tangan dari seluruh peserta)
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
63
Contoh Perencanaan Aksi Tahap V : WORKSHOP Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap CONTEXT Pertanyaan Fokus Perencanaan Aksi - Workshop Apa saja AGENDA yang harus kita lakukan agar program pupuk subsidi memberi manfaat langsung bagi petani miskin?
Perencanaan Aksi - Workshop Tahap BRAINSTORMING
64
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap CLUSTERING
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
65
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap TITLE
Studi dari contoh di negara lain
Membangun Model Pelayanan
Menyelenggarakan evaluasi internal organisasi secara rutin
Memberi penghargaan dan intensif bagi anggota yang berprestasi
Perbaikan Sistem Manajemen
Memperkuat sumber daya manusia untuk pendampingan basis
Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal organisasi
Melakukan Rekruitmen dan Pelatihan SDM Organisasi
Menjalin hubungan dengan beberapa stakeholder
Mendesain beberapa skema pengelolaan pupuk subsidi
Menggalang Dukungan pada Program Organisasi
Melakukan pendampingan di basis
Mencari dukungan para pelaksana program kemiskinan di daerah
Penguatan Masyarakat Basis
Menyelenggarakan seminar penguatan masyarakat sipil
Mengadakan workshop tingkat basis
Melakukan Publikasi dan Penyelenggaraan Event-event
Mengumpulkan artikel dan berita mengenai pupuk subsidi Membuat tulisan/ artikel di koran
Menerapkan mekanisme penghargaan dan sanksi bagi anggota
Pengelolaan Basis Data dan Kajian
Kliping kasus-kasus distibusi/ penyalahgunaan pupuk subsidi daerah
Menyusun draft regulasi model tata kelola pupuk subsidi yang pro poor
Merekrut Non Goverment Independen yang fokal dan kapabel Mencari resource person
Rekruitmen kader dan relawan bagi organisasi Mendata pejabat yang concern pada civilsociety
Mencari alternatif pembiayaan baru bagi organisasi
Mengadakan beberapa kajian tata kelola program subsidi
Melatih komunitas basis
Membuat dan memperkuat jaringan antar LSM
Mendekati pejabat yang concern pada civil society
Mempublikasikan bahan-bahan penguatan masyarakat sipil
Melobi pers daerah untuk meliput kasus pelayanan
Studi mengenai model pelayanan publik
Mendata tokoh masyarakat yang peduli dan pro warga miskin
Mengumpulkan data masyarakat yang terkena kasus pupuk subsidi
Menggandeng beberapa jaringan kelompok tani Melobi partai dan fraksi untuk membantu
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
66
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI TINDAKAN yang harus dilakukan. Rekomendasi tindakan tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom. Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah: •
Melakukan pengelolaan basisdata dan menyelenggaraan kajian mengenai tata kelola program subsidi yang pro poor;
•
Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event untuk penguatan masyarakat sipil;
•
Penguatan masyarakat pada tingkat basis .
•
Membangun aliansi / jaringan;
•
Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan draft model tata kelola program subsidi.
•
Melakukan lobi ke berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan. Contoh Perencanaan Aksi Workshop Tahap DISKUSI TIM KECIL Perhatikan ini merupakan tahap khusus dalam workshop pada Metode Perencanaan Tindakan. Pada Metode Workshop yang dijelaskan sebelumnya tahap ini belum ada. Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil sebanyak jumlah Kebutuhan Tiondakan yang dihasilkan. Mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan, kelompok kecil yang dibentuk terdiri dari: METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
67
• Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis. • Kelompok Kampanye. • Kelompok Wacana Akademik. • Kelompok Pembangunan Aliansi. • Kelompok Studi, Data dan Perumusan Draft. • Kelompok Lobi. Setiap kelompok kecil mendapat tugas menyusun rencana kegiatan untuk setiap Agenda Tindakan. Dalam menyusun rencana kegiatan tersebut, setiap kelompok mempertimbangkan ide-ide kegiatan (yang ditulis dalam kertas-kertas ide) yang termasuk dalam Agenda Tindakan tersebut.
Contoh Pembagian Ide-Ide Kegiatan dalam Kelompok 1.
Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis. Ide-ide kegiatan yang harus diperhatikan adalah (lihat gambar): •
Mengajak ngobrol warga tentang hak warga dan situasi pelayanan publik
•
Memasukan tema (hak masyarakat dalam partisipasi pelayanan publik) dalam diskusi rutin forum warga
•
Mengadakan diskusi tingkat akar rumput
•
Mempelajari mekanisme dan distribusi program subsidi dan didiskusikan di forum warga
•
Melakukan simulasi mekanisme dan distribusi program subsidi yang diterima dan dikelola warga
•
68
Mengadakan workshop tingkat basis.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
2. Kelompok Pembangunan Aliansi. Ide-ide kegiatan yang diperhatikan adalah (lihat gambar): •
Mencari dukungan dari tokoh masyarakat yang pro warga miskin.
•
Meminta LSM lain untuk bergabung.
•
meminta data dan dukungan para pakar.
Langkah-langkah diskusi dari setiap kelompok: •
Setiap kelompok memeriksa setiap ide kegiatan tersebut, memastikan apakah kegiatan tersebut mendukung tujuan yang ditetapkan, operasional, dan tersedia sumber daya yang cukup untuk mencapainya.
•
Jika ada ide kegiatan yang tidak memenuhi kriteria tersebut, maka tugas kelompok kecil untuk melakukan verifikasi/ memperbaikinya. Jika ide kegiatan tersebut terlalu jauh dari kriteria dan sudah tidak mungkin diperbaiki sama sekali, maka ide kegiatan tersebut dapat tidak dilaksanakan.
•
Setiap kelompok juga memeriksa apakah ada di antara ide-ide kegiatan tersebut yang double, berulang, atau mirip. Misalnya, ide seminar dengan ide diskusi publik. Ide-ide kegiatan seperti itu dijadikan satu saja.
•
Kemudian setiap kelompok menyusun Rincian Tugas (Job Description) dari setiap Agenda Tindakan berdasar Ide-ide Kegiatan tersebut dalam durasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Rincian Tugas tersebut merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan berdasar waktu.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
69
Dalam contoh ini setiap kelompok menyusun Rincian Tugas dengan membagi periode pelaksanaan tugas menjadi dua-bulanan.
Perhatikan Tujuan dan Keterbatasan Sumber Daya
•
•
Dalam menentukan Rincian Tugas, setiap kelompok harus selalu memperhatikan tujuan utama dari proses perencanaan tindakan ini. Untuk itu ingat-kan peserta untuk selalu melihat Lingkaran Sukses. Ingatkan juga untuk selalu memeriksa ketersediaan dan keterbatasan sumber-daya dengan memeriksa KONDISI OBYEKTIF.
Rincian Tugas yang dihasilkan adalah sebagai berikut: • Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis Agenda Tindakan
Pengorganisasian isu pada tingkat basis
Aktivitas Dua-bulan I
Memperkenalkan isu/wacana pada basis
Aktivitas Dua-bulan II
Melakukan diskusi intensif soal hak pemanfaatan program subsidi dalam sistem akuntabilitas di daerah
Aktivitas Dua-bulan III
Melakukan simulasi proses penyusunan model tata kelola program subsidi di daerah
Indikator Keberhasilan
Inisiatif dari komunitas basis untuk mengusulkan model tata kelola program subsidi di daerah
70
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
• Kelompok Kampanye Agenda Tindakan
Kampanye untuk mempengaruhi opini publik mengenai hak warga dalam pemanfaatan program subsidi dan proses perumusan model tata kelola program subsidi di daerah
Aktivitas Dua-bulan I
Melakukan pendekatan ke media dan menyusun strategi kampanye
Aktivitas Dua-bulan II
Kampanye luar ruang, demonstrasi damai dan media massa
Aktivitas Dua-bulan III
Menyelenggarakan event kampanye besar
Indikator Keberhasilan
Isu hak pemanfaatan layanan publik dalam proses model tata kelola program subsidi di daerah terangkat menjadi isu publik
• Kelompok Wacana Akademik Agenda Tindakan
Memperkuat wacana akademik mengenai tema.
Aktivitas Dua-bulan I
Menyelenggarakan diskusi terfokus / seminar di kampus tentang tema terkait.
Aktivitas Dua-bulan II
Melakukan serial diskusi intensif dengan para pakar untuk memperkuat wacana
Aktivitas Dua-bulan III
Diskusi publik untuk diseminasi wacana tersebut ke masyarakat luas
Indikator Keberhasilan
Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat berpartisipasi dalam perumusan model tata kelola program subsidi di daerah
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
71
• Kelompok Pembangunan Aliansi Agenda Tindakan
Membangun aliansi / jaringan masyarakat sipil untuk memperjuangkan adanya hak masyarakat dalam perumusan regulasi di daerah
Aktivitas Dua-bulan I
Mengajak kalangan LSM, pakar, dan kelompok masyarakat miskin untuk bergabung dalam aliansi
Aktivitas Dua-bulan II
Mengadakan workshop aliansi tahap I
Aktivitas Dua-bulan III
Mengadakan workshop aliansi tahap II
Indikator Keberhasilan
Bergabungnya LSM, pakar dan kelompok masyarakat miskin dalam suatu aliansi dalam perumusan regulasi di daerah
• Kelompok Studi, Data, dan Perumusan Draft Agenda Tindakan
Melakukan studi, pengumpulan data dan perumusan draft model tata kelola program subsidi di Daerah
Aktivitas Dua-bulan I
Pengumpulan bahan-bahan terkait tema
Aktivitas Dua-bulan II
Mendatangi kelompok miskin untuk menggali situasi pelayanan
Aktivitas Dua-bulan III
Menyusun konsep dan draft
Indikator Keberhasilan
Adanya konsep yang komprehensif mengenai model tata kelola program subsidi (konsep tersebut juga tertuang menjadi draft Regulasi Daerah)
72
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
• Kelompok Lobi Agenda Tindakan
Melakukan lobi pada berbagai pihak
Aktivitas Dua-bulan I
Lobi (rutin)
Aktivitas Dua-bulan II
Lobi (rutin)
Aktivitas Dua-bulan III
Lobi (rutin)
Indikator Keberhasilan
Adanya dukungan dari eksekutif dan legislatif untuk diakuinya secara formal partisipasi masyarakat dalam perumusan model taa keola program subsidi di daerah
•
Beberapa ide kegiatan yang sama maknanya digabung.
•
Beberapa ide kegiatan baru dimunculkan menjadi item tugas.
•
Agenda Tindakan, Kegiatan per Periode, dan Indikator Keberhasilan di atas dituliskan kembali dalam kartukartu ide (seperti sebelumnya) dengan tulisan singkat dan besar.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
73
Kelompok
Pengorganisian Isu Tingkat Basis
Kampanye
Wacana Akademik
Studi, Data, dan Draft
Lobi
Aktivitas per Periode
Indikator Keberhasilan
Inisiatif dari komunitas basis untuk mengususul-kan model tata kelola program subsidi di darah
Dua-bulan III
Melakukan simulasi proses penyusunan anggaran partisipatif
Isu akuntabilitas dalam pengelolaan program subsidi terangkat menjadi isu publik
Dua-bulan II
Menyelenggarakan event besar untuk kampanye
Dua-bulan I
Kampanye luar ruang, demo dan media
Diskusi intensif di basis soal tema
Pendekatan ke media dan penyususan strategi kampanye
Melakukan pengenalan wacana pada basis
Melakukan kampanye untuk mempengaruhi opini publik
Diskusi publik untuk diseminasi wacana yang dihasilkan
Adanya konsep dan draft komprehensif tentang partisipasi masyarakat dalam perumusan sistem pelayanan publik
Menyelenggarakan serial diskusi intensif dengan pakar
Menyusun konsep dan draft Raperda standar pelayanan publik
Adanya dukungan dari eksekutif dan legislatif
Mendatangi kelompok miskin untuk penelitian
Menyelenggarakan seminar di kampus
Pengumpulan bahanbahan yang terkait tema
Lobi rutin
Lobi rutin
Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat berpartisipasi dalam perumusan regulasi daerah Melakukan studi , pengumpulan data dan penyusunan draft model
Melakukan lobi ke legislatif dan eksekutif
Lobi rutin
Menguatkan wacana akademik system integritas warga dalam tata kelola program subsidi
Melakukan pengorganisasian tingkat basis
Agenda Tindakan
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VI: PENJADWALAN DAN PENUGASAN Anggota
Idham, Arie, Patchur, Joko, Adwin
Ramlan, Nugroho, Toifur
Mubin, Lukman, Amin
Fahaza, Rohidin, Amin
Dini, Widi, Yulius
Sampai di sini kita telah selesai membuat Rencana Kerja Enam Bulan Promosi Model Tata Kelola Program Pupuk Subsidi di Kabupaten Melankolis yang Pro poor
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
74
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VII : REFLEKSI Fasilitor menyatakan kepada peserta refleksi dari perencanaan tindakan ini : “Kita telah melewati serangkaian panjang proses perencanaan tindakan dalam mempersiapkan program promosi hak warga dalam proses perumusan sistem pelayaan di daerah. Sangat baik yang telah anda lakukan, sehingga kita telah berhasil mendapatkan beberapa rekomendasi tindakan penting dari tema kegiatan perencanaan tindakan kita hari ini. Mari kita sama-sama cek seluruh hasil yang kita capai. Mari kita perhatikan sekali lagi beberapa kesepakatan hari ini, mohon perhatikan kalender kegiatan ini. Sampai di sini kita telah memutuskan agenda tindakan apa saja yang harus dilakukan beserta rincian kegiatan per dua bulan. Juga telah kita tentukan apa saja yang harus dicapai dari setiap agenda tindakan tersebut, yaitu dalam indikator keberhasilan. Selain itu, siapa saja yang bertanggung jawab atas setiap Agenda Tindakan juga telah kita tentukan. Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silakan diperiksa apakah ada yang keberatan dengan apa yang kita capai hari ini ? Silakan juga anda periksa mengenai tujuan kita dalam lingkaran sukses yang tertulis ini. Apakah tindakan-tindakan yang akan kita lakukan akan mendukung tercapainya tujuan tersebut ?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
75
Silakan pula periksa Kondisi Obyektif, apakah rencana yang kita hasilkan ini, didukung oleh resource (sumber daya) yang cukup ? Setelah selesai rencana ini disusun, maka bukan berarti telah selesai tugas kita. Silakan menjadi tugas rumah bagi setiap orang yang bertanggung jawab di sini untuk memikirkan langkah-langkah praktis yang diperlukan agar dapat segera melakukan kegiatan”
76
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 5.
Contoh-contoh Praktis Penggunaan Teknologi Partisipasi
Contoh Diskusi Dengan Metode ORID Diskusi ORID dapat dilakukan untuk beberapa keperluan praktis. Agar pembaca mendapat gambaran lebih mendalam, kami berikan beberapa contoh penggunaan praktis diskusi ORID. Contoh-contoh ini sebagian disunting dari buku Leading Local Governance: Simple Conversation Technique That Work, GOLD, 1997. Sebagian lainnya adalah pengalaman praktis yang didokumentasikan. Contoh 1: Diskusi untuk Mempresentasikan Rencana Monitoring Suatu LSM hendak melakukan riset penelusuran pelaksanaan program subsidi Raskin secara partisipatif pada suatu daerah. Rencana monitoring tersebut disesuaikan dengan kebutuhan area maupun sasaran penelitian. Sebelumnya telah ada survey / assesment pendahuluan dari METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
77
Tim Assesor terhadap pola-pola pelaksanaan program Raskin, baik pendataan penerima raskin, rekrutmen distributor, pengadaan logistik hingga distribusi dan pelaporan program tersebut. Hasil survey tersebut menghasilkan rencana perbaikan pelayanan yang kemudian dipresentasikan dan dikonsultasikan kembali dengan komunitas dan yang akan menjadi sasaran monitoring. Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama komunitas yang menjadi sasaran monitoring. Diskusi ini dilakukan setelah presentasi rencana monitoring. Tujuan Obyektif •
Melakukan review dipresentasikan;
rencana
monitoring
yang
•
Memeriksa apakah ada masih ada bagian dari monitoring yang tidak sesuai dengan kebutuhan/ kepuasan komunitas dan perlu modifikasi.
Tujuan Eksperimental •
Menciptakan situasi di mana komunitas MENERIMA kehadiran tim monitoring dan merasa turut memiliki/ memperbaiki;
•
Komunitas bersemangat untuk mengambil peran dalam monitoring.
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi (setelah presentasi Rencana 78
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Monitoring), misalnya dengan: “Kita telah mendengarkan bersama presentasi mengenai rencana monitoring di desa kita. Sekarang mari kita periksa bersama-sama rencana monitoring itu. Silahkan kita cermati bersama apakah rencana tersebut telah sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan Anda, sebagai pihak yang akan menerima manfaat dan akibat dari monitoring tersebut” Tahap Obyektif •
Apa saja poin-poin penting dari presentasi monitoring yang telah disampaikan?
•
Apa saja capaian dan tujuan dari monitoring yang telah disampaikan?
•
Sesuai dengan presentasi, apa saja hasil yang mungkin didapat dari monitoring tersebut?
•
Apa dampak dari monitoring tersebut bagi Anda, sesuai dengan yang disampaikan dari presentasi?
•
Apa saja batas-batas dari monitoring?
Tahap Reflektif •
Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau kuatirkan setelah melihat dan mendengar presentasi tadi?
•
Bagian mana dari proyek yang menurut anda paling “menjanjikan”? Bagian mana yang paling “mengkuatirkan”?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
79
Tahap Interpretatif •
Bagian dari monitoring manakah yang menurut Anda paling diperlukan komunitas?
•
Apa saja kebutuhan komunitas yang berhubungan dengan pola pelayanan program Raskin yang belum dicakup dalam monitoring?
•
Bagaimana kemampuan Tim monitoring untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut?
•
Mekanisme apa yang diperlukan agar harapan warga dalam proses monitoring tercapai?
•
Mekanisme apa yang diperlukan agar kekuatiran warga dalam proses monitoring dapat diatasi?
Tahap Decisional •
Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh Tim Monitoring agar peningkatan layanan dapat lebih terakomodasi?
•
Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh komunitas (masyarakat) agar berjalan kerjasama masyarakat – Tim Monitoring?
•
Siapa sesungguhnya yang menjadi penanggung jawab dari kerjasama masyarakat – Tim Monitoring?
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan:
80
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
“Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap hasil monitoring ini. Karena prinsip dari monitoring ini adalah penguatan peran masyarakat untuk perbaikan layanan publik, maka segala masukan Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana monitoring ini. Tanpa itu, monitoring akan menjadi sekedar riset normatif, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim monitoring harus segera merealisasikan kesepakatankesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan ini.”
Contoh 2: Diskusi untuk Penguatan Kapasitas Petani dalam Pelaksanaan Program Pada contoh ini digambarkan situasi di mana terdapat suatu kelompok petani di suatu desa yang sedang melaksanakan penelitan program subsidi pupuk. Ada banyak permasalahan dalam pelaksanaan program tersebut. Di antaranya, teamwork pelaksana program tersebut belum terbangun dan banyak keluhan mengenai pembagian beban kerja yang tidak proporsional.
Tujuan Obyektif •
Mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk penyelesaian penelitian tersebut;
•
Mengetahui tugas-tugas apa saja yang harus dipenuhi setiap anggota tim kerja.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
81
Tujuan Eksperimental •
Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya teamwork;
•
Setiap anggota tim kerja merasa memiliki tanggungjawab terhadap pencapaian keberhasilan penelitian.
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan: “Pertemuan kita ini adalah dalam rangka persiapan penelitian program subsidi pupuk di desa kita. Seperti telah sering kita bicarakan bersama, ada beberapa masalah dalam pelaksanaan program ini. Salah satunya, di antara kita sendiri belum terjalin kebersamaan dan saling pengertian. Belum ada teamwork, istilahnya. Karena itu, mari kita duduk bersama di sini, bebas saja kita kemukakaan apa masalah dari kita masingmasing, Kita harus menjadi tim yang kuat”
Tahap Obyektif •
Apa saja pekerjaan penelitian yang telah selesai dikerjakan? Apa yang masih perlu diselesaikan?
•
Apa saja tujuan dan mekanisme penelitan yang telah kita setujui sampai saat ini?
•
Apa saja peran dari masing-masing orang dalam penyelesaian penelitian ini?
82
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tahap Reflektif •
Bagian mana dari penelitian yang paling anda sukai? Bagian mana yang paling tidak Anda sukai?
•
Bagian mana dari penelitian yang menurut Anda paling mudah? Bagian mana yang paling sulit?
•
Apa saja mekanisme yang membantu Anda dalam menyelesaikan tugas penelitian? Apa saja mekanisme yang memberatkan Anda?
Tahap Interpretatif •
Bagian pekerjaan apa saja yang paling penting untuk penyelesaian program?
•
Dengan kondisi tim kerja seperti saat ini, bagaimana kontribusi tim kerja terhadap penyelesaian program?
•
Apa yang harus dilakukan secara spesifik agar setiap orang punya kontribusi penting dalam penyelesaian program?
•
Improvement (peningkatan) apa yang harus dilakukan oleh tim secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja?
Tahap Decisional •
Apa saja tugas yang harus dilakukan untuk penyelesaian program?
•
Siapa yang diberi tanggung-jawab melakukan tugastugas tersebut?
•
Kebutuhan asistensi apa yang perlu diberikan untuk meningkatkan kinerja tim?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
83
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Diskusi yang produktif! Kita telah mencapai beberapa pemahaman yang berguna untuk meningkatkan kapasitas kelompok ini dalam pelaksanaan penelitian. Perlu diingat bahwa kita mencapai ini, bukan dengan jalan yang mudah. Karena itu seluruh anggota kelompok harus menjaga dan melaksanakannya. Tentu saja, revisi masih sangat mungkin kita lakukan ketika keadaan di lapangan memerlukannya. Terima kasih atas keikutsertaan anda berbagi ide dan pengalaman”
Contoh 3: Diskusi Pada Paguyuban Petani untuk Mengupayakan Pemerataan Distribusi Pupuk Subsidi Contoh ini menggambarkan situasi suatu komunitas petani dalam mempersiapkan pertemuan lanjutan untuk mengupayakan pemerataan distribusi pupuk para anggotanya. Pada pertemuan-pertemuan sebelumnya didapat hasil yang kurang memuaskan. Karena itu, komunitas petani ini perlu mempersiapkan agenda secara lebih matang. Metode Diskusi Teknik Partisipasi digunakan untuk menyusun agenda tersebut.
Tujuan Obyektif •
84
Mengidentifikasi agenda apa saja yang harus diutamakan pada pertemuan yang direncanakan; METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
•
Pada pertemuan yang direncanakan muncul berbagai ide kreatif dan operasional dari perserta.
Tujuan Eksperimental •
Menumbuhkan motivasi dan perhatian peserta terhadap pertemuan ini;
•
Setiap peserta merasa tertantang untuk mencurahkan ide-ide kreatif dalam pertemuan ini.
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan: “Kemarin kita baru saja mengadakan pertemuan tingkat kecamatan untuk menyusun rencana tindakan yang penting bagi keberlangsungan organisasi kita. Seperti kesepakatan dalam pertemuan tersebut, pada satu minggu mendatang kita akan mengadakan pertemuan lanjutan. Beberapa hasil yang telah kita peroleh pada pertemuan lalu sebenarnya bisa diperoleh lebih baik lagi pada pertemuan mendatang. Pertemuan selanjutnya seharusnya bisa lebih menarik dan kondusif, sehingga setiap peserta tertantang untuk memberikan ide-ide terbaiknya. Karena itu, marilah sekarang kita rencanakan apa saja yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan pertemuan tersebut”
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
85
Tahap Obyektif •
Apa saja topik yang telah didiskusikan dalam pertemuan-pertemuan lalu?
•
Apa saja topik yang telah dibahas tuntas pada pertemuan yang lalu?
•
Apa saja topik yang belum dibahas secara tuntas, dan perlu dibahas lagi pada pertemuan mendatang?
•
Apa topik-topik baru yang perlu dimasukan dalam pertemuan mendatang?
Tahap Reflektif •
Topik-topik apa (di antara topik yang diagendakan) yang paling menarik didiskusikan?
•
Topik-topik apa yang sangat mungkin menghasilkan kesepakatan?
•
Topik-topik apa yang kemungkinan tidak disukai sebagian besar peserta?
•
Topik-topik apa yang rawan perdebatan?
Tahap Interpretatif •
Topik-topik apa yang paling penting? Topik-topik apa yang kurang penting?
•
Apa saja mekanisme yang diperlukan untuk mendorong terjadinya konsensus di forum?
•
Topik-topik apa saja yang berpotensi menimbulkan konflik?
•
Apa saja mekanisme yang diperlukan untuk menyelesaikan perdebatan dalam forum?
86
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tahap Decisional •
Dari topik-topik tersebut, apa saja usulan yang menurut Anda perlu untuk dijadikan agenda pada pertemuan mendatang?
•
Berapa lama alokasi waktu untuk pertemuan nanti? Siapa yang menjadi fasilitator? Siapa yang menjadi notulen?
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Kelihatannya dengan susunan agenda seperti ini, topiktopik yang akan dibahas menjadi jelas dan kita bisa berharap pertemuan nanti akan lebih bermanfaat dari sebelumnya. Sekarang tinggal bagimana kita merealisasikan agenda-agenda ini dalam pertemuan nanti”
Contoh 4: Diskusi untuk Penguatan Peran OSIS dalam Perumusan Pengelolaan Dana BOS Pada contoh ini digambarkan situasi di mana terdapat suatu organisasi intra sekolah di suatu daerah terkait program BOS. Terindikasi, ada banyak masalah dalam pengelolaan program tersebut. Di antaranya, manipulasi data jumlah pesert didik, perbedaan alokasi yang dibayarkan ke peserta didik, dan tiadanya laporan penggunaan dana kepada peserta didik. METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
87
Tujuan Obyektif •
Mengetahui permasalahan apa saja yang perlu dilakukan agar peserta didik tidak selalu dirugikan;
•
Mengetahui daftar dan jumlah bantuan BOS di sekolah.
Tujuan Eksperimental •
Menumbuhkan kesadaran kritis anggota OSIS akan pentingnya peruntukkan dana BOS, khususnya peserta didik dari warga miskin;
•
Setiap peserta didik merasa memiliki tanggung-jawab terhadap pengelolaan dana BOS.
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan: “Pertemuan kita ini adalah dalam rangka mengupayakan transparansi penggunaan dana BOS di sekolah kita. Seperti telah sering kita bicarakan bersama, ada beberapa masalah dalam pengelolaan dana BOS tersebut. Salah satunya, di antara kita sendiri tidak mengetahui sejauhmana penggunaan dana tersebut untuk meringankan beban teman kita yang ekonominya pas-pasan. Bahkan, kita kurang tidak diberi laporan penggunaan dan dilibatkan untuk memantau program ini. Karena itu, mari kita duduk bersama di sini, bebas saja kita kemukakaan apa masalah dari kita masing-masing, Kita harus memperjuangkan hak kita untuk mendapatkan informasi tersebut”
88
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tahap Obyektif •
Untuk apa saja peruntukkan dana BOS? Apa ada persyaratan yang masih perlu diperbaharui?
•
Apa saja mekanisme pengelolaan dana yang telah kita usulkan dan disetujui sampai saat ini?
Tahap Reflektif •
Bagian mana dari pengelolaan dana yang menurut petunjuk pelaksanaan dana BOS yang paling Anda sukai? Bagian mana yang paling tidak Anda sukai?
•
Bagian mana dari mekanisme distribusi bantuan yang menurut Anda paling mudah? Bagian mana yang paling sulit?
•
Apa saja permasalahan yang membantu Anda dalam menyelesaikan persyaratan ini? Apa saja mekanisme yang memberatkan Anda?
Tahap Interpretatif •
Bagian prosedur manakah yang paling penting untuk pengalokasian dana ke peserta didik?
•
Dengan kondisi peserta didik miskin seperti saat ini, bagaimana langkah kita untuk memperoleh kecukupan biaya operasional mereka?
•
Apa yang harus dilakukan secara spesifik agar setiap pesertadidik punya andil dalam meringankan beban peserta didik miskin?
•
Improvement (peningkatan) apa yang harus dilakukan oleh OSIS secara keseluruhan untuk memperbaiki pengelolaan dana BOS di sekolah kita?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
89
Tahap Decisional •
Apa saja tugas yang harus dilakukan untuk mendapatkan informasi mendapatkan informasi pengelolaan dana BOS?
•
Siapa yang diberi tanggung-jawab melakukan tugastugas tersebut?
•
Kebutuhan asistensi apa yang perlu diberikan untuk mendapatkan informasi tersebut?
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Diskusi yang produktif! Kita telah mencapai beberapa pemahaman yang berguna untuk memperbaiki pengelolaan dana BOS bagi keberlangsungan peserta didik miskin. Perlu diingat bahwa kita mencapai ini, bukan dengan jalan yang mudah. Karena itu seluruh anggota OSIS harus menjaga dan melaksanakannya. Tentu saja, revisi masih sangat mungkin kita lakukan ketika keadaan di lapangan memerlukannya. Terima kasih atas keikut-sertaan anda berbagi ide dan pengalaman”
90
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh 5: Diskusi Tim Monitoring untuk Mempresentasikan Temuan Pemantauan Program Raskin Suatu Aliansi LSM, Komunitas, Media, dan lainnya hendak melakukan pemantauan program Raskin secara partisipatif. Pelaksanaan pemantauan tersebut disesuaikan dengan kapasitas dan peran setiap elemen. Sebelumnya telah ada survey / assesment dari pelaksana program Raskin dalam kurun waktu dan tempat tertentu. Hasil survey tersebut menghasilkan temuan faktual dan permasalahan efektifitas dan efisiensi program Raskin yang kemudian dipresentasikan dan dikonsultasikan kembali dengan komunitas yang akan menjadi tim monitoring. Pada contoh ini, diskusi dilakukan bersama komunitas yang akan menjadi tim monitoring. Diskusi ini dilakukan setelah presentasi temuan survey.
Tujuan Obyektif •
Melakukan review atas temuan survey yang dipresentasikan;
•
Memeriksa apakah masih ada bagian dari temuan survey yang tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program Raskin dan perlu modifikasi.
Tujuan Eksperimental •
Menciptakan situasi sehingga peserta diskusi dapat MEMAHAMI dan membedakan temuan survey dengan kondisi nyata pelaksanaan program Raskin;
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
91
•
Calon Tim Monitoring termotivasi untuk melakukan penelusuran kebocoran dan penyalahgunaan wewenang program Raskin.
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi (setelah presentasi Temuan Survey), misalnya dengan: “Kita telah mendengarkan bersama presentasi mengenai temuan survey pelaksanaan program Raskin. Sekarang mari kita periksa bersama-sama hasil temuan survey dan faktual saat ini. Silahkan kita cermati bersama apakah temuan tersebut telah sesuai dengan aturan yang berlaku (Juklak/Juknis), sebagai pihak yang akan menerima manfaat dan dampak dari program Raskin ini”
Tahap Obyektif •
Apa saja poin-poin penting dari presentasi temuan survey yang telah disampaikan?
•
Apa saja tujuan dari pemantauan yang telah disampaikan?
•
Sesuai dengan presentasi, apa saja hasil yang mungkin didapat dari pemantauan program Raskin ini?
•
Apa akibat dari temuan survey tersebut bagi Anda, sesuai dengan yang disampaikan dari presentasi?
•
Apa saja batas-batas/rambu-rambu para anggota aliansi Tim Monitoring ini terhadap pelaksanaan program Raskin?
92
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tahap Reflektif •
Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau kuatirkan setelah mendengar presentasi tadi?
•
Bagian mana dari temuan survey yang menurut anda paling “menjanjikan”? Bagian mana yang paling “mengkuatirkan”?
Tahap Interpretatif •
Bagian dari temuan survey manakah yang menurut Anda paling diperlukan komunitas?
•
Apa saja kebutuhan Tim Monitoring yang berhubungan dengan penelusuran pelakasnaaan program Raskin yang belum tercakup dalam temuan?
•
Bagaimana kemampuan Tim untuk mengimplementasikan agenda pemantauan ini?
•
Mekanisme apa yang diperlukan agar proyek “harapan” komunitas terhadap proyek tercapai?
•
Mekanisme apa yang diperlukan agar kelemahan dalam pemantauan dapat diatasi?
Tahap Decisional •
Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh Tim Monitoring agar pelaksanaan pemantauan efektif dan efisien?
•
Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh Tim Monitoring (komunitas) agar berjalan kerjasama komunitas – Tim Monitoring?
•
Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban Tim Monitoring kepada anggota komunitas?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
93
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap agenda pemantauan ini. Karena prinsip dari pemantauan ini adalah dedikasi dan integritas, maka segala masukan anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan agenda pemantauan ini. Tanpa itu pemantauan akan menjadi sekedar pemantauan, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim Monitoring harus segera merealisasikan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan ini.”
Contoh 6 : Diskusi Koperasi Simpan Pinjam Al-Amin dalam Penentuan Prioritas Sasaran Program Pinjaman Bergulir Suatu Koperasi Simpan Pinjam hendak merencanakan suatu program pinjamam untuk komunitas petani di suatu wilayah. Program tersebut disusun bersama-sama dengan komunitas. Diskusi ini adalah dalam rangka mendapatkan prioritas-prioritas Sasaran Program Pinjaman Petani yang berasal dari masyarakat. Fasilitator untuk diskusi ini berasal dari Koperasi yang akan melaksanakan program.
94
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tujuan Obyektif •
Melakukan identifikasi atas minat dan kebutuhan petani atas program pinjaman yang akan dijalankan;
•
Menentukan prioritas alokasi sumber daya program, sesuai minat dan kebutuhan petani.
Tujuan Eksperimental •
Menciptakan kebersamaan antara Koperasi pelaksana program dengan komunitas petani, dalam kepemilikian dan tanggung jawab program;
•
Menghasilkan konsensus antara Koperasi pelaksana program dengan komunitas petani.
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan: “Selamat sore. Seperti dalam pembicaraan-pembicaraan kita yang lalu, Koperasi Simpan Pinjam Al-Amin merencanakan menyelenggarakan program pinjaman di daerah Anda. Kami memiliki prinsip, bahwa setiap program yang kami jalankan harus berdasar kebutuhan riel di lapangan. Karena itu, menjadi penting bagi kami untuk menyelenggarakan diskusi ini. Di sini, silahkan Anda sekalian kemukakan segala hal yang anda rasakan, alami dan pikirkan mengenai program yang kami ajukan ini. Silahkan juga Anda sekalian kemukakan apa saja yang penting kami lakukan di program ini. Itu akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kami.”
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
95
Tahap Obyektif •
Apa saja permasalahan “seputar pertanian” yang paling sering dikeluhkan petani di daerah ini?
•
Apa saja unggulan pertanian yang sering dibanggakan di daerah ini?
•
Bagaimana penilaian petani di sini terhadap programprogram simpan pinjam?
•
Apa saja program lain (dari pemerintah maupun perusahaan) yang pernah dilakukan di daerah ini?
•
Bagaimana tanggapan masyarakat atas programprogram tersebut?
Tahap Reflektif •
Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau kuatirkan mengenai program ini?
•
Hal apa mengenai program yang paling membuat masyarakat antusias? Hal apa yang membuat masyarakat menghindar?
Tahap Interpretatif •
Apa saja produk simpan pinjam yang Anda anggap penting untuk dilakukan dalam program ini?
•
Bagian dari jasa manakah yang menurut Anda paling diperlukan petani?
•
Apa saja kebutuhan petani yang berhubungan dengan pengelolaan lahan yang belum dicakup dalam sasaran penerima pinjaman?
•
Bagaimana kemampuan produk pinjaman kami untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut?
96
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
•
Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh petani agar kerjasama petani – koperasi terus berjalan?
•
Mekanisme apa yang diperlukan agar program ini berjalan dengan baik dan petani diuntungkan?
Tahap Decisional •
Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh produk pinjaman agar kebutuhan-kebutuhan petani dapat lebih terakomodasi?
•
Siapa yang menjadi penanggung jawab dari kerjasama petani - koperasi?
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap rencana program ini. Karena prinsip dari program ini adalah pelayanan masyarakat, maka segala masukan Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana program ini. Tanpa itu program akan menjadi sekedar program, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim pelaksana program harus segera merealisasikan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan ini.”
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
97
Contoh 7: Diskusi Bank Al-Amin untuk Perbaikan Layanan Program Simpan Pinjam Suatu Lembaga Simpan Pinjam hendak merencanakan suatu program perbaikan jasa layanan simpan pinjam untuk komunitas petani di suatu wilayah. Program tersebut disusun bersama-sama dengan komunitas. Diskusi ini adalah dalam rangka mengupayakan mekanisme pengembalian pinjaman yang telah diterima petani. Fasilitator untuk diskusi ini berasal dari Bank yang akan melaksanakan program.
Tujuan Obyektif •
Melakukan identifikasi atas permasalahan dan mekanisme pengembalian atas program pinjaman yang akan dijalankan;
•
Menentukan prosedur dan prioritas jaminan, sesuai permasalahan petani dan masa panen.
Tujuan Eksperimental •
Menciptakan kebersamaan antara Bank dengan komunitas petani, yang berprinsip pada saling menguntungkan (mutual simbiosis) dalam kepemilikian dan tanggung jawab program ini;
•
Menghasilkan konsensus antara Bank dengan komunitas petani.
98
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Pembukaan / Penjelasan Konteks Masalah Fasilitator membuka diskusi, misalnya dengan: “Selamat sore. Seperti dalam pembicaraan-pembicaraan kita yang lalu, Bank Al-Amin mereview mekanisme pengembalian pada program simpan pinjam di daerah Anda. Kami memiliki prinsip, bahwa program simpan pinjam yang kami jalankan harus sesuai dengan kebutuhan riel dan kondisi lapangan. Karena itu, menjadi penting bagi kami untuk menyelenggarakan diskusi ini. Di sini, silahkan Anda sekalian kemukakan segala hal yang Anda rasakan, alami dan pikirkan mengenai mekanisme pengembalian (cashback mechanism) program simpan pinjam ini. Silahkan juga Anda sekalian kemukakan apa saja yang penting kami lakukan di program ini. Itu akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kami.”
Tahap Obyektif •
Apa saja permasalahan pembayaran yang paling sering dikeluhkan petani di daerah ini?
•
Apa saja mekanisme pembayaran yang sering dibanggakan di daerah ini?
•
Bagaimana penilaian petani di sini terhadap mekanisme pengembalian program simpan pinjam kami?
•
Apa saja program lain (dari pemerintah maupun koperasi) yang pernah dilakukan di daerah ini?
•
Bagaimana tanggapan masyarakat atas mekanisme tersebut?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
99
Tahap Reflektif •
Apa saja yang Anda rasakan, pikirkan, harapkan atau kuatirkan mengenai mekanisme pinjaman ini?
•
Hal apa mengenai program simpan pinjam yang paling membuat masyarakat antusias? Hal apa yang membuat masyarakat menghindar?
Tahap Interpretatif •
Apa saja mekanisme pembayaran yang Anda anggap penting untuk dilakukan dalam program simpan pinjam ini?
•
Bagian dari mekanisme manakah yang menurut Anda paling diperlukan petani?
•
Apa saja keinginan petani yang berhubungan dengan mekanisme pembayaran yang belum dicakup dalam program ini?
•
Bagaimana agar mekanisme pembayaran program simpan pinjam kami dapat mengakomodasi kebutuhankebutuhan tersebut?
•
Apa yang secara spesifik harus dilakukan oleh petani agar kerjasama petani – Bank terus berjalan?
•
Mekanisme apa yang diperlukan agar program ini berjalan dengan baik dan petani diuntungkan?
Tahap Decisional •
100
Apa saja modifikasi yang diperlukan oleh program simpan pinjam agar kebutuhan-kebutuhan petani dapat lebih terakomodasi?
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
•
Siapa yang menjadi penanggung jawab dari kerjasama petani - koperasi?
Refleksi / Penutupan Fasilitator menuliskan poin-poin penting yang dipahami bersama atau disepakati oleh peserta dalam kertas plano / papan tulis. Kemudian fasilitator menutup diskusi dengan: “Terima kasih atas saran dan kritik anda terhadap rencana program ini. Karena prinsip dari program ini adalah pelayanan masyarakat, maka segala masukan Anda sangat berguna sebagai bahan perbaikan rencana program ini. Tanpa itu program akan menjadi sekedar program, tidak ada manfaatnya bagi masyarakat. Tim pelaksana program harus segera merealisasikan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan dalam peremuan ini.”
CONTOH PERENCANAAN AKSI Topik: Perencanaan Strategis Organisasi LSM Budaya Madani suatu LSM yang sedang berkembang, hendak melakukan perencanaan strategis (Renstra) organisasi. Perencanaan strategis tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja LSM Budaya Madani dalam mencapai visi dan misinya. Visi Budaya Madani adalah terbentuknya masyarakat sipil (warga) yang memiliki kesadaran kritis pada pelayanan publik di daerah dan terjadinya suatu sistem pelayanan yang pro warga miskin. Untuk mencapai visi tersebut Budaya Madani
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
101
memiliki misi, yaitu: (1). Memperkuat kesadaran kritis masyarakat (komunitas) dampingan terhadap pelayananpelayanan publik yang dialaminya; (2). Melakukan advokasi hak warga atas informasi pelayanan publik yang transparan dan akuntabel. Selama ini LSM Budaya Madani telah melakukan kerjakerja penguatan masyarakat dan advokasi pelayanan publik. Beberapa hasil telah dicapai, banyak pula hambatan dan kegagalan yang menghadang. Karena itu perlu disusun kembali suatu rencana strategi organisasi, agar agenda LSM Budaya Madani mampu menjawab tantangan riil. Rencana strategis tersebut disusun secara bersamasama, melibatkan seluruh personil LSM Budaya Madani.
Contoh Perencanaan Aksi Tahap I: KONTEKS Deskripsi Aktivitas What
Perencanaan strategi organisasi LSM Budaya Madani.
When
Januari 2011 - Desember 2013
Where
Di dalam organisasi (internal) LSM Budaya Madani
Why
LSM Budaya Madani perlu merencanakan strategi organisasi, agar agenda-agendanya sesuai dengan kebutuhan visi dan misi.
How
(1) Mengidentifikasi masalah-masalah pelayanan yang berkembang di masyarakat; (2) Menggali inisiatif-inisiatif anggota LSM Budaya Madani; (3). Melakukan advokasi sesuai visi dan misi.
By Whom
Seluruh anggota LSM Budaya Madani
102
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Tujuan Obyektif Menentukan agenda-agenda organisasi apa saja yang perlu dilakukan dalam satu tahun ini untuk mencapai visi dan misi LSM Budaya Madani.
Tujuan Eksperimental Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme seluruh anggota LSM Budaya Madani terhadap agenda yang akan disusun.
Contoh Perencanaan Aksi Tahap II: LINGKARAN SUKSES
Budaya Madani menjadi motivator dan inisiator perjuangan civil society di daerah
Terciptanya masyarakat kritis yang memiliki peran dalam keputusan publik
Terwujudnya sistem kepemerintahan (governance) yang transparan, akuntabel dan pro warga miskin
Budaya Madani menjadi salah satu referensi bagi perjuangan civil society dan mitra ktirtis pemerintahan di daerah
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
103
Contoh Perencanaan Aksi Tahap III: KONDISI OBYEKTIF Kekuatan: • Memiliki komunitas (basis) pendampingan yang tersebar luas di beberapa kota. • Memiliki basisdata permasalahan dan potensi ekonomi, sosial dan budaya lokal. • Sudah pernah membangun jaringan antar LSM / NGO. • Memiliki akses ke media massa, DPRD dan lokal.
Kelemahan • Belum tersedianya model pengembangan kapasitas untuk pendampingan warga. • Belum terpetakanya potensi setiap pegiat. • Belum meratanya transfer konsepsi advokasi pelayanan publik. • Belum terciptanya komitmen organisasi untuk pengembangan dan aktualisasi diri.
Manfaat: • Budaya Madani dapat menjadi satu kekuatan dalam perjuangan masyarakat sipil. • Adanya tata-kepemerintahan yang responsif terhadap kemudahan pelayanan publik.
Bahaya: • Advokasi pelayanan publik yang akan dilakukan rawan dengan intrik dan intimidasi; • Banyak stakeholder yang tidak suka pada penguatan civilsociety; • Ketergantungan basis pada program LSM.
Contoh Perencanaan Aksi Tahap IV: KOMITMEN
Kami dalam waktu dua tahun ini akan melaksanakan rencana kegiatan yang disepakati untuk menguatkan peran warga dalam peningkatan pelayanan publik daerah dan mendorong pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabel. (tanda tangan dari seluruh peserta)
104
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi Tahap V : WORKSHOP Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap CONTEXT Pertanyaan Fokus Perencanaan Aksi - Workshop Apa saja AGENDA yang harus kita lakukan agar tercapai visi dan misi organisasi kita?
Perencanaan Aksi - Workshop Tahap BRAINSTORMING
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
105
Contoh Perencanaan Aksi Workshop Tahap CLUSTERING
106
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
107
Membuat tulisan / artikel di koran
Mempublikasikan bahan-bahan penguatan masyarakat sipil
Melobi pers daerah untuk meliput kasus pelayanan
Kliping kasus-kasus pelayanan
Studi mengenai model pelayanan publik
Mendata tokoh masyarakat yang tertarik pada masyarakat sipil
Mengumpulkan data masyarakat yang terkena kasus pelayanan publik
Menyelenggarakan seminar penguatan masyarakat sipil
Melakukan Publikasi dan Penyelenggaraan Event-event
Mengumpul-kan artikel dan berita mengenai pelayanan publik
Pengelolaan Basis Data dan Kajian
Melatih komunitas basis
Mengadakan beberapa penelitan kepuasan masyarakat
Mengadakan workshop tingkat basis
Melakukan pendampingan di basis
Penguatan Masyarakat Basis
Mendesain beberapa model pelayanan publik
Menyusun draft UU untuk pelayanan publik
Mencari dukungan terhadap program organisasi dari masyarakat Mendata pejabat yang concern pada civilsociety
Melobi partai dan fraksi untuk membantu
Menggandeng beberapa jaringan kelompok tani
Membuat dan memperkuat jaringan antar LSM
Mendekati pejabat yang concern pada civil society
Studi dari contoh di negara lain
Membangun Model Pelayanan
Menjalin hubungan dengan beberapa stakeholder
Menggalang Dukungan pada Program Organisasi
Mencari alternatif pembiayaan baru bagi organisasi
Menerapkan mekanisme penghargaan dan sanksi bagi anggota
Menyelenggarakan evaluasi internal organisasi secara rutin
Memberi penghargaan dan intensif bagi anggota yang berprestasi
Perbaikan Sistem Manajemen
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap TITLE
Mencari resource person
Merekrut aktivis yang kapabel dalam bidang hukum
Rekruitmen kader dan relawan bagi organisasi
Memperkuat sumber daya manusia untuk pendampingan basis
Menyelenggarakan berbagai pelatihan internal organisasi
Melakukan Rekruitmen dan Pelatihan SDM Organisasi
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI TINDAKAN yang harus dilakukan. Rekomendasi tindakan tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom. Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah: • Melakukan pengelolaan basisdata dan menyelenggaraan kajian mengenai masyarakat sipil. • Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event untuk penguatan masyarakat sipil. • Penguatan masyarakat pada tingkat basis . • Membangun aliansi / jaringan • Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan draft Raperda. • Melakukan lobi ke berbagai pihak. Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan.
Contoh Perencanaan Aksi Workshop Tahap DISKUSI TIM KECIL Perhatikan ini adalah tahap khusus dalam workshop pada Metode Perencanaan Tindakan. Pada Metode Workshop yang dijelaskan sebelumnya tahap ini belum ada. Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil sebanyak jumlah Kebutuhan Tiondakan yang dihasilkan. Mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan, kelompok kecil yang dibentuk terdiri dari: • Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis. • Kelompok Kampanye. • Kelompok Wacana Akademik. • Kelompok Pembangunan Aliansi.
108
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
• •
Kelompok Studi, Data dan Perumusan Draft. Kelompok Lobi. Setiap kelompok kecil mendapat tugas menyusun rencana kegiatan untuk setiap Agenda Tindakan. Dalam menyusun rencana kegiatan tersebut, setiap kelompok mempertimbangkan ide-ide kegiatan (yang ditulis dalam kertas-kertas ide) yang termasuk dalam Agenda Tindakan tersebut.
Contoh Pembagian Ide-Ide Kegiatan dalam Kelompok 1.
Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis. Ide-ide kegiatan yang harus diperhatikan adalah (lihat gambar): • Mengajak ngobrol warga tentang hak warga dan situasi pelayanan publik • Memasukan tema (hak masyarakat dalam partisipasi pelayanan publik) dalam diskusi rutin forum warga • Mengadakan diskusi tingkat akar rumput • Mempelajari mekanisme dan prosedur pelayanan pubik dan didiskusikan di forum warga • Mengajak ngobrol warga tentang hak warga dan situasi pelayanan publik • Memasukan tema (hak masyarakat dalam partisipasi pelayanan publik) dalam diskusi rutin forum warga • Mengadakan diskusi tingkat akar rumput • Mempelajari mekanisme dan prosedur pelayanan
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
109
pubik dan didiskusikan di forum wargMelakukan simulasi mekanisme dan prosedur pelayanan yang diterima dan dikelola warga • Mengadakan workshop tingkat basis. 2. Kelompok Pembangunan Aliansi. Ide-ide kegiatan yang diperhatikan adalah (lihat gambar): • mencari dukungan dari tokoh masyarakat yang pro warga miskin • meminta LSM lain untuk bergabung • meminta data dan dukungan para parkar
Langkah-langkah diskusi dari setiap kelompok: •
•
•
•
110
Setiap kelompok memeriksa setiap ide kegiatan tersebut, memastikan apakah kegiatan tersebut mendukung tujuan yang ditetapkan, operasional dan tersedia sumber daya yang cukup untuk mencapainya. Jika ada ide kegiatan yang tidak memenuhi kriteria tersebut, maka tugas kelompok kecil untuk melakukan verifikasi/ memperbaikinya. Jika ide kegiatan tersebut terlalu jauh dari kriteria dan sudah tidak mungkin diperbaiki sama sekali, maka ide kegiatan tersebut dapat tidak dilaksanakan. Setiap kelompok juga memeriksa apakah ada di antara ide-ide kegiatan tersebut yang double, berulang, atau mirip. Misalnya, ide Seminar dangan ide Diskusi Publik. Ide-ide kegiatan seperti itu dijadikan satu saja. Kemudian setiap kelompok menyusun Rincian Tugas (Job Description) dari setiap Agenda Tindakan berdasar Ide-Ide Kegiatan tersebut dalam durasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Rincian Tugas tersebut
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan berdasar waktu. Dalam contoh ini setiap kelompok menyusun Rincian Tugas dengan membagi periode pelaksanaan tugas menjadi dua-bulanan. Perhatikan Tujuan dan Keterbatasan Sumber Daya • Dalam menentukan Rincian Tugas, setiap kelompok harus selalu memperhatikan tujuan utama dari proses perencanaan tindakan ini. Untuk itu ingatkan peserta untuk selalu melihat Lingkaran Sukses. • Ingatkan juga untuk selalu memeriksa ketersediaan dan keterbatasan sumber-daya dengan memeriksa KONDISI OBYEKTIF.
Rincian Tugas yang dihasilkan adalah sebagai berikut: • Kelompok Pengorganisasian Isu Tingkat Basis Agenda Tindakan
Pengorganisasian isu pada tingkat basis
Aktivitas Dua-bulan I
Memperkenalkan isu/wacana pada basis
Aktivitas Dua-bulan II
Melakukan diskusi intensif soal hak pemanfaatan layanan publik dalam sistem pelayanan publik di daerah
Aktivitas Dua-bulan III
Melakukan simulasi proses penyusunan standar pelayanan publik
Indikator Keberhasilan
Inisiatif dari komunitas basis untuk mengususulkan standar pelayanan publik
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
111
• Kelompok Kampanye Agenda Tindakan
Kampanye untuk mempengaruhi opini publik mengenai hak warga dalam proses penyusunan standar pelayanan publik
Aktivitas Dua-bulan I
Melakukan pendekatan ke media dan menyusun strategi kampanye
Aktivitas Dua-bulan II
Kampanye luar ruang, demonstrasi damai dan media massa
Aktivitas Dua-bulan III
Menyelenggarakan event kampanye besar
Indikator Keberhasilan
Isu hak pemanfaatan layanan publik dalam proses penyusunan standar pelayanan terangkat menjadi isu publik
• Kelompok Wacana Akademik Agenda Tindakan
Memperkuat wacana akademik mengenai tema
Aktivitas Dua-bulan I
Menyelenggarakan diskusi terfokus / seminar di kampus tentang tema terkait.
Aktivitas Dua-bulan II
Melakukan serial diskusi intensif dengan para pakar untuk memperkuat wacana
Aktivitas Dua-bulan III
Diskusi publik untuk diseminasi wacana tersebut ke masyarakat luas
Indikator Keberhasilan
Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat berpartisipasi dalam perumusan standar pelayanan publik
112
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
• Kelompok Pembangunan Aliansi Agenda Tindakan
Membangun aliansi / jaringan masyarakat sipil untuk memperjuangkan pengakuan hak masyarakat dalam perumusan anggaran
Aktivitas Dua-bulan I
Mengajak kalangan LSM, pakar, dan kelompok masyarakat miskin untuk bergabung dalam aliansi
Aktivitas Dua-bulan II
Mengadakan workshop aliansi tahap I
Aktivitas Dua-bulan III
Mengadakan workshop aliansi tahap II
Indikator Keberhasilan
Bergabungnya LSM, pakar dan kelompok masyarakat miskin dalam suatu aliansi untuk memperjuangkan diakuinya partisipasi masyarakat dalam perumusan anggaran
• Kelompok Studi, Data, dan Perumusan Draft Agenda Tindakan
Melakukan studi, pengumpulan data dan perumusan draft Raperda Pelayanan Publik di Daerah
Aktivitas Dua-bulan I
Pengumpulan bahan-bahan terkait tema
Aktivitas Dua-bulan II
Mendatangi kelompok miskin untuk menggali situasi pelayanan
Aktivitas Dua-bulan III
Menyusun konsep dan draft
Indikator Keberhasilan
Adanya konsep yang komprehensif mengenai model pelayanan publik (konsep tersebut juga tertuang menjadi draft Raperda)
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
113
• Kelompok Lobi Agenda Tindakan
Melakukan lobi pada berbagai pihak
Aktivitas Dua-bulan I
Lobi (rutin)
Aktivitas Dua-bulan II
Lobi (rutin)
Aktivitas Dua-bulan III
Lobi (rutin)
Indikator Keberhasilan
Adanya dukungan dari eksekutif dan legislatif untuk diakuinya secara formal partisipasi masyarakat dalam perumusan sistemr pelayanan publik di Daerah
•
Beberapa ide kegiatan yang sama maknanya digabung.
•
Beberapa ide kegiatan baru dimunculkan menjadi item tugas.
•
Agenda Tindakan, Kegiatan per Periode dan Indikator Keberhasilan di atas dituliskan kembali dalam kartukartu ide (seperti sebelumnya) dengan tulisan singkat dan besar.
114
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
115
Fahaza, Rohidin, Amin
Dini, Widi, Yulius
Studi, Data, dan Draft
Lobi
Dua-bulan I
Pendekatan ke media dan penyususan strategi kampanye
Menyelenggarakan seminar di kampus
Pengumpulan bahanbahan yang terkait tema
Lobi rutin
Menguatkan wacana akademik partisipasi warga dalam penganggaran
Melakukan studi , pengumpulan data dan penyusunan draft Raperda
Melakukan lobi ke legislatif dan eksekutif
Melakukan pengenalan wacana pada basis
Melakukan kampanye untuk mempengaruhi opini publik
Melakukan pengorganisasian tingkat basis
Agenda Tindakan
Lobi rutin
Mendatangi kelompok miskin untuk penelitian
Menyelenggarakan serial diskusi intensif dengan pakar
Kampanye luar ruang, demo dan media
Diskusi intensif di basis soal tema
Dua-bulan II
Aktivitas per Periode Dua-bulan III
Lobi rutin
Menyusun konsep dan draft Raperda standar pelayanan publik
Diskusi publik untuk diseminasi wacana yang dihasilkan
Menyelenggarakan event besar untuk kampanye
Melakukan simulasi proses penyusunan anggaran partisipatif
Adanya dukungan dari eksekutif dan legislatif
Adanya konsep dan draft komprehensif tentang partisipasi masyarakat dalam perumusan sistem pelayanan publik
Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat berpartisipasi dalam perumusan sistem pelayanan publik
Isu partisipasi warga dalam anggaran terangkat menjadi isu publik
Inisiatif dari komunitas basis untuk mengusulkan standar pelayanan publik
Indikator Keberhasilan
Sampai di sini kita telah selesai membuat Rencana Kerja Enam Bulan Promosi Hak Masyarakat dalam Perumusan Standar Pelayanan Publik
Mubin, Lukman, Amin
Ramlan, Nugroho, Toifur
Idham, Arie, Patchur, Joko, Adwin
Anggota
Wacana Akademik
Kampanye
Pengorganisian Isu Tingkat Basis
Kelompok
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VI: PENJADWALAN DAN PENUGASAN
Contoh Perencanaan Aksi Tahap VII : REFLEKSI Fasilitor menyatakan kepada peserta refleksi dari perencanaan tindakan ini : "Kita telah melewati serangkaian panjang proses perenca-naan tindakan dalam mempersiapkan program promosi hak warga dalam proses perumusan sistem pelayaan di daerah. Sangat baik yang telah anda lakukan, sehingga kita telah berhasil mendapatkan beberapa rekomendasi tindakan penting dari tema kegiatan perencanaan tindakan kita hari ini. Mari kita sama-sama cek seluruh hasil yang kita capai. Mari kita perhatikan sekali lagi beberapa kesepakatan hari ini, mohon perhatikan kalender kegiatan ini. Sampai di sini kita telah memutuskan agenda tindakan apa saja yang harus dilakukan beserta rincian kegiatan per dua bulan. Juga telah kita tentukan apa saja yang harus dicapai dari setiap agenda tindakan tersebut, yaitu dalam indikator keberhasilan. Selain itu, siapa saja yang bertanggung jawab atas setiap Agenda Tindakan juga telah kita tentukan. Sebelum benar-benar kita akhiri acara kita, silahkan diperiksa apakah ada yang keberatan dengan apa yang kita capai hari ini? Silahkan juga anda periksa mengenai tujuan kita dalam lingkaran sukses yang tertulis ini. Apakah tindakan-tindakan yang akan kita lakukan akan mendukung tercapainya tujuan tersebut? Silahkan pula periksa Kondisi Obyektif, apakah
116
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
rencana yang kita hasilkan ini, didukung oleh resource (sumber daya) yang cukup? Setelah selesai rencana ini disusun, maka bukan berarti telah selesai tugas kita. Silahkan menjadi tugas rumah bagi setiap orang yang bertanggung jawab di sini untuk memikirkan langkah-langkah praktis yang diperlukan agar dapat segera melakukan kegiatan"
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
117
CONTOH PERENCANAAN AKSI Topik : Perencanaan Strategis Koperasi Al-Amin Koperasi Al-Amin merupakan institusi usaha simpan pinjam yang dibentuk dari dan oleh paguyuban petani di daerah Maju Jaya. Koperasi ini sedang berkembang dan akan melakukan perencanaan strategis (Renstra) rutin dua tahun sekali. Perencanaan strategis tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja Koperasi Al-Amin dalam mencapai visi dan misinya.Visi Al-Amin adalah menjadi pelopor koperasi simpan pinjam bagi para petani dengan menyediakan sistem pelayanan yang mudah, murah dan berkualitas. Untuk mencapai visi tersebut Al-Amin memiliki misi, yaitu : (1). Menjaring anggota dan memperluas jaringan petani di daerah; (2). Melakukan penataan system informasi dan manajemen koperasi secara profesional; [3] Mereplikasi model Garmin Bank dalam system operasional koperasi. Selama ini Koperasi Al-Amin telah melakukan usaha simpan pinjam yang khusus menjaring anggota petani di sekitar pesisir dan berjaringan dengan bank-bank daerah.Beberapa hasil telah dicapai, banyak pula hambatan dan kegagalan yang menghadang.Karena itu perlu disusun kembali suatu rencana strategi institusi, agar operasional Koperasi Al-Amin mampu menjawab tantangan riil. Rencana strategis tersebut disusun secara bersamasama, melibatkan seluruh anggota Koperasi Al-Amin.
118
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi Tahap I: KONTEKS Deskripsi Aktivitas What
Perencanaan strategisKoperasi Al-Amin.
When
Januari 2011 - Desember 2013
Where
Di dalam internal Koperasi Al-Amin
Why
Koperasi Al-Amin perlu merencanakan strategi institusi, agar operasional koperasi sesuai dengan kebutuhan visi dan misi.
How
By Whom
1) Menjaring anggota dan memperluas jaringan petani di daerah; 2) Melakukan penataan sistem informasi dan manajemen koperasi secara professsional 3) Mereplikasi model Garmin Bank dalam sistem operasional koperasi. Seluruh anggota Koperasi Al-Amin.
Tujuan Obyektif Melakukan penilaian dan identifikasi kriteria anggota dari berbagai wilayah yang sesuai dengan nilai dasar koperasi dan mengevaluasi komponen apa saja yang perlu dioptimalkan dalam dua tahun yang akan datang untuk mencapai visi dan misi Koperasi Al-Amin.
Tujuan Eksperimental Menumbuhkan motivasi, rasa keterlibatan dan antusiasme seluruh anggota Koperasi Al-Amin melalui perubahan system pelayanan dan prinsip dasar usaha koperasi yang akan disusun.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
119
Contoh Perencanaan Aksi Tahap II: LINGKARAN SUKSES
Perluasan jaringan usaha dan keanggotaan Koperasi Al-Amin di 6 kecamatan
Terciptaanya model pengelolaanusaha mikro yang mudah, cepat, dan berkualitas
Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota koperasi Al-Amin
Al-Amin menjadi salah satu referensi bagi lembaga koperasi simpan pinjamdi daerah
120
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi Tahap III: KONDISI OBYEKTIF Kekuatan: • Memiliki anggota yang tersebar luas di beberapa kecamatan • Memiliki basisdata petani di daerah dan potensi ekonomi, sosial dan budaya lokal; • Sudah pernah membangun jaringan dengan bank daerah; • Memiliki akses ke bank swasta dan industry di daerah • Memiliki sumberdaya manusia yang kapabel dan profesional.
Kelemahan • Belum tersedianya model pelayanan usaha simpan pinjam yang khusus untuk anggota petani miskin; • Belum terpetakanya potensi jaringan petani di wilayah pesisir; • Belum meratanya transfer sistem pelayanan koperasi ke pengelola; • Belum terciptanya prinsip good corporate bagi para pengelola koperasi.
Manfaat: • Al-Amin dapat menjadi satu basis kekuatan pelaksanaan usaha ekonomi kerakyatan di daerah; • Adanya model usaha kredit bergulir yang berbasis ekonomi kerakyatan, khususnya bagi petani miskin;
Bahaya: • Usaha simpan pinjam resisten terhadap kredit macet; • Banyak petani yang gagal panen; • Ketergantungan siklus modal usaha sering dimanfaatkan pimpinan maupun pengelola koperasi untuk kepentingan pribadi.
Contoh Perencanaan Aksi Tahap IV: KOMITMEN Kami dalam waktu dua tahun ini akan melaksanakan rencana perluasaan jaringan usaha mikro dan peningkatan pelayanan yang disepakati untuk peningkatan kesejahteraan anggota koperasi melalui perbaikan system operasi yang mudah, murah dan berkualitas.
(tanda tangan dari seluruh peserta)
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
121
Contoh Perencanaan Aksi Tahap V : WORKSHOP Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap CONTEXT Pertanyaan Fokus Perencanaan Aksi - Workshop Apa saja AGENDA perbaikan usaha yang harus kita lakukan agar tercapai visi dan misi koperasikita ?
Perencanaan Aksi - Workshop Tahap BRAINSTORMING
122
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Contoh Perencanaan Aksi Workshop Tahap CLUSTERING
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
123
Melatih anggota yang potensial
Mengadakan beberapa survey kepuasan masyarakat
Mengadakan workshop usaha mikro bagi petani
Melakukan pembinaan pada anggota yang bermasalah
Penguatan Masyarakat Basis
Mencari dukungan terhadap program usaha mikro dari perusahaan
Menjalin hubungan dengan beberapa stakeholder
Mendesain beberapa model usaha mikro
Studi dari contoh di negara lain
Membangun Model Pelayanan
Menerapkan mekanisme penghargaan dan sanksi bagi anggota
Menyelenggarakan evaluasi periodic pengelola koperasi
Memberi award & intensif bagi anggota yang berprestasi
Perbaikan Sistem Manajemen
Mencari alternatif pembiayaan baru bagi organisasi
Menyusun standar operasi prosedur pelayanan koperasi
Bergabung dengan beberapa jaringan usaha mikro
Membuat dan memperkuat jaringan antar koperasi
Mendata pejabat yang concern pada civilsociety
Menggalang Dukungan pada Program Organisasi
Contoh Perencanaan Aksi - Workshop Tahap TITLE
Menyelenggarakan berbagai pelatihan karyawan koperasi
Melakukan Publikasi dan Penyelenggaraan Event-event
Mengumpulkan data masyarakat yang terkena kasus kredit macet Membuat dan membagikan selebaran di desa
Pengelolaan Basis Data dan Kajian
Kliping berita usaha kecil menengah
Mempublikasikan indeks pelayanan usaha mikro petani
Melobi pers daerah untuk publikasi
Studi mengenai model pelayanan usaha mikro
Mendata tokoh masyarakat yang peduli dan pro warga miskin
Mendata anggota ulang keanggotaan dlm sistim informasi manajemen
Mendekati pengusaha yang concern pada usaha mikro Melobi partai dan fraksi untuk membantu
Melakukan Rekruitmen dan Pelatihan SDM Organisasi
Memperkuat SDM untuk penjaringan anggota
Merekrut anggota yang kapabel dalam bidang ekonomi
Rekruitmen kader dan relawan bagi organisasi
Merekrut anggota yang kapabel dalam bidang ekonomi
Mencari resource person
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
124
Sampai tahap ini telah teridentifikasi REKOMENDASI TINDAKAN yang harus dilakukan.Rekomendasi tindakan tersebut terdapat pada TITLE (judul) dari setiap kolom. Dalam workshop ini key action yang teridentifikasi adalah: •
Melakukan pengelolaan basis data dan menyelenggarakan kajian mengenai pengelolaan usaha mikro.
•
Melakukan publikasi dan penyelenggaraan event-event untuk penguatan jaringan usaha mikro.
•
Penguatan jaringan petani dan kenggotaan koperasi.
•
Membangun aliansi/jaringan
•
Melakukan studi, pengumpulan data dan pembuatan Standar Operasioanl Prosedur (SOP).
•
Melakukan penggalangan modal dan sponsor ke berbagai pihak.
Proses selanjutnya akan mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan.
Workshop Tahap DISKUSI TIM KECIL Perhatikan ini adalah tahap khusus dalam workshop pada Metoda Perencanaan Tindakan. Pada Metoda Workshop yang dijelaskan sebelumnya tahap ini belum ada. Pada tahap ini dibentuk kelompok-kelompok kecil sebanyak jumlah Kebutuhan Tiondakan yang dihasilkan. Mengacu pada rekomendasi tindakan yang dihasilkan, kelompok kecil yang dibentuk terdiri dari : •
Kelompok Pengorganisasian Isu usaha mikro petani.
•
Kelompok Publikasi dan Sponsor.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
125
•
Kelompok Wacana Akademik/ekonomi kerakyatan.
•
Kelompok Pembangunan Jaringan Usaha.
•
Kelompok Studi Informasi dan Manajemen.
•
Kelompok Lobi.
Setiap kelompok kecil mendapat tugas menyusun rencana kegiatan untuk setiap Agenda Tindakan.Dalam menyusun rencana kegiatan tersebut, setiap kelompok mempertimbangkan ide-ide kegiatan (yang ditulis dalam kertas-kertas ide) yang termasuk dalam Agenda Tindakan tersebut.
Contoh Pembagian Ide-Ide Kegiatan dalam Kelompok 1.
Kelompok Pengorganisasian Isu usaha mikro petani. Ide-ide kegiatan yang harus diperhatikan adalah (lihat gambar) : •
•
• •
126
Mengajak ngobrol petani tentang sumber pendapatan ekonomi warga dan situasi pelayanan kredit mikro di daerah sekitar; Memasukan tema (peran petani dalam peningkatan ekonomi kerakyatan) dalam diskusi rutin paguyuban petani; Mengadakan diskusi tingkat akar rumput (petani penggarap); Mempelajari permasalahan (kendala dan hambatan) kredit macet bagi para petani dan solusi pengembalian asset/modal usaha yang didiskusikan di paguyuban petani; METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
•
Melakukan simulasi mekanisme dan prosedur pelayanan yang diterima dan dikelola warga; • Mengadakan workshoptingkat basis (rembug petani). 2. Kelompok Pembangunan Jaringan Usaha. Ide-ide kegiatan yang diperhatikan adalah (lihat gambar) : • • •
mencari dukungan dari pejabat/pengusaha lokal yang concern pada usaha mikro; meminta koperasi dan jaringan petani lain untuk bergabung; mempublikasikan profil usaha dan dukungan para pakar ekonomi lokal.
Langkah-langkah diskusi dari setiap kelompok : •
Setiap kelompok memeriksa setiap ide kegiatan tersebut, memastikan apakah kegiatan tersebut mendukung tujuan yang ditetapkan, operasional dan tersedia sumber daya yang cukup untuk mencapainya.
•
Jika ada ide kegiatan yang tidak memenuhi kriteria tersebut, maka tugas kelompok kecil untuk melakukan verifikasi/ memperbaikinya. Jika ide kegiatan tersebut terlalu jauh dari kriteria dan sudah tidak mungkin diperbaiki sama sekali, maka ide kegiatan tersebut dapat tidak dilaksanakan.
•
Setiap kelompok juga memeriksa apakah ada di antara ide-ide kegiatan tersebut yang double, berulang, atau mirip. Misalnya, ide Seminar dangan ide Diskusi Publik. Ide-ide kegiatan seperti itu dijadikan satu saja.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
127
•
Kemudian setiap kelompok menyusun Rincian Tugas (Job Description) dari setiap Agenda Tindakan berdasar Ide-Ide Kegiatan tersebut dalam durasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Rician Tugas tersebut merupakan tugas-tugas yang harus dilakukan berdasar waktu.
Dalam contoh ini setiap kelompok menyusun Rincian Tugas dengan membagi periode pelaksanaan tugas menjadi dua-bulanan.
Perhatikan Tujuan dan Keterbatasan Sumberdaya!
128
·
Dalam menentukan Rincian Tugas, setiap kelompok harus selalu memperhatikan tujuan utama dari proses perencanaan tindakan ini. Untuk itu ingatkan peserta untuk selalu melihatLingkaran Sukses.
·
Ingatkan juga untuk selalu memeriksa ketersediaan dan keterbatasan sumber-daya dengan memeriksa KONDISI OBYEKTIF.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Rincian Tugas yang dihasilkan adalah sebagai berikut: • Kelompok Pengorganisasian Isu Usaha Mikro Petani: Agenda Tindakan
Pengorganisasian Isu usaha mikro petani.
Aktivitas Dua-bulan I
Memperkenalkan isu / wacana pada petani
Aktivitas Dua-bulan II
Melakukan diskusi intensif soal manfaat dan kelebihan usaha koperasi simpan pinjam bagi petani
Aktivitas Dua-bulan III
Melakukan simulasi proses penyusunan standar operasional prosedur pelayanan dan pengelolaan koperasi
Indikator Keberhasilan
Inisiatif dari para anggota untuk mengususulkan standar oprasional prosedur pelayanan dan pengelolaan koperasi
• Kelompok Publikasi dan Sponsor Agenda Tindakan
Publikasi keberadaan koperasi petani untuk mempengaruhi opini publik mengenai manfaat dan kelebihan dalam system pelayanan bagi anggota koperasi;
Aktivitas Dua-bulan I
Melakukan pendekatan ke media dan dunia usaha (dunia industri) tentang sistem investasi dan pelayanan koperasi
Aktivitas Dua-bulan II
Publikasi track keberhasilan koperasi di media dan jaringan internet
Aktivitas Dua-bulan III
Menyelenggarakan event dan sponshorship
Indikator Keberhasilan
Isu ekonomi kerakyatan masih menjadi basis perekonomian petani di daerah menjadi isu publik
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
129
• Kelompok Wacana Akademik Agenda Tindakan
Memperkuat wacana akademik mengenai tema
Aktivitas Dua-bulan I
Menyelenggarakan diskusi terfokus / seminar di kampus tentang tema terkait.
Aktivitas Dua-bulan II
Melakukan serial diskusi intensif dengan para pakar untuk memperkuat wacana
Aktivitas Dua-bulan III
Diskusi publik untuk diseminasi wacana tersebut ke masyarakat luas
Indikator Keberhasilan
Ada pengakuan akademis mengenai hak masyarakat berpartisipasi dalam perumusan standar pelayanan publik
• Kelompok Pembangunan Aliansi Agenda Tindakan
Membangun aliansi / jaringan masyarakat sipil untuk memperjuangkan pengakuan hak masyarakat dalam perumusan anggaran
Aktivitas Dua-bulan I
Mengajak kalangan LSM, pakar, dan kelompok masyarakat miskin untuk bergabung dalam aliansi
Aktivitas Dua-bulan II
Mengadakan workshop aliansi tahap I
Aktivitas Dua-bulan III
Mengadakan workshop aliansi tahap II
Indikator Keberhasilan
Bergabungnya LSM, pakar dan kelompok masyarakat miskin dalam suatu aliansi untuk memperjuangkan diakuinya partisipasi masyarakat dalam perumusan anggaran
130
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
• Kelompok Studi, Data, dan Perumusan Draft Agenda Tindakan
Melakukan studi, pengumpulan data dan perumusan draft Raperda Pelayanan Publik di Daerah
Aktivitas Dua-bulan I
Pengumpulan bahan-bahan terkait tema
Aktivitas Dua-bulan II
Mendatangi kelompok miskin untuk menggali situasi pelayanan
Aktivitas Dua-bulan III
Menyusun konsep dan draft
Indikator Keberhasilan
Adanya konsep yang komprehensif mengenai model pelayanan publik (konsep tersebut juga tertuang menjadi draft Raperda)
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
131
132
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Bab 6.
Penutup
S
ejauh ini telah dipaparkan sejumlah teknik, yang disebut Teknologi Partisipasi, untuk mencapai keputusan bersama dengan melalui proses bersama. Hal penting dari Teknologi Partisipasi adalah: tidak sekedar ingin menghasilkan keputusan bersama, tetapi juga harus melalui proses bersama! Penerapan Teknologi Partisipasi yang mengandalkan pemahaman teknis belaka, kemungkinan besar akan gagal menghasilkan keputusan bersama yang partisipatif. Karena, seperti sebagian besar metode partisipatif lainnya, Teknologi Partisipasi menuntut fasilitator telah memiliki paradigma yang partisipatif. Dalam arti, fasilitator memiliki kerendahan hati untuk melihat setiap pikiran dari peserta sebagai sesuatu yang bernilai, memandang bahwa pemikiran bersama lebih baik dibanding pikiran individual, memiliki empati atas apa yang dirasakan orang lain. Serta, yang terpenting, fasilitator memandang bahwa keputusan adalah hak dari setiap orang, bukan semata hak dari penyelenggara diskusi atau workshop, juga bukan semata hak dari fasilitator! Tanpa itu Teknologi Partisipasi (atau sebagian besar metode partisipatif lainnya) tidak akan berguna. Teknologi METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
133
partisipasi justru bisa menjadi sekedar alat legitimasi bagi fasilitator jika mengabaikan prinsip-prinsip partisipasi. Segala suara dari peserta akan dieliminasi oleh fasilitator atas nama METODE. Dan Teknologi Partisipasi akan menjadi suatu “rezim dalam forum” oleh fasilitator yang otoriter! Buku ini hanyalah suatu panduan sederhana bagi fasilitator. Bukan buku yang secara lengkap memuat konsep dan prinsip partisipasi. Karena itu, sebaiknya fasilitator sebaiknya juga mempelajari konsep dan prinsip-prinsip partisipasi. Beberapa karya dari promotor-promotor partisipasi masyarakat dan pendidikan kritis seperti Paolo Freire, Jurgen Habermas, Erich Fromm, Ivan Illich, dan sebagainya. Selain itu baik juga bagi fasilitator untuk mempelajari berbagai metode partisipasi lainnya, seperti ZOPP, PRA (Participatory Rural Appraisal), RRA (Rapid Rural Appraisal), dan sebagainya. Karena untuk mengembangkan partisipasi, seringkali situasi lapangan yang menentukan metode apa yang tepat digunakan. Seperti apa yang dituliskan dalam pembukaan, buku ini bermaksud memperkaya khasanah metode fasilitasi, bukan menjadi kompetitor dari metode yang telah ada. Dengan adanya beberapa metode fasilitasi, diharapkan akan ada keleluasaan lebih besar lagi bagi fasilitator untuk mengembangkan partisipasi dari berbagai komunitas masyarakat. Dan dengan itu, pengambilan keputusan secara partisipatif diharapkan menjadi prinsip bagi semua lembag, kelompok atau komunitas. Khususnya pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
134
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
Referensi
Keneth H. Elison, Ph.D. et. al., Technology of Participation (ToP) : Basic Group Facititation Methods Manual. Associate in Rural Development, Inc. Governance and Local Democracy Project / GOLD, 1997. Leading Local Governance : Simple Conversation Technique That Work, GOLD, 1997. Paolo Freire, Pedagogy of the Oppressed. Penguin Books, 1985. Paolo Freire, Cultural Action for Freedom. Penguin Books, 1977. Robert Chambers, Whose Reality Counts? Putting the Firs Last. Intermediate Technology Publication, 1997. Roem Topatimasang, et. al., Belajar dari Pengalaman: Panduan Latihan Pemandu Pendidikan Orang Dewasa untuk Pengembangan Masyarakat. Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan masyarakat (P3M), 1985.
METODE FASILITASI PEMBUATAN KEPUTUSAN PARTISIPASIF
135