Jurnal EduBio Tropika, Volume 4, Nomor 1, April 2016, hlm. 29-33
Rosmalina SMAN 1 Bandar Baru, Pidie
Hafnati Rahmatan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSYIAH, Banda Aceh
Muhibbuddin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNSYIAH, Banda Aceh Korespondensi:
[email protected] MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTIONS BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi dari jaringan tanaman melalui penerapan model pembelajaranDirect Instructions berbantuan multimedia. Penelitian ini dilakukan dari Juni 2014 sampai Februari 2015. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest postest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA1 sampai XI IPA5 SMA Negeri 1 Bandar Baru, Pidie Jaya, Indonesia, dengan jumlah 125 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, dan dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen (XI IPA1) dan kelas kontrol (XI IPA2) yang terdiri dari 24 dan 25 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes yang terdiri dari 50 item tes.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat meningkat melalui penerapan Direct Instruction berbantuan multimedia. Kata Kunci: model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia, struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. IMPLEMENTATION OF MULTIMEDIA-ASSISTED DIRECT INSTRUCTION LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS’ UNDERSTANDING ON THE CONCEPT OF STRUCTURES AND FUNCTIONS OF PLANT TISSUE ABSTRACT: This research was intended to find out students’ level of understanding on the concept of structures and functions of plant tissue through implementation of multimedia-assisted direct instruction learning model. This study was conducted from June 2014 to February 2015. This research was carried out in an experimental, pretest-posttest control group design. The population in this study was students from class XI.IA1 to XI.IA5 SMAN 1 Bandar Baru, Pidie, Indonesia, with the total of 125 students. The samples were determined by random sampling technique, and further divided into two classes, namely experimental class (XI.IPA1) and control class (XI.IPA2) consisting of 24 and 25 students. The data was collected by giving test consisting of 50 item test. The result of this study has indicated that students’ understanding on the concept of structures and functions of plant tissue had been improved through the implementation of multimedia-assisted direct instruction learning model. Key words: multimedia-assisted direct instruction learning model, structures and functions of plant tissue. mengembangkan pemahaman konsep.Hasil observasi terhadap pembelajaran struktur dan fungsi jaringan tumbuhan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandar Baru menunjukkan hasil belajar siswa masih dibawah KKM(77), berarti bahwa siswabelum dapat memahami konsep. Faktor penyebab siswa belum dapat memahami konsep diantaranya: 1) belum maksimalnya kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium biologi di SMA Negeri 1 Bandar Baru, menyebabkan guru selama ini tidak pernah melakukan kegiatan
PENDAHULUAN Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang dipelajari siswa di kelas XI SMA. Kompetensi Dasar ini memuat materi berbagai struktur dan fungsi jaringan penyusun organ tumbuhan. Kegiatan pembelajaran berbasis praktikum dengan sarana dan prasarana laboratorium yang memadai, kemampuan guru dalam langkah kerja kegiatan praktikum, serta kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan model pembelajaran yang tepatsangat dibutuhkan siswa dalam
29
30
Rosmalina, dkk
pembelajaran yang berbasis praktikum untuk materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan; 2)guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dimanaguru mentransferkan ilmunya langsung kepada siswa sehingga guru yang aktif sedangkan siswa pasif. Kondisi ini menyebabkan siswa mengambang, kurang termotivasi, dan kurang memahami konsep. Agar materi ajar struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat lebih mudah dipahami, model dan media pembelajaran yang tepat perlu dibuat. Pada penelitian ini, model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia dalam bentuk media prezidiaplikasikan dalam kegiatan praktikum, untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkret. Direct Instruction merupakan salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk kegiatan praktikum karenadidalamnyadapat mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.Hal ini sesuai dengan Suprijono (2011) yang mengatakan, Direct Instruction dirancang untuk penguasaan pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai keterampilan.Direct Instructionsangat tepat untuk menjelaskan pelajaran dimana guru memindahkan informasi langsung kepada siswa dengan menata waktu pembelajaran seefisien mungkin danmengajarkan isi informasi atau kemampuan yang telah didefinisikan dengan baik yang harus dikuasai siswa (Slavin,2011). Media prezi dalam penelitian inidigunakan untuk membandingkan struktur berbagai jaringan penyusun tumbuhan dengan hasil pengamatan mikroskop yang dilakukan siswa, sebagai penguatan siswa setelah melakukan kegiatan praktikum. Media prezi adalah bagian dari multimedia yang interaktif. Binham (2013) mengatakan Prezi merupakan salah satu software presentasi selain Power point yang digunakan untuk membangun presentasi online dan offline yang lebih menarik, sehingga ide-ide pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih mudah. Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna Prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi mereka (Anonymous, 2013c). Pemanfaatan fasilitas ini membuat prezi sesuai digunakansebagai media dalam pembelajaran di kelassehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep. Pemahaman konsep dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya (Anonymous, 2013b). Pemahaman konsep dapat dibedakan kedalam tujuh indikator yaitu: (1) menyatakan ulang sebuah konsep; (2) memberi contoh dan non contoh dari konsep; (3) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi; (4) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep; (5) menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu; (6) mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu atau sesuai dengan konsepnya; (7) mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah (Anonymous, 2013a).
METODE PENELITIAN Model pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia dalam hal ini digunakan media prezi dengan judul “struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan” dikemas dalam bentuk media presentasi offline. Direct Instructions berbantuan multimedia diterapkan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandar Baru yang berjumlah 125 orang. Berdasarkan nilai pretest yang diberikan, diperoleh dua kelompok objek penelitian, yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen (24 siswa) dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol (25 siswa). Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Keberhasilan penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia ditentukan dari perbedaan N-gain kelas eksperimen dan kontrol. Soal yang digunakan pada pretest dan postest adalah soal berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 50 soal. Soal ini digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep. Pada penelitian ini, pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum proses pembelajaran dimulai. Selanjutnya, pembelajaran Direct Instructions berbantuan multimedia diimplementasikan pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Postest diberikan di kedua kelas pada akhir pembelajaran, untuk melihat keefektifan model yang digunakan. Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest Postest Control Group Design. Data kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen dan kontrol adalah skor pretest dan postest, selanjutnya dihitung “gain” dengan cara mengurangi skor postest dan skor pretest, kemudian dilakukan normalisasi gain dengan menggunakan rumusdari Cheng et al. (2004), yang ditulis sebagai berikut. N-Gain =
x 100
Tingkat pencapaian N-gain dikategorikan berdasarkan tiga kategori, yaitu: tinggi: N-gain> 0,7; sedang: 0,3 ≤N-gain≤ 0,7; dan rendah N-gain< 0,3(Cheng et al., 2004). Pengujian perbedaan kelas rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan “uji t” jika data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen) dan “uji Mann-Whitney”jika data antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak sama ( tidak homogen). Sebelum dilakukan ujit ataupun MannWhitney, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas (data N-gain) dan uji homogenitas (data N-gain)antarakelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan dengan cara manual menggunakan Microsoft Excel dan perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16,0. Pengambilan keputusan dalam uji normalitas, homogenitas, uji-t dan uji MannWhitney didasarkan pada perbandingan nilai
Model Pembelajaran Direct Instructions Berbantuan Multimedia probabilitas/signifikansi (sig.) keyakinan 95% (p< 0,05).
dengan
tingkat
31
Data pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep siswa di kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Bandar Baru. Analisis data pretest pemahaman konsep antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti yang tertera pada Tabel 1.
HASIL PEMBAHASAN a. Pengelompokan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tabel 1. Hasil Uji Rata-Rata Skor Pretest Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelompok Normalitas*) Homogenitas**) Rata-rata Signifikansi (Eksp & Ktrl) Eksp Ktrl Eksp Ktrl Tes 35,42 34,40 Normal Normal Homogen Tidak signifikan 2 2 Pemahaman χ hit (1,34) < χ hit (1,39) < F hit (1,27) < t hit (0,54) < 2 2 Konsep χ tab (7,815) χ tab (7,815) F tab (2,01)α (0,05) t tab (2,01) Keterangan: Eksp = Eksperimen Ktrl = Kontrol *) = Chi Square Test (Normal, nilai χ2 hit < χ2 tab, α = 0,05) **) = Uji F (Homogen, nilai F hit < F tab, α = 0,05) Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak berbeda nyata. Kesamaan kemampuan tersebut terlihat pada nilai uji t antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil uji rata-rata tes pemahaman konsep yang menunjukkan t hitung (0,54) < t tabel (2,01) pada taraf signifikansi (α) = 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan antara kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kemampuan awal siswa menggambarkan sejauh mana pengetahuan dan wawasan siswa terkait materi pembelajaran yang akan diikuti. Kemampuan awal siswa penting diketahui oleh guru sebelum dimulainya proses pembelajaran, hal ini dikarenakan kemampuan setiap siswa berbeda-beda. Dengan demikian guru dapat mengetahui apakah siswa telah memiliki pengetahuan yang merupakan prasyarat untuk mengetahui materi yang akan diberikan, sehingga guru
dengan mudah merancang proses pembelajaran dengan target pembelajaran yang lebih terarah sehingga dapat diciptakan pembelajaran yang bermakna. b. Pemahaman Konsep Siswa pada Setiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Pemahaman konsep siswa pada masing-masing subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat dilihat pada perolehan skor pretest, postest dan N-gain. Pretest digunakan untuk memastikan bahwa kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama. Peningkatan pemahaman konsep ditentukan dengan menghitung selisih skor pretest dan postest yang diperoleh siswa. Data pretest, postest dan N-gain pada masing-masing subtopik struktur dan fungsi jaringan tumbuhan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2Perolehan Skor RerataPretest, Postest, dan N-gain Pemahaman Konsep Tiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No Subtopik Pretest Postest N-gain (%) Pretest Postest N-gain (%) 1 Jaringan 33,88 81,34 72,27 32,70 72,00 59,32 2 Akar 33,33 83,33 75,49 34,67 69,78 54,09 3 Batang 37,50 80,30 67,65 34,18 70,55 55,77 4 Daun 39,88 86,31 77,29 40,00 72,00 50,67 Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui skor ratarata pretest, postest, dan N-gain antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selisih antara nilai pretest dan postest pemahaman konsep pada setiap subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dapat dilihat dari perolehan N-gain. Perolehan N-gain pada kelas eksperimen subtopik jaringan, akar, dan daun secara berurutan yaitu 72,27, 75,49, dan 77,29 dengan kategori tinggi, sedangkan subtopik batang 67,65 kategori sedang. Pada kelas kontrol perolehan Ngain jaringan, akar, batang dan daun secara berurutan yaitu 59,32, 54,09, 55,77 dan 50,67 kategori sedang. Hasil perhitungan N-gain tersebut dapat diinterpretasikan bahwa perolehan di kelas eksperimen
lebih meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan Direct Instruction berbantuan multimedia dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Uji normalitas dan homogenitas data N-gain pemahaman konsep masing-masing subtopik materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan menunjukkan ada data yang normal dan tidak normal, sehingga pengujian perbedaan rata-rata menggunakan statistik parametrik independent sample t test dan statistik non parametrik Mann-Whitney pada taraf signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas, homogenitas, dan uji statistik parametrik independent sample t test dan non parametrik Mann-Whitney disajikan pada Tabel 3.
31
32
Rosmalina, dkk
Tabel 3Hasil Perhitungan Statistik Pemahaman Konsep Tiap Subtopik Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uji Normalitas* Uji t atau Mann-Whitney*** No Subtopik Uji Homogenitas** Makna (Sig/p value) Eksperimen Kontrol 1 Jaringan 0,568 0,286 0,976 0,003 Signifikan (Normal) (Normal) (Homogen) (Uji t) 2 Akar 0,019 0,074 0,519 0,000 Signifikan (Tidak Normal) (Normal) (Homogen) (Uji Mann-Whitney) 3 Batang 0,001 0,203 0,556 0,022 Signifikan (Tidak Normal) (Normal) (Homogen) (Uji Mann-Whitney) 4 Daun 0,016 0,060 0,151 0,001 Signifikan (Tidak Normal) (Normal) (Homogen) (Uji Mann-Whitney) * Uji Shaphiro-Wilk, jika Sig (p value) > 0,05 (Normal) ** Uji Levene, jika Sig (p value) > 0,05 (Homogen) *** Uji t atau Uji Mann-Whitney, jika Sig (p value) > 0,05 (Tidak Signifikan) Tabel 3 dapat dilihat perolehan data pada kelas eksperimen berdistribusi normal pada subtopik jaringan, sedangkan pada subtopik akar, batang dan daun tidak berdistribusi normal berdasarkan nilai signifikansi. Perolehan data pada kelas kontrol pada semua subtopik berdistribusi normal. Sebaran data pada subtopik jaringan, akar, batang, dan daun adalah homogen. Pada subtopik jaringan karena data berdistribusi normal dan sebaran data homogen maka dilakukan uji statistik parametrik independent sample t test. Pada subtopik akar, batang dan daun data tidak berdistribusi normal pada kelas eksperimen sehingga dilakukan uji statistik non parametrik MannWhitney.Hasil uji statistik pada subtopik jaringan, akar, batang dan daun adalah signifikan atau berbeda nyata pemahaman konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap subtopik, dapat dilihat dari perolehan nilai signifikansi < 0,05 secara berurutan yaitu 0,003, 0,000, 0,022 dan 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Perbedaan peningkatan pemahaman konsep siswa pada setiap subtopik dikarenakan proses pembelajaran yang berbeda. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia. Multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa untuk mengkontruksi konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang mencakup jaringan tumbuhan dan organ tumbuhan. Pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, dimana siswa mendengarkan penjelasan guru, menyelesaikan LKPD materi, dan berdiskusi. Proses pembelajaran ini berdampak terhadap pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen terdiri atas lima tahapan, yaitu tahap establishing set, demonstrating, guided practice, feed back, dan
extended practice yang tertuang dalam kegiatan praktikum serta menggunakan multimedia sehingga pemahaman konsep pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan lebih meningkatkan dibandingkan dengan kelas kontrol. Tahap establishing set adalah tahap menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, demonstrating (mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan), guided practice (membimbing pelatihan), feed back (mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik), dan extended practice(memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan) (Suprijono, 2011). Melalui tahapan-tahapan tersebut siswa dapat dilatih dan terlibat secara aktif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengkontruksi konsepnya jika mengalami langsung konsep dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dan bekerjasama dalam kelompok, daripada hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitianyangtelah dilakukansebelumnya, diantaranyaSetiawan dkk. (2010) yang menyatakan bahwadengan model pembelajaranDirect Intructions pemahaman belajar (pengetahuan) dan keterampilan dapat diterima dan terserap oleh seluruh siswa, juga dapat membantu siswa lebih fokus dan kreatif. Lebih lanjut Sakti (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran langsung (Direct Instructions) melalui media animasi berbasis Macromedia Flash terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika dan minat belajar siswa.
SIMPULAN Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan Direct Instructions berbantuan multimedia secara signifikan efektifmeningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.
DAFTAR RUJUKAN Anonymous. 2013a. Perbedaan Pemahaman Konsep dan Penguasaan Konsep. (Online). Tersedia di http://mafiaol.com. Diakses tanggal 09 Januari 2014.
__________ 2013b.Pengertian Pemahaman Dalam Pembelajaran. (Online). Tersedia dihttp://www.referensimakalah.com. Diakses tanggal 21 Februari 2014.
Model Pembelajaran Direct Instructions Berbantuan Multimedia __________ 2013c. Prezi, Aplikasi untuk Presentasi Terbaik. (Online). Tersedia di http://www.thecrowdvoice.com. Diakses tanggal 21 Februari 2014. Binham, R. 2013. Cara Membuat Presentasi Prezi yang Menarik. (Online).Tersedia dihttp://www.presentasi.net. Diakses tanggal 21 Februari 2014. Cheng, K. K., Thacker, B. A., Cardenas, R. L., and Crouch, C. 2004. Using Online Homework System Enhance Students Learning of Physics Concept in an Introductory of Physics Course. American Journal of Physics, 72: 1447 – 1453. Sakti, I., Yuniar, M. P., dan Eko, R. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung (Direct Instructions) melalui Media Animasi Berbasis Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar dan Pemahaman Konsep Fisika Siswa di SMA Plus Negeri 7 Kota Lampung. Jurnal Exacta. (Online). Volume X, No. 1 (http://www.repository.unib.ac.id, diakses tanggal 2 Januari 2015). Setiawan, W., Fitrajaya, E., dan Mardiyanti, T. 2010. Penerapan Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Pemahaman Belajar Siswa dalam Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Jurnal Pendidikan Teknologi Informatika dan Komunikasi (PITK). (Online), Volume 3, No. 1 (http://www.file.upi.edukasi, diakses tanggal 12 Februari 2014). Slavin, R. E. 2009. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktek. Terjemahan oleh Marianto Samosir. 2011. Jakarta: PT Indeks. Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
33
33