24. CSRID Journal Vol. 2 No. 1 Februari 2010, hlm. 24 – 34
MODEL EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKADEMIK STUDI KASUS : PERGURUAN TINGGI RAHARJA
Padeli STMIK Raharja, Jl. Jend Sudirman No.40 CikokolTangerang Email :
[email protected]
ABSTRACT IT world that is always up to date at any time and innovative education has plagued the world, so that the information circulated and more complex. One of the most important aspects in the world of education in a university decisionmaking is fast, accurate, efficient and accurate. No organization or group that released from the performance measurements. With the increasing demands of the world, especially the quality of education, both in terms of discipline Staff, Lecturers and Students. Academics in Higher Education Raharja requires a method capable of answering all the needs in the form of appearance that information quickly, accurately and precisely and in decisionmaking, where information is fast, accurate, efficient and accurate is one of the Critical Success Factor (CSF) on the effectiveness of the system information that can monitor the performance of each part as head of performance courses, lecturers and liveliness Performance Students, This data can be detected from the user's perception and behavior in the use of tertiary Raharja. This study aims to determine the factors that influence whether or not the information received by the effectiveness of academic performance by the user. Also want to know the relationship between the factors that influence the effectiveness of information systems acceptance Academic. Model used by DeLone and McLean model. Information System is expected to function effectively in the present. This indicates that the effectiveness of the development of information systems success. Success Information Systems marked with the user satisfaction (user Satisfaction), but this success will not mean much when we apply the system can not improve the performance of individuals and organizations. Statistical tests conducted by Structural Equation Modeling (SEM), In a detailed model of DeLone & McLone explain IT acceptance. DeLone and McLean's model (1992) states that the success of information systems are influenced by perceived quality and perceived information quality system is a significant predictor of user satisfaction. While user satisfaction is also a significant predictor for the intended use and perceived individual impact. Keywords : Effectiveness, Critical Success Factor, user satisfaction.
ABSTRAKSI Dunia Informasi dan tehnologi yang selalu up to date dan inovatif telah menyengsarakan dunia, sehingga informasi yang beredar menjadi lebih kompleks. Salah satu aspek yang paling penting didalam dunia pendidikan perguruan tinggi adalah pengambilan keputusan yand cepat, tepat dan efisien. Tidak ada organisasi ataupun kelompok yang telah keluar dari pengukuran kinerja. Dengan meningkatnya tuntutan dunia yang begitu tinggi, terutama kualitas pendidikan dalam hal disiplin para staff, dosen dan mahasiswa. AMIK Raharja menerapkan sebuah metoda yang dapat menjawab semua kebutuhan untuk menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan efisien yang merupakan faktor keberhasilan yang sangat penting terhadap keefektifan sistem informasi yang dapat memonitor kinerja dari kepala kursus, dosen dan siswa. Data ini
Padeli, Model Efektivitas Sistem Informasi…25
dapat ditemukan dari persepsi dan sikap civitas akademika AMIK Raharja. Makalah ini bertujuan untuk menentukan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi apakah informasi yang diterima melalui keefektifan kinerja akademi oleh si pengguna. Juga untuk mengetahui hubungan antara faktorfaktor yang mempengaruhi keefektifan dari sistem informasi penerimaan akademik. Model yang digunakan ole Delone dan Mc.Lean. Sistem informasi diharapkan untuk dapat berfungsi secara efektif saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa keefektifan dari perkembangan sistem informasi itu berhasil. Keberhasilan sistem informasi ditandai melalui kepuasan pengguna, tetapi keberhasilan ini tidak akan berarti banyak ketika kita menerapkan sistem yang tidak dapat meningkatkan kinerja dari individu dan organisasi. Tes statistic yang dilakukan dengan Structural Equation Modelling (SEM), dengan model detail dari Delone dan McLone menjelaskan keberterimaan dari IT. Model Delone dan McLean menyatakan bahwa keberhasilan dari sistem informasi dipengaruhi oleh kualitas dari informasi yang diterima. Kualitas sistem informasi adalah tanda dari kepuasan dari pengguna. Dan kepuasaan pengguna juga merupakan penanda yang siknifikan pengaruh yang dimaksud dan dikehendaki. Kata Kunci : efektivitas, faktor keberhasilan, kepuasan pengguna.
PENDAHULUAN Dunia globalisasi yang serba cepat dan online telah melanda dunia pendidikan, sehingga in formasi yang beredar semakin banyak dan komplek. Salah satu aspek terpenting dalam dunia Pendidi kan di dalam sebuah Perguruan Tinggi adalah pengambilan keputusan yang cepat, tepat, hemat dan akurat, yang terdukung dengan data yang dapat di percaya (real time) dan dapat diakses secara lang sung (online). Sebuah divisi akademik di Perguruan Tinggi Raharja membutuhkan sebuah metode ya ng mampu menjawab semua kebutuhan dalam menampilkan informasi serta dalam pengambilan ke putusan tersebut, dimana informasi yang cepat, tepat, hemat dan akurat merupakan salah satu Critical Success Factor (CSF) proses pendidikan yang baik di kampus Raharja. Tujuan dari efektivitas Sistem Informasi akademik adalah untuk menampilkan informasi ya ng berguna untuk pengguna orang lain sebagai objek penilaian atau pegangan di dalam mengambil keputusan, Performance management efektivitas Sistem Informasi akademik pada dasarnya merupa kan upaya untuk mengotomatisasikan proses pengelolaan kinerja akademik melalui instalasi software yang didesain khusus. Sukses atau tidaknya suatu Sistem Teknologi Informasi dalam organisasi tergantung beber apa faktor. Berdasarkan teoriteori dan hasilhasil penelitian yang sebelumnya telah dikaji, DeLone dan McLean (1992) kemudian mengembangkan suatu model yang lengkap tetapi sederhana (Parsimo ni) yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan DeLone dan McLean (D&M IS Success Mod el). Model Sukses Sistem Informasi DeLone dan McLean secara global dapat digunakan untuk meng ukur kesuksesan sistem informasi. Hal ini disebabkan karena model tersebut secara teori dan praktek telah banyak didukung ol eh beberapa peneliti (Almutairi 2005,16). Kualitas sistem dan kualitas informasi secara sendiri mau pun bersama – sama mempengaruhi kepuasan pelanggan dan penggunaan sistem, yang kemudian memberikan dampak terhadap individu yang memakainya. Sehingga juga mempengaruhi organisasi. karenanya tesis ini akan menguji model kesuksesan DeLone dan McLean (D&M IS Success Model) pada Perguruan Tinggi Raharja. Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah : (1) Faktorfaktor apa saja yang secara signifikan memberikan kontribusi terhadap efektivitas sis tem informasi kinerja akademik di Perguruan Tinggi Raharja. (2) Seberapa besar model yang di ujikan dalam penelitian ini memberikan penjelasan terhadap tingkat keefektivan akademik. Hipotesis umum yang diajukan pada penelitian ini adalah : Didukung oleh fakta dilapangan. Hal ini diindikasikan bahwa dugaan matriks varianskovarians popu lasi sama dengan matriks varians kovarians sampel (data observasi) atau dapat dinyatakan ∑p = ∑s.
26. CSRID Journal Vol. 2 No. 1 Februari 2010, hlm. 24 – 34
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konsep, maka disusunlah hipotesis khusus pada pene litian ini adalah sebagai berikut : H1 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas sistem (KS) terhadap penggu naan (P). H2 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas sistem (KS) terhadap kepuasan pengguna (KP). H3 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi (KI) terhadap peng gunaan (P). H4 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas informasi (KI) terhadap kepu asan pengguna (KP). H5 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan (P) terhadap kepuasan pe ngguna (KP). H6 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan (P) terhadap dampak indi vidu (DI). H7 = Diduga bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan pengguna (KP) terhadap dam pak individu (DI). Pengukuran kesuksesan atau efektivitas sistem informasi sangat penting bagi pemahaman kita terhadap nilai dan kekuatan dari tindakan manajemen dan investasi sistem informasi.DeLone dan Mc Lean menyatakan bahwa (1) kualitas sistem mengukur kesuksesan secara teknik; (2) kualitas informa si mengukur kesuksesan pengertian Sistem Informasi; dan (3) penggunaan sistem, kepuasan pemakai, dampak individu dan dampak organisasi mengukur kesuksesan efektivitas. Shannon Weaver menyatakan bahwa (1) tingkat teknik komunikasi sebagai sistem komunika si menghasilkan informasi yang akurat dan efisien; (2) tingkat pengertian Sistem Informasi adalah ke suksesan informasi dalam menyampaikan arti Sistem Informasi yang dimaksud; dan (3) tingkat efek tivitas adalah pengaruh informasi terhadap penerima/pengguna (DeLone 2003,10). Model yang diusulkan ini menguji model kesuksesan DeLone dan McLean (D &M IS Success Model) merefleksikan ketergantungan enam pengukuran kesuksesan sistem informasi. Keenam elem en atau faktor ini adalah : (1) Kualitas sistem (system quality). (2) Kualitas informasi (information qu ality), (3) Penggunaan (use). (3) Kepuasan pemakai (user satisfaction). (4) Kepuasan Individu (indivi dual impact). (5) Dampak organisasi (organization impact). Kualitas sistem didefinisikan sebagai suatu karakteristik yang diinginkan dari sistem informa si untuk menghasilkan informasi (DeLone 1992,62). Pengukuran kualitas sistem terpusat pada karak teristik sistem. Karakteristik tersebut biasanya berkaitan dengan ada atau tidaknya “bugs” pada sist em, tampilan muka yang konsisten, mudah dalam penggunaan, dokumentasi dan juga terkadang ber kaitan dengan kualitas dan pemeliharaan dari kode aplikasi sistem (Seddon 1994,93 dan Almutairi 2005,114). Menurut Hamilton dan Chervany beberapa penelitian menyatakan bahwa pengukuran kua litas sistem dapat dilihat dari tingkat waktu respon, kehandalan, akurat, lengkap dan kemudahan peng gunaan (Hamilton 1981,60). Pengukuran kualitas sistem dari sisi tampilan yang konsisten pada setiap aplikasi dapat membantu kelancaran pembelajaran karena pengguna dapat menuangkan pengetahuan nya dengan aplikasi yang baru (Satzinger 1998,167). Faktor estetik tampilan pada pengguna Sistem Informasi secara luas telah terdokumentasi. Es tetika tampilan berhubungan dengan bagaimana kita memberikan suatu penilaian terhadap tampilan aplikasi sistem. Beberapa pendesain menitik beratkan unsur estetika pada tampilan aplikasinya, kare na hal tersebut dapat meningkatkan dan menjadi peran penting dalam kehandalan sistem (Ngo 2002, 46). Konsep estetik dapat meningkatkan unsur pemahaman dan pembelajaran bagi penggunanya, dimana pemahaman menunjukkan adanya korelasi yang tinggi antara persepsi–persepsi pengguna terhadap estetika tampilan dan kegunaannya. Sedangkan pembelajaran menunjukkan desain yang baik dan atraktif akan membantu pengguna dalam menyampaikan persepsinya (Ngo 2002,47). Informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para user tertentu (O’Brien 2005,38). Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan pengambilan keputusan dan berbagai informasi (O’Brien 2005,434). Informasi yang dihas ilkan perlu memiliki kualitas, yaitu karakteristik, bernilai dan bermanfaat bagi penggunanya (O’Brien 2005, 438).
Padeli, Model Efektivitas Sistem Informasi…27
Kualitas informasi didefinisikan sebagai hasil informasi yang memiliki karakteristik seperti keakuratan, dapat dipahami dan aktual (DeLone 1992,62). Menurut DeLone dan McLean, telah bany ak peneliti menggunakan penggunaan sebagai suatu ukuran objektif kesuksesan sistem. Dampak yang ditimbulkan adalah jika sistem digunakan maka sistem tersebut harus sangat berguna dan menghasilk an kesuksesan (Seddon 1994,92). Jika penggunaan dipaksakan, maka frekuensi penggunaan sistem dan informasi yang disampaikan akan menurun sehingga kesuksesan tidak tercapai (Seddon 1994,93). Penggunaan memfokuskan pada penggunaan aktual, penggunaan secara luas dalam pekerjaan, dan banyaknya sistem informasi yang digunakan dalam pekerjaan (Almutairi 2005,114). Penggunaan didefinisikan sebagai suatu interaksi hasil informasi dengan penggunanya (DeLone 1992,62). Kepuasan pengguna memfokuskan pada keberhasilan interaksi antara sistem informasi deng an penggunanya (Almutairi 2005,114). Kepuasan pengguna merupakan pertimbangan penting dari ukuran kesuksesan sistem inform asi (Doll 1994,453). Kepuasan pengguna ditampakkan melalui konsep yang terdiri dari 5 (lima) bagi an : isi, keakuratan, bentuk, kemudahan penggunaan dan aktualitas (Doll 1994,459). Kepuasan pengguna didefinisikan bagaimana sebuah produk informasi dapat mempengaruhi penggunanya (DeLone 1992,62). Kepuasan pengguna menunjukkan pengaruh positif yang berorienta si pada individu terhadap sistem informasi dan bagaimana baiknya perasaan pengguna terhadap sist em informasi tersebut (Ishman 1996,19). Dampak individu memfokuskan pada pengaruh sistem informasi terhadap kinerja pengguna, instrumen yang diukur adalah produktivitas tugas, inovasi, kepuasan pelanggan, dan pengendalian manajemen (Almutairi 2005,114). Dampak individu berhubungan dengan pencapaian kinerja dari suatu jabatan tugas seorang in dividu. Semakin meningkat kinerjanya maka akan berdampak pada peningkatan efisiensi, efektifitas dan kualitas (Goodhue 1995,218). Jika task technology fit meningkat, maka pengaruh terhadap kinerja juga meningkat tidak terlepas dari manfaat suatu sistem. Sistem dengan task technology fit yang ting gi akan menjadi tonggak utama dalam memperbaiki kinerja selama hal ini dapat memenuhi kebutuhan individu (Goodhue 1995, 218). Berdasarkan pernyataan DeLone McLean dan Shannon Weaver tersebut diatas, dapat disimp ulkan bahwa 6 (enam) dimensi kesuksesan saling berkaitan. Model proses merupakan sistem informa si yang pertama dibuat dan terdiri dari beberapa fitur yang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tingkatan kualitas sistem dan informasi. Selanjutnya, pengguna menggunakan fiturfitur dengan sist em dimana mereka merasa puas atau tidak puas oleh sistem atau informasi yang dihasilkan. Hasil sis tem dan informasi yang digunakan memberikan dampak atau pengaruh kepada masingmasing indivi du terhadap perilaku kerja mereka, dan secara berkelompok hal ini memberikan dampak atau penga ruh terhadap organisasi (DeLone 2003,11). Sebagai ilustrasi penjelasan ini dapat dilihat pada Gambar 1. Kualitas sistem dan kualitas informasi dalam Model Sukses Sistem Informasi DeLone dan McLean, secara sendiri atau bersamasama memberikan pengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan penggu na (Livari 2005,9). Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan penggunaan dan kepuasan pengguna sali ng berhubungan, dan secara langsung mempengaruhi individu, yang akhirnya mempengaruhi organis asi. DeLone dan McLean menyatakan bahwa ciriciri dari kualitas sistem sebagai karakteristik yang diperoleh dari sistem informasi itu sendiri, dan kualitas informasi sebagai karakteristik yang diperoleh dari hasil informasi (Livari 2005,9). DeLone dan McLean menginformasikan bahwa ciriciri dampak individu sebagai suatu indikasi bahwa sistem informasi telah memberikan pemahaman yang lebih ba ik kepada pengguna tentang informasi keputusan untuk meningkatkan produktivitas pengambilan kep utusan individu, memberikan perubahan aktifitas kerja pengguna, dan mengubah persepsi pengambil keputusan tentang manfaat dan pentingnya sistem informasi (Livari 2005,9). DeLone dan McLean menginformasikan bahwa ciriciri dampak individu sebagai suatu indikasi bahwa sistem informasi telah memberkan pemahaman yang lebih baik kepada pengguna tentang informasi keputusan untuk meningkatkan produktivitas pengambilan keputusan individu, memberikan perubahan aktifitas kerja pengguna, dan mengubah persepsi pengambil keputusan tentang manfaat dan pentingnya sistem informasi (Livari 2005,9). Berbeda dengan model proses, model perbandingan mempelajari berbagai macam dimensi su kses untuk menetapkan apakah terdapat hubungan berbanding lurus atau berbanding terbalik diantara variabel tersebut. Sebagai contoh, semakin meningkatnya kualitas sistem diharapkan dapat meningk
28. CSRID Journal Vol. 2 No. 1 Februari 2010, hlm. 24 – 34
atkan penggunaan Sistem Informasi dan kepuasan pengguna, sehingga memberikan dampak positif kepada produktivitas individu dan menghasilkan peningkatan produktivitas organisasi atau sebaliknya (DeLone 2003, 11). Model Sukses Sistem Informasi DeLone dan McLean telah memberikan kekuatan teori dan dukungan empirik sehingga model tersebut dapat bermanfaat untuk menilai keberhasilan sistem infor masi secara global pada saat diterapkan dalam masyarakat (Almutairi 2005, 113). Model Sukses Sis tem Informasi DeLone dan McLean menyatakan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi secara sendiri dan bersamasama mempengaruhi penggunaan dan kepuasan pengguna. Selain itu, tingkat pe nggunaan dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna (secara positif atau nega tif) dan tingkat kepuasan pengguna juga mempengaruhi penggunaan. Penggunaan dan kepuasan peng guna memberikan pengaruh langsung terhadap dampak individu. Pada akhirnya, pengaruh terhadap kinerja individu ini akan memberikan dampak terhadap organisasi.
Kualitas Sistem
Penggunaan
Dampak Individu Kualitas Infomasi
Dampak Organisasi
Kepuasan Pengguna
Gambar 1. Model Sukses Sistem Informasi DeLone dan McLean (DeLone, 1992,87)
Model Sukses SI DeLone dan McLean menggambarkan bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap penggunaan dan kepuasan pengguna, dimana mempengaruhi secara lang sung dampak individu (Rai 2002,54). DeLone dan McLean menyatakan bahwa kualitas sistem tergo long dalam tingkat teknik, dan kualitas informasi tergolong tingkat semantik. Sedangkan penggunaan, kepuasan pengguna, dan dampak individu tergolong dalam tingkat pengaruh efektiv. Susunan tingkat an ini merupakan suatu dasar konsep kualitas sistem, kualitas informasi, penggunaan, kepuasan peng guna dan dampak individu (Rai 2002,55). System Quality
Intention to use
use
Net Benefit Information Quality
Use Satisfaction
Service Quality Gambar 2. Model Sukses Sistem Informasi DeLone dan McLean (2003)
METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, karena pada dasarnya tujuan pen elitian kuantitatif adalah menguji hipotesa antar variabel penelitian (Sandjaja 2006,50), diuji hubung
Padeli, Model Efektivitas Sistem Informasi…29
an dan pengaruh antar variabel pada Model Sukses Informasi DeLone dan McLean di Perguruan Ti nggi Raharja. Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Modelling (SEM) dari pa ket software statistik AMOS 6.0 dalam model dan pengujian hipotesis. Dimaksudkan untuk mendapatkan data atau fakta yang bersifat teoritis yang berhubungan dengan tesis ini, yang diperoleh dengan cara mempelajari literaturliteratur, jurnaljurnal penelitian, bahan kuliah dan sumbersumber lain yang ada hubungannya dengan permasalahan yang penulis ba hasa. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat dengan menggunakan closed questions. Dengan menggunakan closed questions, responden dapat dengan mudah menjawab kuesi oner dan data dari kuesioner itu dapat dengan cepat dianalisis secara statistik, serta pernyataan yang sama dapat diulang dengan mudah. Kuesioner yang dibuat dengan menggunakan skala interval. Tujuan dari analisis ini untuk mengetahui bagaimana audit. Konstruk (faktor) dan dimensi dimensi akan diteliti dari model teoritis diatas akan diuraikan dalam bagan berikut ini: Tabel 1. Bangunan Model Teoritis
VARIABEL Kualitas Sistem (KS) ([DeLone, 1992],87)
Kualitas Informasi (KI) ([DeLone, 1992],87) Penggunaan (P) ([DeLone, 1992],87) Kepuasan Pengguna (KP) ([DeLone, 1992],87) Dampak Individu (DI) ([DeLone, 1992],87)
DIMENSI INDIKATOR X1 = Kemudahan X2 = Tampilan X3 = Pemeliharaan X4 = Waktu Respon X5 = Keandalan X6 = Waktu X7 = Isi X8 = Bentuk Y1 = Frekuensi Y2 = Durasi Y3 = Sukarela Y4 = Komputerisasi Y5 = Kerahasiaan Y6 = Keterpaduan Y7 = Pengambilan keputusan Y8 = Pembelajaran Y9 = Tak Technologi Fit
NO. ITEM INSTRUMENT 1 – 5 6 – 13 14 – 15 16 17 – 18 19 – 23 23 – 28 29 – 33 34 35 36 37 38 39 40 – 44 45 46 – 47
Setelah langkah 1 dan 2 dilakukan, peneliti dapat memulai mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan, diantaranya adalah: Persamaanpersamaan Struktural (Structural Equations). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk, dengan membentuk model pengukuran variabel laten eksogenous dan endogenous, bentuk persamaan antara lain : P = γ 11 KS + γ 12 KI + ς1 (1) DI = β 15 P + β 35 KP + ς2 (2) KP=γ 13 KS+γ24 KI+β 34 P+ς3(3) Persamaan spesifikasi model pengukuran (Measurement Model) Peneliti menentukan varia bel mana mengukur konstruk mana, serta serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihi potesakan antar konstruk atau variabel. Bentuk persamaan indikator variabel laten eksogenous dan indikator variabel laten endogenous antara lain : Persamaan pengukuran indikator variabel eksogenous X1 = λ11KS + δ1 X2 = λ21KS + δ2 X3 = λ31KS + δ3 X4 = λ41KS + δ4 X5 = λ51KS + δ5 X6 = λ61KI + δ6 X7 = λ71KI + δ7 X8 = λ81KI + δ8
30. CSRID Journal Vol. 2 No. 1 Februari 2010, hlm. 24 – 34
Persamaan pengukuran indikator variabel endogenous y1 = λ11P + ε1 y2 = λ21P + ε2 y3 = λ31P + ε3 y4 = λ41KP + ε4 y5 = λ51KP + ε5 y6 = λ62KP + ε6 y7 = λ72DI + ε7 y8 = λ82DI + ε8 y9 = λ93DI + ε9 Pengujian model berbasis teori dilakukan dengan menggunakan software AMOS Versi 6.0. Berdasarkan Gambar.3 diperlihatkan bahwa model teori yang diajukan pada penelitian ini tidak sesuai dengan model populasi yang diobservasi, karena diketahui bahwa nilai probability (P) tidak memenu hi persyaratan karena hasilnya di bawah nilai yang direkomendasikan yaitu > 0.05 (Ghozali 2005, 83). Untuk sementara dapat disimpulkan bahwa output model belum memenuhi persyaratan pe nerimaan H0, sehingga tidak dapat dilakukan uji hipotesis selanjutnya. Namun demikian, agar model yang diajukan dinyatakan fit, maka dapat dilakukan modifikasi model sesuai dengan yang disarankan oleh AMOS. Penelitian ini menggunakan Model Developmental Strategy, strategi ini memungkinkan di lakukannya modifikasi model jika model yang diajukan belum memenuhi persyaratan yang direkome ndasikan. Modifikasi dilakukan untuk mendapatkan model yang fit (sesuai) dengan persyaratan peng ujian (Widodo 2006, 4). Berdasarkan justifikasi teoritis yang telah ada, maka dilakukan modifikasi model dengan as umsi perubahan model struktural harus dilandasi dengan teori yang kuat (Ghozali 2004, 71). Berdasarkan hasil Estimasi dan Regression Wieght, maka dilakukan modifikasi dengan me nghapus variabel indikator yang bukan merupakan konstruktor yang valid bagi suatu variabel laten pada model struktural yang diajukan. Jika nilai stimate pada loading factor (λ) dari suatu variabel i ndikator < 0.5 maka indikator tersebut hendaknya di drop (dihapus) (Ghozali 2004, 96). Selanjutnya untuk melihat signifikansi (Sig), nilai yang dipersyaratkan adalah <0.05. Jika nilai Sig > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa indikator tersebut bukan merupakan konstruktor yang valid bagi suatu variebel laten dan sebaiknya hal ini di drop (dihapus) (Widodo 2006, 59). Modifikasi dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai Probalility > 0.05 sehingga model dinyatakan fit (sesuai). Pada penelitian ini modifikasi dilakukan dalam dalam beberapa tahap. Berikut ini adalah hasil pengujian model tersebut :
Gambar 3. Hasil Model Awal Penelitian
Padeli, Model Efektivitas Sistem Informasi…31
Langkah untuk melakukan modifikasi terhadap model yang dibangun adalah dengan meng gunakan analisa jalur. Setelah dilakukan modifikasi model dengan menggunakan analisa jalur, maka didapatkan model yang fit seperti yang tertera pada Gambar 4. Kriteria fit atau tidaknya model tidak hanya dilihat dari nilai probability nya tapi juga menyangkut kriteria lain yang meliputi ukuran Abso lut Fit Measures, Incremental Fit Measures dan Parsimonious Fit Measaures. Untuk membandingkan nilai yang didapat pada model ini dengan batas nilai kritis pada masingmasing kriteria pengukuran tersebut.
Gambar 4. Hasil Pengujian Model Akhir Penelitian
maka dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 2. Hasil Batas Nilai Ukur
Ukuran Kesesuaian 1. Absolut Fit Measures · ChiSquares (χ 2 ) (CMIN) · Probability · ChiSquares (χ 2 ) Relative · GFI (Goodness of Fit Index) · RMSEA 2. Incrumental Fit Measures AGFI TLI NFI CFI 3. Parsimoneous Fit Measures PNFI PGFI
Batas Nilai Kriteria
Hasil Model Ini
Keterangan
Kecil ≤ x 2 ά ; df ≥ 0.05 ≤ 2.0 ≥ 0.90 ≤ 0.08
4.891 0.087 2.446 0.985 0.106
Baik Baik Marginal Baik Marginal
≥ 0.90 ≥ 0.95 ≥ 0.90 ≥ 0.95
0.890 0.842 0.952 0.968
Marginal Marginal Baik Baik
≥ 0.60 ≥ 0.60
0.190 0.131
Baik Baik
(Sumber : Olah data AMOS 6.0 Sesuai dengan batas nilai kritis (Widodo)) Berdasarkan tabel diatas maka dapat dikatakan secara keseluruhan model dinyatakan fit (sesuai). model yang diajukan pada penelitian ini didukung oleh fakta di lapangan. Hal ini diindikasikan bahwa dugaan matriks variankovarians populasi sama dengan matriks variankovarians sampel (data observasi) atau dapat dinyatakan ∑p = ∑s.
32. CSRID Journal Vol. 2 No. 1 Februari 2010, hlm. 24 – 34
HASIL Dengan melakukan uji reliability gabungan, pendekatan yang dianjurkan adalah adalah men cari nilai besaran Composite Reliability dan Variance Extracted dari masingmasing variabel laten de ngan menggunakan informasi pada loading factor dan measurement error. Composite Reliability me nyatakan ukuran konsistensi internal dari indikatorindikator sebuah konstruk yang menunjukkan der ajat sampai dimana masingmasing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk/laten yang umum. Sedangkan Variance Extracted menunjukkan indikatorindikator tersebut telah mewakili secara baik konstruk laten yang dikembangkan (GHOZALI 2005, 21) dan (FERDINAND, 6164). Composite Reliability diperoleh dengan rumus sebagai berikut : ( ∑ std. loading ) 2 Constuct – Reliability = (∑ std. loading ) 2 + ∑ ε j Variance extracted dapat diperoleh melalui rumus dibawah ini: ∑ std. loading 2 Variance – extracted = ∑ std. loading 2 + ∑ ε j ε j adalah measurement errr ε j = 1 – (Std. Loading) 2 Tabel 3. Uji Reliability Gabungan
Variabel Laten KS KI P KP DI
Composite Reliability 0.7 0.6 0.5 0.5 0.7
Variance Extracted 0.4 0.3 0.4 0.4 0.5
Pada tabel di atas terlihat bahwa KS, P, dan KP tidak memiliki nilai Composite Reliability 0.70 Namun angka tersebut bukanlah sebuah ukuran yang "mati". Artinya, bila penelitian yang dilaku kan bersifat eksploratori, maka nilai di bawah batas kritis tersebut (0.70) pun Masih sapat diterima (FERDINAND 2002, 63). Hasil pengujian Deskriptif dapat di simpulkan ada beberapa hipotesis sebagai berikut : H1 = Diduga bahwa KS (Kualitas Sistem) berpengaruh terhadap persepsi terhadap (P) penggunaan. H3 = Diduga bahwa (KI) Kualitas Informasi berpengaruh terhadap persepsi terhadap (P) penggunaan. H5 = Diduga bahwa (P) penggunaan berpengaruh terhadap persepsi terhadap (KP) kepuasan penggu na. H7 = Diduga bahwa (KP) kepuasan pengguna berpengaruh terhadap persepsi terhadap (DI) dampak individu. Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis H1 (KS – P) H3 (KI – P) H5 (P – KP) H7 (KP – DI)
Sig 0.000 0.000 0.000 0.000
Hasil Hipotesis Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa : 1) Variabel Kualitas Sistem (KS) berpengaruh terhadap variabel Pengguna (P). 2) Variabel Kualitas Informasi (KI) berpengaruh terhadap variabel Pengguna KP). 3) Variabel Pengguna (P) berpenga ruh terhadap variabel Kepuasan Pengguna (KP). 4) Variabel Kepuasan Pengguna (KP) berpengaruh terhadap variabel Dampak Individu (DI). Berdasarkan uji hipotesis di atas, maka dapat dijelaskan ba hwa penggunaan Sistem Informasi Akademik dipengaruhi oleh 5 variabel laten yaitu Kualitas Sistem (KS), Kualitas Informasi (KI), Pengguna (P), Kepuasan Pengguna (KP) dan Dampak Individu (DI).
Padeli, Model Efektivitas Sistem Informasi…33
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan interpretasi, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Pengujian hubungan dan pengaruh antara kualitas sistem terhadap pengguna memberikan hasil bahwa kualitas sistem memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap pengguna. Sehingga, apab ila kualitas sistem ditingkatkan maka pengguna juga akan meningkat. Pengujian hubungan dan pengaruh antara kualitas informasi terhadap pengguna memberikan hasil bahwa kualitas informasi memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap pengguna. Sehingga, apabila kualitas informasi ditingkatkan maka pengguna juga akan meningkat. Pengujian hubungan dan pengaruh antara penggunaan terhadap kepuasan pengguna memberi kan hasil bahwa penggunaan memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pe ngguna juga akan meningkat. Pengujian hubungan dan pengaruh antara kepuasan pengguna terhadap dampak individu memberikan hasil bahwa kepuasan pengguna memiliki hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap dampak individu. Sehingga, apabila kepuasan pengguna ditingkatkan maka dampak individu juga akan meningkat. Dari hasil analisa kemudian diketahui bahwa proses yang menjadi prioritas perbaikan yaitu proses yang berada pada variabel Kualitas Sistem (KS) dan Kualitas Informasi (KI) dari hasil hipotes is di ketahui dua indikator ini sangat berpengaruh terhadap dampak Pengguna, Kepuasan Pengguna, dan dampak individu akan meningkat. SARAN Hasil penelitian membuktikan bahwa terjadi hubungan dan pengaruh positif secara signifik an antar variabel Model Sukses Sistem Informasi DeLone dan McLean pada Sistem Informasi Akade mik di Perguruan Tinggi Raharja. Dengan hasil penelitian ini disarankan : Perguruan Tinggi Raharja senantiasa meningkatkan kualitas sistem dan kualitas informasi di Perguruan Tinggi Raharja dengan cara melakukan pemeliharaan sistem secara rutin, mempercepat waktu respon sistem apabila mengalami kerusakan, meningkatkan kualitas isi dan bentuk informasi serta waktu pemenuhan kebutuhan informasi secara cepat. Sehingga, para pengguna Sistem Informasi Akademik di Perguruan Tinggi Raharja dapat menggunakan sistem dan informasi secara optimal, tep at dan akurat dalam aktifitasnya. Factor contributing user acceptance (independent variabel) pada model DeLone and McLe an terdiri dari KS Kualitas Sistem KI Kualitas Informasi pada penelitian ini mendapatkan nilai respo nden yang kurang baik sementara nilai KP Kepuasan pengguna cukup baik, biasanya Kualitas Inform asi yang baik akan mendapatkan respon yang baik sehingga akan berdampak pada individu yang mer asa cukup puas. Perguruan Tinggi Raharja sebaiknya membuat peraturan agar para civitas Akademik mengg unakan sistem informasi Akademik yang telah dibangun dalam melakukan segala kegiatan civitas ak ademik. Dengan demikian akan meningkatkan kinerja individu dan kualitas proses dalam pengambil an keputusan.Dalam memenuhi visi dan misi Perguruan Tinggi Raharja, Sistem Informasi Akademik dalam menjalankan kegiatan civitas Akademik sangat memerlukan sistem informasi yang sesuai den gan perkembangan teknologi saat ini. Sehingga, ilmu pengetahuan dan teknologi yang diterapkan me njadi bermanfaat dan tepat guna. Perangkat keras dan perangkat lunak disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, dengan demikian penggunaannya akan semakin efektif. Perguruan Tinggi Raharja senanti asa membangun sistem informasi Akademik yang tepat guna, dengan demikian di harapkan pada akh irnya sistem yang di terapkan ini dapat membantu pekerjaan civitas Akademik.
DAFTAR RUJUKAN Almutairi Helail (2005), “An Empirical Application of the DeLone and McLean Model in the Kuwaiti Private Sector”, Journal of Computer Information Systems, ProQuest Computing.
34. CSRID Journal Vol. 2 No. 1 Februari 2010, hlm. 24 – 34
DeLone, William H. and Ephraim R. McLean, (1992), “Information Systems Success: The Quest for Dependent Variable”, Journal of Information Systems Research, The Institute of Management Sciences. DeLone, William H. and Ephraim R. McLean, (2003) “The DeLone and McLean Model of Information Systems Success: A TenYear Update”, Journal of Management Information Systems, M.E. Sharpe Inc. Doll, William J., et.al., (1994), “A Confirmatory Factor Analysis of the EndUser Computing Satisfaction Instrument”, MIS Quarterly, University of Minnesota. Imam Ghozali, (2004), “Structural Equation Model, Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.54”, Penerbit Undip, Semarang. Goodhue, Dale L. and Ronald L. Thompson, (1995),“TaskTechnology Fit and Individual Performance”, MIS Quarterly, University of Minnesota. Hamilton, Scott and Norman L. Chervany, (1981), “Evaluating Information System Effectiveness – Part 1: Comparing Evaluation Approaches”, MIS Quarterly, University of Minnesota. Ishman, Michael D., (1996), “Measuring Information Success at the Individual Level in Cross Cultural Environments”, Information Resources Management Journal, ABI/INFORM Global. Livari, Juhani, (2005), “An Empirical Test of the DeLoneMcLean Model of Information System Success”, The Database for Advances in Information Systems, ProQuest Computing. Ngo, David Chek Ling, et.al., (2002), “Evaluating Interface Esthetics”, Journal of Knowledge and Information Systems, Verlag London Ltd. O’Brien, O’Brien, James A., (2005), Introduction To Information Systems, 12th ed., McGrawHill, New York. Rai, Arun, et.al., (2002) “Assessing the Validity of IS Success Models: An Empirical Test and Theoritical Analysis”, Journal of Information Systems Research, ProQuest Computing. Sandjaja, B and Albertus Heriyanto, (2006), Panduan Penelitian, Prestasi Pustaka, Jakarta. Satzinger, John W. and Lorne Olfman, (1998), “User Interface Consistency Across EndUser Applications: The Effects on Mental Models”, Journal of Management Information Systems, ABI/INFORM Global. Seddon, Peter B. and Min Yen Kiew, (1994), “A Partial Test and Development of DeLone and McLean’s Model of IS Success”, University of Melbourne. Widodo, Parobowo Pudjo, (2007), Seri Structural Equation Modeling, Universitas Budi Luhur.