HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBUGARAN JASMANI DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA KESEHATAN (Penelitian pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2015/2016) MOCHAMAD SYUKRON FAIZAL Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya (
[email protected])
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebugaran jasmani dan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya yang berjumlah 302 orang dengan menggunakan sampel sebanyak 30 orang melalui teknik proporsional random sampling. Instrumen penelitian adalah tes kebugaran jasmani, angket kecerdasan emosional dan prestasi belajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (hasil raport) peserta didik. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara ketiga variabel tersebut yaitu antara kebugaran jasmani dengan prestasi belajar peserta didik, antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar peserta didik dan antara kebugaran jasmani dengan kecerdasan emosional peserta didik. Kata Kunci : Kebugaran Jasmani, Kecerdasan Emosional, dan Prestasi Belajar Peserta Didik
ABSTRACT The purpose of this research is to know the relation of physical fitness and emotional intelligence with the learning achievements of physical education, sports and health on learners. The population in this research is the entire learners class VIII SMP Negeri 1 Tasikmalaya of 302 people using samples as many as 30 people through proportional random sampling techniques. Research instrument is a physical fitness test question form, emotional intelligence and learning achievement of physical education, sport and health (result report cards) of learners. This research concludes there is a positive relation between the three variables between physical fitness with the learning achievements of learners,
1
2
between the emotional intelligence with the learning achievements of learners and between physical fitness with the emotional intelligence of learners. Key words: Physical Fitness, emotional intelligence, Learning Achievement and learners. PENDAHULUAN Dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur serta sejahtera pemerintah Indonesia melakukan pembangunan di segala bidang diantaranya pembangunan dibidang pendidikan dan olahraga. Pembangunan dibidang pendidikan bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan memiliki keterampilan sehat jasmani dan rohani serta memiliki sikap dan pribadi yang terpuji sedangkan pembangunan dibidang olahraga bertujuan untuk meningkatkan kesegaran dan kesehatan jasmani, disiplin, sportivitas, prestasi dan lain sebagainya. Dalam UU RI No 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional (2005: 6) bahwa “Keolahragaan Nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani, prestasi, kualitas hidup manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, dan membina persatuan bangsa, memperkokoh pertahanan nasional, serta mengangkat harkat martabat dan kehormatan bangsa”. Berdasarkan kutipan di atas kebugaran jasmani merupakan salah satu dimensi penting dalam Sistem Keolahragaan Nasional. Kebugaran jasmani merupakan salah satu tujuan dalam mencapai pembinaan dan pengembangan olahraga yang baik serta menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) yang diajarkan disekolah memiliki peran penting yaitu memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas gerak dan berbagai pengalaman belajar PJOK, karena dengan adanya aktifitas jasmani yang dilakukan secara sistematis dapat mempengaruhi perubahan fisik yang lebih baik sehat jasmani dan rohani. Dalam kaitan kebugaran jasmani (Lutan, 2002: 3) mengemukakan bahwa “Pemahaman konsep kebugaran jasmani dan aktivitas jasmani bertujuan untuk mencapai keadaan sehat”. Sedangkan (Badriah, 2011: 31) mengemukakan juga bahwa “Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh dalam melakukan berbagai
3
macam pekerjaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dapat segera pulih sebelum datangnya tugas pada keesokan harinya”. Jadi diharapkan melalui pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan peserta didik dapat memahami apa itu kebugaran jasmani, aktivitas yang harus dilakukan dan hasil akhir yang dicapai melalui aktivitas jasmani. Melalui pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan peserta didik akan mempunyai pengetahuan tentang pentingnya kebugaran jasmani, disamping itu juga akan mengembangkan kemampuan kondisi fisik peserta didik agar lebih baik, sehingga peserta didik akan mempunyai daya tahan tubuh yang bagus, serta melatih kecepatan dan kelincahan peserta didik dalam melakukan aktivitas fisik. Kebugaran jasmani merupakan modal dasar utama yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan aktifitas jasmani selama hidup dengan penuh semangat yang tinggi tanpa merasa lelah yang berlebihan sehingga dapat bekerja secara produktif. Kebugaran jasmani yang baik akan menjamin seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari menjadi lebih mudah dan selalu menampakan penampilan yang optimal serta mempunyai kegairahan yang tinggi dalam hidupnya. Kebugaran jasmani dapat digunakan juga sebagai tolok ukur dalam kesehatan. Program Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan tidak hanya menekankan pada penguasaan keterampilan gerak melainkan juga derajat kebugaran jasmani yang tinggi sehingga dapat diharapkan menjadi dasar bagi peserta didik untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Peserta Didik yang mempunyai semangat tinggi dalam mengikuti proses pendidikan jasmani akan mempengaruhi kondisi kebugaran jasmani yang baik. Kebugaran jasmani erat hubungannya dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan prestasi belajar di sekolah, karena secara tidak langsung peserta didik akan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan lancar. Dari uraian tersebut maka kebugaran jasmani diperlukan oleh tiap-tiap individu terutama dalam mengikuti pembelajaran khususnya dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik di sekolah.
4
Selain daripada kebugaran jasmani, kecerdasan emosional juga dapat mempengaruhi prestasi peserta didik di sekolah. Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosional mencakup kemampuan-kemampuan yang berbeda, tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik (academic intelligence). Dalam perkembangan zaman saat ini tidak hanya kecerdasan intelektual saja yang di perhitungkan dalam kepentingan sosial di lingkungan masyarakat khususnya di dunia pekerjaan. Beberapa pendapat tentang kecerdasan emosional banyak di ungkapkan oleh para ahli. Menurut Goleman, (2002: 41) berpendapat Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage ouremotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri empati dan keterampilan sosial”. Salah satu rahasia psikologi yang telah menjadi makanan umum adalah ketidakmampuan relatif nilai-nilai IQ. Yang jelas, ada suatu kaitan antara IQ dan lingkungan tempat tinggal bagi kelompok-kelompok besar secara keseluruhan, banyak orang ber-IQ tinggi cenderung kurang memiliki kepribadian yang baik Menurut Goleman, (2016: 42) menyatakan, Mengenai kecerdasan intelektual berdasarkan pada kecerdasan intelektual hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yaitu kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood) berempati, serta kemampuan bekerjasama. Dalam proses belajar peserta didik, kedua intelligensi itu sangat diperlukan IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua intellegensi itu saling melengkapi, keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar peserta didik di sekolah.
5
Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat mengolah emosi dengan baik, menghargai teman dan guru, dan motivasi belajar yang tinggi. Ada pula peserta didik yang memiliki prestasi belajar tinggi, rata-rata nilai untuk semua mata pelajaran diatas 90, namun memiliki sifat yang angkuh, sombong, tidak menghargai teman karena merasa dirinya paling pintar. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat dibutuhkan oleh setiap peserta didik untuk membina kebugaran jasmani, kesehatan dan rohani. Seseorang dapat dikatakan berhasil dalam belajar yaitu adanya perubahan sikap dan tingkah laku dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan maupun sikap yang terjadi dalam diri peserta didik. Untuk dapat memperoleh prestasi belajar peserta didik dengan nilai baik banyak faktor yang mempengaruhinya, diantara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut antara lain adalah : peserta didik masih tampak rendah tingkat kebugaran jasmaninya, pemahaman peserta didik dalam belajar, masih kurangnya sarana dan prasarana, masih kurangnya metode dan media pembelajaran, latar belakang sosial ekonomi orang tua, motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, bakat dan minat peserta didik. Berdasarkan observasi dan studi awal yang peneliti lakukan di lapangan, ternyata di SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya masih terdapat kurangnya keseimbangan antara tingkat kebugaran jasmani dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pendidikan jasmani olahraga kesehatan. Dari uraian di atas maka pada kesempatan ini peneliti berkeinginan melakukan suatu penelitian yang akan di ungkapkan seberapa besar hubungan tingkat kebugaran jasmani dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pendidikan jasmani olahraga kesehatan peserta didik tersebut. Dengan demikian penelitian ini berjudul “Hubungan Antara Tingkat Kebugaran Jasmani dan Kecerdasan Emosional dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan”. Pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.
6
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas kesatu (X1) yaitu kebugaran jasmani, variabel bebas kedua (X2) yaitu kecerdasan emosional, dan variabel terikatnya (Y) adalah prestasi belajar peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya sedangkan sampel dalam penelitian ini diambil secara proporsional random sampling. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 302 orang dan sampel berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kebugaran jasmani, kecerdasan emosional dengan prestasi belajar peserta didik adalah studi lapangan (field research), studi kepustakaan (library research), dan penyebaran angket kecerdasan emosional. Teknik analisis data untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara kebugaran jasmani, kecerdasan emosional dan prestasi belajar peserta didik adalah : 1. Menghitung skor rata-rata (mean). 2. Mencari varians. 3. Menghitung uji signifikasi korelasi.
PEMBAHASAN Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui serangkaian pengukuran, yaitu tes kebugaran jasmani (X1), angket kecerdasan emosional (X2) dan prestasi belajar PJOK peserta didik (hasil raport) (Y). Tes tersebut dilakukan pada 30 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2015/ 2016 sebagai sampel penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabeltabel di bawah ini.
7
Tabel 4.1 Rincian Data Hasil Tes Kebugaran Jasmani NO
NAMA
Lari N Angkat Cepat i Tubuh l (50m) a (60dtk) i
N Shit N Lari i Up i Jauh l l (60dtk) a a (1000m) i i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
M.Rizki Yogi Fahreza Nurhayati Faishal Fahsa Izmi Fahmi Ihkam Aditya Adjie Syifa Dehan M. Resa Sofyan Fahri Bakti Salsa Dika Alwan Zandra Widhi Vania Fadhel Felia Frida Natasya Roni Nindya Regita
05.84 06.60 05.88 06.87 05.09 05.64 05.77 07.63 05.16 05.69 05.76 06.39 05.27 06.03 05.79 06.02 05.15 05.86 06.49 05.36 06.06 05.47 05.52 05.72 06.02 05.84 06.60 05.88 06.87 06.09
3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10 14 10 23dtk 14 15 14 14 14 15 15 19dtk 15 15 15 15 15 22dtk 15 15 15 14 24dtk 16 26dtk 23dtk 26dtk 16 21dtk 26dtk
37 38 40 29 30 32 33 31 30 37 38 24 38 40 35 37 37 34 37 36 40 33 23 39 26 24 22 29 23 20
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
3.21’24 3.23’12 3.23’85 3.25’69 3.27’27 3.30’92 3.31’28 3.49’13 4.00’75 4.01’41 4.02’00 4.15’85 4.31’52 4.35’98 4.37’67 4.42’63 5.09’48 5.11’22 5.13’35 5.15’25 3.21,’24 3.23’12 3.23’85 3.25’69 3.27’27 3.30’92 3.31’28 3.49’13 4.00’75 4.01’41
N Vertical i Jump l a i
N Jum i lah l a i
4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 51 42 45 50 50 50 43 50 50 50 43 49 48 48 50 52 45 52 52 51 45 42 42 42 50 40 42 42 43
20 22 22 22 21 21 21 20 20 20 21 19 21 21 20 20 19 19 19 19 22 21 21 22 21 21 21 22 19 20
8
Tabel 4.2 Hasil Angket Kecerdasan Emosional
9
Tabel 4.3 Hasil Nilai Prestasi Belajar PJOK
10
Tabel 4.4 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian NO
NAMA
X1
X2
Y
1
M.Rizki
20
91
93
2
Yogi
22
82
94
3
Fahreza
22
94
93
4
Nurhayati
22
87
93
5
Faishal
21
84
94
6
Fahsa
21
73
93
7
Izmi
21
84
93
8
Fahmi
20
82
94
9
Ihkam
20
79
94
10
Aditya
20
85
92
11
Adjie
21
87
93
12
Syifa
19
72
93
13
Dehan
21
94
95
14
M. Resa
21
80
92
15
Sofyan
20
78
93
16
Fahri
20
91
92
17
Bakti
19
94
95
18
Salsa
19
85
92
19
Dika
19
84
92
20
Alwan
19
94
95
21
Zandra
22
83
93
22
Widhi
21
89
94
23
Vania
21
95
93
11
24
Fadhel
22
74
92
25
Felia
21
83
93
26
Frida
21
73
93
27
Natasya
21
90
94
28
Roni
22
76
93
29
Nindya
19
74
94
30
Regita
20
97
95
617
2534
2799
JUMLAH ( ∑ )
Berdasarkan Tabel 4.8 di bawah ini, diperoleh hasil rata-rata dari ketiga varibel tersebut dengan hasil rata-rata untuk kebugaran jasmani 20,57, kecerdasan emosional 84,47 dan untuk prestasi belajar peserta didik diperoleh rata-rata 93. Tabel 4.8 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata (mean) dan Standar Deviasi dari TiapTes Variabel 1. Kebugaran Jasmani
20,57
Standar Deviasi 1,04
2. Kecerdasan Emosional
84,47
7,43
93
0,95
3. Prestasi Belajar Peserta Didik
Rata-rata
Pengujian Persyaratan Analisis Untuk mengetahui nilai korelasi antara ketiga butir tes, maka dilakukan pengujian korelasi. Butir-butir atau variabel-variabel tes yang akan diuji korelasinya adalah kebugaran jasmani dengan prestasi belajar peserta didik, kecerdasan emosional dengan prestasi belajar peserta didik dan kebugaran jasmani
12
dengan kecerdasan emosional. Berdasarkan hasil penghitungan korelasi dari ketiga butir tes tersebut, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9. di bawah ini. Tabel 4.9 Hasil Penghitungan Korelasi dari Ketiga Butir Tes No.
Butir Tes
Nilai r
Kategori
t hitung
t tabel
Hasil
1.
Kebugaran jasmani dengan prestasi belajar peserta didik Kecerdasan emosional dengan prestasi belajar peserta didik Kebugaran jasmani dengan kecerdasan emosional
0,48
Sedang
-0,76
1.70
Tidak Signifikan
0,39
Rendah
2,20
1.70
Signifikan
0,76
Kuat
5,38
1.70
Signifikan
2.
3.
Untuk menafsirkan nilai korelasi, penulis berpedoman pada interpretasi nilai korelasi menurut Sugiyono (2014: 257) yang tertera pada Tabel 4.10. sebagai berikut: Tabel 4.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
Untuk mengetahui manakah yang paling berhubungan dari ketiga butir tes tersebut dengan prestasi belajar peserta didik, maka penulis melakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan rumus korelasi berganda (multiple correlation). Dari perhitungan tersebut peneliti menemukan nilai korelasinya 0,48 yang berarti bahwa ketiga variabel pada penelitian tersebut saling
13
berhubungan. PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan apakah hipotesis penelitian diterima atau ditolak. Oleh karena itu, hipotesis penelitian yang penulis ajukan perlu dibuktikan kebenarannya. Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, maka penulis akan menguji hipotesis tersebut menggunakan pendekatan statistik signifikansi korelasi berganda dengan rumus sebagai berikut. (Sugiyono, 2014: 266) : R2
F=
(1 R 2
k
, di mana k = 2 dan (n – k – 1) = (30 – 2 – 1) = 27
(n k 1)
Keterangan: R = Koefisien korelasi ganda K = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel
Kriteria pengujian hipotesis adalah diterima hipotesis nol (Ho) jika F hitung lebih kecil dari Ftabel pada α = 0,05 dan tolak dalam hal lainnya.
14
Uji Signifikansi Korelasi Ganda
F=
=
=
Ftabel =
0.23 2 1 30 0.23 2 0.77 27
=
0.23 2
-
1
0.11595 = 4.07591 0.02845
3.35
Dari perhitungan di atas ternyata hasil membuktikan bahwa nilai Fhitung sebesar 4,07 lebih besar dari nilai Ftabel pada α = 0,05 dengan dk = 27 yaitu 3,35. Dengan demikian hipotesis penelitian penulis terbukti atau hipotesis di terima, yang berarti bahwa kebugaran jasmani, kecerdasan emosional dengan prestasi belajar peserta didik mempunyai korelasi atau hubungan yang signifikan. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data hasil penelitian, yang diperoleh melalui pengukuran tes kebugaran jasmani, kecerdasan emosional dan prestasi belajar pendidikan jasmani, olahraga dan rekreasi peserta didik, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut.
15
1. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kebugaran jasmani dengan prestasi belajar PJOK pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya 2. Terdapat hubungan yang signifikan serta positif dan berarti antara kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar PJOK pada peseta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. 3. Terdapat hubungan yang signifikan serta positif dan berarti antara kebugaran jasmani dan kecerdasan emosional secara bersama-sama dengan prestasi belajar PJOK pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait dengan bidang keolahragaan demi meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan
pada peserta didik, sebagai
berikut : 1. Tingkat kebugaran jasmani peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Tasikmalaya termasuk ke dalam kategori sedang, sehingga perlu diperhatikan khusus bagi guru Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan cara memberikan materi pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan harus memperhatikan kebugaran jasmani pserta didik tersebut, banyak menggunakan permainan kelompok untuk menanamkan jiwa sosial, sportifitas dan percaya diri. 2. Dengan presentase kecerdasan emosional yang rendah pada peserta didik maka hubungan sosial peserta didik di sekolah, keluarga dan lingkungan
16
tempat tinggal sebagai orang tua untuk memberikan perhatian dalam kehidupan sehari-hari bagi peserta didik. 3. Pendidikan jasmani merupakan aktualisasi potensi aktivitas manusia yang berupa sikap, tindak dan karya untuk menjamin petumbuhan dan perkembangan
yang
baik
maka
tiap
individu
tetap
menjaga
dan
mempertahankan dengan aktivitas melalui kebugaran jasmani (Phsycal Fitness). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Anugrah,Topan. (2014). Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Prestasi Akademik Mahasiswa PJKR. Skripsi. Universitas Siliwangi. Badriah, Dewi Laelatul (2011). Fisiologi Olahraga Edisi II. Bandung: MULTAZAM. Goleman, Daniel (2016) Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Dahar, Ratna Wilis (2011) Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Kusmaedi, Nurlan (2008) Olahraga Lansia. Bandung: CV Bintang Artika Kusnadi,Nanang dan Rd. Herdi Hartadji (2014) Bahan Ajar Ilmu Kepelatihan Dasar. Tasikmalaya: PJKR.FKIP. Universitas Siliwangi. Lutan, Rusli. (2002). Pembaruan Pendidikan Jasmani di Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Mulya, Gumilar (2012) Dasar-dasar Penjas. Tasikmalaya: PJKR. FKIP. Universitas Siliwangi. Mutohir, Toho Cholik (2011) Berkarakter dengan Berolahraga Berolahraga dengan Berkarakter. Surabaya: PT Java Pustaka Group. Narlan, Abdul (2014) Hand Out Statistika. Tasikmalaya: PJKR. FKIP. Universitas Siliwangi. Nazir, Muhammad (2013) Metode Penelitian. Yogyakarta: Ghalia Indonesia
17
Nurhasan dan Abdul Narlan (2014) Tes dan Pengkuran Olahraga. Tasikmalaya: PJKR. FKIP. Universitas Siliwangi. Parmo (2014) Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani Dengan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Ujan Mas Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang. Skripsi. Universitas Bengkulu Sugiyono (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Suroto (2004) Peningkatan Kebugaran Melalui Kegiatan Senam Aerobik dan SKJ. Semarang: Universitas Dipenogoro. Sumber Lain : Artikel Kebugaran Jasmani Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999) http://rumahkemuning.com/2013/05/pengertian-kecerdasan-emosional-menurutpara-ahli-definisi-faktor/ http://www.markijar.com/2015/12/15-pengertian-kebugaran-jasmanimenurut.html Katar, Abdul (2012) “Konsep Belajar Dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar”. (September 5,2012) Jambi. IAIN STS Jambi Sportsscience7 .blogspot.co.id/2014/11/tes-kebugaran-jasmani-indonesia-tkji.html