MOBILISASI DINI BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN KESEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESARIA EARLY MOBILIZATION IN CONNECTION WITH IMPROVED WOUND HEALING IN PATIENTS POST OPERATION SECTIO CAESARIA
Shella Christina Erva Elli Kristanti STIKES RS Baptis Kediri (
[email protected])
ABSTRAK
Mobilisasi dini adalah salah satu factor yang mempengaruhi kesembuhan luka pasca bedah serta dapat mengurangi resiko komplikasi. Dengan melakukan mobilisasi dini post sectio caesaria akan semakin cepat memulihkan sirkulasi darah sehingga kebutuhan nutrisi serta oksigen yang dibutuhkan oleh luka dapat segera terpenuhi. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik korelasional. Dengan populasi pasien post operasi sectio caesaria di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Menggunakan 30 responden dengan tekhnik assidental. Variable independennya adalah mobilisasi dini caesaria dan variable dependennya adalah tingkat kesembuhan luka. Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan angka kemaknaan α ≤ 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan ρ = 0,014 yang berarti kedua ada hubungan pada kedua variable karena dari 30 responden, sebagian besar pasien memliliki tingkat kesembuhan luka yang cepat yaitu 25 responden (83,3%). Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah mobilisasi secara dini berhubungan dengan peningkatan kesembuhan luka pada pasien post operasi section caesaria di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri.
Kata kunci mobilisasi dini, pasien post sectio caesaria, kesembuhan luka
ABSTRACT
Early mobilization is one of the factors that affect postoperative wound healing and may reduce the risk of complications. With early mobilization post sectio Caesaria the faster restore blood circulation to the needs of nutrients and oxygen needed by the cuts can be met. In this research using correlational analytic research methods. With a population of postoperative patients in Space Midwifery sectio Caesarea Baptist Hospital Karachi. Using the 30 respondents with assidental techniques. The independent variable is the early mobilization Caesarea and the dependent variable is the rate of wound healing. Statistical data analysis using chi square test with significance rate α ≤ 0.05. From the research results obtained ρ = 0.014, which means there is a relationship in the second two variables because of the 30 respondents, the majority of patients memliliki rapid wound healing rate of 25 respondents (83.3%). The conclusion from the results of this study was early mobilization is connected with increased wound healing in patients with postoperative Caesaria section in Room Midwifery Baptist Hospital Kediri
Key words early mobilization, patients post sectio Caesaria, wound healing
1
Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2012 adalah meningkatkan kesadaran, kemajuan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui tercapainya masyarakat bahagia di Negara Indonesia. Sasaran pembangunan kesehatan menuju Indonesia yang sehat 2012 adalah perilaku hidup sehat yang secara bermakna ditandai dengan jumlah ibu memeriksakan diri dan melahirkan ditolong tenaga kesehatan meningkat. Salah satu proses kelahiran terbanyak yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah proses persalinan dengan operasi sectio caesaria (Indiarti,2007). Sectio caesaria merupakan kelahiran janin melalui insisi yang dibuat pada dinding abdomen dan uterus. Tindakan insisi pada persalinan sectio caesaria ini menyebabkan luka sayat yang harus diperhatikan derajat kesembuhan lukanya karena resiko tinggi terjadi infeksi, rupture uteri dan perdarahan. Salah satu hal yang berperan pada proses penyembuhan luka adalah mobilisasi dini yang dipercaya dan terbukti dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Apabila mobilisasi dini tidak dilakukan sesegera mungkin akan dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi yaitu thrombosis dan tromboemboli. Insiden kelahiran sectio caesaria telah meningkat secara drastis pada beberapa tahun terahkir. Menurut WHO jumlah sectio caesaria pada tahun 2001 sebanyak 5.185 atau 17,0% dan mengalami peningkatan pada tahun 2006 sebanyak 6.775 atau 27,3% (Rasjidi,2009). Berdasarkan data yang diperoleh di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri pada bulan Agustus – November 2011 dilaporkan jumlah persalinan sectio caesaria sebanyak 70 pasien. Saat peneliti melakukan wawancara kepada 4 pasien kontrol post partum di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri pada tanggal 13-15 Desember 2011, terdapat 4 (44,4%) pasien post partum dengan sectio caesaria. Dari 4 pasien 3 diantaranya mengatakan tidak melakukan mobilisasi dini karena takut sakit pada luka post sectio caesaria dan tidak mengetahui tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini post sectio caesaria dengan kondisi luka yang masih merembes pada hari ke 3 dan cairan plasma keluar pada hari ke 2 post
sectio caesaria. 1 pasien lain mengatakan sudah berusaha melakukan aktifitas dengan menggerakkan anggota tubuh semampunya dengan kondisi luka pada hari ke 3 sudah membaik tidak ada warna kemerahan dan luka sudah mulai mengering Tindakan sectio caesaria hanya dilakukan untuk kepentingan bayi dan ibu yang mengalami kesulitan persalinan, misalnya janin sudah meninggal dalam uterus, plasenta previs totalis, panggul sempit, dan janin terbukti cacat seperti hidrosepalus dan sebagainya. Tindakan sectio caesaria yang dilakukan dengan cara pembedahan abdomen yang akan meninggalkan luka dan dapat terjadi komplikasi yaitu perdarahan yang terjadi saat pembedahan (Sarwono,2003). Adanya luka yang menimbulkan nyeri tersebut membuat pasien merasa takut dan cemas untuk melakukan mobilisasi dini, sehingga pasien cenderung untuk berbaring mempertahankan seluruh tubuh kaku, dan tidak mengindahkan daerah pembedahan. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya komplikasi yaitu kaku persendian, postur yang buruk, kontraktur otot, nyeri tekan, trombosis vena apabila tidak melakukan mobilisasi dini (Moira,1993). Mobilisasi dini segera secara bertahap sangat membantu jalannya penyembuhan penderita, kemajuan mobilisasi tergantung jenis operasi yang dilakukan dan komplikasi yang dialami. Secara psikologis hal ini juga dapat membantu pasien mengembalikan kepercayaan bahwa dia sudah mulai sembuh. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa adanya luka setelah pembedahan akan mengalami proses penyembuhan luka terdiri dari fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi dimana pada fase inflamasi dan proliferasi membutuhkan sirkulasi darah yang baik yang akan membantu kesembuhan luka, dengan sirkulasi darah yang baik akan membantu memenuhi nutrisi sel dalam darah sehingga membantu mempercepat pertumbuhan jaringan (Sjamsuhidayat,1999). Mobilisasi pada post sectio caesaria salah satunya adalah perubahan gerak dan posisi, ini harus diterangkan pada penderita atau keluarga yang menunggu, supaya mengerti pentingnya mobilisasi dini dan berkesinambungan akan dapat membantu pengaliran darah ke seluruh tubuh, sehingga tubuh mampu menghasilkan zat pembakar dan pembangun yang membantu proses penyembuhan luka dengan mobilisasi miring 2
ke kiri dan ke kanan sudah dapat di mulai 68 jam setelah pasien sadar, dan mobilisasi duduk setelah 24 jam. Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar dan menggunakan teknik nafas dalam dan mengeluarkan melalui mulut secara perlahan. Pada hari ke 2 penderita dapat duduk selama 5 menit. Selanjutnya secara berturut-turut hari demi hari penderita dianjurkan belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari yang ketiga sampai kelima post operasi (Hidayat,2006). Oleh karena itu Berdasarkan uraian diatas peneliti berminat untuk meneliti adanya “Hubungan Mobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Dengan Tingkat Kesembuhan Luka Operasi di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri”
Metodologi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasional. Pada penelitian ini populasinya semua pasien post operasi sectio caesaria baik yang indikasi ataupun keinginan pribadi di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah pasien post operasi sectio caesaria yang memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel (Nursalam,2003). Dari data medical record Rumah Sakit Baptis Kediri pasien yang menjalani operasi persalinan Sectio Caesaria di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri pada bulan Agustus 2011 sampai Oktober 2011 mencapai 70 orang. Dan pada tanggal 21 Maret – 21 April 2012 didapatkan 30 responden yang melakukan persalinan di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Langkah yang ditempuh dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan accidental sampling yaitu pengambilan responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan yaitu apa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila yang kebetulan ditemui itu cocok digunakan sebagai sumber data (Nasution,2000). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mobilisasi dini pasien
post sectio caesaria. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kesembuhan luka.
Hasil Penelitian
Data Umum
Data umum akan menyajikan karakteristik responden pasien post sectio caesaria di ruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri berdasarkan umur, pekerjaan, dan pendidikan yang disajikan dalam bentuk tabel.
Responden Tabel 1 Karakteristik Berdasarkan Usia di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri Tanggal 21 Maret – 21 April 2012 Umur 15-20 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun >30 Tahun Total
Frekuensi 2 7 17 4 30
% 6,7 23,3 56,7 13,3 100,0
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa lebih dari 50% responden berumur 26-30 th yaitu 17 responden (56,7%)
Responden Tabel 2 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri Tanggal 21 Maret – 21 April 2012 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Swasta PNS Wiraswasta Total
Frekuensi 6 17 3 4 30
% 20,0 56,7 10,0 13,3 100,0
Dari tabel 2 diatas didapatkan bahwa lebih dari 50% responden bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 17 responden (56,7%).
3
Responden Tabel 3 Karakteristik Berdasarkan Riwayat Pendidikan di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri Tanggal 21 Maret – 21 April 2012 Riwayat Pendidikan SD SMP SMA PT Total
Frekuensi 0 3 14 13 30
% 0 10,0 46,7 43,3 100,0
Dari tabel 3 diatas didapatkan bahwa paling banyak responden memiliki riwayat pendidikan SMA yaitu sebanyak 14 responden (46,7%)
Data Khusus
Data khusus akan menyajikan karakteristik pasien post sectio caesaria dengan mengidentifikasi tingkat kesembuhan luka setelah melakukan mobilisasi dini 6 jam post operasi sectio caesaria, menganalisis efektifitas mobilisasi dini terhadap kecepatan tingkat kesembuhan luka pasien post section caesaria.
Tabel 4 Mobilisasi Dini Pasien Post Sectio Caesaria di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri Pada Tanggal 21 Maret – 21 April 2012. Mobilisasi Dini Baik Kurang Baik Jumlah
Frekuensi 24 6 30
% 80 20 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar responden melakukan mobilisasi dini dengan baik yaitu sebanyak 24 reponden (80%)
Tabel 5 Tingkat Kesembuhan Luka Pasien Post Operasi Sectio Caesaria di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan RS. Baptis Kediri Pada Tanggal 21 Maret – 21 April 2012 Tingkat Kesembuhan Luka Cepat
Frekuensi
%
25
83,3
5 30
16,7 100
Lambat Jumlah
Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat kesembuhan luka yang cepat sebanyak 25 responden (83,3%).
Tabel 6 Tabulasi Silang Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Dengan Tingkat Kesembuhan Luka di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri Pada Tanggal 21 Maret – 21 April 2012. Mobilisasi Dini Baik Kurang Baik Total
Tingkat Kesembuhan Luka Cepat Lambat ∑ % ∑ % 22 73,3 2 6,7
Total
%
24
80
3
10
3
10
6
20
25
83,3
5
16,7
30
100
Berdasarkan hasil tabulasi silang diatas menunjukan bahwa mobilisasi dini baik dengan tingkat kesembuhan luka cepat sebanyak 22 responden (73,3%), mobilisasi dini baik dengan tingkat kesembuhan luka lambat sebanyak 2 responden (6,7%), mobilisasi dini kurang baik dengan tingkat kesembuhan luka cepat sebanyak 3 responden (10%), mobilisasi dini kurang baik dengan tingkat kesembuhan luka lambat sebanyak 3 responden (10%).
4
Tabel 7 Hasil Uji Statistik Chi-Square pasien post operasi sectio caesaria di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri Symmetric Measures
Nominal by Contingency Nominal Coefficient N of Valid Cases
Value
Approx. Sig.
,408
,014
30
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa setelah dilakukan uji statistik chi-square dengan SPSS yang berdasarkan taraf kemaknaan α ≤ 0,05 didapatkan q = 0,014 dan q < α sehingga dapat di artikan bahwa ada hubungan mobilisasi dini pasien post sectio caesaria dengan tingkat kesembuhan luka Di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri.
Pembahasan
Mobilisasi Dini Pasien Post Sectio Caesaria Di Ruang Rawat Inap Kebidanan RS. Baptis Kediri Berdasarkan hasil penelitian mobilisasi dini pasien post sectio caesaria di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri dari 30 responden didapatkan pasien post sectio caesaria yang melakukan mobilisasi dini baik sebanyak 24 responden (83,3%), dan 6 responden (20%) mobilisasi dininya kurang baik. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden melakukan mobilisasi dini dengan baik, yaitu sebanyak 24 responden (80%) dan dari 24 responden tersebut sebagian besar pasien berusia 26-30 tahun serta memiliki riwayat pendidikan SMA. Mobilisasi dini adalah usaha untuk secepat mungkin membimbing penderita keluar atau bangun dari tempat tidur dan membimbingnya berjalan (Hamilton, 2010). Mobilisasi dini merupakan suatu aspek terpenting dari fungsi fisiologis karena hal itu esensial dan mempertahankan kemandiriannya. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin
dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologis. Menurut Manuaba (2002) melakukan mobilisasi dini memiliki 5 keuntungan yaitu : memperlancar pengeluaran lokia dan mengurangi infeksi puerperium, mempercepat involusi alat kandungan, memperlancar fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga nutrisi yang dibutuhkan luka terpenuhi dan memepercepat kesembuhan luka, memepercepat fungsi pengeluaran ASI dan pengeluaran sisa metabolism. Oleh karena itu sangat disarankan bagi ibu post sectio caesaria untuk segera mungkin melakukan mobilisasi dini sesuai tahapan yang telah diberikan sesuai prosedur yaitu : setelah 6 jam pertama post sectio caesaria harus melakukan tirah baring, menggerakan lengan tangan, menggerakan ujung jari kaki, memutar pergelangan kaki, mengangkat umit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki, setelah 6-10 jam miring kekanan dan kekiri, setelah 24 jam mulai belajar berjalan dan duduk ( Kasdu, 2003). Tingkat pengetahuan serta kesiapan pasien dalam menghadapi persalinan juga mempengaruhi kemauan pasien untuk melakukan mobilisasi dini post sectio caesaria. Pengetahuan pasien yang luas akan membuat pasien lebih mengerti tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini serta dapat lebih mudah memahami manfaat mobilisasi dini. Kesiapan pasien dalam menghadapi persalinan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi pasien untuk melakukan mobilisasi dini, rata rata pasien yang memiliki kesiapan dalam menghadapi persalinan adalah pasien pada usia produktif yaitu antara 26-30 tahun (Hamilton, 2010) Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa sebagian besar pasien post sectio caesaria melakukan mobilisasi dini dengan baik karena banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini, salah satu keuntungan yang didapat adalah tingkat kesembuhan luka yang lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak melakukan mobilisasi dini sehingga banyak pasien yang bersedia melakukan mobilisasi dini, selain melihat banyaknya keuntungan yang dapat diperoleh dengan melakukan mobilisasi dini tingkat pengetahuan dan kesiapan pasien dalam menghadapi persalinan pun juga menjadi faktor yang mendukung kesediaan pasien untuk melakukan mobilisasi dini. Pasien yang memiliki kesiapan dalam menghadapi 5
persalinan lebih memiliki motivasi yang besar untuk dapat segera sembuh dan merawat bayinya sendiri, biasanya pasien pada usia produktiflah yang memiliki kesiapan lebih besar untuk menghadapi persalinan yaitu antara usia 26 -30 tahun. Ditunjang lagi pasien sudah diberikan HE dan leaflet oleh peneliti sebelum melakukan sectio caesaria sehingga menambah kesiapan serta pengetahuan pasien tentang pentingnya melakukan mobilisasi dini dan juga peran bidan yang selalu mengajak dan membimbing untuk melakukan mobilisasi dini.
Tingkat Kesembuhan Luka Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari keseluruhan responden sejumlah 30 responden yang memiliki kesembuhan luka lebih cepat sebanyak 25 responden (83,3%) dan kesembuhan luka yang lambat sebanyak 5 responden (16,7%). Secara teoritis kesembuhan luka merupakan suatu poses pergantian jaringan yang mati atau rusak dengan jaringan yang baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila permukaanya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang kembali normal. Kesembuhan luka meliputi 2 katagori yaitu : pemulihan jaringan ialah regenerasi jaringan pulih seperti semula baik secara struktur maupun fungsinya, dan repair ialah pemulilhan atau penggantian oleh jaringan ikat (Mawarudi, 2002). Kesembuhan luka pada fase inflamasi adalah adanya respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan pada jaringan lunak, pada fase ini berlangsung sampai pada hari ke 3. Tujuan pada fase ini adalah menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan proses penyembuhan luka. Pedoman atau parameter yang digunakan pada fase ini adalah adanya eritema, hangat pada sekitar luka, rasa sakit yang berlangsung 3 hari, adanya serum, warna kemerahan pada luka (Kamarullah, 2007). Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kesembuhan luka adalah mobilisasi dini dan nutrisi. Mobilisasi dini merupakan faktor dalam mempercepat pemulihan post operasi dan dapat mencegah komplikasi post operasi. Banyak keuntungan yang dapat diraih dari latihan mobilisasi dini di
tempat tidur dan berjalan pada periode dini post operasi. Mobilisasi dini sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan /penegangan otot. Ada hubungan bermakna antara kesembuhan luka operasi dengan status nutrisi. Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan berat badan. Kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen. Kondisi gizi buruk dapat mengakibatkan pasien mengalami berbagai komplikasi post operasi dan mengakibatkan pasien lebih lama dirawat di rumah sakit. Komplikasi yang sering terjadi post operasi adalah demam dan penyembuhan luka yang lama. Status nutrisi diperlukan asupan protein, Vitamin A dan C, tembaga, Zinkum, dan zat besi yang adekuat. Protein mensuplai asam amino, yang dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan regenerasi. Vitamin A dann Zinkum diperlukan untuk menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dan nutrisis dengan melakukan mobilisasi dini maka akan membuat sirkulasi darah dapat sesegera mungkin mengalami pemulihan dan nutrisi pada luka dapat terpenuhi (Hamilton,2010) Berdasarkan data yang diperoleh peneliti menunjukan bahwa sebagian pasien post section caesaria memiliki kesembuhan luka lebih cepat salah satu hal yang mempengaruhinya adalah karena pasien post sectio caesaria melakukan mobilisasi dini dengan baik. Namun masih ada juga beberapa pasien yang melakukan mobilisasi dini dengan baik tetapi kesembuhan lukanya masih lambat hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi kecepatan kesembuhan luka salah satunya adalah faktor nutrisi, karena ternyata ada beberapa pasien post sectio caesaria masih sering merasa takut untuk makan makanan yang mengandung protein yang di berikan sehingga pasien tidak memenuhi kebutuhan nutrisi yang telah disediakan oleh rumah sakit, padahal justru proteinlah yang sangat dibutuhkan oleh luka untuk proses pemulihan dan penggantian sel sel yang mati akibat pembedahan. Pengambilan data yang dilakukan pada variabel tingkat kesembuhan luka ini dilakukan pada hari keempat dimana fase kesembuhan luka sudah masuk pada fase proliferasi yaitu fase dimana tumbuhnya jaringan jaringan baru dan menghancurkan jaringan yang sudah tidak diperlukan sehingga pada fase ini luka sudah mulai mengecil. Dapat dibuktikan dengan luka responden post sectio caesaria pada hari yang 6
keempat sudah mulai tumbuh jaringan jaringan baru yang menggantikan jaringan yang rusak akibat pembedahan dan itu berarti bahwa pada hari yang keempat luka responden sudah mulai masuk pada fase proliferasi dan meninggalkan fase inflamasi.
Hubungan Mobilisasi Dini Pasien Post Operasi Sectio Caesaria Dengan Tingkat Kesembuhan Luka Di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri
Setelah dilakukan uji statisti chi-square yang didasarkan taraf kemaknaan yang ditetapkan ( α ≤ 0,05 ), sesuai tabel 5.7 di atas didapatkan ρ=0,014 maka Ho ditolak berarti ada hubungan mobilisasi dini pasien post operasi sectio caesaria dengan tingkat kesembuhan luka di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Didukung dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa dari 24 responden yang melakukan mobilisasi dengan baik 22 responden melakukan memiliki kesembuhan luka yang cepat. Secara teoritis mobilisasi dini merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan kesembuhan luka, karena dengan melakukan mobilisasi dini akan mempercepat pemulihan pembuluh darah sehingga suplai oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh luka akan terpenuhi. Seperti dijelaskan oleh Muchtar (2004) salah satu manfaat yang dapat diambil dengan melakukan mobilisasi dini post sectio caesaria adalah mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli karena mobilisasi dini yang dilakukan dengan baik akan melancarkan sirkulasi darah, apabila sirkulasi darah dapat segera pulih secara otomatis nutrisi yang dibutuhkan oleh luka pun akan segera terpenuhi. Personal hygiene (kebersihan diri) juga merupakan salah satu factor yang dapat memperlambat penyembuhan, hal ini dapat menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman masuk ke dalam luka sehingga menimbulkan lambatnya kesembuhan luka dan terjadinya infeksi (Smletzer, 2002). Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan mobilisasi dini pasien post operasi sectio caesaria dengan tingkat kesembuhan luka di Ruang Rawat Inap Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri. Mobilisasi dini merupakan salah satu faktor penentu kecepatan kesembuhan luka post sectio
caesaria karena dengan melakukan mobilisasi dini akan segera melancarkan sirkulasi darah sehingga apabila sirkulasi darah telah kembali normal maka kebutuhan nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan oleh luka dapat terpenuhi dengan baik melalui peredaran darah. Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka saling berhubungan satu dengan yang lain, misalnya dengan melakukan mobilisasi dini akan memperbaiki sirkulasi darah apabila sirkulasi darah telah pulih maka nutrisi dan kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh luka akan terpenuhi jadi setiap faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Personal hygiene juga sangat penting untuk diperhatikan semakin bersih luka operasi kita maka akan semakin cepat fase kesembuhan tersebut berlangsung, personal hygiene luka dapat dijaga dengan membersihkan luka post operasi dengan menggunakan tehnik aseptic yang dilakukan oleh bidan ruangan. Kebersihan luka yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dapat terpantau kondisi kebersihan luka post operasi sectio caesaria. Dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh kesembuhan luka yang cepat pasien tidak boleh hanya melakukan mobilisasi dini saja tetapi juga harus memperhatikan faktor faktor lain yang mempengaruhi kesembuhan luka post operasi sectio caesaria.
Kesimpulan
Sebagian besar mobilisasi dini pasien post operasi sectio caesaria di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri adalah baik, yaitu sebanyak 24 responden (80%) Sebagian besar tingkat kesembuhan luka pasien post operasi sectio caesaria di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri adalah cepat, yaitu sebanyak 25 responden (83,3%) Ada hubungan antara mobilisasi dini pasien post operasi sectio caesaria dengan tingkat kesembuhan luka di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri dengan nilai p > α, yaitu nilai p = 0.014
Saran
Diharapkan pasien post operasi sectio caesaria sadar akan pentingnya melakukan mobilisasi dini post sectio caesaria dan melakukan sesuai tahapan yang telah dianjurkan agar proses kesembuhan luka 7
berjalan dengan baik Hendaknya institusi rumah sakit memberikan motivasi kepada perawat untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan pendidikan kesehatan tentang mobilisasi dini yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka sehingga dapat menekan angka komplikasi akibat terlambatnya kesembuhan luka. Pada peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneruskan penelitian di Ruang Kebidanan Rumah Sakit Baptis Kediri dengan metode yang lain karena ditempat ini banyak hal yang menarik untuk diteliti, salah satunya adalah faktor faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka, dimana masih ada pasien post operasi sectio caesaria yang tingkat kesembuhannya lambat. Bagi institusi terkait yaitu STIKES RS. Baptis Kediri disarankan untuk mengaplikasikan mobilisasi dini post sectio caesaria dengan cara bermain peran di laboratorium pada mata kuliah maternitas .
Daftar Pustaka
Hidayat,
(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Hamilton, (2010). Mobilisasi Dini. Jakarta: Salemba Medika Kamarullah, M, (2007). Perawatan Luka. http://www.wikipedia.com/perawat an-luka-or.id. Diakses Tanggal 8 Desember 2011 Jam 8 am Kasdu, Dini, (2003). Operasi Caesar: Masalah dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara Mochtar, Rustam, (1998). Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC Sarwono, (1991). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika Smeltzer, Suzane C., and Bare, Brenda G., (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Volume 2, Edisi 8. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
8