PERBANDINGAN ANTARA UJIAN ONLINE (COMPUTER-BASED TESTING) DENGAN UJIAN MANUAL (PAPER-PENCIL TEST) : EFEK UJIAN, SKOR UJIAN, LAMA WAKTU PENGERJAAN UJIAN, DAN MOTIVASI MENYELESAIKAN UJIAN (Studi Kasus pada Ujian Sertifikasi CCNA Cisco Academy STMIK Widya Pratama) MURTINI (1) , DENI SYAMSU RAKHMANT0 (2)
Program Studi Sistem Informasi STMIK Widya Pratama email :
[email protected] ;
[email protected] ABSTRAK Ujian online yang berbasis komputer adalah salah satu cara mengurangi konsumsi kertas dunia dengan harapan terwujudnya dunia yang hijau. Penelitian mengenai kemudahan yang diperoleh dari pelaksanaan ujian online telah banyak dilakukan. Nilai hasil ujian online juga dapat segera diketahui setelah terselesaikannya ujian karena sistem komputer yang bertindak sebagai korektor. Selain itu, bagi peserta ujian yang telah terbiasa menggunakan media online, mereka merasa lebih nyaman dalam menyelesaikan soal-soal pada ujian secara online dibandingkan ujian secara manual dengan media kertas lembar jawab. Namun dirasa perlu, melakukan penelitian mengenai perbandingan antara ujian online (Computer-Based Testing) dengan ujian manual yang menggunakan media kertas dan alat tulis (Paper-Pencil Test) terkait dengan masalah efek ujian, skor ujian, lama waktu pengerjaan ujian dan motivasi menyelesaikan ujian. Latar belakang permasalahan utamanya adalah beberapa penelitian pada model ujian, belum mampu menunjukkan adanya efek ujian dari dua model ujian terhadap variabel-variabel percobaan yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini terdapat empat kelompok uji yang berasal dari mahasiswa peserta ujian sertifikasi CCNA pada Cisco Academy STMIK Widya Pratama, agar peneliti dapat : (1) Mengidentifikasi kehandalan dari dua model ujian tersebut, (2) Mengidentifikasi dan membandingkan efek yang ditimbulkan oleh dua model ujian tersebut, (3) Menentukan pengaruh dua model ujian tersebut terhadap : skor ujian, lamanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan ujian dan motivasi peserta dalam menyelesaikan soal-soal ujian. Kata Kunci : Ujian Online, Ujian Manual, Efek Ujian, Skor Ujian, Lama Ujian, Motivasi Ujian
mengganti ujian yang menggunakan kertas dengan ujian online yang berbasis komputer. Mengurangi penggunaan kertas akan secara tidak langsung juga melestarikan lingkungan hijau sehingga dapat mengurangi penggunaan energi.
1. PENDAHULUAN Ujian online merupakan salah satu strategi yang tepat dalam green IT, yang dengannya akan mengurangi penggunaan kertas dunia sehingga diharapkan pohon-pohon penghasil kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas dapat tetap terjaga. Bayangkan, berapa ton kertas dapat dikurangi dalam satu tahun jika sekolah-sekolah, universitas dan institusi pendidikan IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
Minnesota Pollution Control Agency melaporkan bahwa 40 rim kertas adalah sebanding dengan 1.5 [57]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
hektar hutan pinus yang mampu menyerap karbon dalam setahun dan satu rim kertas sebanding dengan 12 pon karbondioksida yang tidak dapat dibuang dari atmosfir. (Minnesota Pollution Control Agency, 2011).
(2) Mengidentifikasi dan membandingkan efek ujian secara online dan efek ujian secara manual. (3) Mengetahui pengaruh ujian secara online dan ujian secara manual terhadap skor ujian, lamanya waktu mengerjakan ujian dan motivasi dalam menyelesaikan soal-soal ujian.
Pada proses pembuatan kertas, industri kertas menyumbang emisi hingga 10% dari emisi dunia. Energi yang diserap oleh pabrik kertas juga mencapai 25.8 milyar kWh listrik dan 54.3 milyar BTU minyak dunia di tahun 2010 (J. DeRosa, 2011).
3. UJIAN
(COMPUTER-
BASED TESTING) Ujian Online atau biasa juga disebut dengan Computer-based Testing merupakan sebuah model penilaian di mana kandidat atau pelaku tes menjawab pertanyaan atau menyelesaikan latihan yang merupakan bagian dari sebuah program komputer. Pada situasi umum, tes komputer juga menyertakan penilaian otomatis (automatic scoring). Nilai otomatis akan muncul ketika terdapat beberapa jawaban yang benar, seperti pada model ujian multiple choice (pilihan ganda). Ketika jawaban pendek (short answer) dan pertanyaan essay disertakan di dalam computer assisted test, penilai biasanya membaca jawaban dan memasukkan nilai ke dalam database.
Penelitian ini akan mengevaluasi perbandingan antara ujian online menggunakan komputer dengan ujian manual yang menggunakan kertas sebagai lembar jawabnya. Beberapa penelitian sejenis memperoleh hasil yang berbeda mengenai kedua model ujian ini, dalam hal skor ujian. Sementara dalam penelitian lainnya, justru diperoleh hasil yang bertolak belakang atau tidak konsisten. Ketidakkonsistenan inilah yang menyebabkan lembaga pendidikan mempertimbangkan dengan cermat untuk menerapkan ujian secara online. Dari hal – hal tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : (1) Apakah yang menjadi faktor kehandalan dari dua model ujian, yaitu ujian secara online dan ujian secara manual? (2) Bagaimana perbandingan dua efek ujian yaitu ujian secara online dan ujian secara manual?
Computer-based Testing digunakan untuk ujian terstandarisasi (standardized test), untuk penilaian psikologi atau kemampuan, ujian di dalam kelas, dan bahkan dapat digunakan oleh seseorang yang ingin menguji kemampuan dirinya sendiri. Orang-orang yang mendukung pengguna computer-based testing percaya bahwa metode pengujian ini dapat membuat pengolahan dan pencatatan nilai menjadi lebih mudah baik untuk peserta ujian maupun untuk instruktur. Seseorang yang telah mengikuti ujian dapat memperoleh nilai secara cepat, dan instruktur pun tidak perlu melakukan perhitungan nilai
2. TUJUAN PENELITIAN Dengan mempertimbangkan semua permasalahan yang telah dibahas di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi kehandalan ujian secara online (berbantukan komputer) dan ujian secara manual (mengisi kertas lembar jawab), IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
ONLINE
[58]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
secara manual karena komputer telah melakukannya secara otomatis. Namun terkadang, orang yang memiliki perbedaan cara pembelajaran dan pengolahan informasi dapat merasa kesulitan ketika menggunakan computer-based testing.
4) Bahwa dengan dipergunakannya tes sebagai alat untuk memperoleh data-data itu, dapat dilaksanakan secara tepat tidak memakan waktu yang lama. Untuk memperoleh suatu data tidak perlu berhari-hari, bahkan cukup beberapa jam saja. 5) Sedang keterangan-keterangan apa yang diinginkan, ini bergantung pada maksud serta alat yang kita berikan. Misalnya, jika kita menginginkan keterangan tentang kecakapan anak dalam hal berhitung maka kita pergunakan tes berhitung, bukan tes bahasa, dan sebagainya.
Saat ini, penggunaan computerbased testing pun cukup marak digunakan dalam dunia perusahaan. Khususnya adalah pada proses rekrutmen, di mana pelamar diuji dan hasil dari tahapan ujian tersebut dapat dengan cepat diperoleh. (S. Al-Amri, 2008 : 22-44)
Sehingga secara garis besar dapat dikatakan bahwa, tes tulis adalah tes yang soal-soalnya harus dijawab peserta didik dengan memberikan jawaban tertulis. Telah dibicarakan sebelumnya bahwa di sekolah seringkali digunakan tes buatan guru (bukan tes standardized test) ini disebut tes buatan guru (teacher made test). Tes yang dibuat guru ini terutama menilai kemajuan siswa dalam hal pencapaian hal yang dipelajari. Dalam hal ini kita bedakan atas dua bentuk tes tulis yaitu sebagai berikut:
4. UJIAN MANUAL (PAPER-PENCIL TEST) Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan cepat dan tepat (Indrakusuma, 1993:21). Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, didalamnya terdapat pengertianpengertian:
1) Tes Subjektif Yang pada umumnya berbentuk tes esai (uraian) tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2005:162).
1) Tes itu adalah hanya merupakan alat dan bukan merupakan tujuan. Sedangkan tujuannya adalah terletak pada apakah maksud kita memberikan tes itu. 2) Alat itu telah disusun secara sistematis dan objektif, menurut syarat-syarat tertentu. Meskipun dalam kenyataannya tidak ada tes yang seratus persen sistematis dan objektif. Sebab tes itu juga buatan manusia. 3) Dengan adanya tes yang telah disusun secara sistematis dan objektif itu, maka hasil yang diperoleh dari tes atau alat itu boleh dikatakan akan tepat. Artinya benarbenar akan memberikan gambaran yang sesuai dengan keadaannya. IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnya tidak banyak, hanya sekedar 5-10 buah soal dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Soal-soal bentuk esai ini menuntut kemampuan siswa untuk dapat mengorganisir, menginterprestasi, menghubungkan pengertian[59]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes esai menuntut untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu dengan melingkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataannya salah. b. Tes pilihan ganda (multiple choice test) Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Atau Multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (option). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh. c. Menjodohkan (matching test) Matching test dapat kita ganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. d. Tes isian (completion test)
Kelebihan-kelebihan tes subjektif yaitu: a. Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi siswa maupun segi guru yang memeriksa. b. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi. c. Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain. d. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Kelemahan-kelemahan tes subjektif yaitu: a. Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelamahan yang lain. b. Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi. c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. d. Kerjasama antarsiswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. 2) Tes obyektif
Completion test biasa kita sebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang
a. Tes benar-salah (true-false) Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Statement tersebut IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
[60]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini adalah merupakan pengertian yang kita minta dari murid.
sehingga akan diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah dilakukan, disamping sekaligus dapat diketahui bagian bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa. (http://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi, diakses tanggal 25 April 2015)
5. PRE-TEST DAN POST-TEST Pre-test adalah suatu bentuk pertanyaan, yang dilontarkan guru kepada muridnya sebelum memulai suatu pelajaran. Pertanyaan yang ditanya adalah materi yang akan diajar pada hari itu (materi baru). Pertanyaan itu biasanya dilakukan guru di awal pembukaan pelajaran. Pre-test diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada diantara murid yang sudah mengetahui mengenai materi yang akan diajarkan. Pre-test juga bisa diartikan sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan, kegiatan pretest dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Adapun manfaat dari diadakannya pre-test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran yang akan ditempuhnya nanti.
6. METODE PENELITIAN Dua instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah e-activity test untuk materi subnetting dan VLSM Cisco Networking Academy Program dan Kuesioner Pengujian Motivation. Alasan digunakannya dua tes dalam penelitian ini, karena kelompok uji percobaan adalah para peserta sertifikasi CCNA dan pada materi perhitungan subnetting dan VLSM lebih menitikberatkan pada perhitungan seperti tes matematika. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan pengaruh faktor pengalaman seseorang seperti kebiasaan menonton tv, membaca koran dan lain-lain, yang memiliki efek melemahkan obyektifitas penelitian dibandingkan dengan keterampilan berhitung seperti matematika.
Sedangkan Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran / materi telah disampaikan. Singkatnya, post test adalah evalausi akhir saat materi yang di ajarkan pada hari itu telah diberikan yang mana seorang guru memberikan post test dengan maksud apakah murid sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja diberikan pada hari itu. Manfaat dari diadakannya post test ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian pelajaran. Hasil post test ini dibandingkan dengan hasil pre test yang telah dilakukan IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
Untuk mencapai tujuan, maka percobaan pada penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok yang diuji. Keuntungan dari rancangan percobaan ini dibandingkan dengan dua kelompok pengujian berupa pretest dan posttest adalah kemampuan mengidentifikasi terjadinya efek pengujian selain juga sebagai sebuah cara untuk memperbaiki variabel percobaan. Empat kelompok yang diuji berupa: ( 1 ) Dua kelompok peserta yang diberi perlakuan dan dua kelompok peserta yang tidak diberi perlakuan , ( 2 ) Dua kelompok peserta yang diberi pretest dan dua kelompok peserta yang tidak diberi pretest. Untuk [61]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
setiap kondisi, akan ada kelompok yang diberi pretest dan kelompok lain yang tidak . Ini adalah salah satu metode terbaik untuk mengidentifikasi efek pengujian pada percobaan eksperimental. (C. H. Yu & B. 2010 : 9).
membantu para peneliti menentukan apakah efek terjadi , yaitu untuk mendeteksi apakah perubahan variabel percobaan hanya disebabkan oleh perubahan karena adanya perlakuan , atau disebabkan oleh adanya efek pengujia. Gambar 1. menunjukkan empat kelompok rancangan percobaan dalam penelitian ini.
Cara seperti ini menunjukkan bahwa percobaan tidak untuk mengurangi efek pengujian tetapi untuk Pengujian Acak
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kontrol 1
Perlakuan 1
Kontrol 2
Perlakuan 2
Ujian Manual
Ujian Online
Pretest (M1)
Pretest (M2)
Ujian Manual
Ujian Online
Ujian Manual
Ujian Online
Posttest (M3)
Posttest (M4)
Posttest (M5)
Posttest (M6)
(M5 – M3)
M6 – M4
(M6 – M2) – (M5 – M1)
Efek Pengujian
Efek Pengujian
Efek Perlakuan
kelompok perlakuan, koefisien adalah antara 0,72 dan 0,92, sedangkan untuk kelompok kontrol, nilai-nilai alpha adalah antara 0,75 dan 0,86. Berdasarkan hasil, pengujian yang handal untuk dua belas dimensi motivasi didapatkan oleh kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
7. HASIL PENELITIAN Untuk menguji konsistensi internal (Cronbach alpha) dari masing-masing subskala dari Quesioner Motivasi, tanggapan kelompok perlakuan dan kelompok kontrol telah dilakukan. Tabel dibawah menunjukkan bahwa untuk Tabel Motivasi Menyelesaikan Ujian Motivasi Ujian Motivasi Intrinsik
Kelompok Perlakuan
Kelompok Kontrol
0,84
0,82
Tantangan Kebaikan Keterlibatan
0,82 0,76 0.92
0,78 0,82 0,78
IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
Motivasi Ujian Motivasi Ekstrinsik
Kelompok Perlakuan
Kelompok Kontrol
0,81
0,75
Kompetisi Kepatuhan Pentingnya
0,75 0,75 0,83
0,75 0,81 0,79
[62]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
Keingintahuan Pemahaman
0,81
0,73
0.82
0,86
Kesenangan
0,80
0,82
Sosial Menghindari Tugas Penilaian
Efek ujian untuk PPT (kelompok kontrol) terjadi jika ada perbedaan yang signifikan antara M5 dan M3, sedangkan efek ujian untuk CBT (kelompok perlakuan) terjadi jika ada perbedaan yang signifikan antara M6 dan M4. Data pada Tabel dibawah menunjukkan bahwa ada efek ujian pada waktu ujian [t (58) = 2.21, p <0,05] untuk PPT. Namun, tidak ada efek pengujian ditemukan untuk CBT [t (58) = . 42, p> 0,05]. Untuk skor tes, tidak ditemukan efek ujian pada peserta (p> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa untuk kedua bentuk ujian baik PPT maupun CBT, efek ujian tidak berpengaruh pada nilai ujian. Ini berarti bahwa dalam penelitian ini, menjawab pre test tidak berpengaruh pada skor post test. Adapun untuk motivasi menyelesaikan ujian, efek ujian terjadi di lima dari dua belas dimensi untuk PPT. Dimensi tersebut adalah tantangan [t (58) = -3,75, p = 0,00], keingintahuan [t (58) = 2,93, p = 0,01], keterlibatan [t (58) = -3,05, p = 0,00], Kompetisi [t (58) = -2,07, p = 0,04], dan menghindari tugas [t (58) = 2,49, p = 0,02]. Secara keseluruhan, ada efek ujian pada motivasi untuk PPT. Namun, tidak ada efek ujian ditemukan
0,69
0,68
0,81
0,75
0,72
0,75
untuk motivasi pengujian intrinsik dan ekstrinsik dan semua dimensi motivasi pengujian untuk CBT, kecuali untuk menghindari tugas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CBT adalah bebas dari pengujian efek kecuali untuk dimensi menghindari tugas. Efek perlakuan terjadi jika ada interaksi efek yang signifikan dalam perbandingan antara kelompok perlakuan 2 dan kelompok kontrol 2 (antara-subjek perbandingan) pada pretest dan skor posttest (dalam subyek perbandingan). Sebuah efek perlakuan terdeteksi jika interaksi efek yang signifikan terjadi. Interaksi efek bisa diidentifikasi oleh analisis Split-Plot ANOVA. Hasil Split-Plot analisis ANOVA (multivariat jejak Pillai) pada tabel dibawah menunjukkan bahwa interaksi efek terjadi di waktu pengujian [F (1, 58) = 4.67, p <0,05]. Nilai rata-rata menunjukkan bahwa CBT efektif mengurangi lama waktu pengerjaan ujian ketika posttest (lama waktu mengerjakan ujian CBT dianggap memiliki arti karena skor: pretest = 14,37, posttest = 13.30).
Tabel Analisis efek ujian untuk CBT dan PPT pada variabel Lama Waktu Menyelesaikan Ujian, Skor Ujian dan Motivasi Menyelesaikan Ujian Efek Ujian PPT Efek Ujian CBT Perbedaan Perbedaan Variabel Rerata Rerata T-test T-test (M5 – M3) (M6 – M4) Lama Waktu 1.17 t(58)=2.21 p=.03* -.17 t(58)=-.42 p=.68 Mengerjakan Ujian .05 t(58)=.31 p=..75 .01 t(58)=-.05 p=.96 Skor Ujian Motivasi -10.80 t(58)=-3.56 p=.00** 1.80 t(58)=-1.84 p=.28 Menyelesaikan Ujian Motivasi -7.80 t(58)=-3.90 p=.00** .50 t(58)=-22 p=.83 Intrinsik Tantangan -2.57 t(58)=-3.75 p=.00** .30 t(58)=-.46 p=.64 IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
[63]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
Kebaikan Keingintahuan
. 37 -1.77
Keterlibatan
-1.83
Pemahaman Kesenangan Motivasi Ekstrinsik
p=.43 p=.01*
.10 -.14
t(58)=-.19 t(58)=.22
p=.84 p=.82
p=.00**
.20
t(58)=-.25
p=.79
.67 .14
t(58)= .79 t(58)=-2.93 t(58) =3.05 t(58)=1.09 t(58)=1.50
p=.27 p=.60
.40 .37
t(58)=-.45 t(58)=1.28
p=.65 p=.20
-3.00
t(58)=-1.79
p=.08
1.30
t(58)=-1.61
p=.11
p=.04*
.33
t(58)= -.47
p=.63
p=.38 p=.778 p=.610
.24 .20 .27
t(58)=-.52 t(58)=-.23 t(58)=-.30
p=.60 p=.81 p=.76
Kompetisi
-.87
Kepatuhan Pentingnya Sosial Menghindari Tugas Penilaian
-.37 .20 -.43
t(58)= 2.07 t(58)=-.89 t(58)=.28 t(58)= -.51
1.47
t(58)=2.49
p=.02*
1.93
t(58)=-2.07
p=.04*
.40
t(58)=1.53
p=.13
.33
t(58)=-1.01
p=.06
Catatan : *p< .05, **p< .01; Hasil T-test yang signifikan menunjukkan efek pengujian dari CBT maupun PPT. untuk mahasiswa dari jurusan yang lain. 2. Penelitian ini mungkin akan menghasilkan hasil yang berbeda jika studi ini digunakan tes praktek. Sehingga perlu adanya pengujian secara praktek jaringan komputer seperti perakitan dan setting peralatan-peralatan jaringan komputer seperti router. 3. Ukuran sampel untuk setiap kelompok tergolong sedikit. Ukuran sampel yang lebih besar akan lebih handal. 4. Diharapkan bahwa penelitian masa depan akan memberikan kontribusi dengan memeriksa efek pengujian dan hubungan antara CBT dan variabel uji lainnya.
8. SIMPULAN 1. Pada Ujian Manual (Paper-Pencil Test), lamanya waktu mengerjakan ujian secara signifikan meningkat dibandingkan dengan ketika mengerjakan pretest (signifikansinya berarti 1,17 menit lebih cepat). 2. Namun motivasi intrinsik signifikan berkurang (nilai rata-rata perbedaan = -7,80) ketika mengerjakan posttest. 3. Hasil pengujian pada ujian manual (PPT) menunjukkan adanya penurunan efek pengujian, terkait motivasi menyelesaikan ujian pada variabel Tantangan, Keingintahuan, Keterlibatan dan Kompetisi (nilainilai perbedaan negatif). 4. Sebaliknya efek pengujian meningkat berkaitan dengan Motivasi Menghindari Tugas (Rerata perbedaan nilai positif). Adapun sarannya 1. Penelitian ini dibatasi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah sampel penelitian yaitu mahasiswa jurusan komputer yang terbiasa dengan ujian online. Perlu adanya variasi IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Bina Aksara D. Campbell, & J. Stanley, Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research. Rand-McNally, 1963
[64]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
Garry, Ralph dan Kingsley, Howard L. (2010). The Nature and Conditions of Learning, 3rd edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey. Hamalik, Oemar., 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara J. DeRosa, The Green PDF: Reducing Greenhouse Gas Emissions One Ream at a Time, 2007, http://www.scribd.com/doc/6077919 5/The-Green-PDF-Revolution , Konsultasi Statistik Universitas Indonesia, 2011 melalui website berikut http://statistikadata.blogspot.com/2011/02/uji-tanova.html , diakses tanggal 29 Maret 2015 Minnesota Pollution Control Agency, 2011, melalui website berikut: http://156.98.19.245/paper / diakses tanggal 10 Maret 2015 Rautenbach, Linnette. (2010). An Electronic Learning (ELearning)Readiness Model for Distance Education in the Workplace. PhD. Thesis, Graduate School of Education, North-West University. Rivard, Susan, et. al. (2012). Information Technology and Organizational Transformation : Solving the
IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
Management Puzzle, Elsevier Ltd., Burlington. Rosenberg, Marc J. (2012). The E-Learning Readiness Survey. diakses 29 Maret 2015 dari http://www.ucalgary.ca/srmccaus/eL earning_Survey.pdf So, Koon Keuang Teddy. (2012). The ELearning Readiness of Teachers in Hong Kong. Proceeding of Fifth IEEEInternational Conference on Advanced Learning Technologies. Stockley, Derek. (2013). E-Learning Definition and Explanation. Diakses 29 Maret 2015 dari http://derekstockley.com.au/elearnin g-definition.html S. Al-Amri, 2011 “Computer-Based Testing vs. Paper-Based Testing: A Comprehensive Approach to Examining the Comparability of Testing Modes”. Essex Graduate Student Papers in Language & Linguistics, Vol. 10, 2008, hal. 22-44 S. M. Bodmann & D. H. Robinson, 2004 “Speed and performance Differences among Computer-Based and PaperPencil Tests”. Journal of Educational Computing Research, Vol. 31,2004, hal. 51-60.
[65]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id
Halaman ini sengaja dikosongi
IC-Tech Volume XI No. 2 Oktober 2016
[66]
http://jurnal.stmik-wp.ac.id