MINGGU BIASA XXIX HARI MISI SEDUNIA KE-86 21 OKTOBER 2012
Buku ini terdiri dari : 1. Pesan Paus Benediktus XVI 2. Misionaris Pelayan Yang Rendah Hati 3. Mempersembahkan Diri Kepada Tuhan 4. Perayaan Ekaristi dan Ibadat Sabda Tanpa Imam 5. Bahan Temu Bina Iman Anak & Remaja Misioner
Jakarta, Agustus 2012 Biro Nasional Karya Kepausan Indonesia Jl. Cut Meutia, 10 Jakarta – 10340
1
Pesan Bapa Suci
Untuk Hari Misi Sedunia 21 Oktober 2012
Tema: “Dipanggil Untuk Memancarkan Sabda Kebenaran” (Surat Apostolik Porta Fidei, no. 6)
2
“Dipanggil Untuk Memancarkan Sabda Kebenaran” (Surat Apostolik Porta Fidei, no. 6) Saudara-saudari yang terkasih, Tahun ini perayaan Hari Misi Sedunia memiliki arti yang sangat khusus. Peringatan 50 tahun dimulainya Konsili Vatikan II dan pembukaan Tahun Iman serta Sinode para Uskup dengan tema Evangelisasi Baru, membantu menegaskan kembali keinginan Gereja untuk terlibat dengan keberanian dan semangat yang lebih besar dalam missio ad gentes (perutusan kepada bangsa-bangsa) agar Injil dapat mencapai seluruh ujung bumi. Konsili Vatikan II, yang melibatkan para Uskup Katolik dari seluruh penjuru bumi, merupakan suatu tanda yang benar-benar memancarkan universalitas Gereja, karena untuk pertama kalinya konsili menyambut sejumlah besar Bapa-bapa Konsili dari Asia, Afrika, Amerika Latin dan Oseania. Mereka tersebar di tengah bangsa-bangsa non-Kristen: para uskup misionaris dan para uskup pribumi, serta para imam dari pelbagai jemaat Kristiani, hadir dalam Konsili Vatikan II sebagai suatu gambaran Gereja yang hadir di semua benua. Kehadiran mereka dipahami sebagai realitas yang sangat kompleks dari apa yang kemudian disebut “Dunia Ketiga”. Diperkaya oleh pengalaman-pengalaman mereka sebagai gembala-gembala Gereja, mereka yang masih muda dan yang sedang dalam proses pembinaan, digerakkan oleh semangat untuk menyebar-luaskan Kerajaan Allah. Mereka semua memberikan kontribusi yang sangat penting untuk menegaskan kembali kebutuhan dan 3
urgensi penginjilan kepada bangsa-bangsa, dan dengan demikian menempatkan kodrat Gereja yang misioner sebagai pusat eklesiologinya. Eklesiologi Misioner Sesungguhnya, visi Eklesiologi Misioner tersebut hingga kini masih sahih berlaku, bahkan telah menghasilkan buah-buah refleksi teologis dan pastoral yang luar biasa. Dan pada saat yang sama, refleksi teologis-pastoral tersebut disajikan dengan urgensitas yang baru karena jumlah orang yang tidak mengenal Kristus semakin bertambah: “Jumlah orang yang menantikan Kristus masih sangat besar”, demikian kata Beato Yohanes Paulus II dalam Ensikliknya Redemptoris Missio (RM), yang berbicara tentang mandat (perintah) misioner yang kekal dan sahih, seraya menambahkan: “kita tidak boleh berpuas diri ketika kita melihat jutaan saudara-saudari kita, yang sama seperti kita telah ditebus oleh Darah Kristus, namun hidup dalam ketidaktahuan tentang Kasih Allah” (no. 86). Dalam mempromulgasikan Tahun Iman ini, saya juga menulis bahwa “hari ini, sama seperti di masa lalu, Dia (Kristus) mengutus kita melalui jalan-jalan raya dunia untuk mewartakan Injil-Nya kepada seluruh bangsa di bumi” (Surat Apostolik Porta Fidei, no. 7). Tugas perutusan tersebut, sebagaimana telah dikatakan oleh Hamba Allah, Paus Paulus VI, dalam Anjuran Apostolik-nya Evangelii Nuntiandi, “bukanlah sumbangsih mana-suka dari Gereja, melainkan merupakan tugas yang melekat pada dirinya oleh karena perintah Tuhan Yesus sendiri, supaya orang percaya dan diselamatkan. Pesan ini wajib dan unik. Pesan ini tak tergantikan” (no. 5). Oleh karena itu kita perlu menemukan kembali semangat kerasulan yang 4
sama seperti yang dialami oleh Jemaat Kristen perdana, yang meskipun kecil dan tak berdaya, mampu – melalui pewartaan dan kesaksian mereka – menyebarkan Injil ke – yang pada waktu itu dikenal sebagai – seluruh dunia. Oleh karena itu tidaklah mengherankan, kalau Konsili Vatikan II dan Magisterium Gereja berikutnya menekankan mandat misioner ini dengan cara yang sangat istimewa, yaitu mandat yang dipercayakan oleh Kristus kepada para murid-Nya dan yang harus menjadi komitmen seluruh Jemaat Allah: para uskup, para imam, para diakon, para biarawan-biarawati dan kaum awam. Tugas mewartakan Injil di setiap sudut dunia, terutama bagi para uskup yang sedang memangku jabatannya, bertanggung-jawab secara langsung terhadap tugas penginjilan di dunia ini, baik sebagai anggota Konferensi Waligereja maupun sebagai gembala Gereja partikular. Bahkan, mereka itu “telah ditahbiskan bukan hanya untuk keuskupan tertentu saja, melainkan untuk keselamatan seluruh dunia” (Beato Yohanes Paulus II, Ensiklik Redemptoris Missio, no. 63), mereka adalah para “pewarta iman, yang membawa murid-murid baru kepada Kristus “(bdk. Ad Gentes, no. 20) dan mereka harus “menampilkan jiwa dan semangat misioner Umat Allah, sehingga seluruh jemaat keuskupan menjadi misioner” (ibid, no. 38). Prioritas Penginjilan Tugas memberitakan Injil bagi seorang gembala tidaklah selesai hanya dengan menaruh perhatian pada umat Allah yang reksa pastoralnya dipercayakan kepadanya atau cukup dengan mengutus para imamnya atau kaum awam Fidei Donum-nya. 5
Melainkan tugas ini harus melibatkan seluruh aktivitas Gereja lokal, di semua sektornya, singkatnya, seluruh keberadaan dan aktivitas Gereja lokal. Konsili Vatikan II dengan jelas menunjukkan hal ini dan Magisterium berikutnya menegaskan kembali hal yang sama secara kuat. Hal ini memerlukan keselarasan gaya hidup, perencanaan pastoral dan organisasi keuskupan yang teratur karena dimensi yang paling fundamental dari keberadaan Gereja tersebut, khususnya di dalam dunia kita yang terus berubah. Dan ini juga berlaku bagi Lembaga-lembaga Hidup Bakti dan Serikat-serikat Hidup Kerasulan, serta bagi gerakan-gerakan gerejani lainnya. Artinya, seluruh bagian dari mosaik besar Gereja harus merasa dipanggil dan dihadapkan pada suatu pertanyaan yang berkaitan dengan tugas memberitakan Injil, agar Kristus dapat diwartakan di mana saja. Kami para pastor, para biarawan-biarawati dan seluruh umat beriman dalam Kristus, harus mengikuti jejak Rasul Paulus, sebagai “orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah” (Ef 3:1), yang bekerja, menderita dan berjuang untuk membawa Injil bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (cf. Kol 1:24-29), tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu atau tanpa sarana apapun untuk membuat Pesan Kristus semakin dikenal. Juga dewasa ini tugas perutusan kepada bangsa-bangsa (missio ad gentes) harus menjadi horizon dan paradigma yang berkelanjutan bagi setiap usaha gerejani, karena jati diri Gereja itu sendiri dibangun oleh iman kepada Misteri Allah yang mewahyukan Diri-Nya dalam diri Kristus untuk membawa keselamatan bagi kita, dengan memberi kesaksian dan 6
mewartakan tentang Dia kepada dunia sampai Dia datang. Sama seperti Santo Paulus, kita harus memberi perhatian kepada mereka yang jauh, kepada mereka yang belum mengenal Kristus atau yang belum mengalami kebapaan Allah, dengan kesadaran bahwa “kerjasama misioner itu meliputi bentuk- bentuk baru – bukan hanya bantuan ekonomis, tetapi juga partisipasi langsung” dalam pewartaan Injil (Beato Yohanes Paulus II, Ensiklik RM, no. 82). Perayaan Tahun Iman dan Sinode para Uskup dengan tema Evangelisasi Baru akan menjadi kesempatan yang paling cocok untuk meluncurkan kembali kerjasama misioner, terutama dalam dimensi kedua ini. Iman dan Pewartaan Semangat untuk mewartakan Kristus juga mendorong kita untuk membaca sejarah sehingga dapat memahami aneka persoalan, cita-cita dan harapan-harapan umat manusia yang harus disembuhkan, dimurnikan dan dipenuhi oleh Kristus dengan kehadiran-Nya. Pesan-Nya selalu tepat waktu, jatuh tepat di jantung sejarah dan mampu menjawabi kegelisahan yang paling dalam dari setiap manusia. Karena alasan inilah maka semua anggota Gereja harus menyadari bahwa “betapa luas cakrawala misi Gereja dan betapa kompleksnya kondisi dewasa ini untuk menemukan cara-cara baru untuk mengkomunikasikan Firman Allah secara efektif” (Paus Benediktus XVI, Pasca-sinode Anjuran Apostolik Verbum Domini, no. 97). Tuntutan ini, pertama-tama merupakan suatu kesetiaan kepada iman yang diperbaharui baik secara pribadi maupun secara komunitas terhadap Injil Yesus Kristus, “terutama pada era perubahan yang sangat mendalam dalam diri manusia 7
sebagaimana yang sedang mereka alami dewasa ini” (Surat Apostolik, Porta Fidei, no. 8). Sejatinya, salah satu kendala terhadap semangat untuk berevangelisasi adalah krisis iman. Krisis ini tidak hanya mendera dunia Barat, tapi juga ternyata telah mendera sebagian besar umat manusia, yang justru sedang mengalami lapar dan haus akan Allah. Karena itu haruslah dihadirkan dan dibawakan roti dan air hidup, seperti seorang perempuan Samaria yang pergi ke sumur Yakub dan bercakapcakap dengan Kristus. Sebagaimana dikisahkan oleh Penginjil Yohanes, cerita tersebut sangat menarik (bdk. Yoh 4:1-30): perempuan itu bertemu dengan Kristus, yang meminta minum dari padanya. Tetapi kemudian Yesus berbicara kepadanya tentang air baru yang dapat memuaskan dahaga untuk selamalamanya. Pada awalnya perempuan itu tidak memahami, karena dia berada pada tingkat makna material saja. Tetapi perlahan-lahan perempuan itu dibimbing oleh Tuhan untuk mengalami suatu peziarahan iman yang menghantar perempuan itu mengenal DiriNya sebagai Mesias. Dan St. Agustinus mengatakan tentang hal ini: “setelah menerima Kristus Tuhan dalam hatinya, apa lagi yang bisa dilakukan oleh perempuan tadi selain meninggalkan timbanya dan lari ke kampung untuk mewartakan kabar baik?” (Bdk. Homili 15, 30). Perjumpaannya dengan Kristus sebagai seorang Pribadi yang hidup, yang mampu memuaskan dahaga batin, mau tidak mau menghantar orang kepada keinginan untuk berbagi dengan orang lain tentang sukacita atas kehadiran-Nya dan membuat Diri-Nya semakin dikenal, supaya semua orang dapat 8
mengalami sukacita tersebut. Sangat perlulah untuk memperbarui semangat untuk mengkomunikasikan iman untuk mengembangkan suatu evangelisasi baru bagi jemaat-jemaat dan negara-negara dengan tradisi Kristen yang sangat kuat namun telah kehilangan rujukan dengan Allah sehingga mereka diharapkan dapat menemukan kembali kegembiraan dalam beriman. Perhatian untuk evangelisasi tidak boleh pernah ada di pinggiran kegiatan-kegiatan gerejawi dan kehidupan pribadi orang-orang Kristen. Sebaliknya, evangelisasi harus menjadi karakter utama dalam kesadaran bahwa mereka adalah tujuan dari pewartaan Injil tersebut dan pada saat yang sama, menjadi misionaris-misionaris Injil. Inti dari pewartaan Injil selalu sama: yaitu Kerygma tentang Kristus yang wafat dan bangkit kembali demi keselamatan dunia; Kerygma tentang kasih Allah yang mutlak dan total bagi setiap pria dan wanita, yang mencapai puncaknya pada perutusan Putera Tunggal yang kekal abadi, Tuhan Yesus, yang tidak merasa terhina untuk mengambil kerapuhan kodrat manusiawi kita, mencintai dan menebus kodrat manusiawi yang rapuh itu dari dosa dan kematian melalui pengurbanan Diri di kayu Salib. Iman kepada Allah, dalam proyek cinta kasih yang terlaksana dalam Kristus, pertama-tama dan terutama adalah suatu hadiah dan rahasia (misteri) yang harus diterima dalam sanubari dan dalam kehidupan dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan. Namun, iman adalah karunia yang diberikan kepada kita untuk dibagikan. Iman adalah suatu bakat yang diterima supaya dapat menghasilkan buah. Iman adalah cahaya yang tidak boleh disembunyikan, melainkan harus menerangi seluruh rumah. Inilah karunia 9
yang telah diperbuat bagi kita dalam kehidupan kita dan yang tidak boleh disimpan hanya untuk diri kita sendiri. Pewartaan Menjadi Amal Kasih “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil!”, demikian seruan Rasul Paulus (1 Kor 9:16). Ayat ini memiliki gaung yang kuat bagi setiap orang Kristen dan bagi setiap jemaat Kristen di seluruh dunia. Kesadaran misioner ini juga telah menjadi unsur alamiah bagi Gereja-gereja di tanah-tanah misi, yang sebagian besar anggotanya masih muda, meskipun mereka sendiri masih membutuhkan para misionaris. Banyak imam, biarawan-biarawati dari berbagai belahan dunia, banyak kaum awam dan bahkan seluruh keluarga meninggalkan negara mereka dan komunitas lokal mereka pergi ke Gereja-gereja lain untuk bersaksi dan mewartakan nama Kristus, di mana manusia menemukan keselamatan di dalam nama-Nya. Perutusan semacam ini merupakan ungkapan persekutuan yang mendalam, berbagi dan beramal di antara Gerejagereja, supaya setiap pria dan wanita dapat mendengar atau mendengarkan kembali pewartaan yang menyelamatkan dan merayakan sakramen-sakramen, sumber kehidupan sejati. Bersama dengan tanda iman yang luhur-mulia ini dan yang telah diubah menjadi cinta, saya mengenang kembali dan berterima kasih kepada Serikat-serikat Misioner Kepausan, yang telah menjadi sarana-sarana kerjasama dalam misi universal Gereja di seluruh dunia. Melalui aktivitas Serikat-serikat Misioner Kepausan tersebut, pewartaan Injil menjadi 10
suatu tindakan nyata demi sesama, keadilan bagi yang paling miskin dan pendidikan di kampung-kampung yang terpencil dimungkinkan. Demikian juga bantuan medis di daerah-daerah terpencil, pembebasan dari kemiskinan, rehabilitasi terhadap yang terpinggirkan, dukungan untuk pembangunan masyarakat, solusi terhadap perpecahan suku dan hormat terhadap kehidupan dalam semua tahap-nya, dimungkinkan. Saudara-saudari yang terkasih, saya mohon pada hari misi evangelisasi bagi bangsa-bangsa (ad gentes), khususnya bagi para pelayan, suatu pencurahan Roh Kudus bagi mereka, agar rahmat Allah memampukan mereka untuk memajukan misi evangelisasi dengan teguh dalam sejarah dunia. Bersama dengan Beato John Henry Newman, saya berdoa: “Ya Tuhan, dampingilah para misionaris-Mu di tanahtanah misi, taruhlah kata-kata yang benar di bibir mereka dan buatlah jerih payah mereka menghasilkan buah berlimpah.” Semoga Santa Perawan Maria, Bunda Gereja dan Bintang Evangelisasi, menyertai semua misionaris Kabar Sukacita (Injil). Dari Vatikan, 6 Januari 2012, Pesta Penampakan Tuhan PAUS BENEDIKTUS XVI
11
Bahan Renungan
Misionaris Pelayan Yang Rendah Hati Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengarkan bagaimana Yesus melontakan kritik tajam dan pedas kepada para penguasa yang menindas rakyat kecil dan bertindak sewenang-wenang. Yesus juga menantang para pengikut-Nya dengan suatu peryataan: “Jangan demikian di antara kamu” (Mrk. 10:43) Tentu hal ini dimaksudkan oleh Yesus agar penguasa tidak memperbudak orang lain demi kepentingan dan keuntungan diri sendiri, melainkan agar menjadikan dirinya sebagai pelayan bagi banyak orang. Seorang pelayan, melalui tanggungjawab dalam tugasnya, berusaha agar orang lain berkembang dan menjadi manusia yang benar. Yesus sendiri berkata: “Dia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawaNya untuk membebaskan banyak orang” (Mrk. 10:45). Melalui derita dan sengsara, Dia menyelamatkan umat manusia. Itulah salah satu hal yang istimewa dalam diri Yesus. Berjiwa pelayan adalah panggilan setiap orang Kristiani. Pada hari Minggu Misi ini, kita diajak untuk menjadi pelayan-pelayan yang rendah hati; dalam keluarga, lingkungan masyarakat, paroki dan Gereja universal. Paus Benediktus XVI mengajak kita untuk memelihara kerinduan dan hasrat untuk menerangi segala bangsa dengan terang Kristus, sehingga semua orang dikumpulkan dalam satu keluarga, di bawah kasih kebapaan Allah. Paus mengingatkan kita bahwa gereja tidak bermaksud memperluas kekuasaan dan pengusaannya, tetapi bermaksud untuk membawa Kristus kepada semua orang. Umat Kristiani diminta untuk membaktikan diri dalam pelayanan, khususnya 12
kepada mereka yang menderita dan miskin. Perkataan Yesus; ”Jangan demikian diantara kamu” (Mrk.10:43) baik kita sampaikan tidak hanya kepada penguasa, yang mempunyai kedudukan dalam pemerintahan, tapi kita maklumkan kepada seluruh umat manusia. Cinta dan pengorbanan seharusnya menjiwai hidup setiap orang. Bagi orang yang mempersembahkan diri secara khusus untuk karya pewartaan injil, Bapa Suci berdoa dan mengajak umat beriman berdoa agar Roh Kudus semakin meningkatkan semangat Gereja untuk menyebarkan Kerajaan Allah dan mendukung para misionaris dan komunitas kristiani yang sering kali berada dalam situasi permusuhan dan penindasan, penganiayaan bahkan sampai pada kematian. Bukankah pewartaan Injil pertama-tama adalah karya Roh Kudus? Untuk itu perlu selalu diminta. Kepada kedua murid yang meminta agar diperkenankan duduk di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri, Yesus bertanya: “Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum ......”? Mereka menjawab: “Kami dapat” (Mrk.10:38.39). Seperti kedua murid yang mengharapkan untuk ikut serta dalam kemuliaan Allah, kita harus solider dengan mereka yang menderita. Misionaris adalah pelayan yang murah hati, memberikan diri agar Cinta Allah semakin dinikmati oleh banyak orang. Ungkapan berikut ini kiranya dapat dijadikan penyemangat dalam hidup: “Bencana terbesar dan terdahsyat dalam abad ini, adalah, kalau manusia kehilangan CINTA”. Semoga cinta selalu menggema dan terus diwartakan dalam hidup kita. Amin. P. La Nike, SX
13
Bahan Renungan
Mempersembahkan Diri Kepada Tuhan Biarkanlah doaku membubung ke hadapan-Mu seperti asap dupa; kedua tanganku yang terangkat seperti persembahan kurban di waktu petang” (bdk. Mzm 141:2). Dalam semua agama, persembahan merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan hubungan manusia dengan Allah. Secara perorangan atau kelompok manusia mempersembahkan (persembahan-persembahan) seperti : hasil bumi, buah pertama dari hasil panen, dalam upacara syukur. Orang Yahudi dan banyak bangsa lain mempersembahkan binatang-binatang sebagai bahan persembahan mereka, kegiatan ini sudah lazim dilakukan dalam zaman-zaman Weda. Barang yang dipersembahkan kepada Allah menjadi barang yang kudus; ia dikuduskan untuk-Nya dan tidak digunakan untuk tujuan yang lain; sering kali barang-barang itu dipersembahkan dengan cara dibakar. Persembahan yang bersifat eksternal itu adalah simbol dari persembahan diri seseorang yang lebih mendalam kepada Allah. Kita mau mengungkapkan rasa bakti, rasa hormat, rasa syukur dan penyerahan kita dengan memberikan diri kita sendiri secara total dan pemberian diri ini disimbolkan dengan mempersembahkan milik kita yang paling berharga sebagai ganti diri kita. Apabila dibuat terlalu ekstrem, persembahan-persembahan seperti itu kadang-kadang bisa menimbulkan penyimpangan-penyimpangan yang kurang manusiawi. Contohnya, anak-anak dikurbankan untuk menentramkan hati para dewa. Doa sendiri adalah suatu persembahan, suatu 14
ungkapan keinginan hati yang mendalam untuk menjadi milik Allah secara total. “Hati kami diciptakan untuk-Mu dan tidak dapat tenteram sebelum mereka beristirahat dalam Engkau, “kata St. Agustinus. Doa persembahan ini dapat diungkapkan dalam aneka ragam cara : - melalui gerak-gerik tubuh, sikap sembah sujud, pemberian bunga-bunga, pendupaan, menyalaan lilin; - melalui keheningan atau doa tanpa kata; - melalui kata-kata yang secara spontan keluar dari hati kita, atau kata-kata, puisi atau lagu-lagu orang lain. Sudah barang tentu, hal yang terpenting adalah bahwa doa persembahan mesti diterjemankan ke dalam hidup kita setiap hari, yakni dengan semakin membuat diri kita menjadi suatu hadiah bagi orang lain, dan dengan demikian menjadikan seluruh diri kita suatu persembahan yang berkenan kepada Allah.
15
Marilah kita berdoa : “Allah sumber kehidupan dan cinta, aku mempersembahkan diriku kepada-Mu melalui Yesus dalam Roh Kudus. Kupersembahkan tubuhku, akal budiku dan semangatku; pikiranku-pikiran, perasaan-perasaan, keinginan-keinginan; kata-kata serta tindakan-tindakanku; masa lalu, masa kini dan masa depanku; kegembiraan-kegembiraan dan penderitaan-penderitaanku; keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalanku; doa dan karyaku, hubungan dengan sesama dan kecemasan-kecemasanku, harapan-harapanku dan cita-citaku, totalitas ataupun bagian-bagian diriku. Kusampaikan persembahan ini bersama dengan Maria Bundaku, Santo Yosep dan semua Malaikat dan para Kudus; bersama dengan saudara-saudaraku terkasih yang telah meninggal, dan semua orang yang telah meninggal mendahului kami; kiranya Engkau sendiri memberikan kebahagiaan kekal bagi mereka semua. Agar kelak kamipun dapat bersatu kembali bersama mereka dalam ikatan kasih-Mu nan abadi. Amin. Sumber : Harta Karun dalam doa
16
HARI MISI SEDUNIA KE-86 21 OKTOBER 2012
PERAYAAN EKARISTI DAN IBADAT SABDA TANPA IMAM
17
PERAYAAN EKARISTI DAN IBADAT SABDA TANPA IMAM PERSIAPAN
Dibawakan oleh pemandu acara yang dewasa atau seorang anak remaja.
Saudara-saudari umat beriman terkasih, Hari ini Gereja Katolik memasuki Hari Minggu Biasa ke-29. Pada kesempatan ini pula, kita merayakan Hari Misi Sedunia ke-86. Paus Benediktus XVI menghimbau para Uskup, Imam, dan para petugas pastoral agar memberikan perhatian khusus kepada kegiatan misioner, sebagai tugas Gereja yang paling hakiki dan paling suci (bdk. RM.63). Hari Misi Sedunia tahun ini bertemakan, ”Dipanggil untuk memancarkan Sabda Kebenaran” (Srt. Ap. Pintu Iman, 6). Bapa Suci mengatakan bahwa “Kasih Kristus menguasai kita” (bdk. 2 Kor 5:14): Kasih Kristuslah yang memenuhi hati kita dan mendorong kita untuk melakukan evangelisasi. Sekarang ini, seperti di waktu yang dulu, Kristus mengutus kita melalui lorong-lorong dunia ini untuk memberitakan Injil-Nya kepada seluruh bangsa di bumi (bdk. Mat 28:16). 18
Saudara-saudari terkasih, Tugas misioner merupakan tugas yang utama, karena berkaitan dengan tujuan abadi umat manusia dan sesuai dengan rencana Allah yang rahasia dan penuh kerahiman (bdk. RM.67). Oleh karena itu, melalui pembaptisan yang telah kita terima, marilah kita pupuk kesadaran untuk ikut ambil bagian dalam tugas perutusan misioner ini, dalam kehidupan kita sehari-hari. Mari kita menyiapkan hati untuk memulai perayaan suci ini dengan menyanyikan lagu pembuka RITUS PEMBUKA Perarakan Masuk
Barisan Imam, Biarawan-biarawati, Frater, dan Petugas liturgi lain berarak menuju altar diiringi lagu pembuka sesuai tema. Dapat disertakan barisan anak-anak/remaja dengan mengenakan busana misioner yang berwarna hijau (Afrika), merah (Amerika), putih (Eropa) biru (Australia-Oceania), kuning (Asia).
Pengantar (oleh Imam/Pemimpin Ibadat) Saudara-saudara terkasih, Hari ini, kita beryukur dan berdoa secara khusus bagi mereka yang menyerahkan dirinya untuk karya pewartaan Injil. Semoga pelayanan, pewartaan dan kesaksian hidup mereka sungguh menjadi tanda kehadiran-Kerajaan Allah di dunia ini. Yesus berkata, ”Barangsiapa ingin menjadi terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara 19
kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya” (Mrk 10 : 44). Marilah kita mohon ampun, agar kita layak mengikuti perayaan syukur ini. Tobat I = Imam, P = Pemimpin Ibadat I/P Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Hamba Penderita, yang menguduskan semua orang dengan memikul sendiri kesalahan mereka. Tuhan, kasihanilah kami. U Tuhan, kasihaninlah kami. I/P Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Imam Agung, yang telah turut merasakan kelemahan kami dan telah dicobai dalam segala hal seperti kami, untuk memperoleh rahmat belas kasih bagi kami. Kristus, kasihanilah kami. U Kristus kasihanilah kami. I/P Tuhan Yesus Kristus, Engkaulah Putera Manusia, yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan menyerahkan nyawa sebagai tebusan bagi semua orang. Tuhan, kasihanilah kami. U Tuhan, kasihanilah kami.
20
I/P Semoga Allah yang mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan mengantar kita ke hidup yang kekal. U Amin. Kemuliaan
Doa Pembuka Imam/Pemimpin I : Marilah kita berdoa : Ya Allah, Engkau telah mengutus Putra-Mu ke dunia sebagai cahaya yang benar. Curahkanlah Roh yang telah dijanjikan untuk terus menaburkan benih kebenaran dalam hati manusia dan untuk membangkitkan ketaatan iman. Semoga dengan demikian semua orang diperkenankan menjadi anggota satu umat-Mu, dengan dilahirkan kembali melalui baptisan untuk hidup yang baru. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, PutraMu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. U : Amin.
21
LITURGI SABDA Bacaan I : Yes 53 : 10 - 11 Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban pepulih, ia akan melihat keturunannya Tuhan berkehendak menghancurkan dia dengan sengsara. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban pepulih ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas, dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka akan dipikulnya. L : Demikianlah sabda Tuhan U : Syukur kepada Allah. Mazmur Tanggapan Antarbacaan – Mzm 32 (33) : 4-5. 18-19. 20.22 Ref : Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan sebab pada-Mu kami berharap. Sabda Tuhan selalu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan setia. Tuhan mencintai keadilan dan hukum, bumi penuh dengan kasih setia-Nya. Sebab Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa, yang berharap akan kasih setia-Nya. Untuk melepaskan mereka dari maut, dan menghidupi mereka di mana kelaparan. 22
Maka kita berharap akan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Tunjukkanlah kiranya kasih setia-Mu, ya Tuhan, sebab pada-Mulah kami berharap. Bacaan II : Ibr 4 :14 - 16 Marilah kita dengan penuh harapan menghadap takhta rahmat Allah Saudara-saudara, kita mempunyai seorang Imam Agung, yang telah sampai ke surga, yaitu Yesus, Putera Allah. Hendaknya kita berpegang teguh pada pengakuan iman itu. Sebab Imam Agung yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita. Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya. L : Demikianlah Sabda Tuhan U : Syukur kepada Allah Alleluya dan Bait Pengantar Injil Alleluia, Alleluia Putera Manusia datang untuk melayani dan menyerahkan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang. Alleluia, Alleluia
23
Bacaan Injil : Mrk 10 : 35 – 45 Putera Manusia datang untuk menyerahkan nyawaNya sebagai tebusan bagi semua orang Pada suatu hari (Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya, “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!” Jawab-Nya kepada mereka, “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?” Lalu kata mereka, “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi kata Yesus kepada mereka, “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka, ”Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, ”Memang kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanakKu atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.” Mendengar itu sepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes). Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, ”Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah 24
ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Putera Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya sebagai tebusan bagi semua orang.” L : Demikianlah Injil Tuhan U : Terpujilah Kristus Homili Aku Percaya Doa Umat Imam/Pemimpin : Marilah kita dengan mantap menghadap takhta Allah Bapa kita yang Mahabaik. Ia akan berkenan mendengarkan kita, bila kita berdoa dengan perantaraan Yesus, Putera-Nya terkasih : 1. Bagi Sri Paus, para uskup dan para imam serta para pemimpin umat, Semoga mereka dapat menjadi pemimpin yang melayani umat-Mu dengan rendah hati, sabar dan penuh kasih seturut teladan Yesus Kristus. Marilah kita mohon… U: Kabulkanlah doa kami , ya Tuhan 2. Bagi pemimpin negara dan bangsa di dunia, Semoga para pemimpin negara dan bangsa di dunia selalu menghargai dan memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang adil, rukun dan damai bagi semua umat manusia. Marilah kita mohon… U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan 25
3. Bagi para misionaris, Semoga para misionaris, para imam, biarawanbiarawati, kaum awam, petugas pastoral tetap bersemangat dalam mewartakan cinta kasih-Mu kepada seluruh umat manusia, terlebih mereka yang sangat membutuhkan. Marilah kita mohon… U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan 4. Bagi anak-anak misioner, Semoga anak-anak misionaris cilik tergerak hatinya untuk meneladani Yesus menjadi rasul yang berbelaskasih, rela melayani dan berkorban bagi sesamanya. Marilah kita mohon… U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan 5. Bagi Umat yang hadir dalam perayaan ini, Semoga kami yang hadir dalam upacara misa ini, menyadari dan ikut ambil bagian dalam amanat misioner Kristus, untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya. Marilah kita mohon… U: Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan I/P:Allah Bapa yang mahakasih, terimalah doa-doa permohonan yang kami panjatkan kepada-Mu dengan penuh iman. Semoga kami selalu siap diutus untuk menjadi misionaris-misionaris-Mu, penuh kasih, damai, sukacita demi keselamatan umat manusia. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. U: Amin. 26
LITURGI EKARISTI Persiapan Persembahan
Persiapan persembahan diawali dengan kolekte. Wakil-wakil umat/anak-anak dan remaja mengantar kepada Imam bahanbahan persembahan : roti dan anggur, hasil karya tangan yang lain yang pantas. Kolekte Hari Misi akan diserahkan ke Roma untuk membantu pembangunan Gereja Lokal yang membutuhkan dan bagi pembinaan para misionaris.
Doa Persembahan I : Marilah berdoa Allah Bapa, sumber kebahagiaan hidup kami, di altar suci ini, kami menaruh persembahan karya tangan kami yang sederhana sebagai ungkapan syukur dan pujian kami bagi-Mu. Baruilah seluruh hidup, panggilan dan perutusan kami agar menjadi terang yang menuntun banyak orang untuk berjalan dalam cahaya-Mu. Dengan perantaraan Kristus, Tuhan kami. U : Amin Antifon Komuni – Mzm 32 : 18-19 Tuhan menjaga hamba-Nya yang takwa, yang berharap akan kasih setia-Nya untuk melepaskan mereka dari maut, dan menghidupi mereka di masa kelaparan.
27
Doa Sesudah Komuni I/P : Marilah berdoa : Ya Tuhan, kami telah dihidupkan oleh karunia penebusan kami. Kami mohon, semoga berkat daya sakramen keselamatan kekal ini, iman yang benar semakin luas berkembang ke seluruh dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U : Amin RITUS PENUTUP Amanat Pengutusan
Imam/Pemimpin menyampaikan ucapan Profisiat, Selamat Berbahagia kepada seluruh umat, sambil mengajak umat untuk terus berdoa dan berderma bagi karya misi Gereja Universal. Juga mengingatkan umat, bahwa kita semua dipanggil untuk terlibat dalam karya misi Gereja, untuk mewartakan cinta kasih Allah kepada seluruh umat manusia.
Perarakan Keluar
Di depan pintu Gereja atau di tempat yang disiapkan umat dapat memberikan salam kepada seluruh umat yang hadir. Hari Misi adalah amanah bagi kita semua umat beriman.
28
Temu Bina Iman Anak Tema : Misionaris Sejati Adalah Orang Kudus Tujuan : Agar anak-anak belajar menjadi misionaris cilik yang sejati Proses Pertemuan I. Pembukaan 1. Lagu Pembukaan : Kami Anak-anak Misioner 2. Tanda Salib 3. Doa Pembukaan
Bisa dipimpin langsung oleh pendamping atau salah satu anak diminta untuk memimpin doa.
4. Kata Pengantar Adik-adik sahabat Yesus, selamat Hari Misi Sedunia, apa kabar hari ini? Adik-adik, kita semua adalah murid Yesus dipanggil untuk menjadi saksi-Nya sesuai kemampuan dan talenta kita. Hari ini kita merayakan Hari Misi Sedunia, kita bersyukur karena kita dapat berkumpul bersama. Pertemuan kita hari ini dengan tema : “Misionaris Sejati Adalah Seorang Kudus” Menjadi misionaris berarti siap sedia mengikuti Yesus seperti para murid-Nya di jaman dulu. Mereka bersemangat dan setia menemani Yesus. Kita pun dipanggil untuk ikut Yesus dengan setia, dan menjadi misionaris-Nya yang sejati. 29
5. Ilustrasi : Cerita
Anak diajak untuk mendengarkan kisah hidup tentang Pauline Marie Jaricot.
Pauline Jaricot lahir dalam sebuah keluarga yang cukup berada, ayahnya pengusaha Sutra yang bernama Antoine dan ibunya Jane seorang yang saleh. Pauline lahir di Lyon Perancis pada tanggal 22 Juli 1799. Kehidupan Pauline dalam keluarganya sangatlah membahagiakan, karena kedua orangtuanya sangat menyayanginya. Suatu ketika, Pauline terjatuh yang mengakibatkan ia menderita parah, bahkan jiwanya terancam. Ibunya tak henti-hentinya berdoa agar Pauline terselamatkan. Sampai akhirnya, doa ibunya terkabulkan, Pauline selamat namun ibunya meninggal. Kejadian ini membuat Pauline sangat terpukul jiwanya. Dalam keadaan duka inilah Pauline bergumul dan berdoa, sampai akhirnya Tuhan membukakan sebuah jalan baginya. Melalui khotbah yang didengarnya dari seorang imam, Pauline mengubah cara pandang hidupnya. Ia berjanji untuk mempersembahkan dirinya kepada Tuhan, dan ia pun mulai tergerak hatinya untuk memperhatikan dan terlibat dalam kegiatan gerejani. Ia mulai mengajak para pegawai di pabrik ayahnya untuk berdoa secara rutin tiap bulan dan menyisihkan uang bagi pewartaan Injil. Ia terus beramal kasih melalui teladan dan doadoa bersama. Kelompoknya berkembang, dan anggotanya pun bertambah banyak. Salah satu 30
pemikiran yang mendasari karyanya adalah, “Sebagai orang Katolik kita harus mendukung semua daerah misi di seluruh dunia, bukan hanya beberapa daerah misi tertentu”. Kata-kata inilah yang memberikan inspirasi bagi Gereja Katolik, karena apa yang dipikirkan Pauline menyangkut misi Gereja Universal. Sebagai seorang awam Katolik, Pauline mencintai Gereja, dan ia pun mempunyai wawasan visioner dan misioner yang jelas. Makna kisah hidup Pauline bagi bagi anak-anak SEKAMI - Mempersembahkan diri kepada Tuhan - Berdoa, dan berserah kepada Tuhan - Mau menjadi misionaris Yesus - Mau berderma bagi orang yang membutuhkan. 6. Rangkuman dan Pengarahan Setiap orang Katolik adalah Misionaris. Kita adalah misionaris Yesus, yang dipanggil untuk mewartakan cinta kasih Tuhan. Tuhan Yesus yang telah lebih dahulu mencintai kita semua, dan kita belajar dari-Nya untuk mencintai orang lain. Kita sebagai misionaris cilik patut bersyukur boleh ikut ambil bagian dalam tugas misi Gereja. Kita membantu misi Gereja melalui Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian hidup kita masing-masing. Semoga teladan hidup Pauline Marie Jaricot menyadarkan dan menggerakkan hati kita untuk tetap setia dan bertanggungjawab menjadi misionaris cilik masa kini dengan tugas mewartakan kabar gembira Yesus kepada semua orang sesuai talenta dan kemampuan yang kita miliki. 31
II. Pendalaman Kitab Suci 1. Pembacaan Kitab Suci : (Luk 8 : 1 – 3). - Seorang anak membacakan Kitab Suci - Hening sejenak - Secara bergiliran membacakan ayat per ayat teks Kitab Suci 2. Memahami Isi Kitab Suci dengan kegiatan - Anak-anak diberi kesempatan untuk memilih kata-kata yang berkaitan dengan tugasnya sebagai misionaris cilik. - Pertanyaan pendalaman teks : • Apa yang dibuat Yesus selama berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa? • Dalam bacaan tadi siapa saja mengikuti Yesus dalam mewartakan Injil? • Apakah anak-anak juga mau menjadi misionaris masa kini? Apa tugas anak-anak sebagai misionaris cilik? 3. Pengarahan atau penegasan dari pendamping Kristus adalah utusan Bapa, Misionaris Agung. Kristus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa mewartakan Injil. Tugas ini belum selesai dan dilanjutkan terus oleh para Paus, Uskup, Imam dan kita semua termasuk anak-anak misioner. Berkat Sakramen Permandian dan Penguatan setiap orang dipanggil menjadi rasul saksi dan misionaris. Yesus sendiri bersabda : Jika kamu tidak seperti anak-anak ini kamu tidak akan masuk Kerajaan Surga. Hal ini berarti anak-anak adalah sungguh misionaris, petunjuk jalan ke Surga bukan hanya bagi teman-temannya tapi juga bagi orang dewasa. 32
4. Pesan Perutusan Anak-anak diutus menjadi misionaris cilik masa kini dengan tugas mengembangkan karya misi Kristus, karya misi Gereja dengan doa, derma, kurban dan kesaksian. III. Pernyataan Iman 1. Lagu : HPN no. 287 (Kami anak-anak Allah). 2. Doa Permohonan : (pendamping menunjuk bebera-
pa anak untuk berdoa secara spontan dengan ujud yang ditentukan). 3. Doa Bapa Kami (sambil bergandengan tangan). 4. Kolekte atau persembahan (kotak derma diedarkan).
5. Lagu HPN no. 284. Jadilah Terang dan Garam Dunia. IV. Penutup 1. Perutusan Misioner/tugas perutusan (kegiatan konkrit) : Anak-anak mengunjungi Panti Asuhan terdekat bersama pendamping untuk berdoa dan membawa sumbangan untuk anak-anak di Panti Asuhan. 2. Doa Penutup : Yesus Sahabat yang setia, Engkau berjalan keliling sambil berbuat baik. Kami mohon dampingilah dan beranikanlah kami anak-anakMu, agar mampu meneladani-Mu, menjadi misionaris cilik masa kini. Semoga kami dapat menghasilkan buah yang berlimpah melalui perbuatan-perbuatan kami. Dikau kami puji kini dan sepanjang masa. Amin. 33
3. Pengumuman 4. Tanda Salib 5. Lagu Penutup : Mars Sekami.
34