Edisi I / Januari - Maret 2014
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
Meningkatkan
Minat Baca Pembuatan Soal Online Mudah dan Cepat Dengan Google Drive Esensi KIT Lingkungan Berbasis 3R
MAHARDIKA - EDISI 1
Januari - Maret 2014
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
Sapa Redaksi
Susunan Dewan Redaksi 1. Pelindung
: dr. Mundjirin ES. Sp.OG
2. Penanggungjawab
: Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd
3. Pemimpin Umum
: Drs. Mukadi
Assalamualaikum W. W., Salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya
4. Pemimpin Redaksi : Drs. Adi Prasetyo, S.H., M.Pd. 5. Dewan Redaksi
: 1. Drs Muslikh, MM 2. Drs Supandi, M.Pd 3. Taufiqurahman, S.Ag, M.SI 4. Hernowo Sujendro, S.Sen
sehingga Majalah Mahardika edisi perdana bisa hadir di tengah-tengah kita. Majalah ini diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang sebagai media komunikasi antara pendidik, peserta didik, dan semua elemen pendidikan dari jenjang TK sampai SMA/
6. Redaktur Pelaksana : Roto, S.Pd., M.Pd.
SMK. Majalah Mahardika berupaya menampung dan menjembatani
7. Sekretaris Redaksi : Tri Astuti Ari Winarti, S.Pd.
inspirasi, kreasi dan inovasi pendidik dan peserta didik di Kabupaten Semarang. Pemilihan nama Mahardika dimaksudkan untuk meningkat-
8. Staf Redaksi
: 1. Siti Ida Asrotul M., M.Pd. 2. Surana, S.P., M.Si. 3. Ida Nurul F., S. Ag., M.Pd. 4. Eny Indriastuti, S.Pd., M.Pd. 5. M.A. Utami E.P.,M.Pd. 6. Susilo Utami, M.Pd. 7. Dra. Ani Taruastuti, M.Pd. 8. Dra. Kuntar Retno Rukmini 9. Sutaya, S. Pd., M.Pd. 10. Ign. Panggayuh JR, M. Kom. 11. Suyadi, S.Pd. M.Pd. 12. Yohanes Eko N., S.Pd.
9. Layout dan Desain : 1. Amin Mungamar, S.Kom 2. Priyo Prasetya Sigid, S.Pd 10.Produksi,Distribusi dan Sirkulasi : 1. Natalia Ardiristiana, SH, MM 2. Suripto
kan pengetahuan pendidik dan peserta didik selaras dengan makna yang terkandung pada kata Mahardika yaitu cerdas berilmu (cerdik, pandai, bijak); dan berbudi luhur Ujian Nasional sebagai pemetaan kualitas pendidikan, untuk itu diperlukan persiapan yang matang dari seluruh komponen pendidikan. Majalah Mahardika menurunkan ulasan tentang Ujian Nasional sebagai laporan utama. Rubrik lain yang bisa pembaca jumpai di antaranya Rekam Peristiwa, Sentuhan Hati, Kolom IPTEK, Wahana Peserta Didik, Wahana Pendidik, Basa Jawi, English Corner, Dunia Sastra, Gado-gado Serasi dan Profil. Semoga hadirnya majalah Mahardika menjadi oase bagi dahaga pendidik dan peserta didik akan ilmu pengetahuan, inovasi dan informasi tentang pendidikan di Kabupaten Semarang. Mari kita semarakkan dunia pendidikan di Kabupaten Semarang dengan terus berkreasi dan berinovasi demi majunya pendidikan kita. Salam Mahardika! Wassalamualaikum W. W.
Redaksi menerima naskah/karya tulisan berupa artikel, cerpen, puisi, kegiatan, foto hasil karya anak, dll. Redaksi berhak merevisi tulisan tanpa mengurangi arti. Email :
[email protected] Web : http://www.mahardika.info Facebook : http://facebook.com/infomahardika
SAMBUTAN
MAHARDIKA - EDISI 1
SAMBUTAN
KADINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Assalamualaikum W.W., Alhamdulillah, puji syukur atas segala limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT sehingga kita semua dalam keadaan sehat, bahagia dan semoga sukses selalu dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Saya mengucapkan terima kasih atas jerih payah dan kerja keras dari semua pihak yang telah mencurahkan waktu, tenaga, moral maupun material sehingga terwujud majalah perdana Dinas Pendidikan
dan
Kebudayaan
tahun
2014
yang
diberi
nama
“MAHARDIKA”. Majalah Mahardika ini diharapkan mampu memberikan ide dan gagasangagasan cerdas dalam upaya-upaya menunjang kemajuan visi dan misi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang ingin selalu berprestasi baik di bidang akademik maupun non akademik dalam era global. Besar harapan saya selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang untuk senantiasa berupaya optimal mewujudkan percepatan peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Semarang melalui karya-karya tulisan baik peserta didik, pendidik maupun tenaga kependidikan. Akhirnya saya berharap, semoga majalah ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh semua komunitas pendidikan di Kabupaten Semarang dan akan selalu terukir prestasi. Wassalamualaikum W.W. Ungaran, Maret 2014 Kadinas Pendidikan dan Kebudayaan Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd Pembina Utama Muda NIP 19631220 198803 2 011
3
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
DAFTAR ISI
MAHARDIKA - EDISI 1
DAFTAR ISI SALAM REDAKSI .............................. 2 SAMBUTAN KEPALA DINAS ............... 3 DAFTAR ISI....................................... 4 EDITORIAL ....................................... 5 LAPORAN UTAMA: Gelora Ujian Nasional........................ 5 Sukses UN, Sukses “Kecil” Pendidikan? .... 6 Menggapai Sukses UN ....................... 7 Apa Kata Mereka Tentang Ujian Nasional ...................................................... 8
WAHANA PENDIDIK: Esensi KIT Lingkungan Berbasis 3R ................................... 23 Colaborative Teaching, Menjawab Matematika Sebagai Pelayan Ilmu Yang Lain .................................................... 24 Teknik Rangsang Film untuk Menulis Puisi .................................................... 25 Pembelajaran Quaching-Cooching Berbantuan Medpowpo Dan Kuis Questions Shoot .................................................... 27
REKAM PERISTIWA: Asyiknya Bermain Bersama Bunda Paud Kabupaten Semarang ....................... 9 Memanfaatkan Barang Bekas sebagai Alat Pembelajaran Edukatif .................... 10 Melestarikan Budaya melalui Ekstrakurikuler Reog ................................... 11 Sosialisasi dan Pengukuhan Formulasi Kab. Semarang .............................. 12 Gudep 095.S/096.S SMPN 1 BringinBangun Karakter & Tingkatkan Disiplin Melalui Outbond ............................. 13 Permainan Modern VS Permainan Tradisional “Njawani nanging Njamani, Njamani ning Tetep Njawani” ....................... 14
BASA JAWI Nggayuh Sasangkaning Ujian Nasional ................................ 28 Ungaran ........................................ 28
SENTUHAN HATI: Gaung Ujian Nasional...................... 15
PROFIL ............................................36
ENGLISH CORNER Exams? Who’s Afraid? ..................... 29 DUNIA SASTRA Kado Istimewa untuk Salim .............. 31 Sebaik-baik Cipta Diri ...................... 33 Ode Buat Guruku ............................ 34 Biyungku Malaikatku ....................... 34 GADO-GADO ....................................35
INOVASI PENDIDIK.........................37
IPTEK: CMS FORMULASI Konsep Baru Membuat Website......................................... 16 Pembuatan Soal Online Dengan Google Drive ............................................ 17 WAHANA PESERTA DIDIK: Sudut Hati Elly ............................... 20 Wujudkan Harapan ......................... 21 Titik Penentuan .............................. 21
4
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
EDITORIAL
MAHARDIKA - EDISI 1
Gelora Ujian Nasional
P
rogres Ujian Nasional (UN) menggelora di seantero Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang umumnya dan di masing-masing institusi sekolah khususnya. Segala upaya telah dipersiapkan, diprogramkan sekaligus dijabarkan pelaksanaannya untuk menunjukkan eksistensi jati diri oleh semua komponen pendidikan, guna menggapai hasil maksimal yang diimpiimpikan. Argumen pro dan kontra terkait dengan keterlaksanaan UN sudah menjadi hal biasa disetiap tahunnya. Penulis menangkap fenomena itu sebagai bukti kecintaan para pakar sampai kalangan awam tentang pendidikan. Persoalan itu sudah sewajarnya agar bisa ditangkap oleh pelaku pendidikan agar keterlaksanaan UN semakin sempurna. Yakni untuk pemetaan kemajuan di institusi pendidikan. Guna menentukan langkah kedepannya agar lebih bermakna. Dengan ditandai persamaan persepsi atau kesepakatan untuk menyongsong keterlaksanaan UN. Bahwa dibalik UN ada kepentingan yang lebih besar yaitu proses memantik dan menyatukan Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati, dalam diklat di Solo (Mulyadi, 2009). Tibalah saatnya menyatukan semua energi dari berbagai kalangan. Baik dari para pakar pendidikan hingga sampai lapisan akar rumput. Yakni para wali murid (masyarakat) untuk menggelorakan nurani demi suksesnya UN di negeri tercinta Indonesia. Bermula dari penyadaran pola pikir (mindset) peserta didik. Yakni wajib menghapus perilaku malas dan jenuh untuk dirubah menjadi mindset pekerja keras dan pantang menyerah. Setelah mindset tersebut membumi di lubuk hati sanubari para peserta didik, pastilah orang tua tidak akan tinggal diam untuk memfasilitasi semangat dan dana tentunya. Maka gelora orang tua untuk memantau keterlaksanaan jam tambahan, drilling soal-soal sampai pada pelaksanaan try out UN hingga hitungan ke empat berjalan mulus tiada problem (miss) yang menghadang. Sampailah pada peran kepala sekolah dalam memberdayakan semua elemen pendidikan untuk merancang program tri sukses UN hingga pada penjabaran dan pelaksanaannya. Luar biasa! Karena energi negatif bisa diberdayakan bahkan dirubah men-
5
jadi energi positif yang penuh makna dan jiwa menggelora di sanubari generasi penerus bangsa. Yakni murid, orang tua, masyarakat, guru, dan kepala sekolah dalam arti seluruh komponen pendidikan. Tidak kalah sentralnya bahwa peran guru mata pelajaran (mapel) UN sangat berpengaruh besar dalam menggerakkan dan memberdayakan peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Ingat rasa jenuh dan lelah terkadang menghantui diantara peserta didik. Itu adalah tantangan yang wajib dibumihanguskan. Kecerdasan mendidik dan mengajar menjadi tantangan menarik untuk selalu direnungkan dan dipikirkan solusinya. Itu pasti dan tidak bisa ditawar-tawar. Begitu juga orang tua (wali murid), masyarakat, guru, kepala sekolah, pengawas, kabid tendik sampai pada kepala Dinas Pendidikan bagai gayung bersambut sepakat untuk saling melengkapi dan mengisi demi sukses UN. Muaranya demi kemajuan institusi pendidikan di Kabupaten Semarang. Upaya mulia tersebut terangkum pada majalah MAHARDIKA Kabupaten Semarang edisi perdana yang launching pada bulan Mei 2014. Adapun judul laporan utama membahas tentang: Sukses UN, Sukses “Kecil” Pendidikan? yakni sukses persiapan, sukses pelaksanaan dan sukses hasil. Komitmen kedisiplinan mulai tergerak dari masing-masing individu untuk menggapai potensi pribadi secara maksimal. Bahwa bobot nilai 0,01 adalah sesuatu yang kecil, namun wajib digelorakan dan diperjuangkan, untuk menjadi sesuatu yang besar. Hal tersebut akan terasa betapa besar bobotnya mana kala dipergunakan untuk memasuki dunia pendidikan pada jenjang di atasnya. Laporan utama berikutnya adalah “Menggapai Sukses UN,” di dalamnya membahas strategi persiapan fisik dan non fisik. Penggambaran yang muncul perilaku gembira dan enjoy mulai dari kepala sekolah, guru, dan terlebih peserta didik hingga wali murid. Laporan utama lanjutnya dalam renungan berjudul “Gaung Ujian Nasional,” yang di dalamnya membahas tuntas geliat UN, yakni membidik sisi positifnya. UN memicu pembiasaan-pembiasaan positif dalam berperilaku keseharian. Baik dari upaya pemahaman materi, jiwa kereligiusan, dan akhlak mulia. Akhirnya Tri Sukses UN wajib digelorakan dari personal-personal pelaku pendidikan tanpa terkecuali. (Roto ).
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA
LAPORAN UTAMA
Sukses UN, Sukses “Kecil” Pendidikan?
P
Sukses UN, merupakan sebagian kecil ertaruhan hasil Ujian Nasional (UN) di masing-masing institusi sekolah sedang diperde- sukses pendidikan. Hasil UN, akan menjadi salah batkan dan diperjuangkan. UN bagi peserta satu indikator untuk melakukan pengukuran, atas didik di tingkat SMA/MA/SMK telah dilalui ter- kriteria ketuntasan minimal (KKM) disekolah. tanggal 14, 15, 16 April 2014. Untuk tingkat SMP/ Jadi, meski kecil, sukses UN menjadi variabel MTs terlaksana pada tanggal 5, 6, 7, 8 Mei 2014, yang ikut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. dan Ujian Sekolah SD/MI tanggal 19-21 Mei 2014. Harapannya, sukses UN terintegrasi dalam Masa persiapan dan pelaksanaan UN telah direncanakan secara matang oleh institusi sekolah. 3 sukses. Yakni, sukses persiapan; sukses pelaksaMulai dari merancang program tahunan, program naan; dan sukses hasil. Sukses persiapan meliputi, semester, dan program pengajaran. Bahkan pembinaan mental oleh wali kelas, dan guru Bimbdirancang juga program jam tambahan (les) dan pro- ingan Konseling (BK). Serta tambahan jam pelajaran (les), drilling soal-soal UN, hingga pelaksanaan gram try out sebanyak 4 kali. Jika UN di Kabupaten Semarang sukses, itu try out mencapai hitungan keempat, dan menggelar doa bersama, mendapat dukungan berarti sukses “kecil” pendidikan kita terpampang nyata. Muaranya kita Jika Tri sukses UN mampu yang total oleh semua pelaku pendidimenjadi bangga. Coba kita renungkan kita raih, maka kita akan kan. Sukses pelaksanaan, terkait jika sampai terjadi ada kebocoran yang menjadi tersanjung dengan transparansi pengamanan dilakukan oleh satu oknum peserta didik. Pastilah runyam dan berantakan. manakala ada satu peserta naskah soal UN. Mulai dari perceBahkan sangat mencederai dan men- didik kita yang memperoleh takan, pendistribusian soal-soal di cabik-cabik citra pendidikan Kabupat- nilai rata-rata UN tertinggi masing-masing sekolah. Dedikasi paen Semarang. Hal tersebut akan lebih secara regional, apa lagi nitia penyelenggara sampai dengan kepengawasan dapat terselenggara parah jika sampai dilakukan oleh segesecara nasional. dengan kondusif dan sejuk. lintir oknum guru. Misal, membocorMuaranya, agar para peserta kan soal UN dan membocorkan kunci didik berhasil lulus dengan memperoleh nilai objawaban sebelum hari pelaksanaan. Contoh lain, bagaimana jika sampai terjadi jektif dan maksimal. Dahsyatnya memuaskan satu Lembar Jawab Komputer (LJK) peserta didik berbagai pihak, karena diantara peserta didiknya tertinggal di ruang kelas apalagi sampai hilang. memperoleh nilai tertinggi secara personal. Bahkan Pastilah kedua oknum guru yang menjadi pengawas sangat dimungkinkan mencapai rerata tertinggi di ruang tersebut menjadi bahan gunjingan, bahkan tingkat sekolah secara nasional. Semoga! (Roto). sangat mungkin dipidanakan. Pada sisi yang lain, peserta UN harus memahami bahwa nilai 0,01 sangat berharga dan besar manfaatnya. Hal itu akan sangat dirasakan mana kala nilai rerata UN tersebut dipergunakan memasuki dunia pendidikan di jenjang atasnya. Sukses UN, merupakan harapan dan kebanggaan sekolah. Jika ada siswa yang meraih nilai UN tertinggi, tingkat Kabupaten, Provinsi, maupun Nasional, maka hal tersebut akan berdampak positif terhadap akuntabilitas sekolah.
6
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
LAPORAN UTAMA
MAHARDIKA
Menggapai Sukses UN
B
agaikan orang mau mantu, seluruh satuan penDari segi persiapan materi, secara umum didikan di tingkat SMP dan SMA sedang kegiatan yang dilaksanakan di seluruh sekolah adalah bersemangat mempersiapkan UN. Sekolah- pemberian pendalaman materi khusus mata pelajaran sekolah seperti menerapkan siaga 1 dalam menyambut UN, ujicoba UN dan pemberian materi pada kelas UN. Hal ini sangat wajar, sebab keberhasilan UN sedi- khusus. Kelas khusus dipersiapkan bagi peserta didik kit banyak merupakan potret prestasi sebuah sekolah yang belum mampu mencapai nilai sesuai target dalam bidang akademik. Pelaksanaan UN sudah tidak sekolah (kelas bawah), maupun peserta didik yang bisa ditawar lagi, sehingga mau tidak mau suka tidak diharapkan mampu mencapai nilai sempurna (kelas suka harus dihadapi dan dijalani dengan berbagai atas). strategi. Dalam membekali peserta didik menghadapi Berbicara mengenai strategi, alangkah bijaknya UN ketiga hal di atas sangat perlu untuk keseimjika kita menengok definisinya terlebih dahulu. Dalam bangan. Yang tidak kalah penting adalah membuat Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu definisi mindset peserta didik bahwa pelaksanaan Ujian Nastrategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan sional bukanlah suatu momok yang sangat untuk mencapai sasaran khusus. Dalam menyambut menakutkan tetapi merupakan salah satu gerbang UN masing-masing sekolah memiliki strategi yang yang harus dilalui dengan suasana yang meberbeda-beda. Strategi tersebut berupa kegiatan yang nyenangkan untuk menuju tingkat yang lebih tinggi. mempersiapkan fisik, psikis dan pemahaman materi Seluruh kegiatan tersebut memang membutuhpeserta didik. kan kerja keras dan kerja sama Persiapan fisik dapat antara berbagai pihak. Untuk ituGuru adalah pihak yang paling dilakukan dengan mengadakan lah, sekolah harus selalu sering bersentuhan langsung olahraga gembira tetapi tidak meberkoordinasi dengan orang tua, merlukan banyak tenaga yang komite sekolah dan instansi dengan peserta didik. menguras peserta didik. Hal ini terkait sehingga tidak terjadi Merekalah yang juga paling dapat dilakukan di sela-sela pemtumpang tindih antara kegiatan memahami kondisi dan belajaran, jika peserta didik sudah peserta didik di sekolah dan di mulai tidak konsentrasi dalam kekompetensi peserta didik. rumah, dan juga kebijakan komite las. Jadi, dapat dilakukan di tingmaupun dinas terkait tersebut. kat sekolah sebagai kegiatan yang terprogram, maupun Demi terlaksananya seluruh kegiatan yang merupakan oleh masing-masing guru dalam kegiatan pembelaja- strategi persiapan UN tersebut, jauh hari sebelumnya ran, semacam ice breaking atau kegiatan selingan. harus sudah ditata dengan baik, mengingat kondisi Di samping itu, perlu juga diadakan persiapan sekolah yang berbeda-beda. secara psikis, misalnya dengan diadakan Achievement Lepas dari itu semua pelayanan dari guru-guru Motivation Training (AMT). Kegiatan ini memang mata pelajaran yang di-UN-kan merupakan ujung biasanya dilakukan bagi karyawan perusahaan untuk tombak bagi kelancaran dan hasil UN peserta didik. meningkatkan prestasi. Namun jika kita dapat memilih Guru adalah pihak yang paling sering bersentuhan narasumber yang tepat, maka kegiatan AMT akan san- langsung dengan peserta didik. Merekalah yang juga gat membantu siswa untuk lebih bersemangat dalam paling memahami kondisi dan kompetensi peserta menyambut pelaksanaan UN. didik. Seluruh kegiatan yang sudah dilaksanakan akan Persiapan psikis dari sisi religius juga sangat kurang maksimal apabila guru-guru tidak mengajar diperlukan bagi peserta didik, dengan maksud peserta dengan baik dan mempunyai kemauan dan kemampudidik dapat lebih siap dalam melaksanakan UN. Di an yang kurang memuaskan. antaranya melalui kegiatan ibadah: mujahadah bagi Pada akhirnya sukses UN bisa digapai dengan yang muslim dan kebaktian atau kegiatan ibadah lain cara menyeimbangkan antara unsur psikis, fisik, dan bagi yang nonmuslim serta doa bersama didampingi pemahaman materi peserta didik. Di samping itu, oleh tokoh agama masing-masing. dibutuhkan kepiawaian para pendidik dalam menyinergikan potensi yang ada. (Wiwin & Eny I.)
7
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA
LAPORAN UTAMA
Apa Kata Mereka Tentang Ujian Nasional
K
emendikbud tetap bersikukuh 1 Ungaran. Senada dengan pendapat Jarwadi, S.Pd., melaksanakan UN tahun ini, walaupun M.Pd., tersebut, Munjianah, Guru SMPN 5 Ammasih muncul polemik baik dari ka- barawa dan Dra. Endang Susilowati, SMPN 1 langan praktisi pendidikan, masyarakat, maupun Ungaran menyampaikan; “UN terbukti mendorong guru sendiri. Inti masalah sebenarnya terletak pada semangat siswa untuk lebih giat belajar.” Siti Ida esensi diselenggarakannya UN sebagai penentu Asrotul Mahmudah, M.Pd, Kepala SMPN 4 kelulusan peserta didik. Sedangkan, UN sendiri Ungaran menyoroti materi UN. Beliau berharap, hanya mengukur ranah kognitif. agar tingkat kesulitan materi UN disesuaikan Selaras dengan hal tersebut, Drs. Talkhis, dengan kondisi daerah. Juga dibedakan antara guru SMPN 3 Ungaran, berpendapat “UN hanya sekolah reguler dengan kejar paket. Hal tersebut mengukur kemampuan teoritis, tidak dapat men- sependapat dengan Noor Laila guru SMPN 3 gukur kompetensi praktik.” Pernyataan mantan Ungaran, “Saya berharap tingkat kesulitan kepala sekolah yang murah disesuaikan dengan kondisi senyum tersebut, menyiratsiswa dan wilayah sehingga UN saat ini baru bisa kan, selama ini Kemendikhasilnya memuaskan semua mengukur ranah bud kurang mengakomodasi pihak karena input, daya tinjauan terhadap kemampudukung, dan minat peserta kognitif an life skill yang akan mendidik di setiap daerah berjadi bekal peserta didik kelak untuk bertahan hidup beda-beda.” di masyarakat. Menurut Tri Susilowati, Guru Walaupun UN saat ini baru bisa mengukur SMPN 5 Ambarawa, UN masih harus dilakukan ranah kognitif, polemik UN mestinya sementara untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta disudahi karena peserta didik yang akan menjadi didik dan sebagai dasar ke jenjang lebih tinggi. korban. Toh, ranah psikomotorik dan afektif dapat Kemendikbud tidak menutup mata dan tel- diukur selama proses pembelajaran berlangsung inga, kontinuitas evaluasi UN terus akan berlanjut. yang terurai dalam penilaian rapor. Diharapkan, Antara lain, sebelumnya nilai UN 100% penentu UN menjadi salah satu unsur dalam dinamika globkelulusan kini turun harga menjadi 60%. Pertan- alisasi dunia pendidikan. yaannya, apakah tarik ulur UN sebagai penentu kelulusan merupakan indikator adanya krisis kepercayaan Kemdikbud terhadap mutu sekolah dalam meluluskan peserta didik ? Apapun alasannya, UN tetap harus diselenggarakan sebagaimana tahun ini. Harga mati bagi sekolah untuk tetap menyiapkan UN semaksimal mungkin. “Minimal peserta didik lebih bersemangat untuk belajar, terlebih berpengaruh terhadap seleksi PPDB” seloroh Jarwadi, M.Pd, guru SMPN
8
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
REKAM PERISTIWA
MAHARDIKA - EDISI 1
Asyiknya Bermain Bersama Bunda Paud Kabupaten Semarang BANCAK-Acara bermain bersama Bunda PAUD pada tanggal 26 Maret 2014 di Aula Kecamatan Bancak berlangsung sangat meriah. Acara ini diselenggarakan oleh Bidang PAUD dan PNFI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang, bersama organisasi mitra IGTKI, Himpaudi, dan IGRA. Menurut Ida Nurul Farida, ketua IGTKI Kab. Semarang sekaligus penanggung jawab acara tersebut, kegiatan ini adalah putaran ke dua dari sebelas kali kegiatan yang direncanakan selama tahun 2014. “Sebelumnya putaran pertama diadakan di Kaliwungu. Adapun tema yang diangkat pada putaran kedua ini adalah Membentuk Generasi Sehat, Cerdas dan Berkarakter,“ katanya menambahkan. Acara ini dihadiri oleh Bunda PAUD Kabupaten Semarang, Bunda PAUD Kecamatan Bancak dan Bringin. Selain itu hadir pula Kabid PAUD dan PNFI Disdikbud Kabupaten Semarang, Drs. Muslikh MM, Camat Bancak,
9
Khabib Sholeh, S.Pd. M.Pd, Kepala UPTD Pendidikan Bancak Drs. Gandung S.Pd. M.Pd dan Kepala UPTD Pendidikan Bringin Muh. Taufik, S. Sos. Kegiatan bermain bersama
Bunda PAUD ini diawali dengan senam sehat ceria oleh anak TK dan RA di Kecamatan Bancak kemudian diteruskan praktik cuci tangan, minum susu, dan penjelasan dari dokter Puskesmas Bancak tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi. Sebelum dokter memberikan penjelasan, ditayangkan film animasi Upin & Ipin Gosok Gigi untuk menambah daya
tarik tersendiri bagi anak-anak. Acara bertambah semarak dengan berbagai pentas dan penampilan dari anak-anak PAUD, TK, dan IGRA dari Kecamatan Bancak dan Bringin. Tampilan anak mulai dari hafalan surat pendek, hadits, doa sehari-hari hingga berbagai tarian , gerak, dan lagu. Sebagai puncak acara, Bunda PAUD Kabupaten Semarang Hj Bintang Narsasi Munjirin, S.Pd. mengajak anak –anak yang berjumlah kurang lebih 120 orang ini untuk bermain, bernyanyi, sesekali diselingi dengan dialog dan cerita tentang pentimgnya menjaga kesehatan. Acara ini semakin semarak dengan iringan solo organ Bapak Suyadi, M.Pd. Kepala TK Negeri Pembina Bergas, Kab Semarang. Kegiatan bersama Bunda PAUD ditutup dengan lagu Sayonara bersama semua peserta dan diteruskan dengan saling berjabat tangan. “Alhamdulillah, acara berlangsung dengan sukses dan lancar dari awal sampai akhir tanpa kendala apapun,” demikian kata Ida menutup pembicaraan. (Siti Sulaeni, Imas, Dyah, Kurnia, Novia)
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
REKAM PERISTIWA
MAHARDIKA - EDISI 1
Memanfaatkan Barang Bekas sebagai Alat Pembelajaran Edukatif Oleh: Suyadi *)
G
uru-guru TK dalam melaksanakan proses belajar mengajar kebanyakan menggunakan media pembelajaran yang sudah ada dengan jumlah yang sangat terbatas, sehingga pembelajaran belum maksimal. Permasalahan itu tidak terkecuali termasuk guruguru di TK Negeri Pembina Kabupaten Semarang. Menurut Piaget, anak TK usia (4 – 6 tahun) pada umumnya belum dapat diajak berpikir abstrak, oleh sebab itu diperlukan kreativitas guru dalam mengajar menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tahap perkembangannya. TK Negeri Pembina Kabupaten Semarang berdiri tahun 1999 merupakan TK percontohan tingkat Kabupaten Semarang tetapi jumlah alat permainan yang tersedia belum seimbang dengan jumlah murid yang ada. Oleh sebab itu penulis sebagai Kepala TK mengajak para guru untuk memanfaatkan barang bekas sebagai media pembelajaran. Pelatihan yang dilaksanakan betujuan mengenalkan dan memperluas beragam alat permainan edukatif dari barang bekas sehingga berwawasan ekonomis dan merangsang kreatifitas guru. Kepala TK mendemonstrasikan cara membuat, mulai dari cara mendesain, memotong mengecat sampai merangkai sesuai makna „multiguna‟ dari alat yang dibuat dari bahan kardus bekas, dan bentuknya dapat diubah-ubah menjadi beberapa bentuk sesuai tujuan pembelajaran. Misalnya bentuk kapal, mobil, akuarium, dan rumah. Secara kualitas, alat permainan buatan guru ini relatif kuat karena dipilih dari kardus yang tebal dan kuat. Dari segi penampilan, alat permainan ini menarik karena diberi warna-warni sesuai bentuk benda yang ditiru. Alat permainan yang dibuat guru dapat dipergunakan untuk menstimulasi upaya meningkatkan beberapa lingkup perkembangan anak. Indikator yang bisa dicapai diantaranya dari aspek agama dan moral dengan mengenalkan
makhluk ciptaan Tuhan dengan APE berbentuk binatang atau tumbuhan, Aspek fisik dengan APE berbentuk rumah dan lain sebagainya.
APE Bentuk Aquarium Tampak depan
APE Bentuk Mobil Tampak samping kiri
APE Bentuk Kapal Tampak samping kanan
APE Bentuk Rumah Kalender,tampak belakang
Pelatihan pembuatan Alat Pembelajaran Edukatf (APE) ini bukan tanpa kendala. Beberapa guru mengatakan bahwa mereka lebih suka alat produksi pabrik, karena tidak dapat membuatnya. Guru-guru juga mempunyai kemampuan yang berbeda, sehingga kecepatan penyelesaian APE tidak sama. Kendala lain adalah dana pendukung yang belum memadai. Namun kendala ini dapat diminimalisasi dengan latar belakang pendidikan yang sesuai, bahan-bahan untuk membuat APE mudah didapat, dan sebagai TK inti, maka TK Pembina seringkali mendapat informasi adanya pelatihan lebih awal. Kegiatan pembuatan APE dengan memanfaatkan barang bekas dapat dikembangkan pada Pertemuan Kelompok Kerja Guru (KKG), Pertemuan Kelompok Kerja Kepala TK (KKKTK), dan Pertemuan bulanan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI). Mari berkreasi untuk mengatasi keterbatasan sarana yang dimiliki sekolah.. *) Suyadi, S.Pd., M.Pd. Kepala TK Negeri Pembina Kabupaten Semarang
10
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
REKAM PERISTIWA
MAHARDIKA - EDISI 1
Melestarikan Budaya melalui Ekstrakurikuler Reog Group seni reog “ Ngesti Budaya” bersama kasek dan Pembina eskul, bentuk pertunjukkan reog tradisi pada dasarnya bermacam-macam, yang pada intinya dalam bentuk tari-tarian. Pertunjukkan dalam reog tradisi selalu didukung dengan berbagai komponen seperti tata rias, busana, musik dan lagu serta hal lain yang terintegrasi seperti hal gaib.
Dalam proses pertunjukkan tahapan yang dilakukan meliputi tahapan persiapan, pelaksanaan dan penutup..Kesenian reog tradisi memiliki makna tersendiri baik bagi masyarakat setempat, maupun bagi pelaku kesenian reog tradisi itu sendiri. Bagi masyarakat setempat reog tradisi bermakna sebagai hiburan, tuntunan, sebagai identitas sosial, makna persatuan, religi, pelapisan sosial, makna kebudayaan (mewarisi budaya leluhur). Makna bagi pelaku antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan, makna hiburan, makna persatuan, makna penyaluran bakat, Oleh karena hal tersebut, SMP Negeri 4 Ambarawa mencoba melestarikannya lewat kegiatan ekstrakurikulernya. Dengan membentuk sebuah group yang diberi nama “ Ngesti Budaya”.
11
SMP Negeri 4 Ambarawa baru saja dibentuk sejak kepemimpinan Heri Kristantoro, S.Pd. Dan terrnyata ekstrakurikuler ini mendapat apresiasi positif dari seluruh warga sekolah, dan pada Hari Ulang Tahun ke-394 Kabupaten Semarang, grup reog “Ngesti Budaya” SMP Negeri 4 Ambarawa mendapatkan kesempataan untuk tampil dalam acara Kirab Budaya. Tentu juga mendapatkan kesempatan luar biasa untuk dapat tempil dan memperagakan kebolehannya dalam berolah fisik dalam kesenian reog. Semoga seni tradisional reog yang sudah semakin mengalami masa suram dapat terjaga oeh generasi muda kita melalui kegiatan ekstrakurikuler ini.. Dan pada muaranya inilah sebagian visi SMP Negeri 4 Ambarawa “Terwujudnya SMP Negeri 4 Ambarawa sebagai sekolah yang mengembangkan prestasi, akhlak mulia, tertib, kreatif dan agamis”
Unjuk kebolehan di depan panggung penghormatan Bupati Semarang
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
REKAM PERISTIWA
MAHARDIKA - EDISI 1
Sosialisasi dan Pengukuhan Formulasi Kabupaten Semarang
Ungaran - Pengukuhan pengurus Forum Multimedia-edukasi (Formulasi) Kabupaten Semarang periode 2013-2016 pada tanggal 20 November 2013 berlangsung di dalam Aula Baru Disdikbud Kabupaten Semarang tepatnya di kompleks perkantoran Sewakul-Ungaran. Pengukuhan pengurus Formulasi Kabupaten Semarang di saksikan oleh kalangan pejabat Disdikbud Kabupaten Semarang, MKKS, KKG dan pemerhati pendidikan di Kabupaten Semarang. Dalam kesempatan ini perwakilan Formulasi Propinsi yang dapat hadir adalah Bapak Sukasmo, M.Pd. (Sekretaris 1 Formulasi Provinsi Jateng) sedangkan perwakilan LPMP Jawa Tengah dihadiri Bapak Mampuono Rasyidin, M.Kom (Widyaiswara sekaligus sebagai pembina Formulasi provinsi Jawa Tengah). Serangkaian acara pengukuhan 20 pengurus Formulasi Kabupaten Semarang diawali dengan pembacaan doa oleh Bapak Khoerudin, S.Pd., M.Pd (SMPN 5 Ambarawa), dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Ibu Suprapti (SD Pringapus 03) dan lanjutkan dengan acara pengukuhan oleh Dra. Dewi Pra-
12
muningsih, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh Ketua formulasi terpilih Bapak Ignatius Panggayuh, M.Kom (SMAN 1 Getasan), atas nama Ketua Formulasi Propinsi Jateng Bapak Sukasmo, M.Pd, sekretaris formulasi Propinsi Jateng Bapak Amin Mungamar, S.Kom dan diketahui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Ibu Dra. Dewi Pramuningsih, M.Pd. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang menyampaikan seandainya Formulasi Kabupaten Semarang lahir sebelum adanya UKG Online maka kekhawatiran dan ketakutan para peserta UKG Online di berbagai jenjang pendidikan minimal akan berkurang. Sebagaimana diketahui, bahwa Formulasi Kabupaten Semarang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai SD, SMP, SMA, dan SKB, selain itu beliau juga menyampaikan pentingnya penguasaan ICT dalam dunia pendidikan di Kabupaten Semarang. Bapak Mampuono Rasyidin, M.Kom, perwakilan dari LPMP Jawa Tengah dalam sambutanya bercerita latar belakang lahirnya Formulasi di Jawa Tengah. Saat beliau mewakili Indonesia di kancah perlombaan ICT di tingkat dunia sempat muncul ide untuk menciptakan generasi-generasi yang mampu bersaing di perlombaan ICT tingkat dunia dengan membentuk sebuah organisasi/ forum yang berisi para pendidik dan tenaga kependidikan yang mau mengembangkan dan meningkatkan kemampuan ICT. (Amin & Merta).
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
REKAM PERISTIWA
MAHARDIKA - EDISI 1
Gudep 095.S/096.S SMPN 1 Bringin
Bangun Karakter dan Tingkatkan Disiplin melalui Outbond BRINGINPramuka Penggalang Gudep 095.s/ 096.s SMP Negeri 1 Bringin menggelar outbond sebagai rangkaian kegiatan Ujian Tingkat dan Pelantikan Penggalang belum lama ini (29-30/3) di Bumi Perkemahan Yonif 411 Salatiga. Kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Yonif 411
Salatiga. Bentuk kerja sama berupa: Tenda, Velbed, Truk, Outbound, Pemberian wawasan kedisiplinan dan kebangsaan. Tujuan kegiatan ini meningkatkan kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilainilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan membangun pribadi siswa secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab serta memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
13
lingkungan. Kepala SMP Negeri 1 Bringin, Bambang Dwi Setyanto, S.Pd. mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan berlakunya kurikulum 2013 yang memfokuskan pada peningkatan kompetensi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan keterampilan (skill). Pramuka berperan sebagai komplemen dan suplemen terhadap pendidikan formal. Kegiatan ini juga sesuai dengan kompetensi inti di kelas VII, yaitu: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa Kelas VII dan 10 Pembina. Tema kegiatan “ Pembentukan Karakter Pribadi yang Berjiwa Kepanduan dan Kemanusiaan. Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan”. Adapun berbagai kegiatan yang diikuti para siswa adalah
PBB, PPPK, praktik membuat dan menggunakan drakbar, uji SKU, diskusi kepemimpinan, renungan malam, senam pagi, outbond, flying fox. Selama kegiatan berlangsung didampingi oleh 10 pembina dan TIM Pelatih Yonif 411 Salatiga. Kegiatan diakhiri dengan Upacara Penutupan. Peserta sampai kembali ke SMP Negeri 1 Bringin Sabtu (30/3) pukul 17.00 (Ins.14)
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
REKAM PERISTIWA
Permainan Modern VS Permainan Tradisional “Njawani nanging Njamani, Njamani ning Tetep Njawani” “Kebudayaan dalam permainan yang sederhana”. Begitulah suasana Festival Permainan Rakyat Tingkat Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Perwakilan dari enam korwil kabupaten/kota/karesidenan yaitu wilayah Semarang, Surakarta, Kedu, Pati, Banyumas, dan Pekalongan didaulat untuk memeriahkan acara yang diselenggarakan pada tanggal 26-27 Februari 2014 di Gedung Wisma Sinode, Salatiga. Tidak hanya dari jenjang pendidikan SMA, tetapi juga dari jenjang pendidikan SD, SMP, desa wisata, bahkan Ibu-ibu PKK yang mewakili daerah masing-masing. Acara ini menjadi semakin menarik dengan beragamnya peserta. Pertunjukkan seni yang dilombakkan ini mengusung tema “Kita tingkatkan kreatifitas pemanfaatan dan pengembangan permainan rakyat untuk memajukan kebudayaan nasional”. Tentunya dengan diusungnya tema tersebut, para peserta dapat menampilkan permainan rakyat dalam atmosfer kebudayaan.
Dengan istilah lain “Njawani nanging Njamani, Njamani ning tetep Njawani”, begitulah tutur Pak Joko Pujiyanto dan Pak Seto selaku pembimbing SMAN 1 Ungaran. Memang benar adanya soledor mengajarkan kita begitu banyak hal, jangan dilihat dari sederhananya permainan ini tetapi lihatlah dari pesan tersirat permainan soledor ini yaitu kita tidak bisa hidup sendiri dan harus bisa SUKSES DENGAN TEMA hidup bersama-sama. “Njawani nanging Njamani, Njamani ning tetep Njawani” Di akhir acara, diumumkan (SMA 1 UNGARAN) “Walaupun zaman sekarang SMAN 1 Ungaran yang mebanyak permainan modern, tapi Kebudayaan dalam permainan yang sederhana. Begitulah suasana Festival Permainan Rakyat Tingkat wakili wilayah Semarang yang anak-anak SMAN 1 UngarJawa Tengah yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan bagi Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Setidaknya ada perwakilan dari enam korwil kabupaten/kota/karesidenan yaitu wilayah Semarang, keluar sebagai juara I. SMAN 1 an tetap peduli dan melestarikan Surakarta, Kedu, Pati, Banyumas, dan Pekalongan. Keenam perwakilan tersebut didaulat untuk Ungaran mengangkat permainan permainan anakWismakuno, bahkan memeriahkan acara yang diselenggarakan pada tanggal 26-27 Februari 2014 di Gedung Sinode, Salatiga. Bahkan peserta tidak hanya dari jenjang pendidikan SMA, namun juga dari jenjang soledor sebagai ciri dari pertunkami tidak malu untuk bermain pendidikan SD, SMP, desa wisata, bahkan Ibu-ibu PKK yang mewakili daerah masing-masing. jukan mereka. Soledor merupapermainan tersebut”, kata Diana Sehingga acara ini menjadi semakin menarik dengan beragamnya peserta. Pertunjukkan seni yang dilombakkan ini mengusung tema “Kita tingkatkan kreatifitas pemanfaatan dan pengembangan kan permainan rakyat sederhana salah satu peserta dari SMAN 1 permainan rakyat untuk memajukan kebudayaan nasional”. Tentunya dengan diusungnya tema tetapi sangat penuh dengan nilai Ungaran. tersebut, para peserta dapat menampilkan permainan rakyat dalam atmosfer kebudayaan. Di akhir acara, diumumkan SMA Di N 1 Ungaran yang -nilai yang bermakna. “Kami samping soledor, mewakili wilayah Semarang yang keluar sebagai ingin mengangkat nilai kebersaSMAN 1 Ungaran juga menamjuara I. maan, kekompakan, jujur, dan SMA pilkan berbagai permainan N 1 Ungaran mengangkat sebagai anak muda yang tidak rakyat seperti bekel, dhakon, permainan soledor sebagai ciri dari pertunjukan mereka. Soledor merupakan permainan rakyat mau meninggalkan budaya. egrang, bermain tembaksederhana namun sangat penuh dengan nilainilai yang bermakna. “Kami ingin mengangkat nilai kebersamaan, kekompakan, jujur, dan 14 sebagai anak muda yang tidak mau meninggalkan budaya. Dengan istilah lain Njawani nanging Njamani, Njamani ning tetep Njawani”, begitulah tutur Pak Joko Pujiyanto dan Pak Seto selaku pembimbing SMA N 1 Ungaran. Memang benar adanya soledor mengajarkan kita begitu banyak hal, jangan dilihat dari sederhananya permainan ini namun lihatlah dari pesan tersirat permainan soledor ini yaitu kita tidak bisa hidup sendiri dan harus bisa hidup bersama-sama. “Walaupun zaman sekarang banyak permainan-
tembakan dari pelepah daun pisang atau biasa kita menyebunya bedhil-bedhilan, dan ada yang bernyanyi tembang dolanan. Mereka pun berani tampil memakai busana tradisional yang jauh dari kesan modern dan disempurnakan dengan tata rias yang membuat setiap karakter menjadi lebih hidup. Penggunaan bahasa jawa sehari-hari yang “easy listening” membuat pertunjukkan semakin mudah diikuti oleh para penonton, ditambah dengan guyonan renyah yang dilontarkan antar peserta membuat pertujukkan ini benar-benar menarik perhatian. Mereka menampilkannya menjadi sebuah paket sangat menarik yang dibalut dengan penuh keceriaaan. Sampaisampai para penonton baik dari tamu undangan, orang tua sampai anak-anak SD pun benar-benar menikmati dan terlarut dalam pementasan tersebut, seakan mereka dibawa ke zaman nostalgia dengan permainan yang berkesan kebudayaan. Penampilan mereka itulah yang akhirnya membawa mereka menjadi pemenang dalam Festival Permainan Rakyat Tingkat Jawa Tengah ini. Laporan Peserta Didik SMA 1 Ungaran
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
SENTUHAN HATI
MAHARDIKA - EDISI 1
Gaung Ujian Nasional Oleh : Siti Ida Asrotul Mahmudah *) Geliat Ujian Nasional (UN) menyedot perhatian masyarakat yang luar biasa. Gelegar menyambut kehadirannya pun disiapkan jauh-jauh sebelumnya. Persiapan luar dan dalam dilakukan dengan sebaik-baiknya pula. Semua sangat sibuk, laksana menyambut kehadiran tamu agung yang berkunjung setahun sekali. Tiap sekolah memiliki trik-trik guna menyukseskan Ujian Nasional. Mulai dari penambahan jam pembelajaran sampai dengan melakukan pendampingan khusus, dilakukan oleh sekolah. Bahkan selama ujian berlangsung, sekolah tertentu mewajibkan peserta didiknya tidur di sekolah. Hal ini dilakukan dalam upaya mengefektifkan waktu mereka. Selama empat hari peserta didik dijauhkan dari hal-hal yang akan mengganggu konsentrasi belajar. Di malam hari pun, anak-anak diajak melakukan ibadah khusus, misalnya bertahajjud bagi yang muslim. Di samping itu juga diajak melakukan zikir-zikir sebagai wasilah (perantara) agar doa mereka dikabulkan oleh Sang Pengabul Doa. Ujian Nasional sisi positifnya cukup banyak. Lebih-lebih dengan model 20 (dua puluh) paket soal. Dengan model 20 paket soal ini, kejujuran menjadi lebih terjaga. Setiap peserta didik tidak akan bisa bekerja sama dengan temannya karena setiap peserta ujian mendapatkan soal yang berbeda. Akibatnya, semua sekolah berpacu membekali peserta didiknya dengan sebaik-baiknya. Sekolah berjuang sekuat tenaga meraih nilai setinggitingginya. Bila kelulusan seratus persen telah diraih dan nilai UN cukup membanggakan telah didapat, apakah peserta didik tetap menjadi putra-putra yang rajin belajar, berdoa, tawadhuk (rendah hati), dan berperilaku mulia seperti ketika 15
menyambut Ujian Nasional? Jawabnya, mungkin ya, dan mungkin tidak. Bila menginginkan jawaban “ya”, menginginkan peserta didik kita berkualitas luar dalamnya, tentu para pendidik diwajibkan melakukan pembiasaan-pembiasan positif tersebut sejak awal, atau sejak mereka menginjakkan kaki di sekolahnya. Ingin peserta didik menjadi anak-anak yang berkarakter dan relegius? jangan bosan kita menghubung-hubungkan materi pembelajaran dengan jiwa-jiwa kerelegiusan. Ingin peserta didik santun dalam berbahasa? contohilah mereka bertutur kata yang santun nan sopan. Ingin peserta didik rajin mengamalkan ajaran agama? Contohilah mereka dengan melakukan salat duha sebelum pembelajaran pertama dimulai (bagi muslim). Demikian juga pembiasaan menyambut kedatangan peserta didik dengan berjabat tangan di pintu gerbang sekolah, akan memberi kesan tersendiri dalam jiwa mereka. Apalagi bila sambil menjabat putra-putrinya dengan senyum dan bibir guru berguman “Robbi hablii...minas sholihin... Ya Allah jadikan putra-putri kami anak yang soleh”, maka cukup banyaklah upaya yang kita lakukan. Melakukan pembiasaan-pembiasaan positif dalam rangka mewujudkan insan berkualitas dan berakhlak mulia, tidaklah mudah. Apalagi hanya dengan waktu tiga tahun menginginkan mereka langsung berubah menjadi insan-insan yang memiliki pribadi impian. Namun, kita tidak boleh putus asa. Allah melihat usaha kita berdasarkan proses. Insya Allah, pada saatnya nanti, peserta didik kita (termasuk yang mbeling) akan merasakan betul bagaimana dulu para guru mereka mendidik dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Nah, tentunya kita berharap, semoga gaung Ujian Nasional akan menjadi pemicu sekolah dalam mewujudkan insan-insan yang yang cerdas, berkualitas, dan berakhlak mulia. Hal itu Insya Allah bisa terwujud bila dilaksanakan sejak dini, bukan hanya saat-saat menjelang Ujian Nasional. *************** *) Siti Ida Asrotul Mahmudah, M.Pd. Kepala SMPN 4 Ungaran
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
IPTEK
MAHARDIKA - EDISI 1
CMS FORMULASI Konsep Baru Membuat Website Oleh : Merta Irawan *) Dulu, banyak sekolah enggan membangun website sekolah dengan dalih takut cara operasional yang sulit dan membutuhkan biaya tidak sedikit. Stigma negatif sekolah atas website bukan tidak berdasar. Ada yang membangun sendiri dan menemukan bahwa website sekolah yang tersedia ternyata berbelit-belit dan kurang memadai dalam penerapan. Ada juga yang punya pengalaman buruk dengan website gratisan, sehingga enggan menggunakan website sekolah. Ada juga yang takut membangun website sekolah karena takut dibelakang hari tarif mahal dan bisa disalah gunakan oleh pihakpihak yang tidak bertanggung jawab jika terjadi pembobolan. Namun hal negatif yang ada di atas tidak akan terjadi jika sekolah membangun website sekolah -CMS FORMULASI. Sebab basic utama website sekolah-CMS FORMULASI adalah di rancang untuk mengembangkan website sekolah secara profesional dan powerfull. CMS Formulasi adalah sebuah sistem manajemen konten (Content management system) yang dikhususkan untuk website sekolah dan diberikan secara gratis serta bersifat open source, sehingga masing-masing sekolah bisa mengembangkan sendiri sesuai kebutuhan sekolah. CMS FORMULASI merupakan karya asli anak bangsa yang dinaungi langsung oleh Forum Multimedia dan Edukasi (FORMULASI) Jawa Tengah yang notabene merupakan organisasi binaan LPMP Jawa Tengah. Jadi, tiap operator website sekolah-CMS FORMULASI memiliki forum pengembang dan konsultasi tersendiri. Dasar utama website sekolah-CMS FORMULASI adalah pengembangan website sekolah profesional dan powerfull. Profesional dan powerfull adalah keunggulan mutlak dari website sekolah-CMS FORMULASI. Sebab profesional dan powerfull mencerminkan website sekolah terbaik yang mempunyai manfaat besar dan up to date bagi kepentingan sekolah dan user serta sejalan dengan kemajuan teknologi dan perubahan dunia pendidikan yang cepat sehingga mendekatkan sekolah dengan user misalnya dalam fitur e-learning. Hal ini berbeda dengan website sekolah biasa yang hanya sebatas berisi konten-konten yang kurang interaktif dan tidak 16
ada tindak lanjut pengembangan. Berikut sampel websitenya :
(sumber : http://web.smpn1klw.sch.id/) Website sekolah biasa menganggap konten yang tersedia berisi informasi atau berita seputar sekolahan, sedangkan Profesional dan Powerfull pada website sekolah CMS FORMULASI berarti dasar pengembangan website sekolah yang interaktif dan kaya berbagai fitur namun dengan sistem yang simpel. Selain memuat informasi juga terpasang fiturfitur interaktif seperti latihan soal online, e-learning, PPDB dan lain sebagainya. Website sekolah-CMS FORMULASI juga mempunyai kelebihan misalnya instalasi mudah, seo friendly, fitur lengkap, ringan dan simpel serta output website yang cantik. Bayangkan jika sekolah Anda telah membangun website sekolah yang profesional dan powerfull melalui website sekolah-CMS FORMULASI sejak dini. Karena interaktif edukatif, maka sebagian kegiatan di sekolah dapat dipindahkan di dunia maya disebut kelas maya yang kelak menjadi model pembelajaran masa depan. Selain itu simpel juga fitur yang bisa up date, karena dirancang untuk model website sekolah masa depan. Tunggu apa lagi?...let’s go and see “ http://cms.formulasi.or.id/ “
*) Merta Irawan S.Pd. Guru SMPN 1 Ambarawa Kabupaten Semarang
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
IPTEK
MAHARDIKA - EDISI 1
Pembuatan Soal Online dengan Google Drive Oleh: Amin Mungamar *)
Saat ini cloud computing sudah menjadi bagian kehidupan manusia modern. Secara definisi, cloud computing bisa diartikan sebagai penggunaan sumber daya komputasi (hardware dan software) yang diwujudkan dalam bentuk layanan yang bisa diakses melalui jaringan, di mana pengguna tidak perlu bersusah-susah memikirkan bagaimana menyediakan, mengelola software dan hardware tersebut. Google sebagai salah satu perusahaan raksasa di dunia internet menyadari bahwa cloud computing merupakan layanan yang banyak digunakan orang. Oleh karena itu Google mengembangkan beberapa layanannya dengan berbasis cloud, diantaranya Google Drive. Google Drive memfasilitasi penggunanya untuk membuat, menyimpan dan membagi dokumen dengan pengguna lainnya. Untuk layanan simpan, Google Drive memberikan layanan penyimpanan gratisnya dengan kapasitas besar, yaitu 15 GB dan bisa ditambah dengan kapasitas lebih besar dengan mengambil paket berbayar. Sedangkan untuk data apa saja yang bisa disimpan di google drive? Google mengklaim bahwa semua data bisa disimpan di Google Drive, mulai dari data document seperti: Hasil olah kata dari program sejenis Ms. Word, pengolah angka dengan menggunakan program Ms. Excel, presentation, software, sampai data multimedia seperti gambar, lagu mp3, video. Khusus untuk data document (word, excel, presentation) bisa diedit langsung secara online karena google sudah menyediakan software pengolah kata, pengolah angka dan juga pembuatan presentasi secara online. Pada kesempatan ini akan saya kupas berkaitan dengan pemanfaatan Google Drive dalam Pembuatan Soal Online. Dalam pembuatan soal online langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Buka dan login menggunakan akun Google anda di http://drive.google.com (perhatikan Gbr. 1)
Gbr. 1 2. Klik tombol Buat dan pilihlah Formulir, (perhatikan Gbr. 2)
3. Tuliskan judul soal online dan pilihlah template atau tampilan soal ujian online sesuai kesukaan anda, kemudian klik tombol OK (perhatikan Gbr. 3).
Gbr. 2
17
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
IPTEK
MAHARDIKA - EDISI 1
bertujuan supaya semua isian dan pilihan jawaban soal wajib dikerjakan, jika masih ada soal yang belum dijawab, atau masih ada kolom isian yang kosong, maka jawaban tidak bisa dikirim. Ulangi langkah no.5 untuk membuat soal-soal berikutnya, dalam contoh ini saya membuat 10 soal online.
Gbr. 3
Jika anda menginginkan membuat soal bergambar, anda bisa menambahkan item gambar terlebih dahulu, baru dilanjutkan menambahkan item pilihan ganda kembali, hasilnya seperti di tunjukan pada gbr. 6.
4. Pada kolom deskripsi judul, tuliskan misal Kompetensi Dasar materi yang diujikan, atau keterangan lain, kemudian anda tambahkan item Teks untuk membuat isian seperti Nama, Kelas, dan No Absen (perhatikan gbr. 4)
Gbr. 6
Gbr. 4
6. Langkah berikutnya membuat halaman konfirmasi setelah soal online selesai dikerjakan dan peserta ujian telah mengklik tombol Kirim, (perhatikan Gbr. 7)
5. Berikutnya anda tambahkan item pilihan ganda untuk mulai membuat soal online.
Gbr. 7
Gbr. 5 Berilah tanda centang pada Required question hal ini 18
Setelah anda mengklik tombol Send Form (Kirim Formulir) pada langkah ke 6, maka soal online sudah selesai dibuat, dan anda akan mendapatkan link (tautan) untuk membuka soal online ini.
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
IPTEK
MAHARDIKA - EDISI 1
8. Untuk melihat laporan penggunaan soal ujian online, anda klik menu Lihat Tanggapan, sedangkan untuk membuka Formulir Soal Ujian Onlinenya, yang anda klik adalah menu Lihat Bentuk Jadi, perhatikan Gbr. 11.
Gbr. 11
Gbr. 8
Tampilan soal online seperti pada gambar 10, sedangkan tampilan laporan pengerjaan siswa ditampilkan dalam bentuk tabel, seperti pada gambar 12 berikut:
7. Pada tahapan ini, jika anda menghendaki untuk menyematkan soal online anda kedalam website sekolah atau blog pribadi anda, maka anda klik tombol Sematkan untuk mendapatkan kode programnya, perhatikan Gbr. 9.
Gbr. 12
Gbr. 9
Sebagai contoh hasil pada tulisan ini, Anda bisa melihat Demo soal Online pada link: http://goo.gl/aTqZPw
Tampilan soal onlinenya seperti pada Gbr. 10
Demikian cara pembuatan Soal Online dengan memanfaatkan fasilitas gratis dari Google Drive, pada edisi mendatang akan kita bahas Cara Mudah Analisis Hasil Soal Ujian Online Otomatis Dengan Google Doc Spread Sheet. Semoga bermanfaat untuk dunia pendidikan di kabupaten semarang pada khususnya dan Indonesia pada umumnya..
Gbr. 10
19
*) Amin Mungamar, S.Kom Guru SMPN 1 Kaliwungu Kabupaten Semarang Blog: http://www.mrmung.com
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
WAHANA PESERTA DIDIK
MAHARDIKA - EDISI 1
Sudut Hati Elly Oleh : Amilia
“Brakk!” suara pintu tua yang dibanting oleh tangan Elly mengagetkanku. Tak biasanya Elly bersikap seperti itu, bahkan ini pertama kalinya. Elly menghempaskan badannya ke kasur berseprai pink yang hanya satu-satunya dan berlubang di sana sini. “Hufftt, aku harus tenang” Elly bergumam. Entah apa yang terjadi, akupun bingung dan tak bisa apa-apa hanya berada di pojok ruangan kamar Elly. “Ana apa to, Nduk?” Suara Ayah Elly yang tetap terdengar gagah meskipun tubuhnya yang mulai tua tak segagah dulu. “Eh, mboten napa-napa Pak”, Elly berusaha menutupi kegelisahannya. Elly tinggal bersama kedua adik dan ayahnya. Ibunya telah meninggal saat melahirkan adik bungsunya. Saat itu Elly masih duduk di bangku kelas satu Sekolah Dasar. Namun sampai saat inipun setiap malam aku melihat Elly selalu menangis, sambil memeluk foto ibunya. Tak jarang aku mendengar Elly berucap “Ibu, apa yang harus Elly lakukan”, kemudian Elly terlelap dan bangun pukul setengah tiga pagi, selalu seperti itu. Angin pagi berhembus begitu dingin. Namun, Elly tetap bangun, beranjak dari dipan usangnya dan berjalan perlahan menuju kamar mandi. Sebenarnya, ruangan kecil itu tak layak disebut kamar mandi. Ruangan itu berada di luar rumah. Dinding dari papan itu mungkin akan roboh jika ada angin kencang yang bertiup. Tak ada bak air, apalagi shower atau bathtube. Hanya sebuah ember yang terisi air dari pancuran kecil yang terhubung dengan mata air digunung. “Brr, dingin” gumam Elly. Dia berwudhu, kemudian sholat malam dan kembali menangis. Aku yang dari dulu menemaninya serasa ingin memeluknya dan berkata “Tenang Elly, ada aku disini bersamamu” tapi aku tak bisa. Hanya bisa melihat dari sini, dari sudut yang sama. Elly melirik jam yang terpasang di dinding papan kamarnya. “sudah jam tiga” batin Elly. Dia melepas mukena peninggalan ibunya dan menuju ke dapur. Dapur yang hanya berisi beberapa perlengkapan memasak yang telah usang dan satu tungku untuk memasak. Setiap pagi Elly bangun lebih awal, menyiapkan makanan untuk kedua adik dan ayahnya. Adzan Subuh sayup sayup terdengar, sayur kangkung yang dipetiknya di sawah kemarin juga sudah matang. “Nduk, ayo subuhan dulu” panggil ayah Elly 20
“Adik-adikmu dibangunin” lanjut ayahnya. Elly mematikan tungku, membangunkan Dany dan Tina. Mereka sholat subuh berjamaah di rumah karena rumah mereka jauh dari masjid. Kemudian mereka sarapan. Hanya tikar bambu yang menjadi alas duduk ketika mereka makan. “Tina nggak usah makan, buat Kak Dany aja” canda Dany. “Walah, aku nanti kelaparan kakak” jawab Tina. “Bercanda adikku sayang” Dany mencubit pipi adiknya yang chubby itu. Canda tawa kedua adiknya membuat Elly sejenak melupakan kegelisahannya. Tak terasa sinar matahari telah muncul, Elly mengantar kedua adiknya ke sekolah. Kemudian dia berjalan lunglai menuju sekolah. Tak seperti biasanya yang selalu ceria dan riang. Elly teringat dua tahun lalu, saat Elly baru saja masuk SMP. Gedung yang begitu megah di mata Elly, telah berdiri kokoh di depannya. Dengan percaya diri, Elly melangkah memasuki gerbang yang di sana terpasang spanduk bertuliskan “Selamat Datang Peserta Didik Baru Tahun Ajaran 2010/2011 di SMP Nusa Bangsa”. Butir-butir air menetes dari matanya yang sedari tadi berbinar. Elly melambatkan langkahnya, berjalan menuju kelas barunya, kelas VII E sambil berucap pelan “Akhirnya aku masih bisa sekolah” Elly sangat beruntung karena prestasinya semasa duduk di bangku sekolah dasar, dia mendapat beasiswa di SMP elite di kecamatannya. Kenangan dua tahun lalu yang tak akan terlupakan. “Wooy! bocah kampung!” teriak seorang anak perempuan seumuran Elly berambut hitam panjang yang terurai. Lamunan Elly buyar, kemudian menoleh ke belakang. Ternyata Siska dan gengnya telah berdiri di belakang Elly “Denger-denger kamu kemarin dipanggil guru BK ya? Abis nyolong apa kamu?” ejek Siska, diikuti suara tawa dari teman-teman Siska. Elly mulai bosan dengan semua ejekan dari teman-temannya di sekolah. Elly tak mau berpikir pusing soal itu. “Apa yang salah dengan orang miskin yang bersekolah disini? Aku juga punya hak” Pikir Elly. “Hey, kalian jangan seperti itu!” Dina dan Lia tiba-tiba datang. Mereka merupakan sahabat karib
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
Elly dari SD. Lia menceletuk “Elly nggak bakal ngelakuin hal bodoh seperti itu, dia kemarin ke BK karena mau lom..” “Eh, nggak papa kok, ke kantin aja yuk” Potong Elly. Mereka bertiga kemudian berlalu. Geng Siska terbengong melihat mereka pergi. Siang ini cuaca mendung, berbeda dengan hati Elly yang panas. Titik air mulai menetes dari Sang Mega Hitam, semakin deras dan deras. Elly berlari ditengah guyuran hujan. “Aku harus kuat, untuk adik dan bapakku” pikir Elly. “Assalamu‟alaikum, mbak pulang” Elly menggigil kedinginan. “Eh, Mbak Elly kok basah semua” ujar Dany, adik Elly yang duduk di kelas lima Sekolah Dasar.”Tadi hujan Dek di jalan, eh Tina mana? Kalian sudah makan?” Tanya Elly. “Tina tidur Mbak, tadi udah makan, pake sayur kangung yang tadi pagi” jawab Dany. Langit masih mendung, Elly melihat keluar jendela kamarnya. Dingin tak dirasakan Elly. Tiba-tiba Hujan turun lagi, lebih deras dari yang tadi. Tes tes, langit langit kamar Elly bocor, tepat diatasku. “Elly lihatlah kesini, Aku mulai basah.” Gusarku. Elly tak akan mendengar. Tapi tunggu, Dia menoleh ke tempatku. Melihatku dan berjalan kearahku. Menatapku penuh selidik kemudian tersenyum. Dia mengambilku. “Akhirnya kamu sadar Elly” batinku. Elly duduk di pinggiran kasurnya. “Assalamu‟alaikum.” Sang pahlawan telah pulang, yaps, Ayah Elly. “Wa‟alaikumsalam bapak” Elly meletakkanku. Membukakan pintu untuk ayahnya dan menyiapkan makan. Ayah Elly hanya bekerja serabutan. Namun, dia ingin Elly dan adik-adiknya bisa terus bersekolah. Elly kembali ke kamar dan senyumnya mengembang. Hari ini langit tetap mendung, tapi perasaan Elly berubah cerah, tak seperti kemarin. Sampai di sekolah dia langsung menuju ke ruang BK. Geng Siska penasaran, perlahan mengikuti Elly dari belakang. “Elly selamat, kamu memenangkan lomba pidato kemarin, ini piala dan hadiahnya” Bu Rani menjelaskan. Elly terharu, hampir tak bisa berucap apa-apa. “Terimakasih,Bu” Elly kemudian meninggalkan BK, namun piala Elly dia titipkan, takut kalau-kalau ada geng Siska menghadangnya. Elly keluar dan benar saja ada Siska dan gengnya yang terlihat kikuk karena ketahuan mengikuti Elly. Elly hanya tersenyum 21
WAHANA PESERTA DIDIK
kemudian berlalu. Saat Elly melewati lorong sekolah, tiba-tiba speaker sekolah berbunyi “Ditujukan untuk anak-anak kelas sembilan, jam ini juga diharuskan berkumpul di lapangan upacara guna mendapat pengarahan tentang Ujian Nasional”. “Dina ayo sini, eh Lia mana?” Elly clingak clinguk. “Lagi cari kripiknya mungkin, hahaha” jawab Dina seenaknya. Sore kali ini cerah, Elly menatapku lagi, mengambilku, membuka setiap halamanku. Membaca apa yang pernah dituliskannya di tubuhku. Elly Tersenyum, dia sadar begitu banyak mimpi-mimpi yang Dia tuliskan dulu semasa duduk di Sekolah Dasar. Aku yakin, Elly akan dapat mewujudkannya. Karena apa yang tersirat dari raut muka Elly adalah sebuah tekad yang begitu tulus untuk keluarganya. Elly menutupku dan berkata pada dirinya sendiri, “Aku harus bisa, Ujian Nasional bukan hal yang perlu ditakutkan. Toh ini juga pembuktian bukan cuma orang kaya yang bisa. Ujian Nasional murni tentang kemampuan otak siswa, tak bisa dibeli dengan uang. Tak peduli mereka mengejekku apa. Aku harus fokus belajar. Eh iya tips yang diberi Bu Reni tadi mana ya?” Elly mencari sobekan kertas di tasnya “Ini dia” Elly membaca catatan saat pembinaan tadi. Yang paling menarik perhatiaannya adalah “Sistem Kebut Semalam” cara belajar H-1 sebelum UN. Menurut Elly cara itu masih banyak digunakan oleh siswa atau siswi saat menghadapi UN. Elly heran, apakah Ujian Nasional menurut mereka terlalu sepele, hingga melakukan hal itu. Elly hanya tau mereka yang kaya dapat melakukan apapun seenaknya, tapi Elly ingin membuktikan dia pun bisa. Elly membukaku lagi, mengambil ballpoint, lalu menuliskan sesuatu di halamanku yang masih putih bersih “Aku Harus Bisa” coretan dari dalam hati Elly. Aku bahagia mempunyai teman seperti Elly, dari dulu hingga Elly sukses nanti. Walaupun dia tak menyadarinya. Aku yang lambat laun aku akan terus terpakai dan habis, tapi aku akan senang. Karena yang memilikiku adalah Elly, seorang anak dari keluarga sederhana yang mempunyai semangat luar biasa untuk mewujudkan impiannya.
*) Amilia SMPN 1 Sumowono
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
WUJUDKAN HARAPAN Oleh : Yuliana Gita Prasetyo *)
Ayo menangkan perjuangan, Songsong mentari masa depan Kobarkan semangatmu dalam ujian Kita gapai bersama menuju satu bintang Jadilah kebanggaan negerimu Wujudkan harapan ayah bundamu Gantungkan cintamu di langit biru Kejar harapanmu, raih impianmu! Kaulah… Kebanggaan kami Masa depan bangsa ini Tunas harapan ibu pertiwi Majulah dan raih prestasi Saat bebanmu mendera kukalungkan semangatku Menggelora semangatkanpiagam kejujuran rasa Kuiringi langkahmu dengan untaian doa *) Yuliana Gita Prasetyo Siswa kelas 9E SMPN 2 Banyubiru
WAHANA PESERTA DIDIK
TITIK PENENTUAN Oleh : Ristia Widyaningrum *)
Selempang tanda ketulusan Toga nan melekat di antara kebahagiaan Menorehkan satu titik penentuan Dihari lalu kau tlah berjalan menyusuri ilmu Setulus kalbu Detik demi detik kutelusuri Hingga titik depan Di hari-hari lalu jiwa ini semakin menderu Melantunkan nyanyian rindu yang menggebu Kala sang mentari mengitari hari Kumasih sanggup berdiri Walau tetesan hujan mulai membasahi sanubariku Walau terik mentari membakar hati Suatu arah kehidupan Suatu jalan masa depan telah berbingkai Tuk raih titik penentuan *) Ristia Widyaningrum Siswa kelas 9D SMPN2 Banyubiru
Selamat Berjuang Kakakku Oleh: Wakhid Datu Rahma *)
Senja larut bulan tak berselimut Kau selami lembaran kertas-kertas ulas Menadah tangan bertekuk lutut Mengeja kata demi kata Tak ada linangan di mata kala mengejar waktu Kau hadapi barisan soal pada lembaran bisu Menjejak mencari senjata bekal jawaban Menanggalkan silang simbol perang kebatilan Tidak ada pedang namun pena Bukan perisai namun papan penyangga cita Tatkala kegagalan menghantui, siaga kegigihan melawan Lelah pikiran peluh di hati penuh kenangan Mimpi setiamu adalah keberhasilan Kata tertulis “ LULUS” tanda kemenangan Selamat kuucapkan padamu kakak-kakakku Jalan terbentang masih harus kau lalui. Tuk raih mimpi-mimpimu. *) Wakhid Datu Rahma Siswa Kelas 7 SMPN 1 Sumowono
22
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
WAHANA PENDIDIK
MAHARDIKA - EDISI 1
Esensi KIT Lingkungan Berbasis 3R Oleh: Yohanes Eko Nugroho *)
“Mayoritas guru sekarang ini hanya menjadikan siswa pintar secara akademis namun kurang menanamkan kreativitas” sepenggal kalimat itu dilontarkan oleh seorang dosen ketika penulis mengikuti diklat sertifikasi jalur PLPG tahap VII Rayon 112 Universitas Negeri Semarang pada tanggal 14-23 Agustus 2011. Kreativitas merupakan sense of life skill, sebuah mentalitas yang mendasari kecakapan hidup yang diperlukan seorang anak untuk bertahan di era kompetisi kerja yang semakin ketat. Pernyataan dosen PLPG tersebut terlontar ketika ujian peer teaching, para guru peserta diklat hanya menampilkan media pembelajaran dari KIT IPA yang tersedia di laboratorium sekolah. Ditinjau dari kemajuan infrastruktur sekolah, hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan KIT IPA semakin lengkap di setiap sekolah. Lantas, apakah dengan semakin lengkapnya KIT IPA, guru tidak perlu membuat/memodifikasi media pembelajaran dari lingkungan misalnya dari barang bekas/sisa ? Setidaknya ada dua alasan, mengapa para guru diharapkan tetap memanfaatkan barang bekas/sisa untuk membuat/memodifikasi KIT IPA. Pertama, menumbuhkan kreativitas siswa. Kedua, mengaplikasikan semboyan 3R (ReuseReduce-Recycle) dalam mengelola sampah, khususnya sampah anorganik berbahan plastik yang semakin menggunung dari hari ke hari di tempat sampah. Reuse, berarti menggunakan kembali wadah atau kemasan produk makanan/minuman. Reduce, berarti mengurangi pemakaian barang-barang yang bersifat anorganik, dan Recycle, berarti mengolah kembali barang bekas atau sampah menjadi bentuk yang memiliki daya guna. Apabila para siswa terbiasa dengan peralatan standar KIT IPA yang tersedia di laboratorium, mental konseptual secara perlahan akan terbentuk dan mematikan cara berpikir kreatif. Dengan kata lain, akan tertanam dalam alam pikiran siswa, jika tidak tersedia peralatan standar KIT IPA maka percobaan/eksperimen IPA tidak dapat berlangsung. Idealnya, disamping 23
menggunakan KIT IPA standar laboratorium, guru semestinya juga mengajak para siswa untuk berpikir kreatif, dengan memancing mereka dengan pertanyaan-pertanyaan. Antara lain; sambil menunjukkan salah satu KIT IPA, guru melontarkan pertanyaan, “Mungkinkah alat ini dapat kita buat sendiri dari barang-barang bekas/sisa yang ada di sekitar kita?” dan Apakah kalian mempunyai ide agar alat ini menjadi lebih sempurna ? Misalnya, untuk materi sistem peredaran darah pada manusia, dengan hanya menggunakan media carta atau gambar, tentu saja aliran darah tidak dapat divisualisasikan. Alternatif solusi, guru mengajak para siswa untuk membuat carta peredaran darah dengan media triplek bekas yang dilengkapi dengan rangkaian paralel lampu LED berjalan (running LED). Aliran darah dapat divisualisasikan dengan bantuan running LED, sehingga akan semakin jelas bagi siswa, dari mana dan ke mana darah mengalir. Pada materi cara kerja lensa mata ketika memfokuskan bayangan di retina. Biasanya, guru hanya menampilkan torso dan gambar mata, sedangkan proses menebal dan memipihnya lensa mata hanya disampaikan secara verbal. Hanya sampai disitukah penjelasan guru tentang cara kerja lensa mata? Mengacu pada strategi pembelajaran berbasis CTL (Contextual Teaching and Learning), sebaiknya guru mencoba menggali ide-ide dari para siswa. Diawali diskusi klasikal antara guru dengan siswa, untuk kemudian bersama-sama mencoba merancang alat praktik lensa mata yang dapat dikondisikan menebal dan memipih. Bahan-bahannya diambil dari barangbarang yang sudah tidak terpakai/sisa, misalnya paralon sisa, balon karet, alat suntik tinta printer, sedotan aqua gelas, dan untuk statifnya dipakai gelas aqua. Contoh lain, materi untuk Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) khususnya tentang rekaman jarak tempuh pada pita ticker timer. Ironis, jika guru hanya menjelaskan secara verbal tanpa dilengkapi percobaan ticker timer, dengan alasan tidak tersedianya ticker timer di laboratorium sekolah. Mobil-mobilan remote control yang dilengkapi sedotan plastik berisi kecap adalah alternatif solusi pengganti percobaan ticker timer. Mobil Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
-mobilan remote control dapat dikendalikan kecepatannya, sehingga dapat dipercepat, diperlambat, juga dapat diatur agar kecepatannya tetap. Sedotan plastik terlebih dahulu diisi kecap, kemudian dilekatkan pada bagian belakang mobil remote control. Pada saat mobil remote control berjalan akan nampak rekam tetesan kecap di lantai. Satu contoh lagi, untuk materi tata surya, guru dapat mengajak para siswa membuat pohon astronomi yang dibuat dari bola mainan, CD bekas, rangka payung bekas, magnet. Harapannya, konsep fase bulan, rotasi, revolusi, dan efek gravitasi terhadap pasang-surut air laut menjadi lebih jelas diterima siswa. Disamping menanamkan kreativitas, akan tumbuh arti penting mengelola sampah berbasis 3R. Efek jangka panjangnya, mental kreatif yang tertanam dalam diri para siswa akan menjadi sense of life skill yang akan menjadi fondasi kehidupannya kelak.
Contoh KIT Lingkungan Berbasis 3R
*) Yohanes Eko Nugroho, S.Pd Guru IPA SMP Negeri 2 Ungaran
24
WAHANA PENDIDIK
Collaborative Teaching Menjawab Matematika sebagai Pelayan Ilmu yang Lain Oleh: Ani Taruastuti *) Teman sejawat penulis, seorang guru sosiologi bercerita, bahwa dia diprotes siswa karena dianggap “mengajarkan tidak sama” dengan pelajaran matematika ketika menjelaskan tendensi sentral pada kompetensi sosiologi rencana penelitian sosial. Pada pelajaran ekonomi, ketika siswa menggambar grafik, mereka menggunakan cara tabulasi, tetapi mereka gagal menggambar parabola karena titik puncak dengan absis pecahan tidak tertabulasi. Siswa seolah lupa, bahwa langkah menggambar parabola sebagai fungsi kuadrat telah mereka peroleh pada saat belajar matematika. Demikian pula ketika mereka belajar tentang fungsi permintaan dan penawaran sebagai fungsi linier, siswa menganggap sebagai suatu pengetahuan baru. Padahal fungsi linier sudah dipelajari siswa di SMP. Kasus lain pada pelajaran fisika. Pada kelas X semester pertama, siswa harus menggunakan perbandingan trigonometri ketika mereka belajar resultan vektor. Sementara pada pelajaran matematika, kompetensi trigonometri baru diajarkan di semester dua. Sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan menerima pelajaran fisika tersebut. Dari serangkaian kasus di atas, terlihat beberapa gap yang menyebabkan matematika tidak tampak sebagai pelayan ilmu yang lain. Pada sosiologi dan ekonomi seperti di atas, perbedaan simbol ternyata bukan hal yang mudah dipahami siswa, meski sebenarnya mereka belajar tentang hal yang sama dengan yang ada pada matematika. Sedangkan pada fisika, fungsi matematika sebagai pelayan ilmu tidak dapat dilakukan. Pada jangka waktu yang panjang, ada anggapan bahwa perkembangan berpikir secara aljabar terjadi pada mayoritas siswa antara 11 dan 16 tahun. Anggapan ini berubah pada akhir tahun 1970an dengan adanya penelitian C. Kieran (dalam Teresa Rojano, 2002) tentang kesulitan yang Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
WAHANA PENDIDIK
MAHARDIKA - EDISI 1
dihadapi siswa ketika belajar aljabar simbolik. Kieran bersama dengan karya peneliti lain (Matz: 1980; Booth: 1984), menganalisis kesalahan dan kesalahpahaman yang berulang pada pembelajaran aljabar, membantu untuk menetapkan bagaimana variasi arti dari simbol-simbol matematika selama masa transisi dari aritmetika ke aljabar. Penelitian di atas sedikit berbeda dengan teori kognitif Piaget yang menjelaskan bahwa siswa usia 11 ke atas sudah memasuki tahapan formal. Mereka sudah mampu menggunakan bahasa simbol. Namun kenyataannya seperti yang diteliti Kieran, bahkan sampai usia 15 tahun (kelas X), banyak siswa kesulitan tentang perbedaan simbol yang digunakan. Menurut Ausubel, penting kiranya siswa belajar dengan bermakna, artinya informasi yang diperoleh siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif siswa sehingga siswa dapat mengaitkan pengetahuan barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Dengan belajar bermakna ini, maka ingatan siswa menjadi kuat dan transfer belajar menjadi lebih mudah. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Lakatos, David dan Hersh serta Tymoczko (dalam Turmudi, 2008), bahwa matematika sebagai proses coming to know, matematika dibentuk untuk mem-
berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mengakses konsep matematika, membawa ke peningkatan penggunaan matematika dalam konteks kehidupan yang bermakna dan relevan. Ini memberi tanggung jawab yang lebih kepada matematika sebagai konsekuensi penggunaannya pada masyarakat, atau secara khusus pada mata pelajaran lain. Sejalan dengan hal tersebut, perlu kiranya dilakukan colaborative teaching sebagai upaya mengembangkan fungsi matematika sebagai pelayan ilmu yang lain dengan tujuan khusus, pertama adanya efektivitas pembelajaran pada pelajaran yang menggunakan matematika. Kedua, nengurangi perbedaan persepsi, utamanya pada penggunaan simbol. Ketiga, matematika dapat memberikan landasan teori pada pelajaran yang lain. Dengan adanya studi komprehesif antar mata pelajaran ini diharapkan dapat benar-benar menempatkan matematika sebagai pelayan ilmu yang lain, dan kemanfaatannya dapat dirasakan oleh siswa. Matematika bukan berdiri sendiri sebagai suatu ilmu pengetahuan (strict body of knowledge), namun sebagai aktivitas kehidupan manusia seperti pandangan Freudenthal. *) Dra. Ani Taruastuti,M.Pd Guru Matematika SMA 1 Ungaran Email:
[email protected]
Teknik Rangsang Film untuk Menulis Puisi Oleh: MA. Utami Eko Putranti *)
Menulis puisi adalah salah satu bentuk komunikasi tertulis dan merupakan salah satu kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang harus dikuasai peserta didik SMP. Puisi adalah medium yang paling disukai remaja untuk menuangkan isi hati mulai dari perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, pengamatan, hingga pemberontakan. Tak percaya? Silakan lihat akun facebook / twitter / istagram mereka. Melalui puisi, remaja belajar banyak hal misalnya belajar menuangkan ide/ gagasan secara padat dan teratur, melalui kegiatan berpuisi mereka mempelajari bahasa dan menggunakannya secara tepat sebagaimana tercermin dalam diksi-diksi 25
yang khas, mereka juga berlatih bagaimana melakukan abstraksi-salah satu bentuk latihan ketajaman berpikir. Ada ungkapan bahwa bangsa yang maju dan jaya tidak semata-mata disebabkan oleh kompetensi, teknologi canggih atau kekayaan alamnya tetapi utama dan terutama karena dorongan semangat dan karakter bangsanya. Peran karakter bagi diri seorang manusia adalah ibarat kemudi bagi sebuah kapal.Karakter adalah kemudi hidup yang akan menentukan arah yang benar bahtera kehidupan seorang manusia.Berkaitan dengan hal tersebut, maka pengembangan nilai-nilai yang menjadi landasan dari karakter itu menghendaki suatu proses yang berkelanjutan dilakukan melalui berbagai Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
matapelajaran yang ada di dalam kurikulum. Pembelajaran sastra dalam matapelajaran Bahasa Indonesia dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa dan menunjang pembentukan watak Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer yang telah berkembang dengan pesat dalam semua aspek kehidupan kita maka pembelajaran yang menggunakan media berbasis komputer harus dilakukan sebagai langkah inovasi agar pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan seperangkat komputer atau laptop, LCD, dan perangkat audio. Dari paparan tersebut, puisi sebagai salah satu media pembentukan karakter perlu ditampilkan dengan menarik agar pembelajaran menghasilkan sesuatu yang bermakna sehingga tujuan karya sastra sebagai alat penguatan karakter akan berhasil. Salah satu media yang bisa digunakan adalah film.Film sebagai media berfungsi mewujudkan komunikasi yang mencakup berbagai fase dalam kegiatan kehidupan. Berkenaan dengan berbagai pesan yang dikandungnya dan dalam kaitannya dengan perkembangan psikologis seseorang, maka kita ketahui bahwa watak merupakan resultante dari potensi kebaikan dan ketidakbaikan seseorang yang dibawanya sejak lahir dengan pengaruh – pengaruh lingkungan dalam pembentukannya.Film yang dimaksud adalah film pendek. Jenis film pendek ini bisa segala macam, dari mulai drama cerita, dokumenter, kartun, animasi, boneka, stop-motion dengan waktu yang pendek. Karena waktu yang pendek, mungkin membuat orang bisa mengeksplorasi lebih beragam. Dari durasi tayangan,film pendek memang hanya membutuhkan waktu yang sedikit bisa 5/10 menit saja artinya tidak seperti film di bioskop yang durasi tayangannya 2-3 jam. Ada berbagai cara untuk merangsang peserta didik menulis puisi, salah satunya dengan teknik rangsang film. Menulis puisi dengan teknik rangsang film bertema karakter adalah salah satu kiat untuk memompakan energi baru pada diri peserta 26
WAHANA PENDIDIK
didik.Alternatif film pendek yang bisa kita gunakan yaitu film pendek yang berkarakter pantang menyerah seperti film tentang atlet difabel. Tak susah mendapatkan film pendek seperti itu, kita tinggal klik youtube kemudian kita cari film pendek yang kita inginkan. Film tentang atlet difabel berisi bagaimana perjuangan kaum difabel dalam olimpiade olahraga.Film tersebut memberi gambaran bahwa orang-orang dengan kondisi fisik kurang sempurna saja tetap semangat menjalani hidup, tentu orang-orang yang diberi anugerah fisik yang sempurna harus mempunyai semangat yang lebih dari itu.Film atlet cacat menguatkan karakter tanggung jawab dan menghargai prestasi. Contoh film pendek yang lain adalah film tentang ibu karena setiap manusia pasti punya ibu. Film tentang ibu ini menvisualisasikan bagaimana perjuangan ibu dari anakanak bayi sampai dewasa. Dengan menggugah kesadaran tentang seorang ibu, peserta didik diingatkan akan sebuah tanggungjawab dan akhirnya memunculkan kemauan untuk berprestasi. Sintakmatik pembelajaran menggunakan film pendek bertema karakter (1) peserta didik bersama-sama menyimak film yang ditayangkan (teknik rangsang film), (2) dari film karakter yang telah disimak, peserta didik menuliskan kata-kata yang tergambar dalam film tersebut (unduh kata). (3) kata-kata tersebut ditempel pada sebuah media bernama pohon kata, (4) peserta didik merangkai kata-kata yang sudah diunduh dari film pendek tersebut menjadi sebuah puisi dengan memperhatikan diksi dan gaya bahasa. Jadilah sebuah puisi, sederhana saja bukan? Dari pengalaman saya mempraktikkan model pembelajaran ini, peserta didik cukup antusias dengan hasil belajar sesuai dengan yang ditargetkan.Selamat mencoba! **** Tulisan di atas merupakan intisari dari penelitian tindakan kelas yang berjudul Penggunaan Film Pendek Bertema Karakter untuk Menguatkan Karakter Menghargai Prestasi pada Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII D SMPN 5 Ambarawa.PTK tersebut pernah menjadi finalis Lomba Karya Ilmiah Guru Provinsi Jateng Tahun 2011. *) MA. Utami Eko Putranti, M.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMPN 5 Ambarawa
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
WAHANA PENDIDIK
MAHARDIKA - EDISI 1
Pembelajaran Quaching-Cooching Berbantuan Medpowpo dan Kuis Questions Shoot Oleh : Khoerudin *) Keberhasilan pendidikan salah satu pilarnya adalah keberadaan guru. Guru sebagai desainer sekaligus pelaksana pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas dengan situasi dan kondisi apapun harus bisa, sehingga diperlukan sinergi yang tepat antara seorang guru bersama siswanya guna meningkatkan keinginan kuat untuk terlibat dalam suasana pembelajaran yang bersifat gembira, senang, dan nyaman. Sandjaja (2009:4) menyatakan bahwa suatu aktivitas akan dilakukan oleh anak atau tidak dalam proses pembelajaran sangat ditentukan oleh minat anak terhadap aktivitas tersebut. Dengan demikian “guru” sebagai seorang desainer dan pelaksana,pembelajaran, harus tahu betul keinginan dan karakter siswa yang diajarnya. Selama ini di lapangan banyak kita temukan fakta dan kesan dari siswa bahwa pembelajaran yang dialaminya bersama gurunya terkadang menjenuhkan, membosankan bahkan tidak ada semangat untuk mengikuti pembelajaran sehingga yang terjadi banyak siswa yang bicara sendiri dengan teman sebangku, teman sampingnya, bahkan terkadang juga ngantuk dan bengong terutama pada jam-jam terakhir pembelajaran pada siang hari. Hal ini dikarenakan tidak adanya persamaaan persepsi antara guru dana siswa dalam menentukan metode, model dan alat pembelajaran yang digunakan. Solusinya agar pembelajaran dirasakan lebih bermakna perlu dibangun suatu sinergi penggunaan salah satu metode, pendekatan model dan alat peraga yang ada dan tepat sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Salah satu metode yang dapat ditawarkan kepada anak didik dalam pembelajaran yang menyenangkan dan inovatif adalah melalui metode quaching-cooching berbantuan medpowpo dan kuis questions shoot. Metode Quaching-Cooching Metode Quachig-Cooching adalah dua metode pembelajaran yang berbeda tetapi dilaksanakan dalam satu kegiatan pembelajaran yaitu: 1) Quaching (Quantum Teaching): merupakan penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuasanya yang berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar (Bobbi DePorter, 2003: 3). Metode ini guru dalam pelakanaan pembelajaran harus mampu menciptakan proses belajar alamiah dengan sengaja menggunakan sesuatu yang ada pada lingkungan sekeliling secara efektif dan selalu melibatkan keaktifan siswa dalam menyajikan 27
pembelajaran, Misalnya dengan media power point dan permainan kuis. 2) Cooching (Cooperatitive Teaching). merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dengan latar belakang dan jenis kelamin yang berbeda pula. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran.
Medpowpo dan Kuis Questions Shoot Medpowpo (media power point) merupakan salah satu media yang menggunakan ICT dengan program Microsoft Power Point. Power point merupakan salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan untuk pembuatan presentasi. Guru mendesain pembelajaran dengan menggunakan media power point, selanjutnya siswa dapat membuat materi sendiri dan mempresentasikan sendiri di depan kelas di hadapan teman-temanya. Questions Shoot merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang menggunakan teknik kuis berupa pertanyaan. Guru bersama siswa mendesain pembelajaran dengan menggabungkan metode Quaching-Cooching dengan berbantuan media power point dengan dipadukan unsur permainan kuis. Dengan memadukan kedua metode tersebut, memadukan media power point dan permainan kuis, akan tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan, tidak tegang, dan gembira. . Langkah-langkah pembelajaranya adalah : 1) menyusun RPP dengan metode Quaching-cooching berbantuan Medpowpo dan Kuis Question Shoot; 2) menyiapkan LCD untuk kegiatan proses belajar, 3) menyiapkan alat dan papan tembak yang dibuat dari kertas karton; 4) siswa dibentuk kelompok dan bekerja sesuai dengan pembagian kelompok yang telah disepakati, 5) setiap kelompok membuat materi power point untuk dipresentasikan di depan kelas dengan kelompoknya, 6) setiap kelompok membuat kuis beruap pertanyaan dan jawabanya; 7) pelaksanaan lomba kuis dengan sistem gugur untuk menentukan 1 kelompok sang juara; 8) pemberian hadiah/penghargaan bagi pemenang kuis.; 9) siswa dan guru bersama-sama merefleksi untuk menemukan kekurangan dari penggunaan metode Cooching-cooching berbantuan Medpowpo dan Kuis question shoot. Demikian langkah-langkah yang dapat dilalui selamat mencoba semoga lebih berhasil. *) Khoerudin, S.Pd, M.Pd Guru PKn SMP Negeri 5 Ambarawa
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
BASA JAWI
MAHARDIKA - EDISI 1
Nggayuh Sasangkaning Ujian Nasional
Ungaran Oleh :Sugito *)
Dening Novi Nuryanti *) Nalika birawaning bagaskara bali Bawana namung bisa pamrih Marang sasangka lan sewu lintang Kang mapan ing pangkeraning tawang Jumantara katon peteng leliwengan Kayata butheking penggalih iki Rasa ajrih kang ora kinira Tumrap ujian kang arep tumeka Tansah ngemuli salira ing raga Esuk sore uga dadi pikiran Ngratoni ing penggalih Dadi beban ing utamangga Kanthi wikan gegana kang jaladara Sasangka uga menehi palupi Kanthi nglawan jaladara tanpa ajrih Madangake kadonyan saka kepetengan Mateni wekeling sinau Uga ora mandheg dunga marang Gusti Kabeh usahaku iki dadi gamanku Kanggo nguras ajrih ing penggalih Bandayuda ujian nasional iki Ing sakleraping panduluku Ing turahing ambeganku Namung siji panyuwunku Mugiyo apik asil ujianku Kanggo nemtokake dalan uripku *) Dening Novi Nuryanti Siswa Kelas IX E SMPN 1 Sumowono
Sinom Loring gunung Sumowono Tlatah endah amurwani Cerita bukaning kandha Pitutur mring wayah wibi Nagri gemah loh jinawi Misuwur wiwit rumuhun Tumeka manca praja Akeh kang samya sumiwi Karana kasengsem ciptaning Hyang Sukma Tan endah bumi kewala Nanging grapyaking priyayi Kang mangasrama ing kana Wus lebda ing kawruh sami Tata praja lan agami Pradata agung tan kantun Wus kajiwa kasarira Mring janma nagri puniki Satemah akarya santosaning praja Mungguhing para kawUla ANGArah makmur lan adil AgegaRAN Pancasila SEdya bangkit mesu budi Ngupadi RAsaning ati SIyang ratri hanyenyuwun Mring KOdrating Hyang Wasa LanTAran hanyambut kardi KUwasa akaryanektyasing sesama Lir mustikaning wanita Sak jagad tan ana sami Keh jaka nandhang asmara Tumanduk marang Sang Putri Kang ngujiwat merak ati Saya suwe katon ayu Nggonmu ngadi busana Prasaja nanging ngimbuhi Sulistyamu usadane brantaningwang Peparing ingsun tan bisa Jroning tyas budidaya mrih Kuncara njayeng bawana Hyang Rawi lumaku aglis Tan krasa yuswa nututi Mugya lestari kuthaku Tambah maju ngrembaka Aku mung bisa sesanti Sugeng tanggap warsa muga panjang nyuswa *) Sugito, M.Pd. Guru IPA SMP Negeri 1 Bandungan
28
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
ENGLISH CORNER
MAHARDIKA - EDISI 1
Exams, Who's Afraid? Oleh: Kuntar Retno Rukmini *) Some years ago, graduation of high school students, both junior and senior, would become a hot topic for people. It even generated pros and cons about it, especially about the National Examination. The debate was caused by the different point of views between the two sides, whether it was important or not to hold the National Examination. However, the government which is representend by the Culture and Education Minister still keep to hold it up to now. To overcome the pros and cons between all elements of society, there is a solution by accumulating the Final Examination score with the report scores from several semesters and the scores of school examination, as stated in National Education Regulation No. 2, 2011. It is hoped that if all sides support this program and try to do the best, based on the regulation, the quality of education will increase. Although graduation is not merely based on Final Examination scores any longer, but it doesn‟t mean that National Examination is no longer important for schools. Good Final Examination scores will be a prestige for a school. From the result of Final Examination scores, it can be seen in the rank of a school compared to other schools either in the regional, provincial, or national level. That‟s why schools are still serious in preparing their students to face the Final Examination. Schools hope to get all students pass the examination successfully. There are many things that can be done to prepare students to be successful, not only in the matter of scientific subjects but also in high moral values possessions after graduating from school. They are the students who will hopefully become good member of the society, who are sensitive to their surrounding and environment, and who are always ready to struggle for the betterment and advancement of our country. From the students‟ side, the process of preparation should not only be done at the end of the school year before the exams. The efforts should have been started since they become students of a school officially. Therefore, a school should organize good processes of teaching and learning activities if they want the students to get good achievement. All parties should be willing to cooperate and work together to create a positive learning culture and instill moral values. 29
But when there is not much time left because the National Examination is getting closer, then a school should do all the good efforts that might be taken. In addition to lengthen the learning hours or provide tutoring in the afternoon, it is very important to remind the students to prepare themselves both physically and mentally by doing the following: Praying
Praying is expressing our good wishes to God in the hope that God will grant our prayers. Express our prayer in a soft and calm voice while praying, be solemn, sincere and serious. Praying is repeated to show our seriousness in order to be granted by God. Praying can also be done anytime and anywhere whenever we remember about it. Thinking positively and expecting for the good
God give us what we think and we deserve to get, so when we think that we can do something, then we will be able to do it. In reverse, if we think that we cannot do something then that will do. Therefore, always thinking positively and being optimistic is very crucial. Making serious efforts
As students, the effort here means that we must learn about anything that should be mastered well and fight laziness that is very bothering. We should not delay the time to learn or to do other useful things because a delay is tantamount to failure. Having enough Sports and Eating
Facing an exam period can be a hard struggle, therefore the health of the body must be completely guarded by having enough exercise. Eating enough food with good nutritional content will be very useful in maintaining the health of our bodies. Moreover, what cannot be forgotten is having sufficient rest so that we are not exhausted which will lead into sickness. Avoid doing unnecessary things
It means we have to start adding a portion of our study by reducing the things that do not need to do such as watching TV, playing games, having unnecessary conversation, or wandering to and fro.
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
Practicing good deeds
If we really want to pass the exams, we have to do good things to our parents and always ask for their prayers and blessing, because prayer from parents for their children is really magical, powerful, and super. For relatives and other people around us, also try to do good things because it will make them pray for us. Do not hurt others
Try to always control ourselves and avoid making other people hurt as it can make other people pray for the bad for us or even curse us. In addition, it would be useful if we remind the students to prepare everything before the exam. In Tarmidzi Ramadan‟s opinion, there are 10 things to be remembered at the time of the exam: 1. Make sure that you do not forget to bring the examinees card. 2. Ensure that you are not late to come to the exam location. 3. Ensure that you do not forget to bring the test equipment, such as pens, 2B pencils, ruler, eraser, or mat board.
30
ENGLISH CORNER
4. Ensure that you do not violate rules exam. You can be removed from the exam room if you violate. 5. Ensure that all your identities are written correctly and completely on the answer sheet. 6. Work on the questions calmly. 7. Focus your mind to always concentrate on answering the questions. 8. Begin all work by praying to God. 9. First, solve the problems that are considered easy. And then just try to solve problems that are difficult or which cause hesitation to answer. 10. 15 minutes before the test time expires you should have finished completing the exam, so you have time to recheck the identity and the answer. The writer hopes this article can be useful in preparing the students in the coming National Examination.
*) Dra. Kuntar Retno Rukmini, Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Bawen
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
DUNIA SASTRA
MAHARDIKA - EDISI 1
Kado Istimewa untuk Salim Oleh : Budiyanti *)
Suara Bu Dian yang lantang tak dapat meredam riuhnya siswa-siswa di kelas IX A yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia siang itu. Semua siswa tertawa serempak bagai koor. Semua mata memandang satu arah, Salim. Siswa yang duduk paling belakang itu tidur terpekur dengan kepela tertelungkup di meja. Dengkurnya masih tersisa kala Bu Dian mendekat. “Salim…Salim.” tegur Bu Dian sambil mengoyang-goyangkan tubuh Salim yang kerempeng berbalut baju pramuka yang sudah lusuh. Salim menggeliat seperti ular yang akan keluar dari persembunyiannya. Badannya lemas, perlahan berusaha mengangkat kepalanya yang plontos lalu tangannya diturunkan. Wajahnya pias setelah tahu semua temannya mentertawakannya. “Maaf, Bu Guru,” kata Salim polos sambil mengelap liur di sudut bibir dengan tangan kirinya. Matanya yang cekung tersimpan kantuk yang berat. Salim merutuki diri sendiri, mengapa hal ini terulang lagi. Rasa lelahnya memang membuat dirinya mudah terkantuk di siang yang panas dengan semilir angin yang berembus lewat jendela kelas. “Salim…Salim apa sebenarnya kaulakukan di rumah? setiap hari kok kamu ngantuk melulu. Selain itu ibu juga lihat kamu sering terlambat., ingat Salim sebentar lagi ujian” ucap Bu Guru Bahasa Indonesia itu tegas. Salim mengangguk takzim, tertunduk lesu dengan menyimpan sejuta kata yang siap meletup untuk disampaikan pada gurunya itu. Ingin mengungkapkan segala yang menjerat hatinya. Namun, tiba-tiba tenggorokannya tercekat, bibirnya terkatup rapat. Ia tak bisa menyingkap isihatinya. Ia tak ingin semua tahu akan kehidupan pribadinya. Tak ingin ia dianggap cengeng, tak mau minta belas kasihan. Lebih baik ia diam membisu dan bertekad untuk memperbaiki kesalahannya. Bel berdentang mesra, semua siswa berhamburan keluar untuk melepas lelah setelah seharian dijejali soal-soal yang menguras otaknya. Sebagian besar siswa menyerbu kantin. Hanya beberapa anak saja yang pergi ke perpustakaan. Terkecuali Salim, biasanya ia pergi ke mushola sekolah untuk salat
31
dhuha. Namun, kali ini tidak. Ia tetap berada di kelas. “ Salim…dengarkan ya, Ibu sangat kecewa dengan perkembanganmu sebulan ini. Coba lihat, nilaimu tryout menurun drastis, “ kata wali kelasnya mendesah sambil membuka buku nilai untuk ditunjukkan pada Salim. “Maafkan Salim, Bu.” Salim menarik napas perlahan “Hem… sebentar lagi ujian. Kau ingin lulus kan? katanya kamu ingin jadi juara kok kamu nglokro seperti ini. Salim… Ibu ingin kamu segera mengubah kesalahan yang selama ini kaulakukan!” suara Bu Dian lembut. Salim tertunduk lesu. Hatinya teriris. Ia menyadari semua perbuatannya tak sebaik dulu. Namun, apa dikata ia harus membantu orangtuanya di pasar. Sebenarnya ayahnya sudah berkali-kali menasihati agar tidak usah ikut ke pasar untuk menyapu. Tap hati kecilnya tak bisa membiarkan ayahnya yang renta untuk menyapu pasar seluas itu. Salim tak ingin ayahnya terlalu lelah lantas sakit. “Salim, Ayah ingin kau tidak usah lagi membantu menyapu di pasar. Biarlah Ayah sendiri saja. Ayah masih kuat Le.. Ayah ingin kamu ngepenke sekolah saja, nggak usah mikir pekerjaan Ayah. Ayahmelakukan pekerjaan seperti ini sudah bertahun- tahun Le. “Tapi Yah…!” Salim membantah. “Tidak usah tapi-tapi. Ayah ingin kamu nanti tetap melanjutkan sekolah, Ayah ingin kamu pandai, jangan seperti Ayah dan Emakmuyang tidak pernah kenal sekolah. “Salim kok diam?” tanya Pak Dian menyadarkan lamunannya. “Iya saya mengerti, dan insyaAllah saya akan mengubahnya,” jawab Salim lirih. Walaupun sudah dinasihati Ayah dan Emaknya, Salim tetap membantu ayahnya menyapu pasar. Baginya jika dialihkan orang lain berarti mengurangi penghasilan ayahnya. Apalagi ayahnya *) Budiyanti.S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP 2 Banyubiru
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
kini sering sakit-sakitan. Ia tak tega melihat ayahnya membanting tulang sendiri padahal ia mampu membantunya. Selepas subuh seperti biasanya ia bergegas mengayuh sepedanya ke pasar yang hanya berjarak 300 meter dari rumahnya. Ia tidak bilang sama ayahnya jika mendahului. Pasar masih sepi hanya penjaga pasar yang masih tidur di los yang kosong. Segera ia letakkan tas dan seragam sekolahnya. Hari ini ia langsung menuju sekolah tanpa pulang dulu seperti dulu. Lalu mengambil sapu utuk menyapu. Tak peduli pasar sepi, ia melakukan hal ini semata-mata baktinya pada orang tuanya. Ia berharap ayahnya datang, pasar sudah selesai tersapu. Ia tengok jam besar yang berada di dinding atas. “Hem… baru jam enam. Kurang sedikit lagi selesai,” gumamnya. Ia berhenti sebentar tuk menenggak air mineral yang dibawanya dari rumah. Baru saja selasai minum tiba-tiba ada dua lelaki berbadan tambun mendekat. Ia beringsut mundur. Perawakan dan wajah dua orang yang tak dikenal itu menakutkan dengan tatapnya mata penuh tanda tanya. Salim siap lari agar terhindar dengan dua orang yang kelihatan mencurigakan. “Hem… jangan lari Cah Bagus, kami tidak akan mengganggumu. Kami hanya ingin bicara baik-baik padamu, “ suara lelaki itu menggelegar. “Jangan.. jangan ganggu aku, maaf saya harus menyapu lagi. Salim meronta ingin melepas cengkraman tangan orang yang belum dikenalnya. “Hem ..dengarkan baik-baik, kami berdua tidak akan menganggumu tapi ingin memberi hadiah padamu, “ kali ini suara kedua lelaki itu berubah drastis menjadi suara lembut. “Dengarkan ya… nih aku disuruh majikanku untuh kasih uang ini padamu karena kau telah mengembalikan dompet majikanku yang hilang seminggu lalu. Kau kan yang menemukan dompet itu seminggu yang lalu? Nah, terimalah!” beberapa lembar uang ratusan ribu diangsurkan oleh pemuda itu. Majikanku juga berpesan agar mulai hari ini sampai satu minggu ke depan, memberi tugas temanku ini untuk menyapu pasar ini. Dan orang tuamu tetap gajian biasa.” lanjutnya sambil menepuk teman sebelahnya.
32
DUNIA SASTRA
“ Apa?!” mata Salim berkaca-kaca. Dengan gemetar diterimanya uang yang sangat berarti baginya. Ia tak menyangka perbuatan yang sekecil itu berbuah manis bagi keluarganya. Sebenarnya ia sudah melupakan dompet yang ia temukan semnggu lalu. Baginya berbuat baik tidak perlu diingat. Sejak hari itu Salim tak terlambat lagi. Semua guru tersenyum melihat perubahan Salim. Dengan penuh semangat Salim melaksanakan ujian dengan lancar. Hari kelulusan tiba, Salim dinyatakan lulus dengan peringkat pertama. Hidup Salim! Hidup Salim! semua temannya mengangkat tinggi tubuh Salim. Salim pun tertawa gembira karena teman-temannya mengeluelukannya. Selain itu, ia menerima hadiah dari sekolah. Berkali-kali Salim mengucap syukur alhamdulilah. Impiannya tercapai. Tak lupa ia mencium tangan ayahnya dan semua gurunya. Ayahnya menangis terharu. “Salim nanti pulangnya bareng ibu saja ya, ibu pengen main ke rumahmu,” ajak Bu Dian wali kelasnya ramah. Salim tak bisa menolak. Karena bisa naik mobil gratis sampai di rumah. Berdua dengan ayahnya menuju mobil putih mengkilat di parkiran. Ia agak heran karena mobil itu yang dipakai dua lelaki yang menemuinya di pasar waktu itu. “Ayo Salim masuk,” ajak Bu Dian sambil membukakan pintu mobil lalu memperkenalkan suaminya. Begitu masuk mobil, ia terkesima dengan seseorang yang menyalaminya “Lupa ya Salim, ini Bapak yang kau tolong saat dompetku hilang seminggu lalu. Bapak? !
*) Budiyanti.S.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMP 2 Banyubiru
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
DUNIA SASTRA
MAHARDIKA - EDISI 1
Sebaik-baik Cipta Diri Oleh: Ida Sholachuddin *) Kalau engkau tak sanggup jadi pohon kelapa yang batang-akarnya menahan angin dan gelombang laut yang tubuh dan buahnya dipersembahkan manusia maka jadilah pohon pisang, dengan buah ranumnya yang seluruh bagian tubuh manfaat serba- berguna yang bersumpah tak kan mati sebelum berjasa Kalau engkau tak mampu, jadi pohon pisang Jadilah saja semak belukar, yang memperteduh tepi danau. segarkan suasana, indah dipandang, mempesona Kalau engkau terpaksa harus menjadi rumput Jadilah rumput hijau......yang ikhlas diinjak Siap sedia hamparkan diri, menggelar permadani bahagia Kalau tak ada pilihan dan harus hidup di jalan Pilih tumbuh di pinggir pematang, menahan tanggul dan jaga indahnya Jadilah terbaik dalam manfaat, yang terbanyak dalam jasanya Tidak semua harus menjadi jendral, harus ada yang jadi kopral Tidak semua jadi nakhoda, harus ada awak kapalnya Bukan besar kecil, tugas yang diamanatkan yang menjadikan tinggi nilai diri Jadilah diri yang paling banyak manfaat . . . . Itulah sebaik-baik cipta diri ********** *) Pengirim: Ida A.M. Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Ungaran
33
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
DUNIA SASTRA
MAHARDIKA - EDISI 1
Ode Buat Guruku
Biyungku Malaikatku
Oleh: Maria Utami
Dening : Tri Rahmawati
Selamat pagi, Pak Guru….. Matahari masih bersinar dari timur dan tenggelam dari ufuk barat Benarkah demikian? Ah, bagimu itu tak terlalu penting Karena yang penting bagimu adalah melihat rona-rona bahagia Bocah-bocah berseragam merah putih itu (seperti bendera kebanggaan kita juga khan?) Yang tertawa lepas, bercanda Tanpa pernah tahu isi hati pak guru Yang harus terus melaju, memacu diri, membangun prestasi Demi sebuah amanah cita-cita negeri
Biyungku… Menawa bakal teka wengi Aku kepengin urip satus taun maneh Supaya bisa mbales kabeh jasamu, Ngresiki pilara, lan ngusap kabeh waspamu Biyung… Ora bakal kuat aku weruh panjenengan muwun Perkewuh aku nyawang panjenengan Amarga akeh dosa tak sandang marang panjenengan Saben ambeganku, detikku iku asihmu Getih kang ngalir iki jasamu
Selamat pagi, Bu Guru… Senyummu terus merekah Meski semakin besar tanggung jawab Yang harus kau pikul Kompetensimu harus terus kau asah Karena dalam dirimu harus terus memancar aura empat kompetensi itu pedagogik, profesional,kepribadian dan sosial Ah,….aku tetap bahagia kok “karena ini ladang ibadah kita..ikhlas saja!” “Siapa lagi kalau bukan kita yang lakukan?”
Kang ora tau bisa tak wales Biyung… Yen lintang kang nerangi iku asih Iku ora bakal bisa mbalesake jasamu marang aku Yen banyu kang sumilir iku tresna Iku ora bakal cukup nebus dosaku marang panjenengan Biyungku…
katamu saat itu, dengan senyum yang tak pernah lepas
Sliramu bakal terus rawuh ing sumilir ambeganku
(Sungguh, bicaramu lepas tanpa beban…)
Asmamu bakal terus ing
Pak Guru dan Bu Guru…. Aku lega sekarang… Ku tak pernah ragukan kemampuanmu Juga semua niat tulusmu… Kepadamu ku titipkan generasi muda Indonesia Agar menjadi generasi yang unggul dan berkarakter kuat Demi kembalinya kejayaan pendidikan negeri
*) MA. Utami Eko Putranti, M.Pd. Guru Bahasa Indonesia SMPN 5 Ambarawa 34
saben donga wengiku Panjenengan bakal terus dadi malaikat ing ati iki.
*) Tri Rahmawati Guru Basa Jawa SMPN 1 Sumowono
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
35
GADO GADO SERASI
LOMBA BALAP KARUNG Lukman Adi Kelas IX C SMP 1 Sumowono
KEBUDAYAAN BANGSAKU Oleh: Ghaniyyu S. Kelas VIII B SMP 3 Ungaran
Montase Karya Anak Tk Negeri Pembina Kabupaten Semarang
Mozaik Karya Anak Tk Negeri Pembina Kabupaten Semarang
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
PROFIL
MAHARDIKA - EDISI 1
PROFIL Jumeri, S.TP.,M.Si Kepala SMK Negeri 1 Bawen Kab. Semarang “Today must be better than yesterday.” Se-
luar negeri seperti; Australia, Thailand dan Jepang.
deret kalimat sederhana yang akrab dengan telingan
Latar belakang inilah yang membuat beliau disiplin,
kita namun menjadi fondasi kesuksesan Kepala
tegas dan selalu berinovasi. Selama menjabat
SMKN 1 Bawen, Jumeri, S.TP, M.Si. Pak Jum, be-
kepala sekolah di SMK Negeri 1 Bawen telah ban-
gitu beliau akrab disapa, lahir di Klaten pada tang-
yak menorehkan prestasi. Prestasi yang berhasil
gal 10 Mei 1963. Beliau sekarang tinggal di Salati-
diraih pada periode 2012-2014 adalah Juara 1 Na-
ga bersama istrinya Ibu Tri Widyatiningsih, S.TP
sional Kepala Sekolah Berprestasi dan disamping
bekerja sebagi guru di SMK Negeri 1 Bawen.
itu sebagai penerima Satya Lencana Pendidikan
Hingga kini Pak Jumeri dikaruniai 3 orang anak,
Tahun 2013.
salah
satunya
menjadi
Beliau san-
maha-
gat
intens
siswa kedokteran
memajukan SMK
di UNDIP Sema-
Negeri 1 Bawen.
rang. Beliau men-
Terbukti,
iti karir menjadi
kerja keras beliau
guru
dan
di
SMK
berkat
jajarannya,
Negeri 1 Bawen setelah lulus pendidikan PGKP
SMKN 1 Bawen menerima bantuan dana 10 M dari
IPB Bogor Fakultas Pertanian. Kemudian melanjut-
Dikmenjur. Ditinjau dari kualitas pembelajaran,
kan S1 di Widya Mataram (WM) Jogyakarta dan
SMKN 1 Bawen juga tidak main-main salah satu
S2 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
indikatornya adalah merain juara 1 Nasional Lomba
Studi
Kreativitas Siswa 6 kali berturut-turut.
Pembangunan
Salatiga,
papar
Jumeri,
S.TP.,M.Si. dengan redaksi GEMA MAHARDI-
Sudah sewajarnya stakeholder SMK Negeri
KA. Karir jabatan kepala sekolah dimulai dari
1 Bawen dan Dinas Pendidikan patut berbangga
SMK Telkom Tengaran, SMK Negeri 1 Jambu
hati, karena mempunyai kepala sekolah yang
Ambarawa dan SMK Negeri 1 Bawen. Pak Jumeri
berdedikasi tinggi, energik, dengan segudang pres-
juga pernah mengenyam pendidikan nonformal di
tasi. (Tim redaksi).
36
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
INOVASI PENDIDIKAN
MAHARDIKA - EDISI 1
Meningkatkan Minat Baca Oleh: Sutaya *)
MEMBACA...? Masih efektifkah membaca
sekolah dan sebagai warga masyarakat hendaknya
pada zaman yang serba digital ini? Kita (anak-anak,
bisa secara bersama dapat menyemaikan virus se-
remaja, dan orangtua) telah dimanjakan dengan
nang membaca, kepada peserta didik khususnya
fasilitas-fasilitas canggih, yang serba otomatis dan
dan kepada masyarakat luas umumnya, sehingga
praktis. Fakta menunjukkan sebagian besar dari kita
membaca menjadi budaya. Banyak hal yang bisa
menjadi lebih senang meng-
dicoba dan diterapkan untuk
genggam handphone (HP),
menumbuhkan
menenteng ipod, asyik di
bangun
depan play station atau tele-
sekolah dengan melakukan
visi,
kegiatan yang rekreatif dan
mulai
melupakan
budaya
mem-
baca
di
mendidik. misalnya:
membaca buku. Apakah ini akan menjadi kebiasaan?
dan
Gambar ilustrasi
1. Program Jumat Membaca, yaitu program sekolah yang
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa rendahnya budaya mem-
mewajibkan semua warga sekolah (kepala
baca membuktikan lemahnya gairah mendapatkan
sekolah, guru, siswa, dan karyawan untuk mem-
informasi dan pengetahuan. Kita tahu bahwa buku
baca buku/koran/majalah/buletin selama 10
adalah jendela dunia, dengan membaca akan ber-
(sepuluh) menit setelah senam bersama. Secara
tambah wawasan atau pengetahuan, sehingga tum-
perorangan masing-masing membuat jurnal
buh inspirasi atau ide-ide kreatif untuk membangun
atau resume tentang apa yang telah dibacanya
diri dan lingkungannya menjadi masa depan yang
dan secara berkala dipantau perkembangannya.
lebih baik.
2. Kreasi Majalah Dinding (mading), sebuah me-
Mengingat banyaknya manfaat membaca
dia/ajang kreasi yang efektif untuk unjuk karya
buku, maka mulai dari diri kita, tanpa mengabaikan
dan mekomunikasikan gagasan. Semua pihak
perkembangan teknologi, membiasakan diri mem-
terlibat aktif dalam pengelolaan media ini agar
baca buku sehingga membudaya atau menjadi ke-
menumbuhkan manfaat.
biasaan muaranya menjadi kebutuhan. Apa yang bisa kita lakukan? Selaku warga
37
3. Sudut Baca, yaitu sebuah usaha/kegiatan yang memungkinkan
tersedianya
tempat
seperti
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
INOVASI PENDIDIKAN
gasebo dan warung baca yang menediakan ko-
lain, bila budaya membaca tumbuh dan berkem-
ran/majalah/buletin, sebagai media rekreatif
bang, maka membaca tidak lagi dianggap sebagai
setelah siswa dan guru penat dengan pelajaran.
kewajiban, melainkan kebutuhan. Semoga!
4. Lomba Sinopsis, yaitu kegiatan berkala sebagai ajang kemampuan siswa dan guru menuangkan kembali apa yang telah dibacanya ke dalam se-
*) Sutaya, S.Pd, M.Pd Pengawas TK dan SD Kecamatan Bergas
buah tulisan 5. Kunjungan ke Perpustakaan, guru dan siswa wajib berkunjung ke perpustakaan sesuai jadwal yang ditetapkan pengelola perpustakaan, dengan rencana kegaiatan yang telah disiapkan. Dalam hal ini pengelola berperan aktif sebagai pustakawan referens. 6. Slogan Motivasi, yaitu membuat slogan-slogan untuk memberikan motivasi untuk membaca di lingkungan sekolah, seperti “Tiada hari tanpa membaca”, “Gunakan waktu luang untuk membaca”, dan “Buku adalah jendela ilmu”, “Aku tahu karena membaca, aku bisa kerena mencoba” dan masih banya yang lain. Akhirnya, sebuah kegiatan untuk mejadikan membaca sebagai budaya akan berjalan dan bermanfaat bilamana semua pihak “KITA” memilki komitmen yang kuat pada niat dan tujuan membaca. Mengutip perkataan Yasraf Amir Pilliang, bila ruang-waktu untuk membaca itu terbatas akibat berbagai kesibukan (struktural, akademis) perlu diciptakan ruang-waktu untuk aktivitas membaca. Diperlukan ruang (rumah, lapangan, kantor) untuk membaca dan diperlukan waktu (istirahat, pagi, malam) untuk melakukannya. Dengan perkataan
38
Aspiratif, Inovatif, Dedikatif
MAHARDIKA - EDISI 1
GADO-GADO Fiztin D.A. IXC SMPN 1 Sumowono
Page 39
MAHARDIKA - EDISI 1
Page 40
GADO-GADO