METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI PADA AKAD MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF CABANG SEMARANG
Tugas Akhir Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya dalam Ilmu Perbankan Syariah
Disusun oleh : MUHAMAD ALI RIDLO NIM: 092503042
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH IAIN WALISONGO SEMARANG 2012
Dr. Ali Murtadho, M.Ag Jalan Lemah Gempal VI.A/45 Semarang PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 3 (tiga) eks Hal : Naskah Tugas Akhir (TA) A.n. Saudara Muhamad Ali Ridlo Kepada Yth, Dekan Fakultas Syari’ah Di tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini saya kirimkan naskah Tugas Akhir (TA) saudari: Nama : Muhamad Ali Ridlo NIM
: 092503042
Judul
: METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI PADA AKAD MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF CABANG SEMARANG
Dengan ini saya mohon kiranya Tugas Akhir Saudara tersebut dapat segera diujikan. Demikian harap menjadi maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Semarang, Mei 2012 Dosen Pembimbing
Dr. Ali Murtadho, M.Ag NIP.19710830 1998803 1003
ii
KEMENTRIAN AGAMARI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka KM 02 Ngaliyan Telp. (024) 7601291 Semarang
PENGESAHAN
Tugas Akhir : Muhamad Ali Ridlo NIM : 092503042 Telah diujikan oleh Dewan Penguji D.III Perbankan Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang , dan dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude / baik / cukup, pada tanggal: 14 Mei 2012 Dan dapat diterima sebagai syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya tahun akademik 2011/2012. Semarang, 14 Mei 2012 Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Ahmad Furqon, LC, MA NIP. 19751218 200501 1 003
Dr. Ali Murtadho, M.Ag NIP. 19710830 199803 1 003
Penguji I,
Penguji II,
Nur Fatoni, M.Ag NIP. 19730811 200003 1 004
Maria Anna Muryani, SH, MH NIP. 19620601 199303 2 001
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Ali Murtadho, M.Ag NIP. 19710830 199803 1 003
Dr.H.Mohamad Arja Imroni, M.Ag NIP. 196890709 199703 1 002
iii
MOTTO
βr& HωÎ) È≅ÏÜ≈t6ø9$$Î/ Μà6oΨ÷t/ Νä3s9≡uθøΒr& (#þθè=à2ù's? Ÿω (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ
∩⊄∪ Ÿ........... 4 öΝä3ΖÏiΒ <Ú#t s? tã ¸οt ≈pgÏB šχθä3s?
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An-Nisa’: 29)
iv
PERSEMBAHAN Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan seluruh alam yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah, dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun rohani, sehingga penulis dapat menyusun Tugas Akhir yang dilaksanakan di PT. BPRS Asad Alif Cabang Semarang. Dalam perjalanan hidupku, aku tak pernah bisa sendiri, aku selalu butuh orang lain untuk berbagi suka maupun duka. Orang–orang yang selalu siap membantu dan berdo’a untuk keberhasilanku. Dan sebagai bentuk terima kasih kepada mereka, aku hanya sanggup mempersembahkan sebuah karya sederhana ini. Karya tulis ini ku persembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibuku (Umar dan Saiyah) yang sangat saya cintai. Terimakasih untuk semuanya: pengorbanan, kesabaran, nasihat, motivasi, do’a dan kasih sayang yang tulus dan tiada henti yang kalian berikan kepadaku. Tiada balasan yang setimpal yang dapat saya berikan kepada kalian kecuali istiqomah dengan selalu berdoa kepada kalian. 2. Kakek dan Nenekku (Hamidun dan Masriah) yang sangat saya hormati dan cintai. Terima kasih untuk nasehat, doa, motivasi dan segalanya. Kalian adalah Embah terhebat yang saya punyai. 3. Adik dan sepupu-sepupuku tercinta (Umi, Nafis, Ferry, Ulfi dan Nova), kalian adalah adik-adikku yang hebat, tanpa pengertian kalian aku tak mungkin bisa menyelesaikan tugas-tugasku.
v
4. Tante dan Omku (Mbak Umul, Pak Busro, Mbak Tiwi, Lek Tho, Mbak Fir, Mbak Jik) yang tak pernah bosan menasehatiku, memberikan motivasi dan selalu mendukungku. Dan untuk keluarga besarku, I Love You all. 5. Teman-teman Rekan dan Rekanita IPNU-IPPNU PAC Tembalang, yang tidak bisa saya sebutkan satu-per satu, terima kasih untuk kalian semua yang selalu mendukung dan memotivasiku untuk melangkah optimis. 6. Seluruh anggota group “Copers” yang selalu eksis didunia nyata dan Sosial Media, semoga jalinan persahabatan kita tetap terjaga karena kalian telah memberi arti persahabatan yang sangat indah. 7. My Bestfriend on PBS (Maknil, Valin, Jannah, Umar dan Mr.Komting Suyuti) terimakasih atas segala kebaikan, motivasi, dukungan dan pengertian kalian semua kepadaku, dan memberiku persahabatan yang begitu indah, semoga tidak berubah. Hahaha… 8. Bapak Dr. Ali Murtadho, M.Ag selaku pembimbing Tugas Akhir yang telah berjasa membantu dalam pembuatan tugas akhir ini. 9. Bapak dan ibu dosen prodi Perbankan Syari’ah yang maaf tidak bisa menyebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala ilmu dan pengalaman yang bermanfaat yang kalian berikan selama saya menuntut di IAIN Walisongo ini. 10. Seluruh pengurus di prodi Perbankan Syari’ah, terimakasih atas segala pelayanannya yang cukup memuaskan selama ini.
vi
11. All Friend on Twitter and Facebook, Thanks for your inspiring quotes, tweets and status, which can make me an enthusiasm personality and be better everyday. 12. Ardhie dan Sugi Nyonyo yang ngijinin aku untuk absen bermain dulu selama proses pembuatan TA ini, terimakasih untuk dukungannya selama ini. you are my bestfriend ever ☺
vii
DEKLARASI
Dengan
penuh
kejujuran
dan
tanggung
jawab,
penulis
menyatakan bahwa Tugas Akhir ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga Tugas Akhir ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.
Semarang, Mei 2012 Deklarator,
Muhamad Ali Ridlo
viii
ABSTRAK
BPRS Asad Alif sebagai lembaga pengelola keuangan masyarakat mempunyai produk unggulan yaitu murabahah. Murabahah adalah jual beli dimana penjual memberitahukan harga pokok dan keuntungan yang akan didapat kepada nasabah sesuai dengan kesepakatan. Hasil atau keuntungan dari murabahah disebut dengan margin. Penentuan harga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemasaran karena harga yang menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Penentuan harga termasuk penetapan besarnya margin murabahah. Perubahan metode yang digunakan oleh BPRS Asad Alif perlu dikaji,supaya kebijakan penentuan harga sekarang tidak menjadi boomerang di masa mendatang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif, dimana penelitian yang dilakukan tidak membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan teknik penelitian ini adalah dengan observasi, studi pustaka dan wawancara. BPRS Asad Alif telah melakukan perubahan kebijakan untuk menentukan harga jual beli yaitu dengan cara yang berbeda dengan bank lainnya. Di BPRS ini metode yang digunakan adalah dengan memperhatikan harga pokok, target pembiayaan dan biaya operasional selama setahun dengan Formulasi harga jual sama dengan jumlah pembiayaan ditambah dengan cost recovery dan margin. Berdasarkan formulasi terbaru tersebut, maka penelitian ini akan menganalisis mengenai keunggulan dan kelemahan penggunaan metode ini. Dari penelitian ini didapatkan bahwa penentuan harga jual Murabahah di BPRS Asad Alif memang menunjukkan ke-syariahannya, karena metode yang digunakan sangat berbeda yang digunakan oleh Lembaga Keuangan Syariah pada umumnya yang dirasa masih sama dengan cara penentuan harga jual di Lembaga Keuangan konvensional yaitu masih menggunakan suku bunga sebagai benchmark. Selain itu, harga menjadi lebih murah, tidak ada biaya administrasi dan tidak takut akan pengaruh suku bunga ketika mengalami fluktuasi. Namun, kelemahan metode ini adalah kemungkinan pendapatan Bank menurun kalau nasabah tetap bahkan lebih sedikit dari bulan sebelumnya. Nasabah yang berasal dari karyawan merasa sedikit terbebani karena perhitungan margin disamakan. Biasanya mereka mendapatkan ‘harga spesial’ dari bank, namun karena metode ini tidak ada lagi ‘harga spesial’ itu.
ix
Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan
segala
rahmat
dan
hidayahnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan Tugas Akhir (TA) sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya di Program Studi Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, Nabi pembawa Rahmat bagi mahluk sekalian alam, keluarga, sahabat, dan tabiin serta kepada kita umatnya. Semoga kita termasuk umat yang memperoleh syafaat di Yaumil Qiyamah nanti. Amin Melalui pengantar ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan TA ini, atas dukungan dan motivasi yang diberikan baik secara spiritual maupun moral. Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang. 2. Dr. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.. 3. Drs.H. Wahab Zaenuri, MM selaku Kaprodi Perbankan syari’ah. 4. Drs. Ali Murtadlo, M.Ag selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan arahan, masukan kritikan serta bimbingan kepada penyusun dalam penulisan TA ini. 5. Moh Asmi Munif, Amd selaku Direktur PT BPRS Asad Alif yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian TA disini. 6. Ana Wafiyah S.Ag, MM selaku Pimpinan kantor cabang BPRS Asad Alif Semarang beserta seluruh karyawan yang telah memberikan banyak informasi dalam penulisan TA.
x
7. Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang serta semangatnya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik. 8. Teman-teman seperjuangan terutama jurusan Perbankan Syariah angkatan 2009,
terima
kasih
atas
kerjasama,
motivasi,
inspirasi,
dan
kekompakannya serta bantuannya dalam penulisan TA ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya TA ini. Penulis menyadari TA ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan TA ini. Semoga TA ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Semarang, Mei 2012 Penulis,
Muhamad Ali Ridlo NIM:
xi
092503042
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii MOTTO ................................................................................................... iv PERSEMBAHAN .................................................................................... v DEKLARASI ........................................................................................... viii ABSTRAK ................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ............................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2. Rumusan dan Batasan Masalah ......................................................... 4 1.2.1 Rumusan Masalah ..................................................................... 4 1.2.2 Batasan Masalah ....................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 1.5. Metode Penelitian .............................................................................. 7 1.5.1 Metode Penelitian ..................................................................... 7 1.5.2 Sumber Data ............................................................................. 7 1.5.3 Obyek Penelitian ....................................................................... 8 1.5.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 8 1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 9
xii
BAB II GAMBARAN UMUM PT BPRS ASAD ALIF SEMARANG 2.1. Sejarah dan Perkembangan ................................................................ 11 2.2. Visi dan MIisi .................................................................................... 15 2.3. Kepengurusan dan Struktur Organisasi .............................................. 16 2.4. Produk-Produk................................................................................... 24 BAB III METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF 3.1. Murabahah......................................................................................... 27 3.1.1 Pengertian Jual Beli Murabahah ................................................ 27 3.1.2 Dasar Hukum Jual Beli Murabahah ........................................... 28 3.1.3 Rukun dan Syarat Jual Beli Murabahah ..................................... 30 3.1.4 Skema Jual Beli Murabahah ...................................................... 31 3.1.5 Perbandingan Jual Beli Murabahah Antara Praktik Klasik dan Praktik Kontemporer.......................................................................... 33 3.2. Harga ................................................................................................ 34 3.2.1 Pengertian Harga ....................................................................... 34 3.2.2 Tujuan Penentuan Harga ........................................................... 35 3.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga .................................. 36 3.2.4 Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah ......................... 40 3.3. Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah di BPRS Asad Alif .... 43 3.4. Analisis ............................................................................................. 47 3.4.1 Keunggulan ............................................................................... 47 3.4.2 Kelemahan ................................................................................ 48 BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan........................................................................................ 49 4.2. Saran ................................................................................................. 49 4.3. Penutup ............................................................................................. 50 DAFTAR ISI LAMPIRAN
xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Syariah telah berkembang di Indonesia sejak tahun 90-an. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat pada tahun 1992. Setelah terbukti mampu bertahan pada krisis 1998, barulah pemerintah mengeluarkan UU No.10 Tahun 1998 yang memperbolehkan bank melakukan transaksi syariah (dual banking system). Sejak itulah banyak bermunculan bank-bank syariah di Indonesia1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.2 Sedangkan pengertian Bank Syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.3 Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari msyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat melalui pembiayaan yang berjalan sesuai dengan prinsip syariah islam untuk meningkatkan taraf 1
Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press. Cet.ke-1.2005. Hal 1 UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, pasal 1 ayat 1 3 Ibid, pasal 1 ayat 7 2
1
2
hidup rakyat Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis akan mengambil obyek penilitian di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Asad Alif Cabang Semarang. BPRS adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lilntas pembayaran.4 Yang dimaksud dengan lalu lintas pembayaran adalah kegiatan bank yang meliputi pencairan tunai (cek, wesel, bilyet giro, dan draft L/C), pemindahbukuan, kliring, transfer dan inkaso. Kegiatan itulah yang membedakan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. BPRS diprioritaskan untuk mengelola dana masyarakat menengah ke bawah. Untuk menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengelola keuangan masyarakat, maka BPRS Asad Alif mempunyai produk-produk yang terdiri dari produk funding dan produk lending. Produk funding biasanya berupa simpanan dan produk lending berupa pembiayaan. Simpanan biasanya berupa tabungan, deposito dan sebagainya. Sedangkan pembiayaan biasanya berupa jual beli atau murabahah, mudharabah, ijarah dan lain-lain. Hal yang paling menentukan perolehan pendapatan bank adalah hasil dari keuntungan bank yang berupa bagi hasil dan margin. Sedangkan penghasil keuntungan terbanyak berasal dari produk lending. Produk lending yang paling laris di suatu lembaga keuangan adalah produk murabahah yang keuntungannya berupa margin.5 Sebagian besar pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah adalah 4 5
Ibid, pasal 1 ayat 9 Wiroso. Op.Cit. hal. 11
3
untuk keperluan konsumsi, salah satunya adalah untuk membeli barang. dalam perbankan syariah akad yang berhubungan dengan jual beli adalah akad Murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli.6 Penentuan harga merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam pemasaran. harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan menjadi akibat
yang
sangat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Sedangkan dalam penentuan harga juga harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti keuntungan atau margin yang akan diterima oleh bank. Namun, dalam praktiknya penentuan harga yang terjadi didalam bank syariah masih banyak yang merujuk pada suku bunga konvensional, tingkat pesaing dan lain lain. Terlebih masih banyak asumsi masyarakat yang masih menganggap sama dengan kredit di bank konvensional. Bahkan penentuan margin yang diberikan lebih besar dari suku bunga konvensional. Hal ini yang menjadikan masyarakat masih memandang sama bank syariah sama saja dengan bank konvensional. Dalam penentuan margin seharusnya juga mempertimbangkan biaya operasional bank dan juga biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam transaksi jual beli, tidak didasarkan pada tingkat suku bunga konvensional.
6
Wiroso. Op.Cit. hal.13
4
Perubahan
penentuan
harga
jual
merupakan
pengambilan
keputusan terberat dalam suatu lembaga keuangan syariah. Karena, tidak mudah suatu perusahan melakukan perubahan tata cara sistem yang sudah berjalan. Semua harus dipikirkan dengan matang mengenai akibat dan pengaruh terhadap kelangsungan perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan mencoba menelaah mengenai cara penentuan harga jual pembiayaan Murabahah yang di BPRS Asad Alif. Dengan mendeskripsikan “METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI PADA AKAD MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF CABANG SEMARANG”.
1.2. Rumusan dan Batasan Masalah 1.2.1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Metode penentuan harga jual beli Murabahah di BPRS Asad Alif? 2. Apa keunggulan dan kelemahan metode penentuan harga jual beli Murabahah di BPRS Asad Alif?
1.2.2. Batasan Masalah Banyak sekali penelitian dan persepsi yang muncul di tengah masyarakat bahwa penentuan harga jual beli dalam akad murabahah
5
di bank syariah masih sama dengan suku bunga di bank konvensional. Namun, sedikit penelitian yang dapat memberikan sesuatu yang berbeda sehingga mendapatkan solusi dalam penentuan harga jual dalam perbankan syariah dengan perbankan konvensional. Muhammad, seorang pakar ekonomi islam di Indonesia banyak memberikan kritikan tajam terhadap praktik dalam penentuan harga jual beli murabahah. Beliau mengatakan bahwa praktik jual beli dalam akad murabahah yang ada dalam perbankan syariah sama dengan perbankan konvensional, dikarenakan masih melekatnya penggunaan prinsip-prinsip yang ada di perbankan konvensional.7 Seharusnya ada formulasi baru yang benar-benar dapat membedakan penentuan harga jual beli murabahah bank syariah dengan harga jual beli di bank konvensional. Penelitian ini dibatasi pada formulasi masalah model penentuan harga jual beli yang sudah dilakukan oleh BPRS Asad Alif beserta akibatnya.
1.3. Tujuan Penilitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Mengetahui penerapan metode peenentuan harga jual murabahah di BPRS Asad Alif.
2.
7
Mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan dengan menggunakan
Modul Pelatihan Perbankan Syariah di BPRS Asad Alif pada bulan Februari 2012
6
metode yang digunakan oleh BPRS Asad Alif untuk menentukan harga jual beli murabahah.
1.4. Manfaat Penilitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi pihak yang terkait, antara lain: 1.
Bagi BPRS Asad Alif Cabang Dr. Cipto Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan sumbangan pemikiran atau masukan berupa saran dan kritik supaya bisa lebih berkembang serta sebagai bahan pertimbangan kepada manajemen.
2.
Bagi masyarakat dan pihak terkait, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, masukan positif serta menambah khasanah bacaan ilmiah.
3.
Bagi akademik, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mata kuliah atau pun penelitian yang terkait dengan lembaga keuangan syariah.
4.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari akademik.
7
1.5. Metode Penelitian 1.5.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.8 Penelitian bertujuan untuk membuat deskriptif mengenai situai-situasi atau kejadian tertentu sehingga diperoleh deskriptif yang sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta9. Dimana penelitian yang dilakukan bersifat mandiri yang bertujuan untuk menganalisis tentang penerapan penentuan harga jual beli murabahah di BPRS Asad Alif Dr.Cipto Semarang.
1.5.2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (peneliti) atau data yang diperoleh langsung dari lapangan (obyek data).10 Sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data atau data yang diambil 8
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Cet.ke-8,200, hlm.11 Sumardi Surya Brata, Metodologi Penilitian, Jakarta: PT Grafindo Persada, cet.ke-13, 2002, Hlm.10 10 Ibid, hlm.42 9
8
peneliti sebagai bahan pendukung atas penelitian dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah.11 Yaitu dengan melakukan studi pustaka melalui buku, artikel, internet, jurnal dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Data-data yang digunakan oleh penulis diantaranya: 1.
Teori-teori yang diambil dari berbagai literatur.
2.
Data-data yang diambil dari tempat penelitian yaitu di BPRS Asad Alif Semarang.
3.
Penjelasan secara lisan yang penulis terima dari kepala Kantor Cabang dan beberapa karyawan BPRS Asad Alif Semarang.
1.5.3. Obyek Penelitian Penelitian yang akan penulis lakukan bertempat di BPRS Asad Alif Dr.Cipto Semarang.
1.5.4. Teknik Pengumpulan Data Adapaun teknik penelitian yang diperlukan dalam penilitian ini meliputi beberapa cara, diantaranya: 1. Observasi Dimana dalam tahap ini penulis melakukan pengamatan langsung ke lapangan terhadap praktek langsung dalam penerapan penentuan harga jual beli murabahah yang ada di BPRS.
11
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, Cet.ke-5,2005,hlm.62
9
2. Studi Pustaka Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam pengumpulan bahan penelitian ini adalah dengan studi pustaka. Adapun cara memperoleh sumber data yang dilakukan oleh penulis diantaranya adalah menelaah buku-buku pengetahuan, jurnal, majalah, surat kabar, maupun penelusuran melalui internet dan literatur-literatur lain yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis. 3. Wawancara/ Interview Metode ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh penjelasan secara langsung tentang metode penentuan harga murabahah di BPRS dimana informasi yang diperoleh adalah dari internal perusahaan. Penulis melakukan wawancara langsung kepada kepala Cabang BPRS Asad Alif Semarang dan beberapa karyawan yang bekerja disana.
1.6. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penilitian.
10
BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPRS ASAD ALIF SEMARANG Bab ini merupakan pembahasan yang terdiri dari gambaran umum mengenai sejarah dan perkembangan BPRS Asad Alif Semarang, struktur organisasi, Visi dan Misi, serta produk-produk yang ditawarkan oleh BPRS Asad Alif Semarang.
BAB III METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF SEMARANG Bab ini merupakan tinjauan kepustakaan yang berisi pembahasan mengenai definisi jual beli murabahah, harga dan tinjauan penentuan harga menurut syariah, penerapan metode yang digunakan BPRS dalam menentukan harga jual beli murabahah serta hasil analisis mengenai keunggulan dan kelemahan penggunaan metode ini.
BAB IV PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pokok-pokok hasil penelitian. Saran berisi rekomendasi terhadap kekurang sempurnaan dalam melakukan penelitian ini.
BAB II GAMBARAN UMUM PT. BPR SYARI’AH ASAD ALIF SEMARANG
2.1 Sejarah dan Perkembangan PT. BPR Syari’ah Asad Alif Semarang Pada tanggal 1 Mei 1992 Bank Muamalat Indonesia menjadi bank Islam pertama di Indonesia yang beroperasi sesuai Syari’ah. Perkembangan perbankan Syari’ah di Indonesia mulai terlihat ketika pemerintah menyetujui UU No.10
Tahun 1998 tentang perbankan. Masyarakat mulai melihat
peluang yang baik pada perkembangan bank Syari’ah, sehingga banyak bankir di Indonesia memanfaatkan peluang bisnis tersebut. Banyak bank umum yang mendirikan Unit Usaha Syari’ah demi peluang bisnis yang menguntungkan.1 Peluang bisnis tersebut tentu saja tidak disia-siakan begitu saja oleh BPR SYARI’AH (BPRS) Asad Alif. BPRS Asad Alif pada awalnya bernama Balai Usaha Mandiri Terpadu (BMT) “Arga Putra Kencana” yang operasionalnya
berdasarkan
Sertifikat
02001/PINBUK JATENG-00011/III/1998
Operasional
Semetara
No.
Tanggal 16 Maret 1998 dan
Anggaran Dasar Kelompok Swadaya Masyarakat telah beroperasi sejak tanggal 2 februari 1996, kemudian diperkuat dengan adanya Akte Notaris
1
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, cet.ke-1, 2005. Hlm.1
11
12
“Mustari Sawilin, SH” Nomor 18 tanggal 22 september 1997. Tidak hanya itu, izin usaha dari Bank Indonesia No.31/27/DIR/UBPR/Rahasia tanggal 29 Juli
1998
ditambah
dengan
persetujuan
Menteri
Kehakiman
No.C2.11481.HT.01.01.TAHUN.97 tanggal 5 November 1997.2 Atas dasar surat keputusan dari berbagai lembaga tersebut , lembaga keuangan yang sebelumnya bernama Kelompok Usaha Terpadu “BMT Arga Surya Barokah” berubah menjadi “PT. BPR Syari’ah Asad Alif” dengan H. Suhardjo, Hermawan Mardiyanto, dan Sri Mardikaningsih sebagai pemegang saham terbesar.3 Dalam perjalananya BPRS Asad Alif mengalami banyak perubahan yang berkaitan dengan kepengurusan dan inovasi produk berdasarkan prinsip Syari’ah yang diikuti perubahan yang lainnya. Diantara perubahan yang berkaitan dengan kepemimpinan yaitu mengenai pengangkatan Sugeng Supriyadi, SE sebagai Direktur Utama yang diangkat berdasarkan pada Berita Acara Notaris “Mohammad Hafidh, SH” No. 3 tanggal 3 Juli 2002, sekaligus menggantikan S. Prakosa dan Desvita Nur Ismawati dari jabatan sebelumnya. Sebagai bukti nyata telah lahirnya Lembaga Keuangan Syari’ah di Sukorejo, BPRS Asad Alif telah membuka kantor pusat di jalan sudagaran No 20 Sukorejo Kendal.4 Berikut data singkat dari BPRS Asad Alif awal berdiri: a) Data Perusahaan :
2
Nama perusahaan
: PT. BPR SYARI’AH Asad Alif
Alamat
: Jl. Sudagaran No.20 Sukorejo Kendal
Dokumentasi Profil BPRS Asad Alif ibid 4 ibid 3
13
No.Telp
: (0294) 451593
No. Fax
: (0294) 451819
No. NPWP
: 1.830.715.7.503
No. TDP
: 11181800098
Akte Pendirian
: 22 September 1997
No. / tgl Izin Prinsip : No. S-767/MK 17/1997, 15 September 1997 No. / tgl Izin Usaha : No. 31/27/DIR/UBPR/Rahasia, 29 Juli 1998, Persetujuan
menteri
kehakiman
No.
C2.11481.HT.01.01.TH.97, Tanggal 5 November 1997. b) Kepengurusan : 1) Dewan komisaris a. Komisaris utama
: H. Suhardjo
b. Komisaris
: Hj. Sri Mardikaningsih
c. Komisaris
: Harmawan Mardiyanto, Ars
2) Dewan Pengawas Syari’ah a. Ketua
: Drs. KH Asnawi Usman
b. Anggota
: KH. A. Sudiyono
c. Anggota
: K. Mas’as
3) Direksi Direktur utama
: Sugeng Supriyadi, SE
14
Pengembangan dan ekspansi usaha terus dilakukan beberapa tahun terakhir,
berdasarkan
surat
penegasan
dari
Bank
Indonesia
No.
8/45/DPbs/PIA/Sm tanggal 6 Juli 2006 perihal pembukaan kantor kas dan sesuai dengan rencana kerja tahunan (RKT) tahun 2006, BPRS Asad Alif Sukorejo berhasil membuka beberapa kantor kas, salah satunya adalah kantor kas Dr. Cipto Semarang yang berdiri pada bulan Juli tahun 2006.5 Seiring dengan berkembangnya waktu, kantor kas lain pun juga dibuka di beberapa tempat yang berbeda, antara lain: 1. Kantor Kas Boja Beralamat di jalan beringin komplek pasar Boja No. 2, Kendal Telp. (0294) 571091 2. Kantor Kas Ngadirejo Beralamat di jalan Raya Ngadirejo Km 05 Temanggung Telp. (0293) 591157 3. Kantor Kas Ungaran Beralamat di jalan Semarang-Bawen Km 25 Bergas, Semarang Telp. (024) 692209 Keempat kantor tersebut dibuka sebagai sarana untuk lebih mengenalkan keberadaan BPRS Asad Alif kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat di Semarang. Keempat kantor kas memiliki fungsi yang sama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan. Namun segala bentuk 5
Hasil wawancara dengan ibu Ana Wafiyah S.Ag sebagai kepala cabang BPRS Asad Alif Semarang
15
kewenangan dalam bentuk kewenangan dalam pengambilan keputusan masih terpusat pada BPRS Asad Alif Sukorejo sebagai kantor pusat. Di dalam BPRS Asad Alif penggolongan nasabah dibagi menjadi dua yaitu:6 a. Karyawan, yaitu bagi mereka yang menjadi karyawan di seluruh perusahaan yang miliki oleh pemegang saham di BPRS. b. Nasabah Umum, yaitu nasabah yang berasal dari masyarakat biasa yang mempunyai dana atau mempunyai pinjaman di BPRS.
2.2 Visi dan Misi BPRS Asad Alif Semarang Adapun visi, tujuan dan misi dari BPRS Asad Alif adalah sebagai berikut:7 a. Visi BPRS Asad Alif Menjadi BPR Syariah yang terus berkembang sehingga dapat mensejahterakan masyarakat, karyawan danpemilik. b. Tujuan BPRS Asad Alif Tujuan dari BPRS Asad Alif Adalah membangun usaha perbankan yang berkelanjutan agar dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pemiliknya karyawan dan lingkungannya.
6 7
Ibid Brosur BPRS Asad Alif
16
c. Misi PT. BPRS Asad Alif 1) Menjadi mitra usaha masyarakat dengan memberikan pelayanan terbaik. 2) BPRS Asad Alif ingin menjadi mitra bagi masyarakat / nasabah untuk perkembangan usaha kedua belah pihak dengan memberikan pelayanan terbaik dalam segala hal.
2.3 Kepengurusan dan Struktur Organisasi Perusahaan Agar memudahkan mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam perusahaan maka perlu disusun suatu struktur organisasi perusahaan. Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menunjukkan suatu aktivitas dan batasbatas saluran kekuasaan, tanggung jawab, dan wewenang masing-masing bagian yang ada dalam organisasi. Dengan melihat struktur organisasi maka masing-masing bagian dalam melaksanakan tugasnya dapat mengetahui tanggung jawab dan wewenang yang diberikan. Setelah berjalan kurang lebih dua puluh tahun dari sejak didirikan telah ada perubahan kepengurusan dari kepengurusan awal dan kepengurusan sekarang di BPRS Asad Alif, bagan struktur organisasi masa kepemimipinan sekarang dapat dilihat pada lembar terpisah. a. Susunan Kepengurusan Adapun struktur organisasi kepengurusan saat ini adalah :
17
1) Dewan komisaris, terdiri dari: a) H.Sidik Dewantoro,SE b) Hj Sri Mardikaningsih c) Ir Harmawan Mardiyanto 2) Dewan pengawas syari’ah, terdiri dari: a) Drs KH Asnawi Usman b) KH A. Sudiono c) K. Mas'as 3) Direksi : Direktur
: Moh Asmi Munif, Amd
Satuan Pengawas Intern
: Tommy Hidayat
Manager Operasional
: Like Setyowati, SE
Manager Marketing
: Siti Zakiyah, SE
Kepala Kantor Kas Semarang
: Ana Wafiyah S.Ag, MM
Marketing
: Arif EW SE
CS dan Adm Umum
: Edi W Amd
Teller
: Nunu Nadlifatunnissyak Amd
b. Tugas Masing-Masing Jabatan Adapun penjabaran mengenai tugas masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:8
8
Modul Standar Operasional Perusahaan BPRS Asad Alif
18
1) Dewan Komisaris Tugas dan tanggung jawab : a) Melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada direksi dalam menjalankan perseroan. b) Menyelenggaran rapat umum luar biasa pemegang saham/rapat anggota luar biasa dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban Direksi. c) Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan penyaluran dana yang jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang dapat diputuskan oleh Direksi. d) Memberikan penilaian atas neraca dan laporan keuangan berkala semesteran dan tahunan yang disampaikan oleh Direksi. e) Menandatangani surat-surat saham yang telah diberi nomor urut sesuai dengan wewenang yang telah diberikan dalam anggaran dasar. 2) Direksi Fungsi utama : a) Memimpin usaha bank sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum yang telah ditentukan. b) Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh aktifitas bank meliputi penghimpunan dan penyaluran dana serta kegiatan-kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas utama bank.
19
c) Melindungi dan menjaga asset dan kekayaan perusahaan yang berada dalam tanggung jawabnya. d) Membina hubungan dengan pemegang saham, nasabah, dan calon nasabah serta pihak lain yang dilayani dalam rangka mengembangkan layanan yang baik. e) Membina hubungan kerjasama internal dengan seluruh jajaran manajemen dan eksternal dengan organisasi masyarakat, badan usaha, serta sesame LKS untuk meningkatkan kemampuan usaha. 3) Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) Tugas : Dewan
pengawas
kebijaksanaan
Syari’ah
tentang
mempunyai
Syari’ah,
tugas
menjalankan
menetapkan pengawasan,
pengendalian, dan pembinaan terhadap produk-produk perbankan agar sesuai Syari’ah islam. Fungsi : a) Menyusun tata cara kerja pengawasan dan pengelolaan bank sesuai Syari’ah Islam. b) Melakukan pengawasan atas kepengurusan bank sesuai Syari’ah Islam. c) Menggariskan kebijakan anggaran dan keuangan bank sesuai Syari’at islam.
20
d) Membantu
dan
mendorong
usaha
pembinaan
dan
pengembangan bank sesuai Syari’ah Islam. e) Bila perlu dapat meminta dokumen dan penjelasan langsung dari satuan kerja bank Syari’ah serta ikut dalam pembahasan komite pembiayaan. 4) Satuan Pengawas Intern (SPI) Tugas : Satuan
pengawas
intern
mempunyai
tugas
melaksanakan
pengawasan intern atas kegiatan-kegiatan bank.
Fungsi : a) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja bank. b) Mengawasi dan memberikan penilaian terhadap kegiatan operasional bank secara berkala. c) Melakukan audit atas administrasi keuangan dan pengelolaan penggunaan dana seluruh kekayaan milik bank. d) Melakukan evaluasi atas pelayanan yang diberikan nasabah. e) Mengadakan pengecekan ulang atas agunan dan lain-lain, jaminan yang diterima oleh bank. f) Memberikan saran dan perimbangan tentang langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil oleh Direksi.
21
5) Manager Marketing Tugas : a) Menyusun rencana bisnis, strategi pemasaran dan rencana tindakan berdasarkan target yang harus dicapai. b) Menyusun rencana kerja dan strategi restrukturisasi berdasarkan target yang ditetapkan. c) Membina hubungan dengan nasabah/ calon nasabah yang terdapat pada wilayah kerja bank. d) Memadu pelaksanaan aktivitas pemasaran produk-produk dan pencairan nasabah baru yang potensial untuk seluruh produk. e) Mereview
analisa
komprehensif
dan
pemberian menyampaikan
fasilitas kepada
kredit
secara
direksi
untuk
mendapatkan persetujuan sesuai jenjang kewenangannya. Tanggung jawab : a) Bertanggung jawab terhadap pembinaan hubungan baik dengan nasabah dengan profesional dengan tujuan mengembangkan bisnis yang saling menguntungkan. b) Bertanggungjawab terhadap tercapainya target kualitas asset, profitabilitas, dan ekspansi yang ditetapkan. c) Bertanggung jawab terhadap proses mutu analisa awal pemberian fasilitas.
22
6) Manager Operasional Fungsi : Mengkoordinasi,
memonitoring,
dan
memfasilitasi
kegiatan
operasional secara efisien dan efektif sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku. Tanggung jawab : a) Menjamin terpeliharanya kelancaran dan ketertibank kegiatan untuk menunjang efektifitas pelayanan kepada nasabah. b) Melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan pada ketetapan berbagai tujuan, sasaran, kebijakan, aturan dan standar. c) Mengendalikan keamanan dan kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional bank serta pelaporan secara efektif dan efisien. d) Mengatur sumber daya dan kegiatan operasional melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. e) Menyusun rencana tabungan dan merencanakan pembinaan dengan para nasabah. 7) Kepala Kantor Kas Tugas dan tanggung jawab : a) Menjabarkan kebijakan umum yang telah dibuat Direksi dan telah disetujui Dewan Komisaris. b) Menyusun dan menghasilkan rencana kerja dan anggaran, proyeksi finance dan non finance disampaikann kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.
23
c) Mengkoordinasi, memonitoring, dan memfasilitasi kegiatan operasional secara efisien dan efektif sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku. d) Menjamin terpeliharanya kelancaran dan ketertiban kegiatan untuk menunjang efektivitas pelayanan kepada nasabah di kantor kas dan atau kantor cabang. e) Melaksanakan dan atau memantau kegiatan operasional bank sesuai dengan ketetapan dalam SOP di kantor kas dan di kantor cabang. 8) Marketing Tugas dan fungsi utama dari bagian marketing adalah melakukan upaya penghimpunan dana serta penyaluran dana dari dan kepada masyarakat. Dan masing-masing tugas tersebut dilaksanakan oleh sub bagian/ unit kerja yang masing-masing menjalankan fungsi dan tugasnya secara terpisah namun saling menunjang. 9) Administrasi Tugas dan Tanggung jawab: a) Memeriksa dan mengurus kelengkapan dokumen-dokumen yang terlait dengan pembiayaan yang akan atau telah diberikan seperti dokumen, agunan dan data lainnya. b) Menyiapkan surat-surat perjanjian dan surat pengikatan agunan yang terkait dengan pengajuan pembiayaan nasabah.
24
c) Mengawasi dan bertanggung jawab atas pengarsipan semua dokumen pembiayaan nasabah, khususnya berkas jaminan pembiayaan nasabah. d) Menghitung, mencatat, dan melakukan pembayaran atas asuransi, jasa, proses pengikatan atau pemblokiran jaminan nasabah kepada pihak lain. 10) Teller Tugas dan tanggungjawab teller: a) Menangani segala tranksaksi yang bersifat tunai b) Membuka dan menutup cashbox c) Membuat laporan kas harian, mingguan dan bulanan
2.4 Produk-Produk BPRS Asad Alif Adapun produk-prouk yang ditawarkan oleh BPRS Asad Alif adalah sebagai berikut:9 1.
Pendanaan (funding) a) Tabungan Tabungan adalah bentuk penghimpunan dana pihak ketiga yang dananya dapat diambil sewaktu-waktu. Adapun jenis tabungan yang ada di BPRS Asad Alif adalah :
9
Brosur, Op.cit
25
1) Tabungan dengan prinsip wadiah, meliputi : a) Tabungan haji Adalah tabungan yang dikhususkan bagi nasabah dalam rangka memenuhi keinginannya menunaikan kewajiban ibadah haji. b) Tabungan Qurban Adalah simpanan dari pihak ketiga yang dikhususkan bagi nasabah dalam rangka memenuhi keinginannya menunaikan ibadah kurban yang penarikannya mendekati hari raya Idul Qurban. 2) Tabungan dengan prinsip mudharabah a) Tabungan Ummat Adalah simpanan masyarakat di BPRS Asad Alif yang penarikannya dapat dilakukan kapan pun tanpa ada jangka waktu tertentu. b) Tabungan Idul Fitri Adalah simpanan pihak ketiga di BPRS Asad Alif yang penarikannya dilakukan pada saat Idul Fitri atau pada saat kondisi-kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian antara pihak bank dan nasabah. b) Deposito Mudharabah Adalah investasi melalui simpanan pihak ketiga (perorangan maupun badan hukum) di BPRS Asad Alif yang penarikannya hanya
26
apat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank, dengan mendapatkan imbalan bagi hasil.
2.
Pembiayaan Adapun produk yang termasuk dalam jenis pembiayaan di BPRS Asad Alif adalah sebagai berikut: a. Pembiayaan Murabahah, merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan margin yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. b. Pembiayaan Musyarakah, merupakan akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu dengan masing-masing menyertakan dana dan mengelola usaha dengan keuntungan dan risiko ditanggung oleh kedua belah pihak.
BAB III METODE PENENTUAN HARGA JUAL BELI MURABAHAH DI BPRS ASAD ALIF SEMARANG
3.1. Murabahah 3.1.1. Pengertian Jual Beli Murabahah Didalam fiqh muamalah terdapat jenis jual beli yang bernama ba’i al-amanah, yaitu jual beli secara amanah (kepercayaan). Dalam jenis jual beli ini, pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga pertama tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat, penipuan dan prasangka buruk. Jenis sistem jual beli sendiri ada tiga, yaitu Murabahah, Tauliyah dan Wadi’ah. Murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai dengan tambahan keuntungan. Tauliyah adalah jual beli dengan harga pertama tanpa ada penambahan atau pengurangan. Wadi’ah adalah jual beli dengan harga jual lebih rendah dari harga pertama. Dalam pembahasan ini penulis hanya akan membatasi pada aspek jual beli murabahah saja.1 Murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual (bermakna: saling) dari kata ribh yang berarti keuntungan, yakni pertambahan nilai modal (jadi artinya saling mendapatkan keutungan). Menurut terminologi ilmu fiqih, murabahah adalah menjual dengan harga asli bersama tambahan yang
1
Wahbah Zuhaili, Fiqih Muamalah Perbankan Syariah., Jakarta: Bank Muamalat, 1999, Hlm. 5
27
28
jelas.2 Menurut fiqh murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan termasuk harga
pembelian
barang kepada
pembeli,
kemudian ia
mensyaratkan atasnya laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.3 Sedangkan definisi menurut perbankan, murabahah adalah akad jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati.4 Berdasarkan akad jual beli tersebut, bank membeli barang yang dipesan oleh dan menjualnya kepada nasabah. Harga jual bank adalah harga beli dari supplier ditambah keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini bank harus jujur harga pokok barang kepada nasabah beserta biaya yang diperlukan atau biaya perolehan terkait pembelian barang tersebut.
3.1.2. Dasar Hukum Jual Beli Murabahah Dasar hukum jual beli murabahah ditetapkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275:5
∩⊄∠∈∪ (#4θt/Ìh9$# tΠ§ymu yìø‹t7ø9$# ª!$# ¨≅ymr&uρ .....3
2
Abdullah Al-Muslihdan Shlmah Ash-Shawi, Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Jakarta: Daul Haq, Cet. Ke-1 Pertama, 2004, Hlm.198 3 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Presscet. Ke-4, 2008, Hlm.103 4 Ibid 5 Penjelasan Fatwa., No.4/DSN-MUI/IV/2000
29
Artinya: “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba….” Dalam ayat ini Allah mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli secara umum serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasarkan ketetntuan ini jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas dari syara’ dan sah untuk dioperasionalisasikan dalam praktik pembiayaan bank syariah karena ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung riba. Hadits Rosulullah SAW, yang artinya: “dari Suhaib Ar-Rumi ra. Bahwa Rosulullah bersabda: “tiga hal yang dialamnya terdapat keberkahan: Jual Beli secara tangguh, Muqaradhah (Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual.” (HR.Ibnu Majah)6 Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut merupakan dalil lain diperbolehkannya murabahah yang dilakukan secara jatuh tempo. Meskipun Kedudukan hadits ini lemah, namun banyak ulama’ yang menggunakan dalil ini sebagai dasar hukum akad murabahah ataupun jual beli jatuh tempo. Ulama menyatakan bahwa arti tumbuh dan menjadi lebih baik terdapat pada perniagaan. Terlebih pada jual beli yang dilakukan secara jatuh tempo atau akad murabahah. Dengan menunjuk adanya keberkahan ini, hal ini mengindikasikan diperbolehkannya praktik jual beli yang dilakukan secara jatuh tempo. Begitu juga dengan akad murabahah yang dilakukan secara
6
Ibid, hlm. 3
30
jatuh tempo. Dalam arti, nasabah diberi jangka waktu untuk melakukan pelunasan atas harga komoditas sesuai dengan kesepakatan.
3.1.3. Rukun dan Syarat Jual Beli Murabahah Rukun jual beli menurut Mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling member yang menempati kedudukan ijab dan qabul7. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan adanya pertukaran dua harta milik, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sedangkan menurut jumhur ulama (selain mazhab Hanafi) ada 3 rukun dalam jual beli, yaitu orang yang berakad (penjual dan Pembeli), yang diakadkan (Harga dan Barang yang dihargai) dan Sighat (Ijab dan Qabul).8 Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa rukun jual beli murabahah adalah: 1. Penjual 2. Pembeli 3. Barang yang dijual 4. Harga 5. Sighat (ijab dan qabul)
7 8
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, cet. Ke-1,2005, Hlm.16 Ibid
31
Sedangkan syarat-syarat murabahah adalah sebagai berikut: 1. Harus digunakan untuk barang-barang yang halal, barang najis tidak sah untuk diperjual belikan dan bukan barang larangan Negara. 2. Penjual memberitahukan biaya modal yang diperlukan kepada nasabah. 3. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesduah pembelian. 5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. 6. Mengetahui besarnya keuntungan yang akan diperoleh oleh bank.
3.1.4. Skema Jual Beli Murabahah Skema asli murabahah:9 Gambar 1.1
1 negoisasi & persyaratan NASABAH
BANK 2 akad jual beli 6 SUPPLIER bayar
5 terima brg
Atau PENJUAL
3 beli barang 9
4 kirim
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktek Keuangan, Bogor: Tazkia Institute, cet.ke-1, 1999, hlm.166
32
Bank Syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli, barang diserahkan segera dan pembayaran dapat dilakukan secara tangguh.
Skema pengembangan:10 Gambar 1.2
1 akad jual beli
BANK
2 wakalah
NASABAH
5 terima dokumen
SUPPLIER Atau PENJUAL
4 kirim 3 beli barang
Sumber: penjelasan Fatwa No.04/DSN-MUI/IV/2000
Jika pihak bank ingin mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga (supplier) maka kedua pihak harus menandatangani kesepakatan agensi (agency contract). Dimana pihak bank memberikan otoritas kepada nasabah untuk menjadi agennya guna untuk membeli komoditas dari pihak ketiga atas nama bank. Dengan kata lain, nasabah
10
Penjelasan Fatwa, Op.Cit, No.4/DSN-MUI/IV/2000
33
menjadi wakil bank untuk membelikan komoditas. Kemudian nasabah membeli komoditas atas nama bank dan kepemilikannya hanya sebagai agen dari pihak bank. Selanjutnya, nasabah memeberikan informasi kepada bank bahwa dia telah membeli komoditas. Kemudian pihak bank menawarkan komoditas tersebut kepada nasabah, dan terjadilah kontrak jual beli kemudian komoditas menjadi milik nasabah sepenuhnya dengan segala resikonya. Nasabah boleh membayarnya secara kontan atau pun tangguh.
3.1.5. Perbandingan Jual Beli Murabahah Antara Praktik Klasik dan Praktik Kontemporer Perbandingan praktik murabahah antara cara klasik dengan cara kontemporer disajikan dalam bentuk tabel.11 Karakteristik
Praktek klasik (dalam
pokok
transaksi umum dan ideal)
Praktek kontemporer
Tujuan transaksi
Kegiatan jual beli
Tahapan transaksi Proses transaksi
dua tahap (i) penjual membeli barang dari produsen (ii) penjual menjual barang kepada pembeli
Status kepemilikan Barang telah menjadi milik barang pada saat penjual pada saat akad akad penjual dan pembeli
Pembiayaan dalam rangka penyediaan fasilitas dan barang satu tahap Bank selaku penjual dapat mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada produsen untuk dijual kembali kepada nasabah tersebut. Barang belum jelas dimiliki penjual pada saat akad penjual dan pembeli
11 Achmad Bukhori, dkk, Standarisasi Akad Perbankan Syari’ah, Jakarta: Bank Indonesia, 2004, Hlm.48
34
dilakukan dilakukan. Perhitungan tingkat (i) Perhitungan laba (i) Perhitungan margin menggunakan biaya menggunakan transaksi riil benchmark atas rate (ii) Perhitungan laba yang berlaku dalam merupakan lupsum dan pasar uang wholesale (ii) Menggunakan persentase per anmum dan dihitung berdasarkan baki debet (OS) pembiayaan. Sifat pemesanan - Tidak tertulis - Tertulis dan barang oleh - Dua pendapat mengikat mengikat nasabah dan tidak mengikat Pengungkapan Harus transparan Harus transparan harga pokok dan margin Tenor Sangat pendek Jangka panjang (1-5 tahun) Cara pembayaran Cash dan Carry Dengan cicilan/ angsuran transaksi jual beli Kolateral (jaminan) Tanpa kolateral Ada kolateral (jaminan tambahan)
3.2. Harga 3.2.1. Pengertian Harga Harga adalah sesuatu yang bernilai yang harus direlakan oleh pembeli untuk memperoleh barang atau jasa. Di dunia perbankan, mencakup biaya-biaya transaksi, suku bunga dan saldo minimum atau kompensasi.12
12 Setyo Soedrajat.,Manajemen Pemasaran Bank. Jakarta: PT. Ikral Mandiri Abadi, cet.ke-1, 2004, Hlm. 57-58
35
Harga jual produk mempunyai fungsi ganda. Fungsi pertama harga adalah untuk memenangkan persaingan pasar. Fungsi kedua adalah sumber keuntungan perusahaan.13 Dalam perbankan konvensional, Harga adalah bunga, biaya adminitrasi, biaya provisi dan komisi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran dan biaya-biaya lainnya. Sedangkan dalam bank syariah harga adalah bagi hasil.14
3.2.2. Tujuan Penentuan Harga Tujuan penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut:15 1. Untuk bertahan hidup Artinya, dalam kondisi tertentu terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi. Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk dan jasa yang ditawarkan laku di pasaran. Contohnya untuk persentase nisbah simpanan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat persentase nisbah pesaing dan persentase nisbah pembiayaan lebih rendah tetapi dalam kondisi yang menguntungkan. 2. Untuk memaksimalkan laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi. 13
Siswanto Sutojo,Manajemen Terapan Bank, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo, cet.ke-1, 1997, Hlm.132 14 Kashmir.,Manajemen Perbankan , Bandung: PT Raja Grafindo Persada,cet.ke-4, 2003, Hlm.132 15 Ibid, hlm.198
36
3. Untuk memperbesar market share Penentuan harga ini dengan harga yang murah. Sehingga dapat diharapkan nasabah semakin meningkat dan diharapkan pula nasabah di bank pesaing dapat beralih kepada produk yang ditawarkan. Contohnya, penentuan persentase nisbah yang lebih tinggi dari bank pesaing ditambah dengan kelebihan lainnya seperti hadiah. 4. Mutu produk Tujuan dalam hal mutu produk adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang bagus dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin dan persentase nisbah simpanan semakin rendah. 5. Karena pesaing Penentuan harga dalam hal ini bank melihat pesaing lainnya. Tujuannya agar harga yang ditawarkan tidak melebihi harga yang ditawarkan oleh pesaing.
3.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suatu harga pada umumnya adalah sebagai berikut:16 1. Kebutuhan dana Apabila bank kekurangan dana, dalam arti simpanan sedikit, sementara permohonan pembiayaan meningkat, maka yang dilakukan bank
16
Siswanto Sutojo, Op.Cit, hlm.133-135
37
untuk cepat menutupi kekurangan tersebut adalah dengan menaikkan persentase nisbah simpanan. Dengan meningkatkan persentase nisbah simpanan, maka masyarakat akan menyimpan uangnya di bank. Sebaliknya, jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak dan permohonan pembiayaan sedikit, maka bank akan menurunkan persentase nisbah bagi hasil simpanan. Atau dengan cara menurunkan persentase bagi hasil pembiayaan, supaya permohonan pembiayaan meningkat. 2. Kebijaksaan pemerintah Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bungan simpanan atau pembiayaan. Dengan ketentuan pembatasan tersebut simpanan atau pinjaman tidak boleh melampaui batas yang ditetapkan pemerintah. 3. Target laba yang diinginkan Target laba yang diinginkan merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka nisbah bagi hasil juga besar, sebaliknya. Oleh karena itu pihak bank harus serius dalam penetapan persentase laba dan keuntungan yang diinginkan. 4. Kualitas jaminan Semakin likuid jaminan, maka semakin rendah besar persentase margin pembiayaan yang dibebankan. Contohnya, dengan jaminan deposito persentase margin yang diberikan akan lebih rendah disbanding dengan jaminan berupa sertifikat tanah. Alasannya karena hal pencairan jaminan apabila terjadi masalah pembiayaan. Bagi jaminan yang likuid seperti
38
deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah dicairkan apabila suatu saat terjadi masalah pembiayaan daripada sertifikat BPKB. 5. Reputasi perusahaan Reputasi perusahaan atau bonafidas perusahaan yang akan memperoleh pembiayaan juga akan mempengaruhi persentase margin yang akan dibebankan nantinya. Karena perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko pembiayaan macet relatif lebih kecil dan sebaliknya. 6. Produk yang kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai oleh pembiayaan tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif besar persentase margin relative lebih rendah dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan karena tingkat pengembalian pembiayaan akan lebih terjamin karena produk yang dibiayai laku dipasaran. 7. Hubungan baik Dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah tersebut kepada bank. Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan besar persentase margin biasanya juga berbeda dengan nasabah biasa. 8. Biaya total Agar berkembang, bank harus mampu menghasilkan pendapatan yang dapat menutup biaya total mereka serta memperoleh keuntungan.
39
Dilain pihak, pendapatan bank merupakan perkalian hasil jumlah produk yang mereka jual dengan harga produk tersebut. Oleh karena itu jumlah biaya yang harus ditanggung oleh bank merupakan faktor penting lain yang wajib diperhatikan para bankir dalam menentukan harga produk bank tersebut. 9. Derajat resiko dan jangka waktu jatuh tempo Derajat resiko dan jangka waktu jatuh tempo pengembalian pembiayaan berperan penting dalam penentuan besar persentase margin yang akan diberikan. Semakin tinggi resiko pembiyaan yang akan diberikan semakin tinggi pula besar persentase margin yang akan diberikan, sebaliknya. Dalam hal dengan derajat resiko, biasanya bank akan menetapkan besar margin yang lebih rendah pada pembiayaan yang didukung oleh jaminan yang cukup. Hl yang sama juga akan dilakukan oleh bank apabila semakin lama jangka waktu pembiayaan, maka semakin tinggi pula persentase margin yang akan diberikan. Hal ini dikarenakan resiko di masa mendatang yang tidak dapat diprediksi. 10. Situasi persaingan pasar Karena bank tidak beroperasi sendirian, dalam menjalankan bisnisnya termasuk hal menentukan harga jual mereka harus selalu memperhatikan perkembangan situasi persaingan pasar.
40
3.2.4. Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah Untuk menentukan margin dan penentuan harga jual murabahah ada beberapa cara, diantaranya:17 1.
Bank menentukan keuntungan dari jumlah dana yang dipinjam oleh nasabah untuk membeli barang ke bank tersebut sebesar harga yang telah disepakati bersama. Rumus harga jual (metode pertama)
Contoh soal: Bank syariah menetapkan laba atas penjualan yg disepakati sebesar 10%, jika dibayar dlm jangka 2thn maka bank syariah akan menambahkan keuntungan lagi sebesar 10%, sehingga margin selama 2thn = 20%. Perhitungan: Hrg pokok Mobil
Rp.150.000.000
DP / Uang muka
Rp. 50.000.000
Dibayar o/ bank
Rp. 100.000.000
Margin laba bank 2x10%xRp.100.000.000
Rp. 20.000.000
Sisa angsuran
Rp. 120.000.000
Maka angsuran / bln: Rp.120.000.000:24bln = Rp. 5.000.000/bln 17
Safira, Modul 7: Akuntansi Untuk Murabahah II, Jakarta: Universitas Mercu Buana, 2009. Hlm.1-2
41
2.
Atas dana yang dipinjam oleh nasabah bank syariah menetapkan keuntungan transakasi, misalnya 20%. Kemudian jika dibayar satu atau dua tahun untuk menstabilkan daya beli uang tersebut, maka bank dapat menambahkan dua kali inflasi dimasa mendatang. Misal diperkirakan inflasi 5% pertahun maka faktor stabilizer daya beli selama dua tahun sama dengan 2x5%=10%. Jadi selama dua tahun nasabah mengangsur pokok pinjaman ditambah dengan keuntungan dan inflasi. Rumus harga jual (metode kedua)
Contoh soal:
Masih sama dengan contoh soal cara pertama, tapi bank syariah menetapkan laba thn ke-1 10% & faktor stabilizer nilai beli uang yg dipinjam u/ 2thn sebesar 2 x inflasi Indonesia (misal 5% x 2thn = 10%), sehingga margin selama 2 thn = 10%+10%=20%. Perhitungan: Harga pokok Mobil
Rp. 150.000.000
DP / Uang muka
Rp. 50.000.000
Dibayar oleh bank
Rp. 100.000.000
Margin laba: 10% x Rp.100.000.000 =
Rp. 10.000.000
Stabilizer daya beli:
42
2Thn x 5% x Rp.100.000.000
=
Sisa angsuran
Rp. 10.000.000 Rp.120.000.000
Angsuran / bln : 120.000.000 : 24bln =Rp.5000.000/bln.
3.
Dalam penentuan harga jual bank, bank dapat menerapkan metode penetapan harga jual berdasarkan cost plus mark up. Dengan menggunakan metode ini harga jual dapat dilakukan dengan cara sebagai berilkut: Rumus harga jual (metode ketiga) Harga jual
= jumlah pembiayaan+ cost recovery + keuntungan
cost recovery adalah bagian dari estimasi biaya operasi bank yang dibebankan kepada harga pokok murabahah.
Rumus perhitungan cost recovery:
1
Laba ditentukan sekian persen dari harga pokok pembiayaan, misalnya 10%. Contoh soal: Bank syariah memperkirakan biaya operasi Rp.200 Jt dlm 1thn, perkiraan jumlah pembiayaan Rp.5 M & markup yang ditentukan ( hanya 1x ) 10% dr pembiyaan murabahah.
43
Perhitungan: Hitung dulu cost recoverynya
100.000.000 200.000.000 4.000.000 5.000.000.000
Kemudian hitung laba: Laba
= 10% x100.000.000 =10.000.000
Harga jual
= 100.000.000+(2x4.000.000)+10.000.000 = 118.000.000
Pokok perbulan
= 100.000.000/24 = 4.166.667
Margin perbulan
= 18.000.000/24 = 750.000
Angsuran per bulan: 4.166.667+750.000 = Rp. 4.916.667
3.3. Metode Penentuan Harga Jual Beli Murabahah di BPRS Asad Alif Metode penentuan harga jual beli dalam akad murabahah di BPRS Asad Alif sangat berbeda dengan metode yang digunakan oleh bank lain pada umumnya. Metode ini digunakan oleh BPRS Asad Alif mulai pada bulan Februari 2012. Keputusan pengambilan keputusan penentuan harga jual beli murabahah dinilai sangat berat. Mengingat produk yang paling laku dipasaran saat ini adalah pembiayaan muarabahah. Namun, apabila perubahan metode itu dinilai lebih baik dari pada metode sebelumnya, maka tidak menjadi masalah bagi bank untuk menggunakan metode ini.
44
Cara penentuan dengan metode lama yaitu masih memperhatikan tingkat suku bunga BI sebagai patokan utama. Hal ini dinilai bank syariah tidak ada bedanya dengan bank konvensional. Tidak memungkiri bahwa bank syariah juga suatu lembaga yang profit oriented, sama-sama mencari keuntungan dan harus bersaing dengan bank lainnya termasuk dengan bank konvensional. Adapun cara perhitungan penentuan harga jual beli dengan metode lama adalah sebagai berikut: Harga pokok pembelian
: 40.000.000
Biaya-biaya
: Administrasi : 800.000 (2% dari plafon) Biaya Materai : 12.000 (2 @ 6000) Jumlah
: 812.000
Jangka waktu pembiayaan
: 1 tahun (12 bulan)
Mark Up
: 2% x 40.000.000 = 800.000 800.000 x 12 = 9.600.000
Harga jual
: 49.600.000
Sistem pembayaran
: Angsuran bulanan: 4.133.333
Jika dilihat dengan metode penentuan harga jual beli diatas, maka kebijakan BPRS Asad Alif belum sempurna. Karena asumsi masyarakat masih menganggap sama antara bank syariah dengan bank konvensional, dimana metode yang digunakan untuk penetapan margin dan hutang pokok yang dibebankan setiap bulan besarnya adalah sama sampai selesai. Bahkan
45
terkadang harga jual yang diberikan oleh BPRS Asad Alif lebih mahal daripada bank konvensional. Dengan margin yang terlihat sangat besar tersebut, hal ini menjadikan kurang rasional. Karena asumsi masyarakat yang menganggap bank syariah seharusnya lebih pro rakyat, ternyata sama saja dengan bank konvensional yang mengambil keuntungan sangat besar. Metode ini masih belum bisa melepas perbedaan antara bank syariah dengan konvensional adalah beda. Dalam penggunaan metode ini, jangka waktu pembiayaan masih dikalikan dengan margin. Hal ini menurut aturan syariah adalah Gharar. Sedangkan dalam melakukan transaksi, bank syariah harus terlepas dari unsur Gharar. Karena
beberapa
alasan
diatas,
maka
BPRS
menggunakan metode sebagai berikut: Estimasi total pembiayaan
: 1.000.000.000
Estimasi biaya operasi selama 1 tahun
: 100.000.000
Keuntungan yang disepakati
: 10%
Jangka waktu
: 12 bulan
Harga pokok pembelian
: 50.000.000
DP/uang muka
: 10.000.000
Kekurangan yang harus dibayar bank
: 40.000.000
Perhitungan: "#.###.###
$.###.###.#### 100.000.000 4.000.000
Asad
Alif
46
Laba
= 10% x40.000.000 = Rp. 4.000.000
40.000.000 14.000.000 4.000.000 48.000.000 Pokok perbulan
= 40.000.000/12 = 3.333.333
Margin perbulan
= 8.000.000/12 =666.667
Angsuran Perbulan
= Rp. 4.000.000
Berdasarkan metode diatas menunjukkan bahwa pengambilan margin atau keuntungan yang dihasilkan lebih baik dari pada menggunakan metode sebelumnya. Dengan menggunakan metode ini dapat didapat keuntungan yang lebih rasional. Karena selama ini masyarakat menganggap bank syariah yang seharusnya lebih murah dibanding dengan bank konvensional menjadi lebih mahal daripada bank konvensional. Metode ini menghitung target pembiayaan dan biaya operasi selama setahun tidak hanya mengacu pada suku bunga yang ada di pasar dan terhindar dari suku bunga yang fluktuatif. Dengan menggunakan metode ini diharapkan masyarakat akan melirik bank syariah dari pada bank konvensional, karena dinilai lebih murah dibandingkan dengan bank konvensional. Selain itu masyarakat juga akan terhindar dari hal-hal yang syubhat yang dilarang oleh agama. Meskipun margin yang didapat lebih sedikit dari pada menggunakan metode sebelumnya, namun hal itu bersifat relatif sesuai dengan jumlah nasabah yang menggunakan metode ini.
47
3.4. Analisis Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menganalisis penggunaan metode penentuan harga di BPRS Asad Alif sebagai berikut:
3.4.1. Keunggulan Adapun keunggulan dari metode penentuan harga jual beli ini adalah sebagai berikut: 1.
Sesuai dengan prinsip syariah Penggunaan metode ini sudah sesuai dengan prinsip syariah. Karena metode ini jauh dari syubhat dan gharar seperti di bank konvensional yang jelas dilarang oleh agama.
2.
Lebih transparan Dengan menggunakan metode ini, penentuan harga menjadi lebih transparan. Nasabah mengetahui berapa presentase keuntungan yang akan diambil oleh bank karena didasarkan pada jumlah pembiayaan, target pembiayaan selama setahun dan biaya operasional bank setahun.
3.
Peluang untuk menarik nasabah lebih luas Margin dari penggunaan metode ini jauh lebih murah daripada menggunakan metode sebelumnya. Hal ini akan berdampak positif terhadap minat masyarakat untuk mengajukan pembiayaan di Bank tersebut. Semakin murah harganya, maka semakin besar minat nasabah yang akan mengajukan pembiayaan di Bank ini.
48
4.
Lebih adil Penggunaan metode ini lebih adil daripada metode sebelumnya. Karena antara nasabah yang berasal dari karyawan dan nasabah umum besarnya pengambilan margin adalah sama. Sedangkan dulu nasabah yang berasal dari karyawan mendapatkan harga khusus jauh lebih rendah dibandingkan dengan nasabah umum.
5.
Tidak terpengaruh oleh suku bunga yang fluktuatif.
6.
Biaya administrasi lebih murah Dengan menggunakan metode ini, biaya administrasi yang biasanya sebesar 2% dari plafon sekarang diubah, biaya administrasi ditetapkan sesuai dengan besar pembiayaan.
3.4.2. Kelemahan Adapun kelemahan atau kekurangan dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut: 1.
Pendapatan bank lebih sedikit Dengan percobaan perhitungan metode diatas dapat dilihat bahwa margin atau keuntungan yang didapatkan oleh bank lebih rendah dibandingkan dengan metode sebelumnya.
2.
Nasabah karyawan merasa keberatan Dengan adanya penentuan harga jual beli dengan metode ini, nasabah yang berasal dari karyawan merasa keberatan. Hal ini disebabkan karena sebelumnya mereka mendapatkan harga khusus yang lebih rendah dengan nasabah umum.
BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Dari pembahasan dan analisis diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode penentuan harga jual beli murabahah yang digunakan oleh BPRS Asad Alif sangat tepat. Alasannya adalah karena dengan menggunakan metode itu, pengambilan margin sangat rasional. Hal itu berarti Bank Syariah yang berprinsip tidak hanya profit oriented tetapi juga falah oriented telah terlaksana. Selain itu, penentuan harga jual beli juga lebih transparan antara nasabah yang berasal dari karyawan maupun umum besarnya sama sesuai dengan jumlah plafon mereka. Meskipun nasabah yang berasal dari karyawan merasa sedikit terbebani dan nasabah umum merasa senang karena pembiayaan mereka lebih murah, hal itu sudah menunjukkan bahwa Bank Syariah sudah melaksanakan prinsip keadilan dan keterbukaan.
4.2. Saran Berdasarkan pembahasan di bab sebelumnya, maka saran yang bisa penulis berikan adalah agar BPRS Asad Alif terus menggunakan metode penentuan harga jual beli yang dipakai sekarang. Meskipun jumlah pendapatan margin tidak sebesar pendapatan yang diterima dengan metode sebelumnya, namun setidaknya BPRS ini telah menjalankan kegiatannya
49
50
sesuai dengan prinsip syariah. Kemudian kualitas SDM yang baik yang dapat menjelaskan penggunaan metode ini kepada masyarakat, agar masyarakat akan lebih nyaman untuk bertransaksi di BPRS ini. Karena tidak ada unsur-unsur keraguan yang dimiliki masyarakat ketika menjadi nasabah di BPRS Asad Alif.
4.3. Penutup Demikian Tugas Akhir ini penulis sajikan. Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan pengetahuan, sehingga dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak terdapat kesalahan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, tiada kata lain yang diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, BPRS Asad Alif serta akademik khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shawi , Abdullah Al-Muslihdan Shalmah.2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam.Jakarta: Daul Haq. Brata, Sumardi Surya.2002. Metodologi Penilitian, Jakarta: PT Grafindo Persada. Bukhori , Achmad, dkk.2004. Standarisasi Akad Perbankan Syari’ah, Jakarta: Bank Indonesia. Kashmir.2003.Manajemen Perbankan. Bandung: PT Raja Grafindo Persada. Muhammad.2008. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press. Safira.2009. Modul 7: Akuntansi Untuk Murabahah II. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Soedrajat , Setyo.2004.Manajemen Pemasaran Bank. Jakarta: PT. Ikral Mandiri Abadi. Sugiyono.2002.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. .2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sutajo, Siswanto.1997.Manajemen Terapan Bank. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Wiroso.2005. Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press.
Zuhaili, Wahbah.1999.Fiqih Muamalah Perbankan Syariah. Jakarta: Bank Muamalat. Brosur BPRS Asad Alif Modul Pelatihan Perbankan Syariah BPRS Asad Alif. Modul Standar Operasional Perusahaan (SOP) BPRS Asad Alif. Penjelasan Fatwa., No.4/DSN-MUI/IV/2000. UU No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Wawancara dengan Karyawan dan pihak yang terkait di BPRS Asad Alif.
Curriculum Vitae Personal Information Name Birth of date Current Address
Muhamad Ali Ridlo Semarang, 07 April 1991 Kedung Winong RT.01/04 Bulusan Tembalang Semarang
Religion Gender Marital status Nationality Phone number Email address
Islam Male Single Indonesian 024-91089977 / 083842671659
[email protected]
Degree
Education Backround Institute
Length
Primary school Junior High school Senior High School University
MI Al-Muta’allimin MTs. Taqwal Ilah MAN 1 semarang IAIN Walisongo Semarang
1997-2003 2003-2006 2006-2009 2009-2012
Institution
Organizational Experiences Position
HMJ Perbankan Syariah IPNU PAC Tembalang RGM One FM
PSDM Coordinator General Secretary Crew
Period 2011 2011-2013 2010-2011
Semarang, Mei 2012
(Muhamad Ali Ridlo)