108
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Agar pengelolaan sumber daya udang jerbung bisa dikelola secara berkelanjutan, dalam penelitian ini dilakukan beberapa langkah perhitungan untuk mengetahui: 1. Mengetahui tingkat optimum pemanfaatan sumber daya udang jerbung di melalui perhitungan MSY dan MEY udang jerbung di Cilacap. 2. Mengetahui laju degradasi udang jerbung di lepas pantai Cilacap. 3. Merumuskan bentuk pengelolaan sumberdaya udang jerbung di Cilacap secara berkelanjutan.
Alur kerangka pemikiran untuk mengetahui tingkat optimasi pemanfaatan sumber daya udang jerbung secara skematik disajikan pada Gambar 1.
Tingkat pemanfaatan yang berlebihan (over exploitasi)
Aspek Biologi
STOCK
Analisis Bio-ekonomi Model Gordon – Schaefer
Kelebihan / pemborosan investasi
Aspek Ekonomi
• Fungsi Produk Lestari (MSY dan MEY ) • Laju degradasi udang jerbung • Merumuskan bentuk pengelolaan udang jerbung
Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Udang Jerbung
Gambar 1 Kerangka pemikiran optimasi pemanfaatan sumber daya udang jerbung yang didaratkan di TPI Cilacap secara berkelanjutan.
109 Hipotesa 1. Pemanfaatan sumberdaya udang jerbung di lepas pantai Cilacap telah mengalami overfishing dan degradasi sumberdaya. 2. Pemanfaatan sumberdaya udang jerbung di lepas pantai Cilacap telah mengalami inefisiensi dan tidak optimal.
Ruang Lingkup Penelitian 1. Penilitian difokuskan pada penilaian tingkat optimum sumberdaya udang jerbung di lepas panta i Cilacap, yang didasarkan pada pendekatan surplus produksi. 2. Penilaian tingkat overfishing dan laju degradasi sumberdaya udang jerbung di lepas pantai Cilacap. 3. Pengkajian model pengelolaan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumberdaya udang jerbung di lepas pantai Cilacap.
Manfaat Penelitian 1. Dasar kebijakan pengelolaan sumber daya udang jerbung berkelanjutan, khususnya di daerah penelitian. 2. Bahan dan informasi bagi otoritas berwenang untuk dikembangkan sebagai dasar kebijakan pengelolaan sumber daya udang jerbung. 3. Informasi bagi nelayan dalam melakukan usahanya, guna menghindari penggunaan modal berlebihan.
110 Keadaan umum Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian di Perairan Cilacap yang merupakan kabupaten terluas Jawa Tengah yaitu 225.360,84 Ha atau 2.253,61 km2. Secara geografis terletak diantara 108° 4' 30" - 109° 30' 30" BT dan 7° 30' 7" - 45° 20' LS. Secara administratif terbagi menjadi 24 kecamatan 269 desa dan 15 kelurahan. Sedangkan secara topografi, berada pada ketinggian 6 – 198 meter di atas permukaan air laut. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Brebes dan Propinsi Jawa Barat, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat serta sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Kebumen. Penelitian diksanakan bulan Februari sampai dengan Maret 2005, dan bulan Oktober sampai dengan November 2005.
Metode Pengambilan Contoh dan Pengumpulan Data Pengambilan contoh dilakukan dengan metode purposive sampling yang dilakukan melalui
survei
wawancara
berstruktur,
yaitu
pelaksanaan
wawancara
dengan
menggunakan panduan wawancara. Penelitian ini juga menggunakan analisis time series dari harvest dan effort tahun 1991-2005. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer dihimpun berdasarkan wawancara berstruktur. Data primer meliputi biaya operasional penangkapan. Data analisis biaya nelayan untuk melakukan penangkapan udang jerbung yaitu, biaya pengadaan perbekalan yang meliputi biaya pembelian solar, bahan bakar, minyak pelumas, es, bahan makanan dan perbekalanperbekalan lainnya, yang diperlukan selama penangkapan di laut. Data sekunder dihimpun berdasarkan laporan, jurnal maupun hasil- hasil kajian dari berbagai instansi terkait, baik yang berdomisili di dalam maupun di luar lokasi penelitian. Data sekunder meliputi perkembangan jumlah dan nilai produksi (harvest), perkembangan jumlah armada, perkembangan jumlah nelayan, jumlah alat tangkap, jumlah trip penangkapan dan harga udang jerbung. Variabel analisis meliputi CPUE (x) dan upaya penangkapan (y). Hasil tangkapan yang dianalisis adalah udang jerbung jenis jerbung. Tingkat upaya diukur dengan jumlah trip penangkapan kapal penangkap dikalikan dengan jumlah kapal penangkap. Armada penangkap yang menjadi standar daya tangkap adalah kapal motor ukuran (5-50) GT dengan alat tangkap
111 jaring trammel net. Terdapat dua varian metode penangkapan menggunakan jaring trammel net yang akan dianalisis, yaitu trammel net aktif dan trammel net pasif. Trammel net aktif adalah metode penangkapan ikan dengan cara menebarkan jaring trammel net yang digerakkan secara memutar 360° oleh kapal. Sedangkan trammel net pasif adalah metode penangkapan ikan dengan cara menebarkan jaring trammel net dengan posisi akhir melawan arus yang dibantu oleh kapal ketika menebarkannya.
Standarisasi Effort Mengingat beragamnya alat tangkap yang beroprasi di wilayah penelitian, maka untuk mengukur dengan satuan yang setara, dilakukan standarisasi effort antar alat angkap dengan teknik standarisasi yang dikembangkan oleh King (1995) dengan rumus :
E jt = ϑ jt D jt dan : ϑ jt =
u jt u st
dimana : Ejt
= Effort dari alat tangkap j pada waktu t yang distandarisasi
Djt
= Jumlah trip dari alat tangkap j pada waktu t
ϑ jt
= Nilai fishing power dari alat tangkap j pada perode t
ujt
= CPUE dari alat tangkap j pada waktu t
ust
= CPUE dari alat tangkap yang dijadikan basis standarisasi
untuk memperoleh nilai upaya, maka seluruh unit effort distandarisasi berdasarkan alat tangkap trammel net aktif
Musim Penangkapan Udang Jerbung Informasi mengenai pola musiman penangkapan digunakan untuk menentukan waktu operasi penangkapan udang jerbung agar memperkecil resiko kerugian. Perhitungan pola musim
112 penangkapan digunakan data hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) setiap bulan. Data CPUE yang diperoleh di lapangan memiliki peluang yang tidak sama benar dengan distribusi normal, maka digunakan metode rata-rata bergerak sehingga diperoleh data yang mendekati ideal. Pola musim penangkapan dianalisa dengan menggunakan teknik analisa deret waktu terhadap hasil tangk apan per unit upaya (CPUE) bulanan ikan selama 15 tahun terakhir (19912005). Penentuannya menggunakan metode ratio rata-rata bergerak (moving average), sebagaimana diutarakan oleh Dajan (1982) sebagai berikut : 1. Menyusun data deret waktu CPUE bulanan Yi = CPUEi
i : 1, 2, 3 .................., n, Yi : CPUE ke- i
2. Menyusun rata-rata bergerak CPUE 12 bulan (RG) i +5
∑ Yi
Rgi = 1/12
i : 7, 8, ............., n-6
i =i −6
3. Menyusun rata-rata bergerak terpusat i +1
RGPi = ½
∑ RGi
i : 7, 8, ............., n-6
i =1
4. Menyusun rasio rata-rata tiap bulan (Rb) Rbi = Yi/RGPi
i : bulan 1, 2, 3 ............, 12
5. Menyusun nilai rata-rata dalam satu matrik berukuran j x i yang disusun untuk setiap bulan dimulai bulan Juni- Juli, kemudian menghitung indeks musim penangkapan sebagai berikut : (i) Rasio rata-rata untuk bulan ke- i (RRB) RRBi =
1 n
n
∑ RBij
j : 1, 2, 3 ..............., n
n j =1
(ii) Jumlah Rasio rata-rata bulanan (JRBB) : 12
JRRB =
∑ RRBi
i : 1, 2, 3 ................., 12
i =1
(iii) Indeks Musim Penangkapan (IMP) dihitung dengan persamaan : IMPi = RRBi x FK
i : 1, 2, 3, ............., 12
113 Penentuan pola musim penangkapan dengan metode rata-rata bergerak mempunyai keuntungan yaitu dapat mengisolasi fluktuasi musiman sehingga dapa t menentukan saat yang tepat untuk melakukan penangkapan udang jerbung
Metode Analisa Degradasi Penentuan tingkat degradasi untuk sumber daya udang jerbung dilakukan melalui pendataan data input atau effort dan output (hasil tangkapan) dari udang jerbung dalam bentuk data series. Dari kedua data tersebut dapat dihitung estimasti stok dan tingkat panen lestari (sustainable yield). Kemudian dengan membandingkan kondisi ekstrasi aktual dan sustainable dengan analisis trend dan contrast akan dapat diketahui laju degradasi. Fungsi dari degradasi sumber daya udang jerbung dapat dilakukan berdasarkan formula Anna (2003) yang merupakan modifikasi dari Amman dan Duraiappah (2001) sebagai berikut : φt =
1 h at
1+ e
h st
dimana φ t adalah tingkat degradasi pada periode t, sedangkan hat adalah produksi aktual pada periode t dan hst adalah produksi lestari pada periode t.
Pendugaan Potensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Pendugaan potensi lestari (MSY) udang jerbung dengan menggunakan data sekunder berupa data series produksi dan upaya selama 15 tahun terakhir adalah model surplus produksi yang dikembangkan oleh Schaefer (1954). Menurut model surplus produksi schaefer hubungan antara upaya penangkapan dan hasil per upaya (CPUE) mengikuti garis linier dengan koefisien arah negatif = c f = a − bf , adapun f = upaya total dan c f = CPUE. Dalam menganalisis hasil dan upaya penangkapan, Schaefer menyatakan : • Terdapat hubungan linier antara hasil per unit upaya (CPUE) dengan jumlah upaya penangkapan (effort), yang dapat dinyatakan dengan persamaan : c f = a − bf , • Bila total hasil per tahun diplot terhadap total biaya, akan diperoleh kurva bentuk parabola dengan persamaan : c = af − bf 2
114 • Jumlah upaya yang optimal ( f opt.) adalah : f opt.= a / 2 b • Hasil yang optimal (M SY) adalah : MSY = a 2 4b , dimana, a & b Konstanta (intersep dan koefisien independent) Sementara untuk menghitung tingkat pemanfaatan adalah (tingkat pemanfaatan produksi / MSY) x 100%. Apabila pengusahaan masih sekitar 100% atau di bawahnya, maka pengusahaan tersebut masih berada dalam tahapan yang lestari
Metode Analisis Bio-Ekonomi Keseimbangan bio-ekonomi yang merupakan tingkat keseimbangan pendapatan dan biaya penangkapan dengan pendekatan dinamik adalah model biologi Schaefer (1954) dan model ekonomi dari Gordon (1957). Dalam hal ini, optimalisasi perikanan diarahkan untuk mencapai keseimbangan biologi dan ekonomi, yaitu disatu sisi terjadi kelestarian sumberdaya udang jerbung dan di sisi lain terjadi perolehan manfaat ekonomi secara berkelanjutan. Secara matematik, analisa bioekonomi dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
E
MEY
ap − c = dan h 2bp
MEY
2 = a( EMEY ) − b( EMEY ) , dimana E
MEY
adalah jumlah upaya
penangkapan optimal secara ekonomi, sedangkan h MEY adalah Hasil tangkapan optimal secara ekonomi. Pendekatan analitik optimasi statik oleh Fauzi (2000) dijelaskan bahwa penurunan tingkat eksploitasi optimal bio-ekonomi secara analitik sebagai berikut π = p.c − cE , adapun c adalah Total biaya operasional penangkapan, sedangkan p adalah Harga udang jerbung jerbung per kg
115 Implikasi Kebijakan Ekonomi Untuk melihat pada kondisi mana perikanan yang paling efisien, terliha pada Tabel 1
Tabel 1. Perbandingan MEY dan MSY dengan variabel E, h, ? VARIABEL
MEY
MSY
ap − c Eopt = 2bp
E MSY > Eopt
h:
Optimum
Maksimum
? :
Maksimum
? MSY
Sisi Input E:
Sisi Output
< ? maks
Berdasarkan Tabel 1. Terlihat bahwa pada kondisi maksimum tangkapan secara ekonomi (MEY) yang paling menguntungkan karena memberikan profit (? ) yang terbesar dengan input yang paling sedikit. Pada kondisi maksimum tangkapan secara ekonomi (M EY) pada titik E optimal dimana rente ekonomi yang diperoleh maksimal karena terlihat jarak TR dan TC terbesar, dalam hal ini jumlah input produksi yang digunakan jauh lebih sedikit dari pada EMSY.
Diagram Alir Proses Penelitian Proses penelitian dimulai sejak penetapan judul, lokasi dan rencana pelaksanaan penelitian yang dituangkan dalam bentuk usulan penelitian. Data pendukung dihimpun sejak tahap perumusan usulan penelitian, kemudian dilengkapi dengan data hasil penelitian lapangan, baik yang bersifat data primer maupun sekunder. Analisis aspek biologi dilakukan dengan pendekatan fungsi produksi lestari Model Schafer dan analisis aspek ekonomi dilakukan dengan pendekatan Model Statik Gordon-Schaefer. Hasil analisis dituangkan dalam bentuk kesimpulan dan digunakan sebagai dasar dalam merumuskan saran-saran yang dapat mendukung kebijakan dalam rangka pemanfaatan sumber daya udang jerbung secara berkelanjutan. Diagram alir proses penelitian disajikan pada Gambar 2.
116
Mulai Penetapan Judul, Lokasi dan Penyusunan Usulan Penelitian
Kajian Pustaka
Penelitian Lapangan
Kajian Pustaka
Kajian Laporan, Jurnal dan lain-lain
Kajian Pustaka
Data Sekunder
Data Sekunder Tidak Puas
Analisis Aspek Biolog i Puas
Tidak Puas
Analisis Aspek Ekonomi Puas Kesimpulan dan Saran Selesai
Gambar 2. Diagram alir proses penelitian optimasi pemanfaatan sumber daya udang Jerbung