Analisa Kelayakan Investasi Pada Bank BJB dengan menggunakan metode Gordon Growth Model 1.1. Latar Belakang Industri perbankan merupakan highly regulated industry, baik dari sisi permodalan, operasional hingga produk yang dimiliki. Dari sisi permodalan, bank dituntut untuk memperkuat struktur permodalan yang salah satunya bertujuan untuk penyerapan risiko yang berasal baik dari risiko kredit, risiko operasional hingga risiko pasar. Oleh karena itu, Bank Indonesia melalui PBI Nomor 15/12/PBI/2013 telah mengatur tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, perubahan komponen dan persyaratan instrumen modal dalam rangka peningkatan kualitas permodalan. Selain itu, penguatan struktur modal juga dilakukan dalam rangka mendukung bisnis, seperti ekspansi pembiayaan (kredit) ataupun aktivitas investasi lainnya. Dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat dan mampu berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, maka Bank perlu meningkatkan kemampuan untuk menyerap risiko yang disebabkan oleh kondisi krisis dan/atau pertumbuhan kredit perbankan yang berlebihan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas permodalan Bank sesuai dengan standar internasional yang berlaku yaitu Basel III. Peningkatan kualitas permodalan Bank dilakukan melalui penyesuaian komponen dan persyaratan instrumen modal serta penyesuaian rasio-rasio permodalan. Selanjutnya, Peningkatan kuantitas permodalan Bank dicapai melalui kewajiban pembentukan tambahan modal sebagai penyangga (buffer) berupa Capital Conservation Buffer, Countercyclical Buffer, dan Bank yang dianggap berpotensi sistemik wajib membentuk tambahan modal berupa Capital Surcharge. Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, selain untuk penyerapan risiko, penambahan modal merupakan strategi bisnis dalam rangka pengembangan usaha. PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sebagai salah satu bank lokal dengan taraf nasional tentu saja memerlukan tambahan modal guna menghadapi persaingan bisnis dalam industri perbankan yang semakin ketat. PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk telah menunjukkan eksistensi dan kesuksesan dari hasil transformasi bank daerah menjadi bank umum skala nasional. PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk juga menjadi bank yang dimiliki daerah pertama yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010. Pada saat itu, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk melalukan penawaran perdana sahamnya ke publik (initial public offering/IPO). Pada tanggal 8 Juli 2010, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk melakukan IPO dengan melepas sebanyak 2.424.072.500 lembar saham seri B ke publik seharga Rp. 600 per lembar saham. Market capitalization dari IPO tersebut diperoleh sebesar Rp. 1,4Trilyun. Harga saham PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk hingga saat ini menunjukkan kinerja yang sangat positif. Per 2 Maret 2017, harga saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk tercatat sebesar Rp. 2,310,- per lembar atau sudah meningkat hampir 400% dari harga awal IPO. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada Latar Belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah investasi penambahan penyertaan modal pada bank bjb layak dilakukan? 1.4. Metode Penelitian 1.4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas bagaimana menilai harga wajar (valuasi) saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR IJ) sebagai dasar penentuan kelayakan penyertaan modal PMT HMETD. Selain itu, kajian ini juga akan melakukan simulasi komposisi saham ketika Pemerintah Kota Bandung tidak melakukan penambahan modal PMT HMETD. Data yang digunakan dalam penelitian ini memakai data estimasi yang berasal dari Laporan Keuangan PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, Bloomberg Terminaldan laporan analisa dari Mandiri Sekuritas. Periode penelitian memakai estimasi konsensus pada tahun 2017 Estimasi konsensus merupakan rataβrata perhitungan analis dari perusahaan sekuritas.Dengan memakai data estimasi, dapat kita lihat bagaimana rataβrata estimasi setiap variabel yang dapat dijadikan prediksi untuk determinasi nilai wajar saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. 1.4.2. Variabel Operasional Penelitian ini menggunakan Gordon Growth Model dan Relative Valuation untuk mendeterminasi nilai wajar saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Variabel penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.4.2.1. Relative Valuation Dengan menggunakan Relative Valuation, variabel yang digunakan pertama adalah estimasi PBV (Price to Book Value) pada tahun 2016. Dalam kajian ini memakai acuan estimasi PBV perusahaan Perbankan di Indonesia. Adapun data PBV dari perusahaan Perbankan di Indonesia berasal dari PT Bank Danamon Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk dan PT Bank Tabungan Pendidikan Negara Tbk. Observasi ini dipilih karena memiliki nilai PBV yang tidak jauh dengan nilai rata β rata industrinya. Berikut perhitungan rasio PBV: πππππ ππ΅π = π΅πππππππ’π
Lebih lanjut lagi, kajian menggunakan estimate equity dari konsensus untuk melihat seberapa besar equity value pada PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. Dengan menggunakan Gordon Growth Model, variabel yang digunakan adalah estimasi net incomePTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk pada tahun 2017. Selain itu, kajian ini menggunakan estimasi Dividend Payout Ratio serta jumlah saham yang beredar untuk melihat berapa nilai Dividend per Share perusahaan. Lebih lanjut lagi, kajian ini menggunakan CAPM (Capital Asset Pricing Model) untuk melihat required rate of return bersama dengan Retention Rate dan Return on Equity untuk melihat pertumbuhan dividen. 1.4.3. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dapat dijelaskan sebgai berikut: Variabel Definisi Variabel Parameter Beta Saham Beta saham adalah Regresi sederhana antara satuan untuk harga saham dengan mengukur pergerakan indeks harga systematic risk saham gabungan. suatu aset Dividend Payout Tingkat laba yang Ratio diatribusikan kepada shareholder π·ππ£ππππ Dividend per Share Jumlah dividen yang dibagikan π½π’πππππ πππππππππππ
Equity Value Net Income
Retention Rate
Return on Equity
kepada shareholder Nilai ekuitas suatu perusahaan Laba bersih perusahaan setelah dikurangi semua beban perusahaan Tingkat laba yang diatribusikan kepada perusahaan Proporsi laba bersih terhadap jumlah ekuitas
-
Skala Nominal
Nominal
Ratio
Nominal
Net Income = Pendapatan Nominal β beban kotor β beban operasional β beban lainlain RR = 1-Dividend Payout Nominal Ratio πΏπππππππ ππ π½π’πππππ πππππππππππ
Rasio
π1 β π0 Tingkat imbal hasil π0 pasar secara keseluruhan π = π
πΉπ
+ π½(π
π Required rate of Tingkat imbal hasil β π
πΉπ
) return yang diharapkan shareholder (Cost of Equity) Risk free rate Tingkat suku bunga yang menjadi alternatif investor dalam berinvestasi Share outstanding Jumlah saham yang beredear dikeluarkan oleh perusahaan Return Market
Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
1.4.4 Metode Valuasi Sesuai dengan tujuan kajian yakni untuk mengetahui harga wajar saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, kajian ini akan menggunkan pendekatan/metode valuasi Gordon growth model. Dengan menggunakan metode tersebut dapat melihat bagaimana kondisi sentimen pasar atau industri serta melalui kondisi operasional perusahaan yang dibuktikan oleh perhitungan Gordon growth model.
1.4.4.2 Gordon Growth Model Gordon growth model dapat digunakan ketika perusahaan memiliki DPR (dividend payout ratio) yang tinggi. PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk mempunyai tingkat DPR yang tinggi sebesar 71,6% pada tahun 2016. Model valuasi ini memakai tingkat pertumbuhan dividend dalam mendeterminasi nilai wajar saham. Berikut persamaan perhitungan Gordon Growth Model : π·1 πΉπππππππ’ππππππππ = πβπ yang dimana : π·1 : Estimasi Dividen per Share Tahun Berikutnya π : Required Rate of Return π: Growth
Nilai dividend dapat diperoleh dari penghitungan sebagai berikut: π·1 =
(πππ‘πΌπππππ1 Γ π·ππ£ππππππππ¦ππ’π‘π
ππ‘ππ1 ) πππππππ’π‘π π‘ππππππ
Sedangkan nilai Required Rate of Return dapat diperoleh dengan menggunakan metode CAPM (Capital Asset Pricing Model). Berikut cara perhitungan Required Rate of Return: π = π
πΉπ
+ π½(π
π β π
πΉπ
)
yang dimana: π
πΉπ
: Risk Free Rate π½: Beta Saham π
π: Return Market Disamping itu, nilai growth dalam melakukan valuasi Gordon Growth Model diperoleh dari persamaan berikut: π = π
π
Γ π
ππΈ yang dimana: π
π
: Retention Rate π
ππΈ: Return on Equity CAPM Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Model Penetapan Harga Aset Modal dipelopori oleh Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964-1966. Menurut Bodie et.al (2014:293), model CAPM merupakan bagian penting dalam bidang keuangan yang digunakan untuk memprediksikan keseimbangan imbal hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko suatu aset pada kondisi ekuilibrium. Menurut Andri (2010), pada keadaan ekuilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan (required return) oleh investor untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan hanyalah risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar yang diukur dengan beta (Ξ²). Sedangkan risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) tidak relevan, karena risiko ini dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Model CAPM sudah luas digunakan karena model ini mempunyai akurasi yang cukup baik dalam menentukan return suatu saham. Model CAPM mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu
periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal (Andri, 2010). Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas pada dasarnya bahwa CapitalAsset Pricing Model (CAPM) merupakan suatu model atau cara untuk mengestimasikan nilai return suatu aset dengan membandingkan antara variable return yang diterima dan risiko yang ditanggung. Tujuan dari penggunaan model ini adalah untuk menentukan tingkat return yang diharapkan (expected return) dari aset yang berisiko dan untuk menghitung risiko yang tidak dapat didiversifikasi (risiko non sistematis) dalam suatu portofolio dan membandingkannya dengan prediksi tingkat pengembalian (return).
4.2.3.2 Perhitungan melalui Gordon Growth Model Perhitungan nilai wajar saham dengan Gordon Growth Model (GGM) dapat digunakan sebagai pembanding dari hasil valuasi dengan metode PBV, sekaligus sebagai confirmatory model apakah perhitungan dengan mendasarkan pada book value industri perbankan akan jauh berbeda atau tidak dengan metode GGM yang mendasarkan pada kondisi fundamental keuangan perusahaan. Dibutuhkan beberapa data dan model analisis untuk melakukan valuasi dengan metode GGM. Data dan model analisis tersebut terangkum dalam Tabel 4. 5 berikut: Tabel 4.5 Perhitungan Valuasi GGM Variabel Kode Expected Net Income (Rp Milyar) a Expected Payout Ratio (%) b Expected Dividen (Rp Milyar)c Exp Dividen per Share (Rp) d RFR (%) e Beta f Return Market (%) g ROE (%) h Retention Rate (%) i Growth (%) j CAPM k Estimasi Share Outstanding l Fair Value (Rp) m
Nilai Keterangan 1.639 Mandiri Securitas Estimation 28% Mandiri Securitas Estimation 459 43 Jumlah saham beredar 8% 10 Year Gov Bond 1,4 Beta Pefindo 13,05% Rata-rata return IHSG 1 tahun terakhir 16,90% Mandiri Securitas Estimation 72% Mandiri Securitas Estimation 12,2% 15,27% 10,67 Share Outstanding Setelah PMTHMETD 1.387,07 GGM Model
Rumus
c=axb d= b/c
i=1-b j=h x i k= e + f x (g-e) m = d/(k-j)
sumber: Perhitungan penulis Nilai proyeksi net incomePTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sebesar Rp. 1.639.000.000.000 pada tahun 2017. Perolehan angka net income dinilai realistis yang dapat dilihat dari naiknya kualitas aset PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk yang dimana manajemen PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk telah melakukan restrukturisasi pinjaman bisnis mikro dan pengetatan standar kualitas kredit debitur. Manajemen fokus kepada penanggulangan NPL yang tinggi dengan cara menutup beberapa cabang Waroeng BJB dan outlet mikro yang memiliki kontribusi besar terhadap
penurunan NPL perusahaan. Dengan memiliki nilai NPL yang rendah, akan meningkatkan profitabilitas perseroan dilihat dari estimasi Return on Equity sebesar 17,92% pada tahun 2017. Selain itu, PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk juga berfokus pada efisiensi dengan menurunkan cost to income ratio (CIR) serta menurunkan biaya dana (cost of fund). Penurunan biaya dana merupakan langkah yang mudah ditempuh mengingat dana yang dihimpun oleh perusahaan sebagian besar merupakan dana Pemerintah Daerah sehingga dapat menunjang peningkatan dana murah (CASA). Nilai dividend perusahaan menurut estimasi kajian ini sebesar Rp. 459.000.000.000 yang didapatkan dari Expected Payout Ratio sebesar 28%, dikalikan dengan estimasi net income 2017.Expected Payout Ratio sebesar 28% memang lebih rendah dibanding payout ratio pada tahun sebelumnya (2014,2015,2016) yang selalu diatas 50%. Hal ini dapat dijelaskan mengingat pada tahun 2017, PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk memiliki rencana penguatan modal dalam rangka pengembangan dan ekspansi bisnis. Peningkatan retained earning dapat digunakan untuk meningkatkan equity perusahaan sehingga memperkuat struktur permodalan. Angka estimasi dividend per share sebesar Rp. 43 yang didapatkan dari nilai dividend dibagi dengan jumlah saham yang beredar (termasuk rencana penambahan saham sebesar 10% dari saham eksisting). Dalam menghitung required rate of return, kajian ini menggunakan model CAPM (Capital Asset Pricing Model) dengan memakai asumsi 7.5% sebagai Risk Free Rate yang didapatkan dari rata β rata 10 tahun obligasi pemerintah. Untuk mengukur systematic risk (Beta), kajian ini menggunakan data dari PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) yang berasal dari hasil regresi linear antara pergerakan harga saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan periode observasi 3 tahun.Untuk Return Market (RM), kajian ini memakai rata β rata tingkat imbal hasil IHSG selama 1 tahun terakhir, sebesar 13,05%. Dalam menghitung tingkat pertumbuhan, kajian ini memakai estimasi ROE sebesar 16,9 % dengan tingkat retention rate sebesar 72% (1- Dividend Payout Ratio). Berdasarkan data dan metode perhitungan yang ada, maka nilai wajar saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dengan metode Gordon Growth Model (GGM) adalah sebesar Rp. 1.387 per lembar saham. Dengan tingkat harga wajar sebesar Rp. 1.387, kajian ini meyakini faktor β faktor yang mendukung profitabilitas perusahaan dilihat dari tinggi nya NIM (net interest margin), peningkatan efisiensi melalui penurunan nilai Cost to Income Ratio (CIR) dan penurunan NPL. Hasil valusi saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dengan metode GGM tidak jauh bahkan sangat mendekati hasil valuasi dengan metode PBV. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan dua metode valuasi
tersebut relatif valid dalam mengestimasi nilai wajar saham PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Dengan proyeksi harga saham pada saat pelaksanaan PMT HMETD sebesar Rp. 945,- per lembar saham, maka proyeksi harga saham tersebut lebih rendah dibanding nilai wajar saham sebesar Rp. 1.387,- maka harga pelaksanaan PMT HMETD dinilai undervalued, sehingga penambahan penyertaan modal layak dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA Aswarth, Damodaran. 2006. Valuation Approaches and Metrics: A Survey of the Theory and Evidence. New York: Stern School of Business. Darmadji, T & Fakhruddin, H. M. 2006. Pasar Modal di Indonesia, Edisi 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Eduardus, Tandelilin. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Jensen, M.C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance and Takeovers. American Economic Review, 76, May, 323-329. Mandiri Sekuritas. 2017. Focus Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, Company Update, 23 Maret 2017 Miller, H Merton. 1998. The Current Southeast Asia Financial Crisis. Pacific Basin Financial Journal, 225-233. Myers, S.C. 1984. Capital Sructure Puzzle. Journal of Finance, 39(3), July, 575 - 592. Michailidis, Tsopoglou. 2006. Testing the Capital Asset Pricing Model. International Research Journal of Finance and Economics, 4, pp, 78-82. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 38/POJK.04/2014 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015
Suad Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi kelima, Yogyakarta : BPFE Surat Direksi PTBank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk Nomor 919/DIR-Tim P3M/2016 Tanggal 16 November 2016. Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.