27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1
Latar dan Karakter Penelitian Penelitian ini dilakukan Pada Anak Usia Dini di Kelompok A PAUD
Al Ishlah Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo dengan jumlah anak didik 20 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. 3.2
Variabel Penelitian Sugiyono (2009 :38) : variable penelitian pada dasarnya adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh
informasi
tentang
hal
tersebut
kemudian
ditarik
kesimpulannya. Menurut Hajar (1999:156) yang mengartikan variabel adalah objek pengamatan atau fenomena yang diteliti.Berdasarkan pendapat para diatas, terdapat 3 variabel dalam penelitian ini yaitu : 3.2.1 Variabel Input Yang menjadi variabel Input dalam penelitian ini adalah menyangkut berbagai hal dalam kegiatan pembelajaran seperti : peserta didik, pendidik, bahan ajar, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar). 3.2.2 Variabel Proses Variabel proses penelitian Tindakan Kelas ini adalah metode mendongeng. Metode mendongeng yang digunakan mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Yudha (2007: 39) sebagai berikut :
28
Langkah Pertama
Langkah Kedua Langkah Ketiga Langkah Keempat
Langkah Kelima
: Menyajikan dongeng yang sesuai dengan nilai-nilai Karakter anak. Pada saat menyajikan dongeng hal positif yang tidak boleh dilupakan dalam dongeng adalah mengajar anak untuk berekspresi. : Memberi kesempatan anak untuk menyimak isi dongeng : Melibatkan anak dalam dongeng yang disjikan dengan melontarkan pertanyaan sederhana. : Memancing karakter anak melalui berbagai kegiatan misalnya membereskan mainan bersama- sama, memakai sepatu sendiri, menyimpan tempat makan sendiri, dll. : Memberikan reward dan penguatan disaat anak melakukan salah satu dari nilai karakter misalnya membantu temannya membereskan mainan, memakai sepatu sendiri, menyimpan tempat makan sendiri, dll.
3.2.3 Variabel Output Yang menjadi variabel Output penelitian ini adalah
: Perkembangan
karakter anak kelompok A di PAUD Al Ishlah Kecamatan Kota Tengah yang diukur melalui indikator yaitu : (a) Disiplin : anak terbiasa mengantri, (b) Kepedulian : anak berbagi dengan teman, (c) Mandiri : anak terbiasa makan sendiri, (d) Kreatif : problem solving, (e) Peduli lingkungan. 3.3
Prosedur Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model
Kemmis dan M.C Taggart ( dalam Depdiknas, 1999) yang terdiri atas 4 siklus atau fase kegiatan, meliputi : perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Sesuai dengan prinsip umum penelitian tindakan setiap tahap dan siklusnya selalu dilakukan secara patrisipatoris dan kolaboratif antara peneliti dengan praktisi (guru dan kepala sekolah) dalam sistem sekolah. (Kemmis dan Mc Taggart, 1988 : 9-15; Waseso: 1994: 17; Sumarno, 1994:1).
29
Adapun alur penelitiannya adalah :
Perencanaan Refleksi Tindakan Observasi Evaluasi
Siklus I
Revisi Perencanaan Perencanaan Refleksi Tindakan Observasi Evaluasi
Siklus II
Revisi Perencanaan Perencanaan Refleksi Tindakan Observasi Evaluasi
Siklus III
Gbr. 2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) Model Kemmis dan Taggart dalam Diknas, 1999 Siklus 1 dengan tema makanan yang halal dan thoyyib, tahapan sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut : 1) Mengadakan diskusi dengan mitra yaitu wali kelas selaku observer terkait dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. 2) Menyusun rencana tindakan secara menyeluruh, baik yang menyangkut alokasi waktu pada setiap proses pembelajaran, serta lembar penilaian perilaku rasa percaya diri anak. 3) Memilih judul dongeng yang akan disampaikan sesuai dengan tema.
30
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas yang difokuskan untuk mengembangkan karakter anak PAUD Al Ishlah Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo berlangsung dalam bentuk siklus pembelajaran dan mengacu pada skenario tindakan pada setiap siklus adalah sebagai berikut : 1) Penataan lingkungan ( 30 menit ) a. Menyiapkan skenario dongeng b. Menyiapkan tempat mendongeng yang ekslusif c. Menyiapkan dan menata media dongeng atau APE sesuai dengan kebutuhan mendongeng 2) Pijakan sebelum mendongeng (30 menit ) a. Pada saat anak berkumpul pendidik dapat mengkondisikan anak agar tenang, menyiapkan lagu anak-anak ( langsung atau mengikuti suara kaset, dan dan bermain tepuk bervariasi). b. Pendidik menyampaikan aturan main sebelum mendongeng dengan cara yang menyenangkan c. Pendidik dapat menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tema dan isi dongeng yang disajikan sesuai dengan pengalaman anak. d. Pendidik mengenalkan tokoh-tokoh dongeng agar anak dapat memahami alur, isi dan karakter masing-masing tokoh 3) Pijakan pengalaman selama mendongeng ( 45 menit ) a. Pendidik menyajikan dongeng sesuai dengan rencana pembelajaran atau skenario yang telah disusun
31
b. Pendidik memberikan anak untuk menyimak isi dongeng dengan melontarkan pertanyaan sederhana agar anak merasa dilibatkan dalam dongeng yang disajikan. c. Pendidik memberi dukungan dan bimbingan berupa pertanyaan positif tentang isi dongeng dan apa yang harus dilakukan anak dalam kegiatan sehari-hari baik disekolah atau dirumahnya, memancing dengan pertanyaan terbuka untu merangsang perkembangan anak serta memberikan bantuan pada anak yang membutuhkan. d. Pendidik memberikan dukungan untuk mengembangkan sosialisasi dengan temannya e. Pendidik mengamati dan mencatat kegiatan anak saat melakukan dialog dan interaksi baik dengan pendidik maupun dengan teman-teman sebayanya. Untuk melihat perkembangannya dan mendokumentasian perkembangan anak. Jangan lupa mencatat nama dan tanggal evaluasi. 4) Pijakan pengalaman setelah mendongeng ( 30 menit ) a. Pendidik mengajak anak untuk sama-sama membereskan media atau APE dongeng yang telah digunakan (bila ada). b. Sebelum anak pulang, pendidik melakukan tanya jawab tentang isi dongeng dan hal-hal lain yang telah dilakukan dengan maksud untuk membantu anak mengingat kembali pengalaman mainnya dan saling mendongengkan pengalaman mainnya (recaling). c. Pendidik mengajak anak untuk berdoa, bernyanyi dan datang pada pertemuan berikutnya untuk mendongeng kembali.
32
3.4
Teknik Pengumpulan Data Jenis alat pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan
Kelas ini adalah harus diuraikan dengan jelas, seperti melalui pengamatan partisipasif, pembuatan interaksi dalam kelas ( analisis sosiometrik), pengukuran hasil belajar dengan berbagai prosedur assesmen (penilaian) dan sebaginya (Widyatama, 2007:73). Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi (pengamatan). Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi pengembangan karakter anak yang telah disusun bersama, antara peneliti dengan observer.Observasi menurut (James dan Dean, 2001:286) adalah : “Mengamati (watching) dan mendengar (listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan menaipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang menghasilkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis”. Observasi terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh mitra penelitian yaitu wali kelas yang bertindak selaku observer. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati kebiasaan-kebiasaan anak utamanya yang berkaitan dengan 5 indikator pendidikan karakter yaitu : (1) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap peraturan, (2) Kreatif, yakni tindakan yang menunjukkan perilaku mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, (3) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas, (4) Peduli Lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
33
yang sudah terjadi, (5) Peduli Sosial, yakni sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 3.5
Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini secara umum dianalisis melalui
deskriptif kualitatif. Analisis data dilakukan pada tiap data yang dikumpulkan, baik data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan cara kuantitatif sederhana, yakni persentase (%) dan data kuantitatif dianalisis dengan membuat penilaian kuantitatif (kategori). Menurut
Hopkins (dalam Widiasih, 1997), bahwa dalam menganalisis data
penelitian tindakan kelas diperlukan beberapa tahapan yaitu: 1. Kategori Data Data yang diperoleh peneliti, guru, siswa dan kepala sekolah disusun menjadi 4 kategori tertentu untuk memudahkan analisis yaitu tes pemahaman ( konsep, proses, dan aplikasi konsep). 2. Validasi Data Data yang diperoleh agar objektif, valid dan reliable maka dilakukan teknik triangulasi dan saturasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan, antara lain : 1) Menggunakan cara yang bervariasi untuk memperoleh data yang sama, misalnya untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis dan wawancara. 2) Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda, dalam penelitian ini ada 4 sumber yaitu : peneliti, pendidik, Kepala Sekolah, dan anak didik. 3) Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk kelengkapannya
34
4) Melakukan pengelolaan dan analisis ulang dari data yang terkumpul 3. Interpretasi Data Data yang telah dilakukan disusun diinterpresentasikan berdasarkan teori atau aturan yang disepakati atau intuisi peneliti dan guru untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif sebagai acuan dalam melakukan tindakan selanjutnya, tindakan hasil interpretasi data digunakan untuk informasi dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya.