22
III.
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di Green House Laboratorium Lapangan Terpadu dan Laboratorium Teknik Sumber Daya Air dan Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu: ember dengan diameter 27,3 cm, wadah penampung air, sumbu, kain flanel, gelas ukur, cawan, ring sample, timbangan (analitik), desikator, oven, tali rapia, gunting, cangkul, potongan balok kecil, penggaris, karung, kertas label, camera digital, ayakan tanah, dan seperangkat computer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang di ambil dari Laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung dan pupuk organonitrofos sebagai media tanam, benih tomat (Servo F1), dan air.
23
3.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dengan 3 ulangan serta dilakukan perlakuan kontrol pada perlakuan evapotranspirasi yaitu untuk mengetahui evaporasi tanah pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Penelitian menggunakan jarak ketinggian antara tanah yang sama antara air tanah dengan zona fill capasity (jarak tanah dari air irigasi yang dibutuhkan tanaman) setinggi 30 cm. Lima perlakuan tersebut yaitu berdasarkan perbedaan konsentrasi pupuk organonitrofos dengan tanah. Adapun perlakuan yang dilakukan yaitu: O0
= pupuk organonitrofos 0 % dan tanah 100% dengan pemakaian pupuk kimia
O1
= pupuk organonitrofos 10 % dan tanah 90 %
O2
= pupuk organonitrofos 20 % dan tanah 80 %
O3
= pupuk organonitrofos 30 % dan tanah 70 %
O4
= pupuk organonitrofos 40 % dan tanah 60 %
O5
= pupuk organonitrofos 50 % dan tanah 50 %
Penelitian yang dilakukan menggunakan ember dengan melubangi bagian dasar ember dengan lubang yang seragam. Sebelum tanah dimasukkan ke dalam ember, pada bagian dasar ember tepatnya pada lubang dipasang sumbu terlebih dahulu kemudian dilapisi dengan kain flanel agar tanah tidak keluar melalui lubang sumbu yang telah dibuat dan agar air selalu tersedia kontinu. Air irigasi yang diberikan pada tiap perlakuan dengan tinggi muka air yang sama.
24
3.4
Pelaksanaan Penelitian
Mulai
Sampel dan analisis media tanam (tanah dan pupuk organonitrofos)
Persiapan media tanam
Penyemaian
Penanaman Pemeliharaan
Pengamatan
Analisis data
Selesai
Gambar 1. Diagram alir pelaksanaan penelitian
25
27,3
Gambar 2. Sketsa penelitian
3.4.1 Uji Sifat Fisik Tanah
a. Tekstur tanah Tanah yang akan digunakan diuji tekstur terlebih dahulu dengan cara diambil sampel menggunakan ring sampel kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 3 kali lipat volume tanah sampel dan diberi satu sendok makan deterjen diaduk hingga larut. Kemudian didiamkan sampai air menjadi bening, lalu hasil persentase partikel dicocokkan dengan segitiga tekstur untuk diketahui tekstur tanah.
b. Kadar air tanah Kadar air tanah dihitung dengan pengambilan contoh tanah menggunakan ring sample untuk mengetahui kadar air alami tanah (tanah belumterganggu) yang kemudian ditimbang dan dioven dengan suhu 1050C selama 24 jam. Kadar air tanah dapat dihitung menggunakan persamaan 3 yaitu:
26
Keterangan: KATm = kadar air tanah (%) basis massa BB
= bobot tanah lembab atau basah (gram)
BK
= bobot tanah kering oven (gram)
c. Analisis Pupuk Organonitrofos Analisis yang dilakukan pada pupuk organonitrofos yaitu berupa analisis kandungan unsur Nitrogen (N). Fosfor (P), Kalium (K), dan pH. Analisis tersebut bertujuan untuk mengetahui ketiga unsur makro dan pH yang terkandung dalam organonitrofos dalam bentuk remah.
3.4.2 Persiapan Media Tanam Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu campuran tanah dengan pupuk organonitrofos. Pertama tanah dipersiapkan dengan cara menjemur tanah hingga kering dan mengayak tanah menggunakan ayakan yang memiliki diameter 2 mm. Tanah yang telah dipersiapkan dicampurkan dengan pupuk organonitrofos sesuai dengan perlakuan kemudian dimasukkan ke dalam ember yang telah dilubangi bagian dasarnya serta dipasangkan sumbu dan kain flanel.
27
3.4.3
Penyemaian Benih dan Penanaman
Benih yang ditanam, disemai terlebih dahulu pada media campuran arang sekam dengan organonitrofos. Penanaman benih dilakukan setelah bibit berusia 30 hari ke media tanam dengan kedalaman penanaman 10 cm. 3.4.4
Pemeliharaan
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman tomat yaitu: 1. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman tomat yang rusak atau mati pada ember dengan menanam bibit cadangan. 2. Penyiangan Penyiangan pada tanaman tomat dilakukan setiap ada gulma.
3.4.5 Pemberian Air Irigasi
Pemberian air irigasi pada tanaman dilakukan dengan cara aplikasi irigasi bawah permukaan (sub surface irrigation). Irigasi tersebut dilakukan dengan cara air dituangkan ke dalam bak yang terdapat di bawah ember, dengan memanfaatkan sumbu air bergerak ke atas menuju perakaran tanaman.
3.4.6 Pengamatan dan Pengukuran Data
1.
Pengamatan Evapotranspirasi Tanaman Pengamatan evapotranspirasi tanaman dilakukan dengan cara mengukur penurunan tinggi muka air yang tertera pada mistar pada ember irigasi akibat
28
evapotranspirasi. Kemudian air ditambahkan lagi kekeadaan semula pada tinggi air awal sebelum terjadinya evapotranspirasi. Pengamatan evapotranspirasi dilakukan sekali yaitu pada sore hari.
2.
Pengamatan Fase Vegetatif Pengamatan pertumbuhan yang dilakukan yaitu pengamatan pertumbuhan vegetative berupa tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun,dan jumlah cabang serta diameter batang yang dilakukan tiap seminggu sekali. Pengamatan vegetatif mulai dilalukan seminggu setelah tanam. Tinggi tanaman, dihitung dengan cara mengukur tinggi menggunakan mistar dan juga pita ukur. Tinggi tanaman dihitung dari permukaan tanah hingga bagian ujung tanaman. Jumlah daun tanaman tomat dihitung secara manual. Luas daun, dilakukan dengan mengukur panjang dan lebar daun. Luas daun dihitung dengan persamaan : .......................... (4) Keterangan: LD = luas daun (cm2) p = panjang daun (cm) l = lebar daun (cm) (Pangaribuan, 2010) Jumlah cabang dihitung manual sampai pada masa vesgetatif berakhir. Diameter batang dihitung menggunakan jangka sorong digital pada bagian pangkal tengah dan ujung kemudian dihitung rata-ratanya.
29
3.
Pengamatan Fase Generatif Pengamatan yang dilakukan pada fase generatif yaitu pengamatan jumlah bunga dan buah yang dilakukan mulai tumbuhnya bunga pertama sampai pada pemanenan tiap minggu sekali.
4.
Hasil Produksi Tanaman Hasil produksi tanaman berupa hasil panen tomat yaitu bobot buah, berangkasan basah (berangkasan atas dan berangkasan bawah) Penimbangan bobot buah tomat dilakukan setelah pemanenan. Pemanenan buah tomat dilakukan pada buah yang masak dari warna kuning hingga buah berwarna merah. Pengamatan bobot berangkasan dilakukan setelah panen berakhir. Berangkasan yang dihitung yaitu bobot berangkasan basah yang terdiri dari bobot seluruh tanaman berupa berangkasan atas dan berangkasan bawah.
3.5 Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam menggunakan aplikasi SAS dan uji lanjut BNT. Data yang telah diuji disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
30
Tata Letak Percobaan
O1U1
O2U2
O1U3
O5U0
O2U3
O3U3
O0U3
O0U2
O1U2
O4U2
O4U1
O5U3
O1U0
O4U0
O5U2
O0U0
O2U1
O5U1
O2U0
O3U0
O3U2
O4U3
O0U2
O3U1
Gambar 3. Tata Letak Percobaan
31
Keterangan:
O0U0
= taraf perlakuan 0% organonitrofos (100% tanah) tanpa tanaman.
O0U1
= taraf perlakuan 0% organonitrofos (100% tanah) ulangan 1
O0U2
= taraf perlakuan 0% organonitrofos (100% tanah) ulangan 2
O0U3
= taraf perlakuan 0% organonitrofos (100% tanah) ulangan 3.
O1U0
= taraf perlakuan 10% organonitrofos dengan 90% tanah tanpa tanaman.
O1U1
= taraf perlakuan 10% organonitrofos dengan 90% ulangan 1
O1U2
= taraf perlakuan 10% organonitrofos dengan 90% ulangan 2
O1U3
= taraf perlakuan 10% organonitrofos dengan 90% ulangan 3
O2U0
= taraf perlakuan 20% organonitrofos dengan 80% tanah tanpa tanaman.
O2U1
= taraf perlakuan 20% organonitrofos dengan 80% ulangan 1
O2U2
= taraf perlakuan 20% organonitrofos dengan 80% ulangan 2
O2U3
= taraf perlakuan 20% organonitrofos dengan 80% ulangan 3
O3U0
= taraf perlakuan 30% organonitrofos dengan 80% tanah tanpa tanaman.
O3U1
= taraf perlakuan 30% organonitrofos dengan 70% ulangan 1
O3U2
= taraf perlakuan 30% organonitrofos dengan 70% ulangan 2
O3U3
= taraf perlakuan 30% organonitrofos dengan 70% ulangan 3
O4U0
= taraf perlakuan 40% organonitrofos dengan 60% tanah tanpa tanaman.
O4U1
= taraf perlakuan 40% organonitrofos dengan 60% ulangan 1
O4U2
= taraf perlakuan 40% organonitrofos dengan 60% ulangan 2
32
O4U3
= taraf perlakuan 40% organonitrofos dengan 60% ulangan 3
O5U0
= taraf perlakuan 50% organonitrofos dengan 50% tanah tanpa tanaman.
O5U1
= taraf perlakuan 50% organonitrofos dengan 50% ulangan 1
O5U2
= taraf perlakuan 50% organonitrofos dengan 50% ulangan 2
O5U3
= taraf perlakuan 50% organonitrofos dengan 50% ulangan 3