METODE DALAM PENELITIAN KUANTITATIF PERTEMUAN 3 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M.M., M.Pd PGSD - FKIP
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1.Mendeskripsikan konsep dasar metode dalam penelitian kuantitatif yang mencakup macam-macam metode penelitian kuantitatif. 2.Menentukan populasi dan samping dengan menggunakan teknik sampling. 3.Menggunakan teknik pengumpulan data 4.Menggunakan skala pengukuran pada instrumen penelitian 5.Merancang instrumen penelitian 6.Menggunakan teknik analisis data dalam pengolahan data penelitian.
A. MACAM-MACAM METODE PENELITIAN KUANTITATIF • Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Keilmiahan metode dalam penelitian adalah terletak pada bagaimana metode digunakan sebagai cara yang rasional, empiris dan sistematis dalam menjawab permasalahanpermasalahan yang akan dicarikan jawabannya. Sementara yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah pengtahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Penelitian dan ilmu merupakan operasionalisasi dari metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah • Penelitian kuantitatif memiliki 2 metode, yaitu: (1) metode survei, dan (2) metode eksperimen.
PENELITIAN SURVEI •
Penelitian survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak. Penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, ttapi datanya dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. • Survei merupakan cara yang utama untuk mengumpulkan data primer bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab suatu pertanyaan, Bila data sekunder sudah cukup lengkap dan hipotesis sudah dapat diuji dengna data sekunder maka pengumpulan data primer sudah tidak perlu dilakukan kembal
TUJUAN PENELITIAN SURVEI • Untuk mendapatkan informasi secara rinci atas topik atau hal yang sedang hangat. • Mengidentifikasi masalah dan untuk mendapatkan justifikasi atas keadaan dan ekgiatan yang sedang berjalan. • Mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orangorang yang menjadi sasaran penelitian dalam pemecahan masalah. • Sebagai bahan penyusunan renccana dan pengambilan keputusan.
CIRI-CIRI PENELITIAN SURVEI •
Data survei dikumpulkan dari seluruh populasi atau sebagian dari populasi. •Untuk hal yang sifatnya nyata. •Hasil survei bermanfaat bagi kepentingan yang sifatnya trbatas mengingat data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu dikumpulkan. •Survei dimanfaatkan untuk pemecahan amsalah insidental. •Survei dapat dilakukan dengan metode cross sectional dan longitudinal. •Survei emnggunakan data kuantitatif. •Survei mengandalkan teknik pengumpilan data berupa kuesioner dan wawancara berstruktur.
• Contoh Judul Penelitian Survei: • Pengaruh kemampuan dan motivasi berprestasi trhadap kualitas pekerjaan pada mahasiswa PGSD Universitas Esa Unggul. • Hubungan keterampilan dan pengetahuan siswa terhadap hasil belajar.
MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN DESIGN EKSPERIMEN PRE EKSPERIMENTAL
TRUE EKSPERIMENTAL
ONE SHOT CASE STUDY
POSTTEST ONLY CONTROL DESIGN
TIME SERIES DESIGN
ONE GROUP PRETEST – POST TEST
PRETEST CONTROL GROUP DESIGN
NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN
INTEC GROUP COMPARISON
FACTORIAL EKSPERIMENTAL
QUASI EKSPERIMENTAL
PENELITIAN EKSPERIMEN • Penelitian eksperimen adalah penelitian yang ebrusaha mencari pengaruh varaibel tertentu trhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat.
Karakteristik dari penelitian eksperimen adalah: • Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok perlakuan eksperimental. • Menggunakans edikitnya dua kelompok. • Memper5timbangkan kesahihan ke dalam (internal validity) • Mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity)
LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN 1.Melakukan kajian secara induktif yang terkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan, 2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. 3.Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah. 4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: • Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan ttapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen. • Menentukan cara mengontrol. • Memilih rancangan penelitian yang tepat.
• • •
• • • • • •
•
Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih subjek penelitian. Membagi subjek dalam kelompok kontrol dan eksperimen. Membuat instrumen, memvalidasi dan melakukans tudi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memnuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan. Mengidentifikasi prossedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis. Melaksanakan eksperimen. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen. Mengorganisasikan dan mendeksripsikan data sesuaid engan variabel yang ditentukan. Menganalisa data dan melakukan signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya. Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan dan pembuatan laporan.
DESAIN EKSPERIMEN 1. Pre-experimental design. •
Digunakan bukan sebagai eksperimen sungguh-sungguh karena terdapatnya variabel luar yang masih berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. a. One – shoot case study (studi kasus satu tembakan. • Terdapatnya kelompok treatment yang diobservasi hasilnya sebagai variabel independent. b. One – group pretest posttest design (satu kelompok pretes – posttest) • Terdapatnya pretest sebelum di beri perlakuan sehingga data lebih akurat, c. Intact group comparison • Terdapatnya satu kelompok penelitian tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen dan setengahnya tidak diberi perlakuan.
DESAIN ONE SHOT CASE STUDY • Judul: Pengaruh Metode CLD Loops terhadap Pengambilan Keputusan X O X = Treatment yg diperlukan (Variabel indepedent) O = observasi ( hasilnya = variabel dependent)
X
O
DESAIN ONE GROUP PRETESTPOSTTEST DESIGN • Judul: Pengaruh Metode CLD Loops terhadap Pengambilan Keputusan X O X = Treatment yg diperlukan (Variabel indepedent) O1 = Nilai pretest (sebelum diberikan metode) O2 = Nilai posttest (stelah diberi metode) O2 – O1 = pengaruh metode terhadap pengambilan keputusan
O1
X
O2
INTACT GROUP COMPARISON •
Satu kelompok digunakan untuk penelitian dan dibagi 2 (untuk kel eksperimen dan 1 tidak)
•
X
O1 O2
X = Treatment yg diperlukan (Variabel indepedent) O1 = Hasil pengukuran ½ kelompok yg diberi perlakuan O2 = Hasil pengukuran ½ kelompok yang tidak diberi perlakuan.
•
•
•
•
2. True esperimental design Dilakukan karena dilakukan kontrol semua variabel yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Cirinya bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random. » Posttest – only control design Terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak, » Pretest posttest control group design Terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak kemudian diberi pretest untuk mengtahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen. » The Solomon four – group design Salah satu dari empat kelompok dipilih secaa random, Dua kelompok diberi pretes dan dua kelompok tidak. Salah satu dari kelompok pretest dan satu dari kelompok nonpretest diberi perlakuan eksperimen dans etelah itu keempat kelompok diberi posttest.
POST TEST ONLY CONTROL DESIGN • O1 = Kelompok 1 diberi eksperimen • O2 = Kelompok 2 tidak diberi eksperimen
R R
X O1 02
PRE TEST POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN • 2 kelompok random diberi pre test • Apa ada perbedaan kelompok eksperimen dan kontrol • Hasil pretest bila tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol Pengaruh (O2 – O1) – (O4 – O3)
R O1 X O2 R O3 O4
3. Quasi experimental design •
•
•
Merupakan pengembangan true esperimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol ttapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk pengontrolan variabel luar dan desain ini banyak digunakan karena sulitnay melalukan true experimental design. » Time series design Dalam desain ini kelompok tidak dapat dipilih secara acak, Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai emapt kali dengan maksud untuk mengetahui tingkat kestabilitan dan kejelasan keadaan kelompok sebelu diberi perlakuan, Bila empat kali tes men unjukkan hasil berbeda maka keadaan kelompok itu labil dan tidak konsisten, Bila kestabilan kelompok sudah trjadi maka baru diberikan perlakuan, Desain ini memerlukan satu kelompok saja dan tidak emmerlukan kelompok kontrol.
TIME SERIES DESIGN O1 O2 O3
O4
X O5 O6 O7 O8
• Tidak dipilih secara random • Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai 4 kali agar dapat dilihat kestabilan sebelum diberikan percobaan. • Bila hingga 4 kali masih berbeda berarti belum labil maka tidak menentu dan tidak konsisten. • Setelah stabil baru diberikan treatment. • Hanya menggunakans atu kelompok saja sehingga tidak perlu kelompok kontrol.
TIME SERIES DESIGN O1 O2 O3
O4
X O5 O6 O7 O8
• Hasil tes O1 = O2 = O3 = O4 • Hasil perlakuan yang baik : O5 = o6 = O7 = O8 • Besarnya pengaruh perlakuan = (o5 + o6 + o7 + o8) – (O1 + O2 + O3 + o4)
3. Quasi experimental design •
•
» Nonequivalent control group design’ Desain ini sama dengan posttest posttest control group design, namun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak, Kelompok eksperimen dan kontrol dibandingkan. Kedua kelompok diberi pretest kemudian diberi perlakuan dan trfalhir diberikan posttest. » Conterbalanced design Semua kelompok menerima semua perlakuan namun dalam urutan eprlakuan yang berbeda-beda da dilakukans ecara random.
NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN • Hampir sama dengan pretest posttest control group design, perbedaannya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
O1 03
X O2 O4
NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN
• Pengaruh Perlakuan Senam otak terhadap Fokus Belajar Mahasiswa. • Dipilih satu kelompok mahasiswa. • Setengahnya diberikan senam otak setiap perkuliahan dan setengahnya lagi tidak. • O1 dan O3 adalah tingkat fokus belajar mahasiswa sebelum ada perlakuans enam otak. • O2 adalah tingkat fokus belajar mahasiswa seelah senam otak selama 1 semester. • O4 adalah tingkat fokus belajar mahasiswa yang tidak diberi perlakuan senam otak. • Pengaruh senam otak terhadap tingkat fokus belajar adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
4. Factorial design • Melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Tujuannya untuk menentukan apakah efek suatu varaibel dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol dan apakah efek dari suatu variabel eksperimen trsebut. Penelitian ini digunakan untuk menunjukkan hbuungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal. Contoh judul penelitian eksperimen: • Pengaruh perbedaan hasil belajar dengan metode speed reading dan metode konvensional pada pemmelajaran Bahasa Indoensia di tingkat Sekolah Dasar.
4. Factorial design • Melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Tujuannya untuk menentukan apakah efek suatu varaibel dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol dan apakah efek dari suatu variabel eksperimen trsebut. Penelitian ini digunakan untuk menunjukkan hbuungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal. Contoh judul penelitian eksperimen: • Pengaruh perbedaan hasil belajar dengan metode speed reading dan metode konvensional pada pemmelajaran Bahasa Indoensia di tingkat Sekolah Dasar.
FACTORIAL DESIGN • • • •
Modifikasi dari design true esperimental Adanya kemungkinan variabel moderator Kelompok dipilih random (R) dan semua diberi pretest Kelompok disebut baik bila semua kelompok pretestnya sama yaitu O1 = O3 = O5 = O7 • Variael moderator : Y1 dan Y2
FACTORIAL DESIGN Contoh : Pengaruh metode kerja baru terhadap kepuasan pelanggan • 4 kelompok random dengan variabel moderator jenis kelamin yaitu Laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2) • Treatmen/perlakuan = metode kerja baru • Treatmen dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretest (O5 – kelompok perepuan) • Pengaru perlakuan (X) terhadap kepuasan konsumen untuk kelompok laki-laki = (O2 – O1) – (O4 – O3)
FACTORIAL DESIGN • Bila terdapat perbedaan pengaruh metode kerja baru terhadap kepuasan pelayanan antara kerja pada laki-laki dan perempuan maka penyebab utamanya bukan pada treatmen (karena metode sama, tempat kerja sama nyamannya) tetapi karena variabel moderator.
R R R R
O1 O3 O5 O7
X Y1 Y1 X Y2 Y2
O2 O4 O6 O8
B. POPULASI DAN SAMPLING • Populasi adalah wilyah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. • Sampel adalah: bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang diambil dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, maka sampel yang ediambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). • Teknik Sampling: adalah teknik pengambilan sampling.
TEKNIK SAMPLING TEKNIK SAMPLING
PROBABILITY SAMPLING
1. Simple Random Sampling 2. Proportional Strtified Random Sampling 3. Disproportionate Stratified Random Sampling 4. Area (cluster) sampling (Sampling Menuru5t Daerah)
NON PROBABILITY SAMPLING
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sampling sistematis. Sampling kuota. Sampling incidental. Purposive sampling. Sampling jenuh. Snowball sampling,
PROBABILITY SAMPLING • Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling terdiri dari: 1. Simple Random Sampling, yaitu pengambilan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi homogen. Populasi Homogen Relatif Homogen
Diambil secara random
Sampel Yang Representatif
PROBABILITY SAMPLING 2. Proportionate Stratified Random Sampling. • Digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen an berstrata secara proporsional. • Misal: populasi dengan latar belakang pendidikan SMA, D3, S1, S2, S3.
PROBABILITY SAMPLING 3. Disproportionate Stratified Random Sampling • Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata ttapi kurang proporsional. • Contoh : karyawan dengan lulusan : D3 = 200 orang, S1 = 100 orang, S2 = 5 orang, S3 = 2 orang. Maka lulusan S2 dan S3 diambil semuanya karena terlalu kecil jumlahnya.
PROBABILITY SAMPLING 4. Cluster Sampling (Area Sampling) • Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Maka ditentukan berdasarkan daerah populasi yant telah ditetapkan. • Misal: Pengambilan 15 propinsi sebagai sampel dari populasi 30 propinsi • Tekniknya dengan 2 langkah. Yaitu: a. Lakukan dulu dengan stratified random sampling untuk menentukan daerah dikarenakan tiap propinsi penduduknya tidak sama dan berstrata (baik jumlah penduduknya, karateristik daerahnya dsbnya sebagai bagian pertimbangan) b. dan yang kedua menentukan orang-orangnya.
NONPROBABILITY SAMPLING • Adalah teknik pengambilan sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atqau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Jenisnya: a. Sampling Sistematis, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Lalu tntukan apakah yang diambil nomor genap saja, atau nomor ganjil saja.
NONPROBABILITY SAMPLING b. Sampling Kuota, adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (juota) yang diinginkan. Contoh : penelitian survei jajak pendapat tentang kebijakan nomor ganjil genap untuk kuota 500 pendapat, maka penelitian dianggap belum selesai bila belum mencapai kuota 500 oang. c. Sampling Insidental, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemua dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orng yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.
NONPROBABILITY SAMPLING d. Sampling Purposive, adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang gizi, maka populasi dan sampel diambil dari orang-orang yang merupakan ahli gizi. e. Sampling Jenuh/Sensus. adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil dan kurang dari 30 orang. Disebut juga sensus
NONPROBABILITY SAMPLING f. Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar seperti bola salju yang menggelinding dan lama-lama membesar. Tekniknya: • pertama-tama dipilih satu – dua orang saja dan ini belum cukup karena data yang diperoleh pasti belum lengkap. • Peneliti lalu mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. • Dan seterusnya hingga jumlah menjadi membesar.
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL • Makin dekat jumlah sampel mewakili jumlah populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya. • Berapa jumlah anggota sampel yang tepat digunakan dalam penelitian akan tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki yang sangat ditntukan pula oleh ketrediaan dana, waktu dan tenaga.
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Beberapa Macam Formula untuk menentukan jumlah sampel: 1. Penentuan Jumlah sampel dari populasi tertntu dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10% dari Iaac dan Michael.
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 2. Dengan formula Herry King
Contoh: Populasi 200 dengan taraf kesalahan 5% atau derajat kepercayaan 95% Langkahnya: • Tarik pada garis populasi 200 dengan taraf kesalahan 5% akan bertemu di sekitar 58 • Faktor pengali 95% adalah 1,195 (lihat tabel) Berarti : • Sampel = 0,58 x 200 x 1,195 = 19,12 org = 19 orang
MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 3. Dengan rumus Slovin n =
N 1 + N e2 dengan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = tingkat kesalahan (dalam %)
Contoh : populasi 200 orang dengan tingkat kesalahan 5%. Maka : Ukuran Sampel = n = 200 1 + 200 (0,05 x 0,05) = 200 1 + 200 ( 0,0025) = 200 1 + 0,5 = 200 = 133,33 = 133 1,5
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Kualitas data penelitian sangat ditentukan oleh 2 faktor, yaitu: 1. Kualitas instrumen penelitian: Validitas dan Reliabilitas. 2. Kualitas pengumpulan data: cara-cara yang digunakan. Teknik pengumpulan data: 1. Wawancara (interview): 4. Tes a. Wawancara terstruktur 5. Dokumentasi b. Wawancara tidak terstruktur. 2. Kuesioner (Angket) 3. Observasi a. Observasi berperan serta. b. Observasi nonpartisipan Dari jenis instrumennya : Observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
INTERVIEW (WAWANCARA) Digunakan apabila : • peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti • Peneliti ingin mengetahui hal-hal yang independen yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik : • Laporan tentang diri sendiri/self report
INTERVIEW (WAWANCARA) Jenisnya: a. Wawancara terstrukur b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara terstruktur: • Bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dan instrumennya telah disiapkan dan altrnatif jawaban juga telah disiapkan, dan setiap responden diberikan dengan pertanyaan yang sama. Contoh instrumen: 1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap profesionalitas dosen PGSD FKIP UEU? a. Sangat bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus 2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu tentang mutu pembelajaran PGSD? a. Sangat bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus
INTERVIEW (WAWANCARA) Wawancara Tidak Terstruktur. • Adalah wawancara bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara. • Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. • Contoh: bagaimanakah pendpaat bapak/ibu tentqang kebijakan beasiswa yang baru saja digulirkan pada Mart 2017 ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap putra-putri bapak/ibu?
KUESIONER (ANGKET) • Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. • Cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar. • Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau trbuka. Prinsip Penulisan Angket: • Isi dan tujuan : jika tujuann ya untuk pengukuran, maka isi harus berbentuk pengukuran maka pertanyaan harus dibuat teliti, memiliki skala pengukuran dan mengukur variabel yang diteliti baik aspek/dimensi/sub dimensi dan jumlah itemnya.
KUESIONER (ANGKET) Prinsip penulisan angket (lanjutan). • Bahasa yang digunakan, harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. • Tipe dan bentuk pertanyaan : dapat terbuka dan tertutup, dapat positif dan negatif. Bersifat terbuka: artinya responden menuliskan jawabannya sendiri. Bersifat tertutup: jawaban sudah disiapkan dan tinggal memilih. Bentuk pertanyaan tertutup berarti data yagn dihasilkan adalah data nominal, ordinal, interval dan ratio, • Dalam setiap pertanyaan hanya ada 1 maksud dan tidak mendua Contoh: bagaimana tanggapan anda tentang kualitas pelayanan dan kecepatan pemberian tindakan para dokter?
KUESIONER (ANGKET) Prinsip penulisan angket (lanjutan). • Tidak menanyakan yang sudah lupa Misal : bagaimana kebijakan pada 25 tahun lalu mengenai beasiswa? • Pertanyaan tidak menggiring Contoh: Bagaimana bila para mahasiswa diberikan kebebasan mengatur jadwal eprkuliahan? • Jangan menggunakan pertanyaan yang panjang dan jumlah yang banyak (jangan beranak kalimat dan jumlah item ideal 20-30 item) • Urutan pertanyaan : sistematis dari umum ke khusus . • Prinsip pengukuran : menggunakan item soal yang valid dan reliabel. • Penampilan fisik angket dibuat baiik, menarik dan tidak kabur.
OBSERVASI • Sebagai alat pengumpulan data yang memiliki ciri khusus karena tidak terbatas pada orang sebagai objek pengamatan tetapi juga pada objek alam. • Merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan pengamatan dan ingatan. • Digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Observai dari sisi pelaksanaan pengumpulan data: a. Partisipan observation (observasi berperan serta) b. Non Participant observation.
OBSERVASI Observasi Berperan Serta. • Peneliti terjun dalam ekgiatan sehari-hari terhadap apa yang diamati. • Mengamati dan melakukan apa yang dilakukan sehingga mendalami dan peneliti dapat menjadi sumber data.
Observasi Nonpartisipan. • Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent. • Peneliti mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan. • Hasil menjadi kurang mendalam dibandingkan dengna observasi berperan serta.
OBSERVASI Observasi dari sisi instrumentasi. a. Observasi terstruktur b. Observasi tidak terstruktur. Observasi Terstruktur • Observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan d mana tempatnya. Observasi dilaukan karena telah diektahui tentang apa yang akan diamati Observasi Tidak Terstruktur. • Observasi tidak disiapkan secara sistematik tentang apa yang akan diobservasi. • Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Instrumen hanya sebagai rambu rambu garis besar.
TES • Digunakan sebagai instrumen pengumpul data untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan, bakat baik individu ataupun kelompok. Macam-macam tes: • Tes kepribadian • Tes bakat • Tes prestasi • Res Intelegensia • Tres Sikap
DOKUMENTASI • Ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yang menccakup: buku, peraturan, laporan, foto, film dokumenter dan data penelitian.
D. SKALA PENGUKURAN PADA INSTRUMEN PENELITIAN • Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen sebagai alat pengukuran, sementara dalam peenlitian kualitatif key instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. • Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Banyaknya instrumen sesuai dengan banyaknya variabel yang diteliti. • Karena instrumen digunakan untuk mengukur nilai variabel, maka instrumen menggunakan skala pegnukuran. Skala pengukuran trdiri dari: 1. Skala Likert. Untuk mendapatkan data interval 2. Skala Guttman atau ratio. 3. Rating Scale 4. Semantic Deferential.
SKALA LIKERT • Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. • Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indiaktor berdasarkan teori yang sudah dikembangkan. • Jawaban dari skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, antara lain berupa: a. Sangat setuju a. Selalu b. Setuju b. Sering c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang d. Tidak Setuju d. Tidak pernah e. Sangat tidak setuju
SKALA LIKERT a. b. c. d.
Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif
a. Sangat baik b. Baik c. Tidak baik d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantittif digunakan: 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 2. Setuju/sering/positif diberi skor 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 5. Sangat tidak setuju/Tidak pernah diberi skor
5 4 3 2 1
SKALA LIKERT Contoh bentuk cek list. Berilah jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan memberi tanda (v) pada kolom yang tersedia. NO 1
PERTANYAAN Aturan main yang jelas dalam perkuliahan harus segera ditrapkan.
SS
ST V
RG
TS
STS
SKALA GUTTMAN • Digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas berupa : Ya – Tidak, Benar - salah, Pernah – tidak perna, Positirf – negatif. • Data yang diperoleh adalah data interval atau ratio (dikotomi dua altrnatif) • Skala nilai ada pada 0 dan 1. Contoh: Bagaimana pendapat anda bila ia terpilih sebagai karyawan terbaik bulan ini? a. Setuju b. Tidak setuju Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan sebelum terjadinya peristiwa ini? a. Pernah b. Tidak pernah
SEMANTIC DIFFERENTIAL • Dikembangkan oleh Osgood dan digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik seseorang. • Tersusun dalam bentuk satu garis kontinum • Jawaban yang sangat positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif letaknya dis ebelah kiri garis atau sebaliknya. • Datanya berbentuk interval. Contoh: Berilah nilai pada gaya kepemimpinan Ketua RT 012. Berahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa janji Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi
RATING SCALE • Adalah mengolah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Contoh: Berilah jawaban dengna angka: 4 bila karangan itu sangat baik 3 bila karangan itu cukup baik 2 bila karangan itu kurang baik 1 bila karangan itu sangat tidak baik NO
PERTANYAAN TENTANG KARANGAN
INTERVAL JAWABAN
1.
Isi dari karangan yang dibuat.
4
3
2
1
2.
Kalimat yang digunakan dalam karangan.
4
3
2
1
RATING SCALE Seberapa tinggi perbedaan sikap belajar mahasiswa PGSD FKIP UEU sebelum dan sesudah mengalami pendkondisian belajar dengan senam otak. SIKAP BELAJAR SEBELUM MENGIKUTI SENAM OTAK
DIMENSI SIKAP BELAJAR
SIKAP BELAJAR SETELAH MENGIKUTI SENAM OTAK
0
1
2
3
4
Fokus/Konsentrasi
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Positif
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Tujuan
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Mengelola
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Mengatur
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
Partisipasi aktif
0
1
2
3
4
Lingkari angka : 0 = bila sama sekali belum tahu 1 = telah mengetahui sampai dengan 25% 2 = telah mengetahui sampai dengan 50% :
3 = telah mengetahui sampai dengan 75% 4 = telah mengetahui sampai dengan 100%.
TABULASI JAWABAN RESPONDEN Hasil dari jawaban responden atas senam otak dapat digambarkan sebagai berikut: NO RESPON DEN 1 2 3 4 5 6 7 DST JML
JAWABAN RESP UNTUK ITEM NO: 1 4 4 4 3 4 4 4 4
2 3 3 3 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 4 4 2 2
4 3 3 3 4 2 4 4 4
5 4 4 4 3 4 4 4 4
6 4 2 3 4 2 4 2 4
7 4 3 4 4 4 2 4 4
8 4 4 3 4 4 4 4 4
9 4 4 4 3 4 4 4 4
JUMLAH 10 3 4 3 4 2 4 4 4
36 35 35 36 34 38 36 38 38
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen untuk menjaring data nominal Contoh: 1. Berapa jumlah mahasiswa PGSD tahun 2016-2017? 2. Berapa orang mahasiswa perempuan? 3. Berqapa orang mahasiswa laki-laki? 4. Berapa jumlah mahasiswa asal lulusan SMA? 5. Berapa jumlah mahasiswa asal lulusan SMK? 6. Berapa jumlah mahasiswa pindahan? 7. Dari mana asal sebagian besar mahasiswa? 8. Dari mana mahasiswa mengetahui Kampus UEU?
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen untuk menjaring data ordinal Buat ranking untuk mahasiswa penerima beasiswa: NAMA MAHASISWA
RANKING NOMOR
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Titik tolak penysunan instrumen penelitian: 1, Menentukan definisi konseptual dari variabel. 2. Menentukan definisi operasional dari variabel. 3. Menentukan indikator. 4. Menentukan butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Perangkat kerja untuk menyusun instrumen penelitian: 1. Matriks pengembangan instrumen. 2. Kisi-kisi instrumen.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Konseptual: Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh manajer senior, dengan indikator-indiaktor: (1) menetapkan tujuan dengan tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien, (3) mengarahkanb awahan melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, (4) mengontrol pekerjaan bawahan, (5) melakukan tindakan korektif atas pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan, (6) meminta pelaporan kerja dari bawahan, dan (7) mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada manajer senior.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Operasional: Akuntabilitas adalah skor jawaban responden atas angket akuntabilitas sebagai penilaian ketua yayasan terhadap kepala sekolah atas pertanggungjawaban tugas dan pekerjaan kepala sekolah dengan menggunakan instrumen angket variael akuntailitas dengan indikator-indikator: (1) menetapkan tujuan dengan tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien, (3) mengarahkan guru melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, (4) mengontrol pekerjaan guru, (5) melakukan tindakan korektif atas pekerjaan guru yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, (6) meminta pelaporan kerja dari guru, dan (7) mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada yaysan.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba Variabel Akuntabilitas NO INDIKATOR 1. Menetapkan tujuan secara tepat 2 Mengalokasikan sumber daya secara efisien. 3. Mengarahkan guru melakukan pekerjaan sesuai stanar yang ditetapkan. 4. Mengontrol pekerjaan guru. 5. 6. 7.
NO BUTIR JML SOAL 1,2,3,4 4 5,6,7,8,9,10 6 11,12,13,14 5 ,15 16,17,18,19 ,20 5 Melakukan tindakan korektif atas pekerjaan guru 21,22,23,24 5 yang tidak sesuai dengan standar. ,25 Meminta pelaporan kerja dari guru. 26,27,28,29 ,30 5 Memeprtanggungjawabkan hasil sesuai standar 5 31,32,33,34,35 kepada Yayasan. JUMLAH 35
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Konseptual: Kecerdasan emosional adalah : kemampuan pengenalan emosi diri dan orang lain dalam membina hubungan dengan orang lain dengan cara yang konstruktif, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif, (4) kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Operasional: Kecerdasan emosional adalah : skor yang diperoleh dari jawaban responden atas angket kecerdasan emosional sebagai penilaian kemampuan pengenalan emosi diri dan orang lain dalam membina hubungan dengan guru di unit kerja dengan cara yang konstruktif, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif, (4) kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba Variael Kecerdasan Emosional
NO 1 2 3 4 5
INDIKATOR Mengenali emosi diri Mengendalikan emosi Memotivasi diri Memiliki kepekaan terhadap orqang lain Membina hubungan dengan orang lain JUMLAH
NOMOR BUTIR JUMLAH 1,2,3,4,5,6,7, 7 8,9,10,11,12,13,14, 7 15,16,17,18,19,20,21 7 22,23,24,25,26,27,28 7 29,30,31,32,33,34,35 7 35
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN 1.
Angket Uji Coba ini terdiri dari empat bagian atas empat variabel, yaitu : BAGIAN VARIABEL RESPONDEN JML ALTERNATIF ITEM JAWABAN I Gaya 3 orang guru 35 Skala 5 opsi, yaitu : Kepemimpinan menilai Selalu (SL) = 5, 1 orang kepala Sering (SR) = 4, sekolah Jarang (JRG) = 3, SKL (Sekali-kali) =2 Tidak Pernah (TP) = 1 II Kecerdasan Kepala Sekolah 35 Model seperti Skala Emosional Likert, yaitu : Sangat Setuju (SS)=5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. III Pengambilan Kepala Sekolah 33 Model Seperti Skala Keputusan Likert, yaitu : Rasional Sangat Setuju (SS)=5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. IV Akuntabilitas Yayasan 35 Model seperti Skala Likert, yaitu : Sangat Setuju (SS)=5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
2. Adapun teknis pengisiannya adalah sebagai berikut: a. Berilan tanda silang (X) pada nilai yang sesuai dengan pendapatnya sebagai jawaban yang dianggap paling tepat atau paling mendekati
dengan kondisi yang Bapak/Ibu rasakan. b. Tidak diperkenankan mengisi lebih dari satu jawaban dalam satu pernyataan.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
A.
Definisi Konseptual. Kecerdasan emosional adalah penilaian kemampuan pengenalan emosi diri sendiri dan orang lain dalam membina hubungan dengan orang lain dengan cara yang konstruktif, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif , (4) Kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.
B. Definisi Operasional. Kecerdasan emosional adalah skor jawaban responden atasangket variabel kecerdasan emosional sebagai penilaian kemampuan pengenalan emosi diri sendiri dan orang lain dari seorang kepala sekolah dalam membina hubungan dengan guru di unit kerja dengan cara yang konstruktif, yang diukur oleh penilaian kepala sekolah sendiri atas angket instrumen variabel kecerdasan emosional, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) Mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif , (4) kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL NO
INDIKATOR
NOMOR BUTIR
Jml
1.
Mengenali emosi diri
1,2,3,4,5,6,7
7
2.
Mengendalikan emosi
8,9,10,11,12,13,14
7
3.
Mengarahkan diri terhadap hal yang positif
15,16,17,18,19,20,21
7
4.
Kepekaan terhadap emosi orang lain
22,23,24,25,26,27,28
7
5.
Membina hubungan dengan orang lain
29,30,31,32,33,34,35
7
Jumlah
35
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL
NAMA RESPONDEN : ................................................................................ NAMA SEKOLAH : ...................................................................................... No
ITEM PERNYATAAN 5
PENDAPAT 4 3 2
SL
SR
1.
Saya mengenali keadaan emosi diri
2.
Saya mengenali bagaimana perasaan hati saya ketika menghadapi kesulitan
3.
Saya mengetahui apa yang saya sukai maupun tidak sukai
5
4.
Saya mengetahui apa yang menimbulkan rasa marah, senang maupun sedih pada diri
5
5 SL
SL
SL
4 SR
4 SR
4 SR
JRG
3 JRG
3 JRG
3 JRG
SKL
2 SKL
2 SKL
2 SKL
1 TP
1 TP
1 TP
1 TP
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen Dilakukan dengan melakukan : 1. Uji Validitas Instrumen 2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji Validitas Instrumen • Sebelum dilakukan penelitian, maka instrumen ayng telah dibuat harus diuji coba dulu dan disebut sebagai instrumen uji coba. • Instrumen uji coba diujicobakan pada responden uji coba penelitian dengan minimal 30 orang sebagai standar (distribusi normal). • Lalu dilakukan uji coba validitas (mengukur apa yang harus diukur/derajat ketepatan) dengan rumus Product Moment.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen :
Uji Validitas Instrumen
validitas internal consistency menggunakan rumus Product Moment. 1 n. ∑ XY– (∑X) (∑Y) r XY = √
n. ∑ X2 – (∑X)2 .
n. ∑ Y2 – (∑Y)2
dimana : rXY = koefisien korelasi r X
= skor dalam distribusi variabel X
Y
= skor dalam distribusi variabel Y
n
= banyaknya pasangan skor X dan skor Y (banyaknya subjek)
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen Uji Validitas Instrumen Hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara koefisien korelasi (skor r butir atau r hitung) dan nilai kritis (skor r tabel) adalah ...... Pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan n = 30, dan kritria kesahihan buti4r adalah sebagai berikut: • Jika rhitung > skor r butir maka butir sudah valid (sahih) dan dipakai untuk penelitian sebenarnya. • Jika rhitung ≤ skor rtabel maka butir ditolak atau tidak valid dan tidak digunakan untuk peenlitian sebenarnya. Maka berdasarkan hasil uji coa butir yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian dan susun kembali kisi=kisi hasil uji coba.
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment. SKOR BUTIR INSTRUMEN ANGKET VARIABEL AKUNTABILITAS (Y) NO RESP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DST
JML
NOMOR ITEM PERTANYAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 71 80 80 80 80 80 80 77 77 73 71 71 60 62
15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 4 62
16 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 61
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 47
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32
TOTAL SKOR 86 87 87 87 70 87 87 79 87 69 86 83 86 89 85 85 1340
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN TABEL PERHITUNGAN KORELASI BUTIR Menghitung Korelasi Butir Variabel Akuntabilitas RESPD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DST
X 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3
Y 86 87 87 87 70 87 87 79 87 69 86 83 86 89 85 85
X2 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 16 16 9 9
Y2 7396 7569 7569 7569 4900 7569 7569 6241 7569 4761 7396 6889 7396 7921 7225 7225
XY 344 435 435 435 350 435 435 395 435 345 344 332 344 356 255 255
71
1340
323
112764
5930
JML
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment. n. ∑ XY– (∑X) (∑Y)
√
n. ∑ X
2
2
– (∑X) .
NO ITEM
n
∑ XY
∑X
∑Y
*1)
∑ X2
(∑X)2
∑ Y2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 dst
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
17948
121
4420
3620
503
14641
654432
n. ∑ XY– (∑X) (∑Y) r XY = √
n. ∑ X2 – (∑X)2 .
n. ∑ Y2 – (∑Y)2
2
n. ∑ Y
(∑Y)2
2
– (∑Y)
*2)
19538400 45355440
r hitung
r tabel
kriteria
0,55
0,36
valid tdk valid
*3) 6584484794
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen NO RESP
4
71
80
80
80
400
400
∑X2
400
∑X1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
8 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
9 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
10 5 5 5 5 2 5 5 5 5 2 5 4 5 5 5 5
11 5 5 5 5 2 5 5 3 5 2 5 4 5 5 5 5
12 5 5 5 5 2 5 5 3 5 2 5 4 5 5 5 5
13 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 4
14 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
80 80 80 77 77 73 71 71 60 62 62 61 47 48 48 32
86 87 87 87 70 87 87 79 87 69 86 83 86 89 85 85
7396 7569 7569 7569 4900 7569 7569 6241 7569 4761 7396 6889 7396 7921 7225 7225
1340
112764
∑X
∑X2
∑X3 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
323
JML JML KUAD RAT SKOR
3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
2
JML
2
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3
380 400 400 379 379 349 333 333 174 246 258 237 139 138 144 64
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 DST
KUADRAT TOTAL TOTAL SKOR (X) SKOR (X2)
NOMOR ITEM PERTANYAAN
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 DST
NOMOR ITEM PERTANYAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 4 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 4 16 25 25 25 25 25 25 25 4 4 4 4 4 4 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 4 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 4 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 9 9 9 9 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 4 16 25 25 25 25 5 25 25 25 25 4 4 4 4 4 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 16 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 16 16 16 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 16 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 9 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16 9 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 16 16
JML
323 400 400 400 380 400 400 379 379 349 333 333 174 246 258 237 139 138 144 64
Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen NO RESP
15 16 16 16 16 16 16 16 9 16 16 16 16 16 25 16 16
16 16 16 16 16 16 16 16 9 16 4 16 16 16 16 16 16
17 9 9 9 9 9 9 9 9 9 4 9 9 9 9 9 9
18 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 3 9 9 9 9 9
19 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen (rumus alpha conbach) MENGHITUNG VARIANS SKOR TIAP ITEM NO S X 12 (S X 1 ) 2 N ITEM 1
503
2 400 3 400 4 400 5 380 6 400 7 400 8 379 9 379 10 349 11 333 12 333 13 174 14 174 15 246 16 258 17 237 18 139 19 138 20 144 JML VARIANS SEMUA
121 80 80 80 80 80 80 77 77 73 71 71 60 62 62 61 47 48 48 32 ITEM
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 ( ∑ S1 )
VARIANS SKOR
0,4989
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-kisi instrumen variabel Kecerdasan emosional hasil uji coba
NO 1. 2 3 4
INDIKATOR
Mengenal emosi diri Mengendalikan emosi Memotiasi diri Memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain 5 Membina hubungan dengan orang lain
1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11,12,13,14 15,16,17,18,19,20,21 22,23,24,25,26,27,28
NOMOR JML TIDAK VALID 7 6 7 7 21 7 -
29,30,31,32,33,34,35
7
NOMOR BUTIR
NOMOR BARU 1,2,3,4,5,6 7.8.9.10.11.12.13 14.15.16.17.18.19 20. 21.22.23.24.25.26
29,32 27,28,29,30,31
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Mnghitung Reliabilitas Instrumen (pada Uji Coba) • Reliabilitas instrumen merupakan penilaian instrumen apakah variabel atau tidak. • Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut: a. Menghitung varians tiap butir dengan rumus:
b. Menghitung varians total dengan rumus:
E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Mnghitung Reliabilitas Instrumen (pada Uji Coba) c. Menghitung reliabilitas dengnn alpha cronbach dengan rumus:
Keterangan: k = mean kuadrat antar subjek = mean kuadrat kesalahan = varians total Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen variabel........ ri = 0, 0433 Menunjukkan instrumen ini reliabel.
F. TEKNIK ANALISIS DATA 1.
Menyajikan data dengan statistika deskriptif yang dikelompokkan sesuai dengan banyakn ya variabel penelitian. 2. Melakukan uji persyaratan analisis dengan uji normalitas data galat taksiran a. Menentukan garis persamaan regresi dengan rumus regresi linier sederhana regresi ganda (sesuai dengan paradigma penelitian) b. Melakukan uji normalitas data galat taksiran dengan uji Liliefors, c. Melakukan uji hipotesis, yang meliputi: analisis regresi, analisis korelasi (dan analisis korelasi parsial) Catatan : Teknik analisis data akan dibahas mendalam pada bab IV)
MERANCANG BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Metode Penelitian C. Populasi dan Sampel Penelitian D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen F. Teknik Analisis Data
CONTOH BAB III BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di wilayah Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ). Pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan berlangsung selama 4 (empat) bulan, terhitung mulai instrumen penelitian disetujui untuk uji coba pada akhir bulan September 2010. Adapun jadwal peneitian adalah sebagai berikut:
CONTOH BAB III A. Waktu dan Tempat Penelitian (lanjutan) Tabel 3-1 Jadwal Penelitian N o
KEGIATAN
1.
Uji coba instrumen
2.
Analisis perhitungan validitas & reliabilitas Instrumen uji coba
3.
Penyebaran Instrumen Penelitian
4.
Analisis, Pengolahan Data & Penulisan Disertasi
5.
Bimbingan Disertasi
OKT 2010
1
2
3
4
NOV 2010
1
2
3
4
DES 2010
1
2
3
4
JAN 2011
1
2
3
4
CONTOH BAB III B. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan korelasional. Penelitian survei ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan kedudukan sesaat variabel (status quo variable) berdasarkan data yang ada saat itu (status quo data) dan hubungan-hubungan antara variabel-variabel yang diteliti kemudian dapat ditentukan dan ditarik kesimpulan. Pendekatan korelasional digunakan dalam penelitian ini karena dimaksudkan untuk mencari dan menganalisa hubungan-hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. . Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas, yaitu: gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional, dan pengambilan keputusan rasional serta satu variabel terikat yaitu akuntabilitas. Sedangkan data yang ditemukan bukan hasil dari suatu perlakuan (treatment) atau data seketika yang diamati (data at the moment) melainkan data sebagai fakta yang memang sudah terjadi (ekspost fakto).
CONTOH BAB III B. Metode penelitian (lanjutan) Hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas ditunjukkan dalam bentuk konstelasi keterkaitan antar variabel sebagai berikut : Keterangan : X
1
X 1 = Gaya Kepemimpinan X
2
Y
X 2 = Kecerdasan Emosional X 3 = Pengambilan Keputusan Rasional
X
3
Y
=
Akuntabilitas.
Gambar 3-1 Model Konstelasi Keterkaitan antar variabel.
CONTOH BAB III C. Populasi dan Sampel Penelitian A. 1. Unit Analisis Berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini, maka yang menjadi unit analisis adalah kepala sekolah. 2. Populasi Populasi target dalam penelitian ini adalah 80 kepala sekolah Menengah
Atas
(SMA) Swasta
di wilayah Majelis Pendidikan Katolik
Keuskupan Agung Jakarta (MPK-KAJ). 3.
Sampel Ukuran dalam pengambilan jumlah sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah didasarkan pada Rumus Slovin: n = N / 1 + N e2 Di mana : n = number of samples (jumlah sampel)] N = Total Population (jumlah seluruh anggota populasi) e = error tolerance (toleransi jadinya galat taksiran/taraf signifikansi)
CONTOH BAB III Maka dengan populasi terjangkau sebesar 80 dan menggunakan taraf kesalahan 5 % maka dengan menggunakan rumus Slovin akan diperoleh sampel sejumlah 67, dengan perhitungan sebagai berikut: n = 80 / (1 + 80 x 0,05 x 0,05) n = 80 / ( 1 + 0,2) n = 80 / 1,2 n = 66,67 = 67 Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Simple Random Sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak karena anggota populasi homogen. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara undian, di mana populasi sebelumnya diberi nomor urut 1 sampai dengan nomor 80. sesuai dengan jumlah populasi, lalu diundi hingga keluarnya nomor sampai sejumlah enam puluh lima dan menjadi sampel penelitian.
CONTOH BAB III D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Sesuai dengan variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini, maka penentuan responden yang menilai adalah sebagai berikut: a. Gaya kepemimpinan dengan responden guru, di mana setiap tiga orang guru menilai satu orang kepala sekolah. b. Kecerdasan emosional, dengan responden kepala sekolah. c. Pengambilan keputusan Rasional, dengan responden kepala sekolah. d. Akuntabilitas dengan responden ketua yayasan.
CONTOH BAB III D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional (lanjutan) Adapun definisi konseptual dan definisi operasional dari keempat variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1.Variabel Akuntabilitas (Y) a. Definisi Konseptual. Akuntabilitas adalah: pertanggungjawaban manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh manajer superior.
CONTOH BAB III D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional b.Definisi Operasional. Akuntabilitas adalah:skor yang diperoleh dari responden atas angket variabel akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban kepala sekolah sebagai manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh ketua yayasan sebagai manajer superior, yang dinilai oleh ketua yayasan dan diukur dengan menggunakan instrumen angket dengan indikator: (1) menetapkan tujuan secara tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien, (3) mengarahkan bawahan melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, (4) mengontrol pekerjaan bawahan, (5) melakukan tindakan korektif atas pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan standar, (6) meminta pelaporan kerja dari bawahan, dan (7) mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada manajer superior..
CONTOH BAB III E. Teknik Pengumpulan Data & Instrumen Untuk mendapatkan data dari responden, diperlukan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner/ angket. Data yang diperoleh merupakan hasil pengukuran dari masing-masing variabel yang diperoleh dari tanggapan atau penilaian yang diberikan responden terhadap tiap butir instrumen penelitian. Berdasarkan variabel yang ada maka akan terdapat empat instrumen, yaitu gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional (X2), pengambilan keputusan rasional (X3) dan akuntabilitas (Y).
CONTOH BAB III Angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian pada variabel gaya kepemimpinan (X1), disusun dengan menggunakan skala lima opsi, yaitu: Selalu (SL) = 5, Sering (SR) = 4, Jarang (JRG) = 3, SKL (Sekali-kali) = 2, dan Tidak Pernah (TP) = 1. Sedangkan untuk variabel kecerdasan emosional (X2), pengambilan keputusan rasional (X3) dan akuntabilitas (Y) digunakan angket dengan menggunakan Skala Likert, yaitu : Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
CONTOH BAB III Tahapan-tahapan dalam pembuatan instrumen ini adalah menentukan variabel penelitian, menentukan indikator variabel berdasarkan kajian teori, membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan indikator yang ada, dan membuat pernyataan untuk butir instrumen.
CONTOH BAB III a. Kisi-Kisi Instrumen Kisi-kisi instrumen Akuntabilitas dapat diuraikan pada tabel berikut ini :
N O 1. 2. 3.
4. 5.
6. 7.
Tabel 3-4. Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas INDIKATOR NOMOR BUTIR Menetapkan tujuan secara tepat, Mengalokasikan sumber daya secara efisien Mengarahkan bawahan melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan Mengontrol pekerjaan bawahan, Melakukan tindakan korektif atas pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan standar Meminta pelaporan kerja dari bawahan Mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada manajer superior. Jumlah
Jml
1,2,3,4 5,6.7.8.9.10,
4 6
11, 12, 13,14, 15,
5
16,17,18,19 ,20, 21,22,23,24,25
5 5
26,27,28,29,30 31,32,33,34,35
5 5
35
CONTOH BAB III d. Uji Coba Instrumen. Instrumen Akuntabilitas dikembangkan dalam bentuk 35 butir pernyataan. Pengukuran terhadap akuntabilitas menggunakan skala Skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4, Netral (N) = 3, Tidak Setuju (TS) = 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1.
CONTOH BAB III Langkah
selanjutnya
adalah
melakukan
perhitungan
validitas dan reliabilitas instrumen. (1) Pengujian Validitas Instrumen Sebelum instrumen variabel Akuntabilitas
digunakan untuk
bahan penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas. diukur dengan
Yang
validitas internal consistency menggunakan
rumus Pearson Product Moment1: n. ∑ XY– (∑X) (∑Y) r
XY
= √
dimana
n. ∑ X2 – (∑X)2 .
n. ∑ Y2 – (∑Y)2
:
rXY = koefisien korelasi r X = skor dalam distribusi variabel X Y = skor dalam distribusi variabel Y n = banyaknya pasangan skor X dan skor Y (banyaknya subjek)
CONTOH BAB III Hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara koefisien korelasi (skor rbutir atau r hitung) dan nilai kritis (skor rtabel) pada taraf signifikan α = 0,05, dengan kriteria kesahihan butir sebagai berikut : • Jika rhitung > skor rtabel, maka butir sudah valid (sahih) dan dipakai untuk penelitian sebenarnya. • Jika rhitung ≤ skor rtabel, maka butir ditolak atau tidak valid dan tidak digunakan dalam pengumpulan data sebenarnya.
CONTOH BAB III Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk pengujian validitas butir instrumen variabel akuntabilitas yang berjumlah 35 butir pernyataan ternyata terdapat 2 butir pernyataan yang tidak valid, yaitu butir nomor 6 dan 14. Butir tersebut dinyatakan gugur dan didrop serta tidak dipakai lagi dalam perhitungan reliabilitas instrumen. Nomor butir yang valid sejumlah 33 item untuk selanjutnya digunakan untuk menjaring data dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji coba, maka nomor butir pernyataan disusun kembali urutannya sebagai berikut:
CONTOH BAB III .
Tabel 3-5 Kisi-kisi Instrumen Akuntabilitas Hasil Uji Coba N O 1. 2. 3.
4. 5.
6. 7.
INDIKATOR Menetapkan tujuan secara tepat, Mengalokasikan sumber daya secara efisien Mengarahkan bawahan melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan Mengontrol pekerjaan bawahan Melakukan tindakan korektif atas pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan standar Meminta pelaporan kerja dari bawahan Mempertanggungjawab kan hasil sesuai standar kepada manajer superior. Jumlah
NOMOR BUTIR 1,2,3,4
JML 4
TIDAK VALID -
5,6.7.8.9. 10, 11, 12, 13, 14, 15,
6
6
5
14
16,17,18, 19 ,20, 21,22,23, 24,25
5
-
5
-
26,27,28, 29,30 31,32,33, 34,35
5
-
5
-
35
NOMOR BARU 1,2, 3,4 5.6.7. 8.9 10,11, 12,13
14,15,16, 17,18 19,20,21, 22,23
24,25,26, 27,28 29,30, 31,32,33
33
CONTOH BAB III .
(1) Reliabilitas Instrumen Reliabilitas instrumen merupakan penilaian instrumen apakah reliabel/ajeg/andal/memiliki tingkat kepercayaan atau tidak. Instrumen disebut reliabel apabila besarannya mendekati 1. Adapun langkah-langkah perhitungan reliabilitas sebagai berikut:
CONTOH BAB III . a. Menghitung varians tiap butir, dengan rumus : ∑ X2 – (∑X)2 n Si 2 = n b. Menghitung varians total, dengan rumus : ∑ Y2 – (∑Y)2 n St 2 = n
CONTOH BAB III .
a.
Menghitung reliabilitas (Alpha Cronbach), dengan rumus : 1 k r
i
=
∑ S
2
i
1( k – 1)
S
t
2
di mana : k = mean kuadrat antar subyek. ∑ Si 2 = mean kuadrat kesalahan S t 2 = varians total
CONTOH BAB III Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen variabel akuntabilitas ri = 0,8797, menunjukkan instrumen ini reliabel karena besaran koefisiennya mendekati 1.
CONTOH BAB III F. Teknik Analisis Data Data hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan statistika deskriptif yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu: akuntabilitas (Y), gaya kepemimpinan (X1), kecerdasan emosional (X2), dan pengambilan keputusan rasional (X3), Langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan analisa data pada penelitian ini adalah : 1.Membuat deskripsi data sebagai hasil kuantifikasi terhadap jawaban responden atas kuesioner. Proses kuantifikasi dilakukan dengan cara pemberian skor pada masing-masing butir dalam kuesioner. Angka-angka yang merupakan data mentah kemudian diolah dengan menggunakan statistika deskriptif dan gambaran umum dari variasi data penelitian disajikan melalui nilai rata-rata (mean), simpangan baku, varians, modus, median, dan distribusi frekuensi dan menggunakan histogram.
1. 2. Melakukan uji persyaratan analisis dengan Uji Normalitas Data Galat Taksiran dan uji Homogenitas.
.
a.
Menentukan garis persamaan regresi. Sebelum melakukan uji normalitas dan homogenitas, maka terlebih dahulu
dilakukan
regresi,
dengan menggunakan rumus :
=
a + b X1
menghitung/menentukan
;
=
a + b X2
;
=
a + b X3
Di mana : X = skor variabel bebas a = konstanta regresi b = koefisien arah regresi dan rumus untuk mencari nilai dari : (∑Y) (∑X12) - ( ∑X1) (∑X1Y) a = n ∑X12 - (∑X1)2 n ∑X1 Y
-
(∑X1)
b = n ∑X12 - (∑X1)2
1
Sugiyono, Op.Cit., Hal. 245.
( ∑Y)
garis
persamaan
;
1
CONTOH BAB III .
= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
;
1
Dengan: ∑X1Y = b1 ∑X12
+ b2 ∑X1∑X2
+ b3 ∑X1∑X3
∑X2Y = b1 ∑X1 ∑X2
+ b2 ∑X22
+ b3 ∑X2∑X3
∑X3Y = b1 ∑X1 ∑X2
+ b2 ∑X2 ∑X3
+ b3 ∑X32
CONTOH BAB III b.
Melakukan uji normalitas data.
Penggunaan statistik parametris bekerja dengan asumsi bahwa data setiap variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Suatu data yang membentuk distribusi normal bila jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah sama, demikian juga dengan simbangan bakunya. Oleh karena itu maka uji normalitas merupakan persyaratan dalam analisa regresi sebelum pengujian hipotesis dilakukan. Uji normalitas data galat taksiran dilakukan untuk mengetahui apakah nilai galat taksiran e = (Y- ) berdistribusi normal atau tidak. Apabila dari hasil pengujian data tidak berdistribusi normal maka penelitan dengan parametris tidak dapat dilanjutkan.
CONTOH BAB III Uji normalitas Galat Taksiran Regresi Y atas X dilakukan dengan menggunakan uji Liliefors (statistik L) pada α = 0,05. Hipotesis statistik pengujian normalitas data adalah: H0 : e berdistribusi normal Kriteria pengujian: Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L untuk Uji Liliefors dengan taraf α = 0,05., maka: tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar, atau dengan lain : H0 = diterima jika Lhitung < Ltabel, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Ha = diterima jika Lhitung > Ltabel, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi tidak normal.
Adapun prosedur pengujian normalitas dengan Uji Liliefors dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: • Lakukan pengamatan terhadap x1, x2, ....xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ...zn, dengan menggunakan rumus zi = xi – x dan s (x dan s) masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku sampel. • Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z ≤ zi ). • Selanjutnya hitung proporsi z1, z2, ....zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (zi), maka S (zi) = banyaknya zi, z2, ..., zn yang ≤ zi n • Hitung selisih F (zi) – S (zi), kemudian tentukan harga mutlaknya. • Menggunakan harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, dan harga ini disebut Lo.
CONTOH BAB III c. Melakukan uji persyaratan analisis dengan Uji Homogenitas
.
Salah satu persyaratan dalam melakukan analisa regresi adalah adanya normalitas residu dari setiap variabel. Untuk pengujian homogenitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Barlet. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ho: Pasangan variabel memiliki varians yang homogen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah:1 Ho : ditolak jika 2
2
≥
2
(1 – α ) ( k – 1),
di mana
(1 – α ) ( k – 1) didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan
peluang ((1 – α ) dan dk = ( k – 1)
CONTOH BAB III Adapun prosedur perhitungan dengan menggunakan uji Bartlett adalah sebagai berikut: • Menentukan varians gabungan dari semua sampel: S2 = { ∑ (ni – 1) si2 / ∑ (ni – 1) } • Menentukan harga satuan B : B = ( log s2 ) ∑ (ni – 1) • Menggunakan statistik chi kuadrat : 2 = (ln 10) { B - ∑ (ni – 1) log si2 } Dengan ln 10 = 2,30 disebut “logaritma asli dari bilangan 10”
CONTOH BAB III •
Hipotesis statistik : H1 = regresi berarti (signifikan) H0 = regresi tidak berarti (tidak signifikan) • Kriteria pengujian keberartian regresi adalah: H1 diterima, jika Fhitung > Ftabel Ho ditolak, jika Fhitung < Ftabel. Regresi dikatakan berarti jika menerima H1 dan menolak Ho.
a.
.
Melakukan
Pengujian
Koefisien
Korelasi
Hipotesis
dengan
Sederhana,
menggunakan
Korelasi
Ganda
dan
uji Uji
Keberartian (Signifikansi) Koefisien Korelasi.
Uji Koefisien Korelasi dan Uji Keberartian hipotesis pertama: variabel
gaya
kepemimpinan
(X1)
dengan
variabel
akuntabilitas (Y). Uji Koefisien Korelasi Hipotesis pertama adalah menghitung seberapa
besar
hubungan
dependen
variabel/variabel
terikat (akuntabilitas) dengan variabel independen/variabel bebas (gaya kepemimpinan) dengan menggunakan rumus perhitungan korelasi product moment sebagai berikut:1 n ∑ xi yi – (∑xi) (∑yi) r X1Y = √
n ∑ xi
2
- (∑ xi )
2
n ∑ yi
2
- (∑ yi )
2
CONTOH BAB III dimana : rX1Y
.
=
korelasi antara variabel X1 dengan Y
xi = ( X1i - X ) yi = ( Y – Y ) Koefisen korelasi untuk sampel diberi simbol dengan r. Pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi adalah sebagai berikut : Tabel 3-12 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi1 Interval Koefisien 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80
– – – – –
0,199 0,399 0,599 0,799 1,000
Tingkat Hubungan Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
CONTOH BAB III .
Menghitung Koefisien Determinasi,
yaitu
suatu koefisien
yang menunjukkan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap
Y,
yang
dinyatakan
dalam
angka
dengan rumus koefisien determinasi adalah:1 KP = r2 x 100%
Di mana : KP = Nilai Koefisien Determinan r
= Nilai Koefisien Korelasi
persentase,
CONTOH BAB III .
Melakukan
uji
keberartian
(signifikansi)
dengan uji t.1 Rumus : r √ n - 2 t = √ 1 - r2 Hipotesis statistik : H0 = tidak signifikan H1 = signifikan. Kriteria pengujian: H1 diterima jika thitung > ttabel Ho diterima jika thitung < ttabel
koefisien
korelasi
CONTOH BAB III Pengujian keberartian (signifikansi) dilakukan pada taraf signifikan 0,05 dan dengan derajat kebebasan (dk) = n = 2. Apabila H1 diterima maka koefisien korelasi signifikan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel X dan Y terdapat hubungan yang positif, tetapi jika H0 diterima maka tidak terdapat hubungan yang positif antara variabel X dan Y. • Uji Koefisien Korelasi dan Uji Keberartian hipotesis kedua: kecerdasan emosional (X2) dengan akuntabilitas (Y)
CONTOH BAB III G. Hipotesis Statistik Untuk pengujian statistik maka dirumuskan hipotesis statistik sbagai berikut : 1. H0 : ρy1 ≤ 0 H1 : ρy1 > 0 Keterangan : H0 : Gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Gaya kepemimpinan memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
CONTOH BAB III 2.
H0 : ρy2 ≤ 0 H1 : ρy2 > 0 Keterangan : H0 : Kecerdasan emosional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Kecerdasan emosional memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas..
CONTOH BAB III 3.
H0 : ρy3 ≤ 0 H1 : ρy3 > 0 Keterangan : H0 : Pengambilan keputusan rasional tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Pengambilan keputusan rasional memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas.
CONTOH BAB III 4.
H0 : ρy.123 ≤ 0 H1 : ρy.123 > 0 Keterangan : H0 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama tidak memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. H1 : Gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional dan pengambilan keputusan rasional secara bersama-sama memiliki hubungan positif dengan akuntabilitas. Di mana : H0 : Hipotesis nol. H1 : Hipotesis alternatif ρ : Koefisien korelasi.populasi.
SELESAI .