METODE CEPAT PENENTUAN KERAGAMAN, KEPADATAN DAN KELIMPAHAN JENIS KODOK
Oleh: Hellen Kurniati
Editor: Gono Semiadi
LIPI
PUSAT PENELITIAN BIOLOGI – LIPI BIDANG ZOOLOGI-LABORATORIUM HERPETOLOGI Cibinong, 2016
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................... PENDAHULUAN ........................................................................................................... METODE YANG DIPAKAI........................................................................................... 1. METODE TRANSEK .......................................................................................... PERALATAN ........................................................................................................ TIPE-TIPE HABITAT YANG TEPAT UNTUK METODE TRANSEK ...... 1. Persawahan ......................................................................................................... 2. Sungai berbatu berarus deras ............................................................................. 3. Sungai berbatu berarus lambat ........................................................................... 4. Jalan setapak di hutan ........................................................................................ 2. METODE KUADRAT .......................................................................................... PERALATAN ........................................................................................................ TIPE HABITAT YANG TEPAT UNTUK METODE KUADRAT ............... 1. Lantai hutan dengan serasah tebal dan lembab ................................................ 3. METODE PENCARIAN VISUAL ..................................................................... PERALATAN ....................................................................................................... METODE PENCARIAN VISUAL DENGAN PENGENALAN SUARA ........ TIPE-TIPE HABITAT YANG TEPAT UNTUK METODE VES ................ 1. Rawa berair tawar ........................................................................................... 2. Kanopi pohon ................................................................................................. DAFTAR ACUAN ..........................................................................................................
5 6 6 7 8 8 8 9 10 11 13 14 14 14 16 16 16 17 17 17 19
2
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Garis merah adalah posisi transek dibentang di bagian tepi sungai kecil .... Gambar 2. Garis warna merah adalah transek yang dibentang mengikuti bentuk pematang sawah ......................................................................................... Gambar 3. Dari kiri ke kanan: kodok Fejervarya cancrivora dan F. limnocharis ........ Gambar 4. Garis warna merah adalah transek yang dibentang mengikuti bentuk tepi sungai berbatu berarus deras ...................................................................... Gambar 5. Dari kiri ke kanan: kodok Phrynoidis aspera, Limnonectes blythii dan L. macrodon ................................................................................................... Gambar 6. Garis warna merah adalah transek yang dibentang mengikuti bentuk tepi sungai berarus lambat ................................................................................ Gambar 7. Dari kiri ke kanan: kodok Limnonectes kuhlii, L. paramacrodon dan Hylarana chalconota ................................................................................. Gambar 8. Garis warna merah adalah transek yang dibentang mengikuti bentuk jalan setapak di dalam hutan ............................................................................... Gambar 9. Dari kiri ke kanan: kodok Leptobrachium hasseltii dan Megophrys montana ..................................................................................................... Gambar 10. Penentuan lokasi kuadrat di dalam hutan dan jarak antar kuadrat ............. Gambar 11. Pemeriksaan satu kuadrat dengan menyingkirkan serasah minimal dilakukan oleh empat orang ....................................................................... Gambar 12. Lantai hutan dengan serasah tebal dan lembab .......................................... Gambar 13. Dari kiri ke kanan: kodok Kalophrynus pleurostigma dan Microhyla superciliaris ............................................................................................... Gambar 14. Rawa air tawar dengan tumbuhan rumput-rumputan mendominasi permukaan rawa ...................................................................................... Gambar 15. Dari kiri ke kanan: kodok Hylarana erythraea, H. baramica dan H. glandulosa .................................................................................................. Gambar 16. Kanopi pohon di dalam hutan primer ........................................................ Gambar 17. Dari kiri ke kanan: kodok Phrynelle pulchra, Metaphrynella pollicaris yang hidup di lubang pohon berisi air; dan Rhacophorus nigropalmatus yang bisa memanjat pohon ........................................................................
7 8 9 9 10 10 11 11 12 13 14 15 15 17 17 18
18
3
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar data metode transek dan contoh menghitung kepadatan kodok .. Lampiran 2. Lembar data metode kuadrat dan contoh penghitungan kepadatan kodok Lampiran 3. Lembar data metode VES dan contoh menduga kelimpahan kodok ........ Lampiran 4. Buku-buku pedoman identifikasi kodok ...................................................
20 21 22 23
4
KATA PENGANTAR Kelompok kodok adalah salah satu satwa liar yang dikawatirkan cepat punah dalam waktu dekat yang penyebab utamanya adalah hilangnya dan terfragmentasinya habitat alami dan menurunnya populasi karena pemanfaatan. Menurunnya populasi akibat pemanfaatan adalah ancaman yang paling tinggi untuk keragaman dan kepadatan kodok tropis di kawasan hutan hujan tropis atau lahan basah di Indonesia. Penurunan populasi karena pemanfaatan yang tidak terkontrol adalah ancaman jenis-jenis kodok yang bernilai ekonomi tinggi. Pada saat ini sekitar 40 jenis kodok dimanfaatkan dalam perdagangan nasional dan internasional; perdagangan itu dalam bentuk hidup yang diperuntukkan sebagai binatang peliharaan (pet), perdagangan dalam bentuk kulit dan perdagangan dalam bentuk daging paha. Sebagai contoh pemanfaatan daging paha untuk konsumsi, seperti yang sudah lama berlangsung adalah pada jenis Fejervarya cancrivora dan Limnonectes macrodon di Pulau Jawa; L. blythii, L. paramacrodon dan L. shompenorum di Sumatra. Selain pemanfaatan untuk konsumsi, beberapa jenis kodok juga dimanfaatkan kulitnya sebagai bahan pembuat sarung tangan, seperti yang sudah lama dilakukan pada jenis Phrynoidis aspera, P. juxtaspera dan Pseudobufo subasper. Perdagangan dalam bentuk kulit dan daging paha mempunyai nilai yang sangat besar dan jumlah individu kodok yang dimanfaatkan juga sangat banyak. Untuk mengetahui sampai di mana derajat keterancaman dari jenis-jenis kodok yang dimanfaatkan, yang mana setiap tahun ditentukan angka kuota penangkapannya di alam oleh Otoritas Ilmiah, maka perlu dibuat pedoman metode survei. Permasalahan yang sering kali muncul dalam penentuan metode survei populasi yang diharapkan oleh sebagian besar instansi terkait adalah metode survei yang dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan relatif tidak memakan biaya tinggi, tetapi menghasilkan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Belajar dari permasalahan ini, penulis yang sudah banyak mengimplementasikan metode survei kodok di lapangan ingin berbagi pengetahuan kepada para staf instansi terkait untuk memahami dan melakukan metode survei kodok yang cepat dalam penentuan keragaman, kepadatan dan kelimpahan seperti yang dijabarkan di dalam buku ini. Penjabaran metode dalam buku ini sudah disederhanakan, karena diperuntukkan bagi para pekerja survei yang akan melakukan sensus hanya untuk mengetahui kepadatan populasi jenis kodok tertentu yang menjadi target, bukan sebagai data sensus populasi untuk penelitian.
Penulis
5
PENDAHULUAN Kelompok kodok termasuk dalam kelas Amfibia dan bangsa Anura. Ciri utama dari kelompok ini adalah mempunyai empat anggota badan, yaitu sepasang tangan dan sepasang kaki dengan tubuh dilapisi kulit yang licin atau kasar. Kelompok kodok hidup pada habitat yang beragam; secara umum habitat kodok terbagi tiga, yaitu di perairan, di atas tanah dan atau di atas pohon. Ketiga tipe habitat kodok dapat dibagi lagi menjadi spesifik dalam skala mikrohabitat. Mikrohabitat kodok juga sangat beragam, mereka dijumpai pada habitat akuatik berarus deras, habitat akuatik berarus lambat dan habitat akuatik air tergenang, yang mana jenis-jenis kodok pada ketiga tipe akuatik tersebut akan berbeda. Selain habitat akuatik, banyak pula jenis-jenis kodok bersifat terestrial, yaitu lebih banyak waktu dalam kehidupannya berada di daratan dibandingkan di air. Selain akuatik dan terestrial, banyak juga jenis kodok yang bersifat arboreal; jenis-jenis arboreal akan memilih tajuk pohon atau lubang-lubang pada batang pohon sebagai tempat hidupnya. Morfologi pada kodok, terutama pada kaki mencirikan habitat tipe apa yang menjadi tempat hidupnya. Jenis-jenis kodok akuatik yang hidup pada perairan berarus deras umumnya selaput renang penuh pada kaki dan ujung jari mempunyai piringan. Jenis-jenis kodok akuatik yang hidup pada perairan berarus lambat umumnya selaput renang tidak penuh pada kaki dan ujung jari tidak mempunyai piringan; sedangkan jenis-jenis kodok akuatik yang hidup di perairan tergenang umumnya selaput renang kurang dari separuh panjang jari kaki dan ujung jari tidak mempunyai piringan. Untuk jenis-jenis kodok yang bersifat terestrial umumnya selaput renang hanya pada bagian dasar kaki dan ujung jari tidak mempunyai piringan; sedangkan yang bersifat arboreal umumnya selaput renang penuh dan ujung jari mempunyai piringan yang lebar. Beragamnya mikrohabitat kodok, menyebabkan beragam pula metode yang digunakan dalam sensus kodok, karena metode yang dikembangkan mengikuti sifat dan tipe habitat kodok. Tiga metode survei yang sederhana dan mudah digunakan di lapangan dijabarkan secara rinci di bawah ini.
METODE YANG DIPAKAI
1. Metode transek Tujuan dari metode transek adalah untuk mengetahui kelimpahan relatif dan kepadatan kodok di seluruh gradien habitat. Waktu yang tepat untuk melakukan metode transek adalah pada musim penghujan, dilakukan pada malam hari antara pukul 19.00.00-24.00, dengan kondisi langit gelap bulan. 2. Metode kuadrat Tujuan dari metode kuadrat adalah untuk menentukan jenis-jenis kodok yang hidup di lantai hutan dan dapat diketahui juga kelimpahan relatif dan kepadatan setiap jenis yang ditemukan. Metode ini efektif untuk mengetahui jenis-jenis kodok di serasah hutan, yang mana jenis tersebut umumnya sulit untuk dideteksi karena mereka bersifat fossorial. Waktu yang tepat untuk melakukan metode kuadrat adalah pada musim penghujan dan dilakukan pada siang hari. 3. Metode pencarian visual (Visual Encounter Survey-VES) Tujuan dari metode pencarian visual adalah untuk menentukan kekayaan jenis kodok di suatu kawasan serta dapat digunakan untuk memperkirakan kelimpahan relatif jenis dalam suatu kumpulan daftar jenis. Metode ini bukan merupakan metode yang tepat untuk menentukan kepadatan jenis. Waktu yang tepat untuk melakukan metode ini adalah pada musim penghujan, dilakukan pada malam hari antara pukul 19.00-24.00 atau lebih, dengan kondisi langit gelap bulan.
6