METODE BELAJAR ORGANISASI PADA BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG Oleh : Agus Triono, Patuan Raja, M. Thoha B. Sampurnajaya FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Email :
[email protected] 08136904630
Abstract : Organizational learning method of the education and training institute of lampung province.The method of this research is a qualitative one, through exploratory study and describing the research focus. This research conducted in the Institute of Education and Training of Lampung Province along 2011. The data of the research are achieved from a natural setting in the Institute. The data achievements were supported by managers of the Institute such as; an Institute Leader, a Secretary, division leaders of ;inter institutes relationship, employee up grading, technical skill training. The data are also achieved from the up grade manager level 3, and 4 training alumni, each 3 persons. The purposes of this research are; (a) to describe the method of organizational learning of the education and training institute of Lampung Province (b) to describe main reason why the learning method was chosen. (c) to describe process of organizational learning of the Institute. This research finds that; (a) method of organizational learning implemented in the research focus is adaptive learning one. In this matter, all members always effort to fulfill all of related regulations. They change to adapt with their environment. (b) The reconstructive learning for the organization is unable to implement. This kind of learning demands members to review goals determined. The method of Process learning/deutro learning as the highest learning level where all of the members always find new learning ways of organizational learning is not also implemented. These disabilities are caused by regulations of the organization and individuals’ disabilities. (c) The process of adaptive learning method can be implemented without design, if members of organization initiate to learn individually and always effort to obey to all of related regulations. Key words : organizational learning, education, training. Abstrak : Metode belajar organisasi pada badan pendidikan dan latihan daerah provinsi lampung. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif melalui studi eksplorasi dan mendiskripsikan fokus penelitian. Penelitian ini dilakukan di Bandiklatda Provinsi Lampung tahun 2011. Data penelitian didapatkan dari situasi alami yang didukung dengan informan dari penyelenggara utama organisasi Bandiklatda Provinsi Lampung, yaitu Kepala Badan, Sekretaris Badan, Kepala Bidang; Hubungan Antar Lembaga ,diklat penjenjangan, diklat teknis-fungsional, pendukung lain adalah para alumni Diklat Pimpinan eselon 3 dan 4, masing masing sebanyak 3 orang. Tujuan penelitian ini adalah : (a) mendiskripsikan metode belajar organisasi yang diterapkan oleh Bandiklatda Provinsi Lampung (b) mendiskripsikan alasan pokok pemilihan metode belajar organisasi Bandiklatda Provinsi Lampung, (c) mendiskripsikan proses belajar organisasi Bandiklatda Provinsi Lampung. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a) metode belajar organisasi yang diterapkan di Bandiklatda Provinsi Lampung adalah metode belajar organisasi adaptif (adaptif learning), di mana para anggota organisasi selalu berusaha memenuhi peraturan yang berlaku. Mereka melakukan perubahan karena
tuntutan lingkunganya. (b) Belajar organisasi secara rekonstruktif (reconstructive learning) di mana para anggotanya dituntut untuk mengkaji ulang tujuan yang telah ditetapkan belum dapat diterapkan. Process learning/deutro learning yang merupakan fase belajar tertinggi, di mana para anggota organisasi selalu mengkaji cara-cara baru belajar oeganisasi juga belum diterapkan. Hal ini disebabkan faktor regulasi organisasi dan ketidakpahaman penyelenggara organisasi akan pentingnya belajar organisasi.. (c) Proses belajar adaptif di Bandiklatda Provinsi Lampung bisa dilaksanakan tanpa dirancang terlebih dahulu ketika para pegawai melakukan inisiatif belajar untuk memenuhi tujuan individunya, dan selalu berusaha mematuhi peraturan atau norma yang berlaku. Kata kunci: Belajar organisasi, pendidikan, latihan. PENDAHULUAN
to be enjoyed by the new. It is the critical
Sebagai kumpulan orang-orang (mahluk
difference between success and failure.”
hidup), organisasi juga dapat dipandang sebagai
organisme
selalu
Usman (2008) menyatakan dengan tegas
berinteraksi, menyesuaikan diri atas
bahwa organisasi belajar adalah syarat
perubahan
untuk
yang
lingkunganya.
yang
terjadi
dengan
Eksistensi
organisasi
menjaga
organisasi.
kelangsungan
Belajarnya
hidup
organisasi
sangat ditentukan oleh kemauan dan
merupakan proses sepanjang waktu yang
kemampuanya
dan
berhubungan
persaingan
pengetahuan
kemudian dengan
untuk
bertahan,
memenangkan organisasi
sejenis
lainya.
diharapkan
dengan
kepemilikan
(knowledge) mampu
yang
meningkatkan
Disadari atau tidak disadari, dalam
kinerja organisasi (Syafar, 1995, dalam
proses bertahan hidup (survive) dan
Usman 2008). Peter Senge, dalam
bersaing sesungguhnya organisasi selalu
Marquardt (1994)
belajar.
organisasi
Kemampuan
mengungguli
menyatakan bahwa belajar
adalah;
pesaing-pesaingnya sangat ditentukan
“organizations where people continually
oleh
untuk
expand their capacity to create the
kemampuan-kemampuan
results they truly desire, where new and
kecepatan
mendapatkan
belajar
strategis. Harrison Owen dalan Michael
expansive patterns of thinking
Marquardt
nurtured, where collective aspiration is
pentingnya
(1994) organisasi
menekankan untuk
belajar
set
free,
and
where
people
are
are
sebagai berikut;”……, lifelong learning
continually
is no longer no a pleasant fringe benefit
together”. Peter Senge yang memberi
learning
how
to
learn
sumbangan besar dalam
perumusan
pengelolaan
keuangan,
tetapi
organisasi belajar ke dalam aplikasi
kecernatanya musti sama. Hal terpenting
manajemen menekankan penyelarasan
dalam
individu-individu dalam organisasi dan
adalah
pentingnya menerapkan strategi belajar
(diseminasi) . Aset ini tidak akan
bersama (how to learn together).
berguna jika tidak menyebar ke seluruh
pengelolaan
pendistribusian
personel Menurut
para
futurist
dan
pelaku
aset
dalam
dimanfaatkan
intelektual pengetahuan
organisasi
untuk
dan
kepentingan
manajemen bisnis, dunia sekarang telah
bersama. Selanjutnya pengetahuan (aset
memasuli era pengetahuan. Khususnya
intelektual) berguna untuk meningkatkan
di sektor ekonomi, telah memasuki
kemampuan anggota organisasi untuk
knowledge
meningkatkan
economy.
Pengetahuanlah
produktivitas
yang membuat bahan-bahan mentah
pelayanan
menjadi kekayaan yang sebenarnya,
teknologi, tata laksana, sistem, dan
kekuatan organisasi, dan perorangan
prosedur
(Marquardt, 1994). Peran pengetahuan
pengetahuan dan keahlian. Dalam era
bagi
pengetahuan ini setiap personel dalam
organisasi-organisasi
pada
era
jasa.
Budaya
dan
kerja,
organisasi,
semuanya
selalu
berbasis
sekarang sangat menentukan. Dalam
organisasi
ditantang
kajian manajemen organisasi sekarang
mengembangkan
berkembang apa yang disebut knowledge
menciptakan
management. Kajian ini menjelaskan
menggunakan ide-idenya dalam setiap
bagaimana pengetahuan diperoleh oleh
aktivitasnya.
organisasi. Pemerolehan pengetahuan
terpenting
oleh organisasi tidak bisa lagi dilakukan
dalam organisasi adalah menciptakan
secara alamiah (responsive) tetapi harus
lingkungan
terencana dan terukur.
anggotanya
pengetahuan
ide-ide
baru,
Dalam jajaran
yang
hal
ini
untuk baru, dan
tugas
manajer/pengurus
kondusif selalu
agar dapat
mengembangkan pengetahuannya. Pengetahuan bagi organisasi merupakan aset intelektual yang perlu pengelolaan
Pola
secara
dilakukan
cermat.
intelektual
tidak
Pengelolaan sama
aset dengan
penyelenggaraan selama
ini
diklat
yang
memfokuskan
training/pelatihan secara klasikal dengan
perhitungan sejumlah
target jam
penyelenggaraan pelatihan.
Pola
zaman
sekarang
organisasi
bila
organisasi-
tidak
melakukan
penyelenggaraan diklat ini berpedoman
”organizational
pada
menghadapi permasalahan kinerja, juga
peraturan
kepala
Lembaga
Administrasi Negara (LAN) sebagai
akan
pembina
eksistensi.
diklat
kepemimpinan
selain
learningn”,
menghadapi
permasalahan
(diklatpim) pegawai negeri sipil (PNS). Sabagai contoh, peraturan kepala LAN
Penulis
nomor 5 tahun 2005 tentang pedoman
mendekati
penyelenggaraan diklat kewidyaiswaraan
Bandiklatda
substansi diklatpim tingkat IV, pada
dengan melakukan penelitian tentang
mata diklat ”dasar-dasar kepemerintahan
karakteristik organisasi tersebut dalam
yang baik”, diberikan dalam alokasi
melakukan belajar organisasi. Peneli
waktu 8 jam pelatihan (JP) @ 45 menit,
memfokuskan
dengan pengalaman belajar terstruktur di
organisasi badan pendidikan dan latihan
kelas dan tak terstruktur di komplek
daerah (Bandiklatda) provinsi Lampung.
diklat. Sehingga indikator keberhasilan
Tujuan Penelitian
diklat adalah diutamakan pada
Penelitian ini bertujuan untuk :
terselesaikanya sejumlah jam pelatihan
(1)Mendeskripsikan
(JP) diklat. Dengan pola ini kompetensi
organisasi yang diterapkan oleh Badan
peserta diklat tidak menjadi penentu
pendidikan dan Latihan Daerah Provinsi
(decisive factor) dalam evaluasi program
Lampung.
diklat. Diklat yang dilakukan secara
(2)Mendiskripsikan
klasikal cendrung memisahkan peserta
pemilihan metode belajar organisasi
dari organisasinya, mereka mendapatkan
Bandiklatda provinsi Lampung.
data/informasi
yang
(3)Mendiskripsikan
konteksnya.
Sebagai
terpisah
dari
akibatnya
data/informasi tersebut tidak menjadi
dalam
penelitian
masalah provinsi
pada
pelaksanaan
ini
yang
akan
dihadapi
Lampung
ciri-ciri
metode
ini
belajar
belajar
alasan
pokok
landasan belajar
organisasi
Bandiklatda provinsi Lampung.
”ilmu pengetahuan” (knowledge) bagi penerimanya, sehingga organisasi belajar
KAJIAN PUSTAKA
tidak tercipta di tempat kerjanya. Pada
1. Organisasi
Pengertian organisasi sering dikaitkan
yang terkordinasi dan berorientasi pada
dengan
umum
tujuan bersama yang direalisasikan dan
sebagai
berkesinambungan). Disebut terstruktur
sekumpulan orang-orang yang memiliki
dan terkoordinasi karena untuk mencapai
tujuan, ikatan formal, susunan hirarkhi,
tujuan organisasi mengharuskan adanya
dan adanya kerja sama. Karena adanya
aktivitas manusia yang terstruktur dan
unsur kerja sama dan pencapaian tujuan,
terkoordinasi
maka organisasi menjadi salah satu
Dikatakan
kajian
berorientasi
manajemen.
organisasi
sering
penting
Secara
diartikan
dalam
manajemen.
Definisi teoritis tentang organisasi juga
organisasi
banyak
tujuan
diadopsi
dari
para
ahli
manajemen.
secara juga
keseluruhan.
bahwan
pada dibuat
organisasi
tujuan untuk
karena
pencapaian
pembuatnya.
Pengertian
organisasi sebagai entitas sosial karena organisasi merupakan kumpulan orang-
Dalam
konteks
pemerintahan,
penyelenggaraan
penganut
Weberian
orang
yang
selalu
berinteraksi.
Kemudian organisasi dilihat sebagai
mengartikan organisasi sebagai struktur
sesuatu
organisasi dengan menganut prinsip
mempertahankan kehidupanya seiring
pembidangan tugas yaang jelas yang
dengan kehidupan manusia
diatur dengan perundangan. Menurut
into existence and sustained human).
Collins
Cobuild
Doctionary
yang
hidup
dan
selalu
(brought
(1999:
1166) dalam Sen (2003), organisasi
Usman (2008) mengartikan organisasi
adalah kelompok formal/resmi orang-
sebagai proses kerja sama dua orang atau
orang seperti partai politik, perusahaan,
lebih untuk mencapai tujuan organisasi
klub-klub, dan lain-lain. Kemudian para
secara efektif dan efisien. Definisi ini
ahli
dirumuskan
menajemen
oeganisasi
secara
medefinisikan bervariasi
dengan
memperhatikan
atau
definisi-definisi para ahli manajemen
berbeda-beda. He-Chuan Sen (2003)
seperti Stoner dan Freeman (1992),
mengartikan organisasi; ”....a structured,
Sutarto (2001), Griffin dan Morhead
co-ordinated and goal-oriented social
(1996) dan lain-lain. Inti dari rumusan-
entity which is brought into existence
rumusan tentang organisasi yang mereka
and sustained humans” (sebuah struktur
buat adalah; 1) adanya kerja sama, 2)
terdiri dari dua orang atau lebih, 3) ada
yang ada, maka akan didapatkan nilai
tujuan yang hendak dicapai secara
tambah yang diharapkan, dan hal itu
bersama.
tidak mungkin didapatkan ketika bekerja
1. Organisasi sebagai media interaksi
secara sendiri-sendiri. Hal ini dapat
antar manusia
diilustrasikan sebagaimana sejumlah lidi
Organisasi dapat dipandang sebagai
membentuk sebuah sapu, lidi tersebut
media interaksi manusia karena di sana
hanya akan berfungsi sebagai sapu yang
ada kerja sama antar manusia. Prilaku
ketika bersatu dalam sebuah ikatan
individu dalam proses kerja sama ada
dengan pola tertentu, jumlah individu
bermacam-macam
yang sesuai, dan kekuatan kohesi yang
corak.
Manusia
berinteraksi dengan sesama individu,
kuat (dalam sebuah ikatan yang kuat).
dengan
3. Organisasi belajar
kelompok-kelompok kecil, dan juga
Perkembangan
dengan kelompok besar. Pandangan ini
bahwa organisasi merupakan organisme
selanjutnya menggambarkan bagaimana
yang
prilaku organisasi. Kemudian secara
lingkunganya, bertahan hidup, bersaing
tersendiri dijelaskan oleh teori prilaku
dengan rival-rivalnya, berkembang dan
organisasi.
intinya
juga menyusut sampai dalam keadaan
menjelaskan bagaimana prilaku individu
tertentu mati. Dalam konteks seperti ini
bersama
semua
Teori
ini
sama
pada
prilaku
kelompok
hidup,
terakhir
menunjukan
berinteraksi
organisasi
selalu
dengan
belajar.
membentuk prilaku organisasi.
Pandangan tentang organisasi belajar itu
2. Organisasi sebagai sistem sosial
sendiri sebenarnya bukan hal baru.
Usman
(2008)
menjelaskan
sistem
Sekitar awal tahu 1960-an perusahaan-
adalah subsistem-subsistem yang saling
perusahaan
brinteraksi,
mengungguli
berkoralasi,
dan
Jepang
pesaing-pesaingnya
berdependensi yang membentuk suatu
dengan
kesatuan utuh melebihi jika subsistem-
kemampuanya secara menyeluruh dan
sibsistem
berkelanjutan.
bekerja
sama
(sinergik).
cara
berusaha
terus
meningkatkan
Kemampuan
mereka
Individu-individu yang tergabung dalam
dapat terbentuk karena mereka menjadi
sebuah organisasi ketika bersepakat
organisasi belajar. Dalam hal ini semua
untuk mengorganisasikan sumber daya
pegawai
(pekerja
dan
manajer)
berpartisipasi dalam
gerakan kualitas
berkelanjutan yang disebut ”kaizen”.
Kemudian pada giliranya dapat dibangun disiplin belajar yang sistemik. 2. Belajar
Pada era tahun 1990-an orang mulai
Kalau
para
ramai membahas organisasi belajar.
memandang
Senge (1990) mencetuskan ”the fifth
pemerolehan
discipline”
pakar belajar
manajemen
sebagai
proses
pengetahuan,
para
yaitu
berpikir
sistemik
psikolog melihat belajar sebagai proses
thinking)
yang
memberi
psikologis individu dalam interaksinya
sumbangan luas bagi perkembangan
dengan lingkungan sacara alami. Para
teori organisasi belajar. Disiplin ke lima
pakar pendidikan melihat belajar sebagai
tersebut
proses
psikologis-pedagogis
lainya yaitu personal
ditandai
dengan
mastery yang menekankan kompetensi
individu dengan lingkungan belajar yang
individu, disiplin berbagi visi yang
disengaja
menekankan penyesuaian visi individu
2007).
(system
melengkapi
empat
disiplin
adanya
diciptakan
yang interaksi
(Winataputra
dengan visi organisasi, disiplin mental model yang menghendaki bagaimana
Kegiatan belajar diyakini dilakukan oleh
cara
manusia sejak manusia eksis di muka
memandang
permasalahan
organisasi
bumi, tidak ada catatan resmi sejak
secara bersama. Dan yang ke empat
kapan
adalah pembelajaran tim, yaitu situasi
kegiatan belajar. Ada keyakinan kuat
saling
bahwa belajar dilakukan sejak zaman
membutuhkan
dan
bertindak
manusia
mulai
melakukan
sesuai dengan rencana bersama.
dahulu ketika manusia memulai hidup di
Dalam hal berpikir secara sistemik
dunia.
diperlukan
untuk
psikologi menerangkan bahwa proses
memahami struktur hubungan berbagai
belajar dimulai sejak anak manusia
faktor internal maupun eksternal yang
masih di dalam kandungan ibunya, dan
mempengaruhi
organisasi.
proses ini terus berlanjut sampai akhir
Keterampilan untuk berpikir integratif
hayatnya. Kemudian ada pandangan
dan
dan
”belajar sepanjang hayat”. Selanjutnya
membangun organisasi yang adaptif.
kajian tentang belajar semakin kompleks
tuntas,
keterampilan
eksistensi
komprehensif,
Secara
individu,
para
ahli
dan luas. Belakangan muncul teori
dibahas cara-cara belajar yang dianggap
belajar untuk anak usia dini, belajar
sesuai untuk orang dewasa.
anak-anak (paedagogy), dan teori belajar untuk orang dewasa (andragogy).
Dalam perkembangan kajian tentang organisasi, para ahli manajemen sampai
Pembagian jenis-jenis belajar tersebut
saat ini memberi perhatian khusus pada
tidak lepas dari kondisi psikologis para
cara-cara belajar. Mereka memandang
peserta/pelaku belajar. Secara konsep,
peristiwa belajar secara pragmatis dan
belajar untuk orang dewasa dan untuk
lebih sederhana di banding cara-cara
anak-anak tidak ada pemisahan yang
pandang
jelas.
Teori
ahli
pendidikan.
seperti
belajar
Marquardt (1994) misalnya, memandang
konstruksi
sering
belajar sebagai;.....a process by which
dianggap teori untuk orang dewasa,
individuals gain new knowledge and
tetapi dalam beberapa situasi seperti
insights to change their behavior and
pada proses pengambilan kesimpulan,
action. It is traditionally divided into the
latihan imajinasi dan sejenisnya, cocok
cognitive
juga untuk anak-anak. Kemudian teori
(emotional),
belajar kelompok behavioristik
(psychomotor) domains (proses di mana
kognitif,
belajar
para
sosial,
yang
(intellectual), and
affective psychomotor
dianggap cocok untuk anak-anak, dalam
seseorang
kondisi tertentu cocok juga untuk orang
dan wawasan baru untuk mengubah
dewasa,
”outbond
tingkah lakunya. Biasanya tingkah laku
training” dalam pelatihan manajemen
tersebut di bagi menjadi kognitif, affektif
untuk para eksekutif/pejabat pemerintah
dan psikomotor). Kemudian Marquardt
adalah salah satu cara belajar andalan di
mengutip
pusdiklat-pusdiklat.
yang
belajar, dikatakan bahwa ; “…learning is
membedakan mana yang paedagogi dan
not a unitary concept; that there are
mana yang andragogi adalah bagaimana
distinctly different kinds of learning that
kita
have
seperti
membedakan
dalam
Jadi
antara
kondisi
very
mendapatkan
pendapat
different
pengetahuan
Schein
time
tentang
horizons
psikilogis anak-anak dan orang dewasa.
associated with them, and that may be
Namun demikian dalam tulisan ini akan
applicable at different stage of a learning or change process” (belajar
bukan hal yang terpisah, yang berubah
Pengetahuan yang lain yang berupa
dari
informasi
waktu
ke
waktu,
dan
dapat
keilmuan
pada
umumnya
diterapkan pada tingkat belajar yang lain
disebut eksplicit knowledge dan sering
atau
juga disebut ”hard knowledge”.
proses
perubahan).
Pandangan
Marquardt tentang belajar tidak jauh
3.
berbeda dengan pandangan para ahli
Sebagai
Karakteristik Belajar Organisasi organisme
pendidikan tentang belajar. Marquardt
organisasi
memandang peristiwa belajar dari tiga
aktivitaskehidupan
yang
melakukan
hidup, aktivitas-
domainnya Bloom yang terkenal. Dari
dimana
pendapat Schein disebutkan juga bahwa
berorientasi
belajar tidak menghasilkan sesuatu yang
hidup
instan, tetapi hasil belajar akan dapat
kehidupanya.
dimanfaatkan pada waktu, tempat dan
organisasi
situasi yang berbeda. Pandangan ini
kebutuhan
sejalan dengan pandangan teori belajar
berbeda dengan belajarnya seseorang
konstruktivis. Di mana pelaku belajar
secara individual yang merupakan upaya
melakukan pengendapan pengalaman
mendapatkan pengetahuan baru melalui
(pengakumulasian) dan pada saatnya
proses mental. Fokus utama belajarnya
melakukan
pengalaman
organisasi adalah pada suatu kerangka
yang dimilikinya setelah berinteraksi
kerja aktivitas individu-individu. Gilbert
dengan
(1997)
rekonstruksi
lingkunganya,
dan
aktivitas-aktivitas
umumnya
sebagai
”learning
mengembangkan
Belajar
oleh
merupakan bersama.
pemenuhan
proses
ini
belajarnya
(organizational suatu
sebuah
Pandangan
mengartikan
organisasi
kajian
mempertahankan
dan
mengkreasikan pengetahuan baru. Pada dalam
pada
tersebut
learning) di
mana
nilai-nilai
dasar
organization” belajar dipandang sebagai
pengetahuan
pemerolehan
organisasi berubah, yang mengarahkan
pengetahuan
(acquiring
dan
knowledge). Di mana di sana dibedakan
pada
pengembangan
kemampuan
antara ”tacit’ dan ”eksplicit” knowledge.
pemecahan masalah dan kemampuan
Tacit knowledge adalah pengetahuan
berbuat. Untuk memahami bagaimana
yang tak terdokumentasi yang berupa
sebuah organisasi belajar tidak semudah
prilaku/kepribadian, maka pengetahuan
memahami bagaimana individu belajar.
ini sering disebut juga ”soft knowledge”.
Organisasi terdiri dari orang-orang yang
harus belajar. Individu yang belajar
pengajar (widyaiswara) selama empat
merupakan
prasyarat
terjadinya
tahun lebih di sana.
belajarnya
organisasi.
Belajarnya
2. Tempat dan Waktu Penelitian
individu-individu di sebuah organisasi
Penelitian dilakukan di lokasi subyek
belum
penelitian, yaitu di Badan Pendidikan
tentu
organisasi, individu
merupakan
tetapi belajar
ketika untuk
belajarnya individukepentingan
dan
Latihan
Daerah
Provinsi
Lampung, dengan alamat, jalan raya
organisasinya maka terjadi peristiwa
Hajimena,
belajarnya
Secara normatif penelitian ini dilakukan
organisasi.
Ada
dua
pandangan tentang belajar organisasi.
Natar
Lampung
Selatan.
sejak tahun 2009. 3. Teknik Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan
1. Metode Penelitian
seting alamiah/natural setting di mana
Pendekatan
yang
digunakan
dalam
responden beraktivitas.
penelitian ini adalah kualitatif melalui
Teknik
pengumpulan
studi kasus dan bersifat deskriptif.
dipergunakan
Pendekatan ini dipilih karena peneliti
adalah;
akan mendiskripsikan atau menjelaskan
1. Wawancara secara mendalam secara
dalam
data penelitian
yang ini
fenomena dan hubungan antar fenomena
individual dan secara
obyek yang diteliti secara sistematis,
dengan pejabat penanggungjawab
faktual, akurat pada suatu konteks
bidang diklat dan non diklat, dengan
kehidupan nyata dalam kurun waktu
kepala Bandiklatda dan dengan ketua
tertentu. Pendekatan kualitatif ini dipilih
panitia pelaksana diklat pimpinan ( 3
karena
yang
orang ), data pendukung akan digali
sebenarnya belum jelas. Hal-hal yang
dari bawahan langsung dan tidak
tampak (secara normatif) terkadang tidak
langsung pejabat yang diwawancarai.
sesuai dengan realita yang sebenarnya.
2. Pengamatan terhadap input dan proses
Selain itu peneliti memiliki pengetahuan
belajar organisasi yang dilakukan
yang luas dan mendalam tentang subyek
Bandiklatda prov. Lampung.
masalah
penelitian
kelompok
penelitian/ tempat studi kasus yang
3. Dokumentasi, dengan fokus mengkaji
didukung pengalaman menjadi tenaga
bahan (input diklat) dan laporan
pelaksanaan
diklat
pimpinan
di
Bandiklatda Provinsi Lampung.
1 Elemen Refleksi, Analisis, dan Kreasi Kerangka/Rencana Kerja.
Instrumen yang dipakai untuk menjaring
Penjaringa
data
pedoman
dilakukan dengan cara wawancara degan
kisi-kisinya
pejabat struktural, penelusuran materi
penelitian
wawancara disesuaikan
adalah yang
dengan
kerangka
kerja
teoritis yang sudah disusun.
data
kurikulum
pada
diklat
elemen
ini
pimpinan,
diskusi
rencana
belajar
dengan kolega. Upaya
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
ulang
organisasi tidak dikenal oleh sumber data
1. Temuan Penelitian
kaji
dari
kalangan
manajer/pejabat
Hasil Penjaringan Data.
struktural, sehingga pristiwa itu sulit
Sebagaimana dikemukakan di bab I
untuk diduga terjadi. Pembuatan rincian
bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk
kajian rencana belajar organisasi tidak
mendiskripsikan
ada, elemen ini tidak dikenal oleh para
karakteristik
Bandiklatda Provinsi Lampung sebagai
responden.
organisasi
Penentuan
2 Elemen Tujuan
organisasi
Tujuan adalah komponen yang penting,
belajar.
karakteristik berdasarkan
belajar elemen
teori
process
yang
merupakan
destinasi
aktivitas
learning, dimana teori ini menjelaskan
organisasi. Pencapaian tujuan berarti
tingkat terlengkap dari karakteristik
pemenuhan kebutuhan. Ketika terjadi
belajar sebuah organisasi. Elemen teori
perubahan yang dapat disebabkan oleh
process learning antara lain; 1) refleksi,
tuntutan
analisis, dan kreasi kerangka/rencana
maka kebutuhan organisasi juga berubah
kerja, 2) tujuan, 3) perbaikan tujuan, 4)
3 Elemen Perbaikan Tujuan
kegiatan, 5) perbaikan kegiatan, 6) hasil.
Pada elemen ini ada 4 (empat) kisi-kisi,
Temuan penelitian disajikan per elemen
yaitu; mengganti tujuan tang telah
agar memudahkan penentuan deskripsi
ditetapkan, mengubah sebagian tujuan
karakteristik
Bandiklatda
yang telah ditetapkan, mengkaji ulang
Provinsi Lampung. Temuan penelitian
renstra yang ada, dan memperbaiki
untuk masing-masing elemen adalah
renstra yang ada.
sebagai berikut:
4. Elemen Hasil
belajar
internal
maupun
eksternal,
Pada elemen ini ada tiga (3) kisi-kisi,
Bandiklatda
yaitu; mengasilkan produk mendekati
Sehingga lembaga ini tidak memiliki
rencana kinerja, menghasilkan produk
agenda, cara, maupun pola belajar
sesuai dengan rencana kinerja, dan
organisasi.
menghasilkan
dari
Model belajar reconstructive learning
rencana kinerja. Dari penelusuran data
yang berintikan adanya rekonstruksi
yang peneliti lakukan ditemukan data
norma, nilai, dan tujuan organisasi,
yang kuat di kisi nomor dua (2) yaitu
belum biasa direalisasikan di lembaga
menghasiklan produk sesuai dengan
tersebut di atas. Model belajar ini lebih
rencana kinerja, yaitu; lembaga selalu
dikenal dengan double loop learning.
mengusahakan
Model belajar ini tidak terpakai di
produk
produk
melebihi
yang
sesuai
Provinsi
Lampung.
dengan target/rencana kinerja yang telah
lembaga ini.
Mengimplementasikan
ditetapkan sebelumnya.
model belajar jenis ini membutuhkan
2. Pembahasan
dukungan tingkat pengetahuan individu
1. Metode belajar organisasi.
yang
Pusat perhatian belajar organisasi adalah
(2005)
pada
process
Indonesia, Bandung, mebuktikan ada
learning, di mana pada level ini ciri
pengaruh organisasi belajar terhadap
belajar di kedua level dibawahnya (
modal intlektual organisasi.
adaptive learning dan reconstructive
Modal
learning ) ada di dalamnya. Elemen inti
kekuatan
dari process
adalah pada
makin besar modal intelektual yang
pengembangan kemampuan belajar oleh
dimiliki organisasi, maka makin kuat
sebuah organisasi. Topik belajarnya
dan
adalah “belajar” itu sendiri. Model
Kepemilikan
belajar
ditentukan
level
yang
disebut
learning
organisasi
seperti
yang
memadai. dari
Penelitian
Universitas
intelektual utama
sold
Moejadi
Pendidikan
adalah
sumber
organisasi
modern,
organisasi
tersebut.
modal
intelektual
seberapa
kuat/besar
dimaksudkan dalam process learning
penerapan organisasi belajar. Kekuatan
belum terbentuk di Bandiklatda privinsi
intelektual
para
Lampung. Model belajar ini adalah yang
organisasi
berperan
terlengkap,
penerapan model belajar rekonstruktif
belajar
ini
namun tidak
demikian
model
diterapkan
di
personil penting
juga model belajar proses.
dalam dalam
Model
belajar
organisasi
lain belajar organisasi yang terjadi di
berintikan
lembaga ini disebabkan oleh adanya
elemen-elemen antara lain; kegiatan,
tuntutan pelaksanaan peraturan (norma)
perbaikan kegiatan, dan hasil. Sifat
dan pemenuhan kebutuhanya.
belajar model ini adalah penyesuaian
rinci simpulan penelitian ini dapat
organisasi dengan lingkungan internal
dipaparkan sebagai berikut;
adaptif/adaptive
dan
learning
eksternalnya.
Pada
umumnya
Secara
1. Metode Belajar Organisasi.
organisasi yang merealisasikan model
Belajar
belajar ini bertujuan untuk menstabilkan
Bandiklatda Provinsi Lampung adalah
dan memelihara system yang sudah ada.
belajar organisasi taraf adaptif, di mana
Bandiklatda
para
provinsi
Lampung
organisasi
yang
diterapkan
pegawai dan pejabat struktural
berkepentingan untuk menstabilkan dan
berusaha memenuhi aturan yang berlaku
memelihara system yang ada, oleh sebab
secara sepenuhnya. Mereka melakukan
itu model belajar ini penting untuk
usaha penyesuaian organisasinya secara
direalisasikan, sehingga model belajar
normatif
organisasi
perundangan).
jenis
ini
diterapkan
di
lembaga ini.
(pemenuhan
tuntutan
Belajar organisasi secara reconstructive belum bisa dilakukan. Ada beberapa faktor kemungkinan penyebab akan hal
SIMPULAN DAN SARAN
ini, antara lain; kendala peraturan yang
1. Simpulan Dari analisis temuan penelitian dapat
ada, kompetensi personilnya, dan lain
ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi
sebagainya
peristiwa
pengembangan
organisasi
lanjutan untuk dapat menjelaskanya.
walaupun
dalam
kabutuhan
2. Penyelenggaraan Diklat.
skala
yang
perlu
penelitian
normatif atau telah terjadi peristiwa
Belajar proses/process learning sebagai
belajar
cara belajar organisasi yang terbaik tidak
organisasi
secara
adaptif
(adaptive learning) tanpa disengaja oleh
diterapkan.
para anggota organisasi. Artinya telah
ditemukan dalam penelitian ini adalah
ada
ketidaktahuan para manajer/pejabat di
pengembangan
organisasi
Faktor
ini,
penyebab
dan
yang
sebagaimana diatur dalam peraturan
lembaga
lemahnya
perundangan yang berlaku. Dengan kata
keingintahuan mereka akan pentingnya
belajar organisasi. Penyebab lain tidak
(1).
terbangunya
organisasi
belajar
organisasi
di
Pendekatan
pengembangan
yang
(organisasi
lembaga ini, yang dapat dilaporkan
belajar)
dalam penelitian ini adalah, lembaga ini
menjalankan roda organisasi pemerintah,
merupakan
terutama pada Bandiklatda Provinsi
sub
system
(satuan
perlu
terkini
kerja/satker) pemerintah daerah Provinsi.
Lampung.
Ada hierarkhi organisasi yang bersifat
(2).
komando,
metode-metode
yang
menjadi
kendala
psikologis para pejabat/manajer.
dalam
dilakukan
pemahaman
belajar
organisasi,
sehingga program belajar organisasi
3. Diklat Berbasis Kebutuhan. Peningkatan
Perlu
diterapkan
pengetahuan
secara
lebih
terarah,
dalam
rangka
pengembangan organisasi.
individual dilakukan secara sporadis,
(3). Pengkajian peraturan yang ada perlu
tidak berdasarkan analisa kebutuhan
dikakukan secara komprehensip untuk
kompetensi
membuka
pegawai.
meningkatkan
Para
pendidikan
pegawai
peluang
improvisasi,
formalnya
perumusan kebijakan baru/lokal, dan
dengan tujuan utama pemenuhan syarat
perbaikan perumusan tujuan yang telah
normatif yang diatur dalam peraturan
ditetapkan.
kepegawaian.
peningkatan
(4). Peningkatan pengetahuan anggota
tingkat pendidikan formal para pegawai
organisasi secara individu penting untuk
bukan
Tujuan
berdasarkan
pengetahuan organisasi
pada
kebutuhan
dilakukan secara terencana, hal ini
organisasi.
Belajar
berfungsi sebagai syarat diterapkanya
yang
terjadi
(adaptive
belajar
organisasi
dalam
modal
rangka
learning) adalah sebuah proses yang
membangun
intelektual
tidak dirancang sebelumnya. Proses ini
organisasi, yang akan bermuara pada
terjadi akibat dari upaya organisasi
peningkatan kinerja organisasi.
memenuhi tuntutan perundangan. 2. Saran Berdasarkan hal-hal di atas, dalam penelitian ini dapat diajukan saran-saran sebagai berikut;
DAFTAR PUSTAKA Argyris, C. Schon, DA.1996. Organizational Learning, Theory, Method, and Practice, Adison Wesley, New York.
BPS.2008. Lampung Dalam Angka, Mulya Abadi, Bandar Lampung. Chan, Stevan M. 2002. Pendidikan Leberal, Yogyakarta, Kreasi Wacana. Chich-Jen Shieh . I-Ming Wang. 2009. The relationship among Cross-Cultural Management, Learning Organization, and Organizational Performance in Multinationals Chang Jung Christian University, Taiwan Crespo”, Beno”. 2007. Research into Learning to Learn through the assessment of Quality and Organization of Learning Outcomes, University of Szeged, Hungary. Furhan, Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Garvin, David A . 1993, Building a learning organization, Academy of mana – gement, Review. Griffin, RW. and Moorhead, G.1996. Organizational Behaviour, Hougston Miffin Company, Boston. Gun, Bob. Anunsen, Kristin. 1996. The Faster Learning Organization, London. Januszewski, Allan,2008, Educational Technology, Lawrence Erlbaum, USA.
Jones, Allan. Christ, Hendry. 1992. The Learning Organization, Coventry, UK. Kansil. 2009. Ilmu Negara untuk Perguruan Tinggi, Sinar Grafika, Jakarta. Kurniawan, Wawan. Istianto, Hary. 2001.The influence of organizational Culture On the implementation of Learning Organization and its relationship With the performance on Mill Controller Department, Factory department and Sales Department of PT.Gold Coin Indonesia Bekasi Mill, Industrial Engineering, Trisakti University. Sutarto.2001.Dasar Dasar Kepemimpinan Organisasi, Gajah Mada University Press, Jogyakarta. Sun, He-Chuan. 2003. Conceptual Clarification for “organizational learning” “learning organization”, and “a learning organization”, Croningen University, Taiwan. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung. Syafiie, Inu Kencana, H. 2007.Pengentar IlmunPemerintahan, Refika Aditama, Jakarta. Tilaar, HAR. 2000. Analisis CSIS, tahun XXIX/2000, CSIS, Jakarta. Tjokroamijoyo, Bintoro.2004. Reformasi Nasional, Penyenggaraan Good Governance dan Perwujudan Masyarakat, Madani, LAN-RI, Jakarta.
Uno , B Hamzah. 2004. Model Pembelajaran, Nurul Jannah, Gorontalo. Usman, Husaini. 2008. Manajemen, Teori – Praktik, dan Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Winataputra, Udin S. 2007. Teori belajar dan Pembelajaran, Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta. Woolfolk, Anita. 2004. Educational Psychology, The Ohio State University, USA.