ISSN 2580-1503 VOL 1 NO.1 2017 BALIKPAPAN
METIK JURNAL
PENERBIT LPPM STMIK BALIKPAPAN JL. AMD Manunggal No. 09 Balikpapan - Kalimantan Timur Telp : 0542 766766; Fax 0542 766766 Email :
[email protected] http://jurnal.stmikbpn.ac.id
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Jurnal Metik STMIK Balikpapan
Susunan Penggurus
PELINDUNG
: KetuaSTMIK Balikpapan Dr. Edi Rahmad, M.Pd
PENANGGUNG JAWAB
: Wisnu Hera P. S.Tp., M.Eng
Ketua Penyunting
: Gunawan., S.T., M.T
Wakil Ketua Penyunting
: Mundzir, S.Kom., M.T
Penyunting Pelaksana
: Sumardi, S.Kom., M.Kom Djumhadi, S.T., M.Kom Nurfallah Setiawan, S.Kom., M.T Jamal, S.Kom., M.Kom
Penyunting Ahli
: Subur Anugrah, ST., M.Eng ViskaArmalina, S.T., M.Eng Novi Indrrayani, S.Kom., M.MT
Layout Dan Desain
: Riovan Styx Roring. S.T.,M.Kom Tri sudinugraha, S.Kom.
Pelaksana Tata Usaha
: Vidy, SS.,MSi Pramudya Prima Insan. S.Kom
i
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Kata Penggantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Jurnal Informatika Metik Terbit sesuai dengan waktunya. Jurnal
ini membahas Teknologi dan Informasi berisia artikel-artikel ilmiah yang
meliputi bidang-bidang :Sistem Informasi, Informatika, Multimedia, jaringan serta penelitianpenelitian lain yang terkait dengan bidang-bidang tersebut.Terbit dua kali dalamvsetahunvbulan juni dan Desember
Dalam penyusunan Jurnal ini,
banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Menyadari bahwa Jurnal ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Saran dan rritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Jurnal selanjutnya.
Akhir kata semoga Jurnal Metik ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Balikpapan,
Juni 2017
Penerbit
ii
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
DAFTAR ISI SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SCSP DAN MCSP DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB Gunawan, Saiful Rahman ................................................1 MODEL SISTEM MONITORING MESIN ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) STUDI KASUS PADA PT. BANK CENTRAL ASIA.TBK (BCA) BALIKPAPAN Djumhadi ....................7 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah, Mundzir ............................................................................................................................................................16 PERANCANGAN APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA PT. RACHMAT CAHAYA ABADI Riovan Styx Roring, Rizal Baday ......................................................................24 ANALISIS PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX Wisnu Hera Pamungkas, Viska Armalina ............................................................................................................................................................32 APLIKASI LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH BERBASIS SMS PADA SMK AIRLANGGA BALIKPAPAN Vidy, Yustian Servanda ...........................................................................................42 PERANCANGAN SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN APLIKASI ANDROID BERBASIS ARDUINO UNO Sumardi ..........................................................................49 RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN INDEKS PRESTASI DOSEN STMIK BALIKPAPAN Mundzir ....................................................................................................................68 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DI STMIK BALIKPAPAN M. Nurfalah Setiawan .............................................................................................. 74 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU DENGAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY (Studi Kasus Pada Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kutai Barat) Supriyanto ...................................................................................................78 PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA M. Budho Setyonugroho, Adhistya Erna Permanasari, Sri Suning Kusumawardani .............................. 91 MITOS DAN REALITAS PERANGKAT LUNAK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG Suhartati, Darmin Karim, Akhmad Toriq ..........................................................................................97 STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA FRAMEWORK, ANALISIS PEST DAN SWOT Suhartati, Yeyen Dwi Atma .............................................................................................................................. 107
iii
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
OPTIMASI QUERY SEDERHANA GUNA KECEPATAN QUERY PADA DATABASE SERVER Suhartati, Yeyen Dwi Atma ............................................................................................. 114
iv
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan1), Saiful rahman2 1) Teknik Informatika STMIK Balikpapan, 2)Teknik informatika Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan Email :
[email protected]),
[email protected] lainnya. Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli matematika bangsa Demark pada tahun 1913 dalam bukunya “Solution of Some Problem in The Theory of Probability of Significancein Automatic Telephone Exchange”. Penggunaan istilah Sistem Antrian (Queueing Sistem) dijumpai pertama kali pada tahun 1951 di dalam journal Royal Statistical Society, sedangkan masalah antrian itu sendiri sebenarnya sudah dijumpai sejak dulu. Faktorfaktor yang berpengaruh terhadap barisan antrian dan pelayanan antara lain adalah distribusi kedatangan, distribusi pelayanan, fasilitas pelayanan, disiplin pelayanan, ukuran dalam antrian, dan jumlah server. Dalam tingkat kedatangan dan pelayanan terdapat faktor ketidakpastian. Adanya faktor ketidakpastiaan yang berupa variabel random ini menyebabkan kita sulit menyelesaikan modelnya.
Abstrak Simulasi merupakan alat yang tepat untuk digunakan terutama jika diharuskan untuk melakukan eksperimen dalam rangka mencari komentar/hasil terbaik dari entity-entity sistem. Hal ini dikarenakan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama jika eksperimen dicoba secara real. Dengan melakukan studi simulasi maka dalam waktu singkat dapat ditentukan keputusan yang tepat serta dengan biaya yang tidak terlalu besar karena semuanya cukup dilakukan dengan komputer. Pendekatan simulasi diawali dengan pembangunan model sistem nyata. Model tersebut harus dapat menunjukkan bagaimana berbagai entity dalam sistem saling berinteraksi sehingga benar-benar menggambarkan perilaku sistem. Setelah model dibuat maka model tersebut ditransformasikan ke dalam program komputer sehingga memungkinkan untuk disimulasikan
2. Pembahasan Kata kunci:simulasi, antrian SCSP,Model MCSP, .
Diagram alir kerangka konsep penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut Konsep Sistem Antrian pada simulasi ini terdiri atas Pola Kedatangan, Model Antrian, Waktu Layanan dan Output Sistem Antrian. Pada Pola Kedatangan dan Pola Layanan Sistem Antrian Menggunakan Random Eksponensial. Selanjutnya pada bagian Model Antrian, digunakan 2 Model Antrian yaitu Single Channel Single Phase dan Multiple Channel Single Phase. Dan Output Simulasi Sistem Antrian nantinya menghasilkan Model Antrian Optimal dari kedua model yang telah diuji
, model
1. Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang menunggu untuk mendapatkan sesuatu baik itu pelayanan, tiket bioskop, maupun barang belanjaan. Hal ini disebut juga antrian. Misalnya, menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari dokter, menunggu untuk mendapatkan tiket bioskop, menunggu untuk pengisian bahan bakar, menunggu untuk mendapatkan pelayanan dari bank, dan lainlain. Antrian tidak hanya dialami oleh manusia, tetapi antrian juga bisa terjadi pada barang seperti menunggu untuk dikemas, atau menunggu untuk berbagai tahapan produksi 1
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Penelitian (Desain)
DESAIN MODEL ANTRIAN OPTIMAL
SISTEM ANTRIAN
A. Single Channel Single Phase POLA KEDATANGAN
RANDOM EKSPONENSIAL
Model Single Channel Single Phase, yang artinya hanya memiliki 1 server dalam 1 jalur antrian. Server yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 4, jadi untuk jumlah jalur antriannya juga berjumlah 4. Pelanggan yang datang pada masing-masing jalur antrian sudah ditentukan berdasarkan pengurutan.
POLA KEBERANGKATAN
MODEL ANTRIAN
SCSP & MCSP
PANJANG ANTRIAN
Bentuk fisik dari Single Channel Single Phase dapat dilihat dalam Gambar 5.1
MASING-MASING MODEL SAMA
Queue POLA LAYANAN
RANDOM EKSPONENSIAL
Server
9
5
1
10
6
2
11
7
3
12
8
4
Arrival MODEL ANTRIAN OPTIMAL
OUTPUT SISTEM ANTRIAN
Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Konsep Penelitian (Desain)
Departure
Gambar 5.1 Single Channel Single Phase (Desain) Multiple Channel Single Phase.
Diagram alir metodologi penelitian ditunjukkan dalam gambar berikut:
Multiple Channel Single Phase berbeda dari Single Channel Single Phase, Pelanggan pada sistem antrian Multiple Channel Single Phase dapat memilih server yang sedang idle jika server yang harusnya melayani pelanggan tersebut sedang busy (sibuk). Jika semua server dalam kondisi busy, maka akan dipilih server dengan panjang antrian yang terpendek. Bila dua atau lebih server memiliki panjang antrian terpendek yang sama, maka akan dipilih server dengan nomor antrian yang lebih kecil.
START Analisa
RISET AWAL
FORMULASI PROBLEM
Perancangan
SOLUSI PROBLEM MENGGUNAKAN 2 MODEL ANTRIAN
Implementasi
Pengujian
MEMBANGUN SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN MENGGUNAKAN 2 MODEL ANTRIAN
MENGUJI MODEL ANTRIAN
MENENTUKAN MODEL ANTRIAN OPTIMAL
END
2
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
dan MCSP dengan mhu arrival yaitu 0,5 dan mhu serve yaitu 1 dengan menggunakan tool MATLAB
Server Queue
Arrival
3
2
1
Optimalisasi Sistem Antrian Berdasarkan Parameter Sistem Antrian. ini sistem antrian akan disimulasikan dengan menggunakan parameter, yang nantinya dengan parameter tersebut sistem antrian akan diuji untuk mendapatkan model antrian yang optimal. Arrival dan Serve diberikan skenario untuk pengujian model antrian. Adapun skenario yang digunakan untuk Arrival dan Serve ditunjukan pada Tabel 6.1. Arrival
Skenario (Mhu)
Ramai
0,1
Normal
0,5
Sepi
1
Serve
Skenario (Mhu)
Cepat
0,1
Normal
0,5
Lambat
1
Gambar 6.1 Simulasi SCSP dengan MATLAB Berdasarkan simulasi yang ditunjukkan dalam Gambar 6.1, diperoleh hasil sebagai berikut : • • • • • •
Jumlah pelanggan yang datang = 32. Jumlah pelanggan yang dilayani = 30. Jumlah pelanggan yang tidak dilayani = 2. Rata-rata waktu tunggu = 44. Rata-rata waktu layanan = 30. Utilitas = 0.80.
Untuk grafik plot Arrival, Queue, Server 1, Server 2, Server 3 dan Server 4 untuk model antrian SCSP ditunjukkan dalam Gambar 6.2.
Hasil Simulasi Model Antrian SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB. Untuk menentukan model antrian yang optimal antara model SCSP dan model MCSP, maka diperlukan percobaan melalui simulasi dengan menggunakan tool MATLAB. Masing-masing model antrian memiliki jumlah skenario yaitu 9, dan tiap skenario memiliki mhu masingmasing sesuai dalam Tabel 6.1 dan 6.2. Berikut ini adalah hasil simulasi model antrian SCSP 3
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
• •
Rata-rata waktu layanan = 20. Utilitas = 0.52.
Untuk grafik plot Arrival, Queue, Server 1, Server 2, Server 3 dan Server 4 untuk
Gambar 6.2 Gafik Simulasi SCSP dengan MATLAB Hasil Simulasi MCSP Variabel Random Jika diketahui mhu arrival = 0.5, dan mhu serve = 1, maka hasil simulasi untuk model antrian MCSP ditunjukkan dalam Gambar 6.3.
Untuk menemukan model antrian yang optimal diperlukan sebanyak 50 kali percobaan untuk masing-masing model. Masing-masing hasil simulasi dari setiap skenario dihitung rata-rata untuk menemukan utilitas tiap skenario. Berikut adalah hasil percobaan simulasi model SCSP dengan skenario yang sudah ditentukan.
Gambar 6.3 Simulasi MCSP dengan MATLAB Berdasarkan simulasi yang ditunjukkan dalam Gambar 6.3, diperoleh hasil sebagai berikut : • • • •
Tabel 6.3 Hasil Simulasi SCSP dengan mhu arr = 1 dan mhu serve = 0,1
Jumlah pelanggan yang datang = 31. Jumlah pelanggan yang dilayani = 27. Jumlah pelanggan yang tidak dilayani = 4. Rata-rata waktu tunggu = 0.
Berdasarkan Tabel 6.4, model antrian SCSP dengan skenario Mhu Arrival 1 dan Mhu Serve 0.1, dapat diketahui faktor pemanfaatan
4
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
(utilitas) berdasarkan rata-rata dari 50 kali percobaan simulasi yaitu adalah 0.045.
Serve
Arr
1
0,1
0,347
0,695
0,765
0,5
0,082
0,231
0,253
1
0,045
0,113
0,166
Berdasarkan hasil simulasi SCSP maka diperoleh hasil utilitas terendah yaitu model antrian SCSP dengan skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1. Dengan hasil utilitas tersebut maka skenario ini yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil utilitas model antrian MCSP dengan skenario yang sama.
Arr
0,1
0,1
0,5
1
0,267
0,508
0,605
1
0,040
0,109
0,112
Daftar Pustaka [1]
Prihati, Yani. 2012 Simulasi Dan Permodelan Sistem Antrian Pelanggan di Loket Pembayaran Rekening XYZ Semarang. Fakultas Ilmu Komputer Universiatas AKI . [2] Nilsen B. Frode. 1998. Queuing sistems: Modeling, analysis and simulation,
Serve
MLS
0,172
1. Simulasi Sistem Antrian dengan menggunakan 2 Model Antrian dapat diimplementasikan dengan menggunakan MATLAB. 2. Dari simulasi yang telah dilakukan sebanyak 450 kali untuk model antrian MCSP, diperoleh utilitas sistem terkecil adalah pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 sebesar 0.022, Sedangkan untuk model antrian SCSP dilakukan percobaan sebanyak 450 kali pula dan diperoleh utilitas sistem terkecil adalah pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 sebesar 0.026. 3. Dari simulasi yang telah dilakukan sebanyak 900 kali percobaan maka didapatkan model antrian yang paling optimal yaitu model antrian MCSP (Multiple Channel Single Phase) pada skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1 yang mempunyai hasil utilitas sebesar 0.022.
Berdasarkan hasil simulasi SCSP dan MCSP yang sudah dilakukan, maka hasil utilitas tiap skenario model antrian adalah sebagai berikut.
0,5
0,157
3. Kesimpulan
Dari Tabel 6.5, model antrian MCSP dengan skenario Mhu Arr 1 dan Mhu Serve 0.1, dapat diketahui faktor pemanfaatan (utilitas) berdasarkan rata-rata dari 50 kali percobaan simulasi yaitu adalah 0.040.
0,1
0,077
Berdasarkan hasil simulasi MCSP maka diperoleh hasil utilitas terendah yaitu model antrian MCSP dengan skenario Arr = 1 dan Serve = 0.1. Dengan hasil utilitas terendah dari model antrian MCSP yang sudah diketahui maka hasil utilitas tersebut dibandingkan dengan hasil utilitas terendah dari model antrian SCSP, sehingga didapatkan hasil utilitas yang paling rendah diantara kedua model antrian tersebut, bahwa sistem antrian optimal adalah sistem antrian MCSP. Dikarenakan nilai utilitas sistem antrian MCSP lebih kecil dari sistem antrian SCSP.
Tabel 6.4 Hasil Simulasi MCSP dengan mhu arr = 1 dan mhu serve = 0.1
SLS
0,5
5
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Department of Informatics. University of Oslo. . [3] Mulyono, S. 1991. Operations Research. FEUI.Jakarta . [4] Kakiay, Thomas, 2004, Dasar Teori Antrian untuk Kehidupan Nyata, Penerbit ANDI, Yogyakarta. [5]Sugiharto, Aris. 2006. Pemrograman GUI dengan MATLAB. CV. ANDI OFFSET. Yogyakarta. Gunawan ,memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin (ST) Universitas Muhammadiyah Malang , lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Elektronika dan sistem Informasi Universitas Brawijya Malang ta, lulus tahun 2011.Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan, Saiful Rahman (S.Kom), memperoleh gelar sarjana Komputer STMIK Balikpapan tahun 2016,
6
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Model Sistem Monitoring Mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Studi Kasus Pada PT. Bank Central Asia.Tbk (BCA) Balikpapan Djumhadi 1) Jurusan Teknik Informatika STMIK Balikpapan Jl. AMD Manunggal No.09 BDS Balikpapan Kalimantan Timur Telp. 0542-766766, Faks. 0542-766766 Emai :
[email protected] 1
ABSTRAK Mesin Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller Machine (ATM) BCA, Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking, Mobile Banking, merupakan pengembangan berbagai electronic delivery channels yang ada pada PT, Bank Central Asia, selain untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan sekaligus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam bertransaksi di BCA Salah satu bentuk electronic delivery channels yang dikembangkan oleh BCA adalah jaringan ATM BCA. Pada penelitian ini dirancang suatu model prototipe sistem monitoring yang dapat menginformasikan status dari mesin ATM ( Uptime / Downtime) dasarnya dikembangkan dari sistem berjalan yang telah digunakan berbasis komputerisasi. Sistem di rancang secara sederhana sehingga memudahkan pemakai untuk memahami proses kerjanya (user friendly), mulai dari menjalankan aplikasi hingga memperoleh informasi saldo dan status dari mesin ATM. Sistem selalu terupdate selama aplikasi berjalan dalam satuan waktu tertentu. Penerapan sistem monitoring ini tidak akan menggantikan sistem konvensional secara keseluruhan, karena hanya beberapa proses saja yang akan digantikan antara lain sistem pencarian/ inquiry, pengecekan dan pencatatan. Kegiatan tersebut selama ini masih dilakukan secara konvensional sehingga memerlukan waktu yang relatif lama untuk pembuatan laporan, juga tingkat ketelitian yang rendah. Dengan sistem baru ini diharapkan dapat meminimalisasi 7
kelemahan-kelemahan tersebut diatas. Selain itu dengan mengetahui status downtime, uptime dan jumlah saldo dari mesin ATM akan memberikan layanan yang lebih baik pada nasabah sehingga kualitas, efis\iensi dan efektivitas layanan akan tercapai. Kata Kunci : Automatic Teller Machine (ATM), User Friendly, Uptime Downtime 1. PENDAHULUAN PT Bank Central Asia, Tbk. (BCA) Cabang Balikpapan adalah sebuah perusahaan cabang yang bergerak di bidang jasa keuangan atau lebih dikenal dengan sebutan Bank. Salah satu fokus strategi bisnis BCA adalah sebagai Payment Settlement Agency utama di Indonesia. Hal ini didasari oleh keunggulan bersaing BCA dari sisi jaringan, delivery channel, keunggulan teknologi, kualitas layanan dan basis nasabah yang besar. Untuk mendukung dan mewujudkan usaha tersebut, BCA berupaya meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan dengan mengembangkan berbagai alternatif electronic delivery channels, seperti : Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller Machine (ATM) BCA, Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking, BCA By Phone serta Mobile Banking. Pengembangkan berbagai electronic delivery channels tersebut, selain meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan sekaligus memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah. Nasabah akan merasa bertransaksi di BCA sebagai suatu kebutuhan dan memilih BCA sebagai bank utama dan menarik
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
nasabah lainnya untuk bergabung dengan BCA dan bertransaksi melalui BCA. Salah satu bentuk electronic delivery channels yang dikembangkan oleh BCA adalah jaringan ATM BCA. Sampai akhir tahun 2013 jaringan ATM BCA secara nasional berjumlah sebanyak 12.026 unit (sumber : situs www.klikbca.com) yang tersebar di seluruh Indonesia dan diantaranya terdapat lebih kurang sebanyak 28 unit ATM BCA yang berlokasi di bawah koordinasi BCA Cabang Balikpapan. Sejak di perkenalkan pada tahun 1995 di kota Balikpapan, ATM BCA mendapat sambutan yang luas dari masyarakat. Sambutan tersebut dapat di lihat dengan adanya peningkatan transaksi finansial maupun non finansial melalui ATM BCA yang setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Seiring meningkatnya transaksi di ATM BCA, kinerja mesin ATM dalam melayani nasabah harus dapat bekerja se-optimal mungkin dengan menekan Downtime se-minimal/sekecil mungkin. Downtime adalah waktu dimana ATM tidak beroperasi/tidak dapat digunakan untuk bertransaksi oleh nasabah. Kriteria dari Downtime ATM BCA antara lain uang habis, gangguan komunikasi, gangguan pada perangkat keras/hardwareATM, dan lain-lain seperti penggantian uang, perawatan berkala, gangguan hardware yang tidak dapat tertangani segera. Informasi terjadi downtime pada mesin ATM diperoleh dengan cara memonitor/mengecek sisa uang maupun status perangkat keras mesin ATM pada aplikasi Base24 yang online langsung dengan mainframe (komputer utama) BCA Kantor Pusat di Jakarta secara berkala setiap jam. Kendala yang dihadapi oleh BCA Cabang Balikpapan dalam mengoptimalkan kinerja mesin ATM adalah terjadinya keterlambatan memperoleh informasi mengenai terjadinya downtime pada setiap mesin setiap waktu. Keterlambatan memperoleh informasi downtime tersebut disebabkan proses pengecekan/monitoring dilakukan setiap jam dengan melakukan inquiry saldo dan inquiry status semua mesin ATM satu persatu secara
manual. Keterlambatan tersebut juga disebabkan faktor ketepatan waktu pengecekan oleh petugas pelaksana (faktor manusia). Jika terjadi uang habis atau ada gangguan komunikasi pada perangkat keras mesin ATM maka gangguan tersebut hanya diketahui pada saat pengecekan di jam berikutnya, dan jika terjadi keterlambatan waktu proses pengecekan maka terjadi juga keterlambatan memperoleh informasi downtime ATM. Berdasar data yang pernah ada dapat di sajikan tabel data Frekuensi dan Durasi Downtime ATM BCA PT. Bank Central Asia, Tbk. Cabang Balikpapan di bulan Januari – Desember 2006 Tabel 1.1 Frekuensi dan Durasi Downtime ATM BCA PT. Bank Central Asia, Tbk. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Frekwensi 878 957 896 789 986 898 840 752 616 593 646 781
Durasi (menit) 10.860 12.805 13.110 16.325 13.437 9.715 10.036 14.871 13.552 17.392 7.986 16.179
Pada tabel 1.1 dapat diketahui bahwa terjadi fluktuasi frekuensi dan durasi downtime ATM di setiap bulan yang cukup tinggi. Pencatatan frekuensi downtime berdasarkan jumlah kali terjadi downtime, dan durasi downtime dicatat berdasarkan jumlah menit selama downtime terjadi. Pada bulan Oktober 2006, frekuensi downtime tercatat paling rendah selama setahun, tetapi durasi yang tercatat adalah yang paling tinggi selama setahun. 8
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Dari uraian tersebut perlu tindak lanjut mengenai monitoring ATM agar dapat membantu memberikan solusi mengenai permasalahan yang terjadi.
Dari standar waktu pengoperasian dapat dilihat pada tabel 2.1 terdapat sejumlah 27 unit ATM BCA yang berada di bawah koordinasi Cabang Balikpapan yang beroperasi 24 jam setiap hari. ATM-ATM tersebut memerlukan monitoring yang intensif. Monitoring ATM BCA dibedakan dalam 2 (dua) jenis (BCA, 2005:C-2/1) yaitu : 1. Monitoring uang di ATM BCA 2. Monitoring perangkat keras ATM BCA
2. TINJAUAN PUSTAKA Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller Machine (ATM) merupakan salah satu produk perbankan yang berbentuk seperangkat alat elektronik yang di sediakan untuk melayani transaksi perbankan (BCA, 2005:A-1/1) yang sangat memasyarakat saat ini. Salah satu dari electronic delivery channel ini sudah menjadi ujung tombak/andalan perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan khususnya di bidang perbankan. Perangkat elektronik tersebut dapat melayani berbagai transaksi perbankan dari nasabah bank seperti pengambilan uang tunai, pengecekan saldo rekening tabungan/giro, transfer dana dan pembayaran tagihan tanpa perlu dilayani oleh petugas bank. Kelangsungan operasi ATM dalam melayani transaksi nasabah harus terpelihara dengan sebaik-baiknya. Keberadaan, kelancaran dan keberagaman transaksi ATM dapat memberikan image yang baik khususnya masyarakat yang menjadi nasabah perbankan. ATM BCA terdiri dari beberapa jenis sesuai dengan layanan yang diberikan (BCA, 2005:A1/2) : 1. ATM (Anjungan Tunai Mandiri), yaitu ATM yang melayani transaksi penarikan tunai dan transaksi non tunai. Merek Mesin yang digunakan yaitu IBM/Diebold, NCR, Siemens/Wincor Nixdorf 2. ANT (ATM Non Tunai), yaitu ATM yang melayani transaksi Non Tunai. Merek mesin yang digunakan yaitu Wincor tipe Certo dan IBM Eazy Kiosk. 3. AST (ATM Setoran Tunai), yaitu ATM yang melayani transaksi setoran tunai. Merek mesin yang digunakan yaitu IBM Omron tipe 1718.
Standar waktu pengoperasian ATM BCA di tentukan sebagai berikut (BCA, 2005, C-2/12) : Tabel 2.1 Standar Waktu Pengoperasian ATM BCA Lokasi ATM BCA Di dalam lobi bank Di dalam Mal Di luar Mal Di luar gedung Kantor Cabang Utama (KCU) Di area umum Di Kantor Cabang Pembantu (KCP) yang mempunyai ruangan tersendiri Di lokasi yang memungkinkan untuk beroperasi 24 jam
Waktu pengoperasian 08:00 - 17:00 09:00 - 22:00
Senin Jumat Buka Buka
24 jam
Buka
Sabtu Tutup Buka
Buka
Monitoring ATM merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang menyediakan pelayanan dengan mesin ATM seperti BCA, oleh karena itu monitoring ATM harus dilakukan secermat mungkin. Pihak manajemen harus dapat menentukan dan memperhitungkan kapan uang suatu ATM harus diisi ulang. Pengisian tersebut haruslah dilakukan atas dasar kebutuhan dalam memenuhi permintaan nasabah dan juga harus sesuai dan cukup ekonomis bila dilihat dari segi penggunaan dana yang tersedia. Monitoring ATM juga dilakukan untuk mengetahui problem yang terjadi pada suatu ATM sehingga dapat ditangani dengan segera. Dengan demikian monitoring ATM BCA dapat di artikan bertujuan untuk memantau persediaan uang dalam ATM dan perangkat keras ATM sehingga diketahui saat yang tepat untuk melakukan pengisian maupun pembongkaran 9
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
uang ATM serta mendeteksi apabila terjadi masalah teknis pada ATM. Jadi dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Monitoring ATM BCA adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan informasi yang dapat memberikan dukungan pengawasan dalam pengoperasian ATM BCA.
3.2 Analisis Sistem yang dikembangkan Dari analisis yang dilakukan pada sistem berjalan di unit kerja BCA maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi monitoring ATM yang selama ini diterapkan belum mampu mendukung kebutuhan informasi bagi pihak manajemen, baik dari segi efisiensi dan efektivitas dalam kegiatan operasionalnya. Kelemahan pada sistem berjalan ini tertuju pada keakuratan informasi yang dibutuhkan, kecepatan dalam memproses data dan penyajian informasi. Pada
3. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 3.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dalam pengelolaan mesin-mesin ATM yang dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk Cabang Balikpapan menggunakan Aplikasi Base24. Informasi yang ditampilkan dalam Aplikasi Base24 merupakan informasi yang dikirim oleh mesin ATM ke mainframe BCA. Dalam monitoring mesin-mesin ATM sehari-hari, proses yang dilakukan adalah : 1. Proses inquiry saldo ATM dan status mesin ATM. Proses ini dilakukan dengan menginput nomor WSID mesin ATM ke Aplikasi Base24 secara satu per satu sesuai mesin ATM yang akan dimonitor. 2. Proses inquiry status detail problem mesin ATM. Proses ini juga dilakukan secara manual dengan menginput nomor WSID mesin ATM yang mengalami problem.
sistem yang diusulkan, akan dirancang sebuah prototipe sistem informasi monitoring ATM. Sistem yang diusulkan ini pada dasarnya dikembangkan dari sistem berjalan yang selama ini digunakan yang sudah berbasis komputer. Desain sistem yang diusulkan di rancang secara sederhana sehingga mempermudah pemakai dalam mengoperasikannya (user friendly). Mulai dari menjalankan aplikasi hingga menampilkan informasi saldo dan status mesin ATM hanya melalui beberapa klik pada menu yang telah ditentukan dan informasi saldo dan status ATM di tampilkan di layar monitor secara otomatis dan selalu di update terus menerus selama aplikasi di jalankan. Penggunaan komputer sebagai media pemrosesan data diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan yang terjadi selama ini. Penerapan sistem berbasis komputer ini tidak akan menggantikan sistem konvensional secara keseluruhan. Sebagian besar proses yang akan digantikan sistem komputer antara lain pencarian / inquiry, pengecekan dan pencatatan. Semua kegiatan tersebut yang selama ini dilakukan secara konvensional memerlukan waktu yang cukup lama dan ketelitian yang tinggi, sehingga dengan penggunaan komputerisasi dapat meminimalisasi kelemahan tersebut. Sementara beberapa proses seperti cek saldo dan status ATM akan tetap dilakukan
Kelemahan dari sistem yang lama adalah semua informasi baru disajikan setelah user melakukan proses-proses di atas. Dengan demikian, akan terjadi keterlambatan informasi saldo uang dan status mesin yang dapat berdampak pada pelayanan kepada nasabah yang akan bertransaksi di mesin ATM. Informasi yang ditampilkan juga terdapat informasi-informasi yang tidak dibutuhkan pada saat proses monitoring seperti merk mesin ATM dan tipe mesin ATM. Selain itu informasi-informasi mesin ATM pada saat di luar jam kerja tidak dapat diperoleh karena sistem berjalan memerlukan interaksi dari user. 10
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
secara konvensional karena lebih efisien dan efektif. 3.3 Pemoedelan Sistem Secara Struktural
Gambar. 3.3 – Menu Utama Sistem
Pada gambar dibawah ini dijelaskan salah satu perancangan masukan untuk data monitoring suatu ATM.
Dari diagram konteks diatas dapat kita lihat juga desain aliran data yang terjadi dalam sistem, baik data yang masuk atau keluar dari proses menuju atau dari tabel yang saling berelasi
Gambar. 3.4 – Formulir Input Data Monitoring 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Program aplikasi ini dijalankan secara interaktif yang terintegrasi dengan sistem operasi Windows. Dimana setiap formulir mempunyai fungsi dan tugas masing-masing, yaitu : Form Monitoring Saldo ATM dapat diakses melalui Menu Monitoring. Form ini digunakan untuk menampilkan status mesin, status komunikasi, saldo ATM dan detail hardware mesin ATM yang mengalami problem. Pada saat Form Saldo ATM ditampilkan, secara otomatis sistem akan menjalankan proses pengecekan saldo dan status mesin ATM. Proses ini akan dilakukan secara berulang-ulang untuk mengupdate saldo dan
Gambar. 3.2 – Diagram Overview Sistem 3.4 Desain Antrarmuka Sistem Untuk memudahkan operator dalam menggunakan sistem. Dalam sistem menngunakan tiga (3) menu utama yaitu Monitoring, Setup dan Inquiry sebagaimana dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
11
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
status mesin ATM. Saldo uang mesin ATM ditampilkan dalam satuan ribuan, misalnya saldo uang mesin ATM Rp. 92.000.000,- maka akan ditampilkan 92.000. Hal ini bertujuan agar informasi saldo lebih mudah dibaca oleh user dan saldouang mesin ATM selalu dalam kelipatan 10 ribu. Sedangkan status mesin ATM yang ditampilkan di FormMonitoring Saldo ATM adalah status mesin ATM dalam kondisi mesin sedang beroperasi / Open atau tidakberoperasi / Closed. Sedangkan status komunikasi data mesin ATM yang ditampilkan adalah status komunikasi data dalam kondisi Up atau Down. Status mesin ATM tersebut ditampilkan dalam bentuk icon lingkaran, apabila status mesin ATM Up maka icon lingkaran ditampilkan dalam warna hijau dan apabila status mesin ATM Down maka icon lingkaran ditampilkan dalam warna merah. Hal yang sama juga digunakan untuk menampilkan status komunikasi mesin ATM. Detail hardware mesin ATM ditampilkan dalam bentuk tombol “+” yang diletakkan disamping saldo uang ATM. Apabila terdapat hardware mesin ATM yang mengalami kerusakan maka tombol akan ditampilkan dalam warna merah. Untuk menampilkan form yang berisi detail kerusakan hardware dapat dilakukan dengan memilih tombol .
Gambar 4.1 – Form Monitoring ATM yang menampilkan saldo uang, status mesin dan status komunikasi mesin ATM Pada gambar 4.2 Menjelaskan sistem monitoring yang menampilkan status dari mesin ATM, pada gamabr terlihat notifikasi berwarna merah yang menandakan terjadi masalah pada mesin ATM
Gambar 4.2 – Form Monitoring ATM yang menampilkan icon problem mesin dan komunikasi mesin ATM Form Downtime ATM dapat diakses melalui menu Inquiry. Form Downtime ATM 12
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
digunakan untuk menampilkan data-data kerusakan hardware dan problem komunikasi data pada setiap mesin ATM secara terperinci. Pada Form Downtime ATM dibagi menjadi beberapa bagian yaitu - Daftar WSID mesin ATM - Periode downtime yang akan ditampilkan - Data mesin ATM - Daftar downtime mesin ATM yang terjadi Untuk menampilkan salah satu downtime mesin ATM dapat dilakukan dengan cara memilih daftar WSID dan menginput periode downtime pada Field Bulan. Sistem secara otomatis akan mencari record-record downtime untuk WSID mesin ATM yang diminta. Kemudian data downtime ditampilkan pada tabel downtime yang memuat tanggal dan jam downtime mulai terjadi, tanggal dan jam downtime berakhir dan keterangan downtime. Apabila terjadi problem pada mesin ATM dan problem belum diselesaikan maka sistem hanya akan menampilkan tanggal dan jam downtime mulai terjadi dan keterangan downtime sedangkan tanggal dan jam downtime berakhir akan ditampilkan kosong. Format pengisian Field Bulan adalah MMYY, dimana MM diisi dengan bulan dalam bentuk angka sedangkan YY diisi dengan tahun dalam 2 digit. Contoh bulan Juni 2007 diisi dengan 0607.
Gambar 4.3 – Form Downtime ATM yang menampilkan perincian problem downtime ATM
Laporan detail dari status mesin ATM dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini, dimana sistem melaporkan status mesin ATM di satu lokasi tengah mengalami masalah.
Gambar 4.4 – Hasil Informasi status mesin
13
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
terdapat lebih dari satu tipe mesin ATM yang digunakan oleh BCA. Solusi atas kelemahan ini adalah dengan mengupdate kembali Sistem Informasi Monitoring ATM namun hal ini baru dapat diketahui setelah kerusakan tersebut terjadi. b. Sistem Informasi Monitoring ATM tidak dapat menginformasikan kepada user apabila saldo uang pada ATM Setoran Tunai akan penuh. Hal ini dikarenakan ATM Setoran Tunai menggunakan indikator jumlah lembar uang dan terdapat pecahan yang berbedabeda dalam satu mesin ATM Setoran Tunai.
Gambar 4.5 Hasil tampilan informasi saldo dan status mesin ATM
5.2.Saran
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Adapun saran yang dapat penulis berikan mengenai rancangan sistem yang dikembangkan ini yaitu : a. Rancangan sistem yang dikembangkan ini dalam penerapannya harus disesuaikan kembali dengan perkembangan kebutuhan pemakai sistem. b. Sistem yang diusulkan harus didukung dengan pelatihan terhadap karyawan yang menggunakannya agar dapat diterima dan berjalan dengan baik serta dapat memberikan dukungan dalam kegiatan operasional Bank. c. Pemeliharaan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung jalannya sistem yang terkomputerisasi perlu diperhatikan serta selalu dilakukan pengembangan sistem sejalan dengan perkembangan perusahaan.
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan maka dengan menggunakan sistem monitoring ini diperoleh kesimpulan yaitu : 1. Keuntungan Sistem Informasi Monitoring ATM a. Penggunaan Sistem Informasi Monitoring ATM ini lebih mudah karena aplikasi berbasis Windows danbtidak banyak memerlukan aktivitas / penginputan data oleh user. b. Penyajian informasi saldo uang dan status mesin ATM lebih memenuhi kebutuhan user karena hanya informasi yang dibutuhkan oleh user ditampilkan di layar. c. Terdapat history problem-problem mesin ATM yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisa untuk mengantisipasi tidak terjadi problem yang sama di masa yang akan datang.
6. DAFTAR PUSTAKA
2. Kelemahan Sistem Informasi Monitoring ATM a. Pesan untuk kerusakan mesin ATM yang sama akan terdapat perbedaan karena
Blaha, Michael and Wiliam Premerlani, Object Oriented Modelling and Design for
14
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
database Aplication,Prentice Hall, New Jersey, 1998 BCA, Manual Operasional Unit Kerja ATM, Biro Sistem Prosedur, Jakarta, 2005 Kendall & Kendall, Analisis dan Perancangan Sistem, PT Indeks, Jakarta, 2006 Pressman, R, S, Software Engineering, A Practitioner‟s Approach, Fourt Edition, Mc Graw-Hill Companies Inc,1997 Suhata, Visual Basic sebagai Pusat Kendali Peralatan Elektronik, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005
15
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE REUSE-ORIENTED DEVELOPMENT PADA STMIK BALIKPAPAN Subur Anugerah1), Mundzir, 2) 1)
Teknik Informatika, 2) Manajemen Informatika, STMIK Balikpapan Jl AMD Manunggal BDS Balikpapan 76114 Email :
[email protected] 1),
[email protected] 2)
software development, perguruan tinggi
Abstrak Sistem Informasi Akademik Mahasiswa Online (SIAMON) STMIK Balikpapan dibangun untuk memenuhi kebutuhan internal, juga sebagai sarana untuk pelaporan kegiatan administrasi akademik kepada Kopertis XI Kalimantan dan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Dalam perkembangannya muncul perubahan pelaporan Dikti melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau forlap. Pada pelaporan ini, data dikirim host-to-host melalui sistem feeder yang disediakan Dikti untuk perguruan tinggi.
reuse-oriented,
1. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat akhir-akhir ini bukan hanya timbul akibat dari suatu perencanaan ataupun memenuhi kebutuhan saat itu saja, melainkan juga menyebabkan munculnya permasalahan dan penyelesaian baru, serta munculnya tuntutan kebutuhan baru, agar organisasi ataupun perusahaan selalu terjaga keberadaannya.
Sementara itu, STMIK Balikpapan terus berkembang, yakni adanya gedung baru dan tuntutan kebutuhan layanan kepada mahasiswa, dosen, kurikulum baru, dan perguruan tinggi. Sistem pelaporan dan pengelolaan baru tersebut menyebabkan munculnya permasalahan baru pula. SIAMON dianggap kurang mengakomodasi kebutuhan pelaporan dan belum memberikan layanan yang diharapkan. Tantangannya, sistem yang baru ini dibutuhkan segera.
Hal ini dapat dilihat pada Sistem Informasi Akademik Mahasiswa Online (SIAMON), yang digunakan STMIK Balikpapan untuk membantu proses administrasi dan akademik mahasiswa, dalam rangka mewujudkan berjalannya proses administrasi yang baik. Jika tujuan ini tercapai, maka ini berarti dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tersebut. Sistem yang ada sebelumnya dibangun untuk memenuhi kebutuhan internal, sekaligus data yang dikelola digunakan untuk pelaporan kegiatan administrasi akademik kepada Kopertis XI Kalimantan dan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Namun dalam beberapa tahun terakhir, muncul perubahan pelaporan Dikti melalui Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) atau forlap yang baru. Pada pelaporan ini, data dikirim host-to-host melalui sistem feeder yang disediakan oleh Dikti untuk perguruan tinggi. Masalah yang terjadi adalah format data maupun informasi yang berbeda.
Penelitian ini berhasil menerapkan metode pengembangan sistem informasi yang cocok sesuai kondisi yang ada. Berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan, metode ReuseOriented Development dipilih untuk mempercepat penyelesaian rancang bangun sistem informasi dan mampu membantu mengatasi masalah. Kata kunci: sistem informasi, sistem informasi akademik, rekayasa perangkat lunak,
16
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
dengan menerapkan metode pengembangan berorientasi penggunaan ulang (reuse-oriented development). Dengan metode tersebut diharapkan 1) mengurangi beban biaya pembelian atau biaya pengembangan perangkat lunak, dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki perguruan tinggi, 2) mengurangi lama waktu pengembangan jika dibanding menggunakan metode Waterfall, serta, 3) mengurangi resiko pengembangan maupun saat operasional.
Disisi lain, kampus mengalami berkembang pesat, yakni adanya gedung baru, serta tuntutan kebutuhan layanan kepada mahasiswa, dosen, ketersediaan kurikulum baru, dan kebutuhan perguruan tinggi. Perkembangan pelaporan dan tuntutan baru tersebut menyebabkan munculnya permasalahan baru, bahwa SIAMON kurang mengakomodasi kebutuhan pelaporan, dan belum memberikan layanan yang diharapkan. Apalagi, sistem yang baru saat ini dibutuhkan sesegera mungkin. Beberapa sumber menyebutkan, solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah membeli perangkat lunak baru. Namun, dikhawatirkan ke depan muncul masalah baru dalam penggunaan perangkat lunak baru tersebut, seperti meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih, biaya pembelian dan layanan yang tinggi, serta keraguan apakah layanan sistem cukup cepat dan responsif jika muncul adanya gangguan teknis dan perubahan proses bisnis perguruan tinggi tersebut.
1.3 Manfaat Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1) Dapat digunakan oleh perguruan tinggi selaku obyek studi dan perguruan tinggi lainnya, dalam hal pengembangan keilmuan di bidang rekayasa perangkat lunak, dan pengelolaan sistem informasi pada perguruan tinggi. 2) Dapat digunakan STMIK Balikpapan sebagai sarana dan upaya untuk mendukung pencapaian visi dan misi perguruan tinggi. 3) Sistem informasi akademik dari hasil penelitian ini dapat diimplementasikan STMIK Balikpapan untuk mendukung kegiatan proses administrasi akademik, dan pelaporan baik untuk PDPT Dikti, internal yayasan dan stakeholders lainnya.
Untuk itulah, dalam penelitian ini mencoba menerapkan metode pengembangan sistem informasi yang dianggap cocok sesuai kondisi yang ada. Berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan, metode Reuse-Oriented Development dipilih untuk mempercepat penyelesaian rancang bangun sistem informasi. Dengan demikian, baik proses maupun hasilnya diharapkan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
1.4 Tinjauan Pustaka Karouw (2014), dalam penelitiannya di Universitas Sam Ratulangi Sulawesi Utara, membandingkan keefektifan waktu pengisian KRS online yang telah ditetapkan oleh pihak fakultas dan rekayasa ulang proses bisnis pengisian KRS, agar waktu dalam pengisian KRS online efisien. Karouw menulis bagaimana membuat model aktivitas proses bisnis penerimaan mahasiswa baru dan melakukan rekayasa-ulang terhadap bisnis proses yang berlaku. Model proses bisnis dibangun dengan menggunakan kakas Business Process Notation
1.1 Rumusan Masalah Bagaimana pengembangan sistem informasi akademik menggunakan metode reuse-oriented development ini. Penggunaan metode ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian pengembangan sistem informasi akademik, mengurangi resiko pengembangan dan kebutuhan biaya yang cukup tinggi. 1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sistem informasi akademik, 17
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Model (BPMN). Model proses bisnis registrasi mahasiswa diharapkan dapat memberikan deskripsi yang lengkap dan mendetail terkait aktivitas registrasi sehingga dari model tersebut dapat dilakukan rekayasa-ulang proses bisnis. Karouw memberikan landasan teori, bahwa sebelum melakukan rekayasa ulang sistem informasi diperlukan rekayasa-ulang proses bisnis. Namun demikian, dalam penelitian ini proses bisnis tidak disusun terpisah dalam suatu perencanaan, melainkan berdasarkan penelitian Anugerah (2010), yang menghasilkan Enterprise Architecture sistem informasi, serta berdasarkan dinamika proses bisnis kebutuhan saat ini, seperti karena perubahan kebijakan, kebutuhan masyarakat pengguna, maupun perkembangan teknologi.
b. Menentukan komponen kebutuhan berdasarkan kelompok spesifikasi persyaratan. c. Membuat matriks komponen kebutuhan terhadap kelompok spesifikasi persyaratan. 3) Modifikasi persyaratan (requirements modification) Pada tahap ini akan menemukan beberapa spesifikasi persyaratan yang perlu dilakukan penambahan, pengurangan, perbaikan atau peningkatan komponen berdasarkan analisis komponen. 4) Perancangan sistem pemakaian ulang (system design with reuse) Tahap ini melakukan perancangan sistem ulang, baik berdasarkan spesifikasi user, sistem, maupun dukungan perubahan dari domain jika diperlukan, seperti adanya perjanjian dengan bank dan perguruan tinggi untuk menangani pembayaran SPP mahasiswa dan gaji dosen.
1.5 Jalannya Penelitian Jalannya penelitian ini mengikuti metode Reuse-Oriented Development (ROD), yaitu berbasis pengembangan berorientasi pemakaian ulang yang digunakan untuk mengintegrasikan desain dan komponen sistem yang sudah ada. Langkah-langkah proses ROD adalah sebagai berikut.
5) Pengembangan dan integrasi (development and integration) Pada tahap ini dilakukan pengembangan, meliputi pengkodean program hingga integrasi, meliputi integrasi user seperti sumber daya, integrasi sistem seperti intergrasi teknologi dan aplikasi, serta integrasi domain seperti integrasi kebijakan bank (misal penggunaan kode pembayaran) yang akan menjadi bagian dari kebijakan perguruan tinggi.
1) Spesifikasi persyaratan (requirements specification) Pada tahapan ini, langkah pertama mengidentifikasi semua spesifikasi persyaratan. Ada tiga kelompok yang diidentifikasi, pertama spesifikasi persyaratan user, persyaratan sistem, dan persyaratan domain. Kelompok-kelompok ini detil merujuk hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Anugerah (2010) dengan beberapa penyesuaian. Pada langkah ini disusun garis besar persyaratan sistem.
6) Validasi sistem (system validation) Tahap ini diperlukan untuk menjamin bahwa sistem berjalan sesuai dengan harapan, yaitu dengan menguji sistem berjalan sesuai dengan spesifikasi persyaratan dan tahapan-tahapan sebelumnya.
2) Analisis komponen (component analysis) Tahap ini melakukan analisis kebutuhan dari langkah pertama spesifikasi persyaratan. Aktivitas yang dilakukan antara lain. a. Membuat daftar komponen kebutuhan.
2. Pembahasan 2.1 Spesikasi Persyaratan dan Analisis Komponen
18
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Pada tahap ini ada tiga kelompok yang diidentifikasi, pertama spesifikasi persyaratan user, persyaratan sistem, dan persyaratan domain.
2
Dosen
3
Bagian Keuangan
1) Spesifikasi Persyaratan pada Sistem yang Lama Pada sistem sebelumnya, pengguna (user) terdiri atas tiga kelompok (grup), yakni grup administrator akademik, administrator keuangan, dosen penasehat akademik dan mahasiswa. Jika diidentifikasi dengan Use Case Diagram, maka modelnya dapat digambarkan sebagai berikut.
1) Terdaftar sebagai dosen tetap 2) Memiliki jabatan fungsional dan Surat keputusan dosen penasehat akademik, 3) Melakukan bimbingan semester pada mahasiswa baik dalam jaringan (daring) maupun langsung bertatap muka. 4) Menyetujui Kartu Rencana Studi mahasiswa 1) Memiliki tugas dan wewenang dari Yayasan 2) Memasukkan data pembayaran (SPP dan Daftar Ulang) 3) Melakukan rekapitulasi dana yang masuk dari mahasiswa.
Tabel 2.2 Persyaratan Sistem No. Kelompok Persyaratan Non User Fungsional 1 Mahasiswa 1) Sistem dapat diakses melalui jaringan Internet 2) Sistem dapat diakses dari bermacammacam platform 2 Dosen 1) Sistem dapat diakses melalui jaringan Internet 2) Sistem dapat diakses dari bermacammacam platform 3 Bagian 1) Sistem dapat diakses Keuangan melalui jaringan Internet 2) Sistem dapat diakses dari bermacammacam platform
Gambar 2.1 Use Case Diagram SIAMON Lama Dari Gambar 2.1 dapat diidentifikasi spesifikasi persyaratan tiap user adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Persyaratan User No. Kelompok Persyaratan Fungsional User 1 Mahasiswa 1) Terdaftar sebagai mahasiswa aktif, nonaktif, dan cuti, kecuali keluar. 2) Melakukan pembayaran daftar ulang dan mengisi KRS 3) Melakukan Perwalian atau bimbingan semester. 4) Terdaftar kuliah 19
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
Dari informasi yang diperoleh digambarkan diagram aktivitas penggunaan sistem yang lama.
ISSN : 2580-1503
dapat dari
b) Struktur basis data (database) bersama dengan isi data yang ada dan dilakukan penambahan dan penyesuaian. c) Server host beserta IP Publik dan sertifikat SSL masih dapat dipergunakan di dalam jaringan Internet.
2) Spesifikasi Persyaratan pada Sistem yang Lama Pada sistem yang baru, pengguna (user) terdiri atas lebih dari tiga kelompok (grup), yakni kelompok operator, BAAK, keuangan, dosen penasehat akademik dan mahasiswa, dan memungkinkan untuk dilakukan penambahan kelompok user. Jika diidentifikasi dengan Use Case Diagram, maka modelnya dapat digambarkan sebagai berikut. .
5) Pengembangan dan Integrasi Hasil perancangan ulang berdasarkan komponen yang didapat dan dipakai ulang. Hasilnya seperti digambarkan pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, Gambar 2.5 dan seterusnya bisa dilihat langsung secara dalam jaringan (Online) Internet di https://siamon.stmikbpn.ac.id
Gambar 2.3 Tangkapan Layar Muka
Gambar 2.2 Use Case Diagram SIAMON Baru 3) Modifikasi Persyaratan Berdasarkan analisis komponen, maka langkah berikutnya adalah masuk pada tahapan Modifikasi Persyaratan. Modifikasi persyaratan ini dilakukan menurut komponen yang didapat. Gambar 2.4 Tangkapan Layar Login 4) Perancangan Sistem Pemakaian Ulang Hasil perancangan ulang berdasarkan komponen yang didapat dan dipakai ulang. Komponen-komponen itu antara lain: a) Perangkat lunak back-end seperti PHP dan MySQL.
20
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 2.5 Tangkapan Layar Pendaftaran Gambar 2.8 Mahasiswa
Tangkapan
Layar
Profil
Gambar 2.6 Tangkapan Layar Lupa Password Gambar 2.9 Tangkapan Layar Pilihan Waktu Kuliah
Gambar 2.7 Tangkapan Layar Dashboard
21
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
ini ada penambahan beberapa kolom pada sistem PDDIKTI. Oleh karena itu, masukan-masukan ini penting agar permintaan data dan penyesuaian kebutuhan data kepada mahasiswa tidak dilakukan berkali-kali. Jika hal ini terjadi, maka akan mendorong ketidakefisienan pelaksanaan adminitrasi akademik ke depan. Daftar Pustaka [1] Anonymous. 2014. Buku Panduan Akademik Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Balikpapan. Balikpapan. [2] Anugerah, Subur. 2010. Pembuatan Arsitektur Enterprise Menggunakan Enterprise Architecture Planning untuk Strategi Sistem Informasi pada STMIK Balikpapan. Tesis Tidak Terpublikasi. Yogyakarta: UGM. [3] Dragstra, P. 2005. Enterprise Architecture. Tesis Tidak Terpublikasi. Department of Mathematics and Computing Science. Netherlands: Technische Universiteit Eindhoven. [4] Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. [5] Karouw, Stanley, dkk. 2014. Rekayasa Ulang Proses Bisnis Registrasi Pengisian KRS Online Portal Akademik Universitas Sam Ratulangi. Konferensi Nasional Sistem Informasi 2014. STMIK Dipanegara Makassar. [6] Kristanti, Tanti. 2008. Integrasi Enterprise untuk Fungsi Akademik dan Keuangan (Studi Kasus: Yayasan Pendidikan Ariyanti). Tesis Tidak Terpublikasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. [7] Schwalbe, Kathy. 2004. Information Technology Project Management . Canada: Thomson Course Technology. [8] Sommerville, Ian. 2004. Software Engineering: Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: Erlangga. [9] Surendro, Kridanto. 2009. Pengembangan Rencana Induk Sistem Informasi. Bandung: Informatika.
Gambar 2.10 Tangkapan Layar Herresgistrasi 6) Validasi Sistem Pada tahap ini, validasi sistem dilaksanakan pada awal semester ganjil dan genap tahun akademik 2015/2016, serta semester ganjil 2016/2017. Sistem berjalan lancar ketika pelaksanaan pendaftaran ulang, pengisian kartu rencana studi (KRS), dan perwalian atau bimbingan akademik oleh dosen penasehat akademik dengan mahasiswanya. Dalam kegiatan tersebut, sistem juga menunjukkan peningkatan berjalan baik menyesuaikan prosedur-prosedur baru atas kebijakan perguruan tinggi, dan terbukti mampu membantu pelaksanaan pendaftaran ulang, pengisian KRS dan perwalian dengan mudah, cepat, dan lancar. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan berbasis komponen ulang ini memungkinkan pengiriman (delivery) perangkat lunak lebih cepat jika dibanding membuat dari awal kembali. Perguruan tinggi juga menerima biaya pemeliharaan dengan jangka yang lebih panjang dari sebelumnya. 3. Kesimpulan Dari uraian dan tahapan-tahapan yang sudah dilakukan masih dibutuhkan percobaan dan serangkaian pengujian, baik secara langsung pada pengguna maupun secara tidak langsung, yakni sesuai dengan kebutuhan ke depan dengan laporan Forlap PDDIKTI. Dari beberapa informasi yang diperoleh dari grup operator forlap Kopertis XI Kalimantan, saat 22
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Biodata Penulis Subur Anugerah, memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T), Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang, lulus tahun 1999. Memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng.) Program Pasca Sarjana Magister Teknologi Informasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan. Mundzir, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK Dipanegara Makassar, lulus tahun 1999. Memperoleh gelar Magister Teknik (M.T) Program Pasca Sarjana Magister Teknik Informatika Universitas Hasanuddin Makassar, lulus tahun 2009. Saat ini menjadi Dosen di STMIK Balikpapan.
23
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
PERANCANGAN APLIKASI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA PT. RACHMAT CAHAYA ABADI Riovan Styx Roring1),Rizal Baday2) Teknik Informatika STMIK Balikpapan 2) Email :
[email protected], Email1):
[email protected]
membuat sistem / pemrograman, dan yang terakhir menguji sistem yang telah dibuat.
Abstrak Sistem penggajian merupakan fungsi yang sangat penting untuk memberikan kompensasi kepada para pegawai berupa gaji sebagai kontribusi mereka kepada organisai/ instansi. Penggajian merupakan salah satu proses dalam sebuah organisasi / instansi yang rentan terhadap masalah. Pengolahan data penggajian pada perusahaan ini masih manual, sederhana, dan membutuhkan waktu yang lama dalam pengolahan Datanya yaitu menggnakan Ms. Excel.
Aplikasi yang dihasilkan dalam pembuatan program ini adalah aplikasi informasi penggajian karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 2010 dan SQL Server sebagai Databasenya. Aplikasi ini menghasilkan laporan laporan data gaji yang terdiri dari laporan data gaji seluruh, dan laporan data lembur. Kata Kunci : Aplikasi Penggajian, Visual Basic 2010 dan SQL Server
Berdasarkan dari data hasil wawancara dengan petugas yang menangani masalah penggajian karyawan ini, bahwa kemampuan SDM dalam menggunakan Ms. Excel sangat rendah. Akibatnya program ini tidak dapat dimanfaatkan secara baik untuk mengolah data gaji karyawan ini. Hal inilah yang menjadi kendala karena menimbulkan keterlambatan informasi dan kehilangan data. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan adanya sistem yang terkomputerisasi yang baru untuk meningkatkan efisiensi kerja. Dalam pembuatan sistem perhitungan gaji karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi ini dibutuhkan beberapa tahap, diantaranya yaitu desain perangkat lunak terdiri dari pembuatan data flow diagram ( DFD ), Entity Relationship Diagram (ERD ), Basis data, perancangan masukan, pembuatan program serta perancangan keluaran. Metodologi yang dipakai untuk merancang sistem terkomputerisasi tersebut adalah menganalisis sistem yang sedang berjalan, mendesain system baru,
Pendahuluan Dewasa ini, kebutuhan manusia akan teknologi semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat. Keinginan dari manusia untuk melakukan sesuatu dengan serba mudah dan cepat. Untuk meningkatkan performa perusahaan maka dapat menggunakan teknolgi informasi khususnya komputer, perusahaan dapat mengelola informasi dengan cepat dan dapat lebih unggul dibanding dengan para pesaing lainnya. Penggunaan komputer saat ini semakin luas dan bisa dijumpai hampir pada semua bidang kehidupan manusia. Dengan dipakainya komputer di berbagai bidang, tentunya menimbulkan berbagai masalah baik yang berhubungan dengan perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) yang mendukung pemakaian komputer tersebut yang sesuai dengan bidangnya. 24
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
Banyaknya data yang harus diolah merupakan masalah tersendiri. Data yang diolah secara manual akan terasa tidak efisien dan efektif dalam hal waktu dan biaya. Begitu juga informasi yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan yang akan diperoleh dari data tersebut akan terlambat, apalagi informasi yang diinginkan harus kompleks tentunya akan sulit dikerjakan secara manual.
membutuhkan ruang atau tempat penyimpanan yang banyak dan besar. 4. Sulit mendapatkan informasi atau laporan yang dibutuhkan dalam waktu yang relatif singkat. Dengan adanya sistem informasi penggajian ini, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dan mempercepat proses penggajian yang terjadi pada Kantor PT. Rachmat Cahaya Abadi.
Berdasarkan studi analisis yang telah dilakukan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi, ditemukan kendala yaitu pada pengolahan data penggajian karyawan masih dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan dari hasil wawancara dengan petugas yang menangani masalah penggajian karyawan ini, bahwa kemampuan SDM dalam menggunakan Ms. Excel sangat rendah. Akibatnya program ini tidak dapat dimanfaatkan secara baik untuk mengolah data gaji karyawan ini. Kendala perhitungan penggajian secara manual yaitu :
Gambaran Umum PT. Rachmat Cahaya Abadi merupakan perusahaan yng bergerak di bidang Developer Perumahan Sepinggan Pratama Balikpapan yang berdiri sejak tahun 1999. Didirikan Oleh Andi Baso.Alm. dan dijalankan oleh Andi Tune Mangkau yaitu anak dari Andi Baso. ia membeli beberapa kavling di salah satu perumahan elit di Balikpapan, Puluhan hektar tanah tandus di Jl Syarifuddin Yoes pun dibeli. Bapak Andi Baso terinspirasi dari kavling yang dibelinya. Dulu itu adalah rawa tapi sekarang bisa dibangun perumahan elit. Makanya meski tanah tandus tetap dibeli untuk kemudian dibangun perumahan. Hasilnya berdirilah Sepinggan Pratama.
1. Kemungkinan tidak konsisten data. 2. Terjadi kesalahan dalam perhitungan. 3. Pemeliharan dokumen kertas relatif lebih sulit dan
25
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Rachma Cahaya Abadi Berikut adalah penjelasan tentang tugas berdasarkan struktur organisasi di atas :
Fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan, dengan memperhatikan metode kontsruksi, sistematika dan tahapan pelaksanaan.
1.
Direktur Utama Orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan.
5. Foreman a. Mengontrol kualitas dari hasil pekerjaan mekaniknya. b. Mengelola dan mengatur para mekanik dalam berkerja di lapangan.
2. Legal Manager a. Mengurusi urusan perubahan anggaran dasar. b. Persiapan merger, akuisisi bila ada kemungkinan seperti itu. c. Menjembatani perihal legalisasi aksi perusahaan misal perjanjian dengan pihak ketiga. Meliputi legal drafting (pembuatan akta perjanjian), legal opinion (membuat pendapat hukum) dan legal review.
6. Drafter / Juru Gambar Seseorang yang bertugas untuk membantu arsitek dalam perencanaan kerja. Kegiatannya meliputi pembuatan gambar kerja yaitu gambar detail dari gambar/sketsa perencanaan yang telah dibuat arsitek. Gambar detail tersebut meliputi setiap detail rencana arsitektur, detail rencana konstruksi/struktur, detail rencana mekanikal dan elektrikal. Gambar detail tersebut nantinya gambar yang menjadi acuan dalam kegiatan pelaksanaan pembangunan.
3. Project Manager Orang yang berada di garda depan dalam melakukan pertarungan dan penyelesaian sebuah project baik dari sisi pemberi pekerjaan ataupun para pemenang project yang nantinya akan mengusahakan penyelesaian pekerjaan. 4. Site Manager
7. Driver a. Mengantar/jemput pegawai ke tempat-tempat tertentu untuk kepentingan dinas.
26
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
b. Mengantar/mengambil suratsurat/dokumen-dokumen penting perusahaan. c. Menggantikan Driver Operasional lain yang berhalangan hadir. 8. Operator Memastikan properti beroperasi dengan baik dan benar adalah jaminan kepuasan para customer yang berada di properti tersebut. dari fungsi-fungsi operasional yang menjadi tanggung jawab tim property management adalah menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan Keselamatan. 9. Purchasing Melakukan proses pembelian barang agar tersedianya barang sesuai dengan permintaan kebutuhan setiap departemen, agar operasional perusahaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Metodologi Penelitian Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode Kualitatif dengan cara mengumpulkan data sebanyakbanyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap perancangan Sistem Informasi Penggajian di PT. Rachmat Cahaya Abadi. Teknik Pengumpulan Data Salah satu yang terpenting dalam penelitian adalah melalui
metode tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang diperoleh dengan tujuan agar mendapat hasil yang dapat dipertanggung jawabkan. Adapun langkah-langkah dalam teknik pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Studi Pustaka Mengumpulkan teori-teori dari berbagai sumber baik buku, makalah dan literatur internet yang berhubungan dengan penggajian sebagai bahan pendukung. 2. Wawancara Melakukan wawancara dengan bagian penggajian, pimpinan perusahaan yang berkaitan dengan penggajian untuk memperoleh data dan informasi yang menunjang dalam proses pembuatan program Analisis dan Perancangan Sistem 1. Flowmap Diagram Flowmap diagram digambar dalam aliran kerja atau tahap pengerjaan dalam pembuatan gaji karyawan pada PT. Rachmat Cahaya Abadi, dimana proses penghitungan kehadiran dan lembur karyawan dilakukan oleh Bagian Absensi dan Lembur serta Dep. HRD diwakili oleh Bagian Penggajian, seperti terlihat pada gambar 2.
Gambar 2. Flowmap Diagram
27
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
aliran konteks dari rancangan sistem yang akan dibuat. Diagram Konteks yang menggambarkan ”Sistem Informas i Penggajian Berbasis Client-Server” tampak seperti gambar 3.
2. Context Diagram Diagram Konteks (Context Diagram) merupakan gambaran kasar aliran informasi dan data yang akan dilakukan oleh sistem database yang akan dirancang. Diagram ini hanya menjelaskan secara umum gambaran
Gambar 3. Context Diagram 1. Pertama kali Administrator Sistem mempersiapkan data utama atau data master yang menjadi dasar bagi transaksi data selanjutnya seperti Data Karyawan, data agama, marital status, pendidikan, departemen, jabatan dan data user/penggua aplikasi. 2. Kemudian dalam setiap bulannya bagian Absensi dan Lembur yang ditunjuk HRD karyawan menyerahkan data absensi, data lembur serta potongan gaji. 3. Setelah itu pada setiap periode penggajian, bagian Penggajian memasukkan data gaji beserta
komponennya sesuai dengan data yang diterima. 4. Hasil dari proses penggajian oleh kepala keuangan diperiksa dan disetujui, dengan cara memasukkan data periode penggajian yaitu bulan dan tahun maka akan muncul daftar gaji yang diinginkan. DFD Input Data DFD Input Data ini menggambarkan aliran data pada saat proses isi data (input) dan penyimpanannya. Proses ini dilakukan oleh administrator sistem seperti terlihat pada gambar 4.
28
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
Gambar 4. DFD Input Data Master program, Sistem Informasi Penggajian Implementasi Sistem Penerapan program “Sistem ini menggunakan sebuah perangkat Informasi Penggajian” pad a PT. komputer dengan spesifikasi sebagai Rachmat Cahaya Abadi ini dijalankan berikut : sebagai uji coba hanya pada satu komputer saja (desktop), proses yang a. Hardware harus dilakukan sesuai dengan tahapan 1. Processor Intel inside pengembangan suatu sistem sebelum 2. Memory 2 GB. program dijalankan harus melewati 3. Hardisk 250 GB. beberapa langkah sebagai berikut : 4. Mouse, Keyboard, dan Monitor. 5. Printer canon PIXMA iP2770 1. Pengujian Program Dengan metode “ trial and error” b. Software program diuji sampai pada kondisi benar1. Windows 7 Profesional benar minim kesalahan atau berjalan 2. Visual Studio 2010 dengan baik. 3. Crystal Report for VS 4. Ms. SQL Server 2000 2. Dokumentasi Sistem Diperlukan dokumentasi tentang Cara Kerja Program tata cara pemakaian program dan hal-hal Pada menu utama terdapat lain yang berhubungan agar memudahkan tampilan penghubung (interface) apabila program mau dikembangkan program yang mangatur pilihan-pilihan lebih lanjut. Setelah itu program masuk yang akan dijalankan oleh pengguna pada tahapan Implementasi, penulis program. mempersiapkan paket instalasi program yang sudah dikemas dengan baik untuk di Tampilan menu utama dari install pada komputer yang digunakan. program “Sistem Informasi Penggajian” ini tampak seperti pada gambar 5. Kebutuhan Hardware dan Software Dalam penelitian sampai dengan tahap implementasi sebuah rancangan
29
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
Gambar 5. Menu Utama Data master merupakan data 3. keamanan data lebih terjaga. utama yang harus diisi dengan benar mengingat data ini akan menjadi bahan Sedangkan kekurangan dari pada proses selanjutnya di dalam Sistem aplikasi ini antara lain adalah sebagai Informasi Penggajian pada PT. Rachmad berikut : Cahaya Abadi Balikpapan. Pada setiap pilihan terdapat penjelasan dari masing1. Prses input lembur dan insentif masing pilihan yang terdapat pada Data harus dilakukan oleh bagian Master. penggajian setelah mendapatkan data Menu pilihan data Agama adalah lembur dan insentif dari bagian rancangan untuk mengisi data agama Lembur dan Absensi. yang akan digunakan untuk melengkapi 2. Belum ter-integrasi dengan data karyawan. Sedangkan, menu pilihan aplikasi lain. data Pendidikan adalah rancangan untuk Untuk lebih meningkatkan daya mengisi data pendidikan yang akan guna dari aplikasi ini disarankan agar digunakan untuk melengkapi data ditambahkan fungsi berikut ini : karyawan. Selain pilihan-pilihan utama 1. Disediakan fasilitas untuk input diatas, terdapat juga pilihan untuk lembur dan insentif dalam form konfigurasi data status sipil, status tersendiri dengan kewenangan ada karyawan, dan gaji. Pada setiap opsi pada Bagian Lembur dan Absensi. pilihan terdapat penjelasan mengenai 2. Disediakan fasilitas untuk membaca pilihan tersebut. dan menarik data lembur dan absensi dari Bagian Lembur dan Absensi Kesimpulan yang dilakukan oleh Bagian Setelah Sistem Informasi Penggajian. Penggajian di PT. Rachmat Cahaya 3. Dilakukan proses integrasi dengan Abadi Balikpapan ini dibuat, maka tujuan aplikasi lain yang tersedia. dari penelitian ini sudah tercapai dan permasalahan dalam proses penggajian Daftar Pustaka karyawan yang sering terjadi khususnya [1] Sadeli, Muhammad. 2013. Toko pada bagian HRD (Human Resource Baju Online Dengan php dan Development) dapat diselesaikan. mysql. Palembang : Penerbit Keuntungan menggunakan Maxicom Sistem Informasi Penggajian Berbasis [2] Sasmita, G.M.A. dan Jasa, Lie. Client-Server ini antara lain adalah : 2011.“Rancang Bangun Sistem 1. Database terpusat, Online Pegadaian”. 2. Multi User dan; 30
ISSN : 2580-1503 Vol 1 No 1 2017
LontarKomputer vol 2. ISSN: 2088-1541. [3] Yahya, Sulistyawan, 2010, Rancang Bangun Sistem Online, [Online], (http://repo.eepisits.edu/672/1/904.pdf diakses 1 April 2014) [4] Ryan, Thorne, 2013. Caffeine and computer screens: student programmers endure weekend long appathon. The Arbiter. [5] Ceruzzi, Paul E. (2000). A History of Modern Computing. Cambridge, Mass.: MIT Press. ISBN 0-26203255-4
31
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
ANALISIS PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM DENGAN PENDEKATAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX Wisnu Hera Pamungkas,1), Viska Armalina2) 1) Teknik Informatika, STMIK Balikpapan, Balikpapan 2) Manajemen Informatika, STMIK Balikpapan, Balikpapan Email :
[email protected],
[email protected] Matrix (QSPM) yang dapat memberikan suatu basis obyektif bagi pemilihan strategi Abstrak yang tepat. Penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk Pembelajaran berbasis elektronik (e-Learning) meminimalisir kegagalan yang sangat mungkin mengedepankan penggunaan Learning terjadi dalam penerapan e-Learning, Management System (LMS) untuk mendukung sehingga investasi yang telah dikeluarkan oleh pengembangan kegiatan belajar mengajar. institusi pendidikan tidak sia-sia. Manfaat lebih Dengan e-Learning memungkinkan terjadinya besar lagi yakni tercapainya tujuan penerapan proses pendidikan tanpa melalui tatap muka e-Learning dengan memodelkan strategilangsung sehingga pengembangan ilmu strategi optimal yang dihasilkan dari penelitian pengetahuan kepada siswa bisa dilakukan ini. dengan mudah. Namun, dalam prakteknya banyak institusi pendidikan yang mengalami kegagalan dalam penerapannya. Penelitian ini akan berfokus kepada pendekatan penerapan yang didahului dengan analisis mendalam terhadap obyek penelitian, dalam hal ini institusi pendidikan yang hendak ataupun telah menerapkan e- Learning. Metode pengolahan yang digunakan antara lain, (1) Tahap Pengumpulan Data menggunakan analisis matriks IFE dan matriks EFE untuk menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Kemudian dilanjutkan dengan (2) Tahap Analisis Data dimana hasil analisis pertama diolah ke dalam matriks internal-eksternal serta TOWS untuk memunculkan strategistrategi alternatif dari kombinasi faktor internal dan eksternal serta disimpulkan pada (3) Tahap Pengambilan Keputusan menggunakan Quantitative Strategic Planning
Kata kunci : QSPM, e-learning, IFAS-EFAS 1. Pendahuluan Dunia pendidikan yang semakin berkembang dewasa ini menuntut fleksibilitas dalam penyampaian bahan ajar dan
sistem pengajarannya. Mekanisme penyampaian yang harus selalu dilakukan secara tatap muka dan model ujian Paper based memang terasa sangat efektif jika ditinjau dari segi penyampaian dan penyerapan materi, namun demikian ketika dihadapkan pada masalah mobilitas maka metode pembelajaran ini dirasa sudah tidak mampu lagi mengikuti mobilitas pelaku pendidikan yang semakin aktif. 32
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
STMIK Balikpapan, dengan proporsi mahasiswa yang 80% telah bekerja menuntut penyesuaian sistem yang bisa mengakomodir kebutuhan para mahasiswanya. Konsep yang kemudian dikenal sebagai electronic learning atau e- Learning ini membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan konvensional ke bentuk digital, baik secara isi maupun sistem penyampaiannya. Saat ini konsep e-Learning sudah banyak diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya implementasi e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah, training dan universitas) maupun industri (Cisco, IBM, Oracle, dll) (Wahono, 2003). Namun demikian penerapan teknologi baru tidak selamanya selalu berhasil. Teknologi yang diaplikasikan baru dianggap berhasil jika diterima oleh penggunanya (acceptable). Jika perkembangan teknologi tidak acceptable, maka
dapat menimbulkan perilaku yang tidak diharapkan seperti resistance to change (penolakan perubahan) (Armalina, 2011). Untuk mencapai kondisi acceptable tersebut maka dalam penerapan teknologi tersebut dibutuhkan sebuah pendekatan strategi sehingga kegagalan yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. Kondisi yang harus mampu didukung oleh elearning tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang apabila dijabarkan secara sederhana bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas tersebut (Nur Hadi, 2010)
2. Tinjauan Pustaka 62% responden yang terlibat dalam penelitiannya mengatakan bahwa program eLearning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran karena semakin memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Hal ini juga didukung oleh Sukmadinata (2003) yang menyatakan bahwa pemanfaatan sarana dan media belajar ikut memberikan kontribusi penting dalam usaha tercapainya tujuan-tujuan belajar dan hasil yang baik. Namun demikian pemanfaatan dan penerapan elearning bukan tanpa cela. Krisis penerapan eLearning, yang berakibat pada kegagalan eLearning masih banyak terjadi. Dari sebuah studi tahun 2000 yang dilakukan oleh Forrester Group kepada 40 perusahaan besar menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja (lebih dari 68%) menolak untuk mengikuti pelatihan/kursus yang menggunakan konsep eLearning. Ketika e-Learning itu diwajibkan kepada mereka, 30% menolak untuk mengikuti (Dublin & Cross, 2003). Sedangkan studi lain mengindikasikan bahwa dari orang-orang yang mendaftar untuk mengikuti e_Learning, 50%-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir (Delio,2000).
Dalam penelitiannya, Hasannah (2006), menyatakan bahwa Internet sebagai media belajar yang memberikan alternatif baru dalam bidang pendidikian menawarkan berbagai manfaat, antara lain : Ketersediaan informasi yang terkini dan selalu mengikuti perkembangan telah mendorong tumbuhnya motivasi untuk membaca dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di berbagai belahan bumi Melalui email, konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antara peserta didik dan pendidik, maupun dengan rekanan lainnya, bahkan dengan ora-orang yang dinilai kompeten dalam bidangnya yang berada diluar lembaga pendidikan tersebut Melalui web pendidikan proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan dinamis dan fleksibel, yang tidak tergantung pada waktu dan ruang pertemuan Hasil penelitian oleh Barron (2003) menemukan bahwa 33
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Dalam penelitian lain, Armalina (2011) mengemukakan bahwa salah satu faktor dalam kegagalan implementasi e- Learning adalah munculnya perilaku penolakan terhadap perubahan (Resistance To Change). Dimana faktor yang aling dominan adalah Faktor Kompetensi (39,431%) dilanjutkan dengan Faktor Motivasi dan Perencanaan Implementasi (11,977%), Faktor Komunikasi dengan Pimpinan (7,383%), Faktor Kultur (5,478%), Faktor Situasi dan Kondisi (5,048%), Faktor Kepribadian (4,318%) serta Faktor Keamanan (3,925%) 3. Metodologi Penelitian Penelitian dititik beratkan pada pemilihan analisis strategi yang optimal dalam penerapan Learning Management System (LMS) di STMIK Balikpapan. Dalarn penelitian digunakan alat bantu untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengambil kesimpulan strategi yang akan diambil. Tahapan awal yakni mengumpulkan dan menyusun data serta informasi dengan alat analisa yang dipakai adalah matriks EFAS dan IFAS. Untuk tahapan yang menitikberatkan perhatian kepada alternatif yang cocok berdasarkan kondisi internal dan eksternal institusi maka alur analisa yang dipakai adalah, IE matriks, dan tahapan selanjutnya adalah yang menyimpulkan serangkaian alternatif strategi dengan memilih atau menseleksi strategi yang terbaik dengan menggunakan matriks QSPM. Metode ini umujm digunakan dalam analisa di sisi manajerial dalam suatu perusahaan. Misalnya dalam menganalisa kebijakan marketing atau promosi suatu perusahaan dengan mengambil faktor internal dan eksternal dari sisi bisnis. Pendekatan ini coba diterapkan dalam analisis penerapan Learning Management System (LMS) di STMIK Balikpapan untuk menghasilkan suatu strategi penerapan LMS yang optimum sehingga dapat dijadikan acuan model penerapan LMS di berbagai institusi pendidikan..
Data-data yang telah diidentifikasi kemudian diolah untuk dianalisis. Penentuan strategi utama menurut David (2004) diolah dan dianalisa melalui beberapa matriks melalui serangkaian tahapan. Metode pengolahan yang digunakan antara lain : (1) Input Stage (Tahap Pengumpulan Data) : pada tahap ini digunakan analisis matriks IFE dan matriks EFE. Kedua matriks ini bertugas menyimpulkan informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. (2) Matching Stage (Tahap Analisis Data) : hasil analisis IFE dan EFE diolah ke dalam matriks internal-eksternal serta SWOT. Pada tahap ini berfokus pada pembuatan strategi-strategi alternatif yang dapat dilaksanakan melalui penggabungan faktor internal dan eksternal utama, dan (3) Decision Stage (Tahap Pengambilan Keputusan) : tahap ini menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) di mana digunakannya input informasi dari tahap I untuk evaluasi strategistrategi alternatif hasil dari tahap II. Tahap ini memberikan suatu basis obyektif bagi pemilihan strategi yang tepat. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan metode-metode serta alat analisis diantaranya analisis EFAS, analisis IFAS, matriks SWOT, matriks IE, dan matriks QSPM. 34
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
2. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian didapatkan dari penelusuran Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman (SWOT) dari implementasi LMS di STMIK Balikpapan. Adapun Kekuatan dan Kelemahan diambil dari faktor internal, sedangkan Peluang dan Ancaman diambil dari faktor eksternal. Variabel dapat dilihat pada Tabel 2.
4. Hasil dan Pembahasan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk menentukan variabel yang dianggap valid dan reliabel untuk digunakan dalam analisis lanjutan. Pengujian dilaksanakan menggunakan kuisioner kepada sejumlah responden yang merupakan pengguna reguler Learning Management System yang digunakan saat peneliti mengampu kelas dimana responden mengambil mata kuliah tertentu. Hasil jawaban responden kemudian diolah menggunakan aplikasi statistik (SPSS) untuk kemudian diambil hanya variabel yang memiliki nilai validitas dan reliabilitas diatas ambang batas. Sedangkan, variabel yang memiliki nilai dibawah ambang batas tidak digunakan dalam analisis lanjutan.
Tabel 2. Variabel SWOT KEKUATAN/STRENGTH
1.Minat positif mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran elektronik 2.Core pendidikan berbasis IT 3.Laboratorium komputer sebagai penunjang pembelajaran elektronik 4.Akses internet di lingkungan kampus untuk seluruh mahasiswa 5.Mahasiswa yang familier dengan ujian berbasis komputer 6.Sarana prasarana jaringan komputer di lingkungan kampus yang dapat diakses mahasiswa 7.Tenaga pengajar berkompetensi IT yang familier dengan pembelajaran elektronik
1. Populasi dan Sampling Dalam penelitian ini populasi diambil dari seluruh peserta mata kuliah yang diampu oleh peneliti dapat dilihat pada Tabel 1.
KELEMAHAN/WEAKNESS
KODE VARIABEL
S01 S02 S03 S04 S05 S06 S07 KODE VARIABEL
1.Jumlah mahasiswa dan ketersediaan W01 fasilitas laboratorium tidak sebanding 2.Tenaga pengajar non IT yang kurang W02 familier dengan pembelajaran elektronik 3.Belum tersedianya tenaga admin W03 khusus pembelajaran elektronik 4.Keengganan tenaga pengajar tersebut untuk beralih W04 Dari hasil perhitungan didapatkan ke pembelajaran elektronik sampel minimal yang harus diambil dalam 5.Feedback mahasiswa yang menunjukkan W05 ujian berbasis elektronik cenderung lebih sulit penelitian sebanyak 52 orang. 6.Sistem penilaian yang sangat beragam dari W06 masing-masing dosen pengampu mata kuliah 7.Level akreditasi institusi dan program studi W07 kurang baik
Tabel 1. Detail Menu Pada Halaman Depan No. Mata Kelas Populas Kuliah 1 Kemanan MI1A i 14 2 MI1D 16 Siste m 3 24 Informa TI3A 4 TI3B 24 si e5 MI2A 15 Commerce MI2B 14 6 107 Total Populasi Dari total populasi tersebut kemudian diambil samplingnya dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling berdasarkan rumus Slovin (1960).
PELUANG/OPPORTUNITY
1.Perkembangan pembelajaran elektronik berbasis IT 2.Aplikasi pembelajaran elektronik yang bersifat open source 3.Demografi mahasiswa yang banyak merupakan pekerja 4.Jumlah mahasiswa yang semakin meningkat dari tahun ke tahun 5.Banyaknya kampus yang mulai menawarkan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) 6.Kesempatan mengembangkan PJJ di wilayah Balikpapan dan sekitarnya ANCAMAN/THREAT
35
1.Gangguan daya listrik di Kota Balikpapan yang mengganggu proses pelaksanaan pembelajaran elektronik 2.Banyaknya varian aplikasi pembelajaran elektronik yang bermunculan 3.Kemampuan server dalam melayani traffic data yang digunakan oleh mahasiswa 4.Keamanan data yang tersimpan di server yang dikelola pihak ketiga 5.Kurang meratanya ketersebaran jaringan internet di Balikpapan dan sekitarnya
KODE VARIABEL
O01 O02 O03 O04 O05 O06 KODE VARIABEL
T01 T02 T03 T04 T05
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
3. Uji Validitas Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Product Momen Pearson Correlation, dimana masing-masing skor item dan skor total saling dikorelasikan atau dihubungkan. Hasil uji validitas menggunakan metode Product Momen Pearson Correlation ditampilkan dalam tabel 2.
Berdasarkan nilai acuan Cronbach Alpha, maka komponen survey dikategorikan sebagai Reliabilitas Sempurna, atau dengan kata lain komponen variabel survey memiliki tingkat kehandalan sangat tinggi terhadap perulangan pengambilan data.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas KODE VARIABEL S01 S02 S03 S04 S05 S06 S07 W01 W02 W03 W04 W05 W06 W07 O01 O02 O03 O04 O05 O06 T01 T02 T03 T04 T05
R-HITUNG ,771** ,496** ,789** ,755** -.134 ,576** ,771** ,496** ,800** ,755** ,576** ,800** ,405** ,800** ,800** ,405** ,800** ,576** ,576** ,771** ,755** -.021 ,405** ,576** ,576**
KET VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID
Dari hasil tersebut didapatkan 2 variabel yang tidak valid, yakni variabel dengan kode S05 yaitu variabel Mahasiswa yang familier dengan ujian berbasis komputer serta kode T02 yaitu variabel Banyaknya varian aplikasi pembelajaran elektronik yang bermunculan. Dengan hasil tersebut berarti kedua variabel tersebut tidak akan digunakan dalam analisis selanjutnya. Hasil uji reliabilitas ditampilkan pada tabel 3.
Tabel 4. Matriks IFE-EFE Faktor - Faktor Bobot Rating Eksternal Peluang/Opportunity 1. Perkembangan pembelajaran elektronik 0.11 4 berbasis IT 2. Aplikasi pembelajaran elektronik 0.052 2 yang bersifat open source 3. Demografi mahasiswa yang banyak 0.176 4 merupakan pekerja 4. Jumlah mahasiswa yang semakin 0.07 3 meningkat dari tahun ke tahun 5. Banyaknya kampus yang mulai menawarkan 0.024 2 Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) 6. Kesempatan mengembangkan PJJ di 0.14 3 wilayah Balikpapan dan sekitarnya Skor Total 0.572 18 Faktor - Faktor Eksternal 36
Bobot Rating
Skor
0.44
0.104
0.704
0.21
0.048
0.42 1.926 Skor
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Ancaman/Threat 1. Gangguan daya listrik di Kota Balikpapan yang 0.11 3 mengganggu proses pelaksanaan pembelajaran elektronik 3. Kemampuan server dalam melayani traffic 0.104 2 data yang digunakan oleh mahasiswa 4. Keamanan data yang tersimpan di server 0.054 3 yang dikelola pihak ketiga 5. Kurang meratanya ketersebaran jaringan 0.16 4 internet di Balikpapan dan sekitarnya Skor Sub Total 0.428 12 Skor Total 1 30 *Faktor ke-2 ditiadakan karena tidak valid berdasarkan hasil uji validitas
0.33
0.208
0.162
0.64 1.34 3.266
5. SFAS (Strategic Factor Analysis Summary) Dalam matriks SFAS (Strategic Factor Analysis Summary) dilakukan perumusan strategi yang berbasis pada faktor-faktor yang menurut penilaian paling berpengaruh terhadap subyek penelitian. Dari penjabaran matriks SFAS akan didapatkan rumusan strategi yang lebih terpusat sehingga dapat memudahkan untuk mengambil kebijakan strategis. Berikut ditampilkan matriks SFAS pada Tabel 5. Tabel 5. Matriks SFAS
Bo bot
Akses internet di lingkung an
0.1 5
Rati ng
4
Skor
0.6
Pende k Menen gah Panjan g
Durasi
Faktor Faktor Strategis
√
37
Faktor Faktor kampus Strategis untuk seluruh mahasis wa Tenaga pengajar berkomp etensi IT yang familier dengan pembelaj aran elektroni k Keengga nan tenaga pengajar untuk beralih ke pembelaj aran elektroni k Feedbac k mahasis wa yang menunju kkan ujian berbasis elektroni k cenderun g lebih sulit Perkemb angan pembelaj aran elektroni k berbasis
Bo bot
Rati ng
Skor
Durasi
0.0 62
4
0.24 8
√
0.1 22
4
0.48 8
0.1 1
3
0.33
√
0.1 1
4
0.44
√
√
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Faktor Faktor IT Strategis Demogra fi mahasis wa yang banyak merupak an pekerja Kurang meratany a keterseba ran jaringan internet di Balikpap an dan sekitarny a Ganggua n daya listrik di Kota Balikpap an yang menggan ggu proses pelaksan aan pembelaj aran elektroni k
Bo bot
Rati ng
Skor
Durasi
0.1 76
4
0.76
√
Total
1
Gambar 1. Bobot Komponen SWOT
0.1 6
4
Dalam prakteknya, strategi dapat diambil dari satu kuadran utama dengan didukung strategi alternatif dari ketiga kuadran lain. Dalam konteks penerapan Learning Management System di Pendidikan Tinggi, strategi utama dan strategi alternatif yang dapat dilakukan tergambar dalam table matriks SWOT berikut.
√
0.64
Tabel 5. Matriks SWOT
0.1 1
3
0.33
√
3.83 6
6. SWOT dan SPACE Matriks SWOT memberikan gambaran dan informasi tentang pilihan strategi. Dari hasil pembobotan di matriks IFE-EFE didapatkan hasil sub total bobot untuk masing- masing komponen SWOT seperti pada gambar 1 berikut. 38
Strategi SO 1. Memperbanyak content materi online di LMS, terutama untuk mempermudah kategori mahasiswa pekerja 2. Mendukung dan memperbanyak mata kuliah yang memanfaatkan LMS 3. Membuka seluasluasnya akses ke laboratorium 4. Mempromosikan metode pembelajaran berbasis LMS yang digunakan di kampus 5. Melakukan demo pembelajaran
Strategi WO 1. Melakukan penambahan laboratorium baru 2. Mengadakan pelatihan penggunaan LMS bagi dosen dan mahasiswa 3. Menyediakan tenaga pendamping / admin yang melakukan pengelolaan LMS
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 2. Matriks SPACE
jarak jauh saat promosi ke sekolah-sekolah 6. Menambahkan titik-titik access point dan bandwidth Strategi ST Strategi WT 1. Penggunaan 1. Pengadaan layanan secure genset cloud untuk databerkapasitas data LMS dengan optimal untuk kapasitas backup daya mencukupi seluruh kampus kebutuhan seluruh 2. Pembekalan mahasiswa tentang 2. Mendorong keamanan pemerintah dan internet dan pihak swasta sistem komputer (ISP) untuk kepada dosen menambah titikdan mahasiswa titik free wifi ataupun BTS selular terutama ke daerah suburban
Dalam konteks penerapan Learning Management System, strategi ini dapat diartikan perlunya untuk mengambil langkahlangkah konkrit dalam mendukung kegiatan pembelajaran menggunakan Learning Management Sytem yang disertai dengan peningkatan-peningkatan di beberapa bidang yang berkaitan langsung dengan Learning Management System tersebut. 7. Matriks IE dan QSPM Matriks IE (Internal External) digunakan untuk memetakan pola strategi yang dibuat dari hasil pembobotan faktor internal dan eksternal pada matriks IFAS-EFAS seperti tergambar pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Matriks IE Bobot Faktor Internal (IFAS) Wea Matriks IE
Matriks space merupakan kerangka berupa empat kuadran dimana terdapat gambaran empat strategi alternatif yakni strategi agresif, konservatif, defensif dan kompetitif. Berdasarkan nilai pembobootan komponen SWOT dan olahan matriks SFAS, didapatkan bahwa strategi yang perlu dilakukan berdasarkan matriks SPACE adalah strategi SO atau kerap disebut sebagai mendukung strategi agresif.
Stron
Averag
k
g
e
(1,0
(3,0 –
(2,0 –
–
4,0)
2,99)
1,99)
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
High (3,0 – 4,0) Bobot
Mediu
Faktor
m
Eksterna
(2,0 –
l (EFAS)
2,99) Low (1,0 – 1,99)
39
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Berdasarkan total nilai IFAS 3,108 dan total nilai EFAS 3,266 maka jika disesuaikan dengan rentang nilai pada matriks IE didapatkan bahwa baik bobot eksternal (EFAS) ataupun bobot internal (IFAS) berada pada kuadran I dengan rentang 3,0 – 4,0 atau kategori Strong & High dengan solusi strategi Grow and Build atau Tumbuh dan Membangun. Hal ini sejalan dengan hasil analisa di matriks SPACE dimana solusi strategi yang perlu dilakukan adalah mendukung pengembangan implementasi Learning Management System. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh 13 (tiga belas) alternatif strategi dalam penerapan Learning Management System. Untuk menentukan alternatif strategi yang tepat sebagai prioritas dilakukan analisis QSPM dengan mengambil faktor-faktor serta bobot dari matriks IFASEFAS serta menentukan nilai daya tarik relatifnya terhadap masing-masing pilihan strategi. Dari hasil analisa QSPM didapatkan nilai daya tarik (Attractivness Score – AS) serta total nilai daya tarik (Total Attractivness Score – TAS), nilai tersebut menunjukkan prioritas dari strategi-strategi yang perlu dijalankan oleh institusi untuk mendukung dan mengembangkan penerapan Learning Management System. Hasil prioritas strategi ditampilkan pada table 7. Tabel 7. Prioritas Strategi Hasil Analisis QSPM Strate Priorit as Mendukung dan gimemperbanyak mata kuliah yang 1 Mengadakan penggunaan memanfaatkanpelatihan LMS LMS bagi dosen 2 dan mahasiswa tenaga pendamping Menyediakan / admin yang 3 Memperbanyak contentLMS materi melakukan pengelolaan online di LMS, terutama untuk mempermudah 4 kategori mahasiswa pekerja Mempromosikan metode pembelajaran berbasis LMS 5 yang digunakan di kampus Penggunaan layanan secure cloud untuk data-data LMS 6 dengan kapasitas mencukupi Menambahkan titik-titik access point 7 kebutuhan seluruhberkapasitas mahasiswa dan bandwidth Pengadaan genset optimal untuk backup 8 Melakukan laboratorium 9 daya seluruhpenambahan kampus baru Membuka seluas-luasnya akses ke 1 laboratorium 0 Melakukan demo pembelajaran jarak jauh saat promosi 1 ke sekolah-sekolah 1 40
Pembekalan tentang keamanan internet dan sistem Mendorong pemerintah dan pihak komputer kepada dosen dan swasta (ISP) untuk mahasiswa titik-titik free wifi menambah ataupun BTS selular terutama ke daerah sub-urban 5. Kesimpulan dan Saran
1 2 1 3
Pendekatan pemilihan strategi dengan menggunakan matriks QSPM dapat digunakan sebagai alternatif model penerapan Learning Management System (LMS) di Institusi Pendidikan sehingga dapat memberi gambaran langkah strategis yang perlu dilakukan untuk memastikan keberhasilan implementasi LMS berdasarkan tingkatan prioritas tertentu. Saran untuk penelitian selanjutnya yakni perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai minat dan tendensi dosen dan mahasiswa terhadap perubahan metode pengajaran dari konvensional kepada web based serta adanya kajian otomasi melalui suatu sistem manajerial berbasis aplikasi untuk melakukan perhitungan prioritas strategi. Daftar Pustaka [1]
Armalina, V. 2011. Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Munculnya Resistance To Change Terhadap Penerapan e-Learning (Studi Kasus di SMU Muhammadiyah 2 Yogyakarta). Perpustakaan MTI UGM. Tesis. Dokumen tidak dipublikasikan [2] Baron, T. 2003. Lod Survey: Quality And Effectiveness Of ELearning. ASTD‟s Source for ELearning. [3] Cross, J, Hamilton, I. 2002. Beyond eLearning. Internet Time Group. [4] David, Fred R.. 2003. Manajemen Strategis : Konsep-konsep Edisi Kesembilan. Penerjemah Kresno Saroso. 2004. Penerbit PT Indeks. Jakarta. [5] David, Fred R. 2009.. Manajemen Strategi
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Konsep Edisi 12. Penerjemah Dono Sunardi. 2009. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. [6] Delio, M. 2000. Report: Online Training „Boring‟. Wired News. http://www.wired.com/techbiz/media/news /2 000/08/38504 diakses tanggal 12 Agustus 2009. [7] Dublin, L, Cross, J. 2003. Implementing eLearning: getting the most from your eLearning investment. the ASTD International Conference, May 2003. [8] Ellis, Ryann K.. 2009. Field Guide to Learning Management Systems. ASTD Learning Circuits. https://www.td.org/~/media/Files/Public ation s/LMS_fieldguide_20091 diakses 05 Mei 2015 [9] Gilbert, & Jones, M. G. 2001. Elearning is e- normous. Electric Perspectives, 26(3), 66-82. [10] Glueck, WF, and Jauch, LR. 1991. Strategy Management and Business Policy. McGraw- Hill. New York [11] Hasanah, A. 2006. Perbedaan Motivasi Belajar Dan Prestasi Belajar Ditinjau Dari Pengenalan Sistim ELearning. Ilmu Sosial. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. [12] Nur Hadi. 2010. Evaluasi E-Readiness untuk Penerapan E-learning dalam Proses Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama di Kota Yogyakarta. Perpustakaan MTI UGM. Tesis. Dokumen tidak dipublikasikan [13] Pearce, JA II, and Robinson, RB, Jr. 1997. Cases in Strategic Management, 4th edition. IL: Richard D. Irwin, Inc. Chica
41
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
APLIKASI LAYANAN AKADEMIK SEKOLAH BERBASIS SMS PADA SMK AIRLANGGA BALIKPAPAN Vidy1), Yustian Servanda2) 1), 2)
Teknik Informatika, STMIK Balikpapan Jl. AMD Manunggal No. 9 Balikpapan Email :
[email protected]),
[email protected]) 3)
Abstrak 1. Pendahuluan Aplikasi Layanan informasi akademik sekolah berbasis SMS adalah suatu sistem yang menampilkan informasi mengenai akademik siswa di sekolah yang dapat diakses via ponsel, dengan format SMS yang telah ditentukan. Jadi siswa dapat mengakses informasi dari sekolah tanpa harus datang langsung ke sekolah atau ke warnet. Perkembangan teknologi ini hadir untuk memberikan kemudahan-kemudahan terhadap suatu masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Pada tulisan ini, tujuannya adalah membuat suatu konsep sistem layanan informasi akademik sekolah berbasis SMS yang dapat memudahkan siswa dalam mengakses informasi tentang akademik dari sekolah. Sistem informasi sekolah ini terdiri dari beberapa konsep jenis layanan yaitu : jadwal harian pelajaran, nilai siswa, SPP, dan absensi siswa. Hasil dari konsep layanan ini, siswa dapat mengakses informasi dari sekolah tanpa harus datang langsung ke sekolah, cukup hanya mengirimkan SMS ke layanan informasi ini dengan format SMS yang telah ditentukan, maka secara otomatis akan direspon langsung oleh sistem informasi sekolah. Prosedurnya sama seperti dengan mengirimkan SMS biasa, tetapi format SMS-nya yang ditentukan oleh sistem. Jadi siswa dapat mengakses informasi dari sekolah kapan saja dan dimana saja. Kata kunci : Aplikasi, Informasi, Sekolah, Sistem, SMS
Pesatnya kemajuan teknologi, informasi tidak hanya dapat diakses melalui website yang memanfaatkan teknologi internet. Ditinjau dari pola kehidupan masyarakat indonesia yang semakin maju, maka saat ini dapat dipastikan bahwa hampir semua orang sudah memanfaatkan teknologi selular. Dan layanan SMS sebagai salah satu layanan selular yang paling populer serta diminati karena penggunaannya yang mudah serta biayanya yang sangat murah. Kini berbagai macam aplikasi dari SMS untuk akses data telah diperkenalkan seiring berkembangnya teknologi, seperti Remote Monitoring, M-Banking, Information Service, dan aplikasi SMS lainnya. Dengan adanya aplikasi-aplikasi dari SMS untuk pengaksesan data, maka SMS ini dapat pula digunakan untuk pengaksesan data informasi pendidikan sebuah sekolah. SMK Airlangga Balikpapan merupakan salah satu contoh lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan yang bertujuan menyiapkan tamatan untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dan mampu memilih dan mengembangkan karir sesuai dengan bidang keahliannya serta unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan takwa. Keunggulan disini harus juga diikuti oleh kemudahan dalam memberikan informasi mengenai peserta didiknya secara khusus dan semua kegiatan sekolah pada umumnya. SMK Airlangga Balikpapan sendiri telah memiliki aplikasi informasi sekolah berbasis Web yang berisi informasi seputar sekolah seperti identitas sekolah, visi misi dan tujuan, 42
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
serta informasi lainnya yang hanya bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang profil SMK Airlangga Balikpapan. Sedangkan untuk informasi data akademik siswa masih terbilang “manual” (by paper). Sebagai contoh dalam penyimpanan pengolahan data nilai belum menggunakan sarana aplikasi Database Management System (DBMS). Penggunaan aplikasi DBMS ini sangat penting agar data tidak berulang dan proses pengolahan data nilai bisa lebih cepat. Menyadari akan semua ini, timbul inisiatif untuk berpartisipasi aktif dalam membangun suatu sistem informasi akademik sekolah berbasis SMS dengan melakukan penelitian pada SMK Airlangga Balikpapan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana membangun suatu Layanan Informasi Akademik Sekolah Berbasis SMS dan implementasinya pada SMK Airlangga Balikpapan”. Tujuan penelitian ini adalah membangun aplikasi layanan informasi akademik sekolah berbasis SMS untuk kemudian diimplementasikan pada SMK Airlangga Balikpapan. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menyajikan informasi akademik secara up to date yang dibutuhkan orangtua sehingga memudahkan orangtua untuk mengetahui perkembangan prestasi putra-putrinya melalui laporan nilai hasil ujian yang dapat diketahui dengan hanya mengirim SMS sesuai format ke nomor tujuan kapanpun dan dimanapun tanpa harus menunggu pada saat pengambilan rapor atau siswa dapat mengetahui informasi tentang jadwal pelajaran harian, jumlah absensi tiap semester dan memperoleh data nilai hasil ujian semester sebagai bahan evaluasi belajar. 2. Meningkatkan citra sekolah sebagai sekolah yang peduli, transparan dan semakin berkembang dibidang teknologi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: Studi literatur, Observasi, Analisis dan Perancangan Sistem, Implementasi, Pengujian, Dokumentasi.
Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer individu yang saling dihubungkan antara satu dengan yang lainnya menggunakan protokol Tranmission Control Protocol atau Internet Protocol (TCP/IP) melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data, informasi, program-program, dan penggunaan bersama sumber daya (resource) yakni perangkat keras seperti printer, harddisk dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada di berbagai lokasi yang terdiri lebih dari satu komputer yang saling berhubungan. Prinsip dasar sistem jaringan adalah proses pengiriman data atau informasi dari komputer pengirim ke komputer penerima melalui suatu media komunikasi tertentu. Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa informasi secara cepat dan tepat tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim (transmitter) menuju ke sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi. Pada dasarnya jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client dan juga server (Peerto-peer). Tetapi ada pula jaringan yang memiliki komputer khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client (clientserver). Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer, yaitu client server dan peer to peer. Short Message Service (SMS) merupakan layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi jaringan tanpa kabel (nirkabel) yang memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antar terminal pelanggan atau antar terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti e-mail, paging, voice mail dan lain-lain. (Hillebrand, 2010) Istilah gateway dapat diartikan sebagai pintu gerbang. Namun pada dunia komputer, gateway dapat diartikan sebagai jembatan penghubung antara satu sistem dengan sistem yang lain, sehingga dapat terjadi pertukaran data antar sistem tersebut. Dengan demikian, SMS gateway dapat diartikan sebagai penghubung untuk lalu lintas data-data SMS. Namun seiring perkembangan teknologi komputer dan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat lebih mengartikan SMS 43
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
gateway sebagai suatu jembatan komunikasi yang menghubungkan perangkat komunikasi (dalam hal ini ponsel) dengan perangkat komputer. SMS gateway kemudian lebih mengarah kepada sebuah program yang mengkomunikasikan sistem operasi komputer dengan perangkat komunikasi yang terpasang untuk mengirim atau menerima SMS.
Gambar 1 Skema Perancangan Aplikasi Informasi Akademik Sekolah Dalam hal ini, pengguna dapat melakukan permintaan data yang telah disediakan penyedia data. Data-data yang disediakan oleh penyedia data dikelompokkan dengan kode-kode tertentu yang sudah distandarkan dan sudah berbentuk format yang disesuaikan dengan kemampuan SMS. Jadi, pengguna dapat menggunakan layanan ini dimana saja dan kapan saja selama ia telah terdaftar dalam basis data aplikasi berbasis SMS ini. Untuk mendapatkan gambaran mengenai sistem yang digunakan proses dan data model, maka sistem dimodelkan dengan diagram use case. Dengan diagram use case ini dapat diketahui proses yang terjadi pada aktivitas sistem informasi akademik sekolah. Dengan diagram ini juga dapat diketahui fungsi yang digunakan oleh sistem. Gambar use case bisa dilihat pada gambar 2 di bawah ini:
2. Pembahasan Pada perancangan aplikasi layanan informasi akademik sekolah ini dibuatlah konsep untuk mengolah pesan SMS. Sebagai langkah awal perancangan, dibuatlah suatu model arsitektur konsep informasi akademik sekolah berbasis SMS tersebut yang memiliki tahapan sebagai berikut: a. SMS dari pengguna diterima oleh ponsel/modem terminal b. SMS dari pengguna yang ada dalam ponsel/modem terminal diambil oleh SMS gateway. c. SMS dari pengguna yang ada dalam SMS gateway akan diambil oleh program aplikasi akademik sekolah, selanjutnya sistem database melakukan query berdasarkan isi SMS dari pengguna. d. Hasil query yang telah diproses oleh aplikasi akademik sekolah dikirim kembali ke SMS gateway dan diteruskan ke ponsel/modem terminal. e. Ponsel/modem terminal mengirimkan SMS yang berisi informasi akademik sekolah ke
Gambar 2 Global Use Case Aplikasi Informasi Akademik Sekolah Penjabaran setiap use case diagram yaitu menjelaskan secara detail mengenai fungsionalitas keseluruhan dari sistem informasi akademik sekolah. Fungsionalitas-fungsionalitas dari beberapa actor yang terdapat pada gambar 2 akan digambarkan secara detail mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh actor. Untuk mengetahui secara jelas detail use case diagram dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini:
ponsel pengguna sesuai dengan informasi akademik yang diminta.
44
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 5 Activity Diagram Mantai Data Pada gambar di atas, seorang admin yang telah login dapat melakukan manipulasi data yaitu insert, edit, delete ke sistem informasi akademik sekolah. Kemudian halaman data pada website akan di-update oleh sistem. Activity Diagram Lihat Absensi Siswa
Gambar 3 Detail Use Case Aplikasi Informasi Akademik Sekolah Activity diagram login merupakan alur kerja sebuah proses masuk ke sistem dari sistem informasi akademik sekolah. Activity diagram login digambarkan berikut ini:
Gambar 4 Activity Diagram Login Pada gambar proses login diatas, seorang user yang telah registrasi sebagai admin mengisi username dan password dapat melakukan login ke sistem informasi sekolah. Apabila username dan password yang diinputkan valid atau ada pada database maka sistem akan menampilkan halaman utama berdasarkan login user.
Gambar 6 Activity Diagram Lihat Absensi Siswa Activity Diagram Lihat Absensi Siswa merupakan proses alur kerja untuk melihat absensi tiap semester. Activity Diagram Lihat Absensi Siswa dapat dilihat pada gambar 6 diatas. Proses Activity Diagram Lihat Absensi Siswa dapat dilakukan dengan mengirimkan SMS ke server sistem informasi sekolah berdasarkan format SMS yang telah di tentukan. Format SMS dapat dilihat pada gambar 5 diatas. Pertama siswa mengirimkan SMS ke sistem berdasarkan format yang ditentukan. Kemudian sistem akan memverivikasi data yang dikirimnya apabila data dikirimnya valid maka database akan memparsing data yang diterima. Setelah proses parsing selesai sistem akan mengirimkan data ke pengguna berdasarkan format dan data yang telah dikirimnya. Activity Diagram Lihat Nilai Siswa merupakan proses alur kerja untuk melihat nilai siswa. Activity Diagram Lihat Nilai Siswa dapat pada gambar dibawah ini:
Activity Diagram Mantain Data
45
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 7 Activity Diagram Lihat Nilai Siswa Proses Activity Diagram Lihat Nilai Siswa dapat dilakukan dengan mengirimkan SMS ke server berdasarkan format SMS yang telah di tentukan yaitu setelah siswa mengirimkan SMS ke server berdasarkan format SMS yang telah ditentukan, maka sistem akan memverivikasi data yang dikirimnya setelah proses verivikasi selesai dan bernilai true maka database akan memparsing SMS yang telah dikirimya. Setelah proses parsing selesai maka sistem akan mengirimkan data ke user berdasarkan format dan data SMS yang dikirimnya. Activity Diagram Lihat SPP Siswa merupakan alur kerja untuk melihat pembayaran SPP siswa. Activity Diagram Lihat SPP Siswa dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 9 Activity Diagram Lihat Jadwal Harian Proses Activity Diagram Lihat Jadwal pelajaran harian diatas yaitu siswa atau orangtua dapat mengirimkan SMS ke server dengan format JADWAL(spasi)Kelas maka sistem akan memverivikasi data yang dikirimnya. Setelah proses verivikasi bernilai true maka sistem akan mengambil data dari database berasarkan format SMS yang diterima kemudian sistem akan mengirimkan data ke pengguna berdasarkan format dan data yang dikirimnya. Perancangan database pada aplikasi informasi akademik sekolah dimaksudkan untuk mempermudah relasi antar tabel satu dengan tabel lainnya. Database berfungsi untuk memverifikasi, mencatat, menyimpan, dan menampilkan hasil. Secara umum konsep rancangan database aplikasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 8 Activity Diagram Lihat SPP Siswa Proses Activity Diagram Lihat SPP Siwa diatas yaitu siswa atau ortu dapat mengirimkan SMS ke server dengan format SPP(spasi)NIS maka sistem akan memverivikasi data yang dikirimnya. Setelah proses verivikasi bernilai true maka sistem akan mengambil data dari database berasarkan format SMS yang diterima kemudian sistem akan mengirimkan data ke pengguna berdasarkan format dan data yang dikirimnya. Activity Diagram Lihat Jadwal Pelajaran merupakan alur kerja untuk melihat jadwal pelajaran harian siswa yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Informasi Akademik Sekolah
Database User
Database Akademik
- Tabel Admin
- Tabel Nilai Ujian
- Tabel User
- Tabel Absensi - Tabel Nilai_UAN - Tabel Nilai_UAS - Tabel SPP - Tabel Jadwal
46
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 13 Halaman Home Admin Sedangkan halaman home user hanya dapat melihat infomasi-informasi akademik yang disediakan saja tetapi tidak dapat memanipulasi data, seperti yang terlihat pada gambar berikut.
Gambar 10 Database Aplikasi Informasi Akademik Sekolah Implementasi sistem dapat dilakukan dengan melihat hasil tampilan aplikasi yaitu sebagai berikut : Halaman Login Sebagai administrator
Gambar 14 Halaman Home User Halaman Absensi Siswa Halaman absensi siswa menampilkan data yang berisi tentang jumlah absensi siswa tiap semester.
Gambar 11 Halaman Login Admin Pada halaman login ini, administrator harus mengetikkan user id dan password pada form yang telah disediakan. Apabila user id dan password telah terdaftar pada database, maka akan tampil halaman berikutnya. Sebagai user (Orang tua siswa)
Gambar 15 Halaman Absensi Siswa Halaman Jadwal Pelajaran Halaman jadwal pelajaran menampilkan data yang berisi tentang jadwal pelajaran harian siswa tiap semester. Gambar 12 Halaman Login User Halaman Home Pada Tampilan home untuk Admin dan user juga masing-masing berbeda, halaman home admin terdapat beberapa menu yang disediakan oleh aplikasi akademik sekolah dan digunakan oleh admin untuk memanipulasi data akademik (tambah, edit dan hapus), melihat data pesan masuk maupun keluar serta dapat mengirim dan menerima pesan.
Gambar 4.6 Halaman Jadwal Pelajaran
3. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan uraian dapat dambil kesimpulan sebagai berikut:
47
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
[3] Kustiyahningsih, Y. dan Anamisa, D. R. 2011. Pemrograman Basis Data Berbasis Web Menggunakan PHP & MySQL. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Sistem informasi akademik sekolah ini dapat mengirim dan menerima SMS melalui browser. 2. Sistem dapat membalas SMS secara otomatis apabila format SMS yang diterima sesuai dengan format SMS dari sistem. 3. Sistem pengiriman pesan pada SMS Gateway sama dengan prinsip pengiriman pesan pada telepon seluler biasa. Proses pengiriman pesan dilakukan melalui ponsel pengguna sebagai terminal pengirim. Pesan kemudian dilanjutkan ke SMS center operator komunikasi tertentu dengan bantuan jaringan tanpa kabel SMS center akan meneruskan pesan client ke SMS Gateway dengan prinsip store and forward. 4. Seperti SMS pada umumnya, SMS Respons yang dikirimkan panjangnya tidak lebih dari 160 karakter. Maka pengiriman pesan SMS dari sistem kepada pengguna dirancang sesingkat mungkin. Bila aplikasi informasi akademik sekolah berbasis SMS ini akan digunakan sebaiknya memperhatikan beberapa faktor: 1. Kualitas device seperti ponsel/modem dan kabel data yang digunakan. 2. Trafik SMS pada jaringan operator selular. 3. Biaya SMS balasan dari server yang masih dibebankan kepada server. Dengan kata lain, server akan mengeluarkan biaya SMS setiap kali membalas SMS balasan kepada pengirim atau pengguna yan mengirim SMS permintaan informasi ke server. Untuk mengatasi kendala itu, dapat dilakukan dengan para provider GSM yang ada untuk mendapatkan sebuah nomor telepon GSM yang bertarif premium
[4] Lubis, M. S. dan Syahputra M. F. 2011. Teknologi Pengembangan Aplikasi Web. Medan: USU Press. [5] Oetomo, B. S. D, Hartono, E., Wibowo, E., dan Prakoso, S. 2006. Konsep & Aplikasi Pemrograman Client Server dan Sistem Terdistribusi. Yogyakarta: Andi. [6] Oetomo, B. S. D., Handoko dan Yosia. 2003. Teleakses Database pendidikan Berbasis Ponsel. Yogyakarta: Andi. [7] Priatna, G. 2000. Jaringan Komputer/Andrew S. Tanenbaum. Jilid I. Terjemahan Purnomo Wahyu Indarto, Endang Sriningsih, dan Anak Agung Putri Ratna. Jakarta: Prenhallindo. [8] Ramakrishnan, R. dan Gehrke, J. 2003. Sistem Manajemen Database. Edisi ke-3. Terjemahan Tim Penerjemah ANDI. Yogyakarta: Andi dan McGraw-Hill Education. [9] Sakur, S. B., 2010. PHP 5 Pemrograman Berorientasi Objek – Konsep & Implementasi. Yogyakarta: Andi. [10] Stalling, W. 2002. Komunikasi Data dan Komputer: Jaringan Komputer. Edisi Pertama. Terjemahan Thamir Abdul Hafedh Al-Hamdany. Jakarta: Salemba Teknika. [11] Wahana Komputer, Tim Penelitian dan Pengembangan. 2003. Konsep Jaringan Komputer dan Pengembangannya. Jakarta: Salemba Infotek.
Daftar Pustaka [1] Hillebrand, F. 2010. Short message service (SMS): the creation of global personal text messaging. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd. [2] Kadir, A. 2002. Dasar Pemrograman WEB Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Andi.
48
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
PERANCANGAN SISTEM STARTER SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN APLIKASI ANDROID BERBASIS ARDUINO UNO Sumardi Stmik Balikpapan, Jl. Amd Manunggal No. 09 Balikpapan Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini untuk merancang sistem starter sepeda motor menggunakan aplikasi berbasis arduino uno yang dapat memudahkan pengguna untuk melakukan pemanasan mesin sepeda motor guna menghindari kerusakan pada mesin. Metodologi menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya kepada pihak – pihak yang lebih mengerti serta mengumpulkan bahan – bahan berupa buku pustaka yang berkitan dengan ATMega328, Arduino Uno, serta prosedur menyalakan mesin sepada motor. Proses dalam pembuatan sistem starter sepeda motor menggunakan metode waterfall dimana tahapan yang dilakukan adalah analisa, desain sistem, penulisan kode program, pengujian program, dan penerapan program. Kesimpulan bahwa sistem starter sepeda motor ini dapat membantu pengguna melakukan perawatan mesin dengan cara melakukan pemanasan mesin dan sistem ini menggunakan sistem starter elektrik. Kata Kunci : Android, Arduino Uno, Mikrokontroler ATMega328. PENDAHULUAN Kemajuan di bidang telekomunikasi pada era globalisasi saat ini sangat memberikan manfaat yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peralatan yang canggih dan modern, yang mampu membantu manusia dalam bekerja maupun berkomunikasi. Handphone merupakan salah satu alat komunikasi yang berkembang saat ini, karena handphone dapat digunakan untuk
berkomunikasi tanpa adanya batasan jarak dan mudah dibawa kemana saja. Dalam kehidupan sehari-hari, handphone hanya dianggap sebagai alat komunikasi. Salah satu aplikasi handphone sebagai alat komunikasi, juga dapat digunakan sebagai sistem pengendali jarak jauh. Dalam hal ini, yang dikendalikan adalah mesin sepeda motor. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang praktis, ditinjau dari segi efisiensi waktu dan biaya. Namun sepeda motor juga membutuhkan perawatan terutama pada mesin. Perawatan mesin sepeda motor tidak hanya dilakukan dengan membawa ke bengkel untuk diperbaiki, tetapi dapat dilakukan dengan memanaskan mesin sepeda motor sebelum pemakaian ataupun jika tidak digunakan. Namun terkadang seseorang malas untuk memanaskan mesin sepeda motor. Oleh sebab itu penulis mencoba merancang sebuah alat yang mampu mempermudah proses pemanasan mesin sepeda motor. Prinsip kerja alat ini yaitu ketika alat ini terhubung dengan sepeda motor menggunakan bluetooth dan pada saat program memberi perintah untuk menyalakan mesin, maka saat itu juga mesin akan menyala dan akan mati ketika program memberi perintah untuk mematikan mesin. Perancangan dan pembuatan alat ini menggunakan mikrokontroler ATMega 328, difungsikan sebagai mengendali yang memberikan perintah pada relay agar aktif pada kondisi logika high atau low. Komponen lain yang digunakan adalah bluetooth HC5 yang berfungsi sebagai penghubung antara handphone dengan sepeda motor. Atas dasar tersebut, penulis mengambil judul “Perancangan Sistem Starter Sepeda
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Motor Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno”. Alat ini diharapkan dapat membantu dan memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan keberadaan alat ini. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dia atas, maka dapat diketahui permasalahan yang dapat dikaji lebih lanjut adalah bagaimana merancang sistem starter sepeda motor menggunakan aplikasi android berbasis arduino uno ?
LANDASAN TEORI Berdasarkan definisi dari kamus besar bahasa Indonesia, perancangan yang berasal dari kata “rancang”, berarti proses, cara, perbuatan merancang. Perancangan sistem dapat berarti kegiatan merancang detil dan rincian dari sistem yang akan dibuat sehingga sistem tersebut sesuai dengan requirement yang sudah ditetapkan dalam tahap analisa sistem. Pengertian perancangan menurut bin Ladjamudin (2005) “Perancangan adalah tahapan perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternative sistem yang terbaik”. Perancangan menurut Kusrini dkk (2007) “perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem”. Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan adalah suatu proses untuk membuat dan mendesain sistem yang baru. Menurut George M.Scott ( Jogiyanto, HM : 1991) Perancangan adalah suatu jaringan kerja yang saling berhubungan untuk menentukan bagaimana suatu sistem menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan.
Batasan Masalah Dalam pembuatan skripsi ini, agar pembahasan mengenai alat ini tidak terlalu luas, maka batasan masalah yang dibahas oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Tidak membahas tentang sistem keamanan ketika proses menyalakan mesin sepeda motor sedang berlangsung. 2. Sistem operasi yang digunakan adalah android. 3. Software yang digunakan untuk membuat aplikasi adalah app.inventor2 4. Software yang digunakan untuk program adalah arduino 1.5.3. 5. Pembuatan aplikasi menggunakan koneksi internet.
Definisi Sistem Menurut Davis (Ladjamudin, 2005:3), sistem adalah bagian – bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Menurut Lucas 1989 (Ladjamudin, 2005:3), sistem adalah suatu komponen atau variable yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Menurut Mc Leod (Ladjamudin 2005:3), sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat memahami bahwa sistem merupakan satu rangkaian proses yang saling berinteraksi antara satu elemen dengan elemen lain dengan tujuan tertentu. 1. Secara garis besar, sistem dapat dibagi menjadi 2 : a. Sistem Fisik ( Physical System )
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan skripsi pada penelitian ini yaitu, merancang sebuah sistem starter sepeda motor menggunaan aplikasi android yang berguna untuk mempermudah pengguna sepeda motor dalam melakukan perawatan mesin dengan cara melakukan pemanasan pada mesin. Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang diperoleh dari perancangan sistem aplikasi ini adalah : 1. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang sistematika starter sepeda motor. 2. Memberikan kemudahan kepada pengguna sepeda motor untuk melakukan perawatan mesin sepeda motor. 50
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Kumpulan elemen – elemen atau unsur sistem yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan – tujuannya. Contoh : i. Sistem transportasi, elemen : petugas, mesin, organisasi yang menjalankan transportasi. ii. Sistem Komputer, elemen : peralatan yang berfungsi bersama – sama untuk menjalanan pengolahan data.
sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (proses), dan sasaran (objectives). Adapun karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Komponen ( components ) Suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bakerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen dari suatu system biasanya dikenal dengan subsistem. Subsistem mempunyai syaratsyarat dari sistem itu sendiri dalam menjalankan fungsinya dan mempunyai sistem secara keseluruhan. b. Batasan Sistem ( Boundary ) Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lain. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem di pandang sebagai satu kesatuan. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut. c. Lingkungan Luar Sistem ( environments ) Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem. d. Penghubung Sistem ( interface ) Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. e. Masukan Sistem ( input ) Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang di masukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input
b. Sistem Abstrak ( Abstract Sistem ) Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak didefinisikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen – elemennya. Contoh : i. Sistem Teologi, hubungan antara manusia dengan tuhan. 2. Model Umum Sistem a. Model sistem sederhana
Gambar 2.1 Model Sistem Sederhana Contoh : i. Program pethitungan basic kita masukan, setelah dijalankan kita dapat hasilnya ii. Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester (berupa laporan). b. Sistem dengan banyak input dan output
Gambar 2.2 Sistem Dengan Banyak Input Output 3. Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakterisktik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batasan 51
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. f. Keluaran Sistem ( output ) Keluaran sistem adalah hasil dari energy yang di olah dan di klasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem. g. Pengolahan Sistem ( process ) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. h. Sasaran Sistem ( objectives )
dengan berbasiskan Linux system operasi ini dirancang untuk mengembangkan perangkat seluler layar sentuh seperti smartphone dan juga komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi untuk digunakan oleh bermacam piranti gerak. Salah satu penyebab mengapa sistem operasi Android begitu gampang diterima oleh pasar dan dengan cepatnya berkembang, itu dikarenakan android menggunakan bahasa pemrograman java serta kelebihannya sebagai software yang menggunakan basis kode komputer yang bisa didistribusikan secara terbuka (open source) sehingga pengguna dapat membuat aplikasi baru didalamnya. Dan hal tersebut mengakibatkan banyaknya pengembang software yang berbondong untuk mengembangkan aplikasi berbasis Android. Sehingga saat ini bila dibandingkan dengan OS yang lain untuk perangkat handphone dan PC tablet. Android adalah yang mempunyai dukungan aplikasi dan game non berbayar terbanyak yang bisa diunduh oleh penggunanya melalui Google Play. Dengan terdapatnya fitur seperti browser, MMS, SMS, GPS, dan lainlain maka sangat memudahkan penggunanya untuk mendapatkan informasi, mengetahui posisi, serta juga berkomunikasi antar para pengguna. Arsitektur Android Dalam paket sistem aplikasi android terdiri dari beberapa unsur seperti tampak pada gambar. Secara sederhana arsitektur android merupakan sebuah kernel linux dan sekumpulan pustaka C/C++ dalam suatu framework yang menyediakan dan mengatur alur proses aplikasi.
Merupakan tujuan yang akan dicapai untuk menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dari keluaran yang akan dihasilkan sistem. Pengenalan Android Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi parapengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri dan digunakan oleh bermacam perangkat mobile. Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc., pendatang baru yang membuat peranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan hardware, software, dan telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, TMobile, dan Nvidia. Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis kode– kode Android di bawah lisensi Apache. Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar– benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung Google atau dikenal sebagai Open Handset Distribution (OHD). Pengertian Android Android merupakan salah satu system operasi yang sangat berkembang saat ini,
Gambar 2.3 Arsitektur Android 52
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Pada android tertanam paket pustaka inti yang menyediakan sebagai besar fungsi android. Inilah yang membedakan android dibandingkan dengan sistem operasi lain yang juga mengimplementasikan Linux. Android Runtime merupakan mesin virtual yang membuat aplikasi android menjadi lebih tangguh dengan paket pustaka yang telah ada. Dalam Android Runtimeterdapat 2 bagian utama, diantaranya: a. Pustaka Inti, android dikembangkan melalui Bahasa pemrograman Java, tapi Android Runtime bukanlah mesin virtual java. Pustaka inti android menyediakana hamper semua fungsi yang terdapat pada pustaka Java serta beberapa pustaka khusus android. b. Mesin Virtual Dalvik, Dalvik merupakan sebuah mesin virtual yang dikembangkan oleh Dan Bornstein yang terinspirasi dari nama sebuah perkampungan yang berada di Iceland. Dalvik hanyalah interpreter mesin virtual yang mengeksekusi file dalam format Dalvik Executable (*.dex). dengan format ini Dalvik akan mengoptimalkan efesiensi penyimpanan dan pengalamatan memori pada file yang dieksekusi. Dalvik berjalaan diatas kernel Linux 2.6, dengan fungsi dasar seperti threading dan manajemen memori yang terbatas. 4. Libraries
1. Application Layer Puncak dari diagram arsitektur android adalah lapisan aplikasi dan widget. Lapisan aplikasi merupakan yang paling tampak pada pengguna ketika menjalankan program penggina hanya akan melihat program ketika digunakan tanpa mengetahui proses yang terjadi dibalik lapisan aplikasi. Lapisan ini berjalan di dalam android runtime dengan menggunakan kelas dan service yang tersedia pada firemwork aplikasi. 2. Application Framework Kerangka aplikasi menyediakan kelaskelas yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi android. Selain itu, juga menyediakan abstraksi generic untuk mengakses perangkat, serta mengatur tampilan user interface dan sumber daya aplikasi. Bagian terpenting dalam kerangka aplikasi android adalah sebagai berikut : a) Activity Manager Berfungsi untuk mengontrol siklus hidup aplikasi dan menjaga keadaan “Backstack” untuk navigasi penggunaan. b) Content Provider Berfungsi untuk merangkum data yang memungkinkan digunakan oleh aplikasi lainnya, seperti daftar nama. c) Resource Manager Untuk mengatur sumber daya yang ada didalam program. Serta menyediakan akses sumber daya diluar kode program, seperti karakter, grafik, dan file layout. d) Location Manager Berfungsi untuk memberikan informasi detail mengenai lokasi perangkat android berada. e) Notification Manager Mencangkup berbagai macam peringatan, seperti pesan masuk, janji, dan lain sebagainya yang akan ditampilkan pada status bar. 3. Android Runtime
Android menggunakan beberapa paket pustaka yang terdapat pada C / C++ dengan standar Barkeley SoftwareDistribution(BSD) hanya setengah dari yang aslinya untuk tertanam pada kernel linux. Beberapa pustaka diantaranya: a. MediaLibraryuntuk memutar dan merekam berbagai macam format audio dan video. b. Surface Manager untuk mengatur hak akses layer dari berbagai aplikasi.
53
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
c. Graphic Library termasuk didalamnya SGL dan OpenGL, untuk tampilan 2D dan 3D. d. SQLite untuk mengatur relasi database yang digunakan pada aplikasi. e. SSI dan WebKit untuk browser dan keamanan internet. 5. Linux Kernel
Merupakan komponen yang berfungsi menerima dan bereaksi untuk menyampaikan nitifikasi. 4. Content Provider Merupakan komponen membuat kumpulan aplikasi data secara spesifik sehingga bisa digunakan oleh aplikasi lain.
Android dibangun diatas kernel Linux 2.6. Namun secara keseluruhan android bukanlah linux, karena dalam android tidak terdapat paket standaryang dimiliki oleh linux dan lainnya. Linux merupakan sistem informasi terbuka yang handal dalam manajemen memori dan proses. Oleh karenanya pada android hanya terdapatbeberapa servis yang diperlukan seperti keamanan, manajemen memori, manajemen proses, jaringan dan driver. Kernel linux menyediakan driver layar, kamera, Wifi, Flash Memory, audio dan IPC (Interprocess Communication) untuk mengatur aplikasi dan lubang keamanan. Struktur Aplikasi Android Struktur aplikasi android atau fundamental aplikasi ditulis dalam bahasa pemrograman Java. Kode java dikompilasi bersama dengan file resource yang dibutuhkan oleh aplikasi, di mana prosesnya di-package oleh tools yang dinamakan “apt tools” ke dalam paket android, sehingga menghasilkan file dengan ekstensi apk. File apk ini yang disebut dengan aplikasi, dan nantinya dapat dijalankan pada device/peralatan mobile. Ada beberapa komponen pada aplikasi android, diantaranya sebagai berikut : 1. Activities Merupakan komponen untuk menyajikan user interface (tampilan program) kepada pengguna. 2. Services Merupakan komponen yang tidak memiliki user interface (tampilan program), tetapi service berjalan secara backgrounds. 3. Broadcast Receiver
Mikrokontroler Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri anda saat mulai belajar membaca dan menulis, ketika anda sudah bisa melakukan hal itu anda bisa membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan andapun bisa pula menulis hal-hal sebaliknya. Begitu pula jika anda sudah mahir membaca dan menulis data maka anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan anda. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponenkomponen pendukung seperti IC, TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. Mikrokonktroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan mengurangi 54
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
ukuran, biaya, dan komsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka : a. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas b. Rancangan bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi c. Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak Agar sebuah mikrokontroler dapat berfungsi, maka mikrokontroler tersebut memerlukan komponen eksternal yang kemudian disebut dengan sistem minimum. Untuk membuat sistem minimal paling tidak dibutuhkan sistem clock dan reset, walaupun pada beberapa mikrokontroler sudah menyediakan sistem clock internal, sehingga tanpa rangkaian eksternal pun mikrokontroler sudah beroperasi. Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama.
d. 32KB flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2KB dari flash memory sebagai bootloader. e. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun datu daya dimatikan. f. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB g. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin. Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register – register ini menempati memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh.
ATMega328 ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain : a. 130 macam instrusi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock. b. 32 x 8-bit register serba guna. c. Kecepatan mencapai 16MIPS dengan clock 16MHz. 55
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroler, dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.
Konfigurasi PIN ATMega328
Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATMega328
Gambar 2.8 Board Arduino ATMega328 Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler yang lain selain bersifat open source, arduino juga mempunyai bahasa pemrogramanya sendiri yang berupa bahasa C. Selain itu dalam board arduino sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga memudahkan kita ketika kita memprogram mikrokontroler didalam arduino. Sedangkan pada kebanyakan board mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan rangkaian loader terpisah untuk memasukkan program ketika kita memprogram mikrokontroler. Port USB tersebut selain untuk loader ketika memprogram, bisa juga difungsikan sebagai port komunikasi serial. Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog dan 14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog sendiri bisa juga difungsikan sebagai output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang sudah tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup mengubah konfigurasi pin pada program. Dalam board kita bisa lihat pin digital diberi keterangan 013, jadi untuk menggunakan pin analog menjadi output digital, pin analog yang pada keterangan board 0-5 kita ubah menjadi pin 1419. dengan kata lain pin analog 0-5 berfungsi juga sebagi pin output digital 14-16. Sifat open source arduino juga banyak memberikan keuntungan tersendiri untuk kita dalam menggunakan board ini, karena dengan
Gambar 2.5 Konfigurasi Port B
Gambar 2.6 Konfigurasi Port C
Gambar 2.7 Konfigurasi Port D Arduino Uno Arduino adalah sebuah board mikrokontroler yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang 56
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
sifat open source komponen yang kita pakai tidak hanya tergantung pada satu merek, namun memungkinkan kita bisa memakai semua komponen yang ada dipasaran. APP Inventor 2 App Inventor adalah sebuah Web Aplikasi yang dikembangkan oleh Google, dan dirilis pada 15 Desember 2010. Pada awalnya penelitian ini dilakuan oleh google dengan tujuan sebagai kompetensi pendidikan pada lingkungan pengembang online. App Inventor berbentuk Web Aplikasi yang digunakan untuk mengembangkan atau membuat aplikasi android phone tanpa harus tau bahasa pemrograman secara keseluruhan dan tanpa coding sama sekali, karena App Inventor ini hanya perlu memainan logika. Komponen Standar App Inventor Berikut adalah nama komponen berserta kegunaannya : NAMA KEGUNAAN Button Button atau Tombol mempunyai kemampuan untuk mengenali klik, bisa juga mengenali saat mendapatkan focus atau saat focus terlepas. CheckBox Checkbox memberi respon saat pengguna melakukan klik padanya, dia mempunyai nilai True atau False saat di cek atau tidak. Clock Clock merupakan komponen yang tidak terlihat secara visual, digunakan untuk mengambil nilai waktu dari telepon atau melakukan perhitungan dengan waktu. DatePicker DatePicker adalah sebuah tombol yang ketika diklik memunculkan dialog popup agar pengguna bisa memilih tanggal. Image Image merupakan komponen untuk menampilkan gambar-
gambar. Label Label menampilkan bagian dari huruf atau kata di layar. ListPicker ListPicker adalah sebuah tombol/button yang apabila ditekan akan menampilkan daftar text dan berguna bagi pengguna untuk memilih salah satu diantara daftar tersebut. Daftar text ini dapat diisikan melalui Designer atau editor Blocks dengan meyetel property ElementsFromString ke string yang dipisahkan rangkaian atau meyetel property di editor blok. ListView ListView adalah komponen yang memungkinkan untuk menempatkan daftar elemen teks di layar. Daftar ini dapat diatur menggunakan property ElementsFromString atau menggunakan blok editor. Notifier Notifier merupakan komponen yang menampilkan dialog, peringatan, pesan dan tanda sementara atau menciptakan entri log Android. PasswordTextBox PasswordTextBox adalah sebuah kotak untuk memasukkan password. TextBox TextBox adalah sebuah kotak isian bagi pengguna untuk memasukkan text. TimePicker TimePicker adalah sebuah tombol yang ketika diklik memunculkan dialog popup agar pengguna bisa memilih jam. WebViewer WebViewer adalah komponen untuk melihat 57
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
halaman web. Table 2.1 Komponen Standar App Inventor 2.
diperlukan sesuai beban/sistem yang memerlukannya. Kunci Kontak Berfungsi sebagai saklar utama untuk menghubung dan memutus (on-off) rangkaian kelistrikan sepeda motor. Relay Starter Sebagai relay utama sistem starter yang berfungsi untuk mengurangi rugi tegangan yang disalurkan dari baterai ke motor starter. Saklar Starter Berfungsi sebagai saklar starter motor yang bekerja pada saat kunci pada posisi ON. Motor Starter Merupakan motor starter listrik yang berfungsi untuk mengubah tenaga kimia baterai menjadi tenaga putar yang mampu memutarkan poros engkol untuk menghidupkan mesin.
Sistem Starter Sepeda Motor Sistem starter pada sepeda motor berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerja mesin. Sistem starter pada motor umumnya dibagi menjadi dua antara lain : 1. Sistem Starter Elektrik Pada umumnya mengunakan motor listrik, yang dipasangan atau dihubungkan dengan poros engkol menggunakan perantara roda gigi maupun rantai. Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai, dan motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal ini yang harus diperhatikan adalah konstruksi motor starter harus sekecil mungkin. Kebanyakan sistem starter menggunakan motor seri arus searah (DC). 2. Sistem Starter Manual / Kick Starter Merupakan sistem starter dengan menggunakan tuas/engkol, dan dihubungkan ke poros engkol melalui serangkaian mekanisme poros, pegas dan roda gigi penghubung. Sistem starter tipe ini dioperasikan secara manual, untuk dapat menghidupan mesin, maka itu perlu mengoperasikan sistem starter dengan cara menekan/menginjak tuas/engkol starter sampai mesin hidup.
Rangkaian Sistem Starter Elektrik 1. Skema Rangkaian Sistem Elektrik
Komponen Sistem Starter Motor Sistem starter motor memiliki beberapa komponen diantaranya : 1. Baterai Merupakan sebuah alat elektro-kimia yang dibuat untuk mensuplai energi listrik tgangan rendah (pada sepeda motor menggunakan 6 volt atau 12 volt) ke sistem pengapian, starter, lampu dan komponen kelistrikan lainnya. Baterai menyimpan listrik dalam bentuk energi kimia, yang dikeluarkan apabila
Gambar 2.10 Skema Rangkaian Sistem Starter Elektrik 2. Prinsip Kerja Sistem Starter Elektrik a. Saat Kunci Kontak OFF
3.
4.
5.
Gambar 2.9 Komponen Sistem Starter Eektrik
58
Starter
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Hubungan sumber tegangan dengan rangkaian sistem starter terputus, tidak ada arus yang mengalir sehingga sistem starter tidak dapat digunakan. b. Saat Kunci Kontak ON i. Saat kunci kontak posisi ON, tetapi tombol starter tidak di tekan. Tombol starter posisi OFF menyebabkan arus dari sumber tegangan belum mengalir ke sistem starter belum bekerja. ii. Saat kunci kontak posisi ON, dan tombol starter ditekan. Apabila tombol starter ditekan (posisi START) pada saat kunci kontak ON, maka kemudian sistem starter akan mulai bekerja dan arus akan mengalir. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kumparan relay starter sehingga menghubungkan arus utama starter dari baterai menuju ke motor starter. Motor starter mengubah arus listrik dari baterai menjadi tenaga gerak putar, kemudian memutarkan poros engkol mesin untuk menghidupkan mesin.
pustaka yang berkaitan dengan mikrokontroler ATMega 328, Arduino Uno, serta prosedur menyalakan mesin sepada motor. Metode Perancangan Sistem Untuk merancang sistem, penulis melakukan dengan menggunakan metode waterfall yang langkah-langkahnya akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Analisa kebutuhan : tahapan ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data-data serta referensi yang akan membantu merancang sistem. 2. Desain sistem : tahapan ini merupakan penuangan pikiran dan perancangan sistem yang akan dibuat dengan tujuan sebelum melakukan coding dapat memudahkan penulis dalam menentukan cara kerja sistem dan tampilan aplikasi. 3. Penulisan kode program : pembuatan aplikasi akan dibuat dengan menggunakan aplikasi web App Inventor 2 yang merupakan layanan untuk menciptakan aplikasi perangkat lunak bagi sistem operasi Android. 4. Pengujian program : tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keefektifan serta mengetahui apakah sistem tersebut layak untuk diterapkan. 5. Penerapan program : tahapan ini dilakukan untuk menyatukan tahapantahapan yang telah dirancang menjadi satu.
METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan metodologi penelitian yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar analisis terhadap permasalahan yang ada. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah : Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam mendukung proses penelitian adalah sebagai berikut : a. Wawancara Dalam penulisan laporan ini, untuk medapat informasi secara lengkap maka penulis melakukan suatu metode dengan bertanya kepada pihak-pihak yang lebih mengerti. b. Studi Pustaka Pada pembuatan laporan ini, penulis mencari serta mengumpulkan bahanbahan berupa jurnal ilmiah dan buku
Kebutuhan Software dan Hardware 1. Software ( Perangkat Lunak ) Sebagai media atau program untuk membuat dan membangun sistem, penulis menggunakan software App Inventor dan Arduino 1.5.3. 2. Hardware ( Perangkat Keras ) Untuk membuat dan membangun sistem, penulis menggunakan hardware sebagai berikut :
59
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
a. Laptop Acer ( Processor Intel core i3-3217U 1.8GHz, memory 4GB, Windows 7 Home Premium 64-bit, HDD 500GB ) b. Handphone Xiaomi 4i c. Komponen inti ( resistor, transistor, relay, cristal, bluetooth ) d. Arduino Uno ( mikrokontroler ATMega 328 ) e. Central lock ( pembuka jok motor ) Sistem Berjalan Pada saat membuka aplikasi dan menghubungkan dengan bluetooth yang terpasang pada perangkat lalu diteruskan ke mikrokontroler. Setelah terhubung user dapat menekan tombol ON untuk menyalakan mesin, dan tombol OFF untuk mematikan mesin. Terdapat dua fitur pada alikasi yaitu starter dan open jok. Untuk menyalakan mesin user terlebih dahulu melakukan ON kontak dengan cara menekan tombol ON lalu menekan tombol START. Apabila kontak dalam keadaan OFF maka starter tidak akan menyala. Untuk membuka jok motor dapat menekan tombol OPEN pada aplikasi. Flowchart Sistem Penggunaan aplikasi dapat dilihat pada flowchart berikut ini : Gambar 3.1 Flowchart Sistem ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisa Sistem Sistem Lama Starter Sepeda Motor Sistem lama untuk melakukan starter pada sepeda motor adalah dengan menekan tombol start pada stang sepeda motor, sehinggan mengharuskan pengguna untuk berjalan ke sepeda motor dan menekan tombol start pada sepeda motor. Sistem Baru Starter Sepeda Motor Sistem baru yang akan penulis kembangkan adalah sistem yang berbasis android. Dalam melakukan starter pada sepeda motor pengguna tidak harus berjalan menuju sepeda motor, akan tetapi pengguna hanya perlu menggunakan aplikasi android untuk menyalakan sepeda motor selama masih dalam radius jangkauan bluetooth. 60
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
mikrokontroler menjalankan perintah untuk menghidupkan saklar pada mesin sepeda motor atau membuka jok sepeda motor. 4.1 Perancangan Interface Aplikasi
Perancangan Sistem Perancangan dilakukan dengan menerapkan hasi desain yang telah dibuat kedalam bahasa pemgrograman (Coding), sehingga prosedur-prosedur yang telah dibuat dapat dimengerti oleh mesin sehingga dapat menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan. Blok Diagram
Pada tahap ini penulis menggambarkan desain antarmuka aplikasi yang dirancang. Ada beberapa tampilan yang akan dibuat dalam aplikasi tersebut, berikut ini adalah tampilan aplikasi Stamor : 1. Tampilan Utama Aplikasi Stamor
Gambar 4.1 Blok Diagram Dalam perancangan sistem, menggunakan model umum sistem yaitu terdiri dari input, proses, dan output. 1. Input Input yang dimaksud adalah sebuah sentuhan dari user yang kemudian direspon oleh aplikasi pada smartphone Android. Langkahnya adalah dengan membuka aplikasi lalu menghubungkan aplikasi dengan mesin yang telah dibuat menggunakan bluetooth. Setelah terhubung barulah user memberikan perintah kepada mesin. 2. Proses Gambar 4.2 Tampilan Utama Keterangan : Pada tampilan awal aplikasi terdapat 2 button yaitu start dan about. Button start akan menuju pada tampilan yang nantinya digunakkan untuk mengendalikan starter sepeda motor. 2. Tampilan Saat Klik Button START
Bagian proses merupakan bagian yang menerjemahkan perintah dari bluetooth untuk dikirimkan pada mikrokontroler. Perintah yang diterima oleh bluetooth melalui frekuensi radio dan diteruskan pada mikrokontroler. Mikrokontroler akan mencocokkan perintah tersebut dengan basisdata yang tersimpan. Apabila perintah cocok dengan fungsi yang terdapat pada basisdata, maka mikrokontroler akan melanjutkannya ke mesin. 3. Output Tujuan yang dimaksud adalah penerima akhir yang selanjutnya akan melakukan aksi yang diinginkan. Penerima ini merupakan mesin kendaraan yang ingin dikendalikan. Setelah proses mikrokontroler mencocokkan perintah, selanjutnya 61
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Berikut adalah tahapan cara penggunaan web penyedia layanan untuk membuat aplikasi android : 1. Pertama adalah membuka website http://ai2.appinventor.mit.edu terlebih dahulu lalu akan tampil aplikasi yang telah dibuat seperti gambar dibawah ini :
Gambar 4.3 Tampilan START Keterangan : Pada saat button ON ditekan maka button START akan berfungsi, jika menekan button OFF maka button START tidak akan berfungsi. Button OPEN akan berfungsi walaupun menekan tombol OFF. Tampilan ABOUT
Gambar 5.1 Tampilan Awal Web App Inventor 2. Setelah membuat aplikasi, selanjutnya adalah menguji aplikasi tersebut apakah sesuai dengan keinginan ataukah masih mengalami kekurangan. Pengujian aplikasi dilakukan dengan menggunakan emulator.
Gambar 5.2 Tampilan Menu pada Emulator 3. Setelah melakukan pengujian terhadap aplikasi dan tidak terdapat error maka selanjutnya adalah mendownload aplikasi yang telah kita buat. Klik menu Build lalu memilih App ( save .apk to my komputer ) untuk menyimpan aplikasi pada komputer dan memindahkan pada smartphone android.
Gambar 4.4 Tampilan ABOUT IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini penulis membahas tentang implementasi sistem yang berkaitan dengan desain sistem yang dibahas pada bab sebelumnya dan bagaimana cara kerja aplikasi. Untuk menjalalankan program, pengguna harus memahami cara penggunaan aplikasi sehingga perintah dapat dikerjakan. Aplikasi Android pada APP Inventor
62
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
4.
ISSN : 2580-1503
Gambar 5.3 Tampilan Download Aplikasi Setelah mendownload maka akan terjadi proses download seperti gambar dibawah ini :
1.
Gambar 5.6 Tampilan File Aplikasi Untuk melakukan install aplikasi STAMOR pilih install pada perangkat smartphone.
Gambar 5.4 Proses Download Aplikasi Setelah proses download selesai maka aplikasi akan tersimpan pada komputer kita. Selanjutnya adalah memindahkan aplikasi tersebut ke smartphone android.
2.
Gambar 5.5 Aplikasi Tersimpan pada Komputer Aplikasi STAMOR pada Smartphone File APK yang telah tersimpan pada komputer lalu dipindahkan ke memory perangkat pada smartphone android. Pilih STAMOR_1.apk untuk memulai instalasi.
3.
63
Gambar 5.7 Tampilan Install Aplikasi Proses instalasi membutuhkan waktu beberapa detik sebelum aplikasi STAMOR siap digunakan.
Gambar 5.8 Tampilan Proses Install Setelah proses install maka aplikasi akan terlihat pada halaman menu di perangkat android.
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 5.9 Aplikasi pada Halaman Menu Cara Kerja Aplikasi STAMOR Berikut ini adalah penjelasan mengenai cara kerja aplikasi STAMOR yang digunakan sebagai petunjuk dalam menggunakan aplikasi. Adapun langkah – langkah memulai aplikasi STAMOR sebagai berikut : 1. Langkah pertama adalah menghubungkan bluetooth pada smartphone dengan bluetooth pada mesin. Bluetooth pada mesin bernama HC-05 (6886) seperti gambar dibawah :
Gambar 5.11 Memasukkan Pin Bluetooth 2. Halaman Menu Utama STAMOR Halaman menu utama menampilkan logo stikom, tombol start, dan tombol about. Apabila tombol tersebut ditekan maka akan berpindah pada tampilan selanjutnya.
3.
Gambar 5.12 Tampilan Menu Utama Halaman Start
Pada halaman start terdapat tombol select device, tombol on, tombol off, tombol start, dan tombol open. Gambar 5.10 Menghubungkan Bluetooth Selanjutnya adalah memasukkan pin pada bluetooth HC-05 agar terhubung. Setelah bluetooth terhubung, selanjutnya adalah membuka aplikasi STAMOR pada tampilan menu smartphone.
64
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 5.13 Tampilan Start Tombol select device berguna untuk memilih bluetooth pada mesin. Ketika bluetooth terhubung maka label not connected akan berubah menjadi connected. Tombol on berguna untuk mengaktifkan kontak pada sepeda motor, dan tombol off untuk mematikan kontak. Tombol start berfungsi untuk menyalakan mesin sepeda motor, tetapi tombol start tidak akan berfungsi apabila belum menekan tombol on pada kontak. Tombol open berfungsi untuk membuka jok pada sepeda motor. 4. Tampilan Select Device
Pada halaman about menampilkan deskripsi tentang aplikasi STAMOR. Seperti gambar dibawah :
Ketika tombol select device ditekan maka akan memilih bluetooth pada mesin dan label akan menjadi connected. Seperti gambar dibawah : 6.
Gambar 5.15 Tampilan About Halaman About Application
Halaman about application akan tampil apabila user menekan dan menahan tombol menu pada smartphone. Seperti gambar dibawah :
Gambar 5.16 Tampilan About Application 4.2 Pengujian Sistem Gambar 5.14 Tampilan Select Device dan Tampilan Label 5. Halaman About
Setelah sistem selesai dibuat, maka perlu dilakukan pengujian terhadap sistem tersebut. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana sistem dapat
65
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
memenuhi kebutuhan user dan sejauh mana ketepatan eksekusi yang dilakukan oleh sistem. Pengujian sistem ini dilakukan untuk mengetahui jarak respon dari bluetooth smartphone pada bluetooth yang terpasang pada mesin. Adapun hasil dari pengujian yang dilakukan sebagai berikut : Jarak Tempuh Status Sepeda Motor Percobaan Pengiriman dengan Perintah Smartphone 1 0 Meter Masih Respon 2 3 Meter Masih Respon 3 5 Meter Masih Respon 4 10 Meter Masih Respon Tabel 5.1 Pengujian Sistem
1. Untuk kedepannya aplikasi ini diharapkan dapat dikembangkan dan bekerja bukan hanya pada andoid saja, tetapi pada platform lainnya seperti iphone, windows mobile dan platform lainnya. 2. Diharapkan sistem ini dapat dikembangkan lagi. Bukan hanya melakukan starter atau membuka jok, tetapi diharapkan dapat menambah fitur keamanan pada sepeda motor. 3. Diharapkan pada aplikasi ini dapat dikembangkan dengan memberikan fitur keamanan pada aplikasi, sehingga tidak semua orang dapat menggunakan aplikasi tersebut. 4. Diharapkan pada pembuatan aplikasi dapat dilakukan secara offline sehingga dapat melakukan pembuatan aplikasi tanpa adanya jaringan internet.
PENUTUP Setelah melakukan penelitian tentang Perancangan Sistem Starter Sepeda Motor Menggunakan Aplikasi Android Berbasis Arduino Uno serta hasil pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab – bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan serta saran yang nantinya dapat diharapkan berguna dan bermanfaat dalam penerapan aplikasi kedepannya. 6.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA Pratama, I Putu Agus Eka, 2014, Sistem informasi dan imlementasinya, Informatika, Bandung. Setiawan, Afrie, 2011, 20 Aplikasi Mikrokontroler ATMega16 menggunakan BASCOM – AVR, Andi, Yogyakarta. Safaat H, Nazruddin, 2014, Pemrograman Aplikasi Mobile Smartphonne dan Tablet PC Berbasis Android, PT Elex Media Komputindo, Bandung. Subiyantoro, Eko, Arsitektur Sistem Operasi Android, Online pada http://www.vedcmalang.com/pppptkboeml g/index.php/menuutama/teknologiinformasi/825-arsitektur-sistem-operasiandroid, diakses pada tanggal 17 Februari 2016. L. Trinanda, Belajar Mikrokontroler ATMega328, Online pada http://ymtry.blogspot.co.id/2014/02/atmega328.html , diakses pada tanggal 18 Februari 2016. Taufik, Azzi, Mikrokontroler Arduino Uno, Online pada http://dialogsimponi.blogspot.co.id/2014/1 1/normal-0-false-false-false-in-x-nonex.html, diakses pada tanggal 18 Februari 2016.
Setelah penulis menyelesaikan pembuatan aplikasi starter sepeda motor dengan aplikasi android, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi ini dapat membantu pengguna untuk melakukan perawatan mesin sepeda motor dengan melakukan pemanasan mesin tanpa harus berjalan menuju sepeda motor. 2. Sistem starter sepeda motor ini menggunakan sistem starter elektrik. 3. Perangkat akan rusak apabila terkena air. 6.2 Saran Dari beberapa kesimpulan yang telah diambil, maka penulis menyertakan saran – saran yang akan membantu untuk pengembangan aplikasi ini untuk kedepannya :
66
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Prasetya, Angga, Elektrik Seat Opener, Online pada http://aprasetyaa.blogspot.co.id/2011/05/el ektrik-seat-opener.html, diakses pada tanggal 25 Februari 2016. Jamaludin, Firman, Sistem Starter Pada Sepeda Motor, Online pada
http://firmanonetu.blogspot.co.id/2013/10/siste m-starter-pada-sepeda-motor.html, diakses pada tanggal 25 Februari 2016.
67
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
RANCANG BANGUN APLIKASI PENILAIAN INDEKS PRESTASI DOSEN STMIK BALIKPAPAN 1)
Mundzir1) Teknologi Informasi, STMIK Balikpapan, Balikpapan Email :
[email protected]
Abstrak Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK) Balikpapan sebagai sebuah perguruan tinggi yang mengkhususkan di bidang komputer, memiliki tugas penting sebagai penghasil mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan kinerja komputer dan kecanggihan teknologi informasi yang selalu ada dari waktu ke waktu dalam perkambangm zaman modern saat ini. Untuk itu perlu dukungan dari semua dukungan yang ada di dalam lingkungan perkuliahan, terutama dukungan dari para dosen yang telah melalui pendidikan cukup baik dengan kemampuan pengajaran yang tentu saja tidak bisa dibilang baru. Dengan demikian perlu adanya peniliaian untuk kemampuan dari setiap dosen tersebut agar kualitas yang dimilikinya dapat terus dimonitoring. Di setiap perguruan tinggi pada umumnya memiliki penilaian tersebut yang dikenal dengan penilaian Indeks Prestasi Dosen (IPD) sebagai nilai yang dapat menjadi patokan akan kualitas cara mengajar dosen dalam menyampaikan dan mentransfer ilmu yang ada pada dirinya kepada mahasiswa didiknya. Penilaian tersebut biasanya dilakukan secara langsung dengan menyebar kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di kampus. Penilaian ini dilakukan secara manual dengan mengisi formulir kuisioner yang telah diberikan. Dan untuk STMIK Balikpapan kegiatan tersebut tentu saja tidak dapat dilakukan secara manual karena akan tidak ada kesan sebuah sekolah tinggi komputer jikalau penilaian tersebut dilakukan dengan kuisioner manual, adanya teknologi komunikasi internet dan juga dapat terhubungannya setiap komputer yang ada di wilayah kampus maka penilaian IPD tersebut haruslah dapat dilakukan dari mana saja dan
Sebuah sistem informasi atau aplikasi, khususnya diperguruan tinggi sangat penting, dikarenakan tuntutan peningatan mutu.. STMIK Balikpapan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran menggunakan instrumen penilaian untuk mengukur kinerja dosen dengan menggunakan Indeks Prestasi Dosen. Aplikasi Indeks prestasi dosen yang dibangun ini diharapkan dapat memudahkan dan membantu Badan Penjamian Mutu Internal di STMIK Balikpapan dalam memonitoring kualitas dosen. Aplikasi ini dapat mengolah data dan memampilkan jumlah IPD dari setiap dosen serta menampilkan laporan berupa grafik hasil penilaian, antara lain kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kata kunci: Indeks Prestasi Dosen, Mahasiswa, Badan Penjaminan Mutu Internal 1. Pendahuluan Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi terutama dalam penggunaan komputer untuk mengolah data juga menjadi perhatian dari kalangan dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Berbagai program bisa dikembangkan menjadi sistem dengan seluruh prosesnya berinteraksi menggunakan komputer dan pada beberapa aplikasi dapat mempublikasikan informasi seputar perkuliahan hingga dapat mengetahui kapasitas dan kualitas sebuah perguruan tinggi dari berbagai sudut pandang.
68
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
kapan saja tanpa harus membagikan berkas kusioner pada setiap mahasiswa. Dengan memanfaatkan sebuah sistem berbasis web maka hal tesebut akan menjadi sangat mungkin dengan tentu saja hasil yang ada dapat langsung dilihat oleh dosen dan juga pimpinan sekolah tinggi.
c.
Sebagai alat penilaian kepada setiap dosen yang mengajar di STMIK Balikpapan melalui mahasiswa.
Manfaat Penelitian Memberikan kebebasan kepada setiap mahasiswa dalam menilai dosen-dosen mereka b. Membantu dosen dalam mengetahui seberapa besar tingkat kemampuan pengajaran yang telah dilakukan agar dapat peningkatan atau perbaikan pada poin-poin tertentu c. Memberikan kemudahan kepada pimpinan perguruan tinggi khususnya Badan Penjaminan Mutu Internal dalam mengawasi dosen-dosen yang mengajar. a.
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang dapat diuraikan yaitu “Bagaimana merancang dan membangun aplikasi penilaian indeks prestasi dosen di lingkungan STMIK Balikpapan“. Batasan Masalah Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka perlu adanya batasan masalah agar pembahasan menjadi lebih jelas dan lebih terarah pada fokus masalah yang telah dipilih. Batasan masalah yang dapat diberikan yaitu: a. Melakukan perancangan sistem penilaian IPD di STMIK Balikpapan b. Penilaian dilakukan oleh mahasiswa terhadap dosen-dosen di STMIK Balikpapan c. Pelaporan dari hasil penilaian hanya dapat dilihat oleh user admin yang dalam sistem ini dibedakan menjadi administrator sistem, dosen dan pimpinan perguruan tinggi.
Metode Penelitian a. Spesifikasi Perangkat Keras -
Komputer, processor Intel Core i7 RAM 4 GB
b. Spesifikasi Perangkat Lunak -
Sistem Operasi Windows 7 Macromedia Dreamweaver Database MySQL Bahasa Pemrograman : PHP
c. Teknik Pengumpulan Data -
Tujuan Penelitian Dengan rumusan dan batasan masalah yang telah dibuat maka dapat diuraikan tujuan dari perancangan sistem ini yaitu: a. Untuk mengetahui seberapa besar dosen dapat memberikan metode mengajar yang baik menurut mahasiswa, dimana seorang dosen diharapkan dapat menjadi seorang profesional dalam bidangnya. b. Sebagai alat monitoring kualitas pengajaran yang diberikan oleh dosen.
-
Studi Pustaka Melakukan studi kepustakaan untuk pengumpulan data dan informasi dari berbagai referensi melalui buku-buku dan situs internet dengan penelitian yang dilakukan. Wawancara Mengumpulkan informasi dengan cara wawancara dengan dosen dan unsur pimpinan di lingkungan STMIK Balikpapan.
Dosen Dosen adalah dan ilmuwan dengan 69
pendidik tugas
profesional utama
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
MySQL bekerja menggunakan SQL language (Structure Query Language). Itu dapat diartikan bahwa MySQL merupakan standard penggunaan database di dunia untuk pengolahan data. Pada umumnya, perintah yang paling sering digunakan dalam MySQL adalah SELECT ( mengambil ), INSERT ( menambah ), UPDATE ( mengubah ), dan DELETE ( menghapus ). Selain itu, SQL juga menyediakan perintah untuk membuat database, field, ataupun index untuk menambah atau menghapus data. MySQL bekerja menggunakan bahasa basis data atau bahasa DBMS ( DataBase Management System ). Data Language ini terbagi menjadi 2,yaitu DDL ( Data Definition Language ) dan DML ( Data Manipulation Language )
HTML Hyper Text Markup Language atau biasa disebut HTML, yaitu suatu bahasa pendiskripsian halaman yang menciptakan dokumen-dokumen hypertext atau hypermedia. HTML memasukkan kode-kode pengendali dalam sebuah dokumen pada berbagai point yang dapat dispesifikasikan, yang dapat menciptakan hubungan (Hyperlink) dengan bagian lain dari dokuen tersebut atau dengan dokumen lain yang berada di World Wide Web
2. Pembahasan
PHP
Analisa Sistem Lama
PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP (Hypertext Preprocessing) merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya, sehingga dengan adanya PHP tersebut, sebuah web akan sangat mudah dimaintenance. PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa Server Side Scripting, artinya dalam setiap/untuk menjalankan PHP, wajib dibutuhkan web server dalam menjalankannya. PHP ini bersifat open source sehingga dapat dipakai secara cuma – cuma dan mampu lintas platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux. PHP juga dibangun sebagai modul pada web server apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGl. PHP merupakan bahasa Server Side Scripting, dimana PHP selalu membutuhkan web server dalam menjalankan aksinya.
Pada sistem yang lama penilaian indeks prestasi dosen (IPD) ini dilakukan secara manual melalui penyebaran kuisioner kepada para mahasiswa yang ada di lingkungan kampus. Dengan demikian perlu kehadiran dari seluruh mahasiswa yang terdaftar di kampus dan butuh waktu dalam pengumpulan informasi dari kuisioner tersebut. Hasil dari informasi ini belum dapat diperoleh secara langsung karena akan sangat dimungkinkan jika ada mahasiswa yang belum menerima kusioner atau bahkan tidak mengumpulkan kuisioner tersebut sehingga perhitungan penilaian terhenti. Analisa Sistem Yang Baru Dengan sistem yang baru ini penilaian dapat dilakukan kapan saja oleh mahasiswa dan hasilnya pun dapat langsung diketahui. Dikarenakan proses dilakukan secara langsung setelah pengisian formulir penilaian diisi dan disimpan. Tidak perlu menunggu terkumpul dahulu semua penilaian dari setiap mahasiswa, hasilnya pun dapat langsung dilihat oleh dosen dan pimpinan perguruan tinggi., sehingga tidak ada lagi proses pembagian kuisioner yang
MySQL
70
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
membutuhkan banyak waktu, tenaga dan mungkin biaya dalam pencetakan kusioner tersebut.
kategori
Data pertanyaan
Data kategori Mahasiswa
Perancangan Sistem
Jawaban Kuisioner IPD
detai_penilaian
Pada gambar ERD di atas terdapat 7 entitas, antara lain user, dosen, mahasiswa, pertanyaan, penilaian, penilaian detail, dan kategori. Entitas tersebut saling berelasi antara satu dengan yang lainnya yaitu bahwa beberapa entitas memiliki hubungan one-to-many.
Laporan hasil Kuisioner IPD
Sistem Penilaian Indeks Prestasi Dosen
penilaian
c. ERD
Dosen
Data dosen Data mahasiswa Data ketegori pertanyaan Data pertanyaan Data user admin
Data Penilaian IPD
Gambar 3. DAD Penilaian Kuisioner
Diagram Konteks merupakan gambaran secara umum tentang bagimana sistem tersebut. Diagram pada gambar 1 menggambar sistem terdiri dari 4 user yaitu Administrator, Dosen, Mahasiswa dan Pimpinan.
Administrator
7.1 Penilaian Kuisioner IPD
Data Detail Penilaian IPD
a. Diagram Konteks
Data kuisioner IPD Laporan hasil Kuisioner IPD
pertanyaan
Mahasiswa Data kuisioner IPD
Laporan hasil Kuisioner IPD
Pimpinan
Gambar 1. Diagram Konteks b. Diagram Arus Data Gambar 4. ERD
Dengan diagram konteks mungkin belum bisa melihat proses-proses yang terjadi di dalam suatu sistem. Oleh karen itu, data flow diagram merupakan pelengkap dari perancanan sebuah sistem. Agar diketahui proses-proses apa saja yang ada di dalam sistem dan bagaiman mereka berkomunikasi. Data Penilaian IPD
Tampilan Halaman Pendataan Dosen Objek penilaian dalam sistem penilaian indeks prestasi dosen ini tentinya adalah dosen. Oleh karena itu, pendataan dosen adalah hal pertama yang harus dilakukan di dalam sistem ini. Dengan memasukkan informasi seputar dosen yang diperlukan saja oleh sistem agar nantinya dapat digunakan dalam proses penilaian indeks prestasi dosen.
penilaian
Administrator
Laporan hasil Kuisioner IPD
Pimpinan
Laporan hasil Kuisioner IPD
6.1 Pelaporan Hasil Penilaian IPD
Data Detail Penilaian IPD
detai_penilaian
Laporan hasil Kuisioner IPD
Dosen
Gambar 2. DAD Laporan Penilaian IPD
71
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 5. Halaman Pendataan Dosen Tampilan Halaman Pendataan Mahasiswa Dengan menggunakan user name dan password yang terdata dari formulir input ini maka mahasiswa memiliki hak akses ke formulir penilaian IPD.
Gambar 7. Pengisian Kuisioner Tampilan Halaman Laporan Laporan hasil penilaian dalam bentuk grafik merupakan hasil dari penilaian mahasiswa yang ditampilkan dalam bentuk detail grafik, sehingga akan terlihat mana yang perlu lebih di tingkatkan. Pihak dosen yang dinilai juga dapat melihat hasil penilaian yang di dapat dari penilaian mahasiswa.
Gambar 6. Halaman Pendataan Mahasiswa Tampilan Halaman Pengisian Kuisioner Setelah data-data yang diperlukan untuk penilaian sudah siap, maka proses pengisian kuisioner oleh mahasiswa pun dapat dilaksanakan. Proses penilaian ini dilakukan oleh mahasiswa yang sudah terdaftar. Dengan memilik tingkat penilaian yang ada dari poin 1 sampai dengan 5, sistem akan melakukan kalkulasi terhadap hasilnya dari beberapa mahasiswa yang melakukan penilaian.
Gambar 8. Hasil Penilaian Tiap Keterangan Pertanyaan
72
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 10. Kategori
Hasil
Penilaian
Keseluruhan
3. Kesimpulan 1. Dengan adanya aplikasi ini dapat membantu program studi dan Badan Penjaminan Mutu Internal dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap dosen dalam proses belajar mengajar yang terjadi 2. Dengan penerapan sistem penilaian indeks prestasi dosen melalui web ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kepekaan dosen dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajarnya. Daftar Pustaka [1]
Abdul Kadir. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. 2008 [2] Amin, M. Miftakul, Mei 2012. Pengembangan Sistem Informasi Penilaian Indeks Kinerja Dosen (IKD) Dan Karyawan (IKK) Perguruan Tinggi Darmajaya Berbasis Internet. Jurusan Sistem Informasi, Informatics & Business Institute Darmajaya. Vol. 2, No. 2 [3] Budi Raharjo. Belajar Pemrograman Web. Bandung: Modula. 2011. [4] Jogiyanto. Analisis & Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:AndiOffset. 2005. [5] Nuraeni, Yeni,April 2010, Perancangan Sistem Informasi Penjaminan Mutu Perguruan TinggiBidang Sumber Daya Manusia. Journal of Information Systems, Volume 6, Issues 1 Gambar 9. Hasil Penilaian Tiap Kategori Pertanyaan 73
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DI STMIK BALIKPAPAN BALIKPAPAN BERBASIS WEBSITE M. NURFALAH SETIAWAN Teknik Informatika STMIK Balikpapan Jl AMD Manunggal No 9 Balikpapan Email :
[email protected] keberhasilan dari keseluruhan program pemilihan karyawan teladan terletak pada ketepatan dalam memilih karyawan yang bersangkutan. Proses pemilihan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan, karena pemilihan yang tepat akan dapat membantu perusahaan atau instansi dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Banyaknya pilihan calon karyawan teladan yang dicalonkan sehingga membuat para penilai kebingungan apabila dalam calon karyawan teladan ini memiliki beberapa nilai yang memiliki hasil nilai terdekat atau mendekati hasil kesamaan. Walaupun hasil dari penilaian ini memiliki beberapa tahapan, tidak luput dari kemungkinan pada calon karyawan teladan ini memiliki masalah nilai terdekat atau mendekati kesamaan. Dengan Sistem Pendukung Keputusan, seorang manajer atau pimpinan dapat dengan mudah mendapatkan suatu keputusan yang dibutuhkan. Sistem Pengukung Keputusan Pemilihan Peagawai Teladan STMIK Balikpapan menggunakan metode AHP ini dapat dijadikan sebuah sistem yang memberikan hasil pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah yang didalamnya memiilki nilai terdekat atau hampir memiliki struktur kesamaan dan menimbulkan factor kebingungan dalam pemilihan karyawan teladan di STMIK Balikpapan karena banyaknya karyawan yang dicalonkan. Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode dalam proses pengambilan keputusan dengan peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan menggunakan hierarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Oleh karena itu,
Abstrak Pemilihan karyawan teladan merupakan salah satu kegiatan yang terdapat dalam beberapa perusahaan. Seseorang yang akan menjadi karyawan teladan pada perusahaan pada dasarnya memiliki tahapan proses yang harus dilewati dan dalam rangkaian proses tersebut memerlukan waktu yang cukup panjang dan rumit dalam memilih calon karyawan teladan yang akan dinyatakan sebagai karyawan teladan Dengan berbagai segi penilaian yang dimiliki penguji yang bertugas untuk menilai layak ataupun tidak layak terkadang mengalami kendala yang kompleks. Dalam tugas akhir ini akan dibuat suatu sistem yang nantinya diharapkan dapat membantu masalah-masalah tersebut diatas. Dengan menerapkan metode AHP (Analytical Hierarchy Process), metode yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya. Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, penilaian karyawan teladan, AHP, STMIK Balikpapan 1. Pendahuluan Kegiatan pemilihan karyawan teladan dalam fungsi kekaryawanan, dimulai setelah organisasi melaksanakan kegiatan penarikan dan seleksi, yaitu pada saat seorang karyawan yang dinyatakan sebagai Karyawan teladan dan dilihat dari segi kinerja karyawan tersebut selama ini. Namun ternyata permasalahannya tidak sesederhana itu, karena justru 74
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
metode AHP digunakan dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan di STMIK Balikpapan. 2. Analisis Sistem Untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi oleh STMIK Balikpapan, maka sistem yang dibangun adalah menggunakan Analytical Hierarchy process (AHP) untuk pengambilan keputusan. Yaitu salah satu teknik pengambilan keputusan / optimasi multikriteria yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan halhal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem. (Saaty, 2001) Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis-inputannya. Dalam presentasi sistem ini nantinya akan dibawakan beberapa kriteria pemilihan antara lain : absensi, masa kerja, kinerja, kepribadian. Data yang akan dibawakan tidak lain ialah merupakan sebuah data simulasi dan bersifat temporary. Sistem ini akan memberikan pertimbangan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada, yang kemudian dapat diambil sebagai suatu keputusan. Penentuan suatu alternatif terbaik diperoleh dari suatu proses perhitungan sistematis di dalam metode AHP yang meliputi proses pembobotan dari suatu proses perhitungan sistematis di dalam metode AHP yang meliputi proses pembobotan pada kuisioner (perbandingan opsi), perhitungan priority weight sebagai pemberi nilai prioritas lokal, perhitungan consistency ratio (CR) sebagai indikator apakah proses kuisioner (pembobotan) dapat diterima atau ditolak sehingga proses kuisioner harus diulang.
Pada satu tingatan (Level), proses akan berakhir pada perhitungan nilai prioritas lokal. Bila semua opsi (di setiap level) pada hirarki telah diperoleh nilai prioritas lokalnya, proses dilanjutkan pada tahapan metode AHP, yakni perhitungan prioritas global dari setiap alternatif dipandang dari atributnya (parent atribut) yang bersesuaian dengan melibatkan nilai prioritas lokal dari alternatif maupun atribut. Prioritas global dari setiap alternatif inilah yang nantinya digunakan sebagai landasan penentuan alternatif terbaik. Dimana alternatif inilah yang nantinya digunakan sebagai landasan penentuan alternatif terbaik. Dimana alternatif dengan nilai prioritas global terbesar diasumsikan sebagai alternatif terbaik yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari perancangan sistem ini adalah untuk menangani proses pemilihan karyawan Rumah Sakit Restu Ibu di Balikpapan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan memberikan solusi keputusan kepada user.
Gambar 1. Hirarki Keputusan Gambar di atas menerangkan hirarki permasalahan dan telah ditentukannya kriteria dan alternatif dan untuk pencapaian hasil dari permasalahan adalah karyawan 1 atau karyawan 2 atau juga karyawan 3 yang berhasil dalam pengambilan keputusan untuk diangkat sebagai karyawan teladan. Perbandingan antara elemen kriteria dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level diatasnya. Pembagian pertama dilakukan untuk elemen-elemen pada level kriteria dengan memperhatikan level diatasnya yaitu goal atau tujuan utama permasalahan. Pada 75
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
level dua terdiri dari absensi, masa kerja, kinerja, kepribadian, Pembandingan dilakukan dengan menggunakan skala 1-9 dan memenuhi aksioma - aksioma pada metode AHP.
Salah satu fungsi utama yang terdapat pada sistem pendukung keputusan pemilihan karyawan teladan di STMIK Balikpapan yaitu penilaian dalam bentuk matriks pair wise. Yang mana user dihadapkan langsung pada user interface pembobotan alternatif untuk keseluruh kriteria dan akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil prioritas rangking global.
Tabel 1. Matriks Faktor Pembobotan Hirarki Untuk semua Kriteria Selanjutnya unsur-unsur pada tiap kolom dibagi dengan jumlah kolom yang bersangkutan, yang akan diperoleh bobot relatif yang dinormalkan. Perhitungan kemudian diselesaikan sehingga dapat diimplementasikan kedalam sistem.
Gambar 3. Karyawan
Prioritas
Global
Rangking
4. Kesimpulan Berdasarkan pada uraian pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
3. Implementasi Halaman utama dapat diakses setelah pengguna berhasil melewati halaman portal sebelumnya. Pada halaman ini terdapat menu navigasi terdiri dari Beranda (halaman kepala), About ( halaman tentang program guna sebagai petunjuk kepada user akan tidak memahaminya apa itu sistem pendukung keputusan dan menjelaskan program ini bekerja dengan pendekatan metode analytical hierarchy process (AHP) dan penjelasan), system penilaian ( merupakan navigasi antarmuka program dan terdapat halaman Arsip dan halaman Logout).
A. Telah dibangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Teladan Berbasis Website Di STMIK Balikpapan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) B. Sistem ini mengadopsi fasilitas Content Management System (CMS) sehingga user dapat menentukan kriteria yang ingin digunakan. C. Sistem yang sangat sederhana dan mudah untuk digunakan pada penentuan kriteria apa saja yang akan diterapkan. Sistem ini diharapkan dapat digunakan sebagai fungsi back-up (bantuan) pada organisasi atau departement mana saja yang dapat membantu pengambilan keputusan dalam memilih karyawan teladan. Pembuatan aplikasi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk mencapai kesempurnaan aplikasi tersebut.
Gambar 2. Halaman Utama & Input Kriteria
76
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
5. Daftar Pustaka [1] Kusrini, 2007, Konsep & Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Penerbit Andi, Yogyakarta. [2] Latifah, Siti, 2005, Prinsip-prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process, Penerbit Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. [3] Kadir, Abdul, 2002, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta. [4] Hartono, Jogiyanto, 2001, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta. [5] Amborowati, Armadyah, 2008. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja Studi kasus pada STMIK AMIKOM Yogya-karta. E-Jumal. Jogjakarta. [6] Saaty, T.L.1988. Multicriteria Decision Making The Analytic Hierarchy Process. University of Pittsburgh, RWS Publication, Pittsburgh [7] Siti Lathifah. 2008. “Prinsip prinsip dasar Analitycal Hierarchy Process‖. [8] Thomas L Saaty. Int J Services Sciences. 2008. “Decision Making with the analytic hierarchy process‖ Vol 1, No. 1
77
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU DENGAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY (Studi Kasus Pada Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kutai Barat) Supriyanto Staff Pengajar Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Sendawar Email :
[email protected]
Kabupaten melakukan investigasi dan mengumpulkan barang bukti, Panwaslu Kabupaten Kutai Barat baru bisa menentukan apakah jenis pelangaran tersebut masuk dalam pelanggaran administrasi, Pelanggaran Pidana atau Kode Etik, selanjutnya berkas dikembalikan lagi ke admin untuk dimasukan kedalam sistem, agar sewaktu-waktu Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan masyarakat umum dapat dengan mudah dalam mengetahui pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi hanya dengan cara mengakses melalui Handpone dengan cara sms. Aplikasi ini mempunyai tiga tab menu utama yaitu tab menu SMS Server, Pengumuman Umum dan Pengumuman Pelanggaran. Hasil dari perancangan ini dapat digunakan sebagai acuan yang terstruktur untuk pembuatan program dan uji coba pengembangan sistem informasi penanganan pelanggaran melalui SMS Gateway di Panwaslu Kabupaten Kutai Barat.
Abstrak Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin memudahkan Pengawasan baik di Tngkat Kabupaten, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan serta masyarakat secara umum. Salah satunya dengan cara mengembangkan Sistem Informasi Penanganan Pelanggaran Pemilu Dengan Menggunakan SMS Gateway yang sangat mungkin untuk diterapkan di Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kutai Barat. Sistem Iinformasi melalui SMS Gateway diharapkan dapat mengoptimalkan sistem pendistribusian informasi yang sedang berjalan di Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Kutai Barat, Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan serta masyarakat untuk mengetahui semua kegiatan yang ada di Panwaslu Kabupaten Kutai Barat. Pada penelitian ini dihasilkan sebuah rancangan Aplikasi sistem informasi penanganan Pelanggaran yang di lakukan oleh Panwaslu Kabupaten Kutai Barat dengan menggunakan SMS Gateway berbasis web dengan menggunakan CodeIgniter dan Gammu. Perancangan dimulai dengan dengan melakukan identifikasi kebutuhan sistem. Hasil dari perancangan Sistem Informasi Penanganan Pelanggaran selanjutnya memberikan Bimbingan Teknis dan sosialisasi ke masyarakat umum tentang cara pelaporan pelanggaran, No SMS senter diberikan kepada Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan, setelah Panwaslu Kabupaten Kutai Barat menerima laporan pelanggaran selanjutnya Panwaslu
Kata kunci : Sistem Informasi, SMS Gateway, CodeIgneter, dan Gammu Pendahuluan Perkembangan dunia saat ini sangat di pengaruhi oleh Perkembangan teknologi Informasi. Teknologi informasi ini memungkinkan terjadinya perpindahan data informasi dengan sangat cepat. Perkembangan ini mau tidak mau harus di ikuti oleh setiap individu maupun instansi yang tidak ingin ketinggalan dalam perkembangan dunia teknologi informasi. Hampir semua sektor kehidupan saat ini memanfaatkan 78
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
teknologi informasi untuk mendukung pekerjaan operasional supaya menjadi lebih baik. Dunia politik juga tidak mau ketinggalan mengikuti perubahan dan perkembangan teknologi informasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan politik yang ada di Indonesia dan meningkatkan kepuasan kepada masyarakat. Terutama adalah kecurangan-kecurangan di dalam pemilu sehingga menimbulkan pelanggaran-pelanggaran pemilu, masyarakat ingin segera mengetahui kasus-kasus yang bisa diakses oleh masyarakat ataupun lewat SMS. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara adalah puncak dari seluruh kegiatan tahapan pemilu, disinilah suara pemilih akan ditentukan, nasib partai dan calon juga akan ditentukan. Sementara bagi KPU dan jajarannya, hari itu menjadi puncak dari seluruh konsentrasi dan kegiatan yang telah disiapkan dan dilaksanakan selama ini sebagai pelaksana pemilu. Sedangkan bagi Bawaslu hari itu menjadi hari yang semua pihak (terutama peserta pemilu dan calon-calonnya) akan menanti yang akan dilakukan oleh Bawaslu dan jajarannya dalam memerankan tugas kepengawasanya, termasuk jika dalam prakteknya mendapati pelanggaran dan kecurangan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatanpemungutan dan penghitungan suara. Terlebih lagi terhadap pihak yang kalah, berbagai hal yang terjadi dapat saja menjadi pemicu ketidakpuasan untuk mengadu dan melaporkan ke pengawas pemilu. Bahkan sangat mungkin juga terhadap hal-hal yang diperbuat oleh mereka, Bawaslu akan dilibatkan untuk hal-hal yang diharapkan dapat mengubah hasil yang telah ditentukan (Bawaslu RI, 2014:3). Penyaluran informasi dari pihak Panwaslu ke masyarakat umum dapat dilakukan dengan memanfaatkan website untuk media penyampaian informasi atau pun dengan melalui SMS Gateway. Dari
hasil survei yang dilakukan, ternyata orang/masyarakat lebih menyukai apabila informasi penanganan pelangggaran yang berbasis pada pemanfaatan teknologi disalurkan melalui Short Message Service (SMS) atau menggunakan website, hal ini dikarenakan mereka tidak memilki banyak waktu untuk mengakses website disaat sela pekerjaan harian mereka (Ervasti, Isomursu & Kinnula, 2009). Short Message Service (SMS) adalah salah satu layanan jaringan GSM untuk menyampaikan data. Layanan ini memungkinkan pengguna mengirimkan dan menerima plaintext dari dan keperangkat telepon bergerak. Layanan ini relatif murah dengan penyampaian pesan yang reliable.(Chong, 2006). Short Message Service (SMS)merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric dan merupakan feature wajib pada sebuah handphone (Rosidi, 2009:1). Sedangkan SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan untuk mendistribusikan pesan-pesan yang di generate lewat Sistem Informasi melalui media SMS yang ditangani oleh jaringan seluler (Triyono, 2010). Secara umum SMS Gateway adalah sebuah sistem yang dipergunakan untuk memudahkan seseorang atau suatu organisasi untuk dapat mengirimkan pesan SMS yang sama dalam waktu yang bersamaan pada banyak orang. Saat ini sudah banyak sekali Perusahaan-perusahan maupun instansiinstansi yang memanfaatkan aplikasi dari teknologi informasi ini,Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, juga pernah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan SMS Gateway untuk pengembangan Sistem Informasi 79
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
monitoring tugas akhir (Ibrahim, 2011) serta penginformasian ruang ujian dan jadwal ulangan serta perubahannya (Ahmad, Sarlan, et.all, 2010). Terutama aplikasi yang berbasis website, demikian juga dengan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Kutai Barat, yang mempunyai Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan yang tersebar di 21 Kecamatan di Kutai Barat. Belum lagi Panitia Pengawas Lapangan yang ada di 238 Kampung yang ada di wilayah Kabupaten Kutai Barat serta masyarakat Kutai Barat yang ingin sekali mengetahui tentang pelanggaran-pelanggaran apa saja yang terjadi selama pemilu dan sejauh mana penanganan pelanggaran tersebut bisa di ketahui dan di akses oleh masyarakat terutama masyarakat yang ada di Kutai Barat. Pengembangan Sistem Informasi distribusi informasi Penanganan pelanggaran pemilu melalui SMS Gateway diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala distribusi informasi tentang status penanganan pelanggaran yang sedang berjalan serta memberi kemudahan juga bagi masyarakat untuk dapat mengakses kembali informasi, jika terjadi kondisi dimana informasi yang pernah didistribusikan Panwaslu hilang dikarenakan ketidaksengajaan dalam penghapusan pesan. Untuk mendapatkan informasi Panwaslu tentang penanganan pelanggaran pemilu kembali, masyarakat dapat mengirimkan SMS dengan format SMS yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sistem SMS Gateway dari pihak Panwaslu akan membalas SMS masyarakat sesuai dengan request informasi yang diperlukan (Wahidin, 2010:153). Pengembangan Sistem Informasi distribusi informasi penanganan pelanggaran pemilu melalui SMS Gateway di Panwaslu Kabupaten Kutai Barat Baik I dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan sendiri aplikasi SMS Gateway tanpa terikat dengan salah satu jasa dari provider manapun, sehingga pihak Panwaslu dapat lebih fleksibel mengelola informasi yang akan didistribusikan (Sidek, 2010) dan pembiayaan dalam pendistribusian informasi (Rosidi, 2009:8-10). Pembangunanaplikasi SMS Gateway ini mungkin untuk dilakukan oleh pihak Panwaslu sendiri mengingat saat ini banyak sumber pengetahuan untuk pembuatan aplikasi SMS Gateway, yakni dari buku-buku bacaan maupun sumbersumber informasi yang berasal dari internet. Aplikasi website saat ini sangat berkembang sekali, ada banyak sekali aplikasi website, diantaranya adalah codeigniter PHP Framework dan Gammu SMS Gateway. Dan aplikasi ini kita coba gabungkan menjadi satu aplikasi yang utuh disebut SMS Gateway berbasis website. SMS ini memungkinkan kita untuk mengirimkan ke banyak penerima sekaligus. Selain itu kita juga bisa mengolah database Phonebook dan juga database SMS. Tinjauan Pustaka Informasi adalah data yang telah terorganisir sehingga data memiliki makna dan nilai bagi penerima (Rainer & Cegielski, 2011:10). Sama dengan definisi informasi yang dikemukakan oleh Laudon & Laudon (2012:15) yakni, informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam format yang memiliki arti bagi manusia. Informasi memiliki arti bagi pemakainya. Suatu pengolahan informasi menyediakan informasi dalam bentuk lisan maupun tertulis. Informasi berasal dari sumber-sumber internal maupun lingkungan dan digunakan dalam mambuat keputusan untuk memecahkan masalah.
80
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 1 Data dan Informasi (Kenneth C. Laudon & Jane P. Laudon, 2012:16) Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan teknologi layanan komunikasi bergerak, yang dipakai di banyak negara. Jaringan GSM pada awalnya didesain untuk komunikasi voice. Seiring dengan peningkatan penggunaan layanan komunikasi bergerak ini, orang mulai menggunakan telepon bergerak mereka untuk mentransmisikan data (Chong, 2006). Short Message Service – Point to Point (SMS-PP) didefinisikan dalam rekomendasi GSM 03.40. GSM 03.41 mendefinisikan Short Message Service – Cell Broadcast (SMS-CB) yang membuat pesan-pesan (iklan, informasi publik, dan lain-lain) dapat disiarkan ke seluruh pengguna peralatan mobile dalam suatu area geografis tertentu. Pesan dikirim ke
sebuah Short Message Service Centre (SMSC) yang menyediakan layanan mekanisme bertipe store-and-forward. Layanan tersebut bertujuan untuk mengirim pesan ke alamat tujuan. Bila penerima berada diluar jangkauan jaringan, SMSC akan memasukkan pesan kedalam antrian. Beberapa SMSC juga menyediakan pilihan “forward and forget‖ dimana transmisi hanya dilakukan sekali saja. Pengiriman pesan dikategorikan sebagai best effort (usaha terbaik), jadi tidak ada jaminan bahwa pesan akan terkirim ke penerima, jeda waktu, atau hilangnya pesan, khususnya pada pengiriman antar delivery report (laporan pengiriman), yang dapat menyediakan konfirmasi bila pesan telah sampai kepada tujuan.
Gambar 2 Arsitektur GSM Dimana Terdapat SMS (Gwenael Le Bodic, 2003:40) 81
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Di bawah ini adalah penjelasan arsitektur GSM : a. Short Message Entity Elemen yang dapat mengirim dan menerima pesan-pesan dimanakan Short Message Entities (SME). Sebuah SME berupa aplikasi software pada perangkat mobile gengam akan tetapi bisa juga berada pada perangkat facsimile, perangkat telex, remote internet server, dan sebagainya. Sebuah SME dapat berupa server yang terkoneksi dengan SMS Center secara langsung atau melalui gateway. Untuk pertukaran pesan pendek, SME yang mengatur pengiriman pesan dikenal sebagai originator SME, dan SME yang menerima pesan dikenal sebagai reciptent SME. b. Service Center Service center (SC) atau SMS center (SMSC) memegang peranan penting dalam arsitektur SMS. Fungsi utama dari SMSC adalah menyampaikan pesan diantara SME, dan menyimpan serta mem-forwardkan pesan (menyimpan pesan jika recipient SMS tidak terjangkau atau not aviable). SMSC diintegrasikan sebagai bagian dari jaringan mobile atau independent network entity. SMSC dapat berlokasi diluar dari jaringan dan dikelola oleh pihak diluar oraganisasi. Secara teori, satu
c.
SMSC dapat mengatur SMS untuk beberapa operator jaringan telepon. Akan tetapi pada kenyataannya SMSC biasanya didedikasikan untuk mengelola operasional SMS dari satu jaringan operator seluler. Operatoroperator jaringan biasanya memiliki perjanjian kerjasama yang berisi mengenai pertukaran pesan antar jaringan. Hal ini berarti sebuah pesan yang dikirim dari SME ke jaringan A dapat diterima SME lainnya milik jaringan B. Kemampuan untuk saling melakukan pertukaran pesan walaupun mereka tidak terdaftar pada jaringan yang sama dan kadangkala berada pada lokasi negara yang berbeda merupakan satu keunggulan nyata yang membuat SMS sangat diminati dan sukses. Email Gateway E-mail Gateway berfungsi sebagai penghubung antara e-mail ke SMS dengan menghubungkan antara SMSC dengan internet. Dengan Email Gateway, pesan dapat dikirim dari SME ke internet host dan begitu juga sebaliknya. Peranan penting Email Gateway adalah mengubah format pesan SMS ( dari SMS ke dalam e-mail, begitu pula sebaliknya) dan untuk mengirimkan pesan antara SMS dan domain internet (Bodic, 2003:41-69).
Gambar 3 Pentransferan Pesan antara Dua SME (Gwenael Le Bodic, 2003:47)
82
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 4 Proses Transfer Pesan (Gwenael Le Bodic, 2003:47) Metode Penelitian Analisis Kebutuhan Masalah yang dihadapi dalam membangun aplikasi ini adalah bagaimana aplikasi yang dibangun dapat memberikan kemudahan seseorang dalam melakukan komunikasi baik menggunakan SMS ataupun E-mail dimanapun dan kapanpun, dengan mudah dan biaya yang murah. Ruang lingkup dari permasalah yang dibahas dam penjelasan diatas menjelaskan suatu pemanfaatan dan perancangan dalam membangun aplikasi ini yaitu notifikasi layanan pengiriman email masuk berbasis sms gateway aplikasi menggunakan konsep pelayanan pengiriman e-mail to sms dan pengiriman sms to e-mail secara otomatis ke telepon seluler dan pengiriman e-mail secara otomatis ke handphone via SMS ke client (pengguna).
Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian terapan. Penelitian terapan ialah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Dan hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan terhadap masyarakat Kutai Barat agar mudah untuk mengetahui status pelaporan. Dilihat dari segi tujuannya, penelitian terapan berkepentingan dengan penemuanpenemuan yang berkenan dengan aplikasi dan sesuatu konsep-konsep teoristis tertentu. Hasil dan Pembahasan Hirarki Aplikasi Login
SMS Server
Pengumuman Umum
Inbox
Acara
Outbox
Himbauan Gambar 5 Diagram Hirarki Aplikasi
Pada rancangan diagram hirarki aplikasi di atas (Gambar 5), administrator harus mengisikan username dan password nya terlebih dahulu untuk dapat
Pengumuman Status Pelanggaran Administrasi Pidana Kode Etik
masuk ke dalam aplikasi. Username dan password diisikan pada text box yang tersedia pada form login. Apabila login yang dilakukan administrator dinyatakan 83
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
valid, maka sistem akan menampilkan tampilan halaman utama aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat. Dimana pada tampilan ini, terdapat berbagai pilihan pengelolaan, yakni pengelolaan SMS Server, Pengelolaan Pengumuman Umum dan Pengelolaan Pengumuman Status Pelanggaran. Menumenu pengelolaan tersebut ditampilkan dalam bentuk horizontal tab bar dan dimana setiap tab menu utama terdiri dari sub-sub tab menu. Tab menu Pengelolaan SMS Server terdiri atas sub tab menu Inbox dan Outbox, digunakan untuk pengelolaan pesan masuk dan pesan keluar. Tab menu Pengelolaan Pengumuman Umum terdiri atas sub tab menu Acara dan Himbauan, digunakan untuk pengelolaan pengumuman umum berdasarkan tipe pengumuman masingmasing. Sedangkan tab menu Pengelolaan Pengumuman Status Penanganan Pelanggaran terdiri atas sub tab menu Admnistrasi, Pidana dan Kode Etik, yang digunakan untuk pengelolaan pengumuman. Tab menu Pengelolaan SMS Server terdiri atas sub tab menu Inbox dan Outbox, digunakan untuk pengelolaan pesan masuk dan pesan keluar. Tab menu Pengelolaan
Pengumuman Umum terdiri atas sub tab menu Acara dan Himbauan, digunakan untuk pengelolaan pengumuman umum berdasarkan tipe pengumuman masingmasing. Sedangkan tab menu Pengelolaan Pengumuman Status Penanganan Pelanggaran terdiri atas sub tab menu Admnistrasi, Pidana dan Kode Etik, yang digunakan untuk pengelolaan pengumuman. 1. Perancangan Form Login dan Halaman Utama Pada saat administrator menjalankan aplikasi, sistem akan menampilkan form login dan menunggu penginputan username dan password yang valid, apabila login telah berhasil dilakukan maka sistem secara otomatis akan menampilkan halaman utama aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat. Adapun bentuk tampilan dari form login dan tampilan halaman utama aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat adalah sebagai berikut : Form Login Berikut adalah rancangan tampilan form login yang akan muncul pertama kali pada saat aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat dijalankan:
Gambar 6 Rancangan Tampilan Tampilan Form Login Login adalah aktivitas awal yang
dilakukan oleh administrator untuk masuk 84
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
kedalam sistem. Adminstrator melakukan input username dan password pada text box yang tersedia pada form login. Setelah itu, administrator menekan tombol login sehingga sistem dapat memulai mengotentifikasi administrator sebagai yang berhak mengakses aplikasi atau tidak. Jika tidak maka sistem akan memunculkan kembali tampilan layar form login yang disertai dengan pesan kesalahan pengisian username dan password.
2. Tampilan Halaman Utama Aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat Pada saat sistem administrator telah berhasil melakukan login, maka sistem akan memunculkan tampilan halaman utama aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat. Adapun rancangan tampilan halaman utama aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat adalah sebagai berikut :
Gambar 7 Rancangan Tampilan Halaman Utama Aplikasi SMS Gateway Gambar 7 adalah rancangan halaman utama aplikasi SMS Gateway Panwaslu Kabupaten Kutai Barat yang dimana pada halaman utama terdapat pilihan tiga tab menu yaitu tab menu SMS Server, tab menu Pengelolaan Pengumuman Umum dan tab menu Pengelolan Pengumuman Penanganan Pelanggaran. Apabila administrator ingin keluar dari aplikasi, administrator dapat melakukan nya dengan cara mengklik tombol close yang berada di pojok kanan atas jendela aplikasi. Tab menu SMS Server terdiri dari dua sub tab menu yakni Inbox dan
Outbox. Tab menu Pengelolaan Pengumuman Umum terdiri dari sub tab menu Acara dan Himbauan. Tab menu Pengelolaan Pengumuman Penanganan Pelanggaran terdiri dari sub tab menu Administrasi, Pidana dan Kode Etik. Pada saat aplikasi dijalankan maka koneksi dengan terminal server secara otomatis tersambung. Dengan adanya pengaturan ini, maka pada saat administrator masuk ke halaman utama aplikasi, administrator sudah dapat melihat langsung pesan-pesan request pengumuan yang masuk ke sistem pada sub tab menu Inbox.
3. Aplikasi Perancangan Tab Menu SMS Server
Tab menu SMS Server terdiri dari dua sub tab menu yaitu Inbox dan Outbox 85
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
yang digunakan untuk pengelolaan SMS yang masuk ke sistem dan SMS yang dikirim melalui sistem. Daftar dan pengelolaan SMS yang masuk ke sistem terdapat pada sub tab menu Inbox. Daftar dan pengelolaan SMS yang dikirim melalui sistem terdapat pada sub tab menu Outbox. SMS yang masuk ke sistem berupa request pengumuman dengan format penulisan SMS request yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan SMS yang dikirim melalui sistem adalah SMS yang berupa hasil request pengumuman dan SMS broadcast yang dikirim administrator ke masyarakat sehubungan dengan pengumuman dari status Penanganan Pelanggaran. Perancangan Sub Tab Menu Inbox
saat area tabel yang disediakan tidak cukup untuk menampilkan keseluruhan field pada tabel dan data pesan yang masuk ke sistem. Tombol F5-Refresh berfungsi untuk me-refresh tampilan data pada tabel dan untuk melakukan penyaringan data pesan yang masuk ke dalam sistem sesuai dengan jangkauan tanggal entri dan status pesan masuk. Tanggal entri adalah tanggal saat pesan masuk kedalam sistem. Administrator dapat melakukan penyaringan data pesan masuk dengan cara memilih jangkauan tanggal entri yang dapat dipilih melalui date time picker tanggal Entri, kemudian status pesan masuk yang terdapat pada pilihan combo box, atau dengan mengkombinasikan kedua nya. Setelah melakukan spesifikasi pencarian maka administrator dapat mengklik tombol F5Refresh untuk me-refresh tampilan data pesan masuk pada tabel inbox supaya sesuai dengan spesifikasi pencarian. Adapun rancangan tampilan dari yang berhubungan dengan sub tab menu Inbox adalah sebagai berikut:
Gambar 8 Rancangan Tampilan Sub Tab Menu Inbox Sub tab menu Inbox menampilkan tabel yang berisi SMS request pengumuman yang masuk ke sistem. Setiap pesan baru yang masuk ke sistem akan mendapatkan identitas pesan masuk yang dapat kita lihat pada field kode dan akan diletakkan pada posisi teratas dari baris tabel. Scroll Bar Up-Down dan Scroll Bar Right-Left akan muncul pada
Gambar 9 Rancangan Tampilan Pilihan Tanggal Entry Awal pada sub tab menu
86
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 10 Rancangan Tampilan Pilihan Status
Gambar 11 Rancangan Tampilan Form Konfirmasi Pengumuman Acara Panwaslu Kubar
Pesan Masuk pada Sub Tab Menu Inbox 4. Perancangan Tab Menu Pengelolaan Pengumuman
untuk
b. Perancangan Tab Menu Pengumuman Penanganan Pelanggaran Pada tab menu Pengumuman Pengumuman penanganan Pelanggaran, administrator dapat melakukan pengelolaan pengumuman Penanganan Pelanggaran dengan cara menambah, mencari, menghapus dan mengirim pengumuman yang berisi informasi mengenai status penanganan pelanggaran ke masyarakattugas harian kelas dan seluruh pengawas pemilu di setiap tingkatan. Tampilan Sub Menu Pelanggaran Administrasi
Pengelolaan pengumuman pada sistem terbagi menjadi dua bentuk pengelolaan yakni pengelolaan pengumuman umum dan pengumuman penanganan pelanggaran. Dalam perancangan, pengelolaan pengumuman umum dilakukan di tab menu Pengumuman Umum, sedangan untuk pengelolaan pengumuman penanganan pelanggaran dilakukan di tab menu Pengumuman penanganan pelanggaran. Tab menu Pengumuman Umum terdiri atas sub tab menu Acara dan Himbauan. Tab menu Pengumuman terdiri atas sub tab menu Administrasi, Pidana, dan Kode Etik. a. Perancangan Tab Menu Pengumuman Umum Pada tab menu Pengumuman Umum, administrator dapat melakukan pengelolaan pengumuman umum Panwaslu Kabupaten Kutai Barat dengan cara menambah, mencari, menghapus dan mengirim pengumuman umum sekolah ke masyarakat dan anggota Panwaslu se Kabupaten Kutai Barat.
Gambar 12 Rancangan Tampilan Pilihan status pelanggaran dari Combo Box status pelanggaran
Tampilan Sub Menu Acara
87
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 14 Tampilan SMS Pengumuman Panwaslu Kubar ke Panwascam Se Kubar b. Broadcast
SMS
Pengumuman
Penanganan Pelanggaran
Gambar 13 Rancangan Tampilan Form Konfirmasi Penanganan Pelanggaran 5.Layanan SMS Pendistribusian informasi Panwaslu Kabupaten Kutai Barat melalui SMS Gateway memudahkan Panwaslu untuk menyampaikan berbagai informasi penting mengenai kegiatan yang di lakukan oleh Panwasu Kabupaten Kutai Barat kepada Panwaslu Kecamatan dan Panwaslu Pemilu Lapangan serta Masyarakat pada umumnya, baik dengan cara broadcast SMS atau sistem membalas secara otomatis (Auto Replay) SMS request pengumuman dari masyarakat. Broadcast SMS Broadcast SMS adalah layanan SMS Panwaslu Kabupaten Kutai Barat, dimana dengan layanan ini administrator dapat melakukan pengiriman pesan pengumuman umum atau pesan pengumuman penanganan pelanggaran ke banyak nomor sekaligus. Pengiriman pesan yang dilakukan ditujukan ke nomor-nomor handphone panwaslu kecamatan atau pengawas pemilu lapangan serta masyarakat yang terdaftar pada tabel di database. a. Broadcast SMS Pengumuman Umum
Gambar 15 Tampilan SMS Pengumuman Pelanggaran Administrasi di Handphone Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan ataupun masyarakat Auto Replay SMS request pengumuman Auto Replay SMS adalah layanan SMS Panwaslu Kabupaten Kutai Barat, dimana sistem akan membalas SMS request pengumuman umum atau Pengumuman Pelanggaran yang dikirim Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan ataupun masyarakat. Kesimpulan Dari hasil dan Pembahasan penelitian ini dapat di ambil beberapa kesimpulan: a. Dihasilkan sebuah rancangan Aplikasi sistem informasi penanganan Pelanggaran Panwaslu Kabupaten Kutai Barat menggunakan SMS Gateway berbasis web dengan menggunakan Codeigneter dan Gammu. 88
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
b. Memberikan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi dan cara pelaporan pelanggaran kepada Masyarakat umum untuk melaporkan setiap pelanggaran yang terjadi di wilayah Kabupaten Kutai Barat. c. Memberikan no SMS senter Panwaslu Kabupaten Kutai Barat kepada Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan masyarakat Kutai Barat. d. Selanjutnya Panwaslu Kabupaten Kutai Barat melakukan Investigasi dan pengumpulan barang bukti diteruskan dengan melakukan Kajian oleh Tiga orang Komisioner Panwaslu Kabupaten Kutai Barat. e. Komisioner Panwaslu Kabupaten Kutai Barat memutuskan jenis pelanggaran apa yang terjadi dari laporan Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan atau masyarakat umum apakah termasuk Pelanggaran Administrasi, Pelanggaran Pidana atau Pelanggaran Kode Etik . f. Selanjutnya Komisioner Panwaslu Kabupaten Kutai Barat memberikan hasil Kajian ke Admin untuk di masukan ke dalam sistem agar sewaktu-waktu Panwaslu Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapangan dan Masyarakat bisa mengakses melalui Handpone dengan cara SMS.
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta. Goel, Utkarsh, Kanika Shah, and Mohammed Abdul Qadeer. (2011)"The Personal SMS Gateway."International Conference Communication Software and Network (ICCSN). IEEE. Ibrahim, Ali. (2011), "Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Tugas Akhir Berbasis Short Message Service (SMS) Gateway di Fasilkom Unsri". Fasilkom Unsri. Kasman Dharma Akhmad. (2014) “Membangun Aplikasi Sistem SMS Quick Count dengan PHP, Kresnamedia Khang, B. (2002)Trik pemrograman aplikasi berbasis SMS. Jakarta: Elex Media Komputindo. Laudon, K. C., & Laudon, J. P. , (2012)Management Information System Managing The Digital Firm, Prentice Hall, United States of America. LiuYi, and Cheng Ping-guang. (2010) "Disain and Implementation of School Management Service System."International Conferance Computer and Automation Engineering (ICCAE). IEEE. Mohammad, M.A., and A. Norhayati. (2003) "A Short Message Service for Campus Wide Information Delivery". National Conferance Publication . Malaysia: IEEE. Nor, Norfizah Mat, Muriati Mukhtar, and Yazrina Yahya. (2011) "User Satisfaction of the mySMS Service: A Value."International Conference on Electrical Engineering and Informatics. Bandung: IEEE. Paulus, Khrisbianto, and Erwin Budi Setiawan. (2005) Sistem Informasi. Bandung: Informatika Bandung. Purwanto, Djoko M.B.A.(2006)Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga. Rainer, R., & Cegielski, C. G., (2011) Introduction to information System
Daftar Pustaka Ariza Novianti and Ami Fauzijah. (2009)"Sistem Informasi Sekolah Dasar Berbasis SMS."Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). Yogyakarta. Bawaslu RI.(2014) “Panduan Pengawas Pemilu Lapangan, Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014 Bodic, Gwenael Le.(2003)Mobile Messaging Technologies and Service: SMS, EMS and MMS. John Wiley & Sons, LTD. Dewanto. (2007) "Aplikasi SMS Gateway dengan Korelasi Kesalahan Menggunakan Fuzzy String Matching". Seminar
89
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Supporting and Tranforming Business, Jhon Wilwey & Sons, Inc., United States of America. Rohiza Ahmad, Aliza Sarlan, at.all.(2010)"SMSBased Final Exam Retrieval System on Mobile Phones ."International Conferance Information Technology (ITSim). Romle, Amirul Azuani, and Dalbri Singh. (2011) "Integrated Parent Information System (SMIB) to Increase Parental Involvement in Children's Learning Process in Malaysian Primary School."International Conference on Electrical Engineering and Informatics. Bandung. Rosidi, Romzi Imron. (2009) Membuat Sendiri SMS Gateway Berbasis Protokol SMPP. Yogyakarta: ANDI. Simarmata, Janner. (2006) Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: ANDI. Suhendro, Kridanto. (2007:1-9) "Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi." Jurnal Informatika. Tarigan Edison Daud. (2013) “Membangun SMS Gateway Berbasis Web dengan Codeigniter. Lokomedia. Triyono. (2010) "Pelayanan KRS On-line Berbasis SMS"." Jurnal Teknologi. Turban, Efraim, (2005) R.Kelly Rainer, and Richard E. Potter. Introduction to Information Technology. Wiley. Wahidin. (2010) Aplikasi SMS dengan PHP untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom. Zachman, John A. (2003) The Zachman Framework: A Primer for Enterprise Engineering and Manufacturing (e-book). http://www.zachmaninternational.com (accessed Mei 15, 2014).
90
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
PERBANDINGAN AKURASI ALGORITME PELATIHAN DALAM JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENGGUNA KERETA API DI PULAU JAWA Budho Setyonugroho1), Adhistya Erna Permanasari2), Sri Suning Kusumawardani3) 1), 2),3)
Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 Indonesia Email :
[email protected]),
[email protected]),
[email protected])
Abstrak
1. PENDAHULUAN Saat ini kereta api telah menjadi salah satu moda transportasi andalan masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan jarak menengah dan jauh, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera. Data dari laporan tahunan PT KAI Indonesia tahun 2015, PT KAI telah mengangkut penumpang sebanyak 327,2 juta pada tahun 2015. Jumlah tersebut naik 16,73% dibandingkan tahun 2014 mencapai 280,3 juta penumpang [1]. Tingginya minat masyarakat terhadap angkutan kereta api, menjadi nilai tambah bagi perusahaan untuk dapat memberikan layanan yang optimal. Oleh karena itu, peramalan tentang jumlah pengguna kereta api menjadi hal yang penting bagi perusahaan karena dengan mengetahui jumlah pengguna di masa yang akan datang.
Peramalan jumlah pengguna kereta api merupakan salah satu komponen penting dalam perencanaan untuk menentukan langkah-langkah strategis dalam suatu perusahaan. Jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu metode yang telah banyak digunakan untuk menyelesaikan kasus peramalan. Kesulitan utama dalam implementasi metode jaringan syaraf tiruan dalam peramalan adalah menemukan kombinasi arsitektur yang tepat, menentukan nilai parameter laju pembelajaran yang sesuai dan pemilihan algoritme pelatihan yang optimal. Dalam makalah ini akan melakukan simulasi dengan menerapkan algoritme bayesian regularization (trainbr), algoritme Scaled Conjugate Gradient (trainscg), algoritme levenber-marquart (trainlm) dengan variasi jumlah neuron pada lapisan tersembunyi dan laju pembelajaran yang berbeda untuk menemukan kombinasi arsitektur yang tepat untuk menyelesaikan kasus peramalan pengguna kereta api. Dari simulasi yang dilakukan pada proses pelatihan yang menggunakan data runtun waktu dalam periode sepuluh tahun, arsitektur 12-30-1 dengan laju pembelajaran 0,5 dengan menggunakan algoritme pelatihan levenberg marquardt menunjukan hasil yang paling optimal dengan nilai MSE 0,000192 dan pada proses pengujian menunjukan nilai MAPE 23% yang termasuk dalam kategori cukup untuk digunakan dalam peramalan.
Jaringan syaraf tiruan telah banyak dipakai untuk meramalkan apa yang terjadi di masa yang akan datang berdasarkan pola kejadian yang ada dimasa lampau [2]. Jaringan syaraf tiruan mengidentifikasi pola data dari sistem peramalan dapat dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan pelatihan (training). Berdasarkan kemampuan belajar yang dimiliki oleh jaringan syaraf tiruan, maka pada tahap pelatihan akan mempelajari serta menganalisis pola data masa lalu dengan target atau keluaran yang diinginkan. Tahap pelatihan akan berusaha mencari suatu formula atau fungsi yang akan menghubungkan pola data masa lalu dengan keluaran yang diinginkan. Fungsi tersebut menggambarkan ketergantungan nilai data saat ini terhadap nilai data sebelumnya. Pada proses pelatihan, data historis dapat dipelajari dengan menyerap pengetahuan yang ada pada data dan
Kata kunci: jaringan syaraf tiruan, algoritme pelatihan, trainlm, trainbr, trainscg 91
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
direpresentasikan oleh nilai bobot yang akan memperkuat atau memperlemah sinyal antar koneksi yang dimiliki. Oleh karena itu diperlukan algoritme pelatihan dengan akurasi yang tebaik. Pada penelitian ini akan menggunakan Jaringan syaraf tiruan dengan model feed-forward backpropagation dengan membandingkan akurasi dari fungsi algoritme pelatihan bayesian regularization (trainbr), algoritme Scaled Conjugate Gradient (trainscg), algoritme levenber-marquart (trainlm) untuk mengidentifikasi kesesuaian pola data input dan output dalam peramalan jumlah pengguna kereta api.
Gambar 1 Jaringan Multilayer c) Algoritme Pelatihan Proses pelatihan merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam jaringan syaraf tiruan [5]. Algoritme atau fungsi pelatihan berfungsi untuk menentukan nilai bobot hubungan antar neuron. Pada makalah ini, proses pelatihan akan menggunakan algoritme bayesian regularization, quasi newton dan levenberg marquardt. Algoritme bayesian regularization adalah algoritme yang memperbaharui nilai bobot dan bias sesuai dengan optimasi levenberg marquard. Bayesian regularization meminimalkan kuadrat kesalahan dan bobot, kemudian menentukan kombinasi yang benar sehingga dapat menggenarilasi suatu jaringan dengan baik. Pada algoritme levenberg marqurdt , perubahan nilai bobot dan bias sesuai dengan optimasi levenberg marquardt. Sedangkan pada algortime quasi newton, perubahan nilai bobot bias berdasarkan metode newton bfgs [6].
2. LANDASAN TEORI a) Runtun Waktu Runtun waktu atau time series adalah data yang dikumpulkan berdasarkan interval waktu (minggu, bulan, tahun. Tujuan peramalan time series adalah memprediksi kejadian masa depan berdasarkan dari kejadian yang di amati saat ini [2]. b) Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan merupakan model simulasi sistem syaraf manusia melalui algoritme komputer [3]. Jaringan syaraf tiruan terdiri dari lapisan input, lapisan output, dan lapisan tersembunyi. Lapisan ini terdiri dari beberapa neuron yang berfungsi untuk menerima informasi dari luar, lapisan terakhir merupakan lapisan output untuk mendapatkan keluaran hasil pemrosesan jaringan, dan lapisan tersembunyi yang berada di antara lapisan input dan lapisan output. Setiap lapisan memiliki neuron saling berhubungan dengan neuron lapisan lain. Model jaringan ini dikenal dengan model multilayer atau feedforward neural network [4]. Gambar 1 berikut merupakan contoh jaringan syaraf tiruan yang terdiri dari 3 lapisan.
3. METODOLOGI Pada makalah ini, membangun dan simulasi jaringan syaraf tiruan menggunakan perangkat lunak Matlab. Data yang digunakan adalah data jumlah pengguna kereta api di pulau Jawa pada periode 2006-2016 yang didapat dari situs Badan Pusat Statistik. Sebelum dilakukan proses peramalan, data tersebut diolah dengan cara normalisasi yaitu mentranformasikan data menjadi interval [0.1, 0.9] agar mudah dalam proses pelatihan.
92
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Langkah-langkah dalam pemilihan arsitektur optimal dilakukan dengan menentukan beberapa parameter berikut. 1) Membangun arsitektur jaringan Arsitektur jaringan yang digunakan terdiri dari 3 lapisan yang terdiri dari 1 lapisan input, 1 lapisan tersembunyi dan 1 lapisan ouput. Pada lapisan input, jumlah yang akan digunakan adalah 12 unit neuron. Jumlah neuron pada ini berdasarkan jumlah data dalam periode satu tahun yaitu terdiri dari 12 bulan. Pada lapisan tersembunyi dengan variasi simulasi dengan jumlah unit neuron sebanyak 20, 30, dan 40 unit neuron, jumlah tersebut dihitung berdasarkan Persamanaan 1 berikut ini. 1 𝑛ℎ = 2 (𝑛𝑖 + 𝑛𝑜) + √𝑛𝑑𝑡 (1) dengan nh = jumlah minimal neuron pada hidden layer ni = jumlah neuron input no = jumlah neuron output √𝑛𝑑𝑡=jumlah data untuk proses pelatihan Sedangakan pada layer output menggunakan 1 unit neuron. 2) Fungsi aktivasi Fungsi aktivasi yang digunakan pada lapisan tersembunyi dan layer output adalah fungsi logistic sigmoid. 3) Algoritme pelatihan Algoritme pelatihan yang digunakan dalam simulasi trainbr, trainlm, dan trainbfgs. 4) Bobot awal dan bias awal yang digunakan dalam jaringan ditetapkan secara acak. 5) Maksimum epochs Maksimum epoch adalah jumlah epoch maksimal yang dilakukan selama proses pelatihan. Iterasi akan dihentikan apabila nilai epoch melebihi maksimum epoch yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini jumlah maksimum epoch ditentukan sebesar 1000. 6) Laju Pembelajaran/learning rate Dalam penelitian ini, simulasi dilakukan dengan variasi laju pembelajaran jaringan yaitu sebesar 0.05, 0.1, dan 0.5. 7) Kinerja tujuan/goal performance
Dalam penelitian ini kinerja tujuan ditentukan dengan nilai MSE ≤ 0,001. Kemudian nilai Mean Square Error yang diperoleh dari proses training masing-masing arsitektur diamati untuk dicari nilai MSE optimal yang akan menjadi arsitektur jaringan terbaik untuk peramalan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN a) Pelatihan Data yang digunakan untuk pelatihan adalah data jumlah pengguna kereta api pada periode bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember 2012. Data tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu data input dan data output. Data bulan Januari 2006 sampai dengan bulan November 2012 sebagai data input. Dan data bulan Januari 2007 sampai dengan bulan Desember 2012 sebagai data output/target. Untuk membangun jaringan syaraf tiruan dengan model feedforward backpropagation pada perangkat lunak Matlab, digunakan perintan ―newff‖. Kemudian untuk algoritme pelatihan yang menggunakan perintah ―trainlm‖ untuk algoritme levenberg marquard, ―trainbr‖ untuk algortime bayesian regularization, dan perintah ―tranbfg‖ untuk algoritme quasi newton. Berikut ini merupakan hasil dari simulasi dari jaringan yang dibangun : Berdasarkan simulasi dilakukan menggunaakan trainlm levenberg marqurdt, penggunaan 30 unit neuron pada lapisan tersembunyi dengan learning rate 0,5 menunjukan nilai MSE yang optimal. Arsitektur jaringan ini memberikan nilai MSE training sebesar 0,000192 dengan tingkat konvergensi sebesar 11 iterasi/epoch seperti yang terlihat pada Gambar 2.
93
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 2 MSE Pelatihan Selain itu, ketepatan antara data output dengan data target juga sangat baik dengan nilai regresi linear mendekati 1, hal tersebut ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 5 MSE Pelatihan Apabila dibandingkan dengan nilai MSE dan epoch dari jaringan lain, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur jaringan terbaik dalam pelatihan ini adalah jaringan dengan 12 neuron input, 1 lapisan tersembunyi dengan 40 unit neuron, dan 1 neuron output layer (12-401). Tetapi algortime ini menunjukan hubungan output dan target yang kurang baik, ditunjukan dengan nilai pada plot regresi linear pada Gambar 6.
Gambar 3 Plot Regresi Linear Apabila dibandingkan dengan nilai MSE dan epoch dari jaringan lain, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur jaringan terbaik dalam pelatihan ini adalah jaringan dengan 12 neuron input, 1 hidden layer dengan 30 unit neuron, dan 1 neuron output layer (12-30-1) yang mampu mengenali pola data dengan cukup baik seperti terlihat pada Gambar 4.
Gambar 6 Plot Regresi Linear Dari hasil MSE dan regresi yang jauh dari target, maka dalam pengenalan pola data tidak menunjukan hasil yang akurat seperti pada Gambar 7 berikut.
Gambar 4 Pola data aktual vs data output Berdasarkan simulasi menggunakan trainbr bayesian regularization, penggunaan 40 unit neuron pada lapisan tersmebunyi dengan learning rate 0,1 menunjukan nilai MSE yang optimal. Arsitektur jaringan ini memberikan nilai MSE training sebesar 0,010473 dengan tingkat konvergensi sebesar 283 iterasi/epoch, seperti yang terlihat pada Gambar 5.
94
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 7 Pola data aktual vs data output Berdasarkan simulasi menggunakan trainbfgs quasi newton, penggunaan 30 unit neuron pada hidden layer dengan learning rate 0,01 menunjukan nilai MSE yang optimal. Arsitektur jaringan ini memberikan nilai MSE training sebesar 0,000881 dengan tingkat konvergensi sebesar 237 iterasi/epoch, seperti terlihat pada Gambar 8.
Gambar 10 Pola data aktual vs data output Pada simulasi pelatihan yang telah dilakukan di masing-masing arsitektur dan algoritme pelatihan, hasilnya menunjukan bahwa arsitektur 12-30-1 dengan algoritme levenbergmarquardt memiliki tingkat MSE terkecil dengan nilai 0,000192. Tabel 1 berikut ini menampilkan hasil dari simulasi tersebut. Gambar 8 MSE Pelatihan
Tabel 1 Perbandingan Hasil Simulasi Neur Algoritme Pelatihan on N Targ hidde o et n trainbf layer trainbr trainlm gs 0.0106 0.0007 0.0009 1 01 61 96 0.00 0.0106 0.0009 0.0009 2 20 1 25 04 88 0.0106 0.0009 0.0009 3 22 42 26 0.0106 0.0006 0.0008 4 32 99 81 0.00 0.0105 0.0009 0.0009 5 30 1 61 25 59 0.0106 0.0001 0.0009 6 32 92 99 0.0106 0.0007 0.0009 7 33 82 94 0.00 0.0104 0.0009 0.0009 8 40 1 73 88 96 0.0104 0.0009 0.0009 9 84 65 59
Pada plot regresi linear pada Gambar 9 menunjukan hasil yang baik dengan nilai mendekati 1.
Gambar 9 Plot Regresi Linear Apabila dibandingkan dengan nilai MSE dan epoch dari jaringan lain, maka dapat disimpulkan bahwa arsitektur jaringan terbaik dalam pelatihan ini adalah jaringan dengan 12 neuron input, 1 hidden layer dengan 30 unit neuron, dan 1 neuron output layer (12-30-1) yang mampu mengenali pola data yang cukup akurat yang ditunjukan pada Gambar 10 dibawah ini.
b) Pengujian Setelah dilakukan simulasi pada proses training, selanjutnya dilakukan proses testing 95
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
dan nilai MAPE menunjukan nilai sebesar 23%. Hal tersebut berarti bahwa jaringan yang dibangun dengan arsitektur 12-30-1 dengan fungsi pelatihan levenberg-marquardt ini dinilai cukup untuk digunakan.
untuk menggeneralisasi hasil yang diperoleh pada proses training untuk mengetahui apakah arsitektur jaringan yang diperoleh sudah layak untuk digunakan. Proses testing memiliki prosedur simulasi yang sama dengan proses training, namun data yang digunakan adalah data periode bulan Januari 2012 sampai dengan bulan desember 2016. Yaitu data bulan Januari 2012 sampai bulan November 2016 sebagai input dan data dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2016 sebgaia output. Hasilnya menunjukan nilai MAPE dari jaringan tersebut sebesar 23%. Berdasarkan kriteria MAPE, rentang persentase suatu jaringan dikatakan cukup apabila nilai MAPE berada pada nilai 20% - 50% [7]. Hal tersebut menunjukan bahwa jaringan yang dibangun dengan arsitektur 12-30-1 dengan fungsi pelatihan levenberg-marquardt ini dinilai cukup untuk digunakan. Berikut Gambar 11 yang menunjukan hasil simulasi pengujian pengenalan pola data yang menggunakan arsitektur jaringan optimal yang diperoleh simulasi algoritme pelatihan levenberg marquardt.
Daftar Pustaka [1] “Laporan Tahunan Pt. KAI Persero Tahun 2015, www.kip.kereta-api.co.id.” . [2] K.-T. Park and J.-G. Baek, “Various Type of Wavelet Filters on Time Series Forecasting,” 2017, pp. 258–259. [3] A. Azadeh, S. F. Ghadrei, and B. P. Nokhandan, “One day-ahead price forecasting for electricity market of Iran using combined time series and neural network model,” in Hybrid Intelligent Models and Applications, 2009. HIMA’09. IEEE Workshop on, 2009, pp. 44–47. [4] P. Xin and H. Zhao, “Time series forecasting using multilayer neural network constructed by a Monte-Carlo based algorithm,” in Web Society, 2009. SWS’09. 1st IEEE Symposium on, 2009, pp. 264–267. [5] F. Azmi, “Analisis Leaning Jaringan RBF (Radial Basis FUnction Network) Pada Pengenalan Pola Alfanumerik,” J. TIMES, vol. 5, no. 2, pp. 32–34, 2017. [6] C. Benhamed, S. Mekaoui, and K. Ghoumid, “A large scale IP Network Traffic matrix Estimation based on ANN: A comparison study on training algorithms,” in Electrical Engineering (ICEE), 2015 4th International Conference on, 2015, pp. 1–6. [7] P. Nugroho and others, “Model Peramalan Jumlah Pernikahan Menggunakan Metode Fuzzy Time Series dengan Algoritma Average Based Length pada KUA,” HIMSYATECH, vol. 10, no. 2, 2014.
Gambar 11 Hasil pengujian algoritme trainlm 5. Kesimpulan Pada proses pelatihan, model feedforward backpropagation neural network dengan algoritme pelatihan levenberg marquardt menunjukan arsitektur optimal 12-30-1 dengan MSE terkecil dengan nilai 0,000192 dengan laju pembelajaran 0,5. Pada proses pengujian, arsitektur optimal 1230-1 dengan algoritme pelatihan levenberg marquardt menghasilkan MSE sebesar 0,0259 96
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
MITOS DAN REALITAS PERANGKAT LUNAK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG 1 Suhartati , Darmin Karim2, Akhmad Toriq3 Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail :
[email protected],
[email protected] Pada sekitar tahun 1970an, kurang dari 1 persen dari masyarakat bisa dengan cerdas menjelaskan apa itu "Perangkat lunak komputer". Namun pada saat sekarang ini sebagian besar profesional dan banyak dari anggota masyarakat merasa bahwa mereka memahami apa itu perangkat lunak. Sebuah buku teks perangkat lunak mendeskripsikan bahwa Software adalah : a. instruksi (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi yang diinginkan dan kinerja, b. struktur data yang memungkinkan program memadai memanipulasi informasi, c. dokumen yang menggambarkan operasi dan menggunakan program.
Abstrak : Software merupakan salah satu unsur dalam terbentuknya sistem komputer yang memiliki peran penting terjadinya komunikasi antara brainware dan hardware. Definisi Software adalah (1) instruksi (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi tertentu dan proses kerja, (2) program yang memanipulasi struktur data yang layak menjadi informasi. (3) program yang menggambarkan operasi dokumen. Software memiliki karakteristik bisa dikembangkan, tidak aus, tidak rentan terhadap pengaruh lingkungan, dibangun menyesuaikan kebutuhan user.Software terbagi menjadi 3 bagian yaitu: software sistem operasi, software real time yang berguna untuk monitoring, software aplikasi bisnis, software rekayasa dan ilmiah, software yang tertanam pada perangkat keras, Software kecerdasan buatan. Software memiliki peran ganda yaitu sebagai produk dan sebagai jalan untuk membuat produk.Terdapat beberapa mitos software yaitu mitos bagi manajamen, bagi pelanggan, bagi praktisi.
2. Karakteristik Software Untuk memperoleh pemahaman tentang perangkat lunak, penting kiranya untuk menguji karakteristik perangkat lunak yang membuatnya berbeda dari hal-hal lain yang telah dikembangkan oleh manusia. Ketika hardware dibangun, proses kreatif manusia (analisis, desain, konstruksi, pengujian) diterjemahkan menjadi bentuk fisik. Jika kita membangun sebuah komputer baru, sketsa awal kami, berupa desain gambar, dan prototipe breadboarded berkembang menjadi produk fisik (chip, sirkit papan, pasokan listrik, dll). Software adalah sesuatu yang logis dari
Kata kunci: Mitos Software 1. Definisi Software 97
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
elemen-elemen sistem fisik. Oleh karena itu, perangkat lunak memiliki karakteristik yang sangat berbeda dibandingkan dengan perangkat keras diantaranya : a. Software dikembangkan atau direkayasa. Meskipun terdapat beberapa persamaan antara pengembangan perangkat lunak dan pembuatan perangkat keras, namun kedua kegiatan tersebut secara fundamental berbeda. Dalam kedua kegiatan tersebut, kualitas tinggi dicapai melalui desain yang baik, tapi tahap manufaktur (pabrikan) untuk hardware tidak mengenal masalah kualitas, atau kalau untuk perangkat lunak mudah diperbaiki. Kedua kegiatan tersebut tergantung pada orang yang mengerjakannya, Kedua kegiatan tersebut sama-sama membangun sebuah "produk" tetapi menggunakan pendekatan yang berbeda. Untuk biaya perangkat lunak terkonsentrasi pada kegiatan merekayasa. Ini berarti bahwa proyek perangkat lunak tidak dapat dikelola seolah-olah mereka manufaktur / pabrik proyek. b. Perangkat lunak tidak "aus."
disebut "kurva bak mandi," menunjukkan bahwa kegagalan hardware relatif tinggi tingkat awal hidupnya (kegagalan ini sering disebabkan karena kesalahan pada tahap perancangan atau manufaktur); cacat dikoreksi dan tingkat kegagalan turun ke tingkat steady state (Idealnya, cukup rendah) untuk beberapa periode waktu. Software tidak rentan terhadap penyakit lingkungan yang menyebabkan perangkat keras menjadi aus. Secara teori kurva tingkat kegagalan untuk perangkat lunak harus mengambil bentuk “kurva ideal” yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Adanya cacat yang belum ditemukan akan menyebabkan kegagalan yang tinggi tingkat pada awal kehidupan dari sebuah program perangkat lunak. Namun, hal ini dikoreksi karena idealnya, perangkat lunak yang baru diperkenalkan tanpa adanya kesalahan.
Gambar 1.1 Gambar 1.1 menggambarkan tingkat kegagalan sebagai fungsi waktu untuk hardware. Hubungan tersebut sering
Seperti perubahan yang dibuat, ada kemungkinan bahwa beberapa cacat baru akan diperkenalkan, menyebabkan kurva tingkat kegagalan spike seperti
Kontradiksi tampak dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan yang baik sebenarnya kurva ditunjukkan pada Gambar 1.2. menunjukan bahwa selama masa hidup perangkat lunak itu akan mengalami perubahan (maintenance).
98
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
yang ditunjukkan pada Gambar 1.2. Sebelum kurva dapat kembali ke original tingkat kegagalan mapan, perubahan lain yang diminta, menyebabkan kurva untuk lonjakan lagi. Perlahan-lahan, tingkat tingkat kegagalan minimum mulai naikperangkat lunak adalah memburuk karena perubahan. Aspek lain dari gambaran terserbut adalah perbedaan antara hardware dan software. Ketika komponen perangkat keras dipakai keluar, digantikan oleh spare part. Maka tidak ada suku cadang perangkat lunak. Setiap kegagalan perangkat lunak menunjukkan kesalahan dalam desain atau dalam proses melalui mana desain diterjemahkan ke dalam eksekusi kode mesin. Karena itu, perawatan perangkat lunak jauh lebih kompleksitas jika dibandingkan dengan pemeliharaan perangkat keras.
masing-masing komponen yang dipilih, itu dapat dipesan dari rak. Sebagai disiplin rekayasa yang sedang berkembang, dibuatlah koleksi komponen desain standar. Sekrup standar dan off-the-rak sirkuit terpadu hanya dua ribu komponen standar yang digunakan oleh para insinyur mekanik dan listrik sebagai mereka merancang sistem baru. Komponen dapat digunakan kembali setelah dibuat sehingga engineer dapat berkonsentrasi pada elemen benar-benar inovatif desain, yaitu, bagian-bagian dari desain yang mewakili sesuatu yang baru. Dalam dunia hardware, komponen reuse adalah bagian alami dari proses rekayasa. Dalam dunia perangkat lunak, itu adalah sesuatu yang hanya mulai dicapai pada skala yang luas. Sebuah komponen perangkat lunak harus dirancang dan dilaksanakan sehingga dapat digunakan kembali dalam berbagai program yang berbeda. Pada tahun 1960, kami membangun ilmiah perpustakaan subroutine yang dapat digunakan kembali dalam array yang luas dari teknik dan ilmiah aplikasi. Ini perpustakaan subroutine digunakan kembali algoritma ned fi baik-de secara efektif tetapi memiliki domain terbatas aplikasi. Hari ini, kami telah menambah pandangan kita tentang penggunaan kembali untuk mencakup tidak algoritma tetapi juga struktur data saja. komponen reusable yang modern merangkum data dan pengolahan diterapkan pada data, memungkinkan insinyur perangkat lunak untuk membuat aplikasi baru dari bagian dapat digunakan kembali. Sebagai contoh, pengguna grafis hari ini
Meskipun industri ini bergerak menuju perakitan berbasis komponen, yang paling terus dikembangkan adalah software kustom. Pertimbangkan cara di mana pengawasan perangkat keras untuk produk berbasis komputer adalah dirancang dan dibangun. Insinyur desain menarik skema sederhana dari digital sirkuit, tidak terdapat beberapa analisis fundamental untuk memastikan bahwa fungsi yang tepat akan dicapai, dan kemudian pergi ke rak di mana katalog komponen digital ada. Setiap sirkuit terpadu (disebut IC atau chip) memiliki sejumlah bagian, sebuah defined dan divalidasi fungsi, fi antarmuka ned baik-de, dan satu set standar pedoman integrasi. Setelah
99
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
interface dibangun menggunakan komponen yang dapat digunakan kembali yang emungkinkan penciptaan grafis jendela, pull-down menu, dan berbagai mekanisme interaksi. Data struktur dan pengolahan detail yang diperlukan untuk membangun antarmuka yang terkandung dengan Perpustakaan komponen dapat digunakan kembali untuk pembangunan antarmuka.
mengindikasikan potensial:
luasnya
aplikasi
Sistem perangkat lunak. perangkat lunak sistem adalah kumpulan program yang ditulis untuk layanan program lain. Sistem lain aplikasi (misalnya, komponen sistem operasi, driver, prosesor telekomunikasi) memproses data sebagian besar tak tentu. Dalam kedua kasus, perangkat lunak sistem daerah ditandai dengan interaksi berat dengan perangkat keras komputer; penggunaan berat oleh beberapa pengguna; operasi konkuren yang membutuhkan penjadwalan, berbagi sumber daya, dan proses manajemen yang canggih; struktur data yang kompleks; dan beberapa eksternal interface. Real-time software. Software yang memonitor / menganalisis / mengontrol kejadian dunia nyata karena mereka terjadi disebut real time. Elemen perangkat lunak real-time termasuk pengumpulan data komponen yang mengumpulkan dan memformat informasi dari ingkungan eksternal, komponen analisis yang mengubah informasi yang diperlukan oleh aplikasi, komponen kontrol / output yang merespon lingkungan eksternal, dan komponen pemantauan yang mengkoordinasikan semua komponen lain sehingga real-time tanggapan (Biasanya mulai dari 1 milidetik untuk 1 detik) dapat dipertahankan.
3. Jenis-jenis software Aplikasi software Software dapat diterapkan dalam situasi yang procedural, langkah-langkah (yaitu, sebuah algoritma) telah didefinisikan (pengecualian untuk aturan ini adalah ahli perangkat lunak sistem dan perangkat lunak jaringan saraf). konten informasi dan determinasi merupakan faktor penting dalam menentukan sifat aplikasi perangkat lunak. Kadar mengacu pada makna dan bentuk informasi yang masuk dan keluar. Sebagai contoh, banyak aplikasi bisnis menggunakan data masukan yang sangat terstruktur (database) dan menghasilkan diformat “laporan.” Software yang mengontrol mesin otomatis (misalnya, sebuah menurut angka control) menerima item data diskrit dengan struktur yang terbatas dan menghasilkan individu Mesin perintah dalam suksesi cepat. Hal ini agak sulit untuk mengembangkan kategori umum bermakna untuk perangkat lunak aplikasi. Sebagai kompleksitas perangkat lunak tumbuh, kompartementalisasi rapi menghilang. Itu Berikut daerah software
Software bisnis. pengolahan informasi bisnis adalah perangkat lunak tunggal terbesar wilayah aplikasi. Diskrit "sistem" (misalnya, gaji, piutang / hutang, persediaan) telah berkembang menjadi sistem informasi manajemen 100
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
(MIS) perangkat lunak yang mengakses satu atau database lebih besar berisi informasi bisnis. Aplikasi dalam hal ini daerah merestrukturisasi data yang ada dengan cara yang memfasilitasi operasi bisnis atau manajemen pengambilan keputusan. Selain konvensional aplikasi pengolahan data, bisnis aplikasi perangkat lunak juga mencakup komputasi interaktif (misalnya, pointof jual pemrosesan transaksi).
menampilkan dashboard, pengereman sistem).
dan
Perangkat lunak komputer pribadi. Pasar perangkat lunak komputer pribadi memiliki beban bagi geoned selama dua dekade terakhir. Kata grafis pengolahan, spreadsheet, komputer, multimedia, hiburan, manajemen database, pribadi dan bisnis keuangan aplikasi, jaringan eksternal, dan akses database hanya beberapa dari ratusan aplikasi. berbasis web perangkat lunak. Halaman Web diambil oleh browser adalah perangkat lunak yang menggabungkan petunjuk executable (misalnya, CGI, HTML, Perl, atau Java), dan data (misalnya, hypertext dan berbagai format visual dan audio). Pada intinya, jaringan menjadi komputer besar yang menyediakan sumber daya perangkat lunak yang hampir tak terbatas yang bisa diakses oleh siapa saja dengan modem.
Rekayasa dan ilmiah software. Teknik dan ilmiah software memiliki ditandai dengan "angka-angka" algoritma. Aplikasi berkisar dari astronomi untuk vulkanologi, dari analisis tegangan otomotif untuk dinamika orbit pesawat ruang angkasa, dan dari biologi molekuler untuk manufaktur otomatis. Namun, modern aplikasi dalam rekayasa / ilmiah daerah bergerak jauh dari konvensional algoritma numerik. desain dibantu komputer, simulasi sistem, dan lainnya interaktif aplikasi telah mulai mengambil real-time dan bahkan perangkat lunak sistem karakteristik.
software kecerdasan buatan. kecerdasan buatan (AI) perangkat lunak yang menggunakan algoritma nonnumerical untuk memecahkan masalah kompleks yang tidak setuju untuk perhitungan atau analisis sederhana. sistem pakar, juga disebut knowledgebased sistem, pengenalan pola (gambar dan suara), jaringan saraf tiruan, dalil membuktikan, dan bermain game mewakili aplikasi dalam ini katagori.
Perangkat lunak tertanam. produk cerdas telah menjadi biasa di hampir setiap konsumen dan pasar industri. perangkat lunak tertanam berada dalam memori read-only dan digunakan untuk mengontrol produk dan sistem untuk pasar konsumen dan industri. Embedded software dapat melakukan fungsi yang sangat terbatas dan esoteris (misalnya, keypad kontrol untuk oven microwave) atau memberikan fungsi yang signifikan dan kemampuan kontrol (misalnya., fungsi digital di mobil seperti kontrol bahan bakar,
4. Fungsi Software/Peran Software Hari ini, perangkat lunak mengambil peran ganda. Ini adalah produk dan, pada saat yang sama, kendaraan untuk memberikan produk. Sebagai sebuah produk, memberikan potensi komputasi 101
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
yang terkandung oleh perangkat keras komputer atau, lebih luas, jaringan komputer yang dapat diakses oleh perangkat keras lokal. Apakah itu berada di dalam telepon seluler atau beroperasi di dalam mainframe komputer, software merupakan informasi transformator-memproduksi, mengelola, memperoleh, memodifikasi, menampilkan, atau transmisi informasi yang dapat yang sederhana sebagai bit tunggal atau sebagai kompleks sebagai presentasi multimedia. Sebagai kendaraan yang digunakan untuk memberikan produk, perangkat lunak bertindak sebagai dasar untuk kontrol komputer (operasi sistem), komunikasi informasi (jaringan), dan penciptaan dan kontrol program lain (perangkat lunak dan lingkungan).
diendapkan sistem berbasis komputer yang lebih canggih dan kompleks. Kecanggihan dan kompleksitas dapat menghasilkan hasil yang mempesona ketika sistem berhasil, tetapi mereka juga dapat menimbulkan besar masalah bagi mereka yang harus membangun sistem yang kompleks. Programmer tunggal dari era sebelumnya telah digantikan oleh tim software spesialis, masing-masing berfokus pada salah satu bagian dari teknologi yang dibutuhkan untuk memberikan kompleks aplikasi. Namun, pertanyaan yang sama ditanyakan programmer tunggal sedang tanya ketika sistem berbasis komputer modern yang dibangun: • Mengapa mengambil begitu lama untuk mendapatkan software fi setengah jadi? • Mengapa biaya pengembangan begitu tinggi? • Mengapa kita tidak bisa fi nd semua kesalahan sebelum kita memberikan software untuk pelanggan? • Mengapa kita terus mengalami kesulitan dalam mengukur kemajuan sebagai perangkat lunak sedang dikembangkan?
Software memberikan produk yang paling penting dari-informasi waktu kita. Perangkat lunak mengubah data pribadi (misalnya, transaksi keuangan individu) sehingga data dapat lebih berguna dalam konteks lokal; itu mengelola informasi bisnis untuk meningkatkan daya saing; menyediakan gateway untuk jaringan informasi di seluruh dunia (misalnya, Internet) menyediakan dan sarana untuk memperoleh informasi dalam segala bentuknya.
5. Mitos Software Banyak penyebab perangkat lunak affliction dapat ditelusuri ke mitologi yang muncul selama sejarah awal pengembangan perangkat lunak. Tidak seperti mitos kuno yang sering menyediakan pelajaran manusia layak mengindahkan, mitos software disebarkan informasi yang salah dan kebingungan. Software mitos memiliki sejumlah atribut yang membuat mereka berbahaya; untuk Misalnya, mereka
Peran perangkat lunak komputer telah mengalami signifikan perubahan selama rentang waktu dari sedikit lebih dari 50 tahun. perbaikan dramatis dalam kinerja hardware, perubahan besar dalam arsitektur komputasi, peningkatan luas dalam memori dan penyimpanan kapasitas, dan berbagai eksotis input dan output pilihan telah semua 102
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
tampaknya pernyataan wajar fakta (kadang-kadang mengandung unsur kebenaran), mereka merasa memiliki intuitif, dan mereka sering diumumkan oleh praktisi berpengalaman yang "tahu skor."
Mitos: orang saya memiliki state-ofthe-art alat pengembangan perangkat lunak, setelah semua, kita membelinya komputer terbaru. Kenyataan: Dibutuhkan lebih banyak daripada model terbaru mainframe, workstation, atau PC untuk melakukan pengembangan perangkat lunak berkualitas tinggi. rekayasa perangkat lunak dibantu komputer (CASE) alatalat yang lebih penting daripada perangkat keras untuk mencapai kualitas yang baik dan productivity, namun mayoritas pengembang perangkat lunak masih tidak menggunakannya secara efektif.
Hari ini, profesional paling luas mengenali mitos untuk apa yang mereka menyesatkan sikap yang telah menyebabkan masalah serius bagi manajer dan teknis orang sama. Namun, sikap dan kebiasaan lama yang sulit untuk memodifikasi, dan sisa-sisa perangkat lunak mitos masih dipercaya. mitos manajemen. Manajer dengan tanggung jawab software, seperti manajer di sebagian besar disiplin, sering di bawah tekanan untuk mempertahankan anggaran, menjaga jadwal dari tergelincir, dan meningkatkan kualitas. Seperti orang tenggelam yang menangkap di sedotan, perangkat lunak manajer sering menangkap di keyakinan mitos software, jika keyakinan bahwa akan mengurangi tekanan (Bahkan sementara).
Mitos: Jika kita mendapatkan di belakang jadwal, kita dapat menambahkan lebih banyak programmer dan mengejar ketinggalan (Kadang-kadang disebut konsep gerombolan Mongolia). Realitas: Pengembangan perangkat lunak bukanlah proses mekanistik seperti manufaktur. Dalam kata-kata Brooks [BRO75]: "menambahkan orang untuk sebuah proyek software terlambat membuatnya kemudian." Pada mulanya, pernyataan ini mungkin tampak berlawanan dengan intuisi. Namun, sebagai orang-orang baru ditambahkan, orang-orang yang bekerja harus menghabiskan waktu mendidik para pendatang baru, sehingga mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan pada usaha pembangunan yang produktif. Orang-orang dapat ditambahkan tetapi hanya dalam cara yang direncanakan dan terkoordinasi dengan baik.
Mitos: Kita sudah memiliki sebuah buku yang penuh standar dan prosedur untuk membangun perangkat lunak, tidak akan yang menyediakan orang saya dengan segala sesuatu yang mereka perlu tahu? Kenyataan: Buku standar mungkin sangat baik ada, tetapi itu digunakan? Apakah perangkat lunak praktisi menyadari keberadaannya? Apakah itu mencerminkan praktek rekayasa perangkat lunak modern? Apakah itu lengkap? Apakah efisien untuk meningkatkan waktu untuk pengiriman sementara tetap mempertahankan fokus pada kualitas? Dalam banyak kasus, jawaban untuk semua pertanyaan ini adalah "tidak."
Mitos: Jika saya memutuskan untuk melakukan outsourcing 3 proyek perangkat lunak untuk pihak ketiga, saya hanya bisa bersantai dan membiarkan firm membangunnya.
103
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Realitas: Jika sebuah organisasi tidak memahami bagaimana mengelola dan perangkat lunak kontrol proyek internal, itu akan selalu berjuang ketika jasa kontraktor proyek perangkat lunak.
diberikan kepada up-front definisi, permintaan awal untuk perubahan dapat ditampung dengan mudah. Pelanggan dapat meninjau persyaratan dan merekomendasikan modi fi kasi dengan dampak yang relatif sedikit biaya. Ketika perubahan diminta selama desain perangkat lunak, dampak biaya tumbuh pesat.
Mitos pelanggan. Seorang pelanggan yang meminta perangkat lunak komputer mungkin seseorang di meja depan, kelompok teknis menyusuri lorong, departemen pemasaran / penjualan, atau perusahaan luar yang telah meminta software di bawah kontrak. Dalam banyak kasus, pelanggan percaya mitos tentang software karena manajer software dan praktisi jangan sedikit untuk memperbaiki informasi yang keliru. Mitos menyebabkan harapan palsu (oleh pelanggan) dan akhirnya, ketidakpuasan dengan pengembang.
Sumber telah dilakukan dan kerangka desain telah ditetapkan. Perubahan bisa menyebabkan pergolakan bahwa membutuhkan sumber daya tambahan dan utama desain modi fi kasi, yaitu, tambahan biaya. Perubahan fungsi, kinerja, antarmuka, atau karakteristik lain selama pelaksanaan (Kode dan test) memiliki dampak yang parah biaya. Perubahan, ketika diminta setelah perangkat lunak dalam produksi, dapat lebih urutan besarnya lebih mahal dari perubahan yang sama yang diminta sebelumnya.
Mitos: Pernyataan umum tentang tujuan adalah mencukupi untuk mulai menulis program kita dapat fill dalam rincian nanti. Realitas: Sebuah miskin muka definisi adalah penyebab utama dari upaya software gagal. SEBUAH deskripsi formal dan rinci dari domain informasi, fungsi, perilaku, kinerja, interface, kendala desain, dan kriteria validasi adalah penting. Ini karakteristik dapat ditentukan hanya setelah komunikasi menyeluruh antara pelanggan dan pengembang.
mitos praktisi. Mitos yang masih diyakini oleh praktisi perangkat lunak memiliki telah dibina oleh 50 tahun budaya pemrograman. Selama hari-hari awal perangkat lunak, pemrograman dipandang sebagai bentuk seni. caracara lama dan sikap die hard.
Mitos: Kebutuhan proyek terus berubah, tapi perubahan dapat dengan mudah ditampung karena software adalah fleksibel. Realitas: Memang benar bahwa persyaratan perangkat lunak berubah, tetapi dampak perubahan bervariasi dengan waktu di mana ia diperkenalkan. Gambar 1.3 menggambarkan dampak dari perubahan. Jika perhatian serius
Mitos: Setelah kita menulis program dan mendapatkannya bekerja, tugas kita selesai. Realitas: Seseorang pernah berkata bahwa "semakin cepat Anda mulai 104
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
'menulis kode', semakin lama itu akan membawa Anda untuk dilakukan." Data Industri ([LIE80], [JON91], [PUT97]) menunjukkan bahwa antara 60 dan 80 persen dari semua usaha yang dikeluarkan pada perangkat lunak akan dikeluarkan setelah hal itu disampaikan kepada pelanggan untuk pertama kalinya.
Realitas: rekayasa perangkat lunak bukan tentang membuat dokumen. Ini adalah tentang menciptakan kualitas. kualitas yang lebih baik menyebabkan berkurangnya ulang. Dan mengurangi hasil pengerjaan ulang di lebih cepat waktu pengiriman. Banyak software profesional mengakui kesalahan dari mitos saja dijelaskan. Dgn disesalkan, sikap kebiasaan dan praktek manajemen metode asuh miskin dan teknis, bahkan ketika realitas menentukan pendekatan yang lebih baik. Pengakuan realitas software adalah pertama langkah ke arah perumusan solusi praktis untuk rekayasa perangkat lunak.
Mitos: Sampai aku mendapatkan program "berjalan" Saya tidak punya cara untuk menilai kualitas. Reality: Salah satu mekanisme jaminan kualitas perangkat lunak yang paling efektif dapat diterapkan dari awal dari proyek-review teknis formal. ulasan perangkat lunak (Dijelaskan dalam Bab 8) adalah "kualitas filter" yang telah ditemukan untuk menjadi lebih efektif dari pengujian untuk perintisan kelaskelas tertentu dari cacat perangkat lunak.
6. Kesimpulan Software telah menjadi elemen kunci dalam evolusi sistem berbasis komputer dan produk. Selama 50 tahun terakhir, perangkat lunak telah berkembang dari masalah khusus pemecahan dan analisis informasi alat untuk industri dalam dirinya sendiri. Tapi awal “pemrograman” budaya dan sejarah telah menciptakan satu set masalah yang bertahan saat ini.
Istilah “outsourcing” mengacu pada praktek luas pengembangan perangkat lunak kontrak bekerja untuk partaibiasanya konsultasi firm ketiga yang mengkhususkan diri dalam membangun perangkat lunak kustom untuk klien. Mitos: Satu-satunya produk kerja penyampaian untuk proyek yang sukses adalah kerja program.
Perangkat lunak telah menjadi faktor pembatas dalam evolusi terus berbasis komputer sistem. Software terdiri dari program, data, dan dokumen. Setiap ini item terdiri dari con fi gurasi yang dibuat sebagai bagian dari rekayasa perangkat lunak proses. Maksud dari rekayasa perangkat lunak adalah untuk menyediakan kerangka kerja untuk bangunan perangkat lunak dengan kualitas yang lebih tinggi.
Realitas: Sebuah program kerja hanya satu bagian dari perangkat lunak con fi gurasi yang mencakup banyak elemen. Dokumentasi memberikan dasar untuk rekayasa sukses dan, yang lebih penting, bimbingan untuk dukungan perangkat lunak. Mitos: Rekayasa perangkat lunak akan membuat kita membuat dokumentasi tebal dan tidak perlu dan akan selalu memperlambat kita.
7. Referensi dan Pustaka
105
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
EBookPressman__Software_Engineerin g 5th [BRO75] Brooks, F., The Mythical Man-Month, Addison-Wesley, 1975. [DEJ98] De Jager, P. et al., Countdown Y2K: Business Survival Planning for the Year 2000, Wiley, 1998. [DEM95] DeMarco, T., Why Does Software Cost So Much? Dorset House, 1995, p. 9. [FEI83] Feigenbaum, E.A. and P. McCorduck, The Fifth Generation, Addison-Wesley, 1983. [FLO97] Flowers, S., Software Failure, Management Failure—Amazing Stories and Cautionary Tales, Wiley, 1997. [GLA97] Glass, R.L., Software Runaways, Prentice-Hall, 1997. [GLA98] Glass, R.L., “Is There Really a Software Crisis?” IEEE Software, vol. 15, no. 1, January 1998, pp. 104–105.
106
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA FRAMEWORK, ANALISIS PEST DAN SWOT Suhartati, SE1, Yeyen Dwi Atma, S.Kom2 Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail :
[email protected],
[email protected]
Abstrak : Banyak institusi pendidikan tinggi melakukan pengembangan teknologi informasi hanya berdasarkan apa yang mereka percayai atau rekomendasi dari kolega atau vendor. Tidak semua perguruan tinggi paham dan mengerti bagaimana melakukan pengembangan SI/TI dilembaganya, hal ini dikarenakan tidak semua perguruan tinggi bidang keilmuannya berbasis SI/TI. Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi (SI/TI) membutuhkan perencanaan yang matang untuk menghindari kerugian yang lebih besar dari sisi finansial dan investasi. Pengembangan SI/TI yang tidak sistematis akan terkesan tambal sulam, hanya memenuhi kebutuhan sesaat, tidak ada skala prioritas dan tidak sesuai dengan kebutuhan bisnis Perguruan Tinggi baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Perencanaan strategis sistem informasi merupakan pendekatan sistematis mengenai apa yang dianggap paling efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan informasi. Pendekatan strategis sistem informasi yang dikemukakan oleh John Ward and Joe Peppard (2002) yang akan mendasari penulisan ini dengan menggunakan kerangka Framework dan analisys PEST serta SWOT. Hasil analisis ini diharapkan akan menjadi kerangka acuan perencanaan strategis yang merujuk kepada rencana bisnis setiap perguruan Tinggi. Kata Kunci: Strategy, Framework, PEST, SWOT, Perguruan Tinggi
efektivitas menjadi peran strategik. Peran efisiensi yaitu menggantikan tugas manusia dengan teknologi informasi yang lebih efisien.Peran efektivitas yaitu menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen yang efektif. Sekarang, peran sistem teknologi informasi tidak hanya untuk efisiensi dan efektivitas melainkan juga peran strategik untuk memenangkan persaingan (Hartono, 2006). Sistem informasi adalah alat penting untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif. Setiap organisasi harus mengidentifikasi kebutuhan informasi secara sistematis serta melakukan analisis misi dan fungsi yang dilakukan, siapa yang melakukan, data dan informasi pendukung yang diperlukan untuk melakukan berbagai fungsi dan proses yang dibutuhkan untuk struktur informasi yang paling berguna (Tozer, 1996). Beberapa tahun yang lalu banyak organisasi yang membuat keputusan tentang pemanfaatan teknologi informasi hanya berdasarkan apa yang mereka percaya dan rekomendasi dari kolega atau vendor. Hasil akhir dari analisis ini merupakan kerangka acuan perencanaan strategis yang merujuk kepada rencana bisnis setiap perguruan Tinggi. Pengembangan sistem informasi yang tidak terencana secara sistematis akan mengakibatkan organisasi tidak memiliki skala prioritas proyek pengembangan SI/TI dan terkesan tambal sulam. Cara seperti ini akan berdampak pada penurunan produktivitas organisasi. (Ward dan Peppard, 2002). Selain besarnya biaya yang dikeluarkan tidak sedikit untuk pemeliharaan hardware, software dan brainware, dampak terburuk adalah menurunnya tingkat kepercayaan terhadap
PENDAHULUAN Sistem teknologi informasi telah berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan dari teknologi informasi ini menyebabkan perubahanperubahan peran dari peran efisiensi dan 107
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang kurang keterpercaya serta terjadinya kelebihan informasi, redudancy data dan inconsistency data akibat penerapan sistem informasi yang kurang tepat. Jika sebuah universitas atau lembaga pendidikan tinggi memiliki rencana strategis yang baik, maka risiko yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang sistem informasi dan tekologi informasi dapat dikurangi. Namun demikian, banyak lembaga pendidikan tinggi setara universitas tidak menganggap perencanaan strategis ini penting karena mereka tidak memiliki pengalaman dan informasi yang tepat dalam perencanaan strategis sistem informasi dan teknologi informasi. (Titthasiri, 2000). Perencanaan Strategis sistem informasi adalah pendekatan sistematis untuk menentukan mana yang paling efektif dan efisien berkaitan dengan kepuasan pemenuhan kebutuhan informasi (Ward dan Griffiths, 1996). Perencanaan strategis sistem dan teknologi informasi dibutuhkan untuk mempersiapkan organisasi dalam merencanakan pemakaian teknologi dan sistem informasi untuk organisasinya. Perencanaan tersebut dibutuhkan untuk menyesuaikan gerak langkah organisasi dengan sistem informasi agar seirama dengan perkembangan organisasi untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi organisasi di masa yang akan datang (Fatchur, 2003).
dilakukan guna membahas kerangka kerja strategis (Strategy framework). Penelitian dilakukan oleh Haryani Haron, Sabiroh Md Sabri dan Zulfadhli Naim Zolkarnain pada tahun 2013 yang memaparkan tentang sistem informasi strategis pada kasus Small and Medium Enterprise (SME) di Malaysia. Penelitian yang dilakukan menjelaskan bahwa sistem informasi strategis dapat meningkatkan keunggulan bersaing dalam sebuah badan usaha. Framework Ward and Peppard menjadi dasar utama penelitian tersebut. Penelitian berfokus pada studi eksplorasi di bidang sistem informasi strategis, dimana dapat meningkatkan keunggulan bersaing SME di Malaysia. [1] b. Komponen Strategy Framework Dalam menyusun kerangka strategi sebuah organisasi / perusahaan terdapat 3 (tiga) lapisan utama yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, yaitu External Environment, Pressure Groups and stakeholder, dan Internal Business Strategizing and Planning. External Environment Faktor ini merupakan lingkungan luar perusahaan yang bisa berubah sangat cepat dan dipengaruhi lingkungan global sehingga dapat mempengaruhi perusahaan dalam menjalankan usahanya, seperti situasi ekonomi, kenaikan dolar, situasi politik dan sebagainya. Terdapat 6 (enam) faktor sehubungan dengan External Environment yang harus dianalisa secara menyeluruh yang sebagai berikut : 1. Faktor Politik adalah hal yang terkait dengan situasi politik yang bisa mempengaruhi kinerja perusahaan dalam menyusun strategi usahanya seperti pemilihan umum, pemilihan presiden (Pilpres), pemilihan kepala daerah (Pilkada). 2. Faktor Ekonomi adalah hal yang terkait dengan situasi moneter yang dapat memberi pengaruh pendapatan dan penyusunan strategi
LITERATUR a. Definisi Strategy Framework Menurut John Ward dan Peppard, 2002, untuk bisa mencapai kesuksesan dalam tujuan bisnisnya, organisasi haruslah memiliki strategy framework. Framework adalah kerangka yang akan membantu mengorganisir dan mengembangkan secara spesifik supaya menjadi lebih mudah dan terarah. Adanya framework akan menjadi panduan terhadap hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan perencanaan strategis. Beberapa penelitian telah 108
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
perusahaan seperti pelemahan mata uang, inflasi, rate pasar uang, aturan-aturan pajak. 3. Faktor Sosial adalah hal yang terkait dengan masalah - masalah sosial disekitar lingkungan masyarakat, yang bisa mempengaruhi perusahaan guna menyusun strategi usahanya, seperti pertambahan jumlah penduduk, tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan. 4. Faktor Teknologi adalah hal yang terkait dengan perkembanganteknologi yang bisa mempengaruhi perusahaan dalam mengembangkan usahanya, seperti perkembangan alat komunikasi dengan munculnya berbagai produk smartphone di masyarakat, biaya layanan internet dari provider yang meningkat, harga komputer yang semakin terjangkau. 5. Faktor Legal adalah hal yang terkait dengan peraturan dan perundangan yang bisa mempengaruhi perusahaan guna mengembangkan usahanya seperti UndangUndang ITE, Undang-Undang HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). 6. Faktor Ekologi adalah hal yang terkait dengan masalah lingkungan yang bisa mempengaruhi perusahaan dalam menjalankan usahanya, seperti adanya industri yang tidak ramah lingkungan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Phelps, Chan, & Kapsalis pada tahun 2001 menyebutkan bahwa perusahaan perlu mempersiapkan rencana untuk mengatasi perubahan karena mereka menghadapi lingkungan yang berubah secara dinamis, terutama perubahan yang terjadi secara tiba-tiba. 4. Penelitian dilakukan oleh Spillan & Ziemnowicz pada tahun 2003 menyebutkan bahwa tahun 1980-an fokus perencanaan strategis bergeser dengan berbagai konsep dan teknik peluang bisnis untuk mengantisipasi dan mengeksploitasi. Dalam usaha kecil, perencanaan strategis harus dilakukan dengan pemahaman yang cukup tentang lingkungan eksternal karena setiap bisnis memiliki lingkungan eksternal yang dinamis. 5. Penelitian dilakukan oleh Hitt, M.A., Ireland, R.D., dan Hoskisson, R.E. pada tahun 2011 menyebutkan bahwa lingkungan eksternal perusahaan mempengaruhi kemampuan mereka dan kemampuan individu untuk membuat atau menemukan peluang. Lingkungan memfasilitasi kemampuan untuk mengeksploitasi sumber daya, memperoleh sumber daya, serta mengidentifikasi peluang untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Pressure Groups and Stakeholder Faktor ini merupakan pihak-pihak yang memiliki kaitan langsung dengan perusahaan, dan memberikan tekanan kepada perusahaan atau manajemen dalam rangka menyusun strateginya, seperti pemegang saham, kompetitor, supplier, pemerintah, serikat buruh, customer, institusi finansial, karyawan.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membahas External Environment. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Akdogan dan Cingoz pada tahun 2012 menyebutkan bahwa kemampuan perusahaan untuk mengadopsi perubahan akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan atau bahkan kelangsungan hidup. Ada banyak tekanan, persaingan dan risiko yang dapat mencegah usaha perusahaan untuk mencapai tujuannya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh O‟Regan, N., Sims, M. A., & Gallear, D. pada tahun 2008 menyebutkan bahwa perubahan eksternal pada kondisi lingkungan berdampak pada arah strategis semua perusahaan dan kinerja secara keseluruhan.
Internal Business Strategizing and Planning Faktor ini merupakan pihak-pihak yang terkait dengan internal perusahaan dimana dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, seperti budaya perusahaan, strategi perusahaan, evaluasi, feedback, monitoring. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada seperti gambar berikut ini
109
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
bisnis perguruan tinggi. Yaitu dengan mendefinisikan pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimiliki perguruan tinggi 4. PEMBAHASAN Merujuk kepada strategi framework diatas maka dapat diuraikan Analisis PEST meliputi faktor-faktor eksternal (External Environment) perguruan tinggi yang dikelola berdasarkan aspek politik, ekonomi, social, teknologi dan legal.
Gambar 1.Framework Strategi
a. Faktor Politik Analisis : kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan melalui Dikti maupun kopertis yang terkait dengan pengelolaan mahasiswa, proses belajar mengajar, sumber daya manusia, sarana, prasarana dan asset, serta penjaminan mutu. Solusi IT/SI : 1. perguruan tinggi membuat sistem informasi yang dapat mengelola datadata mahasiswa seperti identitas, domisili, riwayat pendidikan, riwayat keluarga dll. 2. Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola proses belajar mengajar seperti data tentang matakuliah yang ditempuh, data jadwal mengajar, data absensi mahasiswa, data tugas akhir/skripsi dan data nilai. 3. pembuatan sistem informasi kepegawaian yang dapat mengelola sumber daya manusia seperti data dosen atau tenaga pendidik, data tenaga kependidikan, domisili, riwayat keluarga, riwayat pendidikan, jenjang karir dll. 4. Pembuatan system informasi yang dapat mengelola data – data yang terkait penjaminan mutu.
3. METODOLOGI Metodologi yang digunakan adalah a. Studi Literature dengan melakukan tinjauan dan kajian terhadap beberapa literature dan penelitian terdahulu mengenai kerangka kerja strategis, sehingga dapat ditentukan konsep terbaik guna membuat perencanaan yang baik serta implementasinya pada perguruan tinggi. b. Analisis PEST. Analisis ini dipilih untuk memetakan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan luar yang berpengaruh terhadap perguruan tinggi. Diantaranya yaitu sebuah lingkungan eksternal organisasi yang menyusun factor-faktor dalam lingkup luas dan diluar dari perguruan tinggi berupa kondisi ekonomi, teknologi, dan kondisi bisnis yang dimiliki. c. Analisis SWOT Analisis ini dipilih untuk memetakan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan dalam yang berpengaruh terhadap strategi
110
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
b. Faktor Ekonomi Analisis : peraturan dan kebijakan pemerintah dalam hal pengelolaan perguruan tinggi dalam hal ini terkait dengan sumber – sumber pendapatan dan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabilitas.
1. Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola penelitian seperti data - data peneliti baik dari dalam maupun luar perguruan tinggi, data penelitian yang dimuat pada jurnal nasional maupun internasional, data paper yang dimuat dalam proseding, hasil penelitian dan implementasinya, penyerapan anggaran untuk penelitian dll. 2.Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti data jenis, bentuk dan model pengabdian, data penyerapan anggaran untuk pengabdian, data yang terkait kerjasama kelembagaan
Solusi IT/SI : 1. Pembuatan system informasi yang dapat mengelola sumber – sumber pendapatan seperti system informasi pembayaran mahasiswa sumbangan yayasan dan donator serta bantuan pemerintah. 2. Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola arus kas masuk dan arus kas keluar. 3. Pembuatan sistem informasi Sistem yang dapat mengelola data - data tentang penggajian 4. Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola data anggaran yang terkait asset dan investasi 5. Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola data – data keuangan yang terkait dengan penelitian, pengabdian masyarakat, dan kerjasama kelembagaan 6. Pembuatan sistem informasi yang dapat mengelola data – data keuangan yang terkait dengan beasiswa baik beasiswa untuk mahasiswa, dosen dan karyawan. Baik yang bersumber dari dalam ataupun dari luar PT.
d. Faktor Teknologi Analisis : keanekaragaman data dan banyaknya sistem informasi yang bangun membutuhkan satu pengelolaan sistem yang matang dan terintegrasi. Solusi IT/SI : pembuatan sistem yang dapat mengelola dan mengatur jalanya sistemsistem informasi yang saling terintegrasi antara sistem yang satu dengan sistem yang lainya secara terintegrasi. Hal-hal yang terkait dengan pembuatan sistem ini diantaranya Keamanan jaringan dan sistem informasi, Administrator Jaringan, Administrastor database, backup data dan recovery serta privilege (kewenangan mengatur penggunaan sistem).
c. Faktor sosial Analisis : faktor sosial khususnya situasi dan kondisi masyarakat sekitar Perguruan Tinggi berdomisili juga perlu menjadi perhatian. Peran dan kontribusi yang dapat diberikan Perguruan Tinggi kepada masyarakat sekitar bisa dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat.
e. Faktor Legal Analisis : perguruan tinggi perlu melakukan perlindungan hukum terhadap sistem informasi atau aplikasi-aplikasi yang telah dibangun dan dikembangkan. Mendaftarkan aplikasi-aplikasi tersebut pada sebuah lembaga HAKI merupakan solusi yang tepat untuk memberikan perlindungan terhadap sistem-sistem yang telah dibangun dan dikembangkan.
Solusi IT/SI :
111
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Solusi IT/SI : pembuatan sistem informasi berbasis web yang dapat mengelola aplikasiaplikasi yang telah digunakan oleh perguruan tinggi yang terkoneksi dengan lembaga HAKI Analisis SWOT digunakan untuk membandingkan antara kelemahan dan kekuatan perguruan tinggi dan membandingkan antara peluang dan acaman yang melekat pada perguruan tinggi secara umum. Secara rinci dapat dipaparkan pada table berikut ini : Kelemahan Tekanan kepada lembaga perguruan tinggi dalam rangka menyusun strateginya, dari pihak –pihak yang berkaitan langsung dengan Lembaga Perguruan Tinggi seperti pemegang saham, mahasiswa, competitor sesama PT, pemerintah, dosen dan karyawan. Peluang Menjadikan layanan sistem informasi produk unggulan perguruan tinggi karena kemudahan akses informasi yang disediakan untuk meningkatkan kinerja Lembaga
efisien dan efektif jika dibandingkan dengan manual. Nilai manfaat yang akan diperoleh akan mahal jika dibandingkan dengan nilai pembuatan software itu sendiri dalam jangka panjang. 2. Strategi Perguruan Tinggi yang berupa penyediaan layanan Sistem Informasi dapat meningkatkan kinerja dan preformen lembaga di masyarakat luas, karena kemudahan akses informasi yang disediakan. 3. Sistem evaluasi dengan menggunakan teknologi informasi akan lebih transparan dan cepat pelaksaannya baik secara offline maupun online, dan penilaian akan lebih valid dan akurat sehingga hasil penilaian akan lebih cepat diperoleh. 4. Sistem monitoring dengan menggunakan teknologi infomasi akan lebih memudahkan para pemangku kepentingan dan pengambil keputusan. Perubahan secara cepat dan radikal yang dilakukan merupakan hasil monitoring yang terus menerus dan up to date. 5. Penggunaan teknologi informasi yang sesuai kebutuhan Perguruan Tinggi dapat meningkatkan kinerja dan preformen lembaga yang akan mendukung stratagi bisnis perguruan tinggi. SARAN Investasi dibidang teknologi informasi baik itu software, hardware dan brainware yang sesuai kebutuhan perguruan tinggi merupakan investasi modern yang strategis. Nilai manfaat teknologi informasi akan lebih mahal jika dibandingkan investasi pengadaan teknologi informasi itu sendiri
Kekuatan Kinerja / preforma perguruan tinggi, seperti Nilai-nilai budaya kerja yang baik, strategi bisnis lembaga yang strategis, sistem evaluasi dan monitoring yang dilakukan dengan memanfaatkan Teknologi Informasi, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat valid, efektif dan efisien Ancaman Tidak semua perguruan tinggi berbasis IT/SI, dan pemahaman Lembaga PT yang masih kurang tentang perlunya investasi jangka panjang yang dinilai masih mahal
REFERENCE Akdogan, A. A., & Cingoz, A. (2012). An empirical study on determining the attitudes of small and medium sized businesses (SMEs) related to coopetition. Social and Behavioral Sciences, 8th
Tabel 1 KESIMPULAN 1. Budaya kerja pada perguruan tinggi yang berbasis Teknologi Informasi akan lebih
112
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
International Strategic Conference, 58, 252-258.
ISSN : 2580-1503
Management
Tozer, E.E, (1996), Strategic IS/IT Planning (Professsional Ed.), ButterworthHeinemann.
Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson, R. E. (2011). Strategic Management, Competitiveness and Globalization: Concepts and Cases (9th Ed.). SouthWestern Cengage Learning. Mason- United States of America. ISBN 13: 978-1-43904230-4., ISBN 10: 14390-4230-6.
Titthasiri, W. (2000). Information technology strategic planning process for institutions of higher education in Thailand. NECTEC Technical Journal,Vol. 3No. 11, pp. 153164. Spillan, J. E., & Ziemnowicz, C. (2003). Strategic management in small retail businesses: the case of Guatemala. International Small Business Journal, 21(4), 461-478. http://dx.doi.org/10.1177/02662426030214 005
Haron, H., Sabri, S. M., Zolkarnain, Z. N., 2013, A Situational Analysis of Strategic Information System Planning in the Context of a Malaysian SME, 3rd International Conference on Research and Innovation in Information Systems, Kuala Lumpur, 27-28 Nov 2013. John Ward and Joe Peppard. (2002). Strategic Planning for Information Systems. Baffins Lane, Chichester, West Sussex PO19 1UD, England Jogiyanto, Hartono, 2006, Analisis & Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset, Yogyakarta O‟Regan, N., Sims, M. A., & Gallear, D. (2008). Leaders, loungers, laggards, the strategic planning environment performance relationship re-visited in manufacturing MEs. Journal of Manufacturing Technology Management, 19 (1), 6 - 21. http://dx.Doi.org/10.1108/1741038081084 3426 Phelps, R., Chan, C., & Kapsalis, S. C. (2001). Does scenario planning affect performance? Two exploratory studies. Journal of Business Research, 51, 223-232. http://dx.doi.org/10.1016/S01482963(99)0 0048-X
113
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
OPTIMASI QUERY SEDERHANA GUNA KECEPATAN QUERY PADA DATABASE SERVER Suhartati, Yeyen Dwi Atma Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail :
[email protected],
[email protected]
Dalam pengelolaan data yang akan disajikan sebuah aplikasi, pernyataan SQL dapat digunakan untuk mengambil data dari database. Untuk mendapatkan hasil yang sama kita perlu menulis query SQL yang berbeda dari sebuah query yang mungkin masih standar. Cara terbaiknya untuk menyempurnakan kinerja adalah dengan mencoba menuliskan sintak dengan berbagai cara dan membandingkan kecepatan pembacaan dan eksekusi yang dijalankan.
ABSTRAK Informasi sebagai keluaran sebuah aplikasi akan sangat berguna jika memenuhi tiga aspek dalam kualitas yaitu relevan, akurat dan tepat waktu. Untuk mencapai kualitas dan menyesuaikan dengan tuntutan jaman yang serba cepat maka diperlukan optimasi yang baik dalam menampilkan data kembali. Pernyataan SQL dapat digunakan untuk mengambil data dari database manapun. Untuk mendapatkan hasil yang sama kita perlu menulis query SQL yang berbeda. Untuk kinerja yang lebih baik, perlu menggunakan kueri terbaik, cepat, dan efisien. Jadi kita perlu query SQL tuning berdasarkan kebutuhan bisnis dan pengguna. Makalah ini membahas bagaimana query SQL dapat dioptimalkan untuk kinerja yang lebih baik. Dalam tulisan ini tidak fokus mendalam tentang database tapi penggunaan dan trik query sederhana yang bisa diterapkan untuk mendapatkan keuntungan kinerja secara optimal.
Pengoptimalan query merupakan keahlian penting bagi pengembang SQL dan administrator basis data (DBA). Untuk meningkatkan kinerja query SQL, pengembang dan DBA perlu memahami optimasi query dan teknik yang digunakannya untuk memilih jalur akses dan menyiapkan rencana eksekusi query. Penyesuaian query melibatkan pengetahuan tentang teknik seperti pengoptimalan berbasis biaya dan pengoptimalan berbasis heuristik, ditambah alat yang disediakan platform SQL untuk menjelaskan rencana eksekusi kueri.
Kata kunci : SQL, informasi, optimasi, query PENDAHULUAN Dalam sebuah aplikasi, semakin besar data yang tersimpan pada database maka dibutuhkan kecepatan akses yang memadai untuk mengelola informasi didalamnya. Disamping upgrade hardware yang cukup memakan biaya untuk menambah kecepatan proses, sebagai DBA kita juga perlu memahami apakah sudah evektif serta evisien pengelolaan data yang seharusnya ditampilkan oleh aplikasi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk bagaimana memberikan masukan mengenai implementasi query pada database, yang bisa dimanfaatkan untuk kecepatan aplikasi. LITERATUR DATABASE Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berelasi. Data sendiri merupakan fakta mengenai obyek, orang, dan lain-lain. Data dinyatakan dengan nilai (angka, deretan karakter, atau 114
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
symbol). Tujuan database adalah untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan, ketepatan, dan kecepatan dalam pengambilan kembali [4].
menyebutkan cara mendapatkannya [1]. Dalam melakukan optimasi, desain aplikasi saja tidak cukup untuk meningkatkan kerja, harus didukung dengan optimasi dari perintah SQL yang digunakan pada aplikasi tersebut. Dalam mendesain database, seringkali lokasi fisik data tidak menjadi perhatian penting. Karena hanya desain logik saja yang diperhatikan. Padahal untuk menampilkan hasil query dibutuhkan pencarian yang melibatkan struktur fisik penyimpanan data. Inti dari optimasi query adalah meminimal kan “jalur” pencarian untuk menemukan data yang disimpan dalam lokasi fisik.
SQL SQL merupakan singkatan dari Structured Query Language. Pada dasarnya SQL merupakan bahasa komputer standar yang diterapkan oleh ANSI (American National Standard Institud) untuk mengakses dan memanipulasi sistem database. SQL mempunyai dua macam perintah yang digunakan untuk mengelola dan mengorganisasikan basis data, yaitu : 1. Data Definition Language (DDL) DDL atau Data Definition Language merupakan perintah SQL yang digunakan untuk mendefinisikan atau mendeklaraikan objek database, menciptakan objek database atau bahkan menghapus objek database. Objek database dapat berupa table atau database itu sendiri. DDL juga dapat digunakan untuk membuat koneksi antar table database beserta batasannya dengan menentukan indeks sebagai kuncinya. DDL yang umum digunakan adalah CREATE, DROP,ALTER [2].
Di dalam penggunaan SELECT * yang tidak spesifik terhadap tujuan query akan menimbulkan melambatnya pemrosesan query dibandingkan dengan penggunaan tujuan kolom. Kita perlu membatasi hasil query yang ditetapkan hanya dengan memilih kolom tertentu dari tabel, bukan semua kolom dari tabel tertentu. Hal ini menghasilkan manfaat kinerja, karena SQL Server hanya akan menampilkan kolom tertentu, tidak semua kolom pada sebuah tabel. Ini akan membantu mengurangi lalu lintas jaringan dan juga meningkatkan keseluruhan kinerja queri.
2. Data Manipulation Language (DML) DML atau Data Manipulation Language merupakan query yang digunakan untuk memanipulasi data, seperti untuk menampilkan data, mengubah data, atau mengisi data.
Dalam penelitian yang dilakukan juga menganjurkan untuk menghindari penggunaan klausa HAVING dalam statemen SELECT. Klausa HAVING digunakan untuk menyaring baris setelah semua baris dipilih dan digunakan seperti filter. Penggunaan HAVING Ini sangat tidak berguna dalam sebuah pernyataan SELECT. Ia bekerja dengan melewati tabel hasil akhir dari query yang mengurai baris yang tidak memenuhi kondisi HAVING [5].
DML pada dasarnya dibagi menjadi dua : a. Prosedural, yang menuntut pengguna menentukan data apa saja yang diperlukan dan bagaimana cara mendapatkannya.
Contoh: Query dengan HAVING: SELECT s.cust_id,count(s.cust_id) FROM SH.sales s GROUP BY s.cust_id
b. Nonprosedural, yang menuntut pengguna menentukan data apa saja yang diperlukan, tetapi tidak perlu 115
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
HAVING s.cust_id != '1660' AND s.cust_id != '2';
4.2. Penggunaan DISTINCT
METODOLOGI Metodologi yang akan digunakan adalah dengan melakukan tinjauan dan kajian dengan studi literatur yang sudah dipaparkan sebelumnya serta menggunakan analisis guna menghitung kecepatan waktu eksekusi query yang dijalankan menggunakan database institusi pendidikan. Penggunaan query yang akan dituliskan kemudian dilakukan optimasi query sehingga mendapatkan waktu minimal dalam jumlah data yang sama yaitu:
Query asli QA: SELECT distinct * FROM khs JOIN mhs ON khs.nim=mhs.nim WHERE mhs.jur_id='01'; Query optimasi QB: SELECT * FROM khs JOIN mhs ON khs.nim=mhs.nim WHERE mhs.jur_id='01'; Perbandingan waktu eksekusi
1. 2. 3. 4.
Penggunaan SELECT * Penggunaan DISTINCT Penggunaan IN Penggunaan INNER JOIN dalam WHARE 5. Penggunaan EXISTS, DISTINCT 6. Penggunaan NOT IN dan LEFT JOIN
Gambar 2. Hasil Perbedaan Waktu.
PEMBAHASAN Setiap uraian pembahasan, akan dijalankan query asli dan query optimasi untuk hasil yang lebih baik dalam informasi menggunakan basis data pada SQL dengan jumlah row yang sama.
4.3. Penggunaan IN Query asli QA: SELECT khs.* FROM khs WHERE khs.nilai_a='3' or khs.nilai_a='4';
4.1. Penggunaan SELECT *
Query optimasi QB: SELECT khs.* FROM khs WHERE khs.nilai_a in (3, 4);
Query asli QA: SELECT * FORM khs; Query optimasi QB: SELECT khs.nim FORM khs; Perbandingan waktu eksekusi
Perbandingan waktu eksekusi
Gambar 1. Hasil Perbedaan Waktu. 116
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
Gambar 3. Hasil Perbedaan Waktu. 4.4. Penggunaan INNER JOIN dalam WHERE Query asli QA: SELECT * FROM mhs INNER JOIN khs ON khs.nim=mhs.nim OR khs.nim=mhs.nim;
Gambar 5. Hasil Perbedaan Waktu. 4.6. Penggunaan NOT IN dan LEFT JOIN
Query optimasi QB: SELECT * FROM mhs INNER JOIN khs ON khs.nim=mhs.nim WHERE khs.nim=mhs.nim;
Query asli QA: SELECT * FROM DOSEN WHERE NIP NOT IN (SELECT NIP FROM KELAS);
Query optimasi QB: SELECT DOSEN.* FROM DOSEN LEFT JOIN KELAS ON DOSEN.NIP=KELAS.NIP WHERE KELAS.NIP IS NULL;
Perbandingan waktu eksekusi
Perbandingan waktu eksekusi Gambar 4. Hasil Perbedaan Waktu. 4.5. Penggunaan EXISTS Query asli QA: SELECT DISTINC * FROM khs a, matakuliah b WHERE (b.mk_id = a.mk_id);
Gambar 6. Hasil Perbedaan Waktu. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang sudah dilakukan pembahasan diuraikan sebagai acuan dalam optimasi query yang bisa digunakan oleh DBA. sebagai berikut :
Query optimasi QB: SELECT* FROM khs a WHERE EXISTS(SELECT 'X' FROM matakuliah b WHERE b.mk_id = a.mk_id);
1. Perbandingan waktu eksekusi
117
Dalam penggunaan SELECT * sebaiknya kita memperhatikan apa yang mau kita dapatkan pada database. Meskipun penggunaan SELECT * lebih mudah dalam penggunaanya, akan lebih
Jurnal Metik, Vol 1 No 1 2017
ISSN : 2580-1503
menghemat waktu query apabila hanya memilih beberapa kolom yang kita tuju. 2.
3.
4.
5.
6.
Jadi, kita harus mencoba mengikuti cara umum seperti yang disebutkan di atas untuk mendapatkan kinerja query yang lebih baik. Optimalisasi dapat dicapai dengan beberapa upaya jika kita menjadikannya sebagai praktik umum untuk mengikuti peraturan pada optimasi query.
Dalam kasus yang sudah dijabarkan dalam pembahasan, penggunaan DISTINCT sebenarnya tidak perlu, dalam query asli tidak diperlukan DISTINCT karena table_name berisi primary key NIM, yang merupakan bagian dari kumpulan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan IN dapat dilakukan untuk pengambilan indeks. Dengan menggunakan IN bisa mengurutkan sesuai daftar indeks. Dalam menerapkan ini juga harus diperhatikan bentuk data usahakan bentuk data adalah konstanta agar query bisa di eksekusi. Penggunaan INNER JOIN dan WHARE menunjukan hasil yang tidak terlalu banyak perbedaan hanya selisih 1% waktu dengan jumlah data yang sama. Kata kunci DISTINCT bekerja dengan memilih semua kolom dalam table. Jika kita menginginkan sub query untuk memilih semua kolom dalam tabel sebaiknya menggunakan EXISTS. Penggunaan NOT IN dan LEFT JOIN mengasilkan data yang sama denga kolom dan tabel yang sudah ditentukan. Penggunaan NOT IN yag sudah dilakukan kurang begitu efektif karena membaca semua data yang ada di tabel sebelumnya, dalam implementasiya lebih baik menggunakan LEFT JOIN dengan tujuan data yang tepat.
Pengoptimalan query memiliki dampak yang baik terhadap kinerja aplikasi. Teknik optimasi terus berkembang dengan strategi pengoptimalan baru yang lebih canggih. 118
[1]
Aripin. (2010). Meningkatkan Efektifitas Pengelolaan Database Dengan Optimasi SQL.Techno.Com, 9(1).
[2]
Ema Utami dan Sukrisno. 2005. Kosep Dasar Pengolahan dan Pemrograman Database dengan SQL server, Ms. Access, dan Ms. Visual Basic. Yokyakarta: Penerbit Andi.
[3]
Jogiyanto, HM., 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi Offset,Yogyakarta.
[4]
Kusrini. 2007. Strategi Perancangan dan Pengelolaan Basis Data. Yokyakarta: Penerbit Andi.
[5]
Navita Kumari, 2015. SQL Server Query Optimization Techniques - Tips for Writing Efficient and Faster Queries. : International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 6, June 2012.