A.
Latar Belakang
Semua perusahaan diasumsikan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu menghasilkan keuntungan pertahankan hidup (survive),
disamping mem-
memberikan manfaat yang
besar kepada lingkungan masyarakat dan karyawan, serta selalu berkembang. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat memperoleh dan memanfaatkan sumber-sumberdaya secara optimal. Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan dan dunia usaha pada umumnya adalah adanya persaingan pasar yang semakin ketat. Persaingan tersebut membawa konsekuensi pengembangan strategi pada tingkat perusahaan (corporate level) dengan mengkombinasikan antara daya tarik industri dengan posisi kekuatan usaha atau daya saing yang dimilikinya. Sedangkan pada tingkat usaha (business level) perusahaan akan mengembangkan strategi kompetitifnya dalam mencapai target pasar, baik melalui keunggulan biaya rendah atau keunikan produknya (product differentiation).
Pengembangan strategi unit bisnis
tersebut dapat dicapar melalui berbagai strategi fungsional yang meliputi bi clang pernasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, operasi dan sumberdaya manusia, yang pada intinya adalah bertujuan untuk memaksimumkan produktivitas sumberdaya yany dimiliki perus'ahaan.
/
Bidang produksi/operasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting menyangkut bagaimana suatu (kelompok) produk diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang relatif rendah pada kualitas tertentu. Oleh karena itu dalam proses produksi terdapat dua aspek penting yang meliputi produktivitas dan efisiensi untuk mencapai produksi yang optimal. PT (Persero) Eksploitasi dan ~ndustriHutan I11 atau lebih dikenal dengan sebutan perusahaan Badan Usaha bergerak
PT Inhutani 111, merupakan
Milik
Negara
dalam bidang Agribisnis
(BUMN)
yang
sektor kehutanan
terpadu yang meliputi kegiatan reboisasi, pembinaan hutan, pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan (agroindustri) dan pemasaran hasil-hasilnya. Sesuai dengan uraian di atas, kegiatan industri PT Inhutani I11 merupakan kegiatan yang sangat penting karena diharapkan dapat menciptakan nilai tambah disamping menyediakan produk setengah jadi bagi konsumen. Produk pabrik kayu PT Inhutani I11 terbagi dalam tiga kelompok yaitu kayu gergajian, dowel dan moulding. Dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) periode tahun 1990
- 1994 telah ditetapkan kebijaksahaan fungsional
dalam bidang industri pabrik kayu antara lain : 1. Prioritas pertama diarahkan pada rehabilitasi unit
mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
Bidang produksifoperasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting menyangkut bagaimana suatU (kelompok) produk diproduksi, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan biaya yang relatif rendah pada kualitas tertentu. Oleh karena itu dalam proses produksi terdapat dua aspek penting yang meliputi produktivitas clan efisiensi untuk mencapai produksi yang optimal, PT (Persero) Eksploitasi dan ~ndustriHutan 111 atau lebih dikenal dengan sebutan perusahaan Badan Usaha bergerak
PT Inhutani 111, merupakan
Milik
Negara
dalam bidanq Agribisnis
(BUMN)
yang
sektor kehutanan
terpadu yang meliputi kegiatan reboisasi, pembinaan
hutan, pemanenan hasil hutan, pengolahan hasil hutan (agroindustri) dan pemasaran hasil-hasilnya. Sesuai dengan uraian di atas, kegiatan industri PT Inhutani I11 merupakan kegiatan yang sangat penting karena diharapkan dapat menciptakan nilai tambah disamping menyediakan produk setengah jadi bagi konsumen. Produk pabrik kayu PT Inhutani I11 terbagi dalam tiqa kelompok yaitu kayu gergajian, dowel dan moulding, Dalam Rencana Jangka Panjang (RJP) periode tahun 1990
-
1994
telah ditetapkan kebijaksanaan fungsional
dalam bidang industri pabrik kayu antara lain : 1. Prioritas pertama diarahkan pada rehabilitasi unit
mesin penggergajian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kualitas produk yang dihasilkan.
2.
Perluasan industri wood working yang menghasilkan produk barang jadi yang meliputi dowel dan moulding sesuai dengan permintaan pasar luar negeri.
3.
Kayu-kayu yang tidak dapat diolah oleh industri sendiri akan diserahkan pada industri pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut dengan sistem KSO
(Kerjasama
Operasional), agar sebagian besar logs dan sawn timber yang diproduksi dapat diolah menjadi barang jadi. Dalam lima tahun kapasitas industri ditingkatkan sehingga menjadi 70% dari produksi kayu bulat dapat diolah dalam industri, termasuk industri dengan sistem KSO. 4.
Studi kelayakan akan dilakukan untuk kemungkinan pembangunan industri pulp, MDF (Medium Density Fibreboard) dan diversivikasi produknya.
Apabila studi ini
memberikan hasil positif akan dilanjutkan dengan perencanaan dan perekayasaannya. 5. Hasil produksi kayu bulat sebanyak-banyaknya diman-
faatkan sebagai bahan baku industri sendiri, sedangkan sisanya dijual kepada industri lain. 6. Penjualan sebesar-besarnya ditujukan untuk ekspor
berupa kayu olahan. Berdasarkan kebijaksanaan fungsional yang telah dirumuskan di atas, perlu ditempuh kebijaksanaan strategis dalam rangka efisiensi dan optimalisasi produksi pabrik kayu PT Inhutani I11 yang disesuaikan dengan
permintaan pasar dan sumberdaya yang mendukung (terutama kapasitas pabrik).
Namun dalam kenyataan operasionalnya
telah dirasakan berbagai masalah yang membutuhkan langkah-langkah penanganan segera. B. Perurnusan Masalah
Sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen yang tepat akan berpengaruh langsung terhadap efisiensi suatu aktivitas. Demikian pula dalam manajemen produksi dan operasi suatu pabrik harus dilaksanakan secara efisien untuk mencapai suatu tingkat hasil yang diharapkan. Dua masalah utama yang dihadapi oleh bidang industri PT Inhutani I11 yaitu : 1. Penentuan kombinasi jenis dan jumlah produk yang akan
dihasilkan sehingga memberikan keuntungan maksimum. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan laba per unit masing-masing jenis produk serta perbedaan volume permintaan pasar. 2. Efisiensi dan produktivitas dalam berproduksi belum
sesuai dengan harapan, yaitu rendemen kayu gergajian sekitar 50%. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain kualitas bahan baku (logs) yang semakin menurun, keausan mesin serta motivasi dan ketrampilan pekerja.
Apabila kedua masalah tersebut di atas tidak segera dipecahkan secara tepat maka manajemen akan menghadapi berbagai masalah pelik dalam jangka panjang, terutama tingginya biaya produksi industri hasil hutan per satuan volume produk, sehingga memboroskan sumberdaya yang dikelola. Volume permintaan pasar ekspor kayu olahan sejak tahun 1989 cenderung meningkat dari tahun k e tahun (Lampiran 4 dan 5) sehingga harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas unit mesin pengolahan kayu (Wood working).
Dilain pihak sering terjadi idle c a p a c i t y untuk
mesin penggergajian kayu (sawmill). Pada prinsipnya volume produksi yang dibuat oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasarnya. Namun demikian dengan adanya faktor pembatas kapasitas mesinmesin di satu pihak dan permintaan pasar potensial yang melebihi penjualan aktual maka perlu dilakukan optimalisasi komposisi jumlah dan jenis produk untuk menghasilkan laba maksimum sesuai kendala-kendala pembatas tersebut. C. Tujuan dan Kegunaan Studi
Tujuan utama pelaksanaan kegiatan geladikarya adalah untuk merencanakan kombinasi volume produksi pabrik kayu PT ~ n h u t a n iI11 yang meliputi kayu gergajian, dowel dan moulding dengan memperhatikan faktor volume permintaan pasar, kapasitas masing-masing unit pabrik, target laba
yang diinginkan perusahaan serta nilai tambah yang diperoleh dari masing-masing produk. ~egiatan studi manajemen
produksi/operasi pada
bidang industri PT Inhutani I11 yang dilaksanakan selama ~eladikaryadiharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat antara lain : 1. Memberikan masukan kepada perusahaan dalam rangka
perencanaan produksi baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk mengoptimalkan volume produk-produk pabrik dengan memanfaatkan sumber-sumberdaya yang tersedia sesuai kendala yang dihadapi, sehingga dapat diperoleh laba sesuai dengan tujuan. Disamping itu dapat disusun rencana implementasi langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga secara komprehensif dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. 2. Peserta geladikarya dapat mengaplikasikan konsep-
konsep yang telah diperoleh sebelumnya, untuk menangani permasalahan bisnis yang aktual khususnya dalam bidang manajemen produksiloperasi.