Dewan Pers
MERUNUT MEDIA HOAX DAN UPAYA MELAWANNYA Yosep Adi Prasetyo Ketua
Jakarta, 12 Januari 2017
BEDA INFO MEDIA DENGAN BERITA
Info Media
Berita
• Asal ïnformationel”(Latin) dan ïnformacioni”(Perancis) • Potongan pesan atau kumpulan pesan awal yang disampaikan seseorang dan diterima oleh sebuah institusi media
• Kumpulan info media yang telah dicek kebenarannya dan diverifikasi sebelum disampaikan kepada publik/masyarakat luas
BEDA PERS DAN MEDSOS Produk Pers
Produk Medsos
Hasil/Output
Berita
Info
Cara Produksi
Kompetensi wartawan
Komunikasi siapa saja
Kerja
Tim redaksi, ada standarisasi
Individual
Tanggungjawab Pertg-jwban “air terjun”
Tak ada
Batasan
Kode Etik Jurnalistik
Tak ada
Pengelola
Badan hukum
Bebas, memanfaatkan kemudahan teknologi
Identitas
Ada penanggungjawab dan alamat
Bisa dipalsukan
Cara penyampaian pesan
Media cetak, media online, TV, dan radio
Media sosial (twitter, facebook, whatsupo, line, path, instagram)
Sumber Yang digunakan
Sumber resmi
Bisa resmi, bisa tidak jelas sumbernya, bisa hasil rekayasa
SEJARAH MARAKNYA BERITA HOAX DI INDONESIA • Banyak berita “gorengan” jelang Pileg dan Pilpres 2014 • Sejumlah pemilik media membuat partai/masuk partai dan menggunakan medianya untuk berkampanye
• Ada sejumlah partai membuat media baru • Banyak wartawan ikut jadi caleg atau jadi joki politik • Sejumlah wartawan merangkap jadi tim sukses • Politisi menarik-narik wartawan, mengunjungi media/organisasi wartawan • Pubik kehilangan kepercayaan terhadap netralitas pers dan kebenaran isi media
MEDSOS MENJADI ALTERNATIF • Pada saat informasi media mainstream tak bisa dipercaya, masyarakat mencari alternatif dari media sosial. • Media sosial semacam Twitter dan Facebook yang awal mulanya diciptakan untuk membuat update status atau menemukan kembali temanteman lama yang berpisah berubah menjadi sarana seseorang menyampaikan pendapat politik, mengomentari pendirian orang lain.
MEDSOS MENJADI PENYEBAR HOAX • Grup media sosial (al WA) menjadi sarana pas karena si X mendapatkan info dari sahabatnya si Y (yang dikenal si Y). Info saling dipertukarkandan diteruskan ke grup baru tanpa mempersoalkan dari mana asal info yang diforward tersebut. • Media sosial berubah fungsi menjadi ajang orang bertikai. Berita hoax marak. • Sejumlah orang membuat akun-akun palsu.
• Berita hoax marak pada saat tensi politik tinggi (menjelang Pileg, Pilpres, Pilkada)
MODEL HOAX (BERITA)
MODEL HOAX (FOTO)
Bantahan Hoax
FOTO HOAX
KOMBINASI HOAX DAN KEJAHATAN SIBER Selasa pagi , 11 Januari 2017
HOAX TENGGELAMKAN FAKTA
VIRAL KEMARAHAN AKIBAT HOAX • Kabar bohong atau hoax beredar di dunia maya, disebar dari satu akun ke akun lain, berpindah dari Facebook ke Twitter, Twitter ke WhatsApp grup, dan dalam beberapa jam - tanpa diketahui siapa yang pertama menyebarnya - pesan itu telah mengundang amarah atau rasa takut pengguna.
MEDIA MAINSTREAM DAN MEDSOS • Mayoritas wartawan saat ini ternyata memilih jalan paling mudah untuk menulis, menemukan ide berita, sekaligus menverifikasi sebuah fakta hanya dengan mengandalkan sumber media sosial
Sumber: Indonesian Journalits Technographics Report, 2012-2013; N = 362
MEDIA MAINSTREM GUNAKAN BAHAN MEDSOS Twitter A. Dhani:
SAYA AKAN POTONG KEMALUAN SAYA KALAU JOKOWI BISA MENANG DARI PRABOWO SUBIANTOI! ITU SUMPAH SAYA
LINGKARAN SETAN HOAX Sumber hoax
Media cetak
Media sosial
TV
Media online
16
DATA MEDIA TERAKHIR • Menurut perkiraan di Indonesia kini ada sekitar 2.000 media media cetak. Namun dari jumlah tersebut hanya 321 media cetak yang memenuhi syarat disebut sebagai media profesional (Data Pers 2015) • Sedangkan media online/siber diperkirakan mencapai angka 43.300, tapi yang tercatat sebagai media profesional yang lolos verifikasi hanya hanya 168 media online saja (menyusut dari data 2014 yang mencapai 243 media online) • Selain itu hingga akhir 2014 tercatat ada 674 media radio dan 523 media televisi
BERITA BERMASALAH Berita Abal-Abal
• Cara: membuat berita miring, memojokkan, menuduh • Tujuan: Pihak yang diserang mengajak ber”damai”, memasang iklan, atau berlangganan • Pembuat: wartawan abal-abal
Berita Buzzer
• Cara: membuat berita untuk tujuan tertentu dan kemudian disebarkan melalui media sosial • Tujuan: mendapatkan pengikut dan memenangkan opini • Pembuat: pihak yg dibayar oleh pemilik kepentingan
Berita Hoax
• Cara: berita bohong sengaja dibuat agar jadi perbincangan di masyarakat • Tujuan: mendapatkan keuntungan karena banyak orang meng”klik” situs dan menforward berita • Pembuat: amatir yang mencari keuntungan, orang iseng, kelompok bayaran
RAGAM MEDIA ONLINE/CETAK • Bisa dibedakan dalam 4 kuadran Kuadran
Gambaran Media/Model Jurnalisme
Pertama
Memiliki status jelas (terverifikasi di Dewan Pers), ada penanggungjawab dan alamat redaksi, memenuhi syarat UU dan peraturan DP, dikelola oleh wartawan berkompeten, isi menaati KEJ, membela kepentingan umum (dan menjalan fungsi pers secara benar)
Ke Dua
Status kurang jelas (belum memenuhui syarat badan hukum, sebagian terdaftar di DP), tapi isinya menaati KEJ, dan menjalan-kan fungsi pers secara benar, menjalankan fungsi jurnalistik de-ngan benar, sebagian memiliki penanggungjawan dan mencantumkan alamat redaksi
Ke Tiga
Status tak jelas (juga tak terdaftar di DP), tak mencantumkan penanggungjawab dan alamat redaksi, bermuatan negatif, beritanya berisi kebohongan dan memutar balik fakta, mengumbar isu SARA
Ke Empat
Status terdaftar atau terverifikasi di DP, tapi secara konten tak sesuai dengan standar jurnalisyik, dan banyak melanggara KEJ
(Terpercaya/Positif)
Kuadran II
Kuadran I
(Tak Terverifikasi)
Status
(Terverifikasi)
(Muatan)
Kuadran III
Kuadran IV
(Tak Bisa Dipercaya/Negatif)
Media Keaga maan
Media Komunitas
Kuadran II
Media Lain (PersMa, Media Kehumasan dll)
Media SARA
(Muatan Positif)
Media Dalam Rintisan
Media Buzzer
Media Abal2 Tipe I
Media Propaganda
Portal Berita
Status
Media Kebencian
(Muatan Negatif)
Versi Online Media Arus Utama
(Terverifikasi) Media Kuning
Media Abal2 Tipe II
Kuadran III Media Hoax
Media Terdaftar di DP
Kuadran I Media Arus Utama
Media Partisan
Kuadran IV
(Muatan Positif)
Diselesaikan penilaian/ rekomendasi mediasi DP atau diproses hukum (Tak Terverifikasi)
Penyelesaian sepenuhnya melalui DP sesuai UU No 40/1999 (Hak Jawab, Hak Koreksi, Permintaan Maaf) Status
Diblokir dan Diproses Hukum
REKOMENDASI
(Terverifikasi)
Diproses Hukum
(Muatan Negatif)
(Muatan Positif)
Koordinasi DP dan Polri dalam rangka menjaga kemerdekaan pers/berekspresi (Tak Terverifikasi)
Perlindungan Kemerdekaan Pers oleh DP Status
Sepenuhnya Wilayah Hukum/ Pemerintah (Kominfo)
(Terverifikasi)
1. Rekomendasi kpd Pengadu utk menempuh proses hukum 2. DP sediakan ahli pers kpd penyidik Polri
(Muatan Negatif)
(Muatan Positif)
Ranah Tugas dan Fungsi Dewan Pers (Tak Terverifikasi)
Status
(Muatan Negatif)
(Terverifikasi)
Upaya Dewan Pers 1. Mengembalikan otoritas pemegang kebenaran faktual kepada media mainstream
2. Memberikan logo/QR code (tanda media terverifikasi) kepada mediamedia yang terverifikasi di Dewan Pers 3. Memberlakukan standar kompetensi wartawan/jurnalis
Memperlebar dan memperluas wilayah hijau
PENYALAHGUNAAN IPTEK • Sarana teknologi tidak digunakan untuk memajukan kemanusiaan, tapi digunakan untuk hal-hal negatif
PENYALAHGUNAAN IPTEK • Ilmu pengetahuan dan teknologi disalag gunakan untuk hal-hal negatif
• Negara harus melakukan sesuatu untuk mencegahnya
DEWAN PERS MENDUKUNG MASYARAKAT ANTI HOAX • Hal ini adalah upaya mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada beritaberita yang benar • Upaya mengembalikan otoritas kebenaran faktual media arus utama • Mengembalikan kepercayaan pada profesi jurnalis
BGM MEMBERLAKUKAN SEBUAH INFO (TERUTAMA DI MEDSOS)? ANDA MENERIMA INFORMASI SELIDIKI KEBENARAN INFORMASI
BENAR
INFORMASI BER MANFAAT?
BERMANFAAT
TIDAK BENAR Hoax, kebencian, fitnah, anjuran kekerasan,
TIDAK BERMANFAAT
BLM PASTI BENAR
Berpotensi memicu konflik, menciptakan permusuhan
Sumber meragukan, sumber tak terverifikasi,tidak masuk akal
JANGAN DISEBARKAN!
JANGAN DISEBARKAN!
BOLEH DISEBARKAN!
SELESAI