Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
Mereka harus mewujudkan pemerintahan yang memiliki prinsip Good Government dan Clean Governent
Sudah barang tentu warga Kota Medan ikut merasakan suka cita atas pelantikkan Walikota Medan defenitif. Karena kota ini sudah sangat lama tidak memiliki walikota/wakil walikota yang definitif. Pelantikan sebelumnya harus dimaknai sebagai momentum untuk membawa Kota Medan menjadi kota yang terdepan di Indonesia.
Untuk itu tulisan ini dimaksudkan menjadi bahan pemikiran bagi kita semua, khususnya warga Medan untuk mengawal kepemimpinan Walikota Medan sehingga mereka bekerja sesuai dengan harapan/on the track bersih dari KKN.
1/7
Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
Chici Soekarjo dalam bukunya yang berjudul Menunggang Harimau Lapar mengatakan “seorang pemimpin ibarat menunggang seekor harimau yang sedang lapar”. Ungkapan tersebut mendiskripsikan bagaimana sukar dan sulitnya menjadi seorang pemimpin. Kita ketahui bersama jangankan menunggang seekor harimau yang sedang lapar, untuk mendekati seekor harimau saja adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Jika tidak hati-hati kita akan diterkam dan dimangsa oleh harimau tersebut. Maka seorang pemimpin wajib memiliki integritas,kapabilitas,kapasitas dan moralitas yang tinggi
Kita ketahui bersama bahwa pasangan Rahudman-Eldin menuju orang nomor 1 dan nomor 2 dikota Medan melalui proses yang panjang dan melelahkan, mereka memenangkan pertarungan Pemilihan Walikota/Wakil Walikota Medan pada putaran kedua. Kemenangan mereka sampai diuji di Mahkamah Konstitusi, sehingga sangat menguras tenaga,pikiran, waktu dan finansial yang yang cukup banyak. Terlebih mereka dipilih oleh lebih dari enam puluh persen suara pemilih yang sah.
Maka publik memiliki ekspektasi yang cukup tinggi kepada pasangan ini untuk mampu membawa angin perubahan bagi Kota Medan, dengan menjadikan kota ini maju, bersih, indah dan berbudaya (Madani). Rahudman-Eldin tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan masyarakat yang sudah diberikan kepada mereka. Rahudaman-Eldin harus mampu menjadi pemimpin yang amanah, karena di pundak mereka berdualah nasib dan harapan dua juta lebih masyarakat Kota Medan menggantungkan asa dan harapan.
Mereka harus mewujudkan pemerintahan yang memiliki prinsip Good Government dan Clean Governent yang sudah dicanangkan mantan Gubernur Sumatera Utara Alm. H. T Rizal Nurdin. Pasangan Rahudman Eldin harus mampu merubah wajah birokrasi pemerintah Kota Medan yang selama ini ingin dilayani menjadi birokrasi yang memberikan pelayanan prima, santun dan manusiawi. Rahudman-Eldin harus mampu mendiagnosa penyakit yang sudah lama menjadi tradisi abdi
2/7
Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
negara tersebut. Dan memberikan obatnya yang tidak lain adalah sebuah “keteladanan”. Hal ini sangat penting, dikarenakan jika seorang pemimpin memberikan teladan yang baik, niscaya tindakannya akan menjadi panutan dan dicontoh oleh bawahannya.
Goodzyiheer seorang filsuf Barat pernah berkata “ada sesuatu yang lebih cepat dari virus untuk menyebar, yaitu sebuah keteladan”. Pendapat tersebut dikuatkan Ayat Al-Qur`an yang berbunyi”sesungguhnya dalam diri Rasul Muhammad SAW terdapat contoh/teladan yang baik”. Kita bisa melihat bagaimana dahsatnya sebuah keteladanan mampu mempengaruhi dan mengilhami banyak orang untuk berbuat yang terbaik, sepatutnyalah Walikota/Wakil Walikota Medan terpilih menduplikasi apa yang sudah diperagakan oleh Rasul Muhammad SAW, Abu Bakar Assiddiq, Umar Ibnu Khattab dan lain-lainya dalam seni memimpin umat.
Belajar dari petuah
Sekedar untuk mengingatkan, penulis mengungkapkan beberapa petuah dari kabupaten/kota dan Etnis yang ada di Sumatera Utara sebagai bahan renungan kita bersama:
Balayar Satujuan, Batambat Satangkahan/Berlayar Satu Tujuan Bersandar Satu Tempat (Kota Tanjung Balai). Ini bermakna dalam satu wadah/institusi harus ada tujuan yang sama dan tempat bersandar yang sama, dalam sebuah kenderaan tidak boleh ada dua nakhoda atau masinis. Rahudman-Eldin harus menjadi dwi tunggal yang harmonis dan kompak sampai masa jabatan keduanya berakhir.
3/7
Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
Pasangan ini tidak boleh seperti kebanyakan kepala daerah/wakil kepala daerah yang hanya harmonis pada saat pemilihan tetapi disharmoni beberapa saat setelah mereka dilantik seperti yang menimpa OK. Arya Zulkarnain/Gong Matua Siregar di Kabupaten Batubara, Ongku P. Hasibuan/Aldins Rapolo Siregar di Kabupaten Tapanuli Selatan, Risuddin/Taufan Gama Smatupang di Kab. Asahan, Zulkarnain Damanik/Pardamean Siregar di Kab. Simalungun.
Ika Bina En Pabolo/Disini dibina dan disana diperbaiki (Labuhan Batu). Harus ada tekad dan semangat dalam sanubari Rahudman-Eldin untuk saling memperbaiki seluruh lapisan struktur yang ada, mengedepankan sikap saling asah, asih dan asuh, harus ada semangat mengayomi. Karena Kota Medan tidak mungkin dibangun dari rasa kebencian, permusuhan dan saling menjatuhkan diantara kita, mengemas perbedaan menjadi panorama yang indah untuk dilihat dan dinikmati
Tanah Bertuah, Negeri Beradat (Serdang Bedagai). Rahudman-Eldin selayaknya menjadi berkah bagi semua masyarakat Kota Medan, mereka harus mampu memberikan banyak manfaat bagi kemakmuran masyarakat dengan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Medan.
Menek Marsibantuan, Tappar Marsipagodangan (Tapanuli Selatan). Membantu Kaum yang kecil dan saling membesarkan satu dengan yang lain. Saatnya Kota Medan memiliki pemimpin yang pro terhadap rakyat miskin, kebijakan memberikan pelayanan kesehatan gratis, KTP dan KK Gratis jangan hanya menjadi slogan untuk meraih
4/7
Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
simpati rakyat. Pemimpin tidak boleh saling menyebar fitnah dan perseteruan, yang ada semangat untuk membangun serta saling membesarkan.
Rame Ing Gawe, Sepi Ing Pamrih. Bekerjasama ramai-ramai, dan tanpa pamrih, bermakna kita membutuhkan pioneer-pioner yang ingin berbuat dan bekerja dengan menorehkan kinerja dan prestasi bukan orang yang hanya piawai mengkritik dan menyalahkan tetapi tanpa pernah berbuat (No Action Talk Only) dan bekrja untuk partai penuh dengan keikhlasan. Istilah ini pernah dipopulerkan oleh H. Abdillah, Ak,MBA yang menjadi motto Kota Medan “bekerjasama dan sama-sama bekerja”
Walau Langit Akan Runtuh, Tak Melayu Hilang dibumi. Tentu kita sangat sayang dan cinta dengan kota ini. Kita tidak ingin kota ini stagnan dalam bidang pembangunan, tidak ingin Medan jauh tertinggal dengan kota-kota lain yang sudah menjadi kota metropolitan. Sehingga kita harus kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas. Tidak ada waktu tanpa aksi dan pembangunan.
Tanggung jawab pemimpin
Pemimpin adalah orang yang diserahkan tanggung jawab untuk menangani masyarakat banyak. Di antara tanggung jawab tersebut ialah: 1. Menegakkan keadilan diantara manusia. Mereka harus mampu menjadi pemimpin semua golongan, kelompok, suku, ras dan agama.
2. Berempati terhadap penderitaan rakyatnya dengan memberi kemaslahatan bagi masyarakat yang dipimpinnya, 3. Melaksanakan pembangunan, menjamin pendidikan bagi rakyatnya,
5/7
Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
menjaga kesehatan mereka, serta mempersiapkan berbagai sarana dan prasarana perdagangan, industri dan pertanian, 4. Menjaga moralitas, mengarahkan generasi muda kepada hal yang positif dan produktif.
5. Menjamin kebebasan hak azasi manusia, kebebasan beragama, berbicara dan lain-lain, 6. Mengangkat mitra kerja/pejabat yang memiliki kecakapan dan kemampuan sesuai kemampuan dan kompetensinya, dalam Islam dilarang mengutamakan keluarga dekat, tetangga atau orang yang satu suku atau kampung dengannya, atau siapapun yang tidak memiliki kecakapan.
Khalifah Abu Bakar Radhiyallahu Anhu pernah berwasiat kepada Yazid bin Abi Sufyan ketika ia diperintahkan memimpin negeri Syam/Syiria, yaitu dengan mengatakan kepadanya: “Hai Yazid, kamu memiliki saudara/kerabat yang hampir kamu utamakan untuk memegang urusan pemerintahan, tetapi hal itulah yang paling kutakutkan terjadi padamu”. Kekhawatiran Abu Bakar R adhiyallahu Anhu sangat beralasan, jika pemerintahan dibangun dengan pondasi KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) maka pemerintahan tidak akan pernah menuai keberhasilan.
Penutup
6/7
Walikota Menunggang Harimau Lapar Written by Thursday, 12 August 2010 08:50
Dalam pemilihan Walikota/Wakil Walikota Medan Tahun 2010 kita tahu bahwa Rahudman-Eldin tidak bekerja sendiri. Mereka didukung oleh partai politik, keluarga, sanak famili, donator sampai dengan TS (tim sukses). Setelah menang maka dikhawatirkan para pendukung ini meminta imbalan dari dukungan yang sudah mereka perbuat. Maka akan banyak kepentingan yang mengitari dan mengelilingi pasangan ini,
Kita khawatir mereka akan terjebak dengan lingkaran kepentingan kelompok atau perorangan yang sudah barang tentu akan mengganggu kinerja yang akan dibuat pasangan ini, Maka di sinilah kepemimpinan mereka dipertaruhkan. Apakah bermanfaar bagi segelintir orang/kelompok atau untuk seluruh warga Medan. Mari kita beri mereka waktu untuk membuktikan semua janji-janji kampanye mereka, apakah akan menjelma menjadi kenyataan atau hanya pepesan kosong belaka. ( Abdul Manaf : Penulis Sekretaris Umum Pemuda Islam (PI) Sumut )
7/7