بسم الله الرحمن الرحيم
Menyambut Ramadhan 1433 H (edisi revisi) Untuk Pengurus Masjid, Panitia Ramadhan, dan kaum Muslimin Mengapa kita harus senantiasa melihat sikap/pengamalan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam didalam setiap ibadah kita ? Karena apabila kita hanya berdasarkan akal dan tanpa petunjuk/tuntunan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam didalam penafsiran ayat, maka akan tersesat dan keliru, sebagian kecil contoh saja, Alloh Subhanahu wata'ala berfirman : يه&ا الذين& آم&نوا &قاتلوا الذين& ي&لو &نك "م من& ا "لكفار3 &ي&ا أ (1) Wahai orang-orang beriman, perangilah orang-orang kafir disekitarmu (At Taubah 123) Lalu apakah kita memahami membunuh/memerangi semua orang kafir tanpa kecuali ? Siapa saja orang kafir yang boleh diperangi ? tentunya didalam memahami ayat diatas ataupun ayat-ayat lainnya, wajib bagi kita memahaminya sebagaimana yang dipahamkan oleh Nabi Sholallohu'alaihi wasallam kepada kita. Karena kenyataannya Nabi Sholallohu'alaihi wasallam tidak membunuh semua orang kafir. Mengapa harus senantiasa memperhatikan praktek dan penerapan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam didalam memahami Alquran ? Karena semua tindak tanduk dan perbuatan keseharian beliau Sholallohu'alaihi wasallam adalah merupakan penerapan Alquran dan beliau senantiasa dalam penjagaan Alloh ta'ala, كان خلقه القرآن (2) Bahwasannya akhlak beliau adalah Alquran (Shohih, HR Ahmad Shohih dari Aisyah Rodhiyallohu'anhu) Apakah Nabi Sholallohu'alaihi wasallam tahu yang Ghoib (teknologi satelit, teropong dll) ? Beliau tidaklah mengetahui perkara yang akan terjadi, termasuk adanya teknologi satelit, teropong dan yang lainnya. Beliau tidak mengetahui akan yang terjadi kecuali setelah diberitahukan oleh Dzat Yang Maha Mengetahui yaitu Alloh Ta'ala. Semua yang diucapkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam, adalah wahyu yang diwahyukan Alloh Ta'ala yang diwahyukan Dzat Yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi, belum terjadi, telah terjadi. ي يوح& ىH "&وم&ا &ي "نطق &عن ا "له &&وى إن" ه &و إل &وح (3) Dan tidaklah setiap ucapan Nabi itu muncul dari hawa nafsunya, akan tetapi semua ucapan Nabi adalah wahyu yang diwahyukan Alloh kepadanya (AnNajm 3, 4) Memang Nabi tidak mengetahui akan adanya teknologi canggih masa depan, akan tetapi Nabi telah diwahyukan oleh Alloh untuk mengeluarkan pernyataan/ ucapan/ perintah/ sikap-nya guna mengatasi permasalahan ummat di saat itu dan di masa depan (perkara goib) ول & ا إل م&ن ار" &تWع&الم ا "ل &غي"ب &فل ي "ظهر &عل&ى &غي"به أ&ح& د S ضى من" ر& س (4) Dia-lah yang Maha Mengetahui yang Goib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhoi-Nya (Al Jin 26, 27). Dan Kitab Alquran tidak akan diturunkan kecuali beserta penjelasannya, sehingga wajib bagi kita mengambil Alquran berikut penjelasannya dari Assunnah & &&وم&ا أ ن& ل&همbنز "ل &نا ع& ل& "ي &ك ا "لك &تاب& إل لت &بي (5) Dan tidaklah kami turunkan Alquran kecuali tujuannya agar engkau (Muhammad) menjelaskannya kepada mereka (An Nahl 64) & &&وأ زل & إل&ي"ه "مb ن& للناس م&ا نbذ "كر& لت &بيb نز "ل &نا إل& "ي &ك ال (6) Dan kami menurunkan Alquran kepadamu (Muhammad),
tujuannya agar engkau menjelaskannya kepada manusia terhadap apa yang diturunkan kepada mereka (An Nahl 44) Penjelasan Alquran, dapat berupa ucapan ataupun perbuatan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam
Apa saja kah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya: صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته (7) Berpuasalah karena rukyah hilal dan berbukalah karena rukyah hilal (HR Bukhori 1909) Rukyah = melihat dengan mata,asal katanya ro'a yaitu melihat (bisa dilihat dikamus/ditanyakan kepada orang arob). صوموا للحساب وافطروا له: ولم يقل Nabi tidak bersabda : Berpuasalah karena hisab dan berbukalah karena hisab Hisab = menghitung dan memprediksi posisi/letak benda langit Faidah : Karena puasa adalah ibadah dan ibadah tidaklah sah kecuali sesuai dengan tuntunan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam, maka menentukan sudah masuk atau belum bulan ramadhan adalah bagian dari ibadah puasa dan harus sesuai dengan tuntunannya, yaitu dengan rukyah (melihat langsung)
Apa saja kah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya: جاء إليه رجلن في نصف النهار في تسع وعشرين من رمضان وشهدا أنهما رأيا الهلل إلى المصلىW وأن يغدوا غدا، فأفطر وأمر الناس بالفطر،أمس (8) Dua orang datang kepada Nabi Sholallohu'alaihi wasallam disiang hari pada 29 Romadhon (saat itu beliau berpuasa), dan dua orang tersebut mempersaksikan bahwa mereka berdua melihat hilal kemarin, maka kemudian beliau berbuka dan memerintahkan manusia untuk berbuka (karena hari ini 1 Syawal bukan 29 Ramadhan), dan menunaikan sholat id keesokan paginya (2 Syawal) (Shohih, HR Abu Daud 2339) Faidah : 1. Berbuka/beridul fitri karena rukyah/melihat bulan dengan 2 orang saksi 2. Dan tidak memulai berbuka hingga Nabi/Pimpinan negri memerintahkannya kepada kaum muslimin 3. Setelah melihat/rukyah bulan, tidak serta merta mengumumkan, akan tetapi segera melaporkan kepada pimpinan negri 4. Menunaikan sholat id pagi keesokan harinya apabila dia mengetahuinya setelah masuk siang hari 5. Sholat idnya tetap sah walaupun dilakukan keesokan harinya, 6. Orang yang berpuasa pada hari id, disebabkan mengikuti perintah Penguasa/Pemerintah dan dalam keadaan dia tidak tahu bahwa hari tersebut adalah hari id, tidak ada dosa baginya, sebagaimana hadits diatas. 7. Walaupun para sahabat mengetahui ada orang yang melihat hilal sehingga hari itu dihukumi hari idulfithri (tidak boleh berpuasa), akan tetapi para sahabat tetap berpuasa, sebagaimana perintah Penguasa 8. Para sahabat tidak langsung berbuka (beridul fithri) ketika mengetahui ada yang telah melihat hilal, akan tetapi tetap bersabar dan menunggu perintah Penguasa, dan inilah tuntunan Islam 9. Nabi Sholallohu'alaihi wasallam membenarkan dan tidak menyalahkan sikap para sahabat tersebut, dan inilah yang dinamakan taqrir Nabi (Sunnah Nabi). 10. Alloh ta'ala tidak menyalahkan sikap para sahabat, dalam keadaan Alloh ta'ala mengetahui apa yang mereka lakukan, sedangkan setiap kesalahan dan itu terjadi di zaman Nabi,
Halaman 1
maka kemudia Alloh ta'ala pasti segera mewahyukan RosulNYA untuk menegur sikap para sahabat jika ada yang salah
Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya:
Apa sajakah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya: أمرنا رسول ا أن نصوم لرؤية الهلل ونفطر لرؤيته فإن غم علينا أن نكمل ثلثين (9) Kami (orang-orang yang beriman) diperintahkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam untuk berpuasa disebabkan melihat Hilal dan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam memerintahkan kami untuk berbuka/beridul fithri karena melihat Hilal, dan apabila Hilal tertutup/tidak tampak maka kami diperintahkan untuk menggenapkan hitungan bulan hingga 30 hari (Shohih, HR Albaihaqi 8443) Faidah : 1. Wajib Berbuka/beridul fitri karena rukyah/melihat bulan, karena ini adalah perintah Nabi, hukum asal perintah adalah wajib 2. Wajib menggenapkan hitungan bulan ke 30 hari jika tidak terlihat, walaupun hilal telah berada diketinggian sekian derajat yang secara teori dapat dilihat, akan tetapi selama dia tidak terlihat maka tuntunan Nabi adalah menggenapkan hitungan bulan hingga 30 hari. Selama dia tidak terlihat oleh mata, maka wajib bagi kita untuk mengambil metode Nabi yaitu : dengan menggenapkan bulan hingga 30 hari. 3. Kesalahan sebagian orang yang hanya bersandar sematamata dengan metode hisab tanpa dibuktikan dengan rukyah dan telah menetapkan lebih dahulu sebelum melihat/rukyah, karena bertentangan dengan perintah Nabi yang perintah tersebut tersebut adalah wahyu Alloh kepada Nabi-NYA
Apa sajakah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya: فإن غم عليكم فاقدروا له (10) Dan apabila Hilal tertutup atas kalian, maka taqdirkanlah untuknya (HR Bukhori 1900, Malik 631) Apa itu maksud "taqdirkanlah", maka bisa dilihat dalam perintah beliau berikutnya, فإن غم عليكم فأكملوا العدد العدة ثلثين (11) Dan apabila Hilal tertutup atas kalian, maka sempurnakanlah !! bilangannya menjadi 30 hari. (HR Bukhori 19007, Malik 632) Faidah : 1. Metode Nabi Sholallohu'alaihi wasallam didalam melihat hilal 2. Perintah Nabi Sholallohu'alaihi wasallam untuk menyempurnakan bulan menjadi 30 hari apabila tidak terlihat Hilal, hukum asal perintah adalah wajib. Hal ini diambil dari ucapan beliau “Sempurnakanlah !! ”فأكملو 3. Dan apabila hilal tidak terlihat, Nabi Sholallohu'alaihi wasallam tidak memerintahkan untuk bertanya kepada ahli nujum/pakar astronomi, (walaupun saat itu sudah ada ahli astronomi) akan tetapi Nabi Sholallohu'alaihi wasallam memerintahkan untuk menggenapkan hitungan bulan menjadi 30 4. Perintah Nabi Sholallohu'alaihi wasallam untuk menyempurnakan bulan menjadi 30 hari, apabila tidak terlihat Hilal. Walaupun secara teori bulan dapat terlihat di ketinggian sekian derajat 5. Kesalahan sebagian orang yang hanya bersandar sematamata dengan metode hisab tanpa dibuktikan dengan rukyah dan telah menetapkan lebih dahulu sebelum melihat/rukyah, karena bertentangan dengan perintah Nabi yang perintah tersebut tersebut adalah wahyu Alloh kepada Nabi-NYA
Apa sajakah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi
ل تصوموا حتى تروه ثم صوموا حتى تروه فإن حال دونه غمام فأتموا العدة ثلثين (12) Janganlah kalian sekali-kali berpuasa hingga engkau melihat hilal, dan (akhirilah) puasa kalian hingga engkau melihat hilal, dan apabila kondisi hilal rendah dan tertutup/tidak tampak, maka sempurnakanlah bilangan bulan hingga 30 hari (Shohih HR Abu Daud 2329) Faidah : 1. Metode Nabi Sholallohu'alaihi wasallam didalam memulai berpuasa ataupun mengakhirkan adalah dengan melihat 2. Hadits diatas tidak menunjukan kita boleh berpuasa/tidak berpuasa semata-mata dikarenakan penglihatan/rukyah orang lain, 3. Hadits diatas menunjukan kita boleh berpuasa/tidak berpuasa karena penglihatan/rukyah kita sendiri, kita sendiri yang melihat/rukyah dengan mata kita bukan dengan mata orang lain, perhatikan hadits no (13) Faidah ke 4 4. Jika kita tidak mampu melihat/merukyah hilal, maka perhatikan tantunan di hadits berikutnya 5. Kesalahan sebagian orang yang hanya bersandar sematamata dengan metode hisab tanpa dibuktikan dengan rukyah dan telah menetapkan lebih dahulu sebelum melihat/rukyah, karena hal ini bertentangan dengan perintah Nabi yang perintah tersebut adalah wahyu Alloh kepada Nabi-NYA
Apa sajakah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya:
أنW فأمر بلل،جاء إليه أعرابي وشهد عنده أنه رأى رمضان وهو بالطريق قادم إلى المدينة ينادي في الناس بالصيام (13) Seorang A'robiy telah datang dan bersaksi bahwa dia telah melihat hilal romadhon tatkala dia dijalan menuju Madinah, maka kemudian Nabi Sholallohu'alaihi wasallam memerintahkan Bilal untuk menyeru manusia berpuasa. (Shohih, HR Abu Daud 2340, At Tirmidzi 691, Ibnu Majah 1652) Faidah : 1. Wajib berpuasa karena rukyah/melihat bulan 2. Dan tidak memulai berpuasa hingga Nabi/Pimpinan negri memerintahkannya kepada kaum muslimin, karena tidak pernah dilakukan di zaman Nabi ataupun setelahnya bahwa masing-masing orang merukyah dan mereka berpuasa sesuai dengan pendapat masing-masing. 3. Setelah melihat/rukyah bulan, tidak serta merta mengumumkan di masjid-masijd, akan tetapi segera melaporkan kepada pimpinan negri. Jika rukyahnya diterima, walhamdulillah, jika rukyahnya tidak diterima, maka baginya ada dua pilihan : yaitu mengikuti keputusan Pemerintah ataukah dia melaksanakan sesuai rukyahnya dengan tidak terang-terangan, dengan sembunyi-sembunyi 4. Hukum orang yang melihat hilal berbeda dengan hukum orang yang tidak melihat. a) Orang yang melihat hilal, langsung lapor kepada penguasa/pemerintah kaum muslimin, b) Orang yang tidak melihat hilal langsung (mayoritas kaum muslimin, seperti saya sendiri), menunggu perintah dari penguasa, jika diperintahkan berpuasa/berhariraya maka kita ikuti, jika Pemerintah tidak menerima rukyah orang tersebut karena berbagai alasan (misalnya: orang tersebut bukan seorang muslim, orang tersebut jarang melaksanakan solat 5 waktu di Masjid, orang tersebut diragukan keahliannya dalam melihat hilal, dll) maka kita mengikuti apa yang menjadi keputusan Pemerintah sebagaimana hadits diatas. Biasanya, orang yang jenis kedua ini (orang yang tidak melihat secara langsung) “yang malah lebih ramai” dari pada orang yang melihat, dan bagaimana mungkin si B yakin melihat hilal sedangkan dia sendiri tidak melihat dengan
Halaman 2
matanya, dan yang melihat adalah si A ?? Oleh karenanya bersabar, jagalah lisan dan perhatikanlah tuntunan dan praktek Nabi. 5. Para sahabat tidak langsung mengambil keputusan untuk berbuka (beridul fithri), walaupun mengetahui telah ada orang yang melihat hilal Syawal, akan tetapi mereka tetap menunggu keputusan dari pemerintah dengan tetap berpuasa. Mengapa harus mengikuti cara beragamanya para Sahabat ? Karena Alloh ta'ala meridhoinya dan Rosul-NYA memerintahkan mengikuti mereka, sebagian firman-NYA, &ان ر& ضي& ا &ع "نه "م S &والسابقون& الولون& من& ا "لمه&اجرين& &وال "نص& ار &والذين& اتب&عوه "م بإح" س اWت &تج" ري &تح" &ته&ا ال "نه&ار &خالدين& فيه&ا أ& &بد S &ور& ضوا ع& "نه &وأ&ع& د ل&ه "م ج& نا (14)...para sahabat dan orang yang mengikuti para sahabat dengan baik, maka Alloh meridhoi mereka dan merekapun ridho terhadap (syari'at) Alloh, dan Alloh menyediakan bagi mereka Jannah (yang mengalir dibawahnya sungai-sungai) mereka kekal didalamnya selamanya (At Taubah 100) فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين Dan wajib bagi kalian untuk berpegang dengan sunnahku (jalan/metode yang ditempuh Nabi) dan sunnahnya khulafaurrosyidin (yakni: para sahabat) (Shohih HR Abu Daud 4609, AtTobroni 66) 6. Di zaman Nabi Sholallohu'alaihi wasallam dan juga zamannya para sahabat, tabi'in, dan tabiut-tabi'in mereka tidaklah berpuasa kecuali diperintahkan oleh Pemerintah disebabkan ada yang melihat hilal ataupun tidak melihat (dengan menggenapkan bulan). Ikutilah pemahaman
agamanya ummat terbaik yang direkomendasikan Rosululloh Sholallohu'alaihi wasallam,
&خي"ر الناس &قر" ني ثم الذين& ي&لو &نه "م ثم الذين& ي&لو &نه "م (14.a) Manusia terbaik adalah yang sezaman denganku (para sahabat), kemudian orang-orang berikutnya yang mengikuti mereka (tabi'in), kemudian orang-orang berikutnya yang mengikuti mereka (tabi'ut tabi'in) (Sohih HR Bukhori 2652) &خي"ر أمتي (14.b) Dan riwayat lain, sebaik-baik ummat .... sama seperti diatas (Sohih HR Bukhori 3650) 7. Di zaman Nabi Sholallohu'alaihi wasallam dan juga zamannya para sahabat, tabi'in, dan tabiut-tabi'in mereka tidak berpuasa sendiri memisahkan diri dari Pemerintah mengikuti rukyah ataupun pendapat masing-masing kelompok.
Apa saja kah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA) ? Diantaranya: صومكم يوم تصومون وأضحاكم يوم تضحون (15) Berpuasalah kalian dihari bersamaan dengan mayoritas kaum muslimin berpuasa (yaitu: Pemerintah), dan beridhuladhalah bersama dengan kaum muslimin (mayoritas) (Shohih HR Abu Daud, Al Baihaqi 8208) Faidah : 1. Wajib berpuasa (termasuk beridulfithri) dan beridhuladha bersama dengan kaum muslimin mayoritas yaitu bersama Pemerintah kaum muslimin, karena yang menyelesihi Pemerintah dalam perkara ini tidak lebih dari 5% ummat Islam Indonesia 2. Terlarangnya bagi orang yang tidak melihat rukyah dengan matanya sendiri, kemudian dia menyelisihi keputusan mayoritas muslimin yakni Pemerintah, 3. Perintah untuk tidak menampakkan perbedaan (dalam hal memulai puasa/ibudlfithri/idhuladhha) ditengah mayoritas kaum muslimin, 4. Perintah untuk bersatu didalam melaksanakan Puasa/Idul Fithri dan Idhul Adha, dan hal ini yang diterapkan/dituntunkan oleh Nabi Sholallohu'alaihi wasallam 5. Persatuan adalah rahmat dan kasih sayang oleh
karenanya Alloh melarang berselisih dan berpecah belah, barangsiapa yang menyatakan sebaliknya, yaitu : perselisihan/perbedaan adalah rahmat maka dia telah menyelisihi firman-NYA dan tuntunan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam tidak mungkin bertentangan dengan perintah Alloh ta'ala, & ي &نات &وأ "ول&ئ &ك ل&ه "مb اخ &تل&فو "ا من ب&ع" د م&ا ج& اءهم ا "ل &ب " &ول& &تكونو "ا &كالذين& &ت &فرقو "ا &و مH ع&ظيHع&ذاب (16) Dan janganlah (baca: larangan=harom) kalian menjadi seperti orang yang berpecah belah dan berselisih setelah penjelasan AlHaq datang kepada mereka. Maka mereka (yang sengaja memisahkan diri dan berpecah) bagi mereka azab yang pedih (Ali Imron 105) " ص "ومك "م ي "&و &م &تصومون& &و فطرك "م ي "&و &م & & &قال-صلى ا عليه وسلم- bع& ن" أ&بى هر& ي"ر& &ة ع&ن النبى &ت "فطرون (17) Dari Abi Huroiroh rodhiyallohu'anhu, dari Nabi Sholallohu'alaihi wasallam bersabda : Berpuasalah kalian dihari bersamaan dengan mayoritas kaum muslimin berpuasa (yakni: Pemerintah), dan berbukalah (beridhul fithri) dihari bersamaan dengan mayoritas kaum muslimin beridhulfithri (HR Daruquthni 2205). NB: perlu diketahu, bahwa mayoritas dalam hal ini (yakni Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah) adalah yang mengikuti Pemerintah dan kurang dari 5% yang menyengaja menyelisihi Pemerintah dan kaum muslimin
Apa saja kah yang diucapkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam (yang itu adalah wahyu yang Alloh wahyukan kepada Nabi-NYA), masih banyak yang lainnya, akan tetapi kami cukupkan sampai disini.
Apakah resikonya jika kita menyengaja meninggalkan ajaran yang telah diajarkan/diperintahkan dan dituntunkan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam ? Setiap orang wajib untuk senantiasa mengikuti tuntunan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam didalam kehidupannya, terlebih lagi tatkala Nabi Sholallohu'alaihi wasallam telah mengajarkan dan menuntunkan kepada kita terhadap perkara-perkara yang telah jelas Nabi Sholallohu'alaihi wasallam tuntunkan, melalui lisan dan perbuatan beliau. " ا أ&ن" ي&كون& ل&هم ا "لخي&ر& ة من" أ& "مره "م &وم&نWة إ &ذا &قض& ى ا &ور& سوله أ&م" رS من &و &ل م "ؤم &ن S &وم&ا &كان& لم "ؤ ناW ل مبيW ض &ل ص ي & ضل & "ا &ور& سول&ه &ف &قد "&ع & (18) Dan tidaklah dikatakan beriman bagi pria/wanita, tatkala Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan/mengajarkan suatu urusan/ perintah, kemudian dia mencari-cari (solusi) selain dari yang telah dituntunkan (Alloh dan Rosul-NYA). Dan barangsiapa bermaksiat/ menyelisihi Alloh dan Rosul-Nya, maka dia sungguh telah sesat dengan kesesatan yang sangat nyata. (Al Ahzab 36).
Resiko lainnya (bagi yang menyelisihi tuntunan Nabi Sholallohu'alaihi wasallam) diantaranya :
مH أ&ليHة أ& "و يصيب&ه "م &ع &ذابH &ف "لي&ح" &ذر الذين& ي &خالفون& ع&ن" أ& "مره أ&ن تصيب&ه "م ف "ت &ن (19) Maka berhati-hatilah bagi kalian yang menyelisihi/yang berbeda terhadap suatu perintah/tuntunan Nabi, karena akan tertimpa fitnah (kemunafikan dan penyakit hati) atau Alloh ta'ala akan menimpakan Azab yang pedih bagi kalian (An Nur 63) Al Imam AsySyafi'i rahimahulloh berkata: أجمع الناس على أن من استبانت له سنة رسول ا صلى ا عليه وسلم لم يكن له أن &ي &دعها لقول أحد (20) Seluruh para sahabat dan para ulama sepakat bahwa: barangsiapa yang telah jelas baginya Sunnah (tuntunan) Rosululloh sholallohu'alai wasallam maka terlarang baginya untuk meninggalkannya disebabkan mengikuti ucapan seseorang/ormas. Al Imam Malik rahimahulloh berkata : د إل رسول ا صلى ا عليه وسلم3 يؤخذ من قوله ويرŽ كل (21) Semua ucapan (para ulama) bisa diambil dan dibuang, kecuali ucapan (yang keluar dari lisan) Rosululloh sholallohu'alai wasallam (yaitu berupa Alquran dan Assunnah).
Halaman 3
Janganlah kalian meninggalkan ucapan Nabi sholallohu'alai wasallam, hanya karena mengikuti tradisi/kebanyakan orang disekitar. Ikutilah dan ambillah tuntunan Nabi sholallohu'alai wasallam, jika engkau mengaku pengikutnya Ikutilah dan ambillah tuntunan Nabi sholallohu'alai wasallam, jika engkau mengaku ummatnya.
Tanya Jawab: T: Seperti garis gawang, kalau bola (hilal) lewat garis sedikit saja maka sudah gool. J: Agama tidak diqiyaskan dengan permainan, agama dibangun diatas dalil, tuntunan Rosululloh sholallohu'alai wasallam, lihat (21) dan perhatikanlah lagi dalil-dalil tentang perintah untuk rukyah dan bersatu (7) sd (17) T: Rukyah hilal bukannya seperti azan sholat ? kalau sudah masuk waktu sholat segera azan, kalau sudah ada yang lihat langsung diumumkan ? J: Yakin anda berpegang dengan rukyat bukan hisab? Yakin Anda tidak menentukan hari-H sebelum melihat hilal ? baiklah, perhatikan no (13), apakah Anda termasuk orang yang melihat secara langsung ataukah termasuk orang yang tidak melihat hilal ? Pengumuman puasa beda dengan pengumuman sholat, untuk sholat begitu lihat matahari dan masuk waktu sholat maka segera Adzan, ajaklah diri Anda dan kaum muslimin untuk Sholat di Masjid berjama'ah (bahkan yang meninggalkan sholat berjama'ah di Masjid di zaman Nabi, hanyalah orang-orang munafik yang sangat jelas kemunafikannya). Sedangkan pengumuman puasa tidak dilakukan kecuali setelah Nabi/Penguasa memerintahkan untuk berpuasa bersama-sama, perhatikan kembali no (7) sd (17) Teknik menentukan masuk waktu sholat beda dengan puasa/idhulfithri/idhuladha, untuk sholat dengan melihat bayangan/cahaya dari sinar matahari dan selisih waktu sholat jika ada perbedaan pandangan adalah hanya beberapa menit.
Sedangkan teknik menentukan masuk ramadhan/ idhulfithri/ idhuladha adalah dengan melihat Hilal dan jika tidak terlihat maka selisihnya bukan 4 menit bukan 40 menit dan bukan pula 4 jam, akan tetapi perintah Nabi adalah menggenapkan 24 jam, selisihnya 1 hari. Ditambah lagi, setelah orang tersebut melihat/rukyah hilal, maka tuntunannya tidak mengumumkan kepada khalayak, akan tetapi melaporkan kepada Penguasa. Perhatikan kembali no (7) sd (17)
T: Kalau hilal diatas 2 derajat apakah sudah pasti besok puasa ? J: Perhatikan kembali no (7) sd (17), hilal berapapun derajatnya, jika dia tidak terlihat, maka wajib menggenapkan bulan menjadi 30 hari, ini adalah Perintah Rosulullohi, ini adalah Syari'at Islam yang dibawa oleh Nabi-NYA. Tidakkah engkau takut akan azab Alloh tatkala menolak apa yang datang dari Rosul-NYA ? & &&وم&ا آ &تاكم الرسول &فخذوه &وم&ا &نه&اك "م ع& "نه &فا "ن &تهوا &واتقوا ا& إن ا شديد ا "لع &قاب Apa yang dibawa Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan takutlah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh sangat keras hukuman-Nya (Al Hasyr 7). Dan kalaupun hilal terlihat maka wajib bagi dia untuk melapor kepada Penguasa dan tidak mengumumkan kepada khalayak sebagaimana tuntunan Nabi. T: Bolehkah ikut sholat tarawih 1 hari sebelum ketetapan Pemerintah ? J: InsyaAlloh boleh karena sholat tarawih adalah sholat lail/tahajjud, akan tetapi jika sikap keikutsertaan dia menimbulkan
kebingungan ummat dan perpecahan maka hendaklah dia sholat lail di rumahnya, wallohu a'lam
T: Bagaimana sikap pengurus masjid, kami takut dengan manusia (jama'ah), bolehkah kami bersikap agar diridhoi manusia ? Atau dengan bahasa lain, bagaimana jika kita mengikuti kebiasaan lingkungan sekitar (yang keliru)? J: Pengurus masjid/panitia ramadhan sangat bertanggungjawab atas keputusannya, karena biasanya akan diikuti oleh para jama'ah sekitarnya. Janganlah memilih sikap untuk mengikuti kemurkaan Alloh dan membenci keridhoan Alloh, agar manusia senang kepada kita atau karena alasan hal ini sudah keputusan/kebiasaan manusia dan sebagainya. Karena
menyengaja memilih mengikuti kemurkaan Alloh dan meninggalkan keridhoan-NYA adalah salah satu bentuk kekufuran dan pembatal keimanan, waspadalah. Diantara dalilnya : ذلك بأنهم اتبعوا ما أسخط ا وكرهوا رضوانه فأحبط أعمالهم (21) Yang demikian karena mereka mengikuti kemurkaan Alloh dan membenci keridhoan Alloh, maka Alloh hapuskan seluruh amal kebaikan mereka (Muhammad 28) Kemurkaan Alloh adalah tidak mentaati Utusan Alloh, Keridhoan Alloh adalah bersatu dengan kaum muslimin dan mentaati serta mengikuti Utusan Alloh. أن رسول ا صلى ا عليه و سلم قال من التمس رضا ا بسخط الناس رضي ا عنه وأرضى عنه الناس ومن التمس رضى الناس بسخط ا سخط ا عليه وأسخط عليه الناس (22) Dari Aisyah, sesungguhnya Utusan Alloh (Rosululloh)
Sholallohu 'alaihi wasallam bersabda: Barang siapa yang mencari keridhoan Alloh walaupun manusia tidak suka, maka Alloh pasti meridhoinya dan Alloh akan membuat manusia ridho terhadapnya. Dan barang siapa yang mencari keridhoan manusia dengan melaksanakan kemurkaan Alloh, maka Alloh murka kepadanya dan manusiapun akan murka kepadanya (Shohih HR Ibnu Hibban) T: Biasanya kami ikut ormas tertentu, bagaimanakah sebaiknya ? J: Kebiasaan mengikuti ormas/kiyai hendaklah ditinggalkan, ikutilah Nabi sholallohu'alai wasallam, jika engkau memang mencinai Alloh ta'ala dan mengharapkan ampunannya. ون& ا& &فاتبعوني يح" بب"كم ا &وي "&غفر" ل&ك "م ذنوب&ك "م3إن" ك "نت "م تحب (23) Jika kalian mencintai Alloh, maka ikutilah aku (Muhammad), maka niscaya Alloh akan mencintai kalian dan mengampuni dosadosa kalian (Al Imron 31) Apabila kita tidak tahu dalilnya, maka tanyalah kepada Ustadz/Ulama yang dia itu juga mengikuti dan berjalan diatas tuntunan Nabi sholallohu'alai wasallam, dan tanyakan pula dalilnya kepada mereka. T: Bagaimana jika saya lebih yakin dengan hisab, tanpa harus melihat/rukyah sama sekali ? J: Hendaklah bertaubat karena sikap itu berarti ingkar/ kufur/ menolak terhadap tuntunan yang beliau sholallohu'alai wasallam ajarkan, wahyu Alloh, karena ucapan Nabi adalah berdasarkan wahyu dari-NYA , lihat no (3) T: Bagaimanakah dengan tafsir surat ini dan itu, bukankah itu menunjukan adanya Hisab ? J: Ya, adanya hisab dan diakuinya didalam Alquran, bukan berarti
Halaman 4
membolehkan menggantikan metode penentuan romadhon/idul fithri/idhul adha dengan rukyah hilal yang dibawa oleh Nabi sholallohu'alaihi wasallam, perhatikan no (03),dan bukan berarti boleh menolak apa yang dibawa oleh Nabi-NYA. Alloh ta'ala Mengetahui Perkara Ghoib termasuk akan adanya metode hisab yang paling canggih dan mutakhir sekalipun, akan tetapi Alloh ta'ala mewahyukan Rosul-NYA dengan rukyah dan memerintahkan ummatnya untuk menggunakan rukyah, bukan hisab (7) sd (17). Walaupun Nabi paham dan dipahamkan oleh Alloh Ta'ala tentang ayat-ayat hisab tersebut dan juga di zaman beliau sudah ada pakar-pakar hisab, akan tetapi kenyataannya beliau sholallohu'alaihi wasallam tatkala Hilal tertutup awan tidak menyuruh ummat untuk bertanya kepada ahli hisab, akan tetapi agar menggenapkan bilangan bulan sebelumnya menjadi 30 hari. T: Apakah rukyah itu juga bisa diartikan melihat dengan ilmu ? J: Itu pemahaman darimanakah? Dalam bahasa arob (silakan tanya orang arob dan kamus hadits/arob), bahwa rukyah adalah melihat dengan mata, adapun istilah Anda "rukyah dengan ilmu" dalam bahasa arob namanya: hisab. Dan pemahaman tersebut menyelisihi sabda beliau (9) (10) (11) (12) T: Jadi kita tidak boleh pakai hisab sama sekali ? J: Silakan pakai hisab, akan tetapi menetapkan besok tanggal 1 ataukah masih tanggal 30, tetap harus menggunakan rukyah/melihat dengan mata, sebagaimana yang diajarkan RosulNYA T: Bagaimana dengan hisab sholat 5 waktu ? J: Ini sebenarnya melebar pembahasannya, silakan pakai hisab, akan tetapi tetap didalam menentukan kesehariannya dengan melihat posisi/cahaya matahari. Oleh karenanya seorang muadzin wajib menguasai ilmu rukyah matahari. Jika saat itu mendung, maka kita bisa perkiraakan dengan alat bantu, misalnya jam tangan atau jam pasir .Contoh: magrib kemarin jam 17.45 wib, maka tatkala keesokannya mendung/matahari terhalang awan tebal/hujan, kita bisa memperkirakannya sekitar 17.47 wib dan seterusnya. T: Bagaimana kalau saya tetap bersikukuh dengan hisab lebih sah berpuasanya termasuk dalam pelaksanaan HAJI di Arab Saudi ? J: Perhatikan dalil diatas tentang nasib orang yang menyengaja menyelisihi ajaran yang diajarkan Nabi sholallohu'alai wasallam tatkala telah jelas datang kepadanya penjelasan (18) (19) (20) (21). Jika didalam HAJI Anda juga bersikukuh mau pakai HISAB, silakan Anda tentukan waktu 9 Dzulhijjah sebelum berangkat dengan HISAB (misalnya 24 Oktober). Dan jika kemudian Pemerintah Saudi berbeda dengan HISAB Anda (misalnya saudi 25 Oktober), maka silakan Anda mempersiapkan diri untuk wukuf sendiri di Arofah (9 Dzulhijjah), ke Muzdalifah, dan lempar jumroh Aqobah (10 Dzulhijjah). Karena Pemerintah Saudi menggunakan metode rukyah hilal bukan hisab. Sudahkah hal ini anda terapkan? T: Bagaimana dengan Idhul Adha dan sembelihan saya jika saya di Indonesia ? J: Sudah dijelaskan diatas (15), idhul Adha-nya orang Indonesia yang berada di Indonesia adalah mengikuti keputusan pemerintah bersama mayoritas kaum musimin di negri tersebut. Maka jika ada perselisihan tanggal 10 Dzulhijjah, maka saran kami khususnya kepada Takmir Masjid -yang beridhuladha lebih awal (yang menyelisihi keputusan Pemerintah)-, janganlah disembelih hewan kurban semuanya dihari tersebut, karena bisa jadi sebagian pemilik Hewan kurban tersebut meyakini bahwa idhul adha/tanggal 10 dzulhijjah-nya keesokan harinya, sehingga jika disembelih hari itu, maka tidak sah sembelihannya dan pihak penyembelih wajib
menggantikan hewan yang semisal dengannya. T: Hari berganti hari, misalnya saat ini senin apakah keesokan harinya jika matahari terbit di timur dan tertutup awan selama 2 jam maka keesokannya tidak juga disebut sebagai hari selasa ? Dan bisakah hal ini diqiyaskan dengan bulan ramadhan/syawal? Maksudnya, walaupun hilal tertutup awan, jika hilal sudah terbit maka sudah masuk ramadhan/syawal ? J: Untuk permasalahan hari, berbeda, tidak bisa diqiyaskan tatkala telah jelas dalil shohih nyata dan terang dihadapan kita tentang metode penentuan bulan hijriyah, maka kita tidak boleh mendahulukan akal kita terhadap tuntunan, ini adalah termasuk dosa besar, diantara larangannya: ا & موا &بي"ن& &يد&ي ا &ور& سوله &واتقواbيه&ا الذين& آم&نوا ل ت &قد3 &ي&ا أ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Alloh dan Rasul-Nya dan takullah kepada azab Alloh. (Al Hujurot 1) yakni : lebih mengedepankan pendapat selain Alloh dan RosulNYA, Untuk masalah masuknya bulan ramadhan/syawal/dzulhijjah, apakah dia sudah masuk/belum ? Ini berbeda antara definisi syariat Islam yang diajarkan Nabi-NYA dengan definisi teori astronomi (yang mayoritas diambil dari pendapat orang-orang kuffar). Bagi teori astronomi, jika Hilal sudah terbit, walaupun tertutup awan dan tidak terlihat, maka esoknya adalah masuk bulan baru. Sedangkan menurut syari'at Islam yang
dibawa oleh Rosul-NYA, walaupun secara teori astronomi bulan itu telah terbit (ketinggian sekian derajat), akan tetapi apabila hilal tidak dapat dilihat maka syari'at Islam mengajarkan agar menggenapkan bilangan bulan sebelumnya menjadi 30. T: Terimakasih atas penjelasannya, saya lebih tenang dan selamat dengan mengikuti tuntunan Nabi sholallohu'alai wasallam dan mengikuti para sahabat yang semoga dengan mengikuti mereka, kita termasuk orang yang diridhoi-NYA. J: Benar, sudah dijelaskan di (23) bagi yang mengikuti Nabi, maka Alloh akan mencintainya dan akan diampuniNya, berlaku hukum sebaliknya. Juga sudah dijelaskan no (14) bagi yang benar-benar mengikuti (pemahaman) para sahabat dengan baik maka Alloh akan meridhoinya dan dimasukkan ke dalam Jannah. T: Berarti rukyah berlaku untuk setiap bulan hijriyah ? J : Iya, dan ini sekaligus sebagai Nasihat kepada penguasa, agar melakukannya setiap bulan hijriyah dan menginformasikannya melalui website Kemenag, atau yang paling minimalnya pada 4 bulan penting, yaitu : Muharrom (karena ada syariat puasa asyuro, tanggal 9, 10), Romadhon (karena ada syariat puasa wajib), Syawal (karena ada syariat larangan berpuasa di hari id dan zakat fithri), Dzulhijjah (karena ada syariat puasa arofah tanggal 9 , menyembelih kurban tanggal 10). Walhamdulillah setahu kami, hal ini sudah dilakukan Pemerintah.
T : Bolehkah artikel ini difotokopi dan disebar ? J: Silakan dan semoga kita termasuk ke dalam hadits "ر &فل&ه م "ثل أ&ج" ر &فاعلهS م&ن" &دل ع& ل&ى &خي
Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya pahala semisal dengan pelaku kebaikan tersebut (Shohih, HR Muslim 5007) T : Bagaimana hukum lewat dihadapan orang sholat ? J: InsyaAlloh dilain waktu dijelaskan, atau bisa kirim pertanyaan agama ke email
[email protected] T: Bolehkah kulit kurban dijual oleh wakil shohibul kurban dengan persetujuan shohibul kurban ? J: Jawabannya tidak boleh, karena tidak sah kurban orang tersebut. InsyaAlloh dilain waktu dijelaskan dalilnya, atau bisa kirim pertanyaan agama ke email
[email protected]
Halaman 5
Semoga bermanfaat. Billahittaufiq
Halaman 6