Ramadhan 1433 H SOP. Now On! ISSN Rp ,-

Komunikasi Efektif, Tangkal Konflik Agama Majalah

Rp. 9.500,-

ISSN 0216-0790

Edisi 06, Juli 2012 M/Ramadhan 1433 H

SOP Now On!

ISI

Majalah

Edisi 06, Juli 2012 M/Ramadhan 1433 H

14

PERISTIWA Mariani, Kepala MIN Berprestasi

20

KEPENDIDIKAN

22

KANWIL Penipuan Catut Nama Kakanwil

29

BUDAYA Islam Menilik Seni

30

LENSA

32

TAFSIR Filosofi Pohon Sagu

34

KONSULTASI KELUARGA Harta Bersama, Setelah tidak Bersama

35

ISLAMIKA

36

MASJID Masjid Al-Istiqamah

37

SAINS Global Warming

40

OPINI Quo Vadis MTQ Perempuan bukan Sekadar Hiasan

46

BAHASA

54-56 MADRASAH

49

STYLE Tips dan Trik Mudik Lebaran

Program Unggulan, Prestasi Menjulang

50

CERPEN Mutiara dari Pesisir

52

PUISI

53

TTS

06-11 UTAMA

SOP, Anjab dan ABK Now On! 11-13 KHUSUS

Komunikasi Efektif Tangkal Konflik Agama 38-39 SOSOK

Motivator dari Rimba Belantara

SURAT

Kakanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd terlihat serius dan akrab dengan Direktur Utama PT. Aceh Media Grafika, H. Sjamsul Kahar saat penandatangan MoU antara Kemenag dengan AMG.

Rubrik Khutbah dan Ceramah Assalamu’alaikum wr wb. Redaksi yang terhormat, saya punya usul kalau bisa khutbah Jum’at dan ceramah agama ditampilkan di Majalah Santunan kesayangan kita ini. Terus terang, supaya tambah wawasan tentang ilmu agama.

Wassalam.

Terima Kasih Santunan! Assalamu’alaikum wr wb. Saya mengucapkan terima kasih kepada redaksi majalah Santunan atas atensi dan kerja sama selama ini, atas kesediaan redaksi yang telah memuat berita-berita yang telah kami kirim. Alhamdulillah, kiriman Majalah Santunan kami terima tepat waktu dan lancar. Sukses kepada Redaksi dan Kementerian Agama Aceh. Selamat menunaikan Ibadah Puasa Mohon Maaf lahir dan batin.

Wassalam Muktasim Pegawai KUA Kec. Singkil Utara

Cut Ratna [email protected]

BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN:

Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Ibrahim, S.Ag, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Ainul Marziah, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Drs. H. Hamdani, Ambiya Yusri, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah Kota Subulussalam Taufiqurrahman,S.Sos.I, Sunarto,SE.

Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.

04

Santunan Juli 2012

SALAM

Selamat Tinggal Ramadhan, Selamat Datang Idul Fitri 1433 H  Juniazi

Walau sepakat kami, ihwal ini tidak perlu kita respon, tidak di blow up, namun karena masalah ini sudah jadi pembicaraan, ada baiknya Pembaca dan Pelanggan Majalah Santunan tahu, duduk persoalannya seperti apa. Sidang pembaca yang budiman, masih berkait dengan momen Ramadhan. Awal bulan Ramadhan lalu beredar sebuah Short Message Service (SMS) bernada provokatif, intinya menuding manajemen Majalah ini sudah ambubaradul dan telah berselemak KKN. Di samping kualitas majalahnya sudah tidak karuan, dan pengirim SMS ini pun menulis, bahwa majalah ini tidak jelas lagi terbit dan penyalurannya pun dianggap tidak tepat waktu. Pengirim tidak menyebutkan identitasnya siapa dan dari mana. SMS ini dikirim ke sejumlah orang penting di Kanwil. Dan dari sebarannyai, patut diduga, penerima SMS ini orang dekat dengan si pengirim SMS. Uniknya, malamnya SMS provokatif ini beredar, sore keesokannya SMS bernada membantah tudingan SMS pertama dikirim ke Pimpinan Redaksi. Tentu saja, nomor HP antara SMS pertama dengan SMS kedua, jelas berbeda. Namun terlihat jelas, gaya penulisan dan font hurufnya ada kemiripan. Patut diduga, kedua SMS itu, pengirimnya orang sama alias itu-itu juga. Beberapa kali dicoba kontak ke nomor HP pengirim SMS pertama dan kedua, namun dua-duanya tidak tersambung. Pembaca yang budiman, patut kami permaklumkan kembali, sejak awal majalah ini dikelola oleh manajemen yang sekarang, dengan format baru dan kembali ke nama awal “Majalah Santunan”, kami sangat terbuka dengan masukan. Kami tidak anti kritik, tidak anti ide-ide segar, apalagi paranoid dengan setiap saran dan masukan yang sifatnya membangun dari pembaca dan pelanggan. Kami tidak mau terjebak dengan pola membenarkan yang biasa, namun berupaya membiasakan yang benar. Kami tahu dan sadar betul, sebagai sebuah penerbitan; tanpa Pembaca, Pelanggan, dan Relasi, Majalah Santunan yang saat ini Anda pegang dan baca, yang saat ini oplahnya sudah mendekati angka 15 ribu eksamplar, dicetak oleh percetakan bonafit dan didistribusikan oleh PT. Pos --tidak ada apa-apanya dan bukan apa-apanya. Namun, sebagai umat beragama yang menjunjung tinggi moral dan etika, dan sebagai pribadi yang merasa majalah ini kepunyaan dan milik kita yang patut kita besarkan secara bersama-sama, mestinya saran dan kritikan disampaikan secara terhormat dan santun. Dengan bahasa sopan tanpa harus sembunyi-sembunyi, layaknya anak kecil yang melempar batu lantas lari terkencing-kencing lalu sembunyi tangan. Jujur saja, sebagai penerbitan kepunyaan bersama, kami sangat menghormati jika saran, masukan dan kritikan konstruktif disampaikan secara langsung dan terbuka. Kami yakin, saran dan kritikan itu adalah darah segar buat kami. Mari kita berdiskusi dan berbagi. Mestinya, semua kita punya persepsi yang sama, Majalah Santunan yang diterbitkan oleh pendahulu kita,

yang sekarang ini jadi kebanggaan lembaga ini, harus tetap terbit dan eksis sepanjang hayat dikandung badan. Maunya, kami dibantu, diberi sokongan, bukan dikerdilkan atau malah mau dimatikan. Pembaca yang terhormat, tidak terasa waktu berjalan begitu cepat, beberapa hari ke depan kita akan mengakhiri bulan suci Ramadhan 1433 H/2012 M. Puasa yang bagi umat Islam merupakan media dan ruang untuk melakukan refleksi, instrospeksi dan evaluasi diri atas segala tingkah polah dalam setahun terakhir, masa ini akan berakhir. Pada sisi lain, Ramadhan sebagai bulan pembelajaran, bulan melatih diri untuk disiplin, bulan memperbaiki etos kerja, bulan berempati kepada sesama, bulan melatih untuk istiqamah dalam beribadah, bulan meningkatkan prestasi, bulan mengendalikan syahwat dan nafsu --sebentar lagi media dan momen ini akan usai. Melihat dari begitu agungnya bulan Ramadhan bagi umat Islam, mestinya semua orang Islam diakhir-akhir Ramadhan tidak membuang-buang kesempatan bagus ini untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaannya pada Allah dan kualitas kesalehannya kepada sesama. Sehingga, pasca Ramadhan rutinitas dan kebiasaan di bulan Ramadhan ini diharapkan terus berlanjut secara berkesinambungan pada sebelas bulan berikutnya. Kemudian, sebentar lagi kita akan berada di luar Ramadhan. Sudah tepat, pasca Ramadhan, semua kita mestinya harus dapat membuktikan bahwa puasa kita, seluruh ibadah dan amal saleh kita di bulan Ramadhan nan suci ini meninggalkan dampak positif pada diri pribadi kita. Pribadi yang tidak rakus dan tamak dengan materi. Dalam keluarga, hubungan diantara keluarga semakin mesra dan harmonis. Di tingkat komunitas, kita menjadi pribadi yang shaleh secara sosial. Di tempat kerja, kita menjadi pribadi menyenangkan dan jadi suri teladan. Moralitas kita, integritas kita, ibadah, dan seluruh amal saleh kita, juga pengendalian diri kita seluruhnya lulus dari ujian selama Ramadhan. Secara moral kita lulus, ibadah lulus, nafsu dan syahwat kita terkendali, sosial kita bagus, etos kerja dan produktifitas meningkat. Indeks prestasi kita sebagai muslim lulus dengan predikat memuaskan. Derajat muttaqin pun berhak kita sandang. Mari kita rayakan Idul Fitri 1433 Hijriah ini dengan penuh rasa syukur kepada Allah. Mari kita perbanyak salam, silaturrahim dan saling memaafkan. Kepada sidang pembaca dan relasi, Manajemen dan Keluarga Besar Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, di hari dan bulan baik ini memohon maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang telah kami lakukan. Terima kasih banyak dan salam hangat kami persembahkan, semoga ke depan hubungan baik ini terjalin lebih mesra dan intim lagi. “Minal ‘aidin Wal Faizin, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, Taqabbal Ya Karim. Mohon Ma’af Lahir dan Bathin”.

Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Bidang. Penanggungjawab: Kepala Subbagian Hukmas dan KUB. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Juniazi. Sekretaris Redaksi: Khairuddin Aba. Redaktur Pelaksana: Muhammad Yakub Yahya. Redaktur: Mulyadi Nurdin; Muzakkir; Abdullah AR; Alfirdaus Putra; Zarkasyi Yusuf; Taharuddin; Suri Arniansyah; Mardin M. Nur. Pemimpin Usaha: Munawar. Wakil Pemimpin Usaha: Saifuddin. Keuangan: Darwin. Sirkulasi/Marketing: Amwar Citra Hutabarat. Staf Sekretariat: Fadhlan Mursal; Saiful Mahdi; Hartati; Nurbaiti. Layout: Jabbar Sabil; Khairul Umami. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh. kemenag.go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan. Santunan

Juli Juli 2012

05

06

Santunan, Juli 2012

UTAMA

SOP, Anjab, dan ABK

Now On! Laporan: Ahsan Khairuna dan Alfaizin. Dirangkum oleh Muhammad Yakub Yahya

Moratorium penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) berakhir pada 2012. SOP dan Anjab (Analisis Jabatan) serta ABK (Analisis Beban Kerja) semakin mendesak. Pada 8 September 2012, 14.560 kursi CPNS yang dibutuhkan oleh 48 instansi pemerintah, dan 4.126 CPNS dari pen­ didikan kedinasan akan diperebutkan dalam ujian serentak di sekitar 90 titik. Salah satu wilayah untuk rekrutmen CPNS ialah Aceh. Kanwil Kementerian Agama diharapkan masuk di antara 48 instansi yang akan menyeleksi pegawai baru itu. Deputi bidang SDM Aparatur Kemen­ terian PAN dan RB, Ramli E. Naibaho, menyatakan, meskipun pada anggaran APBN 2012 2012 dialokasikan penerimaan 61.560 CPNS, tetapi ternyata hanya terserap 14.560 orang. “Tahun ini hanya 23 instansi peme­

rintah pusat dan 25 pemerintah daerah yang memenuhi syarat melakukan penerimaan CPNS untuk jabatan yang dikecualikan dari moratorium. Sementara 14.560 CPNS yang akan direkrut itu terdiri dari 11.870 untuk instansi pusat, dan hanya 2.681 itu peme­ rintah daerah,” jelas Ramli seperti dikutip tribunnews.com dari laman Setkab (24/7). Semula, ada 119 instansi yang meng­ usulkan permohonan CPNS untuk tahun 2012 ini. Untuk pusat sebanyak 59 instansi, daerah sebanyak 47, sehingga jumlahnya mencapai 76 ribu lebih. Namun berdasarkan kebijakan moratorium, setiap instansi harus melengkapi usulan itu dengan Anjab dan ABK sesuai ketentuan yang berlaku. Jajaran Kawil Kemenag Aceh, sampai saat ini, belum menuntaskan penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur), baik

di Bidang pada Kanwil, Kankemenag, KUA, maupun madrasah. Jika tidak rampung, sangat mengganggu tertib administrasi dan menjadi temuan manakala ada pemeriksaan dari Irjen. Demikian paparan Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos. Prinsip pelaksanaan SOP, sebagaimana KMA Nomor 168/2010 tentang Penyusunan SOP di Lingkungan Kemenag dan Kepmenpan Nomor 15 Tahun 2008 tentang Reformasi Birokrasi. “Bahwa pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap segala penyempurnaan untuk efisiensi dan efektifitas,” jelas H. Habib, mantan Kasubbag Kepegawaian dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh. “SOP mengikat pelaksana dalam me­ laksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.

Seluruh pegawai berperan dalam setiap prosedur yang distandarkan. sehingga dapat selalu dijadikan referensi nantinya dalam pelaksanaan program/kegiatan rutinitas kita selaku aparatur pemerintahan,” lanjut, H. Habib, yang sering menyentil persoalan dalam nuansa humor. Di jajaran Kemenag Aceh, Anjab ini sedang dalam tahap proses penyelesaian. “Analisis jabatan ini arahnya akan ke ABK. Berbicara Anjab juga akan berbicara ABK. Saat kita berbicara Anjab, maka kita juga akan berbicara bagaimana tentang cara menghitung beban kerja atau ABK Mencatat apa yang dikerjakan, mengerjakan apa yang dicatat, itu intinya,” tambah Habib, yang juga mantan Kepala Urusan Kepegawaian Kandepag Kota Banda Aceh. Masyarakat mengharapkan tingkat

kiner­ja aparatur pemerintah lebih baik. Para pegawai harus mampu bekerja secara profesional, efektif dan efisien, dan tun­tutan itu bisa dijadikan tolak ukur bahwa mapannya sebuah lembaga dibuktikan dengan ditempatkan para pegawai dalam tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang tepat. Maka, menurut Kabag TU itu, analisis jabatan merupakan cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai posisi jabatan. Hal senada juga disampaikan Drs. Hanafiah, Kassubbag Kepegawaian dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh. Menurutnya, pembuatan Anjab dan ABK, bertujuan untuk melihat berapa orang pegawai yang akan dibutuhkan nantinya. Anjab dan ABK, seperti selembar ‘tiket’ untuk merekrut CPNS dan untuk menembus moratorium yang selama ini

dilakukan pemerintah. “Itu dilakukan harus melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja. Bisa dikatakan itu adalah proses awal yang dilakukan,” tambah Hanafiah, mantan Kasubbag Keuangan Kanwil Kemenag Aceh. Jadi, now on (sekarang, saatnya jalan), bekerja sesuai SOP dan Anjab. Analisi tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu tolak ukur bagi pegawai/unit organisasi dalam melaksanakan tugasnya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian kerja, tingkat efisiensi kerja, standar beban dan prestasi kerja, penyusunan formasi pegawai, penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Selain itu, análisis ini nantinya meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian. Pembuatan analisis jabatan dan analisis beban kerja itu begitu penting. Menurut Hanafiah, pembuatan analisis itu sendiri bertujuan untuk melihat berapa orang pegawai yang akan dibutuhkan nantinya. Seperti selembar ‘tiket’ untuk merekrut pegawai dan untuk menembus moratorium yang selama ini dilakukan pemerintah. “Itu dilakukan harus melalui analisis jabatan dan analisis beban kerja. Bisa dikatakan itu adalah proses awal yang dilakukan,” tambah mantan pejabat BRR itu. September 2012, CPNS akan di­hangat­ kan dengan kepentingan dan kecurangan. Sekretaris Kementerian PAN dan RB, Tasdik Kinanto, mengingatkan agar warga masyarakat tidak berhubungan dengan pihak-pihak yang mengaku bisa meloloskan menjadi CPNS dengan imbalan sejumlah uang. Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya mengeluarkan surat edaran ke seluruh pim­ pinan instansi pemerintah, dan menyebarkan luaskan melalui berbagai media massa, untuk mengantisipasi kalau ada pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dengan menyalahgunakan wewenang, dengan men­ jadi calo PNS. “Dengan sistem yang kami berlakukan kali ini, rasanya sudah mampu menutup peluang bagi calo untuk bermain,” ujarnya. Diakuinya, persoalan calo CPNS ini selalu muncul pada saat-saat menjelang penerimaan CPNS. Namun, kini Kementerian PAN dan RB sudah menggandeng Indonesia Corruption Watch (ICW), Ombudsman RI, dan LSM untuk turut mengawasi pelaksanaan seleksi CPNS ini. Dengan demikian diharapkan tahun ini penerimaan CPNS benar-benar bersih dari KKN, bebas dari politisasi, dan mampu menghasilkan aparatur negara yang terbaik, sejalan dengan kebijakan reformasi birokrasi.[] Santunan

Juli 2012

07

Mencatat Apa Yang Dikerjakan, Mengerjakan Apa Yang Dicatat Melihat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor: 33 Tahun 2011 Tentang Pedoman Analisis Jabatan, jelas dalam peraturan tersebut ditekankan bahwa Anjab merupakan proses dan tata cara untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk kepentingan program kelembagaan, ketatalaksanaan, kepegawaian dan pengawasan. Pada pasal 4 dalam peraturan tersebut tertulis Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah wajib melaksanakan análisis jabatan sebagai alat untuk menyusun peta jabatan dan uraian jabatan. Pun demikian dengan Kementerian Agama, untuk Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh análisis jabatan ini sedang dalam tahap proses penyelesaian. “Anjab ini arahnya akan ke ABK, berbicara Anjab juga akan berbicara ABK,” jelas H. Habib Badaruddin, S.Sos. Menurutnya saat kita berbicara análisis jabatan maka kita juga akan berbicara bagaimana tentang cara menghitung beban kerja. “Mencatat apa yang dikerjakan, mengerjakan apa yang dicatat, itu intinya,” tambahnya. “Saat ini di lingkungan kita sendiri, masih ad pegawai yang tidak tahu apa jabatannya, sehingga otomatis dia tidak tahu apa yang akan dikerjakannya,” kata Habib. Maka dari itu, menurut Kabag TU itu, penentuan jabatan itu harus melalui proses pembuatan Anjab, dan itu sedang dilakukan oleh kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. “Anjab yang sudah selesai dikerjakan akan dipakai untuk menentukan ABK. ABK sendiri dilaksanakan untuk menciptakan profesionalitas pegawai itu sendiri pada setiap unit organisasi yang diharapkan mampu melakukan pekerjaan pemerintahan dengan semangat pengabdian kepada masyarakat,” ujar Habib Badaruddin. Untuk proses pembuatan analisis itu, Kabag TU itu mencontohkan. Di KUA misalnya, dalam proses mencatat peristiwa nikah. “Dari keseluruhan KUA pasti tidak semua KUA sama, peristiwanya berbedabeda, jadi kebutuhan pun berbeda. Kalau peristiwa sedikit bisa digabung saja dalam satu pekerjaan, mencatat, mengarsip itu nanti satu jabatan.” katanya.

08

Santunan Juli 2012

Habib Badaruddin menjelaskan, proses seluruh pekerjaan yang dilakukan pegawai nantinya akan dihitung. Mencatat peristiwa misalnya, pekerjaan itu akan dihitung berapa menit dalam proses pengerjaannya. Akhirnya beban kerjanya tercapai dalam seminggu tiga puluh setengah jam. “Pencapaian waktu itu baru bisa dijadikan untuk membuat analisis jabatan. Di situ akan muncul formasi, itu yang diharapkan Menpan sekarang,” katanya. Menurutnya, hasil ini akan mengikat pegawai untuk lebih fokus pada pekerjaan. “Kalau ini sudah jalan. Tidak ada lagi alasan pegawai tidak punya pekerjaan. Tidak ada lagi pegawai yang sempat duduk-duduk di warung kopi,” sambung Habib Badaruddin. Tupoksi Proses pembuatan analisis jabatan dan análisis beban kerja ini akan dipakai untuk menentukan berapa tenaga yang dibutuhkan di unit organisasi di lingkungan Kementerian Agama. Kedua analisis ini diharapkan bisa

menjadi acuan untuk mengukur berapa tenaga yang akan dibutuhkan kedepan, dengan tidak mengenyampingkan harapan pemerintah dalam menciptakan efektivitas, efisiensi dan profesionalitas PNS yang memadai pada setiap unit organisasi serta mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dengan semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Hal senada juga disampaikan Drs. Hanafiah, Kassubag Kepegawaian dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh. Menurutnya pembuatan analisis jabatan dan analisis beban kerja itu sendiri bertujuan untuk melihat berapa orang pegawai yang akan dibutuhkan nantinya. Anjab dan ABK seperti selembar ‘tiket’ untuk merekrut pegawai dan untuk menembus moratorium yang selama ini dilakukan pemerintah. “Itu dilakukan harus melalui Anjab dan ABK. Bisa dikatakan itu adalah proses awal yang dilakukan,” tambahnya. Analisi tersebut diharapkan akan menghasilkan suatu tolak ukur bagi pegawai/unit

Drs. Hanafiah Kasubbag Kepegawaian dan Ortala Kanwil Kemenag Aceh

Tiket Merekrut Pegawai

organisasi dalam melaksanakan tugasnya, yaitu berupa norma waktu penyelesaian kerja, tingkat efisiensi kerja, standar beban dan prestasi kerja, penyusunan formasi pegawai, penyempurnaan sistem prosedur kerja dan manajemen lainnya. Selain itu, análisis ini nantinya meningkatkan produktivitas kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan pembinaan, penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara baik dari segi kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaian. Tidak bisa dipungkiri, saat ini harapan masyarakat semakin tinggi. Masyarakat mengharapkan tingkat kinerja aparatur pemerintah lebih baik. Para pegawai harus mampu bekerja secara profesional, efektif dan efisien, dan tuntutan itu bisa dijadikan tolak ukur bahwa mapannya sebuah lembaga dibuktikan dengan ditempatkan para pegawai dalam tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang tepat. Maka, menurut Kabag TU itu, analisis jabatan merupakan cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai posisi jabatan.[]

Seperti yang tertera dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 33 tahun 2011 Tentang Pedoman Analisis Jabatan, program tersebut bertujuan untuk meningkatkan daya guna, hasil guna, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan tersebut akan dicapai antara lain melalui berbagai kegiatan, salah satu di antaranya adalah penataan sistem manajemen SDM aparatur. Dalam penataan sistem manajemen SDM aparatur khususnya penataan PNS, diperlukan informasi dasar yaitu informasi tentang jabatan yang diperoleh dari Anjab (Analisis Jabatan). “Merujuk pada peraturan Menpan itu, jelas kita harus membuat analisis jabatan,” kata Drs Hanafiah. Untuk Kementerian Agama Provinsi Aceh, proses penyelesaian pembuatan Anjab dan ditambah lagi dengan ABK (Analisis Beban Kerja) saat ini sedang berjalan. “Kita sedang menunggu dari teman-teman di kabupaten. Banyak kabupaten yang sudah menyelesaikannya, tapi ada juga yang belum,” jelas Hanafiah. Menurutnya kendala saat ini memang proses pembuatan Anjab dan ABK itu sedikit rumit. Kanwil sendiri sudah mengadakan sosialisasi tentang pembuatan Anjab dan ABK itu. “Mungkin karena kurangnya waktu saat pelatihan, membuat teman-teman terbatas dalam menanggapi materi. Sebenarnya pematerinya langsung dari pusat. Pengaruh minimnya durasi saat pelatihan, juga mungkin,” jelasnya. Drs Hanafiah mengajak teman-teman di lingkungan Kemenag Aceh agar bekerja lebih kerja keras dalam proses penyelesaian analisis jabatan dan analisis beban kerja. “Saat ini, kita tinggal menunggu kawan-kawan yang belum menyelesaikannya. Kita akan surati daerah-daerah yang belum menyelesaikannya, karena kita sudah lewat deadline. Biro Kepegawaian Pusat sebenarnya memberi batas pada bulan Juni lalu,” tegas Hanafiah. Pembuatan Anjab dan ABK itu begitu penting. Pembuatan analisis itu sendiri bertujuan untuk melihat berapa orang pegawai yang akan dibutuhkan nantinya. Seperti selembar ‘tiket’ untuk merekrut pegawai dan untuk menembus moratorium yang selama ini dilakukan pemerintah. “Itu dilakukan harus melalui Anjab dan ABK. Bisa dikatakan itu adalah proses awal yang dilakukan,” tambahnya.[]

Santunan

Juli 2012

09

H. Habib Badaruddin, S.Sos Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Provinsi Aceh

SOP belum Tuntas

Reformasi Birokrasi yang digulirkan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintahan bersih merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Sehingga semua Kementerian termasuk Kementerian Agama, dituntut untuk melakukan pembenahan birokrasi di jajarannya, baik di pusat maupun di daerah. Salah satu langkah dari reformasi birokrasi adalah penataan organisasi dan ketatalaksanaan dengan melakukan penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) guna peningkatan pelayanan publik.

“Di lingkungan Kawil Kemenag Aceh, sampai saat ini, belum tertuntaskan penyusunan SOP, baik di masing-masing Bidang di Kanwil di Provinsi, Kankemenag di Kabupaten/Kota, Kantor Urusan Agama (KUA), dan Madrasah sehingga sangat mengganggu tertib administrasi dan menjadi temuan di saat ada pemeriksaan yang dilakukan Irjen Kementerian Agama,” papar Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, Habib Badaruddin, S.Sos Meski demikian, menurut Pak Habib, sapaan akrab Kabag TU, “Terlepas dari berbagai keterbatasan dan SDM, kita tetap upayakan dengan membentuk tim, sehingga dapat menyelesaikan SOP di lingkungan Kanwil dan Kankemenag Kabupaten/Kota sesegera mungkin karena sudah sampai deadline-nya.” Tujuan dan manfaat SOP, di lingkungan Kementerian Agama, sambung Kabag TU, “Sangat diperlukan, sehingga memudahkan melakukan pengukuran kinerja. Dalam SOP, sudah dijabarkan standar kerja dalam pelaksanaan program/kegiatan, alur tugas, wewenang tanggung jawab dari pelaksanaan tugas serta persamaan persepsi siapa nantinya yang mengerjakan apa, dan dalam waktu berapa, sehingga juga memudahkan mengetahui, di mana kendala jika pekerjaan belum tertuntaskan. Misalnya SOP Keuangan tentang Pengelolaan Keuangan, SOP Surat Masuk Surat Keluar, SOP Kenaikan Pangkat. Kalau di madrasah, misalnya SOP

Taufik, SHI. Kepala KUA Kec. Baitussalam, Kab. Aceh Besar

SOP Ada, Tapi Terbatas Mungkin di sebagian KUA (Kantor Urusan Agama), sebagaimana di kantor kami, sudah ada SOP (Standar Operasional Prosedur). Namun masih terbatas pada pelayanan nikah dan rujuk (NR). Artinya, selama ini rencana dan pola kerja kita, belum mencakup Tupoksi KUA keseluruhan. Hal yang dilakukan selama ini, kadangkala kita kondisikan juga dengan situasi lapangan dan tuntutan masyarakat. Juga kami usahakan hal yang demikian, untuk memangkas birokrasi yang tidak mesti ada di KUA. Soal ketepatan itu misalnya, formulir pendaftaran kita siapkan sebelum para catin (calon pengantin) datang, pendaftaran

10

Santunan Juli 2012

hanya lima menit, kutipan akta dapat diambil begitu usai nikah, dan beberapa lainnya. Sebagaimana termaktub dalam KMA Nomor 168 Tahun 2010 tentang Penyu­ sunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Kemenag, dalam BAB II tentang Tipe dan Format SOP, bahwa ciri SOP teknis adalah, a) pelaksanaa prosedur (aktor) yaitu satu orang atau satu kesatuan tim kerja, dan b) berisi cara melakukan pekerjaan atau langkah rinci pelaksanaan pekerjaann, sebagian pola kerja yang kita lakukan di kantor, itu semua tentu untuk mengarah pada aturan itu.[]

Penerimaan Siswa Baru, di KUA misalnya SOP Pencatatan Nikah, dan lain-lain.” Adapun prinsip pelaksanaan SOP, lanjut Kabag TU, dengan gaya khas santai dan bersahajanya, sebagaimana KMA Nomor 168 Tahun 2010 tentang Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Kemenag, “Semua kegiatan harus sesuai dengan SOP, dan tidak boleh tidak sesuai dengan SOP. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapa pun, dalam kondisi apa pun, dan oleh seluruh pejabat dan pelaksana, SOP harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dari seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah sampai yang tertinggi, Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap segala penyempurnaan untuk efisien dan efektif.” “SOP mengikat pelaksana dalam me­ laksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan. Seluruh pegawai berperan dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika ada pegawai yang tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses penyelenggaraan pemerintahan dan SOP didokumentasikan dengan baik seluruh prosedur yang telah distandarkan, sehingga dapat selalu dijadikan referensi nantinya dalam pelaksanaan program/kegiatan ru­ tinitas kita selaku abdi negara,” pungkas Pak Habib.[]

11

Santunan, Juli 2012

KHUSUS

Ultah di Langsa, Dipeusijuek di Pidie

Lewat Raker (Rapat Kerja) para Kepala KUA dan Kasi Urais (Urusan Agama Islam) Kanwil Kemenag Aceh 2012, paling tidak, akan melahirkan kesamaan persepsi di antara KUA, cepat dalam pencarian solusi atas persoalan umat dan kantor sehari-hari, ajang evaluasi atas kinerja sebelumnya, dan tersusunnya program penting untuk masa mendatang. Demikian di antara harapan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat memberi arahan pada Raker Bidang Urais dan Raker Kepala KUA se Aceh, yang dibuka Pj. Walikota Langsa, Drs. H. Bustami Usman, M.Si, di Hotel Harmoni, Kota Langsa, Kamis malam (12/7). Mengusung tema, “Mewujudkan Pro­ gram dan Kinerja Urais bagi Kemajuan Masya­ rakat Aceh”, bersama 298 pejabat Urais se

Aceh, dalam Raker ke 4 itu, juga membahani para peserta dengan materi-materi seputar Urais: isbat nikah, wali, Simkah dan sebagainya. Tampil pemateri untuk acara yang diikuti 261 Kepala KUA, antara lain Kakanwil Kemenag Aceh, Ketua  STAIN  Zawiyah Cot Kala, DR. Zulkarnain Abdullah, MA, dan Mahkamah Syar’iyah Kota Langsa. “Kita tampilkan pemateri, mulai dari tingkat Kakanwil, hingga KUA, sebagai narasumber,” jelas Drs. Ridwan Qari, Ketua Panitia. “Salah satu hambatan yang dihadapi Bidang Urais, yaitu lingkup kerja yang luas, tapi anggaran yang tidak sebanding. Misalnya demi alasan efesiensi dan penghematan, program dan anggaran yang dinilai memaksimalkan tugas Urais dan  KUA  banyak dipotong,” singgung

Kakanwil dalam sambutan, yang juga dihadiri oleh Forkompimda (Muspika Plus) Kota Langsa, Kakankemenag Aceh Timur dan Aceh Tamiang, serta Pembantu Ketua I STAIN Zawiyah Cot Kala, Basri Ibrahim. “Urais masih menangani beragam persoalan umat Islam, yang di tingkat pusat, bahkan ditangani oleh dua atau tiga Direktorat. Hari ini, KUA Kecamatan masih menangani agenda besar masyarakat Muslim, dari persoalan belum sakinahnya keluarga, ibadah umat, arah kiblat, hisab rukyah, produk halal, hingga haji,” papar Kakanwil dalam acara yang berlangsung sejak 12-15 Juli itu. Di samping itu, problem lainnya Bidang Urais,  SDM  yang belum semuanya profesional, bahkan ada struktur KUA yang lama sekali menanti ketibaannya. Sementara itu, acara yang menurut Kabid Urais Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Ridwan Qari diikuti oleh 46 unsur Kasi Urais, semula rencananya digelar di Bireuen, tapi atas alasan Pilkada Bireuen yang belum menentu saat dirancang, maka Kota Langsa jadi alternatif Raker yang kebetulan juga tepat digelar pada Ultah Kakanwil Aceh, 12 Juli. Dan Selamat Ulang Tahun (Ultah) ke 43, kepada Bapak Kakanwil Aceh, Pak Ibnu Sa’dan. Moga kebarkahan selalu bersama kita, amin. Struktur baru Usai Raker para Kepala  KUA  dan Kasi Urais 2012, diminta kepada setiap Urais dan KUA untuk membina kelompok binaan yang ada di bawah strukturnya. “Kepada setiap KUA, mesti dapat membina minimal satu gampong binaan di wilayah kerjanya. Misalnya, jalannya program Gemmar (Gerakan Masyarakat Maghrib) Mengaji di gampong binaan itu. Program tidak perlu muluk-muluk dan tidak usah banyak, tapi buatkan program sedikit dulu, yang penting jalan,” pinta Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat memberi materi “Kebijakan Kanwil Kemenag tentang Keuraisan” pada acara itu. Dalam kunjungan kerja di Langsa, Kakanwil juga mensosialisasikan rencana perubahan Struktur Kanwil Kemenag dan Kankemenag yang baru, kepada jajaran Kemenag Aceh. “Ke depan, Struktur Baru Kanwil dan Kankemenag akan ada perubahan, baik itu penambahan atau per­ ubah­an pada Bidang, maupun pada Subbag atau Seksi. Di antara yang berubah dari sruktur sekarang ialah, akan ada Bidang Urais Penyelenggaraan Pembinaan Syariat Islam, Bidang Penyelenggaraan Zakat Wakaf, Bidang Pendidikan Madrasah, Bidang Pendidikan Agama Islam, dan Bidang Pendidikan Diniah dan Pontren,” papar Kakanwil, dalam acara silaturrahmi dan pembinaan, sekaligus Santunan

Juli 2012

11

pembukaan Rakor Kankemenag Kota Langsa di Min Pilot, Kota Langsa itu (13/7). Selanjutnya akan ada perubahan di

tingkat Seksi atau Sub bagian. Subbag Hukmas dan  KUB  akan menjadi dua Subbag, Subbag Humas dan Informasi serta

Subbag Hukum dan KUB (Kerukunan Umat Beragama). Subbag Caninfoka menjadi Subbag Perencanaan dan Keuangan. Akan ada juga Seksi Haji Umrah, Seksi Binmas Islam, Seksi Penyelenggara Pembinaan Syariat Islam, Seksi Pendidikan Agama Islam di tingkat Kankemenag. Kakanwil, Ibnu Sa’dan, yang juga mantan Kakandepag Kota Langsa yang sudah berusia delapan tahun itu, mengulangi beberapa arahan dan instuksi dalam pembinaan itu. “Kita di Kemenag tidak bisa seperti pemadam, yang hanya memadamkan api saat kebakaran sudah terjadi, tapi alpa pada benih pemicu kebakaran itu. Sungguh bangkit dari kejatuhan lebih sulit, maka selesaikan setiap benih problem yang bakal muncul di lingkungan kerja masing-masing,” lanjut Kakanwil. Seusai khutbah Jumat di Masjid Agung, sidak (silaturrahmi mendadak) pun digelar ke KUA Langsa Kota. Staf KUA itu melaporkan beberapa hal lain kepada Kakanwil. “Semoga

Komunikasi Efektif, Tangkal Konflik Agama Kerukunan Umat Beragama (KUB) akan terjalin dengan baik, jika komunikasi berjalan efektif tidak hanya di tingkat elit agama, namun juga di antara umat beragama. Demikian antara lain disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat membuka dan menjadi narasumber dialog pengembangan wawasan multikultural antar pemuka agama se Kota Subulussalam, Senin (16/7), bertempat di aula Kantor Walikota Subulussalam. Menurut Kakanwil, komunikasi antar manusia tidak dapat dianggap sepele. “Konflik dapat terjadi salah satunya karena dua pihak kurang membangun komunikasi. Kegagalan komunikasi karena dua pihak dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan tindakan sehingga tidak jarang membuka jurang perbedaan informasi yang kemudian memuncul konflik,” ujar Kakanwil di hadapan seratusan peserta dialog yang difasilitasi Kementerian Agama Kota Subulussalam itu. Kakanwil menjelaskan, agama sebagai­ mana diyakini pemeluknya, mengajarkan hal-hal yang baik. Agama mempunyai tujuan untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan demikian, imbuhnya, tugas para tokoh dan pemuka agama untuk menyampaikan ajaran agama tersebut dan menjelaskan kepada pemeluknya dengan benar. Menurut Kakanwil, pemahaman umat terhadap ajaran agamanya dengan baik akan mengantar pemeluknya pada kedamaian, keluhuran budi dan kearifan.

12

Santunan Juli 2012

“orang-orang yang memiliki pengetahun yang luas dan mendalam tentang ajaran agamanya akan bersikap bijak, luwes, moderat dan toleran dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa,” katanya. Kakanwil juga menjelaskan bahwa tugas pembinaan toleransi dan kerukunan umat beragama di negeri ini, bukan semata tugas Kementerian Agama, dan Pemerintah daerah, namun tugas semua pihak termasuk pemuka agama dan tokoh agama. Dialog ini, selain Kakanwil sebagai narasumber, juga hadir Dr. H. Samsul Rijal, M.Ag, Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN ArRaniry Banda Aceh yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Aceh, dan

Pembimbing Masyarakat Katolik Kemenag Aceh Baron Ferryson Pandiangan, dengan moderator Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh, Juniazi, S.Ag, M.Pd. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung Sementara itu Sekretaris Daerah Kota Subulussalam, H. Damhuri, SP, MM, dalam sambutannya mengatakan bahwa keberagaman dan multikultural masyarakat Kota Subulussalam adalah potensi besar dan aset untuk membangun daerah ini. Namun sebaliknya, ungkapnya, jika potensi multikultural ini tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan konflik dan perpecahan.

kali yang lain, beberapa waktu ke depan, jika warga Kota Langsa, yang berkepentingan, mau berusuan dengan  KUALangsa Kota --salah satu dari dua  KUA  di Kota Langsa-sudah bisa menikmati pendingin ruangan, dengan kipas atau lainnya,” harapan staf pada tim Kanwil, saat silaturrahmi Jumat itu, soal ruang nikah dan kantor yang masih gerah. Santunan Sepulang ke Bireuen, rombongan juga sempat bersilaturrahmi dan memantau su­ asana MTQ se Aceh Timur, di Masjid Manzilul Minan, Kecamatan Peureulak Barat (13/7). Malam dan paginya, usai silaturrahmi dengan jajaran Kemenag Bireuen (13-14/7), sidak juga digelar Kakanwil ke  MAN  Ulim, Pidie Jaya (14/7). Dalam lawatan singkat, menjumpai siswa MAN di pinggir Jalan Banda Aceh– Medan itu, sedang gotong royong. “Mana majalah Santunan, sudah terima edisi terakhir, dan ada baca tidak?” tanya

Sehubungan dengan keragaman yang dimiliki daerah ini, Sekda meminta masyarakat Kota Subulussalam untuk menjaga norma adat istiadat, norma susila untuk dijaga dan dipelihara. “Silakan suku dan adat istiadat berkembang di sini, namun harus diingat, “di mana bumi dipijak di situ langit harus dijunjung,” ujar Sekda dengan gaya bicara meyakinkan. Menurut Sekda, kerukunan di Kota Subulussalam adalah sebuah keniscayaan di tengah keragaman etnis, adat istiadat, bahasa dan agama yang dianut warga kota ini dalam rangka membangun Kota Subulussalam. Kemenag bukan ‘pemadam’ “Saat ini Aceh Singkil jadi pembicaraan nasional dan dunia internasional karena isu penyegelan gereja yang dilakukan Pemda Aceh Singkil beberapa waktu lalu. Padahal pemberitaan itu tidak seperti kenyataannya. Yang disegel adalah bangunan yang tidak mempunyai izin sebagai tempat ibadat, ujar Kakanwil, saat mengadakan pertemuan dan silaturrahmi dengan pimpinan dan jajaran Kemenag Aceh Singkil, Senin siang (16/7), di aula setempat. Terkait persoalan penyegelan rumah ibadat gereja di Aceh Singkil, Kakanwil mengharapkan dapat diselesaikan secara musyawarah dengan menggunakan aturan yang ada yaitu mempedomani PBM Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 dan 8 Tahun 2006 dan merujuk kepada Peraturan Gubernur Aceh Nomor 25 Tahun 2007 tentang pendirian rumah ibadat. Kakanwil meminta jajaran Kemenag setempat untuk tidak jadi pemadam kebakaran.

Kakanwil. Para guru yang ditanyai Kakanwil menjelaskan, bahwa majalah tepat sampai ke sasaran lewat pak pos, dan mereka membaca sebagian besar dari pemberitaan dan isi majalah keluarga besar Kanwil Kemenag Aceh itu. “Majalah Santunan ini, milik kita bersama, ikuti dan kirimlah berita, tulisan, atau bahan untuk dimuat,” lanjut Kakanwil lagi. “Kami juga masih mengharapkan ada mobiler tambahan pada Kakanwil, sebab ada beberapa bangku dan meja, serta fasilitas lainnya yang belum ada,” pinta Imran, S.Pd.I, guru MAN Ulim Pijay, pada Kakanwil, sambil mengisi buku tamu. Dari Pijay, Kakanwil memenuhi undangan ke Dayah Al-Fikriyah Al-Aziziyah Gampong Blang Bawang Kecamatan Padang Tiji, Pidie, Kakanwil dipeusijuek oleh tokoh masyarakat dan Pengurus Lembaga Pendidikan Islam itu (14/7). Acara tepungtawar terhadap Kakanwil yang dilakukan oleh Pimpinan Dayah Al-Fikriyah Al-Aziziyah, Tgk. H. Jailani

H. Ismail; Kakankemenag Pidie, Drs. Tgk. H. Jakfar M. Nur; dan Pengurus MPU Pidie, Abu Di Reubee itu, bersama-sama juga dengan Bupati Pidie, Tgk. Sarjani Abdullah. Bupati Pidie itu baru tiga hari resmi memimpin kabupaten penghasil melinjo itu, setelah 12 Juli dilantik oleh Gubernur, dr. Zaini Abdullah, bersama Wabupnya, M. Iriawan. “Ini takdir dan anugerah Allah yang terindah, bisa bersama Bupati Pidie yang dan Abu-Abu di dayah ini. Sebelumnya, kami memang sering berhubungan, tapi baru hari ini bisa berjumpa langsung,” kata Kakanwil yang memberi sambutan dan kata-kata peng­ arahan dari Tgk. H. Hasanul Basri HG (Abu Mudi), Pimpinan Pusat MUDI MSESRA Bireuen, yang juga pelopor kajian Tastafi (Tasawuf, Tauhid, dan Fiqih) Aceh itu. Kakanwil dan Bupati Pidie, hadir ke Ma’had Al-‘Ulum Al-Fikriyah Al-Aziziyah itu, dalam rangka meresmikan pembukaan MTs Al-Fikriyah, Blang Bawang, Peudaya, Padang Tiji, Pidie. [muhammad yakub yahya]

“ Jangan kita seperti pemadam kebakaran, ketika ada persoalan dan konflik diantara umat beragama dan antar umat beragama, baru kita kalang kabut mencari solusi untuk penyelesaian,” ungkapnya. Kakanwil meminta pimpinan dan jajaran Kementerian Agama setempat untuk mengintensifkan dialog antar umat beragama di daerah ini. Termasuk mengaktifkan peran penyuluh agama di setiap kecamatan dalam rangka peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama di tengah masyarakat. Demikian juga untuk mengantisipasi pendangkalan aqidah dan aliran sesat di daerah. “Saya minta penyuluh, penghulu dan P3N di daerah ini untuk mengantisipasi persoalan antar umat beragama, maupun interen umat beragama di daerah ini, termasuk isu pendangkalan aqidah dan

aliran sesat,” ujar Kakanwil di hadapan pimpinan, Kepala Madrasah, Kepala KUA, tenaga pendidik dan kependidikan dan pegawai Kemenag setempat. Pada kesempatan itu Kakanwil meminta jajaran Kemenag Aceh Singkil untuk meningkatkan kualitas dalam bekerja dan dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Juga, disiplin masuk kerja, dalam bekerja dan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. “Disiplin tidak hanya dalam soal masuk kerja, tetapi disiplin dalam bekerja dan disiplin dalam menyelesaikan setiap pekerjaan,” katanya. Kakanwil yang didampingi Kasubbag Hukmas dan KUB pada waktu itu juga sempat berdiskusi dan berdialog dengan jajaran Kementerian Agama yang dipimpin Drs. H. Herman ini. [juniazi]

Santunan

Juli 2012

13

14

Santunan, Juli 2012

PERISTIWA

Mutasi di Kankemenag Abdya

Kemenag Aceh Tengah Gelar Pembinaan Administrasi Keuangan Santunan-Blangpidie. Kepala Kankemenag Aceh Barat Daya memutasikan sekaligus melantik para Kepala MTs, MI, dan RA di lingkungan Kankemenag Abdya (17/7). Di hadapan seluruh kasi, pengawas, dan undangan yang hadir, Kakankemenag, H. Syarbaini, SH, menyampaikan, “Mutasi ini merupakan agenda rutin dalam Kemenag, yang merupakan ‘pakaian’ bagi PNS. Mutasi bukanlah suatu pelecehan, melainkan kebutuhan lembaga yang terus berkembang dan dinamis.” Kepada pejabat yang dilantik, Kakan­ kemenag berharap, “Jangan mudah mengeluh dalam menghadapi persoalan. Jika ada problem

segera diselesaikan, jangan biarkan berlarutlarut. Libatkan semua pihak di madrasah, lakukan rapat rutin untuk melakukan evaluasi, sehingga masalah yang dihadapi menjadi ringan. Kepala Madrasah tidak boleh lagi gaptek (gagap tekologi), karena sekarang sudah serba online. Kepala Madrasah tidak boleh tinggal diam, harus meng-update diri, sesuai dengan perkembangan zaman. Setiap Guru Madrasah agar terus meningkatkan keteladan. Faktor keteladan guru yang ada di madrasah, serta masih banyaknya guru yang mengedepankan ikhlas dalam mengajar dan mendidik, yang bermuara ke jannah, menjadi madrasah kian diminati.” [yyy]

Mariani, Kepala MIN Berprestasi Santunan-Takengon. Kepala MIN Uning Kabupaten Aceh Tengah, Mariani, S.Pd.I, M.Pd mendapat peringkat II pada lomba kepala sekolah berprestasi tingkat Provinsi Aceh 2012 yang dilaksanakan pada 9-12 Juli 2012 di Hotel Diana, Banda Aceh. Pada lomba tersebut materi yang ujiankan adalah ujian tulisan lima kompetensi kepala sekolah yaitu: kompetensi keperibadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi, kompetensi manajerial, dan kompetensi kewirausahaan, dilanjutkan dengan wawan­ cara juga menyangkut implementasi kom­ petensi tersebut pada sekolah masingmasing. Kemudian presentasi karya tulis ilmiah dan tidak kalah pentingnya adalah penilaian keberhasilan sekolah atau madrasah dalam dua tahun terakhir. Ibu Mariani, S.Pd.I, M.Pd juga juara I lomba kepala sekolah berprestasi tingkat Kabupaten Aceh Tengah. Adapun prestasi lainnya, sebagai guru teladan tingkat Aceh Tengah 2002, juara I lomba karya tulis ilmiah

untuk guru dan kepala sekolah tingkat Aceh Tengah 2006, kepala sekolah berprestasi tingkat Aceh Tengah 2009, mewakili Aceh dalam lomba kepala Madrasah berprestasi tingkat Nasional pada jajaran Kementerian Agama, kepala sekolah berprestasi tingkat Aceh Tengah 2011 dan 2012. [yyy]

Santunan-Takengon. Kankemenag Aceh Tengah menggelar Pembinaan, Penataan, dan Pengelolaan Keuangan, di aula setempat (10/7). Kegiatan jelang puasa itu, diikuti oleh semua satker di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah yaitu MI, MTs, dan MA baik negeri maupun swasta, ditambah dengan tiga satker dari Pondok Pesantren Terpadu dan 14 KUA  kecamatan dalam kabupaten Aceh Tengah. Irfan, S,Pd,I, Kepala  MIN  Simpang Kelaping, dalam laporannya menyatakan bahwa kegiatan ini akan berlangsung sehari penuh, yang diikuti oleh 160 orang peserta, yang terdiri dari Kepala Madrasah, Pimpinan Pondok Pesantren, Kepala  KUA  dan Bendahara dari masing-masing satker. Sebagai pemateri dalam kegiatan ini yaitu Kepala Bidang  IPP  pada  BPKP  Perwakilan Provinsi Aceh, Tantawi Haris, bersama Auditor Madya Masrizal. Demikian lapor Nopia Dorsain, Kepala MAS Darul Mukhlisin Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tengah Drs. H. Hamdan, dalam arahannya yang disampaikan melalui Kasubbag Tata Usaha, Saidi B, S.Ag, mengemukakan bahwa kegiatan ini dapat berlangsung berkat adanya kerjasama yang baik antara pihak pihak Kemenag dengan pihak BPKP provinsi serta adanya kominmen bersama dengan seluruh jajaran Kankemenag dalam Kabupaten Aceh Tengah. “Saya berharap kepada peserta agar dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin. Penataan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan yang baik dan Benar, tidak mungkin kita peroleh kecuali dengan pembinaan. Prestasi berupa Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang telah diraih, hendaknya dapat dipertahankan. Hal ini pula yang menjadi harapan bagi dilakukannya pembinaan ini,” sambung Saidi B. [nopia dorsain/aba/yyy]

Festival Madin di Meulaboh Santunan-Meulaboh. Jelang Ramadhan, Madrasah Diniyah (Madin) An-Nida, asuhan Darma Wanita Kankemenag Aceh Barat, melaksanakan Festival Anak Shaleh ke 3 (10-13 Juli 2012). Kegiatan jelang meugang puasa ini, memperlombakan beberapa cabang, antara lain lomba azan, lomba menghafal ayat-ayat pendek, lomba praktek shalat berjamaah, dan lomba membaca saritilawah. Acara diakhiri dengan mengumumkan hasil perlombaan. Penutupan dihadiri para pejabat di lingkungan Kankemenag Aceh Barat, Darma Wanita, wali santri serta seluruh santri Madin An-Nida.

Kakankemenag Aceh Barat, Drs. H. M. Arif Idris, MA, menyampaikan apresiasi kepada para pengurus MD An-Nida yang telah berhasil melaksanakan kegiatan in. “Kami melihat kehadiran group gambus akan membawa angin segar dan pencerahan berkembangnya seni Islam di Kabupaten Aceh Barat, dan ke depan, kita akan berupaya mengembangkan seni islami ini, sehingga akan menjadi media dakwah bagi umat Islam. Terima kasih kepada seluruh Penyuluh Agama Islam Fungsional dan kepada seksi Penamas yang telah memprakarsai lahirlah group seni ini,” sambung Kakankemenag. [acehbarat5/yyy]

Forum KUA Bireuen Sosialisasi Simkah Santunan-Bireuen. Untuk meman­tapkan penerapan program Sistem Informasi Manajemen Nikah (Simkah) dalam rangka meningkatkan Kinerja Kemenag, khususnya pelayanan nikah, Forum Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan di jajaran setempat mensosialisasikan Simkah (15/5). Dalam kegiatan yang bertempat di KUA Peusangan Siblah Krueng itu dihadiri sejumlah Kepala dan staf KUA kecamatan, yang berada di kawasan timur Kabupaten Bireuen (dari Kecamatan Gandapura hingga Kota Juang), dan mendapat antusiasme dari para peserta.

“Dengan adanya Simkah ini maka akan semakin memudahkan kinerja para staf KUA dalam mengelolah proses pencatatan nikah serta hal lainnya yang berkaitan dengan bidang Urusan Agama Islam (Urais). Untuk Kabupaten Bireuen, KUA Peusangan Siblah Krueng menjadi yang pertama kali menggunakan aplikasi Simkah, karena beberapa waktu lalu salah seorang staf (Faizin), telah mengikuti pelatihan di Lhokseumawe,” ujar Sekretaris Forum KUA Kabupaten Bireuen, Drs Anwar Nazar, yang juga Kepala KUA Peusangan Siblah Krueng. [najib/yyy]

Lembaga Publik Mesti Benahi Diri Santunan-Lhokseumawe. Dalam sambut­ an dan pengarahannya di hadapan jajaran Kementerian Agama se Kabupaten Aceh Utara dan Lhokseumawe, Drs. H. Ibnu Sa’dan, Kakanwil Kemenag Aceh meminta seluruh jajaran Kementerian Agama khususnya untuk berbenah diri dan memperbaiki kualitas pelayanan menjadi lebih baik. “Hari ini, lembaga swasta bahkan bisa lebih baik dari instansi pemerintah, padahal mereka mengelola dana masyarakat dalam jumlah yang terbatas, sebaliknya kita mengelola dana negara yang lumayan besar, ini adalah ironi yang harus segera diperbaiki,” ujar Kakanwil Kemenag Aceh yang merupakan alumni Magister Pendidikan FKIP Universitas Syiah Kuala, pada Selasa (29/5). “Sebagai contoh adalah Dayah Jeumala Amal yang berhasil meraih sertifikat standar

mutu pelayanan ISO 9001:2008, lalu di mana posisi lembaga publik seperti madrasah dan Kementerian Agama dan lembaga-lembaga negara lainnya. Kita harus segera berbenah atau kita akan semakin tertinggal,” lanjut Ibnu Sa’dan Seiring dengan semangat UU Nomor 2009 tentang Pelayanan Publik dan kemajuan teknologi informasi, aparatur pemerintah harus memperbaiki kinerja dan kualitas layanannya kepada masyarakat umum. “ Masyarakat sudah semakin cerdas, tidak bisa ditipu lagi dengan alasan aturan ini -itu, justru kita hari ini yang harus lebih banyak belajar dari masyarakat dan juga lembaga-lembaga swasta lainnya,” himbau Ibnu Sa’dan. Dalam rangkaian kunjungannya kali ini, Kakanwil dan rombongan singgah di Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara. [juniazi/aba]

Orsos Sigli, Prestasi Nasional Santunan-Sigli. Yayasan Panti Asuhan Anak Sejahtera (YPAAS) yang hadir di tengah masyarakat Kabupaten Pidie, untuk menghimpun generasi muda Aceh yang di antaranya adalah anak-anak yatim korban konflik, korban tsunami, dan fakir miskin, untuk diadakan pembinaan, pengasuhan dan perbaikan akhlak dengan mengedepankan pendidikan dan asuhan kasih sayang sehingga mampu melahirkan generasi yang beriman, berilmu, berakhlakul karimah serta mandiri. Para santri setiap harinya pergi sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA/MA yang ada di Kota Sigli, Sampai 2012 telah menamatkan 11 santri tamat SD, 20 santri tamat SMP, dan 10 santri tamat SMA/MA. Sekarang ada enam orang dalam pembinan lanjutan, yaitu satu melanjutkan tahfidz Qur’an di Ma’had Abu Ubaidah Medan, satu kuliah di Universitas Malikul Saleh jurusan elektro, satu orang di Unigha jurusan komputer, dan tiga orang lagi saat ini dalam pengurusan untuk tahdiz di Al-Fityan Banda Aceh dan kuliah di Unigha. ”Pada 2010, YPAAS mendapat juara 1 Orsos Prestasi tingkat Provinsi. Selanjutnya mewakili Aceh untuk lomba di Jakarta, dan mendapat penghargaan prestasi bidang Manajemen dan Pelayanan dari Menteri Sosial Dr. Salim Segaf Al-Jufri, MA yang diserahkan dalam acara HKSN di Sentul Bogor, Jawa Barat. Kegiatan yang pernah diikuti oleh Ketua Yayasan dan Pengurus adalah agenda kenegaraan seperti HUT RI ke 65 di Istana Negara, renungan di Taman Makam Pahlawan, dan Sidang Paripurna di gedung DPR RI. Telah pula mengikuti Diklat dan lokakarya baik di Banda Aceh, Aceh Besar, Padang, Jakarta, Bogor, dan Yogyakarta. Pernah mendapat kunjungan dari intansi, Dinsos Kab/Kota, Kementerian Sosial, Dirjen, Biro Isra, BUMN, Qatar Carity Aceh dan Pusat, BPKP, dan anggota Dewan Kabupaten/Aceh dan Pusat,” jelas Ketua YPAAS, Gusmarwan, S. Pd, yang juga guru MAN Sigli 1, yang yayasannya beralamat di Jalan Lingkar Blang Paseh, Sigli. [yakub] Santunan

Juli 2012

15

Jelang Ramadhan, Pijay Gotroy Santunan-Meureudu. Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1433 H, segenap karyawan karyawati, guru dan murid di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pidie Jaya melakukan gotroy (gotong royong) membersihkan sekitaran meunasah-meunasah dan masjid terdekat (Selasa, 17/7). Drs. H. Ilyas Muhammad, Kepala Kantor Kemenag Pidie Jaya mengatakan bahwa adat gotong royong ini harus tetap dijaga dan dipelihara guna mejaga kebersamaan dan

kebersihan lingkungan. Selama bulan Ramadhan, Kakakemenag Pidie Jaya juga mengharapkan kepada seluruh kepala madrasah, karyawankaryawati agar memanfaatkan bulan suci ini, dengan memperbanyak ibadah kepada Allah Swt agar hati kita bisa suci, selalu terjaga dan akhirnya memperoleh nilai takwa. Juga berharap kepada murid-murid madrasah untuk mengisi hari-harinya pada bulan Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat. [amwar]

Porseni di Pijay Santunan-Meureudu. Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) Gugus I Pidie Jaya (Pijay) dibuka Kepala Kankemenag Pidie Jaya, di Kecamatan Bandar Dua, Ulee Gle, Kabupaten Pijay (16/7). “Jadikan ajang Porseni sebagai media silaturahmi antar madrasah, meskipun dalam suasana bersaing, tapi tetap punya nilai bersanding,” ajak Kankemenag, Drs. H. Ilyas Muhammad, dalam sesi pembukaan Porseni di kabupaten pemekaran dari Pidie itu. Menurut Ketua Panitia Porseni Gugus

16

Santunan Juli 2012

I Kemenag Kab. Pidie Jaya, Drs. Sulaiman Abdullah, pada even Porseni XIII ini diikuti oleh delapan MI dalam tiga kecamatan, yakni Bandar Dua, Jangka Buya, dan Ulim. Bidang lomba yang diperlombakan, bola kaki, lompat jauh putra dan putri, lompat tinggi putra dan putri, tilawat Al-Quran, hifzil Quran putra dan putri, rebana, busana Muslim, dan crdas cermat. Kasi Pendis Kemenag Pijay menutup acara pada Selasa (17 Juli), sekaligus pembagian hadiah. [mudi/yyy]

TPQ Plus Gelar Wisuda Santunan-Banda Aceh. Taman Pengajian Al-Qur`an (TPQ) Plus Baiturrahman kembali menggelar wisuda bagi 235 murid, di AAC Dayan Dawood. Ahad (17/6/2012). “Anak didik yang ditasyakkur sebanyak 167 murid (TKQ 43, TKQL 50, dan TPQ 74), diwisuda sebanyak 64 murid (TQA), dan dimunaqasyah sejumah 4 murid (TQS),” jelas Suhairi, Ketua Panitia Pelaksan Tasyakkur ke 16, Wisuda ke 13, dan Munaqasyah ke 9. “Tema tasyakkur (kenaikan tingkat dari TKQ ke TPQ dan TPQ ke TQA), wisuda (kenaikan jenjang dari TQA ke TQS), dan munaqasyah (lulus dari TQS), tahun 2012 yaitu, “Mewujudkan Genarasi Berakhlaqul Karimah Melalui Pendidikan Qur’ani,” sambung Afdhalil Ilyas, S.Pd.I, Sekretaris Panitia. “Dalam usianya yang sudah lebih 16 tahun, TPQ Plus (lewat tasyakkur, wisuda dan munaqasyah) sudah lebih 2.000-an murid disandangkan toga (ijazah)nya,” jelas Amirullah Nurdin, ST, Kabag Kemuridan. “Dua pekan sebelum wisuda, atau usai ujian, TPQ Plus juga menggelar aneka musabaqah atau lomba, serta HB3 atau rihlah. HB3 (Hari Belajar, Bermain, dan Beramal), tahun 2012 ke Jantho itu, bertujuan di samping jadi ajang pencarian bakat murid, silaturrahmi, dan juga refresing para murid, ustadz, dan wali murid setelah ujian,” jelas Direktur TPQ Plus Muhammad Yakub Yahya, M.Ag. “Lembaga telah juga menerima kembali murid baru, pada 20-23 Juni (pengetesannya pada 28-30 Juni). Usia yang diterima untuk jenjang TKQ (5-7 tahun) dan TQA (13-15 tahun). Pengajian selama puasa, sejak 6-27 Ramadhan,” pungkas Irwan Harief, SHI, Kabag Pengajaran. [yakub]

Mantan Kakanwil Depag Jadi Ketua MPU Santunan-Banda Aceh. Drs. Tgk. H. Ghazali Mohd. Syam terpelih sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Provinsi Aceh dalam sidang anggota MPU Aceh untung memilih pengurus periode 2012-2017, yang berlangsung di Banda Aceh (Rabu, 6/6). Saat pemilihan ketua, ada tiga calon yang maju. Selain Ghazali Mohd. Syam, yang ikut dicalonkan Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman) yang memperoleh sembilan suara, dan Tgk Ibrahim Hasyim Samahani tidak memperoleh satu pun suara. Awalnya, dalam pemilihan yang dipimpin Ketua MPU Sementara, Tgk H.Mahmud Ibrahim dan Wakil Ketua Tgk Hasbi Albayuni, sempat usulkan Prof Dr Tgk H. Muslim Ibrahim MA (Ketua MPU Aceh sebelumnya) untuk dicalonkan kembali. Namun yang

bersangkutan justru tidak bersedia maju lagi dalam pemilihan ketua untuk masa jabatan periode ketiga. Muslim Ibrahim yang juga Dosen IAIN Ar-Raniry sudah menjadi Ketua MPU Aceh selama dua periode (20022007/2007-2012). Dalam sidang MPU tersebut, juga dipilih empat orang Wakil Ketua, yang masing-masing dijabat oleh Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim MA, Tgk. HM. Daud Zamzamy, dan Tgk. H. Faisal Ali. Drs. H. Ghazali Mohd. Syam pernah menjabat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh dari 2000 sampai dengan pensiun pada 2006. Saat ini, selain tugas sehari-hari sebagai ketua MPU Aceh, yang bersangkutan juga menjabat Ketua Perhimpunan Alumni Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga. [yakub]

MPU Aceh Gelar Pengkaderan Santunan-Banda Aceh. Majelis Permusya­ waratan Ulama (MPU) Aceh akan melak­ sanakan kegiatan Pengkaderan Ulama (PKU) angkatan XVI Tahun 2012 (18 Juni-12 Juli). Kegiatan selama 25 hari ini bertempat di Wisma Hijrah Center Jl. Bandara Sulthan Iskandar Muda No. 1 Siron-Lambaro, Aceh Besar. Dalam kegiatan ini, para peserta yang terdiri dari seluruh Aceh diboboti 12 materi, Fiqh Muqarran, Ushul Fiqh, Tafsir dan Ilmu Tafsir, Ilmu Tauhid, Bahasa Arab

Aktif, Uslub Arabi, Perundang-undangan, Iqtishad Islami, Tamaddun Islami, Adabul Bahsi, Munadzarah wal Mujadalah, serta Hadis dan Ilmu Hadis. Materi-materi itu disajikan oleh 14 orang yang dipandang ahli di bidang masingmasing antara lain Prof. Dr. Tgk. H. Muslim Ibrahim, MA; Drs. Tgk.H. Ghazali Mohd. Syam; Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, MA; Prof. Dr. H. Rusydi Ali Muhammad, SH, MA; dan Prof. Dr. Tgk.H. Warul Walidin, MA. [js/ yyy]

Selamat Datang Kopertis XIII Santunan-Banda Aceh. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men-PAN RB), Ir. Azwar Abubakar, MM, telah menyetujui penataan organisasi dan tata kerja Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XIII Aceh (27/4). “Pendirian Kopertis Wilayah Aceh terpisah dari Sumatera Utara, untuk pertama kali saya utarakan saat menjabat Rektor Univervitas Abulyatama (Unaya) pada Mendikas, Prof. Bambang Sudibyo, pada acara peluncuran Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Aceh di Meuligoe Gubernur, 14 Februari 2007,” kenang Prof. DR. Warul Walidin Ak, MA, Ketu MPD (Majelis Pendidikan Daerah) Aceh. “Pada 16 Juni 2011, tim MPD Aceh menyampaikan usul tertulis (proposal) secara resmi kepada Mendiknas. Sehari kemudian, 17 Juni 2011 proposal tersebut telah diarahkan Mendiknas kepada Dirjen Dikti untuk mendapatkan pembahasan selanjutnya. Pembahasan mendalam dilakukan antara Tim MPD dengan Wamendiknas saat itu Prof. Fasli Jalal,” kisahnya. “Dengan lahirnya Kopertis Wilayah XIII Aceh, diyakini dapat meningkatkan mutu PTS di Aceh, serta dapat menghasilkan lulusan yang kompetitif dan berdaya saing. Kopertis, instrumen institusional yang sangat penting untuk mendukung visi pendidikan yang sejalan dengan keistimewaan dan kekhasan daerah Aceh mewujudkan insan Aceh yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, cerdas dan berdaya saing, memiliki kesalihan spiritual, kesahihan intelektual dan kehandalan amaliah dan keterampilan,” lanjut Warul. Di samping masalah izin operasional, persoalan yang paling mengemuka di kalangan sebagian PTS adalah masalah akreditasi. Selama ini beberapa Program studi (prodi) PTS mengalami kesulitan dalam dua hal yang sangat penting ini, karena beberapa kendala. Di antaranya, problem ketersediaan tenaga dosen yang memenuhi persyaratan pendidikan minimal S-2 dan kendala fasilitas pendukung pembelajaran. Kini, selamat datang Kopertis XIII yang sudah ada di Aceh, yang alamat sementara di Gedung Chik Di Tiro. [aceh.tribunnews.com/yyy]

Santunan

Juli 2012

17

BKPRMI Safari Ramadhan dan Milad Santunan-Banda Aceh. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid (BKPRMI) Aceh, pertengahan Ramadhan melakukan safari Ramadhan ke sejumlah daerah di Aceh. Menurut Ketua DPW BKPRMI Aceh Drs. H. Nasruddin Ibrahim, MA, safari Ramadhan ini dilaksanakan dalam rangka menyemarakkan syiar Ramadhan, sekaligus silaturrahmi BKPRMI dengan umat di daerah. Sebanyak 20 orang personil di turunkan dalam safari Ramadhan ini dengan mengambil wilayah pantai barat, selatan dan pesisir utara dan timur Aceh. Selain itu, Ramadhan tahun ini sejumlah pengurus BKPRMI Aceh masuk dalam Tim Safari Ramadhan Pemerintah Aceh. Menurut Nasruddin. Tim Safari Ramadhan Pemerintah Aceh, dilepaskan oleh Gubernur Aceh, Rabu (25/7)

Ramadhan 1433 H, BKPRMI Aceh, mengadakan aneka kegiatan, termasuk buka puasa bersama dan pawai Idul Fitri. “Pada 3 September 2012, juga akan digelar milad (hari jadi) BKPRMI di Banda Aceh,” tambah Ridha Rantau, S.Ag, Pengurus DPW BKPRMI Aceh. [juniazi/yyy]

FASI Kota di Masjid Staf Ahli Menag

Santunan-Banda Aceh. Masjid Jami’ Lueng Bata menjadi arena FASI (Festival Anak Shaleh Indonesia) oleh Pemerintah Kota Banda Aceh dan LPPTKA BKPRMI Banda Aceh 2012. “Diselenggarakannya FASI, selain untuk mengevaluasi pelaksanaan belajar-mengajar di Taman Pengajian Al Quran (TPA), juga untuk memotivasi belajar para santri TPA, TKA, dan TQA,” kata Zahroel Fajri, Kabag Keistimewaan Setda Kota Banda Aceh. Lebih lanjut, Zahrol, di hadapan Imam Masjid Lhueng Bata, Drs. A. Rahman TB, meminta dukungan masyarakat Banda Aceh dan masyarakat Kecamatan Lueng Bata sekitarnya, untuk turut serta berpartisipasi menyukseskan festival yang berlangsung pada 18-21 Juni 2012. Sementara itu, A. Rahman TB menyambut positif rencana digelarnya festival yang dipusatkan di Masjid Jami’ Lueng Bata, yang Imam Besarnya masih

18

Santunan Juli 2012

di bawah H. A. Rahman TB. Pihaknya memastikan akan serta merta mendukung akan suksesnya acara dimaksud. “Insya Allah, warga Kecamatan Lueng Bata bersama geuchik dan camat siap menyukseskan Festival Anak Shaleh sebagai ladang amal ibadah kita semua untuk di kemudian hari,“ sebut A. Rahman TB, yang beberapa bulan lalu dilantik sebagai Staf Ahli Menteri Agama RI. FASI, kegiatan rutin tahunan yang diikutsertakan santri cilik berprestasi berusia 6-13 tahun se Kota Banda Aceh, dibuka oleh Walikota Banda Aceh. Dalam FASI nasional, peserta FASI Aceh didominasi oleh para juara FASI Banda Aceh memiliki nama baik untuk cabang Lomba Pidato Bahasa Arab Putri, Pidato Bahasa Indonesia Putri, Tartil Putri TPA, serta Mewarnai, Cerita Islami Putra TQA, dan Nasyid TKA turut menghiasi daftar pemerolehan juara FASI tingkat nasional. [yakub]

MIN Model Juara FASI

Santunan-Banda Aceh. FASI Banda Aceh yang digelar di Masjid Jami’ Luengbata (1821/6), yang diikuti 1.300 peserta dari 57 TPA, TKA, dan TQA di Kota Banda Aceh itu, berakhir dengan menempatkan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Terpadu Ruhul Jadid Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Banda Aceh, sebagai juara umum Festival Anak Shaleh Indonesia (FASI) tingkat Kota Banda Aceh itu. Selain memperoleh hadiah pembinaan Rp 1,5 juta, mereka juga berhak atas piala bergilir Wali Kota Banda Aceh. “Dari 1.300 peserta yang mengikuti semua cabang perlombaan, sebanyak 186 orang keluar sebagai juara dengan rincian 62 peserta juara 1, 62 orang juara 2 dan 62 orang peserta juara 3,” kata Ardiansyah membacakan laporan Ketua Panitia FASI Banda Aceh, pada penutupan acara itu,” jelas Ketua Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI) Banda Aceh, Ardiansyah Amy ,SE. Ak (21/6). “Di samping tropi, sertifikat, dan piala bagi setiap pemenang lomba, panitia juga menyediakan hadiah pembinaan masingmasing juara (Rp 400 ribu, Rp 300, dan Rp 200 ribu),” ujar Ardiansyah, Geuchik Blang Oi itu Meuraxa itu. [yakub] JUARA FASI 2012 - Juara Umum: TPA Terpadu Ruhul Jadid MIN 1 Banda Aceh - Juara II: At Raqwa SDN 16 - Juara III: Al-Irsyad Luengbata - Juara IV: Al-Azhar Lamgugop - Juara V: Baitul Munawwarah - Juara VI: Al-Badar Lampineung - Juara VII: Unggulan Al-Hilal Lampriek - Juara VIII: An-Nur Sabilussalam Tungkop - Juara IX: Babul Iman - Juara X: Baburrahmah

Kakanwil di MAN Ulim, Tanyai Santunan

Pertama Kali, Bupati Aceh Besar Hadiri Rukyatul Hilal Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam kepulangan dari Rakor Urais dan KUA se Aceh di Kota Langsa, mengadakan sidak (silaturrahmi mendadak) ke MAN Ulim, Pidie Jaya (14/7). Dalam lawatan singkat, Kakanwil yang juga telah singgah ke KUA Langsa Kota dan arena MTQ di Peureulak Aceh Timur (13/4), menjumpai siswa MAN di pinggir Jalan Banda Aceh – Medan itu, sedang gotong royong. Namun, Kepala MAN, Drs, Muhammad Yusuf, tidak ada di lokasi, sebab sedang rapat di Meureudu. “Mana majalah Santunan, sudah terima edisi terakhir, dan ada baca tidak?” tanya Kakanwil yang akan melajutkan ke Pidie

dalam acara peresmian MTs di dayah Padang Tiji. Para guru yang ditanyai Kakanwil menjelaskan, bahwa majalah tepat sampai ke sasaran lewat pak pos, dan mereka membaca sebagian besar dari pemberitaan dan isi majalah Kanwil Kemenag Aceh itu. “Majalah Santunan ini, milik kita bersama, ikuti dan kirimlah berita, tulisan, atau bahan untuk dimuat,” lanjut Kakanwil lagi. “Kami juga masih mengharapkan ada mobiler tambahan pada Kakanwil, sebab ada beberapa bangku dan meja, serta fasilitas lainnya yang belum ada,” pinta Imran SPdI, guru MAN Ulim Pijay, pada Kakanwil, sambil mengisi buku tamu. [yakub]

Pimpinan Dayah Urus Izin Operasional Santunan-Bireuen. Kemenag Bireuen menghimbau kepada seluruh pimpinan dayah untuk mengurus surat izin operasional pondok pesantren, karena surat izin tersebut diperlukan sebagai bukti kelayakan penyelenggaraan pendidikan keagamaan pada tingkat pondok pesantren salafiah sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku. Kasi Pekapontren, Drs Maiyusri menuturkan hingga kini baru 15 pondok pesantren yang telah mengurus surat izin operasional dari 114 pondok pesantren yang ada di Kabupaten Bireuen. Maiyusri mengharapkan pengurus dayah harus berperan aktif dalam mengurus surat izin tersebut ke kantor Kementrian Agama dengan melengkapi persyaratan, diantaranya : mengajukan permohonan surat izin operasionl pondok pesantren, melengkapi profil pondok pesantren meliputi stuktur pondok pesantren, kurikulum, data guru, data lengkap santri serta foto fasilitas

pondok pesantren. Selain itu juga harus dilampirkan rekomendasi kepala desa, rekomendasi camat, akte notaris dan bukti lengkap status kepemilikan dayah. Jika ada dayah atau pesantren yang tidak mengurus surat izin operasional akan mengalami kendala administrasi saat berurusan dengan pemerintah. [najib zakaria]

Santunan-Kota Jantho. H. Abrar Zym selaku Plh. Kakanwil Aceh mengatakan kehadiran Bupati Aceh Besar. Mukhlis Basyah, di Gedung BHR Aceh adalah yang pertama sejak kegiatan Rukyatul Hilal dilaksanakan di Lhoknga. Awalnya Bupati yang baru dilantik oleh Gubernur Aceh beberapa waktu yang lalu ini sempat tidak dikenali oleh para peserta yang sudah terlebih dahulu hadir di ruang pertemuan, saat hadir (19/7). Ketua MPU Aceh, Drs. H. Gazali Mohd. Syam ikut pertama menyalami Bupati sambil bercanda. “Saya kira wajah Anda mirip dengan yang terpampang di baliho kampanye di daerah Aceh Besar, rupanya memang Bupati Aceh Besar,” ungkap H. Ghazali yang disambut senyum hadirin yang segera bangkit menyalami Bapak Bupati satu persatu. Dalam sambutannya, Bupati mengucapkan selamat datang di wilayahnya yang lumayan luas sebagaimana namanya Aceh Besar, dan berjanji akan mengikuti kegiatan serupa di masa-masa mendatang. Bupati sangat terkesan dengan keberadaan Gedung Observatorium Hilal di wilayahnya dan berjanji akan membantu operasional pemeliharaan gedung dan kerja BHR. “Ini adalah aset dan kebanggaan kami sebagai Pemerintah Aceh Besar, terlebih fasilitas ini juga bermanfaat sebagai sarana belajar bagi masyarakat, khususnya para mahasiswa dan santri di Aceh Besar,” kata Bupati. Mudah-mudahan selama kepemimpinan Bupati Mukhlis bisa melakukan perubahan dan pembenahan terhadap kondisi Gedung Observatorium yang memprihatinkan ini, amin. [aba]

Santunan

Juli 2012

19

20

Santunan, Juli 2012

KEPENDIDIKAN

Penilaian Estetika, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pada Santunan edisi 1 (Februari 2012/Rabiul Awal 1433 H) dan edisi 02 (Maret 2012/ Rabiul Akhir 1433 H), telah penulis paparkan apa saja ranah atau aspek penilaian, dimensi, indikator dan teknik penilaian kelas pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian dan kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut ini penulis paparkan pula dua aspek penilaian, dimensi, indikator dan teknik penilaian kelas pada kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Estetika Mata pelajaran yang tergolong dalam kelompok mata pelajaran estetika yakni seni budaya dan keterampilan. Ranah penilaian seni budaya dan keterampilan terdiri dari tiga aspek yaitu praktik, sikap dan pengetahuan. Aspek yang diprioritaskan adalah praktik dan sikap tanpa mengabaikan pengetahuan. Dimensi yang dinilai meliputi kreasi, keterampilan, apresiasi, dan pemahaman konsep. Jika dikelompokkan, kemampuan melakukan kreasi dan keterampilan adalah bagian dari praktik, apresiasi bagian dari sikap dan pemahaman konsep bagian pengetahuan. Indikator yang diukur dari kemampuan melakukan kreasi adalah kemampuan daya cipta seni, mencontoh produk-produk seni, melakonkon, melahirkan, kualitas dan kuantitas produk seni yang dihasilkan. Indikator keterampilan adalah keterampilan seni suara, tari, musik, pementasan dan keterampilan kerajinan. Untuk indikator apresiasi di antaranya kemampuan mendengarkan, merasakan, membacakan, menulis, menilai kelebihan dan kekurangan produk seni, kemampuan mem­ban­ dingkan, kemampuan menginformasikan dan mengomentari berbagai produk seni yang dihasilkan. Ingat, tidak semua produk seni dapat diukur dengan semua indikator. Indikator yang diukur dari pemahaman konsep adalah kompetensi peserta didik tentang kemampuan penguasaan sejarah lahir, pencipta, motiv atau kreasi dan perkembangannya. Teknik penilaian apek praktik dapat dilakukan melalui pengamatan terfokus, tes performance (kinerja), tes praktik, portofolio, produk, proyek dan penugasan. Penilaian aspek sikap dapat dilakukan melalui pengamatan terfokus, pertanyaan langsung dan laporan pribadi terhadap perubahan sikap dan tingkah laku. Sedangkan aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes lisan, tertulis, penugasan dan portofolio.

Untuk memenuhi tuntutan akuntabilitas dalam dunia pendidikan, pendidik mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika perlu mengembangkan sistem penilaian hasil belajar dengan memperhatikan esensi kelompok mata pelajaran estetika. Penilaian hasil belajar yang relatif dapat diterima adalah jenis penilaian berbasis pengamatan yakni penilaian yang dilakukan dengan cara mengamati secara terfokus perilaku peserta didik baik praktik, sikap maupun pengetahuan. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Penilaian kelompok mata pelajaran terakhir adalah kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Mata pelajaran yang tergolong dalam kelompok ini adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Ranah penilaiannya terdiri dari tiga aspek yaitu pengetahuan, praktik dan sikap. Semua aspek mendapat porsi yang sama. Dimensi yang dinilai meliputi penguasaan konsep, permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmik, akuatik atau pendidikan luar kelas, kebugaran dan kesehatan, penerapan hidup sehat dan prilaku keseharian. Jika dikelompokkan, penguasaan konsep semua dimensi adalah pengetahuan. Permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri atau senam, aktivitas ritmik, akuatik atau pendidikan luar kelas, kebugaran dan kesehatan serta penerapan hidup sehat adalah praktik. Sedangkan prilaku keseharian yang ditampilkan adalah sikap. Indikator yang diukur dari penguasaan konsep adalah kemampuan menguasai konsep atau berbagai teori tentang pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Untuk indikator permainan dan olahraga adalah penguasaan teknik-teknik dan dasar-dasar permainan, penguasaan teknik-teknik dasar olahraga, keterampilan bermain, keterampilan berolahraga dan penguasaan aturan bermain dan berolahraga. Indikator aktivitas pengembangan, di antaranya kerajinan dan ketekunan berlatih, pengembangan aktivitas bermain dan berolahraga baik di dalam maupun di luar madrasah dan mengikuti pertandingan atau turnamen. Indikator pengembangan uji diri atau senam, di antaranya uji diri internal, uji diri ekternal, ketahanan fisik, kemampuan mengikuti gerakan senam sesuai urutan, kerapian gerakan dan kesempurnaan gerakan. Indikator aktivitas ritmik, yakni kemampuan penyesuaian hitungan dengan gerakan, penyesuaian gerakan dengan musik dan ritme gerakan. Indikator akuatik atau pendidikan luar kelas di antaranya mengikuti pendidikan jasmani dan olahraga di luar madrasah secara rutin, terprogram dan tersertifikasi. Indikator kebugaran antara lain

Mardin M. Nur

b. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam perkataan dan perbuatan, seperti tidak berbohong, dan tidak berlaku curang; c. Tanggungjawab, yaitu kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas-tugas selama kegiatan berlangsung; d. Sopan santun, yaitu sikap hormat kepada orang lain, baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, dan sikap, seperti berbicara, berpakaian, dan duduk dengan sopan; serta e. Hubungan sosial, yaitu kemampuan untuk berinteraksi sosial dengan orang lain secara baik, seperti menjalin hubungan baik dengan pendidik, sesama teman, menolong teman dan mau bekerjasama dalam kegiatan yang positif.

kondisi fisik yang tetap bersemangat dan aktif melaksanakan berbagai kegiatan jasmani dan olahraga. Indikator pendidikan kesehatan mencakup penilaian tentang kebersihan pribadi dan lingkungan, pendidikan keselamatan, penyakit menular, kesehatan reproduksi dan pelecehan seksuâl, pengetahuan gizi dan makanan, penyalahgunaan obat dan psikotropika, rokok dan minuman keras, dan kebiasaan hidup sehat melalui aktivitas jasmani. Sedangkan indikator penerapan hidup sehat yakni kebersihan dan kerapihan diri, kepedulian terhadap kebersihan kelas dan lingkungan, membiasakan pola hidup sehat di lingkungan madrasah dan rumah tangga. Indikator yang diukur dari prilaku keseharian dapat diamati dari akhlak dan kepribadian peserta didik, baik di dalam maupun di luar kelas. Akhlak yang diamati antara lain: a. Kedisiplinan, yaitu kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib, seperti datang tepat waktu, mengikuti semua kegiatan, dan pulang tepat waktu;

Untuk menilai kepribadian, dapat diamati dari perilaku peserta didik baik di dalam maupun di luar kelas yang indikatornya: a. Percaya diri diwujudkan dalam perilaku berani menyatakan pendapat, bertanya, menegur atau mengkritisi tentang sesuatu hal; b. Harga diri diwujudkan dalam perilaku tidak mudah menyerah, mengetahui kelebihan diri dan mengakui kelemahan diri. c. Motivasi diri, diwujudkan dalam perilaku kemauan untuk maju, menyelesaikan segala hal, berprestasi dan meraih cita-cita; d. Saling menghargai, diwujudkan dalam perilaku mau menenima pendapat yang berbeda, memaklumi kekurangan orang lain, dan mengakui kelebihan orang lain serta e. Kompetisi, diwujudkan dalam bentuk perilaku yang tegar menghadapi kesulitan, berani bersaing dengan orang lain, tetap bersemangat dalam bersaing dan berani kalah dengan orang lain berlandaskan kejujuran (fair play). Teknik penilaian aspek pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan tes lisan, tertulis dan penugasan. Penilaian praktik dapat dilakukan melalui pengamatan terfokus, tes lisan, tes performance (kinerja), tes praktik, portofolio, produk, proyek dan penugasan. Sedang penilaian aspek sikap dapat dilakukan melalui pengamatan terfokus, pertanyaan langsung dan laporan pribadi terhadap perubahan sikap dan tingkah laku.

Santunan

Juli 2012

21

KANWIL

Rapai dan Gelar Anumerta untuk Lampuan Alm. Dra. Hj. Zuryani, MM Ranub di Batam

“Saya akan pergi lama...” pamit Hj. Dra. Zuryani, MM, kepada salah satu sahabat dekatnya, Hartati, Bagian Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh. Lalu, rombongan PPSN (Perkemahan Santri Pramuka Nasional) Aceh pun, terbang ke Batam, Kepulauan Riau (2/7). Semua kontingen tiba dengan selamat dan sehat-sehat saja, termasuk Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd dan Kabid Pekapontren Abrar Ziym, S.Ag. Sekilas kata-kata pamitan sebelum berangkat itu itu, bukan firasat. Namun kabar duka telah meninggal dunia Hj. Zuryani, yang kelahiran Bireuen 31 Desember 1970, dua hari setibanya rombongan ke Kepri, bukan sekadar ‘canda’ saat akan berangkat. Hj. Zuryani, meninggal dunia pada Selasa (3/7) pukul 12.00 WIB, di Rumah Sakit Elizabeth, Batam. Almarhumah sempat beristirahat di Hotel Mercury, tempat penginapan kontingen, setelah sebelumnya mengeluh pusing-pusing dan tidak bisa mengikuti acara pembukaan PPSN. Hj. Dra. Zuryani, MM (42 tahun), Kasi Pengembangan Santri Pekapontren Kanwil, yang meninggal dunia saat memimpin Kontingen Aceh pada PPSN di kepulaun itu, dianugerahi gelar Anumerta dan Kenaikan Pangkat Satu Tingkat pada Rabu (4/7). Surat Keputusan tersebut, ditandatangani Kakanwil, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, atas Nama Menteri Agama RI, diserahkan Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil, Juniazi, M.Pd, kepada keluarga almarhumah, di Gampong Cot Ara. Sebelumnya, jenazah almarhumah tiba di

22

Santunan Juli 2012

Banda Aceh, dengan menggunakan pesawat Lion Air, Selasa malam (3/7) pukul 22.00 WIB. Usai di-fardhukifayah-kan di kediamannnya, Pante Riek, Banda Aceh, jenazah diantarkan ke Bireuen, untuk dikuburkan di perkuburan keluarganya, Kutablang. Turut melepas keper­gian almarhumah, Kakanwil, Ketua MPU Aceh, Drs. H. Ghazali Mohd. Syam, karyawan Kanwil, Kankemenag Bireuen, serta masyarakat setempat. Kakanwil dan Kabid Pekapontren yang sebelumnya ikut serta mendampingi kontingen, kembali ke Banda Aceh, bersama jenazah almarhumah. Almarhumah sebelumnya menjabat Kasi Pembinaan Keluarga Sakinah pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Aceh. Almarhumah, alumni Magister Fakultas Ekonomi Unsyiah, meninggalkan seorang suami dan belum memiliki anak. “Seluruh Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh ikut berduka cita dan berbelasungkawa atas meninggalnnya Ibu Zuryani dalam melaksanakan tugas, semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran,” seru Kakanwil. “Sebagai manusia biasa, almarhumah yang sudah 17 tahun bersama rekan-rekan di Kanwil, tentu banyak kesalahan. Untuk ini kami mohon segala kesalahan almarhum, baik yang disengaja dan tidak, atau ada sangkut paut hutang piutang, untuk bisa dimaafkan dan direlakan oleh siapa pun,” harap Bakhtiar Zakari, sang suami sambil menahan isak tangis, saat menerima kunjungan ta’ziah rombongan Kanwil Kemenag Aceh (26/7). [juniazi/yakub]

Kontingen Santri Putra Aceh menampilkan kebolehannya yang memukai peserta Pramuka dan penonton setempat, dengan aktraksi Rapai Geleng. Tadi malam (5/7), de­ legasi Aceh tampil di Pentas Seni Perkemah­ an Pramuka Santri Nasional (PPSN) 2012. Sebelumnya (4/7), utusan Aceh juga sukses menampilkan tarian Ranub Lampuan. Direncanakan Kontingen Aceh akan bertolak kembali ke Aceh Senin, 9 Juni dengan pesawat Sriwijaya. Direncanakan juga sebelum bertolak ke Bandara SIM, Kontingen Aceh akan memenuhi undangan Dayah Mudi Madany Al-Aziziyah, Kota Batam. Dayah yang dikelola dan dimiliki warga Aceh di Batam itu, diresmikan oleh Menteri Agama H. Suryadharma Ali,M.Si (3/7). “Pimpinan Dayah dan warga Aceh di Batam, mengharapkan doa masyarakat Aceh, untuk kemajuan dayah Aceh di Batam ini,” pinta pengurus dayah dalam sambutan, saat peletakan batu untuk pembangunan gedung dayah, malam setelah pembukaan PPSN (3/7). Usai peletakan batu pertama, diiringi jamuan makan malam. Darwin SE, anggota kontingen Aceh, turut melaporkan juga, bahwa perantau Serambi Mekkah juga mempunyai Persatuan Aceh di Batam. Mereka menyambut dan melayani dengan baik Kontingen Aceh di Batam. Semangat tersebut terbukti saat kehadiran mereka pada saat meningggalnya Pimpinan Kontingen Aceh. Kontingen Santri Aceh hadir di Batam dalam agenda PPSN (Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (2-8 Juni), bersama daerah lain di Indonesia. Sebagian pendamping dan anggota tim, termasuk Kakanwil Kemenag Aceh, H. Ibnu Sa’dan dan Kabid Pekapontren, Abrar Zym, S.Ag, sudah balik ke Aceh, termasuk untuk mendampingi jenazah Hj. Zuryani, MM, Ketua Kontingen, yang meninggal dunia Selasa (3/7) di RS Elizabeth Batam. [darwin/yyy]

MoU Kanwil dengan AMG, Pos, dan BSM

Kepala Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, menandatangani nota kesepahaman (MoU) Majalah Santunan dan beberapa program Kemenag lainnya, dengan PT. Aceh Media Grafika (AMG), PT. Pos Indonesia (Persero), dan PT. Bank Syariah Mandiri Banda Aceh, di Aula Kanwil Kemenag Aceh, Kamis pagi (19/7). Kerjasama empat elemen usaha: antara produksi majalah oleh Kanwil Kemenag, percetakan di AMG, pengiriman dengan jasa Pos dan Giro, dan dukungan BSM tersebut, diharapkan menjadi sebuah ikatan pro­

fesional­­isme dalam membangun Majalah Santunan, yang sudah lahir sejak tahun 1970-an. Dalam sambutannya, Kakanwil Kemenag Aceh, H. Ibnu Sa’dan, mengatakan bahwa Majalah Santunan saat ini sudah akrab di indera dengar keluarga besar Kemenag Aceh, bahkan di luar Aceh. “Saat  MTQ  Nasional ke 24 di Ambon bulan lalu, kawan-kawan di sana mengenal kita, karena Majalah Santunan,” kenang Kakanwil. Dalam kesempatan tersebut, Kakanwil juga mengharapkan, kerjasama tersebut dapat meningkatkan kualitas cetak dan

distribusi Majalah Santunan itu sendiri, secara menguntungkan antara empat pilar di atas. Menurutnya, saat ini pendistribusian Majalah Santunan sangat baik, tidak bertumpuk-tumpuk lagi, sampai bilangan bulan lamanya. “Dua atau tiga hari usai cetak, sudah sampai di masing-masing satker, dan saya sendiri sudah memastikan langsung di lapangan,” tambahnya. Sementara itu, pimpinan PT. Aceh Media Grafika, Syamsul Kahar, mengatakan, Kakanwil Kemenag, H. Ibnu Sa’dan, adalah seorang visioner. Menurutnya Kakanwil bisa membangun kerjasama percetakan dan pendistribusian Majalah Santunan begitu cepat, ini pertanda Kakanwil memiliki dedikasi, atensi, dan visi dengan pengembangan media yang luar biasa. Jumlah oplah majalah yang melebihi angka empat belas ribuaan eksamplar, itu prestasi yang luar biasa. “Maka kalau saya Direktur Bank Syariah Mandiri, saya akan berinvestasi pada Majalah Santunan,” seloroh Syamsul Kahar, yang membawahi selain percetakan AMG, juga Harian Serambi Indonesia, Harian Pro Haba, Tabloid Kontras, Toko Buku Zikra, dan Radio Serambi FM. “Moga kerjasama dan kebersamaan selama ini denga Pos Banda Aceh, bisa memuaskan, seraya kita akan tingkatkan kemitran ke depan,” sambung Eka Herlambang, Direktur PT Pos Banda Aceh. Sementara, Elfian Jailani, Direktur Bank Syariah Mandiri Banda Aceh, merasa terharu dengan kerjasama itu. “Ini adalah sebuah sinergitas dan semangat Kakanwil dalam merangkul media,” tegasnya. [ahsan khairuna/yakub]

Penipuan Catut Nama Kakanwil Penipuan mengatasnamakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, beberapa bulan terakhir kembali marak. Sejumlah pimpinan lembaga pendidikan agama dan keagamaan dari berbagai daerah di Aceh, menelepon Kakanwil menanyakan kebenaran bantuan itu. Menurut Kakanwil, modusnya se­ se­orang menelepon pimpinan Dayah, Pondok Pesantren, Diniyah, atau  TPQ, mengaku Kakanwil Kementerian Agama Aceh Ibnu Sa’dan, ada juga sewaktu-waktu penelepon gelap itu mengaku ajudan Kakanwil Kemenag Aceh. Penelepon memberitahukan bahwa lembaga agama

dan keagamaan yang bersangkutan akan ada bantuan dari Kementerian Agama, namun untuk mengurus bantuan tersebut yang bersangkutan harus terlebih dahulu mengirim sejumlah uang ke nomor rekening si penelepon sebagai syarat untuk keluar bantuan. Aksi penipuan ini sudah mulai meluas ke sejumlah Kabupaten Kota seperti Pidie, Aceh Timur, Aceh Besar, Pijay dan Aceh Barat. Biasanya, iming-iming bantuan yang dijanjikan si penelepon beragaa, ada yang Rp.100 juta, Rp. 150 juta atau bahkan lebih. Seperti yang dipernah dipublikasikan beberapa waktu lalu beberapa pimpinan lembaga keagamaan di Aceh, pernah jadi

korban aksi penipuan ini. Namun, untuk kasus yang terjadi beberapa waktu terakhir, sampai berita ini dilansir, belum ada pimpinan lembaga agama dan keagamaan yang mengaku tertipu dengan aksi penipuan  yang mencatut nama Kakanwil. “Tolong dicek dulu kebenarannya melalui Kementerian Agama setempat. Dan untuk dimaklumi, biasanya bantuan diberikan kepada sebuah lembaga itu diberitahukan secara resmi dan dengan prosedur yang jelas dan tidak ada iming-iming setor dulu sekian persen baru bantuan cair. Tidak begitu aturannya,” jelas Kakanwil dengan mimik serius. [juniazi] Santunan

Juli 2012

23

Pramuka Santri Pulang Disambut Haru Kepulangan Kontingen Perkemahan Santri Nasional (PPSN)Aceh dari Batam, Kepri, disambut haru dan bersahaja di Halaman Kanwil Kemenag Provinsi Aceh (10/7). Rombongan diterima antara lain oleh Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kabid Pekapontren, Abrar Zym, S.Ag, Pengurus Kwarda Pramuka Aceh, Drs. Azhari Basyar. Kepada yang mewakili Kontingen Aceh, Kakanwil menyerahkan bingkisan kepada Khalid, dari Bidang Pekapontren. Keharuan pun masih terasa, baik bagi rombongan yang baru mendarat, maupun bagi pihak Kemenag, Kwarda, dan keluarga santri yang menyambut. Sebab Ketua Kontingen Aceh, almarhumah Hj. Zuryani, MM, telah meninggalkan dunia, meninggalkan sahabatsahabat tercinta untuk selama-lamanya, Selasa (3/7), di RS Elizabeth Batam, dan telah pula dikebumikan di Kuta Blang Bireuen (4/7). Kontingen Aceh bersama santri pramuka se Indonesia yang telah menjalankan perkemahan sejak 2-8 Juli itu, bertolak kembali ke Aceh Senin (9 Juli) dengan pesawat Sriwijaya. Sehari sebelum mendarat

ke Bandara  SIM, Kontingen Aceh sempat memenuhi undangan Dayah Mudi Madany Al-Aziziyah, Kota Batam. Dayah yang dikelola dan dimiliki warga Aceh di Batam itu, diresmikan oleh Menteri Agama H. Suryadharma Ali, M.Si (3/7). Sehari sebelumnya juga, santri Aceh

sempat menampilkan kebolehannya yang memukai peserta Pramuka dan penonton setempat, dengan aktraksi Rapai Geleng(5/7). Santri dayah itu juga tampil di Pentas Seni Perkemahan Pramuka Santri Nasional (PPSN) 2012, bersama menampilkan tarian Ranub Lampuan (4/7). [yakub/fadhlan]

Sukses Acara, Ada pada Protokoler Keprotokolan itu bukan hanya MC (pemandu sesi demi sesi tertib acara). Namun seorang protokol menangani halihwal, sejak persiapan acara, tertib acara, alat kelengkapan, daftar tamu, tempat duduk, sampai usainya acara. Makanya, seorang protokoler mesti pintar bergaul, peka, dan menarik. Selain itu, yang tak kalah panting, dia mampu menyimpan rahasia. Sebab, meskipun agenda acara (pelantikan dan mutasi yang belum boleh bocor keluar, misalnya), protokoler berhak mengetahui siapa-siapa saja yang akan dilantik, yang sebenarnya barangkali informasi itu masih itu masuk rahasia internal pimpinan. “Indahnya keprotokolan, sebab sukses acara itu sangat tergantung pada protokoler,” papar Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat membuka Pelatihan Keprokolan di Oasis Hotel Banda Aceh (11/7). Diiukuti oleh utusan Kemenag kota/kabupaten, PT, dan Kanwil, acara ini semakin meriah, apalagi dengan tampilnya dua pemateri dari Jakarta. Acara yang diprakarsai Sub Bagian Hukmas dan KUB, menghadirkan para pakar keprotokelan, antara lain, H. Kusmindar,

24

Santunan Juli 2012

MM, Kabag TU Kementerian Agama RI dan Hj. Tety Safiaty Dewi, Staf Protokoler Kemenag RI. Di samping dari mantan Kasubbag Humas Kanwil Depag, Drs. Aiyub Ahamad, M.Pd, dan Protokoler dari Setda Aceh. Acara akan berlangsung hingga 13 Juli 2012. “Alumni dari pelatihan ini akan dibekali

Surat Penyerahan ke instansi masingmasing. Kita ingin peserta ini diberdayakan di lembaga, dan kita akan evaluasi hasil pelatihan ini, misalnya saat kami silaturrahmi nanti,” janji Kakanwil Kemenag Aceh. Ini penting, supaya amanah UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, terus dipahami secara merata di daerah.[yakub]

Perbedaan Puasa Jangan Menjadi Konflik

Dalam kesempatan memberikan sambutan pada acara rukyatul hilal di Observatorium Lhoknga, Aceh Besar (19/7) H. Abrar Zym dalam kapasitasnya selaku Plh. Kakanwil Kemenag Aceh meminta semua pihak untuk dapat menghormati perbedaan sikap dan pandangan dalam penentuan awal Ramadhan. “Tanggung jawab kita bersama justru untuk mendorong dan mendidik generasi muda dan masyarakat awam untuk bisa saling menghormati perbedaan, selama perbedaan tersebut bersifat furu’yah,” kata H. Abrar di hadapan hadirin yang terdiri dari MPU Aceh dan Aceh Besar, jajaran Kemenag Provinsi, Kemenag Kota Banda Aceh, dan Kemenag Aceh Besar, Dinas Syariat Islam Provinsi,

Bupati Aceh Besar, Camat Lhoknga, pimpinan pondok pesantren serta perwakilan ormas Islam tingkat Provinsi Aceh. “Adalah ironis bila perbedaan awal Ramadhan atau jumlah rakaat tarawih menjadi konflik horizontal, padahal di Aceh, kerukunan antar umat berbeda agama saja sangat terjaga, lebih-lebih lagi kerukunan intern umat Islam di Aceh harus lebih solid dan terjaga,” sambung Kabid Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren pada Kanwil Kemenag Aceh ini. “Mari kita jadikan momentum ramdhan ini sebagai penguat siaturrahim antara umat islam, sekaligus kesempatan untuk memperbanyak perbendaharaan amal shaleh di dunia dan akhirat,” Abrar menutup sambutannya. Sebagaiamana diketahui, bahwa sebagian kelompok masyarakat telah memulai puasa pertama pada hari Jumat (20/7), sementara keputusan Menteri Agama RI hari pertama puasa Ramadhan 1433 H pada Sabtu (21/7). [aba]

Imsakiyah dan Jadwal Shalat Bisa Disusun Per Kecamatan

Dalam rangkaian pelaksanaan rukyatul hilal awal Ramadhan 1433 H di Observa­ torium  BHR  Aceh, Lhoknga, Aceh Besar, juga diadakan penjelasan tentang tugas dan fungsi BHR (Badan Hisab dan Rukyat) Aceh kepada para undangan dan peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Gedung observasi hilal ini dibangun oleh BRR Aceh sekaligus dengan pengadaan peralatannya. Tetapi dalam perjalanannya, BHR Aceh masih membutuhkan tambahan biaya operasional untuk perawatan dan pemeliharaan sarana yang canggih dan bernilai mahal,” jelas Sekretaris BHR Aceh, Drs. H. Ridwan Qary. “Kalau sudah rusak, mungkin kita akan kesulitan untuk memperbaiki peralatannya, apa lagi membeli yang baru,” kata Ridwan. Selama ini, selain melakukan pengamatan hilal secara berkala setiap awal bulan qamariyah, termasuk awal Ramadhan dan Syawal, BHR Aceh juga membantu mengukur

koordinat posisi masjid di sebagian besar wilayah Aceh. “Dengan adanya kepastian koordinat astronomis setiap masjid, nantinya jadwal shalat dan imsakiyah puasa bisa disusun secara spesifik sesuai dengan posisi masingmasing masjid, jadi bukan hanya sekedar memastikan arah kiblat,” lanjut Kabid Urusan Agama Islam pada Kanwil Kemenag Aceh ini. Ridwan menjelaskan, bahwa berbagai kegiatan lapangan tersebut dilaksanakan berdasarkan permohonan masyarakat se­ tempat. “Karena keterbatasan dana opera_ sional, kita melakukan pengukuran sesuai dengan permintaan masyarakat setempat, pun demikian di sela-sela tugas dinas lapangan, kita juga mengumpulkan datadata astronomis di tempat-tempat yang kita singgahi,” tambah Ridwan. Pihaknya berharap dukungan Pemerintah Provinsi Aceh, Kanwil Kemenag Aceh, serta Pemerintah Daerah Tingkat Dua di Kabupaten/Kota. “Bila Bapak Bupati setuju, insya Allah Ramadhan 1434 H yang akan datang, untuk Aceh Besar bisa disusun Imsakiyah per kecamatan, bila perlu per desa,” kata Ridwan yang disambut senyum lebar Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah yang hadir pada kesempatan tersebut. [aba]

Kakanwil: Jadikan Kantor Senyaman Rumah Sendiri Sebagai hamba Allah, sekaligus abdi negara, termasuk sebagai PNS di Kementerian Agama, mari kita bekerja atas dasar kesadaran, bukan keterpaksaan. Oleh karena keseharian kita, lebih banyak waktu kita nikmati di kantor (pagi hingga sore), sejatinya kita terus membaur dalam kebersamaaan. Kita jadikan ruang dan lingkungan kerja tempat ternyaman, terindah, dan menyenangkan. “Betahkan diri di kantor, bagai rumah sendiri,” minta Kepala Kantor Kemenag Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam Rapat Semesteran jajaran Kanwil Kemenag di aula setempat (9/7). “Jika sudah memilih menjadi PNS, maka kita tidak bisa bebas memilih atasan kita, kita tidak bebas bisa menentukan di mana diposisikan,” jawab Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat menjawab pertanyaan salah seorang anggota musyawarah, soal mutasi, penyegaran, dan Struktur Kanwil Kemenag Provinsi Aceh yang baru, yang kini masih di tangan Menteri Agama. D sisi lain, dalam rapat yang dipimpin Kabag TU, H. Habib Badaruddin, S.Sos itu, mengemuka juga hasil evaluasi kehadiran setiap PNS di Kanwil Kemenag, sejak absensi sidik jari diterapkan, sesuai dengan amanat PP Nomor 53 Tahun 2010. “Beberapa bulan lalu, tanda tangan sidik jari memang baru tahap sosialisasi. Namun mulai Juli 2012, kita tidak bisa main-main lagi. Supaya saat dievaluasi oleh Tim Pusat nanti, kita tidak menjadi korban PP di atas. Jika mitra kita di bawah misalnya, mengabaikan PP itu, maka atasanlah yang akan ‘dimakan’ oleh PP tentang kedisiplinan PNS itu,” ajak Habib Badaruddin, yang juga mantan Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Aceh itu. Kakanwil juga menilai bahwa, “Kinerja kita selama enam bulan lalu, dari hasil rapat staf pada 9 Januari 2012 silam, saya nilai sudah jalan, bahkan mencapai 80 persen. Di samping ada beberapa kesepakatan dari enam bulan lalu, yang belum terealisasi, seperti pendataan bersama setiap bidang. Atas prestasi selama ini, kami aturkan apresiasi dan terima kasih kepada mitra kerja sekalian,” tambah Kakanwil dalam acara yang hadir juga para Kabid, Pembinmas, Kasubbag, Kasi, dan Staf Kanwil. [yakub] Santunan

Juli 2012

25

26 Juli - 31 Agustus 2012 Pelunasan BPIH 1433 H

Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Tahun 2012 M/1433 H, dimulai Kamis (26/7) sampai dengan Kamis (16/8) 2012 dan dibuka kembali pada tanggal 27 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2012. Perihal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) RI Nomor 11, tentang Pembayaran BPIH Tahun 1433H/2012M, tanggal 25 Juli 2012. PMA ini merupakan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2012 tentang BPIH tahun 1433 H/2012M yang ditandatangani Presiden tanggal 20 Juli 2012 lalu. Kepala Bidang Hazawa, Drs. H. M. Daud Pakeh, menjelaskan pelunasan BPIH dilakukan melalui Bank Penerima Setoran (BPS) awal BPIH dengan waktu penyetoran selama hari kerja, mulai pukul 10.00 WIB s.d 16.00 WIB. Jama'ah Calon Haji (JCH) yang masuk porsi dan dinyatakan berangkat musim haji tahun ini, tinggal melunasi sisa dari setoran awal BPIH. Nomor Porsi tertinggi yang berhak melunasi BPIH tahun ini adalah Nomor 0100033173. Sebagaimana diinformasikan sebelum­ nya, besaran BPIH yang harus dilunasi JCH Embarkasi Banda Aceh tahun ini adalah sebesar USD 3.328 yang dibayar dengan mata uang Dollar Amerika dan atau mata uang rupiah sesuai dengan kurs jual transaksi Bank Indonesia yang berlaku sama pada hari dan tanggal pembayaran. Atau jika USD 3285 dikurskan dengan nilai tukar rupiah di Banda Aceh, per hari Rabu (25/7), 1 US Dollar sama dengan Rp.9.400, maka JCH Embarkasi Banda Aceh membayar BPIH tahun 1433 H/2012 M, lebih kurang sebesar Rp.31.733.000. (Tiga puluh satu juta tujuh ratus tiga puluh tiga ribu rupiah). Dibanding tahun 2011 lalu, BPIH tahun

26

Santunan Juli 2012

2012 ini, untuk Embarkasi Banda Aceh terjadi kenaikan sebesar 43 USD. Musim haji tahun 2011 lalu, JCH Aceh membayar BPIH sebesar USD 3285 atau saat itu masing-masing JCH rata-rata membayar BPIH sebesar lebih kurang Rp.28 jutaan. Daud Pakeh juga menyampakaikan bahawa JCH yang telah melunasi BPIH pada tahun 1432 H/2011 M atau tahun sebelumnya namun tidak dapat berangkat dan tidak membatalkan diri dan akan berangkat musim haji tahun ini, harus membayar kekurangan atau menerima pengembalian sesuai selisih besaran BPIH yang telah dibayar dengan besaran BPIH tahun ini. Selisih BPIH ini, dikembalikan dan atau disetorkan melalui BPS BPIH tempat setor semula. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd mengharapkan kepada JCH yang sudah mendapatkan porsi dan dinyatakan berangkat musim haji tahun ini, segera melunasi BPIH sesuai dengan jangka waktu yang ada. Dan kepada JCH yang telah melunasi BPIH segera melapor ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja dengan menyerahkan lembaran bukti setor lunas BPIH tahun 1433H/2012M. Menurut Kakanwil, dari BPIH tahun ini yang dibayar oleh masing-masing JCH digunakan untuk pembayaran empat komponen biaya haji. yaitu, biaya penerbangan dari Tanah Air ke Arab Saudi (PP), biaya pemondokan di Mekkah, Biaya Pemondokan di Madinah, dan biaya hidup selama di Arab Saudi. Oleh karenanya, Kakanwil berharap peningkatan BPIH tahun ini, insyaallah akan dibaringi dengan peningkatan kualitas pelayanan kepada jamaah haji. [juniazi]

Di Tanah Suci, Jamaah Kita Paling Tertib

Jamaah haji Indonesia, termasuk yang terbesar di dunia. Umat Islam di sini pun lebih banyak daripada kaum Yahudi sedunia. Salah satu target Yahudi di Indonesia ialah, tidak ada Islam lagi, tidak ada jamaah haji lagi, yang ke Tanah Suci dari Indonesia. Target Yahudi itu tinggal 30 tahun lagi, dari 50 tahun program penghapusan umat Islam di Indonesia. Dan yang 20 tahun ke belakang, sebagian target Yahudi itu, sudah terwujud di nusantara, tinggal kita saksikan 30 tahun ke depan. Demikian sekilas penilaian miris Imam Masjid Madinah, Syeikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber yang mengakui lama belajar tentang program Yahudi, dalam sesi tabligh akbar yang digelar di Masjid Raya Baiturrahman (Senin, 28/5). Dalam tabligh akbar yang diprakarsai Pemerintah Aceh dan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Aceh itu, Syeikh Ali Jaber, juga mengapresiasikan kondisi jamaah haji Indonesia yang tertib, teratur, bersih, dan disiplin di Tanah Suci. Namun, manakala Syeikh Ali Jaber, yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu, yang sering mengimami shalat di Masjid Sunda Kelapa, mengamati prilaku umat Islam di Tanah Air, tidak demikian keadaanya. Ternyata ada ketimpangan antara di sana dengan di sini. Selain menyampaikan tabligh ba’da zhuhur, yang diikuti unsur Muspida dan para pejabat di Tingkat Dua se Aceh, Syeikh Ali Jaber juga mengimami shalat maghrib, isya, dan shubuh esoknya di Masjid Raya Baiturrahman. “Insya Allah, Ramadhan de­pan, kita bekerjasama dengan Syeikh Ali Jaber, akan mengundang Imam Masjid Qablatain (Masjid Qudus) ke Banda Aceh,” janji Pj. Tarmizi A. Karim, M.Sc dalam pembukaan tabligh, sekaligus pembukaan TOT (Training of Trainer) DKMA itu. [yakub]

KUA, Pusat Informasi Haji Kegiatan orientasi itu diperlukan bagi Kepala KUA, agar menjadi pedoman dalam melayani masyarakat khususnya di bidang perhajian, mulai dari informasi tentang tata cara penyetoran ONH sampai kepulangan jamaah ke tanah air. Demikian antara lain ajakan Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd yang diwakili Kabag TU, H. Habib Badaruddin, S.Sos, dalam sambutan pembukaan Orientasi Penyuluhan Informasi Haji bagi para Kepala KUA di Grand Nanggroe Hotel (1-4/6).

“Setelah orientasi ini, para kepala KUA yang sudah diberikan bekal, harus mampu memberikan pembinaan, pelayanan dan bimbingan haji dan umrah kepada masyarakat secara maksimal. Dengan kata lain memberikan pelayanan prima,” ajak Kakanwil. Momen ini sangatlah tepat, mengingat ini sudah masuk pada bulan Rajab, di mana tidak lama lagi akan menghadapi Bulan Ramadhan, dan seterusnya. Jajaran Kemenag akan melayani proses pemberangkatan jamaah haji ke Baitullah untuk melaksanakan

Rukun Islam yang kelima. “Bahkan gema keberangkatan haji malah mengalahkan persiapan untuk menghadapi Hari Raya Haji (Idul Adha) itu sendiri,” lanjut Kakanwil. Kepala KUA merupakan ujung tombak pelaksanaan kegiatan keagamaan di tingkat kecamatan termasuk masalah penyelenggaraan haji. Bahkan KUA merupakan Pusat Informasi Haji (PIH) bagi masyarakat dimana masyarakat juga langsung mendapatkan bimbingan manasik di kecamatan masingmasing. [anas/yyy]

Moga, Semua Kepala KUA Bisa Haji Dalam pelaksanaan Orientasi Penyuluhan Haji di Banda Aceh terungkap, bahwa sebagian Kepala KUA di kecamatan dalam Provinsi Aceh belum berkesempatan me­ laksanakan ibadah haji. Padahal di lapangan, para Kepala KUA ini adalah ujung tombak Kemenag dalam memberikan penyuluhan dan pelayanan haji kepada masyarakat luas, khususnya di tingkat kecamatan. Untuk itu, Kepala KUA secara otomatis harus lebih banyak mengetahui seluk beluk

Batas Pengusulan Pangkat, 1 Oktober 2012 Anda PNS yang masa kerja TMT (Terhitung Mulai Tanggal) sejak 1 Oktober? Sejak bulan Juni lalu, hingga September 2012, waktu pengusulan kenaikan pangkat Anda. Berdasarkan Surat Wakil Kepala BKN Nomor WK-26-30/V33-5/99 tanggal 30 Januari 2012, perihal Penggunaan Formulir Pelayanan Kepegawaian melalui SAPK ONLINE, agar tidak merugikan PNS yang bersangkutan, diharapkan bagi PNS segera mengusul berkas kepangkatannya. “Usul kenaikan pangkat PNS Pusat untuk menjadi Juru Muda Tk. I golongan ruang I/b sampai dengan Pembina Utama golongan ruang IV/e untuk Periode 1 Oktober 2012 sudah dapat diterima di BKN mulai bulan Juni 2012, dan paling lambat 15 September 2012,” ujar Wakil Kepala BKN, Eko Sutrisno. Apabila usul kenaikan pangkat tersebut disampaikan kepada Kepala BKN di luar batas waktu yang telah ditentukan, maka berlakunya kenaikan pangkat PNS yang bersangkutan akan dipertimbangan, dan ditetapkan pada periode berikutnya, yaitu 1 April 2013. [aprizal/yyy]

permasalahan haji. “Sungguh sangat tepat bila Kepala KUA itu sendiri sudah melaksanakan Ibadah Haji itu sendiri, sehingga informasi yang disampaikannya kepada masyarakat mencapai derajat haqqul-yaqin,” jelas salah seorang peserta orientasi di di Hotel Grand Nanggroe (1-4/6). Sambil berseloroh, salah seorang peserta menyeletuk bahwa penyuluh haji yang belum haji ibarat para dai yang bercerita tentang surga dan neraka, tapi dia sendiri

belum pernah melihat sendiri bagaimana surga dan neraka itu. Fokus utama orientasi ini adalah mem­be­ kali para Kepala KUA yang belum ber­hasil supaya dapat dapat melaksanakan pembinaan, pelayanan, dan bimbingan haji, walaupun dia sendiri belum melaksanakan ibadah haji. Mudah-mudahan, selain orien­tasi, Kemenag dapat memprioritaskan para KUA untuk dapat menjadi petugas haji di masa-masa mendatang, amin. [anas/aba/yyy]

Belum Ada yang Lebih Toleran dari Indonesia

KH. Hasyim Muzadi, Presiden WCRP (World Conference on Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International Conference for Islamic Scholars) sangat menyayangkan tuduhan intoleransi beragama di Indonesia. Menurut Hasyim, tidak ada negara di dunia ini yang lebih toleran dari Indonesia dalam beragama. “Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun yang setoleran Indonesia,” jelas Mantan Ketua PBNU ini. Hasyim lantas mempertanyakan ukuran intoleransi beragama yang dituduhkan oleh peserta sidang PBB di Jenewa Swiss. “Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah Ahmadiyah, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam, namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi politik barat. Seandainya

Ahmadiyah merupakan agama tersendiri pasti tidak dipersoalkan oleh umat Islam Indonesia,” katanya. Kasus GKI Yasmin Bogor, kata Hasyim, juga juga tidak bisa dijadikan ukuran Indonesia intoleransi beragama. “Saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional dan dunia untuk kepentingan daripada masalahnya selesai. Kalau ukurannya pendirian gereja, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian gereja sulit, tapi di kupang (batuplat) pendirian masjid juga sangat sulit. Belum lagi pendirian masjid di papua. ICIS selalu melakukan mediasi,” katanya. Lebih lanjut, pengasuh pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok ini mengatakan, Indonesia lebih baik toleransinya ketimbang Swiss yang sampai sekarang tidak memperbolehkan pendirian menara masjid. Indonesia, katanya, juga lebih baik dari Perancis yang masih mempersoalkan jilbab, dan lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia yang tak menghormati agama karena di sana ada UU perkawinan sejenis. [suaramerdeka.com/ yyy] Santunan

Juli 2012

27

BUDAYA

Islam Menilik Seni

Rusli Djuned, S.Sn

Guru seni pada MAN Langsa 5. Seni kaligrafi (tulisan indah) dari ayat-ayat Alqur’an, dan Hadits. 6. Seni arsitektur atau seni bangunan. Seni arsitektur atau seni bangunan Islam, berkembang tahap demi tahap mengikuti perkembangan seperti seni ‘tata ruang’ kota. Masjid awal masa Rasulullah SAW adalah Masjid Quba dibina tahun I Hijriah, yang ‘dibangun ulang’ oleh Khalifah Umar pada tahun 636 M, berdekatan ‘rupa’ juga dengan Masjid Al-Aqsa di Jurusalem (Palestina), yang dibina pada tahun 639 M.

Secara umum seni mempunyai arti indah, halus, lembut, dan mudah didengar atau diucapkan. Dalam bahasa Inggris seni dikenal sebagai art, yang berasal bahasa Yunani, berarti kepandaian dan kemampuan seseorang. Secara khusus, seni didefinisikan sebagai segala usaha penciptaan bentuk-bentuk atau karya yang memberi kenangan estetika. Menurut Hear Read, dalam buku seni, The Meaning Of Art, ditulis bahwa timbulnya seni merupakan bagian dari fitrah manusia: ia suka melihat hal-hal yang indah. Oleh karena al-Din -al-Fitrah (satu paduan hidup menurut fitrah) itu, Islam menggalakkan seni dalam penciptaan itu, tentu al-Din yang indah. Innallaha jammilun yuhibul jamala, “Allah itu Maha Indah dan Allah suka terhadap Keindahan,” ujar hadits. Drs. Sidi Gazalba menyatakan, seni itu penciptaan bentuk-bentuk yang menyenangkan dan nilai-nilai estetis berpadu dengan nilai-nilai estetika Islam. Istilah untuk estetika Islam adalah akhaq. Alquran, tuntunan buat kemaslahatan. Cobalah dengar orang yang membaca Alquran. Kalam Allah itu untuk dibaca dengan penuh ‘rasa iman’ dan ‘suara takwa’, dengan suara yang begitu indah. Ada suara yang tinggi, rendah, datar, dan lainnnya. Sama halnya seni music, dia disebut notasi, dalam bentuk wujud bunyi. Misal lainnya azan, itu untuk mengingatkan dan memanggil umat Islam yang di sekitar masjid bahwa sudah saatnya untuk shalat. Dengan suara yang menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya akan melangkah untuk pergi ke masjid, kecuali sang ‘munafik’. Dan juga seorang anak bayi yang lahir memperdengarkan seni suara azan oleh orang tuanya, maka bayi tersebut mendengar suara Kalam Ilahi yang indah penuh dengan perasaan. Jambang bayi tersebut sudah merasa rasa etika dan estetika (rasa seni). Ajaran Islam Dari perjanan sejarah umat Islam, seni telah muncul seperti: 1. Kesusastraan yang pengaruh dari Alqur’an, mengandung nilai sastra yang agung. 2. Retorika yang berkembang untuk dakwah, diksi dan ujaran nan arif bijaksana. 3. Seni suara yang berkembang dari pembacaan Alqur’an dan azan dengan suara yang indah yang mendayu-dayu. 4. Seni sulam menyulam untuk keperluan sajadah, bahkan dinding Ka’bah.

Era Ibnu Khaldun, didirikan ‘masjid batu karang’, dan dalam Muqaddimahnya, disebutkan Sosiolog Islam itu, bahwa masjid untuk menyatakan kedudukan setiap bangsa. Pandangan hidup, citacitanya telah dilahirkan pada bangunan-bangunan yang didirikan. Setiap bangsa yang mendorong ke arah kemajuan, pasti mempunyai kepintaran ilmu bangunan, dan merupakan pembuktian betapa tingginya peradaban dan cita kebatinannya di masa lampau. Ciri-ciri 1. Di seluruh negara Islam, terdapat ke­satuan dalam seni bangunan, karena dalam Islam kesatuan merupakan ruh ummah. Spirit itu ada sebelum kedatangan Islam, di mana terdapat peradaban dari segi seni bangunan mereka. 2. Ciri yang membuat kesatuan segi jenis bangun datangnya dari Islam. Umat Islam mendapat pengaruh dari pusat Islam di Madinah, Makkah (Arab Saudi), Palestina, Baghdad (Irak), dan Syiria. 3. Islam itu adalah cara hidup, al-Din al-Hayat, bukan hanya satu agama dalam artian pe­ngaruhnya tak dapat mewarnai keseluruhan kehidupan manusia. Islam menentukan gaya dan jenis pakaian, makanan, bermasyarakat, dan hiburan bahkan. Lebih-lebih lagi pengaruh Islam telah mewarnai tempat kediaman umat Islam. Seni abstrak merupakan bentuk seni yang mempunyai kaitan dengan agama dan cara kehidupan sehari-hari. Barat modern, seni rupa absrak diterima sebagai bentuk seni yang menghasilkan gaya gambaran yang tidak menyekat imajinasi, dan tidak terikat pada cara kehidupan sehari-hari. Sebaliknya orang Islam yang banyak mempelajari ilmu matematika, telah menghasilkan bentuk seni seperti susunan rupa absrak geometri dengan susunan aneka kemungkinan dan sambungan yang tidak terbatas. Seni rupa Islam menekankan pada logika nyata yang lebih daripada pernyataan emosi. Maka ada isyarat, sabda Rasulullah Saw. “Malaikat tidak akan masuk rumah yang terdapat gambar atau anjing (HR. al-Buhkari). Oleh karena itu, Islam lebih banyak menggunkan aneka bentuk abstrak geometri di jendela-jendela dan di dinding besi bangunan. Sehingga bentuk-bentik geometri didesain dan dengan susunan yang harmonis. Corak-corak geometris tersebut dihias pada dinding, kayu berukir, dihias pada Alqur’an, motif tumbuh-tumbuhan (ragam hias), yang itu adalah elemen-elemen seni rupa yang memberi kesan tersendiri dalam mewujudkan seni rupa secara Islam. Seperti pohonpohon anggur dengan tangkai yang meliuk-liuk (salur-salur), aduhai indahnya. Motif-motif terseebut dikombinasikan dengan kaligrafi (tulisan indah), permadani dan batu-batu pada bangunan sehingga karya tersebut mencapai puncak pembuktian sampai sekarang ini.[] Santunan

Juli 2012

29

30

Santunan, Juli 2012

LENSA

Kakanwil Kemenag Aceh Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd bersama Kakankemang Kota Langsa Drs. H. M.Yunus saat Rakor Kemenag Kota Langsa barubaru ini

Kakanwil Kemenag Aceh bertatap muka dengan pejabat dan jajaran Kemanag Aceh Singkil dalam kunjungannya di Singkil (16/7).

Wagub, Kakanwil Kemenag Kepulauan Riau bersama Kakanwil Kemenag Aceh saat melepas jenazah almarhumah Dra.Hj.Zuryani, MM di RS Umum Elisabeth Batam (3/7).

Hj. Tety Safiaty Dewi, dan Drs. H. Kusmindar, MM (tidak tampak), Pejabat Kemenag RI, saat menjadi narasumber pada pelatihan Keprotokolan Kanwil Kemenag Aceh Tahun 2012 yang berlangsung di Banda Aceh (11-13/7)

Kakanwil Kemenag Aceh didampingi Plt. Kakankemang Kota Subulussalam, Rislizarnas, S.Ag dan Ketua FKUB Aceh saat bersilaturrahmi ke MAN I Subulussalam baru baru ini.

Suasana Rukyatul Hilal awal Ramadhan 1433 H di Gedung Observasi Hilal BHR Aceh, Pantai Lhok Nga (19/7).

Kakanwil Kemenag Aceh bersama Sekretaris Daerah Kota Subulussalam H. Damhuri, SP, MM saat membuka Dialog Multikultural yang diikuti tokoh Agama sekota Subulussalam 16 Juli 2012. Kakanwil menjadi salah seorang Narasumber Dialog tersebut.

Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah didampingi sekretaris BHR Aceh dan Plh. Kakanwil Kemenag Aceh saat sidang Isbat awal Ramadhan 1433 H (19/7).

Sidang Isbat Awal Ramadhan 1433 H yang dihadiri MUSPIDA Aceh, Pimpinan ORMAS dan Tokoh Agama (19/7).

Peserta Pelatihan Keprotokolan Tahun 2012 berpose bersama Kasubbag Hukmas dan KUB. Struktur Kanwil Kemenag ke depan, keprotokolan ditangani Subbag Umum.

Kakanwil Kemenag Aceh bersama Pj. Walikota Langsa, Drs. H. Bustami Usman, M.Si dan Muspida Plus setempat saat membuka Raker Bidang Urais dan KUA se Aceh di Kota Langsa 12 Juli 2012 Santunan

Juli 2012

31

32

Santunan, Juli 2012

TAFSIR

Filosofi Pohon Sagu DR. Fauzi Saleh, MA

Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Sebuah petikan hikmah dari provinsi Ambon --daerah orang menyebutnya negeri Seribu Pulau atau Negeri Raja-raja atau Negeri Pala dan Lada-- bahwa kekokohan dan kepribadian manusia dapat disimbolkan dengan pohon sagu. Sagu, pohonnya berwarna hitam, namun isinya putih bersih dan dapat dikonsumsikan sebagaimana makanan yang halal. Hal lain yang menarik adalah pohon itu berdiri tegak, kokoh dan konsisten dalam menghadapi tiupan badai sepanjang siang dan malam. Karena itu, sagu selalu didambakan pohonnya, buah dan isinya. Manusia yang baik adalah mereka yang berhati putih, ikhlas dan bersajaha, ditopang dengan konsistensi dalam pengabdian meskipun dalam riak gelombang dan angin menerjang. Kepribadian mulianya merupakan refleksi kedekatan dengan Tuhan melalui pancaran iman yang diaplikasikan dengan komunikasi aktifnya dengan Pencipta dalam ibadah shalat. Refleksi ini juga menggambarkan bahwa tidak ada tumbuhan, binatang atau makhluk Allah lain kecuali memberi pelajaran dan i’tibar bagi kehidupan manusia. Karena itu, beruntunglah bagi yang mau mengambil hikmat dari apa yang dilihat, dirasakan, diraba dan dinikmati. Keberadaan makhluk yang beraneka raga mini sekaligus memperkuat keimanan dan keyakinan akan kekuasaan Khaliqnya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Qs. Adz-Dzariyat 20. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Pohon sagu, sederhana bentuknya tetapi kaya akan makna dan manfaatnya. Demikianlah seharusnya pribadi muslim, sederhana penampilannya tetapi kaya hati dan ketakwaan. Neraca pribadi muslim Uraian idealnya pribadi muslim ini, penulis mencoba mengutip satu ayat Alquran yang menguraikan sifat-sifat mulia sebagaimana disebutkan dalam Surah al-A’raf (7): 29.

Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan,” dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana dia Telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya).”

Ayat ini mendeskripsikan kepribadian yang dimiliki seorang muslim yang beriman dan kemudian tercermin dalam kehidupan nyata sebagai berikut: Pertama, berlaku adil. “Adil” secara bahasa berarti keseimbangan dan moderat. Adil juga diartikan memperlakukan sama terhadap siapa pun baik dalam masalah hukum, keputusan, kebijakan dan seterusnya, tidak berat sebelah karena hubungan emosional, kekerabatan dan fanatisme. Karena itulah, menerapkan keadilan rupanya tidak semudah mengucapkannya. Adilnya Umar ibn Khattab ra di antaranya terlihat ketika ia mengeksekusi anaknya, Abu Syamah, yang didapati telah melakukan perbuatan pidana. Umar sama sekali tidak mencari jalan untuk menghindari hukuman kepada keluarganya, tetapi beliaulah yang berada pada garda terdepan untuk keadilan hukum. Siapa yang salah mesti ditindak karena pada prinsipnya manusia adalah sama di hadapan Dzat Pencipta kecuali ketakwaanlah yang membedakannya. Lebih jauh dari itu, adil menurut ulama tafsir dapat dibagi tiga, adil kepada Tuhan, adil kepada diri dan adil kepada keluarga. Adil kepada Tuhan maknanya memposisikan dirinya sebagai hamba yang mengabdi kepada Allah sesuai dengan pesan Alquran al-Karim. Adil kepada diri bermakna melakukan sesuatu yang membawa kemaslahatan duniawi dan ukhrawi dan menjauhkan hal-hal yang memudharatkan diri manusia. Adil kepada keluarga dalam arti menempatkan keluarga sebagai amanah Tuhan yang memiliki hak dan kewajiban. Keluarga butuh pendidikan, pengajaran, arahan kepada kebaikan sebagaimana halnya butuh kepada pangan, papan dan sandang. Pesan-pesan bimbingan keluarga banyak didapatkan dalam kisah Luqmanul Hakim. Dia adalah sosok yang arif dan penyayang, mendidik hati, membina dengan iman dan ketakwaan. Keadilan harus ditegakkan kepada siapapun bahkan kepada orang yang tidak disukai sekalipun. Al-Qur’an menegaskan bahwa janganlah karena kebencian kepada suatu kaum sehingga keadilan tidak bisa tegak di tengah-tengah mereka. Urgennya keadilan itu, Allah menyebutkan bahwa keadilan sangat dekat dengan ketakwaan. Sebaliknya, bila kedhaliman merajalela, keadilan sudah sirna maka ketakwaan pun menyingkir dari lubuk hati manusia. Kedua, menghadap qiblat dalam mendirikan shalat. Menurut al-Qurthubi menjelaskan bahwa ayat ini menekankan agar setiap muslim menghadap qiblat dalam setiap shalatnya di dalam mesjid manapun dia berada. (al-Qurthubi, VII: 121). Apa yang dijelaskan al-Qurtubi merupakan makna eksplisit ayat. Secara implisit, ayat ini menyiratkan pesan konsistensi dan istiqamah serta tetap pendirian. Umat ini memiliki visi dan misi yang jelas dalam menjalani roda kehidupan. Visi dan misi ini tidak mudah untuk dirubah hanya karena kebutuhan

Sampai di titik ini, pertanggungjawaban yang harus disiapkan manusia ternyata sangat banyak. Gaji, insentif, laba dagang, panen pertanian dan perikanan, hasil cengkeh dan seterusnya adalah sejumlah nikmat yang tidak akan luput dari ‘interogasi’ Allah di hari kiamat kelak.

dan kepentingan sesaat. Setiap individu umat ini mesti yakin bahwa pengabdian menjadi visi yang final. Penjabaran visi ini diungkapkan dalam berbagai ayat lainnya seumpaman Qs. AlBaqarah: 2-5 dan seterusnya ketika Allah menerangkan tentang kriteria orang-orang bertakwa. Konsisten adalah pendirian dan tidak mudah berubah haluan kehidupan. Sudah menjadi tabiat manusia mudah terpengaruh dengan faktor yang mengelilinginya. Kita masih ingat bagaimana salehnya Qarun ketika ia masih miskin. Saat itu, ia sangat taat kepada Allah Swt dan dekat dengan masyarakatnya. Masyarakat bahagia dan senang kepada kesalehan dan ketakwaan Qarun. Mereka mendoakan agar Qarun menjadi orang kaya dengan harapan ia menjadi orang pemurah dan dermawan. Ternyata, ketika Qarun kaya, ia berubah menjadi orang yang sombong. Kekayaan yang dimilikinya menjadi faktor perubahan dari orang yang sopan dan santun menjadi angkuh dan takabbur. Akhirnya, dia dan segala kenikmatan duniawi ditenggelam Tuhan untuk selamanya. Selesailah kisah kehebatan Qarun sampai di situ. Ketiga, ikhlas dalam menjalankan perintah agama. Al-Qurtubi mengatakan bahwa keikhlasan ini bermakna memurnikan ketauhidan kepada Allah Swt dan tidak menyekutukannya. Kualitas ibadah manusia diikat dengan tingkat kemurnian niatnya kepada Allah swt. Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa pada hari kiamat didatangkan dengan tiga macam manusia, qari’ (menghafal dan memahami al-Qur’an), al-qatil fi sabilillah (pejuang pada jalan Allah) dan dermawan. Ketiga orang itu Allah campakkan dalam neraka. Mereka mengamalkan kesalehan tetapi tidak mengantongi keikhlasan. Amalannya bersifat duniawi; dipuji, dihargai dan guna memperoleh keuntungan materi lainnya. Urgensitas keikhlasan ini diungkapkan pula dalam Qs alBayyinah: 5, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” Latarbelakang warna kulit, ras, suku dan keturunan sama sekali tidak mempengaruhi kualitas ketakwaan dan keubudiyahan seorang hamba. Pesan Alquran bahwa orang yang paling mulia adalah mereka yang paling bertakwa. Sementara ketakwaan diisyaratkan oleh baginda Nabi Saw: ha huna (artinya di hati). Hati yang putih bersih, bebas dari polusi dengki, hasut dan iri hati. Hati yang tertanam ketulusan dan baik sangka merupakan core (inti) keagungan manusia. Putihkan hati kita sejernah isi pohon sagu niscaya keberkahan dan kesuksesan pun mendekat.

Keempat, manusia akan dikembalikan menghadap Tuhan. Tidakkah kita melihat pohon sagu yang sudah tua, perlahan akan roboh, hancur dan sirna. Manusia berangkat dari tidak ada, dilahirkan, dihidupkan dan kemudian dimatikan untuk dihidupkan kembali. Poin ini juga menyirat adanya pertanggungjawaban terhadap apa yang dikerjakan manusia. Karena itu, manusia seharusnya waspada dan berhati-hati dalam berekspresi dan bereaksi. Tanggung jawab itu dibebankan kepada pribadi masingmasing ketika menghadap Tuhan Azza Wajalla:

“Dan Sesungguhnya kamu datang kepada kami sendirisendiri sebagaimana kamu kami ciptakan pada mulanya…” Setiap nikmat yang Allah berikan kepada manusia harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan kuantitas dan kualitasnya dan tidak ada satu pun yang dapat membebani orang lain terhadap kesalahan dan kekeliruan yang diperbuatnya. Sebagaimana firman-Nya dalam ayat yang lain: Seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain “Laporan Pertanggungjawaban” kenikmatan dunia ini harus diserahkan kepada Allah swt di hari kiamat kelak. Allah Swt menegaskan bahwa kenikmatan itu akan dipertanyakan pada hari kiamat sebagaimana disebutkan pada surah alTakatsur. Di antara nikmat yang diberikan Allah adalah harta. Pertanggungjawabannya adalah darimana diperoleh dan kemana diinfakkan. Rasulullah Saw menyebutkan beberapa dispensasi harta yang tidak dipertanggungjawabkan, yaitu pakaian yang dikenakan dan makanan yang dikonsumsikan. Sampai di titik ini, pertanggungjawaban yang harus disiapkan manusia ternyata sangat banyak. Gaji, insentif, laba dagang, panen pertanian dan perikanan, hasil cengkeh dan seterusnya adalah sejumlah nikmat yang tidak akan luput dari ‘interogasi’ Allah di hari kiamat kelak. Namun, persoalan ini akan sederhana bila semua nikmat; harta, umur, sehat, jasmani dan rohani bila dipersembahkan untuk ibadah kepada Allah Swt. Semoga kita mampu menjadi pribadi yang sederhana, berhati mulia, konsisten dalam bekerja, kuat dalam berusaha, ikhlas dalam berbuat, rendah hati dalam berpendapat, tenang dalam bersikap dan menjadi hamba-hamba yang selalu melaksanakan shalat. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

Santunan

Juli 2012

33

Konsultasi Keluarga

Diasuh oleh Dr.H.Abd.Gani Isa, SH, M.Ag Ketua BP4 Provinsi Aceh

Harta Bersama, Setelah tidak Bersama Assalamu'alaikum Wr.Wb Pengasuh Konsultasi Keluarga yang budiman. Saya sudah bercerai dengan suami, dua tahun yang lalu. Saat ini saya dengan dua anak, tinggal di tempat orang tua di Ulee Gle Pidie Jaya (Pijay). Sehari-hari saya bertugas di salah satu sekolah menengah, seorang guru (PNS). Terus terang saya menyampaikan kepada Bapak Pengasuh, bahwa setelah adanya keputusan MS (Mahkamah Syar’iyah), tidak ada lagi hubungan saya dengan bekas suami secara hukum, kecuali sekedar hubungan saudara sesama muslim. Apalagi mantan suami saya sudah menikah tiga tahun lalu, ketika masih punya hubungan sah (suami istri) dengan saya. Yang masih mengganjal, dan perlu saya tanyakan kepada Bapak Pengasuh, “Bagaimana status harta bersama yang kami peroleh selama masih hubungan suami istri, apakah saya (istri) mendapatkan; kalau mendapat bagaimana caranya?” Tolong dan mohon diberi taushiyahnya. Atas segala kabaikannya, saya menyampaikan terima kasih. Wassalam. Nur As. Ulee Gle, Pidie Jaya Wa’alaikumussalam Wr.Wb. Jawaban pengasuh buat Nur As, di Ulee Gle, yang saat ini mengalami beban psikologis berat setelah suami menceraikannya tanpa alasan yang logis. Beban psikologis pertama, bahwa ia sebagai seorang guru dengan penghasilan terbatas, harus bergelut dengan tugas tambahan lainnya, untuk menambah penghasilan baik kebutuhan biaya hidup dan kebutuhan pendidikan buat anaknya. Hal yang kedua adalah, merasa malu dengan masyarakat sekitar tempat domisili. Ketika dulu berangkat dibawa serta suaminya tercinta. Namun saat kembali hanya bersama dua anaknya, karena ia telah diceraikan. Beban psikologis lainnya yang selalu diingat adalah “harta bersama” yang sama sekali belum diperoleh setelah berpisah dengan suaminya. Padahal ketika ia menikah dengan suaminya (istri) sudah diangkat sebagai PNS (guru), bahkan semua yang sudah dibeli sejak awal hidup berumah tangga dengan uang gajinya, tapi ia sedih belum mendapatkan sedikit pun. Nur As, Pengasuh sangat memahami beban hidup yang Anda alami sekarang ini. Namun perlu diingatkan janganlah terlalu sedih dan menjadi sebuah beban yang berdampak pada mudahnya muncul beragam penyakit karena selalu “makan hati” sehingga menjadi kurus kering. Sedangkan pihak lain terus menjadi sehat. Lupakanlah itu semua dengan menguranginya secara bertahap. Anda berpisah secara baik artinya setelah ditempuh berbagai upaya damai yang tak terwujud, karena Anda tak mau dimadu, dengan alasan masih begitu kuat hati Anda mencintainya. Ingat, tak selalu “cerai” sebagai suatu aib. Islam memberikan jalan terakhir dengan “cerai” untuk menghindari cara-cara “zalim” yang terus berlangsung dalam sebuah keluarga. Karena itu sebagaimana nikah, cerai pun sesungguhnya merupakan sunnah Nabi. Manakala “cerai” dilakukan sejalan dengan tuntunan “syari’at”. Ada dua hal yang perlu pengasuh jelaskan kepada Anda. Pertama, kaitan dengan “poligami”.

34

Santunan Juli 2012

Nur As…, maklum apalagi Anda di sekolah mengasuh mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits. QS. An-Nisa’ ayat 3 memberi isyarat bahwa adanya ruang bagi laki-laki yang ingin berpoligami, “Fankihu ma thaba lakum minan nisa-i matsna watsulatsa waruba’”. Bila mengkaji maksud ayat tersebut, tidaklah terkandung sebagai suatu kewajiban, dan juga tidak ada suatu larangan. Ayat tersebut bila dikaji dari Asbabun Nuzulnya, jelas turun berkenaan dengan anak yatim (Ibn Katsir, Juz I, 1993: 426). Al-Qur’an mengingat para wali tidak begitu mudah menikahinya dengan tujuan semata-mata menguasai hartanya dan tidak memberi maharnya. Makanya dalam lanjutan ayat tersebut dijelaskan “wa in khiftum alla ta’dilu fawahidah,” bila kamu khawatir tidak mampu berlaku adil, maka cukup satu saja, artinya tak usah berpoligami. Sebaiknya pula suami yang berpoligami tidak menceraikan istri pertamanya, karena poligami itu bukan syaratnya untuk bercerai. Kedua, sebagaimana ditanyakan tentang harta bersama. Harta bersama disebut juga “harta seharekat”, yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan “gono gini”. Setidaknya ada tiga cara seseorang mendapatkan harta, yaitu (1) harta bawaan masing-masing yang diperoleh sebelum menikah, seperti hibah, warisan, dan usaha sendiri, (2) harta bersama, atau harta seharekat, yang diperoleh suami istri setelah berlangsung pernikahan, (3) harta pusaka atau warisan dari masing-masing orang tuanya. Pengasuh tidak membahas ketiga hal tersebut tetapi membatasi pada “harta bersama”. Harta bersama tidak dibahas di dalam kitab fikih klasik. Bahkan di beberapa Negara Islam seperti Arab Saudi tidak mengaturnya. Bila seorang suami menceraikan istrinya, maka si istri tidak mendapatkan harta bersama dari bekas suaminya. Tetapi di Indonesia diatur secara khusus dalam UUU Nomor 1/1974 tentang Perkawinan dan Inpres Nomor 1/1999 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). Dalam Pasal 35 ayat (1) mengatur perihal harta hasil pencarian setelah akad nikah. Harta itu menjadi milik bersama antara suami istri. “Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.” Dengan demikian UU telah menentukan suatu implikasi hukum pasca pernikahan, yaitu pemilikan harta secara bersama suami istri melalui muamalah mengadakan “syirkah”. Berangkat dari hal tersebut, Nur As, sebagai istri yang diceraikan suaminya tetap mendapat harta bersama 50% atau ½ dari total keseluruhan dari harta tersebut, bila ada, seteleh tidak bersama (sebagai suami istri) lagi. Untuk itu Pengasuh menyarankan kepada mantan suaminya berlapang dada melalui musyawarah dan pendekatan kekeluargaan untuk menyelesaikannya, secara baik. Kalaupun bagian harta bersama tersebut tidak diberikan, harus diyakini bahwa harta tersebut tidak menjadikan “berkah” hidupnya, karena ada hak orang lain di dalamnya. Bila upaya damai dan kekeluarga tidak membuahkan hasilnya, tentu dapat dapat ditempuh melalui pengadilan/mahkamah sebagaimana ditegaskan Pasal 88 KHI, “Apabila terjadi perselisihan antara suami istri tentang harta bersama, maka penyelesaian itu diajukan kepada Pengadilan Agama.” Dalam hal ini mungkin ke MS Pijay. Demikian jawaban pengasuh, semoga anda selalu dalam hidayah dan maunah Allah swt. Amin. Wassalam.[]

ISLAMIKA

HMI Tuntut Myanmar Usut Tuntas Kasus Rohingya

Santunan-Jakarta. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) se-DKI Jakarta menuntut Pemerintah Myanmar untuk segera mengusut tuntas kasus pembantaian umat muslim Rohingya. Jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, HMI menyatakan kedubes Myanmar harus hengkang dari Indonesia. "Terjadi pembantaian umat muslim di Ronghya. Tapi dibiarkan begitu saja. Aparat keamanan Myanmar diam seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ini tindak kejahatan kemanusiaan yang keji," ujar Agus Harta, Ketua HMI Jakarta Selatan, saat memimpin aksi damai di depan kantor Duta Besar Myanmar, Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa (24/7). HMI juga menuntut agar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersikap tegas dan memberikan sanksi terhadap pemerintah Myanmar. Dan mendesak pemerintah Indonesia mengecam untuk mengecam insiden pembantaian tersebut. "Jika pemerintah Indonesia tidak kunjung menggubrisnya, kami akan kerahkan seluruh kader HMI di Indonesia. Untuk mengusir kedubes Myanmar dari tanah air Indonesia,"

Diminta Copot Jilbab, Atlet Arab Saudi Ancam Mundur

Santunan-London. Atlet Judo asal Arab Saudi, Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shaherkani, mengancam mundur dari Olimpiade London 2012 jika dipaksa menanggalkan jilbabnya saat berlaga, demikian diungkap ayah dari atlet putri tersebut.  Ali Seraj Shaherkani, si ayah, mengatakan ancaman putrinya itu serius dan tak bisa ditawar. Kepada stasiun berita Saudi Arabia Al Watan, Ali mengungkapkan kata Agus. Meskipun tidak ada tanggapan dari keputusan putrinya itu juga mendapat pihak Kedubes Myanmar terhadap aksi dukungan dari Komite Olimpiade Arab yang digelar selama 30 menit itu, Agus dan Saudi.  Menurut dia, seorang pejabat di rekan-rekannya tidak patah arang. Mereka bertekad akan menggelar aksi yang lebih Kerajaan Saudi telah meminta kepada besar jika pemerintah Myanmar tidak segera seluruh atlet putri yang berlaga dalam ajang olah raga dunia empat tahunan itu tetap menangani kasus Rohingya. Belum lama ini, Presiden Myanmar, mengenakan pakaian penutup aurat. Namun pada pekan lalu Presiden Thein Sein, menyatakan, kaum Muslim Rohingya harus diusir dari negara itu. Dan Federasi Atlet Judo Internasional (IFJ) dikirim ke kamp pengungsian Persatuan Marisu Vizer menghimbau dan memaksa Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menolak mengakui putrinya tersebut melepas hijabnya saat komunitas Muslim Rohingya yang berjumlah bertarung nanti, kata Ali. Vizer berdalih instruksi menanggalkan kerudung demi hampir satu juta jiwa. Pemerintah Myanmar mengklaim, menghormati prinsip dan semangat judo. Melalui percakapan lewat telepon Rohingya adalah imigran gelap dan bukan warga asli meskipun telah tinggal di negara dari London, Ali menegaskan keputusan itu sejak beberapa generasi sebelumnya.  putrinya tersebut bulat. "Dia (Wojdan) Kekuatan oposisi Myanmar yang dipimpin memutuskan tidak bertanding, kalau panitia Suu Kyi juga terkesan menghindar dari berkeras melarang hijabnya," terang Ali, persoalan tersebut. Dalam sebuah konferensi seperti dilansir, Al Arabiya News, Ahad pers di Jenewa, Swiss, bulan lalu, Suu Kyi (29/7).  Wojdan, menurut jadwal, akan berlaga menyatakan tidak tahu bahwa Muslim Rohingya adalah warga negara Myanmar. di cabang judo kelas 78 kilogram pada 3 Agustus mendatang.[republika.co.id] [republika.co.id]

Pria Ini Islamkan Ribuan Warga Filipina

Santunan-Dubai. 24 tahun lalu, Omar Penalber memeluk Islam. Saat itu, ia merupakan satu dari ratusan warga Filipina yang memeluk Islam. Usai mengucapkan dua kalimat syahadat, Omar mengatakan bahwa dirinya telah

berpikir panjang atas putusannya memeluk Islam. "Saya telah memilih agama yang tepat," ujarnya dengan mantap seraya menaruh tangannya di dadanya. Tahun 2007 silam ia meninggalkan Timur Tengah. Kini, ia kembali. Ia bakal memimpin warga Filipina yang akan berikrar. Sejak tahun 2010, ia telah mengislamkan lebih dari ribuan warga Filipina. "Begitu mudah menjadi muslim. Usai mem­benarkan Islam, lalu mengucapkan dua kalimat syahadat. Selanjutnya, muslim diwajibkan mematuhi empat rukun Islam lainnya seperti shalat, puasa, zakat dan pergi haji," papar dia seperti dikutip thenational.ae,

Rabu (25/7). Omar mengatakan semenjak menjadi muslim ia terdorong untuk ambil bagian dalam syiar Islam. Apa yang ia alami ingin ia sampaikan kepada warga Filipina lain. "Saya ingin menginspirasi mereka pada ajaranajaran Rasulullah SAW, guna mempersiapkan diri mencapai surga yang dijanjikan," ucapnya. Guna mencapai surga itu, kata dia, setiap muslim harus melaksanakan ajaran Islam secara kaffah. "Islam adalah agama yang benar. Saran saya, kepada mereka untuk tidak ragu menerima Islam," pungkasnya. [republika.co.id] Santunan

Juli 2012

35

36

Santunan, Juli 2012

MASJID

Masjid Al-Istiqamah Masjid ini terletak di Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa. Bentuk kubahnya merupakan adopsi dari bentuk masjid lama, sementara bangunan aslinya tidak dipertahankan. Bangunan masjid permanen pada foto di atas didirikan pada bekas tapak masjid lama. Masjid lama berukuran 11 x 11 m merupakan masjid tertua di Kota Langsa, didirikan pada tahun 1901 oleh Uleebalang (Ampon Chik Langsa) yaitu Teuku Banta Berdan. Masjid tua Gampong Teungoh pada dasarnya berukuran 11 x 11 m2, didirikan pada tahun 1901, pada masa Uleebalang (Ampon Chik Langsa), yaitu Teuku Banta Berdan. Biaya pembangunan diperoleh dari swadaya masyarakat, dan bantuan BPN (Pertamina) sebesar Rp 600,- serta bantuan dermawan lainnya. Areal masjid seluas 1556 m2 ini merupakan wakaf dari Cut Nyak Mahmahud, Makcik dari Tgk Banta Berdan (Ibunda dari T. Johan, Ayah dari T. H. Abdul Rani Johan). Lokasi ini bersebelahan dengan tanah wakaf untuk perkuburan masyarakat di Gampong Teungoh. Jamaah yang salat di masjid ini, terutama salat Jumat, berasal dari Gampong Baroh, Sungai Pauh, Langsa Lama, Meurandeh, Gampong Blang, Alue Beurawe, Gampong Baro, dan Gampong Teungoh sendiri. Untuk mengantisipasi bertambahnya jamaah, pada tahun 1968, ditambahkan bangunan seluas 8 x 11 m pada bagian timur masjid, lihat gambar di halaman sebelah.

Pada awal pendiriannya, masjid ini belum memiliki nama, tapi cukup disebut Masjid Gampong Teungoh saja, sesuai nama desa tempat pendiriannya. Lalu pada tahun 70an, setelah dilakukan pelebaran, diadakanlah rapat masyarakat Gampong Teungoh yang salah satu hasilnya menetapkan nama “Masjid al-Istiqamah”. Seiring perkembangan dan peningkatan jumlah penduduk, Masjid al-Istiqamah tidak memadai lagi untuk menampung jamaah. Maka pada tahun 1988, dibangunlah masjid

baru dengan ukuran 21 x 21 m2. Lalu pada tahun 1992, diperluas lagi dengan penambahan teras selebar 9 x 8 m2. Dapat dimaklumi, problematika masjid di ibukota kabupaten, tentunya harus menghadapi pertumbuhan penduduk yang drastis dan cepat. Saat ini, Gampong Teungoh, Kecamatan Langsa Kota, merupakan salah satu gampong yang terletak di pusat Kota Langsa yang memiliki luas ± 111 Ha. Gampong ini terdiri dari sembilan dusun, yaitu Dusun Rumah Potong, Dusun Timbangan, Dusun Permai, Dusun Keupula, Dusun Peutua Thaib, Dusun Balee . Krueng, Dusun SLTP 5, Dusun Tanjung Nga dan Dusun Blang dengan jumlah penduduk ± 5919 jiwa. Oleh karena pertumbuhan jumlah penduduk menjadi pertimbangan dalam hal peningkatan daya tampung masjid. Luas bangunan saat ini berukuran 851 m2, dan sekarang panitia sudah harus berpikir untuk persiapan mengantisipasi peningkatan jumlah jamaah dalam beberapa tahun ke depan. Aktifitas kemakmuran di masjid ini berlangsung dengan manajemen yang teratur. Selain untuk ibadah salat berjamaah, dan salah Jumat, masjid ini juga difungsikan sebagai tempat musyawarah, peringatan hari besar Islam, sarana belajar majelis taklim, dan TPQ. Namun belakangan ini kegiatan belajar mengajar TPQ telah dipusatkan pada gedung tersendiri di dalam komplek masjid. Demikian pula kegiatan majelis taklim untuk kaum ibu dan remaja masjid, telah dipusatkan pada gedung serbaguna di dekat masjid.[]

Rubrik ini diangkat berdasarkan buku Masjid Bersejarah di Nanggroe Aceh, jilid II, diterbitkan oleh Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, 2010.

SAINS

Global Warming

Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warmingatau Pemanasan Global, yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin. • Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis. • Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas. • Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan laut dan polusi akibat kegiatan manusia. • Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka. Harus segera dicari jalan untuk mengatasinya Hal di atas adalah sedikit dari akibat buruk yang disodorkan ke hadapan kita, dan yang harus segera dicarikan jalan keluar guna mengatasinya. Sudahkah kita melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah besar ini? Apakah kita hanya berpangku tangan tanpa upaya apapun untuk menanggulanginya? Saat ini Pemanasan Global sudah dianggap sebagai bahaya maha besar yang harus segera diatasi secara kolektif, di mana setiap negara dan setiap pemerintah harus bekerja sama dan segera mempromosikan kesadaran lingkungan kepada warga-negara mereka, bagaimana mereka memberikan kontribusi dalam upaya mengatasi situasi yang amat serius ini tanpa mementingkan diri sendiri. Kerjasama itu lebih dimaksudkan untuk melakukan riset dan eksperimen atas pengaruh jangka panjang perubahan iklim. Bagaimana itu mempengaruhi hutan belantara kita maupun penampung air seperti danau, sungai, laut serta kehidupan masyarakat, satwa dan tumbuhan yang tergantung padanya. Perlu dipropagandakan cara-cara mengatasinya Menjelaskan masalah lingkungan seperti ini sangat penting dalam upaya menghambat pengaruh dan peningkatan Pemanasan Global. Kita perlu mempelopori pengurangan emisi karbon serta gas yang mengakibatkan efek rumah kaca, memberikan pendidikan pada masyarakat luas tentang masalah perubahan iklim serta cara praktis apa yang dapat dilakukan untuk segera mengatasinya. Seharusnya setiap negara memetakan berapa banyak karbon dioksida (CO2) dan efek rumah kaca yang mereka timbulkan dan

mereka tebarkan ke atmosfir dan dengan cara yang sama menentukan berapa besar mereka harus menghijaukan lingkungan melalui penghutanan kembali hutan yang gundul, pedesaan dan pedalaman dengan menanam pepohonan di daerah itu, menghentikan penggundulan hutan serta penebangan liar, guna menetralkan gas-gas berbahaya yang ditebarkan ke udara. Sekali gas ini berada di atmosfir, dia akan tetap di sana dalam jangka waktu yang sangat lama sehingga akan menahan panas atmosfir bagian bawah dan memancarkan sebagian daripadanya kembali ke bumi, sehingga bumi menjadi semakin panas. Karbon dioksida dan gas rumah kaca lain yang demikian besar jumlahnya di atmosfir akan mengakibatkan naiknya suhu permukaan bumi, sehingga menyebabkan kekeringan, perubahan iklim, men­ cairnya glasier di Kutub Utara, juga gletser di puncak-puncak gunung, naiknya permukaan laut, banjir, badai, gelombang laut yang sangat tinggi, dan itu tidak saja akan mengacaukan keseimbangan alami iklim di bumi, tetapi juga keseimbangan ekologi lingkungan, menyebabkan longsor, gempa, meletusnya gunung berapi, naiknya suhu air laut yang pada gilirannya akan mengurangi populasi satwa, tumbuhtumbah dan sebagainya, bahkan beberapa di antaranya akan punah. Apa yang dapat kita lakukan? Lewat kesadaran lingkungan, setiap orang dapat memberikan kontribusi dengan cara sederhana mereka masing-masing dalam menanggulangi perubahan iklim. Kita harus mulainya dari diri kita sendiri, lingkungan kecil kita sendiri. Setiap hal kecil yang dapat kita lakukan di rumah, segera kita lakukan, seperti misalnya meminimalkan penggunaan peralatan atau mesin yang menghasilkan gas sebelum kita bisa benar-benar menyingkirkannya. Untuk memaksa pemerintahnya agar lebih serius menangani Pemanasan Global ini, banyak orang di Amerika berkampanye agar orang memilih Presiden dan anggota DPR yang punya kepedulian terhadap penanggulangan Pemanasan Global, yang tidak peduli tidak perlu dipilih, sehingga masalah serius yang mempengaruhi keselamatan umat manusia dan masa depan dunia ini lebih diperhatikan secara serius. Salah satu tanggung jawab vital mereka yang mewakili publik adalah melindungi anak-cucu kita serta generasi mendatang dari kerusakan lingkungan yang akibatnya nanti harus mereka tanggung. Kalau saja kita bisa mendengar suara generasi mendatang, kita akan mendengar seruan mereka agar kita segera bertindak menanggulangi Pemanasan Global. Anak-cucu yang sekarang belum lahir itu akan menanggung beban berat akibat kelalaian kita.[gepe/dbs] Santunan

Juli 2012

37

38

Santunan, Juli 2012

SOSOK

Siang itu, bulan puasa. Masjid Agung di tengah Kota Langsa, tampak ramai dipenuhi jamaah shalat zhuhur. Saya baru tiba dari Kuala Simpang. Ada serangkaian kegiatan: pembinaan kepala madrasah dan melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian tesis, “Penyelenggaraan Program Keagamaan pada Madrasah Aliyah di Provinsi Aceh”. Ketibaan saya di masjid itu, juga serangkaian untuk mendapat informasi dari informan yang telah saya tentukan dalam penelitian. Kebetulan informan bersangkutan, setelah saya telepon, berada di masjid, usai berjamaah. Informan itu adalah DR. Sulaiman Ismail, MA yang saya kenal persis, dan perkiraan saya bahwa beliau memahami arti program keagamaan pada MA. Beliau lama menjadi Guru dan Pembina Santri di Dayah Bustanul Ulum (DBU) Langsa dan madrasah yang ada dalam sistem dayah yang menyelenggarakan Program Keagamaan (istilah MAK sebelumnya). Pertama, perkenalan saya dengan DR. Sulaiman kira-kira sejak 2003. Ketika saya sebagai Pimpinan Dayah MA RIAB (Ruhul Islam Anak Bangsa) Banda Aceh, bersama dengan Tim Pengembangan Pendidikan Madrasah/ Dayah Kota Langsa -- saya sebut saja demikian-- yang berjumlah sekitar 12 orang terdiri dari unsur Kandepag Kota Langsa, unsur pimpinan.kepembinaan DBU, Kepala RA, MTs dan MA di Kota Langsa. Kami melakukan study tour pada pondok pesantren dan madrash unggul di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya (Malang). Ustadz Sulis --sebutan popular untuk DR. Sulaiman Ismail, MA-- di kalangan DBU Langsa, salah seorang anggota tim ini. Keikutsertaan saya dalam tim itu, karena ajakan (alm.) Tgk. Drs. H. Zainuddin Saman sebagai Ketua Rombongan juga sebagai Wali Dayah pada Dayah MA RIAB, mengikutkan saya untuk melihat-lihat perkembangan pondok pesantren/madrasah sebagai telah mereka rencanakan. Melalui diskusidiskusi kecil kami dalam perjalanan, banyak memotivasi saya agar mau melanjutkan kuliah di S2, juga terhadap istri saya yang juga ikut dalam rombongan, untuk menyelesaikan program S1. Pembicaraan saya dengan Ustadz Sulis tidak sebatas pada kiprah MA, tapi lebih pada sosok Sulis, keberhasilannya meraih doctoral, juga dalam ketertatihannya dalam melangkah dari belantara Gayo Lues, dari rimba Tuhan, untuk tampil mengabdi melalui kependidikan. Berikut rangkuman wawancara DR. Sulaiman Ismail, MA (Sulis) dengan Kasi Kurikulum Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Taharuddin, MA, perjalanan kependidikan, hingga menjadi dosen tetap pada STAI Cot Kala Langsa.

Mot dari Bel

Lokop, Blangkejeren, dan Linge Saya lahir di sebuah desa hutan belantara di Lokop, Serba Jadi, Aceh Timur. Orang tua saya boleh dibilang petani miskin. Keduaduanya tidak pandai membaca alias buta huruf. Kenapa buta huruf? Karena ayah lahir ketika zaman Belanda Kakek meninggal dunia ayah masih berusia sembilan tahun. Di zaman Jepang, tidak sempat bersekolah. Walaupun buta huruf melalui kedua beliaulah, saya mendapat pendidikan tentu karena rasa sayangnya terhadap anaknya. Ibu sayalah yang mengajarkan huruf Al-Quran mulai dari alif hingga wassalamu. Suatu kali, ibu saya tanyai, bagaimana membaca Al-Quran? Ibu saya membaca dengan panjang pendek bacaan yang tidak betul. Kenapa demikian Bu? Pokoknya begitu, Ibu hanya menghafal --mendengar hafalan barangkali.. Suatu kali ketika hendak menuai hasil tani di Gayo Lues, kebunnya terbakar akibat kemarau panjang. Rumah dan kebun tebu hangus. Akhirnya kami pindah di desa Linge, Aceh Tengah. Kami tinggal di sana selam satu. tahun. Kemudian kami pindah ke Takengon dan bertani di Bandar Lampahan. Di sini saya masuk sekolah SR (Sekolah Rakyat). Enam bulan sekolah, sekolah ini hancur

ditiup angin. Kemudian pindah ke SD. Pada saat naik kelas II, saya melapor sama ibu. “Bu! Besok mau dibagi rapor. Rapor itu apa Bu?” Ibu jawab, “Mungkin sejenis kue, Nak!” Mungkin karena ibu tidak pernah bersekolah, belaiu berpikir bahwa rapor itu sejenis kue. Saya sangat sedih ketika hari bagi rapor, ‘kue’ yang saya bayangkan tak pernah kunjung datang. Rupanya rapor adalah hasil laporan kenaikan kelas. Baru saja saya duduk di kelas dua, akhirnya orang tua saya pindah lagi ke Blangkejeren. Karena orang tua saya tidak pandai mencincang tembakau. Kopi juga sangat murah pada waktu itu. Di sana orang tua saya berdagang kecil-kecilan. Itu pun banyak orang berhutang, Akhirnya bangkrot. Saya pernah pun menjadi pedagang tembakau akibat ekonomi keluarga sangat lemah. Waktu itu saya kelas tiga MIN. Saat pindah sekolah di MIN, saya merasa sedih karena tidak pandai tulis Arab. Karena sebelumnya saya sekolah di SD. Tidak menguntungkan di Blangkejeren, kemudian kami pindah ke hutan belantara Aceh Tenggara, dan membuka kebun baru di sana. Di sini saya tidak bersekolah. Karena di sekitar kebun tidak ada sekolah. Lalu kami pindah ke seberang sungai dan saya

tivator Rimba lantara

bersekolah di MIS Pemotongan. Guru kami ada tiga orang: Muhammad Yakob, Rasyidin Ramin, dan Badarani Beruh. Sekolah kami ini pernah terbang atapnya karena dibuat dari ilalalang (rumput). Sejak itu satu kampong siswanya tidak sekolah. Dan saya selalu mengamuk karena tidak sekolah. Ibu saya mengantar ke MIN lain lagi yang ada gurunya berasal dari MIS Pemotongan. Di sekolah ini saya menajdi anak angkat guru Badarani Beruh. Saya termasuk suka berkelahi dan membuat saya hendak dikeluarkan dari MIN. Saya dipertahankan oleh Bapak Badarni, mungkin karena demi masa depan saya. Kutacane Nama saya waktu kecil Sulaiman Daud Ismail, Karena terlalu panjang saat pem­ buatan ijazah akhirnya dijadikan Sulaiman Ismail. Ketika selesai kelas tujuh (lulus), saya tidak dapat melanjutkan karena keadaan ekonomi keluarga. Namun ada saudara ayah saya yang mengajak masuk PGA (Pendidikan Guru Agama). Saya menjalaninya dengan susah payah. Karena orang tua tidak mampu, kecuali beras dan sayur mayor yang dikirim. Kemudian dengan bantuan Aman Shiyam, saya membantunya hari-hari dengan

membungkus tembakau. Saya tinggal ber­ samanya dengan masak sendiri. Kelas II saya bekerja sebagai pembuat roti. Selama enam tahun di PGA Kutacane sehari-hari saya jalan kaki ke sekolah sejauh tiga kilometer. Setelah PGA saya tidak melanjutkan study karena ketiadaan biaya. Akhirnya saya pulang kampong dan bekerja membantu orang tua berkebun selama dua tahun. Juga saya bekerja pada pabrik papan di Laklak. Saya merasa sedih, kalau mengenang banyak kawan yang melanjutkan belajarnya, ada yang ke Jakarta, Medan, Jogja, Banda Aceh dan seterusnya. Kawan ayah saya, Drs. Baihaqi AK, mengajak saya ke Banda Aceh. Waktu itu belum sanggup. Namun telah ada keinginan untuk ke Banda Aceh, kawan bapak saya itu pindah ke Jakarta. Langsa dan Tualang Cut Pernah dua kali saya menjadi calon tentera. Orang tua saya tidak merestuinya. Akhir 1979, saya merantau ke Langsa. Saya tidak punya koper. Ibu saya hanya menyiapkan sejenis karung tepung yang sudah dicuci. Di tengah rintik hujan saya diantar ke Kutacane untuk menuju Langsa. Waktu itu banyak masyarakat memberi sedeqah sebagai mo­ tivasi untuk saya. Sebelum berangkat saya berbicara di meunasah. Dari pada pulang dengan tanga hampa lebih baik jadi debu di rantau orang. Di Langsa saya belajar di Pondok Pesantren Bustanul Ulum. Waktu itu masih tradisional. Ustadz saya antara lain Ibrahim Daud, Mahmud Ibrahim, Abdussalam, Ismail bin Ibrahim, dan Sulaiman Ibrahim. Di Pesantren ini saya tidak betah karena hanya hafal Al-Quran, pidato, dan sedikit belajar nahwu. Akhirnya saya pindah ke Tualang Cut dan mondok selama tujuh tahun. Orang tua saya waktu tidak sanggup lagi mengirim biaya. Bukan karena tidak mau, tetapi memang tidak mampu. Setiap saya pulang Hari Raya, ayah selalu menenagis. Kenapa ayah menangis karena (Ustadz Sulis juga menangis mengenang masa lalu ketika bercerita ini). Ayah tidak sanggup mengirim biaya. Hanya doa aja mengiringinya. Doa ayah lebih dari segalanya. Sambil saya menjual koran “Waspada”, mulai tahun 1980, saya honorer di MIS Tualang Cut. Saya honor selama kira-kira tujuh tahun di Tualang Cut, kemudian pindah ke Madrasah Ulumul Quran Bustanul Ulum Langsa. Honor waktu itu tidak tertentu, karena pesantren belum maju. Tahun 1986 saya berpikir apa jadinya kalau saya tidak kuliah. Dengan izin Bapak Hasan ZZ, saya masuk kuliah sambil mengajar di Bustanul Ulum. Saat saya wisuda, ayah sudah tidak bisa hadir lagi kerena berpulang ke rahmatullah. Saya juga mengajak adikadik saya ke Langsa, tetapi mereka tidak

sabar,tidak tahan menderita. Rata-rata hanya sampai tamat SMA. Rantau Panjang Lebih 18 tahun pengabdian, saya berpikir sudah tidak lagi mendapat pengangkatan menjadi Pegawai Negeri. Namun Allah menghendaki lain. Dengan dukungan segala pihak termasuk Prof. Ali Hasjmi (Gubernur Aceh), saya mendapat kesempatan menjadi PNS di lingkungan Departemen Agama. Saya ditugaskan di pelosok Rantau Panjang. Setiap hari saya tempuh sejauh 63 km. Saat mengajar di MIN selalu saya terobsesi kapan saya saya bisa melanjutkan kuliah di S2, agar saya bisa memperoleh MA (Master of Arts). Pernah saya ikut testing di Pasacasarjana IAIN, lulus, tetapi tak diberikan izin. Kemudian saya pindah tugas ke MAN Langsa. Saat bertugas di MAN saya ikut testing S2 di IAIN Medan dan alhamdulillah lulus. Saya ambil kuliah saat hari Sabtu dan Minggu. Cukup melelahkan memang. Hampir tidak pernah istirahat. Mengajar di mana-mana (MAN, Pesantren Bustanul Ulum Langsa dan juga di Zawiyah Cot Kala). Setalah 2 tahun 3 bulan saya lulus dari S2 IAIN Medan. Harian Waspada menulis saat itu dengan judul “Anak Desa dan Penjual Koran Waspada raih gelar Master Agama”. Warga sekitar Tualang Cut dan Kuala Simpang gempar, karena mereka tahu bagaimana keadaan saya sebelumnya. Istri kemudian juga mendorong untuk ikut S3. Saya ikut di IAIN tetapi tidak lulus. Kemudian saya target ke Surabaya dengan biaya mandiri. Saat itu saya mendapat bantuan dari Bupati Aceh Timur, STAI Zawiayah, dan juga simpatisan lainnya. Selama kuliah S3 saya menjadi penjaga Mesjid at-Tarbiyah di Malang. Dengan itu saya dibebaskan uang kuliah, uang asrama dan lain sebagainya. Sambilan kuliah saya mengajar di UIN, masjid-masjid, dan juga pada kantor-kantor. Alhamdulillah, dari 20 peserta, saya urut­ an ke 3 selesai, setelah lima tahun menjalani program S3 ini. Oktober 2009 saya diwisuda. Dengan perolehan gelar doctoral ini, saya mendapat dukungan untuk pindah tugas ke STAIN Cot Kala. Semua berjalan lancar. Dan tentunya karena doa-doa dari kawan-kawan, para santri,mahasiswa sehingga kemudahan mengiringi titi-titi karir saya. Kini saya bergerak dengan istilah “Dari sebagai guru MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri), MAN (Madrasah Aliyah Negeri) dan akhirnya MUN (Madrasah Universitas Negeri)”. Terima kasih, Ustadz Tahar. Saya sudah tak sanggup bercerita lagi (masih tersisa air mata di pelupuk mata Ustadz Sulis, mengenang orang tua dan orang-orang yang telah berjasa dalam membangun motivasi, sampai kini). [] Santunan

Juli 2012

39

OPINI

Manajemen, Puasa dan Idul Fitri Manajemen dibutuhkan karena ada tujuan yang ingin dicapai dengan batasan sumberdaya tertentu. Sadar atau kurang sadar, puasa di bulan Ramadhan yang merupakan kewajiban bagi kita orang muslim, lalu diteruskan dengan hari kemenangan, pada Idul Fitri, 1 Syawal. Semua itu telah mengajar kita akan manajemen itu sendiri. Semua orang yang berpuasa pasti punya tujuan yang jelas, ingin mencapai derajat taqwa, sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Baqarah, akhir ayat 183, la’allakum tattaqun. Bagaimana key performance indicator dari puasa? Secara lahir adalah tidak makan, minum, dan berhubungan badan dengan pasangan resmi, dan lainnya yang membatalkan puasa menurut syara’, mulai fajar (imsak) sampai terbenam matahari (maghrib). Lalu, bagi umat Islam, Hari Raya Idul Fitri memiliki makna yang sangat mendalam pula. Kehadirannya senantiasa disambut dengan penuh antusias. Idul Fitri, sebagai hari kemenangan setelah melawan segala hawa nafsu, dan umat Islam kembali kepada fitrah. Ibarat terlahir kembali ke dunia dalam keadaan suci. Lantas, bagaimana keterkaitan dan memaknainya dengan manajemen? Puasa Ramadhan Dengan tujuan dan batasan-batasan puasa, kita selaku pelaku/ aktor perlu adanya perencanaan (planning) yang matang terhadap kegiatan-kegiatan yang harus kita lakukan. Misalnya puasa dimulai dengan niat. Niat sangat penting hal ini dapat kita rasakan, di luar bulan Ramadhan dan kita tidak melakukan Puasa pada siang hari, bila terlambat makan saja maka tubuh akan langsung bereaksi lapar luar biasa, bahkan bisa jatuh sakit. Anehnya, pada saat bulan berpuasa, hal seperti itu tidak terjadi. Kenapa? Karena tanpa kita sadari salah satu faktornya adalah Karena kekuatan niat yang kita ucapkan pada saat sahur. Dengan niat tadi telah membuat pikiran dan seluruh anggota tubuh segera melakukan penyesuaian. Dalam ilmu manajemen juga akan terjadi seperti itu. Ketika suatu organisasi menetapkan sasaran atau rencana secara eksplisit kepada semua orang dan semua orang sudah komitmen untuk melakukannya, maka seluruh pola pengorganisasian (organization) beserta perangkat sistem dan prosedurnya pun akan menyesuaikan. Ini akan memudahkan tercapainya sasaran, karena hambatanhambatan procedural akan semakin kecil berpotensi muncul. Pembelajaran dan keterkaitan manajemen dengan puasa di bulan Ramadhan, yang lainnya adalah sahur. Sahur sebagai aksi (action) yang dalam bahasa Arab, as-sahur dengan mem-fathah huruf sin adalah benda makanan dan minuman untuk sahur. Adapun as-suhur dengan men-dhommah huruf sin adalah mashdar, yakni perbuatan makan sahur itu sendiri. Nabi Saw mendorong kita untuk tidak meninggalkan makan sahur meskipun hanya dengan seteguk air. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Sa’id Al-Khudri ra, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Makan sahur adalah barakah maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun salah seorang di antara kalian hanya minum seteguk air.” (HR. Ahmad) Dalam ilmu manajemen, sahur adalah kegiatan atau simbol bahwa sebelum bekerja perlu persiapan. Sumber daya harus siap. Baik dari segi kuantitas dan maupun kualitas/mutu. Dalam hal ini, SDM harus dilatih, bahan baku harus disediakan, peralatan harus lengkap, mesin

40

Santunan Mei 2012

Alfaizin MA, MM

sudah siap jalan, dsb. Dalam puasa juga sangat sering kita membaca dan mendengar para ustadz mengatakan puasa perlu pengendalian, Pengendalian terbaik menurut ilmu puasa adalah pengendalian sendiri (selfcontrol). Berbeda dengan ibadah lainnya, puasa paling sulit diketahui. Sulit membedakan orang berpuasa atau tidak.Tapi anehnya orang yang melanggar aturan puasa, akan merasa tidak berguna untuk melanjutkan puasanya lagi, karena hanya akan menipu diri sendiri itulah kekuatan self control. Manajemen sistem pengendalian sudah dibuat melekat dalam organisasi secara internal yang dulu disebut waskat. Dalam birokrasi pemerintah, ada pengawasan yang dilakukan oleh atasan langsung, misalnya di lingkungan Kanwil Kementerian Agama. Pengawasan yang paling baik dan efesien tetap pengawasan yang dilakukan oleh diri sendri (self-control) seperti ilmu puasa. Dengan begitu tidak dibutuhkan lagi unit khusus yang namanya pengendalian (controling) dari pihak lain. Jika kita sudah belajar dari puasa yang kita lakukan satu bulan penuh nanti. Selanjutnya dalam puasa hal yang sangat disenangi dan ditunggutunggu adalah saat-saat berbuka. Kegiatannya adalah makan dan minum yang tadinya dilarang. Dalam ilmu manajemen, ini yang dinamakan reward system. Meskipun reward yang hakiki nanti di hadapan Allah Swt, namun sebagai manusia hasil kerja yang langsung terasa ini akan memberi rasa bahagia yang luar biasa, yang tidak akan dirasakan oleh orang yang tidak berpuasa, meskipun makan pada saat yang sama dan saling berdampingan. Dalam ilmu manajemen, perubahan ini juga sering disebut quick win, selebrasi segera terhadap hasil capaian Ini juga memberi isyarat bahwa ketika seorang pemberi kerja memberi imbalan kepada karyawannya maka hendaklah ditunaikan sesegera mungkin. Idul Fitri Idul Fitri bukan sekadar mengenakan sesuatu yang baru, pakaian baru, gorden baru misalnya. Nabi SAW bersabda, bahwa Idul Fitri bukan dengan pakaian yang serba baru, tetapi bagaimana ketakwaan dan keimanan kita bertambah. Kebiasaan Kita di saat lebaran membeli pakaian baru kepada anak istri, jadikanlah sebagai simbol suatu inovasi untuk kembali kepada semangat kemajuan dan ketakwaan kita kepada Allah. Momentum Idul Fitri memiliki makna kembali kepada fitrah. Kembali yang dimaksud adalah kembali pada kehidupan yang lurus. Menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, makna fitrah ada tiga, yakni fitrah kepada kebenaran yang menghasilkan ilmu, fitrah kepada kebaikan yang menghasilkan etika, dan fitrah kepada keindahan yang menghasilkan seni. Perpaduan antara ilmu, etika, dan seni itulah yang membuat hidup kita menjadi utuh, damai, dan tertib. Ilmu manajemen sering didefinisikan the art (seni) dalam mengelolaan untuk mencapai tujuan. Monitoring dan evaluasi adalah hal yang harus dilakukan dalam sebuah acuan dan akhir kegiatan untuk melakukan Plan selanjutnya. Maka Idul Fitri adalah terjemahan bagaimana kita melakukan evaluasi untuk dapat mempertahankan kebiasaan dan komunikasi sosial kita serta mengikat pengendalian diri kita menuju ke jalan yang diridhai oleh Allah Swt. Maha Besar Allah yang telah memberikan petunjuk bagi orang-orang yang mau berpikir kebesarannya.[]

Quo Vadis MTQ Mukhsinuddin MS, S.Ag, MM

Guru Madrasah Terpadu Samatiga, Kemenag Aceh Barat Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional ke 24 di Ambon sukses, dibuka oleh Presiden SBY (8 Juni) dan ditutup oleh Wapres Boediono (5 juni 2012). Presiden memberikan apresiasi kepada masayaraakat Ambon, karena di samping umat Islam yang ikut dalam perhelatan tersebut, juga di ikuti oleh agama-agama yang lain demi susksesnya MTQ Tingkat Nasional. Acara berjalan dengan tertib dan lancar, tidak menimbulkan masalah berarti. Sekalipun ada masalah, dapat dimusyawarahkan oleh panitia dan ofesial itu sendiri. Semua peserta yang hadir dari 33 provinsi ingin sebagai yang terbaik, dan Aceh bukan yang terbaik (belum masuk 10 besar pun). Perlu pembinaan Maka yang perlu mendapat perhatian kita, lebih serius Pemerintah Aceh, Dinas Syariat, Kemenag Aceh, dan LPTQ Aceh. Mungkin kurangnya gema atau gaung MTQ tingkat Nasional itu di tengah masyarakat kita, sehingga kita melihat kurangnya partisispasi masyarakat dalam meberikan dorongan, motivasi, bahkan doa, kepada pembinaan dan kepada kafilah Aceh ini. Dari itu sosialisasi MTQ perlu digemakan kembali di tengah-tengah masyarakat, umat Islam di Aceh terlihat minat masyarakat menurun. Terlebih kalangan remaja semakin sedikit. Kalau semakin banyak remaja Islam dewasa ini yang tidak bisa atau buta aksara Alquran, itu barangkali akibat dari kurangnya perhatian para ulama, perhatian orang tua dan kalangan guru agama, serta kampus-kampus agama seperti IAIN dan STAIN, dan kita, yang ada di Aceh. Jadi mutlak diperlukan upaya yang serius untuk membangkitkan kembali semangat umat Islam menyukseskan dalam pembinaan MTQ agar kecintaan terhadap Al-Quran dan syariat Islam semakin tebal dan mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memasyarakatkan Alquran, membacanya saja sudah mengalir pahala. Apalagi kalau diimplementasikan dalam kehidupan yang islami. Pun dengan menggemakan MTQ tercipta masyarakat yang islami, terlahir qari dan qariah yang andal membawa harum nama daerah Aceh itu sendiri. Bahkan dalam dua tahun yang lalu, Aceh belum juga masuk dalam 10 besar tingkat Nasional, dan di bawah Provinsi Papua, yang memilukan kita bagi Aceh yang bersyariatkan Islam. Jadi, quo vadis (ke mana arah) MTQ Aceh? Mari kita gemakan bacaan Al-Quran dengan menghidupkan kembali pengajian di rumah-rumah, atau masjid-masjid, madrasahmadrasah, dan mushalla-mushalla. Gemmar Mengaji Menteri Agama, Drs. H. Suryadarma Ali, M.Si, telah mencanangkan program Gerakan Masyarakat Maghrib (Gemmar) Mengaji, bagi masyarakat Aceh, dan nasional. Menyahuti program Gerakan Nasional, yang dicanangka pada awal tahun yang lalu, sebagai langkah untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan persoalan yang terjadi saat ini terutama dalam tantangan pergerakan aliran sesat. Berbagai macam aliran sesat dan sempalan di Indonesia ini tidak lepas dari kekosongan dakwah dan pembinaan masayarakat dalam Gemmar Mengaji. Revitalisasi pendidikan agama berbasis keluarga, sekolah/madrasah, dan masyarakat perlu berkesinambungan. Maka program gerakan ini mulia, untuk pembinaan masayarakat dalam pembinaan untuk belajar Alquran dan pemahamannya. Serta mencegah masuknya pemikiran dan

paham ajaran sesat bagi generasi muda di Aceh. Maraknya perkembangan aliran sesat di Aceh, juga karena lunturnya budaya keagamaan yang diwariskan oleh para pendahulu kita. Orang tua dan juga anak-anak lebih mementingkan nonton sinetron dan waktunya penuh di kafe-kafe ketimbang mengajil. Kita tidak bisa merasa cukup dengan pengajian di madrasah, sekolah, dayah, dan TPQ saja, para orang tua harus berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya, khususnya pada momen maghrib yang banyak berkeliaran setan itu. Di rumah Para ahli pendidikkan mengatakan tripusat pendidikan itu sangat berperan dalam mengantisipasi berbagai hal dan fenomena dari pendidikan itu sendiri: sekolah, rumah tangga, dan masyarakat. Para peserta didik yang IQ tinggi dan pendidikan intelektual yang unggul, tidak banyak memberi manfaat, jika mereka tidak dibekali visi, serta basis intelektual yang kokoh bersama lingkungannya. Pendidikan Agama yang ditranfer pendidik kadangkala nyaris tidak efektif ada selama ini, sebenarnya tak lebih dari sekadar pelajaran menghafal dengan materi agama. Ini berakibat sangat fatal terhadap perkembangan religiusitas --lebih kusus lagi spiritualitas-- peserta didik. Gara-gara penamaan pelajaran menghafal sebagai pendidikan agama, peserta didik mengalami despiritualitas yang menyedihkan. Peran orang tua untuk menyuruh anaknya mengaji di rumah setelah shalat maghrib sangat penting sekali. Sebab, ketika orang tua berkumpul dan bersama-sama anak di rumah, itu merupakan proses pendidikan karena ada transfer ilmu pengetahuan saat mereka berinteraksi. Prof. Dr. Zakiah Darajat, menulis bahwa anak sejak dini dibekali dan ditanamkan nilai-nilai agama (ad-din) dalam jiwa mereka, sehingga dalam pertumbuhannya mereka mampu akan membawa kearah yang positif. Agama yang ditanamkan sejak dini kepada anak, merupakan bagian dari unsur kepribadiannya, dan akan bertindak dan bersikap sebagai filter dalam menghadapi segala keinginan dan dorongan yang timbul. Dengan keyakinan agama itu mereka akan mengatur tingkah laku dan sikapnya secara otomatis dari dalam, mereka akan takut melakukan dosa yang meraka buat dan takut dari gerakan-gerakan yang menyalahi dari aturan ajaran Islam, aplikasi iman dalam jiwanya sehinnga tidak melakukan dan melanggar ketentuan Allah Swt, dan norma-norma kemasyarakatan. Dalam kacamata agama, anak itu berkembang menurut didikan orang tuanya, dan orang tua yang bijak tentu mengarahkan anaknya ke arah yang lebih baik (hasanah). Filosof Islam, Ibnu Al-Jauzi menulis bahwa perhatian terhadap pembentuakan jiwa anak, serta pendidikan budi pekerti yang tinggi wajib dimulai dalam keluarga. Kalau anak-anak dibiarkan secara bebas akan membawa kehidupan yang kurang baik, sehingga sukar untuk mengembalikan ke jalan lurus. Orang tua dan pendidik menyadari bahwa dalam pembinaan pribadi anak itu diperlukan pembiasan (habitual) dan latihan (drill) yang sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena kebiasaan itu akan mebentuk sikap tertentu bagi anak, akhirnya mereka akan menjadi mantap dalam segala hal yang menyangkut dengan pribadinya, komunikasi, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak akan membawa dampak yang positif. Maka Gerakan Maghrib Mengaji yang telah diprogramkan, perlu kita dukung dan syiarkan serta budayakan kembali dalam lingkumgan masyarakat muslin di Aceh, dengan berbagai penyuluhan dan dakwah dalam masyarakat kita.[] Santunan

Mei 2012

41

Nilai Pernikahan, Agung? Shaifuddin Fuady

Kepala KUA Kec. Syamtalira Aron Kab. Aceh Utara

Pernikahan, gerbang memasuki dunia baru dalam berumah tangga. Untuk menciptakan generasi baru, harus dilalui dengan tahapan pernikahan. Kehidupan bermasyarakat tidak akan lepas dengan yang namanya rumah tangga. Baik masyarakat, ditentukan oleh baiknya institusi mini itu. Namun, awal mula terjadinya suatu perkembangan atau berlanjutnya suatu generasi adalah dengan suatu ikatan yang memang ada ketentuannya, yaitu fiqh munakahat (perkawinan). Perkawinan sendiri tidak bisa lepas dengan apa yang disebut adat ataupun hukum positif lainnnya, yang berkembang di suatu negara. Masalah perkawinan di Indonesia merupakan suatu hal yang memerlukan tatanan yang dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat yang ada. Oleh karena itu tanpa ada pedoman yang mengikat, tentu banyak pelanggaran dalam pelaksanaan perkawinan. Di Indonesia ada beberapa hukum yang mengatur tentang perkawinan. Menurut UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1, “Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Sedangkan perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaaqan ghaliizhan, untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah, yang bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (Pasal 2 dan 3 KHI --Kompilasi Hukum Islam). Perkawinan itu sangat penting sehingga harus dilakukan, karena perkawinan itu juga merupakan suatu kehendak kemanusiaan serta pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk itu perkawinan harus dilakukan secara sah agar dapat melakukan hubungan secara terhormat dan halal, serta dapat diharapkan memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat, sehingga kelangsungan hidup di dalam keluarga dan keturunannya dapat berlangsung terus secara bersih dan jelas. Allah memberikan naluri (kodrat) kepada semua makhluknya termasuk manusia, yaitu naluri untuk mempertahankan hidupnya dan mengembangkan jenis atau keturunannya. Setelah manusia mulai dewasa maka timbul dalam dirinya dorongan nafsu untuk mengadakan hubungan dengan lawan jenisnya (perkawinan), agar hubungan tersebut tidak menimbulkan pertentangan serta berjalan secara harmonis, maka agama mengaturnya dalam hukum perkawinan. Perkawinan mengandung aspek akibat hukum, melangsungkan perkawinan ialah saling mendapat hak dan kewajiban serta bertujuan mengadakan hubungan yang dilandasi tolong menolong. Meskipun masalah perkawinan telah diatur secara tegas baik di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun di dalam hukum agama, namun kenyataannya di dalam masyarakat masih banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan, misalnya melakukan hubungan suami isteri sebelum terikat tali perkawinan, sehingga terjadi kehamilan di luar nikah. Masalah hamil di luar nikah kini semakin menggejala di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini merupakan penyimpangan, baik dalam pandangan ajaran agama maupun aturan yang berlaku di masyarakat. Pergaulan bebas pemuda pemudi seperti yang terjadi zaman sekarang, sering membawa kepada hal-hal yang tidak kita kehendaki, yaitu terjadinya hamil di luar nikah. Banyak media masa yang meliput

42

Santunan Mei 2012

hal seperti ini, yang sangat menarik untuk kita telaah bersama sebagai bahan introspeksi diri agar kita tidak terjerumus kepada hal-hal yang demikian. Sudah menjadi kodrat manusia hidup di dunia, tidak dapat dipisahkan dengan nafsu seksual, karena proses diciptakannya manusia dilengkapi dengan nafsu tersebut. Akan tetapi manusia tidak dapat begitu saja melakukan hubungan seksual secara bebas, sebab terdapat lembaga yang mengaturnya, yaitu lembaga perkawinan. Dengan lembaga perkawinan dimana, pernikahan dianggap sah, pergaulan antara pria dan wanita sebagai suami isteri dapat terjalin secara psikis dan emosional sehingga dapat tercapai sesuai fitrah dan kodrat insani. Perkawinan yang didasarkan atas perhitungan dan perencanaan yang kurang matang baik dari segi kedewasaan usia, kematangan berfikir, persiapan mental dan fisik serta penyediaan sarana dan prasarana, tidak menjamin untuk memperoleh kebahagiaan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Maka dari itu, masalah penentuan batas batas umur untuk melangsungkan perkawinan memanglah sangat penting, karena suatu perkawinan disamping menghendaki kematangan biologis juga kematangan psikologis. Nilai sebuah pernikahan Islam melarang hubungan seksual yang menyimpang (terlarang) salah satunya seperti zina. Zina adalah perbuatan kotor dan keji yang tidak bisa diterima akal dan dilarang oleh semua agama. Ia menimbulkan dampak negatif yang sangat kompleks, antara lain ketidakjelasan garis keturunan, terputusnya ikatan hubungan darah, kehancuran penyebaran virus, dan sebagainya. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan melestarikam hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya yang positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan. Allah tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya yang hidup bebas mengikuti nalurinya dan berhubungan secara anarkhi tanpa aturan. Demi menjaga kehormatan dan martabat kemuliaan manusia, Allah mengadakan hukum sesuai dengan martabatnya, sehingga hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat dan berdasarkan rasa saling meridhai, dengan upacara ijab kabul sebagai lambang adanya rasa ridha-meridhai, dan dengan dihadiri dengan para saksi yang menyaksikan bahwa pasangan lakilaki dan perempuan itu telah saling terikat. Bentuk perkawinan ini telah memberikan jalan yang aman pada naluri seks, memelihara keturunan dengan baik, dan menjaga kaum perempuan agar tidak laksana rumput yang bisa dimakan oleh binatang ternak dengan seenaknya. Inilah nilai dari sebuah perkawinan, maka untuk mencapai nilai mulia tersebut, dibutuhkan berbagai ‘pengorbanan’ dari pihak yang menghendaki nilai tersebut. Di samping itu juga harus tersedia lembaga yang mengatur, mengelola dan melaksanakannya. Di Indonesia, lembaga tersebut adalah Kantor Urusan Agama, yang dinobatkan sebagai khadimul ummah. Jadi, bukan berurusan dengan kadhi liar, yang berujung pada kian merendahkan nilaai pernikahan.[]

Menjadi Pemimpin Dunia Akhirat

Fauziah Usman

mengabdi pada MAN Model Banda Aceh

Pemimpin merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap suatu kelompok, lembaga ataupun suatu tepat. Dalam strata kehidupan, pemimpin adalah orang yang dipercayakan dan diberi tanggung jawab untuk memegang suatu tampuk kekuasaan. Mulai dari presiden sebagai kepala negara atau raja, gubernur, walikota, bupati, camat, kepala desa, kepala rumah tangga, dan pemimpin yang paling kecil adalah pemimpin bagi diri sendiri. Kepemimpinan yang kita pegang akan diminta pertanggungjawaban di dunia maupun di akhirat kelak. Banyak contoh yang bisa kita jadikan pelajaran dari tokohtokoh yang memimpin dunia, karena melupakan amanat sebagai pemimpin dan berlaku dengan semena-mena kepada rakyatnya hingga menerima akhir kehidupan dengan tragis. Nicaloe Ceasuseu, presiden Rumania yang dikenal sebagai raja zalim, otoriter dan diktator dalam menjalankan kepemimpinannya. Tentara rahasianya digunakan untuk memata-matai setiap gerakgerik kehidupan rakyatnya. Namun semua itu harus berakhir dengan tragis, ketika rakyat tak sanggup lagi menerima kezaliman sang diktator, dia dan istrinya diseret oleh rakyat sendiri. Kematiannya harus dialami secara tragis. Ferdinad Marcos di Filipina, memulai karier sebagai pengacara gemilang hingga menjadi tumpuan harapan bangsa. Kemudian dipercayakan oleh rakyat sebagai pemimpin mereka. Setelah memerintah beberapa dekade, ia melupakan kepercayaan rakyatnya dan digulingkan oleh istri lawan politik yang telah dibunuhnya. Bahkan setelah mati pun jasadnya sempat ditolak dimakamkan di Filipina. Begitu juga halnya dengan Estrada yang sebelumnya terkenal dengan bintang film paling dipuja, ketika mendapat mandat memimpin negara melupakan amanat rakyat sehingga harus meninggalkan tampuk kekuasaan dengan cara tak terhormat. Thaksin Shinawatra perdana menteri Thailand, mengalami hal yang sama, dia terjungkal dari jabatanya karena dikudeta oleh lawanlawan politiknya. Mungkin kita tidak usah jauh-jauh keluar sana untuk melihat contoh, Indonesia yang sebagai negara yang kita cintai pernah mengalami ketidakpercayaan kepada kepemimpinan seorang Soeharto, kekuasaan selama 32 tahun tumbang di tangan rakyat. Inilah pertanggungjawaban yang diminta di depan manusia. Malapetaka di dunia yang menimpa pemimpin, baik itu pemimpin sebagai kepala negara ataupun tingkat yang paling rendah sebagai pemimpin dalam rumah tangga disebabkan oleh kebijakan yang tidak bijaksana. Ke-ego-an seorang pemimpin adalah tidak mau menerima saran atau kritikan dari orang lain, apalagi dari bawahan. Diskomunikasi antara seorang pemimpin dengan bawahan membuat sikap saling curiga dan pada akhirnya akan timbul ketidakpercayaan kepada pimpinan. Apalagi ada sikap pemimpin yang tidak mau menerima saran. Bila ada bawahan yang memberi masukan dianggap sebagai pembangkangan, ujung-ujungnya adalah pemutusan hubungan kerja secara sepihak. Jika demikian adanya, jangan berharap banyak akan adanya simpati dari bawahan. Di depan kita para bawahan akan patuh semuanya, sedangkan di belakang kita mereka akan mencaci maki dari ujung kaki sampai ujung rambut. Bahkan sampai mati pun akan

dikenang sebagai pemimpin yang kurang baik. Pidato Khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq ra. ketika dilantik menjadi pemimpin ummat setelah wafat Rasulullah SAW hendaknya dapat menjadi contoh bagi kita dalam menjalankan amanah sebagai pemimpin dan intinya bisa dijadikan pijakan untuk memilih profil seorang pemimpin yang baik dunia akhirat. Isi pidato tersebut sebagaimana penulis kutip di Era Muslim diterjemahkan sebagai berikut, “Saudara-saudara, Aku telah diangkat menjadi pemimpin bukanlah karena aku yang terbaik di antara kalian semuanya, untuk itu jika aku berbuat baik bantulah aku, dan jika aku berbuat salah luruskanlah aku. Sifat jujur itu adalah amanah, sedangkan kebohongan itu adalah pengkhianatan. ‘Orang lemah’ di antara kalian aku pandang kuat posisinya di sisiku dan aku akan melindungi hak-haknya. ‘Orang kuat’ di antara kalian aku pandang lemah posisinya di sisiku dan aku akan mengambil hak-hak mereka yang mereka peroleh dengan jalan yang jahat untuk aku kembalikan kepada yang berhak menerimanya. Janganlah di antara kalian meninggalkan jihad, sebab kaum yang meninggalkan jihad akan ditimpakan kehinaan oleh Allah Swt. Patuhlah kalian kepadaku selama aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada kewajiban bagi kalian untuk mematuhiku. Kini marilah kita menunaikan shalat semoga Allah Swt melimpahkan Rahmat-Nya kepada kita semua.” Dari pidato tersebut dapat di ambil beberapa poin mengenai sifat kepemimpinan beliau antara lain: Pertama, sifat rendah hati; Kedua, Sifat terbuka untuk dikritik; Ketiga, sifat jujur dan memegang amanah; Keempat, sifat berlaku adil; Kelima, komitmen dalam perjuangan; Keenam, bersikap demokratis dan terakhir, berbakti dan mengabdi kepada Allah. Bagaimana dengan gaya kepemimpinan pemimpin kita sekarang? Tentunya semua kita sudah merasakan sendiri bagaimana kebijakan yang dijalankan. Mungkin kita juga tak bisa menyalahkan mereka semua atas semua yang terjadi selama ini. Kepemimpinan yang didapatkan hari dengan cara melakukan berbagai kampanye. Tentunya cukup banyak dana yang harus dikeluarkan untuk meyakinkan masyarakat agar memilih dirinya. Jabatan yang didapat dengan mengeluarkan banyak uang untuk mendekati pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam memuluskan jalan menuju tampuk kekuasaan. Ketika jabatan atau kekuasaan sudah di tangan, program yang pertama diprioritaskan adalah bagaimana cara mengembalikan modal yang sudah dikeluarkan. Sedangkan program kesejahteraan rakyat merupakan program yang ke sekian. Para Kepala Daerah sudah dilantik dan kita saksikan realisasi janji-janjinya. Para kandidat sedang gencar-gencarnya melakukan kampanye. Baik kampanye secara terang-terangan ataupun kampanye secara tersamar. Slogan, janji-janji ke depan jika terpilih menduduki jabatan tertentu terus berhamburan dari sang calon. Tujuan utama adalah bagaimana cara memikat hati masyarakat agar memilih mereka. Apakah janji tersebut ditepati atau hanya tinggal janji. Yang jelas cukup banyak sudah rakyat tertipu dengan mulut manis para politikus. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya ya terserah gue. Wallahu a’lam bish shawab. Santunan

Mei 2012

43

Mendengar Itu Amanah Safrina Maken

Guru MIN Teupin Raya, Kec. Glumpang Tiga, Kab. Pidie

Ketika kita sedang mengalami masalah, terlau berat rasanya untuk dipendam sendiri. Dunia serasa sempit, hidup tiada arti lagi. Di tengah kegalauan atau kegundahan jiwa, emosi sering tidak terkontrol. Semua perasaan tercurahkan bagi yang mau mendengar. Bagi anda pendengar yang baik. Ya ada baiknya anda menjadi pendengar yang baik. Berusalah memberikan keteguhan, jalan keluar, dan solusi yang bijaksana. Tidak semua orang bisa menjadi pendengar yang baik, apalagi memberikan sebuah jalan keluar yang membuat seseorang terlepas dari masalahnya. Jadi bagi seorang yanga ada masalah (keluhan) cobalah mengendalikan diri walaupun emosi sering mendorong kita untuk menceritakan semua uneg-uneg hanya sekedar ingin menghilangkan beban di kepala dan memuaskan hati yang sedang dirundung kemarahan, kesedihan, dan kegalauan. Carilah seseorang yang bisa mendengarkan anda. Dan tanyakan, berikan pernyataan pada hati nurani anda bahwa dia adalah orang tepat untuk mendengarkan keluhan anda dan dia bisa memberikan sebuah solusi yang bijaksana, bukan malah sebaliknya. Sering seseorang yang sedang tertimpa masalah, misalnya seorang istri menghadapi masalah dengan suami, seorang menantu mengalami masalah dengan ibu mertua. Masalah yang dialami hanya masalah kecil dan hanya emosi sesaat seorang menantu bermasalah dengan ibu mertua. Seorang menantu lupa mengunci pintu tadi malam saat akan tidur. Ketika subuh menjelang ibu mertua bangun untuk menunaikan shalat subuh. Dilihatnya pintu depan tidak terkunci dan agak sedikit renggang. Ibu mertua mengomel dan menanyakan kepada suami, anak, dan anggota keluarga yang lain siapa yang paling terlambat tidur dan tidak mengunci pintu. Sampai ditemukan sebuah jawaban siapa yang tadi malam yang telat tidur. Dialah anak menantu, istri dari anak laki-lakinya yang tinggal bersamanya selama sudah setahun ini. Permasalah belum sampai disitu ternyata yang mungkin bisa kita anggap adalah masalah kecil malah menjadi sebuah bumerang bagi si menantu. Ibu mertua sering menyindir dan tidak mempercayai lagi. Sang menantu jadi sakit hati. Saat diceritakan pada suami, suami malah menyalahkan. Menceritakan pada keluarga sendiri, keluarga tidak ada disisi tetapi jauh di daerah lain. Yang dikenal hanyalah tetangga dekat rumah. Awal tetangga memancing bagaimana keadaannya. Emosi terpancing. Bom waktu meledak. Semua uneguneg tercurah keluar sampai hati menjadi lega dan malampun tertidur nyenyak. Mentari bersinar dengan cerahnya. Sebuah berita panas dibicarakan satu sampai dua kampung, mengalahkan berita Silet pernikahan artis, menantu menyanyikan lagu rindu sambil menyapu daun jambu yang jatuh di halaman. Ibu mertua pulang dari wiridan dengan muka biru. Menantu menegur seperti biasa walau dalam hati ada sedikit terganjal sebuah pertanyaan “Apa yang sedang terjadi dengan ibu mertuaku, kelihatan dia seperti orang marah.” “Ibu...!” menantu menegur diiringi sebuah senyuman. Bukan

44

Santunan Mei 2012

jawaban yang diterima melainkan sebuah tamparan dan cacian. Belum sampai di situ saja, ibu mertua masuk dan kemudian keluar lagi dengan barang dan beberapa potong baju di tangannya. Semua barang dan baju menantu dilempar ke halaman. Menantu diusir. Pertama menantu kebingungan tidak tahu permasalahannya kemudian dia menemukan jawaban dari omelan sang mertua. Menantu menangis, sedih. Suami pulang, melihat istri duduk bersimpuh di halaman sambil memeluk baju dan barang-barangnya. Suami ikut terkena sumpah serapah sang bunda. Tidak ada jalan keluar bagi suami ingin membela istri, modal tidak ada, hidup hanya menumpang pada orang tua. Tidak ada pekerjaan tetap. Ingin membela orang tua, kasihan istri tidak punya siapa-siapa. Masalah di atas hanyalah sebuah kisah dari sekian banyak kisah yang terjadi di dalam masyarakat. Masalah kecil menjadi persoalan besar hanya karena gara-gara salah memilih pendengar. Tahukah anda? Ketika anda memposisikan diri menjadi pendengar berarti anda sedang mengemban sebuah amanah. Amanah untuk menyimpan rahasia si pembicara, dan amanah memberi serta menyelesaikan sebuah persoalan. Allah menganugerahi kita satu mulut, dua telinga: sedikit bicara, banyak mendengar. Amanah, masih banyak yang memahaminya secara sepotongpotong. Allah Swt berfirman, “Wahai orang-orang beriman, jangan kalian mengkhianati Allah dan Rasul. Juga, jangan mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kalian, sementara kalian mengetahuinya,” QS. Al-Anfal 27. Kita semua mengetahui bahwa kebalikan dari sikap amanah adalah khianat kita membenci sikap khianat dan kita tidak mau dikhianati. Amanah adalah sesuatu yang berat, tidak mudah menjaga sebuah rahasia seseorang yang kita ketahui juga merupakan sebah amanat. Nabi Saw, bersabda, “Jika seseorang berbicara sesuatu, lalu dia menoleh maka itu adalah amanah,” (H.R. Abu Daud). Mari kita analisa hadist di atas. Jika ada dua orang berbicara, lalu salah satunya menoleh ke kiri dan ke kanan, untuk meyakinkan bahwa tidak ada orang yang mendengar, maka dengan menoleh tersebut berarti pembicaraannya menjadi amanat. Namun kenyataannya banyak orang yang menyebarluaskan berbagai rahasia. Alasan, dia tidak mengatakan kalau ini rahasia. Pembicaraan suami istri adalah amanah dan ini merupakan yang istimewa pasangannya patut merahasiakan pembicaraan pasangannya walaupun ketika sudah bercerai, pasangan tidak boleh mengungkapkan rahasia sebenarnya. Banyak kita mendengar sang suami berkata, “Dulu dia pernah begini dan begitu,” dia tidak menyembunyikan rahasia. Hal yang sama juga dilakukan istri. Bukan ketika bercerai saja ini terjadi. Ketika sedang bermusuhan juga sering terjadi. Sekarang kita coba introspeksii, kita bertanya, apakah kita sudah menjadi seorang pendengar yang baik? Sudahkah kita bisa menyimpan rahasia orang lain? Sekarang marilah kita menjadi pendengar yang baik yaitu pendengar yang amanah, yang mendengar dengan ‘dua daun telinga’, perhatian, dan fokus.[]

Perempuan bukan Sekadar Hiasan

Hj. Hafnizar (Ummi Nanda)

MATA UMMI Aceh

Berjalan masa dan berganti waktu, saat demi saat berganti, melihat perkembangan zaman yang serba modern, betapa larutnya manusia dalam tipu daya dan keinginan-keinginan. Sampai meletakkan derajat dan kemuliaan perempuan pada tahap paling rendah atau hina dina. Hampir kembali berputar ke zaman Jahiliyah, yang pada saat itu perempuan hanya sebagai barang dagangan dan pemuas nafsu belaka. Hakikat lahirnya perempuan adalah karena cinta Allah kepada hamba-Nya, memberi apa yang dibutuhkan untuk melengkapi dan menyempurnakan fitrahnya seorang laki-laki, yaitu Adam. Dunia pun berseri dan bersemi dengan diciptakan Hawa. Melalui nash dan sejarah tidak dapat di pungkiri, bahwa kemuliaan perempuan diberikan Allah Maha Pencipta dan Pemelihara, cinta dan kasih kepada perempuan, Namun kehidupan yang serba modern, derajat dan kemuliaan yang telah di berikan dan di tinggalkan Nabi Muhammaf Saw, disia-siakan. Benar dalam hadits Rasulullah disebutkan, bahwa golongan yang banyak masuk neraka adalah perempuan. Tapi perempuan pun mudah masuk syurga dengan menjaga diri dari hal hal yang membawa fitnah, menghiasi diri dengan kebaikan dan tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari hari. Karena kehidupan merupakan cermin raksasa untuk berkaca diri. Rawut wajah yang cantik dan lekuk tubuh yang menarik, suara yang lembut, senyum yang indah bagaikan delima mekkah, jangan digunakan pada jalur yang salah. Larangan dan perintah untuk menjaga dan memelihara keindahan tubuh bukan untuk menyusahkan atau mendiskriditkan perempuan, akan tetapi untuk menjaga supaya tidak timbulnya fitnah. Dalam hadis-hadis Rasululluh saw, telah ditegaskan secara terperinci dan jelas tentang perempuan, maksud dalam hadis bukanlah perempuan itu jahat, tetapi melalaikan laki-laki dan membawa laki-laki melakukan atau memanfaatkan perempuan untuk hal-hal terlarang, Antara laki-laki dan perempuan dapat memotivasi sexual, penampilan perempuan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki dapat menimbulkan syahwat laki-laki. Bahkan suara pun dapat mempengaruhi dan menggoncang dunia. Di situ pun ada fitnah yang menanti yang bisa menundukkan laki-laki dalam berbicara. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an secara jelas, di antaranya mengingatkan, supaya berhati-hati terhadap perempuan. Maksudnya adalah sesungguhnya istri-istri kamu dan anak-anak kamu menjadi musuh bagi kamu. Oleh karena itu awasilah dan peliharalah terhadap mareka. Islam melarang suara-suara perempuan yang menggoda dan memicu syahwat laki-laki. Islam menyebutkannya dengan khudhu' bil qauli, yaitu menundukkan laki-laki dengan ucapan dan perkataan. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam surat AlAhzab ayat 22.

Perempuan itu sangat mulia dan akan berhasil apabila meningkatkan potensi dan kualitas diri, karena Islam sama menghargai laki-laki dan perempuan, bukan hanya sebagai hiasan dan kecantikan atau fitnah, tapi perempuan merupakan ujung tombak dalam membawa Aceh bermartabat ke depan, yang sejalan dengan syariat Islam, menjaga diri dengan berprilaku sopan baik dalam penampilan maupun dalam tingkah laku sehari-hari, bisa memposisikan diri sebagai istri yang baik, ibu bagi anak-anak yang merupakan penerus generasi dan sebagai hamba Allah yang bertakwa.

Di sini laki-laki pun harus memahami bahwa perempuan dan hiasan bagi dirinya adalah istri. Tidak terpengaruh dengan lunaknya suara perempuan yang lain. Betapa ramai tokoh-tokoh dunia yang terbawa fitnah perempuan, karena kelembutan suara perempuan lain, ia melupakan istri dan anak-anaknya. Bahkan ada suami yang menghabiskan uang untuk menyenangi perempuan lain, dan ada pula orang yang kandas dalam karirnya, karena perempuan. Justru itu perempuan merupakan tiang negara dan laki-laki pun pemimpin dalam rumah tangga maka berhati-hatilah memposisikan diri dalam masa globalisasi dan modernisasi yang harus diseleksi dengan iman dan taqwa. Perempuan itu sangat mulia dan akan berhasil apabila meningkatkan potensi dan kualitas diri, karena Islam sama menghargai laki-laki dan perempuan, bukan hanya sebagai hiasan dan kecantikan atau fitnah, tapi perempuan merupakan ujung tombak dalam membawa Aceh bermartabat ke depan, yang sejalan dengan syariat Islam, menjaga diri dengan berprilaku sopan baik dalam penampilan maupun dalam tingkah laku sehari-hari, bisa memposisikan diri sebagai istri yang baik, ibu bagi anak-anak yang merupakan penerus generasi dan sebagai hamba Allah yang bertakwa. Apapun profesi yang diraih sebagai seorang perempuan tidak mulia dan gagal apabila tidak menghiasi dirinya dengan akhlakul karimah, berlaku santun dan menampakkan sifat keibuan. Dengan amal ibadah di bulan suci Ramadhan, dan usai puasa, dari Syawal hingga Sya’ban, marilah kita mengintropeksi diri agar menjadi mulia dan berharga.Wallahua’lam.[] Santunan

Mei 2012

45

BAHASA Bahasa di Aceh Juli 2012 Bahasa Indonesia

Bahasa Aceh

Bahasa Gayo

Bahasa Aneuk Jamee

Bahasa Alas

Bahasa Bahasa Lamamek Devayan Simeulue Simeulue

Bahasa Singkil

Bahasa Pak-pak Bahasa Boang Singkil Tamiang Hulu

Bahasa Kluet

gadis

dara

beberu

gadih

bujang

afuyufuyu

gadi

anak menguda

simenguda

gadih

perawan

bujang

lajang

bebujang

bujang

anak khu

pemuda

lajang

anak pakhana

anak pekhana

lajang

ngudo

anak

aneuk

anak

anak

anak

nono

anak

anak

anaq

anak

anak

ayah

du/ku/ayah

ama

ayah

awok

bapak

iya/bapak

wapak

bapak

abah

apuk

ibu

ma/mak

ine

umak

ame

umak

emak

umak

umak/inang

emak

muk

om/ paman

apa/abua

pun/cik/ paman

mamak

mame

bapa

bapa/ mamak

maktuan/ mamak

penguda/ puhun

pakcik

mamo

tante

macut/ mabit

ngah/ibi

etek

apun

ine'i

etek/ehed

awo/mak uning

nembekhu

ibuk

puhun

adik

adoe

engi

adiak

enggek

adik

adek

adik

adik

adek

ngi

abang

aduen

abang

abang

abang

gia a lk

wo/enga/ encu

ogek

ogek

abang

dak

kakak

a

aka

kakak

kake

gia a pr

uning/ kakpek

uning

uning

kakak

akak

keponakan

aneuk kumuen

until

kamanakan

bakhe

alime'e

amanaan

anak senina

nanak

kemanaan

bebere

cucu

cuco

kumpu

cucu

kempu

mogu

mumbo

kempu

kempu

cucu

kempu

ustad

teungku

tengku

tuangku

tengku

dengkuk

ustad

ustad

muallim

ustadz

ustae

duda

duda

balu

duda

balu

ifafalu lk

dudo

duda

jando

dudo

surut bujang

janda

balee

balu

jando

balu

ifafalu pr

jando/ sifafalu

jando

jando/ simekhanda

balu

balu

rumah tangga

rumoh tangga

tempat

rumah tanggo

khumah tngge

keluarga

rumah tangga

rumah tangga

khumahtangga

ghumah tanggo

rumah tanggo

menantu

meulintee

kile/ pemen

minantu

kelee/ pemain

umene

ammen

kela/ pormen

kela/pekhmain

menantu

kelo

bayi

aneuk manyak

budak

bayi

anak cuut

ono-ono

anak itokitok

bayi

anak dukaq

buak

dodop

besan

besan

ume

bisan

besan

bei

bisan/ aten/ahal

wesan

besan

bisan

besan

kembar

keumeue

rengkop

kamba

depe

amelak

kamba

kembar

leppa

kembogh

lepo

Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Meskipun, Tetapi, Jika, Dengan, Mungkin, Kalau, Seandainya, Sesudah, Sebelum, Untuk, Seumpama, Kerena, Ini, Itu, Dari, Yang, Tahu/tau, Ya, Tidak, Lalu (kata sambung).

46

Santunan Mei 2012

BAHASA ARAB

Diasuh oleh Muzakkir, S.Ag

Santunan

Mei 2012

47

ENGLISH

Welcome Ya Ramadhan

Written by: Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum

What is Ramadhan? Ramadhan is the ninth month of the Islamic lunar calendar. Every year in the month of Ramadan, the majority of Muslims (Submitters) fast from dawn to sunset, abstaining from food, drink, and sexual relations. Those who are sick, pregnant, elderly, or traveling, can make up an equal number of days later in the year. If they are physically unable to do this, they can feed a needy person for every day missed. Fasting is two-faceted, involving the physical and spiritual aspects of Islam. Physically, Muslims abstain from eating, drinking, smoking or having any form of sexual contact from sunrise until sunset. Spiritually, Muslims refrain from negative habits, such as gossiping, cursing, lying and badmouthing others. Additionally, Muslims avoid obscene sights and sounds. The eyes must restrain themselves from looking at unlawful things. The hand must not touch or take anything that does not belong to it. The ears must refrain from listening to idle talk or obscene words. The feet must refrain from going to sinful places. In such a way, every part of the body observes the fast. Therefore, fasting is not merely physical, but is rather the total commitment of the person’s body and soul to the spirit of the fast. Ramadan is a time to practice self-restraint; a time to cleanse the body and soul from impurities and re-focus one’s self on the worship of God. The night during Ramadhan month is an extremely important night for Muslims. Because the Night of Power is such a special night, those Muslims (Submitters) who want to gain extra credit of righteousness spend the night by commemorating

48

Santunan Mei 2012

God the Almighty either in their privacy or in a mosque with other Muslims. There are also some Muslims who retreat to a mosque in the last ten days of Ramadan to take advantage of God’s blessings further and increase their faith of submission. Ramadhan is an opportunity for Muslims to cultivate a raised awareness of God the Almighty. It is a month of spiritual cleansing and reflection on past actions and a time for Muslims to think about their religious future. During this time, Muslims come together with a single objective: to serve God in accordance with His instructions and the practice of His messengers..[] Glossary: submitters (n) dawn (n) feed (v) abstain (v) refrain (v) obscene (adj) idle talk (v) sinful (adj) soul (n) impurities (n) righteousness (n) retreat (n) awareness (n) to serve (v)

: tunduk, patuh : fajar : memberi makanan : berpantang : menahan diri : cabul : omong kosong : penuh dosa : jiwa : kotoran, najis : kebajikan, kebaikan : melatih : kepedulian : mengabdi

STYLE

Tips dan Trik Mudik Lebaran Kebiasaan mudik lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan seremoni tahunan yang boleh dikatakan wajib dilaksanakan bagi orang orang yang ingin berkumpul merayakan hari spesial ini bersama sanak keluarga. Setelah sekian lama atau paling tidak setahun tidak kumpul bersama keluarga dengan berbagai alasan. Ada yang karena mencari nafkah, ada juga yang karena ikut dengan pasangan, karena menuntut ilmu di perantauan dan lain sebagainya. Mudik lebaran juga kesempatan untuk menyambung silaturahim, saling maaf memaafkan dan menghilangkan kerinduan pada sanak keluarga. Namun sebelum melakukan perjalanan mudik, ada baiknya kita mulai belajar membuat catatan kecil perjalanan yang akan dilakukan, baik itu perhitungan biaya yang akan dikeluarkan, waktu, jarak tempuh, dan mempersiapkan beberapa hal lain di antaranya: 1. Transportasi Ada beberapa alternatif transportasi yang dapat digunakan menuju dan selama di kampung halaman. Apabila Anda memutuskan menggunakan kendaraan pribadi mobil, atau motor, dan melakukan perjalanan jauh, pastikan dulu kondisi mobil atau motor Anda dalam keadaan prima. Cek semua kelengkapan standar seperti fungsi rem, kondisi ban dan ban serap, dongkrak, P3K, surat surat kendaraan, lampu dan lain sebagainya. Jika ada peralatan yang rusak sebaiknya diperbaiki dulu, demi keselamatan di perjalanan. Jika Anda memilih menggunakan kendaraan umum baik itu kendaraan laut, darat, dan udara, pesanlah tiket jauh hari sebelum hari keberangkatan. Selain memastikan ketersediaan tiket dan tempat juga mungkin bisa lebih menghemat biaya, karena umumnya menjelang berangkat harga tiket sudah mengalami kenaikan. 2. Perhatikan kesehatan fisik anggota keluarga Perjalanan mudik identik dengan perjalanan jauh yang melelahkan. Karenanya fisik harus disiapkan secara prima serta berupaya tidak sampai membatalkan puasa, meskipun bagi orang yang dalam perjalanan mendapat keringanan untuk tidak berpuasa. Lakukan beberapa hal sebelum keberangkatan. Misalnya istirahat yang cukup, banyak minum, konsumsi makanan berkarbohidrat, untuk menunda rasa lapar. Apalagi jika Anda harus menyetir sendiri tanpa menggunakan jasa supir. Jika Anda memutuskan melakukan perjalanan di malam hari maka kesiapan fisik pengemudi sangatlah diutamakan. Jika ada anggota keluarga ada yang sedang hamil, sebaiknya periksakan dulu kondisi kesehatan ibu dan kandungannya serta berkonsultasi apakah boleh melakukan perjalanan atau tidak. Apalagi jika melakukan perjalanan dengan pesawat, maka ada beberapa aturan penerbangan tentang wanita hamil yang harus dipelajari. Bila Anda yang memiliki bayi atau anak kecil, kadang saat

bepergian banyak menimbulkan kesusahan dan kerepotan tersendiri. Karenanya perlu kesiapan khusus untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan. 3. Barang bawaan Barang bawaan jangan sampai berlebihan dibawa tapi diatur secermat mungkin. Di samping kebutuhan yang diperlukan selama di tempat mudik tak kalah penting diperhatikan kebutuhan di perjalanan. Apalagi bagi Anda yang membawa anggota keluarga wanita hamil, bayi dan anak kecil. Bagi yang mengendarai motor sebaiknya membatasi barang bawaan agar tidak melebihi kapasitas dan menyulitkan dalam mengendarai motor. Membawa obat obatan seperti obat panas, demam, sakit perut, makanan dan minuman kiranya dapat membantu mengantisipasi jika keadaan darurat atau ketika sulit menemukannya di perjalanan. Apalagi jika melakukan perjalanan di siang hari, pada umumnya penjual makanan di wilayah Provinsi Aceh tidak kita jumpai, kecuali makanan ringan yang tersedia di toko atau supermarket. Untuk Anda yang memiliki anak kecil kiranya dapat menyiapkan mainan kecil serta cemilan yang disukainya untuk membuat si kecil merasa nyaman di perjalanan. Bagi yang memiliki bayi hal penting tentunya harus menyiapkan susu, botol susu dan termos air panas karena sewaktu waktu si kecil butuh kita sudah menyiapkannya. Letakkan barang barang tersebut di tempat yang mudah dijangkau. Jika melakukan perjalanan udara siapkan juga kapas untuk menutup telinga si kecil dan digunakan saat pesawat take off dan landing. Di samping itu bawalah payung karena sewaktu waktu mungkin Anda akan membutuhkannya. Bagi Anda yang memiliki telpon seluler sebaiknya tidak menggunakannya saat Anda mengendarai kendaraan, karena dapat mengganggu kelancaran anda mengendara dan mengganggu keselamatan Anda dan keluarga. 4. Kesiapan anggaran Biasanya setiap mudik pastilah memberikan oleh oleh atau uang saku pada anak-anak dan sanak keluarga, maka siapkan sedini mungkin. Termasuk lembaran uang baru yang telah ditukarkan di bank yang biasanya diberikan pada momen spesial lebaran nanti. Di samping itu perlu dicermati tentang keuangan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan selama di perjalanan mudik, selama mudik dan persiapan kembali dari mudik. Jangan sampai lebih besar pengeluaran dari pemasukan, karena hal itu akan menimbulkan permasalahan baru di belakang hari Akhirnya momen mudik menjadi spesial manakala semua perencanaan dan persiapan telah dilakukan dengan cermat dan matang. Selamat menikmati perjalanan, dan salam Idul Fitri. [suri arniansyah] Santunan

Mei 2012

49

CERPEN

Mutiara dari Pesisir Irawati, S.Pd

Guru MAN 2 Takengon

A

lunan angin laut perlahan menyibak pori wajahku. Perahu motor kecil memapahku menuju tempat itu. Belum terlintas dengan baik dalam pikiranku, apa yang akan Aku temui di seberang sana. Bagi sebagian orang, mungkin ini bukan pilihan, tapi bagiku ini adalah keharusan yang pasti. Aku tiba-tiba terngiang sengitnya perdebatanku dengan Ayahku. Beliau menentang kepergianku ini. ”Capai-capai Kamu menguras pikir untuk kepandaianmu hanya untuk pergi ke tempat seperti itu!” Aku merasa tersudut kala itu. ”Kamu jangan berpikir jadi pahlawan mendadak, sama saja Kamu menggadaikan sarjana kamu yang katanya elit itu!”Ayah semakin menggerutu. Assyifa, namaku. Seorang Sarjana Keguruan yang baru dua bulan disahkan. Empat tahun Aku bergelut demi selembar ijazah keguruanku. Keinginanku tak muluk-muluk. Hanya ingin membuat kesarjanaanku tak hanya sekedar label penanda di belakang namaku. Ayahku kadang memang agak berlebihan, maklum Aku anak gadis satu-satunya. Ketiga kakak laki-lakiku sudah punya kehidupan masingmasing. Sepeninggal Ibu, Ayahku jadi lebih sensitif. Terkadang hanya urusan secangkir kopi yang kelupaan kubuat, Ayahku sentimennya bisa naik. Tak heran jika Ia

50

Santunan Mei 2012

menentang keras kepergianku kali ini. Dari kejauhan, bukit kecil yang dari tadi terlihat kecil kini semakin meninggi. Seiring akan makin menepinya perahu motor kecil ini. Akhirnya Aku akan sampai pada awal pengabdianku. Surat panggilan dari fakultas dua hari yang lalu menggiringku sampai ke pulau ini. Sayupsayup terdengar jeritan ombak. Gelak tawa dan cerita nelayan menggulung jaring seolah menyambut langkah kakiku. Sebuah tas ransel, beberapa tas kecil terpaksa kuangkat sendiri. Mataku berpendar ke sekeliling pantai hingga tertumpu pada sosok pria berkacamata. ”Assyifa, Assalamu’alaikum…” Sambil setengah berlari, Khairul menyongsongku.” Wah, nekatmu tak berubah ya, Aku sengaja menunggumu karena yakin Aku pasti kau datang.” Dua wanita setengah baya menyambutku di depan rumah Khairul.” Bagaimana perjalanannya, pasti dingin terkena angin laut.” Sapa wanita itu, yang ternyata adalah ibunya Khairul.” Tidak juga Bu, ada hiburannya di tengah laut, banyak ikan sama gunung,” kataku sambil tersenyum. “Istirahatlah dulu, nanti baru kuantar ke kepala desa,” Khairul bangkit sambil mengangkat barang-barangku. Aku mengikutinya dari belakang. Sebuah

kamar yang tak begitu luas. Aku akan menghabiskan dua minggu waktuku di sini. Aku bangun cepat pagi ini. Tak sabar Aku segera melihat kelasku.” Rul, Aku sudah siap.” Khairul keluar dari kamarnya. Terkesiap dia menatapku.” Ada yang salah?” tanyaku. ”Memang tak salah kau terima tawaran ini, penampilan saja sudah mendukung. Bu guru Assyifa.” Kami tertawa lepas.” Seragam ini memang sengaja kusiapkan untuk hari ini. Aku ingin terlihat elok di mata siswaku,” kataku yakin.” Kita lihat saja nanti.” Khairul bergegas. Sepanjang perjalanan Aku melihat keseharian warga di sini. Mereka nelayan tulen, karena tak ada mata pencarian lain. Wilayah mereka di kelilingi laut. “Tak banyak fasilitas umum yang kulihat. Hanya ada beberapa warung kecil, satu kantor desa, Puskesmas Pembantu, dan satu gedung sekolah,” kata Khairul. Saat ini, Aku dan Khairul telah berdiri tepat di depan sebuah bangunan. Kaget campur haru tiba-tiba menghampiri sudut hatiku. Ini seperti bukan bangunan untuk sekolah, lebih layak disebut… ah, entahlah harus kunamakan apa tempat ini. Hanya empat tiang kecil yang menyokong. Atapnya dari pelepah daun kelapa yang teranyam rapi. Dindingnya hanya separuh, itu pun dari kayu-kayu usang. Aku tak

ingat, apakah Aku bernafas ketika itu. Kakiku perlahan memasuki ruangan mungil itu. Tanahnya lembab karena hari masih pagi dan matahari pun belum mengintip ruangan itu. Gambar presiden dan wakilnya melekat agak miring di sudut dinding. Sebuah papan tulis hitam berdiri tegak. Sederetan bangku panjang melengkapi ruangan itu. Hari ini, Aku datang lebih awal. Aku sudah siap dengan seragam mengajar dan beberapa buah buku yang kubawa dari kota. Sudah dua jam rasanya Aku menanti siswa yang akan Aku bimbing hari ini. Hampir saja Aku putus asa, sampai terlihat dari jauh sekumpulan anak-anak datang bersama Khairul. Senyum bahagia tak habis-habis dari bibirku. Aku menyongsong mereka dengan penuh kebanggaan. “Anak-anak, ini namanya Bu guru Assyifa, mulai hari ini beliau akan menggantikan Bu Rosa,” Khairul memperkenalkanku, dan disambut riuh tepuk tangan dari mereka. Aku semakin sumringah dan percaya diri. Semangatku secepat kilat menyala-nyala. Aku yakin tidak akan cepat menyerah seperti Bu Rosa. Alasan sarana belajar yang terbatas tak akan kujadikan sebagai pematah semangat. Tanpa terasa, telah lima hari Aku di sini. Setiap hari Aku dan anak didikku, memotivasi jiwa kami agar tak kosong.

Aku selalu berusaha meyakinkan mereka. Mereka adalah mutiara dari pesisir. Mereka punya asa di balik jemari kecil yang belajar memegang alat tulis untuk merangkai mimipi mereka satu per satu. Setiap ayunan kaki mereka yang terlihat dari luar ketika mereka duduk di atas bangkubangku adalah ayunan harapan. Harapan yang dibungkus dalam kesahajaan. Dari belajar mengucap huruf sampai merangkai kata dan ditutup dengan sepak bola dan bermain lingkaran. Semakin hari Aku semakin menggebugebu. Khairul sahabat baikku, selalu setia ‘menyokongku’ dari belakang dan ‘menggapai tanganku’ dari depan. Dia yang terbaik dalam pencapaianku. Setiap pagi selalu ada kejutan dari anak-anak pesisir itu. Mereka selalu menyambutku di depan pintu. Mencium tanganku sambil menggulum senyuman harapan. Tak jarang aku juga dikejutkan dengan buah tangan yang selalu mereka siapkan untukku. Mereka sering membuat Aku terperangah dengan buliran kata-kata harapan dari bibir mereka. Mutiara yang terkubur dalam butiran pasir perlahan namun pasti mulai tertepis oleh angin harapan. “Assalamu’alaikum Ayah. Surat ini kutulis dalam remang cahaya lampu minyak. Tak ada aliran listrik di sini. Hanya lewat surat, Aku bisa berkirim kabar pada Ayah.

Maaf email Ayah tak pernah berisi kabar dariku. Di sini tak ada jaringan internet. Mungkin tertutup oleh gunung tinggi atau terlalu luasnya hamparan lautan yang menggelungi kampung ini. Ayah, sebenarnya banyak hal yang ingin Aku bagi pada Ayah, tapi Aku bingung. Terlalu banyak kebahagiaan yang kudapat di sini. Aku tak sekedar mentransfer ilmu kesarjanaanku. Beribu harapan terdampar di kampung ini. Saat ini Aku sedang mengangkat mutiara harapan itu ke permukaan, agar kilaunya membelalakkan jutaan mata di luar sana. Ayah, langkahku yang dulu Ayah ragukan ternyata salah. Bukan arang yang kutemui di sini, tapi mutiara yang memberi banyak kebanggaan dan kecintaan. Ayah inilah pengabdian yang kupersembahkan untukmu. Setiap saat aku selalu disuguhi pemandangan yang menakjubkan. Anakanak kampung yang berlarian penuh semangat walau tak beralas kaki. Setiap kali mereka datang, selalu mereka ingin belajar kosa kata baru untuk mereka rangkaikan menjadi untaian kalimat harapan. Aku tak perlu tanda jasa untuk ini Ayah. Mutiara ini akan kubawa pulang untuk Ayah. Ayah, tunggu Assyifa kembali. Salam rindu dari puterimu Assyifa.” Ayah melipat mail dengan mata basah…. Santunan

Mei 2012

51

PUISI

Guru

Perpisahan

Guru... Dulu aku sangat ragu padamu Aku ragu pada ilmu yang kaumiliki Namun... Seketika semuanya sirna Saat kupahami jika engkau tulus mengajari kami Setulus puisi ini yang kupersembahkan untukmu Kini kutahu … Engkau tidak pernah lelah mendidikku dan teman-temanku Meski kenakalan kami selalu membuatmu murka Namun engkau telah mampu bertahan dengan penuh kesabaran Bertahan pada keadaan yang tidak engkau senangi Sekarang engkau telah mampu merangkul kami Dengan penuh kasih sayangmu Engkau tuntun kami untuk meraih cita-cita Terima kasih guruku... Engkau telah membangunkan kami Dari lelapnya tidur kami Dari dangkalnya ilmu kami Sungguh… Kami tiada kuasa berkata-kata Hanya melalui puisi inilah kami berdaya Untuk mencurahkan isi di jiwa Guru… Karena dirimulah kami berguna Bagi nusa dan bangsa. Laila Izzati Kelas IX IPA MAN I Kembang Tanjung, Pidie

Sejak aku masuk sekolah itu Kumulai pengalaman baru Belajar berbagai aneka ilmu Guru yang mengajarku tanpa kenal waktu Telah banyak yang masuk ke dalam kehidupanku Mulai dari teman sahabat dan guru Serta pengalaman dalam hidupku Untuk teman semua terimakasih kuucapkan Yang telah membuat hariku terasa indah Dan tak terlupakan Untuk guruku terimakasih tak terhingga Mendidikku tanpa kenal putus asa Setiap ada perjumpaan pasti ada perpisahan Setelah enam tahun kita berjumpa dan bertatap muka Maka tibalah waktunya kita mengadakan perpisahan Guru, maafkan semua kesalahan dan kekhilafanku Perpisahan ini sungguh berat kuungkapkan Hingga kelu sudah bibir ini terucapkan Namun, jangan pernah menagis Hingga hatiku terasa teriris Karena suat saat nanti kita pasti bertemu kembali Selamat jalan… Rambu lalu lintas kehidupan masih panjang Tetap semangat,kuat,dan genggam erat persahabatan Harumkan nama bangsa dan negara suatu saat… Desvianti Rizki MIN 1 Kota Takengon, Kab. Aceh Tengah

Wanita Bermata Rencong Wanita bermata rencong Laksamana Malahayati adalah perempuan perkasa Dari Negeri Blang Padang Berselempang pedang Bersemangat baja   Wanita bermata rencong Laksamana Malahayati adalah perempuan gagah Dari Serambi Mekkah Berpeluh memeluk senjata Belanda kalang kabut Kohler kehilangan buntut   Laksamana Malahayati Aceh ini negerimu Kini bersulam bahagia (Lhokseumawe, 2008) Hamdani, S.Pd Guru MAN Lhokseumawe

52

Santunan Mei 2012

Selimut Dusta Bumi bersedih… Langit menangis... Agama dijadikan tameng oleh manusia-manusia bertopeng Bibir dihujani cinta sementara tangan-tangan mereka terus berkuasa... menjamah dunia tapi... Mengapa ada kebisuan dalam kejujuran? Mengapa ada ketakutan dalam kebenaran? Mengapa? Dan, siapa yg harus disalahkan? Khadijah Guru MIN Blang Peutek, Padang Tiji, Kab. Pidie

TTS

Pertanyaan TTS Edisi Juli 2012 Mendatar 2. Ifthar 6. Rumah makan 7. Lamanya sesuatu berlangsung; rentang waktu 8. Jadwal 11. Perang pertama dalam Islam yang terjadi di bulan ramadhan 12. Kekal 14. Alat untuk melihat benda angkasa 16. Menyembah (Arabic) 17. Istilah untuk ceramah pendek 19. Waktu terbenam matahari 20. Waktu mulai menahan diri untuk berpuasa

Jawaban TTS Edisi Januari 2012

Menurun 1. Lawan kaum muslimin dalam perang Badar 2. Bahasa Acehnya BLEUT (Anyaman daun kelapa) 3. Penuh semangat 4. Menebak 5. ‘Id 9. Sedekah (English) 10. Shalat sunat khusus di bulan ramadhan 13. Ikhlas beramal : ..... Kementerian Agama 15. Ikatan tali 18. Kaki langit Santunan

Mei Juli 2012

53

54

Santunan, Juli 2012

MADRASAH

Program Unggulan, Prestasi Menjulang Gue Gajah bukanlah sinonim dari saya gajah, tetapi sebuah desa yang dekatnya hanya 3 km ke selatan Kota Banda Aceh. Tepat di samping pintu air irigasi desa tersebut, berdiri kokoh sebuah madrasah yang dikenal seantero wilayah Aceh. Orang mengenal Madrasah Aliyah (MA) Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB). Dinamakan Ruhul Islam, bertujuan untuk memberi secercah harapan dalam peradaban Islam dengan melahirkan ilmuan yang beriptek dan berimtak dengan sistem pendidikan berasrama tidak beda dengan sebuah dayah. Madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia, sebuah lembaga pendidikan Islam yang memadukan antara pendidikan umum madrasah di Indonesia dengan kurikulum agama yang mengacu pada sistem pendidikan Islam di Timur Tengah. Hal ini tidaklah sulit karena sebahagian besar tenaga pengajar materi-materi keislaman adalah alumni Timur Tengah yang notabenenya adalah

Program Unggulan Madrasah - Menghafal Quran minimal 3 juz selama masa 3 tahun pempelajaran. - Wadah pengembangan bakat mereka dalam bidang kesenian, seperti: tarian Aceh, nasyid, pantomin, drama bahasa asing, dst - Pelaksanaan program life skill seperti: pangkas, jahit-menjahit, sablonase, tata rias, desain bangunan, produk natade coco, produk air RO kemasan dan kerajinan pembuatan pot bungga. - Khusus untuk pembelajaran bidang study keagamaan menggunakan bahasa arab sebagai bahasa pengantar - Wajib Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan Bahasa Mandarin. - English and Arabic Day (All Day) - Membuat karya ilmiah bagi lulusan yang akan diwisuda - Praktek mengajar (amaliatut tadris) - Modul yang langsung dibuat oleh dewan guru sesuai kebutuhan akademik dan kemampuan siswa - Tenaga pengajar alumni Timur Tengah dan universitas terkemuka

PRESTASI 1. Peserta Perkemahan Santri Nasional III Batam 2012 2. Peserta MTQ Nasional Ambon Bidang Tahfizul Qur’an 2012 3. Peserta MTQ Nasional Ambon Bidang Fahmil Qur’an 2012 4. Juara 2 Debat Bahasa Arab tk. Nasional 2011 5. Juara 2 Debat B. Inggris Tk. Nasional 2011 6. Juara 1 MTQ XIXX (Hifdzil quran) Tk. Provinsi Aceh 7. Juara 1 MTQ XIXX (fahmil Quran) Tk. Provinsi Aceh 8. Juara 1 Pramuka Pontren Sumatra IX 9. Juara 1 Fahmil Qur’an Kab. Aceh Besar 2012 10. Juara 2 Fahmil Qur’an Kota Banda Aceh 2012 11. Juara 1 Fahmil Qur’an Kab. Aceh Timur 2012 12. Juara 1 HEAVEN bid.Cerdas Cermat tk. Kota Banda Aceh 2011 13. Juara 2 HEAVEN (Tajhiz Mayat) tk. Kota Banda Aceh 2011 14. Juara 1 HEAVEN (Syahril Qur’an) tk. Kota Banda Aceh 2011 15. Juara 3 CCA 2011 Tk Provinsi 2011 16. Juara 2 Lomba Berhitung Fak.Teknik USK 2011 17. Juara 2 Pidato Bahasa Arab 2011 18. Juara Umum PORSENI-ke 26 Kabupaten Aceh Besar 2010 19. Juara 1 Pekan Ilmiah MIPA cerdas cermat Tk Provinsi 2010 20. Juara 1 Debat Bahasa Arab-Inggris tk. Kabupaten Aceh Besar 2010 21. Juara Umum Olimpiade Sains tk. Kabupaten Aceh Besar 2010 22. Juara 1 Olimpiade astronomi tk. Kabupaten Aceh Besar 2010 23. Juara 2 Olimpiade Matematika tk. Kabupaten Aceh Besar 2010 24. Juara 2 Olimpiade Kimia tk. Kabupaten Aceh Besar 2010 25. Juara 2 English Debate Unsyiah tk. Kabupaten Aceh Besar 2010

alumni madrasah ini sendiri. Madrasah ini didirikan pada 1 Juli 1997. Hingga kini, madrasah ini telah manamatkan alumni sebanyak 13 angkatan yang tersebar ke berbagai PTN terkemuka nasional, sebut saja UI, UGM, ITB, IPB, dan ITS, serta jantong hatee rakyat Aceh, IAIN Ar-Raniry dan Unsyiah. Tidak lagi heran mendengar kapasitas alumni dari madrasah ini. Selain dalam negeri, tak kurang pula alumni madrasah iniyang menuntut ilmu lanjutan di Mesir, Madinah, Sudan, Tunisia, Qatar, Taiwan, Kanada, dan Malaysia. “Selama berlaku UN, kita berhasil lulus setiap setiap tahunnya 100 persen,” sebut Khairul Azhar, S.Ag. Direktur MA RIAB, yang mulai menahkodai bahtera madrasah ini tahun 2008 yang lalu. Madrasah yang pernah mendapat predikat sekolah unggul dan berprestasi tingkat MA di Aceh Besar ini mempunyai 357 siswa dengan 12 rombongan belajar. Siswa yang belajar di madrasah ini, siswa terpilih Santunan

Mei 2012

55

melalui seleksi yang sangat bergengsi. Sebab yang mengikuti seleksi di madrasah ini adalah para lulusan dari tingkat MTs/SMP yang memiliki prestasi baik kemampuan akedemik yaitu peringkat 1-10 di sekolahnya maupun non akademik seperti para juara di setiap even MTQ dan lainnya. Masalah kurikulum, madrasah ini mengkolaborasi antara pengatahuan umum dengan pengetahuan keagamaan layaknya sebuah dayah terpadu karena pasa santri di sini wajib untuk tinggal dan menginap di lingkungan madrasah. “Makanya madrasah ini juga merupakan sebuah dayah atau pesantren,” sebut Khairul Azhar. “Pelajaran yang kita kembangkan juga meliputi kitab kuning dari berbagai disiplin ilmu, bahkan ada beberapa pelajaran yang kita kembangkan di madrasah ini belum terdapat di madrasah lain, seperti bahasa Mandarin dan ilmu falak. Hal ini guna mengembangkan keilmuan keislaman sesuai dengan tuntutan masyarakat Islam Aceh,” lanjut Khairul Azhar, pria kelahiran Langsa, 15 Juli 1972 yang lalu.

Madrasah yang dibina oleh 72 orang tenaga pengajar ini tidak pernah absen dalam setiap perlombaan baik di tingkat kabupaten, provinsi bahkan nasional. Tercatat hampir setiap MTQ tingkat Nasional, madrasah ini selalu mengikutsertakan siswanya terutama di bidang fahmil Qur’an dan tahfizul Qur’an

mewakili Provinsi Aceh. Untuk tingkat kabupaten maupun Provinsi Aceh, hampir sebahagian peserta fahmil Qur’an berasal dari madrasah ini, hal ini karena para siswanya merupakan utusan terbaik dari setiap kabupaten/kota dan karena mereka berprestasi tentunya. [alfirdaus putra]

Khairul Azhar, S.Ag Kepala Madrasah Aliyah Ruhul Islam Anak Bangsa

Jumat, Hari Bakat Minat Model madrasah yang dikembangkan? Madrasah ini pada awalnya didedikasikan untuk pengembangan keagamaan melalui lahirnya para alumni yang mempunyai jiwa kepemimpinan serta perpengetahuan agama yang luas sesuai dengan visi madrasah ini pada awal pendiriannya. Namun, mengikuti tuntutan masyarakat sekolah ini dikembangkan tidak lagi hanya eksis di bidang keagamaan. Kini menjalar pada kemampuan verbal di bidang eksakta tanpa meninggalkan bidang bahasa, pengetahuan Alquran dan keagamaan lainnya. Sehingga jurusan keagamaan dan eksakta berjalan beriringan di madrasah yang diformat dalam bentuk dayah ini. Di antara program unggulan yang Ustadz kembangkan? Pengembangan bakat minat santri menjadi prioritas di madrasah ini selain pembelajaran kurikuler, karena setiap anak tentunya memiliki kemampuan ketrampilan dan hobby yang beraneka ragam, makanya para asatiz di sini mencoba menggali kemampuan santri yang membuat santri meningkatkan kepercayaan dirinya dan mengembangkan bakat serta hobby ke jalur yang positif. Bagaimana cara Ustaz dan madrasah ini menyalurkan kemampuan ekstrakurikuler santri? Hari Jumat adalah hari bakat minat di madrasah ini. Setiap Jumat, para santri dibebas belajarkan secara akademik, dan diarahkan untuk menyalurkan berbagai kemampuan dan hobby mereka dalam kelompok --kelompok bakat minat yang dibentuk oleh madrasah-- sesuai dengan keahlian dan keinginan santri berdasarkan angket yang sebelumnya diedarkan.

56

Santunan Mei 2012

Contoh kelompoknya Ustadz? Bakat minat ini dibagi menjadi dua, yaitu seni dan olah raga, di antaranya adalah kelompok fahmil Qur’an, jurnalistik, melukis, seni peran, debat bahasa Arab dan Inggris, kelompok kitab kuning, kepramukaan dan lainnya untuk bidang seni. Untuk bidang olah raga terdapat bela diri tarung derajat, volly ball, basket ball, sepak bola, lari dan lainnya. Setiap santri dapat memilih dua bakat yang akan dikembangkan, tentunya harus memalui seleksi penelusuran bakat. Hal ini cukup efektif untuk mendongkrak prestasi madrasah dan tentunya pengembangan bakat santri tersebut. Program unggulan madrasah di 2012? Di awal tahun ajaran ini Dayah RIAB membuka billingual class yaitu kelas yang berbahasa pengantar bahasa Inggris untuk pelajaran eksakta dan berbahasa Arab untuk materi keagamaan. Di harapkan santri kelak juga mampu berprestasi di tingkat internasional. Sebab para santri tentunya akan memahami materi biologi, fisika, astronomi dalam berbahasa inggris begitu juga materi keagamaan. Harapan Ustaz ke depan? Untuk madrasah ini hendaknya pemerintah dapat menfasilitasi kegiatan santri khususnya dalam masalah perlombaan dan tes universitas terkemuka, karena selama ini para santri mengikuti perlombaan dan seleksi universitas sering secara mandiri. Walaupun RIAB adalah madrasah swasta tetapi hasilnya kelak tentunya memberi harum kabupaten dan provinsi ini. [alfirdaus putra]

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH DAN PENGURUS DHARMA WANITA PERSATUAN Mengucapkan:

Selamat Idul Fitri 1433 H/2012 M Minal ‘A’idin wa al-Fa’izin, Taqabbalallah Minna wa Minkum Mohon Maaf Lahir dan Bathin Kepala

Ketua

Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd

Hj. Misnawati, M.Ag

MANAJEMEN MAJALAH SANTUNAN KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH Mengucapkan:

Selamat Idul Fitri 1433 H/2012 M Mari kita rayakan dengan penuh rasa syukur kepada Allah. Perbanyak salam, silaturrahim dan saling memaafkan. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Juniazi, S.Ag, M.Pd Santunan

Mei 2012

57

IKLAN SERAMBI