Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi
termasuk
kelas
Dicotyledoneae;
ordo
Leguminales;
famili
Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Karena meningkatnya umur tanaman, akar-akar tersebut kemudian mati, sedangkan akar yang masih tetap bertahan hidup menjadi akar-akar permanen. Bila menjadi akar tetap, maka akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Kadang-kadang polongnya mempunyai alat pengisap seperti bulu akar yang dapat menyerap makanan (Tim Bina Karya Tani, 2009). Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun ada yang mencapai 80 cm. Tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke segala arah dan dapat mencapai garis tengah 150 cm. Bagian bawah batang merupakan tempat menempelnya perakaran tanaman. Batang di atas permukaan tanah berfungsi sebagai tempat pijakan cabang primer, yang masing-masing dapat membentuk cabang sekunder. Tanaman tipe tegak membentuk percabangan antara 3-6, sedangkan tipe menjalar dapat membentuk 10 cabang primer. Pada cabang primer terbentuk cabang sekunder dan kemudian tumbuh cabang tersier. Batang dan cabang kacang tanah berbentuk bulat, bagian atas batang ada yang berbentuk agak persegi, sedikit berbulu dan berwarna hijau (Ritonga, 2008) Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Permukaan daunnya sedikit berbulu,
Universitas Sumatra Utara
berfungsi sebagai penahan atau penyimpan debu dan obat semprotan. Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan. Selain berhubungan dengan umur, gugur daun ada hubungannya dengan penyakit (Tim Bina Karya Tani, 2009). Tanaman kacang tanah berbunga pada umur 4-6 minggu setelah ditanam. Rangkaian berwarna kuning oranye muncul pada setiap ketiak daun. Setiap bunga mempunyai tangkai panjang yang berwarna putih. Umur bunga kacang tanah maksimal hanya 24 jam dan kemudian layu. Penyerbukan bunga kacang tanah terjadi pada malam hari, yakni sebelum bunga mekar. Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan silang dapat terjadi tetapi dalam jumlah yang sangat kecil (Suprapto, 2000). Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah (ginofor) tumbuh memanjang. Mula-mula ujung ginofor mengarah ke atas, tetapi setelah tumbuh memanjang, ginofor tadi mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah. Setelah terbentuk
polong,
pertumbuhan
memanjang
ginofor
berhenti
(Tim Bina Karya Tani, 2009). Biji matang memiliki dormansi singkat atau tidak dorman sama sekali, dan penundaan panen dapat berakibat biji berkecambah di dalam polong. Biji yang ditanam tidak menunjukkan perkecambahan epigeal ataupun hipogeal, tetapi kotiledon terdorong ke permukaan tanah oleh hipokotil dan tetap pada permukaan tanah. Pertumbuhan selanjutnya disebabkan oleh pemanjangan epikotil di atas tanah. (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Syarat Tumbuh Iklim
Universitas Sumatra Utara
Di Indonesia pada umumnya kacang tanah ditanam di daerah dataran rendah. Tanaman kacang tanah cocok ditanam di dataran yang berketinggian dibawah 500 meter di atas permukaan laut (Tim Bina Karya Tani, 2009). Suhu minimal bagi tumbuhnya kacang tanah yaitu 28 – 32 oC. Bila suhunya di bawah 10 oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah antara 65 – 75%. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman (http://warintek.ristek.go.id, 2011). Curah hujan sangat menentukan cocok tidaknya bertanam kacang tanah. Curah hujan yang cocok untuk bertanam kacang tanah yaitu yang memiliki kisaran antara 800 mm – 1300 mm per tahun di tempat terbuka, dan musim kering rata-rata sekitar 4 bulan pertama. Di musim kemarau tanah diusahakan selalu lembab atau mendapat pengairan yang teratur (Tim Bina Karya Tani, 2009). Tanah Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang gembur atau bertekstur ringan dan subur. Derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0 – 6,5. Tanah berdrainase baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan tanaman kacang tanah (http://warintek.ristek.go.id, 2011). Persyaratan mengenai tanah yang cocok bagi tumbuhnya kacang tidaklah istimewa. Syarat yang terpenting bahwa keadaan tanah tidak terlalu kurus dan padat. Kondisi tanah yang mutlak diperlukan adalah tanah yang gembur. Tanah yang gembur ini mempermudah ketika masa penanaman, pemeliharaan tanaman,
Universitas Sumatra Utara
dan pasca panen berlangsung. Akibat tanah yang gembur memberikan keuntungan, diantaranya mempercepat perkecambahan biji, mempermudah ginofora untuk menembus tanah, dan mempermudah proses pembentukan polong (Tim Bina Karya Tani, 2009). Pupuk Kalium Fungsi utama kalium (K) ialah membantu pembentukan protein dan karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga, dan buah tidak mudah gugur. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan tanaman tahan rebah, merangsang pertumbuhan akar, dan tanaman
lebih
tahan
terhadap
kekeringan
dan
penyakit
(Lingga dan Marsono, 2004). Kebutuhan kalium diabsorbsi tanaman dalam bentuk K+ dan dijumpai dalam berbagai kadar di dalam tanah. Bentuk yang tersedia bagi tanaman biasanya terdapat dalam jumlah kecil. Kalium berperan penting dalam proses fisiologis, metabolisme karbohidrat, pembentukan, pemecahan dan translokasi pati. Kadar kalium yang cukup pada tanaman mengakibatkan normalnya pembentukan dan pembesaran ukuran sel pada bagian tanaman. Tanaman yang mendapatkan K cukup akan tumbuh lebih cepat karena K dapat memelihara tekanan turgor sel secara konstan. Tekanan turgor sel yang konstan dapat memacu pembesaran selsel yang menyusun jaringan maristem, sehingga dapat menghasilkan tanaman yang tahan rebah (Haris dan Krestiani, 2009). Persediaan kalium di dalam tanah dapat berkurang karena pengambilan kalium oleh tanaman, pencucian kalium oleh air, dan erosi tanah. Biasanya tanaman menyerap kalium lebih banyak daripada unsur hara lain, kecuali
Universitas Sumatra Utara
nitrogen. Beberapa jenis tanaman khususnya rumput-rumputan dan kacangkacangan akan terus menyerap kalium di atas kebutuhan normal. Sering terjadi pada pemupukan kalium dengan dosis tinggi. Jika hal ini dibiarkan, pemupukan kalium tidak lagi ekonomis (Novizan, 2002). Pemberian pupuk K pada status hara sangat rendah sampai sedang memperlihatkan peningkatan tinggi tanaman yang signifikan, sedangkan pupuk K pada status hara tanah yang tinggi dan sangat tinggi tidak memperlihatkan peningkatan tinggi tanaman yang signifikan (Amisnaipa, dkk, 2009). Menurut Sutrisno (2002), pemberian pupuk KCl pada kacang tanah dapat meningkatkan jumlah polong sebesar 48% dan terhadap persentase bobot biji meningkat 2%. Namun dosis pupuk yang diberikan merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pemupukan dalam tanaman, karena dosis pupuk yang diberikan melebihi kebutuhan tanaman secara ekonomis akan kurang efisien dan dapat menghambat ketersediaan unsur hara yang lain. Pembumbunan Pada saat melakukan penggemburan tanah, bagian bawah tanaman sedikit dibumbun setinggi tangkai daun yang terletak di bagian paling bawah, karena pada tanah yang dibumbun dan longgar, ginofor akan mudah menembus lapisan tanah, dan yang kemudian membentuk polong buah. Polong buah yang tumbuh pada tanah yang gembur biasanya lebih banyak dibandingkan dengan polong buah yang tumbuh di tanah yang padat. Kuncup buah di ujung ginofor sulit menembus pada lapisan tanah yang padat (Tim Bina Karya Tani, 2009). Pekerjaan membumbun sebaiknya dilakukan sesudah tanaman berbunga. Menjelang tua, yaitu berumur 2 bulan atau 60 – 70 hari, pemeliharaan tanaman
Universitas Sumatra Utara
dihentikan. Sejak saat itu batang dan daun sudah menutupi tanah. Rumput yang tumbuh sudah tidak begitu banyak karena terhalang oleh daun-daun kacang tanah dan tidak mendapat cukup sinar matahari. Bila pada umur tersebut pemeliharaan tetap diteruskan, hal ini justru akan merusak pertumbuhan bakal buah (AAK, 1995). Pembumbunan terbukti dapat menurunkan jumlah polong polong hampa disebabkan pembumbunan membuaat struktur tanah dan drainase menjadi lebih baik untuk perkembangan ginofor dan juga merupakan usaha untuk mendekatkan ginofor dengan pupuk agar dapat diabsorpsi langsung oleh polong. Namun tanah yang dibumbun dapat menjadi rusak akibat curah hujan yang tinggi yang menyebabkan erosi tanah sehingga pembumbunan menjadi tidak efektif dilakukan (Arfian, 1992).
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan masyarakat yang berlokasi di Jalan Pasar 1 No. 89, Tanjung Sari, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut, mulai bulan April 2013 sampai Juli 2013. Bahan dan Alat
Universitas Sumatra Utara