MENULIS DI ANTARA KEHARUSAN DAN AKTUALISASI DIRI DALAM KOMUNITAS PENDIDIK Makalah
disampaikan pada Loka Karya Penelitian Tindakan Kelas MGPM Bahasa Indonesia di Kabupaten Cirebon 4 Februari 2013
oleh H. ABDUL ROZAK Guru Besar pada FKIP-Unswagati Cirebon
1
MENULIS DI ANTARA KEHARUSAN DAN AKTUALISASI DIRI DALAM KOMUNITAS PENDIDIK Abdul Rozak Guru Besar, FKIP-Unswagati Cirebon Dekan FKIP-Unswagati Cirebon
[email protected] A. MENGAPA HARUS MENULIS 1. MERINGANKAN BEBAN OTAK Kemampuan otak kita menyimpan pikiran sangat terbatas. Ingatan terbatas pada waktu. Pada saatnya akan menguap bersama kemampuan itu sendiri. Berapa juta butir gagasan yang hilang dengan sendirinya. Salah satu jalan terbaik adalah mencatatkan apa yang ada dalam benak kita. Perkembangan skema dalam otak kita selalu bertambah setiap saat seiring dengan tarikan nafas, kerlingan mata, ayunan kaki dan tangan serta ketajaman telinga dan pembauan kita. Pilihan-pilihan tepat akan menjadikan kita lebih cerdas dan tulisan itu gambaran pilihan itu yang sengaja dilakukan utuk orang lain, untuk siswa, untuk teman sejawat. Tulisan itu akan mengikhtiarkan kita jauh dari lingkungan sendiri, mendunia melalui jalur angkasa. Mengapa kita tidak menulis agar otak kita terasa ringan sejenak dan terus menerus menjalankan pemutakhiran data. Jangan biarkan gagasan itu menjadi sampah dalam otak kita. Lebih baik menjadi sampah dalam kertas. Biarlah orang lain membaca, mengkritisi tulisan kita dengan caranya masing-masing. Tulisan pada saat dipublikasikan telah menjadi milik publik. Ia bergerak sejalan dengan reaksi publik. Akan tetapi, kita tetap tidak dapat melepaskan keterikatan sebagai penulis. Pada saat publik memertanyakan keabsahan tulisan, kita harus dapat menjelaskannya sebagai pertanggungjawaban. Jangan takut menghadapi kondisi ini. 2. MENGAYAKAN ILMU Ilmu tidak pernah berhenti berkembang. Setiap saat para ilmuwan mengadakan riset tentang berbagai hal, sesuai dengan bidangnya masing-masing. Apa yang harus kita lakukan adalah
2
berkontribusiterhadap pengayaan ilmu. Salahsatu cara yang efektif adalah menulis sebagai bukti kekaryaan kita dalam bidang keilmuan. Menulis memberikan makna ganda; bagi penulis pertanda kekayaan bertambah dan bagi komunitas keilmuan penambahan apa yang telah ada. Riset merupakan cara pengayaan ilmu yang utama. Karena riset selalu bertambah dan berkembang. Menulis akan memaksa kita mencari apa yang telah ditulis dan kita melanjutkannya dari sudut pandang lain. Oleh karena itu, kita dituntut mempunyai peta riset agar tahu apa yang akan dilakukan setelah ini. Kita terus-menerus membaca untuk mengetahui apa yang telah dilakukan orang lain sehubungan dengan bidang kajian keilmuan kita. Makin banyak membaca akan memudahkan memulai dan menjelaskan apa yang seharusnya kita kerjakan. Bacaan akan mengayakan pengetahuan dan menulis akan memperlihatkan kekayaan kita kepada banyak orang. Di samping itu, perbendaharan ilmu bertambah sejalan dengan kontribusi tulisan. Kita akan tercatat dalam komunitas keilmuan. Menambah kekayaan ilmu tidak akan pernah sampai pada batas karena ia memang tidak mempunyai batas. Kitalah yang sesungguhnya terbatas, mempunyai keterbatasan atas apa yang kita sampaikan. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti mengayakan ilmu untuk diri sendiri dan oorang lain. Orang yang mencari kekayaan ilmu tidak akan pernah rugi dan merugikan orang lain. 3. BERSILATURAHMI DENGAN ORANG-ORANG BIJAK Bersilaturahmi gagasan dalam dunia keilmuan sangat penting. Membaca, misalnya salah satu media bersilaturahmi dengan orangorang bijak berilmu. Apa yang kita bawa dalam silaturahmi? Tulisan kita. Gagasan kita. Inilah makna mengapa kita harus menulis. Kesempurnaan tulisan kita karena adanya tulisan orang lain. Tulisan itu merujuk pada kehadiran penulis dalam lingkup komunitas keilmuan yang sangat luas. Begitu banyak tulisan yang telah dipublikasikan. Kita tidak dapat menghitung jumlah bacaan apalagi jumlah gagasan yang disajikan dengan sistematik. Sebetulnya pada saat membaca, kita sedang berslitaruhami dengan para penulis melalui gagasangagasannya. Membaca buku berarti membaca pikiran, bersilang diskusi pikiran. Pada saat kita menulis, niatkan untuk bersilaturahmi dengan pada pembaca bijak. Kita harus merasa yakin bahwa apa yang kita sampaikan adalah media bersilaturahmi dengan orang bijak. Orang bijaklah yang sering membaca buku. Sangat sulit membiasakan memabca buku bila tidak diniatkan untuk menjadi orang bijak. Pada
3
masa kini tidak terlalu sulit memublikasikan tulisan.banyak media dan salah satu di antaranya adalahdunia maya dapat dijadikan alternatif media silaturahmi keilmuan yang efektif.Tentu saja kehati-hatian kita pegang. Jurnal dan buku cetak memang tujuan utama yang harus dicantumkan. Kedua media itu perlu diperjuangkan dengan kesungguhan dan kesabaran. Akan tetapi, bukan sesuatu yang mustahil. Jika berkehendak mencetak buku banyak jalan yang dapat ditempuh. Berbuat layak terlebih dahulu, selanjutnya akan mudah ke mana pun Anda melangkah. Kegiatan yang paling sulit adalah bagaimana melayakkan kinerja kita. Banyak orang yang akan berkehendak silaturahmi dengan kita, jika niat yang dimunculkan demi kebaikan. 4. BELAJAR MENJADI ORANG BIJAK Menulis bukan sekedar memikirkan apa yang harus disampaikan. Ia juga menuntut bagaimana cara menyampaikannya. Keberpikiran kita merujuk pada sasaran pembaca yang dituju. Inilah makna kebijakan penulis. Ia mementingkan orang lain, pembacanya. Karena gagasan yang disampaikannya akan percuma jika tidak direspons pembaca. Untuk siapa kita menulis. Sasaran itu menjadi bagian yang penting untuk dipikirkan. Sasaran tulisan adalah pembaca utama. Banyak bacaan yang ditujukan kepada kelompok tertentu. Begitu banyak penulis yang menyarankan tulisannya bagi semua kelompok. Penulislah yang mengetahui sasaran utama. Memang pada kenyataannya penulis tidak berhak melarang pihak lain agar tidak membaca tulisannya. Para guru, misalnya menulis buku pelajaran diarahkan untuk para siswa sesuai dengan kelas yang disarankan. Para kiayi menulis untuk para santrinya. Para dosen menulis untuk mahasiswanya. Sasaran itu harus telah dianalisis karakternya oleh penulis sebelum memulai menulis. Kebijakan itu dimuculkan pada saat proses penulisan. Cara menyampaikan gagasan berperan penting. Tidak semua gagasan baik tersampaikan kepada para pembaca karena caranya yang kurang tepat. Penulis bijak akan selalu bersemuka (dalam pikriannya) dengan sasaran utama para pembacanya. 5. BUKTI PROFESIONALISME JABATAN Apa yang harus diperlihatkan oleh kaum akademisi? Karya ilmiah yangharus dipublikasikan di samping menyelanggarakan pendidikan dan pengajaran serta pengabdian pada masyarakat. Makin tinggi jabatan fungsional yang dimiliki seharusnya makin banyak karya tulis
4
yang dipublikasikan. Guru itu jabatan fungsional yang mengarah pada kinerja berbuat baik dalam lingkung pembelajaran dan pendidikan. sehari-hari guru berbicara tetang kebaikan kepada para siswanya. Setiap hari guru menuliskan apa yang akan disampaikannya kepada para siswa. Setiap hari guru membaca sebelum menyusun materi ajar. Siklus ini terus berjalan seolah tanpa batas, selama guru mempunyai kewenangan. Akan tetapi ada yang terasa kurang, sangat jarang guru menyusun materi ajarnya menjadi buku. Berapa tahun ia menjadi guru. Berapa banyak materi ajar yang telah disampaikannya. Berapa juta gagasan yang telah lahir dari pikirannya. Nah, mengapa tidak didokumentasikan? Inilah kelemahan bangsa kita, termasuk saya. Kita terlalu sibuk mengurus tugas harian. Menurut kita berkerja adalah bergerak, menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Guru setiap hari mengajar, menyusun soal, mengoreksi, menyusun nilai yang pantas untuk rapor. Setelah itu libur menjelang semester berikutnya. Kemudian setelah itu berlangsun lagi seperti semula. Guru jarang libur, memanjakan dirinya di rumah dengan membaca dan menulis. Kita perlu meninggalkan “warisan” yang dapat dipelajari orang banyak. Pikiranpikiran guru yang disampaikan melalui media lisan di kelas terbatas. Ia hanya didengar oleh para siswanya pada saat itu. Kemampuan kita harus diunjukkan kepada orang banyak yang berada di luar kelas. Ya, dengan menulis. Tulisan itu akan mengawetkan gagasan kita dan terutama membuktikan bahwa kita guru profesional, tidak sekedar bisa mengajar. Jadi, tulisan guru sebagai bukti kompetensi profesional. Banyak bacaan, banyak yang ditulis, banyak memperhatikan kemajuan, berkeinginan selalu berubah ke arah positif. 6. ORANG LAIN JUGA MENULIS, MENGAPA KITA TIDAK Berapa karya tulis yang dipublikasikan setiap saat? Coba cek internet atau toko buku! Berapa judul buku yang telah dipublikasikan merujuk pada begitu banyak orang yang menulis. Mengapa kita tidak mulai menulis. Orang lain bisa, Insya Allah kita juga bisa. Lebih baik mencoba dan salah dari pada tidak mencoba karena takut salah. Dari kesalahan itulah kita menjadi lebih cerdas dan lebih bijak. Samakan posisi kita dengan orang lain yang telah menulis beberapa buku. Maksudnya mereka pun pernah merasakan keraguan pada saat memulai menulis. Mereka pernah berada diambang maju dan mundur, berhenti dan melangkah. Berkaca kebaikan kepada orang lain, kita pun insya Allah menjadi orang baik. menyamakan posisi akan menambah kepercayaan, akan menambah energi untuk berbuat lebih banyak daripada yang
5
sekarang. Melangkah dan berbuat akan meninggalkan kondisi yang dihuni sekarang. Perpindahan kondisi ini tentu akan memberikan kebaruan, kecerahan pikiran dan langkah kita. Tidak ada orang yang selalu ingin berada pada satu kondisi, jenuh. Menusia selalu ingin beralih dari satu kondisi. Mengapa kita, para guru tidak mencoba beralih menuju perluasan dan pengayaan pengalaman. Menulis selalu memberikan pengalaman yang berbeda meski dalam proses satu judul. Pengalaman menuangkan pikiran dengan bantuan rujukan para ahli akan membesarkan sediaan bahan ajar di samping memberikan gizi pada tulisan kita yang memberartikan hidup kita juga bergizi dan berenergi. Mencoba dan mencoba tidak akan pernah rugi. Setiap langkah yang ditandai niat baik akan memberikan semangat terus menerus berbauat baik. Tidak ada segala hal yang dapat diselesaikan dalam satu langkah. Selalu memerlukan tahapan yang memberikan kedewasaan gerak. Oleh karena itu, berniat sekarang untuk melengkapi pengalaman Anda. Berniat akan mengarahkan segala pikiran menuju pada yang diniatkan. Jangan pernah selalu berhenti pada niat (walaupun niat itu berpahala). Lebih baik berbuah dan buah itu dapat dijadikan bukti niat. Lebih baik menulis dan masih perlu perbaikan tinimbang perbaikan terus dalam pikiran. Orang tidak akan mengetahui pikiran Anda. Lebih baik dikeluarkan agar dapat diketahui wujudnya. Jadi, mencoba menulis supaya Anda bisa seperti orang lain yang sudah menulis. 7. MENITIPKAN NAMA PADA DUNIA Banyak orang pintar yang tidak tercatat dalam dunia keilmuan. Ia terkenal dengan berceramah, aktif bepergian ke daerah, ke kota. Bahkan ke mancanegara. Akan tetapi, setelah tidak aktif namanya tidak ada lagi. Mereka tidak meninggalkan gagasannya untuk orang lain yang tidak ada bersama mereka. Orang-orang ini hanya memberikan ilmuna untuk generasi yang hidup bersamaan. Setelah itu sulit dilacak. Hanya beberapa pakar yang megetahui sejak awal bahwa pikiran-pikirannya harus dihidupkan orang lain. Sampai sekarang kita masih dapat berkomunikasi dengan Plato, Hamka, Bung Hatta, Bung Karno. Kita baca gagasannya. Melalui hadis, kita dapat bersilaturahmi dengan Rasulullah. Tulisan kita akan tercatat. Nama kita ada dalam catatan komunitas keilmuan. Nah, apakah kita akan menitipkan gagasan kita pada dunia pendidikan atau hanya sebatas hidup dan berjabatan sebagai guru. Bila para guru menuliskan gagasannya akan sangat
6
banyak manfaat. Guru, meski setiap hari bertemua dengan para siswa yang sama, tetapi akan selalu menemukan pengalaman yang berbeda. 8. KITA ADALAH PENDIDIK Salah satu ciri kaum pendidik adalah bersuara melalui publikasi keilmuan. Pikiran-pikiran kita harus terbaca agar terjadi dialog. Kaum pendidik itu penyebar kebenaran, kebaikan, kebijakan yang terwakili melalui tulisan-tulisan ilmiah. Kemungkinan salah sejak awal bahwa tugas guru berkutat pada bagaimana menyampaikan materi ajar di kelas kepada para siswa. Setelah itu selesai. Pendidik praktisi tidak selalu melupakan teori dengan hanya membaca dan menerapkan pikiran orang lain. Pendidikan praktisi pun bisa memeroleh peluang menyampaikan gagasannya secara tertulis. Kemendidikan kita harus diperluas. Kelas memang bagian tidak terpisahkan dari kewajiban kita sebagai pendidik. Akan tetapi, lingkung yang lebih luas harus juga menjadi bagian dai wilayah kiprah. Cara yang tepat untuk memenuhi kewajiban itu adalah, salah satunya dengan menulis sebagai media penyebaran gagasan mengajak orang banyak berbuat baik. Tujuan kita selalu untuk mengajak orang lain berbuat kebaikan. Dengan tujuan ini tidak ada kecapaian. Penetapan tujuan ini perlu agar tidak ada pekerjaan sia-sia dan tentu saja akan mendoromng kita pada saat menulis bekerja dengan kesungguhan. Tujuan berbuat baik akan diikuti dengan cara yang baik dan hasil yang paling baik. jadi, lingkaran kebaikan ini menginspirasi kita selalu berjaga-jaga dari perbuatan yang buruk, kruang terpuji. Pada saat proses menulis, dengan demikian menjadi kabaiakn yang akan berbuah kebaikan yang tertanam pada para pembaca. Dalam segala hal, karena kita pendidikan, keterdidikan menjadi bagian utama yang dikemukakan kepada pihak lain. Menulis pun bertujuan dan berisi jiwa keterdidikan. Jiwa pendidik semestinya dibawa ke mana pun gerak kita menuju dan dalam bidang apa pun berkiprah. 9. BERBAGI DENGAN SEJAWAT Ilmu berkarakter bertambah pada saat dipublikasikan. Kepemilikan terhadap ilmu tiak berkurang. Bahkan makin berkembang karena teman kita dapat melanjutkan apa yang telah kita kerjakan. Berbagi yang efektif melalui tulisan. Satu tulisan dapat dibaca sekian banyak orang. Tulisan merupakan media berbagi informasi keilmuan, khusunya pendidikan. teman sejawat, khususnya mengetahui dan memahami pikiran-pikiran kita. Sangat mungkin terjadi perbedaan pendapat dan
7
itu berkah karena dengan kondisi seperti itu pertambahan menjadi cepat berkembang. Mungkin saja pada saat perbincangan formal atau nonformal terjadi pertukaran pendapat. Akan tetapi sangat terbatas dan dalam waktu yang tidak lama. Perbincangan lisan berkarakter terbatas pada waktu, ruang, dan partisipan. Berbagi dengan sejawat melalui tulisan dapat “mengabadikan” pertemuan gagasan. Kata sejawat yang disarankan tulisan itu meluas, tidak terbatas pada lingkungan kita. Ia bisa menjauh dan meluas melintas batas ruang dan waktu. Tulisan akan membandtu teman kita memecashkan masalah yang kemungkinan sedang dihadapinya. Tulisan, pada intinya selalu berisi bagaimana masalah dipecahkan dengan cara cerdas dan dapat dipertanggungajwabkan. 10.KEPENASARAN HARUS DISALURKAN Salah satu karakter manusia adalah rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu tidak boleh diredakan, harus disuarakan dengan pikiran-pikiran yang akan memperlengkapinya. Menulis salah satu cara penyaluran positif. Pengedapan rasa ingin tahu tidak berhenti berpikir. Pikiran-pikiran berkembang karena disalurkan. Rasa ingin tahu yang disalurkan akan terus berkembang dan kita akan memperoleh terus karena selalu disalurkan dengan baik dan benar, yaitu melalui tulisan. Kepenasaran itu harus dipelihara karena dengan rasa itu kita dapat menjalankan kehidupan dengan nikmat, tertib, dan bertujuan. Rasa penasaraan itu energi untuk memperluas kemampuan dan wawasan kita. Apa yang terjadi jika manusia tidak dilengkapi dengan rasa ini. Rasa penasaran ini berhubungan dengan bagaimana sebuah tujuan dapat dipertanyakan, dapat dipertanyakan. Rasa cepat puas merupakan musuh manusia yang harus diberantas, harus dihilangkan. Puas dalam pengertian kondisi yang menjadikan manusia tidak lagi menggali setelah menyelsaikan satu pekerjaan atau kegiatan, atau apa pun. Rasa penasaran ini akan mendorong manusia melakukan sesuautu, manjawab rasa penasaran. Rasa penasaran selalu diwujudkan dalam bentuk bertanya, mempertanyakan, atau memermasalahkan. Orang yang selalu menelusuri jawaban atas kepenasarannya akan lebih kaya, lebih cerdas, lebih berhati-hati. Kegiatan menulis sesungguhnya adalah kumpulan rasa penasaran yang telah dijawab dengan rinci sesuai dengan standar penulisan karya ilmiah. Jawaban atas rasa penasaran itu menjadi materi tulisan yang tidak akan pernah habis. Manusia dibekali rasa penasaran dan perangkat untuk menjawabnya, yaitu pikiran. Rasa penasaran pendidik bukan hal yang sembarang. Ia
8
menjelajahi apa yang telah dilakukannya, proses pembelajaran yang berjalan setiap saat. Guru sebetulnya sangat mungkin berkesempatan mengumpulkan begitu banyak data berharga yang belum dimanfaatkan dengan baik, dengan sepenuhnya. Guru adalah jabatan yang selalu berhubungan dengan penasaran yang akan mengarahkan pada penyusunan program kerja pencerdasan anak-anak bangsa. Apa yang ada dalam keseluruhan siswa mendorong guru menanyakan dengan saksama apa yang harus dikembangkan agar berguna bagi kehidupan mereka. Analisis guru ini akan melahirkan begitu banyak kemungkinan yang manjadi bahan berguna bagi kelanjutan hidup mereka pada masa yang akan datang. 11.MENULIS PENYEIMBANG DI ANTARA MENDENGARKAN, BERBICARA, DAN MEMBACA Keseimbangan dalam berbagai hal sangat baik, termasuk dalam kegiatan berbahasa. Setiap hari kita bergelut dengan suara, bunyi bahasa, dan huruf-huruf. Kita biasa mendengarkan diselingi dengan berbicara. Kita kadang sering membaca, tapi lupa menulis. Oleh karena itu, menulis setiap hari (apa pun yang ditulis) dapat menyeimbangkan keterampilan berbahasa kita. Tulisan itu menjadi rekaman gagasan yang masuk kepada pikiran kita melalui pendengaran, pembicaraan, dan pembacaan. Guru sering berkaitan dengan sejumlah kegiatan berbahasa ini. Pada umumnya kegiatan berbicaralah yang paling banyak mereka lakukan. Bagi guru keterampilan berbicara menjadi pokok dan penting karena ia bertugas mengomunikasikan berbagai gagasan kepada para siswa melalui kegiatan berbicara. Terlalu banyak bicara akan menghilangkan aktivitas lainnya dan pada akhirnya akan membuat pengulangan. Ya, memang guru sering berbuat pengulangan. Setidaknya ia mengulang setiap semester. Materi yang sama disampaikan kepada para siswa yang berbeda. Kegiatan ini akan menjadi kaya jika guru melengkapinya dengan kegiatan menulis. Guru menyiapkan bahan dengan cara menyusun dalam bentuk buku. Dengan cara ini guru dapat memantau apa yang seharusnya disiapkan agar tidak terjadi pengulangan. Proses menulis akan memperkaya apa yang telah disampaikannya. Tahapantahapan proses menulis ini akan menjelaskan apa yang seharusnya ditindaklanjuti setelah melaksanakan proses tertentu. Kegiatan yang sama dilaksanakan secara berulang akan menumbuhkan kebosanan. Berbicara, mendengarkan, membaca dan
9
begitu seterusnya menjadi rutinitas yang berdampak pada hilangnya kreativitas. Apalagi kegiatan tersebut tidak seimbang. Guru lebih banyak berbicara daripada menyimak dan membaca. Alasan guru yang sering disampaikan adalah para siswa belum siap berbicara. Mereka hanya siap mendengarkan dan membaca. Tentu saja pendapat itu perlu diperdebatkan karena siswa selalu mengikuti apa yang dibiasakan para gurunya. Guru yang menulis akan berdampak pada kebiasaan berbicara. Menulis memerlukan sepidan sendiri. Pengolahan pikrian lebih dominan dibandingkan dengan fisik. Sekali lagi keseimbangkan akan menjadikan segalanya mudah dikerjakan dan kenikmatan akan mudah diperoleh pada saat pelaksanaannya. B. BAGAIMANA MENULIS ITU 1. MENULIS APA YANG INGIN DITULIS Jangan terlalu lama gagasan disimpan dalam pikiran. Salurkan secepatnya melalui tulisan. Apa pun yang kita pikirkan pada saat ini, silakan tuliskan. Mungkin sekali menulis hanya dua atau tiga kalimat. Perlahan, bertahap, dan bersabar pada akhirnya akan menyelesaikan tulisan Anda. Jangan menghakimi apa yang kita pikirkan. Biarlah orang lain yang akan memikirkannya, mengkritiknya dan kita akan menyempurnakannya. Apa pun jika Anda ingin menulisnya, silakan tulis. Jangan menunggu semuanya lengkap, semua siap. Pada saat teringat pada sesuatu yang ingin ditulis berarti Anda telah siap. Pada awalnya memang semuanya sulit. Pikiran itu tidak pernah menampung penuh segalanya. Akan tetapi, Anda harus yakin bahwa pikiran kita disiapkan Allah dengan sempurna dan tanpa batas. Pada saat kita mempunyai keinginan menyuarakan gagasan dalam bentuk tulisan, dengan segera akan jalan alur pikiran kita. Jangan kaget bahwa sebetulnya kita bisa menyampaikan gagasan yang pada awalnya tidak mungkin menurut kita. Pikiran dan kemampuan berpikir melebihi batas kemampuan kita berpikir dan pikiran akan menyempit sesuai dengan kesempitan berpikir kita. 2. MULAI DENGAN KATA YANG TERINGAT Apa yang ingat pada saat itu, mulailah menulis. Satu kata dituliskan, kata lain akan mengikuti karena pada dasarnya kata-kata itu meminta dihubungkan dengan kata-kata lain agar menjadi rangkaian. Perangkaian itu pada dasarnya keterhubungan pikiran-pikiran kita. Kita
10
harus percaya bahwa pikiran kita selalu berjalan. Ia melayani perjalanan gagasan kita menuju arah yang telah disiapkan. Jangan terlalu banyak memikirkan apa yang sebaiknya dipertamakan. Semuanya baik. Semuanya akan berhubungan sejalan dengan kegairah kita menyampaikan gagasan kita. Pikiran kita biasanya selalu fokus pada apa yang menjadi perhatian kita pada saat itu. Mudah-mudahan Anda masih ingat pada saat menyelesaikan skripsi atau tesis. Segala gerak tubuh dan pikir kita mengarah pada topik tulisan itu. Makan dan minum, jaga dan tidur serta mimpi selalu berisi keinginan segera menyelesaikan. Cerita lain, misalnya pada saat kita dirundung masalah, misalnya soal yang harus selesai sebelum ujian akhir semester atau menghadapi ujian skripsi/tesis. Apa yang ada dalam badan dan pikiran kita, mesti masalah itu. Topik yang ingin disampaikan melalui tulisan sebetulnya akan mengganggu Anda. Nah, jangan biarkan berlalu begitu saja, cepat tumpahkan dalam bentuk kalimat. 3. JANGAN TAKUT TIDAK DIBACA ORANG LAIN Mulailah menulis untuk aktualisasi diri. Jangan berpikiran bahwa dengan tulisan kita menjadi terkenal, dibicarakan orang. Menulislah karena kita memang harus menulis. Frekuensi menulis akan meningkatkan mutu tulisan. Kita selalu belajar dari apa yang ditulis. Sisi inilah sebenarnya yang akan menjadikan satu saat tulisan kita banyak dibaca. Tidak ada keberhasilan dalam segala hal tanpa kerja keras, berjuang, dan sabar. Belajar memenuhi kualitas setiap kali kita menulis. Kata kualitas akan meningkatkan kemampaun secara bertahap. Belajar dari apa yang telah diselesaikan adalah karifan yang harus terus diasah agar sampai kepada aktivitas. Mengkritisi hasil sendiri akan mendewasakan diri, akan bisa menempatkan diri, akan mengetahui sisi mana yang harus diperbaiki dan dikembangkan akan diri berkualitas. 4. MENULISKAN APA YANG AKAN DIKATAKAN Tugas utama guru adalah mengajar, mendidik. Media ini sebagai aktulisasi kita menyuarakan kemampuan kita. Guru dituntut untuk menyiapkan RPP. Mengapa tidak diuraikan terlebih dahulu setiap pokok bahasan yang disajikan setiap minggu. Artinya kita dapat menguraikan RPP dalam bentuk buku/diktat. Uraian lengkap untuk pembelajaran kita, untuk mengecek kesiapan secara menyeluruh. Berniat melengkapi materi ajar memaksa kita mencari rujukan yang lengkap. Artinya kita harus membaca untuk mengayakan tulisan itu. Berniat itu akan memaksa memperjuangkan sekuat hati yang memaksa kekuatan
11
tenaga mewujudkannya. Menulis apa yang akan dikatakan menambha kepercayaan diri. Kita menjadi tahu apa yang harus dilakukan secara bertahap dengan tujuan-tujuan yang telah disiapkan. Hidup merasa tenteram pada saat mengetahui dengan jelas apa yang harus dilakukan pada langkah selanjutnya. Kita terbiasa berkata, berbicara. Sekarang kita membiasakan menulis sebelum mengatakan sesuatu. Pada awalnya sellau sulit, selanjutnya mudah setelah mengatasi kesulitan dengan mencari cara dan kesabaran. 5. MENULISKAN APA YANG TELAH DIKATAKAN Pada umumnya guru berkemampuan berbicara di depan para siswanya. Mereka lancar berbicara. Pembiasaan ini dijalankan bertahun-tahun. Setiap hari, bila mengajar 8 jam, minimal guru berbicara 200 menit. Pernahkah kita menghitung berapa kata, berapa kalimat yang dikeluarkan oelh guru setiap hari. Jika telah terhitung, kalikan per inggu, per bulan, dan per tahun. Jutaan kkalimat telah dikelaurkan guru dan kalimat itu bukan sembarang. Kata-kata itu mengandung makna yang dalam. Ilmu tentang bahasa, tentang sastra, tentang keetrampilan berbahasa. Nasiah bagaimana menggunakan bahasa dengan baik dan berguna untuk kemajuan hidup siswa. Jika dituliskan, didokumentasikan, disebarkan kepada publik yang lebih luas, apa yang akan terjadi. Banyak orang yang merasa dibantu, tercerahkan. Menulis apa yang telah dikatakan tidaklah sulit karena sebetulnya proses pemindahan bunyi ke aksara. Ya, memang perlu latihan saksama dan sabar serta tidaktakut melakukan kesalahan. Kesalahan, sekali lagi jalan menuju kebenaran. Oleh karena itu, mulailah sekarang menuliskan apa yang telah dikatakan agar tidak melupakan apa tapak yang telah dijalankan. Jangan masuk kelompok guru yang jarang menuliskan apa yang dikatakannya. Dia melupakan begitu saja gagasan-gagasan berharga yang disampaikannya pada saat mengajar. 6. MULAI PADA SAAT MEMPUNYAI GAGASAN DAN BERHENTI MENULIS PADA SAAT GAGASAN MASIH BANYAK Jangan menunda menuliskan gagasan yang muncul pada saat itu. Mulailah menulis dan jika Anda akan istirahat menulis sebaiknya pada saat gagasan masih berkembang. Ketersambungan pikiran perlu ditandai. Kita tidak dapat menulis sepenuh hari sehubungan dengan profesi kita. Guru tidak mempunyai waktu sepenuh hari di rumah. Pada umumnya guru banyak bergerak di kelas. Ia mengelilingi kelas, mengontrol dan menjalankan roda manajemen kelas. Menulis proses
12
yang harus dijalankan dengan keseriusan dan ketetapan setiap hari. Kita harus mempunyai waktu tertentu setiap hari. Penulis-penulis terkenal bukan orang yang selalu berada di depan komputer, menulis terus menerus. Jika kita menyediakan waktu sehari dua jam, Insya Allah akan dapat menghasilkan tulisan yang bermutu. Kita harus mengatur pembeerhentian. Jangan di tempat sembarang. Jika kita berhenti pada saat gagasan kering, agak sulit menyambungnya. Pada aat banyak gagasanlah pemberhentian yang tepat. Gagasan itu akan terus berkembang dalam benak kita. Ia akan berkembang dengan sendirinya selama kita memedulikannya. Akan terjadi kontak antara pikiran dengan gagasan yang menggantung. Jangan pernah menyepelekan ketergantungan ini karena memang akan terjadi sebagai bagian tidak terpisahkan. Oleh karena itu, harus terjadi saling memelihara agar mudah menyambungkan gagasan yang sedang digantungkan. 7. BERPIKIR DAN MEMBACA Bagaimana seseorang dapat berpikir dan bagaimana seseorang berhenti berpikir? Orang berpikir karena ada rangsangan yang mengganggu. Salah satu rangsangan bergizi adalah membaca. Cara baca yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan daya kritis. Bisa juga sebaliknya pada saat berpikir kita membutuhkan tambahan gizi. Pada saat Anda membaca bahan rujukan, gunakan dengan cara kritis, tidak sekedar membaca, juga dengan bertanya dan mempertanyakan. Cara seperti ini akan membiasakan berpikir dengan benar dan yang penting kita sebagai pembaca akan memeroleh kekayaan pengetahuan dari proses ini. Membaca dengan mengerahkan daya pikir akan mengayakan bacaan dan tentu saja tidak hanya menerima, menanya, dan mengonstruksikan adalah kegiatan penting yang harus dijalani oleh pemikir seperti guru. Jangan lupa bahwa profesi guru adalah pekerjaan yang selalu membutuhkan pikiran. Langkah-langkah sistematis yang dijalankannya setiap hari selalu diawali dengan menata pikiran untuk menemukan gagasan. Pada saat di kelas guru pun dituntut menggunakan pikirannya agarf apa yang dihadapinya dapat teratasi, agar tugasnya dapat dijalankan dengan baik dan benar, agar para siswa mudah menerima materi ajar. 8. DEKAT DENGAN MASALAH (JANGAN DEKAT DENGAN PEGADAIAN) Berpikir akan selalu memunculkan masalah. Orang yang berpikir selalu mempunyai masalah dan ia tidak akan pernah berhenti. Masalah akan
13
mendewasakan dan menambah kekayaan ilmunya. Orang-orang yang hidup tanpa masalah tidak pernah tertantang menyusun strategi penyelesaian masalah. Ia tidak pernah menggunakan pikirannya. Orang hidup ditandai dengan gerak pikir yang dipicu oleh munculnya masalah. Jangan pernah bermimpi tidak ada masalah. Masalah seharihari guru adalah siswa dan segala urusannya. Berapa banyak sehari masalah yang dihadapi guru. Cara yang paling mudah adalah berapa persen siswa memahami uraian gurunya. Masalah seperti akan sering muncul dalam pikiran guru dan dapat diuraikan secara detail. Masalah berguna jika dipecahkan dengan cara yang benar, menggunakan landasan teori, dengan nalar dan diuraikan dalam bentuk tulisan. Masalah pembelajaran tidak akan pernah selesai meskipun diselesaikan. Oleh karena itu, guru tidak akan pernah kehilangan bahan tulisan, jika berniat. Dekat dengan masalah akan memerkaya pengetahuan, wawasan dan banyak yang akan terkena manfaatnya. Teman sejawat, siswa, orang tua, dan lembaga akan berterima kasih karena selesaian dinyatakan dalam bentuk tulisan. 9. JANGAN PERNAH BERHENTI BELAJAR MENJADI ORANG PINTAR Orang pintar mesti banyak bekalnya. Ia gudang ilmu yang tidak akan pernah habis dibagikan. Orang mesti sangat ingin dekat dengan orang pintar. Mereka ingin menimba ilmunya, memint nasihatnya. Orang pintar sangat pasti tidak akan terjadi begitu saja. Kita harus merebut kesempatan menjadi orang pintar. Kepintaran itu datang bertahap. Ia melekat kepada kita jika ingin memlikinya. Jalan ke wilayah kepintaran itu tidak selalu mulus. Ia penuh lekak-lekok, naik-turun, kiri-kanan, dan sangat perlu diperjuangan. Salah satu media menjadi orang pintar adalah menulis, menyampaikan gagasan melalui bahasa tulis. Menulis memaksa Anda menyusun gagasan dengan benar dan sistematik. Pikiran-pikiran besar dibentangkan dengan menggunakan bahasa tertib dan tepat sasaran. Memang menulis kegiatan paripurna, artinya memerlukan kompetensi struktur dan isinya. Belajar berbicara dan menyimak tidak terlalu lama. Ia dapat dimiliki secara alami karena manusia memerlukan keterampilan dasar itu. Berbicara dan menyimak diperoleh melalui komunikasi pasif, pada awalnya, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia, sesuai dengan usia dan luasnya hubungan sosial serta keperluan aktualisasi. Salah satu ciri orang pintar adalah selalu ingin menjadikan orang lain pintar. Menulis merupakan media amal yang akan menjadikan orang lain pintar. Tentu saja syarat yang harus dipenuh
14
adalah tulisannya harus mencerdasakan para pembacanya. Tulisan harus disajaikan dengan cara yang menarik, yang akan memaksa para pembaca menginnginkan menguasainya dan menerapkannya. Jadi, menulis adalah bagian dari usaha kita untuk selalu berusaha menjadi ornag pintar. Oleh karena itu, dengan terus-menerus menulis kita selalu berusaha untuk menjadi orang pintar. 10.DEKATLAH DENGAN GERAK MASYARAKAT KEILMUAN (BUKU, JURNAL, INTERNET, SEMINAR, ORASI ILMIAH) Di mana tempat para penulis pendidik? Tempat yang tepat adalah pusaran perputaran ilmu. Tempat perbincangkan ilmu hidup, artinya ilmu yang dibicarakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Ilmu harus dimaknasi sebagai bahan yang akan menjadikan orang yang menguasainya berkualitas. Dampak ilmu terhadap kehidupan harus dinyatakan secara jelas dan nyata. Pada saat kita akan menulis harus diniatkan untuk meningkatkan kualitas diri dan orang lain. Niat ini akan bernilai ibadah. Menulis sangat memerlukan bahan yang memompa inspirasi, memunculkan gagasan dan setelah muncul gagasan. Pikiran kita harus disuguhi asupan yang berkhas rohani. Penulis akan selalu mengunjungi madia layanan ilmu, seperti buku, jurnal, seminar, dan lain-lain. Media tersebut akan mengayakan wawasan keilmuan, akan memapatkan pikiran, akan meneguhkan hati. Kondisi ini akan mendorong kita mengeluarkan gagasan. Memang, dengan kekuasaan Allah pikiran itu tidak akan hampa karena gagasan dikeluarkan. Ia akan makin cepat tumbuh karena berkembang. Menulis itu pada dasarnya adalah mengembangkan gagasan. Gagasan itu terus menuntut dikembangkan. Oleh karena itu, penulis pertama-tama harus senang mambaca gagasan orang lain melalui buku dan jurnal. Penulis harus terbiasa mendengar gagasan orang lain melalui seminar atau orasi ilmiah. Dengan paduan itu penulis mempunyai bahan yang bermutu. 11.MENULIS ITU HARUS BELAJAR MENULIS Menulis adalah sebuah keterampilan berbicara dan keterampilan hanya dapat dikuasai dengan cara melakukannya dan memang dikaitkan dengan kemampuan serta keinginan untuk memilikinya. Keterampilan dapatdikausai dengan baik melalui pelatihan yang tidak mengenal letihlelah. Proses pelatihan menulis mengingatkan kita merancang untuk tulisan berikutnya dengan menemukan kelemahan tulisan sebelumnya. Makin banyak latihan makin banyak kemampuan yang kita peroleh dan sebenarnya pelatihan penulis tidak ada batasnya. Seorang penulis pada
15
akhirnya akan menemukan gayanya sendiri dan pada saat itulah “pelatihan” dalam pengertian terus-menerus mengasah ketajamannya. Belajar menulis tidak akan pernah mengenal kata akhir. Makin sering menulis makin tajam pikirannya, makin banyak ilmunya, makin banyak temannya. Jadi, jangan pernah berpikir untuk berhenti menulis setelah bisa menulis. Bisa menulis tidak ada ukurannya. Sampai sekarang para penulis berkarya. Ia memerhatikan segala gerak hidup dalam masyarakat yang luas. Ia hadir di tengah-tengah masyarakat melalui karyanya yang bermutu. Seharusnya antara karya dan kekayaan hati pribadinya sejajar. 12.MULAILAH DENGAN BELANJA (BACA BUKU, JELAJAHI DUNIA MAYA, DISKUSI) Menulis pada praktiknya tidak lama. Praktik menulis sejatinya menyusun gagasan yang telah tersedia dalam pikiran kita. Aliran dari otak ke tangan sangat tergantung pada sediaan. Makin banyak sediaan makin lancar gagasan itu terkembangkan. Penulis pertama-tama harus belanja rujukan; baca buku, jelajah dunia maya, sering diskusi. Bahan bacaan sebaiknya dimiliki. Membaca juga sebenarnya belajar gaya menulis. Gizi tulisan diperoleh dengan cara merujuk pada karya para pakar. Akan tetapi, jangan lupa rujukan itu untuk membantu mengayakan gagasan kita, jangan sampai menguasai. Apa yang terjadi pada tulisan awal, pada umumnya penulis pemula sangat bergantung pada rujukan. Apa pun alasannya belanja rujukan itu untuk menambah kekayaan tulisan. Kendali tetap ada pada kita, gagasan awal tetap ada pada kita. Kita harus tetap belajar percaya diri bahwa tulisan kita bermnafaat, bahwa apa yang telah kita putuskan untuk dijadikan bahan tulisan adalah baik dan harus disampaikan kepada orang lain. Dasar ini harus terus dipegang. Jangan pernah lagu setelah melangkah. Orang lain mungkin akan berpikir kurang baik pada Anda atau bahkan melemahkan. Kuatkan tulisan Anda dengan meyakinkan orang lain melalui tulisan yang bergizi dan layak dikritisi. Makin banyak orang mencermati tulisan Anda dengan mengkriisinya, Anda harus bergembira atas perhatian mereka. Kritikan dan cermatan mereka terhadap tulisan Anda menunjukkan begitu pentingnya tulisan Anda. Oleh karean itu, jangan pernah berpikir untuk berhanti menulis, menulsi, dan menulis. C. MENULIS ITU TERNYATA MUDAH 1. YANG SULIT ITU MENGHILANGKAN APAKAH BISA MENULIS ATAU TIDAK
16
Perasaan terkadang lebih berperan dari logika. Kita takut gagal sebelum mencoba. Jadilah berangan-angan karena ini lebih aman, tidak ada yang menggugat, hanya diri sendiri yang tahu. Hidup tidak mungkin disembunyikan karena kita merupakan bagian dari keramaian. Mengapa harus menyembunyikan ketika menyadari bahwa semua orang selalu mempunyai dua sisi yang saling melengkapi, yaitu keterbatasan dan kelebihan. Memercayai omongan orang sangat merugikan diri sendiri. Terlalu banyak mendengar apa kata orang pada akhirnya tidak akan melakukan sesuatu. Dengar denyut hati sendiri, konsultasi dengan yang menciptakan hati, Allah Swt. yang mengetahui segalanya. Bismillah coba menulis dan lihat hasilnya. Anda terkadang sangat kagum pada kemampuan diri yang telah disediakan Allah. Ternyata Anda bisa berbuat lebih banyak daripada yang dipikirkan. Anda harus yakin bisa menulis dan cobalah, Insya Allah bisa menulis. Keyakinan kuat akan menghilangkan keraguan yang terus mengganggu langkah Anda. Berbuat baik dan demi kebaikan memang banyak kendalnya. Menyerah berarti Anda tidak memeroleh pengalaman apaapa. Berbuat dan Anda akan memeroleh pengelaman dan menjadi tahu bisa dan tidaknya menulis. Jadi, cobalah dan Anda akan tahu apa yang terjadi setelah itu. 2. MENULIS ITU TINGGAL MENGGERAKKAN TANGAN, MENGIKUTI ALUR PIKIRAN Mudahnya seperti itu, siapkan tangan di atas papan kunci, ikuti alur pikiran dan akan terlihat gagasan diwujudkan. Lihat monitor dan Anda akan kagum pada kemampuan Anda. Apa yang disembunyikan harus ditarik agar kita dapat memeriksanya dengan saksama. Melihat yang kongkret lebih mudah dibandingkan dengan yang tersembunyi. Oleh karena itu, jangan sekali-seklai menyembunyikan apa yangseharusnya diwujudkan. Memeriksa apa yang terlihat lebih mudah. Menelusuri jalan pikiran lebih mudah pada saat telah dinyatakan. Kita dapat mendiskusikan dengan pikiran-pikiran kita dan pikiran-pikiran para pakar yang telah kita baca. Perpaduan pikiran merupakan hakikat karya ilmiah. Tanpa unsur itu tidak akan pernah terwujud kemajuan dan kelengkapan menuju kesempurnaan. 3. YANG SULIT ITU MENGHILANGKAN PERTIMBANGAN APAKAH TULISAN SAYA BERHARGA, LAKU DI PASARAN Tugas kita adalah menulis apa yang ingin kita menulis dengan harapan dapat dibaca orang lain. Pada awalnya menulis dan menulissebagai
17
media menyehatkan lahir dan batin. Secara hakiki menulis, sebetulnya pada awalnya merupakan kegiatan penyehatan batin. Pernahkah kita menyampaikan kecintaan melalui bahasa tulis pada saat berpacaran. Apa yang kita lakukan pada saat menyampaikan keinginan yang panjang dan tidak dapat secara langsung, kita menyampaikannya melalui tulisan. Jadi, jangan terlalu berpikir bahwa setiap kita menulis didorong keinginan agar tulisan itu dibaca orang banyak. Harapan itu harus, tetapi jangan menjadi kendala. Sebuah tulisan dilahirkan karena memang kita ingin melahirkannya. Perlahan dan perlahan terus gagasan dilahirkan dan kita selalu mendengar saran orang lain betapa pun pedasnya. Semua itu menjadi tambahan pembelajaran untuk keterbaikan tulisan kita. Insya Allah bisa dan kita harus membisakan dengan membiasakan melahirkan tulisan dalam waktu tertentu. Sejalan dengan kemahiran kompetensi menulis, apada akhirnya tulisan kita menjadi kebutuhan bagi orang lain. Semua tergantung kepada kita. Jadi menulislah dengan niat berbuat baik. Kualitas berjalan dengan kedisiplinan, dengan ketelatenan, dengan niat meningkatkan kualitas diri. Apa yang keluar dari pikiran kita tergantung pada apa yang dalam diri. Oleh karena itu, peningkatan dirilah yang menentukan tingkat penilaian orang lain. Apa pun bermula dari diri kita. Pada saat bergerak segalanya akan lain, akan berbeda. bergeraklah ke arah kebaikan pada saat menulis, semuanya akan mengarah kepada Anda. Tulisan Anda akan membaik sejalan dengan penilaian kebaikan orang lain dan tentu dengan demikian tulisan Anda akan dibaca banyak orang. 4. YANG SULIT ITU MEMULAI Memulai dalam segala hal selalu sulit karena berbagai hal menghantui kita. Ketakutan tidak mampu, tidak bermutu, tidak berguna selalu menjadi kendala. Bismillah, semua dilakukan karena Allah akan berbeda semangat bertarungnya. Memulai menulis berarti mencoba kemampuan. Mencoba dengan sungguh-sungguh akan menghilangkan keraguan yang selama ini menyiksa. Kesulitan itu hanya dapat dihilangkan dengan mengerjakannya. Takut pada sesuatu dapat dihilangkan dengan mengerjakannya. Takut tidak dapat menulis dapat dihilangkan dengan menulis. Memulai akan menambah kepercayaan karena kita akan menjadi tahu apa yang seharusnya dilakukan selanjutnya. Memulai akan menjadi bagian tindakan penentu. Orang yang takut memulai tidak akan pernah maju dalam berbagai hal. Memulai walau satu kalimat sehari hari akan berhasil menuju ke arah yang diinginkan karena ada tilasnya.
18
5. YANG SULIT ITU MENYEDIAKAN WAKTU Keberhasilan itu tidak dapat dicapai dengan sekali teguk. Para penulis terkenal membangun kemampuannya secara perlahan dan terus berlatih menuju keinginan yang telah digariskan sejak dini; ia ingin menjadi penulis yang membawa kebaikan, yang menjadikan orang lain berbuat baik. Kehidupan setiap orang berbeda, tetapi selalu mempunyai kesamaan, yaitu beragam dan mempunyai waktu. Pengaturan waktu adalah penentu keberhasilan melaksanakan apa pun. Pengaturan ini dipengaruhi niat yang akan terwujud dalam bentuk aktivitas. Para penulis terkenal (yang semula sama-sama tidak dikenal, mereka dikenal karena berkarya) menyediakan waktu menulis setiap hari. Beberapa penulis terkenal menyiapkan waktu menulis minimal 2 jam. Waktu itu hanya untuk menulis. Harus diingat bahwa menulis adalah kegiatan yang harus ditunjang dengan berbagai aktivitas lainnya, setidaknya membaca. Keistiqomahan adalah kunci keberhasilan menulis. Menaati waktu yang diatur sendiri menjadi penentu apa pun. Belajar menghargai diri sendiri memerlukan waktu yang tidak pernah selesai. D. AYO MENULIS MULAI SEKARANG 1. GAGASAN ADALAH PADA AWALNYA, SIAPKAN GAGASAN, APA PUN Gagasan ada di mana-mana. Allah telah menyediakan alam dengan segala insinya untuk dipikirkan dan Dia telah memberikan fasilitas kepada diri kita. Alangkah berdosanya kita jika tidak mampu memberdayakan sampai batas maksimal anugerah Allah ini. Dengan mengarahkan pandangan, pendengaran, penciuman, memadukan rasa dan pikir, serta berzikir, Insya Allah kita dapat menemukan gagasan untuk dikembangkan. Guru tidak aka pernah kehabisan gagasan. Guru selalu bergaul dengan orang-orang yang bertebaran gagasannya. Orang-orang yang berkeinginan menjadi pintar. Para siswa yang berbinar itu menatikan gagasan cemerlang para guru. Motivasi menemukan dan mencari gagasan baru selalu harus ada pada diri guru. 2. ANDA BISA MENULISKAN APA PUN DAN DALAM BENTUK APA PUN Belajar menulis, ya dengan menulis. Jangan terpaku pada seharusnya bagaimana dan dengan cara bagaimana. Menulis, ya mengalirkan gagasan, apa yang dipikirkan melalui bahasa tulis. Tidak ada aturan baku yang harus dipertahankan. Peraturan itu kebutuhan yang perlahan akan dikuasai penulis sejalan dengan pengalamannya dalam menulis. Cara dan bentuk akan mengikuiti, karena itu kebutuhan Anda
19
pada saat kemampuan menuliskan gagasan telah terbangun dan terkebangkan. Silakan tulisa apa yang akan dituliskan dengan “seenaknya”. Banyak orang mempelajari tata cara menulis, tetapi tidak pernah belajar menulis. Harus tidak boleh ada kekosongan di antara aktivitas tersebut. Pada saatnya kelak Anda akan selalu mencari keseimbangan antara gagasan dan tata cara penyampaiannya. Semua akan berjalan dengan sendirinya, jika kita mengehendakinya. Berkehendak menjadi motivasi yang akan mendorong terus menuju perbaikan. Kedalaman motivasi akan terus membangkitkan mencari dan mencari kebaikan melalui media tulisan. Apa pun yang dituliskan selalu didasarkan pada seberapa jauh orang lain terpengaruh atas dorongan tulisan yang mengarah terhadap kebaikan. 3. JANGAN TAKUT TULISAN KITA TIDAK DIBACA ORANG, TOH SKRIPSI KITA JUGA TIDAK TAHU SIAPA YANG MEMBACA Keharusan kita adalah menuliskan gagasan yang selama ini terpendam dalam pikiran dan dalam perasaan. Pada saat menulis tidak perlu berpikir siapa yang akan membacanya setelah menjadi tulisan. Membayangkan apa yang belum terjadi akan mengurangi semangat, jadi yang muncul pesimistis. Seluruh pekerjaan yang sukses selalau didasari dengan rasa optimisme. Mempertebal kepercayaan bahwa tulisan kita, pada suatu saat akan dibaca orang. Perhatikan perubahan pada diri setelah menuliskan apa yang ingin kita tuliskan. Ada kelapangan dada, keluasan pikiran, keinginan untuk terus menulis. Tulisan yang telah jadi dapat kita periksa ulang dengan kenikmatan dan dari situlah dapat diarahkan media mana yang akan dapat memuat tulisan itu atau pada tahap awal dapat berbagai dengan teman yang telah biasa mengirimkan tulisan. Kita minta saran berharga untuk kebaikan tulisan. Makin banyak saran yang disampaikan, semakin meriah tulisan kita. Saran menandakan dibacanya tulisan kita. Jadi, jangan takut menerima saran. 4. JANGAN BIARKAN LAPTOP KITA KEHILANGAN WIBAWA Apa yang ada dalam laptop kita? Sebaiknya berisi tulisan dan segala yang berhubungan dengan akademik dan penanda pendidik profesional. Laptop sebaiknya menjadi wakil isi seluruh kekitaan sebagai bagian komunitas pendidik. Mengutak-ngatik laptop bagi kita sama artinya dengan menumpahkan kesiapan sebagai pendidik. Rencana pembelajaran, kajian silabus, kajian model yang tepat dan sejumlah pilihan teks untuk materi ajar, serta latihan-latihan yang
20
disiapkan sekian lamanya terekan dalam laptop. Sejumlah tulisan yang sedang dan telah selesai tertata rapi dalam bentuk fail yang tersusun. Jika ini isi laptop kita, wibawa sebagai pendidik profesional akan bertambah. Kepercayaan diri meningkat dan tumbuh besar kepercayaan orang lain terhadap kita. 5. JANGAN BIARKAN HANYA TEMAN KITA YANG MENULIS, TEMANI Bergabung dengan lingkungan kebaikan akan menambah diri kita makin baik dan semakin berguna. Menemani teman-teman kita yang rajin menulis adalah langkah positif yang harus diteruskan agar segala hal yang menjadi renungan kita bersatu dengan tulisan teman-teman. Jangan biarkan teman kita melaju sendirian, kita harus berada di sampingnya dengan meluncurkan tulisan-tulisan bermutu. E. PADA AKHIRNYA .... Segala hal terjadi karena berkaitannya niat kita dengan kehendak Allah.Sesungguhnya Allah tidak mengubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaanyang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Q.S. Ar-Rad, 11). PERUBAHAN ITU DARI KITA. KITA BERUBAH MENUJU KEBAIKAN, INSYA ALLAH AKAN MENGABULKAN PERMOHONAN PERUBAHAN ITU. BERUBAHLAH SETIAP HARI DENGAN TIDAK MENUNGGU ORANG LAIN. IBDA BINAFSI (MULAILAH DARI DIRI KITA MASING-MASING). 21/01/2013 6:11:19
21