MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
G
erakan mondial dalam rangka mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didalam dokumen Millenium Development Goals atau Tujuan Pembangunan Milenium, khususnya pada tujuan keenam, yakni “Memerangi berbagai penyakit menular, seperti HIV dan AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya”. PBB telah menetapkan target pengendalian penyebaran HIV dan AIDS dan penurunan kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015, termasuk target penurunan prevalensi HIV dan AIDS pada remaja berusia 15-24 tahun dan peningkatan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS bagi para remaja. Dalam hal ini, perlu di lakukan upaya intensif dalam rangka meningkatkan pengetahuan para remaja Indonesia tentang HIV dan AIDS, baik melalui lembaga pendidikan formal di sekolah-sekolah maupun melalui lembaga pemerintahan dan lembaga kemasyarakatan dalam melakukan kampanye tentang bahaya HIV dan AIDS bagi kesehatan manusia. Dalam perspektif penyelenggaraan pemerintahan, urusan pemerintahan di bidang kesehatan merupakan urusan bersama (concurrent function) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sehingga setiap Pemerintah Daerah diwajibkan untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran HIV dan AIDS dengan melibatkan peranan aktif seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) di bidang pembangunan kesehatan di masing-masing daerah.
Oleh karena itu, Kementerian Dalam Negeri selaku Pembina penyelenggaraan pemerintahan daerah mendukung upaya Kementerian Kesehatan dalam menerbitkan buku pedoman kampanye pencegahan dan pengendalian HIV dan AIDS bagi para remaja usia 15-24 tahun dengan tema “Aku Bangga Aku Tahu”, dengan harapan agar buku pedoman tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif dalam rangka mencegah dan mengendalikan HIV dan AIDS di Indonesia. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, meridhoi seluruh pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan Negara. Sekian dan terima kasih.
MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KATA SAMBUTAN
I
nsidensiI Infeksi baru Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Indonesia cenderung meningkat, HIV dan AIDS bukan hanya menulari kalangan pekerja seks, pengguna narkoba suntik dan hubungan seks yang tidak aman lainnya, namun dapat juga menulari ibu rumah tangga, bayi dalam kandungan, yang dapat tertular melalui transmisi virus dari orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) tanpa memperhatikan aspek kesehatan dalam hubungan hetero seksual, selain dapat ditulari melalui transfusi darah yang tidak aman.
Untuk menyelesaikan permasalahan HIV dan AIDS, diperlukan kebijakan lintas sektor dan strategi nasional dengan memberdayakan populasi kunci, peran serta dunia usaha, komitmen yang kuat dari pemerintah serta kepedulian masyarakat luas. Upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS telah diawali sejak tahun 1994 yang terus ditingkatkan jumlah dan jenis programnya maupun cakupan wilayah penyebaran epideminya. Salah satu tujuan Pembangunan Milenium 2015 yang sulit dicapai di Indonesia adalah menurunkan secara signifikan prevalensi dan insidensi HIV dan AIDS, hal ini mengingat besarnya tantangan dan ancaman HIV dan AIDS pada masyarakat Indonesia yang heterogen dan pluralistik yang dipersulit dengan adanya keterbatasan kapasitas dan regulasi pemerintah yang belum sepenuhnya mendukung upaya menghentikan laju epidemi HIV dan AIDS secara optimal.
Untuk menghentikan laju epidemic HIV dan AIDS pada tahun-tahun mendatang, pemerintah telah berkomitmen meningkatkan kapasitas dengan memobolisasi sumberdaya nasional secara terkoordinasi, sinergis, sinkron dan akuntabel guna mempercepat pelaksanaan penanggulangan HIV dan AIDS yang sudah berjalan. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan segenap anggota Komisi Penanggulangan AIDS Nasional mendukung di terbitkannya “Buku Pedoman Pelaksanaan Kampanye HIV dan AIDS bagi generasi muda sebagai dorongan dan terobosan agar bersama-sama mencegah penularan HIV dan AIDS”. Pemerintah berharap dengan terbitnya Buku Pedoman ini, laju penularan epidemi HIV dan AIDS pada generasi muda dapat direduksi agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana yang pada gilirannya menimbulkan kerugian jiwa, sosial dan ekonomi. Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Tim Penyusun atas kerja kerasnya dan berharap agar buku ini menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan yang aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Berbagai penelitian menunjukkan hasil bahwa sebagian remaja Indonesia mempraktekkan perilaku
berisiko. Namun mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk mencegah penularan HIV. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dalam hal pengetahuan tentang HIV dan AIDS pada penduduk umur 15-24 tahun, menunjukkan bahwa pada kelompok umur ini yang pernah mendengar tentang HIV dan AIDS adalah 75,10%. Selanjutnya, pengetahuan mereka tentang HIV dan AIDS yang komprehensif dan benar baru mencapai 11,4%. Sedangkan, sasaran Millennium Development Goals pada tahun 2015 adalah bahwa penduduk berumur 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS mencapai 95%. Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut, maka upaya pencegahan HIV dan AIDS di Indonesia harus makin gencar, diperluas, ditingkatkan kualitasnya dan didukung semua sektor, termasuk organisasi masyarakat, organisasi profesi, organisasi keagamaan, dan seluruh lapisan masyarakat. Penyebar luasan tentang cara pencegahan HIV dan AIDS bukan saja harus disampaikan kepada kelompok resiko tinggi, tapi juga pada Masyarakat umum dan kelompok remaja usia 15-24 tahun. Dewasa ini, kelompok remaja di Indonesia berjumlah sekitar 60 juta jiwa dari 230 juta penduduk. Mereka adalah generasi muda yang harus kita jaga dan kita berdayakan agar terhindar dari ancaman HIV dan AIDS. Untuk maksud tersebut, dilaksanakan kampanye HIV dan AIDS di seluruh Kabupaten dan Kota di seluruh provinsi, dimulai dengan 10 provinsi terpilih pada tahun 2012. Kampanye dirancang untuk meningkatkan pengetahuan yang benar, dan komprehensif tentang HIV dan AIDS kepada kaum muda usia 15-24 tahun.
Buku Pedoman Pelaksanaan Kampanye HIV dan AIDS pada Kaum Muda Usia 15-24 Tahun “Aku Bangga Aku Tahu diterbitkan untuk mendukung semua pihak dan sektor terkait, khususnya pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota, dalam melaksanakan upaya penyebarluasan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS pada kaum muda usia 15-24 tahun. Sebagai bagian dari Pedoman Kampanye ini disertakan pula CD berisi master desain dari seluruh materi KIE dan materi promosi Aku Bangga Aku Tahu. Materi ini dapat langsung diproduksi dan digandakan sesuai kebutuhan. Seluruh upaya ini akan berhasil jika mendapat dukungan segenap jajaran lintas sektor dan organisasi terkait yang perduli pada masa depan bangsa. Dengan dukungan ini, Kampanye Aku Bangga Aku Tahu diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals tahun 2015, sehingga penularan HIV di Indonesia dapat ditekan.
Semoga buku ini bermanfaat dalam mendukung pengendalian HIV dan AIDS di seluruh Tanah Air.
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
A
lhamdulillah, izinkan saya menyampaikan penghargaan kepada tim penulis buku “Aku Bangga Aku Tahu” Pedoman Pelaksanaan Kampanye HIV dan AIDS pada Kaum Muda Usia 15-24 Tahun.
Saya menyambut gembira dengan kehadiran buku ini, harapannya melalui buku ini, usaha kita didalam mengampanyekan akibat HIV dan AIDS di kalangan generasi muda bisa terlaksana dengan baik. Salah satu ukuran keberhasilan itu antara lain menekan laju peningkatan kasus-kasus baru HIV dan AIDS, terutama di lingkungan kaum muda usia 15-24 tahun. Usia ini adalah usia remaja yang akan memasuki usia dewasa. Kita berharap mereka akan berkontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Karena itu dipilihnya usia 15-24 tahun dalam kampanye ini, sungguh sangat tepat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memandang, upaya kampanye HIV dan AIDS untuk usia 15-24 tahun, bukanlah menjadi tugas dari Kementerian Kesehatan semata, tapi juga bagian yang harus dilakukan oleh jajaran di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengingat usia itu adalah usia-usia sekolah atau kuliah. Karena itu sekali lagi saya menyambut baik terbitnya buku ini, yang diharapkan dapat menjadi pegangan dasar bagi guru dan dosen, untuk ikut serta membantu kampanye HIV dan AIDS di sekolah atau kampus.
Dipahami, usia 15-24 tahun adalah usia yang akan menjadi salah satu target sasaran dalam penggunaan obat-obatan yang dapat menyebabkan HIV dan AIDS, mengingat usia ini masih sangat labil dan mudah untuk dipengaruhi. Itu sebabnya, kita harus bisa membentengi anak-anak kita dari pengaruh negatif penggunaan obat-obatan dan pergaulan yang dapat menyebabkan HIV dan AIDS. Kita tidak menginginkan kurun waktu 2010-2035 yang merupakan periode untuk memperoleh bonus demografi (demografic dividen) bagi bangsa ini, tapi akibat dari kurangnya pengetahuan tentang bahaya HIV dan AIDS, banyak populasi usia 15-24 tahun malah menghidap penyakit itu, sehingga bonus demografi yang diharapkan malah menjadi bencana demografi (demographic disaster). Demikian beberapa hal yang bisa disampaikan. Semoga apa yang kita lakukan ini dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan kita.
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PADA PENERBITAN BUKU “AKU BANGGA AKU TAHU”
P
uji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, karena kita masih diberikan kesehatan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Pada kesempatan ini kami ingin memberikan selamat kepada Kementerian Kesehatan atas penerbitan buku dengan judul “Aku Bangga Aku Tahu”, yang merupakan buku Pedoman Pelaksanaan Kampanye HIV dan AIDS Pada Kaum Muda Usia 15-24 tahun. Kami mendukung upaya Kementerian Kesehatan dalam penerbitan buku ini, karena usia 15-24 tahun masuk dalam usia produktif. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagai lembaga yang salah satu tugasnya melaksanakan pelatihan, penempatan serta pengawasan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, percaya bahwa upaya mengatasi epidemi HIV dan AIDS hanya akan berhasil bila semua komponen masyarakat bersatu dalam upaya pencegahan dan penanggulangan.
Penyebaran HIV dan AIDS akan menimbulkan dampak negatif berupa berbagai kerugian sosial termasuk di bidang ketenagakerjaan, seperti perlakuan berbeda dari masyarakat sekitar dan kerugian ekonomi seperti biaya pengobatan yang sangat mahal. Oleh karena itu kami mengajak semua pihak untuk berperan aktif secara bersama-sama, dan masyarakat luas mengkampanyekan upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS. Begitu juga dalam dunia usaha, kami mengajak para pengusaha dan para pekerja bersama-sama melaksanakan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS (P2 HIV dan AIDS) di tempat kerja, untuk mewujudkan ketenangan dan meningkatkan produktifitas kerja.
Harapan saya, dengan diterbitkannya buku ini dapat meningkatkan pengetahuan generasi muda terhadap bahaya HIV dan AIDS, selanjutnya dapat mencegah penyebaran HIV dan AIDS di Indonesia, agar generasi muda Indonesia yang merupakan angkatan kerja produktif dapat menjadi generasi yang sehat dan dapat meneruskan pembangunan Bangsa dan Negara yang kita cintai ini.
Sekian Terima kasih.
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA
SAMBUTAN MENTERI SOSIAL RI Assalamu’alaikum Wr. Wb.
P
uji dan syukur kita ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karunia dan ridho-Nya, Buku Pedoman Pelaksanaan Kampanye HIV dan AIDS pada populasi usia 15-24 tahun dengan judul “Aku Bangga Aku Tahu”, dapat diterbitkan. Keberadaan pedoman ini menunjukkan besarnya komitmen dan perhatian kita terhadap upaya mengkampanyekan pencegahan dan perlindungan kaum muda di Indonesia dari bahaya HIV dan AIDS. Buku ini adalah aksi nyata dalam menggugah kepedulian dan kesadaran semua pihak untuk bersama-sama melakukan pemenuhan dan perlindungan hak-hak kaum muda, khususnya mereka yang masuk dalam kategori rentan.
Sesuai dengan fase pertumbuhannya, dari waktu ke waktu, persoalan yang dihadapi kaum muda terus bertambah. Tidak ada lagi batas-batas dan ruang yang tidak bisa di akses melalui teknologi informasi khususnya media informasi yang sedemikian canggih. Informasi pada media sangat berpengaruh terhadap pergaulan para remaja, dan tidak boleh dipandang sebelah mata. Pemerintah saat in terus berupaya melaksanakan berbagai program baik program pencegahan kepada kelompok rentan, program rehabilitasi terhadap mereka yang sudah terkena HIV dan AIDS maupun program pemberdayaan bagi mereka yang terkena telah siap mental menata hidup secara normal di tengah-tengah lingkungannya.
Pada kesempatan ini saya menegaskan kembali perlunya penyadaran bagi semua pihak dengan menyikapi dan menyiasati melalui berbagai upaya didalam melakukan pencegahan dan penularan HIV dan AIDS. Hal ini untuk menghindarkan dampak buruk terhadap kaum muda. Untuk itu diperlukan penyiapan mereka sejak awal. Kaum muda perlu mendapat perhatian yang serius, khususnya pada pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang pencegahan dan penularan HIV dan AIDS. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak remaja terhindar dan terselamatkan penularan HIV dan AIDS. Ucapan terima kasih dan penghargaan saya tujukan kepada semua pihak, khususnya para penggiat dibidang HIV dan AIDS. Mereka adalah orang-orang yang telah menunjukkan dedikasi yang tinggi, menyumbangkan pikiran dan tenaga didalam upaya menumbuhkan semangat hidup bagi para penghidap HIV dan AIDS. Mereka juga telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran dan penularannya dikalangan kaum muda Indonesia. Penghargaan setinggi-tingginya kepada Kementerian Kesehatan yang telah menginisiasi penerbitan buku pedoman pelaksanaan kampanye HIV dan AIDS para kaum muda berusia 15-24 tahun berjudul “Aku Bangga Aku Tahu”, semoga buku ini bermanfaat bagi segenap anak Bangsa.