Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 7:47:00 PM Sumber : Detik Penulis : Muhammad Idris
Mentan Kesal Berita 'Miring' Impor Beras Tahun Lalu Kembali Ramai Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman, mengaku kesal banyak pemberitaan terkait impor beras di awal tahun ini. Pernyataannya tersebut terkait data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal beras impor 1,2 ton di 2016 lalu."Beritanya kok muncul 2 kali. Saya tadi diwawancara stasiun televisi ditanya impor (beras) lagi. Tolong pemahamannya jangan keliru di publik. Beras masuk di 2016 diputar-putar (beritanya) 2 bulan. Tahun 2017, diputar lagi beritanya," ujar Amran, di acara Rakernas Kementerian Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (4/1/2016). Amran menjelaskan, impor beras yang masuk tahun lalu tersebut merupakan sisa impor kontrak di 2015, lantaran realisasi impornya yang terlambat."Impor beras masuk 1 juta (ton) di 2016 itu impor di 2015, rekomendasinya keluar di 2015. Itu sudah diberitakan di 2015. Tapi kita sepakat manakala stok masih ada, berasnya ditunda. Sehingga karena sudah terlanjur kontrak, berasnya datang pada bulan Januari, Februari, dan Maret (2016). Jadi itu limpasan dari 2015," terangnya. Menteri asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini menegaskan, dirinya sama sekali tidak mengeluarkan rekomendasi impor beras di 2016."Tahun 2016 tidak ada impor beras. Padahal ada El Nino tertinggi sepanjang sejarah, impor hanya di 2015, itu pun buat cadangan, tahun 2016 itu nol (impor beras)," tandasnya dengan nada penekanan. Seperti diketahui, jika merujuk pada data BPS, impor beras di kontrak pembelian beras 2015 memang masuk di akhir 2015 dan triwulan I-2016. Beras impor yang masuk pada November 2015 sebesar 318.920 ton dan Desember 2015 sebesar 291,980 ton. Sementara beras yang masuk di 2016 berturut-turut yakni Januari 382.550 ton, Februari 296.370 ton, dan Maret 303.080 ton. (idr/wdl)
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 7:27:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Pramdia Arhando Julianto
Harga Cabai Melambung, Mentan Bilang Persoalannya Musim Hujan JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan gejolak harga komoditas pangan masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan pemerintah. Seperti saat ini, salah satu komoditas pokok yaitu cabai rawit mengalami lonjakan harga yang begitu besar, tidak hanya di Jakarta, namun juga terjadi di berbagai wilayah. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, dari 14 komoditas strategis hanya komoditas kedelai yang mengalami kendala produksi. "Gini, dari 14 komoditas strategis hanya satu yang turun dari data Badan Pusat Statistik yaitu kedelai, Cabai nggak turun produksinya," ujar Amran usai Rakernas Pertanian di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (4/1/2017). Menurutnya, saat ini untuk komoditas cabai persoalannya adalah faktor musim hujan. "Persoalannya musim hujan kalau panen busuk, bukan produksinya kurang sehingga kalau hujan tersendat dan itu masalahnya," tegasnya. Namun dirinya menampik, bahwa persoalan gejolak harga cabai karena faktor distribusi. Dia menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelesaian terhadap persoalan tersebut agar harga komoditas cabai tidak terus mengalami kenaikan. "Penyelesaiannya adalah kami sudah tata dan kami sudah minta Dirjen Hortikultura agar (penanaman) aneka cabai tidak boleh dibawah 30 ribu hektar per bulan, jadi ada angka-angka yang tidak boleh kurang, karena begitu turun pasti kesulitan," paparnya. Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Spudnik Sujono mengatakan, anggaran sebesar Rp 737 miliar akan digunakan untuk program luas tambah tanam perkebunan aneka cabai sebanyak 15.000 hektar dengan alokasi Rp 457 miliar. Menurutnya, anggaran tersebut seiring dengan pengembangan program zonasi wilayah produksi atau buffer zone. Adapun program ini merupakan salah satu upaya untuk pemerataan area tanam di daerah agar bisa memenuhi kebutuhan wilayahnya dan tidak lagi bergantung pada daerah lain yang menyebabkan gejolak harga. Dari data pagu anggaran Ditjen Hortikultura pada tahun 2017 untuk program zona produksi kawasan bawang merah dianggarkan Rp 280 miliar dengan luas lahan 7.000 hektar lahan. Sedangkan program zona produksi kawasan aneka cabai dianggarkan Rp 457 miliar dengan total luas lahan 15.000 hektar.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 7:23:00 PM Sumber : Okezone Penulis :
Menko Darmin: Ekonomi Tumbuh Tak Tinggi Tapi Ketimpangan Turun BOGOR - Ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2016 dapat dikatakan tumbuh lebih baik dibandingkan negara lainnya. Padahal, ekonomi global sepanjang tahun 2016 lalu tengah lesu. Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, untuk saat ini, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh dengan diiringi penurunan angka kemiskinan. Padahal, sudah lama hal ini tidak terjadi sekalipun ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 6%. Sektor Ekonomi yang Jadi Fokus di 2017Resolusi 2017, Jokowi: Fokus ke PemerataanMenko Darmin: Aneh, Jika Ekonomi RI Dikatakan Negatif "Soal hubungan pertumbuhan ekonomi dengan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan pendapatan masyarakat. Memang pertumbuhan ekonomi kita walaupun tidak terlalu tinggi tapi terasa dengan tingkat kemiskinan turun, ketimpangan turun," kata Darmin di Istana Bogor, Rabu (4/1/2016). Darmin pun tak ingin penurunan angka kemiskinan menurun seiring dengan penurunan angka pertumbuhan ekonomi. Pembangunan dan distribusi pendapatan akan menjadi fokus pemerintah pada tahun ini. "Tapi jangan itu terjadi, jangan sampai turun dengan arah yang sama. Ada studi dengan arah yang lebih persis. Dampaknya pembangunan pada distribusi pendapatan harus kita lihat," tutupnya. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 250 ribu jiwa. Berdasarkan catatan BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia per September 2016 turun menjadi 27,76 juta jiwa.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 6:09:00 PM Sumber : Okezone Penulis :
Dugaan Menko Darmin, Inflasi Tahun Ini Lebih Tinggi dari 2016 BOGOR - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi pada tahun 2016 mencapai 3,02%. Angka inflasi ini lebih rendah dibandingkan target pemerintah sebesar 4%. Hanya saja, menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, inflasi pada tahun 2017 akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah pun perlu bekerja keras untuk dapat mengendalikan inflasi. Inflasi Sumut 2016 Tembus 6,34%, Jauh di Atas NasionalPengendalian Pangan Masih Jadi PRBPS: Operasi Pasar Beri Pengaruh Positif ke Inflasi "Lalu inflasi agak lebih tinggi tahun ini," kata Darmin di Istana Bogor, Rabu (4/2016). Hanya saja, inflasi dapat ditekan apabila harga pangan dan komoditas lainnya dapat terkendali. Apabila hal ini dapat dikendalikan, inflasi diprediksi dapat mencapai di bawah 3%. "Tapi kalau dirancang lebih baik berapa administered price dan adiministered food itu bisa inflasi di bawah 3%. Kalau itu terjadi ekonomi kita tidak hanya tumbuh lebih baik tapi kita bisa menurunkan ketimpangan," tutupnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 5:46:00 PM Sumber : Tempo Penulis : Baca: JP Morgan Diputus, Sri Mulyani: Ekonomi Dikelola Profesional
Inflasi Rendah, Ekonom: Waspadai Tekanan Harga Tahun Ini TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka inflasi terendah dalam kurun waktu lebih dari lima tahun terakhir. Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian menilai rendahnya angka inflasi sepanjang tahun ini karena pemerintah mampu mengendalikan stabilitas harga makanan, yang notabene menjadi salah satu momok inflasi bagi Indonesia. BPS mencatat indeks harga konsumen sebesar 0,42 persen secara bulanan pada Desember lalu. Sehingga akumulasi inflasi Indonesia Januari - Desember mencapai 3,02 persen secara tahunan. Ini adalah pencapaian terendah sejak 2009, yang pernah tercatat sebesar 2,78 persen.Inflasi inti sepanjang Januari - Desember tercatat sebesar 3,07 persen secara tahunan. Inflasi pada Desember terutama berasal dari kenaikan harga bahan makanan."Meski ada faktor musiman pada Desember, namun tahun ini pemerintah cukup mampu mengantisipasi kenaikan harga makanan, sehingga tekanan harga dari bahan makanan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya," kata Fakhrul dalam pernyataan tertulisnya, Rabu, 4 Januari 2017. ''Peran pemerintah untuk membenahi sisi suplai menjadi sangat penting, misalnya dengan membenahi jalur distribusi diharapkan bisa meminimalisasi dampak kenaikan harga BBM dan listrik," ucapnya.Bahana memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini bisa naik menjadi 3,8 persen dengan adanya kemungkinan kenaikan harga BBM dan listrik. Terlebih pemerintah berencana mencabut subsidi untuk pelanggan 990 VA yang jumlahnya diperkirakan mencapai 18,8 juta pelanggan.Pencabutan subsidi ini akan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali, yang dimulai pada awal tahun ini. Namun, kata Fakhrul, pemerintah masih sangat berhati-hati mengeksekusi rencana kenaikan harga karena pemerintah sangat menyadari pencabutan subsidi ini bakal mengkerek angka inflasi sepanjang tahun ini. Tapi, bila kenaikan harga listrik dan BBM tetap akan dilaksanakan, Kementerian Koordinator Perekonomian harus mempersiapkan program pengendalian inflasi yang terfokus pada stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok.MAYA AYU PUSPITASARI
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 5:16:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Yudho Winarto
IBPA: Pasar obligasi 2016 bergerak positif JAKARTA. Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat pasar obligasi domestik pada tahun 2016 mengalami penguatan yang ditandai dengan berbalik turunnya imbal hasil dan tren positif kinerja Indonesia Composite Bond Index (ICBI) dibanding tahun 2015. "ICBI menggambarkan kinerja pasar obligasi Indonesia bergerak positif pada tahun 2016," papar Manajemen IBPA dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (4/1). IBPA menyampaikan imbal hasil positif ICBI secara tahun berjalan tercatat tumbuh sebesar 13,74 % (year to date/ytd) dari 183,2579 menjadi 208,4493. Angka itu lebih tinggi dari tahun berjalan 2015 yang hanya tumbuh sebesar 4,20 % (ytd). Menurut IBPA, membaiknya kinerja pasar obligasi domestik itu tidak terlepas dari terjaganya kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Inflasi dalam negeri yang berada dalam tren rendah, pertumbuhan ekonomi yang stabil di kisaran lima % (yoy), dan terjaganya kurs rupiah terhadap dolar AS merupakan faktor pendukung positifnya pasar obligasi domestik. Terjaganya fundamental ekonomi Indonesia tersebut kemudian mendorong Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan BI rate hingga 75 BPS dari 7,25 % ke 6,50 %. Bank Indonesia, lanjutnya, kemudian mengganti BI rate menjadi BI 7 Day Reverse Repo Rate sejak Agustus 2016 dan kembali memangkas suku bunga acuan baru itu hingga 50 basis poin dari 5,25 % menjadi 4,75 %. Tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia itu turut menopang positifnya kinerja pasar obligasi domestik. Manajemen IBPA juga menyampaikan bahwa positifnya pasar obligasi domestik terdorong oleh kewajiban investasi di Surat Berharga Negara (SBN) bagi lembaga jasa keuangan yang tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.05/2016
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 5:05:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Agus Triyono Sanny Cicilia
Bantuan beras dengan non-tunai siap disalurkan JAKARTA. Walaupun masih mengalami kendala, salah satunya jaringan, pemerintah memastikan akan tetap menyalurkan bantuan beras untuk 1,4 juta keluarga kurang mampu tanpa uang tunai mulai bulan ini. Penyaluran bantuan secara elektronik ini dilakukan serentak 14 Januari mendatang. Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial mengatakan, agar upaya tersebut bisa terlaksana tepat waktu dengan lancar, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bulog, bank-bank BUMN (Himbara), dan Bank Indonesia (BI). "Sudah dirapatkan kemarin semua," katanya di Istana Bogor, Rabu (4/1). Khofifah mengatakan, selain beras, subsidi listrik dan tabung gas 3 kilogram juga akan disalurkan dengan mekanisme nontunai tersebut. Untuk mengintegrasikan penyaluran tersebut, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM. "Akan ada integrasi secara masif, terintegrasi dengan sistem e-wallet," katanya. Khofifah berharap, dengan upaya perbaikan penyaluran tersebut, upaya pengentasan kemiskinan yang diharapkan Presiden Jokowi bisa semakin efektif dan tepat sasaran. Presiden ingin agar para menterinya pada tahun 2017 ini mengefektifkan program pengentasan kemiskinan dan kesenjangan. Jokowi bilang, penurunan angka kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia saat ini belum sesuai keinginan. Walau gini rasio juga sudah turun di mana sampai data BPS pada Maret 2016 kemarin angkanya sudah berhasil turun ke level 0,387 dari posisi September 2015 yang masih di posisi 0,402. Tapi, angka kemiskinan dan kesenjangan dirasanya masih tinggi. "Oleh sebab itu, kerja keras mati-matian supaya angka kesenjangan kita baik antar wilayah, maupun antara yang kaya dan miskin bisa ditekan," katanya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:58:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Namira Daufina Yudho Winarto
Dollar terserang profit taking, rupiah pun unggul JAKARTA. Imbas data dalam negeri yang memuaskan pelaku pasar jadi pendukung utama penguatan rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) yang tengah melemah terserang koreksi teknikal. Di pasar spot, Rabu (4/1) valuasi rupiah menguat 0,27% ke level Rp 13.440 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sejalan dengan posisi rupiah di kurs tengah Bank Indonesia yang terangkat tipis 0,05% di level Rp 13.478 per dollar AS. Stable economy, stronger rupiah Tahun ini, langkah rupiah bisa lebih baik Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menjelaskan imbas dari terjaganya level inflasi Indonesia sepanjang tahun 2016 lalu menyuntikkan tenaga bagi rupiah untuk unggul. Memang pada Selasa (3/1) kemarin, Badan Pusat Statistik merilis inflasi Desember 2016 sebesar 0,42% sehingga sepanjang Januari – Desember 2016 level inflasi Indonesia terjaga di 3,02%. “Fundamental yang kuat ini bersamaan dengan dollar AS yang terpapar koreksi teknikal karena pasar cenderung wait and see,” tutur Reny. Hingga pukul 16.20 WIB indeks dollar koreksi 0,27% ke level 102,93 dibanding hari sebelumnya. Ada aksi profit taking yang dilakukan pelaku pasar sehingga membuat rupiah memiliki celah untuk manfaatkan keunggulan. Koreksi USD ini murni teknikal sebab pelaku pasar masih menanti rilis risalah FOMC pada Kamis (5/1) dini hari dan data tenaga kerja akhir pekan nanti. Selain memang kemarin indeks dollar menyentuh level tertingginya dalam 14 tahun terakhir, sehingga ada upaya pelaku pasar untuk memanfaatkan kesempatan mengambil untung sementara. “Dollar AS secara fundamental tetap kuat maka penguatan rupiah pun tergolong terbatas,” ujar Reny. Ini pula yang mengarahkan Reny pada dugaan mengenai kans rupiah untuk unggul tipis pada Kamis (5/1). Meski rilis risalah FOMC akan diumumkan, namun hasilnya sudah diantisipasi pasar dengan proyeksi kenaikan suku bunga The Fed tiga kali tahun ini.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:57:00 PM Sumber : JakartaGlobe Penulis : Ratri M. Siniwi
Jokowi's 2017 Priorities: Reduce Social, Economic Disparities and Provide Equal Access to all Indonesians Jakarta. President Joko “Jokowi” Widodo has made equality a priority in this year's government agenda, especially in providing equal access to all Indonesians. “Despite a slight improvement in our Gini ratio, it is still relatively high,” Jokowi said in a cabinet meeting at Bogor Palace on Wednesday (04/01). Jokowi stressed that in order to reduce the Gini ratio — measuring the degree of inequality in income distribution — there needs to be greater asset redistribution and land legalization. “This is important because we want people to have access to land,” he said. “In regards to concessions for people, such as customary land and certificates, I believe that this must be a focus for all, and we need to do it as much as possible within the two years.” According to the Central Statistics Agency, or BPS, as of September 2016, 10.70 percent of Indonesians, or over 27 million people are living in poverty, which is a slight improvement from March, which was 10.86 percent. Java had the highest number with 14.83 million people living in poverty. Second highest is Sumatra with 6.21 million, third being Bali and Nusa Tenggara with 2.11 million, followed by Sulawesi with 2.09 million, Maluku and Papua at 1.55 million and last, Kalimantan with 970,000. Improving Competitiveness and Financial Inclusivity Another program Jokowi wants to focus on is providing equal access to capital to improve competitiveness and financial inclusivity. By next year, government-subsidized bank loans, known as KUR, should be higher in value, easier to access and reach more people, Jokowi urged. “Insurance also needs to be given and improved, so that we can push for financial inclusion so that people are more bankable,” he added. Jokowi also placed importance of education equity. In particular, vocational training for skill-building and distributing Smart Indonesia Cards, known as KIP's, for children and orphans. Additionally, access to educational programs should also be prioritized. He urged for greater cooperation between the ministries and with the coordinating ministries as it would help to speed up access to education in the millions.Indonesia povertyLand rightswealth gap Gini ratio.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:36:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Yudho Winarto Yudho Winarto
IHSG berhasil rebound didukung data inflasi JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound di sesi kedua perdagangan Rabu (4/1). Mengacu data RTI, indeks ditutup naik 0,48% atau 25,212 poin ke level 5.301,183. Tercatat 165 saham menopang indeks, 140 saham bergerak turun, dan 93 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 7,33 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,53 triliun. Sektor barang konsumsi memimpin penguatan naik 1,95%. Sedangkan, sektor aneka industri paling dalam penurunannya 2,46%. Meski melaju di zona hijau, investor asing cenderung melakukan aksi lepas saham. Di pasar reguler, net sell asing Rp 198,769 miliar dan Rp 334,525 miliar keseluruhan perdagangan. Saham-saham yang masuk top gainers LQ45 antara lain; PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) naik 9,72% ke Rp 790, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) naik 7,82% ke Rp 386, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) naik 5% ke Rp 1.785. Sementara, saham-saham yang masuk top losers LQ45 antara lain; PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) turun 4,29% ke Rp 1.340, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) turun 3,44% ke Rp 1.685, dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) turun 3,39% ke Rp 1.425. Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere mengatakan, di tengah kecemasan atas hasil pemilu presiden AS, dan kuatnya tekanan pasar masih menjadi salah satu faktor yang mendorong aliran dana asing keluar dari pasar saham dalam negeri sehingga laju IHSG tertahan. "Ketidakpastian tersebut berdampak negatif di pasar negara berkembang dan diikuti volatilitas perpindahan dana," katanya dikutip dari Antara. Kendati demikian, data ekonomi Indonesia berhasil menunjukan kinerja yang terbilang membaik. Inflasi Desember 2016 yang tercatat rendah menunjukan perekonomian Indonesia relatif masih kondusif. BPS mencatat, tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2016 sebesar 3,02%. "Kondisi dari perekonomian Indonesia yang masih menunjukan kinerja positif itu, diharapkan dapat memberikan kepercayaan bagi pelaku pasar sehingga dapat mendukung IHSG untuk bergerak terapresiasi," katanya. Di sisi lain, bursa saham regional naik setelah data ekonomi yang kuat mendorong optimisme perekonomian AS. Mengacu Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific naik 1,3% pada pukul 16:30 waktu Hong Kong. Indeks Topix Jepang melonjak ditutup pada level tertinggi satu tahun, memimpin penguatan di antara indeks acua Asia lainnya karena didukung pelemahan yen
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:28:00 PM Sumber : Bisnis Penulis : Linda Teti Silitonga
INFLASI 2016: Sentuh Angka Terendah Lima Tahun, Simak Komentar Ekonom Bisnis.com, JAKARTA- Bahana Securities menilai pemerintah bisa bernapas lega memasuki tahun yang baru, pasalnya Badan Pusat Statistik merilis angka inflasi terendah dalam kurun waktu lebih dari lima tahun terakhir.Rendahnya angka inflasi sepanjang tahun ini karena pemerintah terbilang mampu mengendalikan stabilitas harga makanan, yang notabene menjadi salah satu momok inflasi bagi Indonesia. Inflasi 2016 terendah dalam lima tahun terakhir. - .Bisnis/Alby Albahi BPS mencatat indeks harga konsumen sebesar 0,42%secara bulanan pada Desember l2016, sehingga akumulasi inflasi Indonesia Januari - Desember mencapai 3,02% secara tahunan.“Ini adalah pencapaian terendah sejak 2009, yang pernah tercatat sebesar 2,78%. Inflasi inti sepanjang Januari - Desember tercatat sebesar 3,07%, secara tahunan,” kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian seperti dikutip dari siaran persnya yang diterima hari ini, Rabu (4/1/2017).Inflasi pada Desember, ujarnya, terutama berasal dari kenaikan harga bahan makanan. Meski ada faktor musiman pada Desember. Namun tahun ini, nilai dia, pemerintah cukup mampu mengantisipasi kenaikan harga makanan. Sehingga tekanan harga dari bahan makanan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.''Tantangan ke depan ini, tekanan inflasi berasal dari administered price seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak dan listrik," kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian. Dia mengemukakan dalam hal ini peran pemerintah untuk membenahi sisi suplai menjadi sangat penting, misalnya dengan membenahi jalur distribusi diharapkan bisa meminimalisasi dampak kenaikan harga BBM dan listrik.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:14:00 PM Sumber : BeritaSatu Penulis : Hari Wiro/FMB
BPS: Kebahagiaan Warga Depok di Atas Rata-rata Depok -Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pembangunan Daerah (Bappelitbangda) Kota Depok merilis angka Indeks Kebahagiaan Warga Kota Depok yang pada tahun 2016 mencapai 75,32. Berbagai upaya yang dilakukan Pemkot Depok untuk mencapai Indeks Kebahagiaan di antaranya adalah dengan membangun taman-taman kota dan memperbaiki berbagai fasilitas umum yang ada. Kepala Bappelitbangda Kota Depok Hardiono mengatakan, angka 75,32 adalah angka yang cukup tinggi karena telah melebihi dari angka 70. Ini berarti, kata Hardiono, angka 75,32 berada di atas rata-rata, ini berarti warga Depok adalah warga yang berbahagia. "Indeks Kebahagiaan merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Kota Depok pada tahun 2016. Pengambilan sampel dan penelitian telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Depok," ujar Hardiono saat dihubungi SP, Rabu (4/1), di Depok, Jawa Barat. Dipaparkan Hardiono, survei pengukuran tingkat kebahagiaan Kota Depok 2016 menggunakan kerangka kerja BPS yang menghasilkan Indeks Kebahagiaan sebesar 75,32 pada skala 0-100. Artinya semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks maka mencerminkan penduduk yang semakin tidak bahagia. "Survei dan pengambilan sampling dilakukan oleh BPS Kota Depok, dengan cara melakukan survei kepada warga yang memang memiliki KTP Depok," ujar Hardiono. Sementara itu, lanjut Hardiono, adapun indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan setidaknya ada 10 aspek kehidupan esensial yang dinilai. Kesepuluh aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kondisi rumah dan aset, keadaan lingkungan, serta kondisi keamanan. Terpisah, warga Depok, yakni Astri Ratbiyanti menilai kehidupan di Depok memang cukup membahagiakan di antaranya karena kondisi udara dan air tanah di kota ini yang masih relatif bagus jika dibandingkan dengan di kota lainnya di wilayah penyangga Jakarta. Namun, Astri menyayangkan biaya hidup di Depok yang masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain di wilayah pulau Jawa lainnya misalnya Yogyakarta. "Tinggal di Depok itu nyaman. Air dan udaranya masih bersih dan segar. Hanya saja memang biaya hidup di kota ini besar. Harus work hard banget untuk bisa survive di kota ini. Tidak jauh beda dengan Jakarta," ujar wanita yang juga alumnus Universitas Indonesia ini. Dikatakan Astri, saat ini apa yang dilakukan Pemkot Depok dengan membangun sejumlah taman kota di berbagai wilayah layak untuk diapresiasi.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 3:35:00 PM Sumber : Detik Penulis : Dewi Rachmat Kusuma
Waspadai Tekanan Harga Tahun Ini Jakarta - Pemerintah bisa bernapas lega memasuki tahun yang baru, pasalnya Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis angka inflasi terendah dalam kurun waktu lebih dari lima tahun terakhir. Rendahnya angka inflasi sepanjang tahun ini karena pemerintah terbilang mampu mengendalikan stabilitas harga makanan, yang notabene menjadi salah satu momok inflasi bagi Indonesia. BPS mencatat, indeks harga konsumen sebesar 0,42% secara bulanan pada Desember lalu, sehingga akumulasi inflasi Indonesia Januari-Desember mencapai 3,02% secara tahunan, ini adalah pencapaian terendah sejak 2009, yang pernah tercatat sebesar 2,78%. Inflasi inti sepanjang JanuariDesember tercatat sebesar 3,07%, secara tahunan. Inflasi pada Desember terutama berasal dari kenaikan harga bahan makanan. Meski ada faktor musiman pada Desember, namun tahun ini pemerintah cukup mampu mengantisipasi kenaikan harga makanan, sehingga tekanan harga dari bahan makanan tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. ''Tantangan ke depan ini, tekanan inflasi berasal dari administered price seperti penyesuaian harga bahan bakar minyak dan listrik," kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian dalam risetnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (4/1/2016).''Peran pemerintah untuk membenahi sisi suplai menjadi sangat penting, misalnya dengan membenahi jalur distribusi diharapkan bisa meminimalisasi dampak kenaikan harga BBM dan listrik," ungkap Fakhrul. Bahana memperkirakan, inflasi pada akhir tahun ini bisa naik menjadi 3,8%, dengan adanya kemungkinan kenaikan harga BBM dan listrik. Pemerintah berencana mencabut subsidi untuk pelanggan 990 VA yang jumlahnya diperkirakan mencapai 18,8 juta pelanggan. Pencabutan subsidi ini akan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali, yang dimulai pada awal tahun ini. Namun demikian, pemerintah masih sangat berhati-hati mengeksekusi rencana kenaikan harga ini karena pemerintah sangat menyadari pencabutan subsidi ini bakal mengerek angka inflasi sepanjang tahun ini. Padahal dalam rencana anggaran tahun ini, pemerintah menargetkan inflasi tidak akan melampaui 4%. Bila kenaikan harga listrik dan BBM tetap akan dilaksanakan, kementerian koordinator perekonomian akan mempersiapkan program pengendalian inflasi yang terfokus pada stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 3:03:00 PM Sumber : Inilah Penulis : M Fadil Djailani
Nilai Produksi IKM Alas Kaki Bisa Capai Rp24 T INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Perindustrian mendorong produktivitas dan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) produsen alas kaki. Sektor ini menjadi salah satu yang diprioritaskan pengembangannya karena berperan dalam memberikan kontribusi terhadap devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. "Pada tahun 2016, penambahan investasi IKM alas kaki diperkirakan sebesar Rp2.8 triliun dengan nilaiproduksinya mencapai Rp22,98 triliun. Kami memproyeksikan, nilai produksi sektor ini akan meningkat pada tahun 2017 sebesar Rp24,25 triliun," kata Menteri Perindustrian Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/1/2016). Menperin menegaskan, pihaknya terus memberikan perhatian lebih bagi IKM dalam negeri karena telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional. "Di hari pertama kerja di tahun 2017 ini, agenda kunjungan kerja kami pertama ke Ciomas, dan ini adalah bentuk perhatian lebih yang diberikan pada pelaku IKM di Kabupaten Bogor," ujarnyaPada kesempatan tersebut, Menperin didampingi Dirjen IKM Gati Wibawaningsih melakukan dialog dan temu usaha dengan pelaku IKM Alas Kaki di Desa Mekar Jaya dan Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Bogor Jawa Barat. Selain itu, rombongan mengunjungi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Desa Cibalagung, Bogor Barat, Jawa Barat. Airlangga menyampaikan, secara umum, rata-rata nilai investasi yang ditanamkan untuk menjalankan usaha IKM alas kaki di dalam negeri sebesar Rp37 juta. Sementara itu, untuk menghasilkan produknya, diperlukan bahan baku utama yang rata-rata senilai Rp6,5 juta dalam satu bulan. "Sedangkan, nilai produksi penjualan dari hasil industri ini rata-rata dalam satu bulan menghasilkan pemasukan Rp14 juta. Dengan hasil produksi tersebut didapatkan nilai tambah rata-rata sebesar Rp 6,8 juta dalam satu bulan," ungkapnya. Menurut Menperin, IKM alas kaki mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja, dengan karakteristik jumlah pekerja di setiap satu unit usaha sekitar 1-19 orang. Berdasarkan data BPS pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 15 (KBLI-15), IKM alas kaki tergabung dalam kelompok IKM penyamakan kulit dan produk kulit. Data tahun 2010, menunjukkan, kelompok usaha tersebut berjumlah 32.910 unit dengan jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 114.495 orang di seluruh Indonesia."Dari data tersebut, sebanyak 49 persen merupakan IKM alas kaki, selanjutnya 48 persen IKM produk kulit dan 3 persen IKM penyamakan kulit. Sedangkan, penyerapan tenaga kerja pada masing-masing sektor, sebanyak 51 persen terserap di IKM alas kaki, disusul 46 persen di IKM produk dari kulit dan sisanya 3 persen di IKM penyamakan kulit," paparnya. Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, kemajuan IKM alas kaki secara langsung akan memajukan industri kreatif, dan sebaliknya industri kreatif yang maju akan menjadikan sebuah kota atau suatu daerah berkembang menjadi sumber destinasi pariwisata."Diperkirakan,
pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki tahun 2016 sebesar 7,74 persen dan hingga Oktober 2016, ekspor produk alas kaki dari Indonesia mencapai USD 3,7 miliar," ujarnya. Gati menyampaikan, program dan kebijakan pengembangan daya saing IKM alas kaki nasional, antara lain program pengenaan pajak ekspor bahan baku kulit dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku dalam negeri serta penguatan branding produk dalam negeri melalui sepatu Ekuator. "Pada tahun 2017, kami akan memacu awareness pasar terhadap branding sepatu Ekuator melalui pembuatan tipe baru dan peningkatan promosi," jelasnya. Kemenperin mencatat, dari sebaran IKM alas kaki di seluruh Indonesia, sebanyak 49,62 persen di Jawa Barat dan 32,30 persen di Jawa Timur. "Konsentrasi di Jawa Barat berada di daerah Bogor, Bandung, dan Tasikmalaya, sedangkan untuk Jawa Timur di daerah Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang dan Magetan," sebut Gati. [hid]
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:42:00 PM Sumber : Republika Penulis : Ilham
Penduduk Miskin Jatim Turun 64 Ribu Jiwa REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur diklaim turun 0,20 poin, dari 12,05 persen pada Maret 2016 menjadi 11,85 persen pada September 2016. Jumlah penduduk miskin turun sebanyak 64,77 ribu jiwa, dari 4,70 juta jiwa pada Maret 2016 menjadi 4,63 juta jiwa pada September 2016. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan, sejak 2008 presentase kemiskinan di Jatim selalu turun. Pada 2008, presentase penduduk miskin di Jatim mencapai 18,51 persen dari total penduduk. Menurut Teguh, ada tiga faktor yang mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. Di antaranya, selama periode Maret–September 2016 hanya terjadi inflasi sebesar 1,36 persen. Harga beras juga mengalami penurunan 2,31 persen, dari Rp 9.690 per kilogram pada Maret 2016 menjadi Rp 9.466 per kilogram pada September 2016. “Selama periode Maret–September 2016, selain beras harga eceran, beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan seperti telur ayam ras, tempe dan tahu, masing-masing turun sebesar 1,35 persen, 3,79 persen, dan 0,49 persen,” jelasnya kepada wartawan di kantor BPS Jatim, Selasa (3/2). Jika ditinjau dari daerahnya, pada September 2016, penduduk miskin di perkotaan turun 0,03 poin dari 7,94 persen menjadi 7,91 persen. Sedangkan presentase penduduk miskin di desa turun 0,18 poin dari 16,01 persen menjadi 15,83 persen. “Di kota, meskipun presentase kemiskinan menurun, tapi jumlahnya bertambah, dari 1,51 juta jiwa pada Maret 2016 menjadi 1,55 juta jiwa pada September 2016. Sedangkan jumlah penduduk miskin di desa berkurang, dari 3,18 juta jiwa menjadi 3,08 juta jiwa,” jelasnya. Teguh menjelaskan, penghitungan angka kemiskinan menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic need aprroach) dengan menarik garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan nonpangan asensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Berdasarkan hasil survei nasional, pada periode Maret–September 2016, garis kemiskinan meningkat sebesar 2,30 persen atau naik Rp 7.411 per kapita per bulan, yakni dari Rp 321.761 per kapita per bulan menjadi Rp 329.172 per kapita per bulan. Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Pada September 2016, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Beras memberikan sumbangan sebesar 19,32 persen di perkotaan dan 22,45 persen di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan, yakni 10,59 persen di perkotaan dan 12,16 persen di pedesaan. “Komoditas lainnya yang mempengaruhi adalah daging sapi, gula pasir, telur ayam ras, tempe, dan tahu,” katanya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:42:00 PM Sumber : Republika Penulis : Ilham
Penduduk Miskin Jatim Turun 64 Ribu Jiwa REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Persentase penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur diklaim turun 0,20 poin, dari 12,05 persen pada Maret 2016 menjadi 11,85 persen pada September 2016. Jumlah penduduk miskin turun sebanyak 64,77 ribu jiwa, dari 4,70 juta jiwa pada Maret 2016 menjadi 4,63 juta jiwa pada September 2016. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono mengatakan, sejak 2008 presentase kemiskinan di Jatim selalu turun. Pada 2008, presentase penduduk miskin di Jatim mencapai 18,51 persen dari total penduduk. Menurut Teguh, ada tiga faktor yang mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. Di antaranya, selama periode Maret–September 2016 hanya terjadi inflasi sebesar 1,36 persen. Harga beras juga mengalami penurunan 2,31 persen, dari Rp 9.690 per kilogram pada Maret 2016 menjadi Rp 9.466 per kilogram pada September 2016. “Selama periode Maret–September 2016, selain beras harga eceran, beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan seperti telur ayam ras, tempe dan tahu, masing-masing turun sebesar 1,35 persen, 3,79 persen, dan 0,49 persen,” jelasnya kepada wartawan di kantor BPS Jatim, Selasa (3/2). Jika ditinjau dari daerahnya, pada September 2016, penduduk miskin di perkotaan turun 0,03 poin dari 7,94 persen menjadi 7,91 persen. Sedangkan presentase penduduk miskin di desa turun 0,18 poin dari 16,01 persen menjadi 15,83 persen. “Di kota, meskipun presentase kemiskinan menurun, tapi jumlahnya bertambah, dari 1,51 juta jiwa pada Maret 2016 menjadi 1,55 juta jiwa pada September 2016. Sedangkan jumlah penduduk miskin di desa berkurang, dari 3,18 juta jiwa menjadi 3,08 juta jiwa,” jelasnya. Teguh menjelaskan, penghitungan angka kemiskinan menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic need aprroach) dengan menarik garis kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan nonpangan asensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya. Berdasarkan hasil survei nasional, pada periode Maret–September 2016, garis kemiskinan meningkat sebesar 2,30 persen atau naik Rp 7.411 per kapita per bulan, yakni dari Rp 321.761 per kapita per bulan menjadi Rp 329.172 per kapita per bulan. Peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.Pada September 2016, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Beras memberikan sumbangan sebesar 19,32 persen di perkotaan dan 22,45 persen di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan, yakni 10,59 persen di perkotaan dan 12,16 persen di pedesaan. “Komoditas lainnya yang mempengaruhi adalah daging sapi, gula pasir, telur ayam ras, tempe, dan tahu,” katanya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:36:00 PM Sumber : Tribunnews Penulis : Mohamad Yoenus
Desember 2016, Manado Deflasi Tertinggi di Indonesia Laporan Wartawam Tribun Manado, Herviansyah TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Manado, Sulawesi Utara, mengalami deflasi sebesar 1,52 persen pada Desember 2016. Nilai tersebut tertinggi di Indonesia dibandingkan dengan provinsi lain. "Untuk Desember 2016, Manado mengalami deflasi sebesar 1,52 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statisk (BPS) Sulawesi Utara (Sulut) Moh Edi Mahmud, Selasa (4/1/2017). Sedangkan untuk tahun kalender terjadi inflasi sebesar 0,35 persen. Hal ini terjadi karena berbagai faktor yang memengaruhinya, di antaranya cabai rawit, tomat, dan bawang merah.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:26:00 PM Sumber : Tribunnews Penulis : Willem Jonata
BPS Lansir Penduduk Miskin di Indonesia Turun 250.000 Jiwa TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka penduduk miskin secara nasional turun pada periode Maret sampai September 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 250.000 jiwa. Kemiskinan ini dilihat sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan. Penghitungan garis kemiskinan ini juga diukur dengan memasukan pengeluaran pemerintah, sandang, pendidikan, dan kebutuhan non pangan lainnya. Meski jumlah penduduk miskin urun, BPS mencatat kesenjangan antara penduduk desa dan kota masih tinggi. September 2016, penduduk miskin di kota mencapai hampir 14 persen, sementara di desa mencapai 7,7 persen.(.)
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 1:42:00 PM Sumber : MetroTvNews Penulis : Husen Miftahudin
Nilai Produksi IKM Ditarget Rp24,25 Triliun di 2017 Metrotvnews.com, Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong produktivitas dan daya saing Industri Kecil dan Menengah (IKM) produsen alas kaki. Sektor ini menjadi salah satu yang diprioritaskan pengembangannya karena berperan dalam memberikan kontribusi terhadap devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, penambahan investasi IKM alas kaki diperkirakan sebanyak Rp2,8 triliun dengan nilai produksi mencapai sebanyak Rp22,98 triliun. "Kami memproyeksikan nilai produksi sektor ini akan meningkat pada 2017 sebesar Rp24,25 triliun," ujar Airlangga, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (4/1/2017). Secara umum rata-rata nilai investasi yang ditanamkan untuk menjalankan usaha IKM alas kaki di dalam negeri sebesar Rp37 juta. Sementara itu, untuk menghasilkan produknya, diperlukan bahan baku utama yang rata-rata senilai Rp6,5 juta dalam satu bulan. "Sedangkan, nilai produksi penjualan dari hasil industri ini rata-rata dalam satu bulan menghasilkan pemasukan Rp14 juta. Dengan hasil produksi tersebut didapatkan nilai tambah rata-rata sebesar Rp6,8 juta dalam satu bulan," ungkapnya seraya memastikan bahwa IKM alas kaki mampu menyerap cukup tenaga kerja di setiap satu unit usaha sekitar 1-19 orang. Berdasarkan data BPS pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 15 (KBLI-15), IKM alas kaki tergabung dalam kelompok IKM penyamakan kulit dan produk kulit. Data 2010 menunjukkan, kelompok usaha tersebut berjumlah 32.910 unit dengan jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 114.495 orang di seluruh Indonesia. "Dari data tersebut, sebanyak 49 persen merupakan IKM alas kaki, selanjutnya 48 persen IKM produk kulit dan tiga persen IKM penyamakan kulit. Sedangkan penyerapan tenaga kerja pada masing-masing sektor sebanyak 51 persen terserap di IKM alas kaki, disusul 46 persen di IKM produk dari kulit, dan sisanya tiga persen di IKM penyamakan kulit," paparnya. Sementara itu, Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih memperkirakan bahwa pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki pada 2016 sebesar 7,74 persen dan hingga Oktober 2016, ekspor produk alas kaki dari Indonesia mencapai USD3,7 miliar. Kemenperin mencatat, dari sebaran IKM alas kaki di seluruh Indonesia, sebanyak 49,62 persen di Jawa Barat dan 32,30 persen di Jawa Timur. "Konsentrasi di Jawa Barat berada di daerah Bogor, Bandung, dan Tasikmalaya, sedangkan untuk Jawa Timur di daerah Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto. Jombang dan Magetan," tutup Gati.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 1:25:00 PM Sumber : MetroTvNews Penulis :
BPS: November 2016, Maluku Absen Ekspor Metrotvnews.com, Ambon: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat selama November 2016 provinsi ini tidak pernah melakukan ekspor barang ke luar negeri. "Hal ini mengakibatkan nilai ekspor Maluku selama November 2016 turun 100 persen, sama dengan November 2015 di Maluku tidak melakukan ekspor," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Dumangar Hutauruk di Ambon, sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (4/1/2017). Pada Oktober 2016, ekspor Maluku mencapai USD0,17 juta. Dumangar mengatakan, secara kumulatif nilai ekspor Maluku selama Januari-November 2016 sama dengan periode sebelumnya yang mencapai USD28,15 juta atau menurun 15,98 persen. Sementara selama periode Januari-November 2016 negara tujuan ekspor Maluku adalah Tiongkok dengan nilai ekspor mencapai USD27,85 juta. "Kalau total nilai ekspor komoditi asal Maluku yang diekspor melalui pelabuhan di luar Maluku pada November 2016 mencapai USD4,50 juta atau meningkat 13,02 persen dibanding Oktober 2016 mencapai USD1,89 juta," tambahnya. Secara kumulatif, nilai ekspor komoditi asal Maluku yang diekspor dari pelabuhan luar Maluku pada Januari-November 2016 mencapai USD25,99 juta atau meningkat 58,91 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015 mencapai USD16,35 juta. Dumangar mengatakan, data ekspor Maluku pada Oktober dan November 2016 adalah angka tetap. Selama periode Januari-November 2016 terdapat lima pelabuhan luar Maluku yang melakukan ekspor komoditi asal daerah ini, yakni Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Bandara internasional Soekarno-Hatta (Jakarta), Bandara Ngurah Rai (Denpasar), dan Bandara internasional Hasanudin (Makassar).
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 1:00:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Aprillia Ika
Tahun Ini, Rupiah Diproyeksi Bertenaga Redam Dominasi Dollar AS JAKARTA, KOMPAS.com - Rupiah diproyeksi punya tenaga untuk meredam dominasi dan keunggulan dollar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini. Pasalnya, dukungan fundamental dalam negeri yang dipandang lebih baik di 2017. Sejumlah analis memperkirakan, rentang pergerakan rupiah sepanjang tahun ini pun akan lebih sempit dan minim volatilitas. Mengutip Bloomberg, Rabu (4/1) pukul 09.40 WIB posisi rupiah melemah tipis 0,04 persen ke level Rp 13.470 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah merosot 0,36 persen di level Rp 13.485 per dollar AS. Eric Sugandi, Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiveness (SIGC) menuturkan, kekuatan rupiah di 2017 masih dipandang positif. Jejeran katalis yang membalutnya, yakni mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun yang bisa menyentuh level 5,2 persen dibanding 2016 yang diperkirakan 5,0 persen. Kemudian, inflasi yang terjaga di level 3,5 persen. Belum lagi, defisit transaksi berjalan diduga bisa 2,5 persen dari nominal PDB dan terakhir defisit APBN terkontrol di level 2,5 persen. Proyeksi ekonomi domestik yang kinclong ini, jelas akan memicu daya tarik dan arus dana masuk ke pasar saham dan keuangan dalam negeri."Aktivitas ekonomi yang membaik juga diharapkan datang dari sektor konsumen dan kepercayaan pelaku pasar baik asing dan domestik yang mempertahankan arus dananya tetap di pasar internal," tutur Eric. Menurut dia, apabila performa ekonomi dalam negeri mampu dipertahankan maka gempuran dari eksternal bisa diredam. Eric menambahkan, dari sisi eksternal ada beberapa hal yang perlu diwaspadai bagi pergerakan rupiah. Pertama, pelantikan Donald Trump, Presiden AS pada pertengahan Januari 2017 nanti hingga realisasi kebijakan Trump ke depannya. Jika kebijakan Presiden ke-45 AS tersebut mendukung genjotan ekonomi AS, bukan tidak mungkin laju kenaikan suku bunga dan pengetatan moneter The Fed akan terus berlanjut." Nantinya beban terbesar akan datang jika The Fed benar menaikkan suku bunga tiga kali dengan proyeksi sebesar 75 BPS secara total. Itu akan memojokkan pergerakan rupiah," tutur Eric. Kedua, tentu juga dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global seperti Eropa dan China yang diduga masih akan dirudung katalis negatif akibat perlambatan ekonomi yang belum pulih sepenuhnya.Eropa akan dihadang oleh gejolak geopolitik akibat pemilu yang berlangsung di Prancis, Jerman, Italia dan Belanda. Belum lagi proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa. Pelemahan euro akan menguntungkan USD yang bisa terus melenggang unggul. Ketiga, dengan lonjakan aktivitas ekonomi AS, di saat yang sama pelaku pasar global masih memandang China akan terus bergelut dengan aktivitas ekonomi yang belum membaik, walau tidak seburuk tahun 2016 lalu."Penting melihat realisasi kebijakan Trump dan The Fed di paruh pertama 2017, hal ini akan memicu rentang rupiah sepanjang semester satu 2016 akan cenderung melemah ke level Rp 13.600 per dollar AS," perkiraan Eric.Nantinya setelah jelas langkah yang diambil AS, fundamental dalam negeri yang stabil seperti proyeksi sebelumnya bisa menopang penguatan rupiah ke level Rp 13.300 per dollar AS di penutupan 2017.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 12:37:00 PM Sumber : Tribunnews Penulis : Samuel Febrianto
Harga Tiket Pesawat Penyumbang Inflasi di Desember 2016 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya masyarakat yang menggunakan pesawat pada libur Natal dan tahun baru lalu membuat harga tiket melonjak. Akibatnya, harga tiket pesawat menjadi salah satu faktor penyumbang inflasi pada Desember 2016. Sumbangan kenaikan harga tiket pesawat membuat inflasi Desember 2016 sebesar 0,42 persen. BPS mencatat sepanjang Januari hingga November tahun lalu, jumlah penumpang pesawat juga meningkat. Penumpang rute domestik naik 17 persen menjadi 72 juta penumpang dan rute internasional naik lebih dari tujuh persen atau lebih dari 13 juta penumpang.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 12:26:00 PM Sumber : TheJakartaPost Penulis : Farida Susanty
RI to miss yearly foreign tourist target again The country will likely miss its yearly foreign tourist target again as the latest figures show unfavorable development.Central Statistics Agency (BPS) data said tourist numbers reached 10.4 million from January to November, while the country had expected to welcome at least 12 million tourists in 2016. Indonesia will have to report 1.6 million foreign tourist arrivals in December alone to rea... The country will likely miss its yearly foreign tourist target again as the latest figures show unfavorable development.Central Statistics Agency (BPS) data said tourist numbers reached 10.4 million from January to November, while the country had expected to welcome at least 12 million tourists in 2016. Indonesia will have to report 1.6 million foreign tourist arrivals in December alone to rea...
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 12:16:00 PM Sumber : Bisnis Penulis : Eka Chandra Septarini
Maret - September 2016, Penduduk Miskin di NTB Berkurang Bisnis.com, MATARAM - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat adanya penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah NTB sebesar 0,46% dari 16,48% menjadi 16,02% selama periode Maret hingga September 2016.Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, selama periode tersebut jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 17.900 orang. /Ilustrasi "Di data BPS, September 2016 jumlah penduduk miskin di NTB sekitar 786.580 orang, sementara data Maret 2016 jumlahnya sekitar 804.450 orang," ujar Endang di Mataram, Selasa (3/1/2016).Secara lebih rinci, Endang memaparkan, pada periode Maret hingga September 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar 6.400 orang dari sekitar 385.220 orang pada Maret 2016 menjadi sekitar 387.830 orang. Sementara itu di daerah perdesaan, penduduk miskin berkurang sekitar 11.500 orang dari 419.230 orang pada Maret 2016 menjadi 407.750 orang pada September 2016.Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan dinilai jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komoditi bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Hal ini terjadi baik di perkotaan maupun di perdesaan. Berdasarkan data BPS NTB, pada September 2016 sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 72,81% untuk perkotaan dan 75,89% untuk daerah perdesaan.Komoditi makanan yang bepengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan untuk perkotaan adalah beras, rokok kretek filter, dan daging sapi. Sedangkan untuk daerah perdesaan yang berpengaruh adalah beras dan rokok kretek filter.Sementara itu, komoditi bukan makanan yang berpengauh besar terhadap nilai garis kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, pendidikan, dan bensin.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 12:13:00 PM Sumber : Tempo Penulis : BISNIS
Target Kunjungan 20 Juta Wisatawan Asing Diyakini Tercapai TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah yakin target kunjungan wisatawan asing sebesar 20 juta kunjungan pada 2019 bakal tercapai. Pasalnya capaian kunjungan wisatawan asing selama 11 bulan pertama tahun ini telah mencapai 10.405.947 kunjungan atau tumbuh sekitar 10 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis kemarin menunjukkan selama November saja, jumlah kunjungan turis mencapai 1 juta. Angka tersebut tumbuh hampir 20 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Pemerintah menargetkan kunjungan wisman pada tahun ini sebesar 12 juta kunjungan. Dengan capaian sementara hingga November 2016, dibutuhkan sekitar 1,6 juta kunjungan wisman lagi, sehingga dapat menembus target yang dipatok selama 2016.Deputi Bidang Statisitik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menilai kenaikan kinerja kunjungan sebesar 10 persen dalam 11 bulan pertama tahun ini mencerminkan tingginya minat berwisata para turis di dalam negeri. Bahkan, dia optimistis kunjungan tersebut akan terus meningkat. “Ditambah dengan kontribusi Desember yang belum dihitung, kemungkinan besar target tercapai,” ujar Sasmito kepada Bisnis, Selasa, 3 Januari 2017.Dihubungi secara terpisah, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Asnawi Bahar menilai para pemangku kepentingan pariwisata harus lebih bekerja keras untuk mencapai target yang sudah dipatok. “Kalau dilihat dari data BPS, berarti kurang 1,6 juta kunjungan wisman lagi. Jumlah itu memang sudah tidak bisa dikejar karena periodenya sudah lewat, tinggal menunggu hasil perhitungan Desember 2016,” jelas Asnawi saat dihubungi.Asnawi mengungkapkan berdasarkan tren setiap tahun, kunjungan wisman justru akan menurun pada Desember. Pasalnya, biasanya para pelancong mancanegara tersebut cenderung memilih destinasi wisata lainnya. Kendati demikian, pelaku usaha optimistis kunjungan wisman dapat menembus 1 juta pada Desember.Dengan tambahan kontribusi dari wisatawan yang masuk melalui perbatasan, angka 12 juta diyakini bisa tercapai. Sisa jumlah 600.000 dapat diakumulasi dengan wisatawan yang datang dengan menyeberang perbatasan. "Kalau akhir tahun, semua negara memang berebut untuk menarik turis jadi sejauh ini memang mengalami penurunan pada periode akhir tahun,” ujar Asnawi, Dilihat dari data BPS terbaru itu, wisman yang datang ke Indonesia masih didominasi pelancong asal Cina. Selama November 2016, kunjungan turis Cina mencapai 125.103.Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan periode November 2015 yang sebesar 86.270. Negara lain yang mendominasi kunjungan wisman ke Indonesia di antaranya Singapura, Malaysia, dan Australia. Peningkatan tertinggi terjadi untuk jumlah wisman asal Australia.BISNIS
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 11:49:00 AM Sumber : Bisnis Penulis : Heri Faisal
2016, Inflasi Padang dan Bukittinggi 5,02% dan 3,93% Bisnis.com, PADANG— Badan Pusat Statistik Sumatra Barat merilis inflasi di dua kota yang menjadi barometer perekonomian daerah itu sepanjang 2016 cenderung stabil, terutama di bulan Desember. Kepala BPS Sumbar Dody Herlando menyebutkan sepanjang tahun lalu, dua kota yakni Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing 5,02% dan 3,93%. Cabai. - . “Pada bulan Desember inflasi Kota Padang hanya 0,07% dan Bukittinggi justru deflasi 0,57%,” ujarnya, Selasa (3/1/2017). Menurutnya, terkendalinya harga komoditas pokok di periode tutup tahun, dan berhasilnya upaya menurunkan harga cabai merah serta komoditas pangan lainnya, membuat inflasi daerah itu cukup terkendali.Adapun, cabai merah yang beberapa bulan sebelumnya mengalami inflasi sangat tinggi, kini justru terdeflasi sebesar 8,79% di Padang dan 21,22% di Bukittinggi. Begitu juga dengan harga bawang merah mengalami deflasi masing-masing 3,45% dan 5,54%.Per Desember 2016, inflasi daerah itu disebabkan naiknya harga pada sejumlah komoditi yakni angkutan udara, pasir, mobil, beras, rokok kretek, batu bata, bensin, dan cabai rawit di Kota Padang. Sedangkan di Bukittinggi, sejumlah komoditas yang mengalami inflasi antara lain beras, sewa rumah, daging ayam ras, buncis, telur ayam ras, ikan nila, dan ketupat sayur. Secara umum, inflasi Kota Padang disebabkan adanya peningkatan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,41%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,90%, kesehatan 0,81%, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,53%. Sedangkan tiga kelompok lainnya mengalami deflasi yakni bahan makanan 1,47%, sandang 0,74%, dan pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,16%.Di Bukittinggi, inflasi disebabkan meningkatnya harga pada kelompok bahan makanan 2,69%, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,04%, sandang 0,86%, dan pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04%. Tiga kelompok lainnya deflasi yakni kelompok perumahan, listrik, air, gas dan bahan bakar 0,81%, kesehatan 0,03%, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,42%.Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan inflasi Sumatra Barat 2016 berada di kisaran 5% plus minus 1%. Sedangkan proyeksi untuk tahun ini lebih rendah atau sebesar 4% plus minus 1%.“Perkiraan kami, tahun 2017 inflasi Sumbar akan lebih stabil di kisaran 4% plus minus 1%,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko. Menurutnya, keberadaan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) yang sudah ada di seluruh kabupaten/kota di daerah itu akan membantu mengoptimalkan pengelolaan inflasi Sumbar menjadi lebih stabil.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 11:26:00 AM Sumber : Inilah Penulis : M Fadil Djailani
Karena Ini, Menko Darmin Jadi Lega INILAHCOM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2016 sebesar 0,42 persen, sehingga inflasi sepanjang tahun 2016 menjadi 3,02 persen. Tingkat inflasi tahunan 2016 menjadi yang terendah sejak 2010.Menanggapi hal ini Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Darmin Nasution merasa lega dengan hasil inflasi yang diumumkan BPS tersebut. Menurut Darmin, target inflasi yang ditetapkan pemerintah dalam APBN-P 2016 sebesar 3 persen sampai 5 persen telah tercapai."Ya baguslah, 0,42 persen (Inflasi Desember 2016) berarti lebih tinggi sedikit dari bulan lalu. Tapi sekarang masih di bawah 3 persen kan, itu oke lah," kata Menko Darmin di Jakarta, Selasa (3/1/2016).Menurut Menko Darmin, rendahnya inflasi tahun ini lebib dikarenakan pemerintah terus menjaga harga pangan dan tetap mengatur harga yang ditetapkan pemerintah atau administered price tetap stabil. "Karena sebenarnya tahun lalu itu pangan masih tetap bergejolak harganya, volatilitas masih belum turun. Tapi inflasi kita turun terutama karena administered pricesnya rendah, bahkan dalam beberapa bulan negatif ya," paparnya. Sebelumnya Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi pada 2011 tercatat sebesar Rp 3,79 persen, lebih rendah dari 2012 yang sebesar 4,36 persen. Kemudian melonjak tajam ke 8,38 persen di 2013 dan di 2014 masih tinggi yaitu 8,36 persen.Namun pada 2015, tingkat inflasi turun drastis menjadi 3,35 persen. Dan pada 2016 mencatatkan tingkat inflasi paling rendah yaitu sebesar 3,02 persen. [hid]
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 11:07:00 AM Sumber : Kompas Penulis :
BPS: Penduduk Miskin Turun 250.000 Jiwa Angka penduduk miskin secara nasional turun pada periode Maret sampai September 2016. Badan Psuat Statistik melansir, jumlah penduduk miskin turun sebanyak 250.000 jiwa. Kemiskinan ini dilihat sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan. Penghitungan garis kemiskinan ini juga diukur dengan memasukan pengeluaran pemerintah, sandang, pendidikan, dan kebutuhan non pangan lainnya. Meski jumlah penduduk miskin urun, BPS mencatat kesenjangan antara penduduk desa dan kota masih tinggi. September 2016, penduduk miskin di kota mencapai hampir 14 persen, sementara di desa mencapai 7,7 persen.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:59:00 AM Sumber : BeritaSatu Penulis : Novy Lumanauw/PCN
Jokowi Perintahkan Menteri Kerja Keras Kikis Kesenjangan Bogor-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh jajaran menteri Kabinet Kerja bekerja keras mati-matian untuk meningkatkan pemerataan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia. Kesenjangan antarwilayah serta kelompok masyarakat miskin dan kaya harus dikikis habis pada dua tahun terakhir pemerintahan Presiden Jokowi. Selain itu, pemerintah juga akan memperluas akses masyarakat pada kepemilikan tanah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada Maret 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia, yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,397. Angka ini menurun dibandingkan Gini Ratio Maret 2015 yang mencapai 0,408 dan Gini Ratio September 2015 sebesar 0,402. "Meski kita tahu angka Gini Ratio sedikit membaik, tapi apa pun kalau kita lihat angkanya pada posisi yang tinggi. Oleh sebab itu, kita harus kerja keras mati-matian dalam rangka menurunkan angka kesenjangan," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat paripurna Kabinet Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1). Presiden Jokowi mengungkapkan, tahun ini pemerintah memprioritaskan pengurangan kesenjangan antarwilayah maupun kesenjangan antara penduduk yang kaya dan miskin. "Dalam rangka mengurangi kesenjangan itu, tahun ini dan tahun depan kebijakan redistribusi aset dan legalisasi tanah sangat penting. Kita ingin rakyat mendapat akses ke tanah," katanya. "Segala sesuatu yang berkaitan dengan konsesi untuk rakyat, yang berkaitan dengan tanah adat dan sertifikat untuk rakyat harus menjadi fokus perhatian bersama dan kita lakukan besar besaran selama dua tahun ini," kata Presiden Jokowi.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:42:00 AM Sumber : MetroTvNews Penulis : Amaluddin
Emas & Apel, Kontribusi Terbesar Deflasi di Jatim Metrotvnews.com, Surabaya: Selama Desember 2016, seluruh ibu kota provinsi di Pulau Jawa mengalami inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur (Jatim) mencatat inflasi tertinggi terjadi di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Jabar) sebesar 0,63 persen. Kemudian diikuti Kota Surabaya (Provinsi Jatim), sebesar 0,56 persen, Kota Yogyakarta (DIY) sebesar 0,35 persen, Kota Jakarta (DKI) sebesar 0,27 persen, serta Kota Semarang (Jawa Tengah) sebesar 0,20 persen. "Inflasi terendah terjadi di Kota Serang, Provinsi Banten, sebesar 0,05 persen," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono, di Surabaya, Selasa, 3 Januari. Menurut Teguh, adanya kenaikan inflasi ini karena dipicu naiknya harga komoditi seperti bawang merah, cabai rawit, tarif angkutan transportasi, telur ayam ras, dan bensin. Misalnya harga cabai rawit di daerah-daerah di Indonesia rata-rata yang sebelumnya Rp17.000 per kilogram (kg) naik menjadi Rp28.000 per kg, kemudian bawang merah rata-rata Rp27.400 per kg, naik menjadi Rp39.000 per kg, dan telur ayam ras rata-rata sebesar Rp17.000 per kg naik menjadi Rp25.000 per kg pada Desember 2016. "Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi ialah emas perhiasan, bawang merah, cabai merah, dan apel. Komoditi ini yang menghambat terjadinya inflasi," katanya. Penyebab lain adanya inflasi ini karena adanya momen perayaan agama di Desember, yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW dan perayaan Natal. Sehingga menyebabkan permintaan telur ayam ras dipasaran juga meningkat, sehingga membuat harga juga ikut naik. "Selain itu momen liburan perayaan Natal yang bersamaan dengan liburan sekolah juga memicu naiknya tarif angkutan karena permintaan moda transportasi untuk liburan juga meningkat," jelasnya. Sementara di Jatim, lanjut Teguh, laju inflasi tahun kalender di Desember 2016 Jatim mencapai 2,74 persen. Angka ini lebih rendah dibanding tahun kalender Desember 2015 yang mencapai 3,08 persen. Komoditas utama yang memiliki andil terbesar terjadinya inflasi selama 2016 ialah bawang merah, rokok kretek filter, bawang putih, cabai rawit, dan biaya pendidikan perguruan tinggi. "Komoditas utama yang menghambat laju inflasi ialah bensin, beras, daging ayam ras, semen dan tarif ponsel," pungkasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:20:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Namira Daufina Barratut Taqiyyah
Tahun ini, langkah rupiah bisa lebih baik JAKARTA. Lewat dukungan fundamental dalam negeri yang dipandang lebih baik di tahun 2017, rupiah diproyeksi punya tenaga untuk meredam dominasi keunggulan USD. Rentang pergerakan rupiah sepanjang tahun ini pun diperkirakan akan lebih sempit dan minim volatilitas. Mengutip Bloomberg, Rabu (4/1) pukul 09.40 WIB posisi rupiah melemah tipis 0,04% ke level Rp 13.470 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara ,di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah merosot 0,36% di level Rp 13.485 per dollar AS. Eric Sugandi, Chief Economist SIGC (SKHA Institute for Global Competitiveness) menuturkan kekuatan rupiah di tahun 2017 masih dipandang positif. Jejeran katalis yang membalutnya mulai dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun yang bisa menyentuh level 5,2% dibanding tahun 2016 yang diperkirakan 5,0% serta inflasi yang terjaga di level 3,5% akan menjaga posisi rupiah. Belum lagi defisit transaksi berjalan diduga bisa 2,5% dari nominal PDB dan terakhir defisit APBN terkontrol di level 2,5%. Proyeksi ekonomi domestik yang kinclong ini, jelas akan memicu daya tarik dan arus dana masuk ke pasar saham dan keuangan dalam negeri. "Aktivitas ekonomi yang membaik juga diharapkan datang dari sektor konsumen dan kepercayaan pelaku pasar baik asing dan domestik yang mempertahankan arus dananya tetap di pasar internal," tutur Eric. Apabila performa ekonomi dalam negeri mampu dipertahankan maka gempuran dari eksternal bisa diredam. Pasalnya dari sisi eksternal ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Pertama, pelantikan Donald Trump, Presiden AS pada pertengahan Januari 2017 nanti hingga realisasi kebijakan Trump ke depannya. Jika kebijakan Presiden ke - 45 AS tersebut mendukung genjotan ekonomi AS, bukan tidak mungkin laju kenaikan suku bunga dan pengetatan moneter The Fed akan terus berlanjut. "Nantinya beban terbesar akan datang jika The Fed benar menaikkan suku bunga tiga kali dengan proyeksi sebesar 75 BPS secara total. Itu akan memojokkan pergerakan rupiah," tutur Eric. Tentu juga dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global seperti Eropa dan China yang diduga masih akan dirudung katalis negatif akibat perlambatan ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. Eropa akan dihadang oleh gejolak geopolitik akibat pemilu yang berlangsung di Prancis, Jerman, Itali dan Belanda. Belum lagi proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa. Pelemahan euro akan menguntungkan USD yang bisa terus melenggang unggul. Sementara dengan lonjakan aktivitas ekonomi AS, di saat yang sama pelaku pasar global masih memandang China akan terus bergelut dengan aktivitas ekonomi yang belum membaik. Walau tidak seburuk tahun 2016 lalu. "Penting melihat realisasi kebijakan Trump dan The Fed di paruh pertama 2017, hal ini akan memicu rentang rupiah sepanjang semester satu 2016 akan cenderung melemah ke level Rp 13.600 per dollar AS," perkiraan Eric. Nantinya setelah jelas langkah yang diambil AS, fundamental dalam negeri yang stabil seperti proyeksi sebelumnya bisa menopang penguatan rupiah ke level Rp 13.300 per dollar AS di penutupan 2017. Karena menurut Eric biasanya setelah membaca tren pergerakan tengah tahun, antisipasi dan kekuatan domestik bisa membawa rupiah lebih baik di akhir tahun.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:20:00 AM Sumber : Okezone Penulis :
Harga Daging Ayam dan Sapi Melonjak 20% MUARADUA - Harga ayam potong dan daging sapi di Pasar Tradisional Saka Selabung Muaradua, OKU Selatan mengalami kenaikan sebesar 20%. Kenaikan, harga ini dipicu minimnya pasokan daging dari luar memenuhi permintaan pembeli. Pantauan dilapangan, harga daging ayam potong di pasaran se mula hanya Rp28.000/ kilogramnya kini melonjak naik menjadi Rp32.000/kilogramnya. Sedangkan, daging sapi sebelumnya Rp120.000/kilogram naik menjadi Rp 132.000/kilgram, kemudian tulang sapi dari harga jual semua Rp80.000/kilogram menjadi Rp 90.000/kilogram. Harga Daging Sapi Tak Kunjung Turun, Ini Saran BPSYLKI: Upaya Pemerintah Tekan Harga Daging Belum BerhasilKenaikan Daging Sapi saat Natal Tidak Setinggi Lebaran Muhammad Ikbal, salah satu pedagang mengatakan, kenaikan harga daging ayam potong dan daging sapi tersebut mulai terjadi semenjak menjelang Natal lalu. Namun, setelah libur tahun baru selesai, kenaikan harga jual dua jenis kebutuhan pokok ini terus melonjak, dan kini belum mengalami penurunan. Dia mengatakan, kenaikan harga ini setidaknya mempengaruhi omset penjualan pedagang, karena semenjak mengalami kenaikan setiap harinya penjualan pedagang menurun 40%. “Kalau biasanya kami sehari mampu menjual daging ayam hingga 30-40 kilogram, kini perharinya hanya terjual 20 kilogram saja, pembeli semakin berkurang, hanya langganan saja ini saja mengurangi pembelian,” jelasnya. Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Diskoperindag, Rudi Azwardi mengaku, apabila menjelang hari besar kenaikan kebutuhan memang seringkali terjadi. Namun, pihaknya memastikan apabila kenaikan harga masih kategori normal. “Kalau memang ada kenaikan harga masih belum signifikan paling hanya Rp2.000Rp5.000/kilogramnya. Pemkab akan terus memantau perkemba ngan seluruh harga kebutuhan menghadapi hari-hari besar, dan di waktu pergantian tahun,” jelasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:17:00 AM Sumber : Okezone Penulis :
Inflasi Sumut 2016 Tembus 6,34%, Jauh di Atas Nasional MEDAN - Inflasi di Sumatera Utara (Sumut) selama 2016 atau year on year (Desember 2015Desember 2016) mencapai 6,34%. Angka tersebut jauh di atas inflasi nasional yang hanya 3,02%. Tingginya inflasi di Sumut akibat naiknya harga berbagai barang, khususnya daging ayam ras, telur ayam dan ikan. Di Medan misalnya, harga ayam ras naik 7,24%, ikan naik 5-9% dan telur ayam naik 6,62%. Dugaan Menko Darmin, Inflasi Tahun Ini Lebih Tinggi dari 2016Pengendalian Pangan Masih Jadi PRBPS: Operasi Pasar Beri Pengaruh Positif ke Inflasi “Tahun 2016, inflasi Sumut yang lebih tinggi dari angka nasional terjadi lagi,” ujar Kabid Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismark Pardamean S Sitinjak. Berdasarkan data, angka inflasi Sumut yang lebih tinggi dari angka nasional terjadi pada 2001, 2004, 2005, 2007, 2010 dan 2013. “Selebihnya angka inflasi Sumut selalu di bawah nasional,” katanya Ia menjelaskan, pada Desember empat kota yang dijadikan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi. Inflasi di Pematangsiantar paling besar atau 0,54%, disusul Sibolga 0,29%, Medan 0,16% dan Padangsidimpuan 0,02%. Di Indonesia dari 82 kota yang diamati IHK-nya, 78 kota mengalami inflasi, dimana yang tertinggi di Lhokseumawe dan terendah di Padangsidimpuan dan Tembilahan. Sekretaris Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut, Plt Kepala Biro Perekonomian, Elidawati Hasibuan, mengaku cukup terkejut dengan besarnya inflasi di Sumut. Data BPS ini kan dibahas kembali dalam rapat TPID. Menurut dia, dalam pengendalian inflasi, terutama dalam mengatasi inflasi cabai merah, kini sudah banyak cabai merah yang masuk ke Sumut. Misalnya dari Jawa, sehingga stoknya di pasar lokal sudah banyak dan harganya sekarang berkisar Rp40.000 per kg. “ Oleh karena itu, pada Desember cabai merah tidak lagi menjadi pemicu inflasi,” tukasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:12:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Petrus Sian Edvansa Barratut Taqiyyah
Data ekonomi dorong penurunan harga SUN JAKARTA. Pada perdagangan Rabu (3/12) kemarin, harga surat utang negara (SUN) tercatat menurun. Mengacu pada data Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), INDOBeX Government Clean Price melorot ke level 110,25 atau melemah sekitar 0,07% Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, sejatinya perubahan imbal hasil pada perdagangan Rabu (3/12) bergerak bervariasi, namun cenderung untuk naik sebagai respon atas data ekonomi yang membaik serta hasil lelang perdana SUN. "Perubahan tingkat imbal hasil berkisar 1 BPS hingga 5 BPS, dengan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 1,5 BPS," ujar dia. Memang, ketika imbal hasil obligasi menguat, maka harga akan cenderung terkoreksi. Data ekonomi yang cenderung membaik, menurut made, adalah terkendalinya laju inflasi sepanjang 2016, yang kemudian direspon oleh Bank Indonesia (BI) dengan menurunkan suku bunga acuan sebesar 150 BPS. "Pelaku pasar merespon positif data inflasi tersebut dikarenakan dengan inflasi tahunan sebesar 3,04% investor mendapatkan real return dari investasi di Surat Utang Negara yang cukup besar, mendekati 5,00% dengan rata-rata imbal hasil Surat Utang Negara yang sebesar 8,02%," Papar Made. Sementara itu, dari hasil lelang SUN, pemerintah meraup dana senilai Rp 15 triliun dari total penawaran senilai Rp 36,90 triliun. Kendati penawaran tercatat cukup tinggi, mayoritas penawaran tertuju pada Surat Perbendaharaan negara dan SUN seri FR0061. Tandanya, investor masih memilih masuk di obligasi tenor pendek sebagai antisipasi atas gejolak eksternal yang kemungkinan masih akan menghadang di awal tahun ini.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 10:10:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Agus Triyono Sanny Cicilia
Jokowi perintahkan kesenjangan, kemiskinan ditekan JAKARTA. Presiden Joko Widodo memerintahkan para menterinya untuk menggencarkan program pengentasan kemiskinan dan penurunan kesenjangan pendapatan pada tahun 2017 ini. Perintah tersebut dia keluarkan saat Sidang Kabinet Paripurna tentang Program Kegiatan Tahun 2017 di Istana Bogor, Rabu (4/1). Jokowi mengatakan, saat ini angka kemiskinan memang sudah turun. Bukan hanya itu saja, Gini Ratio yang mengukur kesenjangan atau ketimpangan juga sudah turun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2016, rasio kesenjangan turun ke level 0,387 dari posisi September 2015 yang masih di posisi 0,402. Tapi, angka kemiskinan dan kesenjangan dirasanya masih tinggi. "Oleh sebab itu, kerja keras matimatian supaya angka kesenjangan kita baik antar wilayah, maupun antara yang kaya dan miskin bisa ditekan," katanya. Jokowi mengatakan, agar upaya tersebut bisa dicapai dia memerintahkan secara khusus kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk mempercepat proses redistribusi aset dan legalisasi tanah. Langkah tersebut diperlukan agar masyarakat bisa segera mendapatkan akses tanah untuk memperbaiki kesejahteraan hidup mereka. Jokowi juga memerintahkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk juga mendukung upaya Kementerian Agraria dan Tata Ruang. "Berkaitan dengan konsesi untuk rakyat, serrifikat, beri fokus besaran dalam dua tahun ini," katanya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 9:45:00 AM Sumber : Okezone Penulis :
Nilai Produksi IKM Alas Kaki Ditarget Rp24 Triliun JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong produktivitas dan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) produsen alas kaki. Sektor ini menjadi salah satu yang diprioritaskan pengembangannya karena berperan dalam memberikan kontribusi terhadap devisa negara dan penyerapan tenaga kerja. ”Pada 2016, penambahan investasi IKM alas kaki diperkirakan sebesar Rp2,8 triliun dengan nilai produksinya mencapai Rp22,98 triliun. Kami memproyeksikan, nilai produksi sektor ini akan meningkat pada 2017 sebesar Rp24,25 triliun,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulisnya seusai melakukan kunjungan ke Bogor, Jawa Barat, kemarin. Kemenperin Berencana Naikkan Bea Keluar Kulit HewanSri Mulyani: Saya ke Sini Bukan untuk Lihat FashionUndang Sri Mulyani, Menperin Curhat Kesulitan Industri Pengolahan Airlangga menegaskan, pihaknya terus memberikan perhatian lebih bagi IKM dalam negeri karena telah menjadi tulang punggung perekonomian nasional. ”Di hari pertama kerja di 2017 ini, agenda kunjungan kerja kami pertama ke Ciomas, dan ini adalah bentuk perhatian lebih yang diberikan pada pelaku IKM di Kabupaten Bogor,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut, Menperin didampingi Dirjen IKM Gati Wibawaningsih melakukan dialog dan temu usaha dengan pelaku IKM Alas Kaki di Desa Mekar Jaya dan Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Bogor Jawa Barat. Selain itu, rombongan mengunjungi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Desa Cibalagung, Bogor Barat, Jawa Barat. Airlangga menyampaikan, secara umum rata-rata nilai investasi yang ditanamkan untuk menjalankan usaha IKM alas kaki di dalam negeri sebesar Rp37 juta. Sementara, untuk menghasilkan produknya, diperlukan bahan baku utama yang rata-rata senilai Rp6,5 juta dalam satu bulan. ”Sedangkan, nilai produksi penjualan dari hasil industri ini rata-rata dalam satu bulan menghasilkan pemasukan Rp14 juta. Dengan hasil produksi tersebut didapatkan nilai tambah rata-rata sebesar Rp 6,8 juta dalam satu bulan,” ungkapnya. Menurut Airlangga, IKM alas kaki mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja, dengan karakteristik jumlah pekerja di setiap satu unit usaha sekitar 1-19 orang. Berdasarkan data BPS pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 15 (KBLI-15), IKM alas kaki tergabung dalam kelompok IKM penyamakan kulit dan produk kulit. Data 2010 menunjukkan, kelompok usaha tersebut berjumlah 32.910 unit dengan jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 114.495 orang di seluruh Indonesia. ”Dari data tersebut, sebanyak 49% merupakan IKM alas kaki, selanjutnya 48% IKM produk kulit dan 3% IKM penyamakan kulit. Sedangkan, penyerapan tenaga kerja pada masing-masing sektor, sebanyak 51% terserap di IKM alas kaki, disusul 46% di IKM produk dari kulit dan sisanya 3% di IKM penyamakan kulit,” paparnya. Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, kemajuan IKM alas kaki secara langsung akan memajukan industri kreatif, dan sebaliknya industri kreatif yang maju akan menjadikan sebuah kota atau suatu daerah berkembang menjadi sumber destinasi pariwisata. ”Diperkirakan, pertumbuhan industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki 2016 sebesar 7,74% dan hingga Oktober 2016, ekspor produk alas kaki dari Indonesia mencapai USD3,7 miliar,” ujarnya. Gati menyampaikan, program dan kebijakan pengembangan daya saing IKM alas kaki nasional, antara lain program pengenaan pajak ekspor bahan baku kulit dalam rangka menjamin ketersediaan bahan baku dalam negeri serta penguatan branding produk dalam negeri melalui sepatu Ekuator. ”Pada tahun 2017, kami akan memacu awareness pasar terhadap branding sepatu merek Ekuator melalui pembuatan tipe baru dan peningkatan promosi,” jelasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 9:45:00 AM Sumber : Kontan Penulis : Maggie Quesada Sukiwan Barratut Taqiyyah
Porsi asing di SUN naik Rp 107,34 triliun JAKARTA. Minat investor asing berinvestasi di Indonesia masih besar. Buktinya, asing masih mengoleksi surat utang negara (SUN) yang diterbitkan pemerintah. Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan menunjukkan, per Desember 2016, kepemilikan asing di SUN mencapai Rp 665,86 triliun. Angka tersebut melonjak Rp 107,34 triliun dari posisi akhir 2015 sebesar Rp 558,52 triliun. Sekadar perbandingan, kepemilikan asing di 2015 cuma naik Rp 97,17 triliun. Senior Research & Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo bilang, tahun lalu investor asing cukup agresif memburu obligasi pemerintah, karena SBN memang sangat atraktif. Investasi di obligasi negara tahun lalu memberi return sekitar 13,93%, sebagaimana tercermin dari indeks INDOBeX Government Total Return yang dirangkum Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Investor memang lebih optimistis tahun lalu ketimbang tahun sebelumnya. Sebab, fundamental ekonomi Indonesia tahun lalu lebih baik. Hal ini antara lain didorong oleh langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan hingga tujuh kali. Produk domestik bruto (PDB) Indonesia di kuartal III-2016 tumbuh 5,02%, melampaui ekspektasi pelaku pasar, sebesar 5%. Nilai tukar rupiah sepanjang tahun lalu juga menguat 2,49% menjadi Rp 13.473 per dollar AS. Desmon Silitonga, Analis Capital Asset Management, menambahkan, inflasi yang terkendali juga menjadi daya tarik bagi investor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di 2016 hanya 3,02%. Angka tersebut masih sejalan dengan target inflasi pemerintah, yakni sekitar 3%. Tambah lagi, lembaga pemeringkat Fitch Ratings meningkatkan outlook surat utang Indonesia dari semula stabil menjadi positif. Selain itu, Fitch mengafirmasi peringkat utang Indonesia di level investment grade. Sentimen positif tersebut menahan kejatuhan pasar surat utang pemerintah saat tertekan di kuartal IV-2016. Tekanan muncul setelah kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS dan suku bunga acuan The Fed naik di pertengahan Desember lalu. “Masih ada inflow asing, karena yield obligasi Indonesia paling menarik di Asia,” terang Desmon. Merujuk data Asian Bonds Online per 28 Desember 2016, yield obligasi pemerintah Indonesia bertenor 10 tahun mencapai 7,91%. Ini lebih menarik ketimbang obligasi bertenor sama milik pemerintah China yang mencapai 3,19%, Hong Kong 2,13%, Jepang 0,06%, Korea 2,12%, Malaysia 4,23%, Filipina 4,73%, Singapura 2,39%, Thailand 2,84%, serta Vietnam 6,37%. Tetap bullish Oleh karena itu, Desmon optimistis investor asing masih akan mengincar SUN tahun ini. Dengan catatan, pemerintah mampu menjaga stabilitas valuasi rupiah dan mengendalikan inflasi dalam negeri. Apalagi, ekonomi dalam negeri disinyalir bisa tumbuh sekitar 5,1%. Kendati demikian, Desmon menerawang, penambahan kepemilikan asing di SBN tahun ini cuma sekitar Rp 50 triliun–Rp 60 triliun. Maklum, pasar obligasi Indonesia masih penuh tantangan, terutama dari eksternal. Rencana kenaikan suku bunga The Fed, realisasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, kebijakan Trump, hingga pemilihan umum Jerman dan Prancis, berpotensi menekan pasar obligasi.
“Tapi, jika Standard & Poor’s meningkatkan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade, sentimen positif akan bertambah,” ungkap Desmon. Beben juga menilai kondisi ekonomi Indonesia yang masih positif tahun ini akan mengerek naik performa SBN. Namun, investor asing diprediksi akan memperpendek durasi investasinya. Yakni dengan memindahkan dananya dari SUN bertenor panjang ke SUN tenor pendek. “Pengalihan tersebut merupakan langkah atau strategi bagi asing guna mengoptimalkan return dan meminimalisasi risiko,” terang Beben. Namun, fenomena tersebut hanya bersifat sementara. Jika pasar kembali bullish, investor asing bakal kembali memburu SUN bertenor menengah dan panjang untuk memaksimalkan cuan. Beben memprediksi, tahun ini yield SUN bertenor 10 tahun akan mencapai kisaran 7,4%–8,6%. Sedang menurut hitungan Desmon, tahun ini yield SUN 10 tahun bakal bergulir pada rentang 7%– 7,5%.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 9:42:00 AM Sumber : Republika Penulis : Andri Saubani
Tingkat Kesejahteraan Petani Sulut Menurun REPUBLIKA.CO.ID, MANADO – Tingkat kesejahteraan petani di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Desember 2016 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. "Turunnya kesejahteraan tersebut, tercermin pada Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Sulawesi Utara pada bulan Desember 2016 sebesar 93,94 atau menurun sebesar 0,53 persen dibanding NTP November 2016 yaitu sebesar 94,44," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut Moh Edy Mahmud di Manado, Rabu (4/1). Penurunan NTP ini disebabkan karena penurunan pada indeks harga yang diterima petani (It), sebesar 0,20 persen. Angka itu lebih dalam jika dibandingkan dengan penurunan pada indeks yang dibayar petani, sebesar 0,11 persen. Dengan kata lain, Edy menerangkan, kemampuan daya beli petani untuk memenuhi kebutuhannya memperlihatkan kelesuan. Di sisi lain, NTP Sulut masih berada di bawah nilai 100. Artinya, daya beli petani di Sulut masih belum lebih baik dibandingkan dengan keadaan di tahun dasarnya (Tahun 2012). Atau secara sederhana kesejahteraan petani di Sulut dapat diindikasikan masih tidak lebih baik dibandingkan tahun dasar. “NTP tahun kalender menurun sebesar 3,01 persen, sedangkan secara YoY menurun sebesar 3,01 persen," jelasnya. Sehingga, kata Edy, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulut pada Desember 2016 sebesar 103,91 atau menurun sebesar 0,65 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya, yakni sebesar 104,59. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani. Caranya, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 9:40:00 AM Sumber : MetroTvNews Penulis : Amaluddin
Seluruh Kota di Jatim Mengalami Inflasi Metrotvnews.com, Surabaya: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi Jawa Timur (Jatim) pada Desember 2016 mencapai 0,56 persen. Capaian tersebut lebih tinggi bila dibanding November 2016 sebesar 0,33 persen. "Inflasi ini terjadi di seluruh kota Indeks Harga konsumen (IHK) di Jatim," kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono, di Surabaya, Selasa, 3 Januari. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Jember yaitu mencapai 0,93 persen, diikuti Kota Malang sebesar 0,58 persen, Kota Surabaya sebesar 0,56 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 0,53 persen, Kabupaten Banyuwangi 0,47 persen, Kota Madiun 0,45 persen, Kota Probolinggo 0,38 persen dan yang terendah ialah Kota Kediri sebesar 0,36 persen. "Kalau secara kumulatif, inflasi tahun kalender sampai dengan Desember 2016, tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 3,22 persen, diikuti Kota Malang sebesar 2,63 persen, Kota Madiun sebesar 2,25 persen, Kabupaten Sumenep sebesar 2,19 persen, Kabupaten Jember sebesar 1,93 persen, Kabupaten Banyuwangi sebesar 1,91 persen," urainya. Menurut Teguh, inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan harga komoditi di Jatim. Misalnya harga beberapa komoditi di Pasar Wonokromo Surabaya, harga telur yang sebelumnya di kisaran Rp18 ribu per kilogram (kg) naik menjadi Rp22 ribu per kg. Kemudian cabai rawit Rp50 ribu per kg naik menjadi Rp80 ribu per kg, lalu harga beras yang sebelumnya Rp9.000 per kg naik menjadi Rp11.500 per kg. Pada Desember 2016 ini, lanjut Teguh, hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi, kecuali kelompok sandang yang mengalami deflasi sebesar 0,59 persen. "Kelompok transportasi mengalami inflasi tertinggi yaitu mencapai 1,27 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi dikelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, sebesar 0,04 persen," jelasnya. Komoditas utama yang memberikan andil terbesar inflasi Desember 2016 ialah telur ayam ras, tarif angkutan udara, tarif pulsa ponsel, bensin, dan cabai rawit. Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi ialah emas perhiasan, bawang merah, cabai merah dan apel.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 9:39:00 AM Sumber : Okezone Penulis :
Pengendalian Pangan Masih Jadi PR JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahun 2016 sebesar 3,02%, dengan penyumbang utama inflasi dari kelompok bahan makanan. Menurut BPS, selama tahun 2016 inflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 5,69% dengan andil terhadap inflasi sebesar 1,21%. Demikian halnya inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau yang sebesar 5,38% dengan andil inflasi sebesar 0,91%. Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama tahun 2016 di antaranya cabai merah (0,35%), rokok kretek filter (0,18%), bawang merah(0,17%), tarif angkutan udara (0,13%), dan bawang putih (0,11%). Dugaan Menko Darmin, Inflasi Tahun Ini Lebih Tinggi dari 2016Inflasi Sumut 2016 Tembus 6,34%, Jauh di Atas NasionalBPS: Operasi Pasar Beri Pengaruh Positif ke Inflasi ”Sepanjang 2016 ada beberapa komoditas yang dominan terhadap inflasi. Ini perlu dijadikan pelajaran untuk mengantisipasi inflasi 2017,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam pemaparan di Gedung BPS, Jakarta, kemarin. Senada, pengamat ekonomi pertanian Khudori menegaskan bahwa pengendalian harga pangan masih akan menjadi pekerjaan rumah (PR) inflasi tahun 2017. Meskipun inflasi terus menurun, dari tahun ke tahun tren sumbangan inflasi pangan makin tinggi. Khudori mencatat, kelompok bahan makanan serta kelompok makanan olahan dan tembakau pada 2014 menyumbang 40,31% dari inflasi yang sebesar 8,36%. Pada 2015 meningkat lagi menjadi 61,19% dari inflasi 3,35%. ”Tahun 2016 kedua kelompok tersebut menyumbang 70% dari inflasi yang mencapai 3,02%,” ungkapnya. Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, tingginya inflasi dari kelompok bahan makanan dan makanan jadi harus menjadi perhatian. Pasalnya, ketika harga bahan pangan tinggi maka pendapatan masyarakat menjadi tersedot habis untuk memenuhi kebutuhan pangan. Menurut Enny, rata-rata masyarakat mengalokasikan 70% dari penghasilan untuk belanja pangan. Manakala harga pangan naik sementara pendapatan relatif tetap, maka penghasilan habis untuk memenuhi kebutuhan pangan. ”Sehingga, walaupun ada Lebaran, Natal, Tahun Baru, banyak yang tidak mampu beli. Bahkan, inflasi kelompok sandang pada Desember 2016 minus 0,46%. Artinya, enggak ada lagi sisa uang untuk memenuhi kebutuhan sandang,” ujarnya. Menurunnya permintaan kelompok non-pangan menurut Enny juga mencerminkan terjadinya penurunan daya beli masyarakat. ”Jadi, inflasi rendah di 2016 bukan mencerminkan meningkatnya efisiensi karena bahan baku menurun dan pasokan meningkat, melainkan lebih disebabkan permintaan yang terbatas. Itu semua terkonfirmasi dengan data-data di BPS,” paparnya. Berdasar catatan BPS, inflasi 2016 yang sebesar 3,02% merupakan yang terendah sejak 2010. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Desember) 2016 dan tingkat inflasi komponen inti
tahun ketahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) masing-masing sebesar 3,07%. Sementara, inflasi Desember 2016 yang hanya 0,42% juga merupakan yang terendah sejak 2010. Menurut Suhariyanto, inflasi Desember 2016 lebih disebabkan naiknya tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,11%. Inflasi bahan makanan pada Desember 2016 pun hanya 0,60% atau jauh lebih rendah dibanding Desember 2015 yang men-capai 3,20%. ”Jadi, inflasi Desember 2016 lebih disebabkan kenaikan angkutan udara, sementara Desember 2015 lebih disebabkan gejolak pangan,” sebutnya. Menurut Suhariyanto, pada Desember 2016 beberapa komoditas pangan yang biasanya menyumbang inflasi malah mengalami deflasi, di antaranya cabai merah deflasi 0,09%, bawang merah deflasi 0,05%, dan tomat sayur deflasi 0,02%. ”Kelompok bahan makanan pada Desember ini bagus, kecuali cabai rawit yang masih menyumbang inflasi sebesar 0,4%. Ini ke depan perlu menjadi perhatian,” pungkasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 9:31:00 AM Sumber : Detik Penulis : Dewi Rachmat Kusuma
Data Industri Manufaktur China Pengaruhi Gerak Rupiah Jakarta - Rupiah pagi ini dibuka di angka Rp 13.465 di mana Rp 13.525 masih menjadi level resisten untuk rupiah hari ini. Secara harian, rupiah terlihat masih sideways dengan range pergerakan Rp 13.450 hingga Rp 13.500.Sentimen Global terutama data industri manufaktur China masih menjadi salah satu hal yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Kepemilikan surat utang Indonesia oleh pihak asing ditutup stabil di akhir tahun 2016 di angka Rp 665,808 triliun.Demikian disampaikan Analis Global Market Bank Mega, James Evan Tumbuan dalam risetnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (4/1/2017).Mengawali tahun 2017, Wall Street dibuka positif 0,8%, kenaikan pada S&P 500 serta NASDAQ. Saham sektor energi menjadi top 3 yang mendukung penguatan bursa saham AS. Data fundamental ISM manufacturing PMI (Survey terhadap 300 perusahaan manufaktur US) bulan Desember ditutup positif di level 54,7. Yield US Treasury 30 Y -3BPS menjadi 3,05% sedangkan untuk benchmark 2 Y dan 5Y mengalami peningkatan yield sebanyak 3,5 BPS. Preferensi market masih tertuju pada dolar AS, di mana US$ menguat terhadap GBP, EUR serta JPY. Di regional, data industri manufaktur China atau Caixin PMI Desember 2016 ditutup positif di angka 51,9. Hal ini membuat bursa saham secara global menguat seiring juga dengan optimisme market mengenai pertumbuhan ekonomi secara Global. FTSE 100 +0,49%, Nikkei +1,41% au 273.12 poin. Aussie mencoba titik resisten 0.7245 untuk chart harian di mana grafik menunjukkan potensi Aussie melemah ke level 0.7175 secara long term. Euro menyentuh level terendah semenjak 14 tahun terakhir sedangkan untuk chart harian pergerakan Euro akan berkisar di angka 1.0350-1.0450.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 8:05:00 AM Sumber : MetroTvNews Penulis : Angga Bratadharma
Sentimen Pelemahan Rupiah Diperkirakan Bertahan Metrotvnews.com, Jakarta: Nilai tukar rupiah lagi-lagi bergerak stabil di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (USD) terhadap kurs di Asia pada perdagangan Selasa. Walaupun tingkat inflasi sudah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) namun ekspektasi inflasi di 2017 secara umum masih tinggi. Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, angka PMI manufacturing yang memburuk serta realisasi belanja negara yang di bawah 90 persen memberikan petunjuk bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di kuartal IV-2016 tidak akan lebih baik. Namun, tetap ada harapan pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi. "Sentimen pelemahan nilai tukar rupiah bisa bertahan hari ini melihat penguatan USD dan pelemahan harga minyak mentah," kata Rangga, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu (4/1/2017). Di sisi lain, data manufaktur Amerika Serikat (AS) membaik dan dolar index kembali kuat. Jelang rilis notulensi FOMC meeting di Kamis dini hari, ISM manufacturing AS diumumkan naik semalam sehingga mengembalikan tekanan naik terhadap dolar index walaupun imbal hasil US Treasury masih stabil di kisaran 2,4 persen untuk tenor yang 10 tahun. "Harga minyak anjlok menyusul data produksi OPEC Desember 2016 yang belum turun signifikan. Selain PMI manufacturing Jepang pagi ini, estimasi inflasi zona euro ditunggu sore nanti, diperkirakan naik ke satu persen secara YoY," pungkas Rangga.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 8:05:00 AM Sumber : MetroTvNews Penulis : Angga Bratadharma
Sentimen Pelemahan Rupiah Diperkirakan Bertahan Metrotvnews.com, Jakarta: Nilai tukar rupiah lagi-lagi bergerak stabil di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (USD) terhadap kurs di Asia pada perdagangan Selasa. Walaupun tingkat inflasi sudah diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) namun ekspektasi inflasi di 2017 secara umum masih tinggi. Analis Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, angka PMI manufacturing yang memburuk serta realisasi belanja negara yang di bawah 90 persen memberikan petunjuk bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di kuartal IV-2016 tidak akan lebih baik. Namun, tetap ada harapan pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi. "Sentimen pelemahan nilai tukar rupiah bisa bertahan hari ini melihat penguatan USD dan pelemahan harga minyak mentah," kata Rangga, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Rabu (4/1/2017). Di sisi lain, data manufaktur Amerika Serikat (AS) membaik dan dolar index kembali kuat. Jelang rilis notulensi FOMC meeting di Kamis dini hari, ISM manufacturing AS diumumkan naik semalam sehingga mengembalikan tekanan naik terhadap dolar index walaupun imbal hasil US Treasury masih stabil di kisaran 2,4 persen untuk tenor yang 10 tahun. "Harga minyak anjlok menyusul data produksi OPEC Desember 2016 yang belum turun signifikan. Selain PMI manufacturing Jepang pagi ini, estimasi inflasi zona euro ditunggu sore nanti, diperkirakan naik ke satu persen secara YoY," pungkas Rangga.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 8:00:00 AM Sumber : Tempo Penulis : TEMPO.CO
Naiknya Tarif Listrik 900 VA Bakal Kerek Inflasi Kuartal I TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mengumumkan angka inflasi Desember 2016 sebesar 0,42 persen. Secara keseluruhan inflasi sepanjang 2016 mencapai 3,02 persen atau sesuai dengan target dalam APBN yakni 3 (+-1 persen). Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi Inflasi bisa kembali naik pada tahun depan. “Inflasi di kuartal I/2017 diperkirakan mulai naik ke kisaran 3,3 persen YoY, merespons kenaikan tarif listrik 900 VA akibat pencabutan subsidi listrik,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima Selasa, 3 Januari 2017. Sementara itu, menurut Rangga, keengganan pemerintah untuk menaikkan harga premium dan solar serta tarif listrik non-subsidi di kuartal I/2017, bisa mencegah kenaikan drastis inflasi. Walaupun kenaikan harga minyak mentah global yang konsisten pada suatu titik di 2017 akan mendorong inflasi barang impor untuk naik, serta memaksa harga BBM domestik untuk meyesuaikan ke level yang lebih tinggi.“Estimasi Inflasi 2017 sebesar 4,6 persen, pada 2018 sebesar 5 persen” kata Rangga.BISNIS.COM
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 7:48:00 AM Sumber : Tempo Penulis : TEMPO.CO
Ini Komoditas Penyumbang Inflasi di NTB TEMPO.CO, Mataram - Desember 2016, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami inflasi sebesar 0,63 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 124,46 pada November 2016 menjadi 125,25 di Desember 2016. Angka inflasi ini berada di atas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,42 persen. Untuk wilayah di NTB, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,75 persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. “Inflasi sebesar 0,63 persen terjadi karena adanya kenaikan harga,” kata Kepala Badan Pusat Statistik NTB Endang Triwahyuningsih sewaktu merilis Berita Resmi Statistik di kantornya, Selasa sore, 3 Januari 2016. Kenaikan harga ditunjukkan dengan kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 2,45 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,6 persen; kelompok kesehatan 0,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,02 persen. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok sandang sebesar 1,07 persen serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,06 persen. Simak: Empat Pencari Kayu Gaharu Hilang di Gunung Porkhison Aceh Menurut dia, komoditas terbesar penyumbang inflasi adalah beras, kue kering berminyak, bawang merah, cabai rawit, tongkol/ambu-ambu, bandeng/bolu, daging ayam ras, tongkol pindang, pisang, dan sawi hijau. Sebaliknya, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya deflasi adalah emas perhiasan, angkutan udara, semen, tomat sayur, salak, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, apel, pepaya, dan kerudung/jilbab. Laju inflasi NTB tahun kalender Desember 2016 sebesar 2,61 persen lebih rendah dibanding inflasi tahun kalender Desember 2015 sebesar 3,41 persen. Begitu juga laju inflasi tahun ke tahun Desember 2016 sebesar 2,61 persen lebih rendah dibanding laju inflasi tahun ke tahun di Desember 2015 sebesar 3,41 persen. Dari 82 kota yang menghitung IHK, tercatat 78 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe dengan 2,25 persen, diikuti Kota Kupang sebesar 1,96 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tembilahan dan Kota Padang Sidempuan dengan 0,02 persen, diikuti Kota Cirebon sebesar 0,06 persen. Adapun deflasi terbesar terjadi di Kota Manado dengan 1,52 persen, dan deflasi terkecil terjadi di Kota Tegal sebesar 0,09 persen.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 7:36:00 AM Sumber : Republika Penulis : Angga Indrawan
Sandiaga: Masyarakat Miskin akan Dapat Kartu Pangan REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Sandiaga Uno mengatakan masyarakat kurang mampu di Ibu Kota akan diberikan Kartu Pangan. Ini dilakukan guna mendapatkan sembako murah, jika dirinya terpilih sebagai pemimpin Jakarta. "Kartu Pangan ini nanti diintegrasikan dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS), agar kalangan yang ada di bawah garis kemiskinan mendapatkan pangan murah," katanya di kawasan Menteng Atas Selatan, Jakarta, Selasa (3/1). Pria yang akrab disapa Sandi itu menjelaskan, pihaknya juga sedang mengumpulkan data dari kecamatan dan kelurahan untuk mendapatkan daftar keluarga, yang kelak membutuhkan layanan dari salah satu program pangan pasangan nomor urut tiga di Pilkada DKI Jakarta tersebut. "Kami akan lihat dan memakai standar yang selama ini sudah dipakai oleh BPS, dan di situ kita punya data- datanya yang berbasis lokasi dan berbasis individu," terangnya.Selain berencana menyediakan pengan murah, Sandiaga juga berjanji akan mempermudah akses dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat miskin di Ibu Kota. Tiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, akan bersaing pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Nasdem, Partai Golkar dan Partai Hanura. Kemudian, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN serta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.Pada 28 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017, ketiga pasangan itu berkampanye dan akan mengikuti debat publik.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 7:12:00 AM Sumber : Republika Penulis : Angga Indrawan
Menperin Tinjau IKM Alas Kaki Ciomas REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengawali Tahun 2017 dengan meninjau Industri Kecil Menengah (IKM) yang memproduksi alas kaki di Ciomas, Bogor. Airlangga berharap industri alas kaki ini bisa terus berkembang."Industri sepatu Indonesia itu nomor empat di dunia dari segi kapasitas produksi. Sehingga, industri sepatu menjadi pusat perhatian pemerintah," kata Airlangga saat memberi sambutan di depan para perajin IKM sepatu di Ciomas, Bogor, Selasa (3/1).Pada kesempatan tersebut, Airlangga melakukan dialog dan temu usaha dengan pelaku IKM Alas Kaki di Desa Mekar Jaya dan Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Bogor, Jawa Barat. Selain itu, rombongan juga mengunjungi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Desa Cibalagung, Bogor Barat, Jawa Barat.Airlangga menyampaikan, secara umum, rata-rata nilai investasi yang ditanamkan untuk menjalankan usaha IKM alas kaki di dalam negeri sebesar Rp 37 juta. Sementara itu, untuk menghasilkan produknya, diperlukan bahan baku utama yang rata-rata senilai Rp 6,5 juta dalam satu bulan. Menurut Airlangga, IKM alas kaki mampu menyerap cukup banyak tenaga kerja, dengan karakteristik jumlah pekerja di setiap satu unit usaha sekitar 1-19 orang. Berdasarkan data BPS pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 15 (KBLI-15), IKM alas kaki tergabung dalam kelompok IKM penyamakan kulit dan produk kulit. Pada kesempatan tersebut, Airlangga juga menyampaikan pihaknya akan menyediakan tempat berjualan khusus untuk pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) sepatu Ciomas, Bogor, yang tergabung dalam Koperasi Sepatu Sandal Bogor (Kosebo) di Pasar Anyar."Kita siapkan tempat untuk Kosebo. Tapi harus untung ya," kata Airlangga.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 6:36:00 AM Sumber : Republika Penulis : Nidia Zuraya
BPS: Penduduk Miskin Bengkulu Capai 17,03 Persen REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sampai September 2016 jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Provinsi Bengkulu mencapai 17,03 persen dari total populasi di provinsi tersebut. Kepala BPS Provinsi Bengkulu Dyah Anugrah Kuswardani, mengatakan persentase penduduk miskin tersebut sedikit membaik jika dibandingkan dengan pada Maret 2016 yang masih sebesar 17,23 persen. "Ada sedikit penurunan dari data yang kami analisa, pada Maret 2016 terdapat sebanyak 328.610 orang penduduk miskin dan turun menjadi 325.600 orang pada September 2016," kata dia di Bengkulu, Rabu (4/1). Penduduk miskin perkotaan pada September 2016 itu, kata Dyah lagi, sebanyak 16,16 persen, dan di perdesaan mencapai 17,43 persen. "Penduduk miskin perkotaan berjumlah 98.070 orang, dan untuk daerah perdesaan sebanyak 227.530 orang," kata dia menambahkan. Nilai komoditas, menurutnya lagi, berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan, pengaruh utama disebabkan komoditas kelompok bahan makanan, di antaranya adalah beras, rokok kretek filter, daging sapi, serta cabai merah. "Selain itu yang bukan komoditas makanan juga ikut memberi pengaruh, seperti biaya perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan," ujarnya. Menurutnya, persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar jumlah dan persentase penduduk miskin saja, ada dimensi lain yang juga perlu diperhatikan, yakni tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan Provinsi Bengkulu sampai September 2016, lanjut Dyah, mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung membawa mereka mendekati garis kemiskinan.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 5:21:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis :
BPS: Penduduk Miskin Turun 250 Ribu Orang JAKARTA, suaramerdeka.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada penurunan penduduk miskin sebanyak 250.000 orang dari Maret 2016 ke September 2016. Kepala BPS Kecuk Suhariyanto, memaparkan pada Maret 2016 penduduk yang masuk kategori miskin sebesar 10,86%, namun pada September 2016 turun menjadi 10,7%. “Ada penurunan tipis jumlah penduduk miskin. Kalau dilihat dari bulan Maret ke September 2016, penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 250.000 orang,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (3/12). Menurutnya, upaya pemerintah menekan angka kemiskinan sejak tahun 2011 terbilang efektif. Di Maret 2011, angka kemiskinan tercatat sebesar 12,49% dari jumlah penduduk. Kemudian berkurang menjadi 11,36% di Maret 2013, dan pada September 2015 kembali berkurang menjadi 11,13%, dan perhitungan terakhir pada September 2016 penduduk miskin tercatat sebanyak 10,7%. Dia menjelaskan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar sebagai indikator perhitungan penduduk miskin. Dimana kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi memenuhi kebutuhan dasarnya yakni bahan makanan yang setara 2100 kalori. Sementara garis kemiskinan bukan makanan diukur dari pengeluaran perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan non pangan lainnya. BPS juga mencatat kesenjangan angka kemiskinan antara desa dan kota yang masih tinggi. Pada September 2016, jumlah penduduk miskin di kota mencapai 13,96%, sementara kemiskinan di desa 7,73%. “Meski selama periode Maret 2016 sampai September 2016 persentase kemiskinan menurun, tapi jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 150.000 orang. Sementara daerah pedesaan turun sebanyak 390.000 orang,” tambah Suhariyanto. Ia menambahkan penurunan angka kemiskinan tersebut tak lepas dari rendahnya inflasi periode MaretSeptember 2016 yang hanya 1,34%. “Faktor yang mendukung penurunan penduduk miskin yakni inflasi yang rendah hanya 1,34%, sehingga pengaruh ke pengeluaran penduduk miskin,” ujarnya. Menurut dia, hingga September 2016, harga pangan secara umum mengalami penurunan seperti beras, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah. “Rata-rata harga beras turun 1,21% yaitu dari Rp 13.301 per kilogram pada Maret 2016 menjadi Rp 13.140 per kilogram pada September 2016. Cabai merah mengalami penurunan 14,06%, cabai rawit turun 13,77%, dan telur ayam ras turun 0,56%,” paparnya. Selain itu, faktor lainnya yang berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan adalah naiknya upah buruh tani dan buruh bangunan, sepanjang periode tersebut. “Nominal upah rata-rata buruh tani per hari naik 1,42% pada September 2015 dibandingkan Maret 2016 yakni dari Rp 47.559 menjadi Rp 48.235. Selain itu rata-rata upah buruh bangunan juga naik 1,23% dari Rp 81.481 di Maret 2016 menjadi Rp 82.480 di September 2016,” ungkapnya. Kemudian, lanjutnya, NTP (Nilai Tukar Petani) pada September 2016 sebesar 102,02 atau naik 0,69% dibandingkan NTP pada bulan Maret 2016 yang sebesar 101,32. NTP sendiri merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase, sehingga sering dijadikan acuan BPS dalam menentukan kesejahteraan petani. NTP di atas 100, artinya harga dari produksi petani naik lebih besar dibandingkan dengan kenaikan konsumsi petani.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:39:00 AM Sumber : Republika Penulis : Budi Raharjo
NTB Alami Inflasi Sebesar 0,63 Persen pada Desember REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumumkan, NTB mengalami inflasi sebesar 0,63 persen pada Desember 2016 atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 124,46 pada November 2016 menjadi 125,25 pada Desember 2016. "Angka inflasi ini berada di atas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,42 persen," kata Kepala BPS NTB Endang Tri Wahyuningsih dalam jumpa pers di Kantor BPS NTB, Mataram, Selasa (3/1).Dia merinci, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,75 persen, sedangkan Kota Bima tercatat sebesar 0,42 persen. Menurutnya, inflasi sebesar 0,63 persen pada Desember di NTB dikarenakan adanya kenaikan harga pada kelompok bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau, kelompok kesehatan, pendidikan, rekreasi, olahraga. Sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok sandang, transport, komunikasi, dan jasa keuangan. Endang menjelaskan, komoditas terbesar yang menjadi penyumbang inflasi di NTB terdiri atas beras, kue kering berminyak, bawang merah, cabai rawit, tongkol, bandeng, daging ayam ras, tongkol pindang, pisang, dan sawi hijau. "Sementara komoditas yang memberikan sumbangan terbesar deflasi ialah emas perhiasan, angkutan udara, semen, tomat sayur, salak, bahan bakar rumah tangga, cabai merah, apel, pepaya, serta kerudung," ungkapnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:27:00 AM Sumber : Bisnis Penulis : Ringkang Gumiwang
BPS: Per November 2016, Jumlah Penumpang Pesawat Naik 17,23% Penumpang Pesawat di Bandara - Ilustrasi/Antara Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik sepanjang periode Januari-November 2016 mencapai 72,7 juta orang, naik 17,23% dari periode yang sama tahun lalu. Dikutip dari laman Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (3/1/2017), bandara dengan jumlah penumpang terbanyak tercatat di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, yakni sebanyak 18,4 juta orang, atau 25,37% dari total jumlah penumpang. Kemudian disusul Bandara Juanda Surabaya dengan jumlah penumpang sebanyak 7,3 juta orang, Bandara Ngurah Rai Bali 4,53 juta orang, Bandara Hasanuddin Makassar 3,52 juta orang dan Bandara Kualanamu Medan sebanyak 3,32 juta orang. Pada saat bersamaan, jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri mencapai 13,3 juta orang, naik 7,59%. Adapun, jumlah penumpang ke luar negeri terbesar melalui Soekarno-Hatta sebanyak 5,9 juta orang, atau 44,41% dari total.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:23:00 AM Sumber : Bisnis Penulis : Yanuarius Viodeogo
EKONOMI DAERAH: Desember 2016, Inflasi Kota Pontianak 0,93% Bisnis.com, PONTIANAK – Badan Pusat Statistik menunjukkan terjadi kenaikan inflasi Kota Pontianak pada Desember 2016 yang mencapai 0,93% dibandingkan dengan bulan sebelumnya berada di posisi 0,07%. Kepala BPS Kalbar Pitono mengatakan penyebab kenaikan dari kelompok pengeluaran dipicu dari bahan makanan sebesar 2,16%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,22%, kelompok kesehatan 0,09% dan kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan sebesar 2,29%. Tugu Khatulistiwa lambang Kota Pontianak - Ilustrasi/indonesiatravel “Sedangkan yang mengalami penurunan dari kelompok sandang mencapai 0,52% dan untuk kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga konsumen,” kata Pitono, Selasa (3/1/2016). Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi secara berurutan adalah angkutan, ikan kembung, tarif pulsa ponsel, daging ayam ras, sayur bayam, kol putih atau kubis, kacang panjang, telur ayam ras, sewa rumah, dan bawang merah. “Komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi seperti udang basah, emas perhiasan, beras, ikan tongkol, BH katun, baju muslim, daun singkong, susu untuk bayi, susu untuk tulang atau manula dan jeruk,” ujarnya. Dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Kalimantan, menurutnya, inflasi Kota Pontianak dan Singkawang bukan merupakan inflasi tertinggi atau berada di posisi ke 5 dan 7 di antara kota lainnya. Urutan pertama Sampit sebesar 1,30%, selanjutnya Palangkaraya sebesar 1,28%, Tanjung sebesar 1,02% baru Pontianak, diikuti Samarinda sebesar 0,87%, Singkawang sebesar 0,83, Banjarmasin sebesar 0,82 dan Tarakan 0,41%.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 4:16:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis :
BPS: Penduduk Miskin Turun 250 Ribu Orang SM/dokKecuk Suhariyanto JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada penurunan penduduk miskin sebanyak 250.000 orang dari Maret 2016 ke September 2016. Kepala BPS Kecuk Suhariyanto memaparkan, pada Maret 2016 penduduk yang masuk kategori miskin sebesar 10,86 persen. Namun pada September 2016 turun menjadi 10,7 persen. ”Ada penurunan tipis jumlah penduduk miskin. Kalau dilihat dari bulan Maret ke September 2016, penurunan jumlah penduduk miskin sebanyak 250.000 orang,” ungkapnya di Jakarta, Selasa (3/12). Jumlah penduduk miskin hingga September tahun lalu menjadi 27,76 juta orang. Sementara pada Maret mencapai 28,01 juta orang. Namun, keberhasilan pemerintah menekan angka kemiskinan itu dibayang-bayangi oleh tingginya kesenjangan antar penduduk di kawasan perkotaan dengan penduduk di pedesaan. ”Ini tantangan bagi pemerintah. Persoalan besar ini yang kita hadapi dan tidak berubah. Masih ada disparitas kemiskinan dan penduduk miskin masih lebih banyak di pedesaan , ” ungkapnya. Survei BPS menyebutkan, dari total 27,76 juta penduduk miskin di Indonesia, sebanyak 62,24 persen atau sekitar 17,28 juta orang berada di kawasan pedesaan. Sementara, sisanya 37,76 persen atau 10,49 juta penduduk miskin berada di perkotaan. Data BPS juga mencatat, sebanyak 21,98 persen penduduk miskin berada di Maluku dan Papua dengan jumlah mencapai 1,55 juta orang. Diikuti Bali dan Nusa Tenggara 14,72 atau sekitar 2,11 juta orang, Sulawesi 10,97 persen (2,09 juta orang), Jawa 10,09 persen (14,83 juta orang), Sumatra 11,03 persen (6,21 juta), dan Kalimantan 6,45 persen (0,97 juta). Menurutnya, upaya pemerintah menekan angka kemiskinan sejak 2011 terbilang efektif. Pada Maret 2011, angka kemiskinan tercatat sebesar 12,49 persen dari jumlah penduduk. Kemudian berkurang menjadi 11,36 persen pada Maret 2013 dan pada September 2015 kembali berkurang menjadi 11,13 persen. Perhitungan terakhir pada September 2016, penduduk miskin tercatat sebanyak 10,7 persen. Dia menjelaskan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar sebagai indikator perhitungan penduduk miskin. Dimana kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi memenuhi kebutuhan dasarnya yakni bahan makanan yang setara 2.100 kalori. Sementara garis kemiskinan bukan makanan diukur dari pengeluaran perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan non pangan lainnya. BPS juga mencatat kesenjangan angka kemiskinan antara desa dan kota yang masih tinggi. Pada September 2016, jumlah penduduk miskin di kota mencapai 13,96 persen, sementara kemiskinan di desa 7,73 persen. ”Meski selama periode Maret 2016 sampai September 2016 persentase kemiskinan menurun, tapi jumlah penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 150.000 orang. Sementara daerah pedesaan turun sebanyak 390.000 orang,” tambah Suhariyanto.
Turun Ia menambahkan, penurunan angka kemiskinan tersebut tak lepas dari rendahnya inflasi periode Maret-September 2016 yang hanya 1,34 persen. ”Faktor yang mendukung penurunan penduduk miskin yakni inflasi yang rendah yakni hanya 1,34 persen, sehingga pengaruh ke pengeluaran penduduk miskin,” ujarnya. Menurut dia, hingga September 2016, harga pangan secara umum mengalami penurunan seperti beras, telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah. ”Rata-rata harga beras turun 1,21 persen yaitu dari Rp 13.301 per kilogram pada Maret 2016 menjadi Rp 13.140 per kilogram pada September 2016. Cabai merah mengalami penurunan 14,06 persen, cabai rawit turun 13,77 persen, dan telur ayam ras turun 0,56 persen,” paparnya. Selain itu, faktor lainnya yang berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan adalah naiknya upah buruh tani dan buruh bangunan, sepanjang periode tersebut. ”Nominal upah rata-rata buruh tani per hari naik 1,42 persen pada September 2015 dibandingkan Maret 2016 yakni dari Rp 47.559 menjadi Rp 48.235. Selain itu rata-rata upah buruh bangunan juga naik 1,23 persen dari Rp 81.481 di Maret 2016 menjadi Rp 82.480 di September 2016,” ungkapnya. Kemudian, lanjutnya, NTP (Nilai Tukar Petani) pada September 2016 sebesar 102,02 atau naik 0,69 persen dibandingkan NTP pada bulan Maret 2016 yang sebesar 101,32. NTP sendiri merupakan rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase, sehingga sering dijadikan acuan BPS dalam menentukan kesejahteraan petani. NTPdi atas 100, artinya harga dari produksi petani naik lebih besar dibandingkan dengan kenaikan konsumsi petani. (J10,cnn-96)
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 3:17:00 AM Sumber : Republika Penulis : Budi Raharjo
Penyumbang Inflasi Kota Malang Mulai Cabai Hingga Tarif Kontrak Rumah REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sepanjang 2016 Kota Malang mencatat inflasi sebesar 2,62 persen. Angka ini berada di bawah angka inflasi Jawa Timur yang mencapai 2,74 persen. Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mengatakan bahwa penyumbang inflasi amat beragam, mulai dari cabai hingga tarif kontrak rumah. Pada Selasa (3/1), Erny mengungkapkan, terdapat sepuluh komoditas yang memberikan sumbangan terbesar pada terjadinya inflasi. Berdasarkan data BPS Kota Malang komoditas tersebut di antaranya bawang merah, bawang putih, cabai, rokok, minyak goreng, serta gula pasir. "Biaya kuliah dan biaya sewa rumah juga termasuk penyumbang inflasi 2016," ujarnya. Menurut dia, inflasi Kota Malang sebesar 2,62 persen tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. "Bahkan bisa dikatakan inflasi 2016 adalah yang terendah selama sepuluh tahun terakhir," katanya. Selain lebih rendah daripada tahun sebelumnya, inflasi Kota Malang pada 2016 juga lebih rendah dibandingkan target Pemerintah Kota Malang. Sebelumnya, pemerintah menargetkan laju inflasi 2016 sebesar empat plus minus satu persen. Sementara itu, laju inflasi yang tercatat untuk Desember 2016 sebesar 0,58 persen. Angka tersebut menjadikan Malang sebagai kota dengan inflasi tertinggi kedua se-Jawa Timur setelah Jember. "Inflasi Desember 2016 dipicu oleh beberapa komoditas antara lain telur, daging ayam ras, BBM, dan tarif angkutan udara," ujarErny. Meski harga sejumlah komoditas mengalami kenaikan, ada pula komoditas yang harganya justru turun. Komoditas yang mengalami penurunan harga, di antaranya kentang dan perhiasan emas.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:58:00 AM Sumber : Bisnis Penulis : Akhirul Anwar
EKONOMI DAERAH: Manado Deflasi 1,52% Pada Desember 2016 Bisnis.com, MANADO - Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara mengumumkan Kota Manado mengalami deflasi sebesar 1,52% pada Desember 2016.Deflasi yang cukup dalam ini menyebabkan inflasi tahun kalender maupun inflasi secara year on year (yoy) tercatat sebesar 0,35% atau jauh lebih rendah dari target Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang mematok inflasi sebesar 3% plus minus 1% selama 2016. Deflasi - Ilustrasi Mochamad Edy Mahmud, Kepala BPS Sulawesi Utara, menjelaskan penyumbang deflasi terbesar pada Desember 2016 adalah komoditas bahan makanan tomat sayur sebesar 1,9%. Sedangkan penyumbang inflasi terbesar adalah jeruk nipis sebesar 0,1%. "Setelah November inflasi sangat tinggi, untuk bulan Desember terjadi deflasi sehingga inflasi secara year on year 0,35% jauh dari target Pemprov Sulut 3% plus minus 1%, yang artinya target terpenuhi pada tahun 2016," katanya dalam jumpa pers di Manado, Selasa (3/1/2017).Edy menjelaskan deflasi terjadi adanya penurunan indeks pada satu kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 7,50%. Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan secara bervariasi.Kenaikan masing masing kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,32%, kelompok perumahan, listik, air, gas dan bahan bakar 0,32%, kelompok sandang 0,51%, kelompok kesehatan 1,44%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 1,05%. Inflasi di bulan Desember ini menjadi istimewa karena periode tersebut masyarakat di kota Manado sedang merayakan hari raya natal dan tahun baru yang rentan terhadap inflasi. Tetapi pada kenyataannya BPS justru mencatat mengalami deflasi yang cukup dalam. "Deflasi ini lebih karena tomat, tidak lain karena efek bulan sebelumnya pada November tomat memberikan inflasi 2,4% dari 2,8%. Harga tomat di November mencapai Rp25.000 per kilogram, sekarang Rp4.000 per kilogram," ujar Edy.Setelah tingginya harga tomat sayur, menurut Edy, saat itu Tim Pengendali Inflasi Daerah bergerak cepat dengan mendatangkan komoditas tomat dari berbagai daerah untuk menekan harga di pasar karena dampak yang ditimbulkan cukup tinggi.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:56:00 AM Sumber : Bisnis Penulis : Gemal Abdel Nasser P. & Arif Gunawan
EKONOMI DAERAH: Inflasi Tahunan Riau Diklaim Masih Terkendali Bisnis.com, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik mencatat nilai inflasi tahunan di Riau mencapai 4,04% yang dinilai masih terkendali. Inflasi tersebut sesuai dengan proyeksi inflasi tahunan Bank Indonesia 3%-5%.Kepala BPS Riau Aden Gultom mengatakan inflasi tahunan tersebut selalu dipicu naiknya harga komoditas cabai merah. Permintaan cabai merah di Riau cukup tinggi karena bumbu ini wajib bagi rumah tangga dan konsumsi pelaku usaha kuliner. Warga berbelanja berbagai kebutuhan pokok dan bumbu pada hari meugang ramadhan di pasar tradisional, Peunayong, Banda Aceh, Sabtu (4/6). - Antara "Harga cabai merah sering melonjak drastis. Hal ini dikarenakan pasokan cabai merah kerap menipis. Cabai merah kerap mengalami gangguan pada proses distribusi," kata Aden Gulton, Selasa (3/1/2017).Selain cabai merah, beberapa bahan makanan lainnya juga menyumbang terjadinya inflasi tahunan di Riau, seperti daging ayam ras, telur ayam, beras dan ikan laut.Selain bahan makanan, beberapa faktor penyumbang inflasi naiknya harga rokok kretek, angkutan udara dan tarif pulsa ponsel.BPS juga mencatat inflasi Riau pada Desember 2016 tercatat Riau mengalami inflasi 0,23% dipicu naiknya harga bahan makanan. Beberapa harga sektor pengeluaran lainnya juga tercatat meningkat.Namun, Aden Gultom mengatakan penjualan pakaian pada akhir tahun itu mengalami deflasi. Karena rendahnya daya beli masyarakat dalam menyambut tahun baru."Biasanya, daya beli masyarakat teradap pakaian cenderung meningkat di akhir tahun. Namun, tidak demikian pada Desember silam," katanya.Sementara itu, Bank Indonesia Perwakilan Riau dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Riau memutuskan untuk mendorong suplai cabai merah dengan gerakan tanam cabai di pekarangan rumah. Wakil Ketua TPID Riau yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Ismet Inono mengatakan program ini sudah dibicarakan beberapa waktu lalu dengan lembaga terkait."Rencana ini adalah inisiasi Bank Indonesia dan sudah dibicarakan sebelumnya, jadi TPID Riau berencana melawan penyebab inflasi dengan melibatkan ibu rumah tangga untuk menanam cabai di pekarangan rumah," katanya. Ismet mengatakan ibu rumah tangga yang dilibatkan itu nantinya adalah anggota PKK tiap daerah kabupaten kota percontohan.Rencananya program tanam cabai TPID Riau ini akan digelar di tiga daerah yang menjadi patokan angka inflasi yaitu Pekanbaru, Dumai, dan Tembilahan, dengan percontohan awal ditetapkan di Pekanbaru. Di daerah itu, nantinya minimal 10 rumah di lima kecamatan, akan ditanam sekitar 15 pohon cabai merah sebagai percontohan penerapan program tanam cabai tersebut."Selain koordinasi dengan PKK, pendataan dan pembinaan peserta juga dilakukan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau," katanya.
Selama program ini berjalan, akan dilakukan pendampingan, pengawasan, pelatihan, hingga kompetisi yang dimenangkan rumah tangga pelaksana program terbaik.Sementara itu Sekretaris Daerah Provinsi Riau Ahmad Hijazi mengatakan untuk mengantisipasi dampak inflasi dari cabai merah memang perlu intervensi dari TPID ."Intervensi yang bisa dilakukan yaitu dengan langkah menambah pasokan lewat program tanam cabai di pekarangan ini," katanya.Dengan tahapan program yang jelas, tanggung jawab satuan kerja pemda pun jelas, diharapkan langkah intervensi ini dapat berjalan maksimal dan menekan inflasi akibat komoditas cabai ke depannya.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 2:48:00 AM Sumber : Republika Penulis : Budi Raharjo
Inflasi Desember Kota Bandar Lampung Rendah REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung menyatakan inflasi untuk kota Bandar Lampung pada Desember 2016 sebesar 0,70 persen. Ada lima kelompok pengeluaran yang memberikan andil terjadinya inflasi di kota tersebut.“Ada lima golongan pengeluaran yang memicu inflasi di kota Bandar Lampung, dan dua kelompok pengeluaran lainnya tidak memberikan andil,” kata Kepala BPS Lampung Yeane Irmaningrum di Bandar Lampung, Selasa (3/1). Kelima kelompok pengeluaran yang memicu inflasi sebesar 0,70 persen yakni, bahan makanan sebesar 0,13 persen, di antaranya; makanan jadi, minuman, rokok tembakau sebesar 0,03 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,43 persen; dan sandang sebesar 0,01 persen. Selain itu pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil inflasi sebesar 0,10 persen. Sedangkan dua kelompok lainnya yakni sekesahatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga, tidak memberikan andil inflasi. Terdapat juga beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, diantaranya sewa rumah, telur, batu bata/batu tela, tarif pulsa ponsel, jeruk, cumi-cumi, kontrak rumah, upah pembantu rumah tangga, cabai rawit dan daging ayam ras.
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 1:39:00 AM Sumber : Inilah Penulis : Uji Sukma Medianti
BPS: Andil Tarif Setrum di Inflasi Hanya 2,8% INILAHCOM, Jakarta - Awal tahun ini, tarif setrum bakal turun. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, andil penurunan tarif setrum terhadap penurunan inflasi, sangatlah rendah. Tak lebih dari 2,8%."Mudah-mudahan (target inflasi 41% di 2017 tercapai). Saya kira masih dalam range meskipun nanti ada kenaikan. Maka itu (pengaruh penurunan tarif listrik pada IHK) akan bertahap," ujar Sasmito Hadi Wibowo, Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (3/1/2017).Masih kata Sasmito, tarif listrik akibat penurunan harga ICP (Indonesian Crude Price). Selain itu ditentukan pula oleh menurunnnya biaya pokok produksi (BPP) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto bilang, penurunan tarif listrik tersebut tak langsung memberi pengaruh kepada Indeks Harga Konsumen (IHK). Penyesuaian tarif tenaga listrik tersebut akan mulai terasa pada Maret-April 2017. "Januari belum (pengaruhi IHK). Pengaruhnya di Maret dan April, tapi tidak akan terlalu besar," ujar Suhariyanto Kata dia, skema pembayaran tarif listrik dilakukan dengan dua cara, yakni pascabayar dan prabayar. Persentase pembayaran tarif listrik dengan mekanisme pascabayar sebesar 71%. "Sementara prabayar sebesar 29 persen. Ini yang menjadi penyebab, dampaknya tidak akan terlalu terasa di Januari," kata dia.Seperti diketahui, tarif tenaga listrik terdiri dari 37 golongan tarif. Di mana, sebanyak 12 golongan dikenakan mekanisme tarrif adjusment atau non subsidi. Kedua belas golongan tarif tersebut adalah: 1.R1 : Rumah Tangga kecil di tegangan rendah, daya 1300 VA ; 2. R1 : Rumah Tangga kecil di tegangan rendah, daya 2200 VA ; 3. R1 : Rumah Tangga menengahdi tegangan rendah, daya 3500 sd 5500 VA ; 4. R3 : Rumah Tangga besar di tegangan rendah, daya 6600 VA ke atas ; 5. B2 : Bisnis menengah di tegangan rendah, daya 6600 VA sd 200 kVA; 6. B3 : Bisnis besar di tegangan rendah, daya di atas 200 kVA ; 7. P1 : Kantor Pemerintah di tegangan rendah, daya 6600 VA sd 200 kVA ; 8. I3 : Industri menengah di tegangan menengah, daya di atas 200 kVA ; 9. I4 : Industri besar di tegangan tinggi, daya 30 MVA ke atas, dan 10. P2 : Kantor Pemeritah di tegangan menengah, daya di atas 200 Kva 11. P3 : Penerangan Jalan Umum di tegangan rendah, dan 12. L : Layanan Khusus [ipe]
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 1:32:00 AM Sumber : TheJakartaPost Penulis : News Desk
President orders ministers to cut economic disparity President Joko “Jokowi” Widodo has instructed his ministers to further reduce economic disparity by stepping up the implementation of the government’s poverty eradication program. “We have to work as hard as we can. [Economic] disparity should be further cut, both between the haves and have-nots and between the regions,” said Jokowi while chairing a Cabinet meeting at the Bogor Palace on Wednesday as reported by kontan.com. Indonesia managed to reduce its Gini ratio to 0.387 in March 2016, from 0.402 in September, 2015, according to the Central Statistics Agency (BPS). (Read also: Inequality key factor in radicalization: Wahid Institute) The President also stressed the need to further cut the poverty rate from 10.86 percent in July 2016 to 10.5 percent next year. As part of the effort to cut the poverty rate, the President has ordered the Agrarian and Spatial Planning Minister to speed up the process of redistribution of land to the people through formalization of land ownership. This is needed to help the people, particularly farmers, use their land to improve their welfare, Jokowi added. Jokowi also ordered the Environment and Forestry Minister to support the Agrarian and Spatial Planning Minister to implement the program. The President instructed the ministers to set land certification and land concession targets for the next two years. (bbn)
Kliping Berita Online Tanggal : 1/4/2017 12:01:00 AM Sumber : SuaraMerdeka Penulis :
Inflasi Purwokerto Tertinggi di Jateng PURWOKERTO- Inflasi di Kota Purwokerto pada Desember 2016 tercatat tertinggi di Jawa Tengah. Hal ini menuntut Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas untuk membuat langkah strategis dalam mengendalikan laju inflasi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas melaporkan, pada Desember 2016 inflasi Kota Purwokerto 0,37 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 123,23 atau lebih tinggi daripada lima kota lain perhitungan inflasi di Jawa Tengah, seperti Kabupaten Cilacap inflasi 0,09 persen, Kudus 0,30 persen, Surakarta 0,30 persen, Semarang 0,20 persen, dan Tegal deflasi – 0,09 persen. ”Inflasi Purwokerto juga di atas inflasi Jawa Tengah 0,21 persen, tetapi di bawah inflasi nasional 0,42 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas, Edy Aprotuwiyono, saat rilis inflasi Kota Purwokerto Desember 2016 di ruang aula, Selasa (3/1). Menurut dia, inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok pengeluaran, antara lain kelompok bahan makanan 0,47 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,07 persen, kelompok perumahan, listrik, gas, dan bahan bakar 0,71 persen, kelompok kesehatan 0,12 persen, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,78 persen. Telur Ayam Ras Kelompok pengeluaran yang turun indeksnya adalah kelompok sandang 0,65 persen. Untuk kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga cenderung stabil atau tidak berubah. Adapun komoditas yang memberi andil terhadap inflasi Desember di antaranya telur ayam ras, pasir, jeruk, batu, buncis, dan daging ayam ras, sedangkan komoditas penyumbang deflasi antara lain bawang merah, cabai merah, kacang panjang, beras, dan emas perhiasan. Dia mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender (Desember) 2016 sebesar 2,42 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2016 terhadap Desember 2015) 2,42 persen. Tingkat inflasi tahun kalender pada periode yang sama tahun kalender 2014 dan 2015 masingmasing 7,09 persen dan 2,53 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Desember 2014 terhadap Desember 2013 dan Desember 2015 terhadap Desember 2014 masing-masing 7,09 persen dan 2,52 persen. Edy mengemukakan, angka inflasi yang tinggi pada Desember 2016 perlu diwaspadai oleh TPID Banyumas agar inflasi pada bulan selanjutnya dapat dikendalikan. ”Perlu ada langkah strategis untuk menjaga kenaikan harga komoditas. Pada Desember kelompok bahan makanan laju pergerakannya cukup cepat, jadi perlu dijaga agar inflasi Purwokerto tidak tinggi,” katanya. Kepala Unit Advisory Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Ginanjar, mengatakan, target inflasi untuk kelompok bahan makanan dapat dikendalikan. Namun, TPID Banyumas perlu mengetahui perkembangan harga di pasar tradisional, seperti perkembangan harga cabai rawit merah saat ini yang sudah hampir sama dengan harga daging sapi. ”TPID Banyumas perlu mengetahui permasalahannya,” katanya. (H60-55)