Menjauhi Perbuatan Dosa
َّاتَّأ حَع َماِلنَا َِّ َاللَِّ ِم حَّنَّ ُشُرحوَِّرَّأَنح ُف ِسنَاَّ َو َسيِّئ َّ ِللَِّ َحَن َم ُدَّهَُّ ََّوَّنَ حستَعِحي نَُّوَُّ ََّوَّنَ حستَ حغ ِفُرَّهَُّ ََّوَّنَعُ حوَّذَُّب َّ َّاْلَ حم ََّد إِنََّّ ح ِ م َّنَّي ه ِ لََّم َّك ََّ اللَُّ َو حح َدَّهَُّلَ َش ِريح َّ ََّّيَّلََّوَُّأَ حش َه َُّدَّأَ حَّنَّ َّلََّإِلََّوََّإِل ََّ لََّ َى ِاد َّ َضلِ حَّلَّف َّ ف َّ َّ الل َّ َّ د َ ضلََّّلََّوَُّ ََّوَّ َم حَّنَّيُ ح ُ ُ َ ح َح ُلََّوَُّ ََّوَّأَ حش َه َُّدَّأَنََّّ ُُمَم ًداَّ َعحب ُدَّهَُّ ََّوَّ َر ُس حولَُّو ِِ َّ اَللهمََّّص َِّّلَّ َّوَّسلِّ َّمَّعلَىَّ ُُمم ٍَّدَّ َّوَّع لَّيَ حوَِّمَّالدِّيح َِّن ََّ ِانَّإ ٍَّ َص َحابَِِّوَّ ََّوَّ َم حَّنَّتَبِ َع ُه حَّمَّبِِإ حح َس لىَّاَل َّوَّ ََّوَّأ ح َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ح ينَّ َآمَّنُواَّات ُقواَّالل َّوََّ َحقََّّتُ َقاتَِِّوَّ َو َّلََََّتُوتُنََّّإِلََّّ َوأَنحتُ حَّمَّ ُم حسلِ ُمو ََّن ََّ يَاَّأَيُّ َهاَّال ِذ ٍ َّ يَّى حد َِّ َّاب َّاللَُّ َعلَحي َِّوَّ َو َسل ََّمَّ َو َشرََّّاحأل ُُم حوَِّر َّ َّصلى َُّ َثََّّكِت َِّ اْلَ ِديح ََّ َص َد قَّ ح فَِإنََّّأ ح َ َّيَّ ُُمَم َّد ُ َ َِّ اللَّ ََّوَّ َخحي ََّرَّا حْلَحد ٍ ٍ فَّالنا َِّر َّ َِّضلَلٍََّة َ ََّّضلَلََّةٌَّ َوُكل َ َُّحُم َدثَاتُ َهاَّ َوُكلََّّ ُحُم َدثََّةَّبِ حد َع َّةٌَّوََّّ ُكلََّّبِ حد َع َّة Jamaah Jumat arsyadanillah wa iyyakum jami‟an, Melalui majelis yang mulia ini, kami mengajak diri pribadi dan juga jamaah Jumat sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Yaitu dengan selalu menjaga diri kita agar terjauh dari perbuatan maksiat dan dosa-dosa yang mungkin tanpa sadar kita lakukan. Dan meninggalkannya merupakan tanda bagi seseorang mendapatkan kebaikan dan kabar gembira. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Jauhilah dosa-dosa besar dan berilah kabar gembira (orang yang meninggalkannya)." (HR. Ahmad. Lihat Silsilah Ash-Shahihah, no. 887) Jamaah Jumat arsyadanillah wa iyyakum jami‟an, Di antara dosa-dosa yang harus kita jauhi ialah: Syirik kepada Allah Syirik merupakan dosa besar yang paling membahayakan. Dosa ini menyebabkan pelakunya kekal di neraka. Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman,
ِ ال َّالحم ِسيح ََّّياب ِِن َّإِسر ِ لََق حد َّ َك َفر َّال ِذين َّقَالُواَّإِن َّالل َّىو َّالحم َََّّاعبُ ُدواَّالل اء ق َّو َي ر َّم ن ََّّاب يح س َ َ َ يل ح َ ح ح َ َ َ ُ َ َ ح ُ َ َُ َ ُ َ َ ُ َ ِ َّاْلنةََّومأحواهَّالنارَّومالِلظالِ َِّم ِ رِِّّبَّورب ُكمَّإِنوَّمنَّي حش ِرحكَّبِاللَِّفَ َق حدَّحرمَّالل َنَا ٍَّر َُ ََ َ َ نيَّم حنَّأ َ َ ُ ُ َ َ َ ََّعلَحيو ح ُ َ ُ َ ََ ح
“Orang-orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, sungguh Allah mengharamkan kepadanya surga, dari tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orangorang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)
ِ ِ ِِ ِ ِ َّك َّلِ َمنَّيَ َشآءُ ََّوَمنَّيُ حش ِرحك َّبِاللِ َّفَ َق ِد َّافح تَ َرىَّإِحْثًا َ ادو َن َّ َذل ُ َّم َ إن َّاللََّلَيَ حغفُر َّأَنَّيُ حشَرَك َّبو ََّويَ حغفُر ِ يما ً َعظ “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia akan mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisa: 48)
Di antara yang termasuk perbuatan syirik, misalnya memakai benang, kalung dengan tujuan untuk menolak bahaya, seperti memakai jimat karena takut sihir dan lainnya. Atau jimat dalam bentuk benda lainnya, dengan keyakinan bahwa memakai benda-benda ini menjadi sebab terhindar dari bahaya. Padahal, yang memiliki kekuatan untuk menghindarkan seseorang dari segala mara bahaya hanyalah Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Tiada kekuatan kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Juga ada syirik yang tersembunyi, yang terletak pada niat, kehendak, riya‟ (ingin dilihat) dan sum‟ah (ingin didengar). Misalnya, seseorang membaguskan shalatnya atau bersedekah supaya dipuji manusia. Inilah yang ditakutkan Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam, sebagaimana sabda Beliau shallallahu „alaihi wa sallam,
َّال ََّ اف َ ََصغَُر؟َّق َ اَّر ُس ُ َخ َ َخ َو إِن َّأ ح َّاللَّوَماَّالشحِّرُك َّاأل ح َّعلَحي ُك حم َّالشحِّرُك َّاأل ح َ َّماَّأ َف َ ول َ ََصغَُر َّقَالُواَّي ِّ ُالرياََّء
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada diri kalian adalah syirik kecil.” Para sahabat bertanya, “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Riya’.”. Oleh karena itu, waspadalah terhadap segala jenis syirik, karena ia akan menyebabkan amalan kita gugur.
Tiga Hal yang Membinasakan Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga hal yang menyelamatkan. Yaitu takut kepada Allah, baik pada waktu sepi maupun ramai, adil di kala sedang ridha maupun marah, dan bersikap tengah-tengah baik dalam keadaan fakir maupun kaya. Dan ada tiga hal yang membinasakan Yaitu hawa nafsu yang diikuti, bakhil yang dituruti, dan seseorang berbangga diri.” (Hadis hasan riwayat Ath Thayalisi, Jami‟ush Shaghir 1:583 no. 3039). Dalam hadis ini, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam menyebutkan tiga hal yang membinasakan. Di antaranya ialah hawa nafsu. Apabila hawa nafsu telah menguasai hati, maka akan melahirkan kelalaian dan memalingkan dari perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Dalam Alquran, Allah Subhanahu wa Ta‟ala memperingatkan,
ِ ولَتُ ِطعَّمنَّأَ حغ َف حلنَاَّقَ حلبو َّى َواهُ ََّوَكا َنَّأ حَمُرهَُّفُ ُرطًا َ َُ َ اَّوات بَ َع َ ح َح َ ََّع حنَّذ حك ِرن
“Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaan melampaui batasan.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Adapun bakhil, adalah rakus terhadap dunia, yang akan membawa seseorang untuk berbuat apa saja memuaskan diri sendiri, tidak merasa cukup dengan nikmat yang telah Allah Subhanahu wa Ta‟ala berikan kepadanya. Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah akan kebakhilan, karena ia telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan bisa membawa kepada pembunuhan dan menjatuhkan harga diri.” (HR. Muslim) Dari Ibnu Ka’ab bin Malik Al Anshari dari bapaknya, berkata, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah dua serigala lapar yang dikirim kepada satu kambing itu lebih merusak dibandingkan kerusakan pada agama akibat kerakusan seseorang kepada harta dan kemuliaan.” (HR. Ahmad dan At Tirmidzi). Adapun berbangga kepada diri sendiri, akan menjerumuskan seseorang kepada kesombongan, sehingga ia merendahkan orang lain. Ini semua akan menyebabkan kehancuran dan kehinaan.
Tujuh Hal yang Membinasakan
ِات َّق ِ اجتَنِبواَّالسب َّع َّالحموبَِق ِ ال َّالشِّرُك َّبِالل ِ ول َّالل ِ الس ححُر ََّوقَ حتل َّالن حف َّس َّو و ق َّ ن اَّى م َّو و س اَّر َّي يل َ َ َ ِّ ُ َ َ ُ ح ُ َ ح َ َ ُ َح ُ َ ِ ََن ِ فَّالحمح ِ َّات َّحرَمَّاللوَُّإِلَّبِ ح ِّ َّم ِالَّالحيَتِي ِم ََّوأَ حك ُل اَّوالت َوِِّّلَّيَ حوَمَّالز ححف ََّوقَ حذ َُّ ُ ح َ اْلَ ِّق ََّوأَ حك ُل َ ال ِِت َ ََّالرب ِ الح َّغَافِ َل َِّ َتَّالح ُم حؤِمن ات Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Jauhilah tujuh hal yang membinasakan. (Yaitu) syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan membunuhnya kecuali dengan haknya, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh zina kepada perempuan baik-baik yang beriman.” (HR. AnNasa’i) Sekalipun manusia menjauhi perbuatan membunuh jiwa (yang diharamkan untuk dibunuh), tetapi banyak juga yang terjerumus kepada riba, karena bentuk dan cabangnya banyak, yang mengharuskan kita berhati-hati dan bertanya kepada ahlul ilmi sebelum melakukan muamalah. Di dalam hadis disebutkan, Dari Ibnu Mas’ud, dari Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada seorangpun yang lebih banyak makan riba, kecuali akhir urusannya adalah sedikit.” (HR. Ibnu Majah) Terang-terangan Berbuat Maksiat Sabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam,
ِ ََّ ج َََّّبِ َُّحَّ ََّوَّقَ حَّد ََََُّّّّيُ ح َُّ ل ًَّ الر َُّج َُّلََّّبِللَّحَّي َِّلَّ ََّع ََّم ََّ اىَِّرَّيح ََّنَّ ََّوَّإِنََّّ َِّم ََّنَّ َّام َِّ ج ََّ َّام َّ َّافََّّإِل ًَّ َّم ََّف َُّ ِت َّ ِ ََُّّك َُّّلََّّأُم ََّ ََّّاىََّرةَََّّّأَ حَّنَّيََّ حَّع ََّم ََّل ُ ُ َََّّبِ َُّح َّستََُُّّرَّهُ َََّّربَّ َّوُ َّ ََّوَّيُ ح َّات ََّّيَ ح ََّ ََّوَّقَ حَّد ََّّب ََّ ،ت َّ َّالبَاَِّر ََّح َّةَََّّ ََّك ََّذا َََّّوََّك ََّذا َُّ ل َُّن َّ ََّعَّلِ حَّم ََُّاللُ َّ ََّعَّلَحَّي َِّو َّفََّيََّ َُّق حَّو ََّل ََّّيَاَّف َّ َّ ََُّستََََّّرَّة َُّاللَِّ ََّعحَّن َّو َّ َّفَّ َِّسحتَََّّر َُّ ش َِّ َّيَ حَّك “Semua umatku dimaafkan (kesalahannya pen.), kecuali orang-orang yang terang-terangan (dalam berbuat maksiat). Yaitu seseorang yang bermaksiat di malam hari kemudian Allah tutupi kesalahannya di pagi hari (orang lain tidak ada yang tahu pen.). Akan tetapi ia mengatakan, “Wahai fulan, semalam aku telah melakukan ini dan ini.” Allah telah tutupi kesalahan itu di malam hari, akan tetapi di pagi hari ia bongkar kesalahan yang Allah telah tutupi.” (HR. Muslim) Banyak manusia berperangai yang membinasakan ini. mereka tidak mengetahui, bahwa dosa yang disebabkan terang-terangan berbuat maksiat lebih besar daripada karena semata-mata dosa. Karena pada sikap terang-terangan ini, terdapat sikap memperturutkan hawa nafsu dalam beragama, melakukan penentangan, dan tidak merasa takut kepada Allah. Ayyuhal muslimun a‟azzaniyallahu wa iyyakum Di antara dosa-dosa yang harus kita jauhi jua ialah: Menyakiti Orang Muslim Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
َِّإِنَّالحم حفل:َّقَال،َّلَّدرىمَّلَوَّولَّمتاع ِ َّام حفلِسَّمن:أَتَ حدرو َنَّم ِنَّام حفلِس؟َّقَالُوا َّس َِّم حنَّأُم ِِتَّيَأحِِت َ ح َ ُ َ ح ُ ُ َح َ ُ َ ُ ح َ ُ ِ ِ ََّّد ََّم ََّ ك َ َّم َ اَّوقَ َذ َ َ َلةٍ ََّو ِصيَ ٍام ََّوَزَكاةٍ ََّويَأحِِتَّقَ حد َ اَّو َس َف َ ال َف َ َّشتَ َم َ ِيَ حوَمَّالحقيَ َامةَّب َ اَّوأَ َك َل َ َّى َذ َ َّى َذ َ َّى َذ ِ ِِ ِ ِِ ِ ََّّح َسنَاتُوَُّقَ حب َل َّأَ حن َ اَّو َّفَِإ حن َّفَنيَ ح،َّح َسنَاتو َ ََّى َذاَّفَيُ حعط َب َ ضَر َ ت َ َّوَى َذاَّم حن، َ ىَّى َذاَّم حن َ َّح َسنَاتو َ َى َذ ِ ِ ِ ي حقضىَّم ِح َِّفَّالنا َِّر ُ َّعلَحي ِو َّفَطُِر َح ح،اى حم َ ت َ َ َ ُ ُ ََّخطَاي َ اَّعلَحيوَّأُخ َذَّم حن َ ََُّّطُر “Tahuah kamu oran gyang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami ialah yang tidak memiliki dirham dan tidak pula kesenangan. “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Orang yang bangkrut ialah, orang yang pada hari kiamat datang dengan membawa shalat, puasa dan zakat, tetapi ia mencaci ini, menuduh ini, makan harta ini, menumpahkan darah ini dan memukul ini, sehingga kebaikan yang ia lakukan diberikan kepada oran gyang dizhalimi. Kemudian, apabila kebaikannya habis padahal belum cukup, (maka) diambilkan kejelekan mereka yang dizhalimi, lalu diberikan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim) Hadis ini menunjukkan bahwa meremehkan perbuatan yang menyakiti orang lain dapat membinasakan pelakunya pada hari kiamat. Sekiranya seorang muslim memikirkan hal yang berbahaya ini, niscaya ia akan mencegah diri dari menzhalimi dan menyakiti manusia, sehingga ia akan menghiasi dirinya dengan akhlak mulia.
Meremehkan Dosa-dosa Kecil Apabila seseorang meremehkan dosa-dosa kecil tidak menghitungnya sebagai hal berbahaya, dan tidak timbul keinginannya untuk bertaubat dan lepas darinya, niscaya dosa-dosanya yang dianggap kecil ini akan terkumpul kian menggunung. Sikap meremehkan ini dapat menyebabkan kehancuran bagi pelakunya. Dalam sebuah hadis disebutkan, “Jauhilah oleh kalian sikap meremehkan dosa-dosa kecil, karena dosa-dosa kecil akan terkumpul pada seseorang hingga ia membinasakannya...” (HR. Ahmad dengan yang semisalnya). Melampaui Batas dalam Beragama Sebagaimana halnya meremehkan maksiat sehingga menyebabkan kebinasaan, maka berlebih-lebihan dalam beragama juga menyebabkan kebinasaan. Ketahuilah amal yang paling baik ialah yang dilakukan secara kontinyu walaupun sedikit. “Waspadalah dari sifat berlebih-lebihan, karena umat-umat terdahulu telah binasa karena sikap berlebih-lebihan dalam agama.” (HR. Ahmad) Dengki Dari Abu Hurairah, ia berkata Rasulullah bersabda, “Waspadalah terhadap sifat dengki, karena ia akan memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar atau rumput.” (HR. Abu Dawud) Dengki merupakan perangai buruk yang dapat menghapus kebaikan. Tidak menutup kemungkinan, sifat dengki ini hinggap pada seseorang. Seorang muslim yang cerdik, ia akan berjuang keras mengubur sifat dengki dalam dirinya. Ibnu Taimiyyah menyatakan, tidak ada satu jasad pun yang terlepas dan sifat dengki, akan tetapi Allah yang Maha Bijaksana menutupinya dan menutupi kekejian yang dilakukan. Arti menutupi yaitu menolak dari dirinya dan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta‟la dari kejahatannya, dan bermuamalah dengan saudaranya secara baik tanpa kezhaliman dan dengki.
ِ َّفَا,ني ََّّى َو َّالحغَ ُف حوُر ََّ َستَ حغ ِفُر َّالل َِِّّل ََّو َّلَ ُك حم ََّو ِْلَ ِمحي ِع َّالح ُم حسلِ ِم ح ُ َُّستَ حغفُرحوهُ َّأَنو َ أَقُ حو ُل َّقَ حوِِّل ح َّى َذا ََّوأ ح الرِححيم
KHUTBAH KEDUA
ا حْلم ُدَّلِل ِوَّر ِّ ِ اَّعحب ُدهَُّ كَّلَوُ ََّوَّأَ حش َه ُدَّأَن َُّ نيَّ،أَ حش َه ُدَّأَ حنَّلََّإِلَوََّإِلَّاللُ ََّو حح َدهَُّلَ َش ِريح َ َُّمَم ًد َ بَّالح َعالَم َ َح َ َو ََّر ُس حولَُّوُ Hadirin arsyadanillah wa iyyakum jami‟an, Ayyuhal muslimun a‟azzaniyallahu wa iyyakum ma rahimani wa rahimakum, Pada khutbah pertama, telah kami sampaikan beberapa perbuatan dosa yang harus kita hindari. Untuk itu, kita semestinya selalu memohon perlindungan kepada Allah, agar kita dijauhkan dari perbuatan dosa yang dapat menghapus ataupun mengurangi kadar amal kebaikan yang telah kita lakukan.
اللهمَّ َّص َّل َّعلَى َّ ُُمم ٍَّد َّوعلَى َّ َِّ ٍ كَّ يم َّإِن ََّ آل َّإِبح َر ِاى ََّ يم َّ َو َعلَى َّ َِّ ت َّ َعلَى َّإِبح َر ِاى ََّ صلحي ََّ ُ َ ِّ َ َ َ َ آل َّ ُُمَم َّدََّّ َك َما َّ َ َِ فَّ يمَِّ َّ آلَّإِبح َر ِاى ََّ يمَّ َو َعلَىَّ َِّ تَّ َعلَىَّإِبح َر ِاى ََّ آلَّ ُُمَم ٍَّدََّّ َك َماَّبَ َارحك ََّ َحي ٌَّدَّ ََِمي ٌدَ َّ،وبَا ِرحَّكَّ َعلَىَّ ُُمَم ٍَّدَّ َو َعلَىَّ َِّ كَّ َِ َحي ٌَّدَّ ََِمي ٌَّد. نيَّإِن ََّ الح َعالَ ِم ََّ نيَّ .اللهمَّ َّأ ِ اْلسلََّم َّوالحمسلِ ِم َّ ِ ِ ِ مني َِّفََّّ ال َّاَّلح ُم حسلِ ََّ َح َو ََّ الل ُهمَّ َّأَعزَّ َّ حِ ح َ َ ُ ح ح َ ني َّ َوأَذلَّ َّالشحِّرََّك َّ َوالح ُم حش ِرك ح ََّ ُ ح َصل حَّح َّأ ح ان. ُك َِّّلَّ َم َك ٍَّ نيَّ .الل ُهمََّّ ني َّ َعامةًَّ ،يَا َّ َربَّ َّالح َعالَ ِم ح ََّ اج َع حَّل َّ َى َذا َّالحبَ لَ ََّد َّ ِآمنًا َّ ُمطح َمئِنًّا َّ َو َسائََِّر َّبِلََِّد َّالح ُم حسلِ ِم ح ََّ الل ُهمَّ َّ ح ف َّأَوطَانِنَاَّ ،وأ ِ ِ ِ اك َّ َوات بَ ََّعَّ ك َّ َوات َق ََّ ف َّ َم حَّن َّ َخافَ ََّ اج َع حَّل َّ ِو َّلَيَتَ نَا َِّ حَّ َ ح َصل حَّح َّأَئمتَ نَا َّ َوُولََّةَ َّأ ُُم حوِرنَاَ َّ ،و ح آمنا َِّ حَّ ح بَّالحعِزَّةَِّعماَّي ِ اْلَ حم َُّدَّ َ ُفو ََّنَّ َو َس َل ٌَّمَّ َعلَىَّالح ُمحر َسلِ ََّ كَّ َر َِّّ نيُ َّ.سحب َحا ََّنَّ َربِّ ََّ اكَّيَاَّ َربََّّالح َعالَ ِم ح ََّ ض ََّ نيَّ َو ح ِر َ َ َ
ني. بَّالح َعالَ ِم ََّ لِ َِّلوَّ َر َِّّ
Sumber: Majalah As-Sunnah, Edisi 4 Tahun IX, 1426 H / 2005 M dengan penyuntingan seperlunya oleh redaksi www.KhotbahJumat.com Artikel www.Khotbahjumat.com