TOPIK UTAMA
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA Shinta Prastyanti, MA Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP-UNSOED Abstract It is a fact that since several decades television has become one one the most favourite medium for the audience. Television’s ability to hypnotise makes the audience do not reluctance to spend their time for hours in front of television. The variety of television programs become the alternative choice for the audience. Today, watching television as if a need for the people. The impacts are not only on the watching aspect, but it is also in content side. What the television programming is like thetruth and it should be convinced by the audience. There is no restriction to watch television, but it will be better if the people do not empowered by television. The audiences are should become an empowerment television viewer. Empowered in this case, the audience can choose and select an appropriate program which is match with their need and using the televisions information as a modal to control their environment. Keywords: television, audience, empowered
diperlukan pemirsa. Ketika khalayak pemirsa
PENDAHULUAN Kemajuan
komunikasi
memerlukan berbagai informasi yang terjadi
dewasa ini menjadikan televisi sebagai salah
baik di dalam maupun di luar negeri, televisi
satu media favorit pilihan masyarakat selain
menyajikannya dalam bentuk berita, talk show,
internet. Televisi dengan sifatnya yang audio
maupun liputan-liputan lainnya. Sementara itu
visual memanjakan mata dan telinga pemirsa
pada saat masyarakat membutuhkan hiburan di
dengan kualitas gambar dan suara yang bagus
tengah kepenatan rutinitas sehari-hari, televisi
sehingga
menawarkan
dengan
teknologi
kemampuannya
tersebut
beraneka
macam
program
televisi mampu menyihir pemirsa untuk selalu
hiburan dari kuis, sinetron, hingga gosip.
setia di depan pesawat televisi. Televisi seakan
Memang tidak dapat dipungkiri kehebatan
juga mampu mengetahui betul apa yang
televisi dalam memenuhi kebutuhan khalayak
60
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
dan memenuhi kebutuhan tersebut melalui
tanpa memikirkan terlebih dahulu bahwa
penayangan berbagai program yang dikemas
realita yang ditayangkan televisi merupakan
sedemikian rupa sehingga mampu menarik
realita
perhatian khalayak untuk selalu menjadi
mencerminkan
penonton setia. Meskipun demikian saluran
Belum lagi dampak yang ditimbulkan televisi
media massa (termasuk televisi) memilki
baik dari segi moral, sosial, maupun aspek-
beberapa kelemahan, antara lain:
aspek lainnya, terutama bagi anak-anak. Lebih
1.
2.
kondisi
yang
belum
tentu
sebenarnya.
parahnya lagi beberapa tayangan televisi yang
jujur terutama mengenai informasi
bertemakan anak-anak dan dimainkan oleh
yang berkaitan dengan SARA (suku,
anak-anak ternyata content-nya tidak sesuai
ras, dan agama).
dengan perkembangan psikologi dan kejiwaan
Bahasa dan kalimat yang digunakan
anak-anak.
kurang
akrab
dengan
khalayak penerima
4.
sehingga
Pesan yang disampaikan sering kurang
seringkali 3.
bentukan
Isi
pesan
Dengan kondisi tersebut di atas apakah sebagai penonton hanya pasrah begitu saja dan
sering
kurang
membiarkan keluarga dan buah hati “menjadi
memperhatikan kebutuhan masyarakat
korban” tayangan televisi atau adakah yang
yang berkaitan dengan pembangunan
bisa dilakukan untuk meminimalisir bahkan
Isi pesan seringkali terlalu berorientasi
menghindari dampak negatif dari televisi?
pada permasalahan teknis, sehingga
Bagaimana caranya agar kita dapat menjadi
kurang memperhatikan aspek-aspek
penonton yang berdaya bukan penonton yang
sosial,
diperdaya oleh televisi?
ekonomi,
budaya,
dan
lingkungan yang diperlukan penerima 5.
Isi
pesan
sistem
kurang
nilai
masyarakat
yang penerima
memperhatikan berlaku
pada
(Mardikanto,
PEMBAHASAN 1. Televisi dan daya pikatnya Memang tidak dapat dipungkiri bahwa televisi menjadi salah satu media paling
2010)
menarik karena kelebihannya dibanding media Berbagai kelemahan dari media televisi di atas sayangnya diperparah dengan keadaan masyarakat
yang
menerima
begitu
saja
informasi ataupun sajian program televisi
61 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
massa lainnya. Media ini juga dianggap efektif dalam menyebarkan berbagai pesan bagi masyarakat luas pada waktu yang sama. Dibandingkan dengan media lainnya, televisi 61
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
menyediakan serangkaian pilihan yang relatif
Menurut Nasution (2002), media penyiaran
terbatas diantara berbagai kepentingan publik
televisi mempunyai potensi yang lebih baik
yang hampir tidak ada batasnya Meski dewasa
dalam menjangkau khalayak berjumlah besar,
ini perkembangan saluran satelit dan tv kabel
dalam waktu cepat dengan ide-ide yang baru.
sudah sedemikian majunya dan membatasi
Berkaitan
hanya pemirsa yang berlanggananlah yang
Schramm (dalam Nasution, 2002) menuturkan
dapat
namun
bahwa media massa secara sendirian ataupun
demikian bagaimanapun kondisi tersebut juga
bersama lembaga lain dapat melaksanakan
mampu mendekatkan televisi pada khalayak
fungsi:
mengakses
tayangannya,
pemirsa secara luas dan heterogen. Di sisi yang lain masyarakat baik secara individu aupun kelompok
mempunyai
hak
untuk
memanfaatkan media dan dilayani oleh media sesuai dengan kebutuhannya (McQuail, 1996). Berkaitan dengan kemampuan televisi dalam mempengaruhi khalayaknya, banyak
dengan
a. Sebagai media
fungsi
media
massa,
pemberi informasi. massa
Tanpa
sangatlah
sulit
menyampaikan informasi secara cepat dan
tepat
waktu
seperti
yang
diharapkan oleh suatu negara yang sedang berkembang
penelitian yang telah dilakukan salah satunya
b. Pembuatan keputusan, berperan sebagai
adalah penelitian di India oleh Jensen dan
penunjang karena fungsi ini menuntut
Emily Oster (2009). Kedua peneliti tersebut berfokus pada pengaruh televisi kabel. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa terpaan televisi kabel berhasil meningkatkan angka pendaftaran sekolah bagi anak-anak muda, meskipun pengaruh tersebut tidak secara langsung namun mungkin melalui partisipasi
adanya
kelompok-kelompok
diskusi
yang akan membuat keputusan dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan c. Sebagai
pendidik,
sebagian
dapat
perempuan dalam pembuatan keputusan dalam
dilaksanakan sendiri oleh media massa,
rumah tangga.
sedangkan bagian lain dikombinasikan
Selain pengaruh televisi pada angka sekolah dipandang
kelompok berperan
muda,
televisi
dalam
juga
mengatasi
dengan
komunikasi
antar
persona.
misalnya, program-program pendidikan luar sekolah atau siaran pendidikan.
knowledge gap yang terjadi di masyarakat. 62
62 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
Dengan
fungsi
dan
yang
lagi dapat memotret secara tepat fenomena
dimilikinya saat ini televisi menjadi salah satu
yang sama sekarang ini. Khalayak bukan lagi
sumber
dalam
sebagai pihak yang pasif dan tidak berdaya
masyarakat, sehingga tidak mengherankan
“ditembaki” oleh tayangan media, namun
apabila
khalayak merupakan individu yang aktif
informasi sebagian
membiarkan
potensi
terpenting
besar
“berita”
dari
masyarakat
menginformasikan
mencari
dan
memilih
informasi
yang
kejadian-kejadian penting dan melaporkannya
dibutuhkannya. Kemudahan dalam mengakses
secara jujur dan akurat (Fulcher & Scott,
berbagai informasi menjadi faktor pendukung
1999). Lebih lanjut Fulcher dan Scott juga
kondisi tersebut. Apa yang terjadi saat ini lebih
menyatakan bahwa televisi mempunyai sifat:
tepat digambarkan oleh Information seeking
a) domesticity (media domestik yang masuk ke
theory yang memposisikan audience sebagai
dalam
partisipan aktif.
kehidupan
sehari-hari
kita);
b)
Continuity (terdiri dari dari program harian
Sejauh yang penulis ketahui, tidak ada
yang “tidak akan berakhir” daripada hanya
satu peraturanpun yang melarang ataupun
sebuah hiburan; c) immediacy (mempunyai
mengharuskan
kemampuan untuk hadir secara “live” dan
menonton atau tidak menonton suatu program
menyampaikan
pada
acara yang ditayangkan di televisi, yang ada
audience yang tidak terbatas; d) variable usage
adalah anjuran untuk memilih acara televisi
(ketika menonton TV audience tetap dapat
yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan
melakukan aktifitas-aktifitas yang lain).
khususnya bagi anak-anak. Pemirsa dalam hal
peristiwa-peristiwa
seorang
audience
untuk
ini orang tua diberi masukan informasi apakah 2. Menonton televisi sebagai sebuah pilihan Beberapa dekade yang lalu memang diakui keampuhan media massa dalam hal ini televisi dalam menyihir pemirsanya sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa teori Jarum Hipodermik dapat menggambarkan situasi dan kondisi keterhubungan antara televisi dengan audience-nya pada masa itu. Akan tetapi kemunculan dan persaingan berbagai media yang ada saat ini sejatinya teori tersebut tidak 63 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
sebuah
acara
layak
atau
tidak
untuk
dikonsumsi buat anak-anak sehingga anakanak
bisa
leluasa
menontonnya
tanpa
pendampingan dari orang tua, ataukah perlu pendampingan, atau sebaiknya hanya ditonton oleh orang dewasa. Memang upaya tersebut belum dapat maksimal mengurangi dampak televisi, karena berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan ternyata himbauan tersebut belum
dihiraukan
oleh
semua
lapisan 63
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
masyarakat. Paling tidak hal tersebut dapat
Semakin banyak sumber informasi yang
meminimalisir dampak yang tidak diharapkan
diakses semakin banyak pula pilihan bagi
dari
audience.
keampuhan
televisi
dalam
‘mempengaruhi’ khalayaknya. meski
stasiun-stasiun
televisi
begitu piawai menghipnotis penonton melalui tayangan-tayangan
yang
sangat
tidak
menonton
tayangan-tayangan
tersebut adalah ada pada diri khalayak masyarakat sendiri. Sebagus apapun program siaran televisi akan tetapi jika menurut masyarakat tayangan tersebut tidak mendidik dan tidak layak untuk ditonton maka tidak ada paksaan dari pihak manapun untuk tetap harus menontonnya. Masyarakat mempunyai kuasa atau daya untuk menseleksi tayangan-tayangan
3. Menjadi penonton televisi yang berdaya Penonton bukanlah pihak yang dapat begitu saja dipengaruhi oleh tayangan televisi. Penonton dapat menjadi individu aktif yang sangat menentukan dalam proses transfer infomasi dari media televisi kepada audiencenya. Berkaiatan dengan kemampuan dan ruang yang dimilikinya dapatkah penonton menjadi aktor atau pihak yang berdaya dan secara mandiri maupun kolektif
dapat dipercaya keakuratan maupun nilai
televisi yang ditontonnya?. Dalam konteks ini penonton sejatinya
televisi
memiliki
banyak
kelebihan dibanding media massa lainnya, sebenarnya
juga
tidak
harus
”menggantungkan” sumber informasi yang dibutuhkannya hanya pada televisi. Khalayak masyarakat dapat memanfaatkan media massa lain seperti radio, surat kabar, majalah, dan juga internet. Media-media tersebut dapat menjadi penyeimbang dan pembanding atas informasi 64
yang
dapat menjadi pemirsa yang berdaya dan mempunyai power untuk menetukan diri dan
positif muatannya.
masyarakat
dapat mengontrol
diri dan lingkungannya melalui tayangan
yang sesuai dan benar-benar dibutuhkan serta
Meski
adalah
berkurang.
menarik
namun sebenarnya keputusan untuk menonton atau
lainnya
ketergantungan pada televisi juga menjadi
Maksud dari sub judul ini adalah bahwa sebenarnya
Dampak
diperoleh
dari
televisi.
lingkungannya.
Caranya
adalah
dengan
menjadi pemirsa yang selektif dan bijak, memanfaatkan daya yang dimilikinya sehingga mampu
memposisikan
dirinya
sebagai
penonton yang tidak berdaya ‘ditembaki’ oleh pesan-pesan yang disampaikan oleh media televisi. Tentu saja upaya ini memerlukan tindakan kolektif dari segenap masyarakat sehingga upaya untuk meminimalisir dampak negatif
tayangan
televisi
dapat
berjalan
64 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
maksimal karena memerangi dan mencegah
berbagai fasilitas dan dukungan agar mereka
dampak televisi bukanlah agenda individu/
mampu
pribadi, akan tetapi merupakan sebuah upaya
mengambil tindakan untuk mengelola dan
yang terorganisir dan terintegrasi sehingga
mengembangkan lingkungan fisiknya serta
membentuk Masyarakat
suatu
yang
kuat.
kesejahteraan sosialnya.
mengingatkan
dan
Baistow
jaringan
saling
memutuskan,
merencanakan
(1994)
menyampaiakan
bekerjasama untuk memaksimalkan usaha
selama
tersebut. Ikatan yang kuat diantara masyarakat
pemberdayaan telah muncul sebagai contruct
tidak hanya memberikan efek positif dalam
yang secara sosial diharapkan dan sebagai
menghindari
terpaan
sebuah usaha pokok dalam mengorganisir
dapat
dalam berbagai bentuk dari pribadi dan
tayangan memperkuat
atau televisi
mengurangi namun
hubungan,
juga
kepercayaan,
dan
beberapa
dan
perubahan
sosial
yang
terakhir
berfokus
pada
kemampuan
bersama diantara anggota masyarakat itu
seseorang.
sendiri (Torri, 2009).
berpendapat bahwa pemberdayaan diartikan
masyarakat
semakin
lanjut
Pigg
hidup (2002)
sebagai upaya memberikan atau menyediakan
membuat
kekuaasaan buat orang lain. Pemberdayaan
masyarakat menjadi lebih berdaya. Penguatan
juga tidak akan terjadi tanpa adanya tindakan
kapastas masyarakat ini seharusnya tercermin
nyata yang menghasilkan luaran dari proses
dalam semua aspek kegiatan. Hal tersebut
pemberdayaan itu sendiri, adanya perubahan
senada dengan pendapat Chaskin (2001) yang
dari kondisi tidak berdaya menjadi mempunyai
menyatakan
kapasitas
akses dalam pengambilan keputusan dalam
masyarakat baik eksplisit maupun implisit
masyarakat. Sharf, 1997 (dalam Martin et.al.
diekspresikan dalam retorika, misi dan aktifitas
2005)
dari upaya-upaya pengembangan masyarakat
terlaksana sebagaimana umpan balik dari
kontemporer. Senada dengan pendapat Torri
orang lain yang membuat seseorang lebih
dan Chaskin, Giarci (2001) juga memandang
memiliki
community development sebagai suatu hal yang
keputusan dan bertindak yang mungkin mereka
memiliki pusat perhatian dalam membantu
tidak memilikinya dalam hal lain.
bahwa
diperkuat
Lebih
mengontrol
ini
kebersamaan dan mengembangkan tindakan
Ketika ikatan dan kapasitas dalam
untuk
dekade
penguatan
masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk
tumbuh
dan
berkembang
65 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
melalui
menjelaskan
informasi
bahwa
pemberdayaan
untuk
mengambil
Dalam konteks ini, kemampuan dan kesempatan yang dimiliki masyarakat untuk 65
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
menentukan jenis tontonan, waktu, maupun
Keberdayaan
masyarakat
dalam
durasi dalam menonton merupakan sebuah
menonton televisi juga merupakan salah satu
tindakan nyata dalam mensikapi tayangan-
variabel
tayangan televisi yang dikhawatirkan dapat
tidak boleh dikesampingkan. Penonton yang
berdampak negatif bagi audience, sehingga
berdaya akan dapat memanfaatkan pesan/
masyarakat tidak lagi diperdaya oleh televisi,
informasi yang diaksesnya melalui televisi
namun justru sebaliknya mampu menjadi
untuk memajukan diri maupun lingkungannya
penonton yang berdaya karena sebenarnya
yang
setiap anggota masyarakat memiliki daya.
berkontribusi dalam proses pembangunan yang
Permasalahannya adalah apakah masyarakat
sedang dan akan berlangsung. Hal tersebut
mampu
ataupun
senada dengan pendapat Soetomo (2006) yang
memanfaatkan daya yang dimilikinya tersebut
menyatakan bahwa fokus utama dalam proses
semaksimal mungkin. Upaya untuk dapat
pembangunan
meminimalisir ataupun menghindari dampak
masyarakat dan aspek manusia sehingga dapat
buruk
diposisikan sebagai salah satu elemen penting
mengenali
televisi
daya
sejatinya
tergantung pada
masyarakat itu sendiri. Keberdayaan serta
berkelanjutan
adalah
akan
dapat
membangun
aspek
masyarakat
dalam
masyarakat
KESIMPULAN
dalam
1. Televisi memang menjadi media favorit
mengakses media itu sendiri. Tujuan dan
bagi masyarakat. Berbagai tayangan
motivasi sangat berkorelasi dengan kebutuhan
yang selalu hadir di depan pemirsa
masyarakat akan informasi. Menurut Kertopati
menjadikan masyarakat seakan-akan
(1981) Komunikan dalam hal ini penonton
tidak mempunyai kemampuan untuk
televisi
menghindar dari serbuan dan dampak
akan
motivasi
secara
dalam konsep pembangunan masyarakat.
menonton televisi sebenarnya berawal dari tujuan
penting dalam pembangunan yang
cenderung
untuk
“lebih
memperhatikan” informasi yang sesuai dengan
yang diakibatkannya.
kebutuhannya, meskipun kebutuhan masing-
2. Meski televisi memiliki kemampuan
masing orang tidaklah sama. Maksudnya
yang luar biasa dalam mempengaruhi
adalah, masyarakat atau penonton cenderung
pemirsa namun sejatinya penonton
akan menanggapi informasi atau tayangan
sendirilah yang menjadi penentu acara
yang
atau
sesuai dengan kebutuhan pribadi
maupun kebutuhan sosialnya. 66
tayangan
apa
yang
hendak
ditontonnya. 66 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
MENJADI PENONTON TELEVISI YANG BERDAYA
3. Menjadi
penonton
televisi
yang
sesuai dengan kebutuhan dan tidak
berdaya dimulai dengan kemampuan
menerima begitu saja informasi yang
menjadi penonton yang bijak dalam
diterimanya sehingga tidak menjadi
memilih dan memilah tayangan yang
penonton yang diperdaya oleh televisi.
DAFTAR PUSTAKA Baistow, Karen, 1994. Liberation and regulation? Some paradoxes of empowerment. Critical Social Policy December 1994 vol. 14 no. 42 34-46. Bryant, Jennings & Dolf Zillmann, 2008. Media Effect. Advances Theory and Reseach. Lawrence Erlbaum Associates: New Jersey Chaskin, RJ. 2001. Building Community Capacity. A Definitional Framework and Case Studies from a Comprehensive Community Initiative. Journal of Urban affairs Review. Volume 36, No Fulher, James & John Scott, 1999. Sociology. Oxford: Oxford University Press Giarci, G.G. 2001. Caught in Nets: A Critical Examination of the Use of the Concept of “Network” in Community Development Studies. Community Development Journal Vol.36 (1): 63-71, January 2001 , Oxford University Press). Jensen, Roberts and Emily Oster, 2009. The Power of TV: Cable Television and Women's Status in India. Quarterly ournal of Economic, Vol 124, Issue 3 Kertopati, Ton. 1981. Dasar - Dasar Publisistik. Jakarta: Bina Cipta Mardikanto, Totok, 2010. Komunikasi Pembangunan. Acuan Bagi Akademisi, Praktisi, dan Peminat Komunikasi Pembangunan Surakarta: UNS Press Martin, P. Geist, et.al. 2005. Communicating Health: Personal, Cultural, and Political Complecities, California: Wadsworth/Thomson Learning McQuail, Dennis, 1996, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, ed. Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta Nasution, Zulkarimein, 2002, Komunikasi Pembangunan Pengenalan Teori dan Penerapannya, Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Pigg, E. Kenneth. 2002. Three Faces of Empowerment: Expanding the Theory of Empowerment in Community Development, Journal of the Community Development Society, Vol. 33 Soetomo. 2006. Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Torri, Maria-Constanza, (2009). Enhancing learning and innovation among local Communities through networks in poor rural areas: the case study of GMCL, India. International Journal of Rural Studies (IJRS), vol. 16 no. 1 October 2009 67 Acta diurnA │Vol 10 No . 1 │2014
67