[SEMINAR PROBLEMATIKA MATEMATIKA]
January 3, 2015
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWATENTANG MATERI KELILING POLIGON MENGGUNAKAN METODE INQUIRY Miftakhul Huda Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang keliling poligon menggunakan metode inquiry. Rancangan penelitian yang dibuat adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penilitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV. Hasil penelitian ini adalah : 1) pemahaman tentang materi keliling poligon menggunakan metode inquiry yang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: pertama, pemberian motivasi dan mengingatkan kembali materi prasyarat; kedua, diskusi kelompok dan presentasi hasil diskusi, dan; ketiga, membuat kesimpulan dan evaluasi, 2) hasil belajar siswa setelah menggunakan metode inquiry. Kata kunci: Keliling Poligon, Inquiry ABSTRACT This study aimed to improve students understanding on the properties of polygon perimetemer using inquiry method. This study employed a classroom action reserch design (CAR). The subjects of this study were in fourth grade. The resullt of the study showed that: 1) understanding about polygon parameter using inquiry method with three stages, that: first, giving motivation and remembering background knowledge; second, discussing and presenting the result of group discussion, and; third, making conclusion and evaluating, 2) the result of students studying after using inquiry method. Keywords: Polygon Parameter, Inquiry
PENDAHULUAN Istilah “matematika” berasal dari bahasa Yunani ”mathein” atau “mathenein” yang artinya “mempelajari”. Jadi matematika adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari segala hal. Dalam matematika terdapat materi yang tidak bisa dipelajari dengan hanya membaca tulisan. Pembelajaran matematika hendaklah dengan runtut dan terpadu. Penanaman konsep yang baik sejak dini juga diperlukan, karena
matematika bersifat berlanjut. (Andi Hakim Nasution, 1982:12) Matematika berkenaan dengan ideide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Hal yang demikian ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana terjadinya proses belajar matematika. Karena matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol maka konsep-konsep matematika harus dipahami lebih dulu sebelum memanipulasi simbo-simbol itu. Seseorang akan lebih mudah mempelajari
MIFTAKHUL HUDA (2814123113)| TADRIS MATEMATIKA
1
[SEMINAR PROBLEMATIKA MATEMATIKA]
sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang itu. Karena itu untuk mempelajari suatu matematika yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut.( Herman Hudojo, 1990: 4-5) Anak didik memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Misalnya, menghitung isi dan berat, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, dan sebagainya. Selain itu, agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, serta bersikap positif dan berjiwa kreatif. Oleh karena itu, pada dasarnya anak didik sangat memerlukan matematika. Sehingga perlu adanya pengajaran yang dapat menarik anak didik dalam mempelajari matematika. Poligon yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah segitiga, segi empat dan segi lima. Contoh segi empat sebagai bentuk jendela, segitiga sebagai bentuk keu wajik, dan sebagainya. Sehingga untuk mempermudah materi keliling poligon, maka menggunakan segitiga dan segi empat sebagai contoh. TEORI DASAR 1. Pengertian Metode Inquiry Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses befikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
January 3, 2015
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inquiry: (1) Strategi inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. (2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percya diri. (3) Tujuan penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berfikir secar sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. (Hamruni.2005: 88-89) Tujuan pengajaran inquiry pada prinsipnya adalah untuk membantu siswa bagaimana merumuskan pertanyaan, mencari jawaban atau pemecahan untuk memuaskan keingintahuannya dan membantu teori dan gagasannya tentang dunia. Kegiatan bertanya sangat berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang banya dianjurkan, karena strategi ini memiliki banya keunggulan, antara lain: (a) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna. (b) Memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya. (c) Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku lewat pengalaman. (d) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas ratarata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Disamping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran inquiry juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya: (a) Sulit mengontrol kegiatan
MIFTAKHUL HUDA (2814123113)| TADRIS MATEMATIKA
2
[SEMINAR PROBLEMATIKA MATEMATIKA]
dan keberhasilan siswa. (b) Tidak mudah mendesainya, karena terbentur pada kebiasaan siswa. (c) Terkadang dalam implementasinya memrlukan waktu yang panjang, sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. (Hamruni.2005: 100-101) 2. Pengertian Keliling Keliling adalah jarak yang mengelilingi sebuah objek, dan bisa dicari dengan menjumlahkan panjang semua sisinya. (Janice Van Cleave, 2005: 47). Keliling merupakan panjang garis yang membatasi suatu bidang datar. Bidang datar adalah suatu bidang yang hanya memiliki satu permukaan atau panjang dan lebar saja. Poligon adalah gambar tertutup sederhana yang terbenruk oleh garis-garis lurus. Sisi-sisi poligon bertemu sehingga membentuk sudut. Titik pertemuan antara dua sisi disebut titik sudut. Poligon diberi nama sesuai dengan jumlah sisinya. Beberapa jenis poligon tersebut adalah segitiga, segi empat, sentagonal /segi lima, heksagonal/segi enam, heptagonal/segi tujuh, oktagonal/segi delapan, nonagonal/segi sembilan, dekagonal/segi sepuluh, dll. (Janice Van Cleave, 2005: 190) Keliling poligon merupakan jarak yang mengelilingi poligon, dan bisa dicari dengan menjumlahkan panjang semua sisinya. PEMBAHASAN 1. Cara Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Mengenai Materi Keliling Poligon Sebelum materi disampaikan, guru memulai pelajaran dengan memberi salam, mengisi daftar hadir dan memotivasi siswa dengan menceritakan biografi orang-orang yang telah mencapai kesuksesannya. Selanjutnya, guru mengingatkan kembali siswa tentang materi poligon dengan menjelaskan definisi poligon. Kemudian guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok di mana setiap
January 3, 2015
kelompok beranggotakan 4 siswa secara heterogen. Setiap kelompok diminta untuk menuliskan poligon yang ada di sekitar mereka, kemudian mengamati ciri-cirinya. Misalnya papan tulis berbentuk segi empat dengan ciri-ciri mempunyai 4 sisi-sisi, sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang, semua sudutnya siku-siku, dan sebagainya. Ketika siswa berdiskusi, guru berkeliling dan memberikan pertanyaanpertanyaan pada setiap kelompok sehingga menstimuli pemikiran siswa. Misalnya berapa banyak sisi poligon segitiga, mengapa dinamakan segitiga, dan sebagainya. Sehingga siswa dapat mengidentifikasi poligon-poligon yang mereka diskusikan dan mengembangkannya. Setelah siswa selesai berdiskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian. Siswa yang belum mengerti bertanya dan ketika kelompok yang mempresentasikan belum bisa, maka dibantu oleh guru. Selanjutnya, perwakilan setiap kelompok ke depan kelas. Kemudian guru meminta siswa sebagai perwakilan tersebut mengelilingi kelas dan menghitung berapa langkah yang mereka perlukan untuk mengelilingi kelas. Setiap siswa yang mengelilingi kelas mempunyai jawaban yang berbeda-beda dalam jumlah langkah yang mereka perlukan. Ada yang 48 langkah, ada yang 50 langkah, dan sebagainya. Dari kegiatan tersebut, siswa dapat menyimpulkan bahwa keliling adalah jumlah semua panjang sisi yang membatasi sebuah bidang datar. Setelah itu, setiap kelompok diminta mengukur keliling benda-benda yang ada di sekitar mereka. Contohnya meja, mereka mengukur meja dengan menggunakan penggaris sehingga diperoleh misalnya 110cm. Kemudian setiap kelompok merumuskan hal-hal yang mereka ketahui dari kegiatan tersebut dan membuat rumus
MIFTAKHUL HUDA (2814123113)| TADRIS MATEMATIKA
3
[SEMINAR PROBLEMATIKA MATEMATIKA]
untuk memperoleh keliling. Misalnya dari mengukur meja tersebut, siswa dapat menentukan panjang dan lebar. Sehingga diperoleh keliling sama dengan panjang ditambah lebar ditambah panjang ditambah lebar. Apabila siswa belum mengetahui panjang dan lebar maka siswa menggunakan sisi. Jadi keliling adalah jumlah semua sisi yang membatasi sebuah bangun datar. Selesai berdiskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian seperti biasa terdapat sesi tanya jawab. Setelah semua mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru dan siswa menyimpulkan bahwa untuk mencari keliling harus mengetahui panjang sisi–sisi yang membatasi suatu poligon. Selanjutnya guru memberikan soal latihan untuk siswa, dan siswa mengerjakan sesuai pengetahuannya dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan Metode Inquiry Peneliti menganalisis hasil dua penelitian dari sekripsi yang menggunakan metode sama yaiti metode inquiri. Berikut adalah hasil penelitian dari sekripsi mahasiswa: 1. Skripsi Choirul Irmawati tahun 2013 IAIN Tulungagung yang berjudul “Pengaruh Metode Kolaborasi Inquiry Terbimbing dan Problem Solving terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTs N Bandung Tulungagung Tahun Ajaran 2012/2013”. Berdasarkan penyajian data dan analisis data, hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara thitung = ttabel. thitung yang diperoleh dari perhitungan yaitu thitung = 3,313, sedangkan ttabel taraf signifikasi 5% adalah 2,000. Dengan demikian hipotesis (Ha) pada penelitian ini diterima dan Ho
January 3, 2015
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan metode kolaborasi inquiry terbimbing dan problem solving terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs N Bandung tahun ajaran 2012/2013. Adapun besarnya pengaruh metode kolaborasi inquiry terbimbing dan problem solving terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII MTs N Bandung tahun ajaran 2012/2013 adalah 11,20316% dengan kriteria rendah. 2. Skipsi Dita Luky Amalia tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran Guide Inquiry terhadap Motifasi dan Prestasi Belajar Matematika Kelas VIII MTs PSM Tanen Rejotangen Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh metode Guide Inquiri terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII MTs PSM Tanen Rejotangen Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013 sebesar 43,08%. Hal tersebut dapat dilihat pada perbedaan nilai signifikasi antara thitung dan ttabel dari hasil postest siswa. Thitung yang diperoleh dari perhitungan yaitu thitung = 4,296, sedangkan ttabel pada taraf signifikasi 5% adalah 1,671. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Beberapa penelitian yang sudah peneliti sebutkan diatas menjelaskan tentang pengaruh metode inquiri terhadap prestasi, motivasi dan hasil belajar matematka siswa. Sehingga, beberapa penelitian diatas berfugsi sebagai bahan pustaka dalam penelitan ini, selain itu juuga sebagai petunjuk bahwa banyak penelitian yang serupa dengan penelitian ini, akan tetapi tidak sama. Perbedaan itu terletak pada implementasinya didalam kelas, yaitu: sebelum materi disampaikan
MIFTAKHUL HUDA (2814123113)| TADRIS MATEMATIKA
4
[SEMINAR PROBLEMATIKA MATEMATIKA]
guru memotivasi siswa dengan menceritakan biografi orang-orang yang telah mencapai kesuksesannya, selanjutnya guru mengingatkan kembali sedikit tentang materi poligon. PENUTUP 1. Kesimpulan Cara meningkatkan pemahaman konsep matematika mengenai materi keliling poligon yaitu pertama guru memberikan motivasi kepada siswa, kedua guru menjelaskan definisi poligon, ketiga siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kemudian setiap kelompok mencari poligon-poligon yang ada di sekitar mereka dan mengidentifikasi ciri-ciri poligon tersebut lalu hasilnya dipresentasikan. Keempat, siswa dari perwakilan kelompok ke depan kelas untuk melakukan penelitian cara mengukur keliling suatu poligon dengan mengelilingi kelas. Selanjutnya setiap kelompok mendiskusikan cara atau rumus untuk mencari keliling poligon. Kemudian memepresentasikan. Langkah terakhir guru dan siswa menyimpulkan hasil dari diskusi yang telah dilakukan. Perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan metode inquiry dapat dibuktikan oleh adanya penelitian-penelitian terdahulu. Terdapat pengaruh metode inquiry terhadap hasil belajar siswa meskipun pada krtiteria rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode inquiry dapat meningkatkan pemahaman siswa.
January 3, 2015
REFERENSI [1] Cleave, Janice Van. 2005. Matematika Untuk Anak. Bandung: Pakar Raya. [2] Fitri, Agus Zaenul. 2013. Manajemen Kurikulum Pendidikan Islam. Bandung: Alfabeta. [3] Hamruni. 2005. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. [4] Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP Malang. [5] Pratama, Gusti Raka. 2011. http://kumpulanmatematika.blogspot .com/2011/04/ciri-cirisegiempat.html diakses tanggal 04 Desember 2014, 10:30. [6] Mufarokah, Anissatul. 2013. Strategi & Model-model Pembelajaran. Tulungagung: STAIN Tulungagung Press. [7] Nasution, Andi Hakim. 1982. Landasan Matematika. Jakarta: Bhratara Karya Aksara. [8] Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. [9] Setyono, Arisandi. 2007. Mathemagich Cara Jenius Belajar Matematika I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. [10] Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2. Saran Karya ilmiah yang saya sajikan ini tentunya jauh dari kesempurnaan yang tak luput dari salah dan lupa, maka dari itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami sangat memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Semoga apa yang telah saya sampaikan bermanfaat bagi pembaca dan bagi saya selaku penyusun.
MIFTAKHUL HUDA (2814123113)| TADRIS MATEMATIKA
5